UPAYA PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
TENAGA PENDIDIK
PADA LEMBAGA
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PEGAWAI DEPARTEMEN PENERANGAN
DAERAH BANDUNG
T E S I S
Diajukan Kepada Panitia Ujian Promosi
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister llmu Pendidikan
O l e h
Nama
:
ADJAT SUDRADJAT
Jurusan : ADPENNIM : 9232011
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
D I S E T U J U I D A N D I S A H K A N OT.TvH P E M B I M B I N G
F E M B I M B I N G I
(A-^
( FROF.DR.H.ENGKOSWARA.M.Ed.)
N I P : 1 3 0 2 O 3 7 1 O
P E M B I M B I N G I I
(
DR.H.ABIN SYAMStJDIN
MAKMUN,
MA.)
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN DARI PEMBIMBING
-
-
-KATA PENGANTAR
-
-
--"
1X
ABSTRAK
XV
DAFTAR ISI
-
V11
DAFTAR TABEL
-
x
DAFTAR GAMBAR
-
xl
BAB I
PENDAHULUAN
-
L
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian _
10
C. Maksud dan Tuonan
13
BAB II
Tinoauan Pustaka
-
-
-
i7
A. TINJAUAN TEORITIS UPAYA PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN PROFSIONAL TENAGA PENDIDIK
PPD BANDUNG
-
-
17
1.
Pengembangan Kemampuan Profesional Tenaga
Pendidik Merupakan
Ranah
Bxdang
Kaoxan
Adminxstrasx Pendidikan
i7
2- Pengertxan Profesx, Profesional dan
Profesionalisasi
23
3. Perlunya Peningkatan Kemampuan Profesional
Tenaga Pendidik PPD Bandung
33
4. Pentingnya Pengelolaan Pengembangan Kemam
puan Profesional Tenaga Pendidik PPD
Bandung
-
b0
a. Lembaga Pendidikan adalah sxstem
sosial
-
-
50
b. Beberupa Hambatan Kualxtas dan
Efek-tivitas Pendidikan
53
c. Administrator
Pendidikan
Perlu
Merencanakan Pengembangan Tenaga
v x x
Pendidik
-
54
d. Bentuk-bentuk Pengembangan Tenaga
Pendidik
59
e. Proses Pendidikan Pelatihan Pengembangan
Kemampuan
Tenaga Pendidik
61
B. TINJAUAN EMPIRIS UPAYA PENGEMBANGAN KEMAMPUAN
PROFESIONAL TENAGA PENDIDIK
75
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
8°
A. DATA YANG DIPERLUKAN
8°
B. PEMILIBAN SAMPEL
8°
C. METODA PENELITIAN
81
D. SUMBER DATA
84
E. PENGOLAHAN DATA
84
F. PELAKSANAAN TAHAP-TAHAP PENELITIAN
85
G. RENCANA MENCAPAI TINGKAT KEPERCAYAAN
86
BAB IV : BASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
S8
A. BASIL PENELITIAN
88
1. DASAR KEBIJAKSANAAN PERENCANAAN PENGEM
BANGAN TENAGA PENDIDIK DI PPD BANDUNG .-
88
2. KEADAAN TENAGA PENDIDIK PPD BANDUNG
TAHUN
1994-1996
94
a. Komposisi dan Rasio Tsnaga Pendidik
PPD Bandung
S4
b. Latar Belakang Pendidik dan Pengalaman
Mendidik Para Pendidik
98
c. Orientasi Tenaga Pendidik PPD Bandung
Terhadap Profesi Pendidik
86
d. Kineroa/Performance Tenaga Pendidik ..
99
3. REALISASI PENINGKATAN KEMAMPUAN
PROFESIONAL TENAGA PENDIDIK PPD BANDUNG
TAHUN 1994-1996
10°
a. Bentuk-bentuk Pengembangan Kemampuan
Profesional
10°
b. Faktor Pendukung Pengembangan
Kemampuan Profesional Pendidik ----
103
c. Faktor Penghambat Peningkatan
Kemampuan Profesional Pendidik
104
4. PERENCANAAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN
PROFESIONAL TENAGA PENDIDIK PPD
BANDUNG 105
B. PEMBAHASAN
106
1. Dasar Kebioaksanaan Perencanaan
Pengembangan Kemampuan Profesional
106
2. Keadaan Tenaga Pendidik PPD Bandung
Tahun 1994-1996 - 108
a. Keadaan dan Rasio Tenaga Pendidik
108
b. Latar Belakang Pendidikan Pengalaman
Melatih Para Pendidik PFD Bandung 111
c. Orientasi Tenaga Pendidik PPD Bandung
Terhadap Profesi Pendidik
113
d. Kinerja/Performance Tenaga Pendidik .. 116
3. Realisasi Peningkatan Kemampuan
Profesional Tenaga Pendidik PPD Bandung
tahun 1994-1996 - 123
a. Bentuk-bentuk Pengembangan Kemampuan
Profesional - 123
b. Faktor Pendukung Pengembangan
Kemampuan Profesional Pendidik
132
c. Faktor Penghambat Upaya Peningkatan
Kemampuan Profesional Pendidik
133
4. Perencanaan Pengembangan Kemampuan
Profesional Tenaga Pendidik PPD Bandung
134
BAB V
: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
142
A. KESIMPULAN
142
B. REKOMENDASI
I48
DAFTAR PUSTAKA
154
LAMPIRAN
159
Daftar Tabel
Hal
1. Tabel 3.1 : Sampel Penelitian berdasarkan
kedudukan oabatan 81
2. Tabel 4.1 : Jenoang Pangkat/Jabatan
Widyaiswara
92
3. Tabel 4.2 ; Keadaan Tenaga. Pendidik PPD Bandung
Tahun 1994 -1996 95
4. Tabel 4.3 : Jenis Diklat PPD Bandung 1994/1995
9G
5. Tabel 4.4 : Latar Belakang Pendidikan Formal Para
Pendidik PPD Bandung -- 97
DAFTAR GAMBAR
halaman
GAMBAR 1 : Kerangka Berpikir Upaya Pengembangan
Kemampuan Profesional Tenaga Pendidik
Pusdiklat Deppen Bandung
16
GAMBAR 2 r Pola Dasar Pendidikan Secara Mikro
20
GAMBAR 3 : Bagan
Graphic Representation Of A
Profesional Teaching Competency
-
40
GAMBAR 4 : Model Dasar Sistem Sosxal Lembaga
Pendidikan - - 53
GAMBAR 5 ;
The Training Process
62
GAMBAR 6 : A Model For Performance Improvement
Through People
115
GAMBAR 7 ;
Concepts Of Personnel Development
136
[image:8.595.55.488.73.585.2]Vnt5
o a
^
ABSTRAK
Tesis ini berjudul Upaya Pengembangan Kemampuan
Profesional Tenaga
Pendidik
Pada
Lembaga
Pendidikan
dan
Latihan
Pendidikan
Pegawai
Departemen
Penerangan
Daerah
Bandung. Fokus penelitiannya adalah :
Upaya-upaya
apa
dari
pejabat
yang
berwenang
untuk
meningkatkan
kemampuan
profesional tenaga pendidik PPD Bandung
serta
dari
tenaga
pendidiknya sendiri dalam kurun waktu 1993-1998?
Adapun hal
yang dibahas berkaitan dengan fokus
penelitian
meliputi
:
<1) Dasar kebiaaksanaan perencanaan pengembangan tenaga
pendidik ; (2) Keadaan dan performance (kineroa) tenaga
pendidik
selama
tahun
1994
-
1996
;
(3>
Realisasi
peningkatan
kemampuan
profesional
tenaga
pendidik
tahun
1994-1996; dan (4) Perencanaan pengembangan tenaga
pendidik
PPD Bandung tahun 1994-1998.
