TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
AGUSTINA BUTAR-BUTAR NIM. 1201139
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA
Oleh
Agustina Butar Butar
S.Pd Universitas Negeri Medan, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
© Agustina Butar Butar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Disman, MS NIP 195902091984121001
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Suryana, M.Si Nip. 196006021986011002
Penguji II
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si 196004121986031002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Abstrak
Agustina Butar-Butar. NIM 1201139. (2014). Pengaruh Teknik Pembelajaran Treffinger Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif (Kuasi Eksperimen Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMAK 3 Bina Bakti Dan Siswa Kelas X SMAN 1 Parompong Bandung) Pembimbing I : Prof. Dr. H. Disman, MS. Pembimbing II : Dr. H. Nugraha, SE.,Ak.,MS.
Penelitian ini dilatarbelakangi dari anggapan bahwa teknik pembelajaran treffinger merupakan teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, sehingga perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Permasalahan dalam penelitian ini berdasarkan kenyataan yang ditemukan dilapangan menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran lebih berpusat kepada guru (teacher center) dan tidak melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Hingga pada akhirnya siswa pasif dan tidak kreatif. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dengan menerapkan teknik pembelajaran treffinger.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh teknik pembelajaran treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X SMAK 3 Bina Bakti dan siswa kelas X SMAN 1 Parongpong Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi yang dilakukan terhadap siswa kelas X SMAK 3 Bina Bakti yang terdiri dari 26 siswa kelas eksperimen dan 25 kelas kontrol. Kelas X SMAN 1 Parongpong yang terdiri dari 30 siswa kelas eksperimen dan 29 kelas kontrol. Data penelitian dikumpulkan melalui tes tertulis (pretes dan postest), soal essay berjumlah 6 soal.
Setelah dilakukan analisis data menggunakan uji univariate hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang menggunakan teknik pembelajaran treffinger lebih tinggi dibanding dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional; (2) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara SMAK 3 Bina Bakti dengan SMAN 1 Parongpong yang menggunakan teknik pembelajaran treffinger; (3) Tidak terdapat pengaruh interaksi antara jenis sekolah dengan teknik pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Abstrack
Agustina Butar-Butar. NIM 1201139. (2014). Influence Learning Techniques Against Treffinger Creative Thinking (Quasi-Experiments in Economics Lesson In Class X students of SMAK Bina Bakti 3 and Class X students of SMAN 1 Bandung Parompong) Supervisor I: Prof.. Dr.. H. Disman, MS. Advisor II: Dr. H. Nugraha, SE., Ak., MS.
This research is motivated from the assumption that the learning techniques Treffinger is learning techniques that can improve the ability of creative berpiki students, so it needs to be applied in teaching and learning.
The problem in this study is based on data that was collected in the field show that the learning process is more teacher-centered and does not involve students actively in the learning process. Until in the end the students passive and not creative. One effort to improve students' ability to think creatively is to apply learning techniques Treffinger.
This study was conducted to see the effect on the ability of learning techniques Treffinger creative thinking in economic subjects in class X SMAK Bina Bakti 3 and class X students of SMAN 1 Bandung Parongpong Academic Year 2013/2014.
This study used a quasi-experimental methods are performed on class X SMAK Bina Bakti 3 consisting of experimental class of 26 students and 25 classroom control. Class X SMAN 1 Parongpong consisting of experimental class of 30 students and 29 classroom control. Data were collected through a written test (pretest and posttest), totaling 6 essay questions.
After analyzing the data using univariate test results showed that: (1) There is a difference between creative thinking ability of students to use learning techniques Treffinger higher than the students who used conventional learning; (2) There is a difference between the students' ability to think creatively SMAK Bina Bakti 3 SMAN 1 Parongpong that uses Treffinger learning techniques; (3) There is no interaction effect between type of school with learning techniques are used to enhance the students' ability to think creatively.
Agustina Butar-Butar, 2014
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
2.1.1 Pembelajaran Treffinger ... 11
2.1.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme ... 12
2.1.1.2 Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme ... 16
2.1.2 Teknik Pembelajaran Treffinger ... 19
2.1.3 Manfaat Penggunaan Teknik Pembelajaran Treffinger... 27
2.1.4 Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik ... 28
2.1.5 Kreativitas ... 30
2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas ... 31
2.1.7 Peningkatan Kreativitas Siswa ... 35
2.1.8 Masalah Khusus Anak Kreatif dan Lingkungan Kreativitas... 40
2.1.9 Berpikir Kreatif ... 42
2.1.10 Karakteristik Berpikir Kreatif ... 44
2.1.11 Pengukuran Kreativitas ... 45
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.2 Penelitian Terdahulu ... 50
2.3 Kerangka Pemikiran ... 51
2.4 Hipotesis ... 53
BAB III METODE PENELITIAN ... 54
3.1 Desain Penelitian ... 54
3.2 Objek Penelitian ... 55
3.3 Operasionalisasi Variabel ... 56
3.4 Alat Tes ... 57
3.5 Uji Alat Tes ... 57
3.6 Teknik Analisis Data ... 60
3.7 Prosedur Penelitian... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71
4.1 Deskripsi Tempat Penelitian ... 71
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 75
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 78
4.3.1 Uji Asumsi Statistik ... 84
4.3.2 Uji Hipotesis ... 87
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97
5.1 Kesimpulan ... 97
5.2 Saran ... 98
Agustina Butar-Butar, 2014
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi saat ini, menuntut individu untuk memiliki
kemampuan kreatif. Sumber daya manusia yang kreatif akan memberikan nilai
tambah bagi seluruh produktifitas suatu bangsa. Dimana sumber daya alam
sebagai modal dasar pembangunan ekonomi selama ini kini telah digantikan oleh
keunggulan kompetitif yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menjadikan pengetahuan sebagai basis, berarti menempatkan pembangunan
pendidikan atau sumber daya manusia sebagai prioritas utama.
Kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan,
ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara (UUSPN bab 1 pasal 1 ayat 1,2003 :2).
Berpikir kreatif merupakan salah satu bagian yang menjadi tujuan dalam
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan di beberapa sekolah. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Mulyasa (2013:65) “melalui kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif”. Hal ini diterapkan melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
terintegrasi.
Selanjutnya Mulyasa (2013:21), menjelaskan bahwa lulusan pendidikan
menengah umum yang diharapkan dalam kurikulum 2013 memiliki ciri atau
profil sebagai berikut :
- Memiliki keimanan dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa mulai mapan
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Memiliki penalaran yang baik (dalam kajian materi kurikulum, kreatif, inisiatif serta memiliki tanggung jawab) dan penalaran sebagai penekanannya
- Kemampuan berkomunikasi (tertib, sadar aturan dan perundang-undangan, dapat bekerja sama, mampu bersaing, toleransi, menghargai hak orang lain, dapat berkompromi), dan
- Dapat mengurus dirinya dengan baik.
Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi
siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya yang mengambil jurusan IPS.
dan merupakan bagian dari disiplin ekonomi ilmu social. Yang materinya terdiri
dari konsep-konsep dan teori-teori yang mengkaji berbagai peristiwa, dan
permasalahan ekonomi tersebut diperlukan kemampuan berpikir kreatif, sehingga
permasalahan yang dihadapi dapat terpecahkan dengan solusi terbaik. Tujuan
dalam pembelajaran ekonomi seharusnya siswa aktif belajar sehingga mempunyai
kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya dalam menyelesaikan soal-soal
atau permasalahan Ekonomi. Anak mempunyai tingkat kreativitas yang
berbeda-beda, ada yang sudah mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi namun ada juga
yang masih rendah, sehingga kemampuan untuk dapat memecahkan masalah juga
berbeda.
Oleh karena itu unsur kreatif diperlukan dalam proses berpikir untuk
berbagai hal. Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan imaginasi
dalam berpikir konstruktif. Seseorang dikatakan mempunyai daya kreasi yang
tinggi bilamana ia mampu menemukan serta menggabungkan gagasan/ide-ide atau
pemikiran baru yang orisinil dan dalam kombinasi yang baru. Ia tidak terpengaruh
oleh pemikiran maupun cara orang lain, namun dengan daya kreasinya ia mampu
mengembangkan alternatif lain yang lebih berani.
Berpikir kreatif dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah.
Semakin kreatif seseorang, semakin banyak alternative penyelesaiannya. Berpikir
kreatif juga dapat membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan perubahan,
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kreativitas ditunjukan melalui aktivitas belajar. Kreativitas siswa dalam belajar
dapat ditunjukan melalui keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, antara
lain :
- Kemampuan Bertanya
- Kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan
- Kemampuan Menjawab
- Kemampuan Mengidentifikasi
- Kemampuan Menganalisis
- Kemampuan Menilai
- Keterbukaan terhadap pengalaman
Selain itu, aspek lain yang juga penting dalam pembelajaran adalah
hubungan guru-materi-siswa. Menjaga hubungan baik antara guru-materi-siswa
akan menciptakan suatu pembelajaran yang efektif. Jadi, dengan membangun
suatu situasi-didaktis yang eksploratif diharapkan dapat menciptakan suatu
lintasan belajar ekonomi yang dapat membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpiki kreatif.
Berdasarkan pernyataan diatas, permasalahan kreativitas menjadi salah
satu faktor penting dalam menunjang proses pembelajaran. Maslow (dalam Munandar 2012:31) mengatakan “Kreativitas penting karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia”. Pendapat lain mengenai pentingnya kreativitas karena kreativitas dituntut dalam pekerjaan dan kreativitas
juga dibutuhkan untuk pembangunan. Jika proses pembelajaran memuat
kemampuan berpikir yang kreatif maka tentu saja aktivitas belajar akan terjadi
dan kesemuanya itu akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat dimiliki
siswa.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar.
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diantaranya adalah : tenaga kependidikan, latar belakang siswa, sarana seperti
media pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, alat-alat
pembelajaran lainya, kelengkapan prasarana, dan lingkungan. Adapun faktor
yang di duga rendahnya berpikir kreatif siswa adalah sarana dalam pembelajaran
yang digunakan guru kurang efektif.
Relita (2010:8) mengatakan bahwa Pembelajaran guru ekonomi yang
dikembangkan guru di SMA selama ini belum mengembangkan kemampuan
siswa dalam berpikir kreatif, metode pembelajaran yang digunakan bersifat
konvensional. Dapat dilihat dari hasil penelitian Relita pretest yang dilakukan
terlihat bahwa nilai minimal kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen
sebesar 47 sedangkan siswa kelas kontrol 48, sedangkan nilai maksimal
kemampuan berpikir kreatif siswa untuk kelas ekperimen sebesar 63 dan kelas
kontrol sebesar 61.
Kemudian dalam penelitian Daties (2010:12), menemukan masalah bahwa
rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa disebabkan karena guru cenderung
lebih disibukkan dengan pemikiran bagaimana caranya agar seluruh materi
pembelajaran dapat segera diberikan kepada siswa, sehingga siswa dapat
menjawab soal yang keluar dalam ujian kelak.
Sementara itu yang terjadi di SMAK 3 Bina Bakti Bandung berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 10 januari 2014, 17 januari 2014,
dan 24 januari 2014 terlihat bahwa dalam proses pembelajaran, siswa cenderung
pasif. Dari jumlah siswa kelas X-1= 26 orang dan kelas X-2 = 25 orang, ternyata
kemampuan proses yang ditunjukan siswa sangat rendah. Hal ini dapat dilihat
melalui table di bawah ini :
Table 1.1
Kemampuan Siswa Kelas X-1 Jumlah Siswa 26 Orang SMAK 3 Bina Bakti
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10 -01- 2014 17-01-2014 24-01- 2014
- Kemampuan Bertanya
- Kemampuan mengeluarkan ide atau
gagasan
- Kemampuan Menjawab
- Kemampuan Mengidentifikasi
- Kemampuan Menganalisis
- Kemampuan Menilai
- Keterbukaan terhadap pengalaman
2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 - 2 1 1 1 1 - 2 1 1
Jumlah (%) 30,77% 38,46% 26,92%
Sumber : Hasil pengamatan sendiri
Table 1.2
Kemampuan Siswa Kelas X-2 Jumlah Siswa 25 Orang SMAK 3 Bina Bakti
Kemampuan Jumlah Siswa
10 -01- 2014 17-01-2014 24-01- 2014
- Kemampuan Bertanya
- Kemampuan mengeluarkan ide atau
gagasan
- Kemampuan Menjawab
- Kemampuan Mengidentifikasi
- Kemampuan Menganalisis
- Kemampuan Menilai
- Keterbukaan terhadap pengalaman
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jumlah (%) 32% 36% 44%
Sumber: hasil pengamatan sendiri
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, menunjukan dalam proses
pembelajarannya, muatan materi dengan proses berpikir kreatif belum terlihat.
