• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Mn Pada Air Mineral Aqua PT.Tirta Sibayakindo Menggunakan Penyaring Green Sand Dengan Metode Spektrofotometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kadar Mn Pada Air Mineral Aqua PT.Tirta Sibayakindo Menggunakan Penyaring Green Sand Dengan Metode Spektrofotometri"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air

Air secara kimiawi adalah yang mempunyai formula (H2O), yang merupakan

gabungan 2 atom hidrogen dengan 1 atom oksigen. Air dapat ditemukan dalam

fase padat, cair, atau gas. Pada tekanan atmosfer (76 cm-Hg), air menjadi padat

bila didinginkan sampai 0oC dan mendidih pada 100oC. Dalam keadaan murni air bersifat netral. Air dapat melarutkan berbagai zat. Air itu sendiri terpecah menjadi

unsur-unsur hydrogen unsur-unsur hidrogen dan oksigen pada suhu 2500oC. Ahli kebersihan melihat dari sudut lain. Dia hanya mempunyai perhatian

dari bentuk cair dari air. Cairan itu harus diangkut dari sumbernya ke tempat yang

memerlukannya ke rumah, kantor, pabrik, dan tempat-tempat lain. Air harus bebas

dari bakteri yang berbahaya, harus tidak berwarna, relatif tidak berbau, dan cukup

lunak atau bebas dari garam-garam mineral. Ahli bangunan air menganggap air

dalam bentuk padat (es) sebagai gangguan karena menyulitkan masuknya air ke

sungai, jaringan pipa, dan hidran (pipa-pipa sambungan untuk kebakaran). Lebih

jauh lagi mereka menganggap uap air hanya sebagai air yang hilang dari tempat

penampungannya. Kita semua menyadari bahwa air merupakan bahan pokok yang

mutlak perlu. Jumlah air pada tubuh kira-kira 70% dari bobot badan kita. Air

harus tetap dijaga jumlahnya didalam badan, karena air dapat menguap dari

paru-paru dan kulit serta keluar dari badan sebagai kotoran. Oleh karena itu, jika kita

tidak mendapat air selama beberapa hari saja, kita dapat mati kekeringan. Air juga

mutlak perlu untuk industri yang menggunakan air dalam jumlah yang relatif

(2)

Penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1990 dan surat keputusan

Menteri Negara K.L.H. Nomor 03 tahun 1992 merupakan penggolongan air untuk

berbagai keperluan, yaitu :

1) Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2) Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai bahan baku air

minum.

3) Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan

dan peternakan.

4) Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian

dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit

listrik tenaga air. (Effendi.2003).

2.2 Siklus Air di Bumi

Setiap makhluk didunia ini sangat menggantungkan hidupnya pada air. Pada

manusia, selain untuk konsumsi domestic, air juga digunakan untuk keperluan

pertanian, industri, dan sebagainya. Dalam memenuhi kebutuhan air, manusia

selalu yang memperhatikan kualitas dan kuantitas air. Kuantitas air yang cukup

dimungkinkan karena adanya siklus hidrologi, yaitu siklus (daur) alami yang

mengatur tersedianya air permukaan dan air tanah. Siklus ini dapat digambarkan

(3)

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi

Dengan adanya penyinaran matahari, maka air yang terdapat di permukaan bumi

akan menguap dan membentuk uap air, karena adanya angin, maka uap air akan

bersatu dan berada ditempat yang tinggi dan dikenal sebagai awan. Oleh angin,

awan terbawa semakin lama semakin tinggi, sedangkan suhu diatas semakin

rendah.

Akibatnya awan menjadi titik air dan kemudian jatuh ke bumi sebagian lagi

mengalir diatas permukaan tanah. Jika air tersebut menjumpai lapisan yang rapat

sehingga peresapan akan berkurang. Jika air kelau ke permukaan bumi, maka

sumber air ini disebut mata air. Air permukaan yang mengalir dipermukaan bumi

Matahari

Menguap

Air laut Air tanah dalam

Awan

Curah Hujan

Lapisan rapat air

(4)

umumnyaa berbentuk sungai. Jika air mengalir melalui suatu tempat yang rendah

dan cekung, maka air akan berkumpul membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi

banyak diantara air tadi akan mengalir ke laut kembali untuk kemudian mengikuti

siklus hidrologi. (Manahan.1991)

2.3 Manfaat Air Minum

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

hidup dibumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa

lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai

air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air didalam tubuh

manusia itu sendiri. Menurut Notoadmodjo (2003), sekitar 55-60% berat badan

orang dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar

80%. Didalam tubuh manusia, air diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis zat

yang diperlukan tubuh. Oksigen juga perlu dilarutkan sebelum dapat memasuki

pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli. Begitu juga zat-zat

makanan hanya dapat diserap apabila dapat larut didalam cairan yang meliput

selaput ledir usus. Air juga ikut mempertahankan suhu tubuh dengan cara

penguapan keringat pada tubuh manusia. Disamping itu juga, transportasi zat-zat

makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air sangat

memegang peranan penting dalam aktivitas manusia. Mengingat pentingnya peran

air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik

dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di Indonesia, umumnya sumber air minum

berasal dari air permukaan (surface water), air tanah (ground water), dan air

hujan. Termasuk air permukaan adalah air sungai dan air danau, sedangkan air

(5)

Perbedaan sumber air minum akan menyebabkan perbedaan komposisi air yang

dihasilkannya. Sebagai contoh, air tanah dapat melarutkan mineral-mineral bahan

induk dari tanah yang dilewatinya. (Mulia.2005)

2.4Pengolahan Air Minum

Yang dimaksud dengan pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan

untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Pada proses pengolahan air ini lazimnya

dikenal dua cara, yaitu pengolahan lengkap atau Complete Treatment Process dan

pengolahan sebagian atau Patrial Treatment Process.

- Pengolahan lengkap atau Complete Treatment Process adalah proses

pengolahan air secara lengkap, baik fisik, kimia maupun bakteriologi.

Pengolahan cara ini biasanya dilakukan untuk air sungai yang kotor atau

keruh. Pada hakekatnya, pengolahan lengkap meliputi tiga tahapan

pengolahan, yaitu :

1. Pengolahan Fisik yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk

mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan

lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam

air yang akan diolah.

2. Pengolahan Kimia yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan

zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya

dengan pembubuhan kapur dalam proses pelunakan dan sebagainya.

3. Pengolahan Bakteriologi yaitu suatu tingkat pengolahan untuk membunuh

atau memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam air minum,

(6)

- Pengolahan Sebagian atau Partial Treatment Process adalah proses

pengolahan air sebagian saja misalnya, dilakukan pengolahan kimia atau

pengolahan bakteriologi saja. Pengolahan ini lazimnya dilakukan untuk :

a. Mata air bersih

b. Air sumur yang dangkal dan dalam.

2.4.1 Unit-unit Pengolahan Air Minum

Adapun unit-unit pengolahan air minum terdiri dari :

1. Bangunan Pengumpul Air

Bangunan Pengumpul air merupakan bangunan untuk mengumpulkan air

dari sumbernya. Fungsi dari bangunan pengumpul air ini sangat penting

artinya untuk menjaga kontinuitas pengaliran. Pengadaan bangunan

pengumpul air ini ditujukan untuk :

a. Kuantitas :

- Pencatatan debit air pada setiap saat, sehingga dapat diketahui fluktuasi dari

kuantitas air yang masuk.

- Mengontrol peralatan pencatatan debit serta peralatan lainnya (misalnya

pompa, saringan, pintu air) untuk menjaga kontinuitas debit pengaliran.

b. Kualitas :

- Penanganan ini penting terutama terhadap kemungkinan pencemaran

sumber asal air.

- Pemeriksaan kualitas air pada sumber air secara periodik agar dapat

diketahui ada atau tidaknya pencemaran.

(7)

Bangunan pengendap pertama berfungsi untuk mengendapkan

partikel-partikel padat dari air sungai secara gravitasi. Pengadaan unit ini terutama

ditujukan untuk :

- Aliran air

Harus dijaga supaya aliran air pada unit ini relatif tenang, agar

pengendapan secara gravitasi tidak terganggu. Hal ini dilakukan dengan

mengatur debit air masuk dan debit air keluar pada unit ini.

- Unit instalasi

Hasil pengendapan pada unit ini adalah lumpur (endapan) pada dasar bak.

Untuk menjaga efektivitas ruang pengendapan dan pencegahan

pembuusukan lumpur endapan, maka secara periodic lumpur endapan

harus dikeluarkan.

3. Pembubuhan Koagulan

Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air untuk membantu

proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tak dapat mengenndap

dengan sendirinya secara gravitasi. Alat pembubuh koagulan yang banyak

dikenal sekarang, dapat dibedakan dari cara pembubuhannya yaitu secara

gravitasi dan dengan menggunakan pompa. Zat kimia yang sering

digunakan sebagai koagulan adalah Aluminium Sulfat dengan rumus

kimia Al2(SO4)3.18 H2O.

4. Bangunan Pengaduk Cepat

Unit ini digunakan untuk meratakan koagulan yang ditambahkan agar

(8)

5. Bangunan Pembentuk Flok

Unit ini berfungsi untuk membentuk partikel padat yang lebih besar agar

dapat diendapkan sebagai hasil reaksi partikel kecil (koloidal) dengan

koagulan yang dibubuhkan.

6. Bangunan Pengendap Kedua

Unit ini berfungsi untuk mengendapkan flok yang terbentuk pada bak

pembentukan flok, dengan gaya berat flok sendiri (gravitasi).

7. Filter (Saringan)

Dalam proses penjernihan air minum dikenal dua jenis filter yaitu saringan

pasir lambat (slow sand filter) dan saringan filter cepat (rapid sand filter).

Dari bentuk bangunan saringan dikenal pula dua macam filter yaitu

saringan yang bangunannya terbuka (gravity filter) dan saringan yang

bangunannya tertutup (pressure filter).

8. Reservoir

Air yang telah melalui filter sudah dapat dipakai untuk air minum. Air

tersebut telah bersih dan bebas dari bakteri sehingga dapat ditampung pada

bak reservoir (tendon) untuk diteruskan kepada konsumen.

- Desinfektasi

Desinfektasi air minum adalah proses penghilangan bakteri patogen

(bakteri yang dapat menimbulkan penyakit) yang ada didalam air tersebut.

Desinfektasi air dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara yaitu

- Pemanasan

-Penyinaran ion-ion logam dengan sinar ultraviolet

(9)

-Penambahan asam atau basa

-Penambahan senyawa kimia, seperti klor (klorinasi) dan ozon

(ozonisasi)

- Klorinasi Sederhana

Dengan cara ini banyaknya klor yang diberikan hanya dikira-kira saja

yaitu sekitar 0,2 hingga 0,5 ppm, atau kadang-kadang 1 ppm, tanpa

pemeriksaan selanjutnya akan kadar klor yang tersisa dalam air minum.

Cara ini tidak dilakukan kalau air bakunya mengandung zat organic.

- Klorinasi dibantu dengan Amonia

Cara ini digunakan jika air bakunya mempunyai baud an rasa yang jauh

melampaui ambang batas yang ditetapkan. Penambahan amonia adalah

untuk memperbaiki bau dan rasa yang timbul pada saat klor bereaksi

dengan zat-zat organik atau pada saat pembubuhan klor terlalu banyak

dengan waktu kontak selama 2 jam. Apabila tujuan utamanya adalah

pengaturan bau dan rasa, amonia sebaiknya diberikan lebih dulu daripada

klor. (Sutrisno.2004)

2.5Logam Dalam Air 2.5.1 Logam Mangan

Mangan adalah logam putih abu-abu, yang penampilannya serupa besi-tuang.

Ia melebur pada kira-kira 1250oC. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II) hidroksida dan hidrogen. Asam mineral encer dan juga asam

melarutkannya dengan menghasilkan garam mangan (II) dan hydrogen.

(10)

oksida mangan yang dikenal : MnO, Mn2O3, Mn3O4, MnO2, MnO3, dan Mn2O7

.

Sebagian besar senyawa-senyawa penting garam-garam mangan, bisa

diperoleh dari mangan oksida (MnO), garam-garam mangan, diubah menjadi

Mn2O3, yang sesuai dengan garam-garam besi adalah tidak stabil dan tidak

ada dibawah pengaturan keadaan analisa. Semua oksida larut dalam asam

hidroklorida panas dan konsentrasi tinggi asam sulfur dari garam-garam

mangan, pengoksidasi kuat menjadi pereduksi dengan perkembangan klorin

dan oksigen yang berturut-turut. Dua asam oksida yang tidak stabil MnO3 dan

Mn2O7 adalah gabungan mangan, contoh K2MnO4 atau K2O, MnO3 dan

permanganat, contoh K2Mn2O8 atau K2O, Mn2O7 berturut-turut. (Vogel.1953)

Sumber kehadiran logam mangan pada air adalah sebagai berikut :

- Dari sumber mata air dipegunungan, logam-logam mangan bersama logam

yang lainnya berasal dari tanah yang terlarut dengan air.

- Dari limbah-limbah domestik, seperti pembuangan kegiatan rumah tangga,

pembuangan limbah industry, dan sebagainya.

Pada konsentrasi melebihi 0,1 mg/l, mangan mengabarkan suatu rasa yang

tidak diharapkan ke minuman dan noda peralatan pipa ledeng dan cucian.

Ketika campuran mangan didalam larutan mengalami oksidasi, mangan

mengendap, menghasilkan permasalahan kerak. Bahkan pada sekitar 0,02

mg/l, mangan akan membentuk lapisan pada pipa yang kemudiannya

mulai mengelupas sebagai endapan yang hitam. Sebagai tambahan,

organisme pengganggu tertentu memekatkan mangan dan mengakibatkan

(11)

2.5.2 Manfaat Mangan Sebagai Mikroelemen (Hewan Dan Manusia)

Mangan merupakan mikronutrien esensial bagi semua makhluk hidup. Mn

bersifat esensial bagi komponen lebih dari 36 jenis enzim untuk metabolisme

karbohidrat, protein, dan lipid, sebagai kofaktor beberapa kelompok enzim

oksidoreduktase, transferase, hidrolase, lipase, isomerase, ligase, lektin dan

integrin. Kofaktor reaksi enzimatis meliputi reaksi fosforilasi, sintesa kolestereol

dan sintesa asam lemak. Piruvat karboksilase berperan dalam metabolism

karbohidrat, lipid dan dalam proses produksi energi. Enzim lain yang berkaitan

dengan Mn adalah enzim yang berperan dalam sintesa, ureum, pembentukan

jaringan ikat dan tulang, serta enzim yang mencegah peroksidasi lipid oleh radikal

bebas. Polopeptida, arginase, serta superoksida dismutase (SOD) mengandung

Mn. Mn metaloenzim adalah glutamin sintetase Mn superoksidase. Mn juga

merupakan chelator dengan asam amino, kompleks asam amino dan piridoksal

posfat. Mn ditransportasikan ke dalam tubuh lebih cepat daripada asam amino

tanpa Mn. Mn memiliki implikasi dalam produksi melanin dan dopamin dalam

sintesis asam lemak dan dalam pembentukan inositol fosfatidil membrane. Mn

diperlukan dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang serta produksi insulin

didalam pankreas.

2.5.3 Efek Toksik Dari Mn

Mn dalam dosis tinggi bersifat toksik. Paparan Mn dalam debu atau asap

maupun gas tidak boleh melebihi 5mg/m3 karena dalam waktu singkat hal itu akan menimbulkan toksisitas. Hasil uji coba menunjukkan bahwa paparan Mn lewat

inhalasi uji tikus bisa mengakibatkan toksisitas pada sistem syaraf pusat. Paparan

(12)

sehingga sangat sedikit dilaporkan kasus toksisitas Mn per oral pada manusia.

Gejala toksisitas Mn di Chelan, tempat penambangan Mn berupa gangguan

kejiwaan, hiperiritabilitas, serta perlakuan kasar. Halusinasi atau perubahan itu

disebut manganic madness. Para penambang di Chile mengalami toksisitas

“manganese madness”. Gejala itu akan berkembang menjadi gangguan permanen

dalam sistem syaraf ekstrapiramidal, psikotik, serta paralisis sehingga

menunjukkan gejala mirip penyakit Parkinson. Penyakit Parkinson adalah

penyakit degenerasi syaraf yang disebut juga “Manganism” yang terjadi karena

paparan peleburan mineral Mangan. Mangan (Mn) juga bisa menimbulkan emboli

dan bronkitis gangguan alat pernafasan dan otak, mengakibatkan halusinasi,

kelupaan dan kerusakan syaraf, gejala kelainan otak, serta tingkah laku abnormal.

(Widowati.2008)

2.6Spektrofotometri UV-Visible

Spektrofotometer sesuai namanya adalah alat yang terdiri dari

spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari

spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat

pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi

spektrofotometer digunakan untuk mengukur energy secara relatif jika energy

tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari

panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh

dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis. Suatu

spektrofotometer tersusun dari sumber spectrum tampak yang kontinyu,

monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu

(13)

mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun

pembanding.(Khopkar.2003).

Alat-alat instrumentasi Spektrofotometer UV-Visible terdiri dari :

1. Sistem Optik

Pada umumnya konfigurasi dasar setiap spektrofotometer UV-Visible

berupa susunan peralatan optik yang terkonstruksi sebagai berikut :

Keterangan :

SR = Sumber radiasi

M = Monokromator

SK = Sampel Kompartemen

D = Detektor

A = Amplifier atau penguat

VD = Visual Display atau meter

Setiap bagian peralatan optic dari spektrofotometer UV-Visible memegang

fungsi dan peranan tersendiri dan saling terkait fungsi peranannya. Setiap

fungsi dan peranan tiap bagian dituntut ketelitian dan ketetapan yang

optimal, sehingga akan diperoleh hasil pengukuran yang tinggi tingkat

ketelitian dan ketetapannya.

Dilihat dari segi spektrofotometer dapat digolongkan tiga macam yaitu :

1. Sistem optic radiasi berkas tunggal (Single Beam)

2. Sistem optic radiasi berkas ganda (Double Beam)

SR M SK A

(14)

3. Sistem optic radiasi berkas terpisah (Spliter Beam)

Pertama kali spektrofotometer UV-Visible yang diperkenalkan untuk

analisis adalah spektrofotometer UV-Visible dengan sistem optic radiasi

berkas tunggal (Single Beam) kemudian dengan kemajuan elektronika

mulai dipopulerkan spektrofotometer UV-Vis radiasi berkas ganda (double

beam), dengan asumsi mengambil suatu keuntungan tidak terpengaruh

penurunan intensitas radiasi berkas ganda adalah :

Tidak mungkin kedua kuvet yang dipakai adalah betul-betul identik, dan

lagi intensitas radiasi yang menguji kedua kuvet juga tidak mungkin sama.

Oleh karena itu, pada era terakhir ini sistem optic spektrofotometer

UV-Vis cenderung pengukurannya lebih baik dari sistem optic radiasi

berkas ganda. Sedangkan sistem optic radiasi berkas terpisah (spliter

beam) pada prinsipnya adalah rumit sehingga memungkinkan terjadinya

penurunan intensitas radiasi setelah melalui rangkaian sistem optic yang

rumit dan panjang.

2. Sumber Radiasi

Beberapa macam sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometer

UV-Vis adalah lampu deuterium, lampu tungsten dan lampu merkuri. Sumber

radiasi deuterium dapat dipakai pada daerah panjang gelombang 190 nm –

380 nm (daerah ultraviolet dekat, karena pada rentangan panjang

gelombang tersebut sumber radiasi deuterium memberikan pada

spektrofotometer UV-Vis.

(15)

Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari

sumber radiasi monokromatis. Monokromator pada spektrofotometer

UV-Vis biasanya terdiri dari susunan : celah (slot) masuk - filter - kisi (grating)

– celah keluar.

4. Sel dan kuvet

Kuvet atau sel merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau

dari pemakaiannya kuvet ada dua macam yang permanen terbuat dari

bahan gelas leburan silica atau disposatble untuk satu kali pemakaian yang

terbuat dari telfon atau plastic. Ditinjau dari bahan yang dipakai membuat

kuvet, ada dua macam yaitu : kuvet dari leburan silica (kuarsa) dan kuvet

dari gelas. Kuvet dari lebura silica dapat dipakai untuk analisis kualitatif

dan kuantitatif pada daerah pengukuran (380 – 1100 nm) karena bahan

dari gelas mengabsorbansi radiasi UV. Dianjurkan setiap kali memakai

kuvet selalu dibersihkan dengan alcohol absolute atau direndam

didalamnya. Membersihkan permukaan kuvet yang basah harus dipakai

kertas lensa yang bagus jangan sekali-kali memegang permukaan kuvet

yang transparan.

5. Detektor

Detektor merupakan salah satu bagian dari spektrofotometer UV-Vis yang

penting oleh sebab itu kualitas detector akan menentukan kualitas

spektrofotometer UV-Vis. Fungsi detector akan menentukan kualitas

spektrofotometer UV-Vis. Fungsi dari detector didalam spektrofotometer

(16)

Beberapa pustaka memberikan persyaratan tentang kualitas dan fungsi

detector didalam spektrofotometer UV-Vis antara lain :

1. Detektor harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap radiasi yang

diterima tetapi harus memberikan derau (noise) yang sangat minimum.

2. Detektor harus mempunyai kemampuan untuk memberikan respon

terhadap radiasi pada daerah panjang gelombang yang lebar (UV-Vis).

3. Detektor harus memberikan respon terhadap radiasi dalam waktu yang

serempak.

4. Detektor harus memberikan jaminan terhadap respon kuantitatif dan

sinyal elektronik yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan

sinyal yang diterima.

5. Sinyal elektronik yang diteruskan oleh detector harus dapat

diimplikasikan oleh penguat (amplifier) ke recorder (pencatat).

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi

Referensi

Dokumen terkait

Note: NPML-IPH lab processes: Sewage samples are tested in cell culture, virus isolation done, confirmed by realtime PCR (ITD). Note: ERC sequencing report has confirmed the

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain: (a) memberikan pre-test kepada seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Anjongan untuk mengetahui

3 Cases fro m suspected measles o utbreak investigatio n o nly, case based surveillance is gradually exCA nding in the co untry. * Figures in the table 1 are restricted to

PEMERINTAH KOTA SURABAYA. LAPORAN REALISASI

Prosesor merupakan salah satu komponen penunjang dalam sebuah komputer, dengan kecepatan (clock speed) yang tinggi memungkinkan sebuah komputer dapat memberikan peningkatan unjuk

[r]

[r]

Pengukur Rentang Waktu gerak benda berbasiskan Mikrokontroler AT89C51 merupakan alat yang dibuat untuk dapat mengukur waktu yang dibutuhkan dalam menempuh jarak dari satu titik ke