Penelitian ini mempergunakan metode kualitatif dengan
menggunakan
data
yang
ada
untuk
memperoleh
makna
yang
mendalam. Pengumpulan data dilakukan melalui studi
dokumentasi, wawancara dan observasi lapangan tentang
keadaan dan per-foxoance pendidik dan diskusi tentang
upaya—upaya pengembangan kemampuan kinerja profesional
pendidik. Data tersebut diolah dan dianalisa selama dan
setelah kurun waktu pengumpulan data.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengembangan
profesional
tenaga
pendidik
didasarkan
atas
peraturan
perundangan
di
bidang
kepegawaian
khususnya
tentang
ketentuan angka kredit Widyaiswara dan peraturan
pemerintah
No. 14/ Tahun 1994 tentang pendidikan dan pelatihan
pegawai
negeri
sipil-
Mengenai
motivasi
pendidik
PPD
Bandung
terhadap profesi pendidik bagian terbesar
basil
penelitian
telah menunjukan motivasi yang
tinggi
untuk
mengembangkan
kemampuan
profesionalnya
dan
hanya
sebagian
kecil
dari
mereka yang motivasinya
masih rendah.
Basil penelitian otxga menunoukan peningkatan
kineroa
pendidik umumnya
telah
mencerminkan
kemampuan
penguasaan
bahan
pembelaaaran
itbe
subject
component).,
penguasaan
penyesuaian diri
yang
kreatif
kearah
penampilan
belajar
pembelaoaran yang positif untuk mencapax
tujuan
pendidikan
{the adjustment component)
dan
penampilan
sikap
perxlaku
yang
baik
sebagai
teladan
dan
paraitan
{the
attitude
component)
dengan baik,
nanmn
dalam
pengetahuan
landasan
wawasan
kependidikan
{the
profesona.1
component)
serta
penguasaan
teknik
dan
metode
pembelaoaran
{the
process
component)
sebagian besar relatif masih belum memadai.
Sementara itu perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran) masih relatif lemah. Kelemahan ini
disebabkan
terbatasnya dana di PPD Bandung.
Pengembangan kemampuan profesional bagi para pendidik
PPD
Bandung
tahun
1994/1996
adalah
berupa
penataran
/
kursus-kursus,
applied
approach/program pendekatan
terapan,
pengembangan mandiri
{self instruction)
dan
program
Pasca
Sardana atau akta mengajar IV dan V.
Perencanaan
pengembangan
kemampuan
profesional
di
masa mendatang tahun 1996-1998 adalah terutama
pengembangan
dalam landasan
wawasan kependidikan
dan
penguasaan
teknik
serta
metoda belajar
pembelajaran,
disamping
pengembangan
komponen
kompetensi
pendidik
lainnya
secara
matang
dan
terpadu.
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pembangunan nasional perlu aparatur
pemerintah
yang
memiliki pengetahuan, kemampuan, keterampilan serta
wawasan
yang cukup
tinggi
sesuai
dengan
bidangnya
masing-masing
disertai dengan
sikap
perilaku
yang
baik
sesuai
dengan
falsafah Pancasila.
Dalam upaya
meningkatkan
kualifikasi
pegawai
yang
memenuhi tuntutan pembangunan
dalam
menghadapi
era
lepas
landas dalam pembangunan
dangka
panjang
ke
dua,
Majelis
Permusyawaratan Rakyat telah mengamanatkan bahwa :
Pembinaan
kepegawaian
diarahkan
pada
makin
terwujudnya kepegawaian negara yang
makin
mantap
dengan
pengembangan
karir
berdasarkan
prestasi
keroa,
kemampuan
profesional,
keahlian
dan
keterampilan serta pemantapan sikap mental
aparat
berdasarkan
Pancasila
dan
UUD
1945
terus
ditingkatkan
secara
berencana
melalui
upaya
pendidikan dan pelatihan, penugasan, bimbingan dan
konsultasi
serta
melalui
pengembangan
prestasi
kode
etik
dan
disiplin
kedinasan
yang
sehat.
Dengan didukung sistem informasi kepegawaian
yang
mantap serta didukung
dengan
sistem
penghargaan
yang wajar. (Deppen, 1993:124).
Dari uraian di atas nampak delas
bahwa
pengembangan
karir
pegawai
didasarkan
tindakan
atas
prestasi
kerja,
kemampuan profesional serta kemantapan sikap mental.
Dengan
ditempuh melalui pendidikan dan latihan pegawai.
Untuk menjabarkan GBHN tersebut Pemerintah
RI
telah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP> Nomor 14
tahun
1994
tanggal 10
April
1994
tentang
Pendidikan
dan
Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Dalam konsideran
PP
tersebut
point c menyatakan :
bahwa untuk
meningkatkan
mutu
profesionalisme,
pengabdian,
kesetiaan
dan
pengembangan
wawasan
serta
pembinaan
karier
Pegawai
Negeri
Sxpil
diperlukan
pendidikan
dan
pelatihan
jabatan
Pegawai Negeri Sipil
-Lebih
tandas
lagi
pemerintah
menyatakan
bahwa
pendidikan dan latihan sangat penting bagi
seseorang
untuk
dapat diangkat dalam jabatan struktural atau fungsional. Hal
tersebut ditandaskan dalam PP
Nomor
14
Tahun
1994
dalam
penjelasan pasal 3 yang berbunyi :
Seseorang
Pegawai
Negeri
Sipil
hanya
dapat
diangkat dalam jabatan tertentu
setelah
memenuhi
persyaratan-persyaratan
yang
ditetapkan
jabatan
tersebut.
Salah
satu
persyaratan
adalah
telah mengikuti dan lulus pendidikan
dan
latihan
sesuai dengan jabatan yang akan dipangkunya .
Kaitannya dengan itu
pegawai
Departemen
Penerangan
sebagai
salah
satu
unsur
aparatur
pemerintah
perlu
ditingkatkan prestasi
kerja
dan
kemampuan
profesionalnya
melalui
pendidikan
dan
latihan.
Dengan
upaya
itu
maka
pegawai
Departemen
Penerangan
dalam
melaksanakan
tugas
komunikasi pembangunan
dan
komunikasi
sosial
akan
mampu
masyarakat,
bangsa dan
negara-Tantangan
pegawai
yang
profesional
dalam
era
globalisasi dewasa ini adalah hal yang
mutlak
dilaksanakan
seperti dikemukakan oleh Presiden RI pada hari Wisuda
STPDN
tahun 1992 di Bandung berikut ini :
Tugas
pemerintahan
pada
negara
manapun
adalah
tugas yang rumit yang meminta perhatian yang
besar
dan harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Tugas ini memerlukan profesionalisme
yang
tinggi,
tugas tadi bertambah rumit lagi, karena dewasa
ini
dunia sedang memasuki era globalisasi yang
membawa
sejumlah masalah-masalah baru yang mendasar (Deppen
1994 : 3).
Dalam era globalisasi dan informasi
di
tengah-tegah
gerak dinamika pembangunan jangka panjang tahap
ke
II
ini
penerangan
berperan
sebagai
wahana
motivasi,
persuasi,
edukasi bagi masyarakat serta wahana
counter
isue
negatif
terhadap roda pemerintahan dan pembangunan.
