• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI DI KELAS X SMA NEGERI 1 KUTACANE TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI DI KELAS X SMA NEGERI 1 KUTACANE TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:

Suhadi Habibi NIM. 409411049

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah

dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Trigonometri Di Kelas X SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran

2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih

kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan

skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Dr. W.

Rajagukguk, M.Pd., Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si., Bapak Prof. Dr. B. Sinaga,

M.Pd. dan Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai

selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada

seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA

Universitas Negeri Medan yang telah banyak membantu penulis.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibunda tercinta

Jemidah dan Ayahanda tercinta Sabdun Razak yang terus memberikan motivasi

dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih

juga disampaikan kepada Kakak; Surniati, Darma, Asma, Ira dan Abang; Anwar,

Azhar, Rasid yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Derajad, S.Pd. selaku Kepala Sekolah

SMA Negeri 1 Kutacane, serta Ibu Siti Aminah, S.Pd. dan Bapak Sandra Putra,

S.Pd. selaku guru bidang studi matematika SMA Negri 1 Kutacane yang telah

(4)

v

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Aisyah Fitri, Imam,

Oki, Novi, Rika, Winda, Neni, Ayu, Riyan, Duty, Ona, Muzi dan teman-teman

lainnya di jurusan matematika khususnya kelas Dik B Reguler 2009 yang telah

banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini,

beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi

semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2013

Penulis,

(5)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI DI

KELAS X SMA NEGERI 1 KUTACANE TAHUN AJARAN 2012/2013

Suhadi Habibi (NIM. 409411049) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada materi Trigonometri dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di kelas X SMA Negeri 1 Kutacane tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-A SMA N 1 Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-A SMA N 1 Kutacane yang berjumlah 40 orang sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada pembelajaran trigonometri di SMA N 1 Kutacane tahun ajaran 2012/2013.

Instrumen penelitian dalam pengumpulan data adalah tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa pada materi trigonometri saat dilakukan tindakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar dan aktivitas siswa pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa banyak siswa yang yang tuntas dalam pembelajaran mulai dari tes awal hingga tes hasil belajar II terus mengalami peningkatan yang pada awalnya hanya 3 siswa (7,5%) menjadi 24 siswa (60%) hingga 36 siswa (90%). Nilai rata-rata siswa meningkat dari Tes awal yang hanya 48,625 menjadi 73,575 (meningkat sebesar 24,95). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkataktan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada materi Trigonometri.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 6

1.3.Batasan Masalah 7

1.4.Rumusan Masalah 7

1.5.Tujuan Penelitian 7

1.6.Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Pembelajaran Matematika 10

2.1.3. Aktivitas Belajar 12

2.1.4. Hasil Belajar 16

2.1.5. Pembelajaran Kooperatif 16

2.1.5.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 16

2.1.5.2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 17

2.1.5.3. Sintaks Pembelajaran Kooperatif 18

2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 19

2.1.6.1. Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 19 2.1.6.2. Kelebihan Dan Kelemahan Kooperatif Tipe STAD 24

2.1.7. Materi Trigonometri 25

2.1.7.1. Pengertian Sudut dan Ukurannya 25 2.1.7.2. Perbandingan-perbandingan Trigonometri 25

2.1.7.3. Persamaan Trigonometri Sederhana 28

2.1.7.4. Fungsi Trigonometri dan Grafiknya 28

2.1.7.5. Identitas Trigonometri 31

2.1.7.6. Aturan Sinus dan Aturan Kosinus 32

2.1.7.7. Luas Daerah Segitiga 34

2.2. Kerangka Konseptual 35

(7)

