• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE KIBAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE KIBAR."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-

QUR’AN

ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI

METODE KIBAR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B2 TK Negeri Pembina Sadang Serang Tahun Pelajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Menempuh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh Rita Mawarni

1009937

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK

(2)

METODE KIBAR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B2 TK Negeri Pembina Sadang Serang Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh Rita Mawarni

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

©Rita Mawarni 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

(3)
(4)
(5)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-

QUR’AN

ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI

METODE KIBAR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B2 TK Negeri Pembina Sadang Serang Tahun Pelajaran 2014/2015)

Rita Mawarni 1009937

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemukan di Kelompok B2 TK Negeri Pembina Sadang Serang yaitu kemampuan anak membaca Al-Qur’an masih belum optimal dan belum sesuai dengan target keberhasilan yang diharapkan. Permasalahan tersebut menuntut perlunya suatu metode pembelajaran untuk menanganinya. Metode pembelajaran Al-Qur’an yang dikembangkan adalah metode kibar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang penerapan metode kibar dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak di Kelompok B2 TK Negeri Pembina Sadang Serang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 18 anak terdiri dari 9 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kuantitatif dengan pelaksanaan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Kondisi awal kemampuan membaca Al-Qur’an anak di kelompok B2 TK Negeri Pembina Sadang Serang berada pada kategori lancar (L) yaitu sebanyak 11%, cukup lancar (CL) sebanyak 22% dan tidak lancar (TL) sebanyak 67%. Namun setelah penerapan metode kibar, kemampuan membaca Al-Qur’an anak mengalami peningkatan. Siklus pertama kategori lancar (L) sebanyak 44%, cukup lancar (CL) sebanyak 28% dan tidak lancar (TL) sebanyak 28%. Siklus kedua kategori lancar (L) sebanyak 89%, cukup lancar (CL) sebanyak 11% dan tidak lancar (TL) sebanyak 0%. Kesimpulan peneliti tidak melanjutkan pada siklus berikutnya karena sudah mencapai target tingkat keberhasilan yaitu 80-99%. Rekomendasi yang diberikan untuk guru anak usia dini yaitu metode kibar ini dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak.

(6)

IMPROVING THE ABILITY TO READ AL-

QUR’AN

KINDERGARTEN CHILDREN THROUGH

METHODS KIBAR

(In The Classroom Action Research Group B2 State Pembina Sadang Serang Kindergarten Academic Year 2014/2015)

Rita Mawarni 1009937

ABSTRACT

This research is motivated by the problems found in Group B2 State Pembina Sadang Serang kindergarten namely children's ability to read the Qur'an is not optimal and does not meet the target of the expected success. These problems require the need for a method of learning to handle it. Qur'an learning methods developed is a method of kibar. The purpose of this study was to obtain an overview of the application of methods kibar to improve the ability to read the Qur'an kindergarten children in Group B2 State Pembina Sadang Serang. This study uses a class action research. Subjects in this study were 18 children consisted of 9 boys and 9 girls. Data collection techniques in this research through interviews, observation, and documentation. Technical analysis of the data used is descriptive quantitative data analysis with the implementation of several stages including data reduction, data display, and conclusion. Initial conditions the ability to read the Qur'an kindergarten children in group B2 State Pembina Sadang Serang is the current category (L) is as much as 11%, quite smoothly (CL) by 22% and non-current (TL) as much as 67%. However, after the application of methods kibar, the ability to read the Quran children has increased. The first cycle current category (L) by 44%, quite smoothly (CL) by 28% and non-current (TL) as much as 28%. The second cycle current category (L) as much as 89%, quite smoothly (CL) by 11% and non-current (TL) as much as 0%. The researchers' conclusion does not continue in the next cycle because it has reached the target level of success that is 80-99%. Recommendations are given for early childhood teachers are kibar this method can be used as an alternative to improve the ability of children to read the Qur'an.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha dalam rangka membimbing anak didik terhadap perkembangan jasmani dan rohaninya untuk menjadikan bekal kelak di masa depan yang mempunyai kepribadian utama, kebaikan dan kegemaran pekerja untuk kepentingan tanah air (Mansur, 2005). Salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan adalah Pendidikan Anak Usia Dini yang menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik dan motorik. Salah satu kemampuan yang harus dikembangkan adalah kemampuan berbahasa yang erat kaitannya dengan kemampuan membaca.

Membaca adalah aktivitas yang cukup kompleks, dimana sedikit masalah yang timbul dapat memperlambat atau mengganggu proses ini. Tidak mengherankan jika anak-anak menghadapi lebih banyak masalah dalam membaca dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Mengajari anak belajar membaca bukan tugas yang mudah, khususnya membaca Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat jibril, sebagai hujjah (argumentasi) baginya dalam mendakwahkan kerasulannya dan sebagai pedoman hidup bagi manusia yang dapat dipergunakan untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta sebagai media untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan membacanya (Tim Dosen PAI UPI, 2009: 36).

(8)

Sebagaimana penegasan Allah dalam Al-Qur’an, bahkan terulang sebanyak empat kali dalam QS. Al-Qamar ayat 17, 22, 32, 40, yang antara lain ialah :

”Dan sungguh telah Kami beri kemudahan bagi Al-Qur’an untuk

dipelajari. Maka, adakah yang mau mempelajarinya?”. (QS. Al-Qamar: 17)

Pentingnya belajar membaca dan menulis Al-Qur’an juga tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan pasal 24, menyatakan bahwa:

1) Pendidikan Al-Qur’an bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan kandungan Al-Qur’an. 2) Pendidikan Al-Qur’an terdiri dari Taman kanak- kanak Al-Qur’an (TKQ),

Taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Talimul Al-Qur’an Lil Aulad (TQA) dan bentuk lain yang sejenis.

3) Pendidikan Al-Qur’an dapat dilaksanakan secara berjenjang dan tidak berjenjang.

4) Penyelenggaraan pendidikan Al-Qur’an dipusatkan di masjid, musholla, atau tempat lain yang memenuhi syarat.

5) Kurikulum Pendidikan Al-Qur’an adalah membaca, menulis dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an, Tajwid serta menghafal doa-doa utama.

Membaca dan memahami Al-Qur’an sangat penting bagi umat islam karena Al-Qur’an merupakan sumber utama bagi umat islam dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Al-Qur’an bagi manusia dapat berfungsi sebagai petunjuk, sebagai sumber hukum, serta sebagai peringatan dan pelajaran.

(9)

dihindarkan. Al-Qur’an sebagai sumber pokok ajaran islam berarti tempat dari mana ajaran-ajaran islam berasal dan dikeluarkan. Sedangkan Al-Qur’an sebagai peringatan dan pelajaran berarti memperingatkan manusia tentang Tuhannya yang esa, tentang fungsinya dalam kehidupan, tentang tugasnya hidup didunia, tentang tujuan hidupnya, tentang kehidupannya di dunia dan nasibnya setelah meninggal dunia kelak (Tim Dosen PAI UPI, 2009: 44).

Hasil observasi peneliti yang dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 5 Desember 2014 di TK Negeri Pembina Sadang Serang masih banyak menemukan berbagai permasalahan yang terjadi dikelas. Berdasarkan hasil observasi terdapat 2 anak yang sudah dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar, 4 orang anak bisa membaca huruf hijaiyah tetapi masih sering tertukar dan 12 orang anak masih belum mengenal huruf hijaiyah dan tidak dapat membedakan huruf yang satu dengan yang lain. Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an perlu ditingkatkan. Kemampuan tersebut dapat mudah ditingkatkan apabila metode yang digunakan mudah diingat anak dan menarik untuk anak sehingga anak tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Berkaitan dengan masalah diatas untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan memilih dan menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran anak usia dini. Penggunaan metode mendapat posisi yang penting di dalam proses pengajaran yang berlangsung, karena keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan salah satunya dengan penggunaan metode yang tepat. Menurut Usman (1993: 92), semua strategi itu baik dan setiap strategi mengandung keaktifan belajar, hanya kadar dan bobotnya saja yang berbeda.

Beberapa metode membaca Al-Qur’an yang telah banyak dikembangkan

di Indonesia antara lain adalah: 1) metode Iqro’, 2) metode Qiroaty, 3) metode Al

(10)

Salah satu metode yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK adalah melalui Metode Kibar. Metode Kibar adalah metode membaca Al-Qur’an yang lebih menekankan pada penguasaan makharijul hurufnya. Metode yang dimulai dari huruf yang hampir sama bunyinya, dan lafadznya. Metode akseleratif yang langsung mengenalkan huruf sambungnya dan tidak banyak pengulangan contoh-contohnya, sehingga lebih cepat dan fasih dalam membaca Al-Qur’an (Sholihuddin: 2011).

Metode Kibar muncul sebagai salah satu bentuk pengembangan dari

metode Iqro’ yang sudah ada sebelumnya. Pengenalan huruf pada buku Kibar

diawali dengan huruf-huruf yang hampir sama bunyi atau bentuknya. Oleh karena

itu, dua huruf tersebut selalu “didampingkan”, supaya anak lebih peka terhadap

perbedaan bunyi atau bentuk sejak awal belajar. Hal itu dapat menjadikan anak lebih tepat dalam melafalkan makharijul huruf (Maimanati: 2003).

Metode Kibar memiliki keunikan dan kemudahan dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an. Penggunaan Metode Kibar diharapkan akan dapat mengembangkan kemampuan dan secara tidak langsung akan menambah pembendaharaan huruf hijaiyah anak dan dapat memberikan konstribusi pada guru untuk meningkatkan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dari permasalahan ini peneliti

mengangkat judul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Kibar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi awal kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK?

2. Bagaimana penerapan Metode Kibar dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK setelah penerapan Metode Kibar?

(11)

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK. 2. Untuk mengetahui penerapan Metode Kibar dalam meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK.

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK setelah penerapan Metode Kibar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman kepada peneliti mengenai cara melakukan penelitian, sehingga dapat lebih terampil dalam melakukan penelitian selanjutnya. Serta menambah pengetahuan mengenai cara mengembangkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK.

2. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi guru dalam menerapkan pembelajaran yang dapat lebih efektif guna meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak melalui Metode Kibar sehingga materi yang disampaikan lebih bermakna. Serta dapat menjadi salah satu alternatif kegiatan yang dapat digunakan dalam mengajarkan anak dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK.

3. Bagi Anak Usia Dini

Hasil penelitian ini memberikan manfaat berupa pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak, diharapkan anak menjadi lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar, dan anak juga dilatih untuk dapat mampu membaca Al-Qur’an sejak dini.

(12)

Penelitian ini sebagai sumber informasi dan referensi kajian dalam pengambilan keputusan menyangkut peningkatan profesionalisme guru dan pencapaian kualitas pendidikan sekolah, serta memberikan pengetahuan seputar cara memfasilitasi anak sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya yang disesuaikan dengan kondisi peserta didiknya.

5. Bagi Orang Tua

Penelitian ini diharapkan dapat membantu orang tua dalam mengajarkan membaca Al-Qur’an pada anak. Serta memberikan pengetahuan mengenai metode yang dapat digunakan guna meningkatkan kemampuan membaca

Al-Qur’an anak yang sesuai tahapan-tahapan tumbuh kembang anak dengan memahami kemampuan yang dimiliki anak berdasarkan tumbuh kembangnya.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima Bab. Adapun rangkuman pembahasannya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur penelitian.

Bab II Kajian Teori

(13)

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, penjelasan istilah, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknis analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pernyataan dalam rumusan masalah yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan peneliti selama berada di tempat penelitian.

Bab V Simpulan dan Rekomendasi

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di TK Negeri Pembina Sadang Serang Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah anak TK Negeri Pembina Sadang Serang di Kelompok B2 yang bejumlah 18 orang, terdiri dari 9 orang anak perempuan dan 9 orang anak laki-laki.

B. Desain Penelitian

Beberapa ahli mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi (Arikunto, dkk 2010: 16). Adapun penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

(15)

1. Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan kelas

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah dalam pelaksana peneliti harus berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat-buat. Ketika mengajukan laporan penelitiannya, peneliti tidak melaporkaan seperti apa perencanaan yang dibuat karena langsung melaporkan pelaksanaan. Oleh karena itu, bentuk dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan yang dilakukan mulai dari persiapan sampai penyelesaian.

3. Tahap 3 : Pengamatan (observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan ini dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, peneliti yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan pengamatan balik terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, peneliti mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

4. Tahap 4 : Refleksi (reflecting)

(16)

kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) atau disingkat PTK yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru dalam melaksanakan penelitian. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Menurut Harjodipuro dalam Agustin (2009: 7) penelitian tindakan kelas adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. Menurut Hopkins dalam Wiriatmadja (2005: 12) penelitian tindakan kelas merupakan kajian sistematis dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Menurut Arikunto (2010: 129-130) penelitian tindakan kelas merupakan suatu perencanaan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Ciri utama dalam penelitian tindakan kelas adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dan anggota kelompok sasaran. PTK adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang dimanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

(17)

mengetahui bagaimana sebenarnya melaksanakan PTK itu. Secara berpartisipatif kita bekerja sama dengan mereka, sebagai mitra peneliti langkah demi langkah.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses yang terdiri 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Tahapan-tahapan tersebut membentuk satu siklus sehingga dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak Taman Kanak-kanak khususnya di TK Negeri Pembina Sadang Serang. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu rumusan tentang sistematika pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan metode Kibar, sehingga menghasilkan perubahan, perbaikan dan peningkatan dalam kemampuan membaca Al-Qur’an anak Taman Kanak-kanak.

Adapun prosedur dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi masalah yang ada di TK Negeri Pembina Sadang Serang. Berdasarkan hasil pengamatan di TK Negeri Pembina Sadang Serang tersebut terdapat beberapa masalah dalam kemampuan membaca Al-Qur’an anak yang masih rendah. Hal ini terlihat saat anak membaca huruf hijaiyah masih sering diulang karena belum lancar dalam membaca huruf hijaiyah. Salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan metode yang kurang menarik dan membuat anak cepat bosan. Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang tepat dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK Negeri Pembina Sadang Serang.

2. Perencanaan Tindakan

(18)

tindakan, membuat lembar wawancara untuk Guru, menetapkan indikator, mempersiapkan perekaman data seperti kamera digital atau video, melaksanakan simulasi cara penerapan metode Kibar.

3. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran membaca Al-Qur’an dilakukan dengan menggunakan metode Kibar. Penerapan metode kibar dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru terhadap anak diantaranya adalah guru menentukan metode yang akan diberikan yaitu metode Kibar A untuk anak TK, serta mempersiapkan berbagai fasilitas yang diperlukan, baik berupa rancangan kegiatan atau media pembelajaran.

4. Pengamatan (observasi)

Pada tahap ini peneliti menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan anak. Peneliti mengamati segala aktivitas yang dilakukan guru dan anak. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua proses yang terjadi dalam pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak melalui penerapan metode Kibar. Peneliti juga melakukan diskusi dengan guru tentang pelaksanaan metode Kibar yang telah dilakukan, mencatat semua kelemahan, baik ketidaksesuaian antara tindakan dengan skenario maupun respons anak yang berbeda dengan yang diharapkan. Pengamatan yang dilakukan pada siklus I memberikan pengaruh pada penyusunan tindakan siklus berikutnya, kemudian hasil pengamatan didiskusikan bersama guru sehingga dapat memvariasikan pengembangan membaca Al-Qur’an dengan penerapan metode Kibar.

5. Refleksi

(19)

D. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memberikan arti terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, perlu peneliti jelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK adalah kemampuan membaca huruf-huruf hijaiyah, dalam metode ini menggunakan buku Kibar A yaitu dimulai dari huruf yang hampir sama bunyi dan bentuknya, membaca dengan menyambung huruf hijaiyah, membaca dengan bacaan Mad (panjang), membaca huruf hijaiyah berharakat Fathah tanwin, dan setiap halaman terdapat huruf Hijaiyah sebagai pengingat.

2. Metode Kibar merupakan metode yang disusun secara aplikatif dan efektif, sehingga memberikan kemudahan bagi anak untuk dapat membaca Al Qur’an dengan baik dan benar dalam tempo relatif singkat. Metode Kibar transformasi dari singkatan Kreatif, Inovatif, Brilian, Aktif, Religius Sholihuddin ( 2011). Metode kibar pada penelitian ini adalah menggunakan buku metode kibar A.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Anak Kelompok B2 TK Negeri Pembina Sadang Serang

Variabel Sub

Variabel

Indikator Kriteria Penilaian

(20)
(21)
(22)

Menurut Sugiyono (2007), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan panca indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi partisipan (participant observation), pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamati seolah-olah merupakan bagian dari mereka (Undang, 2008: 56-57).

Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK Negeri Pembina Sadang Serang kelompok B2 sehingga dapat menjadi tolak ukur sehingga dalam penerapan metode Kibar menjadi lebih efektif.

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Anak Kelompok B2 TK Negeri Pembina Sadang Serang

Nama Anak :

Usia :

Hari/Tanggal :

No Indikator Penilaian

L CL TL

Membaca huruf hijaiyah yang hampir sama bunyi dan bentuknya

1.

2.

3.

4.

5.

Membaca dengan menyambung huruf hijaiyah

6.

7.

(23)

9.

10.

Membaca huruf hijaiyah dengan bacaan Mad (panjang)

11.

12.

13.

14.

15.

Membaca huruf hijaiyah berharakat Fathah Tanwin

16.

17.

18.

19.

20.

Keterangan:

L (Skor 3): Lancar (Anak bisa membaca huruf hijaiyah yang hampir sama bunyi dan bentuknya, menyambung huruf hijaiyah, huruf hijaiyah

bacaan Mad (panjang) & huruf hijaiyah berharakat Fathah Tanwin) CL (Skor 2): Cukup Lancar (Anak bisa membaca huruf hijaiyah yang hampir sama bunyi dan bentuknya, menyambung huruf hijaiyah, huruf

hijaiyah bacaan Mad (panjang) & huruf hijaiyah berharakat Fathah

Tanwin tetapi masih sering tertukar)

TL (Skor 1): Tidak Lancar (Anak belum bisa membaca huruf hijaiyah yang hampir sama bunyi dan bentuknya, menyambung huruf hijaiyah,

huruf hijaiyah bacaan Mad (panjang) & huruf hijaiyah berharakat

Fathah Tanwin)

2. Wawancara

(24)

wiriaatmadja (2012: 117) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Sedangkan menurut Hopkins dalam wiriaatmadja (2012: 117) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika peneliti akan melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti akan mengetahui hal-hal dari respondennya (Sugiyono, 2010: 157).

Wawancara dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran umum mengenai kemampuan membaca Al-Qur’an anak di TK Negeri Pembina Sadang Serang sehingga dapat menjadi acuan dalam penerapan metode yang lebih efektif khususnya penerapan metode Kibar.

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Anak Kelompok B2 TK Negeri Pembina Sadang Serang

Nama : Jabatan : Hari/Tanggal :

No Pernyataan Keterangan

1. Bagaimana kondisi awal kemampuan membaca Al-Qur’an anak TK?

2. Metode apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an?

3. Apa pertimbangan ibu dalam pemilihan metode dalam pembelajaran Al-Qur’an?

4. Bagaimana respon anak terhadap penerapan metode yang ibu berikan?

5. Apa kendala ibu dalam penerapan pembelajaran Al-Qur’an?

3. Dokumentasi

(25)

dll. Pengumpulan data tersebut diperlukan sebagai dokumentasi yang menggambarkan upaya peneliti dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak Taman Kanak-kanak melalui penerapan metode Kibar.

G. Teknik Analisis Data

Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah. Analisis data merupakan suatu proses memilih, memilah, membuang dan menggolongkan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dengan melakukan beberapa tahapan, diantaranya reduksi data, display data, dan verifikasi (Sugiyono, 2008: 337).

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan dicatat dan diteliti secara rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Peneliti akan menetapkan tujuan yang akan dicapai setiap akan mereduksi data.

2. Display Data

Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcart dan sejenisnya yang berbentuk teks bersifat naratif. Dengan display data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. 3. Verifikasi

(26)

Mencari persentase dengan rumus :

F

P = X 100% n

(27)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak melalui metode kibar di TK Negeri Pembina Sadang Serang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan membaca Al-Qur’an anak di TK Negeri Pembina Sadang Serang sebelum diterapkan metode kibar (pra siklus) terlihat belum optimal. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa pada kategori L (Lancar) 11%, kategori CL (Cukup Lancar) 22% dan kategori TL (Tidak Lancar) 67%. Sebagian besar anak kelompok B2 belum bisa membaca huruf hijaiyah yang hampir sama bunyi dan bentuknya, membaca dengan menyambung huruf hijaiyah, membaca huruf hijaiyah dengan bacaan Mad (panjang) dan membaca huruf hijaiyah berharakat Fathah Tanwin. Selain itu, metode pembelajaran Al-Qur’an yang digunakan masih belum optimal. Hal ini disebabkan kurang variatifnya metode pembelajaran yang digunakan saat kegiatan pembelajaran Al-Qur’an berlangsung sehingga membuat anak merasa jenuh dan tidak menyenangkan.

(28)

3. Kemampuan membaca Al-Qur’an anak setelah diterapkan metode kibar di TK Negeri Pembina Sadang Serang mengalami peningkatan yang signifikan dari pra siklus hingga siklus kedua. Observasi awal menunjukkan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an anak yang berada pada kategori lancar yaitu sebanyak 11%, kategori cukup lancar sebanyak 22% dan kategori tidak lancar sebanyak 67%. Pada siklus pertama menunjukkan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an anak yang berada kategori lancar yaitu sebanyak 44%, kategori cukup lancar sebanyak 28% dan kategori tidak lancar sebanyak 28%. Siklus kedua menunjukkan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an anak yang berada dalam kategori lancar yaitu sebanyak 89%, kategori cukup lancar sebanyak 11% dan kategori tidak lancar sebanyak 0%. Hal ini di lihat dari kemampuan membaca huruf hijaiyah yang hampir sama bunyi dan bentuknya, membaca dengan menyambung huruf hijaiyah, membaca huruf hijaiyah dengan bacaan Mad (panjang) dan membaca huruf hijaiyah berharakat Fathah Tanwin yang sebagian anak sudah berada pada kategori lancar.

B. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an anak melalui metode kibar adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak dapat dengan teliti memperhatikan kemampuan anak karena setiap anak berbeda. Pengajaran Al-Qur’an terlebih dahulu belajar huruf hijaiyah lalu ketika anak sudah mampu membaca huruf hijaiyah selanjutnya guru dapat mangajarkan ke tahap selanjutnya yaitu membaca Al-Qur’an.

(29)

dengan makharijul huruf sehingga pembelajaran membaca Al-Qur’an yang diberikan dapat diajarkan secara baik dan benar.

c. Guru diharapkan dapat menggunakan media yang bervariatif dalam penerapan pembelajaran Al-Qur’an sehingga anak menjadi tidak bosan dan dapat menarik minat anak untuk belajar Al-Qur’an.

2. Bagi Pengelola TK Negeri Pembina Sadang Serang

a. Pengelola hendaknya dapat mengikutsertakan guru untuk mengikuti pelatihan demi meningkatkan profesionalisme guru sehingga dapat menerapkan pembelajaran Al-Qur’an yang benar dan tepat.

b. Pengelola diharapkan dapat menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh guru dalam pembelajaran Al-Qur’an.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi terhadap penerapan metode kibar untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Agustin, Mubiar. 2009. Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rizqi Press

Akhadiah, Sabarti. 1993. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Ali, Muhammad. Kamus Bahasa Indonesia Modern. Pustaka Amani

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Brannon M. Wheeler. 2002. Prophets In The Qur’an: Introduction to the Qur’an and Muslim Exegesis. London: Library Cataloguing-in-Publication Data

Daradjat, Zakiah, dkk. 2011. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Daradjat, Zakiah. 2000. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Daud, Muhammad. 2002. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dhieni Nurbiana, dkk. 2007. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Echols, John M dan Hasan Shadily. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia

Fatahudin. 1982. Pedoman Membaca dan Menulis Huruf Al-Qur’an Untuk Guru Agama Sekolah Dasar. Jakarta : Serajaya

Hartati, Sofia. 2005. Perkembangan Belajar Anak Usia Dini. Jakarta: Depdikbud Hasbi Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad. 2009. Sejarah dan Pengantar Ilmu

(31)

Ibn ‘Alawi Al-Maliki Al- Hasani, Muhammad.____. Samudra Ilmu-Ilmu

Al-Qur’an Ringkasan Kitab al Itqan Fi ‘Ulum Al-Qur’an Karya Al Imam Jalal Al Maliki Al Hasani

Jalaluddin dan Usman Said. 2002. Filsafat Pendidikan Islam, Konsep dan Perkembangannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Maimanati, Erweesbe. 2003. Kibar A. Yogyakarta: Kibar Jogja

Madyan, Ahmad Shams. 2008. Peta Pembelajaran Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mahmud, Abdul Halim. 2000. Tadarus Kehidupan di Bulan Al-Qur’an. Yogyakarta : Mandiri Pustaka Hikmah

Nata, Abuddin. 2003. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu Qaradhawi, Yusuf. 2000. Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an. Jakarta:

Pustaka Alkautsar

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Rahman, Fazlur. 1980. Major Themes Of The Qur’an. Chicago: Bibliotheca Islamica

Sajirun, Muhammad. 2012. Membentuk Karakter Islami Anak Usia Dini. Surakarta: Era Adicitra Intermedia

Seonarto, Ahmad. 1988. Pelajaran Tajwid Praktis & Lengkap. Jakarta: Binatang Terang

Shofie, Ummi. 2008. Sayang Belajar Baca Yuk!. Surakarta: Afra Publishing Sholihuddin, Muhammad. 2011. Mengoptimalkan Potensi Anak Menghafal

Al-Qur’an. [Online]http://metodeKibar.blogspot.com/2011/06/mengoptimalkan potensi-anak-menghafal.html, diunduh tanggal 09 Mei 2014

(32)

Solehuddin, Muhammad. 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Depdikbud: IKIP Bandung

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: IKAPI

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

Syafiie, Inu Kencana. 1996. Al-Qur’an dan Ilmu Politik. Jakarta: PT Rineka Cipta Syamsudin. dan Vismania. Damaianti. 2009. Metode Penelitian Tindakan Bahasa.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tafsir, Ahmad. 2004. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Tarigan, Henry Guntur. 1983. Membaca Sebagai Suatu Ketarampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Group

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tampubolon. 1993. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung: Angkasa

Tim Dosen PAI UPI. 2009. Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup. Bandung: Value Press

Umar, Muhammad Ali Chasanah. 1994. Al-Qur’an dan Pembangunan Nasional. Pekalongan: CV Bahagia

Undang, Gunawan. 2008. Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sayagatama Usman, Basiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:

Ciputat Pers

Usman, Uzer. 1993. Upaya Optimalisasi Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya

Vembrianto. 2002. Kamus Pendidikan. Jakarta: Grasindo

(33)

Wiriatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Gambar

Gambar 3.1 Bagan siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2010: 16)
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Al-
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Kemampuan Membaca Al-

Referensi

Dokumen terkait

Perhatikan contoh soal berikut ini untuk memahami cara menentukan derajat hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak..

pusat Pemerintah Daerah (kota) Lembaga masyarakat lokal Warga kampung 1940 Pembentuk kampung. Surat peringatan untuk pengusuran Warga menolak 1971 1972   Terdiri lembaga

Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan, NOVA, Bandung.. Sugiyanto,

 Pengertian Manajemen Proyek menurut Husen (2009:4), Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan

Menghitung total cadangan karbon hutan didasarkan pada kandungan biomasa dan bahan organik pada lima carbon pool (biomassa atas permukaan tanah, biomassa bawah permukaan tanah,

Berdasarkan tabel MRP diketahui bahwa jumlah persediaan ekstrak kayumanis di gudang masih dapat memenuhi proses produksi pesanan - pesanan tersebut, sehingga Cokelat

Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor

Misalkan W adalah suatu garis yang melewati titik asal R. Secara geometris tampak 3 bahwa jumlah dua vektor pada W juga akan terletak pada garis tersebut dan perkalian skalar