• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL TENAGA PENDIDIK PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PEGAWAI DEPARTEMEN PENERANGAN DAERAH BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL TENAGA PENDIDIK PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PEGAWAI DEPARTEMEN PENERANGAN DAERAH BANDUNG."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

TENAGA PENDIDIK

PADA LEMBAGA

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PEGAWAI DEPARTEMEN PENERANGAN

DAERAH BANDUNG

T E S I S

Diajukan Kepada Panitia Ujian Promosi

Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat

Memperoleh Gelar Magister llmu Pendidikan

O l e h

Nama

:

ADJAT SUDRADJAT

Jurusan : ADPEN

NIM : 9232011

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

(2)

D I S E T U J U I D A N D I S A H K A N OT.TvH P E M B I M B I N G

F E M B I M B I N G I

(A-^

( FROF.DR.H.ENGKOSWARA.M.Ed.)

N I P : 1 3 0 2 O 3 7 1 O

P E M B I M B I N G I I

(

DR.H.ABIN SYAMStJDIN

MAKMUN,

MA.)

(3)
(4)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN DARI PEMBIMBING

-

-

-KATA PENGANTAR

-

-

--"

1X

ABSTRAK

XV

DAFTAR ISI

-

V11

DAFTAR TABEL

-

x

DAFTAR GAMBAR

-

xl

BAB I

PENDAHULUAN

-

L

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian _

10

C. Maksud dan Tuonan

13

BAB II

Tinoauan Pustaka

-

-

-

i7

A. TINJAUAN TEORITIS UPAYA PENGEMBANGAN

KEMAMPUAN PROFSIONAL TENAGA PENDIDIK

PPD BANDUNG

-

-

17

1.

Pengembangan Kemampuan Profesional Tenaga

Pendidik Merupakan

Ranah

Bxdang

Kaoxan

Adminxstrasx Pendidikan

i7

2- Pengertxan Profesx, Profesional dan

Profesionalisasi

23

3. Perlunya Peningkatan Kemampuan Profesional

Tenaga Pendidik PPD Bandung

33

4. Pentingnya Pengelolaan Pengembangan Kemam

puan Profesional Tenaga Pendidik PPD

Bandung

-

b0

a. Lembaga Pendidikan adalah sxstem

sosial

-

-

50

b. Beberupa Hambatan Kualxtas dan

Efek-tivitas Pendidikan

53

c. Administrator

Pendidikan

Perlu

Merencanakan Pengembangan Tenaga

v x x

(5)

Pendidik

-

54

d. Bentuk-bentuk Pengembangan Tenaga

Pendidik

59

e. Proses Pendidikan Pelatihan Pengembangan

Kemampuan

Tenaga Pendidik

61

B. TINJAUAN EMPIRIS UPAYA PENGEMBANGAN KEMAMPUAN

PROFESIONAL TENAGA PENDIDIK

75

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. DATA YANG DIPERLUKAN

B. PEMILIBAN SAMPEL

C. METODA PENELITIAN

81

D. SUMBER DATA

84

E. PENGOLAHAN DATA

84

F. PELAKSANAAN TAHAP-TAHAP PENELITIAN

85

G. RENCANA MENCAPAI TINGKAT KEPERCAYAAN

86

BAB IV : BASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

S8

A. BASIL PENELITIAN

88

1. DASAR KEBIJAKSANAAN PERENCANAAN PENGEM

BANGAN TENAGA PENDIDIK DI PPD BANDUNG .-

88

2. KEADAAN TENAGA PENDIDIK PPD BANDUNG

TAHUN

1994-1996

94

a. Komposisi dan Rasio Tsnaga Pendidik

PPD Bandung

S4

b. Latar Belakang Pendidik dan Pengalaman

Mendidik Para Pendidik

98

c. Orientasi Tenaga Pendidik PPD Bandung

Terhadap Profesi Pendidik

86

d. Kineroa/Performance Tenaga Pendidik ..

99

3. REALISASI PENINGKATAN KEMAMPUAN

PROFESIONAL TENAGA PENDIDIK PPD BANDUNG

TAHUN 1994-1996

10°

a. Bentuk-bentuk Pengembangan Kemampuan

Profesional

10°

b. Faktor Pendukung Pengembangan

Kemampuan Profesional Pendidik ----

103

(6)

c. Faktor Penghambat Peningkatan

Kemampuan Profesional Pendidik

104

4. PERENCANAAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN

PROFESIONAL TENAGA PENDIDIK PPD

BANDUNG 105

B. PEMBAHASAN

106

1. Dasar Kebioaksanaan Perencanaan

Pengembangan Kemampuan Profesional

106

2. Keadaan Tenaga Pendidik PPD Bandung

Tahun 1994-1996 - 108

a. Keadaan dan Rasio Tenaga Pendidik

108

b. Latar Belakang Pendidikan Pengalaman

Melatih Para Pendidik PFD Bandung 111

c. Orientasi Tenaga Pendidik PPD Bandung

Terhadap Profesi Pendidik

113

d. Kinerja/Performance Tenaga Pendidik .. 116

3. Realisasi Peningkatan Kemampuan

Profesional Tenaga Pendidik PPD Bandung

tahun 1994-1996 - 123

a. Bentuk-bentuk Pengembangan Kemampuan

Profesional - 123

b. Faktor Pendukung Pengembangan

Kemampuan Profesional Pendidik

132

c. Faktor Penghambat Upaya Peningkatan

Kemampuan Profesional Pendidik

133

4. Perencanaan Pengembangan Kemampuan

Profesional Tenaga Pendidik PPD Bandung

134

BAB V

: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

142

A. KESIMPULAN

142

B. REKOMENDASI

I48

DAFTAR PUSTAKA

154

LAMPIRAN

159

(7)

Daftar Tabel

Hal

1. Tabel 3.1 : Sampel Penelitian berdasarkan

kedudukan oabatan 81

2. Tabel 4.1 : Jenoang Pangkat/Jabatan

Widyaiswara

92

3. Tabel 4.2 ; Keadaan Tenaga. Pendidik PPD Bandung

Tahun 1994 -1996 95

4. Tabel 4.3 : Jenis Diklat PPD Bandung 1994/1995

9G

5. Tabel 4.4 : Latar Belakang Pendidikan Formal Para

Pendidik PPD Bandung -- 97

(8)

DAFTAR GAMBAR

halaman

GAMBAR 1 : Kerangka Berpikir Upaya Pengembangan

Kemampuan Profesional Tenaga Pendidik

Pusdiklat Deppen Bandung

16

GAMBAR 2 r Pola Dasar Pendidikan Secara Mikro

20

GAMBAR 3 : Bagan

Graphic Representation Of A

Profesional Teaching Competency

-

40

GAMBAR 4 : Model Dasar Sistem Sosxal Lembaga

Pendidikan - - 53

GAMBAR 5 ;

The Training Process

62

GAMBAR 6 : A Model For Performance Improvement

Through People

115

GAMBAR 7 ;

Concepts Of Personnel Development

136

[image:8.595.55.488.73.585.2]
(9)

Vnt5

o a

^

(10)

ABSTRAK

Tesis ini berjudul Upaya Pengembangan Kemampuan

Profesional Tenaga

Pendidik

Pada

Lembaga

Pendidikan

dan

Latihan

Pendidikan

Pegawai

Departemen

Penerangan

Daerah

Bandung. Fokus penelitiannya adalah :

Upaya-upaya

apa

dari

pejabat

yang

berwenang

untuk

meningkatkan

kemampuan

profesional tenaga pendidik PPD Bandung

serta

dari

tenaga

pendidiknya sendiri dalam kurun waktu 1993-1998?

Adapun hal

yang dibahas berkaitan dengan fokus

penelitian

meliputi

:

<1) Dasar kebiaaksanaan perencanaan pengembangan tenaga

pendidik ; (2) Keadaan dan performance (kineroa) tenaga

pendidik

selama

tahun

1994

-

1996

;

(3>

Realisasi

peningkatan

kemampuan

profesional

tenaga

pendidik

tahun

1994-1996; dan (4) Perencanaan pengembangan tenaga

pendidik

PPD Bandung tahun 1994-1998.

