• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

INDEPENDEN DAN KINERJA BANK DI INDONESIA

Daissy Erdianthy

Dr. Chaerul D. Djakman, S.E., Ak., MBA Universitas Indonesia

Kampus UI Depok 16424, Phone: +62-21-727 2425, 727 2646, Fax: +62-21-727 0024 E-mail: [email protected]

Abstract

The new economic era has changed the business which was originally based on workforce into a business based on knowledge (Petty and Guthrie, 2000) and caused to a hidden value in the form of intellectual capital. This study aimed to determine the effect of Intellectual Capital Disclosure and the independent commissioner as the tendency of corporate governance mechanisms either individually or jointly against Bank Performance and to determine whether the independent commissioner as the tendency of corporate governance mechanisms will strengthen the effect of intellectual capital disclosure against Bank performance. This study will explore more about the influence of sub-sub-components of intellectual capital disclosures on bank performance. Intellectual capital disclosure is measured by level of disclosure of intellectual capital in firms annual reports using the word count method. This method counts the number of words that describes the items of intellectual capital disclosure in annual reports of previous observations. The results showed that in general 1) the disclosure of intellectual capital significantly have negatively associated with bank performance 2) the proportion of independent commissioner significantly have positively associated with bank performance 3) intellectual capital disclosure and the proportion of independent directors jointly affect the performance of the Bank 4) interaction between the proportion of independent directors to the effect of intellectual capital disclosure on performance produced mixed results.

Keywords: intellectual capital disclosure, value added, VAICTM, word count, firm performance.

(2)

1. Introduction

Information and communication technology mewarnai era ekonomi baru yang ditandai dengan globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan, serta merubah bisnis yang semula berdasarkan tenaga kerja menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (Petty dan Guthrie, 2000). Perubahan ini menyebabkan adanya hidden value yang diindikasikan sebagai intangible asset berupa modal intelektual (intellectual capital (IC)). Tetapi menurut Lev dan Zarowin (1999) laporan keuangan gagal menggambarkan luas cakupan intangible asset.

Sebagian besar literatur mengenai modal intelektual mengungkapkan bahwa modal intelektual dianggap sebagai sumber penciptaan nilai jangka panjang perusahaan (Edvinsson dan Malone (1997)). Modal intelektual dibagi menjadi tiga elemen utama (Sveiby, 1997; Stewart, 1999; Meritum, 2002 dalam Oliveira et al., 2008), yaitu: human capital, structural capital atau organizational capital, dan relational capital. Jensen dan Meckling (1976) dalam Agency theory menunjukkan adanya konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham yang dapat dijembatani oleh pengungkapan sebagai mekanisme untuk mengontrol kinerja manajer. Pelaporan modal intelektual sebagai intangible assets dari perusahaan sangat penting dalam menjembatani information gap yang mungkin timbul antara manajer dan pemilik perusahaan (White et al., 2007).

Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai modal intelektual dan pengungkapannya berkisar antara faktor-faktor apa yang menjadi pemicu pengungkapan sukarela modal intelektual, pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan, dan pengaruh kinerja modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan penelitian mengenai pengaruh corporate governance terhadap kinerja perusahaan baik sebagai variabel moderasi maupun pengaruh langsung telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengungkapan Modal Intelektual dan Proporsi Komisaris Independen sebagai kecenderungan salah satu praktik Corporate Governance baik secara masing-masing maupun secara bersama- sama terhadap Kinerja Bank dan menguji pengaruh Proporsi Komisaris Independen sebagai faktor moderator di dalam pengaruh Pengungkapan Modal Intelektual terhadap Kinerja Perbankan di Indonesia. Penelitian ini juga akan mengeksplorasi lebih lanjut mengenai pengaruh sub-subkomponen pengungkapan modal intelektual sebagai variabel penjelas di dalam tujuan penelitian di atas.

(3)

Sektor perbankan dipilih karena adanya pendapat dari Firer dan William (2003) bahwa sektor perbankan memiliki modal intelektual yang paling intensif dan dari sisi sumber daya manusia, karyawan perbankan lebih homogen (Kubo dan Saka, 2002).

Bank yang menjadi sampel penelitian terdiri dari bank Pemerintah dan bank Swasta sehingga dapat menggambarkan kondisi good governance secara umum pada perbankan Indonesia. Pemilihan sektor perbankan ini juga sekaligus merupakan keterbatasan penelitian karena hanya menggunakan satu sektor industri.

Metode word count digunakan untuk mengukur pengungkapan modal intelektual di dalam laporan tahunan bank. Penggunaan metode word count masih jarang dilakukan dalam penelitian pengungkapan modal intelektual di Indonesia. Diharapkan metode dapat memberi kontribusi penelitian pengungkapan modal intelektual. Data yang dipergunakan diambil dari laporan tahunan bank tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dari website perusahaan dan bank data reuters dari perpustakaan UI dengan fokus pada Bank Go Public di Indonesia yang memiliki informasi lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Sampel akhir terdiri dari 48 sampel tahun buku Bank.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong Perusahaan untuk mempertimbangkan pengungkapan modal intelektual sebagai informasi yang diperlukan bagi stakeholder. Bagi peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan model dari penelitian ini dan menggunakan sampel dari berbagai industry. Bagi pembuat aturan/standard diharapkan untuk mengatur pencatatan intangible value ini sebagai bentuk trasparansi pada pengguna laporan keuangan.

Penelitian ini akan terbagi menjadi lima bagian. Bagian pertama yaitu introduction, akan membahas mengenai latar belakang, tujuan penelitian, dan ruang lingkupnya.

Sedangkan bagian kedua adalah landasan teori dan pengembangan hipotesis yang akan membahas teori yang berkaitan dengan pengungkapan modal intelektual, proporsi komisaris independen dan kinerja. Pada bagian tiga akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang berkaitan dengan pemilihan sampel, model empiris yang digunakan, operasionalisasi variabel, dan pengujian modelnya. Sedangkan pada bagian empat akan membahas mengenai hasil penelitian ini. Akhirnya, di bagian lima akan dibahas mengenai kesimpulan, keterbatasan, dan implikasi bagi riset di masa mendatang.

(4)

2. Theoretical Framework and Hypothesis Development

Hubungan keagenan menurut Jensen & Mecling (1976) merupakan kontrak antara shareholder (principal) dengan manajer (agent) untuk melakukan jasa sesuai kepentingan principal. Timbul konflik ketika masing-masing pihak berusaha memaksimalkan kepentingan masing-masing melalui hidden action maupun hidden information. Pengungkapan dianggap oleh teori ini sebagai mekanisme yang dapat mengurangi biaya yang dihasilkan dan konflik serta mengontrol kinerja manajer, sehingga manajer didorong untuk mengungkap voluntary information seperti intellectual capital disclosure. Independent directors (komisaris independen untuk Indonesia) sebagai salah satu mekanisme corporate governance dapat menambah effectivitas dari board of directors dalam melakukan mekanisme kontrol (Jensen and Meckling, 1976).

Signaling theory menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja yang tinggi menggunakan informasi keuangan untuk mengirim sinyal kepada pasar (Spence, 1973).

Biaya atas sinyal bad news adalah lebih tinggi daripada good news, oleh karena itu manajer lebih termotivasi untuk mengungkapkan intellectual capital sebagai private information secara sukarela. Ekspektasi manajer bahwa menyediakan sinyal yang bagus mengenai kinerja perusahaan kepada pasar akan mengurangi asimetri informasi (Oliveira et al., 2008).

Dalam pandangan stakeholder theory, perusahaan memiliki stakeholders, bukan sekedar shareholder (Riahi-Belkaoui, 2003), meliputi pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, dan masyarakat. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam pengungkapan suatu informasi di dalam laporan keuangan dimana laba akuntansi hanyalah merupakan ukuran return bagi pemegang saham (shareholder), sementara value added adalah ukuran yang lebih akurat yang diciptakan oleh stakeholders dan kemudian didistribusikan kepada stakeholders yang sama (Meek dan Gray, 1988 dalam Riahi- Belkaoui, 2003).

Manajer memiliki dorongan untuk membuat voluntary disclosure ketika manfaat yang dihasilkan melebihi biaya yang terjadi (Cost and Benefit Theory). Pengungkapan wajib maupun sukarela termasuk intellectual capital disclosure mengurangi asimetri informasi dan membantu memperbaiki beberapa mis-evaluation perusahaan, membantu

(5)

mengurangi capital cost, meningkatkan permintaan investor, dan mengurangi bid-ask spread (Oliveira et al., 2008).

Resource based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan yang terdiri dari tangible dan intangible assets, yang digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan adalah sumber utama dibalik kemampuan bersaing dan kinerja perusahaan (Belkaoui, 2003; Firer and William, 2003). Sehingga terdapat kekurangan dari pengukuran kinerja tradisional yang tidak mencerminkan sepenuhnya sumberdaya intangible yang dimiliki perusahaan dalam laporan keuangannya.

Kinerja perusahaan go public diukur dari laporan keuangan perusahaan dan nilai pasar sahamnya. Market player biasanya mempertimbangkan faktor-faktor seperti perkiraan kondisi ekonomi dan prediksi mengenai kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai (Goh, 2005). Tetapi seringkali nilai buku maupun nilai pasar tidak mencerminkan nilai yang sesungguhnya dari perusahaan secara tepat. Penelitian Chen et al. (2005) mengindikasikan bahwa hampir 50% nilai pasar perusahaan tidak tercermin di dalam laporan keuangan perusahaan. Selisih ini mungkin disebabkan karena intangible asset berupa modal intelektual seperti kompetensi karyawan, hubungan dengan pelanggan, sistem dan prosedur kerja, sistem komputer dan administrasi tidak dicatat dalam model pelaporan akuntansi dan manajemen tradisional (Stewart, 1997).

Akibat tidak memasukan faktor-faktor modal intelektual dalam laporan keuangan maka laporan keuangan secara umum gagal mencerminkan nilai sebenarnya dari perusahaan sehinga keputusan yang diambil investor dan stakeholder lain berdasarkan informasi ini bisa jadi kurang tepat.

2.1. Pengungkapan Modal Intelektual

Sampai saat ini belum ada definisi modal intelektual yang diterima secara umum atau universal. Namun demikian sebagian besar definisi mengungkapkan hal yang mirip yaitu modal intelektual dianggap sebagai sumber penciptaan nilai jangka panjang perusahaan (Edvinsson dan Malone (1997)). Demikian juga dengan klasifikasi modal intelektual, tidak ada klasifikasi modal ntelektual yang universal. Sebagian besar peneliti membagi modal intelektual menjadi tiga elemen utama (Sveiby, 1997; Stewart, 1999; Meritum, 2002 dalam Oliveira et al., 2008), yaitu: human capital, structural capital, dan relational capital.

Pengungkapan dianggap oleh teori agensi sebagai mekanisme yang dapat mengurangi biaya yang dihasilkan dan konflik serta mengontrol kinerja manajer,

(6)

sehingga manajer didorong untuk mengungkap voluntary information seperti intellectual capital disclosure. Sesuai signaling theory, ekspektasi manajer bahwa menyediakan sinyal yang bagus mengenai kinerja perusahaan kepada pasar akan mengurangi asimetri informasi (Oliveira et al., 2008) sehingga manajer lebih termotivasi untuk mengungkapkan intellectual capital sebagai private information secara sukarela. Dalam pandangan stakeholder theory, perusahaan memiliki stakeholders, bukan sekedar shareholder (Riahi-Belkaoui, 2003), Manajer memiliki dorongan untuk membuat voluntary disclosure ketika manfaat yang dihasilkan melebihi biaya yang terjadi (Cost and Benefit Theory). Pengungkapan wajib maupun sukarela ter- masuk intellectual capital disclosure mengurangi asimetri informasi dan membantu memperbaiki beberapa mis-evaluation perusahaan, membantu mengurangi capital cost, meningkatkan permintaan investor, dan mengurangi bid-ask spread (Oliveira et al., 2008).

Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari modal intelektual, yaitu: structural capital (SC), customer capital (CC) dan human capital (HC). SC meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organisational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. Sedangkan tema utama dari CC adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui proses berjalannya bisnis. HC merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance, education, experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis. (Bontis et al., 2000 dalam Ulum et al., 2008 ).

(7)

Item-item pengungkapan modal intelektual yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Ulum (2008) yaitu sebanyak 25 item, yaitu:

Internal Structure (Structural)

External Structure Employees Competence (Human Capital) Intellectual Property

1. Patents 2. Copyrights 3. Trademarks

Infrastructure Assets 4. Management Philosophy 5. Corporate Culture 6. Information Systems 7. Management Process 8. Networking Systems 9. Research Projects

10. Brands 11. Customer

12. Customer Loyalty 13. Company Names 14. Distribution channels 15. Business collaboration 16. Favourable contracts 17. Financial contracts 18. Licensing Agreements 19. Franchising Agreements

20. Know How 21. Education

22. Vocational Qualification 23. Work-related Knowledge 24. Work-related Compeence 25. Enterpreneurial Spirit

Structural capital atau organizational capital merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya, yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan yang mencakup dua elemen penting, yaitu intellectual property dan infrastructure asset. Elemen pertama, intellectual property dilindungi oleh hukum (paten, hak cipta, dan merk dagang). Sedangkan elemen kedua adalah infrastructure asset, merupakan elemen intellectual capital yang dapat diciptakan di dalam perusahaan atau dimiliki dari luar (budaya perusahaan, management process, sistem informasi, networking system). Di dalam kategori ini, elemen research project ditambahkan sebagai akun inovasi yang dikembangkan oleh perusahaan. Relational capital merupakan komponen intellectual capital yang memberikan nilai secara nyata, yaitu berupa hubungan baik antara perusahaan dengan stakeholder ekternal yang berbeda, meliputi elemen-elemen seperti pelanggan, jaringan distribusi, kolaborasi bisnis, perjanjian franchise, dan sebagainya. Human capital merupakan lifeblood dalam intellectual capital dan sumber inovasi dan pengembangan, meliputi sumber daya manusia dan mencakup beberapa hal seperti pendidikan, pengetahuan dan kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan, dan karakteristik lainnya (misal: umur, turnover) yang dimasukkan dalam elemen “karyawan”.

(8)

Penjelasan untuk masing-masing item pengungkapan modal intelektual tersebut sesuai dengan penelitian Li et al (2008), yaitu:

No. Item IC Disclosure

Item IC Explanation

1 Patents

it covers the asseets of a company which is protected by Law 2 Copyrights

3 Trademarks 4 Management

Philosophy

the way leaders in th firm thin about the firm and its employees (Brooking, 1996: 62), i.e. The way a firm's managed

5 Corporate Culture

the set of key values, beliefs, attitudes and understanding shared by people and groups in an organization, which controls the way members of the organization interact with each other and with other stakeholders.

6 Information Systems

These encompass enterprise-wide systems designed to manage all major functions of the firm and general purpose database product targeted towards specific users (Dewett and Jones, 2001, p.313-314

7 Management Processes

it normally refers to a company's managements (sales tools, company co-operation forms, corporate specialization, operational or administrative processes).

8 Networking Systems

the system available in a firm that allows interaction of people via a broad array of communication media and devices.

9 Research Projects

it refers to future-oriented, longer term activities in bussiness practice, which can achieve higher levels of knowledge and improvement in bussiness .

10 Brands information about, eg. Brand names, brand images, brand awareness, brand loyalty (eg. World of mouth advocacy), brand-building strategies and activities and brand related sales

11 Customers general customer information, eg. Type of customer, customer names, reputation of customers, customer base, knowledge of markets/customers, and customer purchasing histories.

12 Customer Loyalty

is used to describe the behavior of repeat customers, as well as those that offer good ratings, reviews, or testimonials.

13 Company Names

The evaluation of a firm by its stakeholders in terms of their affect, esteem, and knowledge (Deephouse 2000, p.1093

14 Distribution Channels

defined as appropriate mechanisms of getting products and services into the market (Brooking, 1996). It refers to various third party distribution channels, eg. Distribution, agents, dealers

15 Business Collaboration

collaboration established with other business partners (Brooking 1996, p.31

16 Favourable Contracts

the contract obtained because of the unique market position hold by the firm (Brooking 1996, pp.33-34)

(9)

17 Financial Contracts

defined as the favorable relationships the firm has with investors, banks and other financiers, financial ratings, financial facilities available, and listings

18 Licensing Agreements

defined as written agreement entered into by the contractual owner of a property or activity giving permission to another to use that property or engage in an activity in relation to that property.

19 Franchising Agreements

defined as legally binding agreement which outlines the franchisor's terms and conditions for the franchisee.

20 Know How disclosure can be description of knowledge, know how, expertise or skills of directors and other employees.

21 Education education of directors asa well as other employees. Employees profesional recognition is classified under employee work relaed competences

22 Vocational Qualification

it refers to education, managed and monitored by trade and professional organizations (Brooking, 1996), received by an employee for particular vacation that proves the skill, knowledge and understanding he/she has to do

23 Work-related Knowledege

what is acquired during the job in term of tacit, explicit and implicit knowledge.

24 Work-related Competence

The knowledge and skills that can be usefull to accomplish jobs.

25 Enterpreneurial Spirit

it refers to e.g. Employee engagement , empowerment , creativity , innovativeness, knowledge sharing, and employee proactive/reactive ability

2.2. Komisaris Independen

Dewan komisaris merupakan salah satu mekanisme di dalam Corporate Governance (CG). CG merupakan sekumpulan mekanisme yang mempengaruhui keputusan yang akan diambil oleh manajer ketika ada pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian, beberapa dari pengendalian ini terletak pada fungsi dari dewan direksi, pemegang saham institusional, dan pengendalian dari mekanisme pasar (Wardhani, 2007). Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa dengan meningkatkan praktek governance dalam perusahaan maka meningkatkan kinerja perusahaan (Black et al. (2003). Gompers et al. (2003) dan Drobetz (2003). Klapper dan Love (2003) menegaskan bahwa ada tingkat korelasi yang tinggi antara indikator mekanisme corporate governance dengan kinerja dan market valuation. Hasil-hasil penelitian tersebut secara empiris menjelaskan bahwa corporate governance yang diukur secara berbeda-beda sama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

(10)

Dewan memegang peranan yang sangat signifikan bahkan peran yang utama dalam penentuan strategi perusahaan tersebut. Allen dan Gale (2000) menegaskan bahwa dewan merupakan indikator mekanisme governance yang penting, karena dewan dapat memastikan bahwa manajer mengikuti kepentingan dewan. Struktur governance di Indonesia memisahkan antara dewan komisaris dengan dewan direksi. Dalam hasil penelitian yang dilakukan di Amerika, yang dimaksud dengan dewan (board) adalah dewan komisaris. Mizruchi (1983) menjelaskan bahwa dewan merupakan pusat dari pengendalian dalam perusahaan, dan dewan ini merupakan penanggung jawab utama dalam tingkat kesehatan dan keberhasilan perusahaan secara jangka panjang (Louden, 1982).

Menurut agency theory, independent directors dapat menambah effectivitas dari board of directors (Jensen and Meckling, 1976) dalam melakukan mekanisme kontrol.

Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang.

Sedangkan peran dewan komisaris dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Peran komisaris ini diharapkan akan meminimalisir permasalahan agensi yang timbul antara dewan direksi dengan pemegang saham. Oleh karena itu dewan komisaris seharusnya dapat mengawasi kinerja dewan direksi sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Efektivitas dewan komisaris dalam menyeimbangkan kekuatan CEO tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat indepedensi dari dewan komisaris tersebut (Lorsch, 1989; Mizruchi, 1983; Zahra & Pearce, 1989).

2.3. Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Price to Book Value (PBV). PBV menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan terhadap besarnya modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mengindikasikan kemampuan perusahaan yang tingi pula dalam menciptakan nilai bagi pemegang saham. Ini berarti PBV dapat juga merupakan sinyal positif bagi return saham (Sidharta, 1998) dan apabila PBV rendah maka hal ini mengindikasikan kemampuan perusahaan yang rendah pula dalam menciptakan nilai bagi pemegang saham (sinyal negatif).

(11)

PBV juga menggambarkan penilaian pasar keuangan terhadap managemen dan organisasi dari perusahaan yang sedang berjalan. PBV dirumuskan sebagai berikut (Harahap, 2002):

PBV = Harga pasar/lembar saham Nilai buku/lembar saham

Dari rumus di atas tercermin seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rationya, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV mencerminkan kinerja perusahaan dari sudut pandang stake holder perusahaan.

2.4. Hypothesis Development

2.4.1. Pengungkapan Modal Intelektual dan Kinerja Perusahaan

Pengungkapan faktor-faktor modal intelektual terbukti memberikan manfaat yaitu untuk mengurangi cost of equity, meningkatkan kinerja saham yang tidak berhubungan dengan laba sekarang dan laba yang diharapkan, serta menghasilkan korelasi harga saham yang tinggi dengan laba masa depan ketika dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat pengungkapannya lebih rendah (Bozzolan et. al. (2003)).

Penelitian tentang praktik pengungkapan modal intelektual dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan menarik dilakukan karena survey global yang dilakukan oleh Price Waterhouse-Coopers (Eccles et al., 2001 dalam Bozzolan et al., 2003) dan Taylor and Associates pada tahun 1998 (Williams, 2001). Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa ternyata informasi mengenai ”intellectual capital” perusahaan merupakan 5 dari 10 jenis informasi yang dibutuhkan user. Namun, pada kenyataannya tipe informasi yang dipertimbangkan oleh investor tersebut tidak diungkapkan sehingga menyebabkan terjadinya “information gap” (Bozzolan et al., 2003). Oleh karena itu perlu diteliti bagaimanakah praktik pengungkapan intellectual capital di Indonesia.

Hubungan modal intelektual dengan dengan kinerja perusahaan telah dibuktikan secara empiris oleh beberapa peneliti dalam berbagai pendekatan di beberapa negara.

Dari beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan, terdapat beberapa perbedaan hasil. Misalnya hasil penelitian yang dilakukan Firrer dan Williams (2003) yang menyatakan bahwa dari ketiga komponen modal intelektual tidak satupun yang berpengaruh terhadap Return On Asset, tetapi

(12)

beberapa komponen modal intelektual tersebut berpengaruh (ada positif dan ada negatif) terhadap Market Book. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulum, Ghozali, dan Chariri (2008) menyatakan bahwa salah satu komponen IC berpengaruh positif terhadap ROA.

Berdasarkan hasil beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum intellectial capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, dan tidak semua komponen IC berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Hipotesa 1a: pengungkapan modal intelektual periode (t-1) akan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja bank periode t

Hipotesa 1b: pengungkapan Structural Capital, Customer Capital, Human Capital periode t-1 akan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja bank periode t

2.4.2. Proporsi Komisaris Independen dan Kinerja Perusahaan

Penelitian mengenai dampak dari independensi dewan terhadap kinerja perusahaan masih beragam. Ada penelitian yang menyatakan bahwa tingginya proporsi dewan luar berhubungan positif dengan kinerja perusahaan (Yermack, 1996; Daily &

Dalton, 1993; Strearns & Mizruchi, 1993). Penelitian lain menyatakan bahwa tingginya proporsi dewan luar bukan merupakan faktor dari kinerja perusahaan (Kesner &

Johnson, 1990). Ada pula penelitian yang menyatakan bahwa tingginya proporsi dewan luar berhubungan negatif dengan kinerja (Baysinger, Kosnik & Turk, 1991; Goodstein

& Boeker, 1991).

Menurut agency theory, independent directors dapat menambah effectivitas dari board of directors (Jensen and Meckling, 1976) dalam melakukan mekanisme kontrol.

Dewan komisaris mengawasi kinerja dewan direksi sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan pemegang saham, maka hipotesis penelitian berikutnya adalah:

Hipotesa 2: proporsi komisaris independen periode t akan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja bank periode t

(13)

2.4.3 Pengaruh Proporsi Komisaris Independen terhadap Pengaruh antara Pengungkapan Modal Kapital Terhadap Kinerja Perusahaan

Hubungan keagenan menurut Jensen & Mecling (1976) merupakan kontrak antara shareholder (principal) dengan manajer (agent) untuk melakukan jasa sesuai kepentingan principal. Timbul konflik ketika masing-masing pihak berusaha memaksimalkan kepentingan masing-masing melalui hidden action maupun hidden information. Pengungkapan dianggap oleh teori ini sebagai mekanisme yang dapat mengurangi biaya yang dihasilkan dan konflik serta mengontrol kinerja manajer, sehingga manajer didorong untuk mengungkap voluntary information seperti intellectual capital disclosure.

Komisaris independen merupakan mekanisme kontrol, tidak saja untuk meyakinkan perilaku perusahaan terhadap keinginan dari shareholder, tetapi juga untuk kepentingan stakeholder lain dengan menyediakan lebih banyak informasi terkait aktivitas dan kinerja perusahaan (Haniffa and Cooke, 2005)

Eng and Mak (2003) menyatakan bahwa komisaris independen dapat mempengaruhi perusahaan untuk lebih men-disclose lebih banyak informasi bagi outside investors. Penelitian Haniffa and Cooke (2005) dan Hossain (2008) menemukan hubungan substitusi antara information disclosure dan komisaris independen. Nasir and Abdullah (2004); Lim, Matolcsy, and Chow (2007) menemukan adanya hubungan positif significant antara independent directors dan information disclosure. Cerbioni and Parbonetti (2007) menemukan bahwa independent directors memiliki positive impact pada internal capital disclosure. Sedangkan Li et al., (2008) juga menemukan bahwa terdapat hubungan positif significant antara independent directors dan intellectual capital disclosure.

Hipotesa 3a: pengungkapan modal intelektual periode t-1 dan proporsi komisaris independen periode t secara bersama-sama akan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja bank periode t

Hipotesis 3b: pengungkapan Structural Capital, Customer Capital, Human Capital periode t-1 dan proporsi komisaris independen periode t secara bersama- sama akan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja bank periode t

(14)

Hipotesa 4a: proporsi komisaris independen periode t akan memperkuat pengaruh pengungkapan modal intelektual periode t-1 terhadap kinerja bank periode t

Hipotesa 4b: proporsi komisaris independen pada periode t-1 akan memperkuat pengaruh pengungkapan Structural Capital, Customer Capital, Human Capital pada periode t-1 terhadap kinerja bank periode t

2.5. Rerangka Model Penelitian

Berdasarkan kepada rerangka teoritis, penelitian terdahulu serta pengembangan hipotesis yang disampaikan maka disusun rerangka model penelitian dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Rerangka Model Penelitian

Proporsi Komisaris Independen

Kinerja Bank Pengungkapan

Modal Intelektual - Structural Capital

- Customer Capital - Human Capital

Variabel Kontrol:

- Size - Age - Leverage

(15)

3. Research Method

3.1 Data dan Pemilihan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010. Data yang digunakan adalah laporan tahunan tahun 2008 dan 2009 dan laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit dan dipublikasikan di BEI tahun 2009 dan tahun 2010. Data diperoleh dengan mengakses database reuters milik perpustakaan Universitas Indonesia, situs milik Indonesian Stock Exchange, situs milik Bank Indonesia dan website bank sampel.

Bank yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 24 bank atau 48 sampel tahun bank dengan kriteria sebagai berikut: 1) bank telah terdaftar penuh di BEI sebelum tahun 2009; 2) bank mempublikasikan annual report secara lengkap untuk tahun 2008 sampai dengan 2010; 3) bank tidak melaporkan rugi dan memiliki tanggal tutup buku 31 Desember; 4) bank melaporkan informasi bersifat moneter dalam satuan mata uang Rupiah; 5) terdapat data-data yang diperlukan untuk penelitian.

Prosedur Pemilihan Sampel

Prosedur Pemilihan Jumlah Perusahaan

Bank terdaftar di BEI periode 2010 31

Baru terdaftar di BEI setelah tahun 2009 5

Melaporkan rugi 1

Data tidak lengkap 1

Jumlah bank sebagai sampel penelitian 24

(16)

3.2. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel 3.2.1. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengungkapan modal intelektual dan proporsi komisaris independen. Proporsi komisaris independen dalam penelitian ini juga sekaligus sebagai variable moderasi. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja bank dengan menggunakan proksi PBV (Chen et al., 2005; Shiu, 2006;

Tan et al., 2007; Kamath, 2008). Selain itu penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu Size, Age dan Leverage.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel bebas pengungkapan modal intelektual (ICD) diukur dengan menggunakan metode word count, yaitu menghitung jumlah kata yang menjelaskan item-item pengungkapan modal intelektual di dalam annual report tahun pengamatan sebelumnya. Kemudian dengan alat bantu yang ada pada program Microsoft Word yaitu word count, dihitung jumlah kata yang menjelaskan pengungkapan masing-masing item tersebut pada laporan tahunan perusahaan. Setelah semua sampel bank dihitung masing- masing item pengungkapannya kemudian dijumlah berdasarkan kelompok Structural Capital, Customer Capital dan Human Capital serta total keseluruhan jumlah kata pengungkapan merupakan ukuran dari pengungkapan modal intelektual (ICD) perusahaan. Untuk kepentingan penelitian, jumlah kata tersebut kemudian di naturalisasikan dengan Log. Sedangkan proporsi komisaris independen diukur dengan cara membagi jumlah komisaris independen dengan jumlah total anggota dewan komisaris seperti penelitian yang dilakukan Li et al (2008).

Variabel terikat kinerja bank diukur dengan menggunakan Price to Book Value (PBV). PBV mencerminkan kinerja perusahaan dari sudut pandang stakeholder perusahaan. PBV dihitung dengan cara membagi harga perlembar saham pada akhir tahun dengan nilai buku per lembar saham perusahaan. Dalam penelitian ini, nilai PBV didapat dari harga penutupan saham bank sampel periode observasi (data didapat dari situs duniainvestasi) dibagi dengan nilai buku per lembar saham (data didapat dari bank data reuters).

Untuk variabel kontrol, Size diukur dari logaritma nilai total aset, Age diukur dari lamanya suatu perusahaan berada di bursa saham, sedangkan Leverage diukur dengan cara membagi total utang dengan total ekuitas.

(17)

3.3. Model Persamaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa model persamaan regresi linier berganda untuk menguji hipotesis yang telah diuraikan pada subbab sebelumnya. Model persamaan tersebut mengacu kepada beberapa penelitian terdahulu yang menguji pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan (Bontis et al., 2000; Firrer dan Williams, 2003; Chen et al., 2005; Astuti dan Sabeni, 2005; Tan et al., 2007).

Sedangkan pengaruh proporsi komisaris independen terhadap hubungan modal intelektual dengan kinerja perusahaan diperlakukan sebagai variabel moderating dan dimasukkan dalam persamaan sehingga persamaan menjadi sebagai berikut:

Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan modal intelektual secara parsial terhadap kinerja Bank digunakan model persamaan berikut:

PBVit = γ + β1ICDi(t-1) + β2Sizeit + β3AGEit + β4LEVit + εit ………...…….

(persamaan 1)

Untuk mengetahui pengaruh proporsi komisaris independen secara parsial terhadap kinerja Bank digunakan model persamaan berikut:

PBVit = γ + β1INDEP i(t) + β2Sizeit + β3AGEit + β4LEVit + εit ……...……….

(persamaan 2)

Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan modal kapital dan proporsi komisaris independen secara bersama terhadap kinerja Bank digunakan model persamaan berikut:

PBVit = γ + β1ICDi(t-1) + β2INDEP i(t) + β3Sizeit + β4AGEit + β5LEVit + εit ...

(persamaan 3)

Sedangkan untuk mengetahui pengaruh proporsi komisaris independen terhadap pengaruh modal intelektual dengan kinerja perusahaan digunakan model persamaan berikut:

PBVit = γ + β1ICDi(t-1) + β2INDEP i(t) + β3ICD i(t-1)*INDEP i(t) + β4Sizeit + β5AGEit +

β6LEVit + εit

...

(persamaan 4) Keterangan:

PBVit : Price to Book Value perusahaan i pada periode t

ICDi(t-1) : Log total pengungkapan modal intelektual pada periode t-1

INDEP i(t) : proporsi komisaris independen dibagi dengan jumlah komisaris keseluruhan pada periode t

(18)

ICD i(t-1)*INDEP i(t) : moderasi dari proporsi komisaris independen pada periode t dengan pengungkapan modal intelektual pada periode t-1

SIZEit : Size perusahaan i pada tahun ke t diukur dengan Log total aset AGEit : Age of listing perusahaan pada bursa saham

LEVit : Leverage perusahaan i pada tahun ke t diukur dengan proporsi total debt dibagi dengan total equity

β : koefisien

εit : error term perusahaan i pada tahun ke t

Pengujian Tambahan

Untuk mengetahui lebih jauh tentang variabel penjelas mana yang berpengaruh terhadap kinerja bank, maka dilakukan pengujian tambahan dengan menggunakan persamaan:

PBVit = γ + β1SCi(t-1) + β2CCi(t-1) + β3HCi(t-1) + β4Sizeit + β5AGEit + β6LEVit + εit.... (persamaan 5) PBVit = γ + β1SCi(t-1) + β2CCi(t-1) + β3HCi(t-1) + β4INDEP i(t) + β5Sizeit + β6AGEit + β7LEVit + εit

(persamaan 6)

PBVit = γ + β1SCi(t-1) + β2CCi(t-1) + β3HCi(t-1) + β4INDEP i(t) + β5SCi(t-1)*INDEPi(t) + β6CCi(t-

1)*INDEPi(t) + β7CCi(t-1)*INDEPi(t) + β8Sizeit+ β9AGEit+ β10LEVit+ εit … (persamaan 7)

Keterangan:

SCi(t-1) : Log total pengungkapan structural capital pada periode t-1

CCi(t-1) : Log total pengungkapan customer capital pada periode t-1

HCi(t-1) : Log total pengungkapan human capital pada periode t-1

SC i(t-1)*INDEP i(t) : moderasi dari proporsi komisaris independen dengan

pengungkapan structural capital pada periode t-1

CC i(t-1)*INDEP i(t) : moderasi dari proporsi komisaris independen dengan

pengungkapan customer capital pada periode t-1

HC i(t-1)*INDEP i(t) : moderasi dari proporsi komisaris independen dengan

pengungkapan human capital pada periode t-1 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis. Pengujian Statistik dilakukan dengan menggunakan program eviews6 dengan data panel, dimana model regresi menggunakan data 24 sampel Bank selama dua tahun.

Metode pengolahan data adalah pooled least square dengan menguji terlebih dahulu asumsi-asumsi Ordinary Least Square (OLS) yang diperlukan seperti uji normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Setelah tidak ada masalah dengan metode regresi, maka hasil regresi ini akan diuji siginifikansi pengaruh masing-masing varibale, dan akan ditentukan apakah hipotesis penelitian ditolak atau tidak. Hasil yang disajikan dalam penelitian ini adalah hasil regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi tersebut.

(19)

Analisis sensitivitas

Analisis sensitifitas dilakukan untuk menguji robustness dari hasil penelitian. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap model pengujian utama dan pengujian tambahan. Dalam analisis sensitivitas ini pengungkapan modal intelektual (ICD) diukur dengan metode content analysis, yaitu menghitung jumlah item-item pengungkapan modal intelektual di dalam annual report tahun pengamatan sebelumnya, baik berdasarkan kelompok Structural Capital, Customer Capital dan Human Capital serta total item pengungkapan modal intelektual (ICD) perusahaan.

4. Result

4.1. Analisa Deskriptif

Analisa Deskriptif untuk pengungkapan structural capital

Mean Median

Standard Deviation

Mini

mum Maximum Count

1. Patents - - - - - -

2. Copyrights - - - - - -

3. Trademarks 497.01 423.50 313.54 38.00 1,858.00 44.00 4. Management Philosophy 178.62 88.00 205.85 33.00 892.00 45.00 5. Corporate Culture 2,244.74 832.00 4,635.74 71.00 22,896.00 37.00 6. Information Systems 747.91 589.00 510.96 73.00 2,064.00 35.00 7. Management Processes 16,242.55 9,949.50 12,806.71 449.00 49,401.00 48.00 8. Networking Systems 1,387.29 659.00 2,286.07 17.00 6,544.00 7.00 9. Research Projects - - - - - -

Dari analisa deskriptif mengenai pengungkapan structural capital di dalam laporan tahunan diatas, terdapat tiga item yang tidak ada pengungkapannya, yaitu patents, copyrights dan research projects. Hal ini disebabkan karena item-item pengungkapan diatas dipakai untuk segala jenis industri, sehingga untuk perbankan ketiga item tersebut kurang sesuai.

Rendahnya pengungkapan untuk suatu item, misalnya item networking systems bukan berarti tidak terdapat networking systems dalam Bank tersebut, hanya saja tidak diungkapkan dalam laporan tahunan. Sementara tingginya pengungkapan beberapa item (hampir semua bank mengungkapkan dalam laporan tahunannya) tidak serta merta menggambarkan tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Hal ini disebabkan adanya aturan dari Bapepam Nomor : Kep-38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 mengenai bentuk dan isi laporan tahunan, sehingga sifat pengungkapan tersebut lebih bersifat mandatory atau memenuhi ketentuan.

(20)

Hasil analisa descriptive untuk pengungkapan customer capital:

Mean Median

Standard Devia tion

Mini mum

Maxi

mum Count 10. Brands 1,103.53 651.00 1,351.95 120.00 5,736.00 38.00 11. Customers 1,438.67 701.00 1,602.44 197.00 4,413.00 9.00 12. Customer Loyalty 656.86 496.00 383.59 262.00 1,325.00 7.00 13. Company Names 275.47 153.50 242.47 4.00 950.00 36.00 14. Distribution Channels 4,105.70 1,636.50 5,856.28 40.00 26,110.00 46.00 15. Business Collaaboration 379.65 203.00 500.37 11.00 2,385.00 31.00 16. Favourable Contracts 133.00 133.00 - 133.00 133.00 1.00 17. Financial Contracts 1,105.58 651.00 1,318.30 15.00 5,893.00 26.00 18. Licensing Agreements 226.00 226.00 - 226.00 226.00 1.00

19. Franchising Agreements - - - - - -

Terdapat item pengungkapan yang rendah yaitu favourable contracts, licensing agreement dan franchising agreements disini juga akibat dari jenis industry yang dipakai dalam sampel memang sedikit yang menggunakan item-item pengungkapan tersebut. Sementara item-item pengungkapan seperti customers dan customer loyalty seharusnya diungkapkan oleh lebih banyak Bank karena sifat industrinya yang mengutamakan pelayanan dan kepercayaan dari customer/nasabahnya, tetapi disini justru hanya sedikit Bank yang mengungkapkan, yaitu 9 Bank yang mengungkapkan item customer dan 7 Bank yang mengungkapkan customer loyalty. Menurut Ulum (2010) perusahaan akan cenderung mengurangi jumlah pengungkapan modal intelektual dalam laporan tahunan untuk memelihara keunggulan kompetitif yang telah dimiliki.

Sehingga jika bank mengungkapkan informasi keberhasilan modal intelektualnya bisa saja hal itu akan menjadi pemicu bagi kompetitor untuk merebut customers atau meniru program-program customer loyalty Bank tersebut.

Hasil analisa descriptive untuk pengungkapan human capital:

Mean Median

Standard

Deviation Mini mum

Maxi

mum Count

20. Know How 1820.56 1675.50 1611.96 17.00 6709.00 48.00

21. Education 1157.50 746.00 1260.60 114.00 6175.00 32.00

22. Vocational

Qualification 379.33 348.00 196.81 141.00 770.00 12.00 23. Work-related

Knowledege 566.80 552.00 301.72 153.00 1155.00 15.00

24. Work-related

Competence 539.67 154.00 778.76 29.00 1436.00 3.00

25. Enterpreneurial

Spirit 2289.06 1728.00 1367.64 704.00 7115.00 48.00

(21)

Dilihat dari sumber daya manusia, kompetensi dan kualifikasi karyawan perbankan lebih homogen (Kubo dan Saka, 2002) sehingga seharusnya jumlah pengungkapan oleh Bank untuk item-item Human Capital tidak terlalu berbeda. Tetapi hasil dari analisa descriptif diatas menunjukkan hanya beberapa Bank yang mengungkapkan mengenai vocational qualification, work related knowledge dan work related competence. Hal ini juga menunjukkan perusahaan cenderung mengurangi jumlah pengungkapan dalam laporan tahunan karena pengungkapan keberhasilan modal intelektual bisa saja hal itu akan menjadi pemicu bagi kompetitor untuk mengganti karyawannya – bahkan ‘merebut’ karyawan perusahaan dengan imbalan kerja yang lebih tinggi (Ulum, 2009).

Hasil analisa descriptive secara keseluruhan untuk pengungkapan modal intektual:

Mean Median

Standard

Deviation Minimum Maximum Count SC Disclosure 2008 17,739.54 11,373.50 12,918.99 5,790.00 49,258.00 24.00 SC Disclosure 2009 20,947.65 15,508.00 15,081.58 6,516.00 55,272.00 24.00 CC Disclosure 2008 5,275.33 3,197.00 6,802.67 648.00 31,885.00 24.00 CC Disclosure 2009 7,188.50 3,723.50 8,137.25 717.00 28,501.00 24.00 HC Disclosure 2008 5,282.50 4,480.50 2,809.11 2,545.00 14,148.00 24.00 HC Disclosure 2009 5,091.46 4,354.50 2,951.74 1,649.00 13,211.00 24.00 Total IC Disclosure

2008 28,297.38 19,470.50 20,714.92 9,920.00 95,291.00 24.00 Total IC Disclosure

2009 33,227.60 27,358.00 23,461.58 9,475.00 96,984.00 24.00

Secara keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan pengungkapan modal intelektual pada laporan tahunan 2009 dibandingkan tahun 2008 dengan kelompok pengungkapan terbesar berada pada pengungkapan structural capital dan kelompok pengungkapan terendah pada pengungkapan human capital.

(22)

4.2. Hasil Pengujian Utama Hasil regresi persamaan (1):

Dependent Variable: PBV

Variable Expected Sign Coeff. Prob.

ICDi(t-1) + -0.958 0.055 Significance at the 10% (one tail)

SIZEi + 1.010 0.000 Significance at the 1% (one tail)

AGEi + -0.041 0.004

LEVi - -0.100 0.002

C 0.178 0.467

R2 0.383

Hasil dari pengujian persamaan 1 menunjukkan bahwa intellectual capital disclosure secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja bank, sehingga Hipotesa 1a ditolak.

Hasil regresi persamaan (2):

Dependent Variable: PBV

Variable Sign Coeff. Prob.

INDEPt + 3.540 0.001

Significance at the 1% (one tail)

SIZEi + 0.822 0.000

AGEi + -0.034 0.013

LEVi - -0.123 0.000

C -4.581 0.000

R2 0.512

Sesuai prediksi proporsi komisaris independen berhubungan positif signifikan terhadap kinerja bank, sehingga H2 diterima.

Hasil regresi persamaan (3):

Dependent Variable: PBV

Variable Expected Sign Coeff. Prob.

ICDi(t-1) + -0.654 0.112

INDEPt + 3.400 0.002

Significance at the 1% (one tail)

SIZEi + 1.002 0.000

AGEi + -0.036 0.011

LEVi - -0.126 0.000

C -2.901 0.078

R2 0.525

Pengujian pengungkapan modal intelektual dan proporsi komisaris independen secara bersama-sama terhadap kinerja bank menunjukkan pengungkapan modal

(23)

intelektual berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja Bank sedangkan proporsi komisaris independen berhubungan positif signifikan terhadap kinerja Bank, sehingga H3a ditolak.

Hasil regresi persamaan (4):

Dependent Variable: PBV

Variable Expected Sign Coeff. Prob.

ICDi(t-1) + -0.535 0.172

INDEPt + 3.093 0.032 Significance at the 5% (one tail)

D(ICDi(t-1)* INDEPi(t)) + 0.148 0.282

SIZEi + 0.962 0.000 Significance at the 1% (one tail)

AGEi + -0.037 0.007

LEVi - -0.121 0.000

C -2.958 0.065

R2 0.541

Hasil pengujian persamaan 4 menunjukan bahwa hanya proporsi komisaris independen yang berhubungan positif signifikan terhadap kinerja Bank, sehingga H4a ditolak.

4.3. Hasil Pengujian Tambahan

Hasil regresi persamaan (5):

Dependent Variable: PBV

Variable Expected Sign Coeff. Prob.

SCi(t-1) + -1.860 0.007 Significance at the 1% (one tail)

CCi(t-1) + -0.784 0.014 Significance at the 5% (one tail)

HCi(t-1) + 2.164 0.003 Significance at the 1% (one tail)

SIZEi + 1.199 0.000

AGEi + -0.026 0.081 Significance at the 10% (one

tail)

LEVi - -0.105 0.002 Significance at the 1% (one tail)

C -2.900 0.089

R2 0.467

Hasil pengujian tambahan dengan menggunakan variabel penjelas dari pengungkapan modal intelektual yaitu pengungkapan structural capital, pengungkapan consummer capital dan pengungkapan human capital terhadap kinerja bank menunjukkan bahwa pengungkapan structural capital, pengungkapan consummer capital dan pengungkapan human capital secara bersama-sama berpengaruh signifikan

(24)

terhadap kinerja bank, tetapi hanya pengungkapan human capital berpengaruh positif terhadap kinerja bank, sedangkan pengungkapan structural capital, dan pengungkapan consummer capital berpengaruh negatif terhadap kinerja bank sehingga H1b ditolak.

Hasil regresi persamaan (6):

Dependent Variable: PBV

Variable Expected Sign Coeff. Prob.

SCi(t-1) + -1.294 0.032 Significance at the 5% (one tail)

CCi(t-1) + -0.276 0.209

HCi(t-1) + 1.053 0.088 Significance at the 10% (one tail)

INDEPt + 2.929 0.020 Significance at the 5% (one tail) SIZEi + 1.111 0.000 Significance at the 1% (one tail) AGEi + -0.031 0.040 Significance at the 5% (one tail) LEVi - -0.129 0.000 Significance at the 1% (one tail)

C -3.784 0.034

R2 0.548

Hasil pengujian tambahan dengan menggunakan variabel penjelas dari pengungkapan modal intelektual yaitu pengungkapan structural capital, pengungkapan consummer capital dan pengungkapan human capital bersama-sama dengan proporsi komisaris independen terhadap kinerja bank menunjukkan bahwa hanya pengungkapan customer capital yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.

Pengungkapan structural capital berpengaruh negatif terhadap kinerja bank sedangkan pengungkapan human capital berpengaruh positif terhadap kinerja bank konsisten dengan hasil pengujian pengungkapan structural capital, pengungkapan consummer capital, pengungkapan human capital dan proporsi komisaris independen secara parsial terhadap kinerja bank sehingga H3b ditolak.

(25)

Hasil regresi persamaan (7):

Dependent Variable: PBV

Variable Expected Sign Coeff. Prob.

SCi(t-1) + -0.721 0.236

CCi(t-1) + 0.161 0.365

HCi(t-1) + 0.122 0.455

INDEPt + 3.042 0.0567 Significance at the 10% (one tail)

D(SCi(t-1)* INDEPt) + -0.914 0.183

D(CCi(t-1)* INDEPt) + -0.365 0.269

D(HCi(t-1)* INDEPt) + 1.430 0.085 Significance at the 10% (one tail)

SIZEi + 1.122 0.000 Significance at the 1% (one tail)

AGEi + -0.046 0.024 Significance at the 5% (one tail)

LEVi - -0.128 0.000 Significance at the 1% (one tail)

C -4.3106 0.020

R2 0.586

Hasil pengujian persamaan 7 menunjukkan bahwa hanya proporsi dewan komisaris dan interaksi antara pengungkapan human capital dengan proporsi dewan komisaris yang berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Bank, sehingga H4b ditolak.

4) Pengujian Sensitivitas

Secara umum, pengujian sensitivitas memperkuat hasil pengujian utama dan tambahan.

- Secara parsial intellectual capital disclosure secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja bank sehingga H1a ditolak.

- pengungkapan modal intelektual dan proporsi komisaris independen secara bersama- sama terhadap kinerja bank menunjukkan pengaruh yang signifikan, pengungkapan modal intelektual berpengaruh negatif terhadap kinerja sedangkan proporsi komisaris independen yang berhubungan positif terhadap kinerja Bank, hasil ini konsisten dengan pengujian utama sehingga H3a ditolak.

- pengungkapan modal intelektual dan proporsi komisaris independen secara bersama- sama berpengaruh secara positif signifikan terhadap kinerja bank, serta proporsi komisaris independen secara signifikan memperlemah pengaruh pengungkapan modal intelektual terhadap kinerja bank, sehingga h4a ditolak.

- pengungkapan structural capital, pengungkapan consummer capital dan pengungkapan human capital terhadap kinerja bank menunjukkan bahwa pengungkapan structural capital, pengungkapan consummer capital dan pengungkapan human capital secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

(26)

kinerja bank. pengungkapan structural capital, dan pengungkapan consummer capital berpengaruh negatif terhadap kinerja bank sedangkan pengungkapan human capital berpengaruh positif terhadap kinerja bank. Hasil ini konsisten dengan hasil pengujian tambahan persamaan (5) sehingga H5b ditolak.

- pengungkapan structural capital, pengungkapan consummer capital, pengungkapan human capital dan proporsi komisaris independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank. pengungkapan structural capital, dan pengungkapan consummer capital berpengaruh negatif terhadap kinerja bank sedangkan pengungkapan human capital dan proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja bank, sehingga H6b ditolak.

- pengungkapan structural capital dan proporsi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja bank, sedangkan interaksi antara structural capital dengan proporsi komisaris independen dan interaksi antara customer capital dengan proporsi komisaris independen berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja bank

- Sesuai prediksi, Size berhubungan positif signifikan terhadap kinerja, Leverage menunjukkan hubungan negatif signifikan, sedangkan hasil yang mengejutkan dan bertolak belakang dengan prediksi adalah Age berhubungan negatif signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa bank yang telah lama listing justru memiliki kinerja yang lebih rendah.

- Dilihat dari besar R2–nya, persamaan regresi dengan metode content analysis terbukti lebih baik daripada metode word count, meskipun secara umum kedua persamaan regresi tersebut memiliki R2 yang cukup tinggi dibandingkan penelitian akuntansi biasanya sehingga dapat disimpulkan model penelitian ini cukup baik untuk menjelaskan tujuan penelitian.

5. Conclusion, Limitation and Implication

5.1. Conclusion

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Terdapat item-item pengungkapan (disclosure) modal intelektual yang tidak didapati dalam dalam laporan tahunan Bank yang disebabkan karena item-item pengungkapan yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang menggunakan sampel berbagai jenis industri.

(27)

b. Tingginya pengungkapan modal intelektual pada beberapa item disebabkan adanya aturan dari Bapepam Nomor: Kep-38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 mengenai bentuk dan isi laporan tahunan, sehingga sifat pengungkapan tersebut lebih bersifat mandatory atau memenuhi ketentuan.

c. Rendahnya pengungkapan modal intelektual pada beberapa item pengungkapan menurut Ulum (2009) dikarenakan perusahaan cenderung mengurangi jumlah pengungkapan modal intelektual dalam laporan tahunan untuk memelihara keunggulan kompetitif yang telah dimiliki.

d. Secara keseluruhan terjadi peningkatan pengungkapan modal intelektual pada laporan tahunan 2009 dibandingkan tahun 2008.

e. Pengaruh negatif dari pengungkapan modal intelektual terhadap kinerja bank di Indonesia menunjukkan kesesuaian dengan signaling teori dimana perusahaan dengan kinerja yang rendah akan berusaha memperluas pengungkapan untuk memberikan signal yang positif dikarenakan signal negatif membawa biaya yang lebih besar daripada signal positif. Sementara itu pengaruh positif proporsi komisaris independen terhadap kinerja bank di Indonesia menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen yang tinggi mencerminkan fungsi dari corporate governance yang tinggi yaitu adanya kontrol yang tinggi terhadap manajemen sehingga memiliki pengaruh positif terhadap kinerja Bank di Indonesia.

f. Pengujian pengaruh proporsi komisaris independen sebagai variabel moderasi terhadap pengaruh pengungkapan modal intelektual terhadap kinerja bank menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Sedangkan hasil pengujian analisis sensitifitas menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen secara signifikan memperlemah pengaruh negatif pengungkapan modal intelektual terhadap kinerja bank, hal ini menunjukkan adanya kontrol dari komisaris independen di dalam luasnya pengungkapan modal intelektual di dalam laporan tahunan dari bank yang berkinerja kurang baik agar informasi disajikan secara proporsional.

g. Hasil pengujian tambahan menunjukkan bahwa pengungkapan structural capital, pengungkapan consummer capital dan pengungkapan human capital secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank. Pengungkapan structural capital, dan pengungkapan consummer capital berpengaruh negatif terhadap kinerja bank sedangkan pengungkapan human capital berpengaruh positif terhadap kinerja bank. Hasil pengujian analisis sensitifitas juga menunjukkan hal yang sama sehingga memperkuat hasil pengujian tambahan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa bank

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan sesuatu yang berharga dalam perkembangan tenaga kerja anak anak dan memberikan gambaran tentang hal-hal yang berkaitan

(pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam keuntungan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut

Pemanfaatan Museum Konperensi Asia Afrika sebagai sumber pembelajaran sejarah diharapkan dapat memperkaya pengetahuan sejarah, dan dapat menumbuhkan minat yang besar

Sementara peraturan SOX internal menjadi lebih kuat di masa awal Sarbanes-Oxley Act (SOX). Sementara peraturan SOX awal hampir tidak disebutkan tentang audit internal, banyak

Ovaj pristup bilježi utjecaj smanjenja bankarskog sektora, što za posljedicu ima utjecaj na likvidnost i višestruke efekte, te dodatno utjecaj ponovnog određivanja cijena od

Untuk manda pa tk<m standar p1utumbuhan itik JJ.abio... Tungk3i

mempertanyakan keputusan signifikan yang dibuat oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan; (b) untuk mendiskusikan dengan auditor independen masalah setiap