PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA
KELAS VA SDN NO. 101731 KAMPUNG LALANG
T E S I S
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh:
DEWI ANZELINA
NIM. 8126182007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA
KELAS VA SDN NO. 101731 KAMPUNG LALANG
T E S I S
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh:
DEWI ANZELINA
NIM. 8126182007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Dewi Anzelina, NIM.
8126182007
, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VA SDN No. 101731 Kampung LalangPermasalahan penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas VA SD Negeri 101731 Kampung Lalang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran IPA kelas VA SD Negeri No. 101731 Kampung Lalang.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan tindakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Subjek penelitian adalah siswa kelas VA SD Negeri 101731 Kampung Lalang Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 36 orang siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan meliputi kegiatan refleksi awal dan melakukan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan sebanyak 2 siklus dan pada setiap akhir siklus dilakukan observasi dan tes untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.
ABSTRACT
Dewi Anzelina, NIM. 8126182007, Application of Cooperative Learning Model with Type Make A Match to Improve Motivation and Learning Result on motivation and students’ learning result by using cooperative learning result with type make a match on Science Knowledge for students in fifth grade – A SDN 101731 KampungLalang.
This research is classroom action research which uses cooperative learning model with type make a match. The subject of this research is 36 students in the fifth grade – A SDN 101731 academic year 2013/2014. The activities on the classroom action research are doing early reflection and observation to identify the happening problems in the class, action, observation, and reflection. The classroom action was done with two cycles and on the end of every cycle has observation and test to know the improvement of motivation and students’ learning result.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senatiasa penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
atas rahmat dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini
dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR IPA SISWA KELAS VA SDN NO. 101731 KAMPUNG LALANG DELI SERDANG.” Tesis ini merupakan sebahagian dari persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Prodi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Tesis ini dalam proses penulisan banyak menemui hambatan dan rintangan
namun dengan segala upaya maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya Tesis ini dapat selesai tepat waktu. Atas bantuan yang
diberikan, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. H.
Abdul Muin Sibuea, M.Pd.
3. Ketua Program Pendidikan Dasar Bapak Dr. Deni Setiawan, M.Si.
4. Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd.
5. Pembimbing Tesis yaitu Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si dan Ibu Dr. Anita Yus,
M.Pd yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Tesis ini.
6. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, dan Ibu Dr. Retno
Dwi Suyanti, M.Si selaku nara sumber yang telah memberikan masukan dalam
7. Ibu Tiomas Dalimunthe, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri No. 101731
Kampung Lalang yang telah memberikan izin dan arahan dalam pelaksanaan
penelitian ini.
8. Ibu Surtina Siringoringo, S.Pd selaku guru kelas VA SD Negeri No. 101731
Kampung Lalang yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian
ini.
9. Kedua orang tuaku, keluargaku, dan B.S Nainggolan yang senantiasa
memberikan perhatian, bimbingan dan mendoakan untuk keberhasilan penulis
dalam menempuh pendidikan ini.
10. Teman-teman Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan yang sangat membantu dalam memberikan motivasi
bagi penulis sehingga dapat menyelesaikanstudi dan penulisan Tesis ini.
