• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELUANG DAN TANTANGAN UMKM AYAM PETELUR SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA KAMPUNG BERU KABUPATEN TAKALAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PELUANG DAN TANTANGAN UMKM AYAM PETELUR SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA KAMPUNG BERU KABUPATEN TAKALAR SKRIPSI"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PELUANG DAN TANTANGAN UMKM AYAM PETELUR SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA KAMPUNG BERU

KABUPATEN TAKALAR

SKRIPSI

NURCAHYA NIM: 105741100217

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(2)

ii

HALAMAN JUDUL

PELUANG DAN TANTANGAN UMKM AYAM PETELUR SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA KAMPUNG

BERU KABUPAPATEN TAKALAR

Oleh Nurcahya 105741100217

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Studi Strata 1 Ekonomi

Islam

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(3)

iii MOTTO

Lihatlah kepada orang yang di bawahmu Dan jangan melihat orang yang berada diatasmu

Karena yang demikian lebih patut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu

(HR. Al-Bukhari).

PERSEMBAHAN

Skripsi dengan judul Dampak Covid-19 Terhadap UMKM Ayam Petelur di Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua tercinta Bapak Sanuddin dan Ibu Haneng ketulusannya dari hati atas doa yang tidak putus semangat yang tak ternilai serta orang-orang yang didekatku yang tersayang.

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii

KATA PENGANTAR

ِِمْي ِحَّرلا ِِنَمْحَّرلا ِِالل ِِمــــــــــــــــــْسِب

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Peluang dan Tantangan UMKM Ayam Petelur Selama Masa Pandemi Covid-19 di Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaian program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Sanuddin dan Ibu Haneng yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus.

Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerangkehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

(9)

ix

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse, M., Ag Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. Andi Jam’an, SE., M. Si Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. H. Muhammad Najib Kasim, SE., M. Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Agus Salim HR, SE., MM, selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik

5. Ibu Syahidah Rahmah, S. E. Sy., M.E.I, selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Islam Angkatan 2017 (COSMIC) yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sunggu penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para

(10)

x

pembaca yang budiman, penulis senangtiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Nashrun min Allah wa Fathul Karien, Billahi fii Sabilil Haq, Fastabikul Khairat Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Makassar, 29 November 2021

Nurcahya 1057411002

(11)

xi

ABSTRAK

NURCAHYA, 2022. Peluang dan Tantangan UMKM Ayam Petelur Selama Masa Pandemi Covid-19 di Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar. Skripsi Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Agus Salim HR dan Syahidah Rahmah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang UMKM ayam petelur dimasa pandemi Covid-19 dan untuk mengetahui tantangan UMKM ayam petelur dimasa pandemi Covid-19. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Data yang diolah merupakan hasil wawancara dengan pemilik peternakan ayam 2 (dua) orang, masyarakat sekitar peternakan 7 (tujuh) orang dan pemerintah setempat 1 (satu) orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi lapangan, Wawancara dan Dokumentasi dimana peneliti melihat langsung keadaan dilapangan.

Hasil penelitian yang didapat penulis adalah selama masa pandemi Covid-19 pemilik usaha ayam petelur mengalami penurunan pendapatan yang disebabkan oleh mahalnya harga pakan sementara harga telur semakin menurun.

Kata Kunci: Covid-19, Dampak Covid-19 dan UMKM ayam petelur.

(12)

xii

ABSTRACT

NURCAHYA, 2022. Opportunities and challenges for micro, small and medium sized laying hens during the Covid-19 pandemic in Kampung Beru Village, Takalar Regency. Thesis for Islamic economics study program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Agus Salim HR and Syahidah Rahmah.

The study aims to determine the opportunities for micro small and medium sized laying hens during the Covid-19 pandemic and to find out the challenges of micro small and medium sized laying hens during the Covid-19 pandemic in Kampung Beru Vallage, Takalar Regency. The type of research used is a qualitative method. The processed data is the result of interviews with 2 (two) chicken farm owners, 7 (seven) people living around the farm and 1 (one) local government. Data collection methods used in this study were field observations, intervies and documentation where the researchers saw firsthand the situation in the field.

The results of the research obtained by the author during the Covid-19 pandemic, laying hens business owners experienced a decrease in income caused by the high price of feed while the price of eggsdecreased.

Keywords: Covid-19, the impact of Covid-19 and UMKM laying hens.

(13)

xiii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAM JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN ... v

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIH TUGAS AKHIR ... vii

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xi

ABSTACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teori ... 6

1. Sejarah dan Perkembangan Covid-19 ... 6

2. Tinjauan Umum Tentang UMKM... 7

a. Pengertian UMKM ... 8

b. Ciri-ciri bisnis UMKM ... 9

3. Konsep Tentang Usaha ... 10

a. Peluang Usaha ... 11

b. Tantangan Usaha ... 12

c. Tantangan yang Harus Dihadapi Dalam Menjalankan Bisnis .... 12

(14)

xiv

4. Teori Analisis SWOT ... 15

a Strength (Kekuatan) ... 17

b Weakness (kelemahan) ... 17

c Opportunity (Peluang) ... 18

d Treats (Ancaman) ... 18

B. Tinjauan Empiris ... 19

C. Kerangka Konsep ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Fokus Penelitian ... 24

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

D. Sumber Data... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Instrumen Penelitian ... 27

G. Metode Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Gambaran Umum Tentang Desa Kampung Beru ... 33

B. Hasil Penelitian ... 34

C. Pembahasan ... 37

BAB V PENUTUP ... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 48

(15)

xv

DAFTAR TABEL

4.1 Jumlah penduduk rumah tangga dan kepadatan penduduk tahun 2019... 31

4.2 Komposisi penduduk Desa Kampung Beru perdusun dari jenis kelamin ... 31

4.3 Jumlah penduduk desa kampun beru berdasarkan pekerjaan ... 32

4.4 Batas wilaya Desa Kampung Beru ... 32

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 23

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Tata Kerja Desa Kampung Beru ... 33

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 49

Lampiran 2 Pedoman wawancara ... 55

Lampiran 3 Transkip ... 56

Lampiran 4 Reduksi ... 60

Lampiran 5 Dokumentasi Wawancara ... 61

Lampiran 6 Surai izin penelitian ... 65

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi COVID-19 di Indonesia terdeteksi sejak dua orang terinveksi virus corona. Kasus virus Corona pertama kali ditemukan di Wuhan dan China penyebarannya tidak memerlukan waktu yang lama. virus ini menyerang sistem pernafasan, menular dengan sangat mudah bisa melalui cairan tubuh manusia seperti bersin, batuk, kontak fisik langsung atau menyentuh benda yang sudah dipegang oleh sipenderita virus corona lalu memegang bagian tubuh seperti mata, hidung, dan mulut.

۟اوُناَك اَم ِنَسْحَأِب مُه َرْجَأ ۟ا ٓو ُرَبَص َنيِذهلٱ هنَي ِزْجَنَل َو ۗ ٍقاَب ِ هللَّٱ َدنِع اَم َو ۖ ُدَفنَي ْمُكَدنِع اَم نوُلَمْعَي

Terjemahnya :

“apa yang disisimu akan lenyap, dan apa yang disisi Allah adalah kekal. Dan sengguh kami akan benar-benar memberi balasan kepada orang-orang yang bersabar dengan pahalayang lebih baik dari pada apa yang mereka kerjakan”. (Q.S. An Nahl/ 16 : 96) Kemenag, 2019.

Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa sesuatu yang ada disisimu, berupa kenikmatan dunia, di saat nanti akan hilang, hancur, sirna, dan akhir, sesuatu yang ada disisi Allah SWT, hanya kenikmatan dan balasan amal baik yang akan kamu dapatkan ialah abadi dan kamu akan senantiasa mengharapkan secara kekal. Dan percayalah, wahai manusia yang beriman, bahwa kami selalu akan memberi balasan dengan setimpal kepada manusia yang sabar akan melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, dengan amal yang berlipat ganda sehingga lebih baik dari apa yang telah mereka lakukan.

(19)

2

Menurut penelitian Rahmi Rosita, pandemi virus COVID-19 menghasilkan berbagai persoalan bagi pelaku UMKM, sekaligus peluang.

Untuk menjual komoditasnya, para pelaku UMKM selalu mengandalkan teknologi informasi dan komunikasi. Jelas bahwa semuanya telah berubah menjadi digital, membuat kontak manusia-teknologi tidak dapat dihindari. Dari pembelian dan penjualan hingga layanan dan aktivitas keuangan, semuanya tersedia secara digital. Masing-masing di era digital 4.0, pada dasarnya industri digital yang digunakan untuk mengharapkan antarmuka antara mesin fisik dan sistem pabrik, didasarkan pada penggunaan teknologi. Teknologi menjadi tahap utama terhadap berkembangnya industri digital sehingga mampu mengirim data tanpa bantuan orang serta dengan adanya big data yang mampu membantu dalam menentukan arah dalam bisnis.

UMKM adalah jenis perusahaan yang paling buruk. Hal ini juga yang menjadi salah satu penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

UMKM Di Indonesia, pekerjaan cukup penting. Hasil kegiatan mikro Indonesia meliputi 62.106.900 usaha, 757.090 usaha, 58.627 usaha, dan 5.460 usaha, menurut statistik dari Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KOMENKOP UKM). Dengan kontribusi sebesar 60,3 persen dari total PDB Indonesia, UMKM diharapkan mampu mengkonsumsi 80 persen dari seluruh barang yang diproduksi di dalam negeri, sehingga mampu menyerap 97 persen tenaga kerja dan menyediakan 90 persen tenaga kerja.

kekuatan negara pandemi COVID-19, di sisi lain, telah menghambat UMKM seperti biasa. Jumlah UMKM tersebut terdiri dari 1.785 koperasi dan 163.713 UMKM yang terdampak pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 berdampak

(20)

paling besar pada bisnis makanan dan minuman, namun juga berdampak pada industri kreatif dan pertanian. 2020 (Siti Aisyah).

UMKM yang disebut juga dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah usaha yang dilakukan oleh orang, rumah tangga, atau badan usaha kecil. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah kegiatan usaha yang dapat meningkatkan kesempatan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang universal kepada masyarakat, khususnya dalam proses pemerataan pendapatan dan kesejahteraan.

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi pada terciptanya stabilitas. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah usaha ekonomi produktif yang beroperasi secara mandiri, dijalankan oleh perorangan, dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau diuntungkan sebagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau tinggi. bisnis tingkat.

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Republik Indonesia tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Pembibitan merupakan salah satu usaha produksi ternak yang dapat diusahakan untuk memperoleh keuntungan, dan peternakan merupakan bagian dari UMKM. Hewan besar, seperti sapi perah/sapi, kerbau, dan kuda, dibagi menjadi tiga kategori, sedangkan hewan ternak kecil, seperti kambing, domba dan unggas, dibagi menjadi dua kategori (ayam, bebek, itik, dan puyuh).

Peningkatan Kulit ayam petelur di Indonesia sangat halus, terutama ayam petelur yang berkulit coklat. Pesatnya pertumbuhan tersebut tidak hanya didorong oleh potensi pasar yang masih terbuka, tetapi juga oleh

(21)

4

aturan pemerintah. Surat Edaran Dirjen Peternakan No. TN 220/173/E akan membatasi impor indukan yang merupakan salah satu undang-undang pemerintah yang cukup mendorong perkembangan perusahaan perunggasan ini. (Sudaryani, T, dan Santosa, H, 1997: 5). Peternakan ayam adalah bisnis yang telah dibentuk oleh sekelompok orang dengan cukup uang dan pengalaman. Ayam petelur dan ayam pedaging merupakan dua perusahaan peternakan yang banyak dibudidayakan oleh peternak karena mudah dipelihara, memiliki waktu pengembangan yang relatif singkat, memiliki prospek yang baik karena permintaan pasar yang tinggi, dan memiliki nilai gizi yang tinggi dengan harga yang terjangkau. Namun, sebelum memulai usaha peternakan, seorang pengusaha harus mempertimbangkan iklim usaha yang akan dijalankannya. Melihat konteks di atas, kami memutuskan untuk melakukan kajian untuk lebih memahami Peluang dan Tantangan UMKM Ayam Petelur di Desa Kampung Beru, Kabupaten Takalar, selama Pandemi Covid-19.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang pengaruh Covid-19 terhadap UKM Ayam Petelur dan memberikan solusi atas permasalahan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah peluang UMKM ayam petelur dimasa pandemi Covid-19?

2. Bagaimanakah tantangan UMKM ayam petelur dimasa pandemi Covid- 19?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peluang UMKM ayam petelur dimasa pandemi Covid- 19.

(22)

2. Untuk mengetahui tantangan UMKM ayam petelur dimasa pandemi Covid-19.

D. Manfaat Penelitian

Kajian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi para ulama, tetapi juga bagi masyarakat di bidang lain.

Berikut ini adalah beberapa keuntungan dari penelitian:

1. Secara Teoretis

Temuan penelitian ini dimaksudkan untuk berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang peluang dan masalah yang dihadapi UKM ayam petelur selama pandemi Covid-19.

2. Secara Praktis

Di masa pandemi Covid-19, semoga penelitian ini bermanfaat dan dapat memberikan pengetahuan dan masukan bagi pelaku UMKM ayam petelur.

(23)

6

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Sejarah dan Perkembangan COVID-19

Menurut Heidy Agustin et al Awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan terjadinya infeksi berat dengan penyebab yang tidak diketahui, yang berawal dari informasi dari China kepada World Health Organization (WHO) bahwa pada hari terakhir tahun 2019, dilaporkan 44 pasien pneumonia berat dari suatu daerah, yaitu kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pikiran pertama adalah ada hubungannya dengan pasar basah yang menjual ikan, hewan laut, dan hewan lainnya. Penyebabnya, virus corona baru, diidentifikasi dan kode genetik diperoleh pada 10 Januari 2020.

Awalnya, infeksi ini diduga ditularkan dari hewan liar ke manusia.

Sehingga diduga awal penyebaran penyakit ini terjadi pada orang yang pernah mengunjungi pasar hewan liar di kota Wuhan, China. Namun seperti yang kita ketahui, saat ini penularan dapat terjadi antar manusia dan dapat terjadi dengan sangat mudah, yaitu:

Melalui cairan tubuh orang yang terinveksi, seperti cipratan air liur yang keluar melalui bersin atau batuk.

a. Melalui sentuhan secara langsung dengan penderita, seperti berjabat tangan atau menyentuh tubuh penderita.

b. Menyentuh alat atau benda dengan partikel virus corona dengan permukaan, lalu langsung menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan

(24)

c. Pada kasus virus corona lain, penukaran diketahui juga bisa terjadi melalui dasar kotoran atau tinja. Tetapi, hal ini jarang terjadi (Nina Hertiwi Putri, 2020).

1) Dampak hambatan ekonomi akibat Covid-19 terhadap UMKM.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akan mengalami peningkatan yang sangat menggembirakan karena mampu memberikan kontribusi sebesar 57% terhadap PDB (didukung dengan kedatangan BPS tahun 2006-2010) dimana UMKM meningkat tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga dari segi tenaga kerja, modal dan aset. UMKM juga dijadikan sebagai usaha ekonomi produktif yang cukup besar, walaupun ada kendala atau krisis tidak terpengaruh begitu miris. Hal ini terjadi karena prinsip kemandirian yang mereka miliki yaitu memiliki modal sendiri dan tidak terlalu bergantung pada lembaga lain sehingga kuat hingga kini dan menjadi inti perekonomian negara. (Maya Intan Pratiwi, 2020).

