ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
DASAR PADA Ny. N DENGAN HIPEREMISIS
GRAVIDARUM DI PAVILIUN ABUDZAR 1
RSIJ SUKAPURA JAKARTA UTARA
TANGGAL 06-08 JUNI 2016
Disusun oleh : DWI NURRAINI
2013750012
PROGRAM D III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh
Allhamdulillahirabbil’alamin, Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan pembuatan karya tulis ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Ny. N Dengan Hiperemisis Gravidarum di Pavilliun Abudzar 1 RSIJ Sukapura Jakarta Utara Pada Tanggal 06-08 JUNI 2016”. Tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program D III Keperawatan FIK UMJ.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan menemukan banyak hambatan serta kesulitan karena terbatasnya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun karena adanya bimbingan, arahan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini pada waktu yang telah ditentukan. Dalam kesempatan ini, penulisan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung kepada :
1. Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang selalu memberikan nikmat kesehatan dan kemudahan dalam mengerjakan karya tulis ini serta melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi syarat kelulusan di Program D III Keperawatan FIK-UMJ.
2. Semua keluarga tercinta, terutama untuk ayah dan ibu yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepada penulis, serta doa yang selalu kalian panjatkan demi kemudahan dan kelancaran penulis dalam menyelesaikan makalah ilmiah ini.
3. Ibu Ns, Idriani selaku pembimbing dan penguji dalam penusunan makalah ilmiah ini, sikap ibu yang gregetan justru membuat penulis menjadi semangat ingin mengambil karya tulis ilmiah di maternitas ini.
4. Para Dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat untuk angkatan 31 dan selalu sabar menghadapi kami yang sedikit sulit diatur dan selalu membuat masalah.
5. Kepala ruangan dan staf di paviliun Abudzar 1 yang selalu membantu penulis dapat menentukan data-data yang diperlukan.
6. Teman-teman angkatan 31 yang selalu kompak dan semangat serta turut berpartisipasi dan selalu memberikan masukan baik secara langsung maupun tidak langsung selama tiga tahun lamanya. Termasuk tingkah-tingkah abnormal kalian akan menjadi sesuatu yang akan sangat kurindukan dihaari nanti.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, tenaga keperawatan, dan khususnya penulis, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam menambah ilmu pengetahuan dibidang keperawatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 21 Juni 2016
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penulisan... 3 1. Tujuan Umum... 3 2. Tujuan Khusus... 3 C. Ruang Lingkup... 4 D. Metode Penulisan... 4 E. Sistematika Penulisan... 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Dasar... 7 1. Pengertian... 7 2. Etiologi... 7 3. Patofisiologi... 8 4. Manifestasi Klinis... 9 5. Penatalaksanaan... 11 6. Komplikasi... 11
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada hiperemisis gravidarum... 14
B. Konsep Asuhan Keperawatan... 18
1. Pengkajian Keperawatan... 18
2. Diagnosa Keperawatan... 20
4. Pelaksanaan Keperawatan... 28
5. Evaluasi Keperawatan... 29
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan... 31 B. Diagnosa Keperawatan... 39 C. Perencanaan Keperawatan... 42 D. Pelaksanaan Keperawatan... 47 E. Evaluasi Keperawatan... 55 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian Keperawatan... 65 B. Diagnosa Keperawatan... 68 C. Perencanaan Keperawatan... 71 D. Pelaksanaan Keperawatan... 74 E. Evaluasi Keperawatan... 76 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 78 B. Saran... 80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN:
1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP 2. DATA DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa kodrat bagi seorang wanita, seorang wanita akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Suatu kehamilan dapat memiliki kondisi yang disebut resiko, baik resiko rendah maupun resiko tinggi (Indriyani, 2013). Salah satu gangguan yang dapat terjadi pada awal kehamilan adalah mual dan muntah, di mana ketika dua hal tersebut terjadi secara berlebihan, akan terjadi dampak patologis yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penurunan berat badan yang nyata, asetonuria dan kekurangan nutrisi. Mual dan muntah ringan antara minggu kelima dan minggu keduabelas dialami 50% sampai 80% wanita hamil, namun hiperemisis gravidarum terjadi hanya pada rata-rata 1% sampai 2% kehamilan (Reeder, 2011).
Hiperemesis gravidarum adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan mual dan muntah yang tidak dapat dikendalikan dan terus menerus sebelum minggu ke-20 kehamilan (Green, 2012). Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor predisposisi yang telah ditemukan antara lain: sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda; faktor psikologik, faktor endokrin dan ketidakseimbangan hormonal selama kehamilan (Diyan, 2013).
Pada ibu hamil dengan hiperemisis gravidarum dapat menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi, gangguan keseimbangan asam basa, gangguan keseimbangan elektrolit, dan kehilangan 5% berat badan atau lebih. Jika kondisi tersebut tidak diatasi dengan cepat dan tepat, maka akan semakin berat dan dapat
membahayakan kesejahteraan ibu dan janin serta mempunyai peluang akan terjadinya suatu kondisi seperti kematian ibu dan janin (Green, 2012).
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari RSIJ Sukapura khususnya di Pavilium Al Adawiyah dari bulan Juni sampai Desember 2015 didapatkan jumlah ibu hamil dengan Hiperemisi Gravidarum adalah 27 kasus. Sedangkan pada bulan Januari sampai februari 2016 didapatkan jumlah kasus kehamilan dengan Hiperemisis Gravidarum adalah 3 kasus. Dan pada bulan Maret sampai 6 Juni 2016 di Pavilium Abudzar 1 didapatkan jumlah ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum adalah 19 kasus. Maka jumlah keseluruhan ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum selama satu tahun adalah 49 kasus.
Beberapa masalah keperawatan kebutuhan dasar yang dapat terjadi pada ibu dengan Hiperemisis Gravidarum adalah gangguan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan rasa nyaman : nyeri epigastrium, intoleransi aktifitas, dan resiko injury pada janin. Untuk itu, ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum sangat penting untuk diberikan pelayanan asuhan keperawatan di rumah sakit dan penatalaksanaan konservatif yang tepat (Indriyani, 2013).
Pelayanan asuhan keperawatan dapat diberikan melalui aspek promotif dengan memberikan pendidikan kesehatan dengan cara melakukan penyuluhan pada ibu tentang bagaimana meningkatkan gizi pada ibu hamil dan diet-diet yang dap dan diet-diet yang dapat dilakukan pada ibu dengan Hipermeisis Gravidarum. Serta memberikan ibu suasana yang nyaman dan tenang untuk membuat ibu lebih nyaman untuk menghindari dampak psikologis yang mungkin muncul.