Pada tanggal 10 januari 2014 hanya (kelas X-1 = 30,77% dan Kelas X-2 = 32%)
pada tanggal 17 januari (kelas X-1 = 38,46% dan Kelas X-2= 36%) dan pada
tanggal 24 januari (kelas X-1 = 26,92% dan Kelas X-2 = 36%) yang menunjukan
siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran berpikir kreatif.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 20 januari
2014, kepada beberapa guru yang mengajar di kelas X SMAK 3 BiNA Bakti. Lenny mengatakan “mereka kurang dilatih untuk berpikir kreatif, kurang diberikan pertanyaan yang memerlukan pemecahan masalah dan kurangnya
literasi. Kemudian guru kurang memberikan pembelajaran yang merangsang
kemampuan berpikir kreatif”. Kemudian Merri mengatakan “Beberapa siswa
yang belum mengasah kreatifitas umumnya karena pendidik kurang memberi
kesempatan untuk siswa dapat menemukan sendiri inti materi yang harus
dipelajari, jika siswa hanya diberi informasi seperti hanya sekedar disuapi , jelas
kreatifitas anak tidak akan berkembang. oleh sebab itu pendidik perlu meningkatkan kreativitas siswa”. Dan Kepada Sekolah SMAK 3 Bina Bakti mengatakan “berpikir kreatif siswa belum terlihat secara keseluruhan, dari beberapa kelas hanya satu atau dua orang saja yang terlihat kreatif, kedepannya berpikir kreatif siswa perlu digalih lebih dalam lagi”.
Adapun permasalahan diindikasikan oleh pola pembelajaran ekonomi
kelas X SMAK 3 Bina Bakti Bandung, masih cenderung berpusat pada guru. Hal
ini menjadikan siswa pasif dan tidak memiliki kreativitas dalam belajar. Siswa
hanya terbiasa menerima semua informasi pengetahuan dari guru sehingga
kemampuan dan keterampilan menemukan dan mencari sendiri sulit untuk
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bersifat konvensional sehingga perubahan pembelajaran tidak terlalu terlihat. Oleh
karena itu, perlu dilakukan upaya pengembangan pembelajaran yang inspiratif,
inovatif, menantang dan menyenangkan sehingga dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif siswa.
Proses belajar mengajar akan menjadi lebih efektif jika menggunakan
model, strategi maupun teknik pembelajaran yang tepat. Udin (2001) dalam Trimo (2006:3), mengatakan “model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Teknik treffinger merupakan salah satu dari sedikit teknik yang
menangani masalah kreativitas secara langsung dan memberikan saran-saran
praktis bagaimana mencapai keterpaduan. Siswa akan melihat kemampuan
mereka untuk menggunakan kreativitas dalam hidup dan diberi kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan mereka dalam lingkungan yang mendorong dan
memungkinkan penggunaannya. teknik pembelajaran treffinger, seyogyanya dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kreativitas itu memungkinkan
siswa untuk mempertemukan, menghubungkan, menggabungkan kenyataan,
gagasan-gagasan sesuai dengan konsep yang diajarkan sehingga mampu
menjawab berbagai persoalan yang dihadapi.
Sementara itu untuk melihat perbedaan hasil penggunaan teknik
pembelajaran treffinger maka penelitian ini dilakukan juga di salah satu sekolah
Negeri di Bandung (SMAN 1 Parongpong) yang memiliki permasalahan yang
sama dengan salah satu sekolah Swasta (SMAK 3 Bina Bakti Bandung).
Permasalahan yang sama ditemukan di SMAN 1 Parongpong. Berdasarkan hasil
observasi hanya beberapa siswa saja yang perduli terhadap pelajaran yang
berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari table berikut :
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kemampuan Siswa Kelas X-A Jumlah Siswa 29 Orang SMAN 1 Parongpong
Kemampuan Jumlah Siswa
18 -03- 2014 20-03-2014 25-03- 2014
- Kemampuan Bertanya
- Kemampuan mengeluarkan ide
atau gagasan
- Kemampuan Menjawab
- Kemampuan Mengidentifikasi
- Kemampuan Menganalisis
- Kemampuan Menilai
- Keterbukaan terhadap
pengalaman 1 - 1 - - - - 1 1 - - - - 1 1 - 1 - - 1
Jumlah (%) 6,90% 10,34% 10,34%
Sumber: hasil pengamatan sendiri
Table 1.4
Kemampuan Siswa Kelas X-D Jumlah Siswa 30 Orang SMAN 1 Parongpong
Kemampuan Jumlah Siswa
18 -03- 2014 20-03-2014 25-03- 2014
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Kemampuan mengeluarkan ide
atau gagasan
- Kemampuan Menjawab
- Kemampuan Mengidentifikasi
- Kemampuan Menganalisis
- Kemampuan Menilai
- Keterbukaan terhadap
pengalaman - - - - - - - - - - - - - 1 - - - -
Jumlah (%) 0% 3,33% 6,67%
Sumber: hasil pengamatan sendiri
Hasil pengamatan tersebut, menunjukan dalam proses pembelajarannya,
muatan materi dengan proses berpikir kreatif belum terlihat. Pada tanggal 18
Maret 2014 hanya (kelas X-A = 6,90% dan Kelas X-D = 0%) pada tanggal 20
maret (kelas X-A = 10,34% dan Kelas X-D= 3,33%) dan pada tanggal 25 maret
(kelas X-A = 10,34% dan Kelas X-D = 6,67%) yang menunjukan siswa berperan
aktif dalam proses pembelajaran berpikir kreatif.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa guru di
SMAN 1 Parongpong pada tanggal 18 maret 2014. Rian (salah satu guru PPL) mengatakan bahwa “secara keseluruhan siswa belum mampu berpikir kreatif, hanya satu dua orang yang berpikir kreatif, minat belajarnya kurang disebabkan
salah satunya dari guru, dimana metode pembelajaran yang seharusnya digunakan
sesuai dengan materi yang disampaikan. Selanjutnya Bambang mengatakan bahwa “hanya sedikit dari keseluruhan siswa yang berpikir kreatif penyebabnya adalah minat belajar siswa yang kurang didasari oleh motivasi dari orang tua
kurang dan dari sekolah untuk saat ini lebih mengutamakan kuantitas terlebih
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
belakang orangtua) sehingga minat belajarpun kurang dan didukung dengan lokasi
sekolah yang jauh dari kota, untuk memacu siswa berpikir kreatif salah satunya
dengan cara, dalam kegiatan proses pembelajaran menggunakan berbagai metode pembelajaran yang efektif”.
Karakteristik dari teknik pembelajaran ini menurut pendapat Sarson,
(2005:6) adalah, mengasumsikan bahwa kreativitas merupakan proses dan hasil
belajar, melibatkan secara bertahap kemampuan berpikir konvergen dan divergen
dalam proses pemecahan masalah, dilaksanakan kepada semua siswa dalam
berbagai latar belakang dan tingkat kemampuan, mengintregrasikan dimensi
koqnitif dan afektif dalam pengembangannya dan dapat diterapkan secara
fleksibel. Oleh sebab itu dapat dikemukakan bahwa apabila dalam pembelajaran
ekonomi diterapkan teknik pembelajaran treffinger maka kemungkinan besar
siswa pada sekolah swasta (SMAK 3 Bina Bakti Bandung) maupun sekolah
Negeri (SMAN 1 Parongpong) kemampuan berpikir kreatif siswa akan
meningkat.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis perlu untuk meneliti
lebih dalam melalui penelitian dengan judul “Pengaruh Teknik Pembelajaran
Treffinger Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif”. (Quasi Eksperimen Dalam
Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMAK 3 Bina Bakti & SMAN 1
Parompong Bandung T.P 2013/2014).