Semoga Tuhan memberkati kita semua, Amin
Medan, Agustus 2014 Penulis
DAFTAR ISI
2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran ... 18
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif ... 19
2.1.6 Pentingnya Model Pembelajaran Kooperatif ... 21
2.1.7 Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ... 23
2.1.8 Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif ... 23
2.1.9 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match ... 24
2.1.10 Pembelajaran Kooperatif Dalam Pembelajaran IPA ... 27
2.2 Kerangka Berpikir ... 29
BAB III : METODE PENELITIAN ... 33
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
3.2 Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ... 33
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 33
3.4 Variabel Penelitian ... 34
3.5 Desai dan Prosedur Penelitian ... 34
3.6 Alat Pengumpulan Data ... 40
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 55
4.2.3 Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus I ... 60
4.2.4 Hasil Analisis dan Refleksi Siklus II ... 66
4.3 Deskripsi Hasil Siklus II ... 70
4.3.1 Perencanaan Siklus II ... 70
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 71
4.3.3 Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus II ... 76
4.3.4 Hasil Analisis dan Refleksi Siklus II ... 82
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok
Belajar Konvensional ... 20
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 22
2.3 Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match ... 25
3.1 Langkah – Langkah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match ` ... 38
3.2 Kisi – Kisi Penyusunan Tes... 41
3.3 Kisi – Kisi Angket Penyusunan Tes ... 42
4.1 Distribusi Data Motivasi Belajar Siswa Pada Pratindakan ... 48
4.2 Data Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Pada Pratindakan ... 48
4.3 Persentase Motivasi Belajar Siswa ... 49
4.4 Distribusi Data Hasil Belajar Siswa Pada Pelaksanaan Pre Tes ... 50
4.4 Data Persentase Frekuensi Hasil Belajar Pada Pre tes ... 50
4.6 Hasil Ketuntasan Belajar Individu Siswa Pada Pratindakan ... 51
4.7 Hasil Ketuntasan Belajar Klasikal Siswa Pada Pratindakan ... 51
4.8 Distribusi Data Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I ... 60
4.9 Data Persentase Frekuensi Motivasi Belajar Pada Siklus I ... 60
4.10 Persentase Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I ... 61
4.11 Distribusi Data Hasil Belajar Siswa Pada Pelaksanaan Tes Siklus I ... 62
4.13 Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... ` 63
\ 4.14 Hasil Ketuntasan Belajar Individu Siswa Pada Siklus I ... 63
4.15 Hasil Ketuntasan Belajar Klasifikal siswa Pada Siklus I ... 64
4.16 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Pada Siklus I ... 65
4.17 Distribusi Data Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II ... 76
4.18 Data Persentase Frekuensi Motivasi Belajar Pada Siklus II ... 76
4.19 Persentase Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II ... 77
4.20 Distribusi Hasil Belajar Siswa Pada Pelaksanaan Tes Siklus II ... 78
4.21 Data Persentase Frekuensi Belajar Pada Siklus II ... 78
4.22 Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 79
4.23 Hasil Ketuntasan Belajar Individu Pada Siklus II... 79
4.24 Hasil Ketuntasan Belajar Klasikal Siswa Pada Siklus II ... 80
4.25 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Pada Siklus II ... 81
4.26 Persentase Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ... 84
4.27 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individu ... 86
4.28 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal ... 87
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Aktivitas Penyampaian Materi di Kelas ... 56
4.2 Aktivitas Membentuk Kelompok Siswa ... 56
4.3 Aktivitas Menyerahkan dan Membagi Kartu pada Kelompok ... 57
4.4 Aktivitas Siswa Memperlihatkan Kartu ... 57
4.5 Aktivitas Memperlihatkan Kartu ... 58
4.6 Aktivitas Mencocokkan Kartu ... 58
4.7 Aktivitas Menunjukkan Pasangan Kartu ... 59
4.8 Kelompok Siswa sebagai Team Penilai ... 59
4.9 Diagram batang persentase Motivasi belajar siswa padasiklus I .. 61
4.10 Diagram batang ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I .. 64
4.11 Penjelasan Materi pembelajaran menggunakan media ... 72
4.12 Aktivitas membentuk kelompok siswa ... 73
4.13 Aktivitas Menyerahkan dan membagi kartu pada kelompok ... 73
4.14 Aktivitas Menyerahkan dan membagi kartu pada kelompok ... 74
4.15 Aktivitas Siswa melakukan mencocokkan kartu ... 74
4.16 Aktivitas Siswa menunjukkan pasangan kartu ... 75
4.17 Kelompok Siwa sebagai Team penilai ... 75
4.18 Diagram batang persentase motivasi belajar siswa pada siklus II 77 4.19 Diagram batang ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus II . 80 4.20 Diagram batang peningkatan motivasi belajar siswa ... 85
4.21 Diagram batang peningkatan ketuntasan belajar individu siwa ... 86
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 98
2. Ringkasan Materi Pesawat Sederhana Tuas... 104
3. Lembar Uji Kompetensi Siswa ... 106
4. Kunci Jawaban ... 109
5. Lembar Observasi Siswa Pada Pelajaran IPA Siklus I ... 110
6. Lembar Observasi Guru ... 111
7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 112
8 Ringkasan Materi Pesawat Sederhana Katrol ... 117
9 Lembar Uji Kompetensi Siswa ... 120
10 Lembar Kunci Jawaban ... 123
11 Lembara Observasi Siswa Pada Pelajaran IPA Siklus II ... 124
12 Lembar Observasi Guru ... 125
13 Angket Motivasi Belajar ... 126
14 Kartu Soal, Kartu Jawaban, Kartu Pengecoh Siklus I ... 132
15 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 150
16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 151
17 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pratindakan ... 152
18 Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Siklus I ... 153
19 Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada SIklus II ... 154
20 Tes Kemampuan Awal ... 155
21 Hasil Post Test Siklus I ... 156
23 Perhitungan Harga Rata – Rata (M), Standar Devisi (SD), dan Distribusi Frekuensi Data Motivasi dan Hasil Belajar ... 158
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan
mengetahui berbagai informasi, menyukai satu situasi dan atau dapat melakukan
sesuatu dengan terampil. Beberapa ahli sepakat bahwa belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya motivasi. Di dalam kegiatan pembelajaran “motivasi
merupakan daya penggerak yang ada didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan pembelajaran yang menjamin kelangsungan dari kegiatan pembelajaran”
(Sardiman, 2006:75). “Motivasi tidak hanya menjadi faktor penyebab siswa
belajar, tetapi juga memperlancar belajar dan hasil belajar siswa” (Ani, 2006:157).