Dalam
ungkapan
lain hakekat
kegatan
penerangan
pemerintah
adalah
untuk
merubah sikap perilaku manusia kearah kondisi yang
kondusif
terhadap pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Hal
ini
sebagaimana makna yang dapa disimak dari batasan
penerangan
(Deppen , 1994:3) berikut ini :
Penerangan
adalah
kegiatan
komunikasi
berisi
keterangan-keterangan
(resmi)
atau
kebijaksanaan
yang disertai
pesan
atau
anjuran
dengan
maksud
menjelaskan,
mendidik,
dan
mempengaruhi
atau
mengajak agar
penerima
pesan (audience)
bersedxa
untuk
bersikap
dan
bertindak
sesuai
harapan
komunikator (juru penerangan).
Dengan
mengacu
pada
batasan
di
atas
maka
dapat
4
pendidikan, karena pendidikan merupakan
suatu
upaya
sadar
untuk membawa manusia kearah kedewasaan dalam sxsi
individualitas, sosiolitas, moralitas dan personalitas
dari
manusia tersebut-
Konotasi pendidikan
yang
diarahkan
pada
perubahan tingkah
laku
ini
sebagai mama
diungkapkan
oleh
Brookover dalam A Sociology Of Education yang
dikutif
oleh
M. Rival ( 1981:2 ) berikut ini :
Pendidikan adalah lisaha-usaha dalam rangka
perkembangaxi dan. penxbahaxi
tingkah
laku
maxnxsia.
Pendidikan mencakup
xtsaha
xaxtruk
meneruskan
atau.
memindahkan
kepada
yang
masih
muda
berbagai
keterampilan, kepercayaan, sikap dan segi-segi lain
dari
tingkah
laku
yang
tidak
mereka.
miliki
sebelumnya- Pada golongan yang lebih tua nsaha
ini
mencakup pemfoaharuan berbagai pikiran,
kepercayaan
dan keterampilan.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa penerangan merupakan
kegiatan
pendidikan,
maka dengan
sendirinya
para
Juru
Penerang
adalah
dapat
dikatakan pula sebagai pendidik masyarakat.
Aparat
penerangan
sebagai
pendidik
maka
dengan
sendirinya harus senantiasa ditingkatkan kemampuan
profesio-nalnya dibidang komunikasi
pembangunan
melalui
pendidikan
dan latihan yang
otomatis
pula
para
pendidik/widyaiswara
Pusdiklat Deppen harus memiliki kualifikasi profesional.
Upaya
pengembangan
kemampuan
Profesional
pegawai
Departemen
Penerangan
di
Jawa
Barat
dilaksanakan
oleh
Pendidikan dan Pegawai Deppen (PPD) Bandung.
5
B/KEP/Menpen/1989, tentang Susunan Organisasi dan tata kerja
Pendidikan Pegawai
Deppen
di
daerah
(Medan,
Bandung,
Palembang,
Yogyakarta dan Ujung
Pandang)
pasal
2
menyatakan:
Pendidikan
Pegawai
Departemen
Penerangan
di
Daerah mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan
latihan
pegawai
di
lingkungan
Departemen
Penerangan di daerah.
Selanjutnya pasal 6 Keputusan Menteri
Penerangan
RI
Nomor 98 B/KEP/Menpen/1979 menyatakan :
(1) Staf pengajar
mempunyai
tugas
mengajar
dan
melatih pegawai baik teori maupun praktek;
(2) Staf pengajar terdiri dari pejabat
teknis
di
lingkungan Departemen Penerangan atau
pejabat
dari instansi lain _Proses pendidikan,
pengajaran
dan
latihan
di
PPD
Bandung dilaksanakan oleh Widyaiswara dan pejabat teknis di
lingkungan Departemen Penerangan.
Mengenai
Widyaiswara
menurut Badan Administrasi
Kepegawaian Negara
(BAKN)
dan
Ketua Lembaga Administrasi Negara (1985 : 3) :
Widyaiswara
adalah
Pegawai
Negeri
Sipil
yang
diberi tugas mendidik, mengajar dan
atau
melatih
secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada unit
pendidikan
dan
latihan
(Diklat)
instansi
pemerintah.
Sementara itu betapa pentingnya
peranan
pendidik
/
pengajar dalam dunia pendidikan ditegaskan dalam penjelasan
umum PP No. 38 Tahun 1992 sebagai berikut :
Tenaga kependidikan merupakan unsur
terpenting
dalam sistem pendidikan nasional yang diadakan dan
dikembangkan
untuk
menyelenggarakan
pengajaran
Pembimbingan dan pelatihan kgi Para
£?%£
didik. Di antara para tenaga kependxdxkan xnx para
Oleh karena itu tenag.
Bandung sudah sewajarnya memper.
profesional sebagai pendidik, peng,
bertahap
dan
berencana
sehingga
c
mengajar akan berlangsung secara efektix
Akhirnya dampak dari
output
PPD
i.
^n
mampu memiliki kemampuan, pengetahuan, keterau
jwasan
yang tinggi serta sikap perilaku yang baik
sebat
-
pegawai
Departemen Penerangan di Jawa
Barat
yang
kondusif
dengan
gerak langkah pembangunan daerah dan nasional,
Pengembangan mutu dan kualitas pendidikan antara lain
ditempuh melalui pengembangan mutu para pendidiknya,
karena
pendidik merupakan
the man behind the
system/program
serta
sebagai faktor
kunci
yang
turut
menentukan
keberhasilan
pendidikan
sebagaxmana
diisyaratkan
dalam
penjelasan
Peraturan Pemerintah tersebut di
atas-Dalam
hal
ini
Oteng
Sutisna
(1987,
hal
103)
mengemukan bahwa :
Kualitas program pendidikan tidak hanya
bergantung
kepada konsep-konsep
program
yang
cerdas
tetapi
juga pada personil pengajar yang mempunyai
kesang-gupan
dan
keinginan
untuk
berprestasi.
Tanpa
personil yang cakap dan efektif, program pendidikan
yang dibangun di
atas
konsep-konsep
yang
cerdas
serta
dirancang
dengan
teliti
pun
tidak
dapat
berhasil.
Jadi baik program perencanaan maupun orang yang
7
bagi
tercapainya
suatu
tujuan
lembaga
pendidikan
dalam
melaksanakan fungsinya.
Mengenai tenaga kependidikan, PP Nomor 38 Tahun
1992
pasal 3 ayat 3 menyatakan :
(3) Pengelolaan satuan
pendidikan
terdiri
atas
kepala
sekolah,
direktur,
ketua,
rektor,
dan
pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
Kaitannya dengan
itu
Kepala
PPD
Bandung
memiliki
tanggungjawab
untuk
mengembangkan
kemampuan
profesional
tenaga pengajarnya sebagaimana diatur pasal
30
PP
No.
38
Tahun 1992 sebagai berikut :
Pengelola
satuan
pendidikan
bertanggung-jawab
atas
pemberian
kesempatan
kepada
tenaga
kependidikan yang
bekerja
di
satuan
pendidikan
yang bersangkutan
untuk
mengembangkan
kemampuan
profesional masing-masing.
Di pihak lain para pendidik, pelatih atau widyaiswara
PPD Bandung sendiri harus pula memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan
kemampuan
profesional
sebagai
pendidik
sebagaimana dituntut oleh pasal 31 PP No 38 Tahun 1992
yang
menyatakan :
Tenaga
kependidikan berkewajiban
untuk
berusaha
mengembangkan
kemampuan
profesionalnya
sesuax
dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan
dan
teknologi serta pembangunan bangsa.
Mengenai
persyaratan
Pegawai
Negeri
Sipil
yang
diangkat
untuk
pertama
kali
dalam
jabatan
Widyaiswara
menurut ketentuan BAKN (1985 : 34) dan LAN dinyatakan
harus
8
(1) Memiliki pendidikan atau latihan dalam bidang pendidikan, pengajaran dan atau pengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dalam melakukan kegiatan mendidik, mengajar dan
melatih.
