ABSTRAK
Jufrianto Sibarani. Implementasi Kurxkul« SMK 1994 Mata
Pelajaran Agribisnis dalam Bentuk KBM di Kelas. Tesis
o2
Magister Pendidikan, Program Pengembangan Kurikulum, PPs UFl
Salah satu profil kemampuan yang harus dikuasai oleh seluruh
tamatan SMK Lrtanian adalah kemampuan dalam bidang
Agrib.s-n!S? yakni, kemampuan menerapkan dasar-dasar kewirausahaan
San penerapan dasar, konsep, dan gagasan pengeloaan usaha
lousiness managerial)
yang berorientasi-pasar dalam bidang
pertanian. Tujuannya adalah untuk memngkatkan
sema"|^
wirausaha (entrepreneurship) dan kemampuan melakukan tugas
tugas pengelolaan usaha bidang pertanian secara profesional.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji
baSaimana pSmahaman guru terhadap kurikulum
^hususnya
SSfltaSSm SMK Pertanian dan mata pelajaran Agribisnis
dan
pengaruhnya pada implementasi proses pembelajaran siswa^dalam
KBM di kelas. Masalah yang menjadi fokus penelitian ini
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan Pe*el\^k^
digokuskan pada aspek-aspek pemahaman guru terhadap ku«Ju^
d«S kaitannya dengan pembuatan program serta implementasmya
paSa peSajara/siswa di dalam kelas termasuk upaya
mengu-rangi kendala melalui penggunaan alat, media, dan sumber
3er belajar, serta penilaian hasil-hasil belajar siswa
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adllah penelitian kualitatif/naturalistik. Alasan Pfiilihan
Setode penSlitian ini adalah karena P^Utlan ini£f<*»*£
pada proses implementasi pembelajaran di dalam kelas, bukan
pada hasil atau produknya, sebagaimana dinyatakan oleh Bogdan
dan Biklen (1992: 31) bahwa:
Qualitative researchers are
concerned
with process rather than simply with
outcomes
or
rZnrllrt
Sesuai dengan fokus penelitian, maka dikummpulkan
da?fpenelSSn yang dSarapkan dapat mengungkapkan pemahaman
gurS
llltlnl
kurikulum dan program P-gajaran serta
jgngaruh-nya pada pelaksanaan atau implementasmya dalam ™ di kela^
qfibiek penelitian ini adalah guru-guru yang mengajarkan mata
rllalaraS Agribisnis yang ditentukan secara
purposive
dan
ZoJbalTsalfling!
Su^en utSf dalai pengLpulan data ^d^ko^lnaeikan dengan
dan penSliti sendiri berperan sebagai
ins-teknik-teknik wawancara, studi dokumentasi
dan ob^ervasi
Analisis data dilakukan melalui P^sedur reduk« fan ^p*£
data serta penarikan kesimpulaix dan ^"^^J;*!^^c%_
absahan temuan penelitian dilakukan dengan teknik tekniK
ere
dibilTty, transferability,dependability
dan
confirmabxlxty.
Tpmuan-temuan penelitian secara konseptual dapat dirumuskan
Sagai SrSutfd) guru relatif -^-^^^£1^"
sekuensinya pada program dan implementasinya di dalam ^elas
(2) guru tidak membuat program pengajaran tahurian, catur
wulan
dan rencana pengajaran secara rutin; (3)
hanya
pebasian guru yang mengimplementasikan KBM di dalam kelas
Ssuai Sengan yang Sirencanakan ^lam program pengajaran; (4)
pada umumnya guru menggunakan Y^J-J" S^ktilkan
-iswa'mela-leknik-teknik pengajaran untuk lebih me^aktifkan -iswa meia
Vuk»n
keffiatan-kesiatan belajar; dan (5)
untuk mengetianui
IMPLEMENTASI KURIKULUM SMK 1994
MATA PELAJARAN AGRIBISNIS
DALAM BENTUK PBM DI KELAS
(Studi Kualitatif pada SMKN 2Subang, Jawa Barat)
TESIS
Diajukan Kepada Pan.t.a Tesis PPS UPI untuk memenuh,
sebagian syarat menyelesaikan Program N4aglster Pendidikan
Bidang Stud. Pengembangan Kunkulum
Oleh:
JLFRIANTOSIBARANI
MM 9696131
&£
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa karyatulis yang beriudul "lmplemenlasi
Kurikulum SMK 1994 Mata Pelajaran Agribisnis dalarn PBM di Kelas (Studi
Kualitatif pada SMKN II Subang)" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar
karya Saya sendiri, dan Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pemyataan ini, Saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada
Saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam
karva Saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya Saya. ini.
Bandung, 1 Agustus 2000
Yane membuat Dernvataan:
^-—^fiifrianto Sibfrrani
Menyetujui dan Disahkan oleh Pembimbing:
Prof. Dr. H. Nana SvaoJriih Sukmadinata
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Said Hamid Hasan. M.A.
Diketahui,
Ketua Program Pengembangan Kurikulum
PPs Universitas Pendidikan Indonesia
D A F T A R I S I
SURAT PERNYATAAN SEBAGAI KARYA SENDIRI
i
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
KATA PENGANTAR iv
UCAPAN TERIMA KASIH DAN APRESIASI viii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
-
xi
ABSTRAK
xii
DAFTAR ISI
xiii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
xvlt
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah !
B. Identifikasi Masalah 9
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah 11
D. Definisi Operasional
I5
E. Pertanyaan-pertanyaan Penelitian
I'?'-F. Tujuan dan Manafaat Peneliatian
IB
1. Tujuan Penelitian
1&
2. Manfaat Penelitian
*®'
2-1 Manfaat Teoretis 19
2.2 Manfaat Praktis 19
BAB II: TINJAUAN TEORETIS
A. Pendidikan Kejuruan 20
B. Pendidikan Kejuruan Pertanian
dan Kurikulum Agribisnis
23
C. Implementasi Kurikulum dalam PBM
26
D. Tinjauan Aspek-aspek Evaluasi Kurikulum
Model CIPP (Daniel Stufflebeam, 1983)
34
1. Evaluasi Konteks
41
2. Evaluasi Masukan (Inputs)
42
3. Evaluasi Proses
42
4. Evaluasi Produk (Hasil)
43
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
44
B. Sumber Data Penelitian
48
C. Subjek Penelitian
49
D. Teknik-teknik Pengumpulan Data
50
1. Teknik Wawancara
52
2. Teknik Observasi
54
3. Teknik Studi Dokumentasi
56
E. Teknik-teknik Analisis Data
57
1. Teknik Reduksi Data
58
2. Teknik Display Data
58
3. Teknik Verifikasi Data
dan Penarikan Kesimpulan
59
F. Pengujian Keabsahan Data
byr
1. Derajat Kepercayaan
(Credibility)
SO
2. Derajat Keteralihan
(Transferability) .
-
60
3. Derajat Keterandalan
(Dependability),..
61
4. Derajat Penegasan
(Confirmability)
61
G. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
61
1. Tahap Persiapan Penelitian
62
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
62
3. Tahap 'Member-Check' dan Analisis
64
BAB IV: DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
66
1. Situasi dan Kondisi Umum Sekolah
66
2. Kurikulum SMKN 2 (Pertanian) Subang ...
68
2.1 Susunan Program Pendidikan
70
2.2 Profil Kemampuan Tamatan
dalam Bidang Agribisnis
73
2.3 GBPP Kurikulum Program Pembelajaran
dalam Bidang Agribisnis
74
2.4 Implementasi Pembelajaran
76
2.4.1 Pola Pembelajaran BBC
77
2.4.2 Penyusunan Program
Pembelajaran Siswa 78
2.4.3 Pendekatan-pendekatan dalam
Pembelajaran Siswa 79 a. Berbasis Produksi 79
b. Pembelajaran dengan
Pengalaman Berhasil
80
c. Berbasis Kompetensi 81 d. Pendekatan Belajar Tuntas. 82
e. Pembelajaran melalui
Pengalaman
83
2.4.4 Penilaian Hasil Belajar
84
3. Pemahaman Guru terhadap Kurikulum
86
4. Implementasi Program Agribisnisdalam Bentuk KBM di dalam Kelas
98
4.1 Aspek Perencanaan Pengajaran
99
4-2 Aspek Pelaksanaan KBM dalam Kelas..