2) Pandemi virus Covid-19 telah mempengaruhi semua sektor industri sampai batas tertentu. Untuk memitigasi dampak bisnis Covid-19 yang lebih besar, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyatakan perbankan akan mempermudah pembayaran utang bagi pelaku usaha di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK, mengatakan kemudahan tersebut bisa berupa pembayaran bunga pinjaman yang ditangguhkan. Maya Intan Pratiwi (Maya Intan Pratiwi, 2020).Tinjauan Umum tentang UMKM

(25)

8

a. Pengertian UMKM

Yuli Rahmini Suci dalam Jurnalnya yang berjudul Peningkatan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Indonesia. Menurut UUD 1945 kemudian diperkuat melalui TAP MPR NO. XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu dipertimbangkan sebagai bagian integral dari perekonomian rakyat yang memiliki kedudukan, peran, dan strategi potensial untuk mewujudkan perekonomian rakyat yang lebih seimbang. , berkembang, dan struktur ekonomi nasional yang berkeadilan. Sehingga definisi UMKM dibuat melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 dan karena kondisi perkembangan yang semakin dinamis diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jadi pengertian UMKM adalah sebagai berikut:Usaha Mikro ialah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kreteria Usaha Mikro dimana diatur dalam undang-udang ini.(Yuli Rahmini Suci, 2017).

1) Usaha Kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang seorang atau bagian bisnis yang tidak merupakan anak perusahaan atau tidak cabang perusahaan yang dimiliki, yang dimiliki, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengan atau Usaha Besar yang mencapai kreteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

(Yuli Rahmini Suci, 2017).

2) Usaha Menengah merrupakan Usaha Ekonomi Produktif yang berdiri sendiri, dimana pelaksanaannya oleh orang perorangan atau bagian

(26)

bisnis yang tidak mempunyai anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dan dikuasai untuk menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung akan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau berdasarkan penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.(Yuli Rahmini Suci, 2017).

3) Komersial Besar adalah Usaha Ekonomi Produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan kekayaan bersih atau laba penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi Badan Usaha Milik Negara atau Swasta Nasional, Usaha Patungan, dan Badan Usaha Asing yang melakukan kegiatan ekonomi Indonesia..(Yuli Rahmini Suci, 2017).

4) Dunia Usaha ialah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengan dan Usaha Besar yang melaksanakan bisnis ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia. (Yuli Rahmini Suci, 2017).

b. Ciri Bisnis UMKM

Dengan sebuah usaha, Usaha Mikro, Kecil, Menengah memiliki beberapa karakteristik yang dapat diamati. Sebagai contoh:

1) Suatu barang atau komoditi yang tidak mengarah dan dapat berubah sewaktu-waktu.

2) Memiliki lahan bisnis yang dapat berubah lokasi jika dibutuhkan.

3) Tidak memiliki penerapan surat yang lengkap. Bahkan, pemanfaatan finansial juga sering kali campur tangan dengan keuangan sendri.

4) SDMnya tidak mempunyai jiwa usaha yang terasah sangat bagus.

5) Pelaku UMKM kebanyakan tidak memiliki akses perbankan, meski beberapa sudah mempunyai hubungan pada lembaga non bank.

(27)

10

6) Sebagian besar tidak memiliki administrasi usaha ataupun perizinan lainnya seperti NPWP. (Irene Radius Saretta, 2021).

2. Konsep Tentang Usaha a. Pengertian Peluang Usaha

Kata peluang usaha terbagi menjadi dua kata yaitu kata peluang dan usaha. Dimana peluang bisa diartikan dengan kesempatan yang datang atau sesuatu yang dapat terjadi dan bisa mendapatkan keuntungan.

Lili Marliani dalam jurnalnya yang berjudul Peluang dan Rintangan UMKM dalam Upaya Mempertegas Perekonomian Nasional Ditengah Wabah Covid-19 mengatakan peluang usaha UMKM tidak terbatas;

Bahkan jika ada wabah Covid-19, industri apa pun mungkin bisa dijadikan usaha UMKM jika pelaku UMKM memiliki banyak ide kreatif, keahlian, dan bakat yang bisa ditawarkan secara online dan offline. Sehingga permasalahan UMKM saat ini adalah persaingan yang harus dipenuhi dengan menghasilkan berbagai inovasi dan layanan yang beragam agar dapat terus berkembang di pasar lokal sekaligus bersaing di pasar dunia.

Pengembangan bisnis UMKM yang bersifat digital dan sederhana, Banyak keretakan ekonomi telah muncul di tempat-tempat pedesaan yang beragam sebagai akibat dari akses. Di sinilah industri kreatif memiliki potensi untuk berkembang. Jika UMKM terus menemukan dan mengembangkan berbagai industri kreatif di Indonesia, maka perekonomian akan terserap secara lebih merata dan dengan daya serap yang lebih besar baik di kota maupun di desa, sehingga menghasilkan kemakmuran ekonomi di daerah. Untuk mengurangi kemiskinan, perlu diciptakan lapangan kerja. Presiden Jokowi dalam sambutannya pada 10

(28)

Januari 2019 di acara HUT ke-9 perusahaan e-commerce Bukalapak bahwa jumlah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di tanah air saat ini tinggi, tetapi masalah yang dihadapi UMKM adalah juga tidak sedikit, sehingga UMKM Indonesia seringkali kalah saing atau kalah bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional.

Berikut ini adalah definisi dari peluang usaha menurut ahlinya :

1) Menurut Thomas W. Zimmerer peluang usaha adalah menerapkan sebuah ide kreativitas ataupun sebuah inovasi baru untuk menyelesaikan masalah sehingga dapat melihat kesempatan yang dihadapi setiap hari.

2) Menurut Robbin and Coulter peluang usaha adalah sebuah proses yang melibatkan individu atau kelompok yang menggunakan usaha dan sarana tertentu untuk menciptakan suatu nilai yang positif sehingga memenuhi sebuah kebutuhan tanpa mempertimbangkan atau mempehatikan sumber daya yang akan digunakan.

3) Menurut Arif F. Hadipaaranata peluang usaha adalah sebuah resiko yang harus diambil dan dihadapi agar dapat menghasilkan dikarenakan tanpa mengambil sebuah resiko yang mungkin akan terjadi sebuah usaha yang dijalankan tidak akan memiliki sebuah peluang keberhasilan karena untuk mengelola dan mengatur segala urusan yang ada hubungannya dengan finansial. (Lili marliani, 2020).

b. Pengertian Tantanga Usaha

Lili Marliani dalam jurnalnya yang berjudul Peluang dan Tantangan UMKM dalam Upaya Penguatan Perekonomian Nasional Ditengah Pandemi Covid-19 mengatakan, kendala UMKM di tahun 2020

(29)

12

bukan hanya karena wabah Covid 19, namun tantangan UMKM di tengah era digital yang semakin cepat. perekonomian menuntut para pelaku UMKM untuk menyadari pentingnya teknologi informasi bagi UMKM dengan menyediakan layanan internet atau memiliki website yang dapat meningkatkan pendapatan sehingga dapat menjangkau pasar di luar daerah maupun di dalam daerah. Sehingga bisa bersaing dengan bisnis besar lainnya yang sudah memiliki market place dan mudah mendapatkan pelanggan karena sudah dikenal melalui layanan internet unlimited dan bisa go international.

3. Tantangan yang harus dihadapi dalam menjalankan bisnis

Hasil penelitian Nirmala Aninda mengatakan bahwa Pandemi Covid-19 telah berdampak signifikan pada cara hidup semua orang di seluruh dunia. Lalu ada dampak sebenarnya dari Covid-19 pada perusahaan kecil, terutama ketika pihak berwenang memaksa organisasi yang tidak beroperasi di industri utama untuk tutup sementara dan mengamanatkan agar semua orang mengikuti langkah-langkah kesehatan dan keselamatan baru. Akibatnya, selalu ada harapan dan solusi untuk tujuh tantangan yang dihadapi usaha kecil, serta saran tentang cara mengatasinya. (Nirmala Aninda, 2020).

1) Kekurangan Arus Kas

Awal mula Orang-orang berharap virus itu tidak menyebar atau akan menjadi masalah jangka pendek di awal krisis Kesehatan Masyarakat. Sebagian besar pemilik usaha kecil memahami pentingnya mempersiapkan diri untuk keadaan darurat, tetapi mereka tidak mengharapkan skenario parah ini berlangsung berbulan-bulan dan

(30)

merasa tak berkesudahan. Pertimbangkan untuk meminta pinjaman dari penerbit kartu kredit jika perusahaan Anda mengalami masalah arus kas. Di tengah krisis pandemi Covid-19, pemerintah memberikan bantuan kepada usaha mikro melalui Kementerian Koperasi dan UKM.

(Nirmala Aninda, 2020).

2) Meningkatkan stres atau kekhawatiran pemilik bisnis

Wajar bagi pemilik usaha kecil untuk merasa stres atau cemas dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang terkait dengan virus corona, di sisi lain, telah memicu kekhawatiran baru, meningkatkan tekanan dan ketidakpastian ke ketinggian yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tingkat stres dan kecemasan pemilik usaha kecil sebelum Covid-19 dan setelah pandemi dibandingkan dalam bajak pendapatan Mei 2020. Tidak realistis untuk berharap dapat menghilangkan semua sumber kecemasan dan ketegangan. Perawatan diri, di sisi lain, adalah langkah pertama untuk mengelolanya. Menjaga pola tidur yang teratur, makan makanan yang baik, berolahraga secara teratur, dan menjaga koneksi yang kuat akan membantu Anda menghindari stres dan kekhawatiran.(Nirmala Aninda, 2020).

3) Pendapatan Menurun

Masalah lain yang dimiliki usaha kecil dan Covid-19 adalah pendapatan yang menurun. Mulailah dengan bersikap praktis jika penurunan pendapatan berbahaya bagi perusahaan Anda atau Anda takut akan hal itu. Bagaimana Anda dapat mendiversifikasi aliran pendapatan Anda sambil juga memenuhi kebutuhan klien baru Tanyakan langsung kepada mereka bagaimana organisasi Anda dan

(31)

14

penawarannya dapat membantu mereka melewati masa-masa sulit ini.

(Nirmala Aninda, 2020).

4) Hambatan Rantai Pasokan

Kesulitan yang dihadapi oleh usaha kecil sebagai akibat dari novel coronavirus dapat dikatakan mempengaruhi semua industri. Namun, porsi tertentu jauh lebih populer daripada yang lain. Industri yang mengandalkan komoditas impor dari negara lain juga mengalami kesulitan. Perusahaan konstruksi, termasuk yang mengalami pelambatan rantai pasokan yang parah, dapat melindungi rantai pasokan mereka dengan berkomunikasi dengan pemasok pelanggan dan menentukan apakah mereka memiliki sumber daya untuk memenuhi kebutuhan mereka, karena 30 persen impor pasokan bahan bangunan Amerika Serikat berasal dari China sejak Covid-19 berasal dari sana. (Nirmala Aninda, 2020).

5) Kekhawatiran terjadinta gelombang kedua

Dengan semua pembicaraan tentang episentrum pandemi virus Corona dan kemungkinan gelombang kedua, studi Juli mengungkapkan bahwa pengusaha mengambil langkah-langkah untuk melindungi bisnis mereka jika terjadi gelombang kedua.. (Nirmala Aninda, 2020).

6) Konsumen membuat perubahan

Melihat tren konsumen global memberikan pratinjau tentang apa yang diharapkan oleh beberapa bisnis kecil dalam beberapa bulan mendatang. Misalnya, penelitian mengatakan mereka akan mengubah cara mereka berbelanja, dengan 44% memutuskan untuk membeli bahan makanan secara online lebih sering. Selain itu, 46% mengatakan

(32)

jika mereka memilih untuk makan di luar, mereka memprioritaskan ruang makan dengan tata letak yang membuat pengunjung jarang makan. (Nirmala Aninda, 2020).

7) Pelanggan tidak mengetahui akan bisnis yang dibuka Kembali

Sulit bagi konsumen untuk melacak apakah mereka sekarang dapat membeli barang dari tempat yang sering mereka kunjungi sebelum wabah, karena begitu banyak tempat yang dibuka secara bertahap dan beberapa masih tutup. (Nirmala Aninda, 2020).

4. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) a. Pengertian Analisis SWOT Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) adalah identifikasi sistematis dari berbagai faktor untuk menentukan perencanaan perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun sekaligus meminimalkan kelemahan dan ancaman (Tri Budiman, 2017).

Ketika diperiksa melalui lensa filosofi analisis SWOT, itu adalah penyempurnaan pemikiran berdasarkan berbagai kerangka kerja dan rencana strategis yang telah digunakan di medan perang dan dalam bisnis. Menurut Sun Tzu, jika kita memahami kekuatan dan kelemahan lawan, kita hampir pasti akan memenangkan perang. (2017,Tri Budiman).

b. Fungsi Analisis SWOT

Secara umum analisis SWOT sering dikenal oleh Sebagian besar tim teknis penyusun rencana perusahaan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan kapabilitas sehingga menandai untuk menjalankan misi

(33)

16

dan mewujudkan visinya. Jadi fungsi Analisis SWOT adalah menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta Analisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta Analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telah terhadap kondisi eksternal perusahaan.(Tri Budiman, 2017).

c. Manfaat Analisis SWOT

Analisis SWOT bermanfaat jika jelas bisnis apa yang dijalankan perusahaan, ke mana arahnya di masa depan, dan metrik apa yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan manajemen organisasi dalam menjalankan dan menentukan tujuannya. Analisis SWOT berguna untuk menganalisis faktor-faktor dalam perusahaan yang berkontribusi terhadap kualitas persiapan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor eksternal, atau strategi umum yang sesuai dan digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tujuan perusahaan untuk 3-5 tahun ke depan. Tahun untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan. (Tri Budiman, 2017).

d. Tujuan Analisis SWOT

Tujuan utama dari analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi rencana perusahaan secara keseluruhan. dari masing-masing perusahaan dan pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak menggunakan analisis SWOT. Kecenderungan ini kemungkinan akan terus berkembang, yang saling bergantung dan saling bergantung.

Penggunaan analisis SWOT pada dasarnya telah muncul sejak lama dimulai dari bentuknya yang paling sederhana yaitu dalam rangka

(34)

menyusun strategi untuk mengalahkan musuh dalam pertempuran. (Tri Budiman, 2017).

Tahap dasar pendekatan SWOT ini tampaknya sederhana sekali sebagaimana dikemukakan oleh tzu bahwa apabila kita telah mengenali kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dapat disimpulakan kita dapat memenangkan pertempuran.

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis SWOT

Berdasarkan identifikasi berbagai permasalahan yang muncul dalam tubuh perusahaan, sangat penting untuk dilakukan penelitian dengan sangat teliti agar dapat menemukan suatu perencanaan yang sangat cepat dan tepat dalam mengatasi permasalahan yang muncul dalam perusahaan, dan ada beberapa pertimbangan yang harus diambil dipertimbangkan ketika membuat keputusan, antara lain:

a. Kekuatan (Strenght)

Kekuatan adalah atribut yang dapat diunggulkan oleh perusahaan, seperti keunggulan produk, yang dapat diandalkan, memiliki bakat yang dapat diandalkan, dan berbeda dari produk lain, memungkinkannya mengungguli pesaingnya. (Tri Budiman, 2017).

b. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah kekurangan atau batasan dalam sumber daya perusahaan, termasuk bakat dan kemampuan, yang menghambat efektivitas organisasi. Keterbatasan sumber daya, bakat, atau kompetensi yang secara substansial membatasi kemampuan perusahaan untuk melaksanakan secara efektif. Kelemahan dalam organisasi meliputi

(35)

18

fasilitas, sumber daya keuangan, kompetensi manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra merek. (Tri Budiman, 2017).

c. Peluang (Opportunity)

Hal dan situasi yang menguntungkan korporasi disebut sebagai peluang. Perkembangan penting merupakan bagian dari sumber peluang, seperti halnya kondisi positif di lingkungan perusahaan.

Perkembangan dalam situasi persaingan atau peraturan, perubahan teknologi, dan peningkatan hubungan dengan pembeli atau pemasok semuanya dapat memberikan peluang bagi perusahaan..

d. Ancaman (Treats)

Ancaman adalah kondisi lingkungan negatif di tempat kerja yang, jika tidak ditangani, akan menjadi masalah bagi perusahaan di masa depan. Ancaman terhadap status perusahaan saat ini atau yang dimaksudkan adalah gangguan besar. Masuknya pesaing awal, ekspansi pasar yang tertahan, kekuatan negosiasi yang ditingkatkan dari pelanggan atau pemasok utama, dan bisnis teknologi, yang semuanya dapat membuat aturan baru atau yang diperbarui menjadi bahaya bagi kesuksesan perusahaan. (Tri Budiman, 2017).

Pengaruh Kekuatan dan kelemahan perusahaan ada, sedangkan peluang dan bahaya adalah elemen lingkungan yang harus dihadapi perusahaan. Jika analisis SWOT dapat dikatakan sebagai alat yang ampuh untuk melakukan analisis strategis, kemanjurannya terletak pada kemampuan penentu perencanaan perusahaan untuk memaksimalkan peran faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang sekaligus memainkan peran berbagai alat untuk meminimalkan. kelemahan perusahaan dan

(36)

mengurangi dampak ancaman. timbul dan harus diatasi. (Tri Budiman, 2017).

B. Tinjauan Empiris

Penelitian Dodon Turianto Nugrahadu, Liling Triyasmono (2019).

Dengan judul Penerapan Potable Smartwater Ttreatment untuk Meningkatkan Produksi Telur Peternak Ayam Petelur Martapura Kalimantan tujuan penelitian ini untuk memenuhi kebutuhan air diberbagai sektor salah satunya pada sektor peternakan ayam petelur karena air yang keruh dan berbau bisa berbahaya bagi kesehatan ternak bila dikonsumsi terus. Sehingga meningkatkan kualitas air bersih dengan teknologi filtrasi dapat meningkatkan kualitas produksi ayam petelur.

Pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.

Penelitian Arif Muhamad Nawawi, Sri Ayu Andayani, Dinar (2017).

Dengan judul Analisis Usaha Peternakan Ayam Petelur tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis cara Rasio R/C (Biaya Pengembalian), BEP (Breake even point), Margin of Safety (MOS), Profitabilitas, dan Margin Pemasaran adalah beberapa alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa ayam petelur sudah terkenal. Praktek penanganan ternak secara tradisional masih rata-rata digunakan dalam pendekatan peternakan.

Penelitian Indri F. Ngantung, A. Makalew, V. V. J. Panelewen, I. D.

R. Lumenta (2019). Dengan judul Analisis Rentabilitas Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur UD. Tetey Permai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bisnis Pada tanggal 21 Desember 2017 sampai dengan 31 Januari 2018, UD. Tetey Permai di Kecamatan

(37)

20

Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara mengadakan peternakan ayam petelur di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara. Teknik studi kasus digunakan untuk pengumpulan data. Wawancara langsung dengan pemilik perusahaan, peternak, dan manajer dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Ada dua jenis data yang dikumpulkan: data primer dan data sekunder.Metode analisis data yang digunakan adalah analisis rentabilitas untuk membandingkan besarnya modal yang digunakan oleh pemilik peternakan ayam ras petelur. Jadi penyelesaian penelitian diketahui berdasarkan bahwa bisnis peternak ayam ras petelur UD. Tetey Permai sudah dan sangat menguntungkan.

Penelitian Dyah Listyo Purwaningsih (2014). Dengan judul Peternakan Ayam Ras Petelur di Kota Singkawang. Penelitian ini bertujuan dari tingkatan efektifitas gizi masyarakat. Bisnis peternakan ayam ras khususnya ras petelur mengalami perkembangan yang sangat pesat dan umumnya bersifat komersial yang didorong olehkondisi di sektor pertanian yang menyediakan bahan pangan yang sangat diperluhkan untuk industri peternakan. Pengumoulan data, analisis dan sintetis permulaan hingga akhiran pertimbangan. Metode perancangan yaitu tatap permulaan, persiapan, pengajuan usul, dan evaluasi zonasi bangunan yang ada.

Penelitian Ratih Dewanti dan Ginda Sihombing. (2012). Dengan judul Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Buras (Studi Kasus di Kecamatan Tegalomba, Kabupaten Pacitan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingginya pendapatan yang diperoleh peternak buras dan pengaruh factor-faktor prodksi terhadap pendapatan bisnis

(38)

peternakan ayam buras dikecamatan tegalombo kabupaten pacitan.

Cara yang digunakan dalam penelitian ialah metode survey dengan wawancara secara langsung.

Penelitian Indri Rafiana Rahmawati, et, al. (2016). Dengan judul Peran dan Kinerja Penyuluh Pertanian dan Memberdayakan Peternakan Ayam Petelur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh peran dan inovasi penyuluh terhadap kinerja penyuluh di Kabupaten Jember.

Penelitian Mosis Elsoin, Dimas Praditina Putri Astuti, Waluyo Edi Susanto (2017). Judul penelitian adalah “Analisis Pendapatan dan Efisiensi Pada Industri Peternakan Ayam Petelur” (Studi Kasus Pada Usaha Peternakan oleh Bapak Sahroni di Desa Mandalan Aangi Kecamatan Wangir Kabupaten Malang). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan dan efisiensi peternakan ayam petelur di masyarakat Mandalanwangi. Dalam penelitian ini, metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif diadopsi. Data sekunder dan data primer digunakan dalam proses pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta analisis data.

Penelitian Rahmi Rosita (2020). Dengan judul Dampak Pandemi Covid-19 terhadap UMKM Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak epidemi COVID-19 terhadap UMKM Indonesia.

Pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, dengan sumber data sekunder berupa hasil penelitian, referensi, dan berita online yang langsung terkait dengan penelitian ini.

(39)

22

Penelitian Fidi Nur Aini Fidi Nur Aini Fidi Nur Aini Ignatius Guritno, Eka Puji Dameanti, Muhammad Aviv Firdaus, Nurina Titisari, Siska Aditya, dan Muhammad Aviv Firdaus (2020). Judul Layar Tahap Pusat Penelitian dan Pengembangan (KUB) adalah Dampak Faktor Lingkungan Terhadap Produktivitas Telur Ayam Kampung Unggulan.

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kecepatan angin, penerangan, kelembaban, dan suhu terhadap produktivitas telur ayam ras KUB fase layer minimal 43 minggu.

Variabel bebas berupa parameter lingkungan seperti kecepatan angin, pencahayaan, kelembaban, dan suhu, serta variabel terikat produktivitas telur digunakan dalam penelitian ini.

Adapun perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian sebelumnya dengan judul Dampak Covid-19 Terhadap UMKM Ayam Petelur di Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang dan tantangan apa saja yang dihadapi selama pandemi covid-19 serta dampak yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Cara yang digunakan dalam penelitian ini metode kualitatif. Dengan prosedur pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(40)

C. Kerangka Penelitian

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variable yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmadjo,2012).

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

UMKM AYAM PETELUR

Strength (Kekuatan) Weakness

(Kelemahan)

Threats (Ancaman) Opportunity (Peluang)

0

Dampak Covid-19

Bagaimanakah peluang UMKM ayam petelur dimasa pandemi Covid- 19?

Bagaimanakah tantangan UMKM ayam petelur dimasa pandemi Covid-19?

Analisis

Hasil Penelitian

(41)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode analisis SWOT digunakan untuk melakukan penelitian ini. Metode penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang didasarkan pada filosofi post-positivis dan digunakan untuk melakukan penelitian dalam setting alami (sebagai lawan dari eksperimen). Sugiyono (2017, 15.)

Dalam penelitian ini peneliti berusah menganalisa dan menginterpretasikan kondisi yang ada dengan melakukan pengamatan, wawancara, dan megumpulkan dokumen-dokumen yang terkait dengan sasaran penelitian.

B. Fokus Penelitian

Untuk mempermudah peneliti dalam menyelesaikan serta menganalisa penelitian ini, maka peneliti memusatkan penelitiannya pada satu titik yang akan menjadi sumber acuan dalam menyelesaikan penelitian ini. Berfokus pada Peluang dan Tantangan UMKM Ayam Petelur Selama Masa Pandemi Covid-19 di Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian akan berlangsung di Desa Kampung Beru, Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Peneliti melakukan penelitian untuk menyediakan data yang dibutuhkan dalam penelitian karena lokasi penelitian merupakan salah satu lokasi dengan jenis perusahaan peternakan dan mudah dijangkau oleh peneliti.

(42)

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan dua bulan, mulai bulan September sampai dengan Oktober 2021.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian merupakan isu yang kritis karena kualitas hasil penelitian dipengaruhi oleh sumber data. Akibatnya, sumber data berikut digunakan oleh peneliti :

1. Data Primer

Data primer adalah informasi atau data yang diperoleh langsung dari informan subjek penelitian; peneliti memperoleh data atau informasi dengan menggunakan instrumen tertentu dalam keadaan ini. Peneliti mengumpulkan data primer untuk menjawab pertanyaan peneliti. Pengumpulan data primer merupakan bagian integral dari proses penelitian yang sering diperlukan untuk membuat keputusan. Data primer dianggap lebih akurat karena disajikan secara lebih mendalam (Sugiyono, 2012).

Data primer penelitian ini berasal dari wawancara dengan Pak Arung, pemilik ayam petelur, dan masyarakat sekitar kandang, serta aparat desa Kampung Beru.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah informasi yang diperoleh dari literatur atau bacaan terkait, seperti buku, publikasi penelitian sebelumnya, atau makalah yang ada (Sugiyono, 2012).

(43)

26

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Kepustakaan

Penelitian kepustakaan adalah penyelidikan teoretis yang mencakup kutipan karya ilmiah lain tentang budaya, nilai, dan norma yang berkembang dalam lingkungan sosial yang diselidiki. (2012) (Sugiyono).

2. Observasi Lapangan

Dalam situasi tertentu, metode observasi adalah metode observasi yang komprehensif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan memahami perilaku kelompok dan individu dalam situasi tertentu. Wiratna Sijarweni (2015: 32)

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah strategi pengumpulan data kualitatif yang melibatkan membaca atau menganalisis dokumen yang diperoleh dari objek yang diselidiki. Kemudian, dengan menggunakan salah satu media tulis atau kertas lain, metode ini merupakan salah satu cara untuk mendapatkan foto dari sudut pandang subjek. (Sugiyono, 2016).

4. Wawancara (Interview)

Dalam penelitian ini, wawancara adalah suatu metode pengumpulan data melalui tatap muka tanya jawab antara peneliti (disebut wawancara) tentang subjek yang diteliti. Dibutuhkan waktu yang lama untuk melakukan prosedur wawancara sedetail mungkin guna memperoleh informasi yang memenuhi harapan peneliti, dan dapat diulangi untuk menjawab pertanyaan yang telah dirancang untuk menentukan respon subjek terhadap topik tertentu.Penelitian menyerahkan Subjek memiliki kesempatan untuk menanggapi pertanyaan dengan cara apa pun yang

(44)

mereka anggap cocok. Pertanyaan yang tidak terstruktur, terbuka, dan sangat fleksibel dapat diajukan. Ini berpotensi berubah sebagai respons terhadap skenario saat ini. (V. Wiratna Sujarweni, 2015: 31).

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini terdiri dari pemilik kandang 2 (dua) orang, masyarakat sekitar peternakan ayam petelur 7 (tujuh) orang, serta 1 (satu) orang kepala dusun.

Tabel 3.1 Informan

No. Nama Usia Pendidikan Status

1. Arung 24

Tahun

SMA

Pemilik

2. Dahlan 43

Tahun

SMA

Pemilik

3. Kasmawati 41

Tahun

SMK

Masyarakat

4. Juita 22

Tahun

SMK

Masyarakat

5. Daeng Sarro 41

Tahun

SMP

Masyarakat

6. Nurlia 42

Tahun

SMP

Masyarakat

7. Saniati 39

Tahun

SMA

Masyarakat

8. Diana 40

Tahun

SMA

Masyarakat

9. Riswan 43

Tahun

SMA

Masyarakat

10. Nasaruddin 45

Tahun

SMP Kepala

Dusun (Sumber: Data primer yang telah diolah, 2021).

E. Instrumen Penelitian

Ponsel sebagai alat perekam dan dokumentasi, pedoman wawancara, dan pedoman observasi merupakan contoh instrumen penelitian yang digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar tindakan yang dilakukan menjadi sistematis.Metode Analisis Data.

(45)

28

F. Metode Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini diperoleh dari Analisis SWOT, Analisis data penelitian ini dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. System analisis data yang digunakan dalam pengumpulan data dan setelah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Observasi, wawancara, dan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini. Dampak Covid-19 pada UMKM Ayam Petelur di Desa Kampung Beru dipelajari dengan menggunakan data sekunder dari buku dan jurnal

.2. Reduksi Data (Data Reduction)

Ruduksi data merupakan suatu proses penyeleksian data yang kemudian dilakukan pemfokusan dan penyederhanaan oleh peneliti terhadap data yang telah didapat di lapangan. Potongan data menurut (Sugiyono, 2016) adalah ringkasan penting, Memilih item yang paling penting, fokus pada item yang paling penting, mencari tema dan pola, dan menghapus item yang tidak perlu. Akibatnya, data yang telah diminimalkan atau dipetik akan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada peneliti, sehingga memudahkan pengumpulan data.

3. Penyajian Data (Data Display)

Menurut Sugiyono (2016), data dapat disajikan dalam bentuk bagan, uraian singkat, dan keterkaitan antar kategori dalam penelitian kualitatif agar lebih mudah dipahami apa yang terjadi. Dalam penelitian

(46)

kualitatif, biasanya menyampaikan data berupa teks naratif saat menyajikan data.

4. Penarikan Kesimpulan (Verification)

Kesimpulan dan verifikasi adalah langkah terakhir dalam analisis kualitatif. Bukti yang valid dan konsisten harus mendukung kesimpulan yang dicapai. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah penemuan yang sebelumnya tidak diketahui; mereka dapat mengambil bentuk deskripsi atau deskripsi objek yang sebelumnya ambigu tetapi menjadi jelas setelah pemeriksaan lebih lanjut. 2016 (Sugiyono).

(47)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Terbentuknya Desa Kampung Beru

Desa Kampung Beru kabupaten Takalar merupakan Desa dengan tata letak di Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar, Desa Kampung Beru ialah Pada tahun 1992, dusun tersebut terbentuk dari penggabungan Desa Lassang dan Desa Towata di Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Berawal dari keinginan masyarakat yang menginginkan pelayanan pemerintah yang lebih dekat, maka pada awal Tahun 1992 dibentuklah panitia pemekaran Desa pada waktu itu juga langsung mengajukan permohonan pemekaran Desa kepada pemerintah kabupaten Takalar. Sebagai tatanan hukum yang berlaku hukum yang berlaku dari mulai menentukan nama Desa, pembagian wilayah, pembagian kekayaan Desa, dll akhirnya 4 (empat) dusun yaitu Dusun Lauwa, Dusun Kampung Beru, Dusun Bontonompo dan Dusun Romang Lompoa menjadi Desa Kampung Beru. Luas wilayah keseluruhan 479,82 Ha, jadi batas wilayah admidrasi sebagai berikut: (1) sebelah utara, berbatasan dengan Desa Towata, (2) sebelah timur, berbatasan dengan Desa Parang Baddo, (3) sebelah selatan, berbatasan dengan Desa barugaya, (4) sebelah barat, berbatasan dengan Desa Lassang. Secara administrasi pemerintah Desa Kampung Beru terdiri dari lima dusun yaitu, Dusun lauwa, Dusun Kampung Beru, Dusun Bontonompo, Dusun Romang Lompoa dan Dusun

(48)

Kampung Raja. Jumlah penduduk keseluruhan pada Desa Kampung Beru Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar sebanyak 2570 jiwa.

a. Jumlah Penduduk

Jumlah warga daerah sejak tahun 2019 di desa Kampung Beru sebanyak 2570 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Tahun 2019

Tahun Penduduk Rumah Tanga

(KK)

Kepadatan Rata- rata ART

Rasio Jenis Kelamin

Kel

2019 2570 819 0.19 3 94,12

(Sumber: kantor Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar).

Berdasarkan hasil informasi profil Desa Tahun 2019 penduduk Desa Kampung Beru berjumlah 2570 pendudk, dari hasil penduduk berjenis kelamin laki-laki atau 1254 jiwa perempuan berjumlah 1316 jiwa. Perbedaan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dapat di lihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Komposisi Penduduk Desa Kampung Beru Perdusun dan Jenis Kelamin

No. Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kampung Beru 360 367 727

2 Bontonompo 201 205 406

3 Romang Lompoa 274 264 497

4 Lauwa 233 272 546

5 Kampung Raja 186 208 395

Jumlah 1254 1316 2570

(Sumber: Data Profil Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar).

(49)

32

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Desa Kampung Beru Tahun 2019 Berdasarkan Pekerjaan:

No. Jenis Pekerjaan Persentase

1 Petani 55,87%

2 Peternakan 26,50%

3 Pedagang 1,85%

4 PNS 1,12%

5 Tukang 2,70%

6 Buruh 11,96%

Jumlah 100%

(Sumber: kantor Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar).

a. Letak dan Luas Wilayah

Desa Kampung Beru, dengan luas 479,82 hektar dan lima dusun dari satu desa di Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, terletak di ujung timur Kecamatan Polongbangkeng Utara. Berikut ini adalah batas wilayah:

Tabel 4.4

Batas Wilayah Desa Kampung Beru

Batas Desa / Lurah Kecamatan

Sebelah Utara Desa Towata Polongbangkeng Utara Sebelah Selatan Desa Barugaya Polongbangkeng Utara Sebelah Timur Desa Parang Baddo Polongbangkeng Utara Sebelah Barat Desa Lassang Polongbangkeng Utara

(Sumber: Kantor Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar).

(50)

Gambar 4. 1

Susunan Organisasi Tata Kerja Pemerintah Desa Kampung Beru Kecamatan Polongbangkeng Utara

(Sumber: Profil kantor Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar).

2. Sejarah singkat Desa Kampung Beru dalam bidang peternakan

Desa Kampung Beru melakukan kegiatan produktif, hal ini menunjukkan bahwa di Desa Kampung Beru memiliki sumber daya alam yang memadai dan siap digunakan. Terdapat berbagai macam pencaharian/penghasilan penduduk Desa Kampung Beru berdasarkan pekerjaan dari petani, peternak, pedagan

KEPALA DESA H. JUNAID

SEKRETARI DESA

STAF MUNIR

STAF STAF

MUHAMMAD SAKIR KEPALA URUSAN UMUM IDRIS

KEPALA URUSAN KEUANGAN

MUH HASIM KEPALA URUSAN BERENCANA KEPALA

SEKSI PEMERIN

TAHAN

MURLIATI KEPALA

SEKSI KESEJAH

TERAAN KEPALA

SEKSI PELAYA

BONDANG NAN ARZAD ARFAH

KEPALA DUSUN KAMPUNG

BERU

KEPALA DUSUN BONTONOMPO

KEPALA DUSUN ROMANG LOMPOA

KEPALA DUSUN KAMPUNG RAJA

KEPALA DUSUN LAUWA MANGGOWA

TOMPO NUR RIZAL NASARUDDIN

MUH. JAFAR AHMAD

(51)

34

PNS, Tukang dan buruh. Mayoritas pekerjaan penduduk Desa Kampung Beru terdiri dari petani berjumlah 55,87% peternak berjumlah 25,50% pedagang berjumlah 1,85% PNS berjumlah 1,12% tukang berjumlah 2,70% buruh berjumlah 11,96%.

Pada tahun 2020 Bapak Arung mendirikan sebuah usaha ayam petelur berlokasi di Dusun Romang Lompoa Desa kampung Beru Kabupaten Takalar dengan modal kurang lebih 100 juta rupiah sebagai modal awal untuk membeli ayam petelur, perlengkapan, dan kandang ayam yang saat ini dijadikan lokasi untuk membudidayakan ayam petelur. Bapak Arung sebelumnya pada tahun 2019 memiliki usaha ayam kampung dan jenis ayam kate, namun berdasarkan saran dari parther kerjanya untuk mendirikan usaha ayam petelur sehingga pada Tahun 2020 Bapak Arung membeli ayam ras sebanyak 200 ekor. Pada awal usaha ayam petelur Bapak Arung banyak melakukan uji coba salah satunya yaitu Bapak Arung tidak melakukan vaksinasi pada ayamnya yang dimana vaksin terhadap ayam sangatlah penting untuk mencegah agar ayam tidak mudah terjangkit penyakit atau virus.

Dari usaha yang didirikan Bapak Arung tersebut membuat motivasi kepada masyarakat untuk mendirikan usaha yang serupa tujuannya adalah untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan penghasilan tambahan dalam bidang peternakan pada Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar.

B. Hasil Penelitian

1. Peluang UMKM ayam petelur dimasa wabah Covid-19

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pelaku UMKM ayam petelur dimasa pandemi Covid-19 bahwa harga telur sebelum pandemi Covid-19 lebih tinggi dibandingkan dengan harga telur saat

(52)

pandemi covid-19 hal ini disebabkan rendahnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap telur selama masa pandemi Covid-19 sehingga pelaku usaha ayam petelur mengalami kesulitan dalam memenuhi biaya perawatan seperti pakan ayam, vitamin dan vaksin.

Dengan adanya peternakan ayam petelur di Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar sangatlah membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan maupun dalam memperbaiki perekonomian sekitar dan para petani juga terbantu dalam penyediaan pupuk organik yang diambil dari kotoran ayam petelur.

Dalam proses distribusi ayam petelur terdapat hak atas pelanggan kepada pemilik dan hak pemilik terhadap pelanggan yaitu:

a. Hak pelanggan, yaitu mendapatkan telur dengan sejumlah yang dibayar, hak pelanggan terhadap pemilik yaitu pelanggan berhak mendapatkan telur sejumlah dengan yang dibayarkan.

b. Hak dan kewajiban pemilik usaha ayam petelur terhadap pelanggan yaitu memastikan telur yang disalurkan kepada pelanggan adalah jenis telur yang berkualitas.

2. Tantangan UMKM ayam petelur dimasa pandemi Covid-19

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap pelaku UMKM ayam petelur dimasa pandemi Covid-19 ditemukan bahwa:

a. Kurangnya pendapatan yang didapatkan oleh pelaku usaha ayam petelur yang disebabkan oleh tingginya biaya perawatan ayam yang tidak sebanding dengan penjualan tersebut sehingga pelaku usaha mengalami kerugian.

(53)

36

b. Pada lokasi peternakan ayam petelur tidak terdapat akses jalan yang memadai dan sulit dijangkau oleh roda empat sehingga menyebabkan kesulitan dalam mendistribusikan telur yang dihasilkan.

c. Harga telur sebelum pandemi Covid-19 Rp. 45.000/ rak sedangkan selama pandemi Covid-19 harga telur menjadi Rp. 35.000/ rak semakin menurun di karnakan produksi telur lebih tinggi dari pada permintaan konsumen

Jadi hasil wawancara dengan para pemilik peternakan ayam petelur di Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar dapat disimpulkan bahwa usaha yang mereka jalankan terdapat tantangan yang sangat besar dimana pada saat ini harga pakan ayam sangat mahal sementara harga telur di pasaran sangat menurun hal ini yang membuat peternak kurang mendapatkan keuntungan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi kandang ayam petelur maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan kandang ayam petelur di Desa Kampung Beru sangat membantu masyarakat yang membutuhkan telur dimasa pandemi Covid-19 dimana hasil panen telur yang dihasilkan kandang ayam milik Bapak Arung dan Bapak Dahlan kualitasnya sudah bagus dan besar sehingga tidak perluh lagi keluar kampung untuk membeli, sementara untuk petani yang membutuhkan pupuk organik dapat langsung ke kandang ayam untuk memesan. Adapun perubahan lingkungan yang paling dirasakan masyarakat dengan adanya bau kotoran kandang ayam dan banyaknya lalat yang disebabkan oleh kandang ayam.

(54)

Berdasarkan hasil wawancara bersama pemerintah setempat dapat disimpulkan bahwa semua kandang ayam yang didirikan di Desa Kampung Beru sebelumnya tidak memiliki izin mendirikan usaha. Akan tetapi dengan adanya peternakan banyak yang terbantu diantaranya masyarakat yang membutuhkan telur, pemilik warung tidak perluh lagi pesan di luar, dan petani sangat terbantu sekali dengan adanya pupuk organik yang dihasilkan dari peternakan ayam di Desa kampung Beru.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari lapangan dapat dianalisis bahwa Dampak Covid-19 terhadap UMKM Ayam Petelur di Desa Kampung Beru yang ditimbulkan selama masa pandemi Covid-19 terhadap dampak yang sangat besar, dikarenakan usaha ayam petelur mengalami kerugian besar dikarenakan harga telur di pasaran sangat menurun sementara harga pakan sangat tinggi sehingga peternak mengalami kerugian yang sangat besar sehingga salah satu peternak menjual kembali ayam petelurnya untuk menghentikan pengeluaran pakan.

Faharuddin menyebutkan bahwa peternak ayam saat ini di Daerah Sidrap juga mengalami kerugian selama masa pandemi Covid-19 hal serupa pun terjadi di Daerah lain. Penyebab harga pakan naik dikarenakan barang yang diproduksi tidak bisa di ekspor yang mengakibatkan harga pakan di Indonesia mahal sementara harga telur menurun dari harga Rp. 35.000/ rak telur turun menjadi Rp. 29.000/ rak telur’.

Banyak budaya di masyarakat Indonesia yang menggunakan telur sebagai simbol, seperti perayaan Maulid, Paskah, dan hari-hari besar

(55)

38

lainnya, sehingga telur selalu dibutuhkan. Telur telah menjadi barang yang harus dimiliki saat perayaan masyarakat.

Hal serupa juga dikemukakan oleh kartini selaku pedagang telur di Daerah Bulukumba mengatakan bahwa menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru harga telur ayam ras memang kerap naik seperti yang terjadi sekarang di pasar induk Bulukumba harga telur menjadi Rp. 45.000/ rak sebelumnya pedagang menjual Rp. 38.000/ rak.

Hasil penelitian yang diperoleh dilapangan mengatakan bahwa ayam ras yang baru dimasukkan dalam kandang akan mengalami proses terlebih dahulu sebelum berproduksi selama 1 bulan 2 minggu dengan bahan pakan yang dihabiskan berkisaran sampai 47 sak dengan harga 425.000 perkarung biaya kurang lebih 12 juta yang dihabiskan sebelum bertelur.

Dimasa pandemi Covid-19 adapun peluang yang dirasakan pelaku usaha ayam petelur walaupun peluang yang ditimbulkan sedikit tetapi setidaknya mampu mengurangi stok telur di kandang setiap harinya dimana hasil panen yang didapat bisa langsung laku terjual dipasaran dikarenakan harga yang terjangkau dan kebutuhan masyarakat untuk menambah protein pada tubuh dimasa pandemi saat ini yang mengharuskan masyarakat tetap di rumah, menjauhi kerumunan dan menjaga kesehatan tubuhnya.

Ayam petelur memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sekitar, yang dapat dilihat dari limbah kandang ayam dan lalat yang dapat menyebarkan berbagai penyakit. Saat menentukan lokasi peternakan, pemilik harus mengingat bahwa lokasinya harus jauh dari pemukiman masyarakat, dengan jarak minimal sekitar 100 meter antara kandang dan

(56)

komunitas.Selain kandang yang harus jauh dari pemukiman masyarakat, kerapian kandang harus dilakukan secara rutin sehingga mengurangi bau yang dapat mengganggu masyarakat.

Peternakan ayam di Sentral peternakan Desa Srikayangan, sentosa, Kulon Proga, Yogyakarta mengeluhkan harga pakan ternak yang meninggi. Sanrdi mengaku, berada di kondisi saat ini membuat dirinya sulit untuk berternak. Sebab untuk menutupi biaya operasional sehari-hari pun sulit karna pendapatan yang minim.

Dampak dari pandemic Covid-19 membuat peternak ayam berada dalam tekanan dikarenakan harga jual ayam jatuh. Sebelum terjadi wabah peternak masih sempat menjual Rp. 12.000 sampai Rp. 13.000/ kilogram (kg) begitu terjadi wabah turun menjadi Rp. 8.000 sampai Rp.4.000/

kilogram (kg).

Hal serupa dikemukakan oleh Siska Maulina Saputri dalam penelitiannya mengatakan bahwa dampak negative yang ditimbulkan peternakan tersebut berupa bau limbah ayam yang dapat merubah lingkungan dan banyaknya lalat yang dapat menimbulkan penyakit.

Kekurangan yang terdapat pada kandang ayam petelur milik Bapak Arung seperti kandang yang digunakan masih tradisional menggunakan dinding dari bambu, tempat air yang manual menggunakan bak air dari ember besar, dan akses jalan masuk ke peternakan belum ada untuk roda empat. Sementara kelebihan yang terdapat pada kandang ayam milik Bapak Arung seperti sanitasi kandang dan tempat yang strategis.

Adapun ancaman yang dapat menimbulkan penyakit terhadap ayam bahkan meninggal dikarenakan aroma parfum yang digunakan pengunjung,

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir .........................................................................
Gambar 2.1  Kerangka Pikir
Tabel 3.1  Informan
Table 4.5  Analisis SWOT

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara mengenai mengajar dan belajar yang terjadi pada masa pandemi covid-19 yang telah peneliti lakukan dengan Bapak Albertus Sigit Triyantoko selaku Wakil

Sedangkan peluang dari proses pembelajaran online yang telah dilaksanakan adalah secara langsung membiasakan siswa untuk berlatih mandiri dalam proses belajar, dan

Selama masa pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih berlangsung, pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan penanganan dampak pandemi terhadap

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik kesimpulan, a) bahwa dengan ditetapkannya

Pada situasi Pandemi Covid-19 memberikan tantangan bagi para pelaku usaha atau pemilik UMKM, selain itu juga untuk mempertahankan bisnis para pelaku UMKM harus

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dapat diambil kesimpulan bahwa masih banyak kendala dan tantangan

Konsumsi protein hewani adalah 25.32% dari total konsumsi protein, dimana konsumsi tersebut masih kecil dibandingkan konsumsi protein dari padi-padian yaitu 30.43% dan dari makanan

Pengabdian masyarakat yang berjudul upaya peningkatan gizi seimbang pada anak di masa pandemi Covid 19 di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis yang terdiri