• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Grup Musik Dangdut Mahardika di Desa Muraharjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Grup Musik Dangdut Mahardika di Desa Muraharjo."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

SARI

Bagasworo Dwi Setiyawan, 2008, Manajemen Grup Musik Dangdut Mahardika di Desa Muraharjo, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Skripsi, Jurusan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Musik dangdut termasuk jenis musik yang berkembang pesat di Indonesia. Banyak grup musik dangdut bertebaran di setiap daerah wilayah Indonesia termasuk di daerah Blora, khususnya grup musik dangdut Mahardika di Desa Muraharjo, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, mempunyai latar belakang yakni karena adanya keinginan-keinginan salah seorang pemain solo organ yang ingin mengeksiskan dirinya dalam sebuah grup musik yang mapan. Terbentuknya grup musik ini dilatarbelakangi oleh keinginan para remaja khususnya di Desa Muraharjo yang pada akhirnya terbentuk untuk mengisi waktu luang, dalam perkembangannya menjadi tempat lahan bagi para pecinta musik. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan manajemen grup musik dangdut Mahardika di Desa Muraharjo, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif distributif dengan lokasi penelitian di Desa Muraharjo, Kecamatan Kunduran, Blora dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Prosedur penelitian dari perencanaan, pelaksanaan,pengumpulan data, dan analisa data. Teknik pemeriksaan data dilakukan dengan kriteria kredibilitas, transferbilitas, dependalitas, dan konfirmabilitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen grup musik dangdut dilihat dari perencanaan meliputi perencanaan tujuan adalah sebagai musik penghibur, tempat bekerja dan menyalurkan bakat dan minat serta untuk kegiatan social. Perencanaan tata kerja untuk menyusun urutan yang harus dilaksanakan meliputi rapat rutin, rapat pra latihan, rapat pra pementasan, serta rapat penentuan anggaran dan biaya. Pengorganisasian meliputi perumusan tujuan, pembagian tugas, perincian kegiatan, klasifikasi kegiatan,departemenisasi, dan penyelesaian peralatan. Pengorganisasian pembagian kerja yang dilaksanakan dengan bidang keahliannya. Pembagian kerja ini menggunakan prinsip efisiensi, komunikasi dan kompensasi. Pembagian kerja ini didasarkan kesepakatan grup. Materi pengawasan meliputi keadministrasian, keuangan, kegiatan latihan, perlengkapan dan pementasan.

Referensi

Dokumen terkait

demikian penulis memberi judul penelitian ini: Nunut: Sebuah Grup Musik Keroncong Di Desa Lobu Singkam Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli

Hasil penelitian menunjukan bahwa grup musik SLANK memilki manajemen yang unik karena menitikberatkan pada rasa solidaritas yang tinggi bagi sesama penggemar SLANK (Slankers)

Sehingga salah satu grup musik rebana tradisional yaitu grup al-Badriyyah yang sebagian besar pemainnya adalah seorang santri bahkan pemilik salah satu pondok pesantren

Hal ini dapat dilihat dari bermunculannya berbagai program acara televisi khususnya pertunjukan musik dangdut yang lebih berorientasi untuk meraih audiens sebanyak-banyaknya,

‘Pasukan Perang’ membuat karya musik Dangdut Kontemporer yang dibalut dengan adaptasi serta kolaborasi Budaya lokal atau tradisional yang dapat disukai dan dinikmati oleh

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti dilakukan, disimpulkan bahwa: Musik dangdut koplo sebagian besar memberikan dampak positif kepada remaja yang ada di

Dari berbagai fenomena tersebut, permasalahan yang diajukan di dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah persepsi remaja kota Semarang terhadap musik dangdut?;

Pada tahun 1960 telah ada grup musik tambur di Desa Sungai Pegeh tetapi sekitar tahun 80an grup tersebut sudah tidak terdengar lagi maka ketua grup penawar rindu dan anggota