• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARI SARAMA BABIAT TINJAUAN TERHADAP BENTUK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TARI SARAMA BABIAT TINJAUAN TERHADAP BENTUK."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

TARI SARAMA BABIAT TINJAUAN TERHADAP BENTUK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

CHIKA KARTIKA PUTRI

NIM. 209342032

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga pada tingkat akhir dan menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Tari Sarama Babiat Tinjauan

Terhadap Bentuk”.

Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan yang telah ditetapkan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Seni Tari. Penulis sadar akan ketidaksempurnaan Skripsi ini, baik dari segi penulisan, tata bahasa dan penyampaian ide penulis. Selama penyelesaian Skripsi ini, penulis juga mengalami berbagai kendala, namun berkat doa dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Dra. Tuty Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Nurwani, S.S.T, M.Hum, selaku Ketua Program Studi sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.

5. Dra. RHD. Nugrahaningsih, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I. 6. Martozet, S.Sn. M.A, selaku Dosen Pembimbing II.

(7)

8. Teristimewa kepada ayahanda Alm. Syahfaruddin dan ibunda Sri Puspita yang tiada henti memberikan doa, dukungan dan kasih sayang kepada kakak. Tidak lupa terima kasih kepada papa Heri Suryono yang sudah banyak membantu kakak. Ini semua untuk kalian tercinta.

9. Untuk adikku tercinta Dimas .K. Putera, Amd terima kasih sudah banyak membantu dan memberikan semangat untuk kakak menyelesaikan Skripsi ini. Dan menjadi seseorang orang selalu ada disamping kakak.

10. Terima kasih untuk Aqsa Mulya dan Bapak Ridwan Aman Nasution (narasumber) yang telah banyak membantu dalam Skripsi ini.

11. Untuk yang tersayang teman-teman seperjuangan Shelvi Heryanti S.Pd, Nur Utari S.Pd, Maghfira Murni Bintang S.Pd, Raja Vita Andriani Simargolang S.Pd, teman-teman Tuwind Rycis dan teman-teman seni tari 09, tidak akan terlupakan kebersamaan yang telah kita lalui bersama dengan kalian teman-teman. Sahabat yang tersayang Rindany Cicilia S.E yang tak pernah lelah memberikan doa dan semangat untuk menyelesaikan Skripsi ini.

Medan, September 2014

(8)

ABSTRAK

Chika Kartika Putri, NIM 209342032, Tari Sarama Babiat Tinjauan Terhadap Bentuk.

Tujuan penelitian ini adalah membahas tentang asal-usul, isiceritadanbentuk yang terdapat pada tari Sarama Babiat.

Untuk membahas penelitian ini menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik seperti teori bentuk, teori tari, teorikoreografi, pengertian tari

Sarama Babiat, pengertian asal-usul dan pengertian akustik. Waktu penelitian

dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Februari 2014. Lokasi penelitian ini dilakukan di Grup Kesenian Tapsel Madina Gunung Kulabu Pakantan-Medan.

Metode yang digunakan untuk membahas bentuk tari Sarama Babiat menggunakan metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini sekaligus sebagai sampel yaitu narasumber, penari-penari, tokoh budaya masyarakat dan seniman yang mengetahui tentang bentuk dari tari SaramaBabiat . Teknik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diuraikan bahwa bentuk tari

SaramaBabiat terdiri dari 3 adegan yang harustergambarkan yaitu marsantabi,

manulak bala, dan

manombak.GerakanpadatariSaramaBabiatmerupakangerakanspontanitasatauimpr

ovisasi, tetapidiikatoleh 3

(9)
(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR FOTO ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEKTUAL … 9

A. Landasan Teoritis ... 9

1. Pengertian Sarama Babiat ... 10

2. Teori Tari ... 10

3. Teori Bentuk... 11

4. Teori Koreografi ... 13

(11)

6. Pengertian Akustik ... 14

B. Kerangka Konsektual ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... . 17

A. Metodologi Penelitian ... 17

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

1. Lokasi Penelitian ... 18

2. Waktu Penelitian ... 18

C. Populasi dan Sampel... 19

1. Populasi ... 19

2. Sampel ... 19

D. Tehknik Pengumpulan Data ... 19

1. Studi Kepustakaan ... 19

2. Wawancara ... 22

3. Observasi ... 22

4. Dokumentasi ... 22

E. Tehknik Analisis Data ... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 25

1. Letak Geografis ... 25

2. Suku Mandailing di Kecamatan Percut Sei Tuan ... 27

(12)

