• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUATU KAJIAN TENTANG KESADARAN POLITIK PEMUDA PANTAI UTARA (PANTURA): Studi Kasus Di Desa Gebang Udik Kabupaten Cirebon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SUATU KAJIAN TENTANG KESADARAN POLITIK PEMUDA PANTAI UTARA (PANTURA): Studi Kasus Di Desa Gebang Udik Kabupaten Cirebon."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Gias Aditya Sumarno. 1105062. SUATU KAJIAN TENTANG KESADARAN POLITIK PEMUDA PANTAI UTARA (PANTURA) (Studi Kasus Di Desa Gebang Udik Kabupaten Cirebon).

Penelitian ini berisi tentang suatu kajian tentang kesadaran politik pemuda pantai utara (pantura) yang dilaksanakan di Desa Gebang Udik Kabupaten Cirebon. Kesadaran politik adalah kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara. Hal ini menyangkut pengetahuan seseorang tentang lingkungan masyarakat dan politik dan menyangkut minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik tempat ia hidup. Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengetahuan politik pemuda Desa Gebang Udik, mengetahui partisipasi politik pemuda Desa Gebang Udik dalam kegiatan politik, mendeskripsikan kemampuan pemuda Desa Gebang Udik dalam memutuskan dan memecahkan sebuah isu politik serta memahami pandangan orang lain mengenai isu politik, dan mengetahui upaya pemerintah desa dalam memberikan pendidikan politik kepada pemuda Desa Gebang Udik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur (literature). Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Gebang Udik, Sekertaris Desa Gebang Udik dan Pemuda Desa Gebang Udik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa (1) pengetahuan politik pemuda Desa Gebang Udik sangat kurang itu terlihat dari beberapa responden yang menjelaskan politik hanya sekedar perilaku yang negatif seperti (a) politik merupakan hal yang jahat, (b) politik merupakan perilaku yang tidak mengenal lawan kawan dan saling sikut kanan-kiri, (c) politik merupakan hal yang berhubungan dengan kekuasaan yang korupsi, (d) politik merupakan tindakan penuh kebohongan dan kemunafikan, dan (e) politik merupakan perilaku yang terlalu banyak mempertontonkan konflik. (2) partisipasi politik pemuda Desa Gebang Udik berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terlihat hanya beberapa saja yang aktif dan terlibat langsung pada kegiatan politik seperti (a) terlibat langsung dalam kepanitiaan pemilihan umum, (b) mengikuti kegiatan musrenbang yang dilakukan oleh desa, dan (c) aktif dalam karang taruna. (3) kemampuan pemuda di Desa Gebang Udik dalam memutuskan dan memecahkan sebuah isu politik serta memahami pandangan orang lain mengenai isu politik adalah dengan (a) berdiskusi dengan teman, (b) tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap dapat menjelaskan dengan benar, dan (c) bertanya kepada orang-orang dalam lingkup pemerintah desa. (4) upaya yang dilakukan pemerintah desa dalam memberikan pendidikan politik kepada pemuda Desa Gebang Udik dengan melakukan (a) mengupayakan pendidikan politik dengan cara pembinaan melalui pemuda karang taruna; (b) mengikut sertakan pemuda dalam kegiatan politik seperti menjadi panitia dalam pemilihan umum dan; (c) mengikutsertakan pemuda dalam kegiatan musrenbang.

(2)

ABSTRACT

Gias Aditya Sumarno.1105062.A STUDY ABOUT POLITICS AWARENESS TOWARDS THE YOUTH OF PANTAI UTARA (PANTURA) (Case Study at Desa Gebang Udik Kabupaten Cirebon).

This research ia a study about politics awareness within youth in Pantai Utara (Pantura), held at Desa Gebang Udik Kabupaten Cirebon. Politics awareness is an awareness of the duty and the rights as a citizen. This awareness is regards to

someone’s knowledge about society and politics, and also regarding to someone’s

interest towards their society and politics where they live. The aims of this

research are to describe a youth’s politics knowledge towards politics activity at Gebang Udik district, to find out youth’s politics participation towards politics

activity at Gebang Udik district, describe Gebang Udik youth’s ability to decide and to solve a politics issues and to comprehend people point of view about politics issues. Beside those, this research also want to examine the district

government’s effort of give politics education to the youth of Gebang Udik. This research applying a qualitative approach with case study method. The data was collected by interviewing, observing, documentation study, and literature study. The subjects of this research are the head of Gebang Udik district, Secretary of Gebang Udik district, and the youth of Gebang Udik district. The results of this research showed that (1) knowledge about politics of the youth at Gebang Udik is low, it can be seen from several informants that describing politics is only a negative attitude such as (a) politics is a bad behaviour and gross, (b) politics is an unacceptably of person behaviour as long as himself is beneficial, (c) politics is everything related to authority and corruption, (d) politics is an action full of lies and hypocritical, (e) politics shows too much conflicts. (2) the youth’s politics

participation of Gebang Udik district, according to the writer’s observation, are

onlu several who involve actively in politics activities such as (a) engage as committee of election, (b) involved in district’s conference (Musrenbang), (c) and

become an activist of youth organization (Karang Taruna). (3) the youth’s ability of deciding a politics issues, solving a politics issues and comprehend other’s point of view are by several methods; (a) disscusing with friends, (b) disscusing with socialite which reputable at politics field, (c) disscusing with people of

district’s government. (4) the government’s efforts of giving politics education to

the youth are through several ways, there are; (a) so far, the government give the politics education by developing the youth organization (Karang Taruna); (b) the government let the youth participating in several politic activities such as become

a committee of election; (c) the government also partaken the youth of district’s

conference (musrenbang).