Pada aspek preventif dengan mencegah terjadinya mual dan muntah, dan menghindari makanan yang dapat menyebabkan mual dan muntah, seperti makanan yang mengandung asam tinggi. Pada aspek kuratif yaitu pengobatan dengan memberikan obat-obatan anti mual dan cairan sesuai indikasi. Selain itu, aspek rehabilitatif juga sangat penting dalam pelayanan asuhan keperawatan, yaitu perawatan dengan memberikan nutrisi dan cairan agar kesehatan dapat kembali pulih, sehingga sangat diperlukan pemberian asuhan keperawatan pada ibu dengan Hiperemisis Gravidarum.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis sebagai salah satu tenaga kesehatan tertarik untuk mengambil dan membahas tentang asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada klien dengan Hiperemisis Gravidarum pada Ny.N di Paviliun Abudzar 1 RSIJ Sukapura mulai tanggal 6 sampai dengan 8 Juni 2016, dengan tujuan untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu melalui asuhan keperawatan.
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman nyata memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar kepada ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum.
b. Mampu menentukan masalah keperawatan sesuai kebutuhan dasar yang terganggu pada ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada masalah kebutuhan dasar ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus pasien dengan Hiperemisis Gravidarum.
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung maupun penghambat serta dapat mencari solusi pada kasus kehamilan dengan Hiperemisis Gravidarum.
h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu dengan Hiperemisis Gravidarum dalam bentuk narasi.
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode deskritif dan studi kepustakaan, yaitu dengan cara melakukan pendekatan pada klien untuk mengumpulkan data, mempelajari catatan medis, dan catatan keperawatan. Dilakukan dengan cara mengadakan wawancara pada klien dan keluarga, observasi dan partisipasi aktif di mana penulis terlibat langsung dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada klien dengan Hiperemisis Gravidarum. Selain itu, metode yang digunakan adalah studi literatur seperti menggunakan bahan-bahan ilmiah berupa buku-buku dan hasil penelitian yang sesuai dengan kasus.
D. Ruang Lingkup
Permasalahan yang dialami pada ibu hamil sangat banyak, begitu pun pada ibu yang mengalami Hiperemisis Gravidarum. Oleh karena itu, mengingat banyaknya kasus ibu dengan Hiperemisis Gravidarum, maka dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup bahasannya pada “Asuhan Keperawatan
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Ny. N Dengan Hiperemisis Gravidarum Di Paviliun Abudzar 1 RSIJ Sukapura” selama 3 hari perawatan mulai tanggal 6 sampai dengan 8 Maret 2016.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan kasus ini dari BAB I sampai BAB V disusun secara sistematis dengan urutan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Terdiri dari konsep dasar hiperemisis gravidarum meliputi : pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi, penatalaksanaan, pemenuhan kebutuhan dasar, pengkajian keperawatan, diagnosa keperawtan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Merupakan laporan hasil asuhan keperawatan yang membahas tentang pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi pada Ny.N dengan hiperemisis gravidarum di Paviliun Abudzar 1 RSIJ Sukapura dari tanggal 6 sampai dengan 8 Juni 2016.
Pada bab ini membahas tentang kesenjangan yang terkait antara teori pada landasan teori dengan pelaksanaan yang penulis dapatkan di lapangan selama melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny.N dengan Hiperemisis Gravidarum.
BAB V : PENUTUP
Pada kesimpulan berisi tentang asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu dengan hiperemisis gravidarum dan permasalahan yang timbul pada ibu tersebut. Sedangkan saran berisi tentang harapan masukan dari penulis yang berhubungan dengan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny.N dengan hiperemisis gravidarum yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan perawatan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar 1. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan mual dan muntah yang tidak dapat dikendalikan dan terus menerus sebelum minggu ke-20 kehamilan (Green, 2012). Menurut Sharon (2003) Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penurunan berat badan yang nyata, asetonuria, dan kekurangan nutrisi. Dan menurut Bobak (2005) hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan.
2. Adaptasi fisiologis a. Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti (Diyan, 2013). Namun ada beberapa faktor predisposisi yang telah ditemukan antara lain :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar human chorionic gonadotropin (HCG).
b. Faktor organik : karna masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik, kekurangan vitamin B, hiperasiditas lambung, infeksi H. Pylori, gangguan metabolisme karbohidrat, meningkatnya sensitivitas terhadap bau selama kehamilan, dan sebagainya.
c. Faktor psikologi : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan atau persalinan.
d. Faktor endokrin : hypertiroid, diabetes dan lain-lain.
e. Ketidakseimbangan hormonal selama kehamilan : peningkatan estrogen dan progesteron. (Diyan, 2013)
b. Proses terjadinya Hiperemesis Gravidarum
Menurut Prawirohardjo, 2002 menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Hiperemisis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik, faktor psikologik merupakan faktor utama disamping pengaruh hormonal.
Hiperemisis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena osidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam asetonik-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karna muntah menyebabkan dehidrasi, sehinga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah lebih banyak, dapat merusak hati. Terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung, dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
Endokrin Psikosomatis Alergi
Kehamilan ganda stres, kurang suport sosial Antigen baru janin
molahidatidosa dan plasenta
HCG dan estrogen motalitas GIT Berlawanan dengan
meningkat menurun antigen ibu
Merangsang muntah
Hiperemisis gravidarum
Intake menurun Output meningkat
Absorpsi menurun HCL meningkat Dehidrasi
KH menurun Iritasi saluran cerna Hipokalemia Penurunan
Ekstrasel & plasma
Energi menurun Nyeri ulu hati
Kelemahan Mobilisasi lemak Hemokonsentrasi Inbalance elektrolit protein di jaringan
Suplai O² dan nutrisi Imbalance transplasenta elektrolit BB menurun Ketosis darah
Alkalosis respiratori
3. Manifestasi klinik
Gg. Nutrisi Gg. Keseimbangan elektrolit
Gg. Rasa nyaman : nyeri
Tingkatan Hiperemesis Gravidarum dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan (Erna,2013), yaitu :
a. Hiperemesis Gravidarum tingkat 1 1) Muntah terus menerus
2) Nafsu makan tidak ada 3) Berat badan turun 4) Nyeri epigastrium
5) Tekanan darah menurun dan nadi meningkat 6) Turgor kulit mengurang dan kering
7) Lidah mengering 8) Mata cekung 9) Ibu merasa lemah
b. Hiperemesis Gravidarum tingkat 2 1) Ibu lemah dan apatis
2) Turgor kulit tidak elastis dan kering 3) Lidah mengering dan kotor
4) Nadi lemah dan cepat 5) Suhu tubuh tidak stabil
6) Mata cekung dan sedikit ikterik 7) Berat badan semakin menurun
8) Hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi 9) Napas bau keton
c. Hiperemesis Gravidarum tingkat 3 1) Keadaan umum buruk
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma 4) Nadi kecil dan cepat
6) Dapat terjadi Ensepalopati Wernicke dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan mental.
4. Komplikasi
Menurut Prawirohardjo, 2002 dan Manuaba, 2007 dampak dari hiperemisis gravidarum tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi alat vital berikut ini:
a. Hati
Pada hiperemisis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrosis, degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah terus menerus. Dapat ditambahkan bahwa sebagian penderita yang meninggal karena hiperemisis gravidarum menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal.
b. Jantung
Jantung menjadi lebih kecil daripada biasa dan beratnya atrofi; ini sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.
c. Otak
Terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel. Dehidrasi sistem jaringan otak dan adanya benda keton dapat merusak fungsi saraf pusat yang menimbulkan kelainan Enselopati Wernicke (dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil di daerah korpora mamilaria ventrikel ketiga dan keempaat) dengan gejala nistagmus, gangguang kesadaran dan mental serta diplopia.
d. Ginjal
Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti.
5. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap hiperemisis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi lebih sering.
Penatalaksanaan pada klien dengan hiperemisis gravidarum menurut Prawirohardjo, 2002 dan Indriyani, 2013 adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang dan nyaman. Tidak diberikan makanan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
b. Terapi psikologis
Perawat perlu meyakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut karna kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Pemberian cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5%. Pemberian glukosa 5% diharapkan dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai energi. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat pula diberikan asam amino secara intravena.
d. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan
demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sangat sulit diambil, oleh karna di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital. e. Obat-obatan
Pemberian obat yang tidak bersifat tertogenik (tidak menyebabkan kelainan kongenital/kecacatan) :
1) Sedative ringan : phenobarbital (luminal) 30 gram, valium 2) Anti alergi : antihistamin, dramamin, avomin
3) Anti muntah : mediamer B6, emetrole, avopreg 4) Vitamin : B kompleks, vitamin C
5) Antasida dan anti mulas f. Tes diagnostik
1) Hitung darah lengkap
2) BUN, kreatinin, elektrolit dan panel tiroid, hektobakteria, penyaringan pilorus dan panel hati.
3) Uji-uji lain sesuai kebutuhan
a) Amilase, lipase untuk menyingkirkan dugaan pankreatitis b) Panel hepatitis untuk menyingkirkan dugaan hepatitis
c) Skrining toksikologi untuk menyingkirkan dugaan penyalahgunaan zat
d) Pemeriksaan USG untuk menyingkirkan gugaan kehamilan mola g. Pencegahan
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan, dengan tujuan mengurangi faktor psikologis terhadap rasa takut, mengubah pola makan sehari-hari dengan makan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering setiap 2 atau 3 jam, hindari minum air ketika makan, minumlah air setengah jam sebelum makan dan setengah jam setelah
makan, minumlah air 8 gelas sehari agar tidak mengalami dehidrasi, beridirilah pelan-pelan dan tidak berbaring setelah makan.
Pada saat bangun pagi, jangan segera turun dari tempat tidur tapi disarankan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat, menghindari bau yang menyengat, makan makanan dingin karena makanan dingin memiliki bau yang lebih sedikit daripada makanan panas, kurangi makanan berminyak atau berlemak. Jika bau makanan mengganggu ketika memasak, cobalah untuk membuka jendela lebih lebar. Jika mengalami ngidam, jangan ragu untuk memakan makanan yang sanat diinginkan itu, makanlah lebih banyak buah-buahan. Morning sickness akan bertambah buruk jika kelelahan, dianjurkan untuk meningkatkan waktu istirahat dan luangkan waktu untuk beberapa saat pada siang hari.
Ada 3 macam diet pada hiperemisis gravidarum, yaitu : 1) Diet hiperemisis gravidarum I
Diet ini diberikan kepada klien dengan hiperemisis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya.
2) Diet hiperemisis gravidarum II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi.
3) Diet hiperemisis gravidarum III
Diberikan kepada klien dengan hiperemisi gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan klien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
6. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada hiperemisis gravidarum
a. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Air adalah substansi utama dalam sel, darah, limfe dan cairan vital tubuh lain. Jumlah masukan cairan yang direkomendasikan dalam sehari adalah sekitar 6-8 gelas (1500-2000 ml). Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sekitar 10 sampai 12 gelas perhari. Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketuban.
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5%. Pemberian glukosa 5% diharapkan dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai energi. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat pula diberikan asam amino secara intravena.
b. Kebutuhan rasa nyaman
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri yaitu : arti nyeri, persepsi nyeri, toleransi nyeri, dan reaksi terhadap nyeri.
Nyeri ulu hati pada ibu hamil terjadi akibat berkurangnya motilitas lambung, relaksasi sfingter kardiak, dan gelombang balik peristaltik yang menyebabkan regurgitasi isi lambung ke dalam esofagus. Iritasi mukosa esofagus menimbulkan gejala ketidaknyamanan seperti rasa terbakar di belakang sternum bagian bawah, sering kali menjalar ke atas di sepanjang jalur esofagus. (Reeder, 2011)
1) Mengurangi diet lemak dan kopi untuk menghindari peningkatan nyeri ulu hati karena diet tersebut menstimulasi sekresi asam lambung dan mengiritasi mukosa.
2) Memakan makanan ringan tapi sering daripada hanya makan besar tiga kali sehari dapat mencegah nyeri ulu hati.
3) Relaksasi dan napas dalam selama beberapa menit dapat membantu mengurangi nyeri.
4) Apabila antasida digunakan, gunakan yang berbahan dasar aluminium hidroksida atau magnesium hidroksida. Banyak obat yang dijual bebas mengandung natrium, yang meningkatkan retensi air dan dapat menyebabkan edema.
c. Kebutuhan nutrisi
Menurut Reeder, 2011 menyatakan bahwa, nutrisi pranatal yang adekuat merupakan salah satu dari faktor lingkungan terpenting yang mempengaruhi kesehatan wanita hamil dan bayinya. Sebuah penelusuran singkat mengenai nutrisi dasar dapat membantu perawat ketika memberi penyuluhan kepada klien tentang nutrisi yang baik selama kehamilan. Semua makanan tersusun atas kombinasi kelompok-kelompok nutrien yaitu :
1) Karbohidrat
Fungsi karbohidrat adalah untuk menghasilkan energi. Karbohidrat dibutuhkan dalam jumlah adekuat untuk menyerap protein untuk kebutuhan pertumbuhan. Glukosa, sebuah bentuk karbohidrat, adalah bahan bakar utama tubuh. Sumber utama karbohidrat dalam diet adalah produk buah-buahan, sayur-sayuran, padi-padian.
2) Lemak
Lemak adalah sumber energi yang pekat, menghasilkan lebih dari dua kali lebih banyak dari karbohidrat. Seiring dengan perkembangan
kehamilan, terdapat peningkatan pemecahan lemak untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar maternal sehingga lebih banyak glukosa akan tersedia untuk kebutuhan janin. Selain menyuplai energi, lemak dalam diet memberikan asam lemak esensial serta menyuplai dan membawa vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak. Sumber lemak yaitu mentega, margarin dan minyak salad.
3) Protein
Fungsi utama protein adalah membangun dan memperbaiki semua sel tubuh. Peningkatan jumlah diperlukan selama kehamilan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan maternal dan janin. Makanan kaya protein seperti daging sapi, ikan, buncis kering atau tanaman polong.
4) Vitamin dan Mineral
Vitamin adalah zat organik yang esensial untuk kehidupan dan harus disuplai oleh makanan dalam jumlah sedikit setiap hari. Vitamin secara langsung terlibat dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, dan mereka membantu dalam reaksi pengaturan untuk memelihara jaringan tubuh.