101
4.2.1 Kegiatan Awal/Pendahuluan ...
101
4.2.2 Kegiatan Inti
102
4.2.3 Kegiatan Akhir/Penutup
105
4.3 Penilaian Hasil Belajar
105
B. Analisis Hasil Penelitian
10<7
1. Hubungan antara Pemahaman Guru
terhadap Kurikulum dengan Perencanaan
Program Pengajaran
107'
2. Hubungan antara Perencanaan Pengajaran dengan Implementasi Pengajaran
dalam Bentuk KBM di dalam Kelas
114
2.1 Perencanaan KBM
*•*•**
2.2 Pelaksanaan KBM
115'
2.2.1 Kegiatan Awal/Pendahuluan ...
116
2.2.2 Kegiatan Inti
HI
2.2.3 Kegiatan Akhir
*20
3. Hubungan antara Implementasi KBM
di dalam Kelas dengan Evaluasi
Hasil Belajar Siswa
12°
4. Hubungan antara Pemahaman Kurikulum,
Perencanaan Pengajaran, dan
Implemen-tasinya dalam Bentuk KBM di Kelas
125,
5. Analisis tentang Aspek-aspek CIPP
dalam Evaluasi Kurikulum 128
BAB
V: PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Pembahasan Hasil Penelitian
132V
1. Pemahaman Guru terhadap Kurikulum
dan Perencanaan Pengajaran Guru
132
2. Pemahaman Guru, Perencanaandan Implementasi Pengajaran
135
3. Implementasi KBM dan Penilaian
Haeil Belajar Siswa
136
B. Ke8impulan
146
C. Rekomendasi
14"
1. Rekomendasi kepada Guru
148
2. Rekomentasi untuk Kepala Sekolah
148
3. Rekomendasi kepada Pihak Pengawas/
Departemen Pendidikan
149
4. Rekomendasi kepada Pihak Pengembang
Kurikulum dan Penelitian Lanjutan
150
DAFTAR PUSTAKA
151
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
1. Susunan Program Kurikulum SMK Pertanian Semua Jurusan .
2. Profil Kemampuan Tamatan Tingkat I & II Aspek Agribisnis
3. GBPP Agribisnis Kelas I (Cawu 1-3) dan II (Cawu 4-6).
4. Denah SMKN 2 Subang.
5. Informasi Keadaan (Konteks) Sekolah (SMKN 2 Subang).
B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) men
jadi suatu keharusan dalam era globalisasi yang ditandai dengan perdagangan bebas sejak awal abad ke-21. Kehidupan
dalam era globalisasi tersebut akan bertumpu pada peranan dan ketangguhan SDM. Indonesia sebagai salah satu negara
yang sedang berkembang di kawasan A3ia, khususnya di ASEAN,
dituntut untuk mempersiapkan SDM yang tangguh baik dalam
aspek sikap, cara pikir, maupun perilaku dalam menghadapi
tuntutan-tuntutan globalisasi tersebut.
Untuk merespon berbagai tantangan dan kebutuhan
kehidupan dalam era globalisasi, maka pengembangan SDM, baik dari aspek kuantitas maupun kualitas harus dilakukan dengan langkah-langkah konkrit, terkoordinasi dan terarah,
terutama melalui program-program pendidikan dan latihan.
Pengembangan tersebut harus diupayakan sedemikian rupa sehingga tercapa keseimbangan antara pengembangan teknologi
dan pengembangan SDM. Untuk itu, diperlukan perencanaan
strategis dalam program pengembangan SDM dan pembangunan
teknologi, termasuk pengenalan teknologi tepat guna, serta mempersiapkan perencanaan pelatihan dan belajar sepanjang
Mengingat kehidupan dalam era globalisasi merupakan
suatu era kehidupan yang disebut Ohmae (1997: 48) sebagai
The 4E's (Empowerment, Enlightenment, Education, Entertain
ment atau Pemberdayaan, Pencerahan, Pendidikan, dan
Peng-hiburan), maka penting dicermati isu-isu mengenai peluang dan tantangan (opportunities & challenges) dalam kaitannya
dengan pengembangan SDM. Beberapa isu peluang dan tantang an tersebut adalah internasionalisasi kualitas pendidikan dan perbaikan sistem pelatihan, peningkatan kapasitas ino-vatif dan kemampuan pengembangan produk-produk baru, dan
adaptasi pada lingkungan yang selalu berubah dengan pesat.
Salah satu strategi pengembangan SDM sesuai dengan tuntutan
globalisasi tersebut adalah melalui perbaikan fasilitas dan
sistem pendidikan (Parapak, 1997: 10).
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa kunci keberhasilan dalam era kompetisi pada abad
ke-21, sangat bergantung pada kesiapan SDM yang
qualified
dan
memiliki wawasan keunggulan (excellence) sebagaimana telah
dialami negara-negara Asia lainnya yang relatif lebih maju
seperti Jepang dan Singapore jika dibandingkan dengan Indo
nesia.
Mengingat
kualitas
SDM
Indonesia masih
relatif
rendah dibandingkan dengan kualitas SDM di beberapa negara
lainnya, maka untuk menghadapi tantangan globalisasi sejak
abad ke-21 harus dimulai dari upaya peningkatan kualitas SDM, khususnya melalui pembaharuan pendidikan.
Sehubungan dengan hal itu, dalam GBHN RI 1998
dite
gaskan bahwa dalam upaya pengembangan SDM sangat dibutuhkan
efektif dalam proses pembangunan. Dalam kaitan ini, Undang-undang RI tentang sistem pendidikan nasional (UUSPN) No. 2/ Tahun 1989 memberi arahan yang jelas tentang pengembangan
sekolah menengah kejuruan (SMK). Dalam undang-undang ter
sebut ditegaskan, antara lain, tujuan SMK diutamakan untuk menyiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas, dapat di-nyatakan bahwa SMK sebagai salah satu subsisted pendidikan
nasional memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting
dalam penyiapan tenaga kerja terampil untuk menunjang sis tem pembangunan nasional. Pendidikan kejuruan ini dapat diselenggarakan baik di lingkungan persekolahen (yang
dikelola oleh Direktorat Menengah Kejuruan), pendidikan
luar sekolah (PLS), maupun pelatihan kerja industri.
Menurut Wardiman Djojonegoro (1994: 7), paling
se-dikit ada dua aspek yang melatarbelakangi lahirnya kuriku lum SMK 1994, yaitu: tuntutan untuk menyesuiakan SMK dengan ketentuan perundang-undangan yang baru dan hasil kajian lapangan atau data empiris sekitar satu dekade sebelumnya dimana banyak terjadi perubahan dan perkembangan dalam segala aspek kehidupan masyarakat, khususnya dalam Iptek serta pengaruhnya pada dunia industri. Adapun
masalah-masa-lah yang dihadapi pendidikan kejuruan dewasa ini adamasalah-masa-lah:
1. Sikap dan perilaku pendidikan sesuai dengan tuntutan kurikulum SMK lama (1984) tidak mampu menghasilkan tamatan yang berkualitas siap pakai dan programnya pun tidak dipersiapkan untuk itu. Sementara itu, ma-.syarakat khususnya dunia usaha dan industri mengha-rapkan agar lulusan SMK siap pakai. Dengan kata la in, terdapat kesenjangan (gap) antara permintaan dan
2. Dalam penyelenggaraan pendidikan SMK, tertanam suatu
image
bahwa
pendidikan untuk pendidikan,
dalam arti
sudah puas bila telah melakukan proses
belajar-meng-ajar (PBM) di sekolah sesuai dengan program yang
tercantum dalam kurikulum;
3 Aktivitas kependidikan kejuruan pada SMK yang hanya
mengandalkan kegiatan praktek merupakan kelemahan
yang sangat mendasar sebab selalu bersifat simulasi;
4. Kurangnya fasilitas dan dana operasional praktek di
SMK akan mempengaruhi langsung kualitas keterampilan
yang dikuasai para lulusan SMK.
(Wardiman Djojonegoro, 1994: 7)
Sebagaimana telah diketahui bahwa Kurikulum SMK 1994
sampai saat ini masih merupakan kurikulum yang sedang
diim-plementasikan di lapangan. Jika dibandingkan dengan kuriku
lum SMK 1984, Kurikulum SMK 1994 memiliki beberapa aspek
yang berbeda dengan kurikulum 1934 tersebut. Aspek-aspek
yang berbeda itu antara lain berkenaan dengan tujuan,
konten,
sistem pengajaran, sistem pengelolaan kurikulum,
dan sumber belajar.
Sesuai dengan Kurikulum SMK 1994
penyelenggaraan
program pendidikan disesuaikan
dengan
jenis-jenis lapangan kerja, yaitu kelompok Pertanian dan
Kehutanan,
Teknologi dan Industri,
Bisnis dan Manajemen;
Kesejahteraan Sosial, Pariwisata serta seni dan kerajinan
(Depdikbud, 1993: 5).