Penelitian ini mempergunakan metode kualitatif dengan

menggunakan

data

yang

ada

untuk

memperoleh

makna

yang

mendalam. Pengumpulan data dilakukan melalui studi

dokumentasi, wawancara dan observasi lapangan tentang

keadaan dan per-foxoance pendidik dan diskusi tentang

upaya—upaya pengembangan kemampuan kinerja profesional

pendidik. Data tersebut diolah dan dianalisa selama dan

setelah kurun waktu pengumpulan data.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengembangan

(11)

profesional

tenaga

pendidik

didasarkan

atas

peraturan

perundangan

di

bidang

kepegawaian

khususnya

tentang

ketentuan angka kredit Widyaiswara dan peraturan

pemerintah

No. 14/ Tahun 1994 tentang pendidikan dan pelatihan

pegawai

negeri

sipil-

Mengenai

motivasi

pendidik

PPD

Bandung

terhadap profesi pendidik bagian terbesar

basil

penelitian

telah menunjukan motivasi yang

tinggi

untuk

mengembangkan

kemampuan

profesionalnya

dan

hanya

sebagian

kecil

dari

mereka yang motivasinya

masih rendah.

Basil penelitian otxga menunoukan peningkatan

kineroa

pendidik umumnya

telah

mencerminkan

kemampuan

penguasaan

bahan

pembelaaaran

itbe

subject

component).,

penguasaan

penyesuaian diri

yang

kreatif

kearah

penampilan

belajar

pembelaoaran yang positif untuk mencapax

tujuan

pendidikan

{the adjustment component)

dan

penampilan

sikap

perxlaku

yang

baik

sebagai

teladan

dan

paraitan

{the

attitude

component)

dengan baik,

nanmn

dalam

pengetahuan

landasan

wawasan

kependidikan

{the

profesona.1

component)

serta

penguasaan

teknik

dan

metode

pembelaoaran

{the

process

component)

sebagian besar relatif masih belum memadai.

Sementara itu perencanaan dan pelaksanaan

(12)

pembelajaran) masih relatif lemah. Kelemahan ini

disebabkan

terbatasnya dana di PPD Bandung.

Pengembangan kemampuan profesional bagi para pendidik

PPD

Bandung

tahun

1994/1996

adalah

berupa

penataran

/

kursus-kursus,

applied

approach/program pendekatan

terapan,

pengembangan mandiri

{self instruction)

dan

program

Pasca

Sardana atau akta mengajar IV dan V.

Perencanaan

pengembangan

kemampuan

profesional

di

masa mendatang tahun 1996-1998 adalah terutama

pengembangan

dalam landasan

wawasan kependidikan

dan

penguasaan

teknik

serta

metoda belajar

pembelajaran,

disamping

pengembangan

komponen

kompetensi

pendidik

lainnya

secara

matang

dan

terpadu.

(13)

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembangunan nasional perlu aparatur

pemerintah

yang

memiliki pengetahuan, kemampuan, keterampilan serta

wawasan

yang cukup

tinggi

sesuai

dengan

bidangnya

masing-masing

disertai dengan

sikap

perilaku

yang

baik

sesuai

dengan

falsafah Pancasila.

Dalam upaya

meningkatkan

kualifikasi

pegawai

yang

memenuhi tuntutan pembangunan

dalam

menghadapi

era

lepas

landas dalam pembangunan

dangka

panjang

ke

dua,

Majelis

Permusyawaratan Rakyat telah mengamanatkan bahwa :

Pembinaan

kepegawaian

diarahkan

pada

makin

terwujudnya kepegawaian negara yang

makin

mantap

dengan

pengembangan

karir

berdasarkan

prestasi

keroa,

kemampuan

profesional,

keahlian

dan

keterampilan serta pemantapan sikap mental

aparat

berdasarkan

Pancasila

dan

UUD

1945

terus

ditingkatkan

secara

berencana

melalui

upaya

pendidikan dan pelatihan, penugasan, bimbingan dan

konsultasi

serta

melalui

pengembangan

prestasi

kode

etik

dan

disiplin

kedinasan

yang

sehat.

Dengan didukung sistem informasi kepegawaian

yang

mantap serta didukung

dengan

sistem

penghargaan

yang wajar. (Deppen, 1993:124).

Dari uraian di atas nampak delas

bahwa

pengembangan

karir

pegawai

didasarkan

tindakan

atas

prestasi

kerja,

kemampuan profesional serta kemantapan sikap mental.

Dengan

(14)

ditempuh melalui pendidikan dan latihan pegawai.

Untuk menjabarkan GBHN tersebut Pemerintah

RI

telah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP> Nomor 14

tahun

1994

tanggal 10

April

1994

tentang

Pendidikan

dan

Pelatihan

Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Dalam konsideran

PP

tersebut

point c menyatakan :

bahwa untuk

meningkatkan

mutu

profesionalisme,

pengabdian,

kesetiaan

dan

pengembangan

wawasan

serta

pembinaan

karier

Pegawai

Negeri

Sxpil

diperlukan

pendidikan

dan

pelatihan

jabatan

Pegawai Negeri Sipil

-Lebih

tandas

lagi

pemerintah

menyatakan

bahwa

pendidikan dan latihan sangat penting bagi

seseorang

untuk

dapat diangkat dalam jabatan struktural atau fungsional. Hal

tersebut ditandaskan dalam PP

Nomor

14

Tahun

1994

dalam

penjelasan pasal 3 yang berbunyi :

Seseorang

Pegawai

Negeri

Sipil

hanya

dapat

diangkat dalam jabatan tertentu

setelah

memenuhi

persyaratan-persyaratan

yang

ditetapkan

jabatan

tersebut.

Salah

satu

persyaratan

adalah

telah mengikuti dan lulus pendidikan

dan

latihan

sesuai dengan jabatan yang akan dipangkunya .

Kaitannya dengan itu

pegawai

Departemen

Penerangan

sebagai

salah

satu

unsur

aparatur

pemerintah

perlu

ditingkatkan prestasi

kerja

dan

kemampuan

profesionalnya

melalui

pendidikan

dan

latihan.

Dengan

upaya

itu

maka

pegawai

Departemen

Penerangan

dalam

melaksanakan

tugas

komunikasi pembangunan

dan

komunikasi

sosial

akan

mampu

(15)

masyarakat,

bangsa dan

negara-Tantangan

pegawai

yang

profesional

dalam

era

globalisasi dewasa ini adalah hal yang

mutlak

dilaksanakan

seperti dikemukakan oleh Presiden RI pada hari Wisuda

STPDN

tahun 1992 di Bandung berikut ini :

Tugas

pemerintahan

pada

negara

manapun

adalah

tugas yang rumit yang meminta perhatian yang

besar

dan harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Tugas ini memerlukan profesionalisme

yang

tinggi,

tugas tadi bertambah rumit lagi, karena dewasa

ini

dunia sedang memasuki era globalisasi yang

membawa

sejumlah masalah-masalah baru yang mendasar (Deppen

1994 : 3).

Dalam era globalisasi dan informasi

di

tengah-tegah

gerak dinamika pembangunan jangka panjang tahap

ke

II

ini

penerangan

berperan

sebagai

wahana

motivasi,

persuasi,

edukasi bagi masyarakat serta wahana

counter

isue

negatif

terhadap roda pemerintahan dan pembangunan.

Dalam

ungkapan

lain hakekat

kegatan

penerangan

pemerintah

adalah

untuk

merubah sikap perilaku manusia kearah kondisi yang

kondusif

terhadap pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Hal

ini

sebagaimana makna yang dapa disimak dari batasan

penerangan

(Deppen , 1994:3) berikut ini :

Penerangan

adalah

kegiatan

komunikasi

berisi

keterangan-keterangan

(resmi)

atau

kebijaksanaan

yang disertai

pesan

atau

anjuran

dengan

maksud

menjelaskan,

mendidik,

dan

mempengaruhi

atau

mengajak agar

penerima

pesan (audience)

bersedxa

untuk

bersikap

dan

bertindak

sesuai

harapan

komunikator (juru penerangan).