“Seorang anak yang sudah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha untuk mempelajarinya dengan tekun dan baik dengan harapan
memperoleh hasil yang baik juga” (Uno, 2007:27). Dengan kata lain bahwa
motivasi merupakan faktor pendorong dari dalam diri siswa yang berperan
penting untuk tercapainya hasil belajar siswa. Keberhasilan belajar seorang siswa
disebabkan karena adanya motivasi yang kuat dan sebaliknya kegagalan belajar
seorang siswa disebabkan karena kurangnya ataupun tidak adanya motivasi. Oleh
sebab itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat secara terus menerus,
agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat sehingga hasil belajarnya pun
lebih optimal. Dimyati dan Mudjiono (1994:124) mengemukakan ‘motivasi
belajar pada siswa dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi atau tiadanya
motivasi belajar akan melemahkan kegiatan pembelajaran, sehingga mutu hasil
Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang
tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan
siswa sendiri yang tidak memerlukan rangsangan dari luar tetapi berasal dari diri
siswa sendiri. Motivasi instrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan karena
ingin mendapat pujian atau ganjaran. Motivasi ekstrinsik berbeda dari motivasi
instrinsik karena dalam motivasi ini keinginan siswa untuk belajar sangat
dipengaruhi oleh adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Dorongan dari luar
tersebut dapat berupa pujian, celaan, hadiah, hukuman dan teguran dari guru.
Sardiman (2006:86) mengemukakan motivasi ekstrinsik adalah
‘motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan atau dorongan dari
luar”. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan di dalam proses pembelajaran karena
tidak semua siswa memiliki motivasi yang kuat dari dalam dirinya untuk belajar.
Fakta pendukungnya yaitu sebagai contoh seseorang itu belajar karena tahu besok
paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji
oleh pacarnya atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin
mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat
hadiah. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang di dalamnya aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar.
Guru sangat berperan penting dalam menumbuhkan motivasi ekstrinsik.
Pembentukan motivasi ekstrinsik harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa,
karena jika siswa diberikan motivasi ekstrinsik secara berlebihan maka motivasi
membangkitkan motivasi instrinsik, sehingga motivasi ekstrinsik sangat
diperrlukan dalam pembelajaran.
Hasil wawancara saya dengan guru yang mengajar IPA dikelas VA SDN
No. 101731 Kampung Lalang ditemukan fakta bahwa sebagian siswa motivasi
belajarnya masih rendah. Ini tercermin dari siswa kurang berusaha keras untuk
mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan guru, siswa jarang bertanya
mengenai materi yang sedang diajarkan, hanya sedikit siswa yang mencoba
menjawab pertanyaan dari guru ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa
kurang sungguh-sungguh memperhatikan penjelasan guru bahkan sebagian siswa
terlihat bosan ketika sedang belajar IPA.
Rendahnya motivasi belajar siswa tersebut diperkirakan akibat pada saat
pembelajaran IPA guru lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga guru
mendominasi proses pembelajaran dan siswa cenderung pasif. Selain itu, guru
menggunakan media pembelajaran yang kurang memotivasi belajar siswa
sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik. Media pembelajaran harus
meningkatkan motivasi siswa. Karena penggunaan media mempunyai tujuan
memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu media juga harus merangsang
siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar
baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan
tanggapan, umpan balik dan juga mendorong peserta didik untuk melakukan
praktik-praktik dengan benar.