BAB III METODE PENELITIAN 38

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 38

3.2.1. Subjek Penelitian 38

3.2.2. Objek Penenlitian 38

3.3. Jenis Penelitian 38

3.4. Prosedur Penelitian 38

3.5. Alat Pengumpul Data 43

3.5.1. Tes 43

3.5.2. Lembar Observasi 44

3.6. Analisis Data 45

3.6.1. Reduksi Data 45

3.6.2. Interpretasi Hasil 45

3.6.3. Menarik Kesimpulan 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51

4.1. Hasil Penelitian 51

4.1.1. Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian Pada Siklus I 51 4.1.2. Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian Pada Siklus II 68

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 77

4.2.1 Aktivitas Siswa 77

4.2.2 Proses Pembelajaran 79

4.2.3 Hasil Belajar Siswa 83

4.3. Diskusi Hasil Penelitian 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 86

5.1 Kesimpulan 86

5.2 Saran 87

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif 18

Tabel 2.2. Pembentukan Kelompok Kooperatif 20

Tabel 2.3. Prosedur Penentuan Nilai Perkembangan Siswa 21

Tabel 2.4. Penghargaan Kelompok 22

Tabel 2.5. Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 23

Tabel 2.6. Nilai Trigonometri Sudut-sudut istimewa 26

Tabel 3.1. Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran 45

Tabel 3.2. Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa 47

Tabel 3.3. Tingkat Penguasaan Siswa 48

Tabel 4.1. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 51

Tabel 4.2. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal 52

Tabel 4.3. Kesalahan Jawaban Siswa Dalam Soal Tes Awal 53

Tabel 4.4. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 59

Tabel 4.5. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 60

Tabel 4.6. Kesalahan Jawaban Siswa Dalam Soal Tes Belajar I 60

Tabel 4.7. Perhitungan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas

Siswa Siklus I 65

Tabel 4.8. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 72

Tabel 4.9. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II 73

Tabel 4.10. Perhitungan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas

Siswa Siklus II 74

Tabel 4.11. Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 77

Tabel 4.12. Hasil Observasi Proses Pembelajaran 79

Tabel 4.13. Tingkat Ketuntasan Tes Awal, Tes I dan Tes II 83

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Sudut BAC 25

Gambar 2.2. Pembagian Empat Wilayah Koordinat yang disebut Kuadran 27

Gambar 2.3. Grafik Fungsi Sinus 29

Gambar 2.4. Grafik Fungsi Kosinus 29

Gambar 2.5. Grafik Fungsi Tangen 30

Gambar 2.6. Grafik Fungsi ysin3x, y 2sin3x, y2sin3x1 31

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 43

Gambar 4.1 Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus I 67

Gambar 4.2 Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus II 75

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 90 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 100 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 109 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 116

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 126

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 131

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 136

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 140

Lampiran 9. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Awal 145

Lampiran 10. Tes Hasil Belajar Awal 146

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar Awal 147 Lampiran 12. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar Awal 149

Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 150

Lampiran 14. Tes Hasil Belajar I 151

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 152 Lampiran 16. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 157 Lampiran 17. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 158

Lampiran 18. Tes Hasil Belajar II 159

Lampiran 19. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 160 Lampiran 20. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 165 Lampiran 21. Validasi Tes Hasil Belajar Awal 166

Lampiran 22. Validasi Tes Hasil Belajar I 167

Lampiran 23. Validasi Tes Hasil Belajar II 168

Lampiran 24. Lembar Observasi Proses Pembelajaran 169 Lampiran 25. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 172 Lampiran 26. Tingkat Penguasaan dan Tingkat Ketuntasan Belajar

Tes Awal Siswa 173

Lampiran 27. Tingkat Penguasaan dan Tingkat Ketuntasan Belajar Tes

Hasil Belajar I Siklus I 175 Lampiran 28. Tingkat Penguasaan dan Tingkat Ketuntasan Belajar

Tes Hasil Belajar II Siklus II 177 Lampiran 29. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 179 Lampiran 30. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I 181 Lampiran 31. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II 184 Lampiran 32. Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa Siklus I 187 Lampiran 33. Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa Siklus II 188