Dengan

mengacu

pada

batasan

di

atas

maka

dapat

(16)

4

pendidikan, karena pendidikan merupakan

suatu

upaya

sadar

untuk membawa manusia kearah kedewasaan dalam sxsi

individualitas, sosiolitas, moralitas dan personalitas

dari

manusia tersebut-

Konotasi pendidikan

yang

diarahkan

pada

perubahan tingkah

laku

ini

sebagai mama

diungkapkan

oleh

Brookover dalam A Sociology Of Education yang

dikutif

oleh

M. Rival ( 1981:2 ) berikut ini :

Pendidikan adalah lisaha-usaha dalam rangka

perkembangaxi dan. penxbahaxi

tingkah

laku

maxnxsia.

Pendidikan mencakup

xtsaha

xaxtruk

meneruskan

atau.

memindahkan

kepada

yang

masih

muda

berbagai

keterampilan, kepercayaan, sikap dan segi-segi lain

dari

tingkah

laku

yang

tidak

mereka.

miliki

sebelumnya- Pada golongan yang lebih tua nsaha

ini

mencakup pemfoaharuan berbagai pikiran,

kepercayaan

dan keterampilan.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa penerangan merupakan

kegiatan

pendidikan,

maka dengan

sendirinya

para

Juru

Penerang

adalah

dapat

dikatakan pula sebagai pendidik masyarakat.

Aparat

penerangan

sebagai

pendidik

maka

dengan

sendirinya harus senantiasa ditingkatkan kemampuan

profesio-nalnya dibidang komunikasi

pembangunan

melalui

pendidikan

dan latihan yang

otomatis

pula

para

pendidik/widyaiswara

Pusdiklat Deppen harus memiliki kualifikasi profesional.

Upaya

pengembangan

kemampuan

Profesional

pegawai

Departemen

Penerangan

di

Jawa

Barat

dilaksanakan

oleh

Pendidikan dan Pegawai Deppen (PPD) Bandung.

(17)

5

B/KEP/Menpen/1989, tentang Susunan Organisasi dan tata kerja

Pendidikan Pegawai

Deppen

di

daerah

(Medan,

Bandung,

Palembang,

Yogyakarta dan Ujung

Pandang)

pasal

2

menyatakan:

Pendidikan

Pegawai

Departemen

Penerangan

di

Daerah mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan

latihan

pegawai

di

lingkungan

Departemen

Penerangan di daerah.

Selanjutnya pasal 6 Keputusan Menteri

Penerangan

RI

Nomor 98 B/KEP/Menpen/1979 menyatakan :

(1) Staf pengajar

mempunyai

tugas

mengajar

dan

melatih pegawai baik teori maupun praktek;

(2) Staf pengajar terdiri dari pejabat

teknis

di

lingkungan Departemen Penerangan atau

pejabat

dari instansi lain _

Proses pendidikan,

pengajaran

dan

latihan

di

PPD

Bandung dilaksanakan oleh Widyaiswara dan pejabat teknis di

lingkungan Departemen Penerangan.

Mengenai

Widyaiswara

menurut Badan Administrasi

Kepegawaian Negara

(BAKN)

dan

Ketua Lembaga Administrasi Negara (1985 : 3) :

Widyaiswara

adalah

Pegawai

Negeri

Sipil

yang

diberi tugas mendidik, mengajar dan

atau

melatih

secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada unit

pendidikan

dan

latihan

(Diklat)

instansi

pemerintah.

Sementara itu betapa pentingnya

peranan

pendidik

/

pengajar dalam dunia pendidikan ditegaskan dalam penjelasan

umum PP No. 38 Tahun 1992 sebagai berikut :

Tenaga kependidikan merupakan unsur

terpenting

dalam sistem pendidikan nasional yang diadakan dan

dikembangkan

untuk

menyelenggarakan

pengajaran

Pembimbingan dan pelatihan kgi Para

£?%£

didik. Di antara para tenaga kependxdxkan xnx para

(18)

Oleh karena itu tenag.

Bandung sudah sewajarnya memper.

profesional sebagai pendidik, peng,

bertahap

dan

berencana

sehingga

c

mengajar akan berlangsung secara efektix

Akhirnya dampak dari

output

PPD

i.

^n

mampu memiliki kemampuan, pengetahuan, keterau

jwasan

yang tinggi serta sikap perilaku yang baik

sebat

-

pegawai

Departemen Penerangan di Jawa

Barat

yang

kondusif

dengan

gerak langkah pembangunan daerah dan nasional,

Pengembangan mutu dan kualitas pendidikan antara lain

ditempuh melalui pengembangan mutu para pendidiknya,

karena

pendidik merupakan

the man behind the

system/program

serta

sebagai faktor

kunci

yang

turut

menentukan

keberhasilan

pendidikan

sebagaxmana

diisyaratkan

dalam

penjelasan

Peraturan Pemerintah tersebut di

atas-Dalam

hal

ini

Oteng

Sutisna

(1987,

hal

103)

mengemukan bahwa :

Kualitas program pendidikan tidak hanya

bergantung

kepada konsep-konsep

program

yang

cerdas

tetapi

juga pada personil pengajar yang mempunyai

kesang-gupan

dan

keinginan

untuk

berprestasi.

Tanpa

personil yang cakap dan efektif, program pendidikan

yang dibangun di

atas

konsep-konsep

yang

cerdas

serta

dirancang

dengan

teliti

pun

tidak

dapat

berhasil.

Jadi baik program perencanaan maupun orang yang

(19)

7

bagi

tercapainya

suatu

tujuan

lembaga

pendidikan

dalam

melaksanakan fungsinya.

Mengenai tenaga kependidikan, PP Nomor 38 Tahun

1992

pasal 3 ayat 3 menyatakan :

(3) Pengelolaan satuan

pendidikan

terdiri

atas

kepala

sekolah,

direktur,

ketua,

rektor,

dan

pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.

Kaitannya dengan

itu

Kepala

PPD

Bandung

memiliki

tanggungjawab

untuk

mengembangkan

kemampuan

profesional

tenaga pengajarnya sebagaimana diatur pasal

30

PP

No.

38

Tahun 1992 sebagai berikut :

Pengelola

satuan

pendidikan

bertanggung-jawab

atas

pemberian

kesempatan

kepada

tenaga

kependidikan yang

bekerja

di

satuan

pendidikan

yang bersangkutan

untuk

mengembangkan

kemampuan

profesional masing-masing.

Di pihak lain para pendidik, pelatih atau widyaiswara

PPD Bandung sendiri harus pula memiliki tanggung jawab untuk

meningkatkan

kemampuan

profesional

sebagai

pendidik

sebagaimana dituntut oleh pasal 31 PP No 38 Tahun 1992

yang

menyatakan :

Tenaga

kependidikan berkewajiban

untuk

berusaha

mengembangkan

kemampuan

profesionalnya

sesuax

dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan

dan

teknologi serta pembangunan bangsa.

Mengenai

persyaratan

Pegawai

Negeri

Sipil

yang

diangkat

untuk

pertama

kali

dalam

jabatan

Widyaiswara

menurut ketentuan BAKN (1985 : 34) dan LAN dinyatakan

harus

(20)

8

(1) Memiliki pendidikan atau latihan dalam bidang pendidikan, pengajaran dan atau pengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dalam melakukan kegiatan mendidik, mengajar dan

melatih.

(2) Memiliki pengetahuan dan atau pengalaman dalam

bidang tertentu yang berhubungan dengan subyek

yang diajarkan.

(3) Setiap unsur penilaian

pelaksanaan

pekerjaan

(DP3),

sekurang-kurangnya bernilai baik.

