Agus Muharam, 2013
Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
(PRAKERIN) TERHADAP KESIAPAN SISWA BEKERJA DI DUNIA INDUSTRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
Oleh :
AGUS MUHARAM 0811738
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
Agus Muharam, 2013
Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di
PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA
INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KESIAPAN
SISWA BEKERJA DI DUNIA INDUSTRI
Oleh Agus Muharam
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Agus Muharam 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Agus Muharam, 2013
Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KESIAPAN SISWA
BEKERJA DI DUNIA INDUSTRI
Oleh
AGUS MUHARAM 0811738
Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing : Pembimbing I
Drs. Nandan Supriatna, M.Pd NIP. 196012241991011001
Pembimbing II
Erna Krisnanto, ST. MT NIP. 197206071998021002
Mengetahui,
Agus Muharam, 2013
Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di Dr. Sri Handayani, M.Pd
Agus Muharam, 2013
Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di Dunia Industri
PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KESIAPAN SISWA
BEKERJA DI DUNIA INDUSTRI
Agus Muharam (0811738)
ABSTRAK
Penelitian Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja di Dunia Industri. Penulis mengambil judul tersebut berdasarkan latar belakang kurangnya penguasaan pengetahuan, kemampuan praktek, keterampilan, disiplin dan relasi sosial di lingkungan industri serta kesesuaian tempat untuk melakukan praktek kerja industri kurang sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni. Dengan adanya program praktek kerja industri inilah diharapkan dapat mengurangi kesenjangan yang ada antara ilmu pengetahuan dibangku sekolah dengan perkembangan teknologi di lingkungan prakerin, sehingga siswa diperkenalkan dengan etika kerja industri yang mana ketika mereka lulus sekolah sudah siap bekerja. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masing-masing gambaran dari pelaksanaan praktek kerja industri dan kesiapan siswa bekerja di dunia industri serta besarnya pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif korelasional. Populasinya adalah semua siswa kelas XII SMK Negeri 2 Subang Program Keahlian Agribisnis Produksi Ternak (APTR). Analisis data menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan praktek kerja industri berpengaruh terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri yang diperoleh dari persamaan Y = 12,03 + 0,76X.
Agus Muharam, 2013
Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di Dunia Industri
INFLUENCE OF EXECUTION OF INDUSTRIAL PRACTICE (PRAKERIN) TO READINESS OF STUDENT
WORK IN INDUSTRIAL WORLD
Agus Muharam (0811738)
ABSTRACTION
Research Of Influence Of Execution Of Industrial Practice (Prakerin) To Readiness of Student Work in Industrial World. Writer take the title pursuant to background of is lack of domination of knowledge, ability of practice, skill, social relationship and discipline [in] industrial environment and also according to place to practice industrial less as according to science discipline elaborated. With existence of industrial practice program this is expected can lessen existing difference among my bench science of school with growth of technology in environment of prakerin, so that student exposed to industrial ethics which when them pass school have ready to work. At this research aim to to know the each picture of execution of industrial practice and readiness of student work in industrial world and also the level of influence of execution of industrial practice to readiness of student work in industrial world. used method that is descriptive method of correlation. Its population is all class student of XII SMK Negeri 2 Subang Program Membership of Agribusiness Produce Livestock (APTR). Analysis data use analysis of regression. Result of research indicate to that execution of industrial practice have an effect on to readiness of student work in industrial world which obtained from equation of Y = 12,03 + 0,76X.
vii
vii
Agus Muharam, 2013
Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 3
1.3. Batasan Masalah ... 3
1.4. Rumusan Masalah ... 3
1.5. Tujuan Penelitian ... 4
1.6. Manfaat Penelitian ... 4
1.7. Definisi Operasional ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
2.1. Tinjauan Praktek Kerja Industri ... 6
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Praktek Kerja Industri .. 12
2.3. Peranan Dunia Industri ... 13
2.4. Peranan Industri Dalam Praktek ... 13
2.5. Kesiapan Kerja ... 19
2.6. Anggapan Dasar ... 23
2.7. Hipotesis ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
viii
Agus Muharam, 2013
Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di
3.2. Data dan Sumber Data ... 25
3.3. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 26
3.4. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 27
3.5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 29
3.6. Teknik Analisa Data ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1. Hasil Penelitian ... 45
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
5.1. Kesimpulan ... 58
5.2. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
pendidikan formal menengah yang secara khusus mempersiapkan peserta
didiknya untuk siap bekerja di dunia industri, berwirausaha secara mandiri, atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai kejuruannya. Menurut
UU Sisdiknas pasal 15 Depdiknas (2004:8) disebutkan bahwa “Pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Salah satu SMK yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang kompeten yaitu SMK Negeri 2 Subang.
Berdasarkan observasi yang dilakukan sebelum penelitian, SMK Negeri 2 Subang
adalah lembaga pendidikan menengah kejuruan bidang teknologi pertanian yang
membina beberapa program keahlian salah satunya yaitu Program Studi Keahlian
Agribisnis Produksi Ternak (APTR). Tujuan Program Studi Keahlian APTR yang
tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK Negeri 2
Subang (2010) adalah membekali peserta didik dengan pengetahuan,
keterampilan, serta jiwa wirausaha agar berkompeten dalam bidang agribisnis
produksi ternak.
