PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH BERBANTUAN LOGIS MATEMATIS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 MEDAN
T.P. 2012/2013
Oleh:
Allwine NIM 409121004
Program Studi Pendidikan Fisika
SKIRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Allwine dilahirkan di Duri Kabupaten Bengkalis Kecamatan Mandau,
pada tanggal 10 Mei 1991. Ayah bernama H. Hutabarat dan Ibu bernama S. A.
Rosida Simorangkir, anak pertama dari 3 bersaudara. Pada tahun 1997 penulis
memasuk Sekolah Dasar di SD Sw. Santo Yosef Duri dan lulus pada tahun 2003.
Pada tahun 2003 penulis memasuki Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 4
Mandau dan lulus tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di
SMA Negeri 2 Mandau dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima
sebagai salah satu mahasiswa di Program studi Pendidikan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karunia-Nya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis sehingga penyusunan skipsi ini dapat diselesikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Berbantuan Logis Matematis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teori Kinetik Gas Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013” disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya khasanah pendidikan.
Medan, Juli 2013 Penulis,
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH BERBANTUAN LOGIS MATEMATIS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS KELAS XI IPA
SMA NEGERI 7 MEDAN T.P. 2012/2013
Allwine (409121004) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Berbantuan Logis Matematis terhadap hasil belajar siswa pada materi Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas kelas XI IPA SMA Negeri 7 Medan yang terdiri dari 4 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan cluster random sampling, yaitu kelas XI IPA 2 dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah berbantuan logis matematis dan kelas XI IPA 1 dengan menggunakan Pembelajaran Konvensional. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes yang berbentuk pilihan ganda untuk soal pre-test dan post-test yang dibuat sebanyak 15 soal dan terdiri dari 5 pilihan jawaban dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Untuk menguji hipotesis digunakan uji beda, setelah uji prasyarat dilakukan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas
Dari hasil penelitian rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 32,98 dan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata pretes 32,55. Untuk data pretes, pada
Dengan demikian kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Setelah diberikan perlakuan pada masing-masing kelas diperoleh rata-rata postes pada kelas eksperimen sebesar 74,91 dengan Lhitung=0,1346 dan
Ltabel=0,1437 sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata postes siswa 63,33
dengan Lhitung=0,1506 dan Ltabel =0,1519 diperoleh Lhitung<Ltabel maka data kedua
kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung=1,11 dan
Ftabel=1,57 sehingga Fhitung<Ftabel , maka kedua sampel berasal dari kelompok yang
homogen Pada hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 5,41> 1,69
pada taraf signifikansi α=0,05. Hal ini berarti Ha terima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan akibat pengaruh model Pembelajaran Berdasarkan Masalah berbantuan logis matematis terhadap hasil belajar siswa pada materi Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013.
DAFTAR ISI
1.2.Identifikasi Masalah 5
1.3.Batasan Masalah 6
1.4.Rumusan Masalah 6
1.5.Tujuan Penelitian 7
1.6.Manfaat Penelitian 7
1.7.Defenisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1 Pengertian Belajar 9
2.1.2 Aktivitas Belajar 10
2.1.3 Hasil Belajar 14
2.1.4 Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 18
2.1.5 Pembelajaran Konvensional 25
2.1.6 Pengertian Kecerdasan 27
2.1.7 Mengembangkan Kecerdasan Logis Matematis 35
2.1.8 Teori Kinetik Gas 36
2.1.9 Hasil Penelitian Terdahulu 43
2.2. Kerangka Konseptual 44
2.3. Hipotesis 45
BAB III METODE PENELITIAN 46
3.1.Lokasi Penelitian 46
3.2.Populasi dan Sampel 46
3.3.Variabel Penelitian 46
3.4.Jenis dan Desain Penelitian 46
3.5.Instrumen Penelitian 47
3.6.Uji Coba Instrumen Penelitian 52
3.7.Prosedur Penelitian 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 59
4.1 Hasil Penelitian 59
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 68
5.1 Kesimpulan 68
5.2 Saran 69
DAFTAR PUSTAKA 70
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah 23
