PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS
PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
program studi pendidikan biologi
disusun oleh:
Yuniar Elfira Kusfarida
NIM 1100914
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Profil
Science-Related Attitudes
Siswa pada
Materi Pemanasan Global Menggunakan
Metode Demonstrasi Berbasis
Predict-Observe-Explain
Oleh
Yuniar Elfira Kusfarida
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Yuniar Elfira Kusfarida 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
YUNIAR ELFIRA KUSFARIDA
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDE SISWA PADA MATERI
PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I,
Dr. Mimin Nurjhani K., M.Pd.
NIP. 196509291991012001
Pembimbing II,
Drs. Suhara, M. Pd.
NIP. 196512271991031003
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,
Dr. Bambang Supriatno, MS.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengembangan science-related attitudes siswa melalui pembelajaran biologi menggunakan metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain (POE). Populasi dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMPN 12 Bandung berjumlah 32 orang siswa yang dipilih secara purposive. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
quasy-experiment dengan desain one group pre-post-re test. Skala likert digunakan untuk memperoleh data
yang dikumpulkan dari hasil test of science-related attitudes (TOSRA) yang sudah teruji validitas serta reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase profil science-related attitudes siswa dari hasil pre-test dan post-test, yaitu 2,83% pada skala implikasi sains terhadap sosial, 4,53% pada skala normalitas ilmuwan, 5,60% pada skala sikap terhadap penyelidikan ilmiah, 1,74% pada skala adopsi sikap ilmiah, 2,67% pada skala kesenangan terhadap pelajaran sains, 2,77% pada skala minat terhadap sains saat waktu luang, dan 2,66% pada skala minat berkarir di bidang sains. Namun dari hasil post-test dan re-test menunjukkan penurunan persentase profil science-related attitudes siswa pada lima skala, diantaranya 1,46% pada skala implikasi sains terhadap sosial, 0,20% pada skala normalitas ilmuwan, 1% pada skala sikap terhadap penyelidikan ilmiah, 1,60% pada skala adopsi sikap ilmiah, 0,87% pada skala kesenangan terhadap pelajaran sains. Dari hasil post-test dan re-test juga menunjukkan peningkatan persentase profil science-related attitues siswa pada dua skala, yaitu 0,13% pada skala minat terhadap sains saat waktu luang, dan 0,14% pada skala minat berkarir di bidang sains.
Kata Kunci :
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This study aimed the pattern of science-related attitudes of student in learning biology using demonstration based Predict-Observe-Explain (POE). Population and sample were seventh grade students in SMPN 12 Bandung totaling 32 students who were selected purposively. The method in this study is quasy-experiment with one group pre-post-re-test design. Likert scale is used to obtain the data collected from the test of science-related attitudes (TOSRA) that has proven the validity and reliability. The results showed an increase in the percentage of science-related attitudes profiles of students from the pre-test and post-test, which was 2.83% in the scale of social implications of science, 4.53% in the scale of normality of scientist, 5.60% in the scale of attitude of scientific inquiry , 1.74% in the scale of adoption of scientific attitude, 2.67% in the scale of enjoyment of science lesson, 2.77% in the scale of leisure interest in science, and 2.66% in the scale of career interest in science. However, from the results of the post-test and re-test showed a decrease in the percentage of science-related attitudes profile of students at five scales, including 1.46% scale of social implications of science, 0.20% on a scale of normality scientists, 1% on a scale of attitudes towards scientific investigation , 1.60% on the scale adoption of scientific attitudes, 0.87% on the pleasure scale for science lessons. From the results of the post-test and re-test also showed an increase in the percentage of science-related profiles attitues students at two scales, which was 0.13% on the scale of interest in science spare time, and 0.14% on the scale of interest in a career in science.
Key Words :
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian... 5
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Struktur Organisasi... 7
BAB II PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDE SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN... 8
A. Science-Related Attitudes... 8
B. Metode Demonstrasi... 13
C. Pendekatan Predict-Observe-Explain... 16
D. Tinjauan Konsep Pemanasan Global... 20
BAB III METODE PENELITIAN... 27
A. Desain Penelitian... 27
B. Partisipan... 28
C. Populasi dan Sampel... 28
D. Definisi Operasional... 28
E. Instrumen Penelitian... 29
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Analisis Data... 35
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN... 37
A. Temuan Profil Science-Related Attitudes Siswa Sebelum Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis Predict-Observe-Explain Diberikan... 37
B. Temuan Profil Science-Related Attitudes Siswa Setelah Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis Predict-Observe-Explain Diberikan... 45
C. Temuan Profil Retensi Science-Related Attitudes Siswa Setelah Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis Predict-Observe-Explain Diberikan... 50
D. Temuan Gain Profil Science-Related Attitudes Siswa Sebelum dan Sesudah Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis Predict-Observe-Explain Diberikan... 54
E. Temuan Gain Profil Science-Related Attitudes Siswa Sesudah dan Sebulan Sesudah Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis Predict-Observe-Explain Diberikan... 60
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI... 64
A. Simpulan... 64
B. Implikasi... 65
C. Rekomendasi... 66
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pre-Post-Re Test... 27
Tabel 3.2 Kisi-Kisi TOSRA... 30