Lebih lanjut dalam Undang-Undang Praktek Kerja Industri (Prakerin)
Dikmendikti, (2003) diungkapkan bahwa prakerin adalah program wajib yang
harus diselenggarakan oleh sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan dan
pendidikan luar sekolah serta wajib diikuti oleh siswa atau warga belajar.
Penyelenggaraan praktek kerja industri akan membantu peserta didik untuk
memantapkan hasil belajar yang diperoleh di sekolah serta membekali siswa
dengan pengalaman nyata sesuai dengan program studi yang dipilihnya.
Dilihat dari pernyataan tersebut, maka prakerin didefinisikan sebagai
penyelenggaraan pendidikan yang mengintegrasikan teori di sekolah dengan
kegiatan praktek di dunia industri. Dengan kata lain bahwa praktek kerja industri
2
bekerja langsung (learning by doing) pada pekerjaan yang sesungguhnya. Dengan
praktek kerja industri ini peserta didik memperoleh pengalaman dengan bahan
kerja serta membiasakan diri dengan perkembangan-perkembangan baru.
Tepat sekali bila salah satu cara yang di tempuh untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan siswa SMK yaitu diadakannya program praktek
kerja industri, dengan mengikutsertakan para siswa terlibat di industri maka siswa
akan mengenal lebih dini budaya kerja di industri, sikap profesional yang
diperlukan di industri, budaya mutu dan pelayanan konsumen di industri. Hal
tersebut menjadi bekal kesiapan siswa dalam menghadapi pekerjaan yang
sesungguhnya di dunia industri.
Kesiapan kerja sangat dibutuhkan dalam dunia kerja yang terus berkembang
agar para lulusan SMK dapat bekerja sesuai dengan keahlian dan minat yang
dimilikinya. Namun, kenyataannya sebagian besar lulusan SMK masih kurang
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan teknologi dan
ilmu pengetahuan di dunia industri. Hal tersebut terlihat pada sebagian lulusan
SMK yang belum bisa terserap oleh lapangan kerja karena kompetensi yang
dimiliki oleh siswa lulusan SMK belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Permasalahan tidak sampai di situ saja, karena pada kenyataannya di SMK Negeri
2 Subang setelah penulis mengadakan wawancara dengan staff guru koordinator
prakerin masih terdapat kekurangan dan keterbatasan, terutama dari penguasaan,
kemampuan praktek, keterampilan, disiplin, relasi sosial di lingkungan industri,
dan monitoring pihak sekolah relatif kurang, serta kesesuaian tempat untuk
melakukan prakerin kurang sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni.
Melalui program praktek kerja industri inilah diharapkan dapat mengurangi
kesenjangan yang ada antara ilmu pengetahuan di bangku sekolah dengan
perkembangan teknologi di lingkungan industri, sehingga siswa diperkenalkan
dengan etika kerja industri yang mana ketika mereka lulus sekolah sudah siap
bekerja. Berdasarkan latar belakang tersebut, besar keinginan penulis untuk
3
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengemukakan
identifikasi permasalahan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :
a. Belum terpenuhinya tuntutan akan sumberdaya manusia yang kompeten dan
berdaya saing sesuai tuntutan dunia industri.
b. Pelaksanaan prakerin masih terkesan hanya untuk memenuhi tuntutan
kurikulum.
c. Setelah melaksanakan prakerin tidak semua kompetensi yang diharapkan
tercapai.
d. Kurangnya pemahaman siswa SMK Negeri 2 Subang mengenai kompetensi
yang ada di dunia industri.
1.3. Batasan Masalah
Pembatasan masalah yang akan diteliti diperlukan untuk mengarahkan
secara selektif dan tepat terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Adapun
batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan praktek kerja industri oleh siswa
SMK Negeri 2 Subang di peternakan ruminansia.
b. Kesiapan siswa bekerja di dunia industri setelah melaksanakan praktek kerja
indsutri di peternakan ruminansia mulai dari aspek kepribadian, lingkungan,
dan kesiapan mental.
c. Besarnya pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri terhadap kesiapan
siswa bekerja di dunia industri.
1.4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah
dijelaskan, maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini yaitu :
a. Bagaimana gambaran pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 2
Subang ?
b. Bagaimana gambaran kesiapan siswa bekerja di dunia industri ?
c. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri terhadap
4
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 2 Subang
b. Mengetahui kesiapan siswa bekerja di dunia industri.
c. Mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri
terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau
manfaat secara umum meliputi :
a. Teoritis
1) Memberikan gambaran tentang pelaksanaan praktek kerja industri dan
kesiapan siswa bekerja kepada institusi sebagai acuan pengembangan
eksistensi di dunia pendidikan.
2) Salah satunya sebagai bahan sumbangan informasi bagi para peneliti
berikutnya di masa yang akan datang.
b. Praktis
1) Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi pihak sekolah dan para guru
dalam usaha menambah pengetahuan dan wawasan untuk dijadikan
bekal sebelum siswa siap terjun ke dunia industri.
2) Memberikan informasi kepada siswa SMK mengenai pentingnya
praktek kerja industri sebagai bekal menghadapi lapangan pekerjaan.
3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu bagi
para pembaca.
1.7. Definisi Operasional
Penjelasan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya salah penafsiran
tentang judul penelitian yang berpengaruh juga terhadap penafsiran terhadap inti
persoalan yang diteliti. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Pengaruh merupakan hubungan kasual yang bersifat sebab-akibat, dalam hal
ini terdapat variabel independen (yang mempengaruhi) dan variabel
5
b. Pelaksanaan praktek kerja industri yaitu pola penyelenggaraan diklat yang
dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri atau asosiasi profesi
sebagai institusi pasangan (IP) mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan
hingga evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program
dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day
release, block release, dan sebagainya (Dikmenjur, 2008).
c. Kesiapan bekerja menurut Suharsimi Arikunto (2001:54), adalah suatu
kompetensi sehingga seseorang yang mempunyai kemampuan berarti
seseorang tersebut memiliki kesiapan yang cukup untuk berbuat sesuatu.
Dari pendapat di atas maka kesiapan dapat diartikan sebagai kesesuaian
antara kematangan dan kemampuan yang telah dimiliki seseorang dengan
aktivitas yang akan dilakukan.
Jadi kesimpulan dari penjelasan judul di atas adalah timbul adanya
hubungan kasual penyelenggaraan diklat antara sekolah kejuruan dengan tempat
industri dapat mempengaruhi kemampuan kompetensi seseorang sehingga
memliki kesiapan untuk melakukan berbagai aktivitas. Artinya dengan
mengetahui seberapa besar pengaruh dari pelaksanaan prakerin terhadap kesiapan
siswa bekerja di dunia industri sehingga dapat menambah keterampilan siswa,
menambah pengetahuan siswa dan wawasan yang diberikan guru kepada siswa,
serta memberi informasi pentingnya praktek kerja industri untuk siswa dalam
25 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode pada dasarnya merupakan alat yang digunakan untuk mencapai
sesuatu. Dalam penelitian memiliki karakteristik yang komplek, tidak sekedar alat
belaka tetapi ada tujuan tertentu dengan menggunakan alat itu. (Endang Danial
dan Nanan Wasriah 2009:61). Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian
sangat menentukan objektivitas hasil penelitian, oleh karena itu dalam penelitian
ini penulis menggunakan atau mengaplikasikan metode penelitian deskriptif
korelasional. Adapun pemilihan metode deskriptif korelasional ini mengacu pada
pendapat (Endang Danial dan Nanan Wasriah 2009:61) bahwa :
Metode deskriptif korelasional bertujuan untuk melihat gambaran keberadaan hubungan antara suatu fenomena yang satu dengan yang lain, faktor yang satu dengan faktor yang lainnya baik satu faktor atau lebih. Studi tentang hubungan antar variabel dalam suatu penelitian biasanya menguji tentang hubungan signifikansi, kontribusi, regresi, bivariat atau multivariat. Setiap variabel terlebih dahulu di analisis secara kritis memiliki hubungan yang logis, dengan beberapa kriteria tertentu.
3.2. Data dan Sumber Data 3.2.1.Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa hasil angket atau
kuesioner responden mengenai pelaksanaan praktek kerja industri untuk variabel
X dan kesiapan siswa bekerja di dunia industri untuk variabel Y.
3.2.2.Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2008:
129). Adapun sumber data yang digunakan adalah sumber data internal yang
bersumber dari siswa sendiri yaitu siswa kelas XII Program Studi Keahlian
26
3.3. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 3.3.1.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SMK Negeri 2 Subang program keahlian
APTR yang bertempat di Jln. Wera Km 05 Kecamatan Dangdeur, Kabupaten
Subang Telp (0260) 412565.
3.3.2.Populasi
Menurut Sudjana (2005:6) populasi yaitu :
Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif atau kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan populasi.
Berdasarkan dari pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Negeri 2 Subang Program Keahlian
APTR yang berjumlah 175 siswa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.1 Populasi penelitian
No Lokasi Sekolah Jumlah Siswa
1 Dangdeur (pusat) 9
2 Cikaum 12
3 Binong 33
4 Cibogo 19
5 Dawuan 25
6 Pagaden Barat 8
7 Cijambe 69
3.3.3.Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131), “sampel adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang diteliti”. Penelitian ini mengambil sampel para siswa
kelas XII tahun ajaran 2012/2013 di SMK Negeri 2 Subang program keahlian
APTR yang telah melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling,
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu
(Sujarweni dan Endrayanto, 2012:16). Penulis mempertimbangkan mengambil
sampel di daerah Cijambe karena jumlah kuota yang mencukupi dan jarak tempuh
27
menemukan kendala dalam melakukan penelitian sehingga jumlah kuota sampel
yang akan diteliti hanya mencapai 36 orang, karena sebagian siswa kelas XII
program keahlian APTR sudah direkrut oleh perusahaan atau industri yang telah
bekerja sama dengan SMK Negeri 2 Subang.
3.4. Variabel dan Paradigma Penelitian 3.4.1.Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik suatu
penelitian (Arikunto, 2006:118). Penjabaran variabel dalam penelitian ini terdiri
dari variabel bebas atau variabel prediktor dan variabel tak bebas atau variabel
respon.
a. Variabel Bebas (X)
Menurut Sugiyono (2012:61) variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Dinamakan sebagai variabel bebas karena bebas
dalam mempengaruhi variabel lain, yang menjadi variabel bebas dalam
penelitian ini adalah : “Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)”.
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:61). Disebut variabel
terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel
independen. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : “Kesiapan Siswa
Bekerja di Dunia Industri”.
3.4.2.Paradigma Penelitian
Dengan demikian untuk memudahkan dalam proses penelitian yang telah
ditetapkan, maka dikembangkan paradigma penelitian. Paradigma penelitian
menurut Sugiyono (2012 : 66) menyatakan, bahwa :
28
Sejalan dengan pemikiran tersebut maka penulis merumuskan paradigma
penelitian inisebagai berikut :
Gambar 3.1. Alur Pemikiran Penelitian (Paradigma Penelitian)
Keterangan :
Pengaruh
Proses Penelitian
Lingkup Penelitian
Variabel Y Kesiapan kerja di industri a. Aspek kepribadian
Pelaksanaan praktek kerja industri Produksi Ternak SMK Negeri 2 Subang
Temuan Penelitian
29
3.5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 3.5.1.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah berupa angket atau
kuesioner, yaitu alat komunikasi yang tidak langsung dalam bentuk
pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan data atau informasi dari responden yang dapat
dipertanggungjawabkan. Mengenai metode angket ini, sudjana (2010:87)
mengemukakan bahwa “Angket adalah cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar isian atau daftar pernyataan yang telah disajikan dan disusun
sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau
menandainya dengan mudah dan cepat”.
Angket pada penelitian ini merupakan angket tertutup yang digunakan untuk
memperoleh data pada kedua variabel. Teknik pengumpulan data berupa angket
disusun menurut skala likert. Nasution (2005:87) mengemukakan keuntungan
menggunakan angket skala likert ini :
Skala tipe likert mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia berdasarkan intensitas sikap tertentu. Skor untuk setiap pernyataan itu. Selain itu skala likert ini sangat luwes dan fleksibel dari pada teknik pengukuran lainnya. Jumlah item atau pernyataan, jumlah alternatif jawaban terserah pada pertimbangan peneliti.
Jenis data diukur dengan menggunakan skala likert berkategori lima, dengan
ketentuan setiap jawaban alternatif jawaban diberi skor satu sampai lima. Setiap
pernyataan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif pada rentang yang sama.
Untuk pernyataan positif urutan skor bersifat menurun dari lima sampai satu dan
sebaliknya untuk pernyataan negatif urutan skor naik dari satu sampai lima seperti
pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.2 Skala Penilaian Angket
Pernyataan SS S R TS STS
Positif 5 4 3 2 1
30
3.5.2.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
non-tes. Instrumen non-tes berupa lembaran angket atau kuesioner. Instrumen
dalam penelitian ini adalah angket tentang pelaksanaan praktek kerja industri (X)
dan kesiapan kerja di dunia industri (Y). Angket ini terdiri 32 item untuk variabel
X dan 46 item untuk variabel Y. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data dengan mengajukan sejumlah pernyataan secara tertulis
kepada responden yang didasarkan pada aspek atau indikator mengenai pengaruh
pelaksanaan praktek kerja industri terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia
industri pada peserta didik kelas XII program keahlian APTR di SMK Negeri 2
Subang tahun ajaran 2012/2013.
3.5.3.Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Data yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian ini, yaitu data tentang
pelaksanaan praktek kerja industri dan kesiapan siswa bekerja di dunia industri
sebagai data variabel X dan Y, untuk memperoleh data tersebut digunakan
instrumen penelitian berupa angket atau kuesioner. Penyataan dalam angket
dikembangkan berdasarkan aspek-aspek yang diungkap dan disusun berdasarkan
kisi-kisi penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.
Agar lebih jelas penulis akan menguraikan kisi-kisi instrumen penelitian
31
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
32
3.5.4.Uji Coba Angket
Winarno Surakhmad (1998:90), mengemukakan bahwa alat ukur yang baik
yaitu :
Setiap alat ukur yang baik memiliki sifat-sifat tertentu yang sama untuk setiap jenis tujuan tertentu dan situasi penyelidikan. Baik alat itu untuk pengukuran cuaca, tekanan darah, kemampuan belajar, kuat arus, kecepatan peluru maupun untuk pengukuran sikap, minat, kecenderungan, bakat khusus dan sebagainya. Semuanya memiliki sedikitnya dua buah sifat, yaitu validitas dan reliabilitas pengukuran, tidak ada satu dari sifat ini menjadikan alat itu tidak memenuhi kriteria sebagai alat yang baik.
Berdasarkan pendapat tersebut, alat ukur yang baik harus mempunyai
validitas dan reliabilitas yang tinggi. Untuk mencapai apakah angket itu
mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi atau rendah, maka angket
tersebut harus diujicobakan.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu vairabel. Daftar
pernyataan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu.
Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap pernyataan di uji validitasnya.