Para pendidik di PPD Bandung

sekarang

terdiri

atas

Widyaiswara PPD Bandung, karyawan PPD

Bandung,

serta

para

pejabat struktural eselon III dan IV Kanwil Deppen

Propinsi

Jawa Barat, RRI Bandung, dan

TVRI

Bandung.

Sementara

itu

pengajar tidak tetap terdiri dari dosen FIKOM UNPAD, pejabat

Departemen

Keuangan

RI,

Pemda

Tk.

I

Jawa

Barat

dan

lain-lain.

Di satu sisi latar belakang pendidikan para

pendidik

PPD

Bandung

sangat

beraneka

ragam

kendatipun

umumnya

berlatar pendidikan disiplin ilmu penerangan/komunikasx

dan

hanya

sebagian

kecil

yang

berlatar

belakang

pendidikan

dengan disiplin ilmu pendidikan.

Kaitannya dengan

profesionalisasi

tenaga

pendidik/

pengajar, menurut Fakry Gaffar (1987 : 159) : "kinerja

guru

terbagi ke dalam tiga bidang

besar

yaitu

:

"(1)

Content

knowledge;

(2)

Behavioral

skills;

(3)

Human

Relations

S k i l l s .

Dalam hal ini

Content

knowledge

berakaitan

dengan

(21)

9

peserta didik.

Kedua,

mengenai

Behavioral

skills

berupa

keterampilan perilaku yang

harus

dimiliki

oleh

pengajar/

pendidik

yang

berkaitan

dengan

penguasaan

didaktis

metodologis

pengajaran

apakah

pendidikan

yang

bersifat

paedagogis untuk pendidikan untuk

anak

maupun

andragogis

untuk

pendidikan

orang

dewasa.

Ketiga,

Human

Relations

Skills

adalah

kemampuan

manusiawi

untuk

dapat

menjalin

hubungan yang baik dengan unsur manusia yang terlibat

dalam

proses pendidikan yakni peserta didik, pengajar dan pimpinan

lembaga

pendidikan-Dari kondisi ini dapat diestimasi bahwa dilihat

dari

sudut

content knowledge

para pendidik PPD Bandung tentu saja

sudah

menguasai

karena

memang

menjadi

bidang

garapan

pekerjaannya. Namun dilihat

dari

sudut behavioral

skills

tentang

pengelolaan

kegiatan

belajar

mengajar

tampaknya

sebagian masih belum memadai.

Dengan demikian proses belajar mengajar para pendidik

di PPD Bandung, relatif

kurang

didukung

dengan

kemampuan

profesional

kependidikan

sehingga

mempengaruhi

kualitas

output pendidikan dari lembaga tersebut.

Di sisi lain pemberian

tugas

mengajar/melatih

pada

Diklat PPD Bandung pada umumnya didasarkan atas jabatan yang

dipegang oleh pejabat struktural sesuai dengan

materi

yang

(22)

10

ilmu yang dimiliki pejabat pendidik /pelatih

sesuai

dengan

materi

yang

harus

diberikan.

Hal

ini

menjadi

kendala

kesenjangan

antara

wawasan

pengetahuan

yang

semestinya

dikembangkan

dan

didalami

oleh

peserta

pendidikan

dan

latihan bersama para pendidik, di samping

terbatasnya

dana

dan prasarana serta perencanaan waktu dan metode yang

tepat

bagi

pengembangan

profesional

tenaga

pendidik;

di

PPD

Bandung.

B. RUMUSAN MASALAH DAN FOKUS PENELITIAN

1. Rmnusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah

maka

penulis dapat merumuskan masalah sebagai

berikut :Kemampuan

profesional kependidikan tenaga pendidik PPD

Bandung

belum

memadai.

Hal ini dapat

dilihat

dari

:

(1)

Latar

belakang

pendidikan beberapa

pendidik

yang

belum

kompeten

dengan

tugas

pengajaran

yang

diberikan.

(2)

Kompetensi

pendidik/pelatxh (pejabat struktural yang diberi

kewenangan

mengajar) di bidang didaktis

metodologis

pengajaran

masih

belum memadai, serta (3) dilihat

dari

output

lulusan

PPD

Bandung.

Masalah yang akan

diteliti

adalah

sebagai

berikut

(23)

11

1. Apakah

benar

kemampuan

profesional

beberapa

pendidik

PPD Bandung belum memadai?

2.

Kalau

memang

benar

kemampuan

profesional

beberapa

pendidik PPD Bandung belum memadai mengapa demikian?

3. Bagaimana upaya Kepala PPD

Bandung

untuk

mengembangkan

kemampuan profesional tenaga pendidiknya?

2, Fokus Penelitian

Dari Uraian di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai

fokus penelitian sebagai berikut : " Upaya-upaya

apa

dari

pejabat

yang

berwenang

untuk

meningkatkan

kemampuan

profesional tenaga pendidik PPD Bandung

serta

dari

tenaga

pendidiknya sendiri dalam kurun waktu 1993/1998?"

Lebih Ianjut,

dapat

dirinci

masalah

khusus

dalam

bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

(1) Dasar

kebijaksanaan

perencanaan pengembangan

tenaga

pendidik di PPD Bandung, mencakup antara lain :

(a) Apa fungsi dan tujuan PPD Bandung?

(b) Apa yang

mendasari

perencanaan

serta

pengembangan

tenaga pendidik PPD Bandung?

(c) Peraturan perundang-undangan apa

di

bidang

kepega

waian

yang

mendukung

program

pengembangan

tenaga

pendidik di PPD Bandung?

(2) Keadaan dan kinerja tenaga pendidik

PPD

Bandung

tahun

(24)

12

(a) Berapa jumlah komposisi dan rasio tenaga pendidik PPD

Bandung sekarang?

(b) Apa Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar

atau melatih pendidik dari PPD Bandung sekarang?

(c) Bagaimana orientasi atau

pandangan

tenaga

pendidik

PPD Bandung mengenai profesinya sebagai tenaga

penga-jar/pelatih suatu Diklat pegawai/Widyaiswara?

(d) Bagaimana performance/penampilan kerja tenaga

pendi

dik

PPD

Bandung

dalam

melakukan

kegiatan

proses

belajar pembelajaran ?

(3)

Realisasi

peningkatan

kemampuan

profesional

tenaga

pendidik selama tahun 1994 - 1996, antara lain :

(a) Apa saja bentuk

pengembangan

tenaga

pendidik

yang

sudah ada, sedang dilaksanakan di PPD Bandung?

(b) Hal-hal apa saja yang menjadi faktor pendukung

dalam

upaya

pengembangan

kemampuan

profesional

tenaga

pendidik tersebut?

(c) Hal apa saja yang menjadi kendala dalam

melaksanakan

program pengembangan tenaga pendidik?

(d) Upaya

apa

saja

yang

dilaksanakan

agar

program

pengembangan

tenaga

pendidik

tersebut

dapat

terlaksana?

(4) Perencanaan pengembangan

tenaga

pendidik

PPD

Bandung

(25)

13

(a)

Penemuan

apa

saja

yang

perlu

diperhatikan

dan

dijadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan

pengembangan kemampuan

profesional

tenaga

pendidik

PPD Bandung di masa mendatang?

(b) Bagaimana

analisa

kebutuhan

tenaga

pendidik

PPD

Bandung di masa mendatang?

(c) Apa

yang

menjadi

tujuan

prioritas

sasaran

serta

strategi

perencanaan

pengembangan

kemampuan

profesional tenaga pendidik tersebut?

(d) Bentuk program

pengembangan

kemampuan

profesional

tenaga pendidik apa saja yang mungkin dikembangkan di

masa mendatang?

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

1- Maksud Penelitian

Maksud yang terkandung dalam

penelitian

ini

adalah

untuk memperoleh

gambaran/deskripsi

sekaligus

menganalisa

tentang proses

pengembangan

kemampuan

profesional

tenaga

pendidik PPD Bandung

dan

kemungkinan-kemungkinan

di

masa

depan.