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kesadaran Politik ... 9

1. Pengertian Kesadaran Politik ... 9

2. Ciri-Ciri Tingkat Kesadaran Politik ... 12

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Politik ... 14

B. Kepemudaan ... 15

1. Pengertian Kepemudaan... 15

2. Tugas dan Fungsi Pemuda ... 16

3. Peran Pemuda ... 18

4. Peran Pemuda dalam Politik ... 19

C. Budaya Politik ... 21

(4)

2. Tipe-Tipe Budaya Politik ... 21

a. Budaya Politik Parokial ... 21

b. Budaya Politik Subjek ... 21

c. Budaya Politik Partisipan ... 22

D. Partisipasi Politik ... 22

1. Pengertian Partisipasi Politik ... 22

2. Tipologi Partisipasi Politik ... 26

3. Model Partisipasi Politik ... 29

4. Perilaku Politik ... 30

5. Faktor Penentu Partisipasi Politik ... 33

6. Partisipasi Pemuda dalam Politik ... 35

1. Upaya Pemerintah Daerah dalam Membangun Kesadaran Politik Pemuda ... 38

1. Upaya Pemerintah Daerah... 38

2. Upaya Pemerintah Daerah dalam Membangun Kesadaran Politik Pemuda ... 39

3. Upaya Pemerintah Daerah dalam Kesadaran Kewarganegaraan .. 39

2. Penelitian Terdahulu ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 47

1. Pendekatan Penelitian ... 47

2. Desain Penelitian ... 47

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 49

1. Partisipan ... 49

2. Tempat Penelitian ... 50

C. Pengumpulan Data ... 50

1. Wawancara ... 50

2. Observasi ... 52

3. Studi Dokumentasi ... 52

4. Studi Kepustakaan (Literature) ... 53

(5)

1. Tahap Pra Penelitian ... 54

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 55

3. Tahap Analisis Data ... 55

E. Analisis Data ... 56

1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 56

2. Penyajian Data (Data Display) ... 56

3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification) ... 57

F. Pengujian Keabsahan Data ... 57

1. Validitas Internal (Credibility) ... 57

2. Memperpanjang Pengamatan ... 57

3. Peningkatan Ketekunan Dalam Penelitian ... 58

4. Triangulasi Data ... 58

5. Analisis Kasus Negatif ... 58

6. Menggunakan Referensi Yang Cukup ... 58

7. Member Check ... 59

8. Validitas Eksternal (Transferability) ... 59

9. Reliabilitas (Dependability) ... 59

10.Objektivitas (Konfirmability) ... 60

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 61

1. Letak Geografis Desa Gebang Udik ... 61

2. Visi dan Misi Desa Gebang Udik ... 61

3. Struktur Organisasi Desa Gebang Udik ... 62

4. Penduduk ... 63

5. Lembaga Pemerintahan ... 64

6. Lembaga Ekonomi ... 64

7. Lembaga Pendidikan ... 64

8. Sarana dan Prasarana... 64

a. Transportasi ... 64

b. Komunikasi ... 65

c. Kesehatan ... 65

(6)

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 65

1. Hasil Wawancara ... 65

a. Pengetahuan Politik Pemuda Pantai Utara (Pantura) di Desa Gebang Udik Kabupaten Cirebon ... 66

b. Partisipasi Politik Pemuda Pantai Utara (Pantura) di Desa Gebang Udik dalam Kegiatan Politik ... 73

c. Kemampuan Pemuda Pantai Utara (Pantura) di Desa Gebang Udik dalam Memutuskan dan Memecahkan Sebuah Isu Politik, serta Memahami Pandangan Orang Lain Mengenai Isu Politik 82 d. Upaya Pemerintah Desa dalam Memberikan Pendidikan Politik Kepada Pemuda Desa Gebang Udik ... 90

2. Hasil Observasi ... 94

3. Hasil Dokumentasi ... 96

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100

1. Pengetahuan Politik Pemuda Pantai Utara (Pantura) di Desa Gebang Udik Kabupaten Cirebon ... 100

2. Partisipasi Politik Pemuda Pantai Utara (Pantura) di Desa Gebang Udik dalam Kegiatan Politik ... 104

3. Kemampuan Pemuda Pantai Utara (Pantura) di Desa Gebang Udik dalam Memutuskan dan Memecahkan Sebuah Isu Politik, serta Memahami Pandangan Orang Lain Mengenai Isu Politik ... 109

4. Upaya Pemerintah Desa dalam Memberikan Pendidikan Politik Kepada Pemuda Desa Gebang Udik ... 113

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 117

1. Simpulan Umum ... 117

2. Simpulan Khusus ... 117

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 121 LAMPIRAN

(7)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.

Mengenai penelitian kualitatif, Nasution (2003, hlm. 18), berpendapat bahwa :

Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan yang bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik

karena situasi lapangan penelitian bersifat “natural” atau wajar, sebagaimana

adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test.

