• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KURIKULUM SMK 1994 MATA PELAJARAN AGRIBISNIS DALAM BENTUK PBM DI KELAS : Studi Kualitatif pada SMKN 2Subang, Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KURIKULUM SMK 1994 MATA PELAJARAN AGRIBISNIS DALAM BENTUK PBM DI KELAS : Studi Kualitatif pada SMKN 2Subang, Jawa Barat."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Jufrianto Sibarani. Implementasi Kurxkul« SMK 1994 Mata

Pelajaran Agribisnis dalam Bentuk KBM di Kelas. Tesis

o2

Magister Pendidikan, Program Pengembangan Kurikulum, PPs UFl

Salah satu profil kemampuan yang harus dikuasai oleh seluruh

tamatan SMK Lrtanian adalah kemampuan dalam bidang

Agrib.s-n!S? yakni, kemampuan menerapkan dasar-dasar kewirausahaan

San penerapan dasar, konsep, dan gagasan pengeloaan usaha

lousiness managerial)

yang berorientasi-pasar dalam bidang

pertanian. Tujuannya adalah untuk memngkatkan

sema"|^

wirausaha (entrepreneurship) dan kemampuan melakukan tugas

tugas pengelolaan usaha bidang pertanian secara profesional.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji

baSaimana pSmahaman guru terhadap kurikulum

^hususnya

SSfltaSSm SMK Pertanian dan mata pelajaran Agribisnis

dan

pengaruhnya pada implementasi proses pembelajaran siswa^dalam

KBM di kelas. Masalah yang menjadi fokus penelitian ini

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan Pe*el\^k^

digokuskan pada aspek-aspek pemahaman guru terhadap ku«Ju^

d«S kaitannya dengan pembuatan program serta implementasmya

paSa peSajara/siswa di dalam kelas termasuk upaya

mengu-rangi kendala melalui penggunaan alat, media, dan sumber

3er belajar, serta penilaian hasil-hasil belajar siswa

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adllah penelitian kualitatif/naturalistik. Alasan Pfiilihan

Setode penSlitian ini adalah karena P^Utlan ini£f<*»*£

pada proses implementasi pembelajaran di dalam kelas, bukan

pada hasil atau produknya, sebagaimana dinyatakan oleh Bogdan

dan Biklen (1992: 31) bahwa:

Qualitative researchers are

concerned

with process rather than simply with

outcomes

or

rZnrllrt

Sesuai dengan fokus penelitian, maka dikummpulkan

da?fpenelSSn yang dSarapkan dapat mengungkapkan pemahaman

gurS

llltlnl

kurikulum dan program P-gajaran serta

jgngaruh-nya pada pelaksanaan atau implementasmya dalam ™ di kela^

qfibiek penelitian ini adalah guru-guru yang mengajarkan mata

rllalaraS Agribisnis yang ditentukan secara

purposive

dan

ZoJbalTsalfling!

Su^en utSf dalai pengLpulan data ^d^ko^lnaeikan dengan

dan penSliti sendiri berperan sebagai

ins-teknik-teknik wawancara, studi dokumentasi

dan ob^ervasi

Analisis data dilakukan melalui P^sedur reduk« fan ^p*£

data serta penarikan kesimpulaix dan ^"^^J;*!^^c%_

absahan temuan penelitian dilakukan dengan teknik tekniK

ere

dibilTty, transferability,dependability

dan

confirmabxlxty.

Tpmuan-temuan penelitian secara konseptual dapat dirumuskan

Sagai SrSutfd) guru relatif -^-^^^£1^"

sekuensinya pada program dan implementasinya di dalam ^elas

(2) guru tidak membuat program pengajaran tahurian, catur

wulan

dan rencana pengajaran secara rutin; (3)

hanya

pebasian guru yang mengimplementasikan KBM di dalam kelas

Ssuai Sengan yang Sirencanakan ^lam program pengajaran; (4)

pada umumnya guru menggunakan Y^J-J" S^ktilkan

-iswa'mela-leknik-teknik pengajaran untuk lebih me^aktifkan -iswa meia

Vuk»n

keffiatan-kesiatan belajar; dan (5)

untuk mengetianui

(2)

IMPLEMENTASI KURIKULUM SMK 1994

MATA PELAJARAN AGRIBISNIS

DALAM BENTUK PBM DI KELAS

(Studi Kualitatif pada SMKN 2Subang, Jawa Barat)

TESIS

Diajukan Kepada Pan.t.a Tesis PPS UPI untuk memenuh,

sebagian syarat menyelesaikan Program N4aglster Pendidikan

Bidang Stud. Pengembangan Kunkulum

Oleh:

JLFRIANTOSIBARANI

MM 9696131

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa karyatulis yang beriudul "lmplemenlasi

Kurikulum SMK 1994 Mata Pelajaran Agribisnis dalarn PBM di Kelas (Studi

Kualitatif pada SMKN II Subang)" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar

karya Saya sendiri, dan Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pemyataan ini, Saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada

Saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam

karva Saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya Saya. ini.

Bandung, 1 Agustus 2000

Yane membuat Dernvataan:

^-—^fiifrianto Sibfrrani

(4)

Menyetujui dan Disahkan oleh Pembimbing:

Prof. Dr. H. Nana SvaoJriih Sukmadinata

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Said Hamid Hasan. M.A.

(5)

Diketahui,

Ketua Program Pengembangan Kurikulum

PPs Universitas Pendidikan Indonesia

(6)

D A F T A R I S I

SURAT PERNYATAAN SEBAGAI KARYA SENDIRI

i

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH DAN APRESIASI viii

RIWAYAT HIDUP PENULIS

-

xi

ABSTRAK

xii

DAFTAR ISI

xiii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

xvlt

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah !

B. Identifikasi Masalah 9

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah 11

D. Definisi Operasional

I5

E. Pertanyaan-pertanyaan Penelitian

I'?'-F. Tujuan dan Manafaat Peneliatian

IB

1. Tujuan Penelitian

1&

2. Manfaat Penelitian

*®'

2-1 Manfaat Teoretis 19

2.2 Manfaat Praktis 19

BAB II: TINJAUAN TEORETIS

A. Pendidikan Kejuruan 20

B. Pendidikan Kejuruan Pertanian

dan Kurikulum Agribisnis

23

C. Implementasi Kurikulum dalam PBM

26

D. Tinjauan Aspek-aspek Evaluasi Kurikulum

Model CIPP (Daniel Stufflebeam, 1983)

34

1. Evaluasi Konteks

41

2. Evaluasi Masukan (Inputs)

42

3. Evaluasi Proses

42

4. Evaluasi Produk (Hasil)

43

(7)

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

44

B. Sumber Data Penelitian

48

C. Subjek Penelitian

49

D. Teknik-teknik Pengumpulan Data

50

1. Teknik Wawancara

52

2. Teknik Observasi

54

3. Teknik Studi Dokumentasi

56

E. Teknik-teknik Analisis Data

57

1. Teknik Reduksi Data

58

2. Teknik Display Data

58

3. Teknik Verifikasi Data

dan Penarikan Kesimpulan

59

F. Pengujian Keabsahan Data

byr

1. Derajat Kepercayaan

(Credibility)

SO

2. Derajat Keteralihan

(Transferability) .

-

60

3. Derajat Keterandalan

(Dependability),..

61

4. Derajat Penegasan

(Confirmability)

61

G. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian

61

1. Tahap Persiapan Penelitian

62

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

62

3. Tahap 'Member-Check' dan Analisis

64

BAB IV: DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

66

1. Situasi dan Kondisi Umum Sekolah

66

2. Kurikulum SMKN 2 (Pertanian) Subang ...

68

2.1 Susunan Program Pendidikan

70

2.2 Profil Kemampuan Tamatan

dalam Bidang Agribisnis

73

2.3 GBPP Kurikulum Program Pembelajaran

dalam Bidang Agribisnis

74

2.4 Implementasi Pembelajaran

76

2.4.1 Pola Pembelajaran BBC

77

(8)

2.4.2 Penyusunan Program

Pembelajaran Siswa 78

2.4.3 Pendekatan-pendekatan dalam

Pembelajaran Siswa 79 a. Berbasis Produksi 79

b. Pembelajaran dengan

Pengalaman Berhasil

80

c. Berbasis Kompetensi 81 d. Pendekatan Belajar Tuntas. 82

e. Pembelajaran melalui

Pengalaman

83

2.4.4 Penilaian Hasil Belajar

84

3. Pemahaman Guru terhadap Kurikulum

86

4. Implementasi Program Agribisnis

dalam Bentuk KBM di dalam Kelas

98

4.1 Aspek Perencanaan Pengajaran

99

4-2 Aspek Pelaksanaan KBM dalam Kelas..