Berdasarkan

gambaran

dan

analisa

tersebut

akan

dikembangkan

semacam

saran

/

rekomendasi

bagi

upaya

pengembangan tenaga pendidik khususnya

dan

pendidikan

dan

(26)

14

2. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini

adalah

untuk dapat menjawab masalah penelitian yang dikemukakan

di

depan yaitu memperoleh gambaran tentang :

(a) Kemampuan profesional yang dikembangkan sebagai pendidik

di PPD Bandung yang semestinya

dikuasai

oleh

pendidik

tersebut.

(b) Kebijaksanaan Departemen Penerangan dan upaya Kepala PPD

Bandung dalam rangka mengembangkan kemampuan profesional

staf pendidik/pelatih sesuai dengan tuntutan tugas

dan

perkembangan Iptek serta pengembangan lembaga pendidikan

dan latihan pada umumnya.

3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

(a) Menjadi masukan sumbangan pikiran bagi upaya

pening

katan kemampuan profesional tenaga pendidik khususnya

dan pengembangan PPD Bandung umumnya

sehingga

mampu

lebih meningkatkan produktivitas dan kualitas

output

PPD Bandung secara efektif dan efisien.

(b) Menjadi masukan

bagi

para

pengambil

keputusan

di

Departemen Penerangan yang bertanggung jawab

terhadap

(27)

15

(c) Memberikan kontribusi

terhadap

pendidikan

khususnya

Lembaga

Pendidikan

Tenaga

Kependidikan

sekaligus

member!

peluang

bagi

para

peneliti

lain

untuk

melakukan penelitian replikatif

(pengulangan)

maupun

(28)

GAMBAR 1

KERANGKA BERPIKIR UPAYA PENGEMBANGAN

KEMAMPUAN PROFESIONAL TENAGA PENDIDIK

PUSDIKLAT DEPPEN BANDUNG

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PENDIDIK YANG BERANEKA RAGAM KINERJA PENDIDIK YANG AKTUAL FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG UPAYA PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFE SIONAL TENAGA PENDIDIK : 1. Penataran 2. Peixgembangari Mandiri

3. Applied Approach

4. Program Pasca

Saro ana/Akta Menaaiar IV PROGRAM DIKLAT SECARA BERENCANA DAN TERPATXJ 16 KINERJA YANG IDEAL

(29)
(30)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. DATA YANG DIPERLUKAN

Sebagaimana yang telah dikemukakan pada BAB I tentang

fokus penelitian, maka penelitian ini perlu sejumlah data

yang dikembangkan berdasarkan permasalahan sebagaimana fokus

penelitian.

Data yang diperlukan yang berkaitan dengan

permasalahan fokus penelitian adalah hal-hal sebagi berikut:

1) Dasar kebijaksanaan perencanaan pengembangan tenaga

pendidik di PPD Bandung.

2) Keadaan dan perfomance tenaga pendidik PPD Bandung tahun

1994-1996.

3) Realisasi peningkatan kemampuan profesional tenaga

pendidik selama tahun 1994-1996.

4) Perencanaan pengembangan tenaga pendidik PPD Bandung

tahun 1994-1998.

B. Pemilihan Sampel

Menurut Nasution (1988) bahwa dalam penelitian

kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat

memberikan informasi- Sampel dapat berupa : peristiwa,

manusia, dan situasi yang diobservasi.

Pemilihan sampel disesuaikan dengan pemilihan

informasi dan keragaman fenomena yang akan diteliti

(purposive). Pemilihan informan dari responden yang dapat

tnewak i 1 i bebe rapa

(31)

81

karakteristik dari suatu populasi sesuai dengan kondisi

lingkungan

sekolah-Adapun pemilihan informan dalam teknik penelitian ini

dicari subyek yang benar-benar menguasai permasalahan dan

memiliki ciri-ciri spesifik dan terlibat dalam proses

pengelolaan kegiatan belajar mengajar.

Oleh karena itu yang menjadi sampel penelitian adalah

para pendidik tetap PPD Bandung, Kepala PPD Bandung, Kasubag

TU PPD Bandung, Kepala Kanwil Deppen Propinsi Jawa Barat,

Kepala Pusdiklat Deppen RI Jakarta.

Mengenai jumlah dan jenis sampel disajikan pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.1

JUMLAH SAMPEL PENELITIAN BERDASARKAN KEDUDUKAN JABATAN

NO J A B A T A N JUMLAH

1 *-* 3 4 5 Pendidik/Widyaiswara Kepala PPD Bandung Kasubag TU PPD Bandung

Kepala Kanwil Deppen Propinsi Jawa Barat

Kepala Pusdiklat Deppen RI/Kepala Bidang Penyelenggara Diklat 24 1 1 1 1 Jumlah 28

C. Metoda Penelitian

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metoda Kualitatif atau deskriptif. Disebut Deskriptif sebab

(32)

82

ini sesuai dengan penelitian deskriptif. Dalam hal ini

Winarno Surakhmad, ( 1982:140 ) menyatakan :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah

yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah aktual.

2. data yang dikumpulkan mula-mula disusun,

dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu

metoda ini sering pula metoda analitik).

Bagian dari metoda deskriptif ini adalah studi kasus.

Kasus dapat terbatas pada satu orang, satu lembaga, satu

keluarga, satu peristiwa, satu desa,

ataupun

satu

kelompok

manusia,

dan kelompok objek

Iain-lain

(Winarno

Surakhmad,

1982:141-143).

Dalam upaya mendeskripsxkan dan memberi makna lebih

mendalam, pada penelitian. ini digunakan pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif ini, tidak berangkat dari

hipotesis dan teori untuk diuji. Tetapi peneliti langsung ke

lapangan untuk

mengumpulkan

data

yang

relevan,

kemudian

data tersebut diberi makna. Sementara itu Nasution (1992:43)

mengemukakan:

"

Dalam

penelitian kualitatif

peneliti

harus

langsung

mengumpulkan data dalam

situasi yang

sesungguhnya.

Oleh sebab itu ia harus turun sendiri ke lapangan. No entry,

no research".

Penelitian ini mengacu pula pada penelitian

kualitatif yang dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen,

(1982:27-30),

yaitu

(1)

penelitian

kualitatif

memiliki

setting alamiah sebagai sumber data langsung, dan sipeneliti

(33)

83

deskriptif; (3) penelitian kualitatif lebih menekankan pada

proses, bukan. pada hasil; (4) penelitian kualitatif

cenderung raenganalxsis data secara induktif; dan (5) makna

merupakan perhatian utama dalam pendekatan penelitian

kualitatif.

Sisi yang sama Moleong dalam Metodologi Penelitian

Kualitatif (1989 : 4-9) yaitu : (a) penelitian kualitatif

mempunyai latar alamiah (natural seting), (b) manusia

sebagai alat atau instrumen penelitian sehingga lebih

memungkinkan adaptabilitas, (c) menggunakan metode

kualitatif, (d) analisa data secara induktif, (e) teori dari

dasar (grounded theory) melalui analisis secara induktif,

(f) laporan bersifat deskriptif (pengembangan) (g) lebih

mementingkan proses dari pada hasil, (h) adanya "batas" yang

ditentukan oleh fokus penelitian, (pendidikan) (i) adanya

kriteria khusus untuk keabsahan data, (j) disain bersifat

sementara, (k) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati

bersama.

Mengacu pada metoda penelitian tersebut diatas maka

dalam rangka memenuhi jawaban penelitian ini ditempuh

beberapa metoda penelitian yang langsung dilaksanakan oleh

peneliti berupa :

1) Studi dukomentasi/perpustakaan dan kebijaksanaan

perencanaan peningkatan kemampuan profesional tenaga

pendidik dan keadaan tenaga pendidik PPD Bandung.

(34)

84

keadaan dan performance kemampuan profesional tenaga

pendidik PPD Bandung.

3) Wawancara dan diskusi tentang realisasi peningkatan

kemampuan profesional tenaga pendidik PPD Bandung kurun

waktu 1994-1996.