1. Asal Usul ... 31

2. Isi Cerita ... 33

C. Bentuk Tari Sarama Babiat ... 34

1. Ragam Gerak ... 34

2. Ragam Gerak Tari Sarama Babiat Berdasarkan Sifat ... 42

3. TariSaramaBabiatBerdasarkan Gaya dan Model………. ... 43

4. Tari Sarama Babiat Berdasarkan Latar Belakang ... 44

5. Tari Sarama Babiat Berdasarkan Tema... 45

6. Tari Sarama Babiat Berdasarkan Akustik ... 45

D. Properti ... 48

E. Tempat Pementasan ... 49

BAB V PENUTUP ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis Pada Masyarakat Kecamatan

Percut Sei Tuan ... 27

Tabel 4.2 Denskrip Gerak Tari Sarama Babiat ... 35

Tabel 4.3 Pola Lantai Dan Busana Tari Sarama Babiat ... 38

Tabel 4.4 Tari Sarama Babiat Berdasarkan Sifat ... 42

Tabel 4.5 TariSaramaBabiatBerdasarkan Gaya dan Model……….. .. 43

Tabel 4.6 Tari Sarama Babiat Berdasarkan Latar Belakang ... 44

Tabel 4.7 Tari Sarama Babiat Berdasarkan Tema ... 45

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Kecamatan Percut Sei Tuan ... 25

Gambar 4.2 Tempat Kemenyan Atau Tempat Pendupaan ... 48

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti untuk ritual, pendidikan, hiburan, komunikasi dan apresiasi (Endo Suanda, 2012:2). Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat. Kesenian juga menjadi sarana komunikasi baik dengan warga masyarakat maupun alam semesta dan sering hadir dalam berbagai aktifitas masyarakat.

Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Suku Batak Mandailing adalah salah satu suku yang terdapat di provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak tersebut. Edi Nasution (2012:1), mengatakan sebagian pihak mengatakan bahwa Mandailing merupakan bagian dari Suku Batak, namun pihak lainnya berpendapat bahwa Mandailing merupakan kelompok masyarakat yang berbeda. Hal ini terlihat dari perbedaan sistem sosial, asal usul, dan kepercayaan.

Sama halnya seperti suku-suku lain yang terdapat di Indonesia, suku Mandailing juga mempunyai berbagai macam kesenian dan upacara adat. Kesenian dan upacara yang beragam ini merupakan warisan dari leluhur masyarakat Mandailing yang diwariskan secara turun-temurun ke generasi

(16)

2

berikutnya dan pada umumnya masih dilaksanakan sampai sekarang, salah satu bentuk kesenian tersebut adalah tari.

Pada masyarakat Mandailing tarian menjadi unsur penting yang hadir dalam aktivitas keseharian. Berbagai kegiatan kemasyarakatan baik dalam acara-acara adat maupun acara-acara-acara-acara tertentu, tari hadir dalam acara-acara tersebut. Dengan demikian, tari adalah bagian dari perilaku masyarakat Mandailing yang selalu terimplementasi dalam kehidupan keseharian. Tari sebagai bagian dari kesenian tentunya harus dilestarikan, karena tari menyimpan dokumen mengenai gambaran hidup masyarakat.

Masyarakat atau kelompok etnis Mandailing memiliki berbagai jenis tari tradisional. Menurut hasil wawancara dengan bapak Ridwan Aman Nasution sebagai narasumber (23 Maret 2013) tari tradisional pada masyarakat Mandailing digelar pada berbagai upacara adat dan ritual seperti Haroan Boru dan Mebat (ucapara adat perkawinan), Mambulungi (upacara adat kematian), Sorang (kelahiran anak), Mangido Udan (meminta hujan turun), dan lain-lain. Menurut Magdalena (2013:2) “Tor-tor adalah suatu media utama bagi masyarakat Tapanuli

Selatan dalam pelaksanaan upacara adat. Tor-tor pada masyarakat Tapanuli Selatan, gerakannya terikat oleh aturan-aturan agama dan adat”.

Begitu banyak tari tradisional yang tumbuh pada masyarakat Mandailing, salah satunya yaitu tari Sarama Babiat. Pengertian dari kata Sarama adalah sebuah tarian. Pengertian dari kata Babiat adalah harimau. Menurut narasumber, Bapak Ridwan Aman Nasution dari hasil wawancara (23 Maret 2013) tari Sarama

(17)

3

dibunuh, meskipun menurut kepercayaan masyarakat Mandailing harimau adalah bintang yang sangat disucikan.