(2) Memiliki pengetahuan dan atau pengalaman dalam
bidang tertentu yang berhubungan dengan subyek
yang diajarkan.
(3) Setiap unsur penilaian
pelaksanaan
pekerjaan
(DP3),
sekurang-kurangnya bernilai baik.
Para pendidik di PPD Bandung
sekarang
terdiri
atas
Widyaiswara PPD Bandung, karyawan PPD
Bandung,
serta
para
pejabat struktural eselon III dan IV Kanwil Deppen
Propinsi
Jawa Barat, RRI Bandung, dan
TVRI
Bandung.
Sementara
itu
pengajar tidak tetap terdiri dari dosen FIKOM UNPAD, pejabat
Departemen
Keuangan
RI,
Pemda
Tk.
I
Jawa
Barat
dan
lain-lain.
Di satu sisi latar belakang pendidikan para
pendidik
PPD
Bandung
sangat
beraneka
ragam
kendatipun
umumnya
berlatar pendidikan disiplin ilmu penerangan/komunikasx
dan
hanya
sebagian
kecil
yang
berlatar
belakang
pendidikan
dengan disiplin ilmu pendidikan.
Kaitannya dengan
profesionalisasi
tenaga
pendidik/
pengajar, menurut Fakry Gaffar (1987 : 159) : "kinerja
guru
terbagi ke dalam tiga bidang
besar
yaitu
:
"(1)
Content
knowledge;
(2)
Behavioral
skills;
(3)
Human
Relations
S k i l l s .
Dalam hal ini
Content
knowledge
berakaitan
dengan
9
peserta didik.
Kedua,
mengenai
Behavioral
skills
berupa
keterampilan perilaku yang
harus
dimiliki
oleh
pengajar/
pendidik
yang
berkaitan
dengan
penguasaan
didaktis
metodologis
pengajaran
apakah
pendidikan
yang
bersifat
paedagogis untuk pendidikan untuk
anak
maupun
andragogis
untuk
pendidikan
orang
dewasa.
Ketiga,
Human
Relations
Skills
adalah
kemampuan
manusiawi
untuk
dapat
menjalin
hubungan yang baik dengan unsur manusia yang terlibat
dalam
proses pendidikan yakni peserta didik, pengajar dan pimpinan
lembaga
pendidikan-Dari kondisi ini dapat diestimasi bahwa dilihat
dari
sudut
content knowledge
para pendidik PPD Bandung tentu saja
sudah
menguasai
karena
memang
menjadi
bidang
garapan
pekerjaannya. Namun dilihat
dari
sudut behavioral
skills
tentang
pengelolaan
kegiatan
belajar
mengajar
tampaknya
sebagian masih belum memadai.
Dengan demikian proses belajar mengajar para pendidik
di PPD Bandung, relatif
kurang
didukung
dengan
kemampuan
profesional
kependidikan
sehingga
mempengaruhi
kualitas
output pendidikan dari lembaga tersebut.
Di sisi lain pemberian
tugas
mengajar/melatih
pada
Diklat PPD Bandung pada umumnya didasarkan atas jabatan yang
dipegang oleh pejabat struktural sesuai dengan
materi
yang
10
ilmu yang dimiliki pejabat pendidik /pelatih
sesuai
dengan
materi
yang
harus
diberikan.
Hal
ini
menjadi
kendala
kesenjangan
antara
wawasan
pengetahuan
yang
semestinya
dikembangkan
dan
didalami
oleh
peserta
pendidikan
dan
latihan bersama para pendidik, di samping
terbatasnya
dana
dan prasarana serta perencanaan waktu dan metode yang
tepat
bagi
pengembangan
profesional
tenaga
pendidik;
di
PPD
Bandung.
B. RUMUSAN MASALAH DAN FOKUS PENELITIAN
1. Rmnusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah
maka
penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :Kemampuan
profesional kependidikan tenaga pendidik PPD
Bandung
belum
memadai.
Hal ini dapat
dilihat
dari
:
(1)
Latar
belakang
pendidikan beberapa
pendidik
yang
belum
kompeten
dengan
tugas
pengajaran
yang
diberikan.
(2)
Kompetensi
pendidik/pelatxh (pejabat struktural yang diberi
kewenangan
mengajar) di bidang didaktis
metodologis
pengajaran
masih
belum memadai, serta (3) dilihat
dari
output
lulusan
PPD
Bandung.
Masalah yang akan
diteliti
adalah
sebagai
berikut
11
1. Apakah
benar
kemampuan
profesional
beberapa
pendidik
PPD Bandung belum memadai?
2.
Kalau
memang
benar
kemampuan
profesional
beberapa
pendidik PPD Bandung belum memadai mengapa demikian?
3. Bagaimana upaya Kepala PPD
Bandung
untuk
mengembangkan
kemampuan profesional tenaga pendidiknya?
2, Fokus Penelitian
Dari Uraian di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai
fokus penelitian sebagai berikut : " Upaya-upaya
apa
dari
pejabat
yang
berwenang
untuk
meningkatkan
kemampuan
profesional tenaga pendidik PPD Bandung
serta
dari
tenaga
pendidiknya sendiri dalam kurun waktu 1993/1998?"
Lebih Ianjut,
dapat
dirinci
masalah
khusus
dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
(1) Dasar
kebijaksanaan
perencanaan pengembangan
tenaga
pendidik di PPD Bandung, mencakup antara lain :
(a) Apa fungsi dan tujuan PPD Bandung?
(b) Apa yang
mendasari
perencanaan
serta
pengembangan
tenaga pendidik PPD Bandung?
(c) Peraturan perundang-undangan apa
di
bidang
kepega
waian
yang
mendukung
program
pengembangan
tenaga
pendidik di PPD Bandung?
(2) Keadaan dan kinerja tenaga pendidik
PPD
Bandung
tahun
12
(a) Berapa jumlah komposisi dan rasio tenaga pendidik PPD
Bandung sekarang?
(b) Apa Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar
atau melatih pendidik dari PPD Bandung sekarang?
(c) Bagaimana orientasi atau
pandangan
tenaga
pendidik
PPD Bandung mengenai profesinya sebagai tenaga
penga-jar/pelatih suatu Diklat pegawai/Widyaiswara?
(d) Bagaimana performance/penampilan kerja tenaga
pendi
dik
PPD
Bandung
dalam
melakukan
kegiatan
proses
belajar pembelajaran ?
(3)
Realisasi
peningkatan
kemampuan
profesional
tenaga
pendidik selama tahun 1994 - 1996, antara lain :
(a) Apa saja bentuk
pengembangan
tenaga
pendidik
yang
sudah ada, sedang dilaksanakan di PPD Bandung?
(b) Hal-hal apa saja yang menjadi faktor pendukung
dalam
upaya
pengembangan
kemampuan
profesional
tenaga
pendidik tersebut?
(c) Hal apa saja yang menjadi kendala dalam
melaksanakan
program pengembangan tenaga pendidik?
(d) Upaya
apa
saja
yang
dilaksanakan
agar
program
pengembangan
tenaga
pendidik
tersebut
dapat
terlaksana?
(4) Perencanaan pengembangan
tenaga
pendidik
PPD
Bandung
13
(a)
Penemuan
apa
saja
yang
perlu
diperhatikan
dan
dijadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan
pengembangan kemampuan
profesional
tenaga
pendidik
PPD Bandung di masa mendatang?
(b) Bagaimana
analisa
kebutuhan
tenaga
pendidik
PPD
Bandung di masa mendatang?
(c) Apa
yang
menjadi
tujuan
prioritas
sasaran
serta
strategi
perencanaan
pengembangan
kemampuan
profesional tenaga pendidik tersebut?