Tabel 2.2 Klasifikasi Inteligensi Menurut Wechsler 29
Tabel 2.3 Tabel hasil penelitian terdahulu 43
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Two Group Pretest-Postest
Control Group Design 47
Tabel 3.2 Tabel spesifikasi tes hasil belajar pada teori kinetik gas 47
Tabel 3.3 Pedoman penskoran observasi aktivitas belajar siswa 48
Tabel 4.1 Data nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 59
Tabel 4.2 Data nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 60
Tabel 4.3 Nilai rata-rata, standar deviasi dan varians 61
Tabel 4.4 Hasil uji normalitas 62
Tabel 4.5 Hasil uji homogenitas 62
Tabel 4.6 Hasil uji hipotesis kemampuan postes 63
Tabel 4.7 Hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen 63
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 2.1. Hasil belajar dan berbagai faktor yang berpengaruh 14
Gambar 2.2. Grafik hubungan P-V pada suhu konstan 38
Gambar 2.3. Grafik hubungan V-T pada tekanan konstan 39
Gambar 2.4. Grafik hubungan P-T pada volume konstan 30
Gambar 2.5. Molekul gas bergerak pada tempat berbentuk kubus 42
Gambar 2.6. Momentum molekul pada waktu terpantul dari dinding 42
Gambar 3.1. Alur Penelitian 53
Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kontrol 60
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-1) kelas
Eksperimen 72
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-2) kelas
Eksperimen 85
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-3) kelas
Eksperimen 97
Lampiran 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-1) kelas
Kontrol 109
Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-2) kelas
Kontrol 121
Lampiran 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-3) kelas
Kontrol 132
Lampiran 7: Lembar Kerja Siswa (LKS-1) 143
Lampiran 7: Lembar Kerja Siswa (LKS-2) 145
Lampiran 8: Lembar Permasalahan 148
Lampiran 9: Pedoman penilaian observasi aktivitas belajar
siswa 150
Lampiran 10: Lembar observasi aktivitas siswa 151
Lampiran 11: Kisi-kisi Soal 152
Lampiran 12: Instrumen Soal 165
Lampiran 13: Data hasil belajar siswa 169
Lampiran 14: Perhitungan nilai rata-rata dan standar deviasi 172
Lampiran 15: Uji nomalitas data 174
Lampiran 16: Perhitungan homogenitas data 180
Lampiran 17: Observasi aktivitas belajar siswa kelas
eksperimen 182
Lampiran 19: Rekapitulasi pretes, postes dan hasil belajar siswa 199
Lampiran 20: Distribusi hasil pretes 200
Lampiran 21. Distribusi hasil postes 202
Lampiran 22. Pengujian Hipotesis 204
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat, setiap manusia
membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimana pun manusia berada.
Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit
berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus
betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu
bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Komponen utama dalam dunia pendidikan ialah guru. Guru dituntut untuk
mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru di sekolah
diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi
dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri
yang tinggi (Sanjaya, 2006). Sebagaimana dikatakan oleh Umuri (2010) bahwa
kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk
melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Oleh karena itu dalam pendidikan formal, guru merupakan
faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa di sekolah.
Baik tidaknya kualitas guru dalam mengajar akan mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa. Guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang
kondusif bagi kelangsungan aktivitas belajar siswa. Salah satunya adalah
menciptakan teknik pengajaran yang tepat terutama dalam pembelajaran fisika.
Fisika merupakan salah satu pelajaran yang diberikan pada jenjang
pendidikan SD, SMP dan SMA/Sederajat di Indonesia yang pada dasarnya
menarik untuk dipelajari, mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris,
logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah (Mulyasa,
2
Salah satu materi pelajaran fisika yang wajib di pelajari oleh siswa SMA
IPA di sekolah adalah Teori Kinetik Gas. Cakupan kajian (materi ajar) dalam teori
kinetik gas dikelompokkan menjadi dua, yaitu 1) persamaan gas ideal, 2) tekanan
dan energi kinetik menurut teori kinetik gas. Berdasarkan cakupan kajian dan
bidang ilmu yang terkait dalam kajian teori kinetik gas, menyebabkan materi atau
kajian dalam teori kinetik gas sering dinyatakan sulit oleh siswa karena bersifat
abstrak dan kompleks.