Beberapa karakteristik yang utama
dari Kurikulum SMK 1994 adalah sebagai berikut:
1. Setiap program studi mencantumkan dengan jelas pro
fil kemampuan tamatannya, dan ini dijadikan sebagai
acuan untuk menetapkan segala keputusan yang terkait
dengan implementasi dan pengembangan di lapangan;
2 Garis-garis besar Program Pengajaran (GBPP) dibagi
dalam dua kategori. Pertama GBPP yang bersifat umum
dan berlaku secara nasional; dan kedua, GBPP y&ne
bersifat operasional yang dapat digunakan di sekolah
(Buku IIA). Tentu saja kedua kategori ini didasarkan
pada Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan yang memuat
3. Organisasi materi kurikulum terdiri atas dua katego ri: Program Urnum untuk kelompok normatif dan Program Kejuruan untuk kelompok adaptif dan produktif;
4. Satuan waktu belajar menggunakan sistem caturwulan. Distribusi alokasi waktu tidak diberikan sampai pada topik demi topik, tapi hanya pada jumlah jam per-minggu untuk setlap mata pelajaran;
Pelaksanaan kurikulum dibedakan menjadi dua kategori
kegiatan, yaitu kurikuler dan ekstrakurikuler; dan
Pola penyelenggaraan pengajaran dapat diatur secara bervariasi; bisa secara keseluruhan dilakukan di se
kolah, atau sebagian di sekolah dan sebagian di luar
sekolah, bahkan memungkinkan untuk melakukan seluruh
kegiatan khususnya program kejuruan di luar sekolah.
56.
Untuk mengetahui lebih jelas aspek-aspek Kurikulum SMK
1994, dalam Tabel 1 di bawah ini disajikan perbedaan antara
Kurikulum SMK 1984 dan 1994 khususnya aspek tujuan, konten,
sistem pengajaran, dan sistem evaluasi.
Tahun 1984 -1994 Komponen Kurikulum Tujuan Manusia seutuhnya; Kemampuan siap kerja Asas PSH Isi MPDU (30%) MPDK (30%) MPK (40%) Kemampuan
siap pakai P U
Memilih karir
mampu bersa- P K
ing, pengem bangan diri Tenaga kerja menengah un tuk mengisi dunia usaha WNI yang pro
duktif, adap tif, kreatif
PBM Evaluasi
Memberi PKL - Prestasi
Mengutamakan akademik
kemampuan - Tes Tin-manipulatif dakan Memberi peng alaman Ipgn. Kemampuan produktif, adaptif dan kreatif - Prestasi akademik
- Tes tin-dakan - Standar
minimal
- Tkt.
pe-nguasaan ujian profesi - Sertifi-kasi ke-ahlian
Mengingat program penyelenggaraan SMK disesuaikan de
ngan berbagai jenis lapangan kerja, penulis ingin mengkaji
kurikulum SMK melalui penelitian yang difokuskan pada ke
lompok teknologi Pertanian dan Kehutanan. SMK dalam kelom
pok ini terdiri atas program budidaya tanaman pangan &
hor-tikultura, tanaman perkebunan, pertamanan, teknologi hasil pertanian, mekanisasi pertanian, budidaya ikan, teknologi
penangkapan ikan, budidaya ternak dan usahatani terpadu.
Mata pelajaran agrobisnis merupakan salah satu mata
pelajaran yang harus diikuti semua siswa SMK Kelompok Per
tanian dan Kehutanan tanpa memandang jurusannya. Mata pela jaran ini diberike.n selama 2 tahun, yaitu pada seluruh sis
wa kelas I (caturwulan 1-3) dan kelas 2 (caturwulan 4-6), dengan kegiatan pembelajaran berturut-turut sbb: (1)
mene-rapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam agrobisnis; (2)
mengadministrasikan kegiatan agrobisnis I, II, III; (3)
me-masarkan hasil kegiatan agrobisnis; dan (4) menyusun pro posal usaha agrobisnis.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian empiris tentang
perubahan dan inovasi kurikulum, dapat dikatakan bahwa ka
jian dalam bidang perubahan kurikulum ini tidak hanya dalam
bidang implementasinya di kelas atau sekolah, tapi juga dalam aspek-aspek lain yang lebih luas seperti kehidupan
dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Dalam
perkata-an lain,
pendidikan dan latihan vokasional
berada pada
di satu pihak yang ekstrim sampai bentuk latihan vokasional
yang sempit di pihak lain. Pemahaman lebih jauh mengenai spektrum pendidikan kejuruan ini dapat disimak dari hasil
studi komparatif Cantor (1989: xi) tentang perbedaan pen didikan kejuruan di negara-negara maju/industri:
... the term 'vocational education and training' i s taken to connote those learning activities, including
the acquisition of skills, which contribute to success
ful economic performance. It thus excludes the provision
of general education provided in school systems, though
i t does include the occupational specific programmes
Beberapa hasil penelitian tentang implementasi per ubahan kurikulum yang relevan dikaji dalam hal ini adalah model-model implementasi perubahan kurikulum yang dilakukan
Hall dan Loucks (1978), Leithwood dan Montgomery (1982) dan
Gibb (1987) (Miller dan Seller, 1985: 248-273).
Gibb (1987) menggunakan model TORI (Trust Opening
Realizing Interdependence) dengan fokus pada perubahan
pri-badi dan sosial. Model ini menetapkan suatu skala yang da
pat membantu guru dalam mengidentifikasi bagaimana
peneri-maan lingkungan sekolah terhadap implementasi program
ter-tentu dan menetapkan beberapa pedoman untuk perubahan
fa-silitas sesuai dengan tuntutan-tuntutan baru. Hall & Loucks
(1978) mengembangkan model CBAM (Concern-Based Adoption
Model) tentang berbagai tingkat perhatian guru pada per
mengem-bangkan strategi implementasi. Leithwood (1982) menggunakan
Innovation Profile Model. Fokus aplikasi model ini soma dengan fokus aplikasi CBAM, yaitu pada guru. Penggunaan model
ini dapat membantu guru dan pengembang kurikulum bagaimana
seharusnya mengatasi kendala-kendala implementasi perubah
an kurikulum atau program pengajaran.
Beberapa penelitian khususnya tentang implementasi
kurikulum SMK yang dilakukan di dalam negeri, antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Perangin-angin tentang implementasi kurikulum di STM Penerbangan Bandung; peneli
tian Muchidin tentang profil implementasi inovasi kurikulum
STM Pembangunan Bandung; dan penelitian Baharuddin tentang
implementasi inovasi Kurikulum SMK 1994-program studi elek-~
tonika komunikasi dalam proseer pembelajaran di kelas.
• Dari pengalaman lapangan dalam kegiatan monitoring dan penelitian Nana S. Sukadinata (1998) khususnya tentang penyempurnaan Kurikulum SMK 1994 pada beberapa kotamadya
dan kabupaten di propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, dapat diketahui bahwa guru-guru SMK Pembangunan (4 tahun) dan SMK
biasa (3 tahun) melakukan perubahan menuju penyempurnaan
Kurikulum SMK 1994, khususnya pada mata-mata pelajaran
praktek sesuai dengan tuntutan dunia industri.
Penelitian yang dilakukan oleh Tim Dikmenjur Depdik
bud (1994) adalah tentang pengembangan pendidikan kejuruan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas SDM. Penelitian
ganda (PSG) serta implikasinya pada kurikulum pendidikan
teknologi dan kejuruan LPTK.
Sulipan, Kumiadi dan Rachmadi (1996) melakukan pene
litian tentang implementasi Kurikulum SMK 1994.
Penelitian
ini difokuskan pada unjuk kerja SMK dan unjuk kerja kepala
sekolah. Selain itu, ada juga penelitian yang dilakukan tim
dari PPPG Teknologi Bandung bekerjasama dengan Dikmenjur
Depdikbud (1996).
Penelitian ini adalah tentang peranan
dunia kerja/industri dalam pelaksanaan PSG pada SMK.
Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa program PSG sesuai dengan
kebutuhan institusi pasangan atau dunia kerja yang memiliki
peranan penting dalam pengembangan unit produksi sekolah.
Dengan memperhatikan hasil-hasil dari beberapa pene
litian tersebut, dapat dipahami bahwa ruang lingkup kajian
tentang pendidikan kejuruan adalah sangat luas, tidak
ter-batas pada proses pembelajaran di kelas; tapi juga
menyang-kut aspek-aspek sosial, politik dan ekonomi,
perkembangan
ilmu dan teknologi dan pengaruhnya pada pengembangan pen
didikan kejuruan. Dari beberapa hasil penelitian yang telah
dikaji
itu,
dapat dipahami bahwa belum ada satu pun
penelitian yang khusus meneliti implementasi kurikulum/
program agrobisnis. Mengingat mata pelajaran agrobisnis ini
merupakan salah satu pelajaran dasar di SMK Pertanian yang
mendukung penguasaan siswa pada kemampuan adaptif, jelaslah
bahwa penelitian sangat dibutuhkan dalam bidang implementa
B. Identifikasi Masalah
Untuk mengkaji implementasi Kurikulum SMK 1994 yang masih berlaku hingga sekarang ini, bisa dalam aspek tujuan
atau sasaran yang akan dicapai, konten atau isi
kurikulum,
sistem pengajaran, sistem evaluasi, sistem kurikulum,
dan
sumber-sumber belajar. Rancangan kurikulum tersebut
dapat
diimplementasikan dengan baik jika dilaksanakan
dalam
proses yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa
sebagai subjek sekaligus sebagai peserta didik dalam suatu
lingkungan sistem pendidikan sekolah.
Kurikulum SMK 1994 yang dapat dikaji melalui peneli
tian
meliputi keluwesan arahan bagi pelaksana kurikulum,
posisi atau kedudukan siswa sebagai subjek didik dalam PBM,
dan kemutakhiran konten atau bahan ajarannya. Sebagaimana
telah diketahui perbedaan pokok antara Kurikulum 1994 jika
dibandingkan dengan Kurikulum 1984 terdapat pada
komponen-komponen kurikulumnya, yaitu tujuan, isi, PBM dan evaluasi.
Beberapa perbedaan kedua kurikulum tersebut untuk
setiap
komponennya dapat dijelaskan seperti dalam uraian berikut.
Dari segi tujuan, Kurikulum 1994 memiliki kelebihan
memper-siapkan peserta didik menjadi warga negara Indonesia
yang produktif, adaptif dan kreatif. Perbedaan dari
segi
tujuan ini dengan sendirinya mempengaruhi pada isi dan PBM
kurikulum serta pada aspek evaluasinya. Sejauh mana guru memahami kurikulum khususnya untuk mata pelajaran yang
diajarkannya,
tentu saja berpengaruh pada perencanaan dan
implementasi "pembelajaran siswa di dalam kelas,
termasuk
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Masalah pokok dalam penelitian ini adalah yang ber-kaitan dengan implementasi kurikulum SMK 1994 oleh guru
mata pelajaran agrobisnis dalam
pembelajaran
di
kelas.
Karena itu, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana guru mengimplementasikan program Agro
bisnis Kurikulum SMK Pertanian 1994 dalam PBM di kelas?
Kajian pada permasalahan ini akan dikaitkan dengan
aspek-aspek model CIPP
(Context, Input, Process,
dan
Program)
dalam evaluasi kurikulum (Stufflebeam, 1983), dengan
pene-kanan pada aspek proses. Selain Stufflebeam, beberapa ahli
evaluasi lainnya juga menyatakan bahwa evaluasi kurikulum,
khususnya untuk pendidikan kejuruan dan teknik, dapat dilakukan dengan menggunakan model evaluasi CIPP (Madaus, Scriven, dan Stufflebeam, 1983: 118-140; Worthen dan San
ders, 1987: 246-278; dan M. A. Bari et al., 1982: 203-216).
Gambar 1 di bawah ini mengilustrasikan aspek-aspek evaluasi dalam kaitannya dengan curriculum initiation, structuring
and operation (Finch dan Bjorkquist, 1977 dalam Finch dan
Crunkilton, 1979: 247-248).
* PRODUCT
EVALUATION
CONTEXT EVALUATION
INPUT
EVALUATION EVALUATAION
)
/ >' \f >i
CURRICULUM INITIATION J _ m _
AND STRUCTURING ! CURRICULUM OPERATION
Gambarfrl Kerangka Evaluasi Kurikulum Pendidikan Kejuruan
Finch dan Crunkilton (1979) menyatakan bahwa evaluasi konteks dan input berfungsi untuk inisiasi dan penyusunan kurikulum, dan evaluasi proses dan hasil (product) berfung
si untuk pelaksanaan
(operation)
kurikulum. Dalam uraian di
bawah ini dijelaskan lebih jauh setiap komponen model CIPP.
Evaluasi konteks adalah adalah untuk mendefinisikan
dan menguraikan lingkungan di mana kurikulum atau program
diimplementasikan, mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan
menyatakan kendala-kendala dan cara mengatasinya agar tuju
an tercapai (Finch & Crunkilton, 1979: 249). Seluruh data
dan informasi yang dikumpulkan dalam evaluasi konteks ini
merupakan
dasar
pertimbangan untuk membuat
keputusan-keputusan kurikulum dan pengembangan tujuan
(objectives)
berikutnya (Stufflebeam, 1971).Evaluasi input difokuskan pada sumber dan strategi
pembuatan keputusan yang memberikan implikasi penting bagi
pengembang kurikulum. Dengan kata lain, evaluasi input
ini
adalah untuk membantu pengembang kurikulum dalam membuat
keputusan-keputusan yang lebih objektif tentang konten yang
diajarkan pada siswa (Finch dan Crunkilton, 1979: 249). Stufflebeam (1971) menegaskan bahwa evaluasi input ini di
lakukan dengan cara: ...
sistematically
identifying
and
assessing relevant capabilities of the educational agency,
resources for achieving curriculum objektives and alternate
plans for their implementation.
Evaluasi
proses
yang paling erat hubungannya dengan
pembelajaran
(Instruction).
Sementara evaluasi konteks dan
aktual membantu siswa, sedangkan evaluasi proses ini adalah
yang paling cocok dilakukan bila yang diuji adalah
efek-efek pembelajaran. Karena evaluasi proses ini berkenaan se
cara langsung dengan operasi atau implementasi kurikulum,
maka informasi yang terkait dengan komponen evaluasi ini
adalah paling berarti (most meaningful) bagi staf
instruk-sional atau guru. Namun, suatu ha! yang harus dipahami da
lam konteks ini, evaluasi proses hanya merupakan salah satu
bagian dari seluruh kerangka evaluasi CIPP. Kesimpulan yang
ditarik berdasarkan evaluasi proses ini berguna untuk per baikan kurikulum, tidak berhubungan langsung dengan
hasil-hasil yang terkait dengan pekerjaan (employment related
outcomes) (Finch dan Crunkilton, 1979: 250). Sesuai dengen
karakteristiknya, evaluasi proses ini dapat digunakan untuk
menguji beberapa aspek implementasi kurikulum atau program.
Misalnya, untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai
tujuan-tujuan kurikulum atau program atau untuk menentukan
apakoh suatu program inovatif tertentu dapat
diimplementa-sikan secara wajar (operating properly).
Akhirnya, evaluasi produck hendaknya dilakukan lebih
dari sekedar memfokuskannya pada siswa di sekolah. Sebagai
mana diketahui, produk akhir dari setiap kurikulum adalah lulusan, dan produk ini (juga siswa-siswa yang belum tamat)
penting dikaji jika ingin dibuat realistic statements ten
tang nilai kurikulum. Finch dan Crunkilton (1979: 251)
'in the field,' with information being gathered from sour
ces such as employers, supervisors, and incumbent workers."
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dilihat bahwa
evaluasi kurikulum atau program dengan menggunakan model CIPP merupakan suatu evaluasi yang sangat kompleks dan
di-butuhkan waktu yang relatif panjang untuk melakukannya.
Namun, evaluasi tersebut dapat difokuskan pada aspek prog
ram dan materi kurikulum. Seperti dinyatakan Finch dan
Crunkilton (1979: 246), Obviously the task of evaluating an
entire curriculum is quite complex and time consuming. Thus evaluation often tend to focus on programs and materials.
Hamid Hasan (1988: 111) yang mengutip pendapat Stuffleabeam
(1983: 122) menyatakan: "..., dalam pelaksanaan evaluator
dapat saja hanya melakukan satu jenis atau kombinasi dari
dua atau lebih jenis evaluasi itu."
Sesuai dengan kedua kutipan di atas, dapat diartikan bahwa seorang peneliti yang berperan sebagai evaluator
tidak harus menggunakan keempat komponen CIPP. Sehubungan dengan hal itu, dan juga karena pertimbangan berbagai ke-terbatasan yang dimiliki penulis, maka penulis membatasi penggunaan model CIPP dalam penelitian ini pada komponen evaluasi proses. Namun, interpretasi hasil-hasil penelitian ini, meskipun secara kualitatif, tidak tertutup kemungkinan dapat dilihat kaitannya dengan aspek-aspek lainnya dalam
kerangka CIPP, baik dengan konteks (kebutuhan yang
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan batasan/definisi berdasarkan karakteristik-karakteristik nyata atau yang dapat diamati dari apa yang sedang didefinisikan. Pengertian ini didasarkan pada pendapat Bruce W. Tuckman dalam edisi kedua bukunya, Conducting Educational Research (1978) . Tuckman
menyatakan definisi operasional sebagai berikut: An opera
tional d e f i n i t i o n i s a d e f i n i t i o n based on the observable
characteristics o f that which i s being defined (Tuckman,
1978: 79). Dalam perkataan lain, definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada kriteria yang dapat diamati (observable criteria). Dijelaskan lebih jauh bahwa ada tiga tipe definisi operasional, yakni definisi
operasional yang diberi label Tipe A, Tipe B, dan Tipe C.
Tipe A: definisi operasional yang dirumuskan ber
dasarkan operasi-operasl yang harus dilakukan untuk mempengaruhi terjadinya fenomena atau keadaan yang
didefinisikan (h.80).
Tipe B: definisi operasional yang dirumuskan ber dasarkan operasional atau sifat-sifat dinamis objek atau keadaan yang didefinisikan (h. 81). Tipe definisi operasional ini sangat cocok digunakan dalam
konteks kependidikan untuk menjelaskan tipe person (baik dalam kualitas maupun keadaan tertentu).
Sebagaimana dinyatakan oleh Tuckman (1978: 81) bahwa: ...type B ... particularly appropriate in an educa tional context for describing a type o f person ....
Tipe C: definisi operasional yang dirumuskan ber
dasarkan sifat statis objek atau fenomena yang
didefinisikan (h.82).
Berdasarkan pertimbangan pada tiga tipe alternatif definisi operasional di atas dalam kaitannya dengan hakekat
operasional tipe B, yakni yang dirumuskan berdasarkan sifat dinamis objek atau keadaan yang didefinisikan (dalam hal
ini, implementasi kurikulum dalam KBM di kelas) yang terkait dengan tipe atau keadaan person (dalam hal ini, guru). Tipe definisi operasional ini tentu saja sangat ber-guna untuk membatasi atau mendefinisikan variabel terikat bila ingin didasarkan secara operasi-onal pada observasi perilaku subjek sebagai variabel bebas dalam penelitian.
Sesuai dengan pertimbangan di atas, ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu pemahaman guru terhadap kurikulum sebagai variabel bebas (independent variable) dan
implementasi kurikulum dalam KBM di kelas sebagai variabel terikat (dependent variable), meliputi kegiatan perencanaan KBM, pelaksanaan KBM, dan penilaian atau evaluasinya.
1. Pemahaman Guru dapat diartikan sebagai pengalaman dan pemikiran guru, yang bermakna mengenai pembelajar an siswa. Watson (1984) mendefinisikan pemahaman se bagai proses pertimbangan dan pembentukan kesan pada
karakteristik sesuatu objek. Bruno (1980)
mendefi-nisikan pemahaman sebagai pengalaman yang bermakna
(meaningful experience). Oleh karena itu, yang dimak-sud dengan pemahaman dalam penelitian ini adalah
pengalaman guru yang bermakna mengenai tujuan dan hasil pembelajaran di kelas, yang dapat diamati mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian guru dalam KBM melalui P.P. Lebih khusus lagi pemahaman
tersebut dapat diartikan sebagai pemikiran guru pada
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil-hasil
pembelajaran siswa dalam kelas sebagaimana dituangkan dalam RP atau yang disebut Satuan Pelajaran (Satpel).
2. Implementasi Kurikulum didefinisikan sebagai
pelaksanaan kurikulum dalam praktek nyata - putting the curriculum to work (Beauchamp, 1975: 164).
Pe-ngertian implementasi dalam penelitian ini adalah pe
laksanaan kurikulum SMK Pertanian 1994 mata pelajaran
2.1 Perencanaan Pembelajaran: kegiatan merumuskan
tujuan, mengorganisasikan materi, menetapkan metode
dan alat pembelajaran dan merencanakan penilaian
(Sudjana, 1989: 31).
2.2 Kegiatan Belajar Mengajar adalah kegiatan lanjutan setelah guru merencanakan pembelajaran. Pelaksanaan pengajaran ini dituangkan dalam KBM kurikuler dan ekstrakurikuler mulai tahap awal
(perencanaan), pelaksanaan (pengajaran), dan penilaian (Depdikbud, 1994).
E. Pertanyaan-pertanyaan Penelitian
Masalah-masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman guru pada Kurikulum SMK Pertanian 1994 dan pengaruhnya terhadap implementasi program pembelajarannya pada siswa dalam bentuk KBM di kelas?
2. Bagaimana guru merumuskan program pengajaran dan kegiat an belajar siswa sesuai dengan tuntutan Kurikulum SMK Pertanian 1994 khususnya GBPP mata pelajaran Agribisnis?
3. Apakah guru menyelenggarakan pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan tuntutan Kurikulum SMK Pertanian 1994?
3.1 Apakah guru melakukan perencanaan KBM di kelas?
3.2 Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran di kelas? 3.3 Bagaimana guru mengevaluasi hasil pembelajaran siswa
dalam PBM yang berlangsung di dalam kelas?
4. Strategi-strategi apa yang yang digunakan guru untuk
mengatasi kendala pembelajaran siswa di dalam kelas?
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana imple
mentasi Kurikulum SMK Pertanian 1994 mata pelajaran
Agribisnis dalam pembelajaran di kelas. Tujuan ini dapat
diuraikan lebih jauh sebagai berikut:
1.1 Untuk mengetahui bagaimana pemahaman guru tentang sifat
atau hakekat program instruksional mata pelajaran agri
bisnis dan implikasinya pada keputusan guru dalam menentukan strategi implementasinya.
1.2 Untuk mengetahui bagaimana implementasi program-program instruksional agribisnis yang dilakukan guru, dengan
meliputi pendekatan dan langkah-langkah yang digunakan.
1.3 Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat implementasi kurikulum dalam bentuk KBM di kelas dan bagaimana stra tegi guru mengatasinya, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan tuntutan pencapaian tujuan kurikulum. 1.4 Untuk mengetahui bagaimana upaya-upaya guru mendapatkan
informasi mengenai hasil belajar siswa, khususnya yang didasarkan pada bentuk KBM di dalam kelas.
2. Manfaat Penelitian
Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan implementasi kurikulum, khususnya kuri kulum SMK 1994 mata pelajaran agrobisnis baik bagi pihak
sekolah termasuk guru sebagai staf instruksional, pengem
2.1 Manfaat Teoretis
Dari penelitian ini diharapkan dapat ditemukan minimal prinsip-prinsip yang berkenaan dengan implementasi kuri kulum, khususnya implementasi kurikulum pendidikan kejuruan
pertanian. Pemahaman guru terhadap kurikulum mempengaruhi bagaimana ia mengimplementasikan kurikulum tersebut, dan
implementasi kurikulum yang dilakukan sesuai dengan
tuntutan inovasi kurikulum dapat mempengaruhi peningkatan
pencapaian tujuan atau hasil pembelajaran yang diharapkan. Prinsip-prinsip tersebut selanjutnya diharapkan dapat mendukung pengembangan teori-teori implementasi kurikulum, antara lain yang berkenaan dengan kepedulian (concern) guru terhadap implementasi kurikulum, profil inovasi dan trans-formasi kurikulum. Leithwood (1982) dalam Miller & Seller (1985: 246) memandang implementasi sebagai suatu proses
perubahan perilaku sesuai dengan arah pencapaian tujuan
inovasi kurikulum khususnya melalui perubahan atau perbaik
an implementasi kurikulum pendidikan kejuruan pertanian.
2.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar hasil dari
penelitian ini dapat membantu guru mengatasi kesulitan-kesulitan dalam mengimplementasikan program pembelajaran.
Guru dapat mempelajari temuan-temuan penelitian ini sebagai
bagian dari upayanya menemukan cara-cara menyelesaikan
masalah-masalah implementasi program pembelajaran.
Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan se
B A B I I I
M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Dolom bob ini berturut-turut dijelaskan: A. Prosedur dan
Pendekatan Penelitian; B. Sumber Data Penelitian; C. Subjek Penelitian; D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian; E.
Teknik-teknik Analisis Data; F. Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian; dan G. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian.
A. Metode Penelitian
Penelitian kualitatif lebih tepat digunakan untuk meneliti proses, bukan hasil atau produk. Dolom koitan ini, penelitian tentang implementasi Kurikulum SMK 1994, khusus nya bentuk proses pembelajaran agrobisnis di dalam kelas, lebih tepat jika menggunakan pendekatan penelitian kuali
tatif. Untuk mengetahui kondisi yang objektif dan mendalam
tentang implementasi kurikulum mata pelajaran agrobisnis sebagai fokus penelitian, moka dipandang lebih tepat jika
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Hal ini sesuai dengon pendapat Bogdan dan Biklen (1992: 31) bahwa:
Qualitative researchers are concerned with process rather
Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, peneliti
ingin memperoleh pemahaman bagaimana KBM Agribisnis dilak
sanakan atau diimplementasikan di dalam kelas. Aspek-aspek
yang akan dikaji melalui penelitian ini adalah pemahaman
guru mengenai kurikulum SMK Pertanian dan implementasinya
dalam KBM di kelas sesuai dengan program pengajorannya,
mulai dari persiapan sampai pelaksanaannya di dalam kelas. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui sumber-sumber
dan strategi-strategi yang paling mempengaruhi keberhasilan pembelajaran di dalam kelas, dan bagaimana hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan guru
di dalam kelas. Karena penekanan kajian penelitian ini pada
proses, maka dalam analisis dan pembahasannya pun akan di-tekankan juga pada proses tanpa mengabaikan hubungan atau kaitannya dengan aspek-aspek konteks, masukan, dan hasil seperti dalam kajian aspek-aspek model evaluasi CIPP.
Penelitian kualitatif sering juga disebut sebagai
metode etnografik, metode fenomenologis, atau metode
impre-sionistik (Sudjana dan Ibrahim, 1989: 195). Karena metode
penelitian kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan
teori dari data penelitian (grounded theory), bukan dari
hasil pengujian hipotesis seperti dolom metode penelitian
kuantitatif, maka teori yang dihasilkan penelitian kuali
tatif menjadi bersifat generating theory. Lebih jauh
situasi lapangan penelitian bersifat natural, alamiah, apa
adanya, tidak dimanipulasi (Nasution, 1992: 18). Pengumpul
an data dalam penelitian kualitatif hendaknya dilakukan sendiri oleh peneliti dan mendatangi sumbernya secara lang sung (Bogdan dan Biklen, 1982: 27).
Untuk memperoleh gambaran yang lebih mendolam,
holis-tik, lebih mengutamakan makna (verstehen), dan memandang
hasil penelitian sebagai spekulatif (Nasution, 1992: 7)
terhadap implementasi kurikulum mata pelajaran Agribisnis
yang lebih menekankan pada proses, bukan pada hasil, lebih
tepat menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Karena
hakekat fenomena menurut penelitian kualitatif adalah totalitas atau sifat keseluruhan (gestalt), maka pendekatan
ini mencoba mengungkapkan kenyataan lapangan secara alamiah
(dalam hal ini, SMKN 2 Subang), dengan demikian dapat
diharapkan bahwa permasalahan penelitian dapat dipahami
secara mendalam (Moleong, 1996: 4). Mengingat Interpretasi
data dalam penelitian ini harus disusun secara menyeluruh dan sistematis, maka sifat data yang dikumpulkan menjadi
bersifat deskriptif-analitik (Nasution, 1992: 13).
Dalam kaitannya dengon pendekatan penelitian kualita
tif/naturalistik yong dipilih untuk penelitian ini, maka peneliti dapat mengharapkan akan lebih leluasa memahami
konteks sosial dimana berlangsung proses pembelajaran guna
memperoleh data yang sebenarnya tanpa ada manipulasi. Sela
in itu, melalui aplikasi penelitTon kualitatif, peneliti
pikirannya dalam proses yang berlangsung, sebab penelitian
kualitatif pada hakekotnyo juga merupakan pengomatan kepada orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka
dan berusaha memahami bahasa mereka dan menafsirkannya se
suai dengan dunia sekitarnya (Nasution, 1992: 5). Hal ini sesuai dengan pemyataan Bogdan dan Biklen (1992: 49) ten
tang tujuan penelitian kualitatif, yaitu: "Untuk memahami
lebih baik perilaku dan pengalaman manusia." Hal ini juga sesuai dengan pandangan Lincoln dan Guba (1985: 3) bahwa
dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak boleh
memanipu-lasi bagian yang diteliti dan peneliti tidak boleh bersikap
apriori pada hasil penelitian. Penelitian naturalistik
adalah penelitian yang dilakukan secara alamiah.
Beberapa literatur menyebutkan ciri-ciri penelitian
kualitatif/naturalistik, antara lain, sumber data adalah
situasi yang wajar atau natural setting, peneliti sebagai
instrumen penelitian, sangat deskriptif, mementingkan pro
ses, mengutamakan data langsung (first hand), triangulasi
(data/informasi dari satu sumber harus dicek kebenarannya
dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain), memen
tingkan perspektif emic (mementingkan pandangan responden), sampling purposif, audit-trail (apakah laporan penelitian
sesuai dengan data yang dikumpulkan), patisipasi tanpa
mengganggu, analisis dilakukan sejak awal penelitian dan
selanjutnya selama melakukan penelitian dan disain peneli
tian tampil dalam proses penelitian (bersifat emergent,
B. Sumber Data dan Unit-unit Analisis Penelitian
Informasi dalam bentuk lisan dan tulisan dolom penelitian
kualitatif berturut-turut merupakan data primer dan
sekun-der. Data primer yang dikumpulkon mencokup persepsi don pe mahaman guru serta deskipsi lainnya yang berkaitan dengan fokus penelitian, yaitu implementasi kurikulum SMK 1994 program pembelajaran agrobisnis di dalam kelas. Data sekun-der meliputi data jumloh guru dan kualifikasinya dan berkas kertas kerja yang mendukung pelaksanaan tugasnya dalam
mengimplementasikan kurikulum atou program pengajaran agro
bisnis sesuai tuntutan Kurikulum SMK 1994.
Sesuoi dengan bentuk-bentuk data yang dikumpulkon dalam penelitian ini, maka sumber-sumber data penelitian
ini meliputi manusia, benda, dan peristiwa. Manusia dalam
penelitian kualitatif merupakan sumber data yang berstatus sebagai responden dan informan mengenai fenomena atau ma
salah yang menjadi fokus penelitian. Benda merupakan bukti fisik yang berhubungan dengan fokus penelitian, sedangkan peristiwa merupakan informasi yang menunjukkan kondisi yang
berhubungan langsung dengan implementasi kurikulum.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dinya
takan bahwa unit-unit analisis data dalam penelitian ini
adalah: (1) pemahaman guru tentang kurikulum SMK Pertanian;
(2) pelaksanaan atau implementasi kurikulum dalam bentuk
KBM di dalam kelas; (3) strategi guru mengatasi faktor-faktor penghambat atau kendala pembelajaran di dalam kelas; dan (4) penilaian guru pada hasil pembelajaran di kelas.
Sumber data utama untuk unit analisis (1) adalah guru
dokumen-dokumen guru yang mengungkapkan pemahamannya terhadap kurikulum. Sumber data utama untuk (2) adalah guru dalam setting pembelajaran siswa di dalam kelas, dan sumber data pendukungnya adalah siswa dalam peristiwa yang menunjukkan keterlibaton dan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sumber dat utama untuk (3) adalah guru dan sumber pendukungnya adalah kepala sekolah, siswa dan
doku-men-dokumen guru yang mengungkapkan bagaimana strategi guru mengatasi kendala-kendala implementasi pembelajaran; dan sumber data utama untuk (4) adalah guru dan dokuemen-dokumen hasil penilaian terhadap hasil belajar siswa dalam kelas yang dapat diketahui dari wawancara dan dan studi
dokementasi terhadap hasil-hasil belajar siswa.
C. Subjek dan Sampel Penelitian
Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, maka subjek dalam penelitian ini ditentukan secara pux^posive,
artinya,
subjek
penelitian relatif
sedikit
dan
dipilih
menurut tujuan penelitian; namun subjek penelitian sering
dapat
terus bertambah sesuai keperluannya yang
dinamokan
sebagai "snowball sampling" (Bogdan dan Biklen, 1982; Miles
dan Huberman, 1994; dan Nasution, 1992: 11, 33).
Subjek dalam penelitian ini adalah semua guru yang
mengajarkan mata pelajaran agrobisnis di SMKN
2 Subang.
Karena guru agrobisnis di SMKN 2 Subang hanya dua orang
-Bapak A.S. dan -Bapak Y.S. dengan pendidikan terakhir adalah
program Dili IPB berturut-turut dari jurusan Agronomi dan
THP (lulus 1984 dan 1983), maka keduanya sekaligus menjadi
Selama pengumpulan data di lapangan peneliti berusaha
sesering mungkin berinteraksi dengan sumber-sumber data primer, baik dengon cara berdialog maupun dengan melakukan pengamaton secara langsung tonpa mengganggu kewajaran atau.
sifat alamiah KBM. Selain itu peneliti juga melakukan studi dokumentasi untuk mendapatkan data tertulis yang berkaitan
dengan fokus penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, peneliti
merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data. Karena itu, peneliti memiliki peranan yang fleksibel dan adaptif, dengan pengertian, peneliti dapat menggunakan seluruh alat
indero yong dimilikinya untuk memahami fenomen sesuai
dengan fokus penelitian (Lincoln dan Guba, 1985: 4). Hal
ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1992: 28), bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan key
instrument. Sehubungan dengan hal ini, dalam penelitian ini
peneliti sendiri akan terjun langsung ke lapangan untuk me-ngumpulkan seluruh data sesuai dengan fokus penelitian, yaitu: pemahaman guru tentang kurikulum, pelaksanaannya da
lam proses pembelajaran siswa di dalam kelas, faktor-faktor yang paling berpengaruh pada proses tersebut, dan hasil-ha sil dari proses pembelajaran siswa di dalam kelas.
Sesuai dengan peranan peneliti sebagai alat peneliti an yang utama, maka peneliti dapat melakukan sendiri
peng-amatan dan wawancara tak berstruktur, bahkan sering hanya dengan menggunakan buku catatan. Karena peranannya sebagai instrumen utama dalam pengumpulan informasi atau data, maka
dapot dipahami secara utuh, termasuk makna interaksi
antar-monusio, don peneliti juga diharapkan dapat menyelami pe-rosoon don niloi yong terkandung dari ucapan atau perbuatan
responden penelitian. Oleh karena itu,
untuk pengumpulan
data 3esuai dengan fokus penelitian ini, peneliti akan ber-ada di lapangan dalam jangka waktu yang relatif panjang.
Mengenai hal ini, Erickson (1986: 21) menyatakan bahwa pe
nelitian lopangon meliputi:1. Portisiposi yong intensif dalam jangka panjang dalam
suatu lokasi penelitian;
2. Melakukan recording dengan seksoma tentang apa yang terjadi di lokasi penelitian, membuat
catatan-catat-an lapcatatan-catat-angcatatan-catat-an,
dan mengumpulkan dokumen-dokumen lain
(seperti memo, cataton-catoton, contoh-contoh peker
jaan siswa, don cotaton-cotatan guru); dan
3. Refleksi analitik berikutnyo pada cotatan-cataton don dokumen-dokumen yang dikumpulkon dari lapangan, dan dilaporkon dengon cara mendeskripsikonnyo secoro
detoil
(terperinci), sketsa-sketso norotif dan
ku-tipon
longsung dori interview, maupun dengon
cara
mendeskripsikan dalam bentuk yong lebih umum,
baik
berupa chart analisis, tabel ringkasan, dan
deskrip-si statistik.
Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam
penelitian ini adalah wawancara, studi dokumentasi, dan ob
servasi. Peneliti sebagai instrumen dapat melakukan wawan
cara,
observasi, mengkaji dokumen-dokumen dan
catatan-ca-tatan lapangan yang dipandang berhubungan dengan fokus pe
nelitian (Miles & Huberman, 1994; Nasution, 1992; Sudjana &
Ibrahim,
1989;
dan Lincoln & Cuba, 1985).
Dalam
uraian-uraian di bawah ini dijelaskan lebih jauh tentang
teknik-teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti sesuai de
1. Teknik Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dolom penelition ini
adalah wawancara tidak-berstruktur. Sesuai dengan bentuk
wawancara ini, peneliti tidak terikat secara ketat pada pe
doman wawancara. Pelaksanaannya bisa dilakukan dimana saja
dan kapan saja selama berhubungan dengan fenomena dan fokus
penelitian. Tipe wawancara yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 'wawancara yang bersifat luas dan mendalam' atau
indepth
interview
(Patton, 1980). Wawancara ini dilakukan
sedapat mungkin dengan penuh keakroban dan saling-percoya
antara peneliti dengan responden penelitian dan partisipan
yang mendukung terkumpulnya data/informasi yang dibutuhkan.
Untuk memudahkan ingatan terhadap data atau
informa
si,
maka peneliti menggunakan catatan-catatan lapangan.
Dalam penggunaan catatan lapangan, peneliti mengoplikosikon
perspektif
emic,
yaitu tetap mementingkan pandangan respon
den dan interpretasinya terhadap dunia sesuai dengan sudut
pandangannya. Untuk menjoring data yang diperlukon sesuai
dengan fokus penelitian ini, tetapi data tersebut tidak
terdapat dalam kegiatan, seperti pemahaman guru tentang ku
rikulum,
tentu perlu dilakukan wawancara (Moleong,
1996:
115). Wawancara yang dilakukan harus bertujuan (Lincoln dan
Guba, 1988: 409 dan 420). Teknik wawancara dalam penelitian
ini diharapkan dapat memberi keuntungan dimana responden
yang diwawancarai bisa merekonstruksi dan
menginterpretasi-kan ide-idenya, baik yang berhubungan dengan moso lolu,
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara
dengan guru-guru agrobisnis, dengan tujuan untuk
mengumpul-kan informasi atau data penelitian tentang hal-hal sebagai berikut: (1) Pemahaman guru tentang kurikulum SMK Pertanian dan kurikulum agrobisnis; (2) Penyelenggaraan KBM oleh guru
di dalam kelas, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi hasil pembelajaran di kelas; (3) Sumber dan stra
tegi guru mengatasi kendala yang dapat menghambat pembela
jaran siswa di dalam kelas; dan (4) hasil-hasil yang dica
pai dari proses pembelajaran siswa di dalam kelas.
Selain peneliti mewawancoroi guru-guru agrobisnis,
peneliti juga akan melakukan wawancara dingan pihak-pihak
dan jenis-jenis data/informasi sebagai berikut:
- Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah, untuk mendapat
kan data mengenai guru-guru agrobisnis, data mengenai
kurikulum SMK Pertanian dan kurikulum Agrobisnis,
operasional pembelajaran siswa secara umum, dan data
tentang kendala-kendala pembelajaran serta strategi
penanggulangannya.
- Guru-guru selain guru-guru Agribisnis, termasuk guru Bimbingan dan Penyuluhan (Guru BP), untuk memperoleh
informasi yang lebih jauh tentang pelaksanaan pembe
lajaran siswa di dalam kelas.
- Staf Tata Usaha (TU) Sekolah, untuk mendapatkan data/
informasi tentang keadaan sekolah, siswa, guru-guru,
Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan alat-alat
bantu berupa tape recorder dan catatan-catatan lapangan,
untuk memudahkan mengingat data yang dikumpulkan baik yang bersifat verbal maupun nonverbal. Selain itu, seperti di
nyatakan oleh Bogdan dan Biklen (1992: 128), penggunaan alat-alat bantu tersebut sangat penting untuk mengimbangi
keterbatasan daya ingat peneliti mengenai informasi yang
yang diperoleh dengan cara wawancara secara terbuka
(open-ended interview).
2. Teknik Observasi
Jenis-jenis observasi yang dapat dilakukan dalam pe
nelitian kualitatif, antara lain, observasi
non-interaktif
dan observasi
interaktif (Bogdan & Biklen,
1994).
Dalam
observasi non-interaktif berarti tidak ada observasi secaro
langsung, atau tidak melibatkan pengomatan secara langsung;
sedangkan dalam observasi interaktif, berarti dalam pengum
pulan data dilakukan dengan partisipasi dan melibatkan
pengamatan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan se
cara dominan bentuk partisipasi interaktif
dan observasi
non-partisipasi atau observasi tidak terang-terangan.
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan cara mengomoti situasi dan objek penelitian.
Dengan cara ini, diharapkan peneliti dapat mengamati
keja-dian-kejadian dalam lokasi penelitian sehingga memberikan
pengalaman yang menyeluruh dan mendalam (Lincoln don Gubo,
mem-peroleh data dari tangan pertama, mencatat segala kejodian
yang ditemukan di lapangan sebagaimana adanya (secara ala
miah, natural), dan dapat mengikuti seluruh tahap pelaksa naan proses pembelajaran siswa yang dilakukan guru di dalam
kelas sesuai dengan fokus penelitian.
Sesuai dengan uraian-uraian di atas, dalam penelitian
ini peneliti melakukan observasi dengan cara ikut ke dalam
kelas, mengomoti situosi kelas dan mengamati kelangsungan PBM di kelas yang bersangkutan. Teknik observasi ini harus dilakukan mengingat informasi yang dikumpulkan berkenaan dengan proses, yaitu proses pembelajaran siswa di dalam
kelas. Informasi atau data yang dikumpulkan melalui obser vasi ini, difokuskan pada pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
- Apakah guru mempersiapkan rencana pembelajaran?
- Apakah guru menjelaskan tujuan pembelajaran?
- Apakah guru melaksanakan pengajaran sesuai rencana?
- Pendekatan, strategi. model, dan/atau teknik-teknik mengajar apa yang digunakan guru dalam KBM; dan
- Apakah guru melakukan penilaian hasil belajar siswa
dan dengan cara bagaimana guru melakukannya?
Selain melakukan pengamatan pada proses pembelajaran di kelas, untuk memahami secara mendalam lingkungan lokasi
penelitian, peneliti juga melakukan pengamatan pada
sarana
dan prasarono sekolah, baik berupa bangunan-bangunan seko
3. Teknik Studi Dokumentasi
Selain menggunakan teknik wawancara dan observasi dalam pengumpulan data atau informasi sesuai fokus peneli
tian, peneliti juga menggunakan teknik studi dokumentasi.