Lampiran 34. Dokumentasi Penelitian 189

Lampiran 35. Surat Ketersedian Menjadi Dosen PS 193 Lampiran 36. Surat Keterangan Mengadakan Observasi 194 Lampiran 37. Permohonan Surat Izin Penelitian 195

Lampiran 38. Surat Izin Penelitian 196

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang

pendidikan, mulai pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan. Hal ini

disebabkan karena matematika sangat penting, baik dalam pendidikan formal

maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan matematika di Indonesia

diupayakan agar sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Akan tetapi

pada saat ini Indonesia masih berada pada problema klasik dalam hal kualitas

pendidikan. Pada kenyataannya negara Indonesia memiliki kualitas pendidikan

yang masih sangat memprihatinkan jika dibandingkan dengan negara-negara

lainnya khususnya dalam bidang studi matematika.

Masalah dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah rendahnya

prestasi belajar siswa dalam bidang matematika. Berdasarkan hasil penelitian

TIMSS (Trends In International Mathematics Science Study) yang dilakukan oleh

Michael O.Martin, Pierre Foy dan Alka Arora peda tahun 2011 (Michael,

2012:42) menyatakan bahwa:

“Indonesia pada peringkat ke-38 dari 45 negara untuk penguasaan pelajaran di bidang matematika. Score Indonesia (386) masih berada di bawah Singapura (611) dan Malaysia (440). Score Indonesia masih berada dibawah TIMSS Scale Centerpoint yaitu 500 point”.

Kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa pendidikan matematika

di Indonesia masih mengecewakan. Rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang

matematika mencerminkan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam belajar

matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan dan penyelesaian suatu

masalah.

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar tersebut adalah sebagian

siswa masih menganggap bahwa matematika itu sulit dan tidak menyenangkan. Mulyono Abdurrahman (2003:252) menjelaskan: “ Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap

(12)

2

variatif, interaktif, dan menyenangkan akan memicu siswa tidak menyukai

matematika dan menganggap matematika sebagai momok yang menakutkan.

Pembelajaran lebih terpusat pada guru, bukan pada siswa. Guru mendominasi

pembelajaran, sementara siswa hanya menjadi pendengar dan pencatat yang baik.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Turmudi (2008:10) menjelaskan bahwa: “Ilmu pengetahuan (matematika) yang selama ini disampaikan menggunakan system transmission knowledge (bagaikan menuangkan air dari poci ke dalam gelas), siswa disuruh diam dengan “manis”, mendengarkan expository (uraian dan penjelasannya) guru, menirukan ucapan guru, mengimitasikan proses menggambarnya guru, mengkopi apa yang diberikan guru didepan kelas. Dengan kata lain semuanya adalah aktivitas pasif”.

Hal ini berdampak pada sikap siswa yang kurang mandiri, tidak berani

mengungkapkan pendapat sendiri, selalu meminta bimbingan guru dan kurang

gigih mencoba menyelesaikan masalah matematika, sehingga pengetahuan yang

dipahami siswa hanya sebatas yang diberikan guru. Kenyataan pengajaran

matematika seperti ini membuat pengajaran matematika menjadi tidak menarik,

sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar matematika yang pada akhirnya

mengakibatkan penguasaan siswa terhadap matematika menjadi relatif rendah. Dimyati (2006:238) menjelaskan: “Faktor intern yang berpengaruh dalam proses belajar siswa adalah (1) Sikap terhadap belajar, (2) Motivasi belajar, (3)

Konsentrasi belajar, (4) Mengolah bahan belajar, (5) Menyimpan perolehan hasil

belajar, (6) Menggali hasil belajar yang tersimpan, (7) Kemampuan berprestasi

atau unjuk hasil belajar, (8) Rasa percaya diri siswa, (9) Intelegensi dan

keberhasilan belajar, (10) Kebiasaan belajar dan (11) Cita-cita siswa. Sedangkan

faktor ekstern yang berpengaruh dalam proses belajar siswa adalah (1) Guru

sebagai pembina siswa belajar, (2) Prasarana dan sarana pembelajaran, (3)

Kebijakan penilaian, (4) Lingkungan sosial siswa di sekolah dan (5) Kurikulum sekolah”.

