• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PEMBUATAN TEH DAUN BENALU KOPI (Loranthus parasiticus) DENGAN TINGKAT KONSENTRASI SARI BELIMBING WULUH SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PEMBUATAN TEH DAUN BENALU KOPI (Loranthus parasiticus) DENGAN TINGKAT KONSENTRASI SARI BELIMBING WULUH SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BELIMBING WULUH SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian

Oleh : EKA PRATIWI

0911122037

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

(2)

STUDI PEMBUATAN TEH DAUN BENALU KOPI (Loranthus parasiticus) DENGAN TINGKAT KONSENTRASI SARI BELIMBING WULUH

SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

Oleh : Eka Pratiwi

Pembimbing : Dr. Ir. Novizar Nazir, MSi dan Dr. Ir. Rina Yenrina, MS

ABSTRAK

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas pada bulan Oktober sampai Desember 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat konsentrasi sari belimbing wuluh terhadap karakteristik kimia, fisik, dan organoleptik minuman fungsional teh daun benalu kopi, mengetahui aktifitas antioksidan minuman fungsional teh daun benalu kopi serta mengetahui tingkat konsentrasi terbaik sari belimbing wuluh terhadap minuman fungsional teh daun benalu kopi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Dengan perlakuan sebagai berikut : A (tingkat konsentrasi sari belimbing wuluh 0%), B (tingkat konsentrasi sari belimbing wuluh 3%), C (tingkat konsentrasi sari belimbing wuluh 6%), D (tingkat konsentrasi sari belimbing wuluh 9%) dan E (tingkat konsentrasi sari belimbing wuluh 12%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi sari belimbing wuluh yang ditambahkan pada minuman fungsional teh daun benalu kopi memberikan hasil yang berbada nyata terhadap nilai pH, vitamin C, kadar tannin, antioksidan, total polifenol, dan angka lempeng total. Hasil uji organoleptik menunjukan perlakuan C sebagai produk yang paling disukai dengan skala panelis yaitu 3,1 (warna), 4,4 (aroma), dan 4,2 (rasa). Hasil analisis produk C yaitu nilai pH 3,65, vitamin C 5,86 mg/100 gram bahan, kadar tannin 0,97 %, aktifitas antioksidan 46,02 %, total polifenol 3,18 %, toksisitas 449,78 µg/mL, angka lempeng total 9,6 x 101.

(3)

1. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Minuman fungsional adalah minuman yang mengandung unsur-unsur zat

gizi atau non zat gizi dan jika dikonsumsi dapat memberikan pengaruh positif

terhadap kesehatan tubuh. Minuman fungsional merupakan jenis pangan atau

produk pangan yang memiliki ciri-ciri fungsional sehingga berperan dalam

perlindungan atau pencegahan, pengobatan terhadap penyakit, peningkatan kinerja

fungsi tubuh optimal, dan memperlambat proses penuaan (Sampoerno dan

Ferdiaz, 2001). Minuman fungsional dapat dibuat dari berbagai macam tanaman,

salah satu tanaman yang dapat diolah menjadi minuman fungsional adalah

benalu kopi (Loranthus parasitikus).

Benalu kopi adalah salah satu tanaman parasit yang biasa digunakan dalam

pengobatan tradisional. Sebagai tanaman parasit benalu tidak banyak

dimanfaatkan, hal ini berkaitan dengan sifat parasit benalu yang dapat merusak

tanaman inangnya, sementara sebagai salah satu tanaman obat, benalu mempunyai

peranan yang penting. Secara tradisional benalu digunakan antara lain sebagai

obat batuk, amandel, campak, diabetes, dan kanker (Pitojo,1996).

Dalam kehidupan masyarakat, biasanya daun benalu dijadikan sebagai

obat dimana daun benalu tersebut direbus dan diminum airnya secara teratur. Air

rebusan daun benalu rasanya pahit dan warna air rebusan daun benalu ini mirip

dengan warna teh. Minuman fungsional teh daun benalu kopi sangat baik

dikonsumsi oleh orang dewasa, karena pada usia dewasa akan sering terjadi

kontak dengan radikal bebas maka kandungan antioksidan yang tinggi pada teh

daun benalu kopi akan mampu menangkal radikal bebas yang ada pada tubuh.

Menurut Purnomo (2000), daun benalu memiliki kandungan kimia antara

lain flavonoid, tannin, asam amino, alkaloid, dan saponin. Berdasarkan berbagai

penelitian senyawa flavonoid pada benalu yang berperan dalam melawan kanker

adalah kuersetin. Kuersetin memiliki aktifitas antioksidan yang dimungkinkan

oleh komponen fenoliknya yang sangat reaktif. Kuersetin akan mengikat radikal

(4)

Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir

radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas

terhadap sel normal, protein dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas

dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas dan

menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas (Waji,

2009).

Dalam perkembangannya setiap orang terkadang mencampur bahan

tambahan dalam meminum teh atau teh herbal untuk mendapatkan kenikmatan

dalam mengkonsumsinya. (Nursanty, 1998). Begitu pula dengan teh daun benalu

kopi ini, akan lebih nikmat mengkonsumsinya bila ditambah dengan aroma dan

rasa buah, karena cukup disukai masyarakat Indonesia terutama kaum muda.

Penambahan flavor pada minuman fungsional teh daun benalu kopi dapat

ditambahkan dengan bahan penguat rasa tertentu seperti belimbing wuluh.

Belimbing wuluh merupakan tanaman yang berkhasiat untuk mengatasi

batuk, rematik, hingga tekanan darah tinggi. Sebagaimana dikenal banyak orang,

belimbing wuluh dapat digunakan sebagai sayuran dan obat tradisional tanpa tahu

lebih detail mengenai berbagai kandungan zat kimia yang terkandung dalam buah

tersebut yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan.

Bila ditinjau dari segi kimia, buah belimbing wuluh mengandung

flavonoid, steroid/triterpenoid, glikosida, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi,

vitamin A, B1, dan C (Wijayakusuma dan Dalimartha, 2006). Dengan adanya

kandungan kimia yang dapat digunakan sebagai obat-obatan ini, diharapkan

belimbing wuluh dapat dimanfaatkan dalam pembuatan minuman fungsional teh

daun benalu kopi yang memiliki ciri khas sendiri, dimana selain memberikan rasa

baru pada minuman teh, juga sebagai minuman penyegar.

Berdasarkan dari uraian diatas, maka pembuatan minuman fungsional teh

daun benalu kopi dengan penambahan sari belimbing wuluh ini merupakan

inovasi yang baik. Karena daun benalu yang tidak termanfaatkan bisa diolah

menjadi minuman yang baik bagi kesehatan, dan belimbing wuluh dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan cita rasa minuman fungsional.

Berdasarkan penelitian pendahuluan, telah dilakukan pembuatan minuman

(5)

hasil diperoleh konsentrasi yang digunakan sebagai perlakuan adalah rentang

antara 3% sampai dengan 12 %, karena konsentrasi dibawah 3% tidak terlalu

berpengaruh terhadap rasa dan konsentrasi di atas 12% menghasilkan rasa yang

terlalu asam.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Studi Pembuatan Teh Daun Benalu Kopi (Loranthus parasiticus) Dengan Tingkat Konsentrasi Sari Belimbing Wuluh Sebagai Minuman Fungsional “

1.2Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh tingkat konsentrasi sari belimbing wuluh terhadap

karakteristik kimia, fisik, dan organoleptik minuman fungsional teh daun

benalu kopi.

2. Mengetahui aktifitas antioksidan dari minuman fungsional teh daun benalu

kopi dengan tingkat konsentrasi sari belimbing wuluh yang diberikan.

3. Menentukan tingkat konsentrasi sari belimbing wuluh yang terbaik

terhadap minuman fungsional teh daun benalu kopi berdasarkan uji

organoleptik.

1.3Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah menghasilkan formulasi terbaik dari tingkat

konsentrasi sari belimbing wuluh terhadap minuman fungsional teh daun benalu

kopi yang baik untuk kesehatan, serta meningkatkan cita rasa minuman fungsional

teh daun benalu kopi.

1.4Hipotesa

Ho : Tingkat konsentrasi sari belimbing wuluh tidak berpengaruh terhadap

karakteristik minuman fungsional teh daun benalu kopi yang dihasilkan.

Ho : Tingkat konsentrasi sari belimbing wuluh berpengaruh terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulasi minuman fungsional dalam bentuk serbuk, uji organoleptik untuk mengetahui daya terima konsumen, analisis fisik dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kandungan Protein dan Uji Organoleptik Tahu Kacang Tunggak dengan Menggunakan Sari Jeruk Nipis dan Belimbing Wuluh

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu adanya penelitian dengan judul “ Aktivitas Antioksidan dan Uji Organoleptik Minuman Herbal Ekstrak Belimbing Wuluh Dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi perlakuan terbaik antara konsentrasi zat penstabil serta konsentrasi yoghurt untuk menghasilkan permen jelly belimbing wuluh

Pada penelitian ini dilakukan uji sari buah belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi L) sebagai efek larvasida terhadap larva Aedes sp dengan berbagai konsentrasi

Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui konsentrasi terbaik dari sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila

Dari Gambar 4 juga dapat dilihat bahwa perbedaan konsentrasi dari karagenan yang ditambahkan tidak mempengaruhi total padatan dari minuman jelly belimbing wuluh yang

Kombinasi perlakuan proporsi penambahan sari Belimbing Wuluh 50% v/v dengan konsentrasi bakteri 6% v/v merupakan hasil terbaik dengan karakteristik: viskositas 0,036 Pa.s; protein