• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 362010062 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 362010062 BAB III"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

(descriptive research) dimaksudkan untuk memotret fenomena individual, situasi,

atau kelompok tertentu yang terjadi secara kekinian. Penelitian ini dimaksudkan

untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial

dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan

unit yang diteliti. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

mendeskripsikan atau menjelasakan sesuatu hal seperti apa adanya sehingga

memberikan gambaran yang jelas tentang situasi–situasi lapangan apa adanya (Widodo, 2004: 46). Selanjutnya jenis penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai

prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan

objek yang diselidiki (sesorang, lembaga, masyarakat, kelompok, dan lain-lain)

sebagaimana adanya, berdasarkan fakta-fakta yang aktual (Hadari, 1992: 67).

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Kualitatif untuk mengungkapkan

makna, kode dan gaya bahasa pada pekerja seks komersial di Kota Lama Semarang.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada gaya bahasa sebagai kode dan simbol yang

dipakai pekerja seks, dan analisis pengaruh latar belakang sosial budaya pekerja seks

ini mengambil lokasi penelitian di Kota Lama Semarang. Melihat dan

mempertimbangkan bahwa mayoritas masyarakat yang tinggal di Kota Lama

Semarang berada di kelas sosial menengah kebawah. Sebagai contoh di lokalisasi

Sunan Kuning Semarang, yang tadinya berjumlah 32 rumah bordil dengan pekerja

seks 165 orang ditahun 1970-an menjadi 120 rumah bordil dengan pekerja seks

komersial berjumlah 1000 orang di tahun 1980-an. Maka dapat dikatakan bahwa

(2)

21

Seiring dengan adanya “operasi Petrus” (penembakan misterius kepada seluruh reman di seluruh Indonesia) maka berpengaruh pada menurunnya jumlah

pelanggan di rumah-rumah bordil tersebut. Yang pada akhirnya menurunnya pula

jumlah rumah bordil yang beroperasi dan para pekerja seks memilih untuk turun ke

jalan, termasuk di Kota Lama Semarang. (Noviana, 2004: 6)

Demikian juga dengan kehidupan prostitusi di daerah ini yang notabenenya

adalah prostitusi kalangan menengah kebawah juga. Kehidupan sosial yang keras dan

membutuhkan banyak cara untuk bertahan hidup bagi sebagian besar masyarakat di

Kota Lama ini menjadikan sebagian besar masyarakat terutama perempuan memilih

profesi sebagai pekerja seks. Dengan latar belakang tersebut juga akan terlihat

bagaimana proses interaksi dan bahasa yang mereka gunakan dalam kehidupan

sehari-hari dan pekerjaannya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang akan dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

a. Observasi/ pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang

diselidiki (Narbuko & Achmadi, 2007 : 70). Selanjutnya observasi

merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti (Usman, 1996: 54). Dalam teknik pengumpulan data ini

penulis mencoba mengamati aktivitas pekerja seks tersebut. Kemudian

interaksi kode, simbol, gaya bahasa dilingkungan sekitar dan mencoba

melihat bagaimana latar belakang sosial budaya yang lekat dengan

kehidupan para pekerja seks tersebut.

b. Wawancara merupakan salah satu teknik komunikasi langsung yang

dilakukan secara face to face antara peneliti dengan informan yang akan

diminta dan diperoleh informasinya. Wawancara merupakan teknik yang

(3)

22

berbentuk tanggapan, keyakinan, perasaan, hasil pemikiran dan

pengetahuan seseorang tentang segala sesuatu yang dipertanyakan

sehubungan dengan masalah (Hadari, 1992: 67). Oleh karena itu peneliti

akan melalukan wawancara dengan pekerja seks menggunakan media

recording untuk menyimpan data yang kemudian dapat diolah untuk

dianalisis.

c. Dokumentasi dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis,

gambar, foto atau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek

yang diteliti (Widodo, 2004 : 51). Dalam hal ini penulis menggunakan

literatur review untuk membantu proses pemikiran dn penulisan. Selain itu

dengan literatur ataupun buku-buku pendamping untuk konsep yang sesuai

dengan topik penelitian.

3.4 Teknik Pengolahan Data

Analisis data (data analysis) terdiri atas tiga sub-proses yang saling terkait,

yaitu; reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan (verifikasi). Proses

ini dilakukan sebelum tahap pengumpulan data, persisnya pada saat menentukan

rancangan dan perencanaan penelitian, sewaktu proses pengumpulan data sementara

dan analisis awal, serta setelah tahap pengumpulan data akhir (Miles dan Huberman,

1984, 1994).