(d) Bentuk program
pengembangan
kemampuan
profesional
tenaga pendidik apa saja yang mungkin dikembangkan di
masa mendatang?
C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
1- Maksud Penelitian
Maksud yang terkandung dalam
penelitian
ini
adalah
untuk memperoleh
gambaran/deskripsi
sekaligus
menganalisa
tentang proses
pengembangan
kemampuan
profesional
tenaga
pendidik PPD Bandung
dan
kemungkinan-kemungkinan
di
masa
depan.
Berdasarkan
gambaran
dan
analisa
tersebut
akan
dikembangkan
semacam
saran
/
rekomendasi
bagi
upaya
pengembangan tenaga pendidik khususnya
dan
pendidikan
dan
14
2. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah
untuk dapat menjawab masalah penelitian yang dikemukakan
di
depan yaitu memperoleh gambaran tentang :
(a) Kemampuan profesional yang dikembangkan sebagai pendidik
di PPD Bandung yang semestinya
dikuasai
oleh
pendidik
tersebut.
(b) Kebijaksanaan Departemen Penerangan dan upaya Kepala PPD
Bandung dalam rangka mengembangkan kemampuan profesional
staf pendidik/pelatih sesuai dengan tuntutan tugas
dan
perkembangan Iptek serta pengembangan lembaga pendidikan
dan latihan pada umumnya.
3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat :
(a) Menjadi masukan sumbangan pikiran bagi upaya
pening
katan kemampuan profesional tenaga pendidik khususnya
dan pengembangan PPD Bandung umumnya
sehingga
mampu
lebih meningkatkan produktivitas dan kualitas
output
PPD Bandung secara efektif dan efisien.
(b) Menjadi masukan
bagi
para
pengambil
keputusan
di
Departemen Penerangan yang bertanggung jawab
terhadap
15
(c) Memberikan kontribusi
terhadap
pendidikan
khususnya
Lembaga
Pendidikan
Tenaga
Kependidikan
sekaligus
member!
peluang
bagi
para
peneliti
lain
untuk
melakukan penelitian replikatif
(pengulangan)
maupun
GAMBAR 1
KERANGKA BERPIKIR UPAYA PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN PROFESIONAL TENAGA PENDIDIK
PUSDIKLAT DEPPEN BANDUNG
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PENDIDIK YANG BERANEKA RAGAM KINERJA PENDIDIK YANG AKTUAL FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG UPAYA PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFE SIONAL TENAGA PENDIDIK : 1. Penataran 2. Peixgembangari Mandiri
3. Applied Approach
4. Program Pasca
Saro ana/Akta Menaaiar IV PROGRAM DIKLAT SECARA BERENCANA DAN TERPATXJ 16 KINERJA YANG IDEAL
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. DATA YANG DIPERLUKAN
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada BAB I tentang
fokus penelitian, maka penelitian ini perlu sejumlah data
yang dikembangkan berdasarkan permasalahan sebagaimana fokus
penelitian.
Data yang diperlukan yang berkaitan dengan
permasalahan fokus penelitian adalah hal-hal sebagi berikut:
1) Dasar kebijaksanaan perencanaan pengembangan tenaga
pendidik di PPD Bandung.
2) Keadaan dan perfomance tenaga pendidik PPD Bandung tahun
1994-1996.
3) Realisasi peningkatan kemampuan profesional tenaga
pendidik selama tahun 1994-1996.
4) Perencanaan pengembangan tenaga pendidik PPD Bandung
tahun 1994-1998.
B. Pemilihan Sampel
Menurut Nasution (1988) bahwa dalam penelitian
kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat
memberikan informasi- Sampel dapat berupa : peristiwa,
manusia, dan situasi yang diobservasi.
Pemilihan sampel disesuaikan dengan pemilihan
informasi dan keragaman fenomena yang akan diteliti
(purposive). Pemilihan informan dari responden yang dapat
tnewak i 1 i bebe rapa
81
karakteristik dari suatu populasi sesuai dengan kondisi
lingkungan
sekolah-Adapun pemilihan informan dalam teknik penelitian ini
dicari subyek yang benar-benar menguasai permasalahan dan
memiliki ciri-ciri spesifik dan terlibat dalam proses
pengelolaan kegiatan belajar mengajar.
Oleh karena itu yang menjadi sampel penelitian adalah
para pendidik tetap PPD Bandung, Kepala PPD Bandung, Kasubag
TU PPD Bandung, Kepala Kanwil Deppen Propinsi Jawa Barat,
Kepala Pusdiklat Deppen RI Jakarta.
Mengenai jumlah dan jenis sampel disajikan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.1
JUMLAH SAMPEL PENELITIAN BERDASARKAN KEDUDUKAN JABATAN
NO J A B A T A N JUMLAH
1 *-* 3 4 5 Pendidik/Widyaiswara Kepala PPD Bandung Kasubag TU PPD Bandung
Kepala Kanwil Deppen Propinsi Jawa Barat
Kepala Pusdiklat Deppen RI/Kepala Bidang Penyelenggara Diklat 24 1 1 1 1 Jumlah 28
C. Metoda Penelitian
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metoda Kualitatif atau deskriptif. Disebut Deskriptif sebab
82
ini sesuai dengan penelitian deskriptif. Dalam hal ini
Winarno Surakhmad, ( 1982:140 ) menyatakan :
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah
yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah aktual.
2. data yang dikumpulkan mula-mula disusun,
dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu
metoda ini sering pula metoda analitik).
Bagian dari metoda deskriptif ini adalah studi kasus.
Kasus dapat terbatas pada satu orang, satu lembaga, satu
keluarga, satu peristiwa, satu desa,
ataupun
satu
kelompok
manusia,
dan kelompok objek
Iain-lain
(Winarno
Surakhmad,
1982:141-143).
Dalam upaya mendeskripsxkan dan memberi makna lebih
mendalam, pada penelitian. ini digunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif ini, tidak berangkat dari
hipotesis dan teori untuk diuji. Tetapi peneliti langsung ke
lapangan untuk
mengumpulkan
data
yang
relevan,
kemudian
data tersebut diberi makna. Sementara itu Nasution (1992:43)
mengemukakan:
"
Dalam
penelitian kualitatif
peneliti
harus
langsung
mengumpulkan data dalam
situasi yang
sesungguhnya.
Oleh sebab itu ia harus turun sendiri ke lapangan. No entry,
no research".
Penelitian ini mengacu pula pada penelitian
kualitatif yang dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen,
(1982:27-30),
yaitu
(1)
penelitian
kualitatif
memiliki
setting alamiah sebagai sumber data langsung, dan sipeneliti
83
deskriptif; (3) penelitian kualitatif lebih menekankan pada
proses, bukan. pada hasil; (4) penelitian kualitatif
cenderung raenganalxsis data secara induktif; dan (5) makna
merupakan perhatian utama dalam pendekatan penelitian
kualitatif.
Sisi yang sama Moleong dalam Metodologi Penelitian
Kualitatif (1989 : 4-9) yaitu : (a) penelitian kualitatif
mempunyai latar alamiah (natural seting), (b) manusia
sebagai alat atau instrumen penelitian sehingga lebih
memungkinkan adaptabilitas, (c) menggunakan metode
kualitatif, (d) analisa data secara induktif, (e) teori dari
dasar (grounded theory) melalui analisis secara induktif,
(f) laporan bersifat deskriptif (pengembangan) (g) lebih
mementingkan proses dari pada hasil, (h) adanya "batas" yang
ditentukan oleh fokus penelitian, (pendidikan) (i) adanya
kriteria khusus untuk keabsahan data, (j) disain bersifat
sementara, (k) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati
bersama.