101

4.2.1 Kegiatan Awal/Pendahuluan ...

101

4.2.2 Kegiatan Inti

102

4.2.3 Kegiatan Akhir/Penutup

105

4.3 Penilaian Hasil Belajar

105

B. Analisis Hasil Penelitian

10<7

1. Hubungan antara Pemahaman Guru

terhadap Kurikulum dengan Perencanaan

Program Pengajaran

107'

2. Hubungan antara Perencanaan Pengajaran dengan Implementasi Pengajaran

dalam Bentuk KBM di dalam Kelas

114

2.1 Perencanaan KBM

*•*•**

2.2 Pelaksanaan KBM

115'

2.2.1 Kegiatan Awal/Pendahuluan ...

116

2.2.2 Kegiatan Inti

HI

2.2.3 Kegiatan Akhir

*20

(9)

3. Hubungan antara Implementasi KBM

di dalam Kelas dengan Evaluasi

Hasil Belajar Siswa

12°

4. Hubungan antara Pemahaman Kurikulum,

Perencanaan Pengajaran, dan

Implemen-tasinya dalam Bentuk KBM di Kelas

125,

5. Analisis tentang Aspek-aspek CIPP

dalam Evaluasi Kurikulum 128

BAB

V: PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Pembahasan Hasil Penelitian

132V

1. Pemahaman Guru terhadap Kurikulum

dan Perencanaan Pengajaran Guru

132

2. Pemahaman Guru, Perencanaan

dan Implementasi Pengajaran

135

3. Implementasi KBM dan Penilaian

Haeil Belajar Siswa

136

B. Ke8impulan

146

C. Rekomendasi

14"

1. Rekomendasi kepada Guru

148

2. Rekomentasi untuk Kepala Sekolah

148

3. Rekomendasi kepada Pihak Pengawas/

Departemen Pendidikan

149

4. Rekomendasi kepada Pihak Pengembang

Kurikulum dan Penelitian Lanjutan

150

DAFTAR PUSTAKA

151

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

1. Susunan Program Kurikulum SMK Pertanian Semua Jurusan .

2. Profil Kemampuan Tamatan Tingkat I & II Aspek Agribisnis

3. GBPP Agribisnis Kelas I (Cawu 1-3) dan II (Cawu 4-6).

4. Denah SMKN 2 Subang.

5. Informasi Keadaan (Konteks) Sekolah (SMKN 2 Subang).

(10)

B A B I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) men

jadi suatu keharusan dalam era globalisasi yang ditandai dengan perdagangan bebas sejak awal abad ke-21. Kehidupan

dalam era globalisasi tersebut akan bertumpu pada peranan dan ketangguhan SDM. Indonesia sebagai salah satu negara

yang sedang berkembang di kawasan A3ia, khususnya di ASEAN,

dituntut untuk mempersiapkan SDM yang tangguh baik dalam

aspek sikap, cara pikir, maupun perilaku dalam menghadapi

tuntutan-tuntutan globalisasi tersebut.

Untuk merespon berbagai tantangan dan kebutuhan

kehidupan dalam era globalisasi, maka pengembangan SDM, baik dari aspek kuantitas maupun kualitas harus dilakukan dengan langkah-langkah konkrit, terkoordinasi dan terarah,

terutama melalui program-program pendidikan dan latihan.

Pengembangan tersebut harus diupayakan sedemikian rupa sehingga tercapa keseimbangan antara pengembangan teknologi

dan pengembangan SDM. Untuk itu, diperlukan perencanaan

strategis dalam program pengembangan SDM dan pembangunan

teknologi, termasuk pengenalan teknologi tepat guna, serta mempersiapkan perencanaan pelatihan dan belajar sepanjang

(11)

Mengingat kehidupan dalam era globalisasi merupakan

suatu era kehidupan yang disebut Ohmae (1997: 48) sebagai

The 4E's (Empowerment, Enlightenment, Education, Entertain

ment atau Pemberdayaan, Pencerahan, Pendidikan, dan

Peng-hiburan), maka penting dicermati isu-isu mengenai peluang dan tantangan (opportunities & challenges) dalam kaitannya

dengan pengembangan SDM. Beberapa isu peluang dan tantang an tersebut adalah internasionalisasi kualitas pendidikan dan perbaikan sistem pelatihan, peningkatan kapasitas ino-vatif dan kemampuan pengembangan produk-produk baru, dan

adaptasi pada lingkungan yang selalu berubah dengan pesat.

Salah satu strategi pengembangan SDM sesuai dengan tuntutan

globalisasi tersebut adalah melalui perbaikan fasilitas dan

sistem pendidikan (Parapak, 1997: 10).

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa kunci keberhasilan dalam era kompetisi pada abad

ke-21, sangat bergantung pada kesiapan SDM yang

qualified

dan

memiliki wawasan keunggulan (excellence) sebagaimana telah

dialami negara-negara Asia lainnya yang relatif lebih maju

seperti Jepang dan Singapore jika dibandingkan dengan Indo

nesia.

Mengingat

kualitas

SDM

Indonesia masih

relatif

rendah dibandingkan dengan kualitas SDM di beberapa negara

lainnya, maka untuk menghadapi tantangan globalisasi sejak

abad ke-21 harus dimulai dari upaya peningkatan kualitas SDM, khususnya melalui pembaharuan pendidikan.

Sehubungan dengan hal itu, dalam GBHN RI 1998

dite

gaskan bahwa dalam upaya pengembangan SDM sangat dibutuhkan

(12)

efektif dalam proses pembangunan. Dalam kaitan ini, Undang-undang RI tentang sistem pendidikan nasional (UUSPN) No. 2/ Tahun 1989 memberi arahan yang jelas tentang pengembangan

sekolah menengah kejuruan (SMK). Dalam undang-undang ter

sebut ditegaskan, antara lain, tujuan SMK diutamakan untuk menyiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas, dapat di-nyatakan bahwa SMK sebagai salah satu subsisted pendidikan

nasional memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting

dalam penyiapan tenaga kerja terampil untuk menunjang sis tem pembangunan nasional. Pendidikan kejuruan ini dapat diselenggarakan baik di lingkungan persekolahen (yang

dikelola oleh Direktorat Menengah Kejuruan), pendidikan

luar sekolah (PLS), maupun pelatihan kerja industri.

Menurut Wardiman Djojonegoro (1994: 7), paling

se-dikit ada dua aspek yang melatarbelakangi lahirnya kuriku lum SMK 1994, yaitu: tuntutan untuk menyesuiakan SMK dengan ketentuan perundang-undangan yang baru dan hasil kajian lapangan atau data empiris sekitar satu dekade sebelumnya dimana banyak terjadi perubahan dan perkembangan dalam segala aspek kehidupan masyarakat, khususnya dalam Iptek serta pengaruhnya pada dunia industri. Adapun

masalah-masa-lah yang dihadapi pendidikan kejuruan dewasa ini adamasalah-masa-lah:

1. Sikap dan perilaku pendidikan sesuai dengan tuntutan kurikulum SMK lama (1984) tidak mampu menghasilkan tamatan yang berkualitas siap pakai dan programnya pun tidak dipersiapkan untuk itu. Sementara itu, ma-.syarakat khususnya dunia usaha dan industri mengha-rapkan agar lulusan SMK siap pakai. Dengan kata la in, terdapat kesenjangan (gap) antara permintaan dan

(13)

2. Dalam penyelenggaraan pendidikan SMK, tertanam suatu

image

bahwa

pendidikan untuk pendidikan,

dalam arti

sudah puas bila telah melakukan proses

belajar-meng-ajar (PBM) di sekolah sesuai dengan program yang

tercantum dalam kurikulum;

3 Aktivitas kependidikan kejuruan pada SMK yang hanya

mengandalkan kegiatan praktek merupakan kelemahan

yang sangat mendasar sebab selalu bersifat simulasi;

4. Kurangnya fasilitas dan dana operasional praktek di

SMK akan mempengaruhi langsung kualitas keterampilan

yang dikuasai para lulusan SMK.

(Wardiman Djojonegoro, 1994: 7)

Sebagaimana telah diketahui bahwa Kurikulum SMK 1994

sampai saat ini masih merupakan kurikulum yang sedang

diim-plementasikan di lapangan. Jika dibandingkan dengan kuriku

lum SMK 1984, Kurikulum SMK 1994 memiliki beberapa aspek

yang berbeda dengan kurikulum 1934 tersebut. Aspek-aspek

yang berbeda itu antara lain berkenaan dengan tujuan,

konten,

sistem pengajaran, sistem pengelolaan kurikulum,

dan sumber belajar.

Sesuai dengan Kurikulum SMK 1994

penyelenggaraan

program pendidikan disesuaikan

dengan

jenis-jenis lapangan kerja, yaitu kelompok Pertanian dan

Kehutanan,

Teknologi dan Industri,

Bisnis dan Manajemen;

Kesejahteraan Sosial, Pariwisata serta seni dan kerajinan

(Depdikbud, 1993: 5).

Beberapa karakteristik yang utama

dari Kurikulum SMK 1994 adalah sebagai berikut:

1. Setiap program studi mencantumkan dengan jelas pro

fil kemampuan tamatannya, dan ini dijadikan sebagai

acuan untuk menetapkan segala keputusan yang terkait

dengan implementasi dan pengembangan di lapangan;

2 Garis-garis besar Program Pengajaran (GBPP) dibagi

dalam dua kategori. Pertama GBPP yang bersifat umum

dan berlaku secara nasional; dan kedua, GBPP y&ne

bersifat operasional yang dapat digunakan di sekolah

(Buku IIA). Tentu saja kedua kategori ini didasarkan

pada Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan yang memuat

(14)

3. Organisasi materi kurikulum terdiri atas dua katego ri: Program Urnum untuk kelompok normatif dan Program Kejuruan untuk kelompok adaptif dan produktif;

4. Satuan waktu belajar menggunakan sistem caturwulan. Distribusi alokasi waktu tidak diberikan sampai pada topik demi topik, tapi hanya pada jumlah jam per-minggu untuk setlap mata pelajaran;

Pelaksanaan kurikulum dibedakan menjadi dua kategori

kegiatan, yaitu kurikuler dan ekstrakurikuler; dan

Pola penyelenggaraan pengajaran dapat diatur secara bervariasi; bisa secara keseluruhan dilakukan di se

kolah, atau sebagian di sekolah dan sebagian di luar

sekolah, bahkan memungkinkan untuk melakukan seluruh

kegiatan khususnya program kejuruan di luar sekolah.

5

6.

Untuk mengetahui lebih jelas aspek-aspek Kurikulum SMK

1994, dalam Tabel 1 di bawah ini disajikan perbedaan antara

Kurikulum SMK 1984 dan 1994 khususnya aspek tujuan, konten,

sistem pengajaran, dan sistem evaluasi.

Tahun 1984 -1994 Komponen Kurikulum Tujuan Manusia seutuhnya; Kemampuan siap kerja Asas PSH Isi MPDU (30%) MPDK (30%) MPK (40%) Kemampuan

siap pakai P U

Memilih karir

mampu bersa- P K

ing, pengem bangan diri Tenaga kerja menengah un tuk mengisi dunia usaha WNI yang pro

duktif, adap tif, kreatif

PBM Evaluasi

Memberi PKL - Prestasi

Mengutamakan akademik

kemampuan - Tes Tin-manipulatif dakan Memberi peng alaman Ipgn. Kemampuan produktif, adaptif dan kreatif - Prestasi akademik

- Tes tin-dakan - Standar

minimal

- Tkt.

pe-nguasaan ujian profesi - Sertifi-kasi ke-ahlian

(15)

Mengingat program penyelenggaraan SMK disesuaikan de

ngan berbagai jenis lapangan kerja, penulis ingin mengkaji

kurikulum SMK melalui penelitian yang difokuskan pada ke

lompok teknologi Pertanian dan Kehutanan. SMK dalam kelom

pok ini terdiri atas program budidaya tanaman pangan &

hor-tikultura, tanaman perkebunan, pertamanan, teknologi hasil pertanian, mekanisasi pertanian, budidaya ikan, teknologi

penangkapan ikan, budidaya ternak dan usahatani terpadu.

Mata pelajaran agrobisnis merupakan salah satu mata

pelajaran yang harus diikuti semua siswa SMK Kelompok Per

tanian dan Kehutanan tanpa memandang jurusannya. Mata pela jaran ini diberike.n selama 2 tahun, yaitu pada seluruh sis

wa kelas I (caturwulan 1-3) dan kelas 2 (caturwulan 4-6), dengan kegiatan pembelajaran berturut-turut sbb: (1)

mene-rapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam agrobisnis; (2)

mengadministrasikan kegiatan agrobisnis I, II, III; (3)

me-masarkan hasil kegiatan agrobisnis; dan (4) menyusun pro posal usaha agrobisnis.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian empiris tentang

perubahan dan inovasi kurikulum, dapat dikatakan bahwa ka

jian dalam bidang perubahan kurikulum ini tidak hanya dalam

bidang implementasinya di kelas atau sekolah, tapi juga dalam aspek-aspek lain yang lebih luas seperti kehidupan

dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Dalam

perkata-an lain,

pendidikan dan latihan vokasional

berada pada

(16)

di satu pihak yang ekstrim sampai bentuk latihan vokasional

yang sempit di pihak lain. Pemahaman lebih jauh mengenai spektrum pendidikan kejuruan ini dapat disimak dari hasil

studi komparatif Cantor (1989: xi) tentang perbedaan pen didikan kejuruan di negara-negara maju/industri:

... the term 'vocational education and training' i s taken to connote those learning activities, including

the acquisition of skills, which contribute to success

ful economic performance. It thus excludes the provision

of general education provided in school systems, though

i t does include the occupational specific programmes

Beberapa hasil penelitian tentang implementasi per ubahan kurikulum yang relevan dikaji dalam hal ini adalah model-model implementasi perubahan kurikulum yang dilakukan

Hall dan Loucks (1978), Leithwood dan Montgomery (1982) dan

Gibb (1987) (Miller dan Seller, 1985: 248-273).

Gibb (1987) menggunakan model TORI (Trust Opening

Realizing Interdependence) dengan fokus pada perubahan

pri-badi dan sosial. Model ini menetapkan suatu skala yang da

pat membantu guru dalam mengidentifikasi bagaimana

peneri-maan lingkungan sekolah terhadap implementasi program

ter-tentu dan menetapkan beberapa pedoman untuk perubahan

fa-silitas sesuai dengan tuntutan-tuntutan baru. Hall & Loucks

(1978) mengembangkan model CBAM (Concern-Based Adoption

Model) tentang berbagai tingkat perhatian guru pada per

(17)

mengem-bangkan strategi implementasi. Leithwood (1982) menggunakan

Innovation Profile Model. Fokus aplikasi model ini soma de

ngan fokus aplikasi CBAM, yaitu pada guru. Penggunaan model

ini dapat membantu guru dan pengembang kurikulum bagaimana

seharusnya mengatasi kendala-kendala implementasi perubah

an kurikulum atau program pengajaran.

Beberapa penelitian khususnya tentang implementasi

kurikulum SMK yang dilakukan di dalam negeri, antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Perangin-angin tentang implementasi kurikulum di STM Penerbangan Bandung; peneli

tian Muchidin tentang profil implementasi inovasi kurikulum

STM Pembangunan Bandung; dan penelitian Baharuddin tentang

implementasi inovasi Kurikulum SMK 1994-program studi elek-~

tonika komunikasi dalam proseer pembelajaran di kelas.

• Dari pengalaman lapangan dalam kegiatan monitoring dan penelitian Nana S. Sukadinata (1998) khususnya tentang penyempurnaan Kurikulum SMK 1994 pada beberapa kotamadya

dan kabupaten di propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, dapat diketahui bahwa guru-guru SMK Pembangunan (4 tahun) dan SMK

biasa (3 tahun) melakukan perubahan menuju penyempurnaan

Kurikulum SMK 1994, khususnya pada mata-mata pelajaran

praktek sesuai dengan tuntutan dunia industri.

Penelitian yang dilakukan oleh Tim Dikmenjur Depdik

bud (1994) adalah tentang pengembangan pendidikan kejuruan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas SDM. Penelitian

(18)

ganda (PSG) serta implikasinya pada kurikulum pendidikan

teknologi dan kejuruan LPTK.

Sulipan, Kumiadi dan Rachmadi (1996) melakukan pene

litian tentang implementasi Kurikulum SMK 1994.

Penelitian

ini difokuskan pada unjuk kerja SMK dan unjuk kerja kepala

sekolah. Selain itu, ada juga penelitian yang dilakukan tim

dari PPPG Teknologi Bandung bekerjasama dengan Dikmenjur

Depdikbud (1996).

Penelitian ini adalah tentang peranan

dunia kerja/industri dalam pelaksanaan PSG pada SMK.

Hasil

penelitian ini menyatakan bahwa program PSG sesuai dengan

kebutuhan institusi pasangan atau dunia kerja yang memiliki

peranan penting dalam pengembangan unit produksi sekolah.

Dengan memperhatikan hasil-hasil dari beberapa pene

litian tersebut, dapat dipahami bahwa ruang lingkup kajian

tentang pendidikan kejuruan adalah sangat luas, tidak

ter-batas pada proses pembelajaran di kelas; tapi juga

menyang-kut aspek-aspek sosial, politik dan ekonomi,

perkembangan

ilmu dan teknologi dan pengaruhnya pada pengembangan pen

didikan kejuruan. Dari beberapa hasil penelitian yang telah

dikaji

itu,

dapat dipahami bahwa belum ada satu pun

penelitian yang khusus meneliti implementasi kurikulum/

program agrobisnis. Mengingat mata pelajaran agrobisnis ini

merupakan salah satu pelajaran dasar di SMK Pertanian yang

mendukung penguasaan siswa pada kemampuan adaptif, jelaslah

bahwa penelitian sangat dibutuhkan dalam bidang implementa

(19)

B. Identifikasi Masalah

Untuk mengkaji implementasi Kurikulum SMK 1994 yang masih berlaku hingga sekarang ini, bisa dalam aspek tujuan

atau sasaran yang akan dicapai, konten atau isi

kurikulum,

sistem pengajaran, sistem evaluasi, sistem kurikulum,

dan

sumber-sumber belajar. Rancangan kurikulum tersebut

dapat

diimplementasikan dengan baik jika dilaksanakan

dalam

proses yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa

sebagai subjek sekaligus sebagai peserta didik dalam suatu

lingkungan sistem pendidikan sekolah.

Kurikulum SMK 1994 yang dapat dikaji melalui peneli

tian

meliputi keluwesan arahan bagi pelaksana kurikulum,

posisi atau kedudukan siswa sebagai subjek didik dalam PBM,

dan kemutakhiran konten atau bahan ajarannya. Sebagaimana

telah diketahui perbedaan pokok antara Kurikulum 1994 jika

dibandingkan dengan Kurikulum 1984 terdapat pada

komponen-komponen kurikulumnya, yaitu tujuan, isi, PBM dan evaluasi.

Beberapa perbedaan kedua kurikulum tersebut untuk

setiap

komponennya dapat dijelaskan seperti dalam uraian berikut.

Dari segi tujuan, Kurikulum 1994 memiliki kelebihan

memper-siapkan peserta didik menjadi warga negara Indonesia

yang produktif, adaptif dan kreatif. Perbedaan dari

segi

tujuan ini dengan sendirinya mempengaruhi pada isi dan PBM

kurikulum serta pada aspek evaluasinya. Sejauh mana guru memahami kurikulum khususnya untuk mata pelajaran yang

diajarkannya,

tentu saja berpengaruh pada perencanaan dan

implementasi "pembelajaran siswa di dalam kelas,

termasuk

(20)

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah yang ber-kaitan dengan implementasi kurikulum SMK 1994 oleh guru

mata pelajaran agrobisnis dalam

pembelajaran

di

kelas.

Karena itu, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana guru mengimplementasikan program Agro

bisnis Kurikulum SMK Pertanian 1994 dalam PBM di kelas?

Kajian pada permasalahan ini akan dikaitkan dengan

aspek-aspek model CIPP

(Context, Input, Process,

dan

Program)

dalam evaluasi kurikulum (Stufflebeam, 1983), dengan

pene-kanan pada aspek proses. Selain Stufflebeam, beberapa ahli

evaluasi lainnya juga menyatakan bahwa evaluasi kurikulum,

khususnya untuk pendidikan kejuruan dan teknik, dapat dilakukan dengan menggunakan model evaluasi CIPP (Madaus, Scriven, dan Stufflebeam, 1983: 118-140; Worthen dan San

ders, 1987: 246-278; dan M. A. Bari et al., 1982: 203-216).

Gambar 1 di bawah ini mengilustrasikan aspek-aspek evaluasi dalam kaitannya dengan curriculum initiation, structuring

and operation (Finch dan Bjorkquist, 1977 dalam Finch dan

Crunkilton, 1979: 247-248).

* PRODUCT

EVALUATION

CONTEXT EVALUATION

INPUT

EVALUATION EVALUATAION

)

/ >' \f >i

CURRICULUM INITIATION J _ m _

AND STRUCTURING ! CURRICULUM OPERATION

Gambarfrl Kerangka Evaluasi Kurikulum Pendidikan Kejuruan

(21)

Finch dan Crunkilton (1979) menyatakan bahwa evaluasi konteks dan input berfungsi untuk inisiasi dan penyusunan kurikulum, dan evaluasi proses dan hasil (product) berfung

si untuk pelaksanaan

(operation)

kurikulum. Dalam uraian di

bawah ini dijelaskan lebih jauh setiap komponen model CIPP.

Evaluasi konteks adalah adalah untuk mendefinisikan

dan menguraikan lingkungan di mana kurikulum atau program

diimplementasikan, mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan

menyatakan kendala-kendala dan cara mengatasinya agar tuju

an tercapai (Finch & Crunkilton, 1979: 249). Seluruh data

dan informasi yang dikumpulkan dalam evaluasi konteks ini

merupakan

dasar

pertimbangan untuk membuat

keputusan-keputusan kurikulum dan pengembangan tujuan

(objectives)

berikutnya (Stufflebeam, 1971).

Evaluasi input difokuskan pada sumber dan strategi

pembuatan keputusan yang memberikan implikasi penting bagi

pengembang kurikulum. Dengan kata lain, evaluasi input

ini

adalah untuk membantu pengembang kurikulum dalam membuat

keputusan-keputusan yang lebih objektif tentang konten yang

diajarkan pada siswa (Finch dan Crunkilton, 1979: 249). Stufflebeam (1971) menegaskan bahwa evaluasi input ini di

lakukan dengan cara: ...

sistematically

identifying

and

assessing relevant capabilities of the educational agency,

resources for achieving curriculum objektives and alternate

plans for their implementation.

Evaluasi

proses

yang paling erat hubungannya dengan

pembelajaran

(Instruction).

Sementara evaluasi konteks dan

(22)

aktual membantu siswa, sedangkan evaluasi proses ini adalah

yang paling cocok dilakukan bila yang diuji adalah

efek-efek pembelajaran. Karena evaluasi proses ini berkenaan se

cara langsung dengan operasi atau implementasi kurikulum,

maka informasi yang terkait dengan komponen evaluasi ini

adalah paling berarti (most meaningful) bagi staf

instruk-sional atau guru. Namun, suatu ha! yang harus dipahami da

lam konteks ini, evaluasi proses hanya merupakan salah satu

bagian dari seluruh kerangka evaluasi CIPP. Kesimpulan yang

ditarik berdasarkan evaluasi proses ini berguna untuk per baikan kurikulum, tidak berhubungan langsung dengan

hasil-hasil yang terkait dengan pekerjaan (employment related

outcomes) (Finch dan Crunkilton, 1979: 250). Sesuai dengen

karakteristiknya, evaluasi proses ini dapat digunakan untuk

menguji beberapa aspek implementasi kurikulum atau program.

Misalnya, untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai

tujuan-tujuan kurikulum atau program atau untuk menentukan

apakoh suatu program inovatif tertentu dapat

diimplementa-sikan secara wajar (operating properly).

Akhirnya, evaluasi produck hendaknya dilakukan lebih

dari sekedar memfokuskannya pada siswa di sekolah. Sebagai

mana diketahui, produk akhir dari setiap kurikulum adalah lulusan, dan produk ini (juga siswa-siswa yang belum tamat)

penting dikaji jika ingin dibuat realistic statements ten

tang nilai kurikulum. Finch dan Crunkilton (1979: 251)

(23)

'in the field,' with information being gathered from sour

ces such as employers, supervisors, and incumbent workers."

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dilihat bahwa

evaluasi kurikulum atau program dengan menggunakan model CIPP merupakan suatu evaluasi yang sangat kompleks dan

di-butuhkan waktu yang relatif panjang untuk melakukannya.

Namun, evaluasi tersebut dapat difokuskan pada aspek prog

ram dan materi kurikulum. Seperti dinyatakan Finch dan

Crunkilton (1979: 246), Obviously the task of evaluating an

entire curriculum is quite complex and time consuming. Thus evaluation often tend to focus on programs and materials.

Hamid Hasan (1988: 111) yang mengutip pendapat Stuffleabeam

(1983: 122) menyatakan: "..., dalam pelaksanaan evaluator

dapat saja hanya melakukan satu jenis atau kombinasi dari

dua atau lebih jenis evaluasi itu."

Sesuai dengan kedua kutipan di atas, dapat diartikan bahwa seorang peneliti yang berperan sebagai evaluator

tidak harus menggunakan keempat komponen CIPP. Sehubungan dengan hal itu, dan juga karena pertimbangan berbagai ke-terbatasan yang dimiliki penulis, maka penulis membatasi penggunaan model CIPP dalam penelitian ini pada komponen evaluasi proses. Namun, interpretasi hasil-hasil penelitian ini, meskipun secara kualitatif, tidak tertutup kemungkinan dapat dilihat kaitannya dengan aspek-aspek lainnya dalam

kerangka CIPP, baik dengan konteks (kebutuhan yang

(24)

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan batasan/definisi berdasarkan karakteristik-karakteristik nyata atau yang dapat diamati dari apa yang sedang didefinisikan. Pengertian ini didasarkan pada pendapat Bruce W. Tuckman dalam edisi kedua bukunya, Conducting Educational Research (1978) . Tuckman

menyatakan definisi operasional sebagai berikut: An opera

tional d e f i n i t i o n i s a d e f i n i t i o n based on the observable

characteristics o f that which i s being defined (Tuckman,

1978: 79). Dalam perkataan lain, definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada kriteria yang dapat diamati (observable criteria). Dijelaskan lebih jauh bahwa ada tiga tipe definisi operasional, yakni definisi

operasional yang diberi label Tipe A, Tipe B, dan Tipe C.

Tipe A: definisi operasional yang dirumuskan ber

dasarkan operasi-operasl yang harus dilakukan untuk mempengaruhi terjadinya fenomena atau keadaan yang

didefinisikan (h.80).

Tipe B: definisi operasional yang dirumuskan ber dasarkan operasional atau sifat-sifat dinamis objek atau keadaan yang didefinisikan (h. 81). Tipe definisi operasional ini sangat cocok digunakan dalam

konteks kependidikan untuk menjelaskan tipe person (baik dalam kualitas maupun keadaan tertentu).

Sebagaimana dinyatakan oleh Tuckman (1978: 81) bahwa: ...type B ... particularly appropriate in an educa tional context for describing a type o f person ....

Tipe C: definisi operasional yang dirumuskan ber

dasarkan sifat statis objek atau fenomena yang

didefinisikan (h.82).

Berdasarkan pertimbangan pada tiga tipe alternatif definisi operasional di atas dalam kaitannya dengan hakekat

(25)

operasional tipe B, yakni yang dirumuskan berdasarkan sifat dinamis objek atau keadaan yang didefinisikan (dalam hal

ini, implementasi kurikulum dalam KBM di kelas) yang terkait dengan tipe atau keadaan person (dalam hal ini, guru). Tipe definisi operasional ini tentu saja sangat ber-guna untuk membatasi atau mendefinisikan variabel terikat bila ingin didasarkan secara operasi-onal pada observasi perilaku subjek sebagai variabel bebas dalam penelitian.

Sesuai dengan pertimbangan di atas, ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu pemahaman guru terhadap kurikulum sebagai variabel bebas (independent variable) dan

implementasi kurikulum dalam KBM di kelas sebagai variabel terikat (dependent variable), meliputi kegiatan perencanaan KBM, pelaksanaan KBM, dan penilaian atau evaluasinya.

1. Pemahaman Guru dapat diartikan sebagai pengalaman dan pemikiran guru, yang bermakna mengenai pembelajar an siswa. Watson (1984) mendefinisikan pemahaman se bagai proses pertimbangan dan pembentukan kesan pada

karakteristik sesuatu objek. Bruno (1980)

mendefi-nisikan pemahaman sebagai pengalaman yang bermakna

(meaningful experience). Oleh karena itu, yang dimak-sud dengan pemahaman dalam penelitian ini adalah

pengalaman guru yang bermakna mengenai tujuan dan hasil pembelajaran di kelas, yang dapat diamati mulai

dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian guru dalam KBM melalui P.P. Lebih khusus lagi pemahaman

tersebut dapat diartikan sebagai pemikiran guru pada

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil-hasil

pembelajaran siswa dalam kelas sebagaimana dituangkan dalam RP atau yang disebut Satuan Pelajaran (Satpel).

2. Implementasi Kurikulum didefinisikan sebagai

pelaksanaan kurikulum dalam praktek nyata - putting the curriculum to work (Beauchamp, 1975: 164).

Pe-ngertian implementasi dalam penelitian ini adalah pe

laksanaan kurikulum SMK Pertanian 1994 mata pelajaran

(26)

2.1 Perencanaan Pembelajaran: kegiatan merumuskan

tujuan, mengorganisasikan materi, menetapkan metode

dan alat pembelajaran dan merencanakan penilaian

(Sudjana, 1989: 31).

2.2 Kegiatan Belajar Mengajar adalah kegiatan lanjutan setelah guru merencanakan pembelajaran. Pelaksanaan pengajaran ini dituangkan dalam KBM kurikuler dan ekstrakurikuler mulai tahap awal

(perencanaan), pelaksanaan (pengajaran), dan penilaian (Depdikbud, 1994).

E. Pertanyaan-pertanyaan Penelitian

Masalah-masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman guru pada Kurikulum SMK Pertanian 1994 dan pengaruhnya terhadap implementasi program pembelajarannya pada siswa dalam bentuk KBM di kelas?

2. Bagaimana guru merumuskan program pengajaran dan kegiat an belajar siswa sesuai dengan tuntutan Kurikulum SMK Pertanian 1994 khususnya GBPP mata pelajaran Agribisnis?

3. Apakah guru menyelenggarakan pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan tuntutan Kurikulum SMK Pertanian 1994?

3.1 Apakah guru melakukan perencanaan KBM di kelas?

3.2 Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran di kelas? 3.3 Bagaimana guru mengevaluasi hasil pembelajaran siswa

dalam PBM yang berlangsung di dalam kelas?

4. Strategi-strategi apa yang yang digunakan guru untuk

mengatasi kendala pembelajaran siswa di dalam kelas?

(27)

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana imple

mentasi Kurikulum SMK Pertanian 1994 mata pelajaran

Agribisnis dalam pembelajaran di kelas. Tujuan ini dapat

diuraikan lebih jauh sebagai berikut:

1.1 Untuk mengetahui bagaimana pemahaman guru tentang sifat

atau hakekat program instruksional mata pelajaran agri

bisnis dan implikasinya pada keputusan guru dalam menentukan strategi implementasinya.

1.2 Untuk mengetahui bagaimana implementasi program-program instruksional agribisnis yang dilakukan guru, dengan

meliputi pendekatan dan langkah-langkah yang digunakan.

1.3 Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat implementasi kurikulum dalam bentuk KBM di kelas dan bagaimana stra tegi guru mengatasinya, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan tuntutan pencapaian tujuan kurikulum. 1.4 Untuk mengetahui bagaimana upaya-upaya guru mendapatkan

informasi mengenai hasil belajar siswa, khususnya yang didasarkan pada bentuk KBM di dalam kelas.

2. Manfaat Penelitian

Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan implementasi kurikulum, khususnya kuri kulum SMK 1994 mata pelajaran agrobisnis baik bagi pihak

sekolah termasuk guru sebagai staf instruksional, pengem

(28)

2.1 Manfaat Teoretis

Dari penelitian ini diharapkan dapat ditemukan minimal prinsip-prinsip yang berkenaan dengan implementasi kuri kulum, khususnya implementasi kurikulum pendidikan kejuruan

pertanian. Pemahaman guru terhadap kurikulum mempengaruhi bagaimana ia mengimplementasikan kurikulum tersebut, dan

implementasi kurikulum yang dilakukan sesuai dengan

tuntutan inovasi kurikulum dapat mempengaruhi peningkatan

pencapaian tujuan atau hasil pembelajaran yang diharapkan. Prinsip-prinsip tersebut selanjutnya diharapkan dapat mendukung pengembangan teori-teori implementasi kurikulum, antara lain yang berkenaan dengan kepedulian (concern) guru terhadap implementasi kurikulum, profil inovasi dan trans-formasi kurikulum. Leithwood (1982) dalam Miller & Seller (1985: 246) memandang implementasi sebagai suatu proses

perubahan perilaku sesuai dengan arah pencapaian tujuan

inovasi kurikulum khususnya melalui perubahan atau perbaik

an implementasi kurikulum pendidikan kejuruan pertanian.

2.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar hasil dari

penelitian ini dapat membantu guru mengatasi kesulitan-kesulitan dalam mengimplementasikan program pembelajaran.

Guru dapat mempelajari temuan-temuan penelitian ini sebagai

bagian dari upayanya menemukan cara-cara menyelesaikan

masalah-masalah implementasi program pembelajaran.

Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan se

(29)
(30)

B A B I I I

M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N

Dolom bob ini berturut-turut dijelaskan: A. Prosedur dan

Pendekatan Penelitian; B. Sumber Data Penelitian; C. Subjek Penelitian; D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian; E.

Teknik-teknik Analisis Data; F. Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian; dan G. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian.

A. Metode Penelitian

Penelitian kualitatif lebih tepat digunakan untuk meneliti proses, bukan hasil atau produk. Dolom koitan ini, penelitian tentang implementasi Kurikulum SMK 1994, khusus nya bentuk proses pembelajaran agrobisnis di dalam kelas, lebih tepat jika menggunakan pendekatan penelitian kuali

tatif. Untuk mengetahui kondisi yang objektif dan mendalam

tentang implementasi kurikulum mata pelajaran agrobisnis sebagai fokus penelitian, moka dipandang lebih tepat jika

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Hal ini sesuai dengon pendapat Bogdan dan Biklen (1992: 31) bahwa:

Qualitative researchers are concerned with process rather

(31)

Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, peneliti

ingin memperoleh pemahaman bagaimana KBM Agribisnis dilak

sanakan atau diimplementasikan di dalam kelas. Aspek-aspek

yang akan dikaji melalui penelitian ini adalah pemahaman

guru mengenai kurikulum SMK Pertanian dan implementasinya

dalam KBM di kelas sesuai dengan program pengajorannya,

mulai dari persiapan sampai pelaksanaannya di dalam kelas. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui sumber-sumber

dan strategi-strategi yang paling mempengaruhi keberhasilan pembelajaran di dalam kelas, dan bagaimana hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan guru

di dalam kelas. Karena penekanan kajian penelitian ini pada

proses, maka dalam analisis dan pembahasannya pun akan di-tekankan juga pada proses tanpa mengabaikan hubungan atau kaitannya dengan aspek-aspek konteks, masukan, dan hasil seperti dalam kajian aspek-aspek model evaluasi CIPP.