D. Sumber Data

a. Data Primer

Yang menjadi data primer adalah personil yang

langsung berhubungan dengan pelaksanaan pembinaan kemampuan

profesional pendidik pengelola kegiatan belajar pembelajaran

yaitu Kepala PPD Bandung, Kasubag TU PPD Bandung, Kakanwil

Deppen Jawa Barat, para pendidik,dan Kepala Pusdiklat

Deppen RI Jakarta.

b. Data Sekunder

Data sekunder akan diperoleh dari dokumentasi seperti

: Surat Keputusan Menteri Penerangan, arsip-arsip data

pendidikan, pelaksanaan pembinaan, program pembinaan,

persiapan mengajar Widyaiswara serta dokumen lain yang

berkaitan dengan penelitian sebagai pendukung data primer.

E. Pengolahan Data

Adapun pemilihan pengolahan data berpedoman pada

Bogdan (1982 : 27-29) yakni pengolahan data secara

kualitatif :

1. Sumber data diperoleh secara langsung oleh peneliti.

(35)

85

3. Penekanan

diletakkan

pada

proses

dan

kemungkinan-4. Dilakukan lebih bersifat induktif dan

5. Kebermaknaan sumber data tafsiran peneliti.

Penafsiran terhadap itulah atau keterangan-keterangan

yang ada dijadikan hasil

penelitian,

yang

dirujuk

dengan

pendapat/acuan lain.

F. Tahap-Iahap Pelaksanaan Penelitian

Tahapan penelitian terdiri dari :

a- Tahap Orientasi

Pada tahap ini peneliti melakukan :

(1) Pendekatan terhadap PPD Bandung yang dijadikan lokasi

penelitian pada bulan Januari 1996 dengan tujuan

untuk

memperoleh

gambaran

yang

penting

tentang

keadaan lokasi serta pemilihan sampel yang memadai

untuk memperoleh informan yang tepat. Kemudian

dikonsultasikan dengan pembimbing dan jurusan Adpen

PPS IKIP Bandung.

(2) Melakukan pengkajian terhadap sumber-sumber

bacaan-bacaan yang berhubungan dengan masalah

penelitian.

(3) Peneliti melakukan wawancara awal dengan kepala PPD

Bandung dan Kakanwil Deppen Propinsi Jawa Barat untuk

memperoleh informasi yang bersifat umum tentang

kegiatan pelaksanaan pembinaan kemempuan profesional

(36)

86

b. Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini peneliti melakukan :

(1) Mengadakan wawancara secara intensif dengan Kepala

PPD Bandung dan Kakanwil Deppen Jawa Barat yang

berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan pembinaan

kemampuan profesional pendidik PPD Bandung dalam

kegiatan diklat.

(2) Mengadakan wawancara dengan Ka. Pusdiklat Deppen di

Jakarta tentang upaya peningkatan kemampuan

profesional tenaga pendidik di lingkungannya.

(3) Melakukan observasi (non—partisipant) dalam berbagai

kegiatan pelaksanaan pembinaan kemampuan profesional

pendidik dalam manajemen kegiatan diklat.

c. Tahap Membercheck

Tahap ini peneliti membuat laporan tertulis pada setiap

berakhirnya wawancara dan observasi selama bulan Juni dan

Juli 1996 untuk menilai kembali kesesuaian/kebenaran

tentang informasi yang diberikan dan meminta penjelasan

informasi baru apabila dirasa perlu.

G. Rencana Mencapai Tingkat Kepercayaan

Tingkat Kepercayaan dalam penelitian ini didapat

dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai

berikut:

a. Kredibilitas

(37)

87

kronologis kemudian melakukan triaxiggulasi, serta mengadakan

diskusi dengan teman, membercheck dan referensi .

b. Transferabilitas

Transferabilitas dicapai dengan melakukan deskripsi

data yang disusun rinci dari hasil penelitian.

c. Dependabilitas

Dependabilitas yaitu melakukan audiens dengan dosen

pembimbing berdasarkan data mentah hasil analisis dan

(38)
(39)

B A B V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Mengacu pada hasil

temuan

penelitian

dan

pembahasan

serta

kajian

teoritis

dan

empiris

yang

relevan,

dapat

diangkat beberapa kesimpulan. Kesimpulan ini dipresentasikan

sejalan dengan fokus penelitian yang disajikan dalam bab

I,

yang selengkapnya sebagaimana sajian dibawah ini.

PPD Bandung sebagai salah satu penyelenggara pendidikan

kedinasan merupakan salah satu bagian dari sistem pendidikan

nasional sebagaimana diatur

dengan

Undang-undang

nomor

2

tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan

serta pengembangan kemampuan profesional tenaga pendidik PPD

Bandung

didasarkan

atas

beberapa

peraturan

perundang-undangan antara lain :

1) Surat Keputusan Menteri Penerangan

RI

Nomor

98

B/KEP/

MENPEN/1979 tentang Susunan Organisasi Pendidikan Pegawai

Deppen di Daerah ( Medan, Bandung, Palembang,

Yogyakarta

dan Ujung Pandang );

2)

Undang-undang

RI

Nomor

8

tahun

1974

tentang

Pokok

Kepegawaian;

3) Surat Edaran Bersama Kepala BAKN dan LAN Nonmor

31/SE/1985 dan Nomor

246/Seklan/XI1/1985

tentang

Angka

Kredit Widyaiswara;

4) Peraturan Pemerintah RI Nomor 14/1984; PP

Nomor

15/1994

(40)

143

dan PP Nomor 16/1994;

5) Surat Keputusan

Menteri

Penerangan RI

Nomor

:

242/KEP/

Menpen/1995 tentang

Pedoman

Penyelenggaraan

Pendidikan

dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil

Deppen.

PPD

Bandung

berfungsi

melaksanakan

pendidikan

dan

latihan

bagi

karyawan

Deppen

untuk

terwujudnya

Pegawai

Negeri

Sipil

yang

penuh

kesetiaan

dan

ketaatan

kepada

Pancasila

dan UUD 1945,

negara,

pemerintah

serta

bersatu

padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdaya guna

bersih,

berkualitas tinggi,

sadar akan tanggung jawab sebagai

unsur

aparatur negara dan

abdi masyarakat.

Tenaga

Pendidik

di

PPD

Bandung

berjumlah

24

orang

terdiri dari 3

orang

sebagai

widyaiswara,

dan

21

orang

pendidik tenaga bantuan Pejabat Struktural

Kanwil

Propinsi

Jawa Barat dan Unit Pelaksana Tehnis

Departemen

Penerangan

yang ada di Jawa

Barat-Latar

belakang

pendidikan

para

pendidik,

bagian

terbesar adalah berpendidikan sarjana dari pelbagai disiplin

ilmu, dan sebagian kecil sarjana muda serta hampir tidak ada

yang berpendidikan Strata dua/Pasca Sarjana.

Pihak Departemen Penerangan

member!

kesempatan

pintu

terbuka kepada pejabat struktural

dan

fungsional

termasuk

pendidik/widyaiswara untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi baik dalam negeri

maupun

luar

negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(41)

144

mata

pelajaran

inti,

dan

bila

diambil

rata-rata

maka

terdapat

12

macam

pelajaran

inti

setiap

kali

diklat,

sedangkan

untuk

mata

pelajaran

dasar

terdapat

38

mata

pelajaran

dan

bila

diambil

rata-rata

terdapat

4

macam

pelajaran dasar setiap kali diklat. Kalau dijumlahkan antara

mata pelajaran inti dan nata pelajaran

dasar

dalam

setiap

kali

penye lenggaraan

diklat,

maka

berjumlah

16

mata

pelajaran dengan demikian rasio pendidik/widyaiswara di

PPD

Bandung

adalah

16

orang

dengan

kualifikasi

pendidikan

sarjana.

Mengenai motivasi pendidik PPD Bandung terhadap profesi

pendidik bagian

terbesar

menurut

hasil

penelitian

telah

menunjukan

motivasi

yang

tinggi

untuk

mengembangkan

kemampuan profesionalnya,

dan

hanya

sebagian

kecil

dari

mereka

yang

motivasinya

relatif

cukup

rendah.

