• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRESEPSI KENYAMANAN DAN PRESEPSI RESIKO TERHADAP MINAT PENGGUNAAN ULANG E- COMMERCE (STUDI KASUS PADA SITUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PRESEPSI KENYAMANAN DAN PRESEPSI RESIKO TERHADAP MINAT PENGGUNAAN ULANG E- COMMERCE (STUDI KASUS PADA SITUS"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRESEPSI KENYAMANAN DAN PRESEPSI RESIKO TERHADAP MINAT PENGGUNAAN ULANG E-

COMMERCE (STUDI KASUS PADA SITUS WWW.ELEVANIA.CO.ID)

Oleh:

Shinta Dewi NIM: 212010607

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMI PROGRAM STUDI: MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

2016

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

(QS. Al-Maidah: 2)”

PERSEMBAHAN

Karya tulisku ini kupersembahkan terkusus untuk Tuhan Yang Maha Esa, kepada kedua orang tua, keluaraga besarku, kekasihku, teman-teman satu angkatan, dan teman-teman burjodeudeuieunsalatigayang senantiasa memberikan kontribusi terbesar dalam hidup baik doa, dukungan, kasih sayang, dorongan serta semangat

yang membuatku menyelesaikan karya tulis kecil dan terutama untuk almaterku tercinta semoga bermanfaat

dikemudian hari.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Presepsi Kenyamanan Dan Presepsi resiko Terhadap Penggunaan E-Commerce (Studi Kasus Pada Situs WWW.Elevania.Co.Id)”.

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi Sarjana Ekonomi Strata 1 (SI), pada Program Studi Manajemen di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Dalam penulisan skripsi ini subyek penelitian adalah para pengguna e-commerce khususnya pada situs www.elevania.co.id.

Mengingat terbatasnya pengetahuan dan segala sesuatunya, skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan. Akhirnya kepada Allah-lah penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca yang budiman.

Salatiga, 18 Desember 2015 Penulis

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan segenap hati penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak akan berhasil dan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Christantius Dwiatmadja, SE, ME, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.

2. Bapak Eko Suseno HR Matrutty, SE, MM, selaku Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Roos Kities A., SE, MBA, Ph.D, selaku Kaprogdi Jurusan Manajemen dan wali studi yang juga memberikan kesempatan kepada penulis.

4. Semua bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi Program Manajemen UKSW yang telah mentrasfer ilmu kepada penulis serta terima kasih atas semua petunjuk dan bimbingannya.

5. Segenap staf tata usaha Fakultas Ekonomi yang telah dengan sabar memberikan pelayanan kepada penulis selama penulis menempuh kuliah.

6. Ucapan terima kasih yang tiada akhir, buat bapak dan ibu berkat do'a dan kasih sayang merekalah yang selalu membangkitkan harapan penulis, sehingga mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Kakakku tercinta beserta keluarga besarku yang telah memeberi doa dan semangat yang tiada henti saat mengerjakan skripsi

(9)

8. Christian Ariyanto yang selalu setia menemani saat membuat skripsi, memberikan doa dan support.

9. Teman-teman burjo deudeuieun salatiga yang memberi semangat dan doa serta tempat saat menulis skripsi.

10. Teman-teman seangkatan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas segala kebersamaan dan kegembiraan yang telah terjalin selama kuliah di FE.

11. Kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Salatiga, 18 Desember 2015 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Motto/Persembahan ... iv

Kata Pengantar ... v

Ucapan Terima Kasih ... vi

Daftar isi... vii

Daftar Lampiran ... x

Saripati ... xi

Abstract ... xii

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian ... 1

Persoalan Penelitian ... 6

Tujuan Penelitian ... 6

Manfaat Penelitian ... 6

TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN PENELITIAN E-commerce ... 7

Persepsi ... 8

Minat Penggunaan Ulang E-Commerce... 9

PersepsiKenyamanan ... 10

Persepsi Resiko ... 12

Hipotesis Penelitian ... 13

Kerangka Pemikiran Teoritis ... 14

METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data ... 15

Populasi dan Sampel ... 15

Metode Pengumpulan Data ... 16

Pengukuran Konsep ... 16

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 17

Uji Asumsi Klasik ... 18

(11)

Teknik Analisis dan Langkah-Langkah Analisis ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Data Deskriptif... 20

Analisis Statistik Diskriptif ... 22

Proses dan Hasil Analisis ... 23

Pembahasan... 26

SIMPULAN DAN IMPLIKASI Simpulan ... 28

Implikasi ... 28

KeterbatasanPenelitian ... 30

PenelitianMendatang... 30

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Data Mentah & Hasil Uji Validitas Reliabilitas Lampiran 3 : Data Mentah Penelitian

Lampiran 4 : Asumsi Klasik

Lampiran 5 : Regresi Linier Berganda Lampiran 6 : Tabel r, t, F

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Tidak dapat dipungkiri bahwa internet memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia.

Melalui internet masyarakat dapat melakulan banyak hal mulai dari mengakses informasi sampai dengan untuk keperluan aktivitas transaksi bisnis. Penggunaan internet untuk aktivitas transaksi bisnis dikenal dengan istilah Electronic Commerce (McLeod dan Schell Jr, 2008). Electronic Commerce yang lazim disingkat dengan e-commerce adalah suatu konsep yang menjelaskan proses pembelian, penjualan dan pertukaran produk, servis dan informasi melalui jaringan komputer (Turban, 2000).

Hasil riset lembaga ICD memprediksi bahwa pasar e-commerce di Indonesia akan tumbuh 42% dari tahun 2012-2015. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan negara lain seperti Malaysia (14%), Thailand (22%), dan Filipina (28%) (startupbisnis.com, 2014). Data Menkominfo menyebutkan bahwa besarnya nilai transaksi e-commerce di Indonesia pada tahun 2013 sudah mencapai angka yang cukup fantastis, yaitu sebesar Rp. 130 triliun. Bahkan berdasarkan laporan menteri keuangan RI tahun 2014, menyebutkan bahwa Indonesia merupakan pangsa pasar e-commerce terbesar dunia (http://www.pajak.go.id).

Tingginya minat masyarakat Indonesia untuk melakukan transaksi bisnis secara online tersebut, menunjukkan jika pengguna internet di Indonesia tumbuh dengan pesat. Data statistik pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014 tercatat sebanyak 82 juta orang atau sekitar 30%

dari total penduduk di Indonesia (startupbisnis.com), dan diperkirakan pada tahun 2015 jumlah tersebut akan meningkat menjadi 135 juta orang (http://www.pajak.go.id). Selain didorong pesatnya jumlah pengguna internet, faktor lain yang memicu tingginya minat masyarakat Indonesia untuk melakukan transaksi bisnis secara online adalah praktik e-commerce sendiri ternyata memberikan keuntungan, baik bagi perusahaan dan konsumen.

Keuntungan yang diperoleh perusahaan, seperti: 1) Memperluas pasar perusahaan ke pasar nasional bahkan internasional, 2) Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh barang atau layanan dari perusahaan lain secara cepat dengan biaya yang minimal, 3) Mempersingkat atau mengurangi jalur distribusi pasar (marketing distribution channel). Barang jadi lebih murah dan keuntungan menjadi lebih tinggi, 4) Mengurangi biaya pembuatan, proses, penyaluran, penyimpanan, dan mendapatkan informasi dengan adanya proses digital, 5) Dapat mengurangi inventori barang dengan memfasilitasi pull-type supply chain management. Ini memungkinkan

(14)

modifikasi produk dan mengurangi biaya inventori, 6) Membantu bisnis kecil untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar (http://alizaakhmad).

Sementara bagi konsumen, keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu: informasi harga produk yang lebih banyak, pilihan produk lebih bervariasi, fleksibilitas akses serta praktis dan mudah bertransaksi, serta mendapat kenyamanan dari penggunaan e- Commerce tersebut (http://www.pajak.go.id). Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukan oleh Kotler dan Amstrong (2001), bahwa keuntungan berbelanja online bagi konsumen, diantaranya adalah memberikan kenyamanan dalam proses pembelian. Pelanggan ataupun konsumen tidak perlu bergelut dengan lalu lintas, tidak perlu mencari tempat parkir dan berjalan dari toko ke toko.

Konsumen dapat membandingkan merek, memeriksa harga dan memesan barang 24 jam sehari dari mana saja.

Selain memberikan berbagai keuntungan, berbelanja secara online juga banyak mengandung resiko. Penelitian yang dilakukan BMI Research yang dilakukan di 10 kota besar Indonesia dengan mengambil responden sebanyak 1.213 orang, menunjukkan bahwa 36%

responden menyatakan tidak percaya dengan transaksi jual beli online. Ketidakpercayaan tersebut didukung dengan beberapa kekhawatiran, seperti risiko perbedaan produk di foto dengan aslinya, proses pengiriman yang kadang terlambat, atau bahkan penipuan (sindonews.com).

Laporan Kementerian keuangan RI melalui Direktorat Jendral pajak juga menyebutkan, bahwa Indonesia merupakan negara penyumbang serangan internet terbesar dunia (banyaknya hacker dan pencurian data), yaitu sebesar 38%, kemudian disusul Cina sebesar 33%, USA sebesar 6,9% Taiwan sebesar 2,5%, Turki sebesar 2,4% dan sisanya Negara lain (http://www.pajak.go.id). Melihat kenyataan-kenyataan tersebut, maka pemerintah RI menerbitkan regulasi tentang tentang e-commerce yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Undang-Undang ini menjadi landasan utama dalam penyelenggaraan transaksi elektronik. Dalam UU tersebut ditegaskan bahwa Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah (http://www.pajak.go.id). Terbitnya regulasi diharapkan mampu memberikan payung hukum keamanan baik bagi para pengusaha, maupun konsumen dalam upaya melakukan transaksi secara online.

Berdasarkan uraian penjelasan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa faktor persepsi kenyamanan (http://www.pajak.go.id. Kotler dan Amstrong, 2001), dan persepsi resiko adalah

(15)

beberapa faktor yang memiliki pengaruh terhadap minat ulang penggunaan e-commerce (http://www.pajak.go.id, sindonews.com). Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Novi (2011), Tjini dan Baridwan (2012), Santoso (2012), Rouibah (2012), Prasetyaningtyas (2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti tersebut secara garis besar menunjukkan bahwa faktor persepsi kenyamanan adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk berbelanja secara online. Namun demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2010), Giovannini (2015), dan Lim & Lim (2005) menunjukkan hal yang berbeda. Hasil riset yang dilakukan oleh peneliti-peneliti tersebut menunjukkan, bahwa faktor persepsi kenyamanan tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan teknologi secara online.

Penelitian tentang pengaruh persepsi resiko terhadap minat pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, seperti: Hsu (2012). Riset tersebut menunjukkan, bahwa persepsi resiko berpengaruh negatif terhadap perilaku berbelanja secara online, sehingga kedua penelitian memberikan dukungan bahwa pada dasarnya faktor resiko merupakan salah satu faktor yang ikut menunjang minat konsumen untuk berbelanja secara online. Namun hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Mathew dan Mishra (2014), Ahn (2001), dan Saraswati (2013) menunjukkan hal yang berbeda. Riset penelitian tersebut menemukan fakta, faktor resiko tidak memberikan dampak signifikan terhadap penggunaan teknologi, atau dengan kata lain bahwa faktor resiko tidak menyurutkan minat konsumen untuk melakukan transaksi secara online. Kondisi tersebut disebabkan, karena sebelum menggunakan suatu teknologi seseorang tentu telah mempertimbangkan resiko-resiko yang akan terjadi sebagai akibat penggunaan teknologi tersebut (Saraswati, 2013).

Hasil riset yang dilakukan oleh Corbit et al. (2003) menunjukkan, bahwa ternyata meningkatnya partisipasi konsumen di dalam e-commerce berkaitan langsung dengan pengalaman menggunakan web, orientasi pasar dan kepercayaan. Tan dan Thoen (200) juga memberikan penjelasan, bahwa resiko dalam e-commerce dapat dieliminir dengan menjalin komunikasi yang baik antara dua pihak yang bertransaksi, di antaranya melalui penyajian informasi yang relevan. Penyajian informasi yang baik akan menghindari terjadinya information asymmetry yang seringkali dimanfaatkan pihak lain untuk melakukan kejahatan di internet (cybercrime). Melalui komunikasi yang baik, konsumen merasa mendapat jaminan keamanan dalam bertransaksi sehingga partisipasinya dalam e-commerce menjadi meningkat. Pernyataan

(16)

tersebut setidaknya memberikan penjelasan bahwa faktor resiko sebenarnya dapat diminimalisir sehingga tidak memberikan efek berarti pada minat konsumen untuk tetap berbelanja secara online.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa persepsi kenyamanan dan persepsi resiko adalah dua faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap minat ulang penggunaan e-commerce, tetapi adanya temuan-temuan hasil penelitian lain yang bertentangan maka untuk mengetahui sejauhmana pengaruh persepsi kenyamanan dan persepsi resiko terhadap minat penggunaan ulang e-commerce perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam.

Situs Elevania adalah salah satu situs yang merupakan bagian dari e-commerce.

Elevenia adalah situs fasilitator yang menawarkan konsep berbeda dari situs lainnya. Bila situs- situs lain hanya memfasilitasi space pengiklanan dan selanjutnya menyerahkan kesepakatan transaksi pada pihak penjual dan pembeli, berbeda dengan konsep yang ditawarkan Elevenia.

Situs ini merupakan produk dari PT. XL Planet (joint venture dari PT. XL Axiata Tbk dan PT.

SK Planet Co, Ltd.). Elevenia akan memfasilitasi proses transaksi antara penjual dan pembeli.

Penjual dan pembeli tak perlu berhubungan langsung atau melakukan COD (Cash On Delivery), tapi seluruh keamanan dan jaminan pembelian produk akan difasilitasi oleh Elevenia, sehingga penjual maupun pembeli terbebas dari penipuan. Namun kenyataannya layanan yang diberikan oleh Elevania masih banyak kritik dari masyarakat.

Catatan rumah pengaduan.com menunjukkan bahwa masih banyak pengaduan dari masyarakat tentang kurang profesionalnya situs ini dalam melakukan pelayanan secara online.

Pada rumah pengaduan.com tersebut banyak dipampangkan tags dengan beragam judul, seperti:

“Pengalaman Buruk Belanja Online di situs Elevenia”, “Layanan Elevenia.co.id Mengecewakan”, “Pengalaman Buruk Belanja Online di situs Elevenia”, “Refund di Elevenia Dipersulit dan Lama” (http://rumahpengaduan.com). Banyaknya masyarakat yang melaporkan kekecewaannya terhadap Elevania menunjukkan bahwa Elevania belum mampu memberikan kenyamanan dan meminimalisir resiko yang terjadi dalam transaksi belanja online yang ditakutkan oleh masyarakat selama ini.

Fakta-fakta kekecewaan pada Elevania tersebut juga dialami oleh beberapa mahasiswi UKSW. Hasil observasi pada tanggal 15 April 2015 pada 25 orang mahasiswi FE Manajemen yang sering melakukan belanja online, 15 orang dari mereka mengatakan pernah mengalami masalah dengan Elevania, dan 10 orang mengatakan sampai saat ini lancar-lancar saja.

(17)

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas menarik peneliti untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Persepsi Kenyamanan, dan Persepsi Resiko Terhadap Minat Penggunaan Ulang E-Commerce (Studi Kasus Pada Situs Elevania.co.id Sebagai Media Internet Yang Menyediakan Fasilitas Belanja Online)”.

Persoalan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah persepsi kenyamanan dan persepsi resiko berpengaruh secara parsial terhadap minat penggunaan ulang e-commerce (Studi Kasus Pada Situs Elevania.co.id Sebagai Media Internet Yang Menyediakan Fasilitas Belanja Online)?.

2. Seberapa besar pengaruh kenyamanan dan persepsi resiko berpengaruh secara parsial terhadap minat penggunaan ulang e-commerce (Studi Kasus Pada Situs Elevania.co.id Sebagai Media Internet Yang Menyediakan Fasilitas Belanja Online)?.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi kenyamanan dan persepsi resiko secara parsial terhadap minat penggunaan ulang e-commerce (Studi Kasus Pada Situs Elevania.co.id Sebagai Media Internet Yang Menyediakan Fasilitas Belanja Online).

2. Untuk mengatahui besar pengaruh kenyamanan dan persepsi resiko secara parsial terhadap minat penggunaan ulang e-commerce (Studi Kasus Pada Situs Elevania.co.id Sebagai Media Internet Yang Menyediakan Fasilitas Belanja Online).

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti

Peneliti lebih mengetahui seluk beluk belanja secara lebih detail, sehingga lebih berhati-hati dalam memilih situs belanja online.

2. Bagi Perusahaan

(18)

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan kenyamanan konsumen dalam berbelanja secara online dan meminimalisir resiko-resiko yang kemungkinan dapat terjadi.

3. Bagi Universitas Kristen Satya Wacana

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan bagi mahasiswa-mahasiswa lain yang memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian dengan topik yang sama.

TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN PENELITIAN E-commerce

E-commerce adalah suatu konsep yang menjelaskan proses pembelian, penjualan dan pertukaran produk, servis dan informasi melalui jaringan komputer (Turban, 2000). E-commerce juga dapat didefinisikan sebagai penyediaan jasa pembelian dan penjualan produk melalui internet dan layanan online (Handojo dkk, 2009).

Menurut Handojo, Yulia dan Gunadi (2009), secara umum e-commerce dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yaitu:

1. B2C (Business to Customer), dalam tipe ini transaksi online berhubungan langsung antara pelaku bisnis dengan pelanggan secara individual, contoh : pesanan buku online, pembelian tiket pesawat terbang.

2. B2B (Business to Business), dalam tipe ini bisnis membuat transaksi online dengan bisnis lainnya., contoh: layanan online, pembelian bahan bakar.

3. B2E (Business to Employee), dalam tipe ini informasi dan servis dibuat secara online untuk para pekerja, contoh: pelatihan online dan perbankan online.

Gaertner dan Smith (2001) mengatakan, bahwa terdapat keuntungan dan kerugian belanja secara online (e-commerce), yaitu:

1. Keuntungan: a) Lebih cepat/nyaman dalam pembelian, b) Pilihan produk/layanan terus ditingkatkan, c) Memiliki akses yang lebih banyak terhadap informasi, d) Dapat memperbaiki harga (pasar yang lebih kompetitif, e) Dapat melakukan umpan balik terhadap supplier, vendor dan biro iklan, f) Metode pembelian yang lebih mudah/cepat, g) Meningkatkan tingkat ketersediaan pelayanan konsumen, h) Meningkatkan kepercayaan.

2. Kerugian: a) Masalah keamanan, b) Pembeli tidak semuanya mempergunakan teknologi yang sama, c) Masalah hukum/aspek legal, d) Bukan pengalaman belanja di dunia nyata, e) Tidak

(19)

semua orang memiliki akses terhadap internet, f) Kemungkinan informasi yang melimpah, g) Konsumen takut terhadap penjual yang belum diketahui/dikenal, h) Akses bukan hal yang mudah bagi pemula.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa adanya kemajuan teknologi disatu sisi membawa dampak kebaikan bagi konsumen, tapi pada sisi lain adanya kemajuan teknologi tersebut juga menjadi ancaman atau memberikan kerugian pada konsumen itu sendiri. Berkenaan dengan kondisi tersebut maka konsumen perlu lebih berhati-hati dalam memilih situs belanja online.

Persepsi

Persepsi adalah suatu proses dengan mana seseorang, menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh (Simamora, 2004). Persepsi juga dapat didefinisikan sebagai proses kognitif (di dalam pikiran) seseorang untuk memberi arti terhadap stimuli dari lingkungan yang dapat ditangkap melalui inderanya (sensation) (Soehardi, 2001), atau juga sebagai suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu: merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptor, yang diteruskan ke pusat susunan syaraf, yaitu: otak dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar dan sebagainya (Walgito, 1997).

Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka persepsi dapat didefinisikan secara singkat sebagai penilaian positif dan negatif seseorang terhadap sesuatu secara fisik maupun secara psikologis.

Menurut Sigit (2001), terdapat tiga faktor utama yang berpengaruh terhadap persepsi, yaitu: 1) Karakteristik obyek (Stimuli), meliputi: a) Penampilan (Appearance), b) Cara komunikasi obyek yang dipersepsi, c) Status obyek, d) Status seseorang, 2) Karakteristik individu, meliputi: a) Konsep diri seseorang, b) Kompleksitas kognitif dimiliki oleh seseorang, b) Pengalaman, c) Emosi, d) Motivasi kebutuhan, 3) Karakteristik situasi, meliputi : a) Situasi sosial, b) Situasi organisasi, c) Situasi alam.

Minat Penggunaan Ulang E-Commerce

Minat dapat didefinisikan sebagai umum Suryabrata (2002) mendefinisikan minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

(20)

menyuruh. Minat perilaku adalah keinginan (Minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu (Jogiyanto, 2007).

Minat juga dapat didefinisikan sebagai kesadaran seseorang dalam sesuatu obyek, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya (Arikunto, 2006). Dari penjelasan tentang minat tersebut, maka secara singkat dapat dikatakan, bahwa minat adalah sesuatu yang memotivasi seseorang dalam melakukan suatu aktivitas yang berhubungan dengan sesuatu di luar diri pribadinya. Sehingga semakin kuat hubungan antara diri pribadi dengan sesuatu hal diluar tersebut, maka semakin besar minat seseorang tersebut akan sesuatu tersebut.

Lui dan Jamieson (2003) mendefinisikan minat penggunaan e-commerce sebagai kecenderungan hasrat konsumen untuk menggunakan internet untuk bertransaksi. Sedang Pavlou (2003), mendefinisikan minat penggunaan e-commerce sebagai niat konsumen untuk terlibat dalam hubungan pertukaran online dengan pengecer Web, seperti melakukan transaksi bisnis.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka secara singkat minat ulang penggunaan e-commerce dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai niat seorang individu untuk menggunakan e- commerce sebagai media dalam melakukan transaksi ulang bisnis jual beli sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan akan kepemilikan suatu produk.

Menurut Sudarsono dalam Smadi (2012), faktor-faktor yang menimbulkan minat dapat digolongkan menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan

2. Faktor motif sosial, timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana ia berada.

3. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau objek tertentu.

Menurut Lui dan Jamieson (2003), pengukuran variabel minat penggunaan e-commerce menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Konsumen memiliki akses pada sistem internet sehingga konsumen menggunakannya.

2. Jika memiliki akses maka konsumen akan mempertimbangkan untuk menggunakan internet dalam bertransaksi.

3. Konsumen akan bertransaksi menggunakan internet dalam waktu dekat.

(21)

Persepsi Kenyamanan

Persepsi kenyamanan atau kesenangan (perceived enjoyment) adalah suatu kegiatan menggunakan sistem komputer yang dipersepsikan secara pribadi menyenangkan diluar dari nilai instrumental teknologinya (Davis et al. 1992). Persepsi kenyamanan juga dapat didefinisikan sebagai kondisi yang dianggap menyenangkan oleh individu dalam menggunakan suatu teknologi dalam melakukan aktivitas (Pikkarainen et al, 2004).

Berdasarkan definisi tersebut maka persepsi kenyamanan dalam penelitian dapat didefinisikan sebagai kondisi yang menimbulkan perasaan nyaman atau senang pada diri konsumen dalam melakukan aktivitas transaksi pembelian produk melalui pelayanan secara online (e-commerce). Penjelasan tersebut memberikan suatu petunjuk, apabila konsumen merasa nyaman atau senang dalam melakukan transaksi secara online, maka akan memberikan dorongan minat pada konsumen tersebut untuk melakukan transaksi ulang, begitu seterusnya, namun demikian jika perasaan nyaman atau senang tersebut tidak tercapai dalam melakukan transaksi secara online, maka minat konsumen akan cenderung turun untuk melakukan aktivitas tersebut kembali. Dengan demikian persepsi kenyamanan memiliki pengaruh positif terhadap minat konsumen untuk melakukan transaksi secara online.

Argumen tersebut di atas sejalan dengan apa yang dikemukan oleh Sun dan Zhang (2006), bahwa individu yang mengalami kesenangan atau kenikmatan dari menggunakan sistem informasi lebih cenderung untuk membentuk niat untuk menggunakannya daripada yang lain.

Hal senada juga dikatakan oleh Davis et al. (1992), bahwa pengguna yang mendapatkan kenyamanan dari menggunakan sistem informasi lebih cenderung untuk membentuk niat perilaku dibandingkan dengan pengguna lain yang tidak mengalami banyak kenyamanan. Lim &

Lim (2013) juga menyatakan yang sama, bahwa individu-individu lebih tertarik melakukan aktivitas tertentu jika mereka merasa senang dan nyaman untuk melakukannya, begitu juga halnya dengan penggunaan teknologi. Jika individu-individu merasa senang dan nyaman dalam menggunakannya tersebut, maka merekapun akan menggunakannya.

Menurut Lim & Lim (2013) untuk mengukur persepsi kenyamanan digunakan indikator- indikator sebagai berikut:

1. Menggunakan e-shopping Web sites adalah menarik (Using e-shopping Web sites is fun) (menarik)

2. Menggunakan e-shopping Web sites menyenangkan (Using e-shopping Web sites is pleasant).

(22)

3. Menggunakan e-shopping Web sites mengesankan (Using e-shopping e-shopping Web sites is exciting).

4. Menggunakan e-shopping Web sites menggembirakan (Using e-shopping Web sites is enjoyable).

Indikator-indikator tersebut di atas akan sedikit dimodifikasi agar pernyataannya lebih sesuai dengan penelitian ini, berikut penjelasannya:

1. Menggunakan e-commerce pada situs Elevania menarik.

2. Menggunakan e-commerce pada situs Elevania menyenangkan.

3. Menggunakan e-commerce pada situs Elevania mengesankan.

4. Menggunakan e-commerce pada situs Elevania menggembirakan.

Persepsi Resiko

Menurut Sciffman dan Kanuk (2000), persepsi risiko adalah penilian subjektif oleh seseorang terhadap kemungkinan dari sebuah kejadian kecelakaan dan seberapa khawatir individu dengan konsekuensi atau dampak yang ditimbulkan kejadian tersebut. Menurut Jogiyanto (2007), persepsi risiko adalah suatu persepsi-persepsi pelanggan tentang ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan dalam melakukan suatu kegiatan.

Sedang menurut Dowling & Staelin (1994), persepsi resiko adalah persepsi-persepsi ketidakpasitian dan menjadi konsekuensi yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam pembelian sebuah produk atau jasa.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka persepsi resiko dapat didefinisikan singkat sebagai penilaian pelanggan (konsumen) akan dampak negatif dari semua aktivitas. Berpijak dari kesimpulan tersebut, maka yang dimaksud dengan persepsi resiko pembelian online dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai penilaian pelanggan (konsumen) akan dampak negatif dari semua aktivitas pembelian produk secara online.

Lui dan Jamieson (2003) menyatakan tingkat resiko dalam berbelanja secara online tergantung pada persepsi konsumen dalam memperkirakan tinggi rendahnya resiko yang akan dialami ketika menggunakan internet untuk berbelanja. Hal senada juga dikatakan oleh Pavlou (2003), bahwa persepsi resiko sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan. Semakin kecil persepsi resiko dari suatu individu maka semakin besar tingkat kepercayaannya, begitupun sebaliknya.

(23)

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa resiko memiliki dampak negatif terhadap minat konsumen untuk melakukan aktivitas pembelian secara online, dalam arti semakin tinggi persepsi resiko yang dinilai oleh konsumen, maka minat konsumenpun untuk melakukan transaksi secara online juga semakin rendah, dan sebaliknya, jika persepsi konsumen akan resiko rendah maka akan meningkatkan minat konsumen untuk melakukan belanja secara online.

Begitu besarnya dampak resiko terhadap minat konsumen dalam berbelanja secara online maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap perusahaan penjualan produk secara online untuk meningkatkan kemampuan manajerialnya untuk memperkecil resiko yang terjadi dalam setiap transaksi penjualan yang dilakukannya.

Menurut Lui dan Jamieson (2003), untuk mengukur persepsi resiko dapat dilakukan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan, konsumen akan merasa rugi jika bertransaksi menggunakan sistem internet.

2. Dengan mempertimbangkan resiko-resiko yang mungkin terjadi, konsumen berpikir akan melakukan banyak kesalahan jika menggunakan sistem internet untuk bertransaksi.

3. Transaksi menggunakan internet akan menimbulkan banyak masalah yang tidak konsumen inginkan.

4. Transaksi yang menggunakan internet tidak semuanya aman.

Hipotesis Penelitian

Pengaruh Persepsi Kenyamanan Terhadap Minat Penggunaan Ulang E-commerce

Tingginya minat masyarakat Indonesia untuk melakukan transaksi bisnis secara online tersebut, menunjukkan jika pengguna internet di Indonesia tumbuh dengan pesat. Menurut Kotler dan Amstrong (2001), keuntungan berbelanja online bagi konsumen, diantaranya adalah memberikan kenyamanan dalam proses pembelian. Pelanggan ataupun konsumen tidak perlu bergelut dengan lalu lintas, tidak perlu mencari tempat parkir dan berjalan dari toko ke toko.

Konsumen dapat membandingkan merek, memeriksa harga dan memesan barang 24 jam sehari dari mana saja (Kotler dan Amstrong (2001).

Penelitian Novi (2011), Tjini dan Baridwan (2012), dan Kamel & Rouibah (2012) serta Prasetyaningtyas (2014), bahwa faktor kenyamanan adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk berbelanja secara online. Tapi hasil penelitian lain yang

(24)

dilakukan Hidayati (2010), Giovannini (2015), dan Lim & Lim (2005). Ketiga penelitian tersebut memberikan bukti, bahwa penggunaan teknologi secara online tidak memberikan jaminan terhadap kenyamanan bagi konsumen.

Berdasarkan uraian penjelasan di atas maka hipotesis I penelitian ini adalah H1 : Diduga persepsi kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap minat

penggunaan ulang e-commerce (Studi Kasus Pada Situs Elevania.co.id Sebagai Media Internet Yang Menyediakan Fasilitas Belanja Online)

Pengaruh Persepsi Resiko Terhadap Minat Pembelian Penggunaan Ulang E-commerce Selain dipengaruhi faktor persepsi kenyamanan, minat penggunaan ulang e-commerce dipengaruhi oleh faktor resiko. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukan oleh Utoyo (2003), bahwa berbelanja secara online juga mengandung resiko (Utoyo, 2003).

Penelitian yang dilakukan oleh Hsu (2012), dan Ahn (2001) menunjukkan, bahwa persepsi resiko berpengaruh negatif terhadap perilaku berbelanja secara online, tapi hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Mathew dan Mishra (2014) menunjukkan, bahwa faktor resiko tidak berpengaruh terhadap minat konsumen untuk melakukan belanja secara online.

Demikian pula penelitian Saraswati (2013), juga menunjukkan bahwa risiko persepsian tidak berpengaruh signifikan secara negatif terhadap minat penggunaan teknologi.

Berdasarkan uraian penjelasan di atas maka hipotesis I penelitian ini adalah H2 : Diduga persepsi resiko berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan

ulang e-commerce (Studi Kasus Pada Situs Elevania.co.id Sebagai Media Internet Yang Menyediakan Fasilitas Belanja Online)

(25)

Kerangka Pemikiran Teoritis

Minat penggunaan ulang transaksi secara online oleh konsumen tidak dapat lepas dari dua faktor, yaitu persepsi kenyaman (Kotler dan Amstrong (2001), maupun persepsi resiko yang ditimbulkan sebagai akibat penggunaannya (Utoyo, 2003; http://www.pajak.go.id).

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka model penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

Keterangan :

Variabel Independen (Xi) = Persepsi Kenyamanan (X1)

= Persepsi Resiko (X2)

Variabel Dependen (Y) = Minat Penggunaan Ulang e-cummerce

METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

Sumber data primer diperoleh dengan melakukan pembagian kuesioner penelitian tentang faktor persepsi kenyamanan dan persepsi resiko, serta minat penggunaan ulang e- commerce kepada sejumlah mahasiswa FE UKSW yang terpilih menjadi responden, dan sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data-data internet tentang situs Elevania.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa FE UKSW yang pernah melakukan belanja secara online di situs Elevania minimal 3 kali saat penelitian dilakukan.

Sampel dalam penelitian ini adalah 200 orang Mahasiswa FE UKSW yang melakukan belanja secara online di situs Elevania minimal 3 kali serta bersedia menjadi responden. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada pendapat Malhotra (1999), karena penelitian ini termasuk dalam kategori Test Marketing Studies maka jumlah minimal sampel yang layak dalam penelitian ini

Minat Penggunaan Ulang e-commerce

(Y) Persepsi Kenyamanan

(X1)

Persepsi Resiko (X2)

(26)

adalah 200 responden. Untuk mempermudah memperoleh 200 orang responden tersebut peneliti menggunakan teknik sampling aksidental (Sugiyono, 2006).

Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu dengan menyebarkan kuesioner. Dengan metode tersebut maka akan diperoleh tanggapan responden terkait daftar pertanyaan berkenaan dengan persepsi kenyamanan dan persepsi resiko, serta minat penggunaan e-commerce. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti selama 2 minggu, dimana waktu penelitian per harinya rata-rata adalah 2 jam.

Pengukuran Konsep

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan aras pengukuran interval karena peneliti ingin mengidentifikasi pengaruh persepsi kenyamanan dan persepsi resiko, terhadap minat penggunaan ulang e-commerce.

Metode perskalaan yang digunakan dan sesuai dengan aras pengukuran interval adalah skala Likert (STS, TS, CS, S, SS). Melalui skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan persetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenai objek stimulasi.

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Empirik Sumber Persepsi

Kenyamanan (X1)

Kondisi yang menimbulkan perasaan nyaman atau senang pada diri mahasiswi FE UKSW dalam melakukan aktivitas transaksi pembelian produk melalui e-commerce.)

1. Menggunakan e-commerce pada situs Elevania menarik.

2. Menggunakan e-commerce pada situs Elevania menyenangkan.

3. Menggunakan e-commerce pada situs Elevania mengesankan.

4. Menggunakan e-commerce pada situs Elevania menggembirakan

Lim & Lim (2013)

Persepsi Resiko (X2) Penilaian mahasiswi FE UKSW akan dampak negatif dari semua aktivitas pembelian produk melalui e-commerce.)

1. Secara keseluruhan, konsumen akan merasa rugi jika bertransaksi menggunakan sistem internet.

2. Dengan mempertimbangkan resiko-resiko yang mungkin terjadi, konsumen berpikir akan melakukan banyak kesalahan jika menggunakan sistem internet untuk bertransaksi.

Lui dan Jamieson (2003)

(27)

3. Transaksi menggunakan internet akan menimbulkan banyak masalah yang tidak konsumen inginkan.

4. Transaksi yang menggunakan internet tidak semuanya aman Minat Ulang

Penggunaan e- commerce

Niat seorang mahasiswi FE UKSW untuk menggunakan e-commerce sebagai media dalam melakukan transaksi ulang bisnis jual beli sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan akan kepemilikan suatu produk.

1. Konsumen memiliki akses pada sistem internet sehingga konsumen menggunakannya.

2. Jika memiliki akses maka

konsumen akan

mempertimbangkan untuk menggunakan internet dalam bertransaksi.

3. Konsumen akan bertransaksi menggunakan internet dalam waktu dekat

Lui dan Jamieson (2003)

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmojo, 2002). Uji validitas dapat dilakukan dengan korelasi pearson product moment, dimana jika r hitung dan nilainya positif (+) serta > r tabel maka maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2004).

Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang diinginkan dapat dipercaya (diandalkan) sebagai alat pengumpul data serta mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan

(Durianto, 2001). Untuk melakukan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (ά). Suatu konstruk dikatakan reliabel apabila memiliki nilai ralpha positif dan ralpha >= 0,6 (Nunnally dalam Ghozali, 2004).

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Cara untuk mengetahui regresi normal atau tidak dilakukan dengan melakukan uji kolmogrov-sminornov, dengan kriteria p-value (asymp. sig) > 0,05 berarti data terdistribusi normal (Ghozali, 2004).

(28)

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi dikatakan tidak terdapat multikolinieritas apabila tidak ada variabel independen yang memiliki nilai toleran < 5 % dan VIF > 10 (Ghozali, 2004).

3. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan uji park. Suatu model regresi terbebas dari heteroskedastisitas apabila nilai sig. hasil analisis masing-masing variable independen > 0,05 (Gujarati dalam Ghozali, 2004).

4. Uji Linieritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05 (Ghozali, 2004).

Teknik Analisis dan Langkah-Langkah Analisis

Untuk menjawab kebenaran hipotesis dalam penelitian maka digunakan alat analisis regresi linier sederhana. Persamaan regresi linier sederhana dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Y = a + biXi Keterangan :

Y : Minat Penggunaan Ulang e-commerce

X1 : Variabel Persepsi Kenyamanan (X1), dan Persepsi Resiko (X2) bi : Koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen a : Konstanta

Hipotesis (Hi) diterima jika nilai p-value hasil penelitian < 0,05.

(29)

ANALISIS DATA

Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Data Deskriptif Gambaran Umum Obyek Penelitian

Situs Elevania adalah salah satu situs yang merupakan bagian dari e-commerce.

Elevenia adalah situs fasilitator yang menawarkan konsep berbeda dari situs lainnya. Bila situs- situs lain hanya memfasilitasi space pengiklanan dan selanjutnya menyerahkan kesepakatan transaksi pada pihak penjual dan pembeli, berbeda dengan konsep yang ditawarkan Elevenia.

Situs ini merupakan produk dari PT. XL Planet (joint venture dari PT. XL Axiata Tbk dan PT.

SK Planet Co, Ltd). Elevenia akan memfasilitasi proses transaksi antara penjual dan pembeli.

Penjual dan pembeli tak perlu berhubungan langsung atau melakukan COD (Cash On Delivery), tapi seluruh keamanan dan jaminan pembelian produk akan difasilitasi oleh Elevenia, sehingga penjual maupun pembeli terbebas dari penipuan.

Situs Elevenia menyajikan desain website yang menarik dengan pemilihan warna layout yang atraktif. Para pengguna internet yang berselancar ke situs ini pasti tertarik untuk melihat- lihat apa yang disajikan dan ditawarkan oleh situs ini. Apalagi ketika melihat display produk yang menarik dan tag aneka diskon dan voucher belanja. Sampai Maret 2014 terdapat delapan kategori produk pada situs Elevenia yakni fashion, beauty & health, babies & kids, home &

garden, gadget & computer, hobby dan service & food.

Mengenai proses transaksi jual beli di Elevenia, Elevania menggunakan sistem Escrow sebagai pihak ketiga dalam proses pembayaran. Pada tahap 1, pembeli melakukan transaksi pembelian dan membayar melalui fasilitas pembayaran yang disediakan Elevenia atau yang disebut Escrow tadi. Selanjutnya pada tahap 2, Elevenia akan memberi notifikasi pada penjual bahwa ada transaksi pembelian yang masuk. Setelah mendapat pemberitahuan dari Elevenia, maka di tahap ke 3 penjual akan mengirimkan barang pada pembeli. Pada tahap ke 4 pembeli harus melakukan konfirmasi apabila barang telah diterima. Dan tahap terakhir yakni tahap ke 5, Elevenia akan melakukan pencairan dana pada penjual setelah menerima konfirmasi pembeli.

(30)

Data Deskripsi

Karakteristik Responden

No Keterangan Jumlah Prosentase Total

Responden

1 Umur 19 31 15,50 200

20 96 49,00

21 31 15,50

22 32 16,00

23 6 3,00

25 2 1,00

2 Jenis Kelamin Laki-Laki 69 34,50 200

Perempuan 131 65,50

3 Jenis Barang Dibeli Elektronik 12 6,00 200

Elektronik, Sepatu, Tas 1 0,50

Pakaian 13 6,50

Pakaian, Sepatu 2 1,00

Pakaian, Elektronik, Sepatu, Tas 38 19,00

Pakaian, Sepatu, Tas 57 28,50

Sepatu 8 4,00

Sepatu, Tas 60 30,00

Tas 9 4,50

4 Kenyamanan Diperoleh Hemat waktu 1 0,50 200

Hemat waktu, Pelayanan Cepat, Transaksi Mudah

11 5,50

Hemat waktu, tenaga, dan biaya 104 52,00

Pelayanan Cepat 12 6,00

Situs terpercaya 45 22,50

Situs terpercaya, hemat waktu, tenaga dan biaya

27 13,50

Hemat waktu 1 0,50

Hemat waktu, Pelayanan Cepat, Transaksi Mudah

11 5,50

5 Resiko Berbelanja Adanya tambahan ongkos kirim 49 24,50 200

Belum menjumpai 44 22,00

Kondisi barang sebenarnya tidak

dapat diketahui 8 4,00

Penipuan 11 5,50

Ketidaksesuaian produk yang dibeli 88 44,00 6 Faktor Pendorong Hemat tenaga & Transaksi bisa

dilaksanakan dimana saja 16 8,00 200

Hemat waktu 21 10,50

Kepercayaan 30 15,00

Kepercayaan, Tenaga, Biaya

Transportasi Efisien 16 8,00

Produk bervariasi & Banyak diskon 26 13,00 Teman, Ketersediaan barang yang

diinginkan. 1 0,50

Transaksi bisa dilaksanakan dimana

saja & kapan saja 17 8,50

Waktu, Tenaga, Biaya Transportasi

Efisien. 73 36,50

Hasil penelitian menjelaskan bahwa mayoritas responden, yaitu 96 orang (49%) berusia antara 20 tahun dengan jenis kelamin perempuan (131 atau 65,50%). Adapun jenis barang yang

(31)

pernah dibeli oleh mayoritas responden melalui situs Elevania, yaitu sepatu dan tas (60 orang atau 30%).

Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa mayoritas responden manyatakan kenyamanan yang diperoleh melalui situs Elevania, yaitu: hemat waktu, tenaga, dan biaya (104 orang atau 52%), sementara menurut mayoritas responden resiko berbelanja melalui situs Elevania, yaitu:

Ketidaksesuaian produk yang dibeli (88 orang atau 44%). Adapun menurut mayoritas responden faktor yang memberikan dorongan berbelanja melalui situs Elevania adalah Waktu, Tenaga, Biaya Transportasi Efisien (73 orang atau 36,50%).

Analisis Statistik Diskriptif

No Variabel Rata-rata

Minimun Maksimum Total

1 Persepsi Kenyamanan (X1) 3,60 4,12 3,86

2 Persepsi Resiko (X2) 2,83 3,14 2,95

3 Minat Ulang (Y) 3,95 4,18 4,09

Kriteria Penilaian

1 - 1.8 : Sangat Rendah/Tidak Nyaman/ Tidak Beresiko /Tidak Berminat Ulang

>1.8 - 2.6 : Rendah/Kurang Nyaman/Kurang Beresiko/Kurang Berminat Ulang

>2.6 - 3.4 : Sedang/Cukup Nyaman/Cukup Beresiko/Cukup Berminat Ulang

>3.4 - 4.2 : Tinggi/Nyaman/ Beresiko/Berminat Ulang

>4.2 - 5 : Sangat Tinggi/Sangat Nyaman/Sangat Beresiko /Sangat Berminat Ulang

Tabel di atas menjelaskan, bahwa dari hasil rata-rata jawaban 200 orang responden penelitian, variabel Persepsi Kenyamanan (X1) menunjukkan nilai yang tinggi dengan skor rata-rata total 3,86 (>3.4-4.2) yang artinya nyaman, variabel Persepsi Resiko (X2) menunjukkan nilai yang sedang dengan skor rata-rata total 2,95 (>2.6 - 3.4) yang artinya cukup beresiko, dan variabel Minat Ulang (Y) menunjukkan nilai yang tinggi dengan skor rata-rata total 4,09 (>3.4-4.2) yang artinya berminat ulang.

(32)

Proses dan Hasil Analisis 1. Proses

Sebelum melakukan analisis data dilakukan proses sebagai berikut:

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

No. Variabel & Indikator Empirik

Validitas Reliabilitas r-hitung Cronbach

Alpha 1 Persepsi Kenyamanan (X1)

a. Menggunakan e-commerce pada situs Elevania adalah menarik.

0.911 0,8445

b. Menggunakan e-commerce pada situs Elevania menyenangkan

0.928

c. Menggunakan e-commerce pada situs Elevania mengesankan.

0.804

d. Menggunakan e-commerce pada situs Elevania menggembirakan.

0.638

2 Persepsi Resiko (X2)

a. Adanya tambahan biaya ongkos kirim merupakan hambatan menggunakan e-commerce pada situs Elevania

0.944 0,9140

b. Adanya resiko ketidaksesuaian produk yang dibeli merupakan hambatan menggunakan e-commerce pada situs Elevania

0.944

c. Adanya resiko keamanan merupakan hambatan menggunakan e-commerce pada situs Elevania

0.900

3 Minat Ulang (Y)

a. Tertarik untuk menggunakan layanan e-commerce pada situs Elevania

0.652 0,6535

b. Berniat untuk menggunakan e-commerce di masa yang akan datang

0.751

c. Berencana akan menggunakan e-commerce dalam bertransaksi

0.689

d. Mendapatkan dukungan dari rekan-rekan dan keluarga untuk menggunakan e-commerce

0.725

Uji validitas dengan korelasi Pearson diperoleh nilai r-hitung antara 0,638 sampai dengan 0,944 >

r-tabel(α=0,05;df=28) = (0,361), sedang pada uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha antara 0,6535 sampai dengan 0,9140 > 0,6, sehingga instrumen penelitian dinyatakan valid dan reliabel.

Pengujian Asumsi Klasik

No Uji Asumsi Klasik

Kriteria Lolos/ Tidak

1 Normalitas p-value >0,05 Lolos

2 Multikolinearitas Tidak ada variabel independen yang memiliki nilai toleran < 5 % dan VIF > 10

Lolos 3 Heterokedastisitas Nilai sig. variable independen > 0,05 Lolos

4 Linearitas Nilai sig < 0,05 Lolos

(33)

Uji normalitas data digunakan Kolmogorov-Smirnov (KS) Z dinyatakan berdistribusi normal karena p-value (0,722) > 0,05. Nilai cut-off tolerance <5% (Persepsi Kenyamanan (X1)=0,851, Persepsi Resiko (X2) = 0,851) atau VIF >10 (Persepsi Kenyamanan (X1)=1,176, Persepsi Resiko (X2)= 1,176) menunjukkan tidak ada gejala multikolinieritas. Hasil uji Park menunjukkan masing-masing variabel memiliki nilai signifikansi < 0,05 (Persepsi Kenyamanan (X1)= 0,217, Persepsi Resiko (X2)= 0,103), sehingga tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas. Hasil uji Linieritas menunjukkan nilai signifikansi hasil analisis SPSS dengan menggunakan Test for Linearity untuk variabel Persepsi Kenyamanan (X1) dengan Minat Ulang (Y) adalah sebesar 0,000, dan untuk variabel Persepsi Resiko (X2) dengan Minat Ulang (Y) adalah sebesar 0,000, sehingga nilai signifikansi masing-masing variabel < 0,05, maka hubungan masing-masing variabel adalah linear.

2. Pengujian Hipotesis Penelitian Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana, berikut hasilnya:

Rangkuman Perhitungan Regresi Secara Parsial

No. Variabel Dependen

Variabel Independen b Sig. Keterangan

1 Minat Ulang (Y) Persepsi Kenyamanan (X1) 0,681 0,000 Signifikan R Square = 0,440

Konstanta (a) = 5,832

2 Minat Ulang (Y) Persepsi Resiko (X2) -0,345 0,000 Signifikan R Square = 0,131

Konstanta (a) = 19,411

Tabel di atas dapat dijabarkan persamaan regresi sebagai berikut : Y1 = 5,832+0,681X1

Pada persamaan 1 dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien regresi variabel Persepsi Kenyamanan (b1) = 0,681 dan berarah positif, hal ini berarti ketika Persepsi Kenyamanan baik maka Minat Ulang Penggunaan E-Commerce pada situs Elevania akan meningkat. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa nilai p-value variabel Persepsi Kenyamanan 0,000 berarti < 0,05, maka

(34)

kedua variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap Minat Penggunaan Ulang E-Commerce pada situs Elevania.

Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut di atas, maka pernyataan hipotesis 1 penelitian

”Diduga persepsi kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan ulang e- commerce (Studi Kasus Pada Situs Elevania.co.id Sebagai Media Internet Yang Menyediakan Fasilitas Belanja Online)”, dapat diterima.

Y2 = 19,411 – 0,345X2

Koefisien regresi variabel Persepsi Resiko (b2) = 0,345 dan berarah negatif, hal tersebut menunjukkan bahwa ketika Persepsi Resiko meningkat maka Minat Penggunaan Ulang E- Commerce pada situs Elevania akan menurun. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nilai p- value variabel Persepsi Resiko 0,000 berarti < 0,05, maka variabel persepsi resiko tersebut berpengaruh signifikan terhadap Minat Penggunaan Ulang E-Commerce pada situs Elevania.

Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut di atas, maka pernyataan hipotesis 2 penelitian

”Diduga persepsi resiko berpengaruh signifikan secara parsial terhadap minat penggunaan ulang e-commerce (Studi Kasus Pada Situs Elevania.co.id Sebagai Media Internet Yang Menyediakan Fasilitas Belanja Online)”, dapat diterima.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sumbangan efektif variabel persepsi kenyamanan terhadap Minat Penggunaan Ulang E-Commerce pada situs Elevania adalah sebesar 0,440 atau 44%, sementara sumbangan variabel persepsi resiko sebesar 0,131 atau 13,10%. Maka besarnya sumbangan efektif variabel persepsi kenyamanan lebih besar dibanding sumbangan variabel persepsi resiko terhadap Minat Penggunaan Ulang E-Commerce pada situs Elevania.

Pembahasan

Hasil analisis regresi pengaruh persepsi kenyamanan dan persepsi resiko berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Minat Penggunaan Ulang E-Commerce pada situs Elevania (Studi Kasus Pada Situs Elevania.co.id Sebagai Media Internet Yang Menyediakan Fasilitas Belanja Online) adalah signifikan, hal tersebut dibuktikan nilai p-value masing-masing variabel pada uji < 0,05.

Signifikannya pengaruh Persepsi Kenyamanan dan Persepsi Resiko terhadap Minat Penggunaan Ulang E-Commerce pada situs Elevania, menunjukkan bahwa minat ulang responden untuk berbelanja melalui Situs Elevania dipengaruhi oleh persepsi kenyamanan, dan

(35)

persepsi resiko yang diperoleh selama melakukan belanja melalui situs tersebut. Kondisi tersebut ditunjukkan dari penilaian responden terhadap ketiga variabel tersebut. Hasil penilaian responden terhadap variabel Persepsi Kenyamanan (X1) adalah tinggi dengan skor rata-rata total 3,86 (>3.4-4.2) yang artinya nyaman, sementara variabel Minat Ulang dinilai dengan skor yang tinggi dengan skor rata-rata total 4,09 (>3.4-4.2) yang artinya berminat ulang.

Penilaian kedua variabel tersebut secara deskriptif menunjukkan, bahwa kenyamanan berbelanja melalui situs Elevania yang dirasakan oleh responden selama ini telah memberikan efek positif terhadap minat ulang responden untuk berbelanja melalui situs tersebut. Kondisi tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien regresi pengaruh Persepsi Kenyamanan secara parsial terhadap Minat Penggunaan Ulang E-Commerce pada situs Elevania, yaitu sebesar 0,681 dan berarah positif.

Penilaian responden terhadap variabel Persepsi Resiko (X2) adalah sedang dengan skor rata-rata total 2,95 (>2.6 - 3.4) yang artinya cukup beresiko, sementara variabel Minat Penggunaan Ulang E-Commerce pada situs Elevania (Y) dinilai dengan skor yang tinggi dengan skor rata-rata total 4,09 (>3.4-4.2) yang artinya berminat. Temuan tersebut secara deskriptif menunjukkan, bahwa persepsi resiko yang dirasakan responden selama berbelanja melalui situs Elevania cukup memberikan efek negatif terhadap minat ulang responden untuk berbelanja melalui situs tersebut. Hal tersebut juga tercermin dari besarnya nilai koefisien regresi pengaruh Persepsi Resiko secara parsial terhadap Minat Penggunaan Ulang E-Commerce pada situs Elevania yang besarnya 0,345 dan berarah negatif.

Menurut responden faktor yang dinilai paling banyak dinilai menimbulkan resiko, yaitu adanya resiko ketidaksesuaian produk yang dibeli. Hasil rata-rata penilaian faktor tersebut oleh responden sebesar 3,14. Nilai tersebut masuk dalam kriteria penilaian cukup berisiko (>2.6 - 3.4). Hasil pengisian data yang dilakukan oleh responden juga menyebutkan bahwa masalah ketidaksesuaian produk yang dibeli merupakan salah faktor yang paling banyak dianggap beresiko (88 orang atau 44%).

Hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa secara parsial variabel Persepsi Kenyamanan memberikan sumbangan sebesar 0,440 atau 44%, sementara variabel Persepsi Resiko memberikan sumbangan sebesar 0,131 atau 13,10% terhadap variabel Minat Penggunaan Ulang E-Commerce pada situs Elevania. Temuan hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Kotler dan Amstrong (2008) serta Utoyo (2003) yang menyatakan bahwa berbelanja online memberikan

(36)

kenyamanan, selain juga mengandung resiko. Pernyataan Kotler dan Amstrong (2008) tersebut juga sejalan dengan argumen yang dikemukan oleh Davis et al. (1992), bahwa konsumen yang mendapatkan kenyamanan dari menggunakan sistem informasi lebih cenderung untuk membentuk niat perilaku dibandingkan dengan pengguna lain yang tidak mengalami banyak kenyamanan.

Lim & Lim (2013) juga sependapat dengan Kotler dan Amstrong (2008) dan Davis et al.

(1992), bahwa individu-individu lebih tertarik melakukan aktivitas tertentu jika mereka merasa senang dan nyaman untuk melakukannya, begitu juga halnya dengan penggunaan teknologi. Jika individu-individu merasa senang dan nyaman dalam menggunakannya tersebut, maka merekapun akan menggunakannya. Sementara itu, pernyataan Utoyo (2003) setidaknya sejalan dengan apa yang dikemukan oleh Pavlou (2003), bahwa persepsi resiko sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan. Semakin kecil persepsi resiko dari suatu individu maka semakin besar tingkat kepercayaannya, begitupun sebaliknya.

Temuan hasil penelitian ini juga memberikan dukungan beberapa riset yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Penelitian Indarsih (2011), Tjini dan Baridwan (2012), Santoso (2012), Rouibah (2012), Prasetyaningtyas (2014) menunjukkan, bahwa faktor kenyamanan adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk berbelanja secara online. Penelitian yang dilakukan oleh Hsu (2012) menunjukkan, bahwa persepsi resiko berpengaruh negatif terhadap perilaku berbelanja secara online.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai simpulan dan implikasi dari hasil penelitian.

Simpulan

Dari hasil pembahasan dan analisis data peneliti memberikan simpulan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kenyamanan dan persepsi resiko berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan ulang e-commerce (Studi Kasus Pada Situs Elevania.co.id Sebagai Media Internet Yang Menyediakan Fasilitas Belanja Online), dibuktikan nilai signifikansi hasil penelitian masing-masing variabel <0,05.

2. Variabel persepsi kenyamanan (X1) dan persepsi resiko (X2) secara parsial berpengaruh terhadap minat penggunaan ulang e-commerce (Y) sebesar +0,681, dan -0,345, berarti

(37)

pengaruh persepsi kenyamanan terhadap minat ulang penggunaan e-commerce (Y) lebih besar dibanding persepsi resiko.

Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dikemukakan hal-hal yang merupakan implikasi teoritis dan implikasi terapan.

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kenyamanan dan persepsi resiko secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan ulang e-commerce (Studi Kasus Pada Situs Elevania.co.id Sebagai Media Internet Yang Menyediakan Fasilitas Belanja Online).

Beberapa riset yang dilakukan oleh peneliti terdahulu oleh Indarsih (2011), Tjini dan Baridwan (2012), Santoso (2012), Rouibah (2012), Prasetyaningtyas (2014) menunjukkan, bahwa faktor kenyamanan adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk berbelanja secara online. Penelitian lain yang dilakukan oleh Hsu (2012) menunjukkan, bahwa persepsi resiko berpengaruh negatif terhadap perilaku berbelanja secara online.

2. Implikasi Terapan

Sesuai dengan hasil penelitian ini maka ada beberapa hal yang dapat disarankan oleh peneliti, yaitu :

a. Adanya temuan yang menunjukkan bahwa skor tertinggi pada variabel Persepsi Kenyamanan adalah pada indikator menggunakan e-commerce pada situs Elevania menggembirakan, maka hal perlu dilakukan oleh pihak manajemen situs Elevania adalah mempertahankan kondisi tersebut.

b. Adanya temuan yang menunjukkan bahwa skor tertinggi pada variabel persepsi resiko adalah pada indikator ketidaksesuaian produk yang dibeli, maka hal perlu dilakukan oleh pihak manajemen situs Elevania adalah memperbaiki kondisi tersebut dengan meningkatkan komunikasi secara aktif terhadap konsumen sebagai upaya memastikan bahwa barang yang akan dikirim benar-benar telah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen.

c. Adanya temuan yang menunjukkan bahwa skor terendah pada variabel Persepsi Kenyamanan adalah pada indikator menggunakan e-commerce pada situs Elevania adalah menarik, maka hal perlu dilakukan oleh pihak manajemen situs Elevania adalah dengan menampilkan lebih beragam produk-produk yang ditawarkan kepada konsumen sehingga konsumen lebih

Gambar

Tabel  di  atas  menjelaskan,  bahwa  dari  hasil  rata-rata  jawaban  200  orang  responden  penelitian,  variabel  Persepsi  Kenyamanan  (X1)  menunjukkan  nilai  yang  tinggi  dengan  skor  rata-rata  total  3,86  (&gt;3.4-4.2)  yang  artinya  nyaman,
Tabel di atas dapat dijabarkan persamaan regresi sebagai berikut :  Y1 = 5,832+0,681X 1

Referensi

Dokumen terkait

Hasil evaluasi pelaksanaan program revitaliasi pertanian yang didukung oleh kondisi profil kelembagaan petani di daerah penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kinerja

Contoh yang paling mudah dipahami adalah asas pada pendulum ( bandul / anak  lonceng ) serta gerak melingkar. Gerakan pada asas berayun dan menggantung dapat dijumpai pada

Sebelum melakukan penetapan kadar Asam salisilat secara alkalimetri dengan menggunakan larutan baku sekunder NaOH, terlebih dahulu dilakukan pembakuan menggunakan larutan baku

Dalam hal langkah-langkah membuat dokumen Manifest yang pertama adalah menerima penunjukan maka secara otomatis Shipper memberikan Shipping Instruction (SI) kepada pihak

Dari hasil data mengenai gaya hidup remaja di Kecamatan Cisarua tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya hidup mereka saat ini cenderung dipengaruhi oleh

Struktur tarif pajak pada Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2013

Kondisi lingkungan atau agroekosistem serta kualitas dan kuantitas vegetatif sebagai sumber pakan yang lebih baik pada lahan tegalan menyebabkan konsentrasi growth

penampilan yang dapat dibaca dari foto-foto penampilan Jalan kepang di Sawahlunto ini antara lain adalah: (1) properti dan spektakel penampilan; (2) kostum yang dikenakan