Tut Wuri Prihatin, Fery Agusman , Sonhaji, Dwi Indah Iswanti, Sindi Hapsari Universitas Karya Husada Semarang, Jl. Kompol R Soekanto No 46 Tembalang Semarang
Email : [email protected] Abstrak
Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat (2015-2025) adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah yang muncul di usia senja adalah menurunnya kemampuan kognitif dengan gejala mudah lupa, dan jika parah menyebabkan kepikunan. Salah satu bahan makanan yang disarankan untuk para lansia adalah konsumsi ikan. Tujuan pengabdian ini dilakukan untuk mengajarkan pada Lansia agar gemar makan ikan untuk menurunkan resiko dimensia. Metode kegiatan pengabdian ini dilakukan pada 1 Desember 2019 yang dibagi dalam kegiatan senam otak, diskusi tentang dimensia pemeriksaan kesehatan dan lomba masakan nusantara dengan bahan dasar adalah ikan. Hasil pengabdian yang dihadiri oleh 60 orang yang terdiri dari 18 kader kesehatan dan 42 Lansia. Tterbentuknya relawan peduli dimensia bekerjasama dengan ALZI (Alzheimer Indonesia). Relawan bekerja dengan menyesuaikan program Alzheimer's Indonesia yang terbagi dalam 5 komponen: 1. Advokasi 2. Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman (Awareness Raising) 3. Peningkatan Kapasitas (Training) 4. Riset 5. Penguatan Organisasi Internal. Kesimpulan : meningkatkan pengetahuan lansia dalam mencegah dimensia dini dan alzaimer salah satunya dengan memberikan nutrisi yang seimbang (karbohidrat, protein, lemak dan vitamin serta mineral). Peningkatan perilaku hidup sehat dalam asuhan nutrisi dapat menurunkan angka dimensia.
Kata kunci : makan ikan; dimensia; lansia
FISH CONSUMING TO REDUCE THE RISK OF DIMENSIONS IN THE ELDERLY Abstract
Health development towards Healthy Indonesia (2015-2025) is to increase awareness, willingness and ability to live for everyone in order to realize optimal public health degrees. The problem that arises in old age is the decline in cognitive abilities with symptoms of forgetfulness, and if severe causes senility. One of the recommended food ingredients for the elderly is fish consumption. The purpose of this service was to teach the elderly to like consuming fish to reduce the risk of dementia. The method of this service activity was carried out on December 1, 2019 which was divided into brain exercise activities, discussions about dementia, health checks and a national cuisine competition with fish as the basic ingredient. The results of the service were attended by 60 people consisting of 18 health cadres and 42 seniors, and the formation of volunteers who care about dementia in collaboration with ALZI (Alzheimer Indonesia). Volunteers work by adjusting the Alzheimer's Indonesia program which is divided into 5 components: 1. Advocacy 2. Awareness Raising 3. Capacity Building (Training) 4. Research 5. Internal Organizational Strengthening. The conclusion for this program is the raise of knowledge and awareness of the elderly in preventing early dementia and Alzheimer's, one of them is by providing balanced nutrition (carbohydrates, protein, fat and vitamins and minerals). Improving healthy living behavior in nutritional care can reduce the number of dementia.
Keywords: eat fish; dementia; elderly
Jurnal Pengabdian KESPERA is licensed under aCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat (2015-2025) adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, kesehatan dan budaya sosial. Bertambahnya usia, pada umumnya terjadi pula penurunan fungsi organ tubuh dan perubahan fisik. Masalah yang juga datang di usia senja adalah menurunnya kemampuan kognitif dengan gejala mudah lupa, dan jika parah menyebabkan kepikunan.
Faktor gizi ternyata memegang peran yang penting dalam mencegah penurunan kognitif para warga senior. Salah satu bahan makanan yang disarankan untuk para lansia adalah konsumsi ikan. Penelitian menunjukkan, kakek- nenek dari negara-negara berkembang yang rutin mengonsumsi ikan memiliki risiko terkena demensia (pikun) lebih kecil. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 1.500 warga senior di China, India, dan salah satu negara Amerika Latin.
Mereka yang semula tidak pernah mengonsumsi ikan, kemudian mulai makan ikan beberapa hari dalam seminggu, sampai akhirnya makan ikan setiap hari, prevalensi demensia-nya berkurang hingga 19 persen. Penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition ini bukan hanya menunjukkan kaitan sederhana antara konsumsi ikan dan demensia. Diketahui pula bahwa para lansia yang sering makan daging memiliki prevelansi demensia lebih tinggi dibanding yang tidak pernah makan daging.
Karena studi tersebut dilakukan dengan metode satu kali survei, maka sebagian ahli menilai studi
tersebut tidak menunjukkan sebab akibat.
"Sebenarnya bukti tambahan bisa didapatkan dari studi selanjutnya yang bersifat follow-up secara berkala untuk melihat kaitan antara konsumsi ikan dan berkurangnya risiko demensia," kata dr Emiliano Albanese, dari King's College London, Inggris.
Bila ikan memang melindungi otak dari proses penuaan, para ahli percaya manfaat itu didapat dari kandungan lemak jenuh omega-3 yang banyak terdapat pada minyak ikan, seperti salmon, makarel, atau albacore tuna. Penelitian di laboratorium menunjukkan, omega-3 memiliki kandungan yang bisa mencegah demensia, seperti melindungi sel saraf, mengurangi inflamasi, dan membantu mencegah pembentukan protein amyloid yang sering ditemui pada otak pasien alzheimer. Hasil riset terkini ini didapat dari penelitian terhadap 14.960 lansia berusia 65 tahun ke atas yang tinggal di China, India, Kuba, Republik Dominika, Meksiko, Peru, dan Venezuela. Hubungan antara menurunnya demensia dan konsumsi ikan secara konsisten ditemukan pada responden dari berbagai negara itu, kecuali India. Demensia merupakan suatu kemunduran intelektual berat dan progresif yang mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas harian. Kemunduran yang paling dominan ditemui adalah berkurangnya kemampuan memori atau daya ingat.
Tahun 2016, sebuah badan penelitian, JAMA melakukan penelitian yang berfokus pada manfaat ikan. Studi terbaru yang dilakukan JAMA menunjukkan jika daging ikan memang baik untuk kesehatan otak. Dengan mengonsumsi ikan secara teratur ternyata mampu mengurangi risiko penyakit Alzheimer. Adanya kandungan merkuri memang perlu diwaspadai, namun
tentu tak sebanding dengan manfaatnya. Dilansir dari Forbes (8/2), penelitian yang dilakukan Martha Clare Morris dan koleganya di Rush Medical Center di Chicago mengamati sekitar 554 jiwa penduduk Chicago. Penelitian ini menggunakan metode jangka panjang dengan tingkat mortalitas penduduk yang meninggal setiap sepuluh tahun sekali. Para peneliti kemudian melakukan autopsi untuk mengamati bagaimana perubahan psikologi dalam otak.
Khususnya bagian plak neuritik yang menjadi tanda-tanda Alzheimer dan penyakit lainnya.
Kemudian peneliti mengungkapkan orang yang mengonsumsi seafood seminggu sekali memiliki tingkat risiko terkena Alzheimer yang lebih rendah. Dan hanya orang yang memiliki tanda genetic APOE ε4, yang dengan sendirinya memiliki risiko Alzheimer. Selain itu peneliti juga mengungkapkan jika suplemen minyak ikan sebenarnya tak menghasilkan manfaat berarti dibandingkan dengan konsumsi daging ikan. Hal ini memang bukan penelitian pertama yang dilakukan mengenai manfaat ikan bagi otak manusia. Setidaknya ada 13 penelitian yang lebih dulu dilakukan dan berfokus dalam pengamatan mengenai korelasi antara konsumsi seafood dan asam lemak n-3 dengan penurunan kognitif dan insiden demensia. Namun penelitian yang dilakukan JAMA merupakan penelitian pertama yang melibatkan tingkat merkuri, perubahan kerja otak, dan makanan dalam satu penelitian. Hal ini bertujuan untuk mempelajari manfaat konsumsi ikan dibalik bayang-bayang bahaya merkuri yang terkandung di dalamnya.
Mereka juga mengungkapkan jika seiring bertambahnya usia,orang akan kehilangan DHA, yaitu asam lemak yang terdapat pada otak.Karenanya konsumsi ikan disarankan bagi orang dewasa. Bahkan tak hanya orang dewasa, badan kesehatan pangan Amerika, FDA
agar mengonsumsi ikan untuk menambah asupan nutrisi tubuh.
STIKes Karya Husada depatermen Jiwa Komunitas ikut berpartisipasi dalam mendukung Alzaimer Indonesia cq Kota Semarang dalam menurunkan resiko Dimensia pada usia lansia.
METODE
Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada 1 Desember 2019 yang dibagi dalam kegiatan senam otak, diskusi tentang dimensia pemeriksaan kesehatan dan lomba masakan nusantara dengan bahan dasar adalah ikan.
Kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan survey pendahuluan, serta koordinasi dengan Lembaga Alzaimer Indonesia. Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan ini sejumlah 60 orang yang terdiri dari 18 kader kesehatan dan 42 Lansia yang mengikuti acara dalam satu hari tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian ini ditunjukkan dengan hasil terbentuknya relawan peduli dimensia bekerjasama dengan ALZI (Alzheimer Indonesia). Relawan bekerja dengan menyesuaikan program Alzheimer's Indonesia yang terbagi dalam 5 komponen: 1. Advokasi 2.
Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman (Awareness Raising) 3. Peningkatan Kapasitas (Training) 4. Riset 5. Penguatan Organisasi Internal. Relawan terbentuk dari berbagai unsur, meliputi kader kesehatan kelurahan di Kecamatan Pedurungan, kelompok peduli Alzaeimer, dosen gerontik dan unsur masyarakat umum. Salah satu kegiatan ALZI dalam mendukung visinya untuk meningkatkan kualitas hidup ODD dan caregiversnya selain advokasi dan kampanye awareness raising adalah melalui program capacity building/training. Berbagai materi komunikasi baik cetak maupun audio
video sudah diproduksi dengan tema "Jangan Maklum Dengan Pikun", 10 Gejala Alzheimer brosur (10 Warning Signs), video highlights Twinning Seminar Caregivers Alzheimer Nederland dan ALZI kerjasama dengan Prodia dan sebagainya. Sudah memproduksi berbagai materi komunikasi diantaranya 10 gejala Alzheimer dalam bentuk video, Public Service Announcement (PSA), pelaksanaan lomba menulis maupun foto bertema melawan pikun dan lainnya. Program workshop, seminar dan kegiatan untuk menggalakkan melawan pikun bertujuan sebagai sarana pertukaran ilmu pengetahuan, informasi, keterampilan dan pelatihan mengenai alzheimer/demensia dan penanganannya yang dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan internal dan external diantaranya, caregivers, dokter, perawat, mahasiswa, peneliti, relawan, kader dan kelompok masyarakat lainnya.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan lansia dalam mencegah dimensia dini dan alzaimer salah satunya dengan memberikan nutrisi yang seimbang (karbohidrat,
protein, lemak dan vitamin serta mineral).
Peningkatan perilaku hidup sehat dalam asuhan nutrisi dapat menurunkan angka dimensia.
Mendapatkan data based lansia dengan angka dimensia yang valid. Terbentuknya relawan alzaimer di Kecamatan Pedurungan yang terus dapat mengawal status kesehatan lansia, sehingga lansia mampu hidup sehat dan mandiri.
REFERENSI
Departemen Kesehatan RI, Pedoman Penyakit Tuberkulosis dan Penanggulangannya:
Jakarta, 2002
Elvina K, Pusat Kajian Gizi Regional, Universitas Indonesia, 2002
Icksan, Dkk. (2008). Radiologi Toraks Tuberkulosis Paru. Cv. Sagung Seto.
Maryunani A. (2013). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Trans Info Media, Jakarta.
Muttaqin A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan.Jakarta: Salemba Medika.
Rusnoto. (2008). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tb Paru Pada Usia Dewasa. Undip Semarang.
FOTO KEGIATAN