• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

41 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Sukoharjo yang terletak di Jl. Raya Sala-Kartasura, Mendungan, Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57162. Adapun pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

a. Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru matematika SMAN 2 Sukoharjo diperoleh studi awal bahwa siswa SMAN 2 Sukoharjo masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal tipe HOTS.

b. SMA Negeri 2 Sukoharjo merupakan sekolah tempat peneliti melaksanakan Magang Kependidikan 3 atau PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) sehingga peneliti sudah mengetahui lebih banyak kondisi dari sekolah ini.

c. Sekolah yang bersangkutan belum pernah dilakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.

d. Pihak sekolah bersedia membantu dan memberikan akses kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021 pada bulan Januari 2021 sampai selesai. Penelitian dilaksanakan secara bertahap, dengan rincian tahapan waktu penelitian adalah sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan seperti penyusunan proposal, pengajuan ijin ke instansi yang bersangkutan, penyusunan instrumen, dan validasi. Tahap ini dilakukan pada bulan Januari-Mei 2021.

(2)

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengambilan data yang terdiri dari uji coba tes kecerdasan logis matematis, tes kecerdasan logis matematis, tes keterampilan metakognitif dan wawancara berbasis tugas. Tahap ini dilakukan pada bulan Juni 2021.

c. Tahap penyelesaian

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan analisis data hasil penelitian, penarikan simpulan, dan penyusunan laporan hasil penelitian. Tahap ini dilakukan pada bulan Juni-November 2021.

(3)

Tabel 3.1 Rincian Tahapan Waktu Penelitian

Jenis Kegiatan Bulan 2021

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sep Okt Nov 1. Tahap Persiapan

a. Penyusunan proposal b. Penyusunan

instrumen c. Validasi

instrumen d. Mengurus perizinan

2. Tahap Pelaksanaan a. Uji coba

instrumen b. Pengambilan

data berupa tingkat kecerdasan logis matematis siswa c. Pelaksanaan

tes

keterampilan metakognitif d. Pelaksanaan

wawancara berbasis tugas

3. Tahap Penyelesaian a. Analisis data

b. Penarikan simpulan c. Penyusunan

laporan

(4)

B. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan metakognitif siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo dalam memecahkan masalah matematika tipe HOTS pada materi turunan fungsi aljabar ditinjau dari kecerdasan logis matematis.

Menurut Moleong (2014: 6), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya yang secara holistik (utuh) dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks khusus yang alamiah serta memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Putra & Ninin (2012: 71) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif bersifat deskriptif, sebab semua hasil eksplorasi atas subjek penelitian melalui pengamatan, wawancara, dan sebagainya harus dideskripsikan secara rinci, lengkap, dan mendalam.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang fenomena yang ada, berusaha menggambarkan keadaan yang sebenarnya di lapangan, dan dalam kondisi alamiah (bukan dalam kondisi terkendali, laboratoris atau eksperimen). Metode ini dilakukan dengan mendeskripsikan data yang diperoleh dalam bentuk kata-kata tertulis sebagai hasil penelitian. Dengan menggunakan metode ini, maka peneliti akan mendapatkan data secara utuh dan dapat dideskripsikan dengan jelas sehingga hasil penelitian ini benar- benar sesuai dengan kondisi lapangan yang ada.

(5)

C. Data dan Sumber Data 1. Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Skor siswa pada tes kecerdasan logis matematis.

Skor yang diperoleh pada tes kecerdasan logis matematis digunakan sebagai kriteria dalam mengkategorikan siswa pada tingkatan tinggi, sedang, dan rendah dengan melakukan pengujian instrumen tes yang telah disiapkan sebelumnya.

b. Hasil pekerjaaan siswa pada tes keterampilan metakognitif.

Hasil pekerjaan siswa diperlukan untuk mengetahui ketercapaian indikator keterampilan metakognitif siswa dalam memecahkan masalah matematika tipe HOTS pada materi turunan fungsi aljabar.

c. Transkrip wawancara.

Transkrip wawancara dibutuhkan untuk mengetahui informasi lebih mendalam terkait keterampilan metakognitif siswa dalam memecahkan masalah matematika tipe HOTS pada materi turunan fungsi aljabar.

2. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Menurut Lofland (Moleong, 2014: 157), sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Bungin (2011: 129) menyebutkan bahwa sumber data terbagi menjadi dua macam yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber utama yakni para pihak yang menjadi objek dari penelitian ini. Data primer adalah pengambilan data dengan instrumen pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan penggunaan dokumen. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang dihasilkan melalui wawancara secara langsung dengan informan yaitu guru dan siswa.

(6)

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer yakni melalui studi kepustakaan, dokumentasi, buku-buku yang menjadi referensi, majalah, koran dan arsip tertulis yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti pada penelitian ini. Sumber data sekunder ini akan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data-data dan menganalisis data hasil penelitian sehingga dapat menghasilkan penelitian yang mempunyai tingkat validitas tinggi. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, artikel, jurnal, dan situs di internet yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, maksudnya pemilihan subjek penelitian tidak dilakukan secara acak. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2020/2021 semester genap. Menurut Sugiyono (2017:

122) teknik nonprobability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, snowball sampling.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling (sampel bertujuan) dalam penentuan subjek penelitian. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017: 124). Teknik purposive sampling digunakan dalam penelitian ini karena peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampel. Subjek dalam penelitian ini dipilih dengan dua pertimbangan yaitu subjek berada pada kategori kecerdasan logis matematis (tinggi, sedang, dan rendah) dan mampu berkomunikasi dengan baik agar pada saat dilakukan wawancara dapat berjalan dengan baik dan lancar.

(7)

Langkah-langkah pemilihan subjek penelitian adalah sebagai berikut:

1. Siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo diberikan tes kecerdasan logis matematis.

2. Dilakukan perhitungan skor terhadap hasil tes kecerdasan logis matematis siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Skor yang diperoleh siswa digunakan sebagai dasar pengkategorian tingkat kecerdasan logis matematis siswa. Kategori tingkat kecerdasan logis matematis siswa terdiri dari kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, dan rendah. Dalam penelitian ini, pengkategorian tingkat kecerdasan logis matematis siswa didasarkan pada aturan yang dikemukakan oleh Budiyono (2017: 34), sebagai berikut:

a. Kecerdasan logis matematis tinggi, jika: 𝑥 > 𝑥̅ +1

2 𝑠 b. Kecerdasan logis matematis sedang, jika: 𝑥̅ −1

2 𝑠 ≤ 𝑥 ≤ 𝑥̅ +1

2 𝑠 c. Kecerdasan logis matematis rendah, jika: 𝑥 < 𝑥̅ −1

2 𝑠 dengan:

𝑥 : skor kecerdasan logis matematis tiap siswa

𝑥̅ : skor rerata kecerdasan logis matematis seluruh siswa 𝑠 : standar deviasi dari seluruh siswa

3. Berdasarkan hasil pengkategorian tingkat kecerdasan logis matematis, maka dapat dipilih 6 siswa sebagai subjek penelitian yang terdiri dari 2 siswa pada tingkat kecerdasan logis matematis tinggi, 2 siswa pada tingkat kecerdasan logis matematis sedang, dan 2 siswa pada tingkat kecerdasan logis matematis rendah.

(8)

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu metode tes dan metode wawancara.

1. Metode Tes

Budiyono (2015: 44) mengemukakan bahwa metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek penelitian. Menurut Arikunto (2016: 177), tes dibagi menjadi dua bentuk yaitu tes subjektif dan tes objektif. Tes subjektif pada umumnya berupa tes uraian. Tes ini merupakan jenis tes yang membutuhkan jawaban dari siswa berupa pembahasan dan penjelasan secara rinci dan detail. Di sisi lain, tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes objektif dibagi menjadi beberapa tes, yaitu: tes benar salah, tes pilihan ganda, menjodohkan, dan isian singkat.

Dalam penelitian ini, instrumen tes yang akan digunakan adalah tes subjektif berupa tes uraian untuk mengukur keterampilan metakognitif siswa dan tes objektif berupa tes pilihan ganda untuk mengukur kecerdasan logis matematis siswa. Tes keterampilan metakognitif siswa terdiri dari 3 butir soal uraian. Analisis tes uraian dilakukan dengan cara memeriksa langkah pengerjaan dan kebenaran jawaban siswa. Apabila masih terdapat informasi atau hal-hal yang kurang jelas dari hasil jawaban tertulis siswa, maka dapat ditanyakan pada saat melakukan wawancara. Tes kecerdasan logis matematis digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam tingkatan kecerdasan logis matematis yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Tes ini terdiri dari tes kemampuan numerik, kemampuan konsep aljabar, deret/pola bilangan, dan kemampuan logika (penalaran). Soal diambil dari buku

“Tips & Trik Menguasai Psikotes untuk SMP dan SMA” oleh Dwi Sunar Prasetyono (2010), “Buku Pintar Psikotes” oleh Mohammad Jauhar (2010), dan “Bedah Tes Gambar, Angka, Verbal, dan Penalaran” oleh Taufan Hadi Sulistyo (2013).

(9)

Sebelum soal tes digunakan, maka perlu dilakukan validasi dan ujicoba instrumen tes terlebih dahulu untuk mengetahui daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas soal sehingga diperoleh butir soal yang baik. Setelah terpenuhi maka soal tes dapat diujikan ke kelas sampel. Penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut:

a. Validitas isi

Menurut Budiyono (2015: 38), suatu instrumen disebut valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Lebih lanjut, Budiyono (2015: 38-39) menyarankan bahwa langkah-langkah yang dapat dilakukan pembuat soal untuk mempertinggi validitas isi, sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan pembelajarannya atau indikator-indikator dari kompetensi dasar yang diukur.

2) Membuat kisi-kisi dari soal tes yang akan ditulis.

3) Menyusun soal tes beserta kuncinya.

4) Menelaah soal tes sebelum diberikan ke siswa. Penelaahan ini sebaiknya dilakukan oleh validator (terdiri dari ahli-ahli yang relevan).

b. Daya Pembeda

Menurut Budiyono (2015: 102), suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik jika kelompok siswa pandai menjawab benar butir soal lebih banyak daripada kelompok siswa tidak pandai. Dengan demikian, daya pembeda suatu butir soal dapat digunakan untuk membedakan siswa yang pandai dan tidak pandai. Sebagai tolok ukur pandai atau tidak pandai adalah skor total dari sekumpulan butir yang dianalisis. Indeks daya pembeda suatu butir soal dirumuskan sebagai berikut:

𝐷 = 𝐵𝑎 𝑁𝑎−𝐵𝑏

𝑁𝑏

(10)

dengan:

𝐷 = indeks daya pembeda butir soal

𝐵𝑎 = banyaknya peserta tes pada kelompok atas yang menjawab benar 𝑁𝑎 = banyaknya peserta tes pada kelompok atas

𝐵𝑏 = banyaknya peserta tes pada kelompok bawah yang menjawab benar 𝑁𝑏 = banyaknya peserta tes pada kelompok bawah

(Budiyono, 2015: 103) Budiyono (2015: 112) menyatakan bahwa suatu butir soal mempunyai daya pembeda yang baik apabila indeks daya pembedanya sama atau lebih dari 0,3 (D ≥ 0,3).

c. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal menyatakan proporsi banyaknya peserta yang menjawab benar butir soal tersebut terhadap seluruh peserta tes (Budiyono, 2015: 99). Tingkat kesukaran dihitung melalui indeks kesukaran yaitu angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar butir soal tersebut (Hamzah, 2014: 244). Indeks tingkat kesukaran butir soal dapat dirumuskan sebagai berikut:

P =B N dengan:

P = indeks tingkat kesukaran butir soal

B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar butir soal N = banyaknya seluruh peserta tes

Kriteria butir soal yang dianggap baik yaitu jika memiliki indeks tingkat kesukaran pada rentang 0,3 ≤ P ≤ 0,7.

(Budiyono, 2015: 99-100)

(11)

d. Reliabilitas

Budiyono (2015: 48) menyatakan bahwa sebuah tes disebut reliabel jika seseorang diuji dengan tes tersebut beberapa kali maka akan menghasilkan skor yang sama atau beberapa orang yang kemampuannya sama diuji dengan tes tersebut akan menghasilkan skor yang sama. Pada penelitian ini, tes kecerdasan logis matematis yang digunakan adalah tes objektif berupa pilihan ganda, sehingga setiap jawaban benar diberi skor 1 dan setiap jawaban salah diberi skor 0. Oleh karena itu, untuk menghitung indeks reliabilitas tes ini digunakan rumus dari Kuder Richardson (KR-20) sebagai berikut:

r11 = ( n

n − 1) (st2− ∑ piqi st2 ) dengan:

r11 = koefisien reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen

pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i qi = 1 − pi, i: 1,2,3 … n

st2 = variansi untuk skor total

(Budiyono, 2015: 53) Budiyono (2015: 62) menyebutkan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya 0,70 atau lebih (𝑟11 ≥ 0,70).

(12)

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diwawanacarai (interviewee) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti (Widyoko, 2012). Hal senada juga diungkapkan oleh Moleong (2014: 1856) yang menyatakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) dengan memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Pada penelitian ini, peneliti memilih metode wawancara berbasis tugas karena metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data yang lebih luas dan mendalam yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan keterampilan metakognitif siswa. Instrumen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan wawancara berbasis tugas, yaitu peneliti itu sendiri, lembar tes keterampilan metakognitif, hasil jawaban siswa, dan pedoman wawancara sebagai instrumen bantu. Wawancara dilaksanakan setelah peneliti menganalisis hasil jawaban tes uraian keterampilan metakognitif siswa yang telah diberikan sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara terstruktur. Menurut Esterberg (Sugiyono, 2017: 233), wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Teknik ini dilakukan dengan cara peneliti menyiapkan terlebih dahulu pedoman wawancara yang berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang kemudian ditanyakan kepada subjek penelitian pada saat melakukan wawancara.

(13)

F. Teknik Uji Validitas Data

Uji validitas data perlu dilakukan untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh dalam penelitian ini. Keabsahan data dilakukan untuk menguji data yang diperoleh dan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah. Teknik uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2014: 330).

Pada penelitian ini, jenis triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode. Triangulasi metode yaitu membandingkan data hasil tes keterampilan metakognitif siswa dengan data hasil wawancara berbasis tugas. Apabila data dari hasil tes keterampilan metakognitif dibandingkan dengan data hasil wawancara berbasis tugas terjadi kecocokan berupa pengerucutan pandangan yang sama antara kedua instrumen tersebut, maka data dikatakan valid. Oleh karena itu, data dari subjek penelitian tersebut dapat digunakan dan dapat ditarik simpulan. Jika data hasil tes keterampilan metakognitif tidak sesuai dengan data hasil wawancara, maka data dikatakan tidak valid. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengambilan data baru untuk meyakinkan kembali data yang sudah diperoleh dan selanjutnya dilakukan triangulasi kembali hingga diperoleh data yang jenuh dan valid. Hal ini sesuai dengan pendapat Bachri (2010: 60) yang menyatakan bahwa jika ditemukan hasil data triangulasi yang tidak “match” dengan hasil data awal, maka perlu dilakukan triangulasi lagi dengan pendekatan yang berbeda hingga ditemukan hasil yang benar-benar signifikan.

(14)

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis non statistik karena merupakan penelitian kualitatif. Moleong (2014: 280) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2017: 338), menyatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif hingga datanya jenuh meliputi tiga tahap kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis data kualitatif dengan tahapan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Sugiyono (2017: 338) menyatakan bahwa mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, memusatkan pada hal penting, mencari tema dan polanya, dan membuang hal yang tidak perlu. Data yang diperoleh dari lapangan kemungkinan akan berjumlah sangat banyak, oleh karena itu perlu dilakukan reduksi data. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Reduksi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mereduksi data hasil tes tertulis siswa dan data hasil wawancara. Reduksi data terhadap hasil tes tertulis siswa dilakukan dengan cara memilih bagian-bagian dari jawaban siswa yang memenuhi indikator keterampilan metakognitif siswa dalam memecahkan masalah matematika. Reduksi data terhadap hasil wawancara dilakukan dengan cara memilih percakapan wawancara yang diperlukan dan menfokuskan pada bagian yang penting untuk menganalisis keterampilan metakognitif siswa serta membuang bagian percakapan wawancara yang tidak diperlukan.

(15)

2. Penyajian Data

Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Sugiyono (2017: 341) menyatakan bahwa melalui penyajian data tersebut, maka data akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

Dalam penelitian ini, data disajikan dengan uraian singkat dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Hal ini sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman (Sugiyono, 2017: 341) yang menyebutkan bahwa penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah penyajian data dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data juga dilengkapi dengan cuplikan hasil jawaban tes tertulis subjek penelitian dan transkrip wawancara yang berisi percakapan antara peneliti dan subjek penelitian.

3. Penarikan Simpulan

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2017: 345) menyatakan bahwa tahap terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan simpulan. Pada tahapan ini, peneliti dapat menarik simpulan penelitian berdasarkan sajian data yang ada dengan tujuan dapat menjawab ketiga rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hal tersebut juga memungkinkan untuk menjadi suatu temuan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Simpulan dalam penelitian ini berupa deskripsi tentang keterampilan metakognitif siswa dalam memecahkan masalah matematika tipe HOTS pada materi turunan fungsi aljabar ditinjau dari kecerdasan logis matematis.

(16)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan serangkaian langkah-langkah secara urut dari awal hingga akhir yang dilakukan dalam penelitian. Adapun prosedur penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: tahap persiapan, pengumpulan data, validasi data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian. Tahapan tersebut dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan berikut:

a. Menyusun proposal penelitian b. Membuat instrumen penelitian c. Mengurus perijinan penelitian d. Validasi instrumen penelitian 2. Tahap Pengumpulan Data

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

a. Melakukan uji coba tes kecerdasan logis matematis pada siswa kelas XI MIPA 2.

b. Memberikan tes kecerdasan logis matematis pada siswa kelas XI MIPA 1.

c. Menganalisis hasil tes dan mengkategorikan siswa ke dalam tiga tingkatan kecerdasan logis matematis yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

d. Memberikan tes keterampilan metakognitif pada siswa kelas XI MIPA 1.

e. Menentukan subjek penelitian

Subyek penelitian dipilih melalui teknik purposive sampling.

f. Melakukan wawancara berbasis tugas terhadap subjek penelitian

g. Menganalisis hasil tes keterampilan metakognitif dan hasil wawancara berbasis tugas untuk mendeskripsikan keterampilan metakognitif siswa.

3. Tahap Validasi Data

Pada tahap ini, dilakukan validasi data dengan teknik triangulasi metode yaitu membandingkan dan mencocokkan data hasil tes keterampilan metakognitif siswa dengan data hasil wawancara berbasis tugas.

(17)

4. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data meliputi kegiatan-kegiatan berikut:

a. Mereduksi data dengan menelaah keseluruhan data terlebih dahulu b. Menyajikan data dalam bentuk deskriptif

c. Menarik simpulan

5. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan berikut:

a. Menyusun laporan awal hasil penelitian

b. Melakukan konsultasi laporan awal hasil penelitian kepada dosen pembimbing c. Melakukan revisi sesuai dengan rekomendasi dosen pembimbing

d. Menyusun laporan akhir penelitian dan penggandaan laporan

Gambar

Tabel 3.1 Rincian Tahapan Waktu Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Memorandum Jualan hendaklah disediakan oleh Pelelong dalam empat (4) salinan dan hendaklah ditandatangani oleh penawar yang berjaya atau wakil penawar yang berjaya, Plaintif

Fitur Lain 12 Keypad BMP to ASM Converter Software Kode huruf dan angka sesuai kode ASCII BMP to ASM Converter Software Mendukung berbagai ukuran LCD Karakter Mendukung berbagai

Pengadilan Negeri Bangil merupakan bagian lingkungan peradilan umum di bawah Mahkamah Agung RI sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan

Dikeluarkannya Keputusan Presiden Noor 80 tahun 2003 pada satu sisi bertujuan agar pengadaan barang dan jasa pemerintah lebih efisien, efektif, transparan dan bersaing, adil dan

Dari hasil penelitian mengenai atribut produk yang diinginkan konsumen, dapat disimpulkan ada 4 atribut yang merepresentasikan keinginan konsumen terhadap produk

Berdasarkan hasil analisis Shift Share Esteban Marquillas, sektor-sektor potensial yang secara konsisten memiliki keunggulan kompetitif selama tahun analisis

Hasil penelitian yang berkaitan dengan kemampuan pengetahuan, yaitu mengetahui tujuan UPPKS untuk meningkatkan pendapatan keluarga; yang berkaitan dengan kemampuan

Untuk menguji hipotesis mengenai perbedaan konsep diri antara remaja yang sejak masa akhir kanak-kanaknya dibesarkan dipanti asuhan dengan remaja yang sejak masa