Robi’ah (2013:114) mengemukakan ‘ada
beberapa krieria untuk menilai keefektifan sebuah media antara lain: biaya,
kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang
ditimbulkan, kerumitan, dan kegunaan”. Dalam menggunakan media
pembelajaran, selain mempertimbangkan kriteria keefektifan penggunaan media
tadi, maka seorang guru hendaknya memilih media berdasarkan beberapa faktor,
diantaranya: ketepatannya dengan tujuan pengajaran, dukungan terhadap isi bahan
pengajaran, kemudahan memperoleh media, keterampilan guru menggunakannya,
tersedia waktu untuk menggunakannya, memilih media pembelajaran harus sesuai
dengan taraf berfikir siswa. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang
digunakan guru juga menyebabkan motivasi dan hasil belajar siswa rendah.
Erfachianda (2013:96) mengemukakan ‘dalam interaksi belajar mengajar
terdapat berbagai macam model pembelajaran yang bertujuan agar proses belajar
mengajar dapat berjalan baik”. Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan proses
belajar mengajar aktif serta memungkinkan timbulnya sikap keterkaitan siswa
untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh. Proses
pembelajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan pembelajaran yang efektif
dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik yang tidak
hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia harus
belajar.
Perlunya dikembangkan pengajaran yang dapat membentuk motivasi
siswa dalam proses belajar mengajar adalah sebagai alternatif model pembelajaran
yang baru. Pembelajaran yang efektif tersebut harus diimbangi dengan
kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran dan materi yang akan
diajarkan. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah menggunakan
pembelajaran make a match akan membentuk motivasi siswa dalam kegiatan
belajar mengajar.
Dari data hasil ulangan semester siswa kelas VA SDN No. 101731
Kampung Lalang pada tahun pelajaran 2010/2011 rata – rata sebesar 62,28
kemudian pada T.A. 2011/2012 rata – ratanya 63,15 dan T.A. 2012/2013 rata –
ratanya 62,36. Berdasarkan fakta tersebut, maka guru perlu dan harus melakukan
upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPA siswa kelas VA
SDN No. 101731 Kampung Lalang.
Siswa menganggap IPA sebagai bidang studi yang paling sulit, tetapi
semua orang harus mempelajari IPA karena merupakan sarana dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya bahasa,
membaca, dan menulis, kesulitan belajar IPA juga harus diatasi sedini mungkin,
jika tidak dilakukan maka siswa akan menghadapi banyak masalah dalam proses
pembelajaran.
Berkenaan dengan karakteristik materi IPA maka dalam mengajarkan
IPA pada tiap jenjang pendidikan dibutuhkan kemampuan profesional dari
seorang guru, sehingga pembelajaran IPA menjadi bermutu dan menarik.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membantu meningkatkan kegiatan
belajar mengajar dan menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Supaya siswa
dapat belajar dengan baik, maka model pembelajaran harus diusahakan seefisien
dan seefektif mungkin.
Dalam rangka upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa,
peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
mencari pasangan kartu soal serta jawaban sebelum batas waktu yang diberikan
habis, siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi poin dan yang tidak
berhasil akan diberikan hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama.
Herdian (2009:118) mengemukakan bahwa: “model kooperatif tipe mencari
pasangan (make a match) merupakan model yang tepat untuk materi pelajaran
IPA”. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah pengajaran
dengan cara mencari pasangan kartu yang telah dimiliki dan pasangan bisa dalam
bentuk orang perorang apabila jumlah siswa banyak, kemudian berhadapan untuk
saling menjelaskan makna kartu yang dimiliki. Dengan menggunakan model make
a match siswa lebih termotivasi untuk belajar IPA pada materi pesawat sederhana.
Melalui penerapan model make a match diharapkan siswa menjadi lebih
aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir, bertanya dan mengeluarkan
pendapat serta berinteraksi dengan siswa lain yang menjadikan siswa aktif di
dalam kelas. Pada penerapan model pembelajaran make a match diperlukan media
berupa kartu – kartu. Kartu – kartu tersebut terbagi dalam 2 kelompok. Kartu –
kartu pada kelompok pertama berisi pertanyaan – pertanyaan sedangkan kartu –
kartu pada kelompok kedua berisi jawaban dari pertanyaan – pertanyaan. Siswa
secara berkelompok akan memasangkan kartu – kartu pertanyaan dan jawabannya
secara tepat. Siswa yang aktif akan termotivasi untuk belajar, dengan begitu hasil
belajarnya akan meningkat.