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Apakah dengan menggunakan teknik pembelajaran Treffinger lebih efektif
dibanding dengan menggunakan pembelajaran konvensional dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif antara siswa kelas X di SMAK 3
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa kelas X
di SMAK 3 Bina Bakti dengan siswa kelas X di SMAN 1 Parongpong yang
menggunakan teknik pembelajaran Treffinger ?
c. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara jenis sekolah dengan teknik
pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa ?
1.3Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui dengan menggunakan teknik pembelajaran Treffinger
lebih efektif dibanding dengan menggunakan pembelajaran konvensional
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif antara siswa kelas X di
SMAK 3 Bina Bakti dan kelas X di SMAN 1 Parongpong.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa
kelas X di SMAK 3 Bina Bakti dengan siswa kelas X di SMAN 1
Parongpong yang menggunakan teknik pembelajaran treffinger.
3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara jenis sekolah dengan teknik
pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah :
Secara Teoritis
Penelitian ini untuk mengembangkan teori- teori pembelajaran pada
pembelajaran ekonomi.
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan berpikir kreatif
dikalangan siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan cara menggunakan teknik
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen,
yaitu suatu bentuk eksperimen yang ciri utamanya dengan tidak dilakukan
penugasan random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah ada yang
dalam hal ini adalah kelas biasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Creswell
(2012:309) menjelaskan
“Quasi-eksperimens include assignment, but not random assignment of participants to groups. this is because the experimenter cannot artificially create groups for the experiment. for example, studying a new math program may require using existing fourth-grade classes and designating one as the eksperimental group and one as the control groups. randomly assigning students to the two groups would disrupt classroom learning, because educators often use intact groups (schools, colleges or school districts) in experiments, quasi-experimental designs are frequently
used”.
Pernyataan diatas maksudnya adalah kuasi-eksperimens termasuk tugas,
tapi tugas dimana peserta untuk kelompok eksperimen tidak dipilih secara acak.
ini adalah karena eksperimen tidak dapat membuat grup secara buatan untuk
eksperimen. misalnya, mempelajari program matematika baru mungkin
memerlukan menggunakan empat kelas yang ada dan menunjuk salah satu
sebagai kelompok eksperimen dan satu sebagai kelompok kontrol. Penugasan
siswa secara acak untuk dua kelompok akan mengganggu pembelajaran di kelas.
Desain kuasi eksperimenl sering digunakan. karena pendidik sering menggunakan
kelompok utuh. Desain eksperimen yang digunakan adalah postest only control
design yang digabungkan dengan disain 2 x 2 yaitu, dua sekolah : SMAK 3 Bina Bakti (sebagai sekolah swasta), SMAN 1 Parongpong (sebagai sekolah negeri),
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Table 3.1
Desain Faktorial Antar Variabel Penelitian
Sekolah
Teknik Pembelajaran
Treffinger
Pembelajaran Konvensional SMAK 3 Bina Bakti
SMAN 1 Parongpong
Kelas_Eksperimen
Kelas_Eksperimen
Kelas_Kontrol
Kelas_Kontrol
Pada desain ini, kelompok eksperimen diberi perlakuan teknik
pembelajaran treffinger dan kelompok kontrol mendapat pembelajaran biasa
tanpa perlakuan khusus.
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari suatu
penelitian yang dilakukan. Objek dalam penelitian ini adalah SMAK 3 Bina Bakti
yang berlokasi di Komp. Industri No.5 TKI Bandung dan SMAN I Parongpong
yang berlokasi di Jl Cihanjuang Rahayu Bandung Barat. Kemudian dari
masing-masing sekolah diambil dua kelas, yang dijadikan satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol. Sehingga jumlah seluruh
kelas ada dua kelas eksperimen dan dua kelas kontrol.
Dalam hal ini objek yang terpilih adalah : untuk SMAK 3 Bina Bakti
Bandung Kelas eksperimen (X-1) dan kelas kontrol (X-2). SMAN I Parongpong
untuk kelas eksperimen (X-D) dan kelas kontrol (X-A). Relevansi penggunaan
dua sekolah pada penelitian ini adalah bahwa sekolah (Swasta dan Negeri) akan
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
setelah mereka mendapat perlakuan berupa penggunaan teknik pembelajaran
treffinger dalam pembelajaran ekonomi.
3.3 Operasional Variabel a. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah teknik pembelajaran
treffinger, Menurut Munandar (2012:172) teknik treffinger adalah salah satu dari sedikit teknik yang menangani masalah kreativitas secara langsung dan
memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai keterpaduan. Dengan
melibatkan, baik keterampilan koqnitif maupun afektif pada setiap tingkat dari
model ini yang saling berhubungan dan ketergantungan untuk mendorong belajar
kreatif.
b. Variable dependen
Variabel dependen dari penelitian ini adalah berpikir kreatif. Torrance
dalam Filsaime (2008:20) menganggap bahwa berpikir kreatif merupakan sebuah
proses yang melibatkan unsur-unsur orisinalitas, kelancaran, fleksibilitas dan elaborasi”.
a. Berpikir lancar (kelancaran), kemampuan untuk menciptakan segudang
ide. Semakin banyak ide, maka semakin besar kemungkinan yang ada
untuk memperoleh sebuah ide yang signifikan.
b. Berpikir luwes (Keluwesan/fleksibelitas), kecenderungan untuk
memandang sebuah masalah secara instan dari berbagai perspekti.
c. Berpikir orisinil (orisinalitas), kategori orisinalitas mengacu pada keunikan
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
respon yang tidak biasa, unik dan jarang terjadi. Berpikir tentang masa
depan bisa juga memberikan stimulasi ide-ide orisinil.
d. Berpikir terperinci (elaborasi) kemampuan untuk menguraikan sebuah
obyek tertentu. Elaborasi adalah jembatan yang harus dilewati oleh seseorang untuk mengkonsumsikan ide “kreatif”-nya kepada masyarakat. Factor inilah yang menentukan nilai dari ide apapun yang diberikan
kepada orang lain diluar dirinya.