Fisika sering dipandang sebagai suatu ilmu yang abstrak oleh siswa
dengan teori dan soal-soal yang sulit. Pernyataan ini diperoleh peneliti pada saat
peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 2
Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 yang sebanding dengan hasil studi
pendahuluan di SMA Negeri 7 Medan pada tanggal 08 Februari 2013 yaitu bahwa
ada beberapa permasalahan-permasalahan yang ditemukan bahwa banyak
siswa-siswi yang menganggap fisika sebagai mata pelajaran yang menakutkan serta
menganggap fisika hanya sebagai pelajaran sampingan saja (Allwine, 2012).
Siswa menganggap bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit
dan membosankan, terlalu banyak rumus sehingga menyulitkan siswa untuk
mengingat rumus-rumus tersebut. Pengajaran yang monoton juga menjadi alasan
pelajaran fisika menjadi pelajaran yang membosankan bagi peserta didik, apalagi
ketika diberikan soal kebanyakan siswa tidak mengerti membaca soal dan
menentukan konsep yang dipakai, sehingga pada akhirnya timbul anggapan pada
diri siswa bahwa mata pelajaran fisika hanya cocok dipelajari oleh orang-orang
yang ingin menjadi ilmuwan atau lebih jelasnya sebagai ahli fisika (Kompas,
2006).
Temuan diperoleh pada saat peneliti melakukan pembelajaraan, siswa
mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru kurang optimal karena hanya
sebagian siswa saja yang aktif, begitu pula ketika guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk bertanya tentang materi yang sedang dipelajari tidak ada satu
pun siswa yang mengajukan pertanyaan, sama halnya ketika guru bertanya kepada
siswa apakah materi yang disampaikan guru tersebut bisa dimengerti, siswa hanya
3
Sementara untuk nilai semester yang diperoleh siswa masih tergolong
rendah, di kelas XI IPA rata-rata siswa yang lulus pada ujian semester berkisar
10 orang setiap kelas, selebihnya harus melakukan remedial atau ujian ulang. Ini
merupakan beberapa fakta yang berkembang di sekolah (Allwine, 2012).
Permasalahan siswa yang merasa sulit dan bosan terhadap pelajaran fisika
perlu diupayakan pemecahannya yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan yang
dapat mengubah suasana pembelajaran yang melibatkan siswa. Dengan aktifnya
siswa dalam pembelajaran maka pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa
secara langsung diajak untuk mengkonstruksi pengetahuan tersebut, selain itu
untuk membina kerjasama antara siswa yang pandai dan kurang pandai, siswa
dituntun dalam bentuk kelompok yang bersifat heterogen.
Berdasarkan penjelasan di atas diperoleh pembelajaran fisika yang dapat
meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa yaitu dengan menggunakan model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah berbantuan logis matematis. Menurut
Gunawan (2003) bahwa ada beberapa teknik yang bisa kita gunakan untuk
mengembangkan kecerdasan logis matematis siswa seperti logika deduksi dan
induksi, metode ilmiah, bermain dengan angka, mencari urutan, mengenali pola
data dan menggunakan grafik atau flowcart. Kesemua teknik ini akan peneliti
terapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan berkembangnya nanti kecerdasan ini, besar kemungkinan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika.
Dengan demikian Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah berbantuan
logis matematis dirancang dengan tujuan membantu siswa mengembangkan
kemampuan berfikir logis dan mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah di kehidupan sehari-hari serta dapat membantu siswa untuk memahami
materi pelajaran dengan mudah yang bertujuan untuk memperbaiki proses
pembelajaran di sekolah tersebut.
Rusman (2010) mengemukakan bahwa model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan
4
tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji,
dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Pembelajaran berdasarkan masalah sebagai salah satu pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan berpegang pada paradigma pembelajaran
konstruktivisme. Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya
berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif
dalam membangun pengetahuan, sikap, perilaku. Proses pembelajaran yang
berpusat pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk
membangun sendiri pengetahuannya sehingga siswa dapat memperoleh
pengetahuan yang mendalam (deep learning), dan pada akhirnya meningkatkan
kualitas belajar siswa. Siswa berperan aktif dalam mengkonstruksi konsep-konsep
yang dipelajari.