Sedangkan menurut Sugiyono (2013, hlm. 9) bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, sedangkan untuk meneliti pada objek alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Hal ini senada dengan pendapat Bodgan dan Taylor (dalam Basrowi, 2009,

hlm. 21) bahwa :

Metodologi kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).

2. Desain Penelitian

Metode memegang pengaruh penting dalam sebuah penelitian, karena di

dalam metode penelitian dikemukakan cara-cara bagaimana obyek penelitian hendak

diketahui atau diamati sehingga menghasilkan data-data yang secara ilmiah dapat

disistematiskan sesuai dengan tujuan penelitian.

Posisi peran metodologi sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu

(8)

48

prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari

jawaban”. Di samping itu, Moleong (2010, hlm. 145) menjelaskan bahwa “metodelogi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian”.

Sesuai dengan permasalahan yang dikaji ini, maka peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif, karena sebagaimana yang dijelaskan oleh Nasution (1996, hlm.

5) bahwa “hakikat penelitian kualitatif adalah untuk mengamati orang dalam

lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan

tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”. Sehingga peneliti mengetahui kesadaran

politik pemuda pantai utara di Desa Gebang Udik Kabupaten Cirebon dengan

memperoleh gambaran umum permasalahan secara mendalam (berupa kata-kata,

gambar, perilaku) dan tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik

melainkan tetap dalam bentuk kualitatif.

Adapun alasan penggunaan pendekatan ini adalah karena mampu lebih

mendekatkan peneliti dengan objek yang dikaji, sebab peneliti langsung mengamati

objek yang dikaji dengan kata lain peneliti bertindak sebagai alat utama riset (human

instrument). Senada dengan apa yang diungkapkan Nasution (1996, hlm. 9) bahwa “dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia

sebagai penelitian utama (key instrument)”. Dialah yang mengadakan sendiri

pengamatan atau wawancara mendalam sehingga dapat menyelami dan memahami

kebermaknaan pembelajaran dengan dibantu oleh pedoman wawancara dan observasi.

Metode penelitian memberikan pedoman mengenai langkah-langkah yang

harus dilakukan dalam penelitian berkaitan dengan prosedur dan teknik yang harus

dilakukan dalam suatu penelitian. Sugiyono (2013, hlm. 1) mengemukakan bahwa

“metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, maka metode yang digunakan

dalam penelitian adalah metode studi kasus (case study). Metode ini digunkan untuk

membantu keberhasilan suatu penelitian, serta memperjelas langkah-langkah maupun

arah penelitian maka diperlukannya suatu metode yang jelas. Sebagaimana Nasution

(9)

49

Case study adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek

lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Case study dapat dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu, segolongan manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial. Case study dapat mengenai perkembangan sesuatu, dapat pula memberi gambaran tentang keadaan yang ada.

Arikunto (1998, hlm. 155) mengatakan bahwa:

Ditinjau dari lingkup wilayahnya, penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang actual dengan mengumpulkan data, menyusun, mengaplikasikannya dan menginterpretasikannya.

Menurut pendapat Danial (2009, hlm. 63) bahwa “metode studi kasus metode

ini merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latarbelakang,

status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi dan komunitas

tertentu”.

Metode ini dipilih karena peneliti terjun langsung ke lapangan dan

mengidentifikasi bagaimana permasalahan-permasalahan yang terjadi sesuai dengan

fokus penelitian yaitu bagaimana kesadaran politik pemuda desa Gebang Udik sesuai

dengan kondisi yang sebenarnya. Serta didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,

mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini

terjadi.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Partisipan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampel purvosive.

Sugiyono (2013, hlm. 300) mengungkapkan bahwa purposive sampling adalah

“teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini tidak adanya sempel acak,

melainkan teknik sampel bertujuan (purposive sample).

Adapun yang menjadi subjek penelitian untuk memperoleh data dalam

penelitian ini sebagai berikut:

(10)

50

b. Satu orang Tokoh Masyarakat Desa Gebang Udik

c. Lima belas orang pemuda/pemudi Desa Gebang Udik

Hal tersebut dilakukan agar peneliti memperoleh data yang diperlukan dari

setiap responden yang berkenaan dengan suatu kajian tentang kesadaran politik

pemuda pantai utara pantura. Dengan data yang diperoleh dari responden tersebut,

diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam mengolah data tersebut.

Berdasarkan hal tersebut subjek dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada

pemuda dan pemerintahan Desa Gebang Udik.

2. Tempat Penelitian

“Lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang diindentifikasikan oleh adanya 3 unsur yaitu pelaku, tempat, dan

kegiatan yang dapat di observasi” (Nasution, 2003, hlm. 43). Unsur tempat atau

lokasi adalah tempat dimana berlangsungnya penelitian tersebut.

Dalam pelaksanaan ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Gebang

Udik Kabupaten Cirebon. Peneliti memilih Desa Gebang Udik sebagai lokasi

penelitian karena melihat minimnya partisipasi pemuda pantai utara setempat

terhadap kesadaran politiknya. Serta banyaknya kaum muda di Desa Gebang Udik

yang memiliki sikap skeptis kepada politik.

C. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya

adalah teknik wawancara, observasi, catatan lapangan, studi literatur dan studi

dokumentasi. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah “tehnik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog,

tanya jawab antara peneliti dan reponden secara sungguh-sungguh” (Danial, 2009,

hlm. 71). “Wawancara atau interview dilakukan dimana saja selama dialog ini dapat

dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk santai di suatu tempat, di lapangan, di

kantor, di bengkel, di kebun, atau dimana saja” (Danial, 2009, hlm. 71). Alat ini amat

(11)

51

seperti yang diungkapkan Kerlinger (dalam Danial, 2009, hlm. 71) ‘the interview is

perhaps the most ubiquitous method of obtaining information from people’. Artinya

interviu mungkin metode yang ada dimana-mana digunakan untuk memperoleh

informasi dari masyarakat. Praktis dan tidak terlalu terikat oleh waktu, tempat, dan

siapa saja.

Basrowi dan Suwandi (2009, hlm. 127) memaparkan apa yang dimaksud

wawancara yaitu “percakapan dengan maksud terrtentu oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang

diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu”.

Wawancara menurut Mulyana (2004, hlm. 18) adalah “bentuk komunikasi

antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari

seseorang dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu”.

Wawancara ini dilaksanakan dengan mengadakan hubungan langsung dengan

pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang tepat dengan berbentuk

dialog guna mendapatkan informasi secara jelas karena dilaksanakan langsung

dengan narasumber. Selain itu wawancara dapat didefinisikan sebagai percakapan

dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. Pada penelitian kualitatif, wawancara secara mendalam menjadi alat

utama yang dikombinasikan dengan observasi partisipasi.

Bungin (2007, hlm. 157) memaparkan mengenai wawancara mendalam yaitu:

Suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang.

Wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak

mungkin diperoleh lewat observasi. Melalui wawancara ini peneliti bisa mendapatkan

informasi yang mendalam mengenai kesadaran politik pemuda pantai utara pantura di

(12)

52

2. Observasi

“Dalam bahasa Indonesia sering digunakan istilah pengamatan. Alat ini digunakan untuk mengamati; dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium,

mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya

tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu” (Danial, 2009, hlm. 77).

Menurut Danial (2009, hlm. 77) “observasi merupakan alat ilmiah untuk

menguji suatu hipotesis, bahkan bisa memunculkan konsep dan teori baru seperti

halnya kuisioner”.

Sudah seharusnya dalam penelitian ini hendaknya peneliti observasi ke tempat

langsung guna mengetahui permasalahan yang terjadi dilapangan. Dengan teknik ini

diharapkan penulis bisa memperoleh data secara langsung dan gambaran lebih jelas

mengenai kesadaran politik pemuda pantai utara pantura. Hal ini senada sebagaimana

yang dijelaskan oleh Nasution (1996, hlm. 106) bahwa:

Observasi merupakan alat pengumpul data yang dilakukan untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang kehidupan sosial dan diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasikannya.

Dengan observasi di lapangan peneliti akan mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial di masyarakat, sehingga memperoleh pandangan

yang holistik atau menyeluruh. Observasi juga menolong peneliti untuk melihat hal

yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain. Teknik ini menggunakan pengamatan

atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau

perilaku. Sehingga peneliti mendapatkan data secara langsung di lapangan tentang

kesadaran politik pemuda pantai utara (pantura) di Desa Gebang Udik Kabupaten

Cirebon.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah “mengumpulkan sejumlah dokumen yang

diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti

peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, dsb” (Danial, 2009, hlm. 79).

Menurut Danial, (2009, hlm. 79) “mengumpulkan data seperti ini tidak

(13)

53

dipersiapkan, artinya dokumen apa saja yang harus dikumpulkan dari lembaga atau

kondisi itu".

Sedangkan menurut Basrowi dan Suwandi (2009, hlm. 159) mengemukakan

bahwa “metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang

mengasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti,

sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan”.

Studi dokumentasi sebagaimana yang dijelaskan oleh Arikunto (1998, hlm.

236) bahwa “metode dokumentasi mencari data mengenai hal-hal atau variabel

berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya”.

Teknik pengumpulan ini merupakan karakteristik dalam melengkapi

informasi yang diteliti dilapangan sehingga terkesan menjadi hidup dan dinamis.

Ilustrasi berupa grafik, skema maupun gambar keadaan objek penelitian menjadi

bukti pendukung untuk memperjelas suatu keadaan yang sebenarnya sehingga

peneliti mendokumentasikan hasil penelitiannya. Studi dokumentasi ini terdapat

bagaimana gambaran umum kesadaran politik pemuda pantai utara (pantura) di Desa

Gebang Udik Kabupaten Cirebon.

4. Studi Kepustakaan (Literature)

Studi kepustakaan adalah “penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

mengumpulkan sejumlah buku-buku ataupun majalah-majalah yang berkenaan

dengan masalah dan tujuan penelitian” (Danial, 2009, hlm. 80). Sumber ini dapat

dijadikan masukan dan landasan dalam menjelaskan masalah-masalah yang sedang

diteliti.

Studi literatur merupakan teknik penelitian yang dapat berupa

informasi-informasi data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang didapat dari

buku-buku, majalah, naskah-naskah, kisah sejarah, dokumentasi-dokumentasi, dan

lain-lain (Kartono, 1996, hlm. 33).

Studi literatur ini digunakan untuk memperoleh data empirik yang relevan

dengan masalah yang peneliti kaji. Studi literatur adalah teknik penelitian yang dapat

berupa informasi-informasi data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti

(14)

dokumentasi-54

dokumentasi, dan lain-lain. Dalam penelitian ini peneliti membaca, mempelajari

bahan-bahan atau sumber-sumber informasi yang berhubungan dengan kesadaran

politik.

D. Tahap-Tahap Penelitian

Tahapan penelitian diharapkan peneliti dapat berpikir secara sistematis dan

tidak serta merta langsung memperoleh hasil yang optimal. Oleh karena itu,

tahap-tahap penelitian kualitatif menurut Bogdan (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008, hlm.

84-90) yaitu tahap pra lapangan dan tahap kegiatan yang tertuang sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

Dalam tahap pra lapangan ini, hal pertama yang dilakukan peneliti adalah

menyusun rancangan penelitian dengan memilih lapangan atau setting penelitian.

Maksudnya dengan cara ini diharapkan dapat melihat apakah terdapat kesesuaian

dengan kenyataan yang berada di lapangan. Keterbatasan geografis dan praktis seperti

waktu, biaya, tenaga, perlu pula dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi

penelitian. Maka, lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Desa Gebang

Udik Kabupaten Cirebon.

Kemudian setelah ditetapkan setting penelitian, maka hal yang harus

dilakukan selanjutnya dalam tahap pra lapangan ini adalah mengurus perizinan. Hal

ini dilakukan agar penelitian ini mendapatkan legalitas yang jelas. Adapun prosedur

perizinan yang ditempuh, sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan surat permohonan untuk melakukan penelitian kepada ketua

department PKn FPIPS UPI Bandung.

b. Mengajukan surat rekomendasi permohonan izin untuk mengadakan penelitian,

dari Dekan FPIPS UPI Bandung, Pembantu Dekan I untuk disampaikan kepada

Rektor UPI Bandung.

c. Rektor UPI Bandung, Pembantu Rektor I mengeluarkan surat permohonan izin

(15)

55

d. Kepala Kesbang dan Polinmas Kabupaten Cirebon mengeluarkan surat

permohonan izin untuk disampaikan kepada Kepala Kecamatan Gebang

Kabupaten Cirebon.

e. Kepala Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon mengeluarkan surat permohonan

izin untuk disampaikan Kepala Desa Gebang Udik.

f. Kepala Desa Gebang Udik memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan

penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah selesai tahap persiapan penelitian, dan persiapan-persiapan yang

menunjang telah lengkap, maka peneliti langsung terjun ke lapangan untuk

melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menekankan

bahwa instrumen yang utama adalah peneliti sendiri (key instrument). Peneliti sebagai

instrumen utama dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman wawancara antara

peneliti dengan responden. Pedoman wawancara yang penulis persiapkan untuk

pemuda dan masyarakat Desa Gebang Udik Kabupaten Cirebon.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian yang tidak dapat penulis

ketahui. Setiap selesai melakukan penelitian dilapangan, peneliti menuliskan kembali

data-data yang terkumpul kedalam catatan lapangan, dengan tujuan supaya dapat

mengungkapkan data secara mendetail dan lengkap.

3. Tahap Analisis Data

Tahap yang terakhir adalah analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan

setalah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap ini peneliti berusaha

mengorganisasikan data yang diperoleh dalam bentuk catatan dan dokumentasi.

Selaras seperti yang dikemukakan oleh Affifuddin dan Saebani (2009, hlm. 159)

bahwa “analisis kualitatif merupakan analisis yang mendasarkan pada adanya

hubungan semantis antar konsep (variabel) yang sedang diteliti, yang tujuannya

adalah mendapatkan makna hubungan konsepsional sehingga dapat digunakan untuk

(16)

56

E. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 335) bahwa;

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Moleong (2007, hlm. 280), analisis data merupakan ”proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian

dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja”. Data

yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi kemudian

diproses melalui pencatatan, pengetikan, dan penyuntingan selanjutnya dianalisis

secara kualitatif.

Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 337) bahwa

dalam analisis data kualitatif terdiri dari data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification”.

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Sugiyono (2013, hlm. 338) “Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

pokok, menfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidak perlu”.

Dalam penelitian yang penulis lakukan data yang diperoleh dari lapangan

harus dicatat dan diteliti secara terperinci. Maka semakin lama penulis dilapangan

maka semakin banyak pula data-data yang diperoleh. Untuk itu diperlukan analisis

data melalui reduksi data. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan

gambaran yang jelas.

2. Penyajian Data (Data Display)

Display data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan akan

memberikan gambaran penelitian yang menyeluruh. Penyajian data yang disusun

secara singkat, jelas, terperinci dan menyeluruh akan memudahkan dalam memahami

(17)

57

Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan

hasil penelitian yang diperoleh.

3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Kesimpulan merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang

dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting.

Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami

dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

Dengan demikian secara umum proses pengolahan data dimulai dengan

pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian ditulis kembali dalam bentuk

unifikasi dan kategorisasi data, setelah data dirangkum, direduksi dan disesuaikan

dengan fokus masalah penelitian.

F. Pengujian Keabsahan Data

Sugiyono (2009, hlm. 366) mengatakan bahwa “untuk menetapkan keabsahan

data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan tersebut

meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal),

dependability (reliabilitas), dan konfirmability (objektifitas)”.

1. Validitas Internal (Credibility)

“uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif

antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan

dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi,

dan membercheck” (Sugiyono, 2009, hlm. 368).

2. Memperpanjang Pengamatan

Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap orang

asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang diberikan belum lengkap, tidak

mendalam dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan

pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang diperoleh merupakan

data yang benar atau tidak. Bila ada data yang tidak benar, maka peneliti melakukan

(18)

58

kebenarannya. Perpanjangan pengamatan peneliti lakukan untuk memperoleh data

yang sahih (valid) dari sumber data.

3. Peningkatan Ketekunan Dalam Penelitian

Dalam melakukan penelitian, terkadang peneliti dilanda dengan penyakit

malas, maka untuk menanggulangi hal tersebut peneliti meningkatkan ketekunan

dengan membulatkan niat dan tetap menjaga semangat dengan cara meningkatkan

intimitas hubungan dengan motivator. Hal ini peneliti lakukan agar dapat melakukan

penelitian dengan cermat dan berkesinambungan.

4. Triangulasi Data

“Triangulasi dalam pengujian kredibilitas adalah pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu” (Sugiyono, 2009, hlm.

372). Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan terhadap informasi yang diberikan

sumber yaitu pemuda desa Gebang Udik, yang dilakukan dengan cara menggali dan

mengecek informasi dari mereka dengan mengkombinasikan teknik wawancara dan

observasi.

5. Analisis Kasus Negatif

“kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu” (Sugiyono, 2009, hlm. 374). Tujuan dari analisis

kasus negatif ini untuk mencari data yang berbeda bahkan bertentangan dengan data

yang ditemukan dilapangan. Dalam penelitian ini penulis mencari data yang berbeda

terhadap pelaksanaan partisipasi yang sejenisnya di desa Gebang Udik, yang mana

untuk mengetahui kesadaran politik pemuda pantai utara pantura.

6. Menggunakan Referensi Yang Cukup

“Yang dimaksud dengan menggunakan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti” (Sugiyono, 2009, hlm.

375). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bahan dokumentasi yaitu hasil

rekaman wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto dan lainnya yang diambil

dengan cara yang tidak mengganggu atau menarik perhatian sumber penelitian,

sehingga informasi yang diperlukan akan diperoleh dengan tingkat kesahihan yang

(19)

59

7. Member Check

member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada

pemberi data. Tujuan member check ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh data

yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data” (Sugiyono, 2009,

hlm. 375). Dalam penelitian ini peneliti melakukan member check kepada semua

sumber data yaitu kepada pemuda desa Gebang Udik.

8. Validitas Eksternal (Transferability)

Berkenaan dengan transferability, Sugiyono (2009, hlm. 376) menjelaskan

bahwa:

Transferability merupakan konsep yang menunjukan derajat ketepatan atau

dapat diterapkan hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.

Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif

yang peneliti lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian

ini pada kesempatan yang berbeda, maka peneliti dalam membuat laporan

memberikan uraian yang rinci, jelas dan sistematis. Dengan demikian peneliti

berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan

dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

9. Reliabilitas (Dependability)

Mengenai reliabilitas, Affifuddin dan Saebani (2009, hlm. 145) menjelaskan

bahwa:

Reliabilitas merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila penelitian yang sama dilakukan. Dalam penelitian kualitatif reliabilitas mengacu pada kemungkinan penelitian selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan kembali dalam subjek yang sama, yang menekankan pada desain penelitian dan metode serta teknik pengumpulan data dan analisis data.

Berkaitan dengan uji reliabilitas, peneliti dibimbing dan diarahkan secara

continue oleh dua orang pembimbing dalam mengaudit tahap keseluruhan proses

penelitian dengan tujuan supaya penulis dapat menunjukan hasil aktivitas di lapangan

(20)

60

menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data,

melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.

10.Objektivitas (Konfirmability)

Berkenaan dengan konfirmability, Sugiyono (2009, hlm. 377) menjelaskan

bahwa:

Pengujian konfirmability dalam penelitian disebut juga dengan uji objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji

dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang

dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.

Mengenai konfirmability peneliti menguji hasil penelitian dengan

mengaitkannya dengan proses penelitian yang dilakukan di lapangan dan

mengevaluasi hasil penelitiannya, apakah hasil penelitian merupakan fungsi dari

(21)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan

dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan

sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir penulis

mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut:

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Kesadaran politik di kalangan pemuda merupakan hal yang sangat penting

dalam meningkatkan partisipasi politik pemuda, karena kesadaran politik pemuda

adalah kesadaran akan hak dan kewajiban pemuda dalam hidup bermasyarakat yang

menyangkut pengetahuan seorang pemuda tentang; pengetahuan politik, mampu

memecahkan sebuah isu-isu politik dan turut serta aktif berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan politik yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan desa maupun

pemerintahan pusat. Pembinaan dan pengembangan generasi muda juga merupakan

hal yang sangat penting untuk meningkatkan kesadaran politik pemuda karena

melalui pembinaan dan pengembangan generasi muda dapat memberikan bekal

pengetahuan politik, bekal keterampilan, bekal kepemimpinan, bekal kesegaran

jasmani, bekal daya kreasi, bekal patriotisme, bekal idealisme, bekal kepribadian dan

bekal budi pekerti yang luhur.

2. Simpulan Khusus

Berpijak pada fokus masalah penelitian seperti diuraikan dipendahuluan,

kajian teori, metode penelitian, dan temuan dan pembahasan, maka ditarik beberapa

butir kesimpulan sebagai berikut;

1. Berdasarkan hasil analisis, pengetahuan politik pemuda Desa Gebang Udik

sangat kurang itu terlihat dari beberapa responden yang menjelaskan politik

hanya sekedar perilaku yang negatif seperti (a) politik merupakan hal yang jahat,

(22)

118

sikut kanan-kiri, (c) politik merupakan hal yang berhubungan dengan kekuasaan

yang korupsi, (d) politik merupakan tindakan penuh kebohongan dan

kemunafikan, dan (e) politik merupakan perilaku yang terlalu banyak

mempertontonkan konflik.

2. Partisipasi politik pemuda Desa Gebang Udik berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan peneliti terlihat hanya beberapa saja yang aktif dan terlibat langsung

pada kegiatan politik seperti (a) terlibat langsung dalam kepanitiaan pemilihan

umum, (b) mengikuti kegiatan musrenbang yang dilakukan oleh desa, dan (c)

aktif dalam karang taruna.

3. Berdasarkan penelitian terhadap pemuda Desa Gebang Udik menunjukkan

bahwa kemampuan pemuda di Desa Gebang Udik dalam memutuskan dan

memecahkan sebuah isu politik serta memahami pandangan orang lain mengenai

isu politik adalah dengan (a) berdiskusi dengan teman, (b) menanyakan kepada

tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap dapat menjelaskan dengan benar, dan (c)

bertanya kepada orang-orang dalam lingkup pemerintah desa.

4. Upaya yang dilakukan pemerintah desa dalam memberikan pendidikan politik

kepada pemuda Desa Gebang Udik yaitu dengan (a) mengupayakan pendidikan

politik dengan cara pembinaan melalui pemuda karang taruna; (b) mengikut

sertakan pemuda dalam kegiatan politik seperti menjadi panitia dalam pemilihan

umum dan; (c) mengikutsertakan pemuda dalam kegiatan musrenbang.

B. Saran

Berpijak pada beberapa temuan penelitian yang menuntut penelaahan,

penyingkapan dan penataan yang segera, berikut ini disajikan beberapa implikasi dan

rekomendasi;

1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon

a. Memberi masukan agar pembinaan yang dilakukan betul-betul menyentuh

permasalahan yang dihadapi pemuda dalam kesadaran politik, maka

pembinaan pemuda di desa-desa berperan sebagai mitra pemerintah

(23)

119

menginventarisasi dan mengayomi, tetapi secara cermat menciptakan iklim

yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya pembinaan kepemudaan.

2. Bagi Pemerintah Desa Gebang Udik

a. Memberi masukan agar penyuluhan dan pembinaan pendidikan politik

kepada pemuda desa Gebang Udik dilakukan secara terus menerus dan

berkelanjutan, sehingga bisa meningkatkan kesadaran politik pemuda Desa

Gebang Udik.

b. Perlu diselenggarakan sosialisasi pendidikan politik bagi pemuda Desa

Gebang Udik secara continue dan berjenjang sesuai dengan latar belakang

pendidikan agar tidak terjadi salah pemahaman tentang konsep, arah dan

sasaran pendidikan politik.

c. Diharapkan pemerintah Desa dapat terus memberikan pembinaan yang intens

kepada pemuda agar pemuda memiliki bekal yang cukup dalam hal ini

mengenai pendidikan politiknya.

3. Bagi Pemuda Desa Gebang Udik

a. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat mengkoreksi rasa kasadaran

politik pemuda Desa Gebang Udik untuk terlibat aktif dalam

kegiatan-kegiatan politik.

b. Diharapkan menjadi bahan masukan bagi pihak pemuda Desa Gebang Udik,

sehingga dapat dijadikan dasar dalam kesadaran berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan politik baik itu yang dilaksanakan oleh pemerintah desa

maupun pemerintah pusat.

c. Diharapkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dapat ikut berkontribusi

dalam memberikan pendidikan politik kepada pemuda Desa Gebang Udik

agar pengetahuan yang dimiliki pemudanya semakin luas dan paham

mengenai politik.

4. Bagi Orangtua

a. Orangtua hendaknya memberikan pendidikan politik kepada pemuda karena

(24)

120

b. Orangtua hendaknya berperan sebagai panutan dan sumber informasi yang

dibutuhkan seorang pemuda, karena kesadaran politik di kalangan pemuda

merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan partisipasi politik

pemuda.

5. Bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

a. Departemen hendaknya lebih menambah kuota mahasiswa baru bagi daerah

yang memiliki index pendidikan yang rendah agar mencetak lebih banyak

guru pendidikan kewarganegaraan (PKn) di daerah tersebut untuk

memberikan pengetahuan politik sehingga bisa memberikan kesadaran politik

dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan politik.

6. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Diharapkan dalam melakukan penelitian tentang kesadaran politik pemuda,

maka bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan observasi yang kompleks

dalam kegiatan-kegiatan politik yang dilakukan oleh pemerintah desa

maupun pemerintah pusat yang hanya fokus pada kegiatan pemilihan umum

saja seperti pemilihan kepala desa, pemilihan bupati, pemilihan gubernur,

pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.

b. Sehingga dalam menentukan indikator kesadaran politik bisa sesuai dengan

(25)

121

Daftar Pustaka 1. Buku

Abdulgani, R. (1987). Indonesia Menatap Masa Depan. Jakarta: Pustaka

Merdeka.

Affandi, I. (2009). Bedah Buku Political Education Dari Robert Brownhill and

Patricia Smart. Bandung: Kencana Utama.

Affandi, I. (2011). Pendidikan politik. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Affifudin dan Saebani, A. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Pustaka Setia.

Almond, G dan Verba. (1990). Budaya Politik Tingkah Laku Politik dan

Demokrasi Di Lima Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Bagus, L. (2000). Kamus Filsafat. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka.

Basrowi dan Suwandi. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Cipta

Budiardjo, M. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Dahl, R. (1985). Analisa Politik Modern. Jakarta: Bina Aksara.

Danial, E. dan Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:

Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Gafur, A. (1982). Kebijaksanaan Nasional Kepemudaan Indonesia. Jakarta: PT.

Garuda Metropolitan Press.

Huntington, P. dkk.(1994). Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta:

Rineka Cipta.

Kartono. (1996). Metodologi Riset Sosial. Bndung: Mandar Maju.

Kartono. (1986). Patologi Sosial 3. Jakarta: CV. Rajawali.

(26)

122

Gramedia Widya Sarana.

Moleong, L. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosadkarya.

Moleong, J. Lexy. (2010). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Mulyana, R. (2004). Mengartikulasi Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Salim, A. (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

Sastroatmodjo, S. (1995). Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.

Simandjuntak dan Pasaribu (1990). Membina dan Mengembangkan Generasi

Muda. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta:

Bandung.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta CV.

Surbakti, R. (1999). Memahami Ilmu Politik. Jakarta:PT Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Surbakti, R. (2010). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widyasarana

Indonesia.

Suriakusumah dan Prayoga Bestari (2009). Sistem Pemerintahan Daerah.

Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Syarbani, S. dkk (2011). Pengetahuan Dasar Ilmu Politik. Jakarta; Ghalia

Indonesia.

Wuryan, S. dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung:

Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Lain-lain

Tyas, F. dan Hermanto. (2014). Penanaman Kesadaran Politik Pada Pemilih

Pemula. Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, 1 (3), hlm.

(27)

123

Handriansyah, H. (2013). Angka Partisipasi di Putaran Kedua Semakin

Jeblok.[Online]. Tersedia di :

http://angka-partisipasi-di-putaran-dua-semakin-jeblok_Pikiran-rakyat-online.html. Diakses 28 Januari 2014.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Partai Politik

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

3. Skripsi

Andrias Darmayadi. Pergerakan Mahasiswa Dalam Perspektif Partisipasi Politik

:Partisipasi Otonom Atau Mobilisasi.

Arief Irawan (043497). Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan

Kepala Daerah Kota Tegal (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA Negeri

3 Kota Tegal

Fitri Sulistiyaning Tyas (094254228). dan Harmanto (0001047104). Peran Orang

Tua Dalam Menanamkan Kesadaran Politik Pada Anaknya Sebagai

Pemilih Pemula Di Kelurahan Tambakrejo Kecamatan Simokerto

Surabaya.

Imam Yandri Al-Islami (0906280). Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam

Pemilukada Sumedang (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA Negeri

Jatinunggal.

Intan Liana Lestari (08046565). Partisipasi Politk Warga Melalui Badan

Permusyawaratan Desa (Bpd) Dalam Perumusan Peraturan Desa Di

Desa Ambit Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Opan, A.S. (2009). Pengaruh Sosialisasi Partai Politik Islam Terhadap

Kesadaran Politik Anggota (Studi deskriptif terhadap anggota Partai

Bulan Bintang (PBB) Kota Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Tim Teknis Penyediaan Jasa Tenaga Non Medis, Jasa Medis dan Tenaga Kesehatan Lainnya RSUD Bagas Waras Kabupaten Klaten Tahun 2015 melakukan penyusunan rencana kebutuhan

Demikian Pengumuman ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.. Semarang, 27

Perihal: LAMARAN ADMINISTRASI JASA TENAGA NON MEDIS _______ ( diisi sesuai dengan formasi yang dituju/diinginkan ) UNTUK OPERASIONAL RSUD BAGAS WARAS KABUPATEN KLATEN TAHUN

Mahoni (Swietenia macrophylla) merupakan tanaman yang banyak tumbuh pada jalur hijau di kota Medan sebagai tumbuhan pelindung yang berfungsi sebagai penyuplai oksigen

7 Orang Ditangkap Diduga Teroris , Ba'asyir Akan Sambangi Mabes Polri sahabat MQ/ Tim Pengacara Muslim bersama simpatisan Jamaah Anshorut Tauhid atau JAT/ akan kembali

Analisa kecepatan kritis pipa fleksibel akibat aliran fluida perlu dilakukan guna menentukan batas efektifitas pengoperasian pipa tersebut. Penelitian untuk menentukan

Sahabat MQ/ Parlemen Perancis pada hari Selasa kemarin/ dengan suara bulat menyetujui sebuah resolusi/ yang mengecam penggunaan cadar/ sebagai penghinaan terhadap

Penerapan Modifikasi Media Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak D asar Lompat Jauh. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu