PERBANDINGAN KECEPATAN MAKSIMAL DAN KECEPATAN
DI METER 80
–
100 PADA LARI 100 METER ANTARA SPRINTER
PPLP JABAR DENGAN PPLM JABAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains
Program Studi Ilmu Keolahragaan
oleh
Muhamad Alawi Abdurohim
NIM. 1006798
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PERBANDINGAN KECEPATAN MAKSIMAL DAN KECEPATAN DI METER 80 – 100 PADA LARI 100 METER ANTARA SPRINTER PPLP
JABAR DENGAN PPLM JABAR
Oleh
Muhamad Alawi Abdurohim
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan
© Muhamad Alawi Abdurohim
2014
Universitas Pendidikan Indonesia
November 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
MUHAMAD ALAWI ABDUROHIM 1006798
PERBANDINGAN KECEPATAN MAKSIMAL DAN KECEPATAN DI METER 80 – 100 PADA LARI 100 METER ANTARA SPRINTER PPLP
JABAR DENGAN PPLM JABAR
disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D., NIP.19760812 200112 1 001
Pembimbing II
Drs. H. Badruzzaman,M.Pd., NIP.19591104 198601 1 001
Mengetahui,
viii
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 28
A.Temuan ... 28
1. Data Hasil Kecepatan, Kecepatan Maksimal, dan Kecepatan di meter 80 – 100 ... 28
2. Uji Normalitas ... 36
3. Uji Homogenitas ... 36
4. Uji Hipotesis ... 37
B.Pembahasan ... 38
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ... 44
A.Simpulan ... 44
B.Implikasi dan rekomendasi ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
ABSTRAK
PERBANDINGAN KECEPATAN MAKSIMAL DAN KECEPATAN DI METER 80 – 100 PADA LARI 100 METER ANTARA SPRINTER PPLP JABAR DENGAN
PPLM JABAR
Muhamad Alawi Abdurohim 1006798
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia
Agus Rusdiana1 Badruzzaman2
Kecepatan lari para sprinter di negara maju telah dianalisis disetiap meter dengan alat sensor otomatis pada jarak 10 meter, sehingga terlihat kecepatan maksimal, dan penurunan atau peningkatan kecepatan di meter 80 – 100. Peneliti tertarik membandingkan dan menganalisis kecepatan maksimal dan kecepatan di meter 80 – 100 antara sprinter PPLP Jabar dengan PPLM Jabar mengunakan alat yang baru dikembangkan di UPI. Tujuannya mengetahui perbedaan Kecepatan maksimal dan kecepatan di meter 80 – 100 antara sprinter PPLP Jabar dengan PPLM Jabar sebagai informasi ilmiah dan bahan evaluasi bagi pelatihan khususnya di jabar umumnya di indonesia. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan teknik komparatif. Sampel yang digunakan sebanyak 8 orang dari sprinter PPLP Jabar 4 orang dan sprinter PPLM jabar 4 orang yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Instrumen yang digunakan ialah Tes Lari sprint 100 meter dan alat Redi Speed. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata antara sprinter PPLP Jabar dan sprinter PPLM Jabar: kecepatan maksimal (14,46±8,41 m/s) dan (18,60±15,38 m/s) dan kecepatan di 80 – 100 meter (8,50±7,66 m/s) dan (7,66 ± 0,90 m/s). Nilai dari uji perbedaan mann whitney kecepatan maksimal, nilai sig. 2-tailed adalah 0,468>0,025 dan kecepatan di meter 80 – 100 meter, nilai sig. 2-tailed adalah 0,386>0,025 maka, tidak berbeda signifikan antara keduanya.