1.4Alat Tes
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengukuran yang harus dikerjakan atau dijawab oleh
peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Dalam penelitian ini
tes yang akan digunakan adalah tes bentuk uraian. Teknik tes ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah pada
mata pelajaran ekonomi di kelas kontrol dan eksperimen. Hasil tersebut akan
dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang telah ada. Dari hasil tes tersebut, akan
tergambar bagaimana pengaruh teknik pembelajaran treffinger terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran ekonomi.
Alat tes ini dikembangkan melalui beberapa tahap, yaitu : tahap
pembuatan tes uraian, tahap penyariangan dan tahap uji coba alat test (test
kemampuan berpikir kreatif). Uji coba instrumen dilakukan untuk melihat
validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir tes, dan tingkat kesukaran
tes.
1.5Uji Alat Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berpikir kreatif. Soal
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
belajar berkategori tingkat tinggi yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
ekonomi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Fraenkel dan Wallen
(Suryadi, 2005) yang menyatakan bahwa “Tes berbentuk uraian sangat cocok
untuk mengukur higher level learning outcomes”. Selain itu, dipilihnya tes
bentuk uraian dimaksudkan agar dapat terlihat kemampuan menganalisis
argument serta kemampuan melakukan dan mempertimbangkan induksi dalam
proses menjawabnya serta dimaksudkan juga untuk meminimalisir unsur tebakan.
Skor jawaban siswa disusun berdasarkan indikator kemampuan berpikir
kreatif sebagaimana disajikan dalam table 3.2 penjabaran kemampuan berpikir
kreatif berdasarkan pada indikator yaitu fluency (kelancaran), flexibility
(keluwesan), orisinal, dan elaborasi (terperinci).
Table 3.2
Pedoman penyekoran tes kemampuan berpikir kreatif
No Jawaban Skor
1.a - Mampu mencari nilai MPC dengan rumus : MPC=ΔC = C2-C1
ΔY Y2-Y1
-Mampu mencari nilai APC dengan rumus : APC = C
Y
-Mampu mencari nilai a dengan rumus : a = (APC-MPC)Y
-Mampu merumuskan fungsi konsumsi : C=a+by
1
1
1
1
Skor maksimal 4
1.b -Mampu mencari nilai MPS dengan rumus : MPS=1-MPC
-Mampu merumuskan fungsi tabungan : S= -a+MPSY
1
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skor maksimal 2
1.c Dengan rumu Y=C -mampu mencari nilai C -mampu mencari nilai Y
1 1
Skor maksimal 2
2.a Kurva konsumsi memiliki kemiringan yang positif, ini berarti kenaikan pendapatan akan menyebabkan kenaikan konsumsi
2 2.b Pada grafik tabungan, sebelum pendapatan mencapai 500, tabungan bernilai
negative (dissaving). Sementara itu setelah pendapatan melebihi 500 masyarakat baru dapat melakukan tabungan.
2
3.a Mampu mencari nilai MPC dengan rumus : MPC=ΔC = C2-C1
ΔY Y2-Y1
-Mampu mencari nilai APC dengan rumus : APC = C
Y
1
1
Skor maksimal 2
3.b -Mampu mengungkapkan makna dari besarnya MPC yakni :
Berapa banyak konsumsi akan bertambah jikapendapatan seseorang untuk dibelanjakan meningkat, karena itulah angkanya berkisar antara 0 dan 1.MPC bisa saja lebih dari angka 1 jika orang tersebut meminjam uang untuk membayar pengeluaran yang lebih tinggi dari pada pendapatan (konsumsi bertambah 0,5 karena pendapatan meningkat sebesar 400).
-Mampu mengungkapkan makna besar APC yakni :
Perbandingan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan disposable pada saat konsumsi dilakukan. Bila Y < C maka nilai APC >1. Jika Y>C maka nilai APC < 1.
2
2
Skor Maksimal 4
4.a - Dapat menentukan pilihan konsumsi dan pendapatan pada soal -Mampu mencari nilai MPC dengan rumus :
MPC=ΔC = C2-C1
ΔY Y2-Y1
-Mampu mencari nilai APC dengan rumus : APC = C
Y
1 1
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
-Mampu mencari nilai a dengan rumus : a = (APC-MPC)Y
-Dapat menggambarkan grafik fungsi konsumsi
1
1
Skor maksimal 5
4.b -Dapat menentukan pilihan tabungani dan pendapatan pada soal -Mampu mencari nilai MPC dengan rumus :
MPS=ΔS = S2-S1
ΔY Y2-Y1
-Mampu mencari nilai a dengan rumus : a = -S+MPSY atau a = (APS-MPS)Y
-Dapat menggambarkan grafik fungsi tabungan
1 1
1
1
Skor maksimal 4
5 Mampu mendeskripsikan hubungan antara pendapatan, konsumsi, tabungan, dan investasi, yaitu :
a. Pada pendapatan rendah, tabungan akan dipakai untuk membiayai konsumsi
b. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi c. Rumah tangga akan menabung pada pendapatan lebih tinggi
d. Pada suku bunga rendah, rumah tangga memiliki untuk berinvestasi dari pada menabung, dan sebaliknya
1
1 1 1
Skor maksimal 4
6.a 6.b
Mampu mendeskripsikan karakteristik dari kurva investasi, yaitu : -Pada dasarnya pendapatan tidak mempengaruhi investasi
-Tingkat bunga berpengaruh negative terhadap besarnya investasi, semakin tinggi tingkat suku bunga maka investasi yang dilakukan semakin rendah.
2 2 7 Mampu menjelaskan faktor yang harus dipertimbang untuk berinvestasi, yaitu :
-Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan -Tingkat suku bunga
-Ramalan mengenai keadaan ekonomidimasa depan -Kemajuan teknologi -Jumlah permintaan 1 1 1 1 1
Skor maksimal 5
8.a 8.b 8.c 8.d
Mampu mencari besarnya pendapatan nasional keseimbangan Mampu mencari besarnya konsumsi keseimbangan
Mampu mencari besarnya tabungan keseimbangan
Mampu menggambarkan grafik fungsi konsumsi, tabungan, dan investasi dalam
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
keadaan seimbang.
Total Skor Maksimal 48
3.6 Teknik Analisis Data
Tes yang baik adalah tes yang telah diuji tingkat validitas dan
reliabilitasnya. Berikut ini penjelasan mengenai pengujian validitas dan
reliabilitas.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan
kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Adapun langkah-langkah
untuk menguji validitas butir soal tes (Sundayana, 2010) adalah sebagai berikut:
1. Menghitung harga korelasi setiap butir soal dengan menggunakan rumus
korelasi Pearson Product Moment, yaitu :
rxy =
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
Dimana : rxy : Koefisien Korelasi
n : Jumlah responden
Y : jumlah skor total seluruh system
X : jumlah skor tiap item
2. Melakukan perhitungan uji t dengan rumus :
t hitung = √
√
Keterangan :
r = koefisien korelasi hasil r hitung
n = jumlah responden
3. Mencari ttabel dengan ttabel = tα (dk = n - 2), dengan α = 0,05
4. Membuat kesimpulan, dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jika thitung < ttabel, berarti tidak valid.
Untuk menghitung validitas item butir soal penelitian ini, menggunakan
bantuan SPSS versi 21 dan membandingkan Item-Total Correlation dengan r table
= 0,388.