Mineral merupakan unsur pokok dalam material tubuh yang vital, dan beberapa diantaranya adalah pengatur dan pengaktif fungsi tubuh. Asam folat direkomendasikan untuk 4 minggu sebelum konsepsi dan selama 3 minggu pertama kehamilan. Jika terjadi ketidakadekuatan asupan diet, asam folat dapat diberikan sepanjang kehamilan.
Pertambahan berat badan
Sebagian besar pertambahan berat badan selama trimester kedua berhubungan dengan jaringan maternal, sedangkan berat janin paling banyak terjadi selama trimester ketiga. Pola yang biasa terjadi adalah
pertambahan berat badan sebesar 1 sampai 2 kg selama trimester pertama, pertambahan berat badan sekitar 0,4 kg perminggu selama dua trimester terakhir. Total pertambahan berat badan selama kehamilan sekitar 10,85-12,65 kg pada wanita yang berat badan sebelum kehamilannya berada dalam kisaran berat badan normal. Untuk wanita yang berat badannya dibawah normal, pertambahan berat badan yang dianjurkan adalah 14 sampai 20 kg. Untuk wanita yang berat badannya diatas rata-rata, anjuran pertambahan berat badannya adalah sebesar 7,5 sampai 12,5 kg. (Reeder, 2011)
Asupan kalori
Angka kecukupan kalori dibuat untuk menyediakan energi yang adekuat dan mendukung pertumbuhan serta pertambahan berat badan sesuai untuk kesehatan dan kesejahteraan janin dan wanita. Rata-rata kebutuhan asupan energi terpenuhi dengan asupan harian sebesar 45 kkal/kg berat badan wanita hamil. (Reeder, 2011)
d. Pemenuhan kebutuhan psikososial
Mengembalikan keseimbangan psikologis ibu hamil, dennnngan memberikan KIE (konseling, infromasi dan edukasi). Perawat perlu meyakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut karna kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. Dapat ditekankan bahwa hiperemisis gravidarum mempunyai batas waktu tertentu yaitu sekitar 6 – 12 minggu. Dapat juga diinformasikan bahwa semakin tua usia kehamilan semakin berkurang kejadian mual-muntahnya, dan akhirnya menghilang dengan sendirinya. (Manuaba, 2007)
B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian
Langkah pertama dalam pengkajian ibu Hiperemesis Gravidarum adalah mengumpulkan data (Mitayani, 2009). Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut :
a. Data riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekaranf terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardi, mata cekung, dan ikterus.
2) Riwayat kesehatan dahulu
a) Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya.
b) Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah. 3) Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga. b. Data fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalah mamae membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kloasma gravidarum, mukosa membran dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
c. Riwayat menstruasi
2) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.
d. Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkaawinan usia muda. e. Riwayat kehamilan dan persalinan
1) Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
2) Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
f. Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat.
g. Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki. h. Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urine yang sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urine.
Menurut Mitayani (2009) dan Carol (2012), diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada ibu dengan Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :
a. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan intake yang tidak adekuat.
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah terus menerus, dan asupan diet yang tidak adekuat. c. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada epigastrium yang berhubungan
dengan muntah yang berulang, peningkatan asam lambung.
d. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
e. Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanan ke fetal (janin).
f. Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi berhubungan dengan kurangnya interpretasi tentang informasi.
g. Ansietas pada ibu berhubungan dengan resiko kematian pada janin. h. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat nutrisi
yang tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan energi pada kehamilan.
3. Rencana Keperawatan
a. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi. Kriteria hasil :
1) Turgor kulit elastis 2) Mukosa bibir lembab 3) Asupan cairan oral adekuat
4) Terdapat kesinambungan asupan dan keluaran dalam 24 jam 5) Hasil laboratorium (hematologi dan elektrolit) dalam batas normal Intervensi :
1) Kaji TTV dan tanda-tanda dehidrasi
Rasional : Untuk mengetahui keluhan umum dan kekurangan cairan pada ibu. TTV meningkat merupakan tanda-tanda dehidrasi dan hipovolemia.
2) Observasi hasil pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi a) Elektrolit
Rasional : Ketidakseimbangan elektrolit atau asam basa biasanya dan bahkan dapat mengancam nyawa.
b) Hematokrit
Rasional : Hematokrit meningkat pada keadaan dehidrasi. c) BUN
Rasional : BUN menunjukkan hipovolemia menurunkan perfusi dan fungsi ginjal.
3) Istirahatkan ibu ditempat yang nyaman
Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi kerja yang membuat metabolisme meningkat, sehingga tidak merangsang terjadinya mual dan muntah.
4) Pantau tetes cairan infus
Rasional : Tetes infus yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya kekurangan dan kelebihan cairan di sirkulasi.
5) Catat intake dan output
Rasional : Untuk mengetahui intake dan output cairan dan dapat diketahui keseimbangan cairan tubuh.
6) Anjurkan untuk minum tiap jam
Rasional : Untuk menambah pemasukan cairan melalui oral. 7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus
Rasional : Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit yang hilang dengan cepat, sehingga dapat mencegah keadaan yang lebih buruk lagi pada ibu.
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah terus menerus, dan asupan diet yang tidak adekuat. Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Nausea dan vomitus berkurang atau hilang 2) Makan yang dihabiskan 1 porsi
3) BB stabil atau bertambah
4) Klien mengkonsumsi makanan dengan gizi yang cukup Intervensi :
1) Kaji kebutuhan nutrisi klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi ibu dan menentukan langkah selanjutnya.
2) Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi
Rasional : Untuk mengetahui nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi akibat muntah yang berlebihan.
3) Beri makanan dalam jumlah sedikit tapi sering setiap 2 atau 3 jam Rasional : Dapat mengurangi pemenuhan lambung dan mengurangi kinerja klinik serta mempermudah proses penyerapan.
4) Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak
Rasional : Mengurangi rangsangan saluran pencernaan, sehingga mual dan muntah berkurang.
5) Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering (roti kering dan biskuit)
Rasional : Tidak merangsang pencernaan sehingga mengurangi perasaan mual.
6) Berikan motivasi agar mau menghabiskan makanan
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanannya.
7) Pantau berat badan klien setelah 2 hari sekali
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan berat badan sesuai usia kehamilan.
c. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah yang berulang, peningkatan asam lambung.
Tujuan : Gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi Kriteria hasil :
1) Nyeri pada epigastrium berkurang 2) Klien tidak terlihat meringis 3) Skala nyeri 1
Intervensi :
1) Kaji tingkat nyeri
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri ibu dan menentukan tindakan selanjutnya.
2) Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan
Rasional : Untuk mengurangi tekanan pada gastrointestinal sehingga mencegah muntah berulang.
3) Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah dan sebelum makan
Rasional : Untuk menimbulkan rasa nyaman dan diharapkan mengurangi rasa mual dan muntah.
Rasional : Agar ibu bisa melupakan rasa nyeri akibat muntah yang berulang.
5) Anjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung Rasional : Dapat menambah ketenangan pada ibu.
6) Kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan sedative dengan dokter Rasional : Obat antiemetic untuk mengurangi mual dan muntah dan sedative untuk membuat ibu tenang sehingga nyeri dapat berkurang.
d. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
Tujuan : pola pertahanan diri efektif Kriteria hasil :
1) Menunjukkan koping yang efektif
2) Menunjukkan minta terhadap aktifitas untuk mengisi waktu luang berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
3) Mengungkapkan secara verbal tentang rencana baik menerima atau mengubah keputusan
Intervensi :
1) Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung terhadap kehamilan
Rasional : Untuk mengetahui reaksi ibu terhadap kehamilannya. 2) Dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam mengatasi masalah.
3) Diskusikan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi dan pemecahan masalah yang dapat dilakukan
Rasional : Untuk mengetahui koping ibu dalam menghadapi masalahnya.
4) Bantu ibu untuk memecahkan masalahnnya, terutama yang berhubungan dengan kehamilan
Rasional : Dapat menemukan pola koping ibu yang efektif
5) Dukung ibu dalam menemukan pemecahan masalah yang konstruktif Rasional : Dapat menambah rasa percaya diri ibu dalam memberikan dukungan pada ibu terhadap kehamilannya.
6) Libatkan keluarga dalam kehamilan ibu
Rasional : Keluarga dapat diajak kerjasama dalam memberikan dukungan pada ibu terhadap kehamilannya.
7) Kolaborasi dengan psikiatri jika diperlukan
Rasional : Untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor psikologis yang lebih berat sebagai penyebab masalah.
e. Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanan ke fetal (janin).
Tujuan : perkembangan janin tidak terganggu Kriteria hasil :
1) Janin berkembang sesuai usia kehamilan
2) Denyut jantung bayi dalam keadaan normal dan aktif Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan janin
Rasional : Agar ibu menyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin dan ibu sehingga mengetahui kan kebutuhan nutrisinya.
2) Periksa fundus uteri
Rasional : Tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat menjadi bahan penilaian akan nutrisi.
Rasional : Denyut jantung yang masih dalam keadaan normal dan aktif menandakan janin masih dalam keadaan baik.
f. Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi berhubungan dengan kurangnya interpretasi tentang informasi.
Tujuan : pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi meningkat Kriteria hasil :
1) Mengungkapkan kesadaran terhadap kondisi yang membuat klien beresiko
2) Dapat menyebutkan kemungkinan tindakan pencegahan 3) Berpartisipasi untuk mencapai kehamilan yang sehat Intervensi :
1) Evaluasi pengetahuan yang berhubungan dengan perubahan yang normal pada kehamilan
Rasional : Dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meningkatkan tanggung jawab individu terhadap kesehatan.
2) Berikan infromasi yang berhubungan dengan situasi resiko tinggi Rasional : Meningkatkan pemahaman akan dampak kehamilan pada proses penyakit.
3) Pertahankan sikap terbuka
Rasional : Penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan
4) Berikan bimbingan antisipasi
Rasional : Informasi mendorong penerimaan tanggung jawab dan meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan diri.
g. Ansietas pada ibu berhubungan dengan resiko kematian pada janin. Tujuan : ansietas dapat teratasi
1) Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi ansietas 2) Menggunakan sistem pendukung secara efektif
Intervensi :
1) Kaji tingkat stress klien
Rasional : Klien dapat menjadi tergantung pada anggota keluarga lain yang dapat mempengaruhi ansietasnya.
2) Observasi tanda-tanda perubahan emosional
Rasional : Ansietas dapat ditransmisikan antar keluarga dan klien. 3) Perhatikan tingkat ansietas klien
Rasional : Stress yang tidak dapat diatasi dapat mempengaruhi penyelesaian tugas-tugas kehamilan.
4) Berikan kehangatan secara emosional dan situasi mendukung Rasional : Memudahkan perkembangan hubungan saling percaya.
h. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat nutrisi yang tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan energi pada kehamilan. Tujuan : intoleransi aktifitas dapat teratasi
Kriteria hasil :
1) Klien mampu melakukan aktifitas secara mandiri 2) Klien tampak sehat dan segar
3) Klien dapat beraktifitas seperti biasanya Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas
Rasional : Mengetahui rentang energi klien dalam aktifitas fisik. 2) Identifikasi aktifitas yang menghambat
Rasional : Mengetahui sumber yang menghambat aktifitas klien. 3) Berikan dukungan pada klien dalam melakukan aktifitas
Rasional : Memotivasi klien agar dapat melakukan aktifitas secara bertahap.
4) Ajarkan pengaturan aktifitas dan teknik manajemen waktu untuk mencegah keletihan
Rasional : Memudahkan klien untuk terhindar dari rasa lelah dan dapat mengurangi rasa mual.
4. Tindakan Keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan keprawatan harus mendetail agar semua tenaga keperawatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan pelayanan kepada ibu dan/atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang dipercayai dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat. Bentuk implementasi keperawatan adalah sebagai berikut : a. Bentuk perawatan dan pengkajian untuk mengidentifikasi masalah baru b. Pengajaran dan pendidikan kesehatan pada ibu dengan komplikasi
kehamilan Hiperemisis Gravidarum
c. Bentuk penatalaksanaan secara spesifik untuk memecahkan masalah kesehatan
d. Membantu ibu seminimal mungkin dalam melakukan aktifitas sendiri. Untuk klien dengan Hiperemisis Gravidarum, perawat harus memantau asupan dan keluaran klien secara hati-hati selama berada di rumah sakit. Secara umum, asupan oral dibatasi; namun setelah muntah berhenti, pemberian makan per oral diberikan. Sedikit makanan kering (roti kering atau biskuit) dapat diberikan setiap jam, yang diselingi air dalam jumlah yang sedikit pula. Apabila klien menrima pengganti cairan IV atau nutrisi parenteral, perawatan dan pemantauan infus sangatlah penting dilakukan.
Lingkungan yang bersih merupakan faktor yang penting bagi klien. Tindakan menghilangkan muntahan dari kamar klien dan penggunaan pengharum ruangan akan menurunkan bau tidak sedap yang dapat mengganggu nafsu makan dan mengurangi keinginan untuk makan.
Dukungan psikologis yang paling efektif diberikan oleh perawat yang menunjukkan pemahaman dan perilaku empatik. Sikap tenang dan tidak menghakimi akan mempermudah klien untuk mengungkapkan konflik psikologis yang berkaitan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai hasill yang diharapkan terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk mengetahui sejauh mana masalah ibu dapat teratasi. Disamping itu, perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika yang ditetapkan belum tercapai dan proses keperawatan segera modifikasi.
Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. Klien dapat menyebutkan efek hiperemisis gravidarum pada hasil akhir perinatal dan terapi untuk mencegah komplikasi.
b. Klien dapat memberikan respon terhadap nutrisi oral atau perifer dan berhenti muntah.
c. Klien dapat memperlihatkan kenaikan berat badan yang positif. d. Klien dapat mempertahankan integritas kulit.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menyajikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny.N dengan hiperemisis gravidarum yang dirawat di Paviliun Abudzar 1 RSIJ Sukapura terhadap klien dimulai tanggal 6 sampai dengan 8 Juni 2016.