ABSTRACT
THE COMPARISON OF MAXIMUM SPEED AND SPEED IN 80 – 100 METER BETWEEN SPRINTER OF PPLP AND PPLM JABAR ON 100-METER SPRINT
Muhammad Alawi Abdurohim 1006789
Faculty of Sports and Healts Education Indonesia University of Education
Agus Rusdiana1 Badruzzaman2
In the developed countries, the sprinting speed per meter has been already measured by an automatic sensor over 10 meter distance. This automatic sensor can identify the maximum speed along with the decrease and increase of speed over 80 – 100 meter distance. Therefore, the researcher is interested in investigating the difference of speed—the maximum speed and the speed in 80 – 100 meter between the sprinter of PPLP Jabar and PPLM Jabar using a tool developed by UPI. The aims of the research is to reveal the difference of both maximum speed and and speed in 80 – 100 meter between the sprinter of PPLP and PPLM Jabar which can be very beneficial for scientific information and enriching material for training, generally in Indonesia and especially in West Java. Descriptive qualitative with comparative technique is used as the methodology of this research. There are 8 participants 4 from PPLP Jabar and 4 from PPLM Jabar as the sample of the research that is gathered by applying purposive sampling method. In addition, this research uses instruments such as, 100 meter sprint running test and a Redi Speed tool. As a result, the average score among the sprinters of PPLP and PPLM Jabar are: the maximum speed are (14.46±8.41 m/s) and (18.60±15.38 m/s), while the speed in 80 – 100 meter are (8.50±7.66 m/s) and (7.66 ± 0.90 m/s). The score of the maximum speed of mann whitney test, 2-tailed sig. score, is 0.468>0.025 and the score of the speed in 80 – 100 meter, 2-tailed sig. score, is 0.386>0.025. Based on the findings, it can be concluded that there is no significant difference of speed, both the maximum speed and the speed in 80 – 100 meter between sprinter of PPLP and PPLM Jabar.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada abad modern ini perkembangan ilmu menghasilkan teknologi yang
mendukung kehidupan manusia. Salah satu aspek yang melekat dengan kehidupan
manusia abad modern ini adalah olahraga yang menjadi profesi, hiburan, dan cara
menjaga kesehatan manusia yang juga didukung teknologi. Selanjutnya, untuk
meneliti dan mengkaji lebih dalam tentang ilmu olahraga lahir lembaga-lembaga
penelitian di Negara maju di Asia seperti di Jepang, Korea, China, dan Australia.
Adapun laboratorium yang meneliti dan mengkaji ilmu keolahragaan yaitu, di Jepang
ada JISS (Japan Institute Of Sport Science), di Korea ada KISS (Korean Institute Of
Sport Science), di Australia ada AISS (Australia Institute Of Sport Science), di China
ada BISS (Bejing Institute Of Sport Science) dan banyak di Negara lainnya,
dilaboratorium ini para pakar olahraga dan ilmu lainnya bersinergi untuk
mendiagnosa, mengevaluasi, memberi masukan keilmuan kepada pelatih dan atlet
tentang kelebihan, kekurangan, dan potensi atlet sendiri maupun lawan yang lebih
tinggi kemampuanya.
Lari jarak pendek (sprint) 100 meter bisa disebut nomer cabang olahraga atletik
yang mudah dilakukan siapapun dan bergengsi. Mudah dilakukan oleh siapapun
karena lari sprint selesai dalam hitungan detik. Selanjutnya, dapat menjadi nomer
bergengsi dalam cabang olahraga atletik karena jika mampu mencatat rekor tercepat
bisa mendapat predikat manusia tercepat. lihat saja sosok Usain Bolt yang mejuarai
Olimpiade London 2012 dengan catatan kecepatan 9,46 detik, kecepatan itu sama
dengan 10,6 meter per detik atau rata-rata 38,1 kilometer per jam. Sampai tahun 2014
ini catatan rekor kecepatan lari sprint 100 meter 9,46 detik membuat Usain Bolt
dijuluki manusia tercepat didunia.
Pada abad modern ini pengukuran kecepatan saat berlari sudah mengunakan
2
dan Suunt), Global Positioning System (GPS) dan Defferential Global Positioning
System (DGPS). Selain itu ada juga Radar, Photo Finish, Kinematic Analysis,
Photocells dan Optojump (OJ) Dolenec (2009, hlm.17). semua alat ini dibuat untuk
mendiagnosa, menganilisis, dan mengevaluasi performa atlet untuk peningkatan
prestasi khususnya dalam kecepatan lari bagi atlet sprint.
Manfaat dari analisis kecepatan lari terutama lari jarak pendek akan diperlukan
sekali untuk melakukan penelitian dan evaluasi atlet. Diantara bentuk dari analisis lari
jarak pendek yaitu, mengetahui waktu, langkah, jarak dan kecepatan rata-rata dilihat
lebih dalam dari aspek peningkatan kecepatan, penurunan kecepatan, kecepatan
maksimal pada atlet tersebut, dan lain sebagainya. Berikut data hasil analisis pelari
tercepat di dunia Usain Bolt pelari asal Jamaika.