Hal

ini

disebabkan masih baru mendapat tugas sebagai pendidik

dalam

diklat,

disamping

melaksanakan

tugas

pokoknya

sebagai

pejabat struktural.

Kinerja

seorang

pendidik

/

performance

of

teaching merupakan wujud nyata dari kegiatan proses

belajar

pembelajaran

atau

proses

pendidikan

dan

pelatihan.

Kinerja

pendidik

yartg

profesional

adalah

nserupakan :

aroma perilaku yang tengah ditampilkan dalam proses

belajar

(42)

145

penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan (the

profesional compenent), penguasaan proses pembelajaran

tentang teknik dan methoda pembelajaran (the process

component) penguasaan penyesuaian diri yang kreatif kearah

penampilan belajar pembelajaran yang positif untuk mencapai

tujuan pendidikan (the adjustment component) penampilan

sikap yang positif terhadap keseluruhan tugas sebagai

pendidik, disertai pula penampilan sikap yang positif

terhadap keseluruhan tugas sebagai pendidik, disertai pula

penampilan nilai-nilai, yang seyogyanya dimiliki oleh

seorang pendidik sekaligus sebagai panutan dan teladan bagi

peserta didik ( the attitude component ) dengan baik; namun

dalam komponen profesional ( landasan/wawasan kependidian )

dan komponen proses ( teknik dan metoda pembelajaran)

sebagian besar masih relatif belum memadai

Komponen profesional dan komponen proses merupakan hal

penting untuk dapat terwujudnya kinerja yang

profesional dari seorang pendidik; atau merupakan kinerja

yang rasional yang disertai pemilikan pengetahuan dan

kemampuan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditentukan.

Pengembangan kemampuan profesional bagi para pendidik

PPD Bandung tahun 1994-1996 telah dilaksanakan oleh kepala

PPD Bandung bekerjasama dengan Pusdiklat Deppen RI Jakarta

(43)

146

Bentuk

pengembangan

tersebut

antara

lain

sebagai

berikut :

1. Penataran/Kursus-Kursus

Penataran Training of Trainer yang diikuti oleh

3

orang

widyaiswara di Pusdiklat Deppen RI Jakarta yang

meliputi

TOT Dasar -Dasar

Kewidyaiswaraan,

Pola

Kerja

Terpadu,

Perencanaan Peningkatan Kinerja,

Bela

Negara,

Simulasi

Kepemimpinan, Pengembangan Kemampuan Managerial, Dinamika

Kelompok,

Teknik

Penulisan

Ilmiah,

Manajemen

Skill

Seminar, dan TOT Penyusunan Modul. Dalam pada

itu

untuk

sebagian pendidik yang berasal

dari

pejabat

struktural

telah

mengikuti

penataran/kursus

jabatan

struktural

seperti

Sepala/ADUM,

Sepadya/SPAMA

dan

Sespa/SPAMEN,

namun belum memperoleh kesempatan

mengikuti

TOT

karena

keterbatasan dana.

2. Applied Approach/Program Pendekatan Terapan

Program Pendekatan Terapan

dilakukan

melalui

bimbingan

oleh Kepala

PPD

Bandung

atau

widyaiswara

yang

lebih

tinggi pangkat jabatannya kepada para pendidik lain dalam

meningkatkan

penguasaan

materi

pelajaran

dan

hal-hal

teknis proses pembelajaran yang waktu

penyelenggaraannya

umumnya sebelum melaksanakan tugas mengajar dan melatih.

3. Pengembangan Mandiri ( Self Instruction )

Pengembangan

mandiri

telah

dilaksanakan

oleh

para

pendidik, melalui kegiatan

seminar,

diskusi,

sarasehan

(44)

147

banyak

berkaitan

dengan

materi

pelajaran

misalnya

Penataran P4 Terpadu,

Ketahanan

Nasional,

Perkembangan

Demokrasi, Peningkatan Otonomi

Daerah

Tingkat

II

yang

makin nyata dan bertanggung jawab; sementara

itu

kajian

untuk peningkatan wawasan kependidikan kuantitasnya masih

relatif rendah.

4. Program Pasca Sarjana/Akta Mengajar IV dan V

Angka

partisipasi

mningkatkan

jenjang

pendidikan

ke

strata 1 dan 2 menunjukkan

angka

yang

masih

rendah,

ternyata baru

ada

seorang

yang

menyelesaikan

jenjang

strata I kependidikan dan seorang strata II/master

dalam

ilmu komunikasi di Amerika Serikat.

Pihak Departemen Penerangan telah membuka

pintu

lebar

untuk melanjutkan ke jenjang

yang

lebih

tinggi

di

dalam

negeri maupun luar

negeri.

Terbatasnya

study

Ianjut

ini

disebabkan berbagai kendala, misalnya Departemen

Penerangan

pada kurun waktu 1993-1996 belum

menyediakan

kembali

dana

tugas belajar ke Perguruan Tinggi

dalam

negeri

bagi

para

aparatnya;

sementara

study

Ianjut

luar

negeri

banyak

terbentur pada kemampuan berbahasa Inggris yang harus

lulus

testing Toefl dengan skor 560

serta

pembatasan

usia

yang

tidak boleh lebih dari 35 tahun. Dalam pada itu

kerja

sama

antara PPD Bandung dengan Perguruan Tinggi Negeri di Bandung

dalam

upaya-upaya

pengembangan

kemampuan

profesional

pendidik khususnya program strata 2 dan akta mengajar IV dan

(45)

148

Perencaan pengembangan kemampuan

profesional

tenaga

pendidik PPD Bandung dalam fcixrun waktu 1994-1996 masih

ber

sifat temporer menunggu

kesempatan

penawaran

diklat

dari

Pusdiklat Deppen Jakarta ataupun

undangan

penataran,

dis

kusi, seminar dari instansi lain.

Perencanaan dan pelaksanaan pengembangan tenaga pen

didik

untuk

jangka

pendek,

jangka

raenengah

dan

jangka

panjang khususnya d«l««» kompetensi komponen profesional

dan

komponen proses belajar pembelajaran belum

matang

hal

ini

disebabkan terbatasnya dana di PPD

Bandung-Pengembangan

tersebut

dirasakan

sebagai

suatu

kebutuhan

yang

mendesak

untuk

dapat

dipecahkan

secara

berencana

dan

berkesinambungan

serta

terpadu

di

PPD

Bandung-B- REKOMENDASI

Implikasi

lebih

Ianjut

dari

hasil

kesimpulan

penelitian,

penulis

dapat

roenyampaikan

rekomendasi

yang

kiranya dapat

dijadikan

masukan

bahan

pertimbangan

bagi

penyusunan

rencana

dan

pelaksanaan

program

pengembangan

kemampuan prfesional tenaga pendidik

PPD

Bandung

di

masa

datang sebagaimana uraian berikut ini :

Pengembangan kemampuan profesional pendidik merupakan

(46)

149

personal

sebagai upaya menyelaraskan dan mengantisipasi

tuntutan pekerjaan dimasa depan.

Pengembangan kemampuan

profesional

tenaga

pendidik

PPD Bandung perlu terus ditingkatkan baik

kuantitas

maupun

kualitasnya dengan pendekatan-pendekatan sebagai berikut:

1.

Program

pengembangan

kemampuan

profesional

tenaga

pendidik perlu disusun secara terencana dan terpadu oleh

unsur tenaga pendidik dan administrator PPD serta pejabat

pembina Diklat Deppen baik untuk jangka

pendek,

jangka

menengah, maupun jangka panjang

dengan

dukungan

sarana

dan prasarana serta dana yang memadai yang dikelola

oleh

tim pelatih dan nara sumber yang profesional.

2. Program tersebut direncakan berdasarkan

hasil

penilaian

kinerja serta dilaksanakan sesuai dengan

tahapan-tahapan

penyelenggaraan pelatihan.