Berikut ini dipaparkan uji validitas dan reliabilitas alat test yang akan
[image:31.595.110.514.289.676.2]digunakan sebagai alat pretest dan postest dalam penelitian.
Table 3.3
Hasil Uji Validitas Instrument Berpikir Kreatif Item-Total Statistik.
Soal Nomor Item-Total
Correlation
r table Tafsiran
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8d -.106 .388 Tidak Valid
Sumber : diolah dengan SPSS
Dari rangkuman hasil uji validitas pada table 3.3 diatas, dapat dilihat
bahwa nilai koefisien korelasi item total soal nomor 1a, 1b, 3a, 4a, 4b, 5, 6a, 6b,
dan 7 memberikan nilai signifikansi positif < 0.05. selain itu, koefisien korelasi
dikoreksi (corrected item-total correlation) untuk soal no 1a, 1b, 3a, 4a, 4b, 5, 6a,
6b, dan 7 memberikan nilai positif > r table = 0,388, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa 1a, 1b, 3a, 4a, 4b, 5, 6a, 6b, dan 7 memiliki validitas yang
memadai untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Pada
perhitungan validitas tes, Column Corrected Item-Total Correlation terlihat pada
soal nomor 1c, 2a, 2b, 3b, 8a, 8b, 8c, dan 8d yang nilai validitasnya tidak
memadai, berdasarkan diskusi antara peneliti dan pembimbing maka soal-soal
yang memiliki nilai validitas yang tidak memadai dibuang.
b. Uji reliabilitas
Dalam penelitian ini, validitas dihitung dengan menggunakan rumus alpha
cronbach, (Sugiono, 2006:24) r11 = ∑
keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas yang dicari
k = jumlah butir soal
= varians butir soal
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk koefisien reliabilitas yang menyatakan derajat keterandalan alat
evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J.P Guilford (Ruseffendi,
[image:33.595.119.504.254.400.2]2005:160), seperti pada table 3.4
Table 3.4
Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,90 < r11 < 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r11 < 0,90 Tinggi
0,40 < r11 < 0,60 Sedang
0,20 < r11 < 0,40 Rendah
r11 < 0,20 Sangat rendah
Selain dengan langkah diatas, reliabilitas suatu instrument dapat juga diuji
dengan bantuan program SPSS versi 21. Suatu instrument penelitian diindikasikan
memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70”. (Hair, Anderson, Tatham & Black, 1998) Dalam Kusnendi (2008:96).
Berikut ini disajikan hasil uji reliabilitas tes kemampuan berpikir kreatif
yang akan digunakan sebagai alat pretest dan posttest dalam penelitian.
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Cronbach’s Alpha N of Items
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasil perhitungan SPSS versi 21 memberikan nilai Cronbach’s Alpha
untuk keseluruhan skala pengukuran sebesar 0,718. Nilai Cronbach’s Alpha jelas
berada diatas batas minimal 0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa tes
kemampuan berpikir kreatif siswa mempunyai reliabilitas yang baik (data
terlampir).
c. Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah soal merupakan kemampuan suatu soal untuk dapat
membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang
berkemampuannya rendah. Sebuah soal dikatakan memiiki daya pembeda yang
baik bila peserta didik yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, dan peserta
didik yang kurang pandai tidak dapat mengerjakan dengan baik. Discrimminatory
Power (Daya pembeda) dihitung dengan menggunakan bantuan aplikasi Anatest. Untuk mengklasifikasikan daya pembeda soal, digunakan interpretasi daya
pembeda yang dikemukakan oleh Suherman dan Kusuma (1990). Interpretasi itu
[image:34.595.109.519.465.592.2]disajikan dalam table berikut :
Table 3.6
Interpretasi Daya Pembeda
Rentang Kategori
DP < 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP < 0,20 Jelek
0,20 < DP < 0,40 Cukup
0,40 < DP < 0,70 Baik
0,70 < DP < 1,00 Sangat Baik
Daya pembeda soal instrument berpikir kreatif siswa yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain dipaparkan dalam table berikut :
Table 3.7
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Item soal Daya pembeda Tafsiran
1a 0,78 Sangat baik
1b 0,57 Baik
3a 0,37 Cukup
4a 0,45 Baik
4b 0,47 Baik
5 0,78 Sangat baik
6a 0,88 Sangat baik
6b 0,38 Cukup
7 0,28 Cukup
Sumber : diolah dengan Anatest
Merujuk pada klasifikasi daya pembeda pada table 3.6 dan table 3.7 dapat
disimpulkan bahwa instrument yang dijadikan alat ukur dalam penelitian pada
interpretasi cukup, baik, dan sangat baik. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
soal-soal yang digunakan dalam pengukuran, sudah baik dalam membedakan antara
peserta didik kelompok atas, dengan peserta didik kelompok bawah.
d. Tingkat kesukaran soal
Tingkat kesukaran suatu item menunjukkan apakah butir soal termasuk
sukar, sedang ataupun mudah. Tingakat kesukaran soal inipun dihitung dengan
menggunakan bantuan Anatest. Adapun kriteria untuk tingkat kemudahan soal
[image:35.595.118.507.112.325.2]dapat dilihat pada table berikut :
Table 3.8
Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Rentang Kategori
0,00 < TK < 0,30 Sukar
0,31 < TK < 0,70 Sedang
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tingkat kesukaran soal instrument berpikir kreatif siswa yang digunakan
[image:36.595.126.498.213.433.2]dalam pebelitian ini antara lain dipaparkan dalam table berikut :
Table 3.9
Tingkat kesukaran soal instrument berpikir kreatif siswa Item Soal Tingkat Kesukaran Taksiran
1a 0,61 Sedang
1b 0,72 Mudah
3a 0,81 Mudah
4a 0,48 Sedang
4b 0,52 Sedang
5 0,42 Sedang
6a 0,44 Sedang
6b 0,56 Sedang
7 0,58 Sedang
Sumber : diolah dengan Anatest
Merujuk pada klasifikasi tingkat kesukaran soal pada table 3.8 dan 3.9,
maka dapat dilihat dan disimpulkan bahwa hasil perhitungan tingkat kesukaran
instrument tes berpikir kreatif pada table 3.9, maka yang dijadikan alat ukur dalam
penelitian ini termasuk pada klasifikasi yang seimbang antara soal yang mudah
dan sedang, hal tersebut bearti bahwa soal-soal yang digunakan dalam pengukuran
memiliki tingkat kesukaran yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Setelah melakukan penelitian, data yang diperoleh dari skor pretes dan skor
postest kemampuan berpikir kreatif siswa. Adapun data pretes dan postes digunakan untuk melihat peningkatan N-Gain kemampuan berpikir kreatif siswa.