1. Identifikasi Masalah

Penulis mengidentifikasi masalah dengan berpatokan pada rumusan

masalah yang sudah ditentukan serta unit pengamatan dan unit analisa. Dalam

mengidentifikasi masalah penulis melakukan Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

(4)

23

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan. (Miles,

1992: 16)

2. Proses Selesksi

Menyeleksi unit analisis dan focus penelitian terhadap data primer

berupa hasil wawancara maupun data sekunder berupa dokumen-dokumen

maupun data hasil penemuan di lapangan pada saat penelitian . Proses seleksi

ini akan dilakukan dengan cara penyajian data melalui pengumpulan

serangkaian informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan data yang relevan dalam penelitian ini.

3. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

4. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penulis

mendisplaykan data. Maksudnya adalah penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan/tabel, hubungan antara kategori, dan dicari tema

serta polanya. Yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan

data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang ada dan terjadi di

lapangan.

5. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara membaca semua catatan yang

dibuat selama proses penelitian serta melakukan pemeriksaan keabsahan data.

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Adapun

(5)

24

jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber

data lainya) yang tersedia. (Kriyantono, 2006: 71)

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

sumber, triangulasi teori dan triangulasi metode. Triangulasi sumber adalah

cara membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Triangulasi teori adalah

cara untuk memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadukan

dengan data yang diperoleh. Triangulasi metode digunakan untuk mengecek

keabsahan data atau temuan penelitian berupa pengamatan tayangan dan

wawancara mendalam. (Kriyantono, 2006: 72)

6. Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif pada penelitian ini adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskriptif atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih

tidak terlalu jelas atau gelap sehingga menjadi jelas, dapat berupa hubungan

kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori.

7. Penarikan Kesimpulan.

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah melewati proses analisa yang

mendalam serta ketelitian dalam penelitian ini. Dan hal ini dilakukan agar

peneliti dapat mengetahui secara utuh namun tidak bertele-tele berkaitan

dengan relevansi penelitian.

3.5 Unit Amatan dan Unit Analisa

Unit amatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data

dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis (Ihalauw,

2004 : 178). Unit amatan dalam penelitian ini adalah interaksi antara pekerja seks

(6)

25

Bagaimana gaya bahasa yang dipakai untuk menunjukkan kode atau simbol-simbol

tertentu (Ihalauw, 2004: 174-178). Penelitian ini menggunakan analisis semiotik

model Roland Barthes yang fokus perhatiannya tertuju pada gagasan tentang

signifikasi dua tahap (two order of signification). Signifikasi tahap pertama

merupakan hubungan antara signifier dan signifieddi dalam sebuah tanda

realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling

nyata dari tanda-tanda. Konotasi adalah istilah Barthes untuk menyebut

signifikasi tahap kedua yang menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda

bertemu dengan kenyataan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari

kebudayaan. Konotasi memiliki nilai yang subyektif atau intersubyektif, denotasi

adalah apa yang digambarkan tanda terhadap subjek, sedang konotasi adalah

bagaimana menggambarkannya (Sunardi, 2007: 40). Terutama gaya bahasa, kode,

simbol yang digunakan pekerja seks di Kota Lama Semarang dengan pelanggan

lamannya.

Unit analisis adalah inti dari permasalahan penelitian yang ingin dicapai oleh

peneliti untuk melihat komperasi antara penggunaan teori terhadap fakta yang terjadi

di Lapangan. Sehingga yang akan menjadi unit analisa penelitian ini adalah

bagaimana penggunaan gaya bahasa, kode, dan simbol antara PSK Kota Lama dan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Sobar, nama “Kampung Gerabah” diperoleh dari pemerintah sehingga desa Anjun Gempol tersebut mulai dikenal dengan nama Kampung Gerabah, namun Kampung

Healthbar yang dirancang menggunakan studi referensi dari “Kamen Rider Battride War”, awal perancangan penulis menambahkan kepala main character dalam healthbar untuk

65 Pada bagian ini adalah terdapat berita Keraton agar para pengunjung dapat mendapatkan informasi yang ada di Keraton, menggunakan foto yang berada di tengah

Kemudian reason to believe yang user yakini adalah penggunaanya yang flexibility dikarenakan diakses menggunakan smartphone yang merupakan alat komunikasi yang sering

Sebanyak 83 responden yang berpartisipasi dan penulis mendapatkan data bahwa 72,8% atau sebanyak 79 orang tertarik untuk membaca buku ilustrasi tentang kesenian Burok,

Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus di rumah sakit bhayangkara Palembang tahun 2014.. Palembang: Akademi Kebidanan

[r]

Sehingga kemudian, muncul premis bahwa dengan menggunakan media digital interaktif akan sangat membantu pemain pemula dalam mendalami olahraga baseball karena