PERANAN ORGANISASI AL JAM’IYATUL
WASHLIYAH DI BIDANG PENDIDIKAN DALAM
MELAWAN PENJAJAHAN BELANDA DI KOTA
MEDAN 1930-1942
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
AHMAD HUSNI
NIM. 309 121 003
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Ahmad Husni, Nim. 309121003, Peranan Organisasi Al Jam’iyatul Washliyah Di Bidang Pendidikan Dalam Melawan Penjajahan Belanda Di Kota Medan 1930-1942, Pembimbing Skripsi Drs. Yushar Tanjung M.Si, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui latarbelakang berdiri organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di Sumatera Utara.Untuk mengetahui pertumbuhan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah dibidang pendidikan pada masa penjajahan Belanda di kota Medan 1930 -1942.Untuk mengetahui peranan yang dilakukan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah dibidang pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930 -1942.Untuk mengetahui pola pembinaan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah dibidang pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930 – 1942.
Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah dengan mengumpulkan dan menelaah data-data yang diperoleh dari buku-buku, arsip-arsip dan data-data yang diperoleh dari perpustakaan maupun internet yang berkaitan dengan “Peranan Organisasi Al Jam’iyatul Washliyah Di Bidang Pendidikan dalam Melawan Penjajahan Belanda di Kota Medan 1930-1942”. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif-Kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara terhadap narasumber yang dapat memberikan informasi berkaitan dengan tujuan penelitian.
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Jenjang pendidikan Madrasah Al Jam’iyatul Washliyah Tahun 1935-1941 ... 53
Tabel 2
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Peta Kota Madya Medan
Lampiran 2
Pedoman Wawancara
Lampiran 3
Daftar Informan
Lampiran 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terbentuknya pergerakan nasional kepada masyarakat merupakan suatu
hal penting bagi kehidupan di Sumatera Timur khususnya di kota Medan. Hal ini
berkaitan dengan penderitaan yang telah dialami masyarakat Indonesia akibat
penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda 1602-1942, karena adanya penderitaan
tersebut kemudian melahirkan nasionalisme khususnya bagi masyarakat di kota
Medan pada awal abad XX. Tokoh-tokoh pejuang merubah corak perlawanan dari
kekuatan fisik dan senjata menjadi perjuangan non-fisik yaitu melalui organisasi.
Dalam sejarah Indonesia, yang selalu kita ketahui tentang sejarah
pergerakan ataupun masa kebangkitan nasional berlangsung antara 1908 sampai
1942 dimulai ketika berdiri organisasi Budi Utomo di Batavia. Kemudian setelah
itu muncul organisasi lainnya seperti Sarekat Islam, Indische Partij,
Muhammadiyah, Partai Komunis Indonesia dan lain sebagainya. Pada awal
periode ini, organisasi-organisasi tersebut menjadi perintis kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia dengan berbagai macam upaya yang dilakukan. Khususnya di
kota Medan yang memiliki sifat keindonesiaan menjadikan kota ini sebagai
tempat di mana organisasi-organisasi kaum nasionalis yang tumbuh di Indonesia
Di kota Medan salah satu organisasi yang juga turut merintis perjuangan
bangsa Indonesia demi mencapai kemerdekaan ialah Al Jam’iyatul Washliyah.
Organisasi ini berdiri pada tanggal 30 Nopember 1930. Pembicaraan mengenai
berdirinya Al Jam’iyatul Washliyah mesti didahului dengan catatan kecil tentang
konfigurasi sosial, politik dan demografis Sumatera Timur, Asari (Akhyar 2008 :
4). Berdasarkan pendapat di atas menunjukkan bahwa Al Jam’iyatul Washliyah
lahir didasarkan atas beberapa kondisi yang terjadi di kota Medan pada masa itu.
Pada tahun 1918, masyarakat Mandailing yang menetap di Medan berinisiatif
mendirikan sebuah institusi pendidikan agama Islam, bernama Maktab Islamiyah
Tapanuli (MIT) kemudian berubah menjadi Al Jam’iyatul Washliyah pada tahun
1930.
Al Jam’iyatul Washliyah adalah sebuah organisasi Islam yang bergerak
dalam bidang sosial, pendidikan dan dakwah. Organisasi ini sangat aktif
menyiarkan agama Islam melalui pendidikan, termasuk madrasah dan sekolah.
Tujuan organisasi ini untuk meningkatkan pendidikan masyarakat sekalipun
organisasi ini kurang dikenal di Indonesia, (Hasanuddin 1988 : 1). Menurut Rheid
(1987 : 117), dengan simpati dari sultan-sultan terutama sultan Deli, Al Jam’iyatul
Washliyah sangat cepat berkembang. Dari ungkapan di atas dapat dilihat bahwa
Al Jam’iyatul Washliyah sangat diterima keberadaannya sebagai organisasi
pergerakan di dunia pendidikan. Tujuan berdirinya organisasi ini semula hanya
mengkoordinasi dan meluaskan ajaran pengajian Al Qur’an secara tradisional
melibatkan diri pada pekerjaan syiar Islam dikalangan suku-suku Batak yang
belum beragama.
Menjelang tahun 1941, Al Jam’iyatul Washliyah merupakan organisasi
terbesar di Sumatera Timur. Dalam bidang pendidikan, Al Jam’iyatul Washliyah
memiliki 12.500 murid yang tersebar pada 242 sekolah dan madrasah yang berada
dibawah pengawasannya. Hal ini menjadikan Al Jam’iyatul Washliyah sebagai
organisasi yang besar serta berorientasi guna menghubungkan sesama muslim
kepada penciptanya, kepada sesama manusia dan kepada alam lingkungannya.
Termasuk hubungan sesama manusia, memperkokoh solidaritas persaudaraan
sesama manusia, persaudaraan sebangsa dan setanah air, dan persaudaraan
seakidah. Untuk itu, kegiatan utamanya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa
(pendidikan) kemudian melakukan bimbingan, penyampaian informal kebenaran
Islam dan kontak silaturrahim. Selanjutnya, menggalang solidaritas dalam upaya
mengentaskan kemiskinan dengan jalan mengembangkan sikap peduli kepada
fakir miskin dan yatim piatu.
Itulah esensi gerakan Al Jam’iyatul Washliyah, menyadarkan rakyat akan
tugas dan tanggungjawabnya untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah,
semangat untuk bangkit membangun negerinya demi kesejahteraan bersama.
Dengan demikian, gelora perjuangan bangsa menjadi lebih terencana dan terarah
demi mencapai suatu kemerdekaan, bebas berdaulat dan sejajar dengan
bangsa-bangsa yang telah maju di dunia, Amin (Akhyar 2008:32). Jadi, berdasarkan
pendapat di atas menunjukkan bahwa Al Jam’iyatul Washliyah berupaya
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul :
“Peranan Organisasi Al Jam’iyatul Washliyah Dibidang Pendidikan Dalam
Melawan Penjajahan Belanda Di Kota Medan 1930 - 1942”
B. Identifikasi Masalah
Agar penelitian dapat lebih jelas dan terarah, maka permasalahan
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Latarbelakang berdiri organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di Sumatera
Utara.
2. Pertumbuhan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang pendidikan
pada masa penjajahan Belanda di kota Medan 1930-1942.
3. Peranan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang pendidikan dalam
melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930-1942.
4. Pola pembinaan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang pendidikan
dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930-1942.
C. Pembatasan Masalah
Dengan memperhatikan latarbelakang dan identifikasi masalah, maka
perlu adanya pembatasan masalah, permasalahan yang dikaji dibatasi pada :
Peranan Organisasi Al Jam’iyatul Washliyah Di Bidang Pendidikan Dalam
D. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Latarbelakang berdiri organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di Sumatera
Utara.
2. Bagaimana pertumbuhan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang
pendidikan pada masa penjajahan Belanda di kota Medan 1930-1942.
3. Bagaimana peranan yang dilakukan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di
bidang pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan
1930-1942.
4. Bagaimana pola pembinaan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang
pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930-1942.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui latarbelakang berdiri organisasi Al Jam’iyatul
Washliyah di Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui pertumbuhan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di
bidang pendidikan pada masa penjajahan Belanda di kota Medan
1930-1942.
3. Untuk mengetahui peranan yang dilakukan organisasi Al Jam’iyatul
Washliyah di bidang pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di
4. Untuk mengetahui pola pembinaan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di
bidang pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan
1930 – 1942.
F. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka hasil
penelitian ini dapat bermanfaat untuk :
1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang peranan
organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang pendidikan dalam melawan
penjajahan Belanda di kota Medan.
2. Sebagai bahan pembanding untuk peneliti lain yang ingin menjadikan
organisasi Al Jam’iyatul Washliyah sebagai objek penelitian dari berbagai
bidang.
3. Sebagai cakrawala pengetahuan bagi pembaca tentang peran organisasi Al
Jam’iyatul Washliyah di bidang pendidikan dalam masa penjajahan
Belanda di kota Medan.
4. Sebagai penambah perbendaharana kepustakaan perpustakaan Jurusan
Pendidikan Sejarah FIS Unimed.
5. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dalam menuangkan pikiran ke
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari Penelitian ini maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sejak perkebunan dibuka di Sumatera Timur pada abad ke-19, Sumatera
Timur telah menjadi daerah ini menjadi migrasi para penduduk yang
berasal dari bangsa asing maupun bangsa pribumi sendiri. Selain itu,
pertumbuhan perkebunan yang sangat pesat di Sumatera Timur telah
menyebabkan terjadinya beberapa konflik sosial terhadap masyarakat itu
sendiri. Kekuatan kekuasaan kolonial Belanda menyebabkan ketidakadilan
bagi masyarakat pribumi, dimana dalam dunia pendidikan tidak
dibebaskan pendidikan Islam menyebar ke semua lapisan masyarakat. Hal
ini menjadikan dunia keislaman semakin kelam di Sumatera Timur,
melihat kondisi seperti ini kemudian sebagian kelompok masyarakat yang
merasa dirinya adalah muslim yang shaleh berupaya untuk membentuk
perhimpunan-perhimpunan guna mempersatukan masyarakat dalam
mengantisipasi serta berusaha mewujudkan cita-cita agar terlepas dari
penjajahan. Maka, pada tahun 1930 dibentuklah sebuah organisai
keislaman yang diberi nama Al Jam’iyatul Washliyah yang mencoba
memberikan persaingan terhadap kekuasaan Belanda melalui dunia
2. Setelah berdiri organisasi Al Jam’iyatul Washliyah, kemudian terjadi
percepatan pertumbuhan organisasi ini. Di mana pada awal-awal
organisasi ini berdiri sudah memberikan pengaruh terhadap kehidupan
masyarakat di Sumatera Timur khususnya kota Medan. Dalam kurun tahun
1935-1941 Al Jam’iyatul Washliyah telah berhasil mendirikan 242 sekolah
hampir diseluruh kawasan Sumatera Timur yang terdiri dari sekolah umum
dan agama. Sekolah yang didirikan Al Jam’iyatul Washliyah terbagi dalam
jenjang pendidikan dasar sampai menengah dan membahas mengenai
pelajaran umum, bahasa asing dan ilmu agama.
