Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAMPAK PEMBELAJARAN PENCAK SILAT
TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
(Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SINGGIH PRATOMO 0808562
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu LEMBAR HAK CIPTA
DAMPAK PEMBELAJARAN PENCAK SILAT
TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
(Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Oleh Singgih Pratomo
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Singgih Pratomo 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
DAMPAK PEMBELAJARAN PENCAK SILAT TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
(Studi Deskrptif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung) Oleh
Singgih Pratomo
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Drs. Sucipto, M.Kes Nip: 196106121987031002
Pembimbing II
Alit Rahmat. M.Pd Nip: 19720828200501001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
Singgih Pratomo. 0808562. Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa. (Studi Deskriptif Pada Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Pencak Silat di Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung). Pembimbing 1 Drs. Sucipto, M.Kes. Pembimbing 2 Alit Rahmat, M.Pd. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Jurusan Pendidikan 0lahraga. FPOK-UPI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku sosial siswa yang mengikuti pembelajaran pencak silat di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah sisiwa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMA Pasundan 1 Bandung sejumlah 25. Instrumen alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik korelasi sederhana yang diuji pada taraf kepercayaan 5%. nilai t-hitung dengan nilai t-tabel dalam taraf nyata 0.05 atau dengan tingkat kepercayaan 95%. Instrumen penelitian ini memiliki tingkat kebebasan n1 + n2 – 2 maka dapat dinilai
t-tabel menunjukkan harga 1.71. Hasil uji validitas dan realibilitas yang diperoleh 0,793. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perilaku sosial siswa yang signifikan bagi siswa yang mengikuti kegiatan beladiri pencak silat di SMA Pasundan 1 bandung. Dari hasil analisa data diketahui bahwa perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMA Pasundan 1 Bandung dilihat dari nilai rata-rata serta prosentase yang dicapai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMA Pasundan 1 Bandung dari setiap komponen perilaku sosial yaitu 82,2% yang termasuk kategori baik.
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT Singgih Pratomo. 0808562. the impact of learning On the social behavior of Pencak Silat student. (A descriptive Study On students who Attend Extracurricular Pencak Silat at the high school of Pasundan Bandung 1). Supervisor 1 Drs. Sucipto, M.Kes. Supervising 2 Alit Rahmat, M.Pd. Courses of physical education health and recreation. Department of Education Sport. FPOK-UPI.
This research aims to know the level of the social behavior of students who follow learning pencak silat at school. This research uses descriptive method. The population in this research is student the following extracurricular activities pencak silat Pasundan Bandung 1 high school a number of 25 people. Balonggede Street no. 28. data collecting tool Instrument used in this research is now closed. Data analysis technique used is a simple correlation technique that was tested at the 5% confidence level. Value t-hitung with nilai t-tabel insecurity real level of trust 0.05 or with 95 %. This research instrument having a degree of freedom n2 n1 + 2 and can be assessed t-tabel indicating the 1.71. Test the validity and realibilitas obtained 0,793. Research shows that there is significant social behavior siswa for students who follows the sport fighter martial arts high school pasundan 1 bandung. The result of social behavior data analysis find that students in the martial arts high school extracurricular pasundan 1 bandung reviewed in terms of discipline having 85 %, behavior having 78 %, bold behavior cooperate 83 %, behavior mengahargai 80,5 %, 85 % share the behavior. behavior like helping 80.5%. From the results of the data processing, can be seen from the average value and the percentage reached students who attend extracurricular pencak silat Pasundan Bandung 1 high school of each sub component of social behavior that the categories include 82,2% good, meaning it can be concluded that the social behavior of students who made this sample. So study pencak silat affect social behavior improvement high school students of Pasundan Bandung 1.
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Pembatasan Penelitian ... 9
F. Penjelasan Istilah ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 11
A. Pembelajaran ... 11
B. Pencak Silat ... 15
1. Sejarah dan Perkembangan Pencak Silat ... 15
2. Aspek-Aspek Dalam Olahraga Bela Diri Pencak Silat ... 17
3. Pencak Silat dan Seni Beladiri ... 19
4. Asal Mula Ibing Penca ... 20
5. Jurus Yang Terdapat Dalam Ibing Penca ... 21
6. Musik Pengiring Ibing Penca ... 23
7. Hakikat Paleredan ... 25
C. Perilaku Sosial Siswa ... 31
1. Pengertian ... 31
2. Faktor Yang Membentuk Perilaku Sosial ... 32
3. Bentuk dan jenis perilaku sosial ... 34
D. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 37
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 38
2. Ciri-ciri Ekstrakurikuler ... 38
3. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler ... 39
4. Program Ekstrakurikuler Di SMA Pasundan 1 Bandung ... 39
5. Keterkaitan Kegiatan Ekstrakurikuler Dengan Perilaku Sosial ... 40
E. Kerangka Pemikiran ... 41
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
A. Lokasi, subjek populasi dan sampel penelitian ... 45
1. lokasi ... 45
2. Subjek Populasi ... 45
3. Sampel Penelitian ... 45
B. Desain Penelitian ... 46
C. Metode Penelitian ... 48
D. Devinisi Operasioanal Variabel ... 49
1. Pembelajaran ... 49
2. Pencak silat ... 49
3. Perilaku Sosial Siswa ... 49
4. Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa ... 50
E. Instrument Penelitian ... 50
F. Proses Pengembangan Instrument ... 57
1. Uji Validitas ... 57
2. Uji Reabilitas ... 61
G. Teknik Pengumpulan Data ... 62
H. Teknik Analisa Data... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66
A.Deskripsi Data ... 66
B.Analisis Pembahasan Hasil Penelitian ... 71
C.Diskusi penemuan ... 73
BAB V KESIMPULAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B.Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
1
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan dan proses
belajar mengajar, tujuan dari pembelajaran atau pendidikan telah tercantum dalam
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional,
di sebutkan :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah sebagai pendidikan formal memiliki tingkatan atau jenjang yang
teratur, yaitu mulai dari tingkat dasar sampai dengan tingkat atas meliputi sekolah
Dasar (SD) atau Madrasah Ibtida’iyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), atau Madrasah Aliyah (MA). Masing-masing jenjang
mempunyai tujuan pendidikan yang berbeda-beda, namun mengacu pada tujuan
yang sama yaitu tujuan pendidikan nasional.
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan individu yang sedang
mengalami masa transisi terutama dalam perilaku yang dipengaruhi oleh
perkembangan psikologis dan sosial. Masa ini ini tergolong pada masa remaja,
sehingga pertumbuhan dan perkembangannya sesuai dengan tugas perkembangan
remaja. Masa ini merupakan masa yang terbaik untuk diberdayakan melalui
2
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pada masa ini relatif tinggi. Hal ini diperjelas oleh pendapat Samsunuwiyati
Mar’at (2006:190) bahwa : “Adolesen atau remaja telah digunakan untuk menunujukan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa, yang ditandai oleh perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif
dan sosial. Batasan usia remaja antara 12 hingga 18 tahun”.
Pada proses pembelajaran di sekolah setiap siswa di berikan kesempatan
untuk berperan secara aktif dalam berinteraksi antara siswa dengan guru, siswa
dengan siswa, dan siswa dengan lingkungannya. perkembangan ilmu pengetahuan
dan pesatnya kemajuan teknologi serta semakin kompleksnya permasalahan yang
dihadapi siswa dilingkungan sekolah semakin pesat pula kebutuhan siswa akan
sesuatu yang berhubungan dengan peningkatan perilaku sosial pada siswa.
Berdasarkan fakta-fakta dilapangan ketika peneliti mengajar disekolah SMA
Pasundan 1 Bandung masalah yang sering timbul dalam segi perilaku sosial yaitu
siswa sering melakukan perilaku atau perbuatan yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan, seperti berkata-kata kotor atau kasar, kurang sopan kepada teman atau
guru, tidak mentaati perintah guru, bahkan melawan guru, individualis, saling
bermusuhan antar teman, bahkan sampai ada yang berkelahi dengan temannya
sendiri.
Mengatasi perilaku sosial siwa tersebut perlu adanya suatu aktivitas atau
kegiatan yang dinamakan kegiatan ekstrakurikuler agar dapat memberikan
kesempatan kepada anak mengembangkan kreativitasnya serta meminimalisir
anak dari kegiatan–kegiatan negatif.Aktivitas atau kegiatan yang terjadi di sekolah
merupakan kegiatan pendidikan yang dapat dibedakan menjadi kegiatan
intrakurikuler, kurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut diselenggarakan
sedemikian rupa mengacu pada kebijakan-kebijakan institusi dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan baik nasional, institusional maupun instruksional.
Program kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh setiap
3
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kegiatan serta potensi, minat dan bakat siswa. Sehubungan dengan hal tersebut,
Depdikbud (1994:2), menjelaskan bahwa:
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keaadan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ini berupa kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler. Mengingat terbatasnya jumlah jam pelajaran setiap minggu yang tersedia dalam program kurikuler, perlu disusun program ekstrakurikuler yang dilaksankan diluar jam pelajaran.
Beberapa bentuk program kegiatan yang diselenggarakan oleh siswa SMA
Pasundan 1 Bandung adalah bentuk kegiatan yang meliputi OSIS, Paskibra,
Pramuka, PMR, Futsal, Bolavoli, Bolabasket, dan Pencak Silat.Tujuan
diadakannya kegiatan ekstrakurikuler tersebut berlaku bagi siswa dilingkungan
sekolah. Berdasarkan beberapa jenis ekstrakurikuler yang diadakan di SMA
Pasundan 1 Bandung, peneliti memilih kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat
sebagai variabel penelitian. Kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat dipilih karena
dalam proses pembelajaran Pencak Silat, selain aspek kognitif dan psikomotor,
siswa juga belajar mengenai aspek afektif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan
perilaku dan sikap. Dari segi afektif ini banyak tujuan dan manfaat yang
diharapkan dapat tercapai oleh siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
pencak silat diantaranya sikap sportif, saling menghargai/ menghormati sesama
teman latih-tanding, disiplin, rendah hati sesuai dengan falsafah pencak silat. Oleh
karena, program ekstrakurikuler pencak silat merupakan suatu kegiatan mendidik
melalui aktivitas jasmani yang memiliki tujuan untuk memberdayakan siswa atau
anak didik mencapai kedewasaanya dan mengalami perubahan periaku sosial
secara positif.
Olahraga Pencak Silat sebagai olahraga beladiri besar manfaat dan
faedahnya dalam pembentukan diri dan pribadi. “Diri melihat dari bentuk fisik,
4
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sikap budi, yang lebih cenderung disebut : sikap mental dan moral”. ( Muhammad
Fajar Sidik, 2012:4). Maka, dengan mengikuti program ekstrakurikuler perilaku
sosial siswa diharapkan dapat menunjang terbentuknya perilaku sosial siswa yang
baik.
Pencak Silat merupakan salah satu budaya nenek moyang bangsa
indonesia yang perlu dilestarikan dan disebarluaskan keberadaanya. Pencak Silat
merupakan cara membela diri dari segala bentuk disesuaikan dengan situasi dan
kondisi alam sekitarnya. pencak silat berkembang dari zaman prasejarah sampai
pada zaman setelah kemedekan.
Beladiri Pencak silat merupakan salah satu bela diri asli indonesia yang
tumbuh subur dan berkembang di indonesia hingga mancanegara. Hal ini di
buktikan dengan banyaknya berdiri perguruan pencak silat. Perguruan-perguruan
yang mengajarkan pencak dan silat asal indonesia di berbagai negara kemudian
juga menggunakan istilah Pencak Silat.
Menurut Sucipto (2009:20) Pencak silat adalah “Salah satu budaya nenek
moyang bangsa indonesia yang perlu dilestarikan dan disebarluaskan
keberadaannya. Pencak silat merupakan cara membela diri dari segala bentuk
ancaman baik dari binatang maupun manusia itu sendiri”.
Menurut Notosoejitno(1997:54) secara substansi pencak silat mempunyai
4 aspek atau 4 rupa (appearance) sebagai satu kesatuan, yakni aspek
mental-spritual, beladiri, seni dan olahraga. Aspek-aspek tersebut tak dapat dipisahkan
satu dengan lainnya dapat dibedakan berdasarkan sifat dan tujuannya.Dalam
kaitan itu, secara katerogis dapat dikatakan bahwa:
5
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Aspek beladiri menggambarkan sifat dan tujuan pertahanan atau pembelaan diri dengan menggunakan teknik dan atau jurus beladiri khas Pencak Silat.
3. Aspek Seni menggambarkan sifat dan tujuan menampilkan keindahan teknik dan atau jurus Pencak Silat.
4. Aspek olahraga menggambarkan sifat dan tujuan keolahragaan Pencak Silat, yakni kebugaran, ketangkasan, dan ketahanan jasmani.
Berdasarkan keempat aspek diatas, dapat disimpulkan bahwa sifat serta
tujuan aspek mental-spiritual dan aspek beladiri berkaitan dengan kebutuhan akan
keamanan, sedangkan sifat serta tujuan aspek seni dan aspek olahraga berkaitan
dengan kebutuhan akan kesejahteraan. Perpaduan serasi, selaras, dan seimbang
yang dinamis antara aspek yang berkaitan dengan keamanan dan
aspek-aspek yang berkaitan dengan kesejahteraan itu mewujudkan ketahanan Pencak
Silat.
Dalam proses kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat terdapat aspek
mental-spiritual, beladiri, seni, dan olahraga. Semua aspek tersebut dapat membentuk
perilaku sosial siswa menjadi lebih baik karena dalam seni beladiri pencak silat
menekankan pada pendidikan falsafah budi pekerti luhur, Sehingga siswa sebagai
makhluk hidup dan makhluk pribadi wajib meningkatkan dan mengembangkan
kualitas pribadinya untuk mencapai kepribadian yang luhur. Seperti sifat teguh
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian terpuji, mampu
mengendalikan diri, mempunyai rasa tanggungjawab, menghormati sesama
manusia terutama orangtua sendiri dan guru, mempunyai kepekaan dan
kepedulian sosial yang tinggi, selalu rendah hati, ramah dan sopan dalam
berbicara dan berbuat maupun dalam pergaulan sosial.
Pengertian tersebut menempatkan pencak silat sebagai sarana dan
prasarana untuk membentuk manusia seutuhnya, yang Pancasilais, Sehat, Kuat,
Terampil, Trengginas, Tangkas, Tenang, Sabar bersifat Kesatria dan Percaya pada
diri sendiri.Selain itu pihak sekolah juga mempunyai visi dan misi tersendiri
6
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memperkenalkan sekolahnya agar diakui oleh lembaga–lembaga lain yang terkait
maupun oleh masyarakat umum.
Hal tersebut tidak luput dari keterkaitan pihak lembaga–lembaga
pendidikan yaitu sekolah yang dalam salah satu program kegiatan diluar proses
pembelajaran pihak sekolah mengadakan atau membentuk wadah kegiatan bagi
para siswanya, yaitu program kegiatan ekstrakurikuler beladiri pencak silat,
program ekstrakuikuler tersebut banyak diminati oleh kalangan siswa yang
usianya masih tingkat remaja. Tujuan sekolah mengadakan wadah kegiatan ini
adalah untuk memberikan kesempatan kepada anak mengembangkan
kreativitasnya serta meminimalisir anak dari kegiatan–kegiatan negatif.
Pembinaan dan pembibitan atlet sesuai dengan visi dan misi Kementrian
Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada butir ke lima yang
berbunyi “Mengembangkan sumber daya manusia dibidang olahraga melalui
pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi yang dilandasi oleh ilmu
pengetahuan dn teknologi”. menurut Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga
Republik Indonesia, “Jenjang pembinaan olahraga prestasi belajar salah satunya adalah program kegiatan ekstrakurikuler”.
Olahraga pendidikan, ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan
yang dilaksanakan diluar jam pelajaran biasa yang sifatnya mendidik, menurut
UURI tentang sistem keolahragaan nasional BAB 1 ketentuan umum (pasal 1
ayat 2) :
Olahraga pendidikan adalah Pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang tentu dan berkelanjutan untuk memperoleh pngetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani.
Dari uraian undang–undang diatas dapat dipastikan bahwa kegiatan
olahraga selain untuk tujuan prestasi dapat pula memberikan pengetahuan,
7
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kegiatan beladiri merupakan bagian penting dalam proses tumbuh
kembangnya usia anak, dilihat dari segi psikologisnya pendidikan beladiri bagi
seorang anak mengandung 4 makna yaitu pemenuhan untuk begerak, sebagai
komunikasi, pengembangan diri. dan transisi pada dunia.
Tujuan latihan sendiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani,
intelektual, emosional sosial, dan mental spiritual, jadi selain dari segi fisik latihan
Pencak Silat bermanfat bagi aspek psikologis. Menurut Lutan (1991:40 )
mengutip pendapat Scot (1960) menjelaskan bahwa :
...ditinjau dari aspek kejiwaan sumbangan yang bermanfaat dari kegiatan fisik yaitu: a) Perubahan sikap mental yang poitif. b) Perbaikan efisiensi sosial. c) Perbaikan persepsi sensoris dan reaksi berangkai. d) Pembinaan perasaan sejahtera dan sehat. e) Peningkatan relaksasi yang lebih baik. f) Keringanan dalam masalah pikosomatik. g) Perolehan keterampilan yang mendalam.
Dalam kegiatan olahraga, setiap siswa biasanya memilki karakteristik
perilaku yang yang berbeda-beda, perilaku itu dapat terwujud apabila seseorang
melakukan aktivitas. Hal ini sesuai dengan pernyatan Ballachey dalam
http://teoriperiakusosialmnusia.blogspot.commenyatakan bahwa “perilaku sosial
seseorang itu tampak dalam pola respon antar orang. Perilaku itu dinyatakan
dalam hubungan timbal balik antar pribadi.” Sedangkan sosial merupakan
kehidupan masyarakat dimana masyarakat itu selalu memerlukan bantuan dari
orang lain dan mereka tidak bisa hidup berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.
Berdasarkan uraian tersebut penulis berpendapat bahwa perilaku sosial
merupakan aktivitas untuk mecapai tujuan yang diinginkan, untuk memperoleh
tujuan tersebut dibutuhkan suatu kerja sama atau interaksi antar individu,
sehingga timbul sebuah reaksi atau respon dari individu lain. Reaksi yang timbul
menandakan individu tersebut memperhatikan orang yang memberi stimulus.
Perilaku sosial siswa selalu bervariasi baik di sekolah, keluarga atau pun
8
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
juga berubah menjadi jelek . perubahan perilaku ini disebabkan karena adanya
unsur yang mempengaruhi kepribadian individu. Pergaulan siswa merupakan hal
yang dapat mempengaruhi keperibadian individu, jika individu atau siswa bergaul
dengan teman yang baik, maka siswa tersebut akan memilki keperibadian yang
baik pula, bahkan bisa jadi lebih baik dari sebelumnya. seperti peribahasa jika kita
berteman dengan penjual parfum maka kita akan tercium wanginya. Tetapi jika
individu berteman dengan individu yang tidak memiliki keperibadian yang baik
maka individu tersebut akan memiliki keperibadian yang tidak baik.
Jika kita amati perilaku siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Pencak Silat
di sekolah cenderung memiliki perilaku sosial yang lebih baik dari pada siswa
yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Perilaku sosial siswa
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini cenderung memilki perilaku disiplin,
bertanggung jawab, selalu menghargai teman dan lain sebagainya. Berbeda
dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa tersebut
cenderung memilki sikap dan peribadi yang negatif seperti tidak disiplin,
berkata-kata kasar atau kotor, kurang menghargai teman dan lain sebagainya. Maka dari
itu diharapkan dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah seperti olahraga
pencak silat, perilaku sosial siswa dapat terarahkan yang lebih baik.
Bertitik tolak pada uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “ Dampak pembelajaran pencak silat terhadap perilaku sosial
siswa”.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis diatas dapat di simpulkan bahwa
program ekstrakurikuler pencak silat merupakan suatu kegiatan mendidik melalui
aktivitas jasmani yang memiliki tujuan untuk memberdayakan siswa atau anak
didik mencapai kedewasaanya dan mengalami perubahan perilaku sosial secara
9
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
gambaran umum perilaku sosial siswa yang mengikuti pembelajaran pencak silat
di SMA Pasundan 1 Bandung?”
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pegangan peneliti dalam melakukan proses
penelitian sehingga dapat berjalan dengan jalur dalam masalah yang sudah
ditentukan. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:9) Menyatakan bahwa”
Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan
kegunaan yang langsung bersifat praktis”.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran umum
perilaku sosial siswa yang mengikuti pembelajaran pencak silat di SMA Pasundan
1 Bandung.
D.Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna sebagai berikut:
1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi bagi instansi dan lembaga
pendidikan atau sekolah, guru pendidikan jasmani orang tua murid dan
masyarkat umum mengenai manfaat tentang kegiatan ekstrakurikuler pencak
silat yang berdampak terhadap peningkatan perilaku sosial siswa.
2. Secara praktis dapat dapat dijadikan acuan oleh para pendidik dan guru
pendidikan jasmani dalam memberikan aktivitas olahraga kepada siswa melalui
berbagai bentuk program ekstrakurikuler olahraga pencak silat sebagai media
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
E.Pembatasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak
10
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Pencak Silat.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku sosial.
3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pencak silat SMA Pasundan 1 Bandung.
4. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
5. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.
F. Penjelasan Istilah
Guna menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka penulis membatasi beberapa istilah yang digunakan sebagai
beikut:
1. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Syaiful Sagala (2005:62)
2. Menurut Rusli ibrahim (dalamDidin Budiman 2010:17) Perilaku sosial adalah
suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin
keberadaan manusia.
3. Pencak silat merupakan salah satu budaya nenek moyang bangsa indonesia
yang perlu dilestarikan dan disebarluaskan keberadaannya. Pencak silat
merupakan cara membela diri dari segala bentuk ancaman baik dari binatang
45
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian
1. Lokasi
Penulis mengambil lokasi penelitian ini di tepatnya di SMA Pasundan 1
Bandung yang beralamat di Jl. Balong Gede Kota Bandung.
2. SubjekPopulasi
Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk memperkuat
serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek
dalam penelitian ini adalah: siswa-siswi kelas X, XI, XIIyang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat yang berjumlah 25 orang tahun ajaran 2012/2013.
Menurut sugiyono (2008:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi
merupakan keseluruhan dari subjek yang akan diteliti. Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
pencak silat. Populasi siswa SMA pasundan 1 Bandung.
3. Sampel Penelitian
Pengertian sampel menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) “ Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Sedangkan menurut Sugiyono (2010:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik dan sifat yang mewakili seluruh populasi
46
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pencak silat di SMA Pasundan 1 Bandung kurang dari seratus yaitu berjumlah
25orang , maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Oleh karena itu
sampel yang diambil sejumlah populasi yaitu 25 orang siswa.
Dengan demikian teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Menurut sugiyono (2010:124) mengatakan bahwa “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.
B. Desain penelitian
Untuk memberikan gambaran mengenai alur dalam penelitian ini penulis
memberikan gambaran sebuah desain penelitian yang penulis gunakan dalam
penelitian ini. Desain penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas yaitu kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat dan variabel terikat yaitu perilaku sosial.
Sebagaimana dapat kita lihat dalam bagan dibawah ini :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Adapun langkah- langkah penelitian untuk memberikan gambaran langkah
penelitian yang dilakukan maka diperlukan langkah penelitian maka akan
mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun
mengenai langkah-langkah penelitian penulis jelaskan sebagai berikut:
Pembelajaran Pencak Silat
47
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian Populasi
Sampel
Penyebaran angket
Pengumpulan data
Pengolahan data
hasil
48
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu C.Metode penelitian
Dalam suatu penelitian, perlu menerapkan suatu metode yang sesuai serta
dapat membantu untuk mengungkapkan suatu permasalahan, keberhasilan dalam
suatu penelitian menggunakan metode yang tepat serta sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dengan tujuan yang ingin dicapai, oleh karena itu
peneliti harus terampil dalam memilih metode yang tepat dengan masalah yag
diteliti.
Mengenai bentuk dan jenis metode penelitian yang digunakan dalam
sebuah penelitian tersebut. Disamping itu, penggunaan metode tergantung kepada
permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode
harus dilihat dari efektivitasnya, efisiennya, dan relevansinya metode tersebut.
Suatu metode dikatakan afektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya
perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang dipakai
dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif atau disebut juga
noneksperimen. Menurut (Best, 1982:119) yang dikutip Sukardi (2003:157) Penelitian deskriptif merupakan: “Metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanaya”.
Menurut Nazir dalam Tuti Retno (2002:8) “Metode deskriptif merupakan salah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set
49
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu.penelitian deskriptif ditujukan untuk memaparkan dan menggambarkan dan memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berfikir tertentu. Metode ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasi apa yang ada, bisa mengenai kondisi dan hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang.
Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini bertujuan survey
terhadap perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikler beladiri
pencak silat. merujuk pada pendapat diatas peneliti menggunakan metode
deskriptif dikarenakan penelitian ini bertujuan meneliti kelompok tertentu. Oleh
karena itu, peneliti akan menggali tentang perilaku sosial siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pencak silat.
D.Definisi Operasional Variabel
a. Pembelajaran : “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Syaiful Sagala (2005:62). Menurut Soetomo (1993:68) mengemukakan bahwa: “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Jadi yang dimaksud
dengan pembelajaran dalam penelitian ini adalah proses hubungan atau
interaksi peserta dididk dengan pendidik dan sumber belajar yang
dilakukan secara sengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu
lingkungan belajar untuk mendapatkan perubahan perilaku ke arah yang
lebih baikk akibat adanya suat pengalaman belajar.
b. Pencak silat: “ Pencak adalah olahraga berinti beladiri yang memiliki
50
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1997:34).Selanjutnya pencak silat menurut Atok Iskandar ( dalam Muharnanto 1993:3) adalah, „Gerak beladiri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan, sehingga merupakan penguasaan gerak yang efektif dan terkendali serta sering digunakan dalam latihan sabung atau pertandingan‟. c. Perilaku sosial : “Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan
yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia”. Rusli
ibrahim (dalam Didin Budiman 2010:17). Selanjutnya menurut Ballachey
dalam http://teoriperilakusosialmanusia.blogspot.com (diakses 4 Desember 2012) yang menyatakan bahwa: “Perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respon antar orang Perilaku itu dinyatakan dalam hubungan timbal balik antar pribadi.‟‟ Berdasarkan pada pendapat para ahli diatas tentang perilaku sosial penulis mengemukakan bahwa perilaku sosial
merupakan aktivitas untuk mecapai tujuan yang diinginkan, untuk
memperoleh tujuan tersebut dibutuhkan suatu kerja sama atau interaksi
antar individu, sehingga timbul sebuah reaksi atau respon dari individu
lain.
d. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam
pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keaadan
dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ini berupa kegiatan pengayaan dan
perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler. Mengingat
terbatasnya jumlah jam pelajaran setiap minggu yang tersedia dalam
program kurikuler, perlu disusun program ekstrakurikuler yang
dilaksankan diluar jam pelajaran. Depdikbud (1994:2).
E.Instrumen Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai faktor yang
mempengaruhi perilaku sosial siswa sekolah menengah atas di SMA Pasundan 1
51
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalan kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.
Jenis instrumen dalan angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup
dan terbuka. Instumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat pertanyaan tertulis
yang disertai dengan alternatif jawaban yang sudah disediakan, sehingga
responden tinggal memilih alternatif yang tersedia. Sedangkan instrumen yang
bersifat terbuka yaitu seperangkat daftar pertanyaan dengan memberikan
kesempatan kepada responden untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan apa
yang diketahui dan dilakukannya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis instrumen yang bersifat tertutup.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert
yaitu digunakan untuk mengukur sifat, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial” (Sugiyono, 2005 : 104). Adapun ketentuan skor dan alternatif jawaban digambarkan dengan tabel 3.3
Tabel 3.1
Skor dan Alternatif Jawaban
No Pertanyaan Skor
Positif
Skor Negatif
1 Selalu (SS) 5 1
2 Sering (S) 4 2
3 Kadang-kadang(R) 3 3
4 Pernah (TS) 2 4
5 Tidak Pernah (STS) 1 5
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator terlebih dahulu, kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa
pernyataan atau pertanyaan. Kuesioner dan skala Likert yang penulis pilih sesuai
52
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran pencak silat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap
perilaku sosial siswa. Dalam pelaksanaannya, populasi yang telah terlibat dalam
kegiatan ekstrakurikuler pencak silat diberikan angket perilaku sosial.
Perilaku sosial dalam penelitian ini adalah mengacu pada teori Helm &
turner (1984) yang di kutip Irma Ruhimawati (2011:24) bahwa jenis perilaku
sosial dapat dilihat dari lima dimensi yaitu:
...1) Disiplin. 2) Mampu Bekerjasama (cooperating) dengan orang lain. 3) Mampu Menghargai (altruism) baik dalam menghargai milik pendapat, hasil karya orang lain, serta kondisi-kondisi yang ada pada orang lain. 4) Mampu Berbagi (sharing) orang lain. 5) Membantu (helping others) orang lain.
Mengenai pembuatan soal yang mengacu pada sub komponen, Surakhmad
(1989:184) mengemukakan sebagai berikut :
Rumuskan setiap pertanyaan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh
responden, pernyataan mana yang menimbulkan kesan agresif. Sifat pernyataan harusbersifat netral dan objektif
Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.
Dengan pernyataan diatas, maka penulis menyusun butir-butir pertanyaan
dan pernyataan dalam angket, maka peneliti menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi ini
merupakan konsep pokok yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
Adapun konsep pokok yang akan diteliti, kisi-kisi angket bisa dilihat dalam tabel
3.4:
Tabel 3.2
53
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Variabel Sub
Variabel
Indikator Pernyataan No
soal
Saya selalu memakai PSAS lengkap dengan
Saya selalu datang terlambat ke sekolah
Saya tidak
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Saya selalu memakai pakaian yang sekolah
Saya selalu menjaga fasilitas sekolah, tidak
Saya selalu percaya diri di lingkungan sekolah
Saya selalu yakin dan optimis dengan segala keputusan yang saya buat apabila sedang melaksanakan ujian
Saya tidak terlalu
54
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berani untuk
memberikan pendapat ketika diskusi
Saya kurang yakin kepada setiap keputusan yang saya buat pada saat ujian
Ketika mengambil
Setiap pendapat teman yang tidak tepat saya selalu terdepan memberikan solusinya
Saya selalu percaya diri apabila melakukan
Saya selalu kedepan mengerjakan soal di papan tulis yang di berikan guru
Meskipun ada teman yang tidak faham dengan pelajaran saya bersikap acuh saja
55
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Saya memotong
Saya selalu menerima dan
mempertimbangkan pendapat dari siapa saja jika itu baik
Saya sering
mengganggu teman saya pada saat belajar di kelas
56
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Mengha
Saya menerima saran dengan hati yang di luar jam pelajaran
Saya selalu berdiskusi dengan teman
mengenai materi pelajaran
Saya merasa senang jika ada yang memberi saran kepada saya
Saya selalu berusaha 60
10
V
57
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memperbaiki apabila ada kesalahan dari saya
Saya selalu acuh jika mendengarkan penjelasan dari guru yang tidak saya sukai
Saya bertanya kepada guru ketika saya tidak memahami materi membantu jika ada orang yang
membutuhkan pertolongan
Saya mau menolong Orang walaupun baru saya kenal
Saya akan membantu apabila diminta pertolongan oeh orang lain
58
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b.
Menolo ng teman
Saya selalu membantu teman walaupun pekerjaanya berat
Saya sering acuh jika ada teman yang
Saya menolong teman yang membutuhkan
F. Proses pengembangan instrumen
a. Uji Validitas
Suharsimi Arikunto (2006: 168) menjelaskan definisi validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur ini mengukur apa yang
seharusnya diukur. Adapun daya beda butir juga dihitung dari hubungan atau
korelasi item tes terhadap skor total tes. Untuk menentukan daya beda butir dapat
dilakukan dengan digunakanrumus korelasi Product Moment dari Pearson.
Rumus korelasi Product Moment tersebut adalah sebagai berikut (Suharsimi
59
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Y : skor total N : ukuran data
Nilairxy yang diperoleh akan kemudian dilanjutkan taraf signifikasi
korelasi dengan menggunakan t student yaitu,
√
√
(Suharsimi Arikunto,2002:263)
Keterangan:
t : nilai t-hitung yang dicari r : koefisien seluruh tes
n – 2 : Jumlah soal/pernyataan dikurangi dua
Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel dalam taraf
nyata 0.05 atau dengan tingkat kepercayaan 95%. Instrumen penelitian ini
memiliki tingkat kebebasan n1 + n2 – 2 maka dapat dinilai t-tabel menunjukkan
harga 1.71.
Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan
pendekatan signifikansi, yaitu jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel
maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul
data (valid), tetapi jika sebaliknya, jika t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka
pernyataan tersebut tidak signifikan, dengan kata lain pernyataan tersebut tidak
dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data (tidak valid). Adapun hasil uji
60
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas Butir Angket Perilaku Sosial Siswa
No T- Tabel T- Hitung Keterangan
1 1.71 2,66 valid
2 1.71 3,57 valid
3 1.71 7,21 valid
4 1.71 2,53 valid
5 1.71 2,94 valid
6 1.71 3,30 valid
7 1.71 2,67 valid
8 1.71 1,90 valid
9 1.71 4,37 valid
10 1.71 2,08 valid
11 1.71 3,13 valid
12 1.71 3,07 valid
13 1.71 1,84 valid
14 1.71 -0,18 Tidak valid
15 1.71 1,70 Tidak valid
16 1.71 3,13 valid
17 1.71 2,21 valid
18 1.71 2,14 valid
19 1.71 2,82 valid
20 1.71 3,51 valid
21 1.71 1,91 valid
22 1.71 3,10 valid
23 1.71 1,89 valid
24 1.71 3,16 valid
61
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26 1.71 1,97 valid
27 1.71 2,37 valid
28 1.71 4,02 valid
29 1.71 4,31 valid
30 1.71 3,63 valid
31 1.71 4,12 valid
32 1.71 4,01 valid
33 1.71 4,34 valid
34 1.71 3,23 valid
35 1.71 3,30 valid
36 1.71 1,50 Tidak valid
37 1.71 3,46 valid
38 1.71 4,01 valid
39 1.71 3,23 valid
40 1.71 3,23 valid
41 1.71 3,80 valid
42 1.71 4,48 valid
43 1.71 7,21 valid
44 1.71 2,77 valid
45 1.71 2,49 valid
46 1.71 4,01 valid
47 1.71 3,16 valid
48 1.71 7,21 valid
49 1.71 3,00 valid
50 1.71 -0,41 Tidak valid
51 1.71 2,58 valid
52 1.71 1,94 valid
62
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
54 1.71 3,23 valid
Berdasarkan perhitungan validitas terhadap perilaku sosial siswa angket
yang berjumlah 60 butir pertanyaan setelah diolah ternyata terdapat 55 butir
pertanyaan tersebut memenuhi syarat untuk digunakan atau mampu mengukur apa
yang hendak diukur.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil
tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok siswa yang
berbeda, atau tes yang berbeda diberikan pada kelompok yang sama akan
memberikan hasil yang sama. Jadi, berapa kalipun dilakukan tes dengan
instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sama. Untuk memperoleh
reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu (Suharsimi Arikunto, 2006:
178-196):
r11 = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b
63
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
t
= Variansi total
Nilai r yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan rumus Alpha
Cronbach kemudian akan dikonsultasikan dengan harga r tabel dengan = 0,05
dan dk = N-2 (N = banyaknya siswa). Bila rhit> rtab maka instrumen dinyatakan
reliabel. Sedangkan untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrumen
digunakan kategori sebagai berikut (Sutrisno Hadi,1999:216):
1. 0,800 – 1,000 : sangat tinggi 2. 0,600 – 0,799 : tinggi
3. 0,400 – 0,599 : cukup 4. 0,200 – 0,399 : rendah 5. 0,000 – 0,199 : sangat rendah
Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program
excel diperoleh rhitung = 0,719>0,423 = rtabeldengan = 0,05 dan dk = 23. Dalam
hal ini koefisien reliabilitas instrumen termasuk dalam kriteria reliabilitas tinggi.
G. Teknik pengumpulan Data
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan angket dengan menngunakan skala Likert, Menurut Sugiyono (2010:134) menyatakan bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Mengenai penjelasan angket/kuesioner, Arikunto (2010: 194) menjelaskan bahwa: “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.
Jenis-jenis angket/kuesioner yang dapat dipakai sebagai alat pengumpul
64
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis,tergantung pada sudut
pandangnya:
a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada:
1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:
1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. 2) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain.
c. Dipandang dari bentuknya, maka ada:
1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.
2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.
4) Rating-scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Penggunaan angket dalam hal ini memiliki beberapa keuntungan
sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2010:195) adalah sebagai berikut:
Keuntungan kuesioner:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden
4) Dapat dibuat terstandar sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab
5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Pengambilan data dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan
tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Angket yang digunakan
65
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket tersebut berisikan
tentang jenis-jenis perilaku sosial 1) Disiplin. 2) Mampu Bekerjasama
(cooperating) dengan orang lain. 3) Mampu Menghargai (altruism) baik dalam
menghargai milik pendapat, hasil karya orang lain, serta kondisi-kondisi yang ada
pada orang lain. 4) Mampu Berbagi (sharing) orang lain. 5) Membantu (helping
others) orang lain.
H. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah dalam pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut:
i. Menyeleksi data. Setelah angket terkumpul dari para sampel sebagai
sumber data, kemudian diseleksi unuk memeriksa keabsahan pengisiaan
angket. Setelah itu, angket yang kurang lengkap dibuang.
ii. Memberikan perolehan nilai pada tiap butir angket.
a. Untuk pertanyaan positif: SS = 5, S = 4 , R = 3, TS = 2 dan STS = 1
b. Untuk pertanyaan negatif: SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4dan STS = 5
c. Mengelompokan setiap butir pertanyaaan
d. Menjumlahkan nilai seluruh pertnyaaan untuk tiap butir pertanyaan
e. Menganalisis data, yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang dapat
dipecaya.
f. Melakukan persentase data dalam penelitian ini adalah merekapitulasi
hasil jawaban angket yang diisi oleh respon berdasakan kategori pilihan
jawaban sehingga dapat melihat berapa masing- masing jumlah pilihan
yang telah didapat
g. Selanjutnya menghitung prosentase gambaran alternatif jawaban dengan
menggunakan rumus:
Jumlah Pilihan
x 100% Jumlah skor ideal
66
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berikut ini adalah untuk mengukur perilaku sosial siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMA Pasundan 1 Bandung, tingkat
perilaku tersebut dapat disimpulkan, dalam hal ini memilih parameter yang
dikemukan oleh Nurhasan dan Cholil (2007:429), dengan menafsirkan kriteria
penilaian prosentase sebagai berikut:
Tabel 3. 4
Kriteria frekuensi prosentase
Rentang Nilai Kriteria
81 – 100% Baik sekali
66 - 79% Baik
56 - 65% Cukup
41 - 55% Kurang
76
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka kesimpilan secara umum dari hasil
penelitian ini adalah pembelajaran pencak silat berdampak positif terhadap
peningkatan perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak
silat di SMA Pasundan 1 Bandung. Sedangkan kesimpulan khusus dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran pencak silat
di SMA Pasundan 1 Bandung termasuk dalam kategori baik, yaitu terlihat
dari hasil prosentase nilai rata-rata yang mencapai 82,2%.
B. SARAN
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pimpinan lembaga pendidikan dalam hal ini kepala sekolah dan
stafnya agar lebih memperhatikan pengadaan perlengkapan agar kegiatan
pembelajaran pencak silat berjalan dengan baik.
2. Bagi orangtua siswa agar mengarahkan dan memberi dukungan kepada
anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, khususnya
ekstrakurikuler pencak silat yang telah terbukti dapat mempengaruhi
perilaku sosial siswa kearah yang lebih baik.
3. Bagi pelatih ekstrakurikuler agar lebih kreatif dan inovatif dalam
77
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mendukung sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
4. Bagi siswa agar mengisi waktu luang sesuadah pulang sekolah dengan
kegiatan yang positif, salah satunya yaitu dengan mengikuti kegiatan
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ai faridah. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperatif Learning Terhadap Hasil Pembelajaran Pencak Silat Seni Palaredan di Sma IT AS SYIFA Boarding School Subang.
Bandung : Universitas pendidikan indonesia
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Budiman, Didin. (2010) Psikologi Anak Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.
Depdikbud (1994). Kurikulum Sekolah Landasan Program dan Pengembangan. GBPP. Jakarta
Desminta. (2006). Psikologi Perkembangan.Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Fajar Sidik, Muhamad. (2012). Pengaruh Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Pembentukan Karakter Siswa di SDN Tanjung Karya 4 Kabupaten Garut. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hurlock, E.B. (1991). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Hidayatiningsih, Gustia. (2011). Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Pencak Silat Dengan Menggunakan Media Audio Visual Dengan Pembelajaran Konvensional Terhadap Penampilan Pencak Silat Seni Pada Siswa SDN Sariwangi Kabupaten Bandung Barat. Bandung : Universitas pendidikan indonesia.
Lutan, Rusli. (1991). Manusia dan Olahraga. ITB dan FPOK/IKIP Bandung.
Murhananto. (1993). Menyelami Pencak Silat. Jakarta: PT Puspa Swara Pusta Pembangunan Swadaya Nusantara.
Notosoejitno. (1997). Khazanah Pencak Silat. Jakarta: CV Infomedika
Nurhasan; Cholil, Hasanudin. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Rasyidin, Waini. Dkk (2009). Landasan Pendidikan. MKDP UPI Bandung
Riduwan dan Kuncoro, EA. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.
Singgih Pratomo, 2013
Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sucipto. (2009) Modul Pembelajaran Pencak Silat. Bandung : FPOK UPI
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sujana. (2001) . Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sukardi. ( 2003 ). Metodologi Penelitian pendidikan.Jakarta: PT Bumi Aksara
Surakhmad. D. Winarno. (1982). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Tarsito
....(2007). Undang- undang RI No 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
Kementerian.Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
Sumber dari internet:
http://teoriperilakusosialmanusia.blogspot.coms