Tabel 3.3 Penggunaan Instrumen Penelitian... 31
Tabel 3.4 Analisis Data... 35
Tabel 3.5 Kategori Gain Ternormalisasi... 36
Tabel 4.1 Skor Pre-Test Setiap Aspek Science-Related Attitudes Siswa... 37
Tabel 4.2 Total Skor Tertinggi dan Terendah Science-Related Attitudes Siswa Hasil Pre-Test... 38
Tabel 4.3 Skor Post-Test Setiap Aspek Science-Related Attitudes Siswa... 46
Tabel 4.4 Total Skor Tertinggi dan Terendah Science-Related Attitudes Siswa Hasil Post-Test... 46
Tabel 4.5 Skor Re-Test Setiap Aspek Science-Related Attitudes Siswa... 50
Tabel 4.6 Total Skor Tertinggi dan Terendah Science-Related Attitudes Siswa Hasil Re-Test... 50
Tabel 4.7 Gain Pre-Test dan Post-Test... 54
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Diagram Elaboration-Likehood Model... 10
Gambar 2.2 Integrasi Metode Demonstrasi dengan Model
Predict-Observe-Explain (POE) serta Implikasi terhadap Science-Related
Attitudes... 19
Gambar 2.3 Grafik Suhu Rata-Rata Bumi Tahun 1880-2000... 21
Gambar 2.4 Gambaran Efek Rumah Kaca... 24
Gambar 3.1 Diagram Alir Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode
Demonstrasi Berbasis POE... 33
Gambar 3.2 Diagram Alir Kegiatan Pelaksanaan Penelitian... 34
Gambar 4.1 Grafik Persentase Kemunculan Science-Related Attitudes pada
Pre-Test... 40
Gambar 4.2 Grafik Persentase Kemunculan Science-Related Attitudes Siswa
pada Pre-Test dan Post-Test... 48
Gambar 4.3 Grafik Persentase Kemunculan Science-Related Attitudes Siswa pada
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bukti Penelitian di SMPN 12 Bandung
Lampiran 2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pembiasaan Penelitian
Mengenai Pencemaran Air
Lampiran 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pembiasaan Penelitian
Mengenai Pengaruh Kepadatan Populasi terhadap
Lingkungan
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian Mengenai
Pemanasan Global
Lampiran 3.1 Lembar Kerja Siswa Berbasis POE
Lampiran 4 Instrumen Penelitian TOSRA Terjemahan
Lampiran 5 Data Olahan Hasil Penelitian
Lampiran 6.1 Sampel Lembar Jawaban Siswa Hasil Pre-Test
Lampiran 6.2 Sampel Lembar Jawaban Siswa Hasil Post-Test
Lampiran 6.3 Sampel Lembar Jawaban Siswa Hasil Re-Test
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kurikulum yang berlaku di negara Indonesia saat ini adalah kurikulum
berbasis KTSP dan kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk dapat
mengembangkan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Keberhasilan
pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi oleh kondisi
afektif peserta didik (Taher, 2013). Khusus pada kurikulum 2013, kompetensi
inti (KI) II secara tersurat menuntut siswa untuk menumbuhkan ranah
afektifnya, hal ini terbukti dari kompetensi dasar (KD) : (2.1) yaitu
menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan
berdiskusi; (2.2) menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan; (2.3) menunjukkan perilaku bijaksana dan
bertanggung jawab dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam memilih penggunaan alat dan bahan untuk menjaga kesehatan
diri dan lingkungan; (2.4) menunjukkan penghargaan kepada orang lain
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi perilaku menjaga
kebersihan dan kelestarian lingkungan (Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2012).
KD 2.1 hingga 2.4 dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan
level afektif siswa yang menurut taksonomi Bloom yang direvisi oleh
Krathwol (dalam Taher, 2013) terdapat lima level ranah afektif, diantaranya:
level receiving (keinginan untuk memperhatikan suatu hal); level responding
(partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran); level valuing (penentuan
nilai); level organization (membangun sitem nilai internal); dan
2
pengembangan afektif siswa dapat dilihat melalui science-related attitudes
siswa. Hal ini dikarenakan science-related attitudes memuat lima karakter
ranah afektif, diantaranya sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.
Dimensi-dimensi yang terdapat dalam scince-related attitudes siswa menurut Fraser
(1981) seperti: Implikasi sains terhadap sosial (social implications of sience);
pandangan terhadap ilmuwan (normality of scientist); sikap terhadap
penyelidian ilmiah (attitude to science scientific inquiry); adopsi sikap ilmiah
(adoption of scientific attitude); kesenangan terhadap pelajaran sains
(enjoyment of science lessons); minat terhadap sains saat waktu luang (leisure
interest in science); dan minat berkarir dalam bidang sains (career interest in
science) membantu diri siswa dalam memotivasi siswa dalam mengikuti
pelajaran dan kegiatan sains. Hal ini dipertegas oleh McCown, Driscoll, &
Roop (1996) bahwa siswa yang termotivasi untuk belajar, berpartisipasi
dalam kegiatan belajar, terlibat dalam tugas belajar, dan menunjukkan
komitmen untuk belajar akan membuat tujuan dan keyakinan pada dirinya
sendiri untuk terus belajar dan membuat belajar menjadi bagian terpenting
dalam hidupnya.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, kenyataan di sekolah implementasi
ranah afektif pada pembelajaran sangat minim. Kebanyakan pendidik lebih
menekankan pada kemampuan kognitif siswa, sehingga siswa terbebani
dengan beban belajar yang berat tanpa diimbangi dengan pembentukan sikap
sebagai upaya pembentukan karakter siswa untuk bekal di kehidupan
bermasyarakat. Salah satu bukti yang menunjukkan pendidik lebih
menekankan kemampuan kognitif dan tidak menekankan pada ranah afektif
adalah saat pendidik meminta siswa mengobservasi komponen abiotik dan
biotik di lingkungan sekolah. Pendidik hanya menilai hasil observasi siswa,
namun tidak menilai afektif siswa seperti, kerjasama kelompok, kejujuran
mengobservasi dan kontribusi dalam kelompok. Menurut Taher (2013)
meskipun pendidik sadar akan pentingnya mengembangkan afektif siswa,
namun belum banyak tindakan yang dilakukan pendidik secara sistematik
untuk meningkatkan minat peserta didik. Oleh karena itu untuk mencapai
3
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan pembelajaran bagi peserta didik, pendidik harus memperhatikan
karakteristik afektif peserta didik.