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kutacane adalah salah satu sekolah yang

berada di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh. Berdasarkan pengalaman peneliti

(13)

dalam proses pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika. Matematika

dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk dipahami oleh siswa.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 9 Februari 2013

dengan Ibu Siti Aminah S.Pd. (Salah satu guru matematika di SMA N 1

Kutacane), mengatakan bahwa siswa SMA N 1 Kutacane sulit untuk

menyelesaikan soal-soal trigonometri. Pada umumnya kesulitan mereka terletak

pada kurangnya pemahaman terhadap perbandingan-perbandingan sudut pada

trigonometri, sehingga apabila ada soal atau permasalahan yang sedikit berbeda

dari contoh yang telah dibuat, mereka tidak bisa menggunakan

informasi-informasi yang diberikan dalam soal tersebut. Selain itu banyak siswa tidak

mampu untuk menyelesaikan permasalahan trigonometri karena tidak memiliki

materi prasyarat untuk menyelesaikan masalah trigonometri tersebut.

Dari hasil observasi yang dilakukan, dapat digambarkan bahwa secara

umum strategi pembelajaran di SMA N 1 Kutacane dalam mata pelajaran

matematika khususnya materi trigonometri selama ini umumnya hanya berupa

penyampaian materi secara teori oleh guru lewat ceramah, demonstrasi, latihan

dan mengerjakan tugas-tugas. Strategi pembelajaran ini dilaksanakan secara

simultan, akibatnya potensi kelas kurang diberdayakan, siswa kurang termotivasi

untuk mengikuti materi ini karena strategi yang digunakan dalam

penyampaiannya selalu bersifat monoton. Siswa tidak diarahkan untuk saling

bekerja sama dengan teman-temannya dan saling bertukar pendapat untuk dapat

memecahkan masalah-masalah trigonometri. Penerapan strategi pembelajaran

dengan menggunakan strategi yang monoton inilah yang diduga menjadi salah

satu faktor penyebab masih rendahnya nilai siswa untuk mata pelajaran

matematika khususnya pada materi trigonometri di SMA N 1 Kutacane Aceh

Tenggara.

Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa di kelas X SMA N 1

Kutacane mereka mengatakan bahwa pada saat pembelajaran matematika guru

yang bersangkutan hanya memberikan penjelasan langsung dan dilanjutkan

dengan pemberian tugas ataupun latihan. Para siswa juga tidak melakukan

(14)

4

gurunya. Para siswa hanya dijadikan objek pembelajaran bukan subjek dalam

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamalik (2010:170): “Kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menetukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sisten penuangan lebih mudah pelaksanaanya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan, guru cukup mempelajari materi dari buku. Lalu disampaikan pada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas meneima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.

Sedangkan Sanjaya (2008:1130) mengatakan bahwa :

“Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.”

Maka untuk membuat siswa belajar matematika, diperlukan aktivitas

pembelajaran matematika. Aktivitas siswa yang membangun sendiri pengetahuan

matematika siswa. Oleh karena itu perlu adanya pembaharuan dalam

pembelajaran Matematika dengan memerankan siswa untuk berpartisipasi secara

aktif.

Dalam hal ini, sebaiknya guru harus membuat suatu trik dimana

matematika itu dapat dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan mudah

dimengerti yang dengan sendirinya membangkitkan semangat para siswa untuk

belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk

melibatkan keaktifan siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut

Johsnon dan Johnson (dalam Abdurrahman, 2003:124) menyatakan bahwa:

“ Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Berbagai pengaruh positif tersebut antara lain:

1. Meningkatkan prestasi belajar 2. Meningkatkan retensi

3. Lebih dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi 4. Lebih dapat mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik

5. Lebih sesuai untuk meningkatkan hubungan manusia yang heterogen 6. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah

(15)

9. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif 10.Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang

memungkinkan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Isjoni (2009:23) ”Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar

mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa”.

Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran

kooperatif tipe STAD ini merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang sangat

sederhana sehingga sangat mudah untuk diterapkan. Trianto (2009:214)

mengatakan bahwa model STAD adalah model yang paling tepat untuk

mengajarkan materi-materi pelajaran ilmu pasti, seperti penerapan dan

perhitungan matematika dan konsep-konsep sains lainnya”.

Menurut Slavin (dalam Rusman, 2009:213) bahwa: “Dalam pembelajaran

kooperatif tipe STAD siswa dibagi menjadi kelompok yang beranggotakan empat

orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Guru memberikan

suatu pelajaran dan siswa-siswa dalam kelompok memastikan bahwa semua

anggota kelompok bisa menguasai pelajaran tersebut”.

Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa: “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menciptakan interaksi antara siswa dengan siswa dan juga antara siswa

dengan guru sehingga tercipta masyarakat belajar (learning community). Siswa

tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama siswa. Dalam pembelajaran

kooperatif tipe STAD menuntut keikutsertaan siswa secara aktif dalam diskusi

kelompok yang memungkinkan siswa lebih memahami konsep matematika yang

abstrak.

Materi trigonometri yang diajarkan dengan metode pembelajaran

(16)

6

trigonometri. Karena dalam kerja kelompok akan sering dijumpai siswa yang

mampu mengungkapkan ide-ide matematikanya dengan baik kepada teman

sebayanya karena mereka cenderung menggunakan bahasa sehari-hari yang

mudah dipahami. Hal senada seperti yang diungkapkan dalam sebuah Jurnal oleh Sujama yaitu penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Peserta Didik Pada Materi

Trigonometri (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Peserta Didik Kelas X-2

SMAN 1 Taraju Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2011/2012)” hasil

penelitiannya menyatakan bahwa Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh

simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematik peserta didik kelas X-2 SMAN Taraju Kabupaten

Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi Trigonometri. Penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD) dapat meningkatkan aktivitas peserta didik kelas X-2 SMAN Taraju

Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi Trigonometri.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Trigonometri Di Kelas X SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat

diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika di Indonesia masih rendah,

2. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa,

3. Siswa mengalami kesulitan belajar matematika khususnya pada materi

Trigonometri,

(17)

5. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal trigonometri masih

rendah,

6. Belum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

1.3Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka

masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi yaitu pada point keempat dan kelima

pada identifikasi masalah yaitu :

1. Pembelajaran pada materi trigonometri di kelas X SMA Negeri 1 Kutacane

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Pembelajaran pada materi trigonometri di kelas X SMA Negeri 1 Kutacane

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi fokus permasalahan

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

aktifitas belajar siswa pada materi Trigonometri di kelas X SMA Negeri 1

Kutacane tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada materi Trigonometri di kelas X SMA Negeri 1

Kutacane tahun ajaran 2012/2013?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi

(18)

8

Student Teams Achievement Division (STAD) di kelas X SMA Negeri 1

Kutacane tahun ajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi

Trigonometri dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) di kelas X SMA 1 Kutacane

tahun ajaran 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada

materi trigonometri.

2. Bagi guru, sebagai pertimbangan untuk menentukan model pembelajaran

dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi sekolah, menjadi sumber informasi atau sumbangan pemikiran sebagai

salah satu alternatif pengajaran sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif

tipe STAD khusunya di sekolah tempat dilaksanakannya penelitian ini dan

di sekolah lain pada umumnya.