Gambar 1.1 Analisis Lari 100 meter Usain Bolt
(sumber: www.thensun.co.uk)
Dari hasil analisis pada gambar diatas dapat dilihat bahwa seorang Usain
Bolt memiliki kecepatan lari maksimal 27, 58 mil/jam di jarak ke 68, 58 meter
pada detik ke 7. Kemudian Usain Bolt mampu mempertahankan kecepatan,
rata-rata 27 mil/jam di meter ke 56-93. Hasil analisis kecepatan lari Usain Bolt bisa
menjadi perbandingan dengan atlet pelari lainnya dan bahan evaluasi bagi Usain
3
pelari-pelari dunia lainnya. Data kecepatan perlini ini nantinya bisa dijadikan
sumber evaluasi, seperti hasil analisis tabel berikut.
Tabel 1.1 Analisis Waktu Tiap 10 Meter Pelari Dunia.
(Sumber : www.gscperformaceanalysis.blogspot.com)
Tabel 1.2 Analisis Kecepatan Tiap 10 Meter Pelari Dunia.
(Sumber : www.gscperformaceanalysis.blogspot.com)
Gambar 1.2 Grafik Analisis Kecepatan Lari per 10 Meter
(Sumber : www.gscperformaceanalysis.blogspot.com)
Tentunya pengukuran dan analisis seperti diatas mengunakan teknologi yang
cangih salah satunya Photocells yang harganya mahal sekali. Selanjutnya di
Indonesia pengukuran kecepatan lari saat ini masih mengunakan alat pengukur waktu
4
masalah dalam keakuratannya karena ada permasalahan perbedaan selang waktu
dalam penekanan tombol. Sehingga banyak menimbulkan human error (kesalahan
manusia) karena tingkat reflex dan kepekaan manusia berbeda-beda. Sehingga perlu
adanya suatu system alat penentu waktu dan kecepatan pelari yang otomatis” (Samsul
Hadi, detiksport.com).
Penelitian alat pengembagan pembuatan alat pengukuran kecepatan baru
dikembagkan di Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam penelitian pengembangan
itu, peneliti membuat alat pengukur kecepatan lari berbasis Microkontroler dengan
Interfacing Personal Computer dan nama alat itu Redi Speed. Menurut Rahmat
(2014, hlm.6) sebagi berikut:
“Inovasi yang akan dilakukan diantaranya, pertama membuat alat ini bisa mengukur kecepatan lari 100 meter dengan hasil jarak yang bisa diatur
tergantung keinginan pengguna bisa tiap 5 meter, 8 meter, 10 meter dan jarak
lainya. Kedua membuat sensor dengan harganya terjangkau dan fungsinya tetap
sama yaitu dengan mengunakan sensor phototransistor. Ketiga hasil data
tampilannya bukan lagi di LCD melainkan di komputer yang sudah terinstal
dengan aplikasi monitoring kecepatan lari 100 meter, aplikasi ini akan dibuat
mengunakan software Visual Basic 12. Fungsi pembuatan aplikasi ini adalah
untuk menampilkan hasil kecepatan lari yang dikirim dari setiap sensor sehingga
dapat mengatasi permasalahan pengunaan LCD. Alat yang akan dibuat bukan
hanya berguna pengukuran lari dalam 100 meter saja dengan lini-lini tertentu
sesuai dengan kehendak peneliti, tetapi data dari hasil penggunaan alat ini bisa
digunakan untuk proses latihan dan analisis data, mulai dari kecepatan lari, daya
tahan kecepatan lari, kecepatan maksimal lari dan kecepatan lari tiap meter sesuai
dengan kebutuhan analisis, yang nantinya dapat meningkatkan perfoma atlet.”
Atas dasar pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui performa atlet lari
5
Interfacing Personal Computer atau bisa disebut alat Redi Speed. Sehingga bisa
mengetahui perbandingan karakteristik kemapuan atlet dari aspek kecepatan
maksimal, dan kecepatan di meter 80-100. Oleh karena itu, penulis akan mengangkat
judul tentang, “PERBANDINGAN KECEPATAN MAKSIMAL DAN
KECEPATAN DI METER 80 – 100 PADA LARI 100 METER ANTARA SPRINTER PPLP JABAR DENGAN PPLM JABAR.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka permasalahan yang
akan diidentifikasi dan dibatasi dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Belum maksimal tes dan pengukuran analisis kecepatan lari pada atlet Indonesia
untuk evaluasi performa dan latihan atlet.