Tujuan kurikulum dalam mengembangkan karakteristik afektif siswa dapat
dicapai dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan metode dan
pendekatan-pendekatan khusus yang dilakukan oleh guru saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi, tidak semua kegiatan
pembelajaran yang dapat menunjang dan menyelesaikan tuntutan tersebut
dapat dilaksanakan. Hal ini dikarenakan berbagai faktor terkait, fasilitas yang
tersedia di setiap sekolah, kemampuan guru dalam menguasi berbagai
metode, dan metode-metode yang selama ini diterapkan.
Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran yang dituntut oleh
kurikulum, seorang guru diharapkan menguasi berbagai metode dan
pendekatan yang sesuai dengan tujuan kurikulum. Salah satu metode yang
dapat digunakan dalam pembelajaran biologi sesuai dengan tuntutan kurikum
adalah metode praktikum. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa
faktor yang menghambat kegiatan praktikum, yaitu faktor keterbatasan
fasilitas sekolah, kemauan guru untuk melaksanakan kegiatan praktikum, dan
kemampuan guru dalam penguasaan metode praktikum.Untuk itu, metode
lain diperlukan untuk menggantikan kegiatan praktikum di sekolah-sekolah
yang memiliki fasilitas terbatas dan yang jarang melaksanakan kegiatan
praktikum, metode tersebut adalah metode demonstrasi.
Metode demonstrasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan prinsip
guru sebagai aktor yang memeragakan atau menampilkan suatu eksperimen,
sementara siswa menyaksikan eksperimen tersebut dengan sungguh-sungguh
(Daluba & Ekeyi, 2013). Kegiatan pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi diperjelas oleh Ameh (dalam Daluba & Ekeyi, 2013) bahwa guru
melakukan suatu hal untuk membuktikan suatu fenomena kemudian
menjelaskan langkah-langkanya satu persatu sehingga siswa paham tentang
apa yang ditunjukkan oleh guru di hadapan para siswa. Kegiatan
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi merupakan metode yang
memiliki kekuatan tinggi seperti yang diungkapkan oleh Clifford (dalam
4
karena di dalam demonstrasi objek yang ditampilkan atau peristiwa yang
ditunjukkan telah direncanakan dengan matang untuk diilustrasikan kepada
siswa. Objek atau fenomena yang didemonstrasikan terekam dalam ingatan
siswa sebagai hal yang menarik, karena fakta yang ada terbukti nyata dan
langsung ditunjukkan di hadapan siswa.
Menurut White (dalam Kheng, 2005), terdapat satu model pembelajaran
konstruktivisme yang terstruktur yang memiliki relevansi langsung dengan
metode pembelajaran demonstrasi, model pembelajaran tersebut adalah
Predict-Observ-Explain (POE). Dengan adanya integrasi antara metode
demonstrasi dan model pembelajaran POE, kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung efisien, karena di dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat
tercipta kombinasi antara keaktifan guru dan keaktifan siswa selama
pembelajaran berlangsung (Kheng, 2005). Pendapat Crawford (dalam Kheng,
2005) memperkuat kelebihan dari integrasi antara metode demonstrasi dan
POE, yaitu dengan metode demonstrasi yang diintegrasi dengan POE, siswa
dapat terfasilitasi dalam merekonstruksi pengetahuan yang siswa miliki.
Interaksi langsung antara siswa dengan objek lingkungan, keterlibatan level
berfikir tinggi siswa, dan penyelesaian masalah membantu siswa dalam
merekonstruksikan pengetahuan siswa. Metode demonstrasi yang
diintegrasikan dengan model POE, dapat melatih science-related attitudes
siswa dimulai dengan adanya fenomena yang didemontrasikan yang dapat
meningkatkan kesenangan siswa terhadap pelajaran sains hingga setiap
tahapan POE yang dapat membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa
(Joyce, 2006).
Integrasi antara metode demonstrasi dan model POE dapat
diimplementasikan dalam materi pencemaran lingkungan atau isu pemanasan
global. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2012), upaya
pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata mempengaruhi secara
negatif lingkungan alam. Pengaruh negatif yang mempengaruhi lingkungan
alam seperti, pencemaran, semakin berkurangnya sumber air bersih, adanya
potensi rawan pangan pada berbagai belahan dunia, dan pemanasan global
5
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masa yang akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk
membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan
alam dan menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah
secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan. Pemaparan kementrian pendidikan
dan kebudayaan dengan jelas melansir bahwa materi pencemaran lingkungan
dan isu pemanasan global merupakan materi yang memiliki potensi untuk
mengembangkan karakter afektif siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penelitian ini menekankan pada
science-related attitudes siswa yang dapat dilatih dengan pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi berbasis POE. Dengan berkembangnya
karakter afektif siswa, ranah kognitif dan psikomotor siswa dapat
berkembang sehingga memungkinkan adanya peningkatan kualitas
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi alternatif bagi guru untuk menggunakan metode
tersebut di dalam kegiatan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana profil
science-related attitudes siswa pada materi pemanasan global yang
menggunakan metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain (POE) ?”. Untuk lebih memperjelas rumusan masalah dalam penelitian ini, maka rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana profil science-related attitudes siswa sebelum
menggunakan metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain
(POE) dalam kegiatan pembelajaran pada materi pemanasan global?
2. Bagaimana profil science-related attitudes siswa setelah menggunakan
metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain (POE) dalam
kegiatan pembelajaran pada materi pemanasan global?
3. Bagaimana profil retensi science-related attitudes siswa setelah
menggunakan metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain
6
4. Apakah terdapat peningkatan persentase science-related attitudes
siswa menggunakan metode demonstrasi berbasis
Predict-Observe-Explain (POE) dalam kegiatan pembelajaran pada materi pemanasan
global?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi dan
melakukan analisis tentang:
1. Pola pengembangan science-related attitudes siswa melalui
pembelajaran menggunkan metode demonstrasi berbasis
Predict-Observe-Explain (POE).
2. Pengembangan pembelajaran biologi menggunakan metode demonstrasi
berbasis POE.
3. Pengembangan media pembelajaran biologi terkait fenomena yang terjadi
di bumi dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi berbasis
POE.
D. Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan pengembangan science-related attitudes siswa dalam
setiap pembelajaran.
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran biologi dengan efisiensi waktu dan
keterbatasan alat dan bahan.
3. Menjadikan RPP mengenai pemanasan global dengan menggunakan
metode demonstrasi berbasis POE sebagai contoh bagi guru-guru untuk
menyampaikan materi tekait pembelajaran dengan karakteristik yang
serupa.
4. Menjadikan media efek pemanasan global di kutub utara sebagai contoh
yang dapat dimodifikasi untuk materi terkait pembelajaran dengan
karakteristik yang serupa.
5. Menjadikan media efek pemanasan global di kutub utara sebagai media
yang dapat digunakan oleh guru-guru untuk pembelajaran mengenai
7
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Struktur Organisasi
Sistematika dalam penyusunanskripsi ini meliputi lima bab, yaitu:
BAB I : Pendahuluan. Dalam bab I diuraikan mengenai latar belakang
penelitian berdasarkan kenyataan di lapangan dan teori
berdasarkan penelitian sebelumnya, runusan masalah penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi
penyususnan skripsi.
BAB II : Kajian pustaka. Dalam bab II diuraikan mengenai
konsep-konsep, teori-teori yang relevan serta hipotesis dari penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan fokus penelitian. Konsep,
teori dan hipotesis tersebut diantaranya mengenai metode
demonstrasi, pendekatan POE, science-related attitudes dan
pemanasan global.
BAB III : Metode penelitian. Dalam bab III penulis menjelaskan
metodologi yang digunakan dalam penelitian, yaitu pendekatan
kuantitatif dengan metode quasi-experiment menggunakan
desain one group pre-post-re test. Sedangkan teknik
pengumpulan data penelitian dengan soal TOSRA dan divalidasi
menggunakan wawancara.
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab IV diuraikan data
hasil temuan dan diuraikan hasil analisis data berupa persentase
kemunculan profil scienc-related attitudes yang dihubungkan
dengan dasar teoritik dan metodologi penelitian yang telah
dibahas pada bab sebelumnya.
BAB V : Simpulan dan saran. Dalam bab V penulis memberikan
kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan
permasalahan yang telah diidentifikasi dan dipaparkan melalui
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Berdasarkan masalah yang dirumuskan, penelitian yang dilaksanakan adalah
untuk melihat profil scince-related attitudes siswa melalui pembelajaran biologi
menggunakan metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain (POE).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang
termasuk ke dalam quasi-experiment, yaitu metode penelitian yang dilakukan
dikarenakan sampel tidak dicuplik secara acak (Arikunto, 2010) melainkan secara
purposive. Pertimbangan dalam menggunakan metode quasi-experiment adalah
kelas yang digunakan sudah terbentuk (Ruseffendi, 2005), yaitu kelas sudah
diberikan perlakuan berupa pembiasaan pembelajaran menggunakan pendekatan
POE yang belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga tidak dilakukan lagi
pengelompokkan secara acak. Desain penelitian eksperimen yang dipilih adalah
one group pre-post-re test design (perluasan dari One Group Pre-Test Post-Test Design) (Fraenkel & Wallen, 2006) yang berarti sebelum sampel diberikan
perlakuan, sampel diberikan pre-test terlebih dahulu dan di akhir pembelajaran
setelah diberikan perlakuan, sampel diberikan post-test untuk melihat
kemunculan aspek pengukuran science-related attitudes dari hasil pre-test,
post-test I, dan post-post-test II. Post post-test II dilakukan untuk melihat sejauh mana ketahanan
(retensi) dari science-related attitudes siswa setelah satu bulan diberikan
perlakuan.
Tabel 3.1
Desain Penelitian One Group Pre-Post-Re Test Design
Pre-Test Treatment Post-Test Re-Test
O1 X O2 O3
Keterangan:
X : Perlakuan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE
O1 : Tes awal sebelum perlakuan (pre-test)
O2 : Tes akhir setelah perlakuan (post-test)
28
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Partisipan
Partisipan dari penelitian ini adalah siswa SMPN 12 Bandung kelas VII-F
yang berjumlah 32 orang siswa. Partisipan tersebut dipilih karena materi bahan
ajar untuk melaksanakan materi ini berada di SMP kelas VII. Di samping itu,
pemilihan partisipan dipertimbangkan dari segi usia yang tergolong masih muda,
karena partisipan dengan usia muda diprediksikan mimiliki sedikit pengalaman
yang terkait dengan sains sehingga profil science-related attitudes yang akan
didapatkan dari penelitian ini akan lebih terlihat perbedaan di setiap tesnya.
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah siswa SMPN 12 Bandung kelas VII. Dari
populasi tersebut diambil beberapa sampel untuk digunakan dalam penelitian,
yaitu siswa kelas VII sebanyak satu kelas. Sampel penelitian dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling berdasarkan pertimbangan
kemampuan siswa dianggap homogen dan siswa yang diuji telah
melaksanakan pembiasaan terhadap pembelajaran berbasis POE yang
diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran biologi.
D. Definisi Operasional
1. Metode Demonstrasi Berbasis POE
Metode demonstrasi berbasis POE yang digunakan adalah kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada satu percobaan yang dilakukan oleh
guru di depan kelas tentang efek pemanasan global. Selama kegiatan
demonstrasi berlangsung, siswa dituntut untuk mengisi LKS yang
berisi instruksi untuk memprediksi hubungan antara kenaikan suhu
dengan mencairnya es di kutub utara, serta kenaikan volume
permukaan air laut di bumi. Kemudian mengobservasi pengaruh CO2
terhadap meningkatnya suhu yang dapat diukur melalui termometer,
serta pengaruh dari peningkatan suhu tersebut terhadap tinggi
permukaan air pada diorama yang dapat diukur melalui mistar.
Terakhir, siswa diminta untuk menjelaskan hubungan antara prediksi
29
percobaan. Selanjutnya penjelasan tersebut ditulis dalam LKS yang
telah di diberikan pada siswa sebelumnya.
2. Profil Science-Related Attitudes Siswa
Profil Science-Related Attitudes siswa merupakan bentuk sikap
siswa terhadap sains yang diukur menggunakan Test of
Science-Related Attitudes (TOSRA). TOSRA yang digunakan diadopsi dari
Barry J. Fraser tahun 1981. TOSRA memiliki tujuh aspek pengukuran,
yaitu implikasi sains terhadap sosial (social implications of sience),
normalitas peneliti(normality of scientist), sikap terhadap penyelidian
ilmiah (attitude to science scientific inquiry), adopsi sikap ilmiah
(adoption of scientific attitude), kesenangan terhadap pelajaran sains
(enjoyment of science lessons), minat terhadap sains saat waktu luang
(leisure interest in science), minat berkarir dalam bidang sains (career
interest in science). Tes tersebut diberikan kepada siswa sebelum
kegiatan pembelajaran biologi menggunakan metode demonstrasi
berbasis POE dan setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Kemudian
sebulan setelah pelaksanaan post-test, tes tersebut diberikan lagi
kepada siswa yang bertujuan untuk mengukur retensi science-related
attitudes siswa. Untuk memvalidasi hasil profil science-related
attitudes siswa, dilakukan wawancara kepada setiap siswa.
E. Instrumen Penelitian
1. Test of Science-Related Attitude (TOSRA)
Intrumen yang digunakan adalah Test of Science-Related Attitude
(TOSRA) yang diadopsi dari lembar kuisioner Barry J. Fraser tahun
1981 yang telah diuji reliabilitas dan validitasnya. TOSRA merupakan
tes berupa kuisioner yang beisikan tentang pendapat-pendapat
mengenai sains sebanyak 70 butir soal dan harus diisi oleh sampel
mengenai kecenderungan sampel terhadap pernyataan yang terdapat
pada lembar tes tersebut. Setiap pernyataan yang tertera dalam lembar
tes dikategorikan ke dalam aspek-aspek tertentu sehingga dari
30
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiap pernyataan memiliki pilihan pendapat yang harus dijawab
sampel dari mulai sangat setuju (SA), setuju (S), tidak yakin (TY),
tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dengan poin yang
diberikan 5-1 dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju jika
pernyataan positif, dan sebaliknya.
TOSRA yang diadopsi diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
kemudian dilakukan uji kelayakan instrumen terlebih dahulu, yaitu
TOSRA yang telah diterjemahkan dikonsultasikan pada dosen untuk
dinilai kelayakan per butir soal, kemudian masukan dan saran yang
diberikan digunakan dalam memperbaiki terjemahan TOSRA tersebut.
Setelah dilakukan uji kelayakan, dilakukan uji keterbacaan pada 10
orang siswa SMP kelas VII untuk diketahui sejauh mana soal tersebut
dapat dimengerti oleh siswa kelas VII kemudian saran yang diberikan
digunakan untuk memperbaiki instrumen TOSRA.
31
2. Lembar Wawancara
Selain TOSRA, dilakukan pula wawancara terbuka, yaitu
wawancara yang pertanyaan-pertanyaannya berpedoman pada garis
besar permasalahan yang didapatkan berasal dari hasil tes TOSRA.
Hasil tes TOSRA akan menunjukkan beberapa sampel dengan hasil tes
ekstrim dan sampel yang mendapatkan hasil ekstrim pada setiap aspek
inilah yang akan melakukan tes wawancara. Hal ini dilakukan karena
wawancara bertujuan untuk memvalidasi hasil tes TOSRA. Lembar
wawancara yang telah dibuat dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing lalu masukan dari dosen pembimbing digunakan untuk
memperbaiki lembar wawancara.
Tabel 3.3
Penggunaan Instrumen Penelitian
No. Tujuan Instrumen Sumber Data
1
Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap kegiatan, yaitu:
1. Persiapan penelitian yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah penelitian, yaitu tentang profil science-relaed
attitudes siswa melalui pembelajaran menggunakan metode demonstrasi
berbasis predict-observe-explain (POE)
b. Melakukan analisis standar isi dan materi biologi SMP berdasarkan
kurikulum KTSP. Analisis ini dilakukan untuk menentukan bahan/
materi yang harus di ajarkan sesuai dengan konsep penelitian yang
32
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Melakukan studi tentang science-related attitudes siswa dan studi
tentang desain POE serta metode demonstrasi yang digagas untuk
dijadikan dasar atau perlakuan pada penelitian ini.
d. Menghubungi pihak sekolah untuk pengaturan waktu dan tempat
penelitian.
e. Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) tentang pencemaran udara yang
berfokus pada dampak pemanasan global
f. Membuat dum ekologi berupa diorama kutub utara yang terkena dampak
pemanasan global
g. Menguji coba dum ekologi hingga memunculkan fakta dari fenomena
efek pemanasan global brupa peningkatan suhu mempengaruhi tinggi
permukaan air.
h. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa TOSRA yang berisi 70 butir
soal yang telah tervalidasi.
2. Pembiasaan.
Siswa dibiasakan untuk melakukan pembelajaran berbasis
predict-observe-explain (POE). Pembiasan menggunakan pembelajaran yang
berbasis POE dilakukan sebanyak dua kali pertemuan (2x40 menit) dengan
menggunakan materi pencemaran air dan pengaruh kepadatan populasi
terhadap lingkungan. Hal ini dilakukan karena pembelajaran berbasis POE
merupakan pembelajaran yang tidak pernah diberikan kepada siswa
sebelumnya. Sehingga perlu dilakukan pembiasaan untuk mengenalkan dan
melatih siswa membuat prediksi, melakukan observasi dan membuat
penjelasan. Pembiasaan akan membantu siswa saat penelitian berlangsung
terutama dari segi waktu.
3. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pengumpulan data
Pengumpulan data hasil TOSRA yang dilakukan sebanyak tiga kali
dalam 2 kali pertemuan. Tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test)
dilakukan dalam satu kali pertemuan (3x40 menit) dan tes retensi (re-test)
dilakukan dalam satu kali pertemuan (2x40 menit). Pre-test dilakukan 30
menit sebelum kegiatan pembelajaran menggunakan demonstrasi berbasis
predict-observe-explain (POE), post-test dilakukan 30 menit setelah
pembelajaran biologi menggunakan metode demonstrasi berbasis POE
33
menggunakan metode demonstrasi berbasis POE. Berikut ini merupakan
diagram alir yang menggambarkan kegiatan pembelajaran:
Gambar 3.1 Diagram Alir Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis POE pada Materi Pemanasan Global
Adapun Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:
a. Tes awal dilakukan sebelum pembelajaran menggunakan demonstrasi
berbasis POE diberikan dengan tujuan untuk mengetahui profil awal
science-related attitudes siswa yang dimiliki seluruh sampel penelitian.
b. Tes akhir satu dilakukan segera setelah pembelajaran menggunkaan
demonstrasi berbasis POE diberikan dengan tujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya perubahan profil science-related attitudes sampel
penelitian dari pre-test sebelumnya.
c. Tes retensi dilakukan sebulan setelah pembelajaran menggunakan
metode demonstrasi berbasis POE diberikan dengan tujuan untuk
mengetahui ketahanan profil science-related attitudes sampel penelitian
dari hasil post-test.
d. Wawancara dilakukan setelah profil dari keseluruhan tes diketahui.
Wawancara diberikan pada siswa yang memiliki skor ekstrim
rendah ataupun ekstrim tinggi pada setiap aspek science-related
Siswa mengerjakan soal dan data pemanasan global
34
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
skor TOSRA. Wawancara diberikan di luar jam pelajaran dengan
memanggil satu per satu siswa yang menjadi target wawancara.
4. Pengolahan data dan penarikan kesimpulan
Berikut ini merupakan garis besar alur penelitian:
Gambar 3.2 Diagram Alir Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Pengisian TOSRA (post-test) oleh siswa
Satu bulan setelah perlakuan, pengisian TOSRA (re-test) oleh siswa
Pengolahan data dan analisis data hasil TOSRA
Pengolahan data dan analisis data Pelaksanaan wawancara
Penyususnan lembar wawancara dan perbaikan
Penarikan kesimpulan
Penyusunan RPP pemanasan global
Pengisian TOSRA (pre-test) oleh siswa Penerjemahan
instrumen penelitian
Uji keterbacaan instrumen TOSRA dan
Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE Analisis standar isi biologi
Studi kepustakaan pemanasan global sesuai kurikulum KTSP Penentuan materi
biologi
35
G. Analisis Data
1. Test of Science-Related Attitudes (TOSRA)
Cara yang digunakan dalam menganalisis science-related attitudes
siswa adalah dengan cara mencari persentase dari setiap aspek pengukuran
science-related attitude dengan panduan penskoran aspek likert, dan
menggunakan persamaan berikut:
∑ Skor dari masing-masing aspek yang didapatkan
Skor maksimal
kemudian data yang didapatkan dikategorikan berdasarkan tabel 3.3 yang
merujuk pada analisis data Arikunto, (2010).
Tabel 3.4 Analisis Data
(Sumber: Arikunto, 2010)
Data yang diperoleh dari pre-test, post-test dan re-test digunakan dalam
analisis gain untuk melihat peningkatan science-related attitudes siswa
ternormalisasi <g> untuk kemudian dibandingkan dengan kategori yang
dikemukakan oleh Hake (1998). Gain ternormalisasi merupakan
perbandingan skor gain aktual, yaitu skor yang diperoleh oleh siswa
dengan skor gain maksimum, yaitu skor gain tertinggi yang mungkin
didapatkan siswa. Dengan demikian, skor gain ternormalisasi dapat
dinyatakan dalam persamaan:
T2 : skor post-test/ skor re-test
36
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Hake (1998) hasil skor gain ternormalisasi dibagi ke dalam tiga
kategori yang dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.5
Kategori Gain Ternormalisasi
Indeks Gain Kategori
0,70 < g < 1,00 Tinggi
0,30 < g < 0,70 Sedang
0,00 < g < 0,30 Rendah
(Sumber: Hake, 1998)
2. Wawancara
Data yang diperoleh dari TOSRA akan menunjukkan skor ektrim rendah dan
ekstrim tinggi dari skor total TOSRA, skor pada setiap aspek science-related
attitudes yang didapatkan setiap siswa serta peningkatan maupun penurunan skor science-related attitudes siswa. Dari data tersebut dapat dijakian dasar
wawancara. Data wawancara dideskripsikan sehingga menggambarkan
keadaan dan kemampuan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan
keseluruhan data yang telah dikumpulkan, data dipilih berdasarkan kriteria
aspek science-related attitudes yang telah ditentukan dan dibuat
generalisasi dari masing-masing aspek. Kemudian disajikan melalui
interpretasi dan diurai menjadi sebuah deskripsi keadaan siswa pada setiap
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN
Dari hasil penelitian didapatkan peningkatan persentase profil
science-related attitudes siswa dari hasil pre-test dan post-test, yaitu 2,83% pada
aspek implikasi sosial, 4,53% pada aspek normalitas ilmuwan, 5,60% pada
aspek sikap terhadap penyelidikan ilmiah, 1,74% pada aspek adopsi sikap
ilmiah, 2,67% pada aspek kesenangan terhadap pelajaran sains, 2,77% pada
aspek minat terhadap sains saat waktu luang, dan 2,66% pada aspek minat
berkarir di bidang sains. Namun dari hasil post-test dan re-test menunjukkan
penurunan persentase profil science-related attitudes siswa pada lima aspek,
diantaranya 1,46% pada aspek implikasi sosial, 0,20% pada aspek pandangan
terhadap ilmuwan, 1% pada aspek sikap terhadap penyelidikan ilmiah, 1,60%
pada aspek adopsi sikap ilmiah, 0,87% pada aspek kesenangan terhadap
pelajaran sains. Dari hasil post-test dan re-test juga menunjukkan peningkatan
persentase profil science-related attitues siswa pada dua aspek, yaitu 0,13%
pada aspek minat terhadap sains saat waktu luang, dan 0,14% pada aspek
minat berkarir di bidang sains. Secara rinci profil science-related attitudes
siswa kelas VII SMPN 12 Bandung sebagai berikut:
1. Profil science-related attitudes siswa sebelum menggunakan metode
demonstrasi berbasis POE adalah aspek pandangan terhadap ilmuwan
(normality of scientist), aspek sikap terhadap penyelidikan ilmiah (attitude of
scientific inquiry), aspek minat terhadap sains sat waktu luang (leisure interest in science) dan aspek minat berkarir dalam bidang sains (career interest in science) persentase kemunculannya cukup baik. Sedangkan aspek implikasi
sosial sains (social implication of science), adopsi sikap ilmiah (adoption of
scientific attitude) dan aspek kesenangan terhadap sains saat waktu luang
(enjoyment of science lessons) persentase kemunculannya sudah baik.
2. Profil retensi dan profil science-related attitudes siswa setelah
menggunakan metode demonstrasi berbasis POE adalah aspek pandangan
65
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
waktu luang (leisure interest in science) dan aspek minat berkarir dalam bidang
sains (career interest in science) persentase kemunculannya cukup baik.
Sedangkan aspek implikasi sosial sains (social implication of science), adopsi
sikap ilmiah (adoption of scientific attitude) dan aspek kesenangan terhadap
sains saat waktu luang (enjoyment of science lessons) aspek sikap terhadap
penyelidikan ilmiah (attitude of scientific inquiry) persentase kemunculannya
sudah baik.
3. Terdapat peningkatan profil science-related attitudes siswa setelah
melaksanakan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis
POE. Namun, resistensi profil science-related attitudes tidak terlalu baik
terbukti dengan terjadinya penurunan persentase science-related attitudes
siswa setelah satu bulan tidak melaksanakan pembelajaran menggunakna
metode demonstrasi berbasis POE.
B. IMPLIKASI
Implikasi dari temuan penelitian ini adalah dengan melaksanakan kegiatan
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE secara
simultan, peneliti dapat berharap science-related attitudes siswa dapat
meningkat pada setiap siswa. Berdasarkan implikasi tersebut, secara rinci
ditemukan bahwa:
1. Dengan meningkatnya aspek implikasi sosial sains (social implication of
science), maka akan meningkat rasa ingin selalu mencari solusi mengai
masalah masyarakat melalui sains.
2. Dengan meningkatnya pandangan terhadap ilmuwan (normality of
scientist), maka pandangan negatif mengenai ilmuwan akan semakin
sedikit. Hal tersebut memungkinkan siswa untuk tidak takut dan tidak
degan untuk menjadi seorang ilmuwan.
3. Dengan meningkatnya sikap terhadap penyelidikan ilmiah (attitude of
scientific inquiry), maka rasa ingin tahu siswa terhadap suatu fenomena
akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya rasa ingin tahu,
keinginan siswa untuk melakukan percobaan-percobaan sederhana akan
66
terhadap informasi-informasi yang diterima jika siswa tersebut belum
melakukan percobaan terkait hal tersebut.
4. Dengan meningkatnya adopsi sikap ilmiah (adoption of scientific
attitude), maka siswa akan semakin membuka dirinya terhadap
lingkungan sekitar. Selain itu, siswa akan berani menerima pendapat
sesama demi bertambahnya ilmu dan selalu bersikap jujur demi rasa
percaya terhadap diri sendiri dan orang lain.
5. Dengan meningkatnya kesenangan terhadap pelajaran sains (enjoyment of
science lessons), maka semangan belajar sains siswa akan semakin
bertambah. Hal tersebut dapat membantu siswa meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam bidang sains.
6. Dengan meningkatnya minat terhadap sains di waktu luang (leisure
interest in science), maka siswa tidak akan menyia-nyiakan waktunya
untuk hal-hal yang tidak terlalu penting demi masa depannya. Selain itu,
siswa akan mendapatkan rasa percaya diri terhadap bidang sains.
7. Dengan meningkatnya minat berkarir dalam bidang sains (career interest
in science), maka siswa termotivasi untuk terus belajar sains dengan baik
hingga dapat mencapai cita-citanya yang berhubungan dengan sains.
C. REKOMENDASI
Berlandaskan kepada hasil temuan penelitian ini, maka ada beberapa
pandangan yang mungkin dapat dijadikan masukan atau saran guna
meningkatkan profil science-related attitudes siswa, diantaranya:
1. Media diorama berupa dum ekologi yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran sebaiknya dibuat menjadi lebih dari satu diorama.
Jika tidak, disarankan untuk menggunakan media elektronik seperti web
cam untuk merekam kegiatan demonstrasi yang dilaksanakna oleh guru
sementara siswa melihat proses tersebut melalui LCD. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi resiko jumlah siswa yang tidak dapat memperhatikan
67
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Saat penelitian berlangsung, kondisi siswa harus diperhatikan karena
kemungkinan besar akan mempengaruhi hasil penelitian.
3. Untuk penelitian selanjutnya, profil science-related attitudes siswa akan
lebih mudah tervalidasi hasilnya jika dilakukan penelitian pada perbedaan
gender. Hal ini disebabkan banyak penelitian sebelumnya yang menguak
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. & Prastya, J.T. (2005). Strategi belajar mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Ali, S.M., Mohsin, N.M., Iqbal, Z.M. (2013) The discriminant validity and reliability for urdu version of test of science-related attitudes (TOSRA).
International journal of humanities and social science, 3 (2), 29-39
Anwar, H. (2009) Penilaian sikap ilmiah dalam pembelajaran sains. Jurnal
Pelangi Ilmu, 2 (5), 103-114
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta
Armando, G. (2013) Pembentukkan sikap [Online]. Tersedia: http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/2010/1841
Azwar, S. (2015). Sikap manusia, (Edisi kedua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Campbell, N.A. (2010). Biologi edisi 8 jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Daluba & Ekeyi, N. (2013) Effect of demonstration method of teaching on students’ achievement in agricultural science. World journal of education, 3
(6), 1-7
Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. (2006). How to Design and Evaluate Research in
Education. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Fraser, B.J. (1981) Handbook Test of Science-Relaed Attitudes (TOSRA). Victoria: Educational Research
George, R.K. (2006). Instrument Development in The Affective Domain. Boston, MA: Kluwer-Nijhoff Publishing
Hake, R. (1998). Interactive-Engagement Methods in Introductory Mechanics
Courses. [Online]. Diakses dari http://www.physics
indiana.edu/~sdi/IEM-2b.pdf. [20 Mei 2014]
Herliani, R.R. (2005). Hubungan antara sikap terhadap sains dan prestasi belajar
sains pada siswa sekolah menengah pertama di Indonesia berdasarkan data TIMSS 2003. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Indonesia
Huda, Y. (2009). Grafik Suhu Rata-Rata Bumi Tahun 1880-2000. [Online]. Tersedia: http://alumni.stanford.edu. [12 Maret, 2015]
Hurrahman, F. (2008). Metode Demonstrasi dan Eksperimen [Online]. Tersedia :
http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/08/metodedemonstrasi-dan-ekspermen/
Yuniar Elfira Kusfarida, 2015
PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Joyce, C. (2006). Predict-Observe-Eplain. [Online]. Diakses dari http://arb.nzcer. org.nz/strategies/poe.php. [20 Mei 2014].
Karlyna, T. (2011). Efek Rumash Kaca. [Online]. Tersedia: umikasum.blogspot.com. [12 Maret 2015]
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Dokumen kurikulum 2013. [Online]. Diakses dari http://tania.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/dokumen-kurikulum-2013.pdf
Kheng, M.C.C. (2005). Effects of biology-infused demonstration on achievement
and attitudes in junior college physics. (Disertasi). The University of
Western Australia.
Liliweri & Alo. (2003). Makna budaya dalam komunikasi antar budaya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Matlin, M. (1998). Cognition. Fort Worth: Harcourt Brace Collage Publishers
Meryana, R. (2009). Pengelolaan lingkungan belajar. Jakarta: Kencana
Millar, R. (2004). The Role of Practical Work in Teaching and Learning of
Science. Washington: National Academy of Science
McCown, R., Driscoll, M., Roop, P.G. (1996). Educational psychology, (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon
Newbill, P.L. (2005). Instructional strategies to improve women’s attitude toward
science. (Disertasi). Virginia Polytechnic Institute and State
Rohendi, D., Sutarno, H., Ginanjar, M.A. (2010) Efektivitas metode pembelajaran demonstrasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas x pada mata pelajaran keterampilan komputer dan pengelolaan informasi di sekolah menengah kejuruan. Jurnal pendidikan teknologi informasi dan komunikasi, 3 (1), 16-18
Ruseffendi. E.T. (2005). Dasar-dasar penelitian pendidikan & bidang eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.
Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta
Sekarningrum, A.D., Sajidan, Sarwanto (2014) Pengembangan dan implementasi model pembelajaran predict, planning, observe explain, write (P2OEW) pada materi pencemaran kelas X SMA Negeri 7 Surakarta. Jurnal inkuiri, 3 (3), 1-6
Shrigley, R. L. (1990). Attitude and behavior are correlates. Journal of Research in
Sonia, S. (2013). Korelasi diantara pengetahuan tentang nature of science, sikap
tentang sains, dan prestasi belajar siswa SMP dalam pembelajaran fisika menggunakan pendidikan sains tekhnologi masyarakat lingkungan. (Tesis).
Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
Sudarman, et al. (2011). Pemanasan global solusi dan peluang bisnis. Jakarta: PT. Gramedia.
Susanta, G. & Sthjahjo, H. (2007). Akankah indonesia tenggelam akibat
pemanasan global?. Jakarta: Penebar Swadaya.
Taher, M. (2013). Kurikulum. [Online]. Diakses dari http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/nobs1404714717. pdf