Penerapan pembelajaran aktif berdasarkan masalah memberikan pengaruh
yang positif terhadap perkembangan konseptual dan mengurangi miskonsepsi
pada siswa (Akinoglu dan Tandogan, 2007). Penggunaan permasalahan
“ill-structurred’ dalam pembelajaran berdasarkan masalah meningkatkan proses
kognitif pada siswa. Proses kognitif ini meliputi merumuskan permasalahan,
mengajukan pertanyaan, membuat perbandingan, menerapkan pengetahuan awal
ke dalam situasi baru dan membuat keputusan (Chin dan Chia, 2005).
Menurut hasil penelitianKennedy (2008) di SMAN 4 Kisaran pada materi
pokok pemuaian pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil
belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil pretes dan postes. Pada kelas
eksperimen nilai pretes yang diperoleh adalah 30,666 dan rata-rata kelas kontrol
adalah 31,000, kemudian setelah melakukan perlakuan yang berbeda yaitu
pembelajaran berdasarkan masalah pada kelas eksperimen dan pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol, diperoleh rata-rata nilai postes pada kelas
eksperimen adalah 68,666 dan rata-rata nilai kelas kontrol adalah 49,833.
Pada penelitian sebelumnya langkah-langkah dari Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah sudah dilakukan sebagaimana yang ditekankan dalam
5
belajar siswa namun peneliti masih mengalami kendala yang bisa membuat hasil
penelitian kurang maksimal. Kendala tersebut ditemukan pada tahap inkuiri,
dimana pada tahap ini waktu yang diberikan kepada siswa untuk memecahkan
masalah kadang-kadang melebihi batas waktu yang disediakan, sehingga waktu
untuk melakukan tahap-tahap berikutnya kurang maksimal.
Kelemahan Kennedy (2008) menjadi pedoman bagi peneliti selanjutnya
untuk mengadakan perbaikan sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat lagi.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut dengan memberikan model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah berbantuan logis matematis, sehingga siswa lebih mudah
menguasai konsep teori kinetik gas, selain itu juga peneliti akan memberikan
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan kehidupan sehari-hari sehingga
siswa lebih mudah mengerjakannya, dengan demikian alokasi waktu yang telah
direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) akan terpenuhi
serta peneliti harus memahami masalah dan pemecahan masalah yang akan
ditawarkan kepada siswa, dan peneliti juga terlebih dahulu memberikan gambaran
untuk menyelesaikan masalah tersebut supaya siswa lebih memahami cara
pemecahan masalah sehingga kendala tersebut tidak terulang kembali.
Berdasarkan uraian di atas penulis berkeinginan melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Berbantuan logis matematis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Teori Kinetik Gas Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Medan T.P 2012/2013”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian antara lain:
1. Pelajaran fisika lebih sering menonjolkan persamaan matematik dari pada
konsep fisika.
2. Siswa jarang diajak berpikir menggunakan konsep fisika.
3. Masih rendahnya hasil belajar siswa.
6
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas, dan keterbatasan waktu yang
tersedia, maka peneliti membuat batasan masalah yang akan diteliti, yaitu:
1. Model pembelajaran yang digunakan ialah model pembelajaran berdasarkan
masalah berbantuan logis matematis .
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA semester II SMA Negeri 7
Medan Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Materi yang diajarkan adalah Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA SMA
Negeri 7 Medan Tahun Pelajaran 2012/2013.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
dinyatakan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa yang menggunakan Pembelajaran
Konvensional pada materi Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA SMA Negeri
7 Medan T.P 2012/2013?.
2. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah berbantuan logis matematis pada
materi Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA SMA Negeri 7 Medan T.P
2012/2013?.
3. Bagaimanakah pengaruh model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
berbantuan logis matematis terhadap hasil belajar siswa pada materi Teori
Kinetik Gas di kelas XI IPA SMA Negeri 7 Medan T.P 2012/2013?.
4. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa yang menggunakan Pembelajaran
Konvensional pada materi Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA SMA Negeri
7 Medan T.P 2012/2013?.
5. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa yang menggunakan model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah berbantuan logis matematis pada
materi Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA SMA Negeri 7 Medan T.P
7
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Pembelajaran
Konvensional pada materi Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA SMA Negeri
7 Medan T.P 2012/2013?.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah berbantuan logis matematis pada
materi Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA SMA Negeri 7 Medan T.P
2012/2013?.
3. Untuk mengetahui pengaruh model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
berbantuan logis matematis pada materi Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA
SMA Negeri 7 Medan T.P 2012/2013?.
4. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan
Pembelajaran Konvensional pada materi Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA
SMA Negeri 7 Medan T.P 2012/2013?.
5. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan
model Pembelajaran Berdasarkan Masalah berbantuan logis matematis pada
materi Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA SMA Negeri 7 Medan T.P
2012/2013?.
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah :
1. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah berbantuan logis matematis pada
materi Teori Kinetik Gas di kelas XI IPA SMA Negeri 7 Medan T.P
2012/2013.
2. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran
8
1.7 Defenisi Operasional
1. Hasil belajar adalah kemampuan kognitif yang diperoleh siswa setelah
melalui kegiatan pembelajaran.
2. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran
yang diawali dengan siswa mengkaji dan menyelesaikan masalah yang
diberikan. Masalah yang harus diselesaikan adalah masalah kontekstual
yang terkait dengan konten atau materi pembelajaran yang dikemas dalam
bentuk Lembar Kegiatan Siswa.
3. Logis matematis adalah kemampuan yang dikembangkan berdasarkan
teknik-teknik pengembangan kecerdasan logis matematis seperti logika
deduksi dan induksi, metode ilmiah, bermain dengan angka, mencari urutan,
mengenali pola data dan menggunakan grafik atau flowcart serta inferensi
70
DAFTAR PUSTAKA
Akinoglu, O. and Tandogan, R.O. (2007). “The Effect of Problem-Based Active Learning in Science Education on Student’Academic Achievement, Attitude and Concept Learning”. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education. 3, (1), 71-81.
Allwine. (2012). Laporan PPL. UPPL Unimed: Tidak di Publikasi.
Amstrong, T. (2002). 7 Kinds Of Smart. Gramedia Pusataka Utama: Jakarta.
Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta Bandung
Arends, R.I. (2008). Classroom Intruction and Management. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Arikunto, S. (2003). Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Centre for Teaching Learning and Scholarship (CTLS). (2006). Background of Problem-Based Learning. Tersedia: http://www.samford.edu/ctls/pbl_process. [12 April 2013].
Chin, C. and Chia, L-G. (2005). “Problem Based Learning: Using III Structured Problems in Biology Project Work”. Science Education. 90, 44-67.
Dahar, R. W. (1991). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. (2003). Kurikulum: Landasan, Program, dan Pengembangan. Depdiknas: Jakarta
Dewey. (2008). Multiple Intelligences. Tersedia: http://www.penulislepas.htm.
[10 Januari 2013].
Dimyati. dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Gardner. (2010). Frame of Mind. Tersedia: http://www.lamanpusatbahasa.com. [27 Mei 2012]
Gunawan, A. (2003). Born To Be a Genius. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Hartana. (2011). Teori Kecerdasan Anak. Tersedia: http://portal.cbn.ned.id. [26 Maret 20012].
Jasmine, J. (2007). Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelligence. Nuansa: Bandung.
71
Kennedy. (2008). Perbedaan Hasil belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Konvensional pada Materi Pokok Pemuaian di SMA Negeri 4 Kisaran T.A. 2008/2009. FMIPA Unimed: Medan.
Kompas. (2006). Pendidikan di Indonesia. Tersedia: http://cetak.kompas.com/read/2011/03/03/04463810/peringkat.pendidikan.ind onesia.turunl. [26 Maret 2007].
Lang, H.R. and Evana, D.N. (2006). Models, Strategies, and Methods for Effective Teaching. 1st edition. New York: Pearson Education, Inc.
Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers: Jakarta.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana.
Sardiman, A.M. (2009). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-fakror Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta.
Suci, N.M. (2008). “Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akutansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha”. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 2, (1), 78-86.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Tarsito: Bandung.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Group: Jakarta.
Untoro, J. (2007). Rumus Lengkap Fisika SMA. Wahyumedia: Jagakars.
Umuri. (2010). Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Woods, D. (2005). Problem-Based Learning Especially in The Context of Large Classes. Tersedia: http://chemeng.mcmaster.ca/pbl/pbl.htm. [12 Maret 2013].