2. Pengukuran kecepatan lari masih mengunakan Stopwatch sehingga menyebabkan
human error karena perbedaan reaksi setiap orang ketika menekan tombol.
3. Perlunya mencoba alat pengukuran kecepatan berbasis Microkontroler dengan
Interfacing Personal Computer atau Redi Speed. karena murah, mudah, dan
manfaatnya hampir sama dengan photocells yang harganya mahal.
4. Penelitian ini dibatasi pada perbandingan kecepatan maksimal dan kecepatan di
meter 80 – 100 pada lari 100 meter antara Sprinter PPLP Jabar dengan PPLM
Jabar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disampaikan, maka permasalahan
yang diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kecepatan maksimal pada lari 100 meter antara
Sprinter PPLP Jabar dengan PPLM Jabar?
2. Apakah terdapat perbedaan kecepatan di meter 80 – 100 pada lari 100 meter
6
D. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perbedaan kecepatan maksimal pada lari 100 meter antara Sprinter
PPLP Jabar dengan PPLM Jabar.
2. Mengetahui perbedaan kecepatan di meter 80 – 100 pada lari 100 meter antara
Sprinter PPLP Jabar dengan PPLM Jabar.
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini, penulis berharap bisa bermanfaat bagi pihak-pihak
berkepentingan.
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini bisa menjadi referensi, diteliti ulang dengan cakupan yang
lebih luas baik dari data, statistik dan faktor pendukung performa kecepatan atlet, dan
analisis lebih dalam dengan alat microkontroler dengan interfacing personal
computer atau redi speed pada cabang olahraga lainnya.
2. Bagi Lembaga atau Pembinaan Atlet
Hasil penelitian ini bisa menjadi referensi analisis perbandingan mengukur
kecepatan lari tiap lini sehingga dapat mengetahui karakteristik kecepatan pelari,
kelebihan, dan kekurangaan seorang atlet saat berlari. Sehingga lembaga atau
pembinaan atlet dapat mengevaluasi latihan dan performa atlet di Indonesia
khususnya Sprinter (Atlet Sprint) PPLP Jabar dengan PPLM Jabar.
3. Bagi Masyrakat Umum
Hasil penelitian ini bisa menjadi informasi ilmiah bagi masyarakat umum tentang
7
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORETIS
a. Kajian Pustaka
1) Atletik
2) Hakekat lari sprint 100 meter
3) Tahapan dalam lari sprint 100 meter
4) Ruang lingkup kecepatan dalam lari sprint 100 meter
b. Kerangka Pemikiran
c. Hipotesis Penelitian
3. BAB III METODE PENELITIAN
a. Desain Penelitian
b. Populasi dan Sampel
c. Instrumen Penelitian
d. Prosedur Penelitian
e. Analisis Data
4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
a. Temuan
b. Pembahasan
5. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
a. Simpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Pemecahan dari penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, metode penelitian
kuantitatif dan pendekatan komparatif.
Menurut Sugiyono (2013, hlm.208) “statistik deskriptif antara lain adalah
penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan
modus, median, mean (pengukuran tendensil sentral), perhitungan desil, persentil,
perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan persentase.” Berikutnya menurut Sugiyono juga (2013, hlm. 102) “komparatif memiliki variabel sama tetapi populasi dan sample berbeda atau keadaan
itu itu terjadi pada waktu yang berbeda.”
Adapun desain penelitian yang digunakan sebagai berikut:
X/Y Y1 Y2
X1 X1Y1 X1Y2
X2 X2Y1 X2Y2
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Keterangan :
X1 : Sprinter PPLP
X2 : Sprinter PPLM
Y1 : Kecepatan Maksimal
20
B. Partisipan
Penelitian ini bertempat di Stadion Pajajaran yang berada di Jalan Pajajaran no.37
(Cicendo) Bandung Jawa Barat. Dilintasan 5, 6, dan 7 track lari 100 meter. Adapun
jumlah partisipan 12 orang terdiri dari Sprinter (putra) PPLP Jabar 8 orang dan
Sprinter PPLM Jabar 4 orang dengan waktu latihan setiap pekan latihan efektif enam
hari pagi dan sore, satu hari istirahat aktif. Berikut karakteristik partisipan dari
sprinter PPLP Jabar dan sprinter PPLM Jabar pada tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1
Karakteristik Partisipan Sprinter PPLP Jabar Dan Sprinter PPLM Jabar
Partisipan Jumlah Tinggi Badan Berat
Badan
C. Populasi dan sampel penelitian 1. Populasi penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan krakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Oleh
karena itu, populasi merupakan sumber data yang penting, sebab tanpa kehadiran
21
penelitian ini sprinter yang putra karena sprinter atlet yang putri jumlahnya sedikit
dan tidak seimbang PPLP Jabar 3 orang dan PPLM Jabar 1 orang. Adapun Sprinter
(putra) PPLP Jabar 8 orang dan Sprinter PPLM Jabar 4 orang, semuanya berjumlah
12 orang.
2. Sampel penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Untuk dapat menentukan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian ini terdapat beberapa teknik sampling. Pada
penelitian ini Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling yaitu
teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Sugiyono (2013,
hlm. 124) “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makan, maka sampel
sumber datanya adalah orang yang ahli makan, atau penelitian tentang kondisi politik
disuatu daerah maka sumber datanya adalah orang yang ahli politik.” Tujuan yang
diharapkan mengetahui perbedaan kemampuan kecepatan maksimal dan kecepatan di
meter 80 – 100 meter antara sprinter pelajar dan mahasiswa tingkat jabar. Maka
sampel Sprinter dari Pusat Pembinaan dan Pelatihan Olahraga Mahasiswa (PPLM)
yang berjumlah 4 orang. Adapun dari Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
memperoleh data/informasi, sedangkan pengukuran merupakan proses untuk
memperoleh data/informasi dari individu atau obyek”. Untuk mengumpulkan data
dari penelitian diperlukan suatu alat yang disebut instrumen. Sugiyono (2013,
22
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati.”
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Tes Lari Sprint 100 Meter
Tes kecepatan lari sprint 100 meter diukur dengan menggunakan tes lari 100
meter. Adapun prosedur pelaksanaan tes kecepatan lari sprint 100 meter adalah
sebagai berikut:
a. Alat dan perlengkapan:
1) Microkontroler dengan Interfacing Personal Computer (Redi Speed)
2) Laptop dan meja lipat
3) Bangko dan alat tulis.
4) Lintasan lari.
5) Bendera.
6) stopwacht
b. Pelaksanaan tes: Sprinter coba berdiri dibelakang start, dengan sikap start
jongkok. Pada aba-aba “bersedia”, Sprinter mulai menempatkan kakinya
dibelakang garis start dengan posisi yang tepat. Bila ada aba-aba “siap”,
Sprinter mulai mencondongkan badannya kedepan sehingga berat badan
berada didepan. Setelah terdengar bunyi aba-aba “ya” dan bendera diangkat
maka Sprinter berlari secepat mungkin melewati sensor sampai menempuh
jarak 100 meter.
c. Penilaian : diambil waktu tempuh terbaik dari redi speed dan stopwacht waktu
back up jika ada sensor tidak berfungsi dalam melakukan lari sejauh 100
23
Gambar 3.2 Semua Komponen Alat ukur kecepatan lari berbasis
mikrokontroler dengan interfacing personal computer (Redi Speed)
(Sumber: Rahmat, 2014, hlm.31)
Gambar 3.3 Desain Letak Alat dan Tes Kecepatan lari Sprint 100 meter
24
E. Prosedur penelitian
Sesuai dengan metode dan desain yang digunakan, adapun langkah-langkah
sebagai berikut dalam pengumpulan data:
1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.
2. Melakukan tes lari sprint 100 meter.
3. Melakukan pengolahan dan analisis data hasil tes lari sprint 100 meter
(Kecepatan Maksimal, dan kecepatan di meter 80 – 100).
4. Menetapkan kesimpulan.
Gambar 3.4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 60) “variabel didefinisikan sebagai atribut
seseorang, atau objek, yang mempunyai „variasi‟ antara satu dengan yang lain atau
satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Terdapat dua variabel
utama yang tercakup dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Populasi
Kecepatan Maksimal
Sampel
Kecepatan Di Meter 80 –100
Analisisdata
25
a. Varibel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang memberikan pengaruh langsung terhadap
varibel terikat. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas Sprinter PPLP
Jabar dan PPLM Jabar.
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah varibel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau menjadi
akibat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kecepatan maksimal
dan kecepatan di meter 80 – 100 pada lari sprint 100 meter.
F. Analisis data
Data yang diperoleh dari hasil tes merupakan data yang sesuai dengan hasil
penelitian di lapangan. Data-data tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk
memperoleh informasi dalam rangka menguji hipotesis dan disimpulkan hasil
penelitian. Setelah semua data diperoleh terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
mengolah data dan menganalisis data tersebut, sehingga data-data tersebut
mengandung arti. Untuk mengeolah dan menganalisis data-data tersebut diperlukan
pendekatan statistika, sehingga dapat diketahui pebedaan dari perbandingan sprinter
(PPLP Jabar dan PPLM Jabar) dengan kecepatan maksimal dan kecepatan di meter
80 – 100 meter pada lari sprint 100 meter. Analisis ini diolah dengan bantuan
mengunakan aplikasi Microsoft Excel2013 dan program SPSS 17.
Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat memperoleh
kesimpulan penelitian. Dalam pelaksanaannya pengolahan data dilakukan melalui dua
26
1. Uji Asumsi Statistik
Berikut langkah-langkah statistika yang digunakan untuk mengolah dan
menganalisis data adalah sebagai berikut:
a) Menghitung rata-rata dari setiap variabel penelitian dan menampilkan grafik,
b) Menghitung simpangan baku dari setiap variabel penelitian
c) Menguji normalitas dari setiap variabel dengan menggunakan uji Lilliefors.
Jika probabilitas (sig.) > 0,05. Maka H0 diterima (normal).
Jika probabilitas (sig.) < 0,05. Maka H0 ditolak (tidak normal).
d) Menguji homogenitas dari setiap variabel dengan mengunakan uji Levene’s.
Jika probabilitas (sig.) > 0,05. Maka H0 diterima (homogen).
Jika probabilitas (sig.) < 0,05. Maka H0 ditolak (tidak homogen).
e) Jika homogen menguji hipotesis perbandingan dengan uji Perbedaan, yaitu uji
independent sample t-test.
Jika probabilitas (sig. 2-tailed) > 0,025. Maka H0 diterima (tidak berbeda).
Jika probabilitas (sig. 2-tailed) < 0,025. Maka H0 ditolak (berbeda).
f) Jika data variabel tidak homegen maka mengunakan uji hipotesis non parametrik
dengan uji Mann Whitney.
Jika probabilitas (sig. 2-tailed) > 0,025. Maka H0 diterima (tidak berbeda).
Jika probabilitas (sig. 2-tailed) < 0,025. Maka H0 ditolak (berbeda).
2. Uji Asumsi Hipotesis
Hipotesis 1:
Penulis mengajukan hipotesis untuk permasalahan pertama sebagai berikut:
H0: tidak terdapat perbedaan kecepatan maksimal pada lari 100 meter antara Sprinter
PPLP Jabar dengan PPLM Jabar.
H1: terdapat perbedaan kecepatan maksimal pada lari 100 meter antara Sprinter PPLP
27
Jika probabilitas (sig. 2-tailed) > 0,025. Maka H0 diterima.
Jika probabilitas (sig. 2-tailed) < 0,025. Maka H0 ditolak.
Hipotesis 2:
Penulis mengajukan hipotesis untuk permasalahan pertama sebagai berikut:
H0: tidak terdapat kecepatan di meter 80 – 100 pada lari 100 meter antara Sprinter
PPLP Jabar dengan PPLM Jabar.
H1: terdapat perbedaan di meter 80 – 100 pada lari 100 meter antara Sprinter PPLP
Jabar dengan PPLM Jabar.
Jika probabilitas (sig. 2-tailed) > 0,025. Maka H0 diterima.
BAB V
SIMPULAN, IMPILKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa poin
penting dari penelitian ini. Perbandingan Bila faktor statistik dikesampingkan, secara
individu pada kelompok berbeda dan secara berkelompok sprinter berbeda.
Berdasarkan rata-rata kecepatan rata-rata per meter Sprinter PPLM Jabar lebih unggul
karena kecepatan maksimalnya lebih tinggi pada lari 100 meter dari Sprinter PPLP.