Penelitian kualitatif sering juga disebut sebagai

metode etnografik, metode fenomenologis, atau metode

impre-sionistik (Sudjana dan Ibrahim, 1989: 195). Karena metode

penelitian kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan

teori dari data penelitian (grounded theory), bukan dari

hasil pengujian hipotesis seperti dolom metode penelitian

kuantitatif, maka teori yang dihasilkan penelitian kuali

tatif menjadi bersifat generating theory. Lebih jauh

(32)

situasi lapangan penelitian bersifat natural, alamiah, apa

adanya, tidak dimanipulasi (Nasution, 1992: 18). Pengumpul

an data dalam penelitian kualitatif hendaknya dilakukan sendiri oleh peneliti dan mendatangi sumbernya secara lang sung (Bogdan dan Biklen, 1982: 27).

Untuk memperoleh gambaran yang lebih mendolam,

holis-tik, lebih mengutamakan makna (verstehen), dan memandang

hasil penelitian sebagai spekulatif (Nasution, 1992: 7)

terhadap implementasi kurikulum mata pelajaran Agribisnis

yang lebih menekankan pada proses, bukan pada hasil, lebih

tepat menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Karena

hakekat fenomena menurut penelitian kualitatif adalah totalitas atau sifat keseluruhan (gestalt), maka pendekatan

ini mencoba mengungkapkan kenyataan lapangan secara alamiah

(dalam hal ini, SMKN 2 Subang), dengan demikian dapat

diharapkan bahwa permasalahan penelitian dapat dipahami

secara mendalam (Moleong, 1996: 4). Mengingat Interpretasi

data dalam penelitian ini harus disusun secara menyeluruh dan sistematis, maka sifat data yang dikumpulkan menjadi

bersifat deskriptif-analitik (Nasution, 1992: 13).

Dalam kaitannya dengon pendekatan penelitian kualita

tif/naturalistik yong dipilih untuk penelitian ini, maka peneliti dapat mengharapkan akan lebih leluasa memahami

konteks sosial dimana berlangsung proses pembelajaran guna

memperoleh data yang sebenarnya tanpa ada manipulasi. Sela

in itu, melalui aplikasi penelitTon kualitatif, peneliti

(33)

pikirannya dalam proses yang berlangsung, sebab penelitian

kualitatif pada hakekotnyo juga merupakan pengomatan kepada orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka

dan berusaha memahami bahasa mereka dan menafsirkannya se

suai dengan dunia sekitarnya (Nasution, 1992: 5). Hal ini sesuai dengan pemyataan Bogdan dan Biklen (1992: 49) ten

tang tujuan penelitian kualitatif, yaitu: "Untuk memahami

lebih baik perilaku dan pengalaman manusia." Hal ini juga sesuai dengan pandangan Lincoln dan Guba (1985: 3) bahwa

dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak boleh

memanipu-lasi bagian yang diteliti dan peneliti tidak boleh bersikap

apriori pada hasil penelitian. Penelitian naturalistik

adalah penelitian yang dilakukan secara alamiah.

Beberapa literatur menyebutkan ciri-ciri penelitian

kualitatif/naturalistik, antara lain, sumber data adalah

situasi yang wajar atau natural setting, peneliti sebagai

instrumen penelitian, sangat deskriptif, mementingkan pro

ses, mengutamakan data langsung (first hand), triangulasi

(data/informasi dari satu sumber harus dicek kebenarannya

dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain), memen

tingkan perspektif emic (mementingkan pandangan responden), sampling purposif, audit-trail (apakah laporan penelitian

sesuai dengan data yang dikumpulkan), patisipasi tanpa

mengganggu, analisis dilakukan sejak awal penelitian dan

selanjutnya selama melakukan penelitian dan disain peneli

tian tampil dalam proses penelitian (bersifat emergent,

(34)

B. Sumber Data dan Unit-unit Analisis Penelitian

Informasi dalam bentuk lisan dan tulisan dolom penelitian

kualitatif berturut-turut merupakan data primer dan

sekun-der. Data primer yang dikumpulkon mencokup persepsi don pe mahaman guru serta deskipsi lainnya yang berkaitan dengan fokus penelitian, yaitu implementasi kurikulum SMK 1994 program pembelajaran agrobisnis di dalam kelas. Data sekun-der meliputi data jumloh guru dan kualifikasinya dan berkas kertas kerja yang mendukung pelaksanaan tugasnya dalam

mengimplementasikan kurikulum atou program pengajaran agro

bisnis sesuai tuntutan Kurikulum SMK 1994.

Sesuoi dengan bentuk-bentuk data yang dikumpulkon dalam penelitian ini, maka sumber-sumber data penelitian

ini meliputi manusia, benda, dan peristiwa. Manusia dalam

penelitian kualitatif merupakan sumber data yang berstatus sebagai responden dan informan mengenai fenomena atau ma

salah yang menjadi fokus penelitian. Benda merupakan bukti fisik yang berhubungan dengan fokus penelitian, sedangkan peristiwa merupakan informasi yang menunjukkan kondisi yang

berhubungan langsung dengan implementasi kurikulum.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dinya

takan bahwa unit-unit analisis data dalam penelitian ini

adalah: (1) pemahaman guru tentang kurikulum SMK Pertanian;

(2) pelaksanaan atau implementasi kurikulum dalam bentuk

KBM di dalam kelas; (3) strategi guru mengatasi faktor-faktor penghambat atau kendala pembelajaran di dalam kelas; dan (4) penilaian guru pada hasil pembelajaran di kelas.

Sumber data utama untuk unit analisis (1) adalah guru

(35)

dokumen-dokumen guru yang mengungkapkan pemahamannya terhadap kurikulum. Sumber data utama untuk (2) adalah guru dalam setting pembelajaran siswa di dalam kelas, dan sumber data pendukungnya adalah siswa dalam peristiwa yang menunjukkan keterlibaton dan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sumber dat utama untuk (3) adalah guru dan sumber pendukungnya adalah kepala sekolah, siswa dan

doku-men-dokumen guru yang mengungkapkan bagaimana strategi guru mengatasi kendala-kendala implementasi pembelajaran; dan sumber data utama untuk (4) adalah guru dan dokuemen-dokumen hasil penilaian terhadap hasil belajar siswa dalam kelas yang dapat diketahui dari wawancara dan dan studi

dokementasi terhadap hasil-hasil belajar siswa.

C. Subjek dan Sampel Penelitian

Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, maka subjek dalam penelitian ini ditentukan secara pux^posive,

artinya,

subjek

penelitian relatif

sedikit

dan

dipilih

menurut tujuan penelitian; namun subjek penelitian sering

dapat

terus bertambah sesuai keperluannya yang

dinamokan

sebagai "snowball sampling" (Bogdan dan Biklen, 1982; Miles

dan Huberman, 1994; dan Nasution, 1992: 11, 33).

Subjek dalam penelitian ini adalah semua guru yang

mengajarkan mata pelajaran agrobisnis di SMKN

2 Subang.

Karena guru agrobisnis di SMKN 2 Subang hanya dua orang

-Bapak A.S. dan -Bapak Y.S. dengan pendidikan terakhir adalah

program Dili IPB berturut-turut dari jurusan Agronomi dan

THP (lulus 1984 dan 1983), maka keduanya sekaligus menjadi

(36)

Selama pengumpulan data di lapangan peneliti berusaha

sesering mungkin berinteraksi dengan sumber-sumber data primer, baik dengon cara berdialog maupun dengan melakukan pengamaton secara langsung tonpa mengganggu kewajaran atau.

sifat alamiah KBM. Selain itu peneliti juga melakukan studi dokumentasi untuk mendapatkan data tertulis yang berkaitan

dengan fokus penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, peneliti

merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data. Karena itu, peneliti memiliki peranan yang fleksibel dan adaptif, dengan pengertian, peneliti dapat menggunakan seluruh alat

indero yong dimilikinya untuk memahami fenomen sesuai

dengan fokus penelitian (Lincoln dan Guba, 1985: 4). Hal

ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1992: 28), bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan key

instrument. Sehubungan dengan hal ini, dalam penelitian ini

peneliti sendiri akan terjun langsung ke lapangan untuk me-ngumpulkan seluruh data sesuai dengan fokus penelitian, yaitu: pemahaman guru tentang kurikulum, pelaksanaannya da

lam proses pembelajaran siswa di dalam kelas, faktor-faktor yang paling berpengaruh pada proses tersebut, dan hasil-ha sil dari proses pembelajaran siswa di dalam kelas.

Sesuai dengan peranan peneliti sebagai alat peneliti an yang utama, maka peneliti dapat melakukan sendiri

peng-amatan dan wawancara tak berstruktur, bahkan sering hanya dengan menggunakan buku catatan. Karena peranannya sebagai instrumen utama dalam pengumpulan informasi atau data, maka

(37)

dapot dipahami secara utuh, termasuk makna interaksi

antar-monusio, don peneliti juga diharapkan dapat menyelami pe-rosoon don niloi yong terkandung dari ucapan atau perbuatan

responden penelitian. Oleh karena itu,

untuk pengumpulan

data 3esuai dengan fokus penelitian ini, peneliti akan ber-ada di lapangan dalam jangka waktu yang relatif panjang.