Melalui pembelajaran kooperatif model make a match diharapkan dapat
meningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini telah dibuktikan melalui
penelitian yang dilakukan oleh Kholilah (2012) yang menunjukan peningkatan
tipe make a match. Hal yang sama juga ditemukan oleh Amalia (2011) yang
meneliti pengaruh model pembelajaran make a match dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa pada pelajaran PKn di SDN 014 Belakang Padang.
Demikian juga dengan Indah Kurniawati (2011) menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar sosiologi siswa kelas X-7 MAN 1
Pekalongan yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif tipe make a
match dan siswa yang diajar dengan model konvensional (ceramah).
Berdasarkan uraian di atas, maka pada penelitian ini akan digunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan pertimbangan tipe make
a match adalah model pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan banyak
siswa sehingga dimungkinkan bagi siswa dapat memahami materi pesawat
sederhana. Model ini juga mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran
kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa.
1.2Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang dan dari hasil observasi yang diperoleh,
dijumpai beberapa masalah yang dapat teridentifikasi adalah:
1. Pembelajaran yang dilakukan guru pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung hanya menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang
aktif.
2. Media yang dipakai guru dalam mengajarkan IPA kurang meningkatkan
motivasi belajar siswa.
4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga
menyebabkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa rendah.
1.3Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas bahwa masalah yang ditemukan
terlalu banyak, maka dalam penelitian ini perlu dibatasi yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match akan dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VA SDN No. 101731
Kampung Lalang dalam memahami pesawat sederhana pada Semester Genap
Tahun Ajaran 2013/2014.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VA SDN No. 101731
Kampung Lalang dalam materi pesawat sederhana?
2. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA SDN No. 101731
1.5Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Peningkatan motivasi belajar IPA siswa kelas VA SDN No. 101731
Kampung Lalang dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match.
2. Peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas VA SDN No. 101731 Kampung
Lalang dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match.
1.6Manfaat Penelitian
Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara
praktis dan teoritis. Manfaat praktisnya adalah untuk memberikan informasi
tentang ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match
terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan manfaat teoritisnya adalah untuk
memberikan manfaat dan memperkaya sumber kepustakaan, untuk membiasakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang sesuai dengan tujuan dan
materi pengajaran sehingga meningkatkan hasil belajar siswa, dan dapat dijadikan
sebagai bahan acuan dan penunjang penelitian lebih lanjut pada masa yang akan
datang.
1.7Definisi Operasional Variabel
1. Motivasi belajar adalah daya atau kesskuatan yang membuat siswa
2. Hasil belajar IPA merupakan tingkat kemampuan siswa dalam bentuk
penguasaan materi IPA yang diwujudkan dalam bentuk skor tes hasil
belajar
3. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam penelitian ini
adalah upaya membelajarkan siswa dengan cara melibatkan siswa dalam
tim belajar yang terdiri atas tiga kelompok yaitu kelompok pembawa kartu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Pada bab terakhir ini akan dikemukakan simpulan hasil penelitian,
implikasi dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjut maupun
upaya memanfaatkan hasil penelitian ini.
5.1Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap data penelitian, maka dapat
dikemukakan kesimpulan:
1. Penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa pada pelajaran IPA di kelas VA SD Negeri 101731 Kampung
Lalang Tahun Ajaran. 2013/2014.
2. Penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran IPA di kelas VA SD Negeri 101731 Kampung
Lalang Tahun Ajaran. 2013/2014.
5.2Implikasi
Penelitian ini berkaitan dengan upaya meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan
mengimplementasikan model pembelajaran make a match di kelas VA SD Negeri
101731 Kampung Lalang Tahun Ajaran 2013/2014. Pelaksanaan penelitian ini
terdiri dari 2 siklus pembelajaran. Pelaksanaan dengan 2 siklus pembelajaran
pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan menggunakan implementasi
model pembelajaran make a match di kelas VA SD Negeri 101731 Kampung
Lalang Tahun Ajaran 2013/2014.