Mengacu pada metoda penelitian tersebut diatas maka
dalam rangka memenuhi jawaban penelitian ini ditempuh
beberapa metoda penelitian yang langsung dilaksanakan oleh
peneliti berupa :
1) Studi dukomentasi/perpustakaan dan kebijaksanaan
perencanaan peningkatan kemampuan profesional tenaga
pendidik dan keadaan tenaga pendidik PPD Bandung.
84
keadaan dan performance kemampuan profesional tenaga
pendidik PPD Bandung.
3) Wawancara dan diskusi tentang realisasi peningkatan
kemampuan profesional tenaga pendidik PPD Bandung kurun
waktu 1994-1996.
D. Sumber Data
a. Data Primer
Yang menjadi data primer adalah personil yang
langsung berhubungan dengan pelaksanaan pembinaan kemampuan
profesional pendidik pengelola kegiatan belajar pembelajaran
yaitu Kepala PPD Bandung, Kasubag TU PPD Bandung, Kakanwil
Deppen Jawa Barat, para pendidik, •dan Kepala Pusdiklat
Deppen RI Jakarta.
b. Data Sekunder
Data sekunder akan diperoleh dari dokumentasi seperti
: Surat Keputusan Menteri Penerangan, arsip-arsip data
pendidikan, pelaksanaan pembinaan, program pembinaan,
persiapan mengajar Widyaiswara serta dokumen lain yang
berkaitan dengan penelitian sebagai pendukung data primer.
E. Pengolahan Data
Adapun pemilihan pengolahan data berpedoman pada
Bogdan (1982 : 27-29) yakni pengolahan data secara
kualitatif :
1. Sumber data diperoleh secara langsung oleh peneliti.
85
3. Penekanan
diletakkan
pada
proses
dan
kemungkinan-4. Dilakukan lebih bersifat induktif dan
5. Kebermaknaan sumber data tafsiran peneliti.
Penafsiran terhadap itulah atau keterangan-keterangan
yang ada dijadikan hasil
penelitian,
yang
dirujuk
dengan
pendapat/acuan lain.
F. Tahap-Iahap Pelaksanaan Penelitian
Tahapan penelitian terdiri dari :
a- Tahap Orientasi
Pada tahap ini peneliti melakukan :
(1) Pendekatan terhadap PPD Bandung yang dijadikan lokasi
penelitian pada bulan Januari 1996 dengan tujuan
untuk
memperoleh
gambaran
yang
penting
tentang
keadaan lokasi serta pemilihan sampel yang memadai
untuk memperoleh informan yang tepat. Kemudian
dikonsultasikan dengan pembimbing dan jurusan Adpen
PPS IKIP Bandung.
(2) Melakukan pengkajian terhadap sumber-sumber
bacaan-bacaan yang berhubungan dengan masalah
penelitian.
(3) Peneliti melakukan wawancara awal dengan kepala PPD
Bandung dan Kakanwil Deppen Propinsi Jawa Barat untuk
memperoleh informasi yang bersifat umum tentang
kegiatan pelaksanaan pembinaan kemempuan profesional
86
b. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini peneliti melakukan :
(1) Mengadakan wawancara secara intensif dengan Kepala
PPD Bandung dan Kakanwil Deppen Jawa Barat yang
berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan pembinaan
kemampuan profesional pendidik PPD Bandung dalam
kegiatan diklat.
(2) Mengadakan wawancara dengan Ka. Pusdiklat Deppen di
Jakarta tentang upaya peningkatan kemampuan
profesional tenaga pendidik di lingkungannya.
(3) Melakukan observasi (non—partisipant) dalam berbagai
kegiatan pelaksanaan pembinaan kemampuan profesional
pendidik dalam manajemen kegiatan diklat.
c. Tahap Membercheck
Tahap ini peneliti membuat laporan tertulis pada setiap
berakhirnya wawancara dan observasi selama bulan Juni dan
Juli 1996 untuk menilai kembali kesesuaian/kebenaran
tentang informasi yang diberikan dan meminta penjelasan
informasi baru apabila dirasa perlu.
G. Rencana Mencapai Tingkat Kepercayaan
Tingkat Kepercayaan dalam penelitian ini didapat
dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut:
a. Kredibilitas
87
kronologis kemudian melakukan triaxiggulasi, serta mengadakan
diskusi dengan teman, membercheck dan referensi .
b. Transferabilitas
Transferabilitas dicapai dengan melakukan deskripsi
data yang disusun rinci dari hasil penelitian.
c. Dependabilitas
Dependabilitas yaitu melakukan audiens dengan dosen
pembimbing berdasarkan data mentah hasil analisis dan
B A B V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Mengacu pada hasil
temuan
penelitian
dan
pembahasan
serta
kajian
teoritis
dan
empiris
yang
relevan,
dapat
diangkat beberapa kesimpulan. Kesimpulan ini dipresentasikan
sejalan dengan fokus penelitian yang disajikan dalam bab
I,
yang selengkapnya sebagaimana sajian dibawah ini.
PPD Bandung sebagai salah satu penyelenggara pendidikan
kedinasan merupakan salah satu bagian dari sistem pendidikan
nasional sebagaimana diatur
dengan
Undang-undang
nomor
2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan
serta pengembangan kemampuan profesional tenaga pendidik PPD
Bandung
didasarkan
atas
beberapa
peraturan
perundang-undangan antara lain :
1) Surat Keputusan Menteri Penerangan
RI
Nomor
98
B/KEP/
MENPEN/1979 tentang Susunan Organisasi Pendidikan Pegawai
Deppen di Daerah ( Medan, Bandung, Palembang,
Yogyakarta
dan Ujung Pandang );
2)
Undang-undang
RI
Nomor
8
tahun
1974
tentang
Pokok
Kepegawaian;
3) Surat Edaran Bersama Kepala BAKN dan LAN Nonmor
31/SE/1985 dan Nomor
246/Seklan/XI1/1985
tentang
Angka
Kredit Widyaiswara;
4) Peraturan Pemerintah RI Nomor 14/1984; PP
Nomor
15/1994
143
dan PP Nomor 16/1994;
5) Surat Keputusan
Menteri
Penerangan RI
Nomor
:
242/KEP/
Menpen/1995 tentang
Pedoman
Penyelenggaraan
Pendidikan
dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil
Deppen.
PPD
Bandung
berfungsi
melaksanakan
pendidikan
dan
latihan
bagi
karyawan
Deppen
untuk
terwujudnya
Pegawai
Negeri
Sipil
yang
penuh
kesetiaan
dan
ketaatan
kepada
Pancasila
dan UUD 1945,
negara,
pemerintah
serta
bersatu
padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdaya guna
bersih,
berkualitas tinggi,
sadar akan tanggung jawab sebagai
unsur
aparatur negara dan
abdi masyarakat.
Tenaga
Pendidik
di
PPD
Bandung
berjumlah
24
orang
terdiri dari 3
orang
sebagai
widyaiswara,
dan
21
orang
pendidik tenaga bantuan Pejabat Struktural
Kanwil
Propinsi
Jawa Barat dan Unit Pelaksana Tehnis
Departemen
Penerangan
yang ada di Jawa
Barat-Latar
belakang
pendidikan
para
pendidik,
bagian
terbesar adalah berpendidikan sarjana dari pelbagai disiplin
ilmu, dan sebagian kecil sarjana muda serta hampir tidak ada
yang berpendidikan Strata dua/Pasca Sarjana.
Pihak Departemen Penerangan
member!
kesempatan
pintu
terbuka kepada pejabat struktural
dan
fungsional
termasuk
pendidik/widyaiswara untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi baik dalam negeri
maupun
luar
negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
144
mata
pelajaran
inti,
dan
bila
diambil
rata-rata
maka
terdapat
12
macam
pelajaran
inti
setiap
kali
diklat,
sedangkan
untuk
mata
pelajaran
dasar
terdapat
38
mata
pelajaran
dan
bila
diambil
rata-rata
terdapat
4
macam
pelajaran dasar setiap kali diklat. Kalau dijumlahkan antara
mata pelajaran inti dan nata pelajaran
dasar
dalam
setiap
kali
penye lenggaraan
diklat,
maka
berjumlah
16
mata
pelajaran dengan demikian rasio pendidik/widyaiswara di
PPD
Bandung
adalah
16
orang
dengan
kualifikasi
pendidikan
sarjana.
Mengenai motivasi pendidik PPD Bandung terhadap profesi
pendidik bagian
terbesar
menurut
hasil
penelitian
telah
menunjukan
motivasi
yang
tinggi
untuk
mengembangkan
kemampuan profesionalnya,
dan
hanya
sebagian
kecil
dari
mereka
yang
motivasinya
relatif
cukup
rendah.
Hal
ini
disebabkan masih baru mendapat tugas sebagai pendidik
dalam
diklat,
disamping
melaksanakan
tugas
pokoknya
sebagai
pejabat struktural.
Kinerja
seorang
pendidik
/
performance
of
teaching merupakan wujud nyata dari kegiatan proses
belajar
pembelajaran
atau
proses
pendidikan
dan
pelatihan.
Kinerja
pendidik
yartg
profesional
adalah
nserupakan :
aroma perilaku yang tengah ditampilkan dalam proses
belajar
145
penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan (the
profesional compenent), penguasaan proses pembelajaran
tentang teknik dan methoda pembelajaran (the process
component) penguasaan penyesuaian diri yang kreatif kearah
penampilan belajar pembelajaran yang positif untuk mencapai
tujuan pendidikan (the adjustment component) penampilan
sikap yang positif terhadap keseluruhan tugas sebagai
pendidik, disertai pula penampilan sikap yang positif
terhadap keseluruhan tugas sebagai pendidik, disertai pula
penampilan nilai-nilai, yang seyogyanya dimiliki oleh
seorang pendidik sekaligus sebagai panutan dan teladan bagi
peserta didik ( the attitude component ) dengan baik; namun
dalam komponen profesional ( landasan/wawasan kependidian )
dan komponen proses ( teknik dan metoda pembelajaran)
sebagian besar masih relatif belum memadai
Komponen profesional dan komponen proses merupakan hal
penting untuk dapat terwujudnya kinerja yang
profesional dari seorang pendidik; atau merupakan kinerja
yang rasional yang disertai pemilikan pengetahuan dan
kemampuan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan.
Pengembangan kemampuan profesional bagi para pendidik
PPD Bandung tahun 1994-1996 telah dilaksanakan oleh kepala
PPD Bandung bekerjasama dengan Pusdiklat Deppen RI Jakarta
146
Bentuk
pengembangan
tersebut
antara
lain
sebagai
berikut :
1. Penataran/Kursus-Kursus
Penataran Training of Trainer yang diikuti oleh
3
orang
widyaiswara di Pusdiklat Deppen RI Jakarta yang
meliputi
TOT Dasar -Dasar
Kewidyaiswaraan,
Pola
Kerja
Terpadu,
Perencanaan Peningkatan Kinerja,
Bela
Negara,
Simulasi
Kepemimpinan, Pengembangan Kemampuan Managerial, Dinamika
Kelompok,
Teknik
Penulisan
Ilmiah,
Manajemen
Skill
Seminar, dan TOT Penyusunan Modul. Dalam pada
itu
untuk
sebagian pendidik yang berasal
dari
pejabat
struktural
telah
mengikuti
penataran/kursus
jabatan
struktural
seperti
Sepala/ADUM,
Sepadya/SPAMA
dan
Sespa/SPAMEN,
namun belum memperoleh kesempatan
mengikuti
TOT
karena
keterbatasan dana.
2. Applied Approach/Program Pendekatan Terapan
Program Pendekatan Terapan
dilakukan
melalui
bimbingan
oleh Kepala
PPD
Bandung
atau
widyaiswara
yang
lebih
tinggi pangkat jabatannya kepada para pendidik lain dalam
meningkatkan
penguasaan
materi
pelajaran
dan
hal-hal
teknis proses pembelajaran yang waktu
penyelenggaraannya
umumnya sebelum melaksanakan tugas mengajar dan melatih.
3. Pengembangan Mandiri ( Self Instruction )
Pengembangan
mandiri
telah
dilaksanakan
oleh
para
pendidik, melalui kegiatan
seminar,
diskusi,
sarasehan
147
banyak
berkaitan
dengan
materi
pelajaran
misalnya
Penataran P4 Terpadu,
Ketahanan
Nasional,
Perkembangan
Demokrasi, Peningkatan Otonomi
Daerah
Tingkat
II
yang
makin nyata dan bertanggung jawab; sementara
itu
kajian
untuk peningkatan wawasan kependidikan kuantitasnya masih
relatif rendah.
4. Program Pasca Sarjana/Akta Mengajar IV dan V
Angka
partisipasi
mningkatkan
jenjang
pendidikan
ke
strata 1 dan 2 menunjukkan
angka
yang
masih
rendah,
ternyata baru
ada
seorang
yang
menyelesaikan
jenjang
strata I kependidikan dan seorang strata II/master
dalam
ilmu komunikasi di Amerika Serikat.
Pihak Departemen Penerangan telah membuka
pintu
lebar
untuk melanjutkan ke jenjang
yang
lebih
tinggi
di
dalam
negeri maupun luar
negeri.
Terbatasnya
study
Ianjut
ini
disebabkan berbagai kendala, misalnya Departemen
Penerangan
pada kurun waktu 1993-1996 belum
menyediakan
kembali
dana
tugas belajar ke Perguruan Tinggi
dalam
negeri
bagi
para
aparatnya;
sementara
study
Ianjut
luar
negeri
banyak
terbentur pada kemampuan berbahasa Inggris yang harus
lulus
testing Toefl dengan skor 560
serta
pembatasan
usia
yang
tidak boleh lebih dari 35 tahun. Dalam pada itu
kerja
sama
antara PPD Bandung dengan Perguruan Tinggi Negeri di Bandung
dalam
upaya-upaya
pengembangan
kemampuan
profesional
pendidik khususnya program strata 2 dan akta mengajar IV dan
148
Perencaan pengembangan kemampuan
profesional
tenaga
pendidik PPD Bandung dalam fcixrun waktu 1994-1996 masih
ber
sifat temporer menunggu
kesempatan
penawaran
diklat
dari
Pusdiklat Deppen Jakarta ataupun
undangan
penataran,
dis
kusi, seminar dari instansi lain.
Perencanaan dan pelaksanaan pengembangan tenaga pen
didik
untuk
jangka
pendek,
jangka
raenengah
dan
jangka
panjang khususnya d«l««» kompetensi komponen profesional
dan
komponen proses belajar pembelajaran belum
matang
hal
ini
disebabkan terbatasnya dana di PPD
Bandung-Pengembangan
tersebut
dirasakan
sebagai
suatu
kebutuhan
yang
mendesak
untuk
dapat
dipecahkan
secara
berencana
dan
berkesinambungan
serta
terpadu
di
PPD
Bandung-B- REKOMENDASI
Implikasi
lebih
Ianjut
dari
hasil
kesimpulan
penelitian,
penulis
dapat
roenyampaikan
rekomendasi
yang
kiranya dapat
dijadikan
masukan
bahan
pertimbangan
bagi
penyusunan
rencana
dan
pelaksanaan
program
pengembangan
kemampuan prfesional tenaga pendidik
PPD
Bandung
di
masa
datang sebagaimana uraian berikut ini :
Pengembangan kemampuan profesional pendidik merupakan
149
personal
sebagai upaya menyelaraskan dan mengantisipasi
tuntutan pekerjaan dimasa depan.
Pengembangan kemampuan
profesional
tenaga
pendidik
PPD Bandung perlu terus ditingkatkan baik
kuantitas
maupun
kualitasnya dengan pendekatan-pendekatan sebagai berikut:
1.
Program
pengembangan
kemampuan
profesional
tenaga
pendidik perlu disusun secara terencana dan terpadu oleh
unsur tenaga pendidik dan administrator PPD serta pejabat
pembina Diklat Deppen baik untuk jangka
pendek,
jangka
menengah, maupun jangka panjang
dengan
dukungan
sarana
dan prasarana serta dana yang memadai yang dikelola
oleh
tim pelatih dan nara sumber yang profesional.
2. Program tersebut direncakan berdasarkan
hasil
penilaian
kinerja serta dilaksanakan sesuai dengan
tahapan-tahapan
penyelenggaraan pelatihan.
3. Program
pengembangan
tersebut
dapat
ditempuh
melalui
penataran/kursus,
Applied Approach
/
program
pendekatan
terapan,
pengembangan
mandiri/
self
instruction
dan
program Pasca Sarjana/ Program akta mengajar IV dan V.
A.
Khusus
untuk
meningkatkan
kemampuan
profesional
(Landasan / Wawasan
Kependidikan)
dan
komponen
proses
(teknik dan metoda pembelajaran) dari kompetensi pendidik
150
PPD Bandung sendiri yang meliputi :
1). Penguasaan landasan kependidikan
2). Mengelola program belajar pembelajaran
3). Mengelola kelas
4).
Menggunakan media/sumber
5). Mengelola instruksi belajar dan
6). Menilai prestasi
peserta
diklat
untuk
keperluan
diklat.
Mengenai rancangan
penat^iran/bimbingan
tersebut
diatas
sebagaimana terlampir.
5.
Kepada
para
pendidik
hendaknya
terus
ditingkatkan
motivasinya
terutama
kepada
pendidik
yunior
untuk
terwujudnya proses pendidikan yang efektif.
6. Penambahan tenaga
pendidik/widyaiswara
di
PPD
Bandung
merupakan suatu kebutuhan yang mendesak
untuk
menangani
pelajaran dasar dan
inti
yang
sudah
tidak
tertangani
oleh pendidik yang sudah ada.
7. Pihak Departemen Penerangan Pusat diharapkan
menyediakan
anggaran khusus untuk peningkatan
kemampuan
profesional
pendidik
di
daerah
termasuk
dana
untuk
bantuan
melanjutkan pendidikan ke program Pasca Sarjana atau akta
mengajar IV/V bagi pendidik yang berprestasi tinggi.
8. Kerjasama
atau
koordinasi
antara
PPD
Bandung
dengan
Perguruan Tinggi Negeri, khususnya
lembaga
kependidikan
disamping dengan LAN, kiranya dapat
dikembangkan
dimasa
151
Pendekatan-pendekatan tersebut
kiranya merupakan solusi
yang
diharapkan mampu meningkatkan kualifikasi pendidik yang
profesional yang pada gilirannya diharapkan akan mampu
pula
meningkatkan
produktifitas,
efektifitas
serta
efisiensi
pendidikan di PPD Bandung dimasa mendatang.
Demikian beberapa rekomendasi masukan hasil penelitian
yang dapat dikemukan. Semoga dapat
membawa
manfaat
kearah
peningkatan kemampuan profesional
tenaga
pendidik
di
PPD
NO
4
PENATARAN/BIMBINQAN KEMAMPUAN PBOPFESIONAL PENDIDIK
KOMPONEN KOMPETENSI Komponen pro fesional/lan dasan kependi dikan Komponen pro
ses/menge lo la program bela jar mengajar
Mengelola ke l a s
Menggunakan media/sumber
Mengelola
instruksi be lajar
ASPEK-ASPEK YANG DIBINA
Mempelajari konsep dan masalah diklat dengan sudut tinjauan
sosiologis.filosofis, histori8,
dan psikologisMerumuskan tujuan instruksional
Mengenai dan dapat menggunakan
metoda mengajarMemilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat
Melaksanakan program belajar mengajar dan berlatih
Mengenai kemampuan entry
behaviour peserta diklatMengatur tata ruang kelas untuk
diklat
Membuat alat bantu diklat
Menoiptakan iklim belajar ber
latih yang serasl
Mengenai, memilih dan mengguna
kan media
Membuat alat bantu diklat
Mengelola laboratorlua diklat
Pengembangan laboratorlumMempelajari cara-cara memotiva
si peserta diklatMempelajari mekanlsme psikolo
gis belajar mengajar diklat
PENDEKATAN Klasikal for mal Klasikal for mal Individal in formal Klasikal for mal Klasikal for mal 152 PETATAR/PEMBIMBINQ
Pusdiklat Deppen Ja karta, LAN, IKIP, Widyaiswara senior
Pusdiklat Deppen Ja karta, LAN, IKIP, Widyaiswara senior
Widyaiswara senior
Pusdiklat Deppen Ja karta, LAM, IKIP, Widyaiswara senior
Menilai pres tasi siswa un
tuk kepenting
an diklat
(transfer reinforcement
retent-tion) dll.
Mempelajari fungsi penilaian
Mempelajari macam-macam teknik
dan prosedur penilaian
Berlatih menyusun teknik dan prosedur penilaian
Klasikal for
mal
153
D A F T A R K E P U S T A K A A N
Allan,COrnstein,
Strategic
fox
Effective
Teaching,
Loyola
University of Chicago,
Navotas Press
Metro
Manila,1990.
Americana Coorporation,
AMERICANA ENCYCLOPEDIA,
1971.
Armand,V,
Feigenbaun, Total Quality
Concepts
Systems
Strategies
and
Tools,
Mc.Graw
Hill
Internation
Edition Industrial Engineering Series, New
York,1991.
A.
Sanusi et al, Siudi Pengembangan
Model
Pendidikan
Profesional Tenaga Kependidikan,
Jakarta Depdikbud,
IKIP Bandung,1991.
Badan Administrasi Kepegawaian Negara, Lembaga
Administrasi
Negara,
Surat Edaran
Bersama Kepala
Badan Administrasi Negara Nomor 31/SE/1985 dan Nomor 246/Seklan/XII/1985, 16 Desember 1985.
Banghart,F,W,
dan Trull Albert Jr, Education
Planning.
The Macmillan Company, New York,1973.
Bittel,Lesster R dan Newstorn John W, Bhat Every
Super
visor Should Know. Mc.Graw Hill Publishing Compa ny, New York,1990.
Bogdan,C,Robert & Bilen, Qualitative Research for Educa
tions an Introduction £o_ Theory and Method, Boston, Allyn and Bacon Inc,1982.
Buehary Zainun,H, Manaiemen Sumber Daya. Majmxsia^ cv Haji
Mas Agung, Jakarta,1994.
Castetter,William
B, Xhe Personel Faction in.
Education
Administration, Mac.Killan Publishing Co Inc, NewYork,1976.
Charles E Johnson et al, A Meaning For Competency,
Coiipetency
Based
Education
Center
Colledge
of
Education University of Georgia Athens,Georgia,
1974.
Charles Parker,
Maaagsmeiit IrifojjiatioD. Systems,
Strategy
and Action, Mitchell Mc.Graw Hill, New York,1993.
Dahlan,M,D, Koj±el^M_od.eJL M.£figajL&£,CV Diponegoro,
Bandung,
1990.155