Menghitung Normalisasi Gain antara nilai rata-rata pretest dan nilai rata-rata
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
[image:37.595.161.468.196.310.2]
Tabel 3.10
Kriteria Peningkatan Gain
Gain Ternormalisasi (G) Kriteria Peningkatan G < 0,5 Peningkatan rendah
0,5 ≤G ≤0,7 Peningkatan sedang
G > 0,7 Peningkatan tinggi
Sedangkan data postest digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
berdasarkan desain factorial. Pengolahan data menggunakan analisis univariate.
Dalam penelitian ini melibatkan variabel faktor sekolah yaitu SMAK 3 Bina Bakti
dan SMAN 1 Parongpong dan variabel dependen yaitu teknik pembelajaran
treffinger dan pembelajaran biasa. Penelitian ini diawali dengan menguji persyaratan statistic yang diperlukan sebagai dasar dalam pengujian hipotesis antara
lain :
1. Melakukan uji normalitas.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat
untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Uji normalitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan SPSS 21 untuk menguji apakah sampel yang
diselidiki berdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan kaidah Asymp Sig atau
nilai p. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan terhadap skor pretest dan
postest, baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol. Interpretasi hasil uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai sig.
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Jika nilai sig lebih besar dari tingkat alpha 5% (sig > 0,05), dapat
disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang sebarannya berdistribusi
normal.
b. Jika nilai sig lebih kecil dari tingkat alpha 5% (sig < 0,05), dapat
disimpulkan bahwa data tersebut menyimpang atau berdistribusi tidak
normal.
2. Melakukan uji homogenitas
Asumsi pada analisis ini adalah bahwa data memiliki varian dank ovarian
yang sama. Uji asumsi homogenitas ada dua yaitu sebagai berikut :
a. Uji kesamaan varian (Uji Levene’s)
Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan varian antar kelompok
data. Kriteria yang digunakan yaitu Signifikansi < 0,05 maka
disimpulkan bahwa varian kelompok data berbeda, dan jika Signifikansi
> 0,05 maka disimpulkan bahwa varian kelompok data adalah sama.
b. Uji kesamaan kovarian (Uji Box’s M)
Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan kovarian dari kelompok
data yang digunakan. Kriteria yang digunakan yaitu jika Signifikansi <
0.05 maka disimpulkan bahwa kovarian data adalah berbeda, dan jika
Signifikansi > 0,05 maka disimpulkan bahwa kovarian data adalah sama.
3. Uji Analisis dua jalur dengan bantuan SPSS versi 21
Uji ini untuk menjawab hipotesis penelitian sebagai berikut :
a. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang menggunakan
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara SMAK 3 Bina Bakti
dengan SMAN 1 Parongpong yang menggunakan teknik pembelajaran
treffinger.
c. Interaksi antara jenis sekolah dengan teknik pembelajaran yang digunakan
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
3.7Prosedur Penelitian
3.7.1 Prosedur Penelitian di SMAK 3 Bina Bakti
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 28 maret 2014 sampai dengan 9
mei 2014. Prosedur untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
1. Sampel dipilih 2 kelas dari seluruh kelas yang ada di SMAK 3 Bina Bakti
Hasilnya, terpilih kelas X-1 dan X-2
2. Sebelum mendapatkan pelajaran ekonomi siswa diberi pretes untuk
melihat kemampuan awal berpikir kreatif siswa. Dari hasil pretes dapat
dipilih kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Dari pemilihan kelas X-1 (26 siswa) sebagai kelas eksperimen dan kelas
X-2 (25 siswa) sebagai kelas kontrol
4. Pemberian pelajaran ekonomi dengan teknik pembelajaran treffinger pada
kelas eksperimen dan pemberian pelajaran ekonomi dengan pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol.
5. Setelah mendapat pelajaran ekonomi, kedua kelompok memperoleh tes
kemampuan berpikir kreatif (postes). Tujuannya agar diketahui
kemampuan berpikir kreatif siswa pada masing-masing kelompok setelah
menggunakan teknik pembelajaran treffinger dan kelompok yang
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.7.2 Prosedur Penelitian di SMAN 1 Parongpong
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 18 maret 2014 sampai dengan 8 mei
2014. Prosedur untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
1. Sampel dipilih 2 kelas dari seluruh kelas yang ada hasilnya, terpilih kelas
X-A dan X-D
2. Sebelum mendapatkan pelajaran ekonomi siswa diberi pretes untuk
melihat kemampuan awal berpikir kreatif siswa. Dari hasil pretes dapat
dipilih kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Dari pemilihan kelas X-D (30 siswa) sebagai kelas eksperimen dan kelas
X-A (29 siswa) sebagai kelas kontrol
4. Pemberian pelajaran ekonomi dengan teknik pembelajaran treffinger pada
kelas eksperimen dan pemberian pelajaran ekonomi dengan pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol.
5. Setelah mendapat pelajaran ekonomi, kedua kelompok memperoleh tes
kemampuan berpikir kreatif (postes). Tujuannya agar diketahui
kemampuan berpikir kreatif siswa pada masing-masing kelompok setelah
menggunakan teknik pembelajaran treffinger dan kelompok yang
menggunakan pembelajaran biasa atau konvensional
Secara garis besar prosedur penelitian ini digambarkan pada bagan di
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAGAN 1
PROSEDUR PENELITIAN
Persiapan penelitian
Penyusunan Instrumen Penentuan subyek penelitian
pretest) Perumusan Masalah
Uji coba butir soal
Studi Lapangan Studi Kepustakaan
Butir soal hasil revisi
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Pembelajaran treffinger Pembelajaran konvensional
postest
Analisis data
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan peneliti, analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan pada bab IV mengenai teknik pembelajaran treffinger
diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah.
Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah :
1. Dengan menggunakan teknik pembelajaran Treffinger lebih efektif
dibanding dengan menggunakan pembelajaran konvensional dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Artinya bahwa
dengan menggunakan teknik pembelajaran treffinger dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara SMAK
3 Bina Bakti dengan SMAN 1 Parongpong yang menggunakan teknik
pembelajaran treffinger. Artinya bahwa kemampuan berpikir kreatif
siswa yang menggunakan teknik pembelajaran treffinger di SMAK 3
Bina Bakti lebih efektif dibanding dengan siswa yang menggunakan
teknik pembelajaran treffinger di SMAN 1 Parongpong.
