• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SALURAN PEMASARAN, KEWIRAUSAHAAN, DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA TAHU DI KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SALURAN PEMASARAN, KEWIRAUSAHAAN, DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA TAHU DI KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

proposal ini. Dalam proposal ini penulis mengambil judul : “PENGARUH

SALURAN PEMASARAN, KEWIRAUSAHAAN, DAN DIFERENSIASI

PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA TAHU DI KABUPATEN

SUMEDANG”.

Dengan segala kemampuan yang dimiliki dan tidak terlepas dari motivasi

dan bimbingan dari dosen pembimbing, penulis berusaha menyajikan hasil

penelitian dengan sebaik-baiknya agar dapat di pahami oleh pembaca. Walaupun

demikian penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari

sempurna, karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat dinantikan untuk

kebaikan di masa mendatang.

Akhir kata penulis harapkan semoga proposal ini akan memberikan

manfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca serta khasanah keilmuan pada

umumnya. Amin.

Bandung, Juli 2012

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….

KATA PENGANTAR ………..

DAFTAR ISI……….

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GRAFIK ………..

DAFTAR GAMBAR ………

BAB I : PENDAHULUAN………...

1.1Latar Belakang Masalah ……….

1.2Identifikasi Masalah ……….

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……….

1.3.1 Tujuan Penelitian ………

1.3.2 Kegunaan Penelitian ……….………..

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS………..

2.1 Tinjauan pustaka……….

2.1.1 Saluran Pemasaran……….……… 2.1.1.1 Fungsi Saluran Pemasaran ………. 2.1.1.2 Level-level Saluran Pemasaran ……….

2.1.2 Kewirausahaan………..…………. 2.1.2.1 Pengertian Kewirausahaan ……… 2.1.2.2 Karakteristik Kewirausahaan ……… 2.1.3 Diferensiasi Produk………...

2.1.3.1 Pengertian Diferensiasi Produk ……… 2.1.3.2 Biaya Diferensiasi Produk ……….

(3)

2.2 Kerangka Pemikiran ………

2.3 Hipotesis ……….

BAB III : METODE PENELITIAN………

3.1 Objek Penelitian ……….. 3.2 Metode Penelitian ……… 3.3 Populasi dan Sampel ………...

3.3.1 Populasi ………. 3.3.2 Sampel ……….. 3.4 Operasional Variabel ……….. 3.5 Teknik Pengumpulan Data ………. 3.6 Teknik Analisis Data ……….. 3.7 Pengujian Hipotesis ………

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...

4.1Deskripsi Umum Industri Tahu Sumedang ………

4.2Deskripsi Subjek Penelitian………..………. 4.2.1 Jenis Kelamin ………. 4.2.2 Usia ……… 4.2.3 Tingkat Pendidikan ……… 4.2.4 Lama Usaha ………... 4.3Data Variabel Penelitian……….

4.3.1 Perilaku Kewirausahaan………...

4.3.2 Laba………...

4.4Hasil Analisis Data………...

4.4.1 Pengujian Hipotesis…...………

(4)

4.4.1.4 Uji Normalitas ……… 4.4.3 Uji Asumsi Klasik ……….

4.4.3.1 Uji Multikolinearitas ……..………

4.4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ….……….

4.4.3.3 Uji Autokorelasi ………

4.5Pembahasan ………

4.5.1 Pengaruh Saluran Pemasaran Terhadap Laba ……..

4.5.2 Pengaruh Kewirausahaan Produk Terhadap Laba … 4.5.3 Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Laba ……. 4.6Implikasi Pendidikan ………..

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ………..

5.1Kesimpulan………... 5.2 Saran ………...

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN

90

91

91

92

93

96

96

98

99

100

102

102

104

(5)

DAFTAR TABEL

hal

- Tabel 1.1 : Kriteria KUKM Menurut Aset dan Omzet yang Diperoleh Indonesia……… - Tabel 1.2 : Persentase Rata-rata Laba yang Diperoleh Pengusaha

Tahu ………...……… - Tabel 3.1 : Operasional Variabel ………...

- Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……

- Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………

- Tabel 4.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

- Tabel 4.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ……...

- Tabel 4.5 : Skala Perilaku Kewirausahaan………

- Tabel 4.6 : Persentase Rata-rata Skala Perilaku Kewirausahaan …….

- Tabel 4.7 :Hasil Angket Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal

Pengambilan Keputusan ……… - Tabel 4.8 : Persentase Rata-rata Skala Perilaku Kewirausahaan Dalam

Hal Kemampuan Pengambilan Keputusan ……… - Tabel 4.9 : Hasil Angket Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal

Kreatifitas ………..

- Tabel 4.10 : Persentase Rata-rata Skala Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal Kreatifitas ……… - Tabel 4.11 : Hasil Angket Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal Inovasi

- Tabel 4.12 : Persentase Rata-rata Skala Perilaku Kewirausahaan

Dalam Hal Inovasi ………...………..

- Tabel 4.13 : Hasil Angket Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal Pengambilan Resiko……….…………. - Tabel 4.14 : Persentase Rata-rata Skala Perilaku Kewirausahaan

Dalam Hal Pengambilan Resiko……… - Tabel 4.15 : Hasil Angket Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal

(6)

- Tabel 4.16 : Persentase Rata-rata Skala Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal Kemampuan Manajerial………... - Tabel 4.17 : Klasifikasi Laba Responden ………..

- Tabel 4.18 : Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ……...

- Tabel 4.19 : Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji f) ...

- Tabel 4.20 : Hasil Uji Multikolinearitas………

- Tabel 4.21 : Hasil Uji Heterokedastisitas ………..

- Tabel 4.22 : Hasil Uji Autokorelasi ………... 83

84

87

89

92

93

(7)

DAFTAR GRAFIK

- Grafik 1.1 : Grafik LabaPengusaha Tahu ……….

- Grafik 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..….

- Grafik 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………..

- Grafik 4.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

- Grafik 4.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha …….

- Grafik 4.5 : Uji Normalitas Jarque-Berra (Eviews) ………... 5

65

67

68

70

(8)

DAFTAR GAMBAR

- Gambar 2.1 : Saluran Pemasaran Untuk Barang Konsumsi ..…………

- Gambar 2.2 :Saluran Pemasaran Barang Industri ……….………

- Gambar 2.3 : Level-level Saluran Pemasaran ………...

- Gambar 2.4 : Analisis Perilaku Wirausaha ………

- Gambar 2.5 : Studi Kelayakan Bisnis ………...………….

- Gambar 2.6 : Kurva TR dan TC (Pendekatan Totalitas) ………...……

- Gambar 2.7 : Kurva TR, TC, dan Laba (Pendekatan Marjinal) ………

- Gambar 2.8 : Grafik Keseimbangan Jangka Pendek Perusahaan Dalam Kondisi Laba Maksimum ………... - Gambar 2.9 : Grafik Keseimbangan Jangka Pendek Dalam

Perusahaan Monopoli Laba Maksimum ……… - Gambar 2.10 : Kerangka Pemikiran ………….………

- Gambar 4.5 : Uji Normalitas Jarque-Berra ………

- Gambar 4.7 : Uji Statistik Durbin-Watson d ……….

15

16

23

28

29

41

44

45

46

53

90

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi atau memasuki era perdagangan internasional

sekarang ini, persaingan merupakan hal yang harus menjadi perhatian bagi semua

negara. Khususnya bagi industri-industri, perusahaan dan pelaku ekonomi lainnya

disetiap negara jika ingin tetap bertahan dalam perdagangan bebas (free trade).

Persaingan yang harus dihadapi oleh industri dan perusahaan lainnya

seperti persaingan harga, kualitas, merk (brand), pelayanan (service) dan

sebagainya. Oleh sebab itu, negara harus lebih meningkatkan produktifitas

industri-industri dan perusahaan-perusahaan yang ada di negaranya. Indonesia

merupakan negara berkembang dengan potensi sumber daya alamnya yang besar.

Oleh karena itu, bidang pertanian dan industri merupakan sektor yang harus

dikembangkan untuk menggali potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia.

Banyak industri-industri yang tumbuh dan berkembang di negara Indonesia dari

industri kecil, industri sedang sampai industri besar.

Dewasa ini peranan dan partisipasi industri kecil dalam pembangunan

ekonomi Indonesia tidak bisa diabaikan. Keberadaannya merupakan suatu

kenyataan penting di Indonesia dilihat dari satuan-satuan usahanya. Dalam era

pembangunan dewasa ini industri kecil mempunyai peranan yang sangat penting

(10)

2

swasta, penyebaran keterampilan dan kesadaran industri serta pengembangan

kewiraswastaan.

Fenomena di atas menggambarkan bahwa industri kecil dapat menyerap

tenaga kerja dan mampu memberikan pendapatan yang cukup bagi golongan

ekonomi lemah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1

Kriteria KUKM menurut asset dan omzet yang diperoleh di Indonesia

Tahun 2008

No. URAIAN KRITERIA

ASSET OMZET

1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta

2 Usaha Kecil > 50 Juta - 500 Juta > 300 Juta - 2,5 Miliar

3 Usaha Menengah > 500 Juta - 10 Miliar > 2,5 Miliar - 50 Miliar

Sumber : Biro Pusat Statistik (BPS)

Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian

pemerintah untuk memperbaiki keadaan negara indonesia pada saat ini. Ada tiga

jenis klasifikasi industri yaitu industri besar, industri sedang dan industri kecil

yang menarik perhatian untuk dijadikan objek penelitian sehingga bisa

mengidentifikasi dan ikut mengembangkan pikiran bagi pengembangan industri

kecil. Pertumbuhan sektor industri kecil ini tersebar luas diseluruh wilayah tanah

(11)

3

Karakteristik yang paling menonjol dari usaha kecil adalah padat karya,

oleh karena itu bila industri kecil dapat berkembang dengan pesat maka dapat

menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Untuk saat ini

industri kecil masih banyak yang belum bisa berkembang seperti yang diharapkan.

Pengembangan industri kecil dalam masyarakat merupakan awal dari usaha yang

besar dalam pembangunan, industri kecil merupakan sarana untuk meningkatkan

pendapatan masyarakat. Pembinaan terhadap usaha kecil semakin terasa

dibutuhkan. Industri kecil merupakan salah satu motor penggerak yang penting

bagi kemajuan dan kemakmuran rakyat.

Seperti kita ketahui industri kecil dalam melaksanakan kegiatan usahanya

banyak membutuhkan tenaga kerja. Hal ini pulalah yang menjadikan industri kecil

penting dalam pembangunan. Industri kecil telah memberikan sumbangan yang

cukup besar dalam pembangunan, yaitu dalam membantu sumber pendapatan

masyarakat maupun pendapatan negara, walaupun jumlahnya relatif kecil. Akan

tetapi karena jumlahnya yang banyak, industri kecil merupakan kekuatan ekonomi

yang sangat penting bila dilihat dari segi perluasan kesempatan berusaha dan

peningkatan pendapatan.

Permasalahan pokok yang menghambat perkembangan industri kecil

adalah kekurangan bahan baku, pemasaran hasil produksi, lokasi dan fasilitas

produksi. Pembelian bahan baku yang dilakukan oleh pengusaha kecil lajimnya

dalam jumlah yang sedikit, sehinggga kedudukan pengusaha kecil untuk berperan

dalam penentuan harga yang wajar dari bahan mentah itu kurang menguntungkan.

(12)

4

persaingan yang tajam, desain dan kualitas produk yang baik, dan ketiadaan aspek

penunjang (pelayanan purna jual).

Kendala-kendala tersebut juga dihadapi oleh industri tahu yang ada di

Kabupaten Sumedang, masalah pokok yang dijumpai pada survey pendahuluan

bahwa keuntungan yang diperoleh mengalami penurunan. Seperti terlihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 1.2

Persentase Rata-rata Laba Yang Diperoleh Pengusaha Tahu

Laba

2008 2009

Jml % Jml %

Rp. 2.000.000 – 5.000.000 25 25

89 x 100%=28 30

30

89 x 100%=34

Rp. 5.000.001 – 8.000.000 23 23

89 x 100%=26 21

21

89 x 100%=23

Rp. 8.000.001 – 11.000.000 18 18

89 x 100%=20 17

17

89 x 100%=19

Rp.11.000.001 – 14.000.000 14 14

89 x 100%=16 13

13

89 x 100%=15

> Rp.14.000.001 9 9

89 x 100%=10 8

8

89 x 100%=9

Jumlah 89 100 89 100

(13)

5

Dari data di atas terlihat adanya penurunan jumlah laba yang diperoleh,

terbukti dengan semakin meningkatnya persentase jumlah pengusaha yang

berpendapatan kecil. Dari tabel diatas kenaikan terbesar terjadi pada tingkat laba

Rp. 2.000.000 – Rp. 5.000.000 sebanyak 5 pengusaha sebesar 6%. kemudian pada

tingkat Rp. 5.000.000 – Rp. 14.000.000 terjadi penurunan sebanyak 2 pengusaha

sebesar 14%. Berikut grafik laba pengusaha tahu :

Gambar 1.1

Grafik Laba Pengusaha Tahu

Sumber : KOPTI Kab.Sumedang & Survey pendahuluan, data diolah kembali 0

5 10 15 20 25 30 35 40

Jml 2008

2008%

Jml 2009

(14)

6

Setiap pengusaha akan berupaya untuk mencapai suatu pendapatan yang

maksimal dari hasil usaha yang mereka lakukan. Laba merupakan jumlah seluruh

pendapatan yang diterima dikurangi dengan biaya. Berdasarkan isu yang

berkembang bahwa laba yang diperoleh pengusaha industri tahu belakangan ini

mengalami penurunan, masalah ini sangat penting untuk diteliti karena

menyangkut banyak pihak yang terlibat seperti pengusaha itu sendiri, para pekerja

dan masyarakat disekitarnya.

Berdasarkan uraian di atas, banyak faktor yang mempengaruhi

perkembangan industri kecil di Indonesia diantaranya saluran pemasaran,

kewirausahaan, dan diferensiasi produk sebagai indikatornya yaitu laba

pengusaha, maka penulis tertarik untuk mengambil judul : “PENGARUH

SALURAN PEMASARAN, KEWIRAUSAHAAN, DAN DIFERENSIASI

PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA TAHU DI KABUPATEN

SUMEDANG”.

1.2Identifikasi Masalah

Pada umumnya industri kecil mempunyai permasalahan yang sama yaitu

permodalan, harga jual produk, bahan baku, pemasaran, lokasi dan fasilitas

produksi. Selain itu industri kecil dihadapkan pada kesulitan untuk mengakses

pasar, kurangnya promosi, usia produk relatif pendek, terbatasnya penguasaan dan

pemilikan aset produksi terutama permodalan dan sumber daya manusia serta

(15)

7

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh saluran pemasaran terhadap laba pengusaha tahu di

kabupaten Sumedang.

2. Bagaimana pengaruh kewirausahaan terhadap laba pengusaha tahu di

kabupaten Sumedang.

3. Bagaimana pengaruh diferensiasi produk terhadap laba pengusaha tahu di

kabupaten Sumedang.

4. Bagaimana pengaruh saluran pemasaran, kewirausahaan, dan diferensiasi

produk terhadap laba pengusaha tahu di kabupaten Sumedang.

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh saluran pemasaran terhadap laba

pengusaha tahu di kabupaten Sumedang.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh kewirausahaan terhadap laba

pengusaha tahu di kabupaten Sumedang.

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh diferensiasi produk terhadap laba

pengusaha tahu di kabupaten Sumedang.

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh persaingan, kewirausahaan, dan

(16)

8

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Guna Teoritis

Diharapkan dapat memberikan input atau masukan bagi perkembangan

ilmu pengetahuan khususnya ilmu ekonomi secara mikro ataupun di

bidang manajemen pemasaran.

2. Guna Praktis

a. Bagi industri, diharapkan dapat memberikan informasi tambahan

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat laba pengusaha

industri tahu.

b. Bagi pihak-pihak terkait, diharapkan penelitian ini memberikan

sumbangan informasi dalam menentukan kebijakan, khususnya bagi

(17)

54

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan objek penelitian adalah

Kabupaten Sumedang, dan yang menjadi objek penelitian adalah pengusaha tahu

yang berada di Kabupaten Sumedang. Adapun variabel penelitian yang diambil

meliputi Saluran Pemasaran, Kewirausahaan, Diferensiasi Produk, dan laba dari

pengusaha tahu yang berada di Kabupaten Sumedang.

3.2 Metode Penelitian

Untuk memperoleh hasil yang baik dan memuaskan maka penelitian yang

sifatnya ilmiah harus menggunakan seperangkat metode yang tepat. Metode

penelitian ini harus sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dilakukan dan

harus sesuai dengan sifat masalah yang diselidiki dalam penelitian itu karena hal

itu berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan tertentu. (Sugiono 1999: 1). Adapun metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik,

yang melihat hubungan dua variabel atau lebih. Metode ini menekankan pada

studi untuk memperoleh informasi mengenai status atau gejala pada saat

penelitian dilakukan, juga tidak hanya memberikan gambaran terhadap

(18)

55

prediksi serta mendapatkan makna dari implikasi suatu masalah yang ingin

dipecahkan.

Ciri-ciri yang dimiliki oleh metode deskriptif analitik adalah:

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

sekarang dan masalah-masalah aktual.

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian

dianalisis.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Suharsimi Arikunto (2003 : 115) berpendapat bahwa populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Pengertian senada tentang populasi yang

dikemukakan sebagai berikut :

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas ingin dipelajari sifat-sifatnya. (Nana Sudjana 2001 : 6)

Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha tahu yang berjumlah 89

pengusaha tahu yang berada di Kabupaten Sumedang.

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Prosedur Penelitian (2003 : 120)

mengemukakan bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil

(19)

56

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti

(Suharsimi Arikunto 2003 : 117). Penelitian ini menggunakan pengambilan

sampel dengan teknik sampling jenuh, karena populasinya berjumlah 89 maka

sampel yang digunakan secara keseluruhan karena kurang dari 100.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variable yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu Saluran Pemasaran

sebagai variabel bebas yang pertama (X1), Kewirausahaan sebagai variabel bebas

yang kedua (X2), Diferensiasi Produk sebagai variabel bebas yang ketiga (X3)

dan Laba merupakan variabel terikat (Y). Penjabaran operasional variabel yang

diteliti dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris

Konsep Analitis Skala

Variabel Bebas

pemasaran adalah

suatu rangkaian

perantara pemasaran

yang akan dengan

sempurna menolong

tercapainya sasaran

pemasaran.

1.cara menyalurkan produk

2.jumlah saluran pemasaran / distribusi

Data diperoleh dari responden tentang : 1.cara menyalurkan

produk 2.jumlah saluran

pemasaran /

(20)

57

2. Kewirausah

aan (X2)

Kewirausahaan adalah

kemampuan untuk

menciptakan sesuatu

yang baru dan

berbeda.

Jumlah skor perilaku

kewirausahaan para

pedagang yang

aspeknya meliputi :

1.Keinovasian.

2.Keberanian dalam

membuat

Data diperoleh dari

responden mengenai

3. Diferensiasi

Produk

Jumlah biaya yang

dikeluarkan oleh

perusahaan untuk

melakukan

diferensiasi produk

selama satu bulan

Data yang diperoleh

dari responden

seluruh nilai penjualan

dikurangi jumlah

seluruh biaya

produksi.

Besarnya laba yang

dihitung dengan cara

jumlah seluruh

pendapatan

dikurangi jumlah

seluruh biaya dalam

satu bulan

Data diperoleh dari

jawaban responden

mengenai jumlah

laba yang diperoleh

selama satu bulan

dihitung dalam

rupiah.

�=�� − ��

(21)

58

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian yaitu

sebagai berikut :

1. Angket (kuisoner) yaitu teknik pengambilan data melalui penyebaran

seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota

sampel.

2. Wawancara yaitu kegiatan pengumpulan data dan fakta dengan cara

mengadakan Tanya jawab yang berkaitan dengan penelitian.

3. Observasi yaitu kegiatan pengumpulan data dan fakta dengan cara mengamati

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti

4. Studi Literatur yaitu usaha penelaahan terhadap sesuatu yang berhubungan

dengan obyek penelitian. Ini dapat dilakukan melalui naskah, brosur, dan

dokumen-dokumen yang dimiliki responden maupun literatur yang ada

kaitannya dengan masalah yang diteliti.

3.6Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi parsial dan regresi

linier berganda (Multiple Linier Regression Method). Pengolahan data akan

dilakukan dengan menggunakan bantuan program Eviews 6 supaya memperoleh

hasil yang tepat. Dan untuk mendukung analisis kuantitatif ini akan digunakan

teori statistika dan ekonometrika.

Berdasarkan kerangka pemikiran maka model persamaan yang akan

(22)

59

Hubungan tersebut dapat dijabarkan ke dalam bentuk model fungsi regresi

sebagai berikut :

)

B1,2,3 = Koefisien regresi X1 = Saluran pemasaran X2 = kewirausahaan X3 = Diferensiasi produk Y = Laba

Dalam penelitian ini akan dikemukakan beberapa pengujian data yang akan

dilakukan, yaitu :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan agar dapat diketahui sifat distribusi dari data

penelitian, dengan demikian dapat diketahui normal tidaknya sebaran data yang

bersangkutan. Pengujiannya menggunakan alat statistik non parametrik uji

Kolmogrov Smirnov dengan kriteria: Data dikatakan berdistribusi normal jika

signifikansinya lebih besar dari 0,05 dan data dikatakan tidak berdistribusi normal

jika signifikansinya kurang dari 0,05.

b. Uji R2

Uji ini disebut juga koefisien regresi atau koefisien determinasi yaitu

angka yang menunjukan besarnya derajat kemampuan atau distribusi variabel

(23)

60

yang bersangkutan. Besarnya nilai R2 diantara nol dan satu (0<R2<1). Jika

nilainya semakin mendekati satu, maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan

anatara variabel bebas dan terikat semakin dekat pula.

c. Uji Stationeritas

Penelitian ini terdiri atas lebih dari satu variabel bebas, satu variabel antara

dan satu variable terikat maka dalam pengolahan data menggunakan metode

kuadarat terkecil (Ordinary Least Square = OLS). Berdasarkan metode OLS,

sebelum melakukan analisis regresi yang diajukan dalam penelitian ini harus

memenuhi asumsi klasik yaitu:

1) Tidak ada korelasi sempurna diantara variable.

2) Rata-rata dari variable pengganggu adalah nol.

3) Tidak terjadi autokorelasi.

4) Tidak terdapat korelasi parsial.

Untuk melengkapi analisis regresi berganda dilakukan juga beberapa

analisis uji asumsi diantaranya: Multikolinieritas, Heteroskedatisitas, dan

Autokorelasi. Uji stationeritas ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Multikolinieritas

Dengan uji ini dapat diketahui apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variable bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas

dilakukan dengan cara melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan

Tolerance. Pedoman untuk menentukan model regresi bebas multikolinieritas

adalah:

(24)

61

b) Mempunyai angka Tolerance mendekati 1.

2. Uji Asumsi Heteroskedatis

Pengujian ini untuk melihat varians residu dari setiap item.

Heteroskedatisitas terjadi jika variansnya berbeda. Dasar pengambilan

keputusannya adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedatisitas.

3. Uji Asumsi Autokorelasi

Suatu keadaan dimana tidak adanya korelasi antara variable pengganggu

disebut dengan autokorelasi. Mendeteksi Autokorelasi dapat dilihat dari besaran

Durbin-Watson. Secara umum biasa diambil patokan.

 Angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif

 Angka D-W diantara –2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi  Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.7 Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Koefisien Regresi secara parsial (Uji t)

Untuk menguji hipotesis secara parsial dapat menggunakan rumus uji t

yaitu:

( )

(

1-r

)

Sudjana (2001 :355)

2 -n r = t

2

Uji

Kriteria :

Untuk menerima atau menolak hipotesis adalah

(25)

62

 Tolah H0, terima Ha jika thitung>ttabel

b. Pengujian Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F)

Rumus uji F, yaitu :

380) : (2001 Sudjana

) 1 /(

Re

/ Re =

F Uji

k n g JK

k g JK

Kriteria :

Untuk menerima atau menolak hipotesis.

 Terima H0, tolak Ha jika Fhitung < Ftabel.

(26)

102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh saluran

pemasaran, perilaku kewirausahaan, dan diferensiasi produk terhadap laba

produsen tahu di Kabupaten Sumedang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Saluran Pemasaran memiliki pengaruh positif terhadap laba produsen tahu di

Kabupaten Sumedang. Artinya jika saluran penawaran para produsen tahu

tinggi atau di tingkatkan, maka laba yang diperoleh produsen tahu akan

meningkat. Adanya peningkatan saluran pemasaran mengakibatkan kuantitas

pemasaran meningkat, sehingga perluasan pasar terjadi dan maksimisasi

keuntungan pun dapat dicapai.

2. Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap laba produsen tahu di Kabupaten

Sumedang, artinya jika semakin tinggi prilaku kewirausahaan yang dimiliki

produsen tahu, maka semakin besar laba yang akan diperoleh. Karena dengan

perilaku kewirausahaan yang tinggi, produsen tahu mampu menyiasati sistem

pemasaran yang baik. Maka niscaya laba yang diperoleh pun akan meningkat.

3. Diferensiasi Produk berpengaruh negatif terhadap laba. Artinya jika

diferensiasi produk di tingkatkan maka laba yang diperoleh produsen tahu

akan menurun. Dengan adanya diferensiasi produk yang dilakukan produsen

(27)

103

penambahan biaya produksi ini akan menurunkan laba produsen tahu di

(28)

104

5.1Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis rekomendasikan adalah sebagai

berikut :

1. Saluran pemasaran berpengaruh positif terhadap laba produsen tahu di

kabupaten Sumedang, para pengusaha atau produsen tahu harus terus berusaha

meningkatkan jaringan saluran pemasaran. Karena dengan peningkatan saluran

pemasaran mengakibatkan kuantitas pemasaran meningkat, sehingga perluasan

pasar terjadi dan maksimisasi keuntungan pun dapat dicapai.

2. Perilaku kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap laba pengusaha atau

produsen tahu di Kabupaten Sumedang, maka untuk meningkatkan perilaku

kewirausahaan pada produsen tahu dapat dilakukan dengan diadakannya

diklat, pelatihan, seminar dan pendidikan informal lainnya sehingga akan

menambah pengetahuan para pengusaha. Selain itu juga para pengusaha harus

lebih kreatif lagi dalam menciptakan rencana peningkatan pemasaran,

sehingga perluasan pasar terjadi dan maksimisasi keuntungan pun dapat

tercapai.

3. Dalam melakukan diferensiasi produk dan inovasi, hendaknya para produsen

tahu di Kabupaten Sumedang ini mempertimbangkan biaya – biaya tambahan

yang akan muncul dalam kegiatan diferensiasi produknya sehingga tidak

mengurangi laba yang akan diperoleh. Karena dengan adanya diferensiasi produk

yang dilakukan produsen tahu, maka akan menambah biaya lebih terhadap produksi

sehingga penambahan biaya produksi ini akan menurunkan laba produsen tahu di

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Ahman, Eeng & Rohmana, Yana (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro.

Laboratorium Ekonomi dan Koperasi. Bandung

Alma, Buchari (2001). Pengantar Bisnis. Bandung : CV Alfabeta

Bachtiar, Hasan. (2003). Manajemen Industri. Bandung: Ramadhan Citra Grafika.

Case dan Fair. (2002). Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta: Prenhallindo.

Gasperz, Vincent. (2005) Ekonomi Manajerial ; Pembuatan Keputusan Bisnis.

Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Gujarati, Damodar (2006). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.

Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran (edisi kesebelas). Jakarta. PT

Prehallindo

Pressman, Steven. (2002). Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia. Jakarta ; Murai

Kencana PT. Raja Grafindo Persada.

Samuelson, A Paul (2003). Ilmu Mikro Ekonomi. Jakarta : P.T Media Global

Edukasi.

Soekirno, Sadono. (2004). Pengantar Mikroekonomi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. (2001). Metode Statistik. Bandung: PT Tarsito.

Suharsimi, Arikunto. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Statistik.

Jakarta: Rineka Cipta

Suryana. (2006). Kewirausahaan, Jakarta, Penerbit Salemba Empat

(30)

Cannon, Perrealut, & McCarthy. (2008). Manajemen Pemasaran. Jakarta :

Salemba Empat.

SKRIPSI

Donna Yulianti (2005) “Pengaruh Modal, Bahan Baku, Diferensiasi Produk, dan Saluran Distribusi zterhadap Laba (Kasus Pada Pengrajin Rumah Tangga

Makanan Simping di Kelurahan Cipaisan Kabupaten Purwakarta)”. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Osa Subagia (2010) “Pengaruh Harga Jual dan Diferensiasi Produk Terhadap Laba

Pengusaha Tas di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor”. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Wiwin Sustikawati (2011) “Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Kualitas Produk Terhadap Laba Pengusaha Kain di Cigindewah (Survei Pada Pedagang Kain

Cigondewah Kec.Bandung Kulon, Bandung).” Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Yuliani Permatasari (2010) “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Hidup Usaha (Suatu Kasus pada Pengrajin Boneka di Cedok Desa Sayati

Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung)”. Skripsi pada FPEB UPI

tidak diterbitkan.

INTERNET

www.jabar.com

http://www.depkop.go.id

http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha/2003/1220/ukm2

Gambar

Tabel 4.16 : Persentase Rata-rata Skala Perilaku Kewirausahaan
Grafik 1.1 : Grafik LabaPengusaha Tahu …………………………….
Tabel 1.1 Kriteria KUKM menurut asset dan omzet yang diperoleh di Indonesia
tabel di bawah ini.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bukankah masih banyak pintu-pintu yang lain seperti sedekah, infaq, dan zakat-zakat lainya yang apabila bisa dikelola dengan baik itu sudah lebih dari cukup untuk

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Service Quality Sistem Informasi Akademik Terhadap Kepuasan Mahasiswa Studi Kasus STMIK AMIKOM Yogyakarta dan AMIKOM Cipta Darma

Berikut adalah hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini, di mana instrumen penelitian yang digunakan untuk uji reliabilitas sudah dinyatakan valid dalam uji validitas: Tabel 3.5

Title Sub Title Author Publisher Publication year Jtitle Abstract Notes Genre URL.. Powered by

Selain faktor-faktor internal yang merupakan variabel pajak seperti Jumlah Wajib pajak, dan Jumlah SSP yang disetorkan, terdapat pula faktor eksternal seperti tingkat inflasi

Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Indikator pembangunan berkelanjutan adalah dapat

Penerapan teknologi tepat guna dalam pengolahan sukun yaitu pada proses perajangan, penirisan, dan pengemasan telah mampu meningkatkan kapasitas perajangan, dan