3. Pada masa penjajahan Belanda di Sumatera Timur 1930-1942, Al
Jam’iyatul Washliyah memiliki peranan dalam dunia pendidikan untuk
merintis kemerdekaan bangsa dan mendidik budi pekerti anak. Dorongan
untuk mendirikan organisasi ini ketika itu ingin mempersatukan umat yang
berbeda pandangan yang dipicu oleh Belanda. Di samping itu, didasari
pula dengan cita-cita ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang
merdeka. Hal ini terbukti dari keterlibatan para pengurus dan anggotanya
dalam mengupayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Melalui dunia
pendidikan peranan terbesar yang diberikan ialah dengan memberikan
pengetahuan-pengetahuan baru serta pelajaran yang berkaitan dengan
agama. Sementara guna menyaingi sekolah milik Belanda, maka Al
Jam’iyatul Washliyah tidak pernah meliburkan sekolahnya sebagai bukti
4. Pendirian dan pelaksanaan pendidikan Al Washliyah pada masa
penjajahan Belanda di Sumatera Timur memiliki pola pembinaan melalui
langgar atau mesjid dan madrasah sebagai pusat untuk belajar, dan dengan
segenap pergerakan kemerdekaan rakyat lainnya berjuang untuk mencapai
kemerdekaan bangsa. Mushalla atau langgar dijadikan sebagai pusat
belajar dikarenakan tempat ini sangat baik untuk bersosialisasi, sementara
bentuk pendidikannya dengan pengajian (halaqah). Sementara pola
madrasah digunakan untuk menyaingi sekolah-sekolah Belanda dengan
sudah adanya pembagian kelas serta kurikulum yang baik.
B. Saran
Adapun yang menjadi saran peneliti adalah:
1. Sebagai organisasi keagamaan, Al Jam’iyatul Washliyah sangat berperan
penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu, perlu
upaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan merancang sistem
pendidikan yang bertaraf internasional dan kurikulum yang
menggabungkan antara pelajaran umum dan agama. Kemudian,
membangun sarana dan prasarana belajar yang lengkap serta memberikan
fasilitas belajar yang baik agar minat belajar siswa semakin besar.
2. Kepada para pendidik atau guru sekolah Al Jam’iyatul Washliyah agar
lebih kreatif lagi dalam mendesain pembelajaran yang bermakna kepada
tentang beridirinya organisasi ini apabila tidak dimanfaatkan sebagai
sumber belajar. Kemudian agar kiranya selalu menekankan kepada siswa
agar selalu bersikap hidup merdeka dan selalu memiliki jiwa nasionalisme
yang tinggi gunanya agar dalam diri siswa timbul rasa mencintai atas
bangsanya sendiri.
3. Kepada masyarakat luas agar senantiasa memasukkan anak-anaknya ke
dalam sekolah Al Jam’iyatul Washliyah, baik dari jenjang pendidikan
dasar sampai menengah. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa Al
Jam’iyatul Washliyah merupakan wadah pendidikan dalam membentuk
manusia yang lebih mandiri yang mencintai Tuhannya serta menjaga
1
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar Lubis, Saiful. 2008. Peran Moderasi Al-Washliyah. Medan : Univa Press
Hasanuddin, Chalidjah. 1988. Al Jam’iyatul Washliyah Api Dalam Sekam. Bandung : Pustaka
Reid, Anthony. 1987. Perjuangan Rakyat Revolusi Dan Hancurnya Kerajaan Di Sumatera. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. (2011). Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. FIS. UNIMED
Soekanto, Soerjono. 1985. Konsep – Konsep Dasar Dalam Sosiologi. Jakarta : Rajawali
Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers
Soedjono. 1985. Sosiologi. Bandung : Alumni
Hamdani. 2011. Dasar – Dasar Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia
Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.
Stoler, Ann Laura. 2005. Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan Sumatra 1870-1979. Yogyakarta : Karsa
Proyek Penerbitan Buku 70 Tahun Al-Washliyah. 1999. Al-Jam’iyatul Washliyah Memasuki Millenium III Kado Ulang Tahun AL-Washliyah ke-69; Membangun Kejayaan Dunia Melalui Kejayaan Islam di Indonesia. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku 70 Tahun Al-Washliyah
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
2
Buchori, Mochtar. 2007. Evolusi Pendidikan di Indonesia Dari Kweekschool Sampaike IKIP : 1852-1998. Yogyakarta : Insist Press
Majelis Pendidikan PW Al Washliyah Sumatera Utara. 2011. Keputusan Nomor : Kep-065/PB-AW/XX/XI/2011 Tentang Sistem Pendidikan Al Jam ‘iyatul Washliyah. Medan : Majelis Pendidikan Al Washliyah
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : FE Universitas Indonesia
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak