• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PEMBELAJARAN PENCAK SILAT TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA: Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK PEMBELAJARAN PENCAK SILAT TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA: Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAMPAK PEMBELAJARAN PENCAK SILAT

TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA

(Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SINGGIH PRATOMO 0808562

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu LEMBAR HAK CIPTA

DAMPAK PEMBELAJARAN PENCAK SILAT

TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA

(Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Oleh Singgih Pratomo

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Singgih Pratomo 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

DAMPAK PEMBELAJARAN PENCAK SILAT TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA

(Studi Deskrptif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung) Oleh

Singgih Pratomo

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Drs. Sucipto, M.Kes Nip: 196106121987031002

Pembimbing II

Alit Rahmat. M.Pd Nip: 19720828200501001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

(5)

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

Singgih Pratomo. 0808562. Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa. (Studi Deskriptif Pada Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Pencak Silat di Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung). Pembimbing 1 Drs. Sucipto, M.Kes. Pembimbing 2 Alit Rahmat, M.Pd. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Jurusan Pendidikan 0lahraga. FPOK-UPI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku sosial siswa yang mengikuti pembelajaran pencak silat di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah sisiwa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMA Pasundan 1 Bandung sejumlah 25. Instrumen alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik korelasi sederhana yang diuji pada taraf kepercayaan 5%. nilai t-hitung dengan nilai t-tabel dalam taraf nyata 0.05 atau dengan tingkat kepercayaan 95%. Instrumen penelitian ini memiliki tingkat kebebasan n1 + n2 – 2 maka dapat dinilai

t-tabel menunjukkan harga 1.71. Hasil uji validitas dan realibilitas yang diperoleh 0,793. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perilaku sosial siswa yang signifikan bagi siswa yang mengikuti kegiatan beladiri pencak silat di SMA Pasundan 1 bandung. Dari hasil analisa data diketahui bahwa perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMA Pasundan 1 Bandung dilihat dari nilai rata-rata serta prosentase yang dicapai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMA Pasundan 1 Bandung dari setiap komponen perilaku sosial yaitu 82,2% yang termasuk kategori baik.

(6)

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT Singgih Pratomo. 0808562. the impact of learning On the social behavior of Pencak Silat student. (A descriptive Study On students who Attend Extracurricular Pencak Silat at the high school of Pasundan Bandung 1). Supervisor 1 Drs. Sucipto, M.Kes. Supervising 2 Alit Rahmat, M.Pd. Courses of physical education health and recreation. Department of Education Sport. FPOK-UPI.

This research aims to know the level of the social behavior of students who follow learning pencak silat at school. This research uses descriptive method. The population in this research is student the following extracurricular activities pencak silat Pasundan Bandung 1 high school a number of 25 people. Balonggede Street no. 28. data collecting tool Instrument used in this research is now closed. Data analysis technique used is a simple correlation technique that was tested at the 5% confidence level. Value t-hitung with nilai t-tabel insecurity real level of trust 0.05 or with 95 %. This research instrument having a degree of freedom n2 n1 + 2 and can be assessed t-tabel indicating the 1.71. Test the validity and realibilitas obtained 0,793. Research shows that there is significant social behavior siswa for students who follows the sport fighter martial arts high school pasundan 1 bandung. The result of social behavior data analysis find that students in the martial arts high school extracurricular pasundan 1 bandung reviewed in terms of discipline having 85 %, behavior having 78 %, bold behavior cooperate 83 %, behavior mengahargai 80,5 %, 85 % share the behavior. behavior like helping 80.5%. From the results of the data processing, can be seen from the average value and the percentage reached students who attend extracurricular pencak silat Pasundan Bandung 1 high school of each sub component of social behavior that the categories include 82,2% good, meaning it can be concluded that the social behavior of students who made this sample. So study pencak silat affect social behavior improvement high school students of Pasundan Bandung 1.

(7)

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Pembatasan Penelitian ... 9

F. Penjelasan Istilah ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 11

A. Pembelajaran ... 11

B. Pencak Silat ... 15

1. Sejarah dan Perkembangan Pencak Silat ... 15

2. Aspek-Aspek Dalam Olahraga Bela Diri Pencak Silat ... 17

3. Pencak Silat dan Seni Beladiri ... 19

4. Asal Mula Ibing Penca ... 20

5. Jurus Yang Terdapat Dalam Ibing Penca ... 21

6. Musik Pengiring Ibing Penca ... 23

7. Hakikat Paleredan ... 25

C. Perilaku Sosial Siswa ... 31

1. Pengertian ... 31

2. Faktor Yang Membentuk Perilaku Sosial ... 32

3. Bentuk dan jenis perilaku sosial ... 34

D. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 37

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 38

2. Ciri-ciri Ekstrakurikuler ... 38

3. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler ... 39

4. Program Ekstrakurikuler Di SMA Pasundan 1 Bandung ... 39

5. Keterkaitan Kegiatan Ekstrakurikuler Dengan Perilaku Sosial ... 40

E. Kerangka Pemikiran ... 41

(8)

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Lokasi, subjek populasi dan sampel penelitian ... 45

1. lokasi ... 45

2. Subjek Populasi ... 45

3. Sampel Penelitian ... 45

B. Desain Penelitian ... 46

C. Metode Penelitian ... 48

D. Devinisi Operasioanal Variabel ... 49

1. Pembelajaran ... 49

2. Pencak silat ... 49

3. Perilaku Sosial Siswa ... 49

4. Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa ... 50

E. Instrument Penelitian ... 50

F. Proses Pengembangan Instrument ... 57

1. Uji Validitas ... 57

2. Uji Reabilitas ... 61

G. Teknik Pengumpulan Data ... 62

H. Teknik Analisa Data... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A.Deskripsi Data ... 66

B.Analisis Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

C.Diskusi penemuan ... 73

BAB V KESIMPULAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B.Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

(10)

1

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan dan proses

belajar mengajar, tujuan dari pembelajaran atau pendidikan telah tercantum dalam

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional,

di sebutkan :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah sebagai pendidikan formal memiliki tingkatan atau jenjang yang

teratur, yaitu mulai dari tingkat dasar sampai dengan tingkat atas meliputi sekolah

Dasar (SD) atau Madrasah Ibtida’iyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), atau Madrasah Aliyah (MA). Masing-masing jenjang

mempunyai tujuan pendidikan yang berbeda-beda, namun mengacu pada tujuan

yang sama yaitu tujuan pendidikan nasional.

Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan individu yang sedang

mengalami masa transisi terutama dalam perilaku yang dipengaruhi oleh

perkembangan psikologis dan sosial. Masa ini ini tergolong pada masa remaja,

sehingga pertumbuhan dan perkembangannya sesuai dengan tugas perkembangan

remaja. Masa ini merupakan masa yang terbaik untuk diberdayakan melalui

(11)

2

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada masa ini relatif tinggi. Hal ini diperjelas oleh pendapat Samsunuwiyati

Mar’at (2006:190) bahwa : “Adolesen atau remaja telah digunakan untuk menunujukan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa

dewasa, yang ditandai oleh perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif

dan sosial. Batasan usia remaja antara 12 hingga 18 tahun”.

Pada proses pembelajaran di sekolah setiap siswa di berikan kesempatan

untuk berperan secara aktif dalam berinteraksi antara siswa dengan guru, siswa

dengan siswa, dan siswa dengan lingkungannya. perkembangan ilmu pengetahuan

dan pesatnya kemajuan teknologi serta semakin kompleksnya permasalahan yang

dihadapi siswa dilingkungan sekolah semakin pesat pula kebutuhan siswa akan

sesuatu yang berhubungan dengan peningkatan perilaku sosial pada siswa.

Berdasarkan fakta-fakta dilapangan ketika peneliti mengajar disekolah SMA

Pasundan 1 Bandung masalah yang sering timbul dalam segi perilaku sosial yaitu

siswa sering melakukan perilaku atau perbuatan yang tidak sesuai dengan yang

diharapkan, seperti berkata-kata kotor atau kasar, kurang sopan kepada teman atau

guru, tidak mentaati perintah guru, bahkan melawan guru, individualis, saling

bermusuhan antar teman, bahkan sampai ada yang berkelahi dengan temannya

sendiri.

Mengatasi perilaku sosial siwa tersebut perlu adanya suatu aktivitas atau

kegiatan yang dinamakan kegiatan ekstrakurikuler agar dapat memberikan

kesempatan kepada anak mengembangkan kreativitasnya serta meminimalisir

anak dari kegiatan–kegiatan negatif.Aktivitas atau kegiatan yang terjadi di sekolah

merupakan kegiatan pendidikan yang dapat dibedakan menjadi kegiatan

intrakurikuler, kurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut diselenggarakan

sedemikian rupa mengacu pada kebijakan-kebijakan institusi dalam rangka

pencapaian tujuan pendidikan baik nasional, institusional maupun instruksional.

Program kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh setiap

(12)

3

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kegiatan serta potensi, minat dan bakat siswa. Sehubungan dengan hal tersebut,

Depdikbud (1994:2), menjelaskan bahwa:

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keaadan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ini berupa kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler. Mengingat terbatasnya jumlah jam pelajaran setiap minggu yang tersedia dalam program kurikuler, perlu disusun program ekstrakurikuler yang dilaksankan diluar jam pelajaran.

Beberapa bentuk program kegiatan yang diselenggarakan oleh siswa SMA

Pasundan 1 Bandung adalah bentuk kegiatan yang meliputi OSIS, Paskibra,

Pramuka, PMR, Futsal, Bolavoli, Bolabasket, dan Pencak Silat.Tujuan

diadakannya kegiatan ekstrakurikuler tersebut berlaku bagi siswa dilingkungan

sekolah. Berdasarkan beberapa jenis ekstrakurikuler yang diadakan di SMA

Pasundan 1 Bandung, peneliti memilih kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat

sebagai variabel penelitian. Kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat dipilih karena

dalam proses pembelajaran Pencak Silat, selain aspek kognitif dan psikomotor,

siswa juga belajar mengenai aspek afektif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan

perilaku dan sikap. Dari segi afektif ini banyak tujuan dan manfaat yang

diharapkan dapat tercapai oleh siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

pencak silat diantaranya sikap sportif, saling menghargai/ menghormati sesama

teman latih-tanding, disiplin, rendah hati sesuai dengan falsafah pencak silat. Oleh

karena, program ekstrakurikuler pencak silat merupakan suatu kegiatan mendidik

melalui aktivitas jasmani yang memiliki tujuan untuk memberdayakan siswa atau

anak didik mencapai kedewasaanya dan mengalami perubahan periaku sosial

secara positif.

Olahraga Pencak Silat sebagai olahraga beladiri besar manfaat dan

faedahnya dalam pembentukan diri dan pribadi. “Diri melihat dari bentuk fisik,

(13)

4

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sikap budi, yang lebih cenderung disebut : sikap mental dan moral”. ( Muhammad

Fajar Sidik, 2012:4). Maka, dengan mengikuti program ekstrakurikuler perilaku

sosial siswa diharapkan dapat menunjang terbentuknya perilaku sosial siswa yang

baik.

Pencak Silat merupakan salah satu budaya nenek moyang bangsa

indonesia yang perlu dilestarikan dan disebarluaskan keberadaanya. Pencak Silat

merupakan cara membela diri dari segala bentuk disesuaikan dengan situasi dan

kondisi alam sekitarnya. pencak silat berkembang dari zaman prasejarah sampai

pada zaman setelah kemedekan.

Beladiri Pencak silat merupakan salah satu bela diri asli indonesia yang

tumbuh subur dan berkembang di indonesia hingga mancanegara. Hal ini di

buktikan dengan banyaknya berdiri perguruan pencak silat. Perguruan-perguruan

yang mengajarkan pencak dan silat asal indonesia di berbagai negara kemudian

juga menggunakan istilah Pencak Silat.

Menurut Sucipto (2009:20) Pencak silat adalah “Salah satu budaya nenek

moyang bangsa indonesia yang perlu dilestarikan dan disebarluaskan

keberadaannya. Pencak silat merupakan cara membela diri dari segala bentuk

ancaman baik dari binatang maupun manusia itu sendiri”.

Menurut Notosoejitno(1997:54) secara substansi pencak silat mempunyai

4 aspek atau 4 rupa (appearance) sebagai satu kesatuan, yakni aspek

mental-spritual, beladiri, seni dan olahraga. Aspek-aspek tersebut tak dapat dipisahkan

satu dengan lainnya dapat dibedakan berdasarkan sifat dan tujuannya.Dalam

kaitan itu, secara katerogis dapat dikatakan bahwa:

(14)

5

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Aspek beladiri menggambarkan sifat dan tujuan pertahanan atau pembelaan diri dengan menggunakan teknik dan atau jurus beladiri khas Pencak Silat.

3. Aspek Seni menggambarkan sifat dan tujuan menampilkan keindahan teknik dan atau jurus Pencak Silat.

4. Aspek olahraga menggambarkan sifat dan tujuan keolahragaan Pencak Silat, yakni kebugaran, ketangkasan, dan ketahanan jasmani.

Berdasarkan keempat aspek diatas, dapat disimpulkan bahwa sifat serta

tujuan aspek mental-spiritual dan aspek beladiri berkaitan dengan kebutuhan akan

keamanan, sedangkan sifat serta tujuan aspek seni dan aspek olahraga berkaitan

dengan kebutuhan akan kesejahteraan. Perpaduan serasi, selaras, dan seimbang

yang dinamis antara aspek yang berkaitan dengan keamanan dan

aspek-aspek yang berkaitan dengan kesejahteraan itu mewujudkan ketahanan Pencak

Silat.

Dalam proses kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat terdapat aspek

mental-spiritual, beladiri, seni, dan olahraga. Semua aspek tersebut dapat membentuk

perilaku sosial siswa menjadi lebih baik karena dalam seni beladiri pencak silat

menekankan pada pendidikan falsafah budi pekerti luhur, Sehingga siswa sebagai

makhluk hidup dan makhluk pribadi wajib meningkatkan dan mengembangkan

kualitas pribadinya untuk mencapai kepribadian yang luhur. Seperti sifat teguh

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian terpuji, mampu

mengendalikan diri, mempunyai rasa tanggungjawab, menghormati sesama

manusia terutama orangtua sendiri dan guru, mempunyai kepekaan dan

kepedulian sosial yang tinggi, selalu rendah hati, ramah dan sopan dalam

berbicara dan berbuat maupun dalam pergaulan sosial.

Pengertian tersebut menempatkan pencak silat sebagai sarana dan

prasarana untuk membentuk manusia seutuhnya, yang Pancasilais, Sehat, Kuat,

Terampil, Trengginas, Tangkas, Tenang, Sabar bersifat Kesatria dan Percaya pada

diri sendiri.Selain itu pihak sekolah juga mempunyai visi dan misi tersendiri

(15)

6

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memperkenalkan sekolahnya agar diakui oleh lembaga–lembaga lain yang terkait

maupun oleh masyarakat umum.

Hal tersebut tidak luput dari keterkaitan pihak lembaga–lembaga

pendidikan yaitu sekolah yang dalam salah satu program kegiatan diluar proses

pembelajaran pihak sekolah mengadakan atau membentuk wadah kegiatan bagi

para siswanya, yaitu program kegiatan ekstrakurikuler beladiri pencak silat,

program ekstrakuikuler tersebut banyak diminati oleh kalangan siswa yang

usianya masih tingkat remaja. Tujuan sekolah mengadakan wadah kegiatan ini

adalah untuk memberikan kesempatan kepada anak mengembangkan

kreativitasnya serta meminimalisir anak dari kegiatan–kegiatan negatif.

Pembinaan dan pembibitan atlet sesuai dengan visi dan misi Kementrian

Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada butir ke lima yang

berbunyi “Mengembangkan sumber daya manusia dibidang olahraga melalui

pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi yang dilandasi oleh ilmu

pengetahuan dn teknologi”. menurut Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga

Republik Indonesia, “Jenjang pembinaan olahraga prestasi belajar salah satunya adalah program kegiatan ekstrakurikuler”.

Olahraga pendidikan, ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan

yang dilaksanakan diluar jam pelajaran biasa yang sifatnya mendidik, menurut

UURI tentang sistem keolahragaan nasional BAB 1 ketentuan umum (pasal 1

ayat 2) :

Olahraga pendidikan adalah Pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang tentu dan berkelanjutan untuk memperoleh pngetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani.

Dari uraian undang–undang diatas dapat dipastikan bahwa kegiatan

olahraga selain untuk tujuan prestasi dapat pula memberikan pengetahuan,

(16)

7

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kegiatan beladiri merupakan bagian penting dalam proses tumbuh

kembangnya usia anak, dilihat dari segi psikologisnya pendidikan beladiri bagi

seorang anak mengandung 4 makna yaitu pemenuhan untuk begerak, sebagai

komunikasi, pengembangan diri. dan transisi pada dunia.

Tujuan latihan sendiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani,

intelektual, emosional sosial, dan mental spiritual, jadi selain dari segi fisik latihan

Pencak Silat bermanfat bagi aspek psikologis. Menurut Lutan (1991:40 )

mengutip pendapat Scot (1960) menjelaskan bahwa :

...ditinjau dari aspek kejiwaan sumbangan yang bermanfaat dari kegiatan fisik yaitu: a) Perubahan sikap mental yang poitif. b) Perbaikan efisiensi sosial. c) Perbaikan persepsi sensoris dan reaksi berangkai. d) Pembinaan perasaan sejahtera dan sehat. e) Peningkatan relaksasi yang lebih baik. f) Keringanan dalam masalah pikosomatik. g) Perolehan keterampilan yang mendalam.

Dalam kegiatan olahraga, setiap siswa biasanya memilki karakteristik

perilaku yang yang berbeda-beda, perilaku itu dapat terwujud apabila seseorang

melakukan aktivitas. Hal ini sesuai dengan pernyatan Ballachey dalam

http://teoriperiakusosialmnusia.blogspot.commenyatakan bahwa “perilaku sosial

seseorang itu tampak dalam pola respon antar orang. Perilaku itu dinyatakan

dalam hubungan timbal balik antar pribadi.” Sedangkan sosial merupakan

kehidupan masyarakat dimana masyarakat itu selalu memerlukan bantuan dari

orang lain dan mereka tidak bisa hidup berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

Berdasarkan uraian tersebut penulis berpendapat bahwa perilaku sosial

merupakan aktivitas untuk mecapai tujuan yang diinginkan, untuk memperoleh

tujuan tersebut dibutuhkan suatu kerja sama atau interaksi antar individu,

sehingga timbul sebuah reaksi atau respon dari individu lain. Reaksi yang timbul

menandakan individu tersebut memperhatikan orang yang memberi stimulus.

Perilaku sosial siswa selalu bervariasi baik di sekolah, keluarga atau pun

(17)

8

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

juga berubah menjadi jelek . perubahan perilaku ini disebabkan karena adanya

unsur yang mempengaruhi kepribadian individu. Pergaulan siswa merupakan hal

yang dapat mempengaruhi keperibadian individu, jika individu atau siswa bergaul

dengan teman yang baik, maka siswa tersebut akan memilki keperibadian yang

baik pula, bahkan bisa jadi lebih baik dari sebelumnya. seperti peribahasa jika kita

berteman dengan penjual parfum maka kita akan tercium wanginya. Tetapi jika

individu berteman dengan individu yang tidak memiliki keperibadian yang baik

maka individu tersebut akan memiliki keperibadian yang tidak baik.

Jika kita amati perilaku siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Pencak Silat

di sekolah cenderung memiliki perilaku sosial yang lebih baik dari pada siswa

yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Perilaku sosial siswa

yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini cenderung memilki perilaku disiplin,

bertanggung jawab, selalu menghargai teman dan lain sebagainya. Berbeda

dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa tersebut

cenderung memilki sikap dan peribadi yang negatif seperti tidak disiplin,

berkata-kata kasar atau kotor, kurang menghargai teman dan lain sebagainya. Maka dari

itu diharapkan dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah seperti olahraga

pencak silat, perilaku sosial siswa dapat terarahkan yang lebih baik.

Bertitik tolak pada uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “ Dampak pembelajaran pencak silat terhadap perilaku sosial

siswa”.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis diatas dapat di simpulkan bahwa

program ekstrakurikuler pencak silat merupakan suatu kegiatan mendidik melalui

aktivitas jasmani yang memiliki tujuan untuk memberdayakan siswa atau anak

didik mencapai kedewasaanya dan mengalami perubahan perilaku sosial secara

(18)

9

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

gambaran umum perilaku sosial siswa yang mengikuti pembelajaran pencak silat

di SMA Pasundan 1 Bandung?”

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pegangan peneliti dalam melakukan proses

penelitian sehingga dapat berjalan dengan jalur dalam masalah yang sudah

ditentukan. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:9) Menyatakan bahwa”

Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan

kegunaan yang langsung bersifat praktis”.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran umum

perilaku sosial siswa yang mengikuti pembelajaran pencak silat di SMA Pasundan

1 Bandung.

D.Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna sebagai berikut:

1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi bagi instansi dan lembaga

pendidikan atau sekolah, guru pendidikan jasmani orang tua murid dan

masyarkat umum mengenai manfaat tentang kegiatan ekstrakurikuler pencak

silat yang berdampak terhadap peningkatan perilaku sosial siswa.

2. Secara praktis dapat dapat dijadikan acuan oleh para pendidik dan guru

pendidikan jasmani dalam memberikan aktivitas olahraga kepada siswa melalui

berbagai bentuk program ekstrakurikuler olahraga pencak silat sebagai media

pencapaian tujuan pendidikan nasional.

E.Pembatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak

(19)

10

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Pencak Silat.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku sosial.

3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler pencak silat SMA Pasundan 1 Bandung.

4. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

5. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

F. Penjelasan Istilah

Guna menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam

penelitian ini, maka penulis membatasi beberapa istilah yang digunakan sebagai

beikut:

1. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Syaiful Sagala (2005:62)

2. Menurut Rusli ibrahim (dalamDidin Budiman 2010:17) Perilaku sosial adalah

suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin

keberadaan manusia.

3. Pencak silat merupakan salah satu budaya nenek moyang bangsa indonesia

yang perlu dilestarikan dan disebarluaskan keberadaannya. Pencak silat

merupakan cara membela diri dari segala bentuk ancaman baik dari binatang

(20)

45

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penulis mengambil lokasi penelitian ini di tepatnya di SMA Pasundan 1

Bandung yang beralamat di Jl. Balong Gede Kota Bandung.

2. SubjekPopulasi

Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk memperkuat

serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek

dalam penelitian ini adalah: siswa-siswi kelas X, XI, XIIyang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler pencak silat yang berjumlah 25 orang tahun ajaran 2012/2013.

Menurut sugiyono (2008:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi

merupakan keseluruhan dari subjek yang akan diteliti. Adapun populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

pencak silat. Populasi siswa SMA pasundan 1 Bandung.

3. Sampel Penelitian

Pengertian sampel menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) “ Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Sedangkan menurut Sugiyono (2010:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik dan sifat yang mewakili seluruh populasi

(21)

46

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pencak silat di SMA Pasundan 1 Bandung kurang dari seratus yaitu berjumlah

25orang , maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Oleh karena itu

sampel yang diambil sejumlah populasi yaitu 25 orang siswa.

Dengan demikian teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Menurut sugiyono (2010:124) mengatakan bahwa “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

B. Desain penelitian

Untuk memberikan gambaran mengenai alur dalam penelitian ini penulis

memberikan gambaran sebuah desain penelitian yang penulis gunakan dalam

penelitian ini. Desain penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas yaitu kegiatan

ekstrakurikuler pencak silat dan variabel terikat yaitu perilaku sosial.

Sebagaimana dapat kita lihat dalam bagan dibawah ini :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Adapun langkah- langkah penelitian untuk memberikan gambaran langkah

penelitian yang dilakukan maka diperlukan langkah penelitian maka akan

mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun

mengenai langkah-langkah penelitian penulis jelaskan sebagai berikut:

Pembelajaran Pencak Silat

(22)

47

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian Populasi

Sampel

Penyebaran angket

Pengumpulan data

Pengolahan data

hasil

(23)

48

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu C.Metode penelitian

Dalam suatu penelitian, perlu menerapkan suatu metode yang sesuai serta

dapat membantu untuk mengungkapkan suatu permasalahan, keberhasilan dalam

suatu penelitian menggunakan metode yang tepat serta sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dengan tujuan yang ingin dicapai, oleh karena itu

peneliti harus terampil dalam memilih metode yang tepat dengan masalah yag

diteliti.

Mengenai bentuk dan jenis metode penelitian yang digunakan dalam

sebuah penelitian tersebut. Disamping itu, penggunaan metode tergantung kepada

permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode

harus dilihat dari efektivitasnya, efisiennya, dan relevansinya metode tersebut.

Suatu metode dikatakan afektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya

perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang dipakai

dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif atau disebut juga

noneksperimen. Menurut (Best, 1982:119) yang dikutip Sukardi (2003:157) Penelitian deskriptif merupakan: “Metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanaya”.

Menurut Nazir dalam Tuti Retno (2002:8) “Metode deskriptif merupakan salah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set

(24)

49

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu.penelitian deskriptif ditujukan untuk memaparkan dan menggambarkan dan memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berfikir tertentu. Metode ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasi apa yang ada, bisa mengenai kondisi dan hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang.

Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini bertujuan survey

terhadap perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikler beladiri

pencak silat. merujuk pada pendapat diatas peneliti menggunakan metode

deskriptif dikarenakan penelitian ini bertujuan meneliti kelompok tertentu. Oleh

karena itu, peneliti akan menggali tentang perilaku sosial siswa yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler pencak silat.

D.Definisi Operasional Variabel

a. Pembelajaran : “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Syaiful Sagala (2005:62). Menurut Soetomo (1993:68) mengemukakan bahwa: “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Jadi yang dimaksud

dengan pembelajaran dalam penelitian ini adalah proses hubungan atau

interaksi peserta dididk dengan pendidik dan sumber belajar yang

dilakukan secara sengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu

lingkungan belajar untuk mendapatkan perubahan perilaku ke arah yang

lebih baikk akibat adanya suat pengalaman belajar.

b. Pencak silat: “ Pencak adalah olahraga berinti beladiri yang memiliki

(25)

50

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1997:34).Selanjutnya pencak silat menurut Atok Iskandar ( dalam Muharnanto 1993:3) adalah, „Gerak beladiri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan, sehingga merupakan penguasaan gerak yang efektif dan terkendali serta sering digunakan dalam latihan sabung atau pertandingan‟. c. Perilaku sosial : “Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan

yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia”. Rusli

ibrahim (dalam Didin Budiman 2010:17). Selanjutnya menurut Ballachey

dalam http://teoriperilakusosialmanusia.blogspot.com (diakses 4 Desember 2012) yang menyatakan bahwa: “Perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respon antar orang Perilaku itu dinyatakan dalam hubungan timbal balik antar pribadi.‟‟ Berdasarkan pada pendapat para ahli diatas tentang perilaku sosial penulis mengemukakan bahwa perilaku sosial

merupakan aktivitas untuk mecapai tujuan yang diinginkan, untuk

memperoleh tujuan tersebut dibutuhkan suatu kerja sama atau interaksi

antar individu, sehingga timbul sebuah reaksi atau respon dari individu

lain.

d. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam

pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keaadan

dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ini berupa kegiatan pengayaan dan

perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler. Mengingat

terbatasnya jumlah jam pelajaran setiap minggu yang tersedia dalam

program kurikuler, perlu disusun program ekstrakurikuler yang

dilaksankan diluar jam pelajaran. Depdikbud (1994:2).

E.Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai faktor yang

mempengaruhi perilaku sosial siswa sekolah menengah atas di SMA Pasundan 1

(26)

51

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti

dalan kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Jenis instrumen dalan angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup

dan terbuka. Instumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat pertanyaan tertulis

yang disertai dengan alternatif jawaban yang sudah disediakan, sehingga

responden tinggal memilih alternatif yang tersedia. Sedangkan instrumen yang

bersifat terbuka yaitu seperangkat daftar pertanyaan dengan memberikan

kesempatan kepada responden untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan apa

yang diketahui dan dilakukannya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah jenis instrumen yang bersifat tertutup.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert

yaitu digunakan untuk mengukur sifat, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial” (Sugiyono, 2005 : 104). Adapun ketentuan skor dan alternatif jawaban digambarkan dengan tabel 3.3

Tabel 3.1

Skor dan Alternatif Jawaban

No Pertanyaan Skor

Positif

Skor Negatif

1 Selalu (SS) 5 1

2 Sering (S) 4 2

3 Kadang-kadang(R) 3 3

4 Pernah (TS) 2 4

5 Tidak Pernah (STS) 1 5

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator terlebih dahulu, kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa

pernyataan atau pertanyaan. Kuesioner dan skala Likert yang penulis pilih sesuai

(27)

52

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran pencak silat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap

perilaku sosial siswa. Dalam pelaksanaannya, populasi yang telah terlibat dalam

kegiatan ekstrakurikuler pencak silat diberikan angket perilaku sosial.

Perilaku sosial dalam penelitian ini adalah mengacu pada teori Helm &

turner (1984) yang di kutip Irma Ruhimawati (2011:24) bahwa jenis perilaku

sosial dapat dilihat dari lima dimensi yaitu:

...1) Disiplin. 2) Mampu Bekerjasama (cooperating) dengan orang lain. 3) Mampu Menghargai (altruism) baik dalam menghargai milik pendapat, hasil karya orang lain, serta kondisi-kondisi yang ada pada orang lain. 4) Mampu Berbagi (sharing) orang lain. 5) Membantu (helping others) orang lain.

Mengenai pembuatan soal yang mengacu pada sub komponen, Surakhmad

(1989:184) mengemukakan sebagai berikut :

 Rumuskan setiap pertanyaan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.  Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang menimbulkan kesan agresif.  Sifat pernyataan harusbersifat netral dan objektif

 Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

 Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Dengan pernyataan diatas, maka penulis menyusun butir-butir pertanyaan

dan pernyataan dalam angket, maka peneliti menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi ini

merupakan konsep pokok yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

Adapun konsep pokok yang akan diteliti, kisi-kisi angket bisa dilihat dalam tabel

3.4:

Tabel 3.2

(28)

53

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Variabel Sub

Variabel

Indikator Pernyataan No

soal

 Saya selalu memakai PSAS lengkap dengan

 Saya selalu datang terlambat ke sekolah

 Saya tidak

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

 Saya selalu memakai pakaian yang sekolah

 Saya selalu menjaga fasilitas sekolah, tidak

 Saya selalu percaya diri di lingkungan sekolah

 Saya selalu yakin dan optimis dengan segala keputusan yang saya buat apabila sedang melaksanakan ujian

 Saya tidak terlalu

(29)

54

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berani untuk

memberikan pendapat ketika diskusi

 Saya kurang yakin kepada setiap keputusan yang saya buat pada saat ujian

 Ketika mengambil

 Setiap pendapat teman yang tidak tepat saya selalu terdepan memberikan solusinya

 Saya selalu percaya diri apabila melakukan

 Saya selalu kedepan mengerjakan soal di papan tulis yang di berikan guru

 Meskipun ada teman yang tidak faham dengan pelajaran saya bersikap acuh saja

(30)

55

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Saya memotong

 Saya selalu menerima dan

mempertimbangkan pendapat dari siapa saja jika itu baik

 Saya sering

mengganggu teman saya pada saat belajar di kelas

(31)

56

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Mengha

 Saya menerima saran dengan hati yang di luar jam pelajaran

 Saya selalu berdiskusi dengan teman

mengenai materi pelajaran

 Saya merasa senang jika ada yang memberi saran kepada saya

 Saya selalu berusaha 60

10

V

(32)

57

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memperbaiki apabila ada kesalahan dari saya

 Saya selalu acuh jika mendengarkan penjelasan dari guru yang tidak saya sukai

 Saya bertanya kepada guru ketika saya tidak memahami materi membantu jika ada orang yang

membutuhkan pertolongan

 Saya mau menolong Orang walaupun baru saya kenal

 Saya akan membantu apabila diminta pertolongan oeh orang lain

(33)

58

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b.

Menolo ng teman

 Saya selalu membantu teman walaupun pekerjaanya berat

 Saya sering acuh jika ada teman yang

 Saya menolong teman yang membutuhkan

F. Proses pengembangan instrumen

a. Uji Validitas

Suharsimi Arikunto (2006: 168) menjelaskan definisi validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur ini mengukur apa yang

seharusnya diukur. Adapun daya beda butir juga dihitung dari hubungan atau

korelasi item tes terhadap skor total tes. Untuk menentukan daya beda butir dapat

dilakukan dengan digunakanrumus korelasi Product Moment dari Pearson.

Rumus korelasi Product Moment tersebut adalah sebagai berikut (Suharsimi

(34)

59

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Y : skor total N : ukuran data

Nilairxy yang diperoleh akan kemudian dilanjutkan taraf signifikasi

korelasi dengan menggunakan t student yaitu,

(Suharsimi Arikunto,2002:263)

Keterangan:

t : nilai t-hitung yang dicari r : koefisien seluruh tes

n – 2 : Jumlah soal/pernyataan dikurangi dua

Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel dalam taraf

nyata 0.05 atau dengan tingkat kepercayaan 95%. Instrumen penelitian ini

memiliki tingkat kebebasan n1 + n2 – 2 maka dapat dinilai t-tabel menunjukkan

harga 1.71.

Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan

pendekatan signifikansi, yaitu jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel

maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul

data (valid), tetapi jika sebaliknya, jika t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka

pernyataan tersebut tidak signifikan, dengan kata lain pernyataan tersebut tidak

dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data (tidak valid). Adapun hasil uji

(35)

60

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.3

Hasil Pengujian Validitas Butir Angket Perilaku Sosial Siswa

No T- Tabel T- Hitung Keterangan

1 1.71 2,66 valid

2 1.71 3,57 valid

3 1.71 7,21 valid

4 1.71 2,53 valid

5 1.71 2,94 valid

6 1.71 3,30 valid

7 1.71 2,67 valid

8 1.71 1,90 valid

9 1.71 4,37 valid

10 1.71 2,08 valid

11 1.71 3,13 valid

12 1.71 3,07 valid

13 1.71 1,84 valid

14 1.71 -0,18 Tidak valid

15 1.71 1,70 Tidak valid

16 1.71 3,13 valid

17 1.71 2,21 valid

18 1.71 2,14 valid

19 1.71 2,82 valid

20 1.71 3,51 valid

21 1.71 1,91 valid

22 1.71 3,10 valid

23 1.71 1,89 valid

24 1.71 3,16 valid

(36)

61

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

26 1.71 1,97 valid

27 1.71 2,37 valid

28 1.71 4,02 valid

29 1.71 4,31 valid

30 1.71 3,63 valid

31 1.71 4,12 valid

32 1.71 4,01 valid

33 1.71 4,34 valid

34 1.71 3,23 valid

35 1.71 3,30 valid

36 1.71 1,50 Tidak valid

37 1.71 3,46 valid

38 1.71 4,01 valid

39 1.71 3,23 valid

40 1.71 3,23 valid

41 1.71 3,80 valid

42 1.71 4,48 valid

43 1.71 7,21 valid

44 1.71 2,77 valid

45 1.71 2,49 valid

46 1.71 4,01 valid

47 1.71 3,16 valid

48 1.71 7,21 valid

49 1.71 3,00 valid

50 1.71 -0,41 Tidak valid

51 1.71 2,58 valid

52 1.71 1,94 valid

(37)

62

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

54 1.71 3,23 valid

Berdasarkan perhitungan validitas terhadap perilaku sosial siswa angket

yang berjumlah 60 butir pertanyaan setelah diolah ternyata terdapat 55 butir

pertanyaan tersebut memenuhi syarat untuk digunakan atau mampu mengukur apa

yang hendak diukur.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil

tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok siswa yang

berbeda, atau tes yang berbeda diberikan pada kelompok yang sama akan

memberikan hasil yang sama. Jadi, berapa kalipun dilakukan tes dengan

instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sama. Untuk memperoleh

reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu (Suharsimi Arikunto, 2006:

178-196):

r11 = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

(38)

63

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

t

 = Variansi total

Nilai r yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan rumus Alpha

Cronbach kemudian akan dikonsultasikan dengan harga r tabel dengan  = 0,05

dan dk = N-2 (N = banyaknya siswa). Bila rhit> rtab maka instrumen dinyatakan

reliabel. Sedangkan untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrumen

digunakan kategori sebagai berikut (Sutrisno Hadi,1999:216):

1. 0,800 – 1,000 : sangat tinggi 2. 0,600 – 0,799 : tinggi

3. 0,400 – 0,599 : cukup 4. 0,200 – 0,399 : rendah 5. 0,000 – 0,199 : sangat rendah

Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program

excel diperoleh rhitung = 0,719>0,423 = rtabeldengan  = 0,05 dan dk = 23. Dalam

hal ini koefisien reliabilitas instrumen termasuk dalam kriteria reliabilitas tinggi.

G. Teknik pengumpulan Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan angket dengan menngunakan skala Likert, Menurut Sugiyono (2010:134) menyatakan bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Mengenai penjelasan angket/kuesioner, Arikunto (2010: 194) menjelaskan bahwa: “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.

Jenis-jenis angket/kuesioner yang dapat dipakai sebagai alat pengumpul

(39)

64

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis,tergantung pada sudut

pandangnya:

a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada:

1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:

1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. 2) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang

orang lain.

c. Dipandang dari bentuknya, maka ada:

1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.

2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

3) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.

4) Rating-scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

Penggunaan angket dalam hal ini memiliki beberapa keuntungan

sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2010:195) adalah sebagai berikut:

Keuntungan kuesioner:

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden

4) Dapat dibuat terstandar sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab

5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Pengambilan data dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan

tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Angket yang digunakan

(40)

65

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket tersebut berisikan

tentang jenis-jenis perilaku sosial 1) Disiplin. 2) Mampu Bekerjasama

(cooperating) dengan orang lain. 3) Mampu Menghargai (altruism) baik dalam

menghargai milik pendapat, hasil karya orang lain, serta kondisi-kondisi yang ada

pada orang lain. 4) Mampu Berbagi (sharing) orang lain. 5) Membantu (helping

others) orang lain.

H. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah dalam pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut:

i. Menyeleksi data. Setelah angket terkumpul dari para sampel sebagai

sumber data, kemudian diseleksi unuk memeriksa keabsahan pengisiaan

angket. Setelah itu, angket yang kurang lengkap dibuang.

ii. Memberikan perolehan nilai pada tiap butir angket.

a. Untuk pertanyaan positif: SS = 5, S = 4 , R = 3, TS = 2 dan STS = 1

b. Untuk pertanyaan negatif: SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4dan STS = 5

c. Mengelompokan setiap butir pertanyaaan

d. Menjumlahkan nilai seluruh pertnyaaan untuk tiap butir pertanyaan

e. Menganalisis data, yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang dapat

dipecaya.

f. Melakukan persentase data dalam penelitian ini adalah merekapitulasi

hasil jawaban angket yang diisi oleh respon berdasakan kategori pilihan

jawaban sehingga dapat melihat berapa masing- masing jumlah pilihan

yang telah didapat

g. Selanjutnya menghitung prosentase gambaran alternatif jawaban dengan

menggunakan rumus:

Jumlah Pilihan

x 100% Jumlah skor ideal

(41)

66

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berikut ini adalah untuk mengukur perilaku sosial siswa yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMA Pasundan 1 Bandung, tingkat

perilaku tersebut dapat disimpulkan, dalam hal ini memilih parameter yang

dikemukan oleh Nurhasan dan Cholil (2007:429), dengan menafsirkan kriteria

penilaian prosentase sebagai berikut:

Tabel 3. 4

Kriteria frekuensi prosentase

Rentang Nilai Kriteria

81 – 100% Baik sekali

66 - 79% Baik

56 - 65% Cukup

41 - 55% Kurang

(42)

76

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka kesimpilan secara umum dari hasil

penelitian ini adalah pembelajaran pencak silat berdampak positif terhadap

peningkatan perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak

silat di SMA Pasundan 1 Bandung. Sedangkan kesimpulan khusus dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran pencak silat

di SMA Pasundan 1 Bandung termasuk dalam kategori baik, yaitu terlihat

dari hasil prosentase nilai rata-rata yang mencapai 82,2%.

B. SARAN

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pimpinan lembaga pendidikan dalam hal ini kepala sekolah dan

stafnya agar lebih memperhatikan pengadaan perlengkapan agar kegiatan

pembelajaran pencak silat berjalan dengan baik.

2. Bagi orangtua siswa agar mengarahkan dan memberi dukungan kepada

anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, khususnya

ekstrakurikuler pencak silat yang telah terbukti dapat mempengaruhi

perilaku sosial siswa kearah yang lebih baik.

3. Bagi pelatih ekstrakurikuler agar lebih kreatif dan inovatif dalam

(43)

77

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendukung sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan

ekstrakurikuler.

4. Bagi siswa agar mengisi waktu luang sesuadah pulang sekolah dengan

kegiatan yang positif, salah satunya yaitu dengan mengikuti kegiatan

(44)

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ai faridah. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperatif Learning Terhadap Hasil Pembelajaran Pencak Silat Seni Palaredan di Sma IT AS SYIFA Boarding School Subang.

Bandung : Universitas pendidikan indonesia

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Budiman, Didin. (2010) Psikologi Anak Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI

Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud (1994). Kurikulum Sekolah Landasan Program dan Pengembangan. GBPP. Jakarta

Desminta. (2006). Psikologi Perkembangan.Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Fajar Sidik, Muhamad. (2012). Pengaruh Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Pembentukan Karakter Siswa di SDN Tanjung Karya 4 Kabupaten Garut. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hurlock, E.B. (1991). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Hidayatiningsih, Gustia. (2011). Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Pencak Silat Dengan Menggunakan Media Audio Visual Dengan Pembelajaran Konvensional Terhadap Penampilan Pencak Silat Seni Pada Siswa SDN Sariwangi Kabupaten Bandung Barat. Bandung : Universitas pendidikan indonesia.

Lutan, Rusli. (1991). Manusia dan Olahraga. ITB dan FPOK/IKIP Bandung.

Murhananto. (1993). Menyelami Pencak Silat. Jakarta: PT Puspa Swara Pusta Pembangunan Swadaya Nusantara.

Notosoejitno. (1997). Khazanah Pencak Silat. Jakarta: CV Infomedika

Nurhasan; Cholil, Hasanudin. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Rasyidin, Waini. Dkk (2009). Landasan Pendidikan. MKDP UPI Bandung

Riduwan dan Kuncoro, EA. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

(45)

Singgih Pratomo, 2013

Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskrpitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sucipto. (2009) Modul Pembelajaran Pencak Silat. Bandung : FPOK UPI

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sujana. (2001) . Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sukardi. ( 2003 ). Metodologi Penelitian pendidikan.Jakarta: PT Bumi Aksara

Surakhmad. D. Winarno. (1982). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Tarsito

....(2007). Undang- undang RI No 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Kementerian.Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia

Sumber dari internet:

http://teoriperilakusosialmanusia.blogspot.coms

Gambar

tabel menunjukkan harga 1.71. Hasil uji validitas dan realibilitas yang diperoleh 0,793
Gambar  3.1 Desain Penelitian
Gambar  3.2 Langkah-langkah Penelitian
Tabel 3.1 Skor dan Alternatif Jawaban
+4

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR DAN INDEX MASSA TUBUH PADA SISWA TUNAGRAHITA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa bimbingan agama yang diadakan oleh pihak panti baik dan berguna bagi anak asuh. Hal

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR DAN INDEX MASSA TUBUH PADA SISWA TUNAGRAHITA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dalam kehidupan masyarakat peranan pelayanan sosial adalah mengembangkan kehidupan bagi individu dan kelompok sebagai pengganti fungsi dalam keluarga, sehingga

Anak berkebutuhan khusus atau disebut juga dengan anak luar biasa dalam lingkungan pendidikan dapat diartikan seseorang yang memiliki ciri-ciri penyimpangan mental,

Program Bimbingan Karir Berdasarkan Profil Pembuatan Keputusan Karir Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro

[r]