3. Tidak terdapat pengaruh interaksi antara jenis sekolah dengan teknik
pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa. Artinya siswa yang memperoleh teknik
pembelajaran treffinger memperoleh nilai yang lebih baik dalam
kemampuan berpikir kreatif dibanding dengan siswa yang memperoleh
pemebelajaran konvensional. Dengan demikian, pada semua jenis
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran treffinger lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional.
5.2Saran
1. Teknik pembelajaran treffinger merupakan salah satu teknik
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
Untuk itu para guru dapat menggunakan teknik pembelajaran treffinger
dengan cara :
A. Pada tahap 1 yaitu diawal pembelajaran guru menjelaskan secara
garis besar materi yang akan dipelajari dan memberikan
pemanasan untuk menumbuhkan suasana yang dapat membuka diri
siswa dengan cara mengajukan pertanyaan melalui gambar.
Dengan tujuan siswa merasa bebas dan aman untuk membuka
pikiran dan perasaannya, kemudian membagi siswa dalam
beberapa kelompok secara heterogen ; memberikan suatu masalah
yang menghasilkan gagasan dikerjakan secara kelompok untuk
didiskusikan dan guru membimbing siswa melakukan diskusi ;
memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk
memaparkan hasil diskusinya ; membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan materi yang telah dipelajari.
B. Pada tahap II yaitu menjelaskan secara garis besar materi yang
akan dipelajari hari itu ; memberikan suatu masalah untuk
dikerjakan secara pribadi dan membimbing siswa untuk
menyelesaikan masalah tersebut ; memberikan suatu masalah
(analog) untuk didiskusikan dan mengarahkan siswa untuk
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya ; membimbing
siswa untuk membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
C. Pada tahap III yaitu : menjelaskan secara garis besar materi yang
akan dipelajari hari itu ; membimbing siswa untuk menemukan
fakta dengan mengarahkan siswa untuk menulis beberapa
pertanyaan ; membimbing siswa untuk memilih salah satu atau
lebih dari beberapa pertanyaan yang mereka anggap relevan dan
berkaitan antara satu dengan yang lain ; membimbing siswa untuk
menjawab pertanyaan yang sudah dipilih. Kemudian pertanyaan
tersebut dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan yang lebih
mendalam dan membutuhkan beberapa jawaban. guru
membimbing siswa untuk memilih langkah-langkah yang paling
relevan dalam menyelesaikan suatu masalah ; memberikan reward ;
guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi yang
telah dipelajari.
2. Bagi pemegang amanah pimpinan pada suatu sekolah, diharapkan
dapat memfasilitasi para guru dengan berbagai pelatihan sehingga guru
dapat menjadi lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan, sehingga prestasi peserta didik pun
menjadi lebih meningkat.
3. Pihak sekolah diharapkan untuk lebih memberikan fasilitas dan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri tidak
hanya di kelas, tetapi juga di luar kelas untuk mengikuti berbagai
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
peserta didik didorong untuk berkarya dan mencetak prestasi, hal ini
akan mendorong mereka untuk belajar lebih giat
4. Apabila kemampuan berpikir kreatif siswa tidak bisa ditingkatkan
dengan teknik pembelajaran treffinger perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai faktor lain yang mempengaruhi kemampuan berpikir
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alexander. (2007). Psycology In Learning and Instruction. Upper Saddle River. N.J. Meril/ Prentice Hall.
Baharuddin dan Wahyuni. (2010) Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : AR-RUZZ MEDIA
Creswell, Jhon W. (2012). Education Research : Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and Qualitative Research Fouth Edition. Boston : Pearson Education. Inc
Darminto, Bambang Priyo. (2010). Peningkatan Kreativitas Dan Pemecahan Masalah Bagi Calon Guru Matematika Melalui Pembelajaran Model Treffinger. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta
Daties, M. Mariana. 2010. Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran IPS Kelas VII Pokok Bahasan Kreativitas dalam Tindakan Ekonomi di SMP Negeri 143 Jakarta Utara). Tesis
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Filsaime, Dennis K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Hergenhahn, B.R, Olson, Mathew H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar) edisi ketujuh. Jakarta : Prenada Media Group.
Imas Teti Rohaeti, Bambang Avip Priatna, Endang Dedy, 2013 dalam penelitian yang berjudul Penerapan Model Treffinger Pada pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP (http://journal.fpmipa.upi.edu/index.php/jopmk/article/view/41/35), diakses 17 januari 2014
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
Kusumaryono, R.Suyato. (2013) Model Pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas nyata pada mata pelajaran muatan local pendidikan lingkungan hidup. Disertasi
Mar’at, S., 2012. Psikologi Perkembanga, Bandung : Remaja Rosda Karya
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:Rosda
Munandar, Utami. 1984. Memupuk Bakat Dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.
. , 1992. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia
. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Maimunah, Sharif. 2001 Pembelajaran Secara Konstruktivisme/ Pusat Perkembangan Kurikulum, Kementerian Pendidikan Malaysia. Bibliografi: ms. 38 ISBN 983-2340-32-2. Dalam (http://web.moe.gov.my/bpk/bsk/bpanduan/konstruktivisme.pdf) diakses 17 januari 2014
Nisa, Titin Faridatun. (2011). Pembelajaran Matematika Dengan Setting Model Treffinger Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa. Vol 1, No. 1. Jurnal Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniawati. 2010. Strategi Pengembangan
Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana
Relita, Dessy Triana. 2010. Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran IPS-Ekonomi.(Studi eksperimen di SMA Nusantara Indah Sintang Kalimantang Barat). Tesis
Ruseffendi. 1998. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang-bidang Noneksakta Lainnya . Semarang: IKIP Semarang Press.
Agustina Butar-Butar, 2014
Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sarson Wiliyatimas DJ. Pomalato (2005). Dalam penellitian yang berjudul Pengaruh penerapan model treffinger pada pembelajaran matematika dalam mengembangkan kemampuan kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa. Disertasi
Sarson Wiliyatimas DJ. Pomalato (2006). Dalampenelitian yang berjudul Mengembangkan Kreativitas Matematika Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger. No. 1/XXV/2006. Jurnal.
Supriadi, (2001). Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung : Alfabeta
Treffinger, Donald J,. Dan Isaken, Scott G. (2013). Teaching and Applying Creative Problem Solving; Implications For At-Risk Students. Jurnal Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Konsep.
Landasa, dan Implementasinya pada KTSP). Jakarta : Kencana
Trimo, Lavyanto. 2006. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : CV CITRA PRAYA