PERBEDAAN TINGKAT DISMENORE PADA AKTIVITAS RINGAN, SEDANG, DAN BERAT ATLET WANITA KBB
(Studi deskriptif terhadap Perbedaan Tingkat Dismenore Pada Aktivitas Ringan, Sedang dan Berat Atlet Wanita KBB)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh
ISMI HALIMAH 1100820
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Perbedaan Tingkat Dismenore Pada
Aktivitas Ringan, Sedang, Dan Berat Atlet
Wanita KBB
Oleh
Ismi Halimah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Ismi Halimah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
i Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PERBEDAAN TINGKAT DISMENORE PADA AKTIVITAS RINGAN, SEDANG, DAN BERAT ATLET WANITA KBB
Ismi Halimah 1100820
Yati Ruhayati1, Sumardiyanto2.
Penelitian ini fokus pada perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang, dan berat atlet wanita KBB. Masalah yang diteliti pada penelitian ini mengenai tingat dismenore dan aktivitas fisik atlet wanita KBB. Sampel dari penelitian ini adalah dari tiga cabang olahraga di Kabupaten Bandung Barat, yakni catur, tenis meja, dan atletik. Data penelitian ini didapat dengan menyebarkan angket. Hasil dari penelitian ini didapatkan data mengenai siklus menstruasi, tingkat aktivitas fisik, dan tingkat dismenore pada atlet. Uji statistik menggunakan SPSS v.16.0 dengan menggunakan rumus one way anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan berat atlet wanita KBB dengan p = 0, 043. Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut terlihat pada aktivitas yang dilakukan berbeda-beda di setiap cabang olahraga. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa derajat tingkat dismenore semakin rendah bila atlet melakukan aktivitas fisik berupa olahraga.
ii Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE DIFFERENCE OF DYSMENORRHEA LEVEL BETWEEN WEST BANDUNG REGENCY (KBB) ATHLETES’ LIGHT, MEDIUM, AND
HEAVY ACTIVITIES
Ismi Halimah 1100820
Yati Ruhayati1, Sumardiyanto2.
This research focuses on the difference of dysmenorrhea level on West Bandung
Regency (KBB) athletes’ light, medium, and heavy activities. The examined
research’s problem is in regard with dysmenorrhea level and West Bandung Regency athletes’ physical activities. The samples used in the research are athletes
from three different sport divisions in west Bandung regency namely; chess, table tennis, and athletic. The research’s data are obtained through questionnaires distribution. The data are menstruation cycle, physical activity level, and dysmenorrhea level on the athletes. Statistical test using SPSS v.16.0 applying one way ANOVA, shows the difference of dysmenorrhea level between the athletes’ light, medium and heavy activities, with p = 0,043. Some factors influencing the difference are evident in the different activities in each sport division. The result also suggests that the dysmenorrhea degree is lower when the athletes do physical activities such as doing sport.
iii
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 4
E. Struktur Organisasi... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORITIS ...Error! Bookmark not defined. A. Menstruasi ... Error! Bookmark not defined. B. Dismenore ... Error! Bookmark not defined. C. Aktivitas Fisik ... Error! Bookmark not defined. D. Dismenore dan Aktivitas Fisik ... Error! Bookmark not defined. E. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 19
F. Posisi Teoritis Peneliti... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Partisipan ... Error! Bookmark not defined.
C. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
D. Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined.
iv
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
F. Analisis Data ... 28
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan ... 35
C. Diskusi Temuan... 37
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 39
A. Kesimpulan... 39
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 39
v
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Physical Activity Rating (PA-R) Questionnare ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Angket ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.4 Norma Aktivitas Fisik ... 29
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Dismenore... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.3 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.4 Hasil Uji One Way Anova ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Post Hoc... Error! Bookmark not defined.
vi
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Skala Nyeri Menurut Mc. Gill ... Error! Bookmark not defined.
Bagan 3.1 Skala Nyeri Menurut Mc. Gill ... Error! Bookmark not defined.
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian ... 28
vii
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ANGKET PENELITIAN ... 43
LAMPIRAN 2 DATA HASIL UJI COBA ANGKET... 45
LAMPIRAN 3 HASIL UJI STATISTIK (OUTPUT SPSS 16) ... 47
LAMPIRAN 4 DATA HASIL PENELITIAN ... 48
LAMPIRAN 5 HASIL UJI STATISTIK (OUTPUT SPSS 16) .. Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN 6 SURAT PERIZINAN ... Error! Bookmark not defined.
1 Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Wanita pada umumnya menginjak usia pubertas pada usia 8 hingga 10
tahun. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik,
psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan k ita
biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir lebih kurang di
usia 15 hingga 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan
berlangsung dengan cepat. Pada wanita pubertas ditandai
dengan menstruasi pertama (Wikipedia, 2014). Menstruasi (menarche) atau yang
kita kenal dengan istilah haid adalah kejadian alamiah yang terjadi pada wanita
normal. Hal ini terjadi karena terlepasnya lapisan endometrium uterus. Selama
menstruasi darah dan lapisan yang terbentuk pada dinding rahim mengalir keluar
lewat vagina, termasuk juga sel telur yang mati karena tidak dibuahi oleh sperma,
sebanyak apapun darah haid keluar tidak akan menyebabkan anemia (Andira,
2010, hlm. 30).
Tidak jarang wanita yang sedang mengalami menstruasi selalu mengeluh
jika perutnya sakit, mual- mual, pusing, muntah- muntah bahkan hingga terasa
nyeri yang luar biasa sakitnya. Nyeri yang dirasakan seringkali muncul pada
hari-hari pertama menstruasi. Rasa nyeri yang dirasakan saat menstruasi dalam istilah
medisnya sering disebut dengan dismenore, dan seringkali dialami saat wanita
sedang menstruasi.
Dismenore adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga mekasa
penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari- hari
untuk beberapa jam atau beberapa hari. Patofisiologi dismenore sampai saat ini
masih belum jelas, tetapi akhir-akhir ini teori prostaglandin banyak digunakan,
2 Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
nyeri dan ketidaknyamanan lainnya yang dihubungkan dengan menstruasi disebut
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3
pada beberapa wanita, hal itu muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman ringan dan
letih, dimana beberapa yang lain menderita rasa sakit yang mampu menghentikan
aktivitas sehari-hari.
Dalam prosiding seminar nasional Ernawati, dkk (2010), terdapat penjelasan
Widjanarko (2006) mengenai istilah Dismenore (dysmenorrhoea) berasal dari
bahasa “Greek” yaitu dys (gangguan atau nyeri hebat/ abnormalitas), meno
(bulan) dan rrhoea yang artinya flow (aliran). Jadi Dismenore adalah gangguan
aliran darah menstruasi atau nyeri menstruasi. Lebih lanjut Hendrik dalam Siti
(2014, hlm. 1) Dismenore/ nyeri haid adalah nyeri kram (tegang) terutama
dirasakan di daerah perut bagian bawah, tetapu menjalar ke daerah punggung atau
permukaan dalam paha, yang terkadang menyebabkan penderita tidak berdaya
untuk menahan nyeri tersebut.
Rata-rata lebih dari 50% wanita dari setiap negara mengalami nyeri saat
menstruasi. Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Bawadi di Mesir tahun
2005, didapati 75% remaja wanita di Mesir mengalami dismenore dengan 55,3%
remaja mengalami dismenore ringan, 30% mengalami dismenore sedang, dan
14,8% mengalami dismenore berat (Badawi, 2005). Penelitian di Jepang yang
dilakukan oleh Osuya (2005) mendapati angka kejadian dismenore primer 46%
dan 27,3% dari penderita didapati absen dari sekolah dan pekerjaannya pada hari
pertama menstruasi. Penelitian di China tahun 2010 yang dilakukan oleh
Gui-Zhou, menunjukkan sekitar 41,9% sampai 79,4% remaja mengalami dismenore
primer, dimana 31,5% sampai 41,9% terjadi pada usia 9-13 tahun, dan 57,1%
sampai 79,4% pada usia 14-18 tahun (Gui- Zhou, 2010). Menurut Reeder, Martin,
dan Griffin (2011) sebanyak 50% wanita mengalami dismenore tanpa patologi
pelvis, 10% mengalami nyeri hebat hingga tak mampu beraktivitas 1-3 hari setiap
bulan, dan 25% mengalami ketidakhadiran di sekolah. Menurut Proverawati
(2009) di Indonesia diperkirakan sebesar 55% wanita dengan usia produktif
mengalami dan merasa tersiksa dengan nyeri saat menstruasi. Angka kejadian
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4
dismenore sekunder (Nancy, 2014). Dari berbagai penelitian yang telah
dipaparkan dapat dipahami banyak dari wanita. Kaitan dengan aktivitas fisik pada
wanita yang memberikan efek bugar adalah dengan olahraga.
