TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh:
Suhadi Habibi NIM. 409411049
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Trigonometri Di Kelas X SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran
2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Dr. W.
Rajagukguk, M.Pd., Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si., Bapak Prof. Dr. B. Sinaga,
M.Pd. dan Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA
Universitas Negeri Medan yang telah banyak membantu penulis.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibunda tercinta
Jemidah dan Ayahanda tercinta Sabdun Razak yang terus memberikan motivasi
dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada Kakak; Surniati, Darma, Asma, Ira dan Abang; Anwar,
Azhar, Rasid yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Derajad, S.Pd. selaku Kepala Sekolah
SMA Negeri 1 Kutacane, serta Ibu Siti Aminah, S.Pd. dan Bapak Sandra Putra,
S.Pd. selaku guru bidang studi matematika SMA Negri 1 Kutacane yang telah
v
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Aisyah Fitri, Imam,
Oki, Novi, Rika, Winda, Neni, Ayu, Riyan, Duty, Ona, Muzi dan teman-teman
lainnya di jurusan matematika khususnya kelas Dik B Reguler 2009 yang telah
banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini,
beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi
semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, Juni 2013
Penulis,
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI DI
KELAS X SMA NEGERI 1 KUTACANE TAHUN AJARAN 2012/2013
Suhadi Habibi (NIM. 409411049) ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada materi Trigonometri dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di kelas X SMA Negeri 1 Kutacane tahun ajaran 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-A SMA N 1 Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-A SMA N 1 Kutacane yang berjumlah 40 orang sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada pembelajaran trigonometri di SMA N 1 Kutacane tahun ajaran 2012/2013.
Instrumen penelitian dalam pengumpulan data adalah tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa pada materi trigonometri saat dilakukan tindakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar dan aktivitas siswa pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa banyak siswa yang yang tuntas dalam pembelajaran mulai dari tes awal hingga tes hasil belajar II terus mengalami peningkatan yang pada awalnya hanya 3 siswa (7,5%) menjadi 24 siswa (60%) hingga 36 siswa (90%). Nilai rata-rata siswa meningkat dari Tes awal yang hanya 48,625 menjadi 73,575 (meningkat sebesar 24,95). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkataktan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada materi Trigonometri.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembaran Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 6
1.3.Batasan Masalah 7
1.4.Rumusan Masalah 7
1.5.Tujuan Penelitian 7
1.6.Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1. Pengertian Belajar 9
2.1.2. Pembelajaran Matematika 10
2.1.3. Aktivitas Belajar 12
2.1.4. Hasil Belajar 16
2.1.5. Pembelajaran Kooperatif 16
2.1.5.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 16
2.1.5.2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 17
2.1.5.3. Sintaks Pembelajaran Kooperatif 18
2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 19
2.1.6.1. Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 19 2.1.6.2. Kelebihan Dan Kelemahan Kooperatif Tipe STAD 24
2.1.7. Materi Trigonometri 25
2.1.7.1. Pengertian Sudut dan Ukurannya 25 2.1.7.2. Perbandingan-perbandingan Trigonometri 25
2.1.7.3. Persamaan Trigonometri Sederhana 28
2.1.7.4. Fungsi Trigonometri dan Grafiknya 28
2.1.7.5. Identitas Trigonometri 31
2.1.7.6. Aturan Sinus dan Aturan Kosinus 32
2.1.7.7. Luas Daerah Segitiga 34
2.2. Kerangka Konseptual 35
BAB III METODE PENELITIAN 38
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 38
3.2.1. Subjek Penelitian 38
3.2.2. Objek Penenlitian 38
3.3. Jenis Penelitian 38
3.4. Prosedur Penelitian 38
3.5. Alat Pengumpul Data 43
3.5.1. Tes 43
3.5.2. Lembar Observasi 44
3.6. Analisis Data 45
3.6.1. Reduksi Data 45
3.6.2. Interpretasi Hasil 45
3.6.3. Menarik Kesimpulan 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51
4.1. Hasil Penelitian 51
4.1.1. Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian Pada Siklus I 51 4.1.2. Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian Pada Siklus II 68
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 77
4.2.1 Aktivitas Siswa 77
4.2.2 Proses Pembelajaran 79
4.2.3 Hasil Belajar Siswa 83
4.3. Diskusi Hasil Penelitian 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 86
5.1 Kesimpulan 86
5.2 Saran 87
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif 18
Tabel 2.2. Pembentukan Kelompok Kooperatif 20
Tabel 2.3. Prosedur Penentuan Nilai Perkembangan Siswa 21
Tabel 2.4. Penghargaan Kelompok 22
Tabel 2.5. Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 23
Tabel 2.6. Nilai Trigonometri Sudut-sudut istimewa 26
Tabel 3.1. Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran 45
Tabel 3.2. Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa 47
Tabel 3.3. Tingkat Penguasaan Siswa 48
Tabel 4.1. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 51
Tabel 4.2. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal 52
Tabel 4.3. Kesalahan Jawaban Siswa Dalam Soal Tes Awal 53
Tabel 4.4. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 59
Tabel 4.5. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 60
Tabel 4.6. Kesalahan Jawaban Siswa Dalam Soal Tes Belajar I 60
Tabel 4.7. Perhitungan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas
Siswa Siklus I 65
Tabel 4.8. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 72
Tabel 4.9. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II 73
Tabel 4.10. Perhitungan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas
Siswa Siklus II 74
Tabel 4.11. Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 77
Tabel 4.12. Hasil Observasi Proses Pembelajaran 79
Tabel 4.13. Tingkat Ketuntasan Tes Awal, Tes I dan Tes II 83
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Sudut BAC 25
Gambar 2.2. Pembagian Empat Wilayah Koordinat yang disebut Kuadran 27
Gambar 2.3. Grafik Fungsi Sinus 29
Gambar 2.4. Grafik Fungsi Kosinus 29
Gambar 2.5. Grafik Fungsi Tangen 30
Gambar 2.6. Grafik Fungsi ysin3x, y 2sin3x, y2sin3x1 31
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 43
Gambar 4.1 Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus I 67
Gambar 4.2 Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus II 75
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 90 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 100 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 109 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 116
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 126
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 131
Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 136
Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 140
Lampiran 9. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Awal 145
Lampiran 10. Tes Hasil Belajar Awal 146
Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar Awal 147 Lampiran 12. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar Awal 149
Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 150
Lampiran 14. Tes Hasil Belajar I 151
Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 152 Lampiran 16. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 157 Lampiran 17. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 158
Lampiran 18. Tes Hasil Belajar II 159
Lampiran 19. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 160 Lampiran 20. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 165 Lampiran 21. Validasi Tes Hasil Belajar Awal 166
Lampiran 22. Validasi Tes Hasil Belajar I 167
Lampiran 23. Validasi Tes Hasil Belajar II 168
Lampiran 24. Lembar Observasi Proses Pembelajaran 169 Lampiran 25. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 172 Lampiran 26. Tingkat Penguasaan dan Tingkat Ketuntasan Belajar
Tes Awal Siswa 173
Lampiran 27. Tingkat Penguasaan dan Tingkat Ketuntasan Belajar Tes
Hasil Belajar I Siklus I 175 Lampiran 28. Tingkat Penguasaan dan Tingkat Ketuntasan Belajar
Tes Hasil Belajar II Siklus II 177 Lampiran 29. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 179 Lampiran 30. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I 181 Lampiran 31. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II 184 Lampiran 32. Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa Siklus I 187 Lampiran 33. Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa Siklus II 188
Lampiran 34. Dokumentasi Penelitian 189
Lampiran 35. Surat Ketersedian Menjadi Dosen PS 193 Lampiran 36. Surat Keterangan Mengadakan Observasi 194 Lampiran 37. Permohonan Surat Izin Penelitian 195
Lampiran 38. Surat Izin Penelitian 196
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang
pendidikan, mulai pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan. Hal ini
disebabkan karena matematika sangat penting, baik dalam pendidikan formal
maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan matematika di Indonesia
diupayakan agar sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Akan tetapi
pada saat ini Indonesia masih berada pada problema klasik dalam hal kualitas
pendidikan. Pada kenyataannya negara Indonesia memiliki kualitas pendidikan
yang masih sangat memprihatinkan jika dibandingkan dengan negara-negara
lainnya khususnya dalam bidang studi matematika.
Masalah dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah rendahnya
prestasi belajar siswa dalam bidang matematika. Berdasarkan hasil penelitian
TIMSS (Trends In International Mathematics Science Study) yang dilakukan oleh
Michael O.Martin, Pierre Foy dan Alka Arora peda tahun 2011 (Michael,
2012:42) menyatakan bahwa:
“Indonesia pada peringkat ke-38 dari 45 negara untuk penguasaan pelajaran di bidang matematika. Score Indonesia (386) masih berada di bawah Singapura (611) dan Malaysia (440). Score Indonesia masih berada dibawah TIMSS Scale Centerpoint yaitu 500 point”.
Kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa pendidikan matematika
di Indonesia masih mengecewakan. Rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang
matematika mencerminkan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam belajar
matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan dan penyelesaian suatu
masalah.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar tersebut adalah sebagian
siswa masih menganggap bahwa matematika itu sulit dan tidak menyenangkan. Mulyono Abdurrahman (2003:252) menjelaskan: “ Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap
2
variatif, interaktif, dan menyenangkan akan memicu siswa tidak menyukai
matematika dan menganggap matematika sebagai momok yang menakutkan.
Pembelajaran lebih terpusat pada guru, bukan pada siswa. Guru mendominasi
pembelajaran, sementara siswa hanya menjadi pendengar dan pencatat yang baik.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Turmudi (2008:10) menjelaskan bahwa: “Ilmu pengetahuan (matematika) yang selama ini disampaikan menggunakan system transmission knowledge (bagaikan menuangkan air dari poci ke dalam gelas), siswa disuruh diam dengan “manis”, mendengarkan expository (uraian dan penjelasannya) guru, menirukan ucapan guru, mengimitasikan proses menggambarnya guru, mengkopi apa yang diberikan guru didepan kelas. Dengan kata lain semuanya adalah aktivitas pasif”.
Hal ini berdampak pada sikap siswa yang kurang mandiri, tidak berani
mengungkapkan pendapat sendiri, selalu meminta bimbingan guru dan kurang
gigih mencoba menyelesaikan masalah matematika, sehingga pengetahuan yang
dipahami siswa hanya sebatas yang diberikan guru. Kenyataan pengajaran
matematika seperti ini membuat pengajaran matematika menjadi tidak menarik,
sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar matematika yang pada akhirnya
mengakibatkan penguasaan siswa terhadap matematika menjadi relatif rendah. Dimyati (2006:238) menjelaskan: “Faktor intern yang berpengaruh dalam proses belajar siswa adalah (1) Sikap terhadap belajar, (2) Motivasi belajar, (3)
Konsentrasi belajar, (4) Mengolah bahan belajar, (5) Menyimpan perolehan hasil
belajar, (6) Menggali hasil belajar yang tersimpan, (7) Kemampuan berprestasi
atau unjuk hasil belajar, (8) Rasa percaya diri siswa, (9) Intelegensi dan
keberhasilan belajar, (10) Kebiasaan belajar dan (11) Cita-cita siswa. Sedangkan
faktor ekstern yang berpengaruh dalam proses belajar siswa adalah (1) Guru
sebagai pembina siswa belajar, (2) Prasarana dan sarana pembelajaran, (3)
Kebijakan penilaian, (4) Lingkungan sosial siswa di sekolah dan (5) Kurikulum sekolah”.
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kutacane adalah salah satu sekolah yang
berada di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh. Berdasarkan pengalaman peneliti
dalam proses pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika. Matematika
dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk dipahami oleh siswa.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 9 Februari 2013
dengan Ibu Siti Aminah S.Pd. (Salah satu guru matematika di SMA N 1
Kutacane), mengatakan bahwa siswa SMA N 1 Kutacane sulit untuk
menyelesaikan soal-soal trigonometri. Pada umumnya kesulitan mereka terletak
pada kurangnya pemahaman terhadap perbandingan-perbandingan sudut pada
trigonometri, sehingga apabila ada soal atau permasalahan yang sedikit berbeda
dari contoh yang telah dibuat, mereka tidak bisa menggunakan
informasi-informasi yang diberikan dalam soal tersebut. Selain itu banyak siswa tidak
mampu untuk menyelesaikan permasalahan trigonometri karena tidak memiliki
materi prasyarat untuk menyelesaikan masalah trigonometri tersebut.
Dari hasil observasi yang dilakukan, dapat digambarkan bahwa secara
umum strategi pembelajaran di SMA N 1 Kutacane dalam mata pelajaran
matematika khususnya materi trigonometri selama ini umumnya hanya berupa
penyampaian materi secara teori oleh guru lewat ceramah, demonstrasi, latihan
dan mengerjakan tugas-tugas. Strategi pembelajaran ini dilaksanakan secara
simultan, akibatnya potensi kelas kurang diberdayakan, siswa kurang termotivasi
untuk mengikuti materi ini karena strategi yang digunakan dalam
penyampaiannya selalu bersifat monoton. Siswa tidak diarahkan untuk saling
bekerja sama dengan teman-temannya dan saling bertukar pendapat untuk dapat
memecahkan masalah-masalah trigonometri. Penerapan strategi pembelajaran
dengan menggunakan strategi yang monoton inilah yang diduga menjadi salah
satu faktor penyebab masih rendahnya nilai siswa untuk mata pelajaran
matematika khususnya pada materi trigonometri di SMA N 1 Kutacane Aceh
Tenggara.
Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa di kelas X SMA N 1
Kutacane mereka mengatakan bahwa pada saat pembelajaran matematika guru
yang bersangkutan hanya memberikan penjelasan langsung dan dilanjutkan
dengan pemberian tugas ataupun latihan. Para siswa juga tidak melakukan
4
gurunya. Para siswa hanya dijadikan objek pembelajaran bukan subjek dalam
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamalik (2010:170): “Kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menetukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sisten penuangan lebih mudah pelaksanaanya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan, guru cukup mempelajari materi dari buku. Lalu disampaikan pada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas meneima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.
Sedangkan Sanjaya (2008:1130) mengatakan bahwa :
“Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.”
Maka untuk membuat siswa belajar matematika, diperlukan aktivitas
pembelajaran matematika. Aktivitas siswa yang membangun sendiri pengetahuan
matematika siswa. Oleh karena itu perlu adanya pembaharuan dalam
pembelajaran Matematika dengan memerankan siswa untuk berpartisipasi secara
aktif.
Dalam hal ini, sebaiknya guru harus membuat suatu trik dimana
matematika itu dapat dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan mudah
dimengerti yang dengan sendirinya membangkitkan semangat para siswa untuk
belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk
melibatkan keaktifan siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut
Johsnon dan Johnson (dalam Abdurrahman, 2003:124) menyatakan bahwa:
“ Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Berbagai pengaruh positif tersebut antara lain:
1. Meningkatkan prestasi belajar 2. Meningkatkan retensi
3. Lebih dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi 4. Lebih dapat mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik
5. Lebih sesuai untuk meningkatkan hubungan manusia yang heterogen 6. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah
9. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif 10.Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Isjoni (2009:23) ”Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar
mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa”.
Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran
kooperatif tipe STAD ini merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang sangat
sederhana sehingga sangat mudah untuk diterapkan. Trianto (2009:214)
mengatakan bahwa model STAD adalah model yang paling tepat untuk
mengajarkan materi-materi pelajaran ilmu pasti, seperti penerapan dan
perhitungan matematika dan konsep-konsep sains lainnya”.
Menurut Slavin (dalam Rusman, 2009:213) bahwa: “Dalam pembelajaran
kooperatif tipe STAD siswa dibagi menjadi kelompok yang beranggotakan empat
orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Guru memberikan
suatu pelajaran dan siswa-siswa dalam kelompok memastikan bahwa semua
anggota kelompok bisa menguasai pelajaran tersebut”.
Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa: “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menciptakan interaksi antara siswa dengan siswa dan juga antara siswa
dengan guru sehingga tercipta masyarakat belajar (learning community). Siswa
tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama siswa. Dalam pembelajaran
kooperatif tipe STAD menuntut keikutsertaan siswa secara aktif dalam diskusi
kelompok yang memungkinkan siswa lebih memahami konsep matematika yang
abstrak.
Materi trigonometri yang diajarkan dengan metode pembelajaran
6
trigonometri. Karena dalam kerja kelompok akan sering dijumpai siswa yang
mampu mengungkapkan ide-ide matematikanya dengan baik kepada teman
sebayanya karena mereka cenderung menggunakan bahasa sehari-hari yang
mudah dipahami. Hal senada seperti yang diungkapkan dalam sebuah Jurnal oleh Sujama yaitu penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Peserta Didik Pada Materi
Trigonometri (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Peserta Didik Kelas X-2
SMAN 1 Taraju Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2011/2012)” hasil
penelitiannya menyatakan bahwa Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh
simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematik peserta didik kelas X-2 SMAN Taraju Kabupaten
Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi Trigonometri. Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD) dapat meningkatkan aktivitas peserta didik kelas X-2 SMAN Taraju
Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi Trigonometri.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Trigonometri Di Kelas X SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2012/2013”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika di Indonesia masih rendah,
2. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa,
3. Siswa mengalami kesulitan belajar matematika khususnya pada materi
Trigonometri,
5. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal trigonometri masih
rendah,
6. Belum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.
1.3Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka
masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi yaitu pada point keempat dan kelima
pada identifikasi masalah yaitu :
1. Pembelajaran pada materi trigonometri di kelas X SMA Negeri 1 Kutacane
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Pembelajaran pada materi trigonometri di kelas X SMA Negeri 1 Kutacane
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi fokus permasalahan
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
aktifitas belajar siswa pada materi Trigonometri di kelas X SMA Negeri 1
Kutacane tahun ajaran 2012/2013?
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi Trigonometri di kelas X SMA Negeri 1
Kutacane tahun ajaran 2012/2013?
1.5Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi
8
Student Teams Achievement Division (STAD) di kelas X SMA Negeri 1
Kutacane tahun ajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi
Trigonometri dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) di kelas X SMA 1 Kutacane
tahun ajaran 2012/2013.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada
materi trigonometri.
2. Bagi guru, sebagai pertimbangan untuk menentukan model pembelajaran
dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi sekolah, menjadi sumber informasi atau sumbangan pemikiran sebagai
salah satu alternatif pengajaran sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif
tipe STAD khusunya di sekolah tempat dilaksanakannya penelitian ini dan
di sekolah lain pada umumnya.
4. Bagi peneliti, sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa pada siklus I belum memenuhi kategori ideal karena
persentase aktivitas siswa berdiskusi dengan temannya maupun guru
belum memenuhi PWI (Persentase Waktu Ideal) karena hanya bernilai
17,73% dan 2,27% (total 20%) dari total waktu keseluruhan dalam proses
belajar mengajar, yang idealnya berkisar antara 25% sampai 35%. Namun
terlihat pada siklus II aktivitas siswa untuk menulis sudah berkurang dari
31,82% menjadi 25,91% dari total waktu pembelajaran sehingga aktivitas
berdiskusi dengan teman maupun guru sudah memenuhi PWI yaitu
sebesar 26,82% dan 5,91% (total 32,73%). Karena semua kriteria sudah
dipenuhi maka aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus II telah
ideal. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Pembelajaran kooperatif
tipe STAD dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa pada materi
Trigonometri di kelas X SMA Negeri 1 Kutacane tahun ajaran 2012/2013.
2. Banyak siswa yang yang tuntas dalam pembelajaran mulai dari tes awal
hingga tes hasil belajar II terus mengalami peningkatan yang pada awalnya
hanya 3 siswa (7,5%) menjadi 24 siswa (60%) hingga 36 siswa (90%).
Nilai rata-rata siswa meningkat dari Tes awal yang hanya 48,625 menjadi
73,575 (meningkat sebesar 24,95). Karena sebanyak 90% dari keseluruhan
siswa telah tuntas, maka Pembelajaran pada materi Trigonometri di Kelas
X-A dengan menggunakan model kooperatif Tipe STAD telah tuntas.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Trigonometri
87
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu:
1. Kepada guru matematika untuk dapat mempertimbangkan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan
Trigonometri karena model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
2. Agar siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar, hendaknya guru selalu
melibatkan siswa secara aktif dan membuat suasana yang menyenangkan
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak beranggapan bahwa
matematika merupakan pelajaran sulit.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat meneliti
disekolah-sekolah lain pada materi yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi
perbandingan guna untuk meninngkatkan kualitas pendidikan khususnya
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsini, dkk., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara,
Jakarta.
Daryanto, (2001), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyati, (2006), Belajaar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Hamalik, O., (2005), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Jakarta.
Istarani, (2010), Penelitian Tindakan Kelas, CV. ISCOM Medan, Medan.
Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Marsigit, dkk., (2008), Matematika SMA Kelas X, Quadra, Bogor.
Michael, dkk., (2012), TIMSS 2011 International Results in Mathematics, Boston
College, Massachusetts.
Natawijaya, Rochman, (http://id.shwoong.com/social-sciences), Diakses 25
Januari 2013.
Nurhadi, dkk., (2003), Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban , UM Press,
Malang.
Nurkancana, W., (1992), Evaluasi Hasil Belajar, Usaha nasional, Surabaya.
Rusman, (2011), Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman, A.M., (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Belajar Mengajar,
Rajawali Pers, Jakarta.
Sinaga, B., (2007), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika
Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3), Unesa,
89
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudijono, A., (2009), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta.
Sudrajat, S., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Matematik Peserta Didik Pada Materi Trigonometri
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Peserta Didik Kelas X-2 SMAN 1
Taraju Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2011/2012), Unsil,
Tasikmalaya.
Sukardi, (2009), Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Turmudi, (2008), Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika, Leuser
Cita Pustaka, Jakarta
Wikipedia, (http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar), Diakses 20 Januari 2013.
Yusfy,
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2241185-pengertian-aktivitas-belajar/), Diakses 25 Januari 2013.