Dengan penerapan model pembelajaran make a match guru perlu
mempersiapkan skenario yang dapat diakses dari berbagai sumber yaitu : 1)
pembagian kelompok, 2) pembagian soal, 3) berdiskusi kelompok, 4) presentasi.
Selain dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa juga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran dan dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
pembeajaran. Oleh karena itu guru tentu harus lebih kreatif dalam menerapkan
model pembelajaran make a match pada pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Siswa yang diajar dengan model pembelajaran make a match memiliki
peningkatan minat belajarnya sehingga meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa dalam belajar dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran sebelumnya
yang menggunakan metode ceramah yang membuat siswa kurang berminat dalam
belajar dan kurangnya motivasi dan peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar.
Adanya dampak positif bagi peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar
siswa dengan model pembelajaran make a match oleh guru di kelas, maka kepala
sekolah tentunya memberikan dukungan terhadap pelaksanaan model
pembelajaran make a match di kelas guna lebih meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah, khususnya peningkatan keterampilan sosial siswa dalam
5.3Saran
Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan implikasi penelitian, maka
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru perlu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
guna lebih meningkatkan efektivitas pelaksanaan pembelajaran.
2. Kepala Sekolah memberikan perhatian dan dorongan terhadap guru di sekolah
untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan
memfasilitasi kartu kata dalam pembelajaran.
3. Bagi peneliti lain perlu meneliti aspek lain yang berkenaan dengan interaksi
guru dengan siswa sehingga aspek lain yang diduga memiliki hubungan
dengan penelitian ini dapat dianalisis dan memberikan hasil penelitian yang
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Amaliabisnis. 2011. Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match Untuk
Meningkatkan Motivasi Siswa SDN 014 Belakang Padang Mata Pelajaran PKn.
Ani, CT. 2006. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Azmiyawati, Choiril, dkk. 2008. IPA 5 Salingtemas. Jakarta: Intan Pariwara.
Carin dan Sund. 1989. Hakikat IPA di SD. (http://ayahalby.wordpress.com /2011/02/22/hakikat-ipa-di-sd accessed 05 Pebruari 2014).
Dimyati dan Mudjiono.1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamamrah. S.B. dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dzaki. 2009. Model Pendidikan Kooperatif. (http://Faiq-Dzaki.blogspot.com diakses 5 Pebruari 2014).
Erfachianda. 2013. Model Pembelajaran Make A Match. (http://coretan
penacianda.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-make-a-match diakses 05 Pebruari 2014).
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Herdian. 2009. Model Pembelajaran Make A Match. (http://herdy07.wordpress. com/2009/04/29/model-pembelajaran-make-a-match/ diakses 05 Pebruari 2014).
Kemmis,S. and Mc Taggert,R.,eds.1988. The action research planner,third edition. Victoria : Deakin University.
Kholilah Elfi. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dan
Aktifitas Siswa Dengan Menggunaqkan Model Kooperatif Tipe Make A Match Pada Pokok Bahasan Pecahan Di Kelas VII SMPN 22 Medan T.A 2010/2011.
Kurniawati Indah. 2011. Implementasi Model Pembelajaran Make A Match Pada Materi Perilaku Menyimpang Kelas X-7 MAN 1 Pekalongan T.A 2009/2010.
Lie, A. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Natawidjaja. 1979. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosdakarya.
Purnomo, Soleh. 2004. The Achieving Society. (http://kuliahkomunikasi.
blogspot.com//2008/11/teori-motivasi-mcclelland-teori-dua.html diakses 05 pebruari 2014).
Rafi Udin. 1997. Rancangan Penelitian Tindakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Robi’ah. 2013. Penggunaan Permainan Edukatif Sebagai Media Belajar Efektif Bagi Guru PAI SD. (http://bdkjakarta.kemenag.go.id/index.php?a=artikel & id=853 diakses 05 Pebruari 2014).
Rutherford dan Ahlgren.1990. Science for All Americans. (http://ayahalby. wordpress.com/2011/02/22/hakikat-ipa-di-sd/ diakses 05 Pebruari 2014).
Sardiman, A. M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Slameto. 2002. Belajar dan Faktor – Fakktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soemanto.1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Trianto. 2009. Mendesain Model. Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta : Kencana.
Uno, HB., (2007), Teori Motivasi dan Pengukurannya, Bumi Aksara, Jakarta.
Usman, Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remadja Rosdakarya.