Mengenai hal ini, Erickson (1986: 21) menyatakan bahwa pe

nelitian lopangon meliputi:

1. Portisiposi yong intensif dalam jangka panjang dalam

suatu lokasi penelitian;

2. Melakukan recording dengan seksoma tentang apa yang terjadi di lokasi penelitian, membuat

catatan-catat-an lapcatatan-catat-angcatatan-catat-an,

dan mengumpulkan dokumen-dokumen lain

(seperti memo, cataton-catoton, contoh-contoh peker

jaan siswa, don cotaton-cotatan guru); dan

3. Refleksi analitik berikutnyo pada cotatan-cataton don dokumen-dokumen yang dikumpulkon dari lapangan, dan dilaporkon dengon cara mendeskripsikonnyo secoro

detoil

(terperinci), sketsa-sketso norotif dan

ku-tipon

longsung dori interview, maupun dengon

cara

mendeskripsikan dalam bentuk yong lebih umum,

baik

berupa chart analisis, tabel ringkasan, dan

deskrip-si statistik.

Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam

penelitian ini adalah wawancara, studi dokumentasi, dan ob

servasi. Peneliti sebagai instrumen dapat melakukan wawan

cara,

observasi, mengkaji dokumen-dokumen dan

catatan-ca-tatan lapangan yang dipandang berhubungan dengan fokus pe

nelitian (Miles & Huberman, 1994; Nasution, 1992; Sudjana &

Ibrahim,

1989;

dan Lincoln & Cuba, 1985).

Dalam

uraian-uraian di bawah ini dijelaskan lebih jauh tentang

teknik-teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti sesuai de

(38)

1. Teknik Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dolom penelition ini

adalah wawancara tidak-berstruktur. Sesuai dengan bentuk

wawancara ini, peneliti tidak terikat secara ketat pada pe

doman wawancara. Pelaksanaannya bisa dilakukan dimana saja

dan kapan saja selama berhubungan dengan fenomena dan fokus

penelitian. Tipe wawancara yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 'wawancara yang bersifat luas dan mendalam' atau

indepth

interview

(Patton, 1980). Wawancara ini dilakukan

sedapat mungkin dengan penuh keakroban dan saling-percoya

antara peneliti dengan responden penelitian dan partisipan

yang mendukung terkumpulnya data/informasi yang dibutuhkan.

Untuk memudahkan ingatan terhadap data atau

informa

si,

maka peneliti menggunakan catatan-catatan lapangan.

Dalam penggunaan catatan lapangan, peneliti mengoplikosikon

perspektif

emic,

yaitu tetap mementingkan pandangan respon

den dan interpretasinya terhadap dunia sesuai dengan sudut

pandangannya. Untuk menjoring data yang diperlukon sesuai

dengan fokus penelitian ini, tetapi data tersebut tidak

terdapat dalam kegiatan, seperti pemahaman guru tentang ku

rikulum,

tentu perlu dilakukan wawancara (Moleong,

1996:

115). Wawancara yang dilakukan harus bertujuan (Lincoln dan

Guba, 1988: 409 dan 420). Teknik wawancara dalam penelitian

ini diharapkan dapat memberi keuntungan dimana responden

yang diwawancarai bisa merekonstruksi dan

menginterpretasi-kan ide-idenya, baik yang berhubungan dengan moso lolu,

(39)

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara

dengan guru-guru agrobisnis, dengan tujuan untuk

mengumpul-kan informasi atau data penelitian tentang hal-hal sebagai berikut: (1) Pemahaman guru tentang kurikulum SMK Pertanian dan kurikulum agrobisnis; (2) Penyelenggaraan KBM oleh guru

di dalam kelas, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi hasil pembelajaran di kelas; (3) Sumber dan stra

tegi guru mengatasi kendala yang dapat menghambat pembela

jaran siswa di dalam kelas; dan (4) hasil-hasil yang dica

pai dari proses pembelajaran siswa di dalam kelas.

Selain peneliti mewawancoroi guru-guru agrobisnis,

peneliti juga akan melakukan wawancara dingan pihak-pihak

dan jenis-jenis data/informasi sebagai berikut:

- Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah, untuk mendapat

kan data mengenai guru-guru agrobisnis, data mengenai

kurikulum SMK Pertanian dan kurikulum Agrobisnis,

operasional pembelajaran siswa secara umum, dan data

tentang kendala-kendala pembelajaran serta strategi

penanggulangannya.

- Guru-guru selain guru-guru Agribisnis, termasuk guru Bimbingan dan Penyuluhan (Guru BP), untuk memperoleh

informasi yang lebih jauh tentang pelaksanaan pembe

lajaran siswa di dalam kelas.

- Staf Tata Usaha (TU) Sekolah, untuk mendapatkan data/

informasi tentang keadaan sekolah, siswa, guru-guru,

(40)

Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan alat-alat

bantu berupa tape recorder dan catatan-catatan lapangan,

untuk memudahkan mengingat data yang dikumpulkan baik yang bersifat verbal maupun nonverbal. Selain itu, seperti di

nyatakan oleh Bogdan dan Biklen (1992: 128), penggunaan alat-alat bantu tersebut sangat penting untuk mengimbangi

keterbatasan daya ingat peneliti mengenai informasi yang

yang diperoleh dengan cara wawancara secara terbuka

(open-ended interview).

2. Teknik Observasi

Jenis-jenis observasi yang dapat dilakukan dalam pe

nelitian kualitatif, antara lain, observasi

non-interaktif

dan observasi

interaktif (Bogdan & Biklen,

1994).

Dalam

observasi non-interaktif berarti tidak ada observasi secaro

langsung, atau tidak melibatkan pengomatan secara langsung;

sedangkan dalam observasi interaktif, berarti dalam pengum

pulan data dilakukan dengan partisipasi dan melibatkan

pengamatan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan se

cara dominan bentuk partisipasi interaktif

dan observasi

non-partisipasi atau observasi tidak terang-terangan.

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan cara mengomoti situasi dan objek penelitian.

Dengan cara ini, diharapkan peneliti dapat mengamati

keja-dian-kejadian dalam lokasi penelitian sehingga memberikan

pengalaman yang menyeluruh dan mendalam (Lincoln don Gubo,

(41)

mem-peroleh data dari tangan pertama, mencatat segala kejodian

yang ditemukan di lapangan sebagaimana adanya (secara ala

miah, natural), dan dapat mengikuti seluruh tahap pelaksa naan proses pembelajaran siswa yang dilakukan guru di dalam

kelas sesuai dengan fokus penelitian.

Sesuai dengan uraian-uraian di atas, dalam penelitian

ini peneliti melakukan observasi dengan cara ikut ke dalam

kelas, mengomoti situosi kelas dan mengamati kelangsungan PBM di kelas yang bersangkutan. Teknik observasi ini harus dilakukan mengingat informasi yang dikumpulkan berkenaan dengan proses, yaitu proses pembelajaran siswa di dalam

kelas. Informasi atau data yang dikumpulkan melalui obser vasi ini, difokuskan pada pertanyaan-pertanyaan sebagai

berikut:

- Apakah guru mempersiapkan rencana pembelajaran?

- Apakah guru menjelaskan tujuan pembelajaran?

- Apakah guru melaksanakan pengajaran sesuai rencana?

- Pendekatan, strategi. model, dan/atau teknik-teknik mengajar apa yang digunakan guru dalam KBM; dan

- Apakah guru melakukan penilaian hasil belajar siswa

dan dengan cara bagaimana guru melakukannya?

Selain melakukan pengamatan pada proses pembelajaran di kelas, untuk memahami secara mendalam lingkungan lokasi

penelitian, peneliti juga melakukan pengamatan pada

sarana

dan prasarono sekolah, baik berupa bangunan-bangunan seko

(42)

3. Teknik Studi Dokumentasi

Selain menggunakan teknik wawancara dan observasi dalam pengumpulan data atau informasi sesuai fokus peneli

tian, peneliti juga menggunakan teknik studi dokumentasi.

Dokumen-kokumen yang dikaji peneliti adalah yang berhubung

an dengan kurikulum, berkas-berkas yang memuat

data/infor-masi tentang sekolah, dokumen-dokumen guru yang terkait

dengan pelaksanaan tugas pengajarannya, dan dokumen-dokumen

lainnya yang berhubungan dengan fokus penelitian tentang

implementasi kurikulum, khususnya pengajaran agrobisnis.