Sesuai dengan pendapat Irianto (2010, hlm. 1). Olahraga merupakan
aktivitas fisik yang dilakukan secara terencana untuk berbagai tujuan antara lain
mendapatkan kesehatan, kebugaran, rekreasi, pendidikan dan prestasi. Dapat
dikatakan bahwa olahraga memiliki banyak fungsi dan tujuan bagi tubuh.
Olahraga harus memiliki banyak fungsi dan tujuan bagi tubuh. Oleh karena itu,
olahraga harus memiliki takaran yang pas, sebab telah dipahami bahwa tidak
semua olahraga akan memberikan efek yang positif bagi kaum wanita.
Semakin berkembangnya dunia olahraga, jumlah wanita yang ikut
berpartisipasi dalam mengikuti olahraga terus menerus meningkat. Walaupun
olahraga sendiri meiliki banyak keuntungannya, tetapi olahraga juga bisa
mengakibatkan gangguan fisiologis pada atlet wanita apabila dilakukan secara
berlebihan. Latihan fisik yang berat dapat menimbulkan gangguan pada fisiologi
siklus menstruasi dan reproduksi. Gangguan yang terjadi dapat berupa tidak
terjadi menstruasi (amenore), pengeroposan tulang (osteoporosis), pendarahan
intermenstrual, dan pertumbuhan abnormal dinding rahim. Sifat dan tingkat
keparahan gejala tergantung pada beberapa hal seperti jenis latihan, intensitas, dan
lamanya latihan, juga laju perkembangan program latihan.
Pada wanita yang aktif secara fisik mengikuti olahraga dilaporkan kurang
terjadinya mengalami dismenore. Wanita yang berolahraga sekurang-kurangnya
satu kali seminggu dapat menurunkan intensitas rasa nyeri dan ketidaknyamanan
pada bagian bawah abdominal. Fenomena ini kemungkinan diinduksi oleh
endofrin yang dilpaskan di sirkulasi selama berolahraga (Irwin dalam Siti, 2007,
hlm. 2). Tampaknya umum dipercayai bahwa olahraga dapat mengurangkan
gejala dismenore. Namun, hanya beberapa studi yang telah meneliti efek latihan
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
5
Akan tetapi fenomena di lapangan pada atlet yang melakukan aktivitas fisik
secara teratur masih saja ada yang mengalami dismenore. Berdasarkan pemaparan
latar belakang diatas, peneliti akan mencoba melakukan penelitian tentang
“perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan berat atlet
KBB”. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan baru bagi generasi baru yang ingin lebih mengetahui mengenai
dismenore.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari
jawabannya melalui pengumpulan data, dan analisis dari data tersebut, sehingga
akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari suatu penelitian. Maka
perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana gambaran tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan
berat pada atlet cabang olahraga tertentu di KBB?
2. Apakah terdapat perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang
dan berat pada atlet cabang olahraga tertentu di KBB?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sabagai berikut :
1. Mengetahui gambaran tingkat dismenore pada atlet cabang olahraga tertentu
di KBB.
2. Mengetahui perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan
berat pada atlet cabang olahraga tertentu di KBB.
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat memperoleh manfaat,
khususnya bagi peneliti, umumnya bagi semua pihak yang memerlukan penelitian
ini.
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
6
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
peneliti lain dengan materi sejenis, serta memberikan sumbangan bagi
pembendaharaan karya tulis ilmiah di perpustakaan.
2. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengkaji
permasalahan dismenore dengan aktivitas fisik yang terjadi pada atlet KBB.
3. Bagi objek yang diteliti
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan utnuk menjaga kualitas hidup
wanita dan menghindarkan wanita dari akibat-akibat yang tidak diinginkan.
E. Struktur Organisasi
BAB I Pendahuluan pada bab ini peneliti menjelaskan beberapa masalah yang
muncul dalam masyarakat dalam cakupan dismenore untuk lebih memperhatikan
kesehatannya dengan cara melakukan aktivitas fisik dan melakukannya secara
rutin. Adapun beberapa uraian yang terdapat pada bab ini adalah :
a. Latar Belakang Penelitian
b. Rumusan Masalah Penelitian
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
e. Struktur Organisasi Skripsi
BAB II Kajian Pustaka/ Landasan Teoritis pada bab ini peneliti menjelaskan
teori-teori mengenai menstruasi, dismenore, aktivitas fisik, dismenore dan
aktivitas fisik. Pada bab ini yang menjadi pokok bahasan akan lebih dipaparkan
secara meluas namun tetap pada batasannya. Beberapa uraian yang terdapat pada
bab ini adalah :
a. Menstruasi
b. Dismenore
c. Aktivitas Fisik
d. Aktivitas Fisik dan Dismenore
BAB III Metode Penelitian pada bab ini peneliti memaparkan mengenai
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
7
a. Desain Penelitian
b. Partisipan
c. Populasi dan Sampel
d. Instrumen Penelitian
e. Prosedur Penelitian
f. Analisis Data
BAB IV Te muan dan Pembahasan pada bab ini peneliti mengemukakan temuan
dan pembahasan dari hasil penelitian juga menjelaskan hasil dari analisis data
yang telah dilakukan oleh peneliti.
BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi pada bab ini peneliti
memaparkan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi mengenai hasil analisis
temuan penelitian juga mengemukakan hal yang dapat dilakukan atau
22 Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian. Desain
penelitian merupakan dasar untuk melakukan penelitian. Ole h karena itu, desain
penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien.
Klasifikasi desain penelitian dibagi menjadi dua yaitu, eksploratif dan konklusif.
Desain penelitian konklusif dibagi menjadi dua tipe yaitu deskriptif dan kausal.
Dalam penelitian ini digunakan penelitian eksploratif dan deskriptif. Penelititan
eksploratif bertujuan untuk menyelidiki suatu masalah atau situasi untuk
mendapatkan pengetahuan dan pemamahaman yang baik. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan sesuatu. Penelitian deskriptif memiliki
pernyataan yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi, hipotesis yang
spesifik, dan informasi detail yang dibutuhkan. Adapun paradigma penelitian ini
adalah :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
(Sugiyono, 2014, hlm. 42) Keterangan :
X = Dismenore
Y1 = Aktivitas Fisik Ringan
Y2 = Aktivitas Fisik Sedang
Y3 = Aktivitas Fisik Berat X
Y1
Y2
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
23
Penelitian ini menggunakan single cross-sectional design karena untuk
pengumpulan data dari setiap elemen populasinya dilakukan satu kali dalam satu
periode penelitian.
B. Partisipan
Partisipan yang peneliti libatkan dalam penelitian berjumlah 30 orang, 10
orang masing- masing dari setiap cabang olaharaga diambil untuk diuji perbedaan
tingkat dismenorenya. Semua yang peneliti libatkan adalah atlit wanita yang
sudah mengalami menstruasi. Dasar pertimbangan pemilihannya peneliti mencari
wanita yang aktif fisik atau rutin melakukan olahraga setiap minggunya.
C. Populasi dan Sampel
Penelitian mengenai perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan,
sedang, dan tinggi atlit KBB akan melibatkan 30 orang atlit dari masing- masing
cabang olahraga yang berbeda. Masing- masing dari cabang olahraga adalah 10
orang, yaitu dari cabang olahraga catur, tenis meja dan atletik. Tempat yang akan
dilakukan untuk penelitian di tempat latihan masing- masing cabang olahraga.
Waktu yang akan dilaksanakan untuk dilakukannya penelitian akan disesuaikan
dengan jadwal latihan dari masing- masing cabang olahraga. Teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan cara propotionate stratified random
sampling. Karena penulis beranggapan bahwa dari setiap cabang olahraga
masing-masing mewakili dari setiap aktivitas fisik
D. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan alat
ukur sebagai media pengumpulan data. Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2010, hlm. 102) adalah “suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data ya ng diperlukan untuk menjawab
pertanyaan dari rumusan masalah.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala nyeri Mc. Gill dengan
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
24
presepsi nyeri dari Mander (2003) Teori Gate Kontrol. Present paint intensity
(PPI) merupakan bagian dari Mc. Gill Pain Quisioner adalah skala pengukuran
intensitas nyeri dengan menggunakan tanda numerical, bagan skala nyeri Mc. Gill
adalah sebagai berikut :
Bagan 3.1
Skala Nyeri Menurut Mc. Gill
0 1 2 3 4 5
Dalam penelitian ini juga menggunakan physical activity rating (PA-R)
Quetionnaire untuk mengetahui aktivitas fisik umum atlet cabang olahraga
tertentu selama sebulan terakhir dengan rentang skor 0-7. Untuk mendeskripsikan
aktivitas fisik atlit yaitu :
Tabel 3.1
Physical Activity Rating (PA-R) Questionnare
Point Deskripsi Aktivitas Fisik
Tidak berpartisipasi dalam aktivitas fisik berat ataupun olahraga
rekreasi yang terpogram
0
Menghindari berjalan atau keletihan, contohnya selalu
menggunakan lift, memakai kendaraan kemana- mana yang masih
memungkinkan, dibanding berjalan.
1
Berjalan untuk kesenangan, rutin menggunakan tangga, sesekali
berolahraga cukup letih sampai nafas terengah-engah atau
berkeringat.
Berpartisipasi regular pada aktivitas fisik rekreasi atau kerja yang membutuhkan tenaga cukup berat, seperti golf, menunggang kuda, kalistenik, senam, tenis meja, angkat besi, berkebun.
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
25
3 Lebih dari 60 menit per minggu
Berpartisipasi teratur dalam olahraga berat seperti lari, jogging, renang, bersepeda, mendayung, lompat tali, lari di tempat atau aktivitas aerobik intensitas tinggi seperti tenis, basket, handball.
4
Lari kurang dari 1,6 km per minggu atau menghabiskan waktu
kurang dari 30 menit per minggu untuk aktivitas fisik yang
sepadan.
5 Lari 1,6 sampai 8 km per minggu atau menghabiskan waktu antara 30-60 menit per minggu untuk aktivitas fisik sepadan.
6 Lari 8 sampai dengan 16 km per minggu atau menghabiskan waktu 1-3 jam per minggu untuk aktivitas fisik yang sepadan.
7 Lari lebih dari 16 km per minggu atau menghabiskan waktu lebih dari 3 jam per minggu untuk aktivitas fisik yang sepadan
Source: Siti Saadah (2014)
1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Angket tidak langsung diberikan kepada sampel yang sesungguhnya. Perlu
adanya suatu pengujian angket dan mengukur tingkat validitas serta reliabilitas
angket tersebut. Hanya pernyataan yang memenuhi syarat yang dapat digunakan
sebagai pengumpulan data, dalam penelitian ini untuk mengetahui pernyataan
tersebut memenuhi syarat maka perlu ditentukan tingkat validitasnya (Eki M.,
2013).
Untuk memperoleh data soal yang sah peneliti perlu melakukan uji coba
angket. Dari uji coba tersebut penulis dapat mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitas intrumen tersebut. Data uji angket tersebut dianalisis menggunakan
SPSS v.16.0 dengan menggunakan rumus reliability scale. Pada uji coba angket
ini diujikan terhadap 26 orang sampel selain sampel penelitian. Setelah semua
skor hasil angket uji coba diinput dan hasil uji coba angket beserta hasil
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
26
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Angket
Soal
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total
Correlation hasil dari analisis Reliability Scale. Untuk menyatakan butir item
valid atau tidak valid digunakan patokan 0,2. Terlihat pada tabel diatas semua soal
dinyatakan valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai
reliabilitas instrumen sebagai berikut :
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's
Alpha N of Items
.850 8
Berdasarkan tabel 3.3 di atas dapat dilihat hasil uji reliabilitas (koefisien
reliabilitas) sebesar 0.850 > 0.600. Sebuah penelitian ilmiah harus memiliki
instrumen yang valid dan reliabel, sifat valid dan reliabel diperlihatkan oleh
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
27
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, Baganan atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat antar
fenomena yang diteliti.
Dalam menyelesaikan penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Mencari ide atau gagasan penelitian
Ide atau gagasan penelitian muncul karena peneliti ingin mengetahui
bagaimana tingkat perbedaan dismenore pada atlit wanita yang tingkatan
aktivitas fisiknya berbeda-beda.
2. Melakukan studi literatur
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan yang
dilakukan dengan mencari informasi dan referensi yang terkait untuk
mendukung penelitian.
3. Menentukan masalah
Setelah melakukan studi literatur maka menentukan rumusan masalah yang
tepat dan berkaitaan dengan tema.
4. Menentukkan tujuan-tujuan penelitian yang akan dicapai dalam kegiatan
penelitian agar tidak menyimpang dari permasalahan yang telah dirumuskan.
5. Melakukan pengambilan data
Data diambil dari angket yang telah didapat dari hasil penelitian
6. Menganalisis data
Data yang dikumpulkan diolah lebih lanjut kemudian disajikan dalam bentuk
statistik dan selanjutnya dianalisis.
7. Merumuskan simpulan hasil analisis data akan memberikan kesimpulan
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
28
Mengenai penjelasan prosedur penelitian di atas, peneliti coba
tuangkan dalam bentuk Bagan di bawah ini.
Bagan 3.2
Prosedur Penelitian
F. Analisis Data
Analisis data yang menjelaskan teknik dan langkah- langkah yang ditempuh
dalam mengolah data atau menganalisis data. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0. berikut analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini:
1. Uji deskriptif dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0
menggunakan menu deskriptif frequensi. Untuk mempermudah menganalisis
data yang diperoleh maka di interprestasikan dengan kriteria sebagai berikut : POPULASI
Atlet Catur Atlet Tenis Meja Atlet Atletik
Sampel
Pengolahan dan analisis
Hasil danKesimpulan
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
29
Tabel 3.4
Norma Aktivitas Fisik
(Penggolongan norma berdasarkan 27% batas bawah dan 73% batas
atas dalam Nisfiannoor, 2009)
Interval Kategori
<3 Aktivitas Ringan
3-5 Aktivitas Sedang
>5 Aktivitas Berat
2. Analisis uji Normalitas untuk melihat apakah data yang digunakan dalam
penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, dengan pengambilan keputusan
apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas <0,05, maka data tersebut
berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi atau nilai
probabilitas >0,05, maka data tersebut berdistribusi normal (Suherman dan
Rahayu, 2011).
3. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, apabila data yang diperoleh
berdistribusi normal maka menggunakan analisis uji parametrik dengan
menggunakan rumus one way anova, dan apabila data yang diperoleh tidak
berdistribusi normal maka menggunakan analisis uji non-parametrik dengan
menggunakan rumus kruskal wallis.
4. Jika data berdistribusi normal, setelah dilakukan uji one way anova, data
dilanjutkan dengan analisis post hoc.
5. Setelah hasil di dapat data lalu di deskripsikan sesuai dengan rumusan
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 39
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa
point benting dari penelitian ini yaitu:
1. Dari hasil pernyataan responden tingkat dismenore pada aktivitas ringan,
sedang dan berat menunjukkan bahwa dari aktivitas ringan 1 orang
menyatakan mengalami nyeri ringan, 3 orang mengalami sakit yang
menderita dan2 orang yang megalami nyeri yang sangat menderita. Tingkat
dismenore pada aktivitas sedang menunjukkan bahwa 2 orang mengalami
nyeri ringan, 5 orang mengalami ketidaknyamanan, dan 4 orang mengalami
nyeri yang menderita, sedangkan pada aktivitas berat menunjukkan bahwa 1
orang mengalami nyeri ringan dan 5 orang mengalami ketidaknyamanan pada
saat menstruasi.
2. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat
dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan berat atlet wanita KBB.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Dari penelitian ini terdapat beberapa saran yang diajukan oleh penulis dalam
rangka meningkatan kaum wanita untuk leb ih giat beraktivitas. Beberapa hal yang
disarankan oleh penulis adalah :
1. Perlu sosialisasi lebih lanjut mengenai dismenore dan hubungannya dengan
aktivitas fisik. Baik kedalam ruang kecil maupun besar.
2. Terus mengingatkan warga Indonesia agar lebih mau bero lahraga
dibandingkan mengkonsumsi obat pengilang rasa sakit saat menstruasi.
3. Untuk penelitian selanjutnya mengenai hal yang sama agar lebih diperhatikan
lagi mengenai pertanyaan dan kuisioner yang lainnya, agar hasil lebih optimal
40
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Andira, D. (2010). Seluk-beluk kesehatan reproduksi wanita.(1). Jogjakarta : A*PLUS BOOKS.
Chandran, Lahta. (2008). Menstruation disorders : overview. E-medicine Obstetrics and Gynecology. [Online]. Diakses dari :
http://emedicine,medscape.com/article/953945-overview/
Ernawati., dkk. (2010). Terapi relaksasi terhadap nyeri dismenore pada
mahasiswi universitas muhammadiyah semarang. Prosiding Seminar
Nasional UNIMUS 2010. ISBN:978.979.704.883.9.
Fhajar pranama, Vendyik. (2012). Hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah
pada lansia hipertensi. (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Ponorogo,
Ponorogo.
Giriwijoyo, H. Y. S. Santosa. (2010). Ilmu faal olahraga. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI, Bandung.
Irwin, A. A., dkk. (2007). Chapter 19 The female athlete. In : Hyde, T.E., Gengenbach, M. S., ed. Conservative management of sports injuries 2nd
Edition: USA. Jones and Bartlett Publisher. 845.
Isnaeni, Desty Nur. (2010). Hubungan antara stress dengan pola menstruasi pada
mahasiswa D IV kebidanan jalur leguler Universitas Sebelas Maret Surakarta. (Skripsi). Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Kusumawati, Y., dan Kurniawati, D. (2011). Pengaruh dismenore terhadap
41
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Marlinda, Rofli., dkk. (2013). Pengaruh senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada remaja putri di desa Sidoharjo kecamatan Pati. Jurnal
Keperawatan Maternitas. 1 (2), hlm. 118-123.
Madianung, Agnes., dkk. (2013). Hubungan dismenore dengan aktivitas belajar
remaja putri di sma kristen 1 Tomohon. Ejournal keperawatan (e-Kp). 1
(1).
Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan statistika modern untuk ilmu sosial. Jakarta :
Salemba Humanika.
Nugroho, Taufan., dan Indra Utama, Bobby. (2014). Masalah kesehatan
reproduksi wanita. Nuha Medika, Yogyakarta.
Pudiastuti, Ratna Dewi. (2012). 3 fase penting pada wanita. Jakarta: Kompas Gramedia.
Revina, Pevi. (2014). Jenis olahraga tepat ketika sedang menstruasi. [Online]. Diakses dari : http://bidanku.com/jenis-olahraga-tepat-ketika-sedang-menstruasi
Saadah, Siti. (2014). Hubungan aktivitas fisik dengan dismenore pada mahasiswi
program studi ilmu keolahragaan. (Skripsi). Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Sormin, Nancy Monika. (2014). Evektivitas senam dismenore dalam mengurangi
dismenore pada remaja putri di SMP negeri 2 Siantan kabupaten Pontianak. (Naskah Publikasi). Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif kualitatif. Alfabeta dan R & D,
Bandung.
Suherman, Adang., dan Rahayu, Indri. (2011). Statistika untuk ilmu
keolahragaan. Bandung : Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia
Upi Lupik, Helda. (2011). Askep dismenore-diagnosa nanda. Asuhan
Keperawatan. [Online]. Diakses dari :
42
Ismi Halimah, 2015
PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Wijayanti, Daru. (2009). Fakta penting seputar kesehatan reproduksi wanita.
Book Marks, Jogjakarta.
Wikipedia. (2014). Pubertas. [Online]. Diakses dari