Tari ini berawal dari kisah masyarakat Mandailing pada zaman dahulu. Adanya seekor harimau yang mengganggu atau memakan ternak warga. Sehingga para warga merasa terganggu oleh ulah harimau. Maka warga berusaha menjebak harimau dengan memberikan umpan ternak mereka dan membunuh sang harimau. Karena pada masyarakat Mandailing sendiri harimau adalah bintang yang disucikan, maka diadakanlah pesta adat untuk menghormati kematian sang harimau. Pada masyarakat Mandailing sibaso adalah orang yang bisa melakukan komunikasi dengan hal-hal gaib dan dapat menghilangkan bala (mala petaka).

Dalam bentuk tari Sarama Babiat, gerak dari tari Sarama Babiat sendiri merupakan gerak bebas yang tidak terpola. Hanya tampak sibaso yang menari mengelilingi harimau dan lelaki atau warga yang ternaknya dimakan harimau akan menari seperti menombak sang harimau. Dalam bentuk penyajian tari

Sarama Babiat tidak menggunakan pola lantai. Iringan yang digunakan untuk tari

Sarama Babiat menggunakan Gordang Sambilan. Laki-laki atau warga yang

ternaknya dimakan oleh harimau menari menggunakan busana sehari-hari, tetapi

sibaso menggunakan busana baju jubah panjang bercorak warna hitam, merah dan

putih dengan menggunakan ikat kepala bercorak serupa. Biasanya busana untuk

sibaso adalah busana yang dipakai oleh sibaso untuk masyarakat Mandailing pada

(18)

4

kemenyan atau pendupaan. Tempat pementasan tari Sarama Babiat diselenggarakan di halaman atau didepan Sopo Godang.

Beranjak dari uraian diatas, membuat penulis tertarik untuk mengangkat topik tersebut dan meneliti lebih lanjut untuk menjadi sebuah penelitian dengan judul penelitian “Tari Sarama Babiat Tinjauan Terhadap Bentuk”.

B.Identifikasi Masalah

Dalam setiap penelitian sangat perlu diadakan identifikasi masalah. Hal ini dilaksanakan, agar penelitian menjadi lebih terarah dan setiap masalah yang muncul tidak menjadi terlalu luas. Menurut Sugiono (2008:85) “Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka penulis perlu melakukan penelitian studi terlebih dahulu ke objek yang akan diteliti, melakukan observasi dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasi”. Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, ada

banyak hal yang dapat diungkapkan dalam tari Sarama Babiat. Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah merangkum sejumlah pertanyaan yang muncul, dan mengidentifikasikannya sebagai masalah yang perlu dicari jawabannya. Adanya identifikasi masalah akan lebih mudah mengenal permasalahan yang diteliti sehingga penulis akan mencapai sasaran. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

(19)

5

4. Bagaimana bentuk Tari Sarama Babiat?

C.Pembatasan Masalah

Oleh adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga dan teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasi akan diteliti. Batasan masalah merupakan batas-batas masalah penelitian yang akan diteliti, upaya untuk mengidentifikasi masalah. Dengan demikian dari identifikasi permasalahan yang ada maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana asal-usul Tari Sarama Babiat? 2. Bagaimana isi cerita Tari Sarama Babiat? 3. Bagaimana bentuk Tari Sarama Babiat?

D.Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, identifikasi masalah serta pembahasan masalah maka penulis di tuntut untuk kearah perumusan masalah. Dalam perumusan masalah kita akan mampu untuk memperkecil batasan-batasan yang telah dibuat dan berfungsi untuk mempertajam arah penelitian. Perumusan masalah yang baik juga di tuturkan oleh Bahdin (2005:26) adalah :

(20)

6

b. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberi persepsi yang sama terhadap masalah tersebut.

c. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban masalah yang diberikan harus memberi kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah dikehidupan manusia.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana bentuk Tari Sarama Babiat

E.Tujuan Penelitian

Setiap penelitian selalu berorientasi pada tujuan. Tanpa tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak terfokus, karena tidak tahu apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Tujuan penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penulis harus benar-benar mengacu pada rumusan masalah penelitian.

Hendra Mahayana dalam Nugrahaningsih (2012:165) menyatakan bahwa “tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan”. Sesuai pendapat tersebut maka,

(21)

7

1. Mendeskripsikan asal-usul Tari Sarama Babiat. 2. Mendeskripsikan isi cerita Tari Sarama Babiat. 3. Mendeskripsikan bentuk Tari Sarama Babiat.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan dapat mengisi kebutuhan segala komponen masyarakat baik instansi terkait, lembaga-lembaga kesenian maupun praktisi kesenian. Sebuah penelitian diharapkan dapat menanamkan kesadaran, dan membangkitkan keinginan pada generasi muda. Pada penelitian ini, penulis mencakup kegunaan pengembangan ilmu dan manfaat, yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai tari Sarama Babiat yang sebelumnya tidak pernah penulis ketahui.

2. Sebagai media tertulis bagi masyarakat Mandailing.

3. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat Mandailing.

4. Sebagai bentuk pelestarian kebudayaan khususnya seni tari yang tidak dikenal oleh masyarakat umum.

5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang hendak meneliti kesenian ini lebih jauh.

(22)

8

(23)

50

BAB V

PENUTUP

Dari hasil penelitian ini dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari semua yang telah diteliti dilapangan dan berdasarkan dengan uraian yang sudah dijelaskan mulai dari latar belakang sampai pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan keseluruhan dari hasil penelitian terhadap tari

Sarama Babiat tinjauan terhadap bentuk sebagai berikut :

1. Tari Sarama Babiat merupakan tari yang menggambarkan kekeksalan warga yang ternaknya dimakan oleh harimau.

2. Gerakan pada tari Sarama Babiat merupakan gerakan yang tidak terpola. Tetapi diikat oleh 3 adegan yang harus tergambarkan dalam tari Sarama Babiat yaitu marsantabi, manulak bala dan manombak.

3. Tari Sarama Babiat memiliki sifat sopan pada adegan marsantabi. Bersifat sakral pada adegan manulak bala dan bersifat marah dalam adegan manombak.

4. Adegan marsantabi mempunyai latar belakang memberi hormat kepada leluhur. Adegan manulak bala mempunyai latar belakang membuang bala atau kesialan. Sedangakan adegan manombak mempunyai latar belakang rasa marah.

(24)

51

5. Tari Sarama Babiat mempunyai tema kemarahan. Namun dalam perwujudannya rasa marah tersebut masih memunculkan rasa hormat dengan memohon izin kepada leluhur.

6. Tari Sarama Babiat mempunyai alat musik pengiring gordang sambilan, sarune, mong-mongan dan tali sasayat.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yaitu :

1. Kepada pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan agar selalu memberikan perhatian terhadap kesenian.

2. Kepada Instansi dan orang yang ahli dalam bidang kebudayaan, khususnya di Kabupaten Tapanuli Selatan agar lebih memperhatikan dan memberi pengarahan, pengalaman, dan pelatihan kepada masyarakat untuk tetap melestarikan budaya.

3. Kepada para seniman, khususnya seniman Tapanuli Selatan disarankan agar dapat terus berkarya dan menjaga kesenian tradisi Tapanuli Selatan. 4. Pada generasi muda, khususnya mda-mudi Tapanuli Selatan disarankan

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis Pada Masyarakat Kecamatan
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Percut Sei Tuan ................................................

Referensi

Dokumen terkait

Bobot prioritas tersebut kemudian diolah dengan menggunakan metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ). Keluaran sistem ini berupa total nilai kualitas

Jika diperhatikan cerita legenda yang dipercaya oleh masyarakat Kutai tersebut yang disampaikan melalui Erau Balik Delapan, hal itu mempunyai benang merah

Dengan demikian, karena yang menjadi objek dalam hermeneutika adalah pemahaman, yaitu pemahaman makna pesan yang terkandung dalam teks, maka ada tiga unsur yang tidak

Seperti yang ditunjukkan oleh contoh-contoh diatas, kaum mayoritas umumnya merupakan kultur, sedangkan berbagai minoritas umumnya merupakan subkultur, tetapi tidak selalu

Hasil penelitian yang menunjukkan variabel tangible, assurance, dan empathy berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah merupakan bukti bahwa ketiga variabel

Pada transformasi tata ruang dalam perancangan Museum Budaya ini memakai karakteristik rumah betang yang merupakan rumah adat suku Dayak. Bentuk ruang yang dihasilkan mengikuti

Penelitian ini dilakukan pada tatanan lingkungan yang tidak terencana (kampung kota) untuk mengetahui efektivitas fungsi bukaan pada keongan atap sehingga

Jaringan air bersih yang digunakan pada padepokan ini berasal dari sumur dan PDAM dengan menggunakan sistem downfeed, dengan memompa air menuju bak penampungan di atap