A. Pengkajian Keperawatan
Data diperoleh melalui wawancara dengan klien, keluarga, tim kesehatan, pengamat langsung, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1. Data dasar
a. Identitas klien
Klien berinisial Ny.N usia 20 tahun 7 bulan, status perkawinan menikah, agama islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SLTP, dirawat di Paviliun Abudzar 1 sejak tanggal 6 juni 2016 pukul 01.30 dengan diagnosa medis Hiperemisis Gravidarum G1P0A0 usia kehamilan 21 minggu (trimester 2).
b. Riwayat kehamilan dan persalinan lalu
Klien belum pernah melahirkan karena kehamilannya saat ini adalah kehamilan pertamanya selama menikah. Klien belum mempunyai pengalaman menyusui karena belum mempunyai anak. Klien tidak ada riwayat atau masalah ginekologi yang pernah dialami. Klien juga belum menggunakan program KB karena belum memiliki seorang anak.
c. Riwayat kehamilan saat ini
HPHT klien adalah 13 Januari 2016, dengan taksiran partus 20 Oktober 2016 memiliki berat badan sebelum hamil sekitar 46 kg. Pada kehamilan saat ini klien mempunyai tekanan darah 120/80 mmHg, berat badan sebelum
sakit adalah 53 kg dan berat badan saat ini adalah 50 kg dengan tinggi badan 145 cm.
d. Data umum kesehatan saat ini
Kien dengan status obstetric G1P0A0 usia kehamilan 21 minggu, keadaan umum tampak agak lemah, kesadaran komposmentis, berat badan saat ini 50 kg, tinggi badan 145 cm. Tanda-tanda vital klien yaitu, TD 120/80 mmHg, Nadi 94x/menit, Suhu 36,6°C, Pernapasan 22x/menit.
Hasil pemeriksaan fisik pada klien yaitu : 1) Kepala-Leher
a) Kepala : tidak ada benjolan, bersih, rambut tidak rontok dan agak lembab
b) Mata : simteris, konjungtiva anemis, sklera mata anikterik, pupil isokor 2 mm
c) Hidung : tidak ada sinusitis, tidak ada cairan
d) Mulut : mulut bersih, tidak ada karies gigi, mukosa bibir kering e) Telinga : tidak ada serumen, pendengaran baik, tidak ada
pembekakan
f) Leher : terdapat hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis
2) Dada
a) Jantung : irama teratur, tidak ada bunyi jantung tambahan
b) Paru-paru : bunyi napas vesikuler, gerakan dinding dada simetris c) Payudara : simetris, tidak ada benjolan, terdapat hiperpigmentasi
pada ereola
d) Puting susu : exverted
e) Kelenjar limphe : tidak ada pembesaran kelenjar limphe 3) Uterus : tinggi fundus 19 cm, tidak ada kontraksi
4) Abdomen : terdapat linea nigra, tidak terdapat striae gravidarum, bising usus 10x/menit, leopold I bokong, leopold II punggung kanan, leopold III kepala dan penurunan kepala belum terjadi
5) Perineum dan genital : pada vagina tidak terdapat varises, bersih, tidak ada keputihan, dan tidak terdapat hemorrhoid.
6) Ekstermitas : tidak terdapat edema dan varises pada ekstermitas atas dan bawah, reflek patela positif (+2).
7) Pola eliminasi : klien mengatakan BAK kurang lebih 10 kali sehari dengan karakteristik urine berwarna kuning jernih dan tidak ada masalah saat buang air kecil. Klien juga mengatakan BAB 1 kali sehari dengan karakteristik feses lunak dan tidak ada keluhan saat buang air besar. 8) Istirahat dan kenyamanan : klien mengatakan selama hamil tidurnya
sering terbangun setiap 2-3 jam tertidur di malam hari. Klien sangat jarang tidur siang. Klien mengluh nyeri pada ulu hati sperti ditusuk-tusuk, intensitas nyeri sedang.
9) Mobilisasi dan latihan : klien mengeluh lemas dan ingin ditemani jika ke kamar mandi. Klien tidak mengikuti latihan khusus/senam ibu hamil selama kehamilannya.
10) Nutrisi dan cairan : klien mengatakan tidak nafsu makan karena merasa mual, makan yang dihabiskan 2 sampai 4 sendok. Dalam sehari klien hanya menghabiskan 1 ½ botol air aqua sedang dan 2 gelas susu ibu hamil masih dipaksakan minum, karena dalam sehari klien muntah sampai 5x.
11) Keadaan mental : klien merasa cemas dengan keadaan bayinya karena kondisinya yang sedang kurang sehat.
12) Persiapan persalinan : klien belum mempersiapkan kehamilannya karena menurut klien usia kehamilannya masih muda dan taksiran melahirkannya masih lama.
Tanggal 5 Maret 2016 yaitu : a) Hemoglobin : 9.70 gr/dl b) Leukosit : 8.700 /ul c) Hematokrit : 28,9 % d) Trombosit : 457.000 /ul 2. Resume kasus
Pada tanggal 5 Maret 2016 pukul 23.30 WIB klien dengan G1P0A0 usia kehamilan 21 minggu datang ke Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura dan langsung dibawa ke UGD, di UGD telah dilakukan pemasangan infus dengan cairan RL dan observasi tanda-tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg, Nadi 98 x/menit, Suhu 36,5°C, pernapasan 22 x/menit, kemudian klien dipindahkan dari UGD ke ruang perawatan Paviliun Abudzar 1.
Klien dengan kehamilan 21 minggu, mengeluh mual dan muntah-muntah sejak 3 hari; dalam sehari bisa mencapai 5x muntah, mengeluh nyeri pada ulu hati, merasa lemas jika berjalan seperti sempoyongan, klien juga tidak nafsu makan karena mualnya. Selama kehamilannya klien tidak bisa tidur dengan nyenyak, karena selalu terbangun setiap 2 sampai 3 jam tertidur. Klien selalu memeriksakan kehamilannya ke puskesmas, berat badan terakhir saat di puskesmas adalah 53 kg dan berat sebelum hamil sekitar 46 kg. Keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis, turgor kulit kering, konjungtiva anemis, sklera mata anikterik, mukosa bibir kering, kantung mata agak hitam.