Dokumen-kokumen yang dikaji peneliti adalah yang berhubung
an dengan kurikulum, berkas-berkas yang memuat
data/infor-masi tentang sekolah, dokumen-dokumen guru yang terkait
dengan pelaksanaan tugas pengajarannya, dan dokumen-dokumen
lainnya yang berhubungan dengan fokus penelitian tentang
implementasi kurikulum, khususnya pengajaran agrobisnis.
Informasi atau data yang dikumpulkan melalui studi
dokumentasi ini adalah:
- Data tentang kurikulum SMK Kelompok Pertanian;
- Data tentang kondisi lingkungan sekolah, sarana dan
prasarana sekolah, data guru dan staf tata usaha,
data siswa, organisasi sekolah, data lulusan, dan
informasi tentang jumlah lulusan yang bekerja; - Data tentang lembaga-lembaga mitra kerjasama seko
lah, khususnya lembaga-lembaga perusahaan/industri
yang menjadi partner atau mitra sekolah;
- Data tentang kurikulum pengajaran agrobisnis; - Data tentang rencana pengajaran (tertulis) guru,
rencana pengajaran tahunan, caturwulan, mingguan/
harian ; dan
E. Teknik-teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses yang dilakukan secara
sistematis untuk mencari/menemukan dan menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan, dan bahan-bahan lain
nya yang telah dikumpulkan peneliti
dengan
teknik-teknik
pengumpulan data lainnya. Dengan cara ini, diharapkan pene
liti dapat meningkatkan pemahamannya tentang data yang ter-kumpul dan memungkinkannya menyajikan data tersebut secara
sistematis guna menginterpretasikan dan menarik kesimpulan
(Bogdan dan Biklen, 1992: 153).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka
teknik-teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam peneli
tian ini adalah reduksi data, display data, dan verifikasi
data dan kesimpulan. Upaya mendeskripsikan dan
mengekspla-nasi peristiwa berdasarkan data atau informasi yang
terkum-pul sesuai dengan fokus penelitian, harus dilakukan peneli
ti sebagai pengganti pengukuran dan pengolahan data yang
lazim dilakukan dalam tradisi penelitian kuantitatif.
Sesuai dengan fokus penelitian ini, maka analisis data difokuskan pada pemahaman guru tentang kurikulum SMK
Pertanian dan kurikulum Agrobisnis; implementasi program
pembelajaran siswa yang dilakukan guru yang
mencakup
perencanaan KBM, pelaksanaan KBM, dan penilaian; sumber dan
strategi yang paling mempengaruhi implementasi pembelajaran
di dalam kelas; dan hasil-hasil yang dicapai atau diharap
1. Reduksi Data
Langkah awal dalam analisis data adalah reduksi data,
mak-sudnyo untuk memudahkan pemahaman terhadap data penelitian
yang sudah terkumpul. Reduksi data dilakukan dengan cara
mengelompokkan data berdasarkan aspek-aspek permasalahan
penelitian. Pengelompokon ini didasarkan atas kategori data
apakah masuk dalam unit analisis pertama atau kedua.
Aspek-aspek yang direduksi dalam penelitian ini
ada
lah
implementasi pembelajaran siswa di dalam kelas untuk
mata pelajaran Agribisnis, baik yang berkenaan dengan pema
haman guru tentang kurikulum, persiapan pembelajaran siswa
yang dibuat oleh guru, pelaksanaan pembelajaran di
dalam
kelas,
dan evaluasi yang dilakukan guru untuk mengetahui
kemajuan belajar siswa.2. Penyajian (Display) Data
Data yang telah direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk
deskripsi berdasarkan aspek-aspek penelitian. Penyajian da
ta ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkan
data dan menarik kesimpulan.
Sesuai dengan aspek-aspek masalah penelitian ini,
maka susunan penyajian datanyo dimulai dari pemahaman guru
tentang kurikulum; implementasinyo dolom KBM di kelos yong
meliputi persiopan/perencanaan pengajaran, pelaksanaan, dan
evaluasi hasil belajar dalam proses pembelajaran siswa di
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan berdasarkan
pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan. Sesuai
dengan hakekat penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan
ini dilakukan secara bertahap. Pertama, menarik kesimpulan
sementara atau tentatif, namun seiring dengan bertambahnya
data maka harus dilakukan verifikasi data dengan caramem-pelajari kembali data yang telah ada (yang telah direduksi
maupun disajikan). Kemudian, verifikasi data juga dilakukan
dengan cara meminta pertimbangan dari pihak-pihak lain yang
ada keterkaitannya dengon penelition, yaitu dengan meminta
pertimbangan dari guru-guru lain. Berdasarkan verifikasi
data ini,
selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan
akhir temuan penelitian.
F. Pengujian Keabsahan Temuan Penelitian
Untuk memeriksa keabsahan data, dapat digunakan
kri-teria
truth value, applicability, consistency,
dan
netrali-ty.
Kriteria-kriteria ini sering juga disebut dengan isti
lah
credibility, transferability, dependability,
dan
con-firmability
(Lincoln & Guba, 1985: 290). Keempat kriteria
ini merupakan atribut yang membedakannya berturut-turut
dengan validitas internal, validitas eksternal,
reliabili-tas, dan objektivitas menurut tradisi atau paradigma pene
litian positIvisme (kuantitatif).
peneli-tian ini dilakukan juga dengan cara
triangulasi
don
audit-trail, yaitu membandingkan data yang terkumpul dengan cara
memonfootkan
penggunaan sumber-sumber lain dan memerikso
kesesuaian hasil analisis dengan kelengkapan data (Moleong,
1996: 178; Sujana & Ibrahim, 1989; dan Nasution, 1992).
1. Derajat Kepercayaan (Credibility)
Kredibilitas dalam penelitian ini identik dengan
reliabili-tas dalam tradisi penelitian kuantitatif. Untuk
meningkat-kan derajat kepecayaan dalam penelitian ini dapat
dicapai
dengan cara-cara: (1) peneliti berada cukup lama di lapang
an, sejak bulan Desember 1998, meskipun secara resmi pene
liti memasuki
lapangan sejak bulan Februori
1999 sompoi
bulan Juli 1999; dan (2) triangulasi, yaitu pemeriksaan ke
absahan data dengan cara mengecek otou membandingkan data
melalui pemanfaatan sumber-sumber lain (dalam penelitian
ini, peneliti melakukannya dengan observasi terhadap akti
vitas siswa di luar jam pelajaran, wawancara denganguru-guru lain, termasuk dengon guru-guru BP don Wokosek Kurikulum).
2. Derajat Keteralihan (Transferability)
Derajat
transferability
ini identik dengan validitas eks
ternal dalam tradisi penelitian kuantitatif.
Transferabili
ty
yang tinggi dalam penelition kualitatif dapat dicapai
dengan menyajikan deskripsi yang relatif banyak (tebal),
dolom orti yong tepat. Dalam hal ini, peneliti mencoba men
deskripsikan suatu informasi yang sangat luas dan mendalam.
3. Derajat Keterandalan (Dependability)
Keterandalan atau
dependability
temuan penelitian ini dapat
diuji melalui pengujian proses dan produk (Lincoln dan
Gu-ba, 1988: 515). Pengujian produk adalah pengujian data,
te-muan-temuan,
interpretasi-interpretasi,
rekomendasi-reko-mendosi don membuktikon kebenoronnyo bahwa hal itu didukung
oleh data. Keterandalan dalam penelitian ini identik dengan
validitas internal dalam tradisi penelitian kuantitatif.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji
dependability
dengan cara menggunakan catatan-catatan pelaksanaan seluruh
proses dan hasil penelitian.
4- Derajat Penegasan (Confirmability)
Teknik untuma untuk menentukan derajat penegasan
(confirma
bility)
adalah dengan cara melakukan
audit-trail,
baik ter
hadap proses maupun produk penelitian. Dengan cara ini, pe
neliti dapat mendeteksi catatan-catatan lapangan sehingga
dapat ditelusuri kembali dengan mudah. Selain itu, peneliti
juga melakukan triangulasi untuk memperoleh penafsiran yang
akurat.
G- Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
yaitu
tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap analisis.
Dalam uraian-uralan di bawah ini disajikan lebih rinci
ke-giatan-kegiatan penelitian dalam setiap tahapon tersebut.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Dalam tahap persiapan dilakukan penyusunan disain pene
litian, mengurus perizinan, menjajagi lapangan, dan memper
siapkan perlengkapan penelitian.
Kelengkapan penelitian
dalam tahapan ini meliputi persiapan peneliti merancang
catatan-catatan lapangan, draft instrumen penelitian yang
siap dimodifikasi untuk mencapai kesempumaan sementara
<