Hasil r hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana df (degree of freedom)
= n-2 dengan signifikan 5% atau tingkat kepcercayaan 95%. Butir
pernyataan dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Uji validitas
menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:177) :
r xy =
– √ – ∑
dimana :
r xy = koefisien korelasi
n = jumlah responden ∑X = jumlah skor X ∑Y = jumlah skor Y
∑XY = jumlah hasil kali variabel X dan Y ∑X2 = jumlah kuadrat dari variabel X ∑Y2
33
Interpretasi nilai validitas dapat diketahui dengan menggunakan
kriteria koefisien korelasi menurut Arikunto (2011:75) seperti pada tabel 3.4
berikut.
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Validitas
Rentang Nilai rxy Interpretasi
0.80 < rxy ≤ 1.00
pelaksanaan praktek kerja industri dan kesiapan siswa bekerja di dunia
industri diperoleh harga rtabel sebesar 0,378. Harga rtabel tersebut digunakan
sebagai patokan butir instrumen yang mempunyai harga rhitung sama atau
lebih dari 0,378 dinyatakan valid, sebaliknya apabila rhitung lebih kecil dari
0,378 maka butir instrumen dinyatakan tidak valid.
Hasil perhitungan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 untuk
instrumen pelaksanaan praktek kerja industri (variabel X) dinyatakan valid
dengan rentang antara 0,114 – 0,798. Pada uji instrumen variabel X
perbaikan karena aspek yang diukur masih terwakilkan oleh item yang lain.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui item yang valid
untuk variabel X sebanyak 20 item, sedangkan untuk item variabel Y
sebanyak 32 item. Setelah itu angket tersebut dapat digunakan untuk
34
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konteks
pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam
bentuk kuesioner atau angket.
Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh
butir pernyataan. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan
teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half) dengan rumus sebagai
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
(Sugiyono, 2012:185)
Setelah data selesai dihitung dan diketahui nilainya, maka harga
reliabilitas dapat dibandingkan dengan derajat reliabilitas evaluasi dengan
tolak taraf kepercayaan 95% thitung ≥ ttabel. Menurut Arikunto (2011: 93)
besarnya koefisen reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan klasifikasi
koefisien reliabilitas.
Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office
Excel 2007 pada rumus Spearman Brown untuk uji coba instrumen variabel
X didapatkan nilai sebesar 0,92. Nilai tersebut dikonsultasikan pada tabel
35
instrument variabel Y didapatkan nilai sebesar 0,97. Nilai tersebut
dikonsultasikan pada tabel 3.5 sehingga variabel Y berada pada kategori
sangat tinggi (untuk lebih jelas lihat lampiran 7).
3.6. Teknik Analisa Data
3.6.1.Langkah-Langkah Analisis Data
Setelah data atau informasi terkumpul dari hasil pengumpulan data,
kemudian data tersebut diolah dengan perhitungan statistik. Secara garis besar
perhitungan analisis data meliputi tiga langkah yaitu :
a. Persiapan
Persiapan kegiatan penelitian yang dilakukan antara lain : mengecek nama
dan kelengkapan identitas, mengecek kelengkapan data dan mengecek
macam isian data jika di dalam instrumen terdapat isian yang tidak
dikehendaki peneliti.
b. Tabulasi
Penulis menabulasi penelitian ini antara lain dalam memeriksa skor,
menjumlahkan skor yang didapat dari setiap variabel, memberi kode pada
item yang tidak diberi skor, mengubah jenis data dan memberikan kode
(coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan
komputer.
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Analisis data tersebut maksudnya adalah pengolahan data yang diperoleh
dengan menggunakan rumus-rumus atau desain yang diambil. Pemilihan
rumus yang digunakan sesuai dengan jenis data, yakni nominal, ordinal,
interval dan rasio. Jenis data yang dipakai dari angket ini skala
pengukurannya adalah linkert, baik data variabel X maupun variabel Y.
3.6.2.Uji Kecenderungan
Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui bagaimana
kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang telah
36
kecenderungan umum dari tiap variabel sehingga dapat diperoleh gambaran dari
masing-masing variabel yang akan diteliti.
Pengujian kecenderungan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh dari Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) sebagai variabel
X terhadap Kesiapan Siswa Bekerja di Dunia Industri sebagai variabel Y.
Sedangkan untuk perhitungan mencari nilai kecenderungan instrumen angket
menggunakan batasan-batasan sebagai berikut :
a. Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari setiap variabel.
b. Menentukan skala skor mentah
Sangat Tinggi = M+1,5(Si) > µ
Tinggi = M+1,5(Si) < µ > M + 1,5 (Si)
Sedang = M – 0,5 (Si) <µ> M + 0,5 (Si)
Rendah = M – 0,5 (Si) <µ> M - 0,5 (Si)
Sangat Rendah = µ < M - 1,5 (Si)
dimana :
Mi (nilai rata-rata ideal) = ½ (nilai tertinggi + nilai terendah)
Sdi (standar nilai ideal) = 1/6 (nilai tertinggi – nilai terendah)
Menentukan frekuensi dan membuat persentase untuk menafsirkan data
kecenderungan pada setiap variabel (Suprian, 2005).
3.6.3.Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dua
kelas atau kelompok yang sejenis. Apabila kesimpulan menunjukan kelompok
data homogen, maka data berasal dari populasi yang sama dan layak untuk diuji
statistik jika tidak homogen maka tiap kelompok data akan memiliki kesimpulan
masing-masing tidak mewakili populasinya. Untuk menguji homogenitas dengan
jumlah kelompok sampel dua digunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mencari varians atau standar deviasi variabel X dan Y dengan rumus
=
√
∑ ∑=
√
37
b. Mencari F hitung dari varians X dan Y dengan rumus
F = =
Kriteria pengujian :
Jika Fhitung < Ftabel, berarti varian berasal dari populasi (homogen)
Jika Fhitung > Ftabel, berarti varian tidak berasal dari populasi (tidak
homogen)
Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel, dengan rumus :
dk Pembilang = n – 1
dk Penyebut = n – 1
Taraf signifikan (α) = 0,05 (Siregar, 2004:103)
Berdasarkan hasil perhitungan varians variabel X dihasilkan nilai 10,04
sedangkan untuk perhitungan varians variabel Y dihasilkan nilai 10,09. Kemudian
dicari Fhitung dengan nilai 1,00 dan dari daftar distribusi F dengan dk pembilang =
36-1 = 35 dan dk penyebut = 36-1 = 35 dengan taraf kesalahan 0,05 maka didapat
Ftabel = 1,80. Dari hasil perhitungan tersebut tampak bahwa Fhitung (1,00) < Ftabel
(1,80). Sehingga disimpulkan bahwa sampel untuk instrumen penelitian variabel
X dan Y diambil dari populasi yang homogen dengan taraf signifikansi 5%, maka
kedua kelompok data tadi homogen.
3.6.4.Uji Normalitas Data
Data yang telah didapatkan secara keseluruhan dan telah terkumpul melalui
instrumen penelitian, setelah itu diuji normalitasnya apakah data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Apabila berdistribusi normal maka perhitungan
selanjutnya menggunakan parametrik, sedangkan jika data berdistribusi tidak
normal maka perhitungan selanjutnya menggunakan statistik non-parametrik
(Sugiyono, 2012:150). Dalam penelitian ini, untuk menguji normalitas sampel
penelitian digunakan rumus Chi-Kuadrat sebagai berikut :
a. Menentukan rentang skor (r)
38
b. Menentukan banyak kelas interval (k)
k = 1+3,3 log n
c. Menentukan panjang kelas interval (p)
P =
d. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi
e. Menghitung simpangan baku (SD)
SD = √ ∑
dimana :
Fi = frekuensi interval kelas Xi = nilai tengah interval kelas
n = jumlah sampel (Sudjana, 2005)
f. Uji T-skor dimaksudkan untuk membandingkan dua sebaran skor yang
berbeda sehingga menghasilkan skor baru, misalnya sebaran data dalam
bentuk interval dan ratio. Analisis data yang dilakukan adalah
mengkonversikan nilai atau hasil yang diperoleh dari tiap responden. Hal ini
dilakukan karena skala jumlah nomer item antara variabel X dan Y berbeda.
Pada penelitian ini untuk instrumen variabel X menggunakan skala
penilaian dimulai dari 1 – 5 sebanyak 20 soal, dan pada variabel Y
menggunakan 1 – 5 sebanyak 32 soal. Sehingga untuk membandingkan dua
sebaran skor yang berbeda, dilakukan konversi atau dirubah dari skor
mentah menjadi skor baku.
Berikut langkah-langkah perhitungan konversi T-skor :
T-skor = 10 x ( ) + 50
keterangan :
SD = standar deviasi
̅ = selisih antara skor Xi dengan rata-rata g. Menghitung nilai chi kuadrat (X2)
39
dimana :
X2 = Chi kuadrat
Fi = frekuensi yang dicari Ei = frekuensi yang diharapkan
Berikut akan dipaparkan hasil dari pengujian normalitas untuk kedua
variabel penelitian (untuk lebih jelas lihat lampiran 10) :
1) Variabel X
Berdasarkan pada hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan
rumus Chi Kuadrat pada variabel X diperoleh nilai Chi Kuadrat ( 2) = 5,57.
Kemudian nilai yang didapat dikonsulatsikan ke dalam tabel 2 dengan dk =
k-1 = 6-1 = 5. Dari tabel distribusi distribusi 2 diperoleh 2 (0.05) (5) =
11,070. Suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila 2hitung <
2
tabel. Ternyata pada perhitungan yang didapat nilai 2hitung (5,57) < 2tabel
(11,07), maka dapat disimpulkan bahwa variabel X berdistribusi normal
pada tingkat kesalahan 5% dengan tingkat kebebasan (dk) = 5.
2) Variabel Y
Hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat
pada bariabel Y nilai Chi-kuadrat ( 2) = 4,62. Kemudian nilai yang didapat
dikonsultasikan ke dalam tabel 2 dengan dk = k-1 = 6-1 = 5. Dari tabel
distribusi 2 diperoleh 2 (0.05) (5) = 11.070. Suatu data dapat dikatakan
berdistribusi normal apabila 2 hitung< 2 tabel. Ternyata berdasarkan
perhitungan yang didapat nilai 2 hitung (4,62) < 2 tabel (11.07), maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Y berdistribusi normal pada tingkat kesalahan
5% dengan tingkat kebebasan (dk) = 5.
3.6.4.Uji Regresi
Regresi bertujuan untuk menguji atau memperkirakan variabel yang satu
atas variabel lainnya, seperti sumbangan variabel, pengaruh variabel, hubungan
sebab akibat (Sugiyono, 2009). Analisis regresi digunakan untuk menaksir harga
variabel Y berdasarkan harga variabel X yang diketahui, serta taksiran perubahan
40
adalah regresi linier sederhana dengan bentuk persamaan dan persyaratan untuk
pengujian regresi :
Y = a + bX
dimana :
Y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan.
Dengan nilai a dan b adalah sebagai berikut :
(Sujarweni dan Endrayanto, 2012)
Setelah persamaan regresi ditemukan, maka selanjutnya diuji keberartian
regresi dan linearitasnya. Seperti yang telah di ungkapkan oleh Sugiyono (2009,
265:274), prasyarat untuk melakukan uji linieritas regresi adalah sebagai berikut :
a. Menghitung jumlah kuadrat total, JK(T).
JK (T) = ∑ Y2
b. Menghitung jumlah kuadrat koefisien a, JK(a).
JK (a) = ∑
c. Menghitung jumlah kuadrat regresi b|a, JK (b|a).
JK (b|a) = b ∑XY – ∑ ∑
d. Menghitung jumlah kuadrat sisa atau residu, JK (s).
JK (s) = JK (T) – JK (a) – JK (b|a)
e. Menghitung jumlah kuadrat galat, JK (G).
JK (G) = ∑xi ∑Y2 –
41
f. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok, JK (TC).
JK (TC) = JK (s) – JK (G)
g. Untuk mempermudah uji linearitas, semua besaran diatas dapat diperoleh
dalam tabel analisis varians (ANAVA).
Tabel 3.6 Daftar ANAVA Regresi Linier Sederhana
Sumber Variasi dk JK KT F
Ho : Koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0)
Ha : Koefisien itu berarti (b ≠ 0)
Untuk menguji hipotesis nol, dipakai statistic F =
(Fhitung) dibandingkan
dengan Ftabel dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = n-2. Untuk menguji
hipotesis nol, kriterinya adalah tolak hipotesis nol apabila koefisien Fhitung lebih
besar dari harga Ftabel berdasarkan taraf kesalahan yang dipilih dan dk yang
bersesuaian.
Uji linearitas
Ho : Regresi linear
Ha : Regresi non-linear
Statistik F = (Fhitung) dibandingkan dengan Ftabel dengan dk pembilang
= k-2 dan dk penyebut = n-k. Untuk menguji hipotesis nol, tolak hipotesis nol jika
statistik Fhitung untuk tuna cocok yang diperoleh lebih kecil dari harga Ftabel
42
3.6.5.Uji Koefisien Korelasi
Uji korelasi merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur arah
tingkat kuatnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Selain itu uji korelasi
dimaksudkan untuk mengungkapkan kadar hubungan dan arah variabel penelitian,
tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan positif dan tanda negatif (-)
menunjukkan arah hubungan negatif (Sugiyono, 2009). Perhitungan yang dipakai
untuk mengetahui derajat hubungan terutama untuk data kuantitatif digunakan
koefisien kolerasi. Sebagai perhitungannya digunakan rumus korelasi Product
Moment sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
N = Jumlah responden
∑ = Skor variabel X
∑ = Skor variabel Y
∑XY = Jumlah hasil kali variabel X dan Y ∑X2 = Jumlah kuadrat dari variabel X ∑Y2
= Jumlah kuadrat dari variabel Y
(Sugiyono, 2009:228)
Jika dilihat dari pedoman kriteria penafsiran makna koefisien korelasi maka
dapat dilihat keterikatannya yaitu dengan menggunakan teknik tolak ukur
koefisien korelasi (rxy) pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7Kriteria Penafsiran Data Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
43
a. Uji Keberartian Korelasi
Harga r yang diperoleh dari perhitungan korelasi harus diuji
signifikansi nya, apakah berarti atau tidak. Rumus yang digunakan adalah
uji t-student sebagai berikut:
√ √
Korelasi berarti jika thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan
dk = n-2 dan jika thitung < ttabel maka dikatakan bahwa korelasi tidak berarti
(Sugiyono, 2009:230).
b. Pengujian Koefisien Determinasi
Untuk mencari varians variabel dapat digunakan teknik statistik
dengan menghitung besarnya koefisien determinasi. Hal ini dilakukan untuk
menguji seberapa besar hubungan dari variabel X dengan variabel Y, maka
koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = koefisien determinasi
r2 = kuadrat koefisien korelasi (Sugiyono, 2012)
Koefisien determinasi merupakan koefisien penentu, karena varians
yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang
terjadi pada variabel independen. Serta koefisien determinasi dinyatakan
dalam persentase.
3.6.6.Pengujian Hipotesis (Signifikansi)
Pengujian hipotesis terlebih dahulu membuat pernyataan Ho dan Ha yang
telah dikemukakan sebelumnya untuk menerangkan dua macam hipotesis
penelitian yang akan diuji, yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Uji
hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini ditolak atau diterima. Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji
44
√ √
keterangan :
t = thitung(distribusi tabel t pada α = 0,05 dan dk = n-2)
r = koefisien korelasi n = jumlah sampel
(Riduwan dan Sunarto, 2011)
Selanjutnya nilai t hasil perhitungan (thitung) dibandingkan dengan nilai t dari
tabel (ttabel) pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = n - 2. Setelah itu dapat
dilakukan pengujian hipotesis penelitian sebagai berikut :
Bila thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak Bila thitung < ttabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima
dimana :
Ha= Hipotesis kerja yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X terhadap variabel Y.
Ho = Hipotesis kerja yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang
58
Agus Muharam, 2013
Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja di Dunia Industri”, disusun
berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil
pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yaitu sebagai berikut :
a. Pelaksanaan praktek kerja industri secara dominan berada pada kategori
tinggi dan sebagian siswa melaksanakan praktek kerja industri lebih
menguasai pada aspek kemampuan produktif yang meliputi menganalisa
usaha, menyiapkan sarana produksi, membuat formulasi pakan, dan
membibitkan ternak ruminansia dibandingkan aspek sikap dan prilaku.
b. Kesiapan siswa bekerja di dunia industri secara dominan berada pada
kategori sedang, karena siwa lebih siap bekerja pada aspek kepribadiannya
yang meliputi kematangan, kecerdasan, keterampilan, kemampuan dan
minat, motivasi, dan kesehatan dibandingkan aspek lingkungan dan aspek
kesiapan mental.
c. Pelaksanaan praktek kerja industri berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kesiapan siswa bekerja di dunia industri.
5.2. Saran
Hasil penelitian tentang Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja di Dunia Industri, penulis ingin
mengemukakan beberapa saran yang diperoleh dari manfaat penelitian dan hasil
analisis data sebagai berikut :
59
Agus Muharam, 2013
Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di
1) Pelaksanaan praktek kerja industri dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengembangkan eksistensi bagi institusi di dunia pendidikan juga
sebagai wahana untuk mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan.
2) Penulis mengharapkan untuk penelitian berikutnya, bagi para peneliti
hendaknya dalam penelitian dilakukan lebih mendalam dengan cara
mengembangkan aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi kesiapan
siswa bekerja di dunia industri, sehingga dapat melengkapi dan
menyempurnakan penelitian ini demi pengembangan ilmu pendidikan di
Indonesia untuk masa yang akan datang.
b. Praktis
1) Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi
pihak sekolah terutama guru yang bersangkutan untuk meningkatkan
perannya terhadap siswa pada saat memberikan pengarahan sebelum
pelaksanaan praktek kerja industri, agar siswa dapat memiliki
pengalaman lebih di tempat praktek sebagai bekal untuk kesiapan kerja
di dunia industri. Guru diharapkan memberikan pengarahan yang baik
dan benar, seperti halnya memberikan dorongan dan aspek-aspek positif,
sehingga pada saat pelaksanaan praktek kerja industri siswa dapat
memperoleh hasil yang memuaskan dan kesiapan bekerja pun semakin
meningkat.
2) Proses pelaksanaan praktek kerja industri secara keseluruhan harus bisa
dikuasai oleh siswa, baik dari segi keterampilan, pengetahuan dan
pengertian lainnya yang telah dipelajari agar siswa memiliki persiapan
yang lebih matang untuk menghadapi dunia pekerjaan yang
sesungguhnya.
3) Penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritikan
dan saran yang membangun agar dapat menyempurnakan hasil penelitian
60
Agus Muharam, 2013
Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di DAFTAR PUSTAKA
Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup Konsep dan Aplikasi. Bandung :
Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Danial, E. dan Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya ilmiah. Bandung :
Laboratorium PKn.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung. Sinar Grafika Offset : Depdiknas.
Dikmendikti. (2003). Undang-Undang Praktek Kerja Industri (Prakerin).
Tersedia : http://kal.dikmentidki.go.id/download/SK_PKAL.doc. Diunduh
pada tanggal : 08 Juni 2013.
Dikmenjur. (2008). Pelaksanaan Prakerin. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Depdiknas.
Dikmenjur. (2008). Prakerin Sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem Ganda.
Tersedia : http://www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_Prakerin.html.
Diunduh pada tanggal : 07 Juni 2013.
Nolker, H. dan Schoenfeld, E. (1988). Pendidikan Kejuruan (Pengajaran,
Kurikulum, Dan Perencanaan). Jakarta : Gramedia.
Raelin. (2008). Peranan Praktek Kerja Industri. Tersedia :
http://id.wikipedia.org/wiki/Peranan_Industri.html. Diunduh pada tanggal :
24 Maret 2013.
Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistka Untuk Penelitian: Pendidikan
61
Agus Muharam, 2013
Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Terhadap Kesiapan Siswa Bekerja Di
Sari, R. (2012). Peran Praktik Industri dalam Menunjang Kesiapan Memasuki
Dunia Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Busana SMK Karya Rini
Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.
Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Bandung : Grasindo.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Sudjana, N. dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung :
Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R&D. Bandung : Alfabeta.
Sujarweni, V.W. dan Endrayanto, P. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Edisi
Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Thorndike. (1991). Hukum Latihan. Jakarta : Fewel Pers.
_____SMK Negeri 2 Subang. (2010). Kurikulum SMK Negeri 2 Subang
Kabupaten Subang, Tentang Kompetensi Produksi Ternak. Subang : Tidak
Diterbitkan.
_____SMK Negeri 2 Subang. (2011). Pedoman Prakerin SMK Negeri 2 Subang.