Selanjutnya, Berdasarkan rata-rata waktu rata-rata per meter sprinter PPLP Jabar
lebih unggul karena kecepatan di meter 80 – 100 pada lari 100 meter lebih tinggi dari
sprinter PPLM Jabar. Tetapi uji statistik dari hasil perbandingan perbedaan antara
Sprinter PPLP Jabar dengan PPLM Jabar pada dua variabel kecepatan maksimal dan
kecepatan di meter 80 – 100 pada lari 100 meter tidak signifikan. Hasil ini disebabkan
faktor lain, jumlah sampel yang sedikit. kemudian sprinter PPLP Jabar memiliki
bakat, Asrama, program, pelatih dan pelatihan yang kosisten sehingga mengimbangi
kemampuan PPLM Jabar. Sedangkan PPLM Jabar sedang mengalami transisi
pergantian pelatih yang belum selesai dan sebelum tes di waktu sore telah
46
B. Impilkasi dan rekomendasi
Dari penelitian ini terdapat beberapa saran yang diajukan oleh penulis dalam
rangka peningkatan prestasi Atletik di Indonesia dan khususnya PPLP Jabar dan
PPLM Jabar. Beberapa hal yang diimplikasikan dan direkomendasikan oleh penulis
adalah :
1. Perlu dilanjutkan penelitian dengan jumlah sampel yang banyak misalnya
antara sprinter Plada Jabar dengan Plada provinsi lainnya, membandingkan
antara atlet amatir dan professional, usia dini (pencarian bakat), jenis kelamin
(melihat karakter lari), ekperimen pada atlet selevel dengan program berbeda
dan cabang olahraga lainnya dalam analisis lari 100 meter.
2. Untuk penelitian berikutnya perlu ada kesamaan kondisi atlet sebelum tes,
jika atlet telah program full traning lari 100 meter maka keduanya harus telah
full traning atau sebalik tidak melakukan full traning.
3. Persingkat transisi pergantian Pelatih PPLM Jabar dan tingkatkan fasilitas
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Winendra., Jati, Kharisma., & Manuk, Joe. (2013). Seri olahraga: atletik.
Jakarta: Pustaka Insan Mandiri.
Bahagia,Y. Yusuf, U. & Suherman,A. (2000). Atletik. Jakarta: Departement
Pendidikan Nasional.
Bompa, T. O. (2000). Total traning for young champions. USA: Human Kinetics
Dolanec Ales. (2009). Comparison Of Photocell and optojump Mentsruments of
Maximum Runing Velocity. Kinesiologia Slovenica, 15,2,16-24.
Hadi, S. (2008). Kesalahan (Human Error). Tersedia di http://www.detikSport.com
Hendrayana. (2007). Bermain Atletik.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hidayat, I. (1998). Biomekanika. Bandung: IKIP BANDUNG PRESS.
Imanuddin, I. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.
Johan, dkk. (2012:). Pengaruh latihan lompat kijang terhadap kecepatan. Journal of
sport sciences and fitness, 1 (1), hlm. 18-21.
Kementrian Pendidikan Nasional. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online].
Tersedia di: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php.[22 juli 2014].
Natalia, S., dkk. (2007) SpeedMed: device for measuring velocity in track sports.
Revista Ingerieria Biomedica. No 1 hal, 33-37
Nurhasan, H. & Cholil, H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan.
Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan UPI.
Rahmani, M. (2014). Buku Super Lengkap Olahraga. Jakarta: Dunia Cerdas.
Rahmat, Redi. (2014). Pengembangan alat ukur kecepatan lari berbasis
microkontroler dengan interfacing personal computer. Skripsi, sekolah
Sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sidik, Z. D. (2010). Belajar dan Melatih Atletik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sidik, Z. D. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sidik, Z. D. (2013). Dampak penerapan “Complex Training” Terhadap peningkatan
kemampuan dinamis anaerobik. JUARA. Jurnal Iptek Olahraga, 1 (1), hlm.
48
Saefullah, H. M. (2013). Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari
Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh. Skripsi, sekolah Sarjana.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Santoso, S. (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Gramedia
Saputra, R. P. (2014). Hubungan Antara Waktu Reaksi, Power Tungkai, Dan Daya
Tahan Kecepatan Dengan Kecepatan Lari Sprint 100 Meter. Skripsi, sekolah
Sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyono, (2013). Metode penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif , kualitatif,
dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Karya Tulis ilmiyah, Bandung:
UPI PRESS.
Winendra, dkk. (2008). Atletik (lari, lompat, lempar). Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Yuherdi dkk. (2013). Korelasi waktu reaksi dan akselerasi terhadap prestasi lari 100
meter mahasiswa putra semester II program studi PENJASKESREK FKIP
Universitas Riau. Jurnal primary program studi pendidikan guru sekolah dasar