3. Program

pengembangan

tersebut

dapat

ditempuh

melalui

penataran/kursus,

Applied Approach

/

program

pendekatan

terapan,

pengembangan

mandiri/

self

instruction

dan

program Pasca Sarjana/ Program akta mengajar IV dan V.

A.

Khusus

untuk

meningkatkan

kemampuan

profesional

(Landasan / Wawasan

Kependidikan)

dan

komponen

proses

(teknik dan metoda pembelajaran) dari kompetensi pendidik

(47)

150

PPD Bandung sendiri yang meliputi :

1). Penguasaan landasan kependidikan

2). Mengelola program belajar pembelajaran

3). Mengelola kelas

4).

Menggunakan media/sumber

5). Mengelola instruksi belajar dan

6). Menilai prestasi

peserta

diklat

untuk

keperluan

diklat.

Mengenai rancangan

penat^iran/bimbingan

tersebut

diatas

sebagaimana terlampir.

5.

Kepada

para

pendidik

hendaknya

terus

ditingkatkan

motivasinya

terutama

kepada

pendidik

yunior

untuk

terwujudnya proses pendidikan yang efektif.

6. Penambahan tenaga

pendidik/widyaiswara

di

PPD

Bandung

merupakan suatu kebutuhan yang mendesak

untuk

menangani

pelajaran dasar dan

inti

yang

sudah

tidak

tertangani

oleh pendidik yang sudah ada.

7. Pihak Departemen Penerangan Pusat diharapkan

menyediakan

anggaran khusus untuk peningkatan

kemampuan

profesional

pendidik

di

daerah

termasuk

dana

untuk

bantuan

melanjutkan pendidikan ke program Pasca Sarjana atau akta

mengajar IV/V bagi pendidik yang berprestasi tinggi.

8. Kerjasama

atau

koordinasi

antara

PPD

Bandung

dengan

Perguruan Tinggi Negeri, khususnya

lembaga

kependidikan

disamping dengan LAN, kiranya dapat

dikembangkan

dimasa

(48)

151

Pendekatan-pendekatan tersebut

kiranya merupakan solusi

yang

diharapkan mampu meningkatkan kualifikasi pendidik yang

profesional yang pada gilirannya diharapkan akan mampu

pula

meningkatkan

produktifitas,

efektifitas

serta

efisiensi

pendidikan di PPD Bandung dimasa mendatang.

Demikian beberapa rekomendasi masukan hasil penelitian

yang dapat dikemukan. Semoga dapat

membawa

manfaat

kearah

peningkatan kemampuan profesional

tenaga

pendidik

di

PPD

(49)

NO

4

PENATARAN/BIMBINQAN KEMAMPUAN PBOPFESIONAL PENDIDIK

KOMPONEN KOMPETENSI Komponen pro fesional/lan dasan kependi dikan Komponen pro

ses/menge lo la program bela jar mengajar

Mengelola ke l a s

Menggunakan media/sumber

Mengelola

instruksi be lajar

ASPEK-ASPEK YANG DIBINA

Mempelajari konsep dan masalah diklat dengan sudut tinjauan

sosiologis.filosofis, histori8,

dan psikologis

Merumuskan tujuan instruksional

Mengenai dan dapat menggunakan

metoda mengajar

Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat

Melaksanakan program belajar mengajar dan berlatih

Mengenai kemampuan entry

behaviour peserta diklat

Mengatur tata ruang kelas untuk

diklat

Membuat alat bantu diklat

Menoiptakan iklim belajar ber

latih yang serasl

Mengenai, memilih dan mengguna

kan media

Membuat alat bantu diklat

Mengelola laboratorlua diklat

Pengembangan laboratorlum

Mempelajari cara-cara memotiva

si peserta diklat

Mempelajari mekanlsme psikolo

gis belajar mengajar diklat

PENDEKATAN Klasikal for mal Klasikal for mal Individal in formal Klasikal for mal Klasikal for mal 152 PETATAR/PEMBIMBINQ

Pusdiklat Deppen Ja karta, LAN, IKIP, Widyaiswara senior

Pusdiklat Deppen Ja karta, LAN, IKIP, Widyaiswara senior

Widyaiswara senior

Pusdiklat Deppen Ja karta, LAM, IKIP, Widyaiswara senior

(50)

Menilai pres tasi siswa un

tuk kepenting

an diklat

(transfer reinforcement

retent-tion) dll.

Mempelajari fungsi penilaian

Mempelajari macam-macam teknik

dan prosedur penilaian

Berlatih menyusun teknik dan prosedur penilaian

Klasikal for

mal

153

(51)
(52)

D A F T A R K E P U S T A K A A N

Allan,COrnstein,

Strategic

fox

Effective

Teaching,

Loyola

University of Chicago,

Navotas Press

Metro

Manila,1990.

Americana Coorporation,

AMERICANA ENCYCLOPEDIA,

1971.

Armand,V,

Feigenbaun, Total Quality

Concepts

Systems

Strategies

and

Tools,

Mc.Graw

Hill

Internation

Edition Industrial Engineering Series, New

York,1991.

A.

Sanusi et al, Siudi Pengembangan

Model

Pendidikan

Profesional Tenaga Kependidikan,

Jakarta Depdikbud,

IKIP Bandung,1991.

Badan Administrasi Kepegawaian Negara, Lembaga

Administrasi

Negara,

Surat Edaran

Bersama Kepala

Badan Administrasi Negara Nomor 31/SE/1985 dan Nomor 246/Seklan/XII/1985, 16 Desember 1985.

Banghart,F,W,

dan Trull Albert Jr, Education

Planning.

The Macmillan Company, New York,1973.

Bittel,Lesster R dan Newstorn John W, Bhat Every

Super

visor Should Know. Mc.Graw Hill Publishing Compa ny, New York,1990.

Bogdan,C,Robert & Bilen, Qualitative Research for Educa

tions an Introduction £o_ Theory and Method, Boston, Allyn and Bacon Inc,1982.

Buehary Zainun,H, Manaiemen Sumber Daya. Majmxsia^ cv Haji

Mas Agung, Jakarta,1994.

Castetter,William

B, Xhe Personel Faction in.

Education

Administration, Mac.Killan Publishing Co Inc, New

York,1976.

Charles E Johnson et al, A Meaning For Competency,

Coiipetency

Based

Education

Center

Colledge

of

Education University of Georgia Athens,Georgia,

1974.

Charles Parker,

Maaagsmeiit IrifojjiatioD. Systems,

Strategy

and Action, Mitchell Mc.Graw Hill, New York,1993.

Dahlan,M,D, Koj±el^M_od.eJL M.£figajL&£,CV Diponegoro,

Bandung,

1990.
(53)

155

Gambar

GAMBAR  1 : Kerangka Berpikir Upaya Pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat laba yang diperoleh dan kemampuan atas kewajiban KOPPOSINDO dalam periode tahun 1998-2002 cukup baik meskipun ada beberapa

Unit Layanan Pengadaan (ULp). Kabupaten

Tutustuin Kasnioon jo hänen opiskeluaikanaan, ennen kuin hänen pliseerauksensa py- säyttivät Jaakko Selinin ja iltapuvut nostivat Maria Tiuran otsikoihin. Kirsti Kasnio nimittäin

Pemasaran Ketersediaan pasar √ Ketersediaan pasar sangat berpengaruh guna sebagai tempat memasarkan komoditas ikan tangkap Permintaan pasar √ Permintaan pasar berpengaruh juga

1 2 unit Excavator Komatsu PC2000-8 Sudah terkirim ke Proyek Bengalon 2 10 unit Dump Truck Komatsu HD1500-7 Sudah terkirim ke Proyek Bengalon 3 1 unit Excavator Komatsu

Pariwisata seks anak (PSA) adalah eksploitasi seksual komersial anak yang dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan yang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat

Dan didasari dengan studi lapangan dan eksperimen yang penulis lakukan untuk menyelesaikan penulisan ilmiah ini maka program persediaan barang ini terdiri dari : Barang, Supplier

[r]