Informasi atau data yang dikumpulkan melalui studi

dokumentasi ini adalah:

- Data tentang kurikulum SMK Kelompok Pertanian;

- Data tentang kondisi lingkungan sekolah, sarana dan

prasarana sekolah, data guru dan staf tata usaha,

data siswa, organisasi sekolah, data lulusan, dan

informasi tentang jumlah lulusan yang bekerja; - Data tentang lembaga-lembaga mitra kerjasama seko

lah, khususnya lembaga-lembaga perusahaan/industri

yang menjadi partner atau mitra sekolah;

- Data tentang kurikulum pengajaran agrobisnis; - Data tentang rencana pengajaran (tertulis) guru,

rencana pengajaran tahunan, caturwulan, mingguan/

harian ; dan

(43)

E. Teknik-teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses yang dilakukan secara

sistematis untuk mencari/menemukan dan menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan, dan bahan-bahan lain

nya yang telah dikumpulkan peneliti

dengan

teknik-teknik

pengumpulan data lainnya. Dengan cara ini, diharapkan pene

liti dapat meningkatkan pemahamannya tentang data yang ter-kumpul dan memungkinkannya menyajikan data tersebut secara

sistematis guna menginterpretasikan dan menarik kesimpulan

(Bogdan dan Biklen, 1992: 153).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka

teknik-teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam peneli

tian ini adalah reduksi data, display data, dan verifikasi

data dan kesimpulan. Upaya mendeskripsikan dan

mengekspla-nasi peristiwa berdasarkan data atau informasi yang

terkum-pul sesuai dengan fokus penelitian, harus dilakukan peneli

ti sebagai pengganti pengukuran dan pengolahan data yang

lazim dilakukan dalam tradisi penelitian kuantitatif.

Sesuai dengan fokus penelitian ini, maka analisis data difokuskan pada pemahaman guru tentang kurikulum SMK

Pertanian dan kurikulum Agrobisnis; implementasi program

pembelajaran siswa yang dilakukan guru yang

mencakup

perencanaan KBM, pelaksanaan KBM, dan penilaian; sumber dan

strategi yang paling mempengaruhi implementasi pembelajaran

di dalam kelas; dan hasil-hasil yang dicapai atau diharap

(44)

1. Reduksi Data

Langkah awal dalam analisis data adalah reduksi data,

mak-sudnyo untuk memudahkan pemahaman terhadap data penelitian

yang sudah terkumpul. Reduksi data dilakukan dengan cara

mengelompokkan data berdasarkan aspek-aspek permasalahan

penelitian. Pengelompokon ini didasarkan atas kategori data

apakah masuk dalam unit analisis pertama atau kedua.

Aspek-aspek yang direduksi dalam penelitian ini

ada

lah

implementasi pembelajaran siswa di dalam kelas untuk

mata pelajaran Agribisnis, baik yang berkenaan dengan pema

haman guru tentang kurikulum, persiapan pembelajaran siswa

yang dibuat oleh guru, pelaksanaan pembelajaran di

dalam

kelas,

dan evaluasi yang dilakukan guru untuk mengetahui

kemajuan belajar siswa.

2. Penyajian (Display) Data

Data yang telah direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk

deskripsi berdasarkan aspek-aspek penelitian. Penyajian da

ta ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkan

data dan menarik kesimpulan.

Sesuai dengan aspek-aspek masalah penelitian ini,

maka susunan penyajian datanyo dimulai dari pemahaman guru

tentang kurikulum; implementasinyo dolom KBM di kelos yong

meliputi persiopan/perencanaan pengajaran, pelaksanaan, dan

evaluasi hasil belajar dalam proses pembelajaran siswa di

(45)

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan berdasarkan

pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan. Sesuai

dengan hakekat penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan

ini dilakukan secara bertahap. Pertama, menarik kesimpulan

sementara atau tentatif, namun seiring dengan bertambahnya

data maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara

mem-pelajari kembali data yang telah ada (yang telah direduksi

maupun disajikan). Kemudian, verifikasi data juga dilakukan

dengan cara meminta pertimbangan dari pihak-pihak lain yang

ada keterkaitannya dengon penelition, yaitu dengan meminta

pertimbangan dari guru-guru lain. Berdasarkan verifikasi

data ini,

selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan

akhir temuan penelitian.

F. Pengujian Keabsahan Temuan Penelitian

Untuk memeriksa keabsahan data, dapat digunakan

kri-teria

truth value, applicability, consistency,

dan

netrali-ty.

Kriteria-kriteria ini sering juga disebut dengan isti

lah

credibility, transferability, dependability,

dan

con-firmability

(Lincoln & Guba, 1985: 290). Keempat kriteria

ini merupakan atribut yang membedakannya berturut-turut

dengan validitas internal, validitas eksternal,

reliabili-tas, dan objektivitas menurut tradisi atau paradigma pene

litian positIvisme (kuantitatif).

(46)

peneli-tian ini dilakukan juga dengan cara

triangulasi

don

audit-trail, yaitu membandingkan data yang terkumpul dengan cara

memonfootkan

penggunaan sumber-sumber lain dan memerikso

kesesuaian hasil analisis dengan kelengkapan data (Moleong,

1996: 178; Sujana & Ibrahim, 1989; dan Nasution, 1992).

1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Kredibilitas dalam penelitian ini identik dengan

reliabili-tas dalam tradisi penelitian kuantitatif. Untuk

meningkat-kan derajat kepecayaan dalam penelitian ini dapat

dicapai

dengan cara-cara: (1) peneliti berada cukup lama di lapang

an, sejak bulan Desember 1998, meskipun secara resmi pene

liti memasuki

lapangan sejak bulan Februori

1999 sompoi

bulan Juli 1999; dan (2) triangulasi, yaitu pemeriksaan ke

absahan data dengan cara mengecek otou membandingkan data

melalui pemanfaatan sumber-sumber lain (dalam penelitian

ini, peneliti melakukannya dengan observasi terhadap akti

vitas siswa di luar jam pelajaran, wawancara dengan

guru-guru lain, termasuk dengon guru-guru BP don Wokosek Kurikulum).

2. Derajat Keteralihan (Transferability)

Derajat

transferability

ini identik dengan validitas eks

ternal dalam tradisi penelitian kuantitatif.

Transferabili

ty

yang tinggi dalam penelition kualitatif dapat dicapai

dengan menyajikan deskripsi yang relatif banyak (tebal),

(47)

dolom orti yong tepat. Dalam hal ini, peneliti mencoba men

deskripsikan suatu informasi yang sangat luas dan mendalam.

3. Derajat Keterandalan (Dependability)

Keterandalan atau

dependability

temuan penelitian ini dapat

diuji melalui pengujian proses dan produk (Lincoln dan

Gu-ba, 1988: 515). Pengujian produk adalah pengujian data,

te-muan-temuan,

interpretasi-interpretasi,

rekomendasi-reko-mendosi don membuktikon kebenoronnyo bahwa hal itu didukung

oleh data. Keterandalan dalam penelitian ini identik dengan

validitas internal dalam tradisi penelitian kuantitatif.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji

dependability

dengan cara menggunakan catatan-catatan pelaksanaan seluruh

proses dan hasil penelitian.

4- Derajat Penegasan (Confirmability)

Teknik untuma untuk menentukan derajat penegasan

(confirma

bility)

adalah dengan cara melakukan

audit-trail,

baik ter

hadap proses maupun produk penelitian. Dengan cara ini, pe

neliti dapat mendeteksi catatan-catatan lapangan sehingga

dapat ditelusuri kembali dengan mudah. Selain itu, peneliti

juga melakukan triangulasi untuk memperoleh penafsiran yang

akurat.

G- Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian

(48)

yaitu

tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap analisis.

Dalam uraian-uralan di bawah ini disajikan lebih rinci

ke-giatan-kegiatan penelitian dalam setiap tahapon tersebut.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Dalam tahap persiapan dilakukan penyusunan disain pene

litian, mengurus perizinan, menjajagi lapangan, dan memper

siapkan perlengkapan penelitian.

Kelengkapan penelitian

dalam tahapan ini meliputi persiapan peneliti merancang

catatan-catatan lapangan, draft instrumen penelitian yang

siap dimodifikasi untuk mencapai kesempumaan sementara

<

Referensi

Dokumen terkait

Suatu perusahaan bahkan lembaga (khususnya lembaga pendidikan) baik besar maupun kecil harus menuyusun budget atau anggaran sebagai suatu landasan dalam membuat perencanaan dan

Through this game, I have learnt more about “how to make and accept apologies”.. (Tick any box that corresponds to

Study ini membahas bagaimana kinerja pembangkit listrik tenaga mikrohidro desa jamur gele kabupaten gayo lues apakah PLTMH layak untuk dikembangkan?Dari hasil perhitungan

dengan koefisien beta sebesar 0,227, sehingga hipotesis yang menyatakan komitmen organisasi berpengaruh pada kinerja manajerial terbukti. Angka tersebut membuktikan komitmen

Peraturan MENPAN No.52 tahun 2014, tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersft dan Melayani.. Keputusan

magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia..  Perguruan Tinggi

Sedangkan hasil aktual yang diterapkan di lapangan dapat dilihat pada tabel 2.Hasil prediksi ukuran fragmentasi hasil peledakan dengan metode Kuz Ram menunjukkan

Oleh karenanya aturan tentang jual beli bayar tunda seperti harga harus disepakati dan tidak bisa berubah, mereka jaga betul.. Kearifan mereka nampak dalam