4. Bagi peneliti, sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Aktivitas siswa pada siklus I belum memenuhi kategori ideal karena

persentase aktivitas siswa berdiskusi dengan temannya maupun guru

belum memenuhi PWI (Persentase Waktu Ideal) karena hanya bernilai

17,73% dan 2,27% (total 20%) dari total waktu keseluruhan dalam proses

belajar mengajar, yang idealnya berkisar antara 25% sampai 35%. Namun

terlihat pada siklus II aktivitas siswa untuk menulis sudah berkurang dari

31,82% menjadi 25,91% dari total waktu pembelajaran sehingga aktivitas

berdiskusi dengan teman maupun guru sudah memenuhi PWI yaitu

sebesar 26,82% dan 5,91% (total 32,73%). Karena semua kriteria sudah

dipenuhi maka aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus II telah

ideal. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Pembelajaran kooperatif

tipe STAD dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa pada materi

Trigonometri di kelas X SMA Negeri 1 Kutacane tahun ajaran 2012/2013.

2. Banyak siswa yang yang tuntas dalam pembelajaran mulai dari tes awal

hingga tes hasil belajar II terus mengalami peningkatan yang pada awalnya

hanya 3 siswa (7,5%) menjadi 24 siswa (60%) hingga 36 siswa (90%).

Nilai rata-rata siswa meningkat dari Tes awal yang hanya 48,625 menjadi

73,575 (meningkat sebesar 24,95). Karena sebanyak 90% dari keseluruhan

siswa telah tuntas, maka Pembelajaran pada materi Trigonometri di Kelas

X-A dengan menggunakan model kooperatif Tipe STAD telah tuntas.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Trigonometri

(20)

87

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu:

1. Kepada guru matematika untuk dapat mempertimbangkan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan

Trigonometri karena model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

2. Agar siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar, hendaknya guru selalu

melibatkan siswa secara aktif dan membuat suasana yang menyenangkan

dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak beranggapan bahwa

matematika merupakan pelajaran sulit.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat meneliti

disekolah-sekolah lain pada materi yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi

perbandingan guna untuk meninngkatkan kualitas pendidikan khususnya

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,

Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsini, dkk., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara,

Jakarta.

Daryanto, (2001), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati, (2006), Belajaar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, O., (2005), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Jakarta.

Istarani, (2010), Penelitian Tindakan Kelas, CV. ISCOM Medan, Medan.

Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Marsigit, dkk., (2008), Matematika SMA Kelas X, Quadra, Bogor.

Michael, dkk., (2012), TIMSS 2011 International Results in Mathematics, Boston

College, Massachusetts.

Natawijaya, Rochman, (http://id.shwoong.com/social-sciences), Diakses 25

Januari 2013.

Nurhadi, dkk., (2003), Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban , UM Press,

Malang.

Nurkancana, W., (1992), Evaluasi Hasil Belajar, Usaha nasional, Surabaya.

Rusman, (2011), Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Belajar Mengajar,

Rajawali Pers, Jakarta.

Sinaga, B., (2007), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika

Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3), Unesa,

(22)

89

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta.

Sudijono, A., (2009), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta.

Sudrajat, S., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemahaman Matematik Peserta Didik Pada Materi Trigonometri

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Peserta Didik Kelas X-2 SMAN 1

Taraju Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2011/2012), Unsil,

Tasikmalaya.

Sukardi, (2009), Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta.

Turmudi, (2008), Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika, Leuser

Cita Pustaka, Jakarta

Wikipedia, (http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar), Diakses 20 Januari 2013.

Yusfy,

(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2241185-pengertian-aktivitas-belajar/), Diakses 25 Januari 2013.

Gambar

Gambar 2.1. Sudut BAC

Referensi

Dokumen terkait

NEWS READER : DEKRANAS ADAKAN PAMERAN KREASI JOGJA UNTUK INDONESIA. PAMERAN PRODUK KERAJINAN / SELAMA INI TETAP MENJADI ANDALAN PERAJIN UNTUK MENJUAL HASIL

[r]

Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan berpikir Matematika

Fokus penelitian ini mengajukan rumusan bagaimanakah pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler serta kendala dan upaya yang dilakukan sekolah

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode

Pengaruh Implementasi Electronic Procurement (E- Proc) Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Terhadap Perwujudan Good Governance Di Balai Besar Wilayah Sungai