3. Data fokus
a. Data Subjektif
Klien mengatakan merasa mual dan muntah sejak 3 hari, dalam sehari klien muntah sampai 5x. Klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual, klien hanya mampu menghabiskan 2-4 sendok makan saja. Dalam sehari klien juga hanya mampu menghabiskan 1 ½ botol air aqua sedang dan 2 gelas susu ibu hamil. Klien mengatakan nyeri pada ulu hati, nyerinya seperti ditusuk-tusuk, bersifat local atau setempat, skala nyeri 6, merasa lemas dan
seperti sempoyongan saat berjalan. Klien merasa lemas dan perlu bantuan jika akan melakukan aktifitas sehari-hari. Klien juga mengatakan selama hamil tidurnya sangat mudah terbangun setiap 2-3 jam tertidur. Klien mengatakan berat badan sebelum hamil sekitar 46 kg, dan berat badan saat terakhir cek kehamilan adalah 53 kg, dan berat saat ditimbang saat ini adalah 50 kg.
b. Data Objektif 1) G1P0A0
2) Keadaan umum sakit sedang 3) Kesadaran komposmentis 4) Tanda-tanda vital a) TD : 120/80 mmHg b) Nadi : 94 x/menit c) Suhu : 36,6°C d) Pernapasan : 21 x/menit 5) Hasil pemeriksaan fisik
a) Kepala : tidak ada benjolan, rambut bersih dan tidak rontok
b) Mata : simetris, konjungtiva anemis, sklera anikterik, pupil isokor 2mm
c) Hidung : tidak ada sinusitis, tidak ada cairan
d) Mulut : mulut bersih, tidak ada karies gigi, mukosa bibir kering e) Telinga : tidak ada serumen, pendengaran baik, tidak ada
pembekakan
f) Leher : terdapat hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis
g) Payudara : simetris, tidak ada benjolan, terdapat hiperpigmentasi pada ereola
i) Abdomen : tidak terdapat strechmark, terdapat linea nigra, fundus uteri sejajar dengan umbilikus dan teraba keras
j) Ekstermitas tidak terdapat varises dan edema k) Tidak terdapat hemoroid
6) Turgor kulit kering 7) Pengisian kapiler 2 detik
8) Berat badan sebelum hamil 46 kg, berat badan sebelum sakit 53 kg, dan berat badan saat ini adalah 50 kg dengan tinggi badan 148 cm
9) Makan yang dihabiskan ¼ porsi 10) Minum yang dihabiskan 800 cc
11) Klien tampak lemah dan tidak mampu berjalan ke kamar mandi sendiri 12) Nyeri daerah epigastrik, frekuensi nyeri sering, skala nyeri : 6, intensitas
sedang, sifat seperti ditusuk-tusuk 13) Klien tampak meringis
14) Intake Infus : 500 cc Minum : 800 cc Susu : 500 cc + 1800 cc 15) Output IWL : 750 cc BAK 4X100 : 400 cc BAB 2X100 : 200cc Muntah 5x : 500 cc+ 1850 cc 16) Balance cairan : -50 cc 17) BB : 50 KG, TB : 148 cm, Lila : 25 cm 18) IMT : 22, 8 (normal) 19) BBI : 43,2 – 52,8 kg
20) Kenaikan BB selama hamil : 7 kg, kenaikan BB seharusnya : 5,5 kg 21) Hb : 9,70 gr/dl, Ht : 28,9%, Leukosit : 8.700 /ul, Trombosit : 457.000/ul 4. Analisa data
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DS :
- Klien mengatakan : “tidak nafsu makan karena merasa mual dan muntah setiap habis makan atau minum”
- Klien mengatakan : “makan yang dihabiskan hanya 2 sampai 4 sendok”
- Klien mengatakan : “BB sebelum hamil adalah 46 kg”
- Klien mengatakan : “BB saat terakhir cek kehamilan adalah 53 kg”
DO :
- Keadaan umum : lemah
- Makan yang dihabiskan ¼ porsi - Konjungtiva anemis
- BB : 50 kg, TB : 148 cm - BBI : 43,2-52,8 kg - IMT : 22,8
- Kenaikan BB hamil seharusnya : 5,5 kg Data penunjang : Hb 9,70 gr/dl, Ht 28,9 % -Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh Intake yang tidak adekuat 2 DS :
- Klien mengatakan : “merasa mual dan muntah sejak 3 hari”
- Klien mengatakan : “muntahnya sampai 5x dalam sehari, isi dari muntahannya terkadang cair atau sisa makanan”
- Klien mengatakan : “hanya bisa menghabiskan 1 ½ botol air aqua sedang dalam sehari”
- Klien mengatakan : “masih tetap memaksakan minum susu ibu hamil 2x sehari”
DO :
- Keadaan umum sakit sedang - Klien tampak lemah
Gangguan keseimbangan cairan : kurang dari kebutuhan tubuh Output yang berlebih dan intake yang tidak adekuat
- TD : 120/80 mmHg - Nadi : 94x/menit - Suhu : 36,6°C - Mukosa bibir kering - Turgor kulit kering
- Minum yang dihabiskan 900 cc - Intake : Infus : 500 cc Minum : 800 cc susu : 500 cc - Output : IWL : 750 cc BAK : 400 cc BAB : 200 cc Muntah : 500 cc Balance cairan : -50 cc 3 DS :
- Klien mengatakan : “ nyeri pada ulu hati, nyerinya seperti ditusuk-tusuk, skala 6, dan frekuensinya sering” DO :
- Keadaan umum : klien tampak lemah
- TD : 120/80 mmHg - Nadi 94 x/menit
- Klien tampak nyeri bagian epigastrik
- Skala nyeri : 6 - Frekuensi : sering - Intensitas : sedang
- Sifat nyeri : seperti ditusuk-tusuk
Gangguan rasa nyaman : nyeri
Peningkatan asam lambung
4 DS :
- Klien mengatakan : “selama hamil tidurnya tidak teratur selalu terbangun setiap 2-3 jam tertidur” - Klien mengatakan : “sebelum hamil
tidurnya sekitar 7-8 jam” DO :
- Klien tampak gelisah dan tidak nyaman
- TD : 120/80 mmHg - Nadi : 94x/menit
- Terdapat lingkar mata hitam
Gangguan pola tidur Adanya pergerakan janin 5 DS :
- Klien mengatakan : “merasa lemah dan tidak bisa berjalan ke kamar mandi sendirian” Intoleransi aktifitas Kelemahan fisik kelemahan akibat nutrisi
- Klien mengatakan : “perlu bantuan untuk melakukan aktifitas sehari-harinya”
- Klien mengatakan : “seperti sempoyongan saat akan berdiri” DO :
- Keadaan umum : sakit sedang - Klien tampak lemah
- TD : 120/80 mmHg - Nadi : 94 x/menit
yang tidak adekuat
6 DS :
- Klien mengatakan : “merasa khawatir dengan janinnya karena kondisinya yang kurang sehat” - Klien mengatakan : “ini adalah
kehamilan pertamanya dan klien belum mempunyai pengetahuan tentang kehamilan”
- Klien mengatakan : “sebelum dirawat di rumah sakit, selalu muntah setiap setelah makan ataupun minum”
- Klien mengatakan : “makan hanya habis 2 sampai 4 sendok”
- Klien mengatakan : “dalam sehari minum hanya 1 ½ botol air aqua sedang”
DO :
- Klien tampak lemah - Kesadaran composmentis
- Klien hanya minum 900 cc sehari - Makan yang dihabiskan hanya ¼
porsi
- DJJ 152 x/menit - Hasil USG :
Gravid tunggal, hidup, letak kepala, cairan amnion cukup, biometri janin sesuai usia kehamilan 21 minggu
Resiko injury pada janin berkurangnya peredaran darah dan makanan ke fetal (janin) B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data-data diatas maka diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada Ny.N adalah :
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL
DITEMUKAN
TANGGAL TERATASI 1 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan 6 Juni 2016 8 Juni 2016
tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan : “tidak nafsu makan karena merasa mual dan muntah setiap habis makan atau minum”
- Klien mengatakan : “makan yang dihabiskan hanya 2 sampai 4 sendok” - Klien mengatakan : “BB sebelum hamil
adalah 46 kg”
- Klien mengatakan : “BB saat terakhir cek kehamilan adalah 53 kg”
DO :
- Keadaan umum : lemah
- Makan yang dihabiskan ¼ porsi - Konjungtiva anemis
- BB : 50 kg, TB : 148 cm - BBI : 43,2-52,8 kg - IMT : 22,8
- Kenaikan BB hamil seharusnya : 5,5 kg - Data penunjang : Hb 9,70 gr/dl, Ht 28,9
%
2 Gangguan keseimbangan cairan : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih dan intake yang tidak adekuat ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan : “merasa mual dan muntah sejak 3 hari”
- Klien mengatakan : “muntahnya sampai 5x dalam sehari, isi dari muntahannya terkadang cair atau sisa makanan” - Klien mengatakan : “hanya bisa
menghabiskan 1 ½ botol air aqua sedang dalam sehari”
- Klien mengatakan : “masih tetap memaksakan minum susu ibu hamil 2x sehari”
DO :
- Keadaan umum sakit sedang - Klien tampak lemah
- TD : 120/80 mmHg - Nadi : 94x/menit - Suhu : 36,6°C - Mukosa bibir kering - Turgor kulit kering
- Minum yang dihabiskan 900 cc
- Intake : Infus : 500 cc Minum : 800 cc susu : 500 cc - Output : IWL : 750 cc BAK : 400 cc BAB : 200 cc Muntah : 500 cc Balance cairan : -50 cc
3 Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubuhngan dengan peningkatan asam lambung ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan : “ nyeri pada ulu hati, nyerinya seperti ditusuk-tusuk, skala 6, dan frekuensinya sering”
DO :
- Keadaan umum : klien tampak lemah - TD : 120/80 mmHg
- Nadi 94 x/menit
- Klien tampak nyeri bagian epigastrik - Skala nyeri : 6
- Frekuensi : sering - Intensitas : sedang
- Sifat nyeri : seperti ditusuk-tusuk
6 Juni 2016 8 Juni 2016
4 Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya pergerakan janin ditandai dengan : DS :
- Klien mengatakan : “selama hamil tidurnya tidak teratur selalu terbangun setiap 2-3 jam tertidur”
- Klien mengatakan : “sebelum hamil tidurnya sekitar 7-8 jam”
DO :
- Klien tampak gelisah dan tidak nyaman - TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 94x/menit
- Terdapat lingkar mata hitam
6 Juni 2016 7 Juni 2016
5 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik kelemahan akibat nutrisi yang tidak adekuat ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan : “merasa lemah dan tidak bisa berjalan ke kamar mandi sendirian”
- Klien mengatakan : “perlu bantuan untuk
melakukan aktifitas sehari-harinya” - Klien mengatakan : “seperti
sempoyongan saat akan berdiri” DO :
- Keadaan umum : sakit sedang - Klien tampak lemah
- TD : 120/80 mmHg - Nadi : 94 x/menit
6 Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya peredarn darah dan makanan ke fetal (janin) ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan : “merasa khawatir dengan janinnya karena kondisinya yang kurang sehat”
- Klien mengatakan : “ini adalah kehamilan pertamanya dan klien belum mempunyai pengetahuan tentang kehamilan”
- Klien mengatakan : “sebelum dirawat di rumah sakit, selalu muntah setiap setelah makan ataupun minum”
- Klien mengatakan : “makan hanya habis 2 sampai 4 sendok”
- Klien mengatakan : “dalam sehari minum hanya 1 ½ botol air aqua sedang” DO :
- Klien tampak lemah - Kesadaran composmentis
- Klien hanya minum 900 cc sehari - Makan yang dihabiskan hanya ¼ porsi - DJJ 152 x/menit
- Hasil USG :
Gravid tunggal, hidup, letak kepala, cairan amnion cukup, biometri janin sesuai usia kehamilan 21 minggu
6 Juni 2016 8 Juni 2016
C. Perencanaan Keperawatan
NO Tujuan & Kriteria Hasil
Rencana Tindakan Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada Ny.N selama 8x60 menit diharapkan perubahan nutrisi :
1. Kaji kebutuhan nutrisi ibu
1. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi ibu dan
kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil :
- Nausea dan vomitus berkurang atau hilang - Makan yang dihabiskan 1 porsi - BB stabil atau bertambah - Klien mengkonsumsi makanan dengan gizi yang cukup - Mengungkapkan
kemauan untuk mengikuti diet yang telah diprogramkan 2. Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi 3. Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering 4. Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak 5. Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering (roti atau biskuit) 6. Berikan motivasi agar mau menghabiskan makanan 7. Timbang berat badan ibu setelah 2 hari menentukan langkah selanjutnya 2. Untuk mengetahui nutrisi ibu dapat dinilai
sejauh mana
kekurangan nutrisi akibat muntah yang berlebihan
3. Dapat mengurangi pemenuhan lambung dan mengurangi kinerja
klinik serta mempermudah proses penyerapan 4. Mengurangi rangsangan saluran pencernaan, sehingga mual dan muntah berkurang 5. Tidak merangsang pencernaan sehingga mengurangi perasaan mual 6. Ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanannya 7. Untuk mengetahui keseimbangan berat badan sesuai usia kehamilan
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada Ny.N selama 8x60 menit diharapkan kebutuhan cairan dapat terpenuhi dengan kriteria hasil:
1. Klien tidak mengeluh
1. Kaji TTV dan tanda-tanda
dehidrasi
1. Untuk mengetahui keadaan umum pada ibu. TTV yang menigkat merupakan tanda-tanda dehidrasi dan hipovolemia. 2. Ketidakseimbangan
muntah
2. Turgor kulit elastis 3. Mukosa bibir lembab 4. Asupan oral adekuat 5. Terdapat
kesinambungan antara asupan dan keluaran dalam 24 jam 2. Observasi hasil pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi - Elektrolit - Hematokrit - BUN 3. Istirahatkan ibu ditempat yang nyaman 4. Pantau tetesan cairan infus
5. Catat intake dan output
6. Anjurkan untuk minum tiap jam
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infuse
elektrolit atau asam basa biasanya dan
bahkan dapat
mengancam nyawa, hematokrit meningkat pada dehidrasi, BUN menunjukkan
hipovolemia
menurunkan perfusi dan fungsi ginjal 3. Istirahat akan
menurunkan kebutuhan energy kerja yang membuat metabolisme meningkat, sehingga tidak merangsang terjadinya mual dan muntah
4. Tetes infus yang tidak
tepat akan menyebabkan kekurangan atau kelebihan cairan di sirkulasi 5. Untuk mengetahui intake dan output dan keseimbangan cairan tubuh 6. Untuk menambah pemasukan cairan melalui oral 7. Pemberian cairan infuse dapat mengganti jumlah cairan elektrolit yang hilang dengan cepat sehingga dapat mencegah keadaan yang lebih buruk lagi bagi ibu