• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN ULANG GUDANG PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT. PETROWIDADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DESAIN ULANG GUDANG PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT. PETROWIDADA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN ULANG GUDANG PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT. PETROWIDADA

Disusun oleh : Dien Ayu Septemberina 6507040047

Tugas Akhir

(2)

Latar Belakang

1.

Pada tahun 2005 PT. Petrowidada merger dengan 2 perusahaan lain, yaitu PT. Eterindo Nusa Graha dan PT.

Anugerahinti Gemanusa. Seluruh administrasi dan kepengurusan perusahaan digabung menjadi satu.

2.

Bahan yang disimpan di dalam gudang penyimpanan

limbah B3 merupakan bahan yang mudah menyala dan

mudah terbakar (PT. Petrowidada, 2009)

(3)

Tujuan

1. Mendesain ulang dimensi gudang penyimpanan limbah B3 PT. Petrowidada.

2. Mendesain tata letak limbah B3 di gudang penyimpanan limbah B3 PT. Petrowidada.

3. Menentukan kebutuhan ventilasi sesuai dengan SNI 03-6572-2001.

4. Menentukan kebutuhan penerangan sesuai dengan SNI 03-6575-2001.

5. Menentukan jumlah dan penempatan detektor sesuai dengan SNI 03-3985-2000.

6. Menentukan jumlah dan penempatan APAR sesuai

dengan Permenakertrans RI No. Per-04/MEN/1980.

(4)

Batasan Masalah

1.

Data limbah B3 yang disimpan dari bulan Januari 2010 sampai Oktober 2010.

2.

Tidak menghitung estimasi biaya yang dikeluarkan.

(5)

Diagram Alir Penelitian

(6)

Diagram Alir Penelitian

(lanjutan)

(7)

Pengolahan dan Analisa Data

Dimensi Gudang Limbah B3 (baru) Tata Letak Gudang Limbah B3 Penentuan Kebutuhan Ventilasi Gudang Limbah B3 Penentuan Kebutuhan Penerangan Gudang Limbah B3 Penentuan Jenis Detektor dan Kebutuhan Jumlah Detektor Penentuan Jenis APAR dan Kebutuhan Jumlah APAR

1

2

3

4

5

6

(8)

Dimensi Gudang Limbah B3 (baru)

 Data yang dibutuhkan

data jenis limbah

1

No. Nama Limbah Penampakan (bentuk) Massa jenis (ρ)

gr/ cm3 Sifat 1 Limbah PA Padatan kristal putih 0,37 Mudah terbakar 2 Limbah B3 ex. Biodiesel Cairan kuning gelap

sampai kuning bening 1,10 Mudah terbakar dan tidak terlarut dalam air

3 Limbah B3 ex. PT.AG Cairan kuning gelap sampai coklat

1,19

Mudah terbakar 4 Limbah B3 ex DOP Cairan kuning gelap

sampai coklat 16,00 Mudah terbakar, beracun, dan tidak terlarut dalam miyak 5 Limbah B3 ex. Alkyd Cairan kuning bening

sampai kuning gelap

1,20 Mudah terbakar, beracun, dan terlarut dalam minyak 6 Limbah B3 ex. Latex Cairan kunung gelap

sampai coklat 1,17 Mudah terbakar 7 Limbah B3 ex. WWT Cairan kuning bening

sampai kuning gelap 1,10 Mudah terbakar 8 Ortho-xylene bekas Cairan tidak berwarna 0,88 Mudah terbakar 9 Oli bekas Cairan tidak berwarna 0,90 Mudah terbakar

(9)

Data jumlah limbah

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt

1 Limbah PA 20 17 28 19 22 29 26 28 17 17 22,3 2 Limbah ex. Biodiesel 6 8 9 7 6 5 7 6 6 8 6,8 3 Limbah ex. PT. AG 7 10 7 11 6 10 11 7 10 7 8,6

4 Limbah ex. DOP 7 5 5 7 15 9 19 5 17 7 9,6

5 Limbah ex. Alkyd 7 7 8 12 7 6 7 13 6 11 8,4

6 Limbah ex. Latex 5 5 6 7 5 5 6 8 3 5 5,5

7 Limbah ex. WWT 12 14 12 15 13 12 11 5 10 12 11,6

8 Limbah O-xylene 3 3 3 3 7 7 4 3 7 3 4,3

9 Oli bekas 7 4 7 4 5 6 5 4 3 5 5

No. Nama Limbah Bulan

Rata-rata

(10)

Dimensi palet, bag container, drum, dan forklift

1,1 m

1,1 m 1,1 m

1,1 m

0,1 m 0,1 m

1 m

1 m

0,5 m

0,75 m

2,5 m

1,5 m Palet

Bag Container

Drum

Forklift

(11)

 Perhitungan

Perhitungan rata-rata limbah yang didistribusikan ke gudang penyimpanan limbah B3

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt

1 Limbah PA 20 17 28 19 22 29 26 28 17 17 22,3 66,9 67

2 Limbah ex. Biodiesel 6 8 9 7 6 5 7 6 6 8 6,8 20,4 21

3 Limbah ex. PT. AG 7 10 7 11 6 10 11 7 10 7 8,6 25,8 26

4 Limbah ex. DOP 7 5 5 7 15 9 19 5 17 7 9,6 28,8 29

5 Limbah ex. Alkyd 7 7 8 12 7 6 7 13 6 11 8,4 25,2 26

6 Limbah ex. Latex 5 5 6 7 5 5 6 8 3 5 5,5 16,5 17

7 Limbah ex. WWT 12 14 12 15 13 12 11 5 10 12 11,6 34,8 35

8 Limbah O-xylene 3 3 3 3 7 7 4 3 7 3 4,3 12,9 13

9 Oli bekas 7 4 7 4 5 6 5 4 3 5 5 15,0 15

No. Nama Limbah Bulan Rata-rata Rata-rata x 3 Pembulatan

(12)

Perhitungan kebutuhan palet

Kebutuhan palet untuk setiap limbah padat adalah 1 palet, dikemas dalam bag container. Untuk limbah cair, dikemas dalam drum. Maka, setiap palet berisi 4 drum. Untuk hasilnya dapat dilihat pada tabel.

No. Nama Limbah Palet yang dibutuhkan Kebutuhan area/ blok Pembulatan

1 Limbah PA 67 22,3 23

2 Limbah ex. Biodiesel 6 2,0 2

3 Limbah ex. PT. AG 7 2,3 3

4 Limbah ex. DOP 8 2,7 3

5 Limbah ex. Alkyd 7 2,3 3

6 Limbah ex. Latex 5 1,7 2

7 Limbah ex. WWT 9 3,0 3

8 Limbah O-xylene 4 1,3 2

9 Oli bekas 4 1,3 2

No. Nama Limbah Rata-rata Palet yang dibutuhkan Pembulatan

1 Limbah PA 67 67,0 67

2 Limbah ex. Biodiesel 21 5,3 6

3 Limbah ex. PT. AG 26 6,5 7

4 Limbah ex. DOP 29 7,3 8

5 Limbah ex. Alkyd 26 6,5 7

6 Limbah ex. Latex 17 4,3 5

7 Limbah ex. WWT 35 8,8 9

8 Limbah O-xylene 13 3,3 4

9 Oli bekas 15 3,8 4

Perhitungan kebutuhan area/ blok

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢𝑕𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑏𝑙𝑜𝑘𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎𝑕 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 = 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢𝑕𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑙𝑒𝑡 12

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢𝑕𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑏𝑙𝑜𝑘𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎𝑕 𝑐𝑎𝑖𝑟 = 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢𝑕𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑙𝑒𝑡 3

(13)

Perhitungan allowance ruangan

Allowance dimanfaatkan sebagai gang atau jalur pergerakan material handling. Material handling yang digunakan adalah forklift. Jadi, allowance yang digunakan adalah jalur pergerakan forklift, yaitu diagonal forklift saat membawa produk.

𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔2+ 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟2 = 2,5 2 + 1,5 2

= 2,91 𝑚 ≈ 3 𝑚

(14)

Tata Letak Gudang Limbah B3

Penentuan kompabilitas

Berdasarkan Law, Regulations, and Guidelines for Handling of Hazardous Waste, California Department of Health 1975, kompabilitas untuk limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi 6 kelompok, yaitu:

Tabel Incompability Disposal

2

No. Kelompok Nama Limbah

1. 2B Limbah B3 ex. DOP, Limbah B3 ex. Alkyd, Limbah B3 ex. Latex

2. 3A Limbah B3 ex. PT. AG

3. 6B Limbah ex. WWT, Ortho-xylene bekas, Oli bekas

(15)

Perhitungan bak penampung

Bak penampungan dirancang dengan menggunakan perhitungan volume drum, volume limbah, dan volume tumpahan per drum. Dari desain dimensi gudang di atas, bak penampungan untuk limbah cair dirancang sebagai berikut :

Volume drum =

1

4

𝜇𝑑

2

𝑡 =

1

4

𝑥 3,14 𝑥 (0,5 𝑚)

2

𝑥 0,75 𝑚 = 0,147 𝑚

3

= 147 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟

Diasumsikan setiap drum menampung limbah sebanyak 80% dari volume drum, maka :

Volume limbah = Volume drum x 80%

= 0,147 m

3

x 80%

= 0,1176 m

3

Diasumsikan tumpahan limbah sebanyak 30% dari volume limbah, maka : Volume tumpahan per drum = Volume limbah x 30%

= 0,1176 m

3

x 30%

= 0,035 m

3

(16)

Perhitungan untuk dimensi bak penampung tiap-tiap limbah adalah sebagai berikut.

Kemiringan lantai

Berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, lantai bagian dalam dibuat melandai turun kearah bak penampungan dengan kemiringan maksimum 1%. Lantai dibuat miring agar tumpahan atau bila terjadi

kebocoran bahan kimia bisa mengalir ke dalam bak penampungan

No. Kelompok Limbah Volume

tumpahan limbah Panjang bak

penampung Lebar bak

penampung Kedalaman bak

penampung Freeboard bak penampung

1. Kelompok 2B 2,52 m3 9,5 m 0,5 m 0,53 m 0,3 m

2. Kelompok 3A 0,91 m3 5,5 m 0,5 m 0,33 m 0,3 m

3. Kelompok 6B 2,94 m3 9,5 m 0,5 m 0,62 m 0,3 m

(17)

22000,00

23000,00

2 B 6 B

3 A

(18)

Penentuan Kebutuhan Ventilasi Gudang Limbah B3

Perancangan sistem ventilasi alami

Menentukan nilai M melalui pendekatan fase gas

𝜌 = 𝑅𝑀.𝑃

𝑔.𝑇 𝑀 = 𝑅𝑔𝑃.𝑇.𝜌

=

0,7302.547,8.0,37

1

=

148 Dimana:

ρ = massa jenis cairan

M = berat molekul bahan kimia P = tekanan di ruangan

Rg = koefisien

T = temperatur ruangan

3

No. Nama Limbah Massa jenis (ρ) gr/ cm3 1 Limbah PA 0,37 2 Limbah ex. Biodiesel 1,1 3 Limbah ex. PT. AG 1,19 4 Limbah ex. DOP 16 5 Limbah ex. Alkyd 1,2 6 Limbah ex. Latex 1,17 7 Limbah ex. WWT 1,1 8 Limbah O-xylene 0,88 9 Oli bekas 0,9

(19)

Menentukan koefisien transfer massa gas (K)

𝐾 = 𝐾0. 𝑀𝑀0 1 3

= 0,83 𝑐𝑚 .𝑠 14818 1 3 = 0,107

Dimana :

K = Koefisien transfer massa gas (cm/s) K0 = Koefisien transfer massa air = 0,83 cm/s M = Berat molekul bahan kimia (lbm/lb-mol) M0 = Berat molekul air = 18 lbm/lb-mol

(20)

Menentukan laju pembentukan uap (Qm)

𝑄𝑚 = 𝑀.𝐾.𝐴.𝑃𝑅

𝑔.𝑇𝐿

= 148𝑙𝑏𝑚/𝑙𝑏;𝑚𝑜𝑙.0,107 𝑓𝑡/𝑚𝑖𝑛.2,112𝑓𝑡2.0,987𝑎𝑡𝑚 0,7302𝑓𝑡3𝑎𝑡𝑚/𝑙𝑏𝑚;𝑚𝑜𝑙𝑜𝑅.547,8𝑜𝑅

= 0,083 𝑙𝑏𝑚/𝑚𝑖𝑛 Dimana :

Qm = Laju pembentukan uap bahan (lbm/min) M = Berat molekul bahan kimia (lbm/lb-mol) K = Koefisien transer massa gas (cm/s)

A = Luas permukaan drum (A) = 2,112 ft2 Psat = Tekanan uap = 0,001 mbar = 0,987 atm Rg = Konstanta gas ideal

TL = Suhu (oR)= 547,8oR

(21)

Menentukan laju aliran udara (Qv)

𝐶

𝑝𝑝𝑚

=

𝑄𝑚.𝑅𝑔.𝑇𝐿

𝐾.𝑄𝑣.𝑃.𝑀

𝑥 10

6

1 𝑝𝑝𝑚 =

0,083 𝑙𝑏𝑚/𝑚𝑖𝑛.0,7302𝑓𝑡3𝑎𝑡𝑚/𝑙𝑏𝑚;𝑚𝑜𝑙𝑜𝑅.547,8𝑜𝑅

0,3.𝑄𝑣.1 𝑎𝑡𝑚.148 𝑙𝑏𝑚/𝑙𝑏𝑚;𝑚𝑜𝑙

𝑥 10

6

𝑄

𝑣

= 747754,402

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡𝑓𝑡3

Dimana :

C

ppm

= Konsentrasi uap (ppm)

Q

m

= Debit penguapan bahan (lbm/min)

R

g

= Konstanta gas ideal = 0,7302 ft

3

atm/lbm-mol

o

R T = Suhu (

o

R)

k = non ideal mixing factor = 0,3 Q

v

= Kecepatan ventilasi (ft

3

/min) P = Tekanan (atm) = 1 atm

M = Berat molekul bahan kimia

Diasumsikan drum tidak dalam keadaan terbuka sepenuhnya, maka kecepatan ventilasinya 50%, yaitu 373877,201 ft3/min

(22)

Menentukan luas bukaan

Berdasarkan SNI 03-6572-2001, bahwa dalam bangunan kelas 7 (gudang) pada

jendela, bukaan, pintu, atau sarana lainnya dengan luas ventilasi yang tidak

kurang dari 10% terhadap luas lantai dari ruang yang akan diventilasi, diukur

tidak lebih dari 3,6 m di atas lantai. Luas lantai yang direncanakan adalah 506

m2. Maka 10% dari 506 m2 adalah 50,6 m2. Ventilasi dirancang dengan penjang

88 m, dan lebar 0,6 m, sehingga luas perencanaan ventilasi sebesar 52,8 m2.

(23)

Menentukan laju aliran udara (Qv) dari bukaan yang dirancang

𝑄 = 𝐶𝑣. 𝐴. 𝑉

= 0,3.52,8 m2.10,29 m/det =162,99 m3/det

=345356,4 ft3/min Dimana :

Qv = laju aliran udara (ft3/min) Cv = effectiveness dari bukaan = 0,3 A = luas bebas dari bukaan inlet (ft2)

V = kecepatan angin (m/det)= 20 knot (BMKG,2011)

Dari perhitungan di atas didapatkan laju pergantian udara yang dibutuhkan gudang sebesar 373877,201 ft3/min. Direncanakan dengan menggunakan ventilasi alami dengan luas ventilasi sebesar 52,8 m2 dapat menghasilkan laju aliran udara sebesar 345356,4 ft3/min, maka gudang penyimpanan limbah B3 membutuhkan ventilasi mekanis.

(24)

Perancangan sistem ventilasi mekanis

Menentukan exhaust fan

(25)

Laju pergantian udara yang dibutuhkan

Setelah menentukan kebutuhan laju aliran udara dan merancang ventilasi alami didapatkan selisih laju pergantian udara yang masih dibutuhkan gudang sebesar:

373877,201 ft3/min - 335630,4 ft3/min = 38246,81 ft3/min

Ventilasi mekanis yang ditentukan berupa exhaust fan. Exhaust fan yang akan digunakan memiliki spesifikasi laju pergantian udara 169,56 m3/min = 5987,955 ft3/min. Maka, jumlah exhaust fan yang dibutuhkan:

𝑒𝑥𝑕𝑎𝑢𝑠𝑡 𝑓𝑎𝑛 = 38246,81𝑓𝑡5987,955𝑓𝑡33/𝑚𝑖𝑛/𝑚𝑖𝑛 = 6,39 𝑏𝑢𝑎𝑕 ≈ 7 𝑏𝑢𝑎𝑕

(26)
(27)
(28)

Penentuan kebutuhan

penerangan gudang limbah B3

Perhitungan kebutuhan lampu

Menentukan jenis sumber penerangan

Dipilih sumber penerangan langsung 4 x TL 40 W sehingga arus cahaya tiap armatur sebesar 4 x 2500 lm = 10000 lm

Kuat penerangan untuk gudang adalah 100 lux.

(Sumber:SNI 03-6575-2001)

Menentukan faktor refleksi

Pada gudang limbah B3 yang dirancang ditentukan warna langit-langit putih, warna dinding krem, dan warna lantai abu-abu. Maka, untuk reflektasi langit-langit (ρll), reflektansi dinding (ρd), dan reflektansi lantai (ρl) sebagai berikut.

ρll = 0,7 ρd = 0,5 ρl = 0,1

4

(29)

Menghitung indeks ruang (k)

Perencanaan dimensi gudang : p = 23,0 m

l = 22,0 m t = 5,0 m 𝑘 = 𝑝. 𝑙

𝑡 𝑝 + 𝑙

= 5 𝑚 (23 𝑚:22 𝑚)23 𝑚 .22 𝑚

= 2,25

Menghitung efisiensi penerangan ( ηp) dan koefisien pemakaian (kp)

Untuk k=2 ηp= 0,61 dan untuk k=2,5 ηp=0,64 Untuk k=2,25 dilakukan interpolasi

2,5;2

0,64;0,61= 2,5;2,25

0,64;𝑥 𝑥 = 0,625

Maka, untuk k=2,25 ηp= 0,625

Faktor depresiasi untuk pengotoran ringan dan direncanakan dilakukan pembersihan tiap 1 tahun adalah 0,85 sehingga koefisien pemakaian (kp) sebagai berikut.

Koefisien pemakaian (kp) = ηp.fd

= 0,625.0,85

= 0,531

(30)

Menentukan jumah armatur

Diketahui : E = 100 lux, A = 506 m2, Φ=2500, kp = 0,531 Maka, 𝑛 = 1,25.𝐸.𝐴Φ.𝑘

𝑝

= 1,25.100.506 10000.0,531 = 11,91 ≈ 12

Ditentukan banyak armatur 12 buah, tiap armatur berisi 4 TL 40 W dipasang 3 deret dimana setiap deret ada 4 armatur.

(31)

22000,00

23000,00

3000,00 3000,00

3000,00

3000,00

3000,00

3000,003500,00 4000,00

(32)

Penentuan jenis detektor dan kebutuhan jumlah detektor

Penentuan jenis detektor

Berdasarkan SNI 03-3985-2000 untuk kriteria pemilihan jenis detektor yang cocok untuk rancangan gudang penyimpanan limbah B3 adalah detektor asap dengan tipe ruang awan.

Bentuk dari atap gudang limbah B3 yang dirancang adalah miring.

5

(33)

Perhitungan jumlah detektor

Berikut merupakan perhitungan jumlah detektor yang akan digunakan, yaitu : Ukuran gedung

Panjang = 23 m Lebar = 22 m Tinggi = 5 m S = 9 m x 71%

= 6,39 m Jumlah detektor (D):

𝐷 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔1

𝑆2 = 1 23 𝑚

.6,39 𝑚2 = 7,19 ≈ 8 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐷 = 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟1

𝑆2 = 1 22

.6,392 = 6,88 ≈ 7 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟

Total jumlah detektor yang akan dipasang pada gudang penyimpanan limbah B3 yang dirancang adalah

D(panjang) x D(lebar) = 8 x 7

= 56 detektor.

(34)

22000,00

23000,00

H H H H

H H

H H H

H H H H H

H H H

H H H H

H H H

H H H

H

H

H H H H H

H H H H H

H H H H H

H H

H H

H H H

H H

H H H

(35)

Penentuan jenis APAR dan kebutuhan jumlah APAR

Penentuan jenis APAR

Berdasarkan Permenaker No. 04/ MEN/ 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan

Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, untuk gedung yang berisi bahan yang tidak dapat bercampur dengan air dan bahan yang dapat bercampur dengan air, maka APAR yang baik adalah jenis tepung kering yang mengandung Natriumbikarbonat dan garam alkali dengan berat 12 kg.

6

(36)

Pemasangan APAR

Berdasarkan Permenaker No. 04/ MEN/ 1980, pemasangan APAR harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Setiap satu atau kelompok APAR harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan

Pemberian tanda pemasangan tersebut harus sesuai dengan Permenaker No. 04/ MEN/

1980

Penempatan antara APAR yang satu dengan lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

Setiap APAR harus dipasang menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti yang tidak dikunci.

Pemasangan APAR harus sedemilian rupa sehingga APAR jenis tepung kering dapat

ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar APAR tidak kurang 15 cm dari permukaan lantai.

(37)

22000,00

23000,00

(38)

Kesimpulan

Dari pengolahan data dan analisa yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :

Desain gudang limbah B3 yang dirancang dengan dimensi panjang 23 m, lebar 22 m, dan tinggi 5 m.

Tata letak limbah pada gudang limbah B3 yang dirancang sesuai dengan jenis limbah.

Kebutuhan laju pergantian udara pada gudang yang dirancang sebesar 373877,201 ft

3

/min ft

3

/min dan kebutuhan exhause fan sebanyak 7 buah.

Kebutuhan penerangan pada gudang limbah B3 yang dirancang sebesar 100 lux dan kebutuhan lampu sebanyak 12 armatur menggunakan 4 TL 40 W

Jenis detektor yang sesuai dengan gudang limbah B3 yang dirancang adalah detektor asap sebanyak 56 buah.

Jenis APAR yang sesuai dengan gudang limbah B3 yang dirancang adalah jenis

tepung kering yang mengandung Natriumbikarbonat dan garam alkali dengan

berat 12 kg sebanyak 7 buah

(39)

DAFTAR PUSTAKA

California Department of Health. (1975). Law, Regulations, and Guidelines for Handling of Hazardous Waste

CCPS. (1992). Guidelines for hazard evaluation prosedur

Direktorat Pengawasan Keselamatan Kerja. (2004). Himpunan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Jakarta

EPA Victoria – Australia, Bunding Guidelines

Kep-01/ Bapedal/09/1994. Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3

M.T, Muhaimin. (2001). Teknologi Pencahayaan. PT. Refika Aditama, Bandung PP no. 18 tahun 1999. Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun

SNI 03-3985-2000 Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Dan Pengujian Sistem Deteksi Dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Pada Bangunan Rumah Dan Gedung.

SNI 03-6572-2001. Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi pada Bangunan Gedung SNI 16-7062-2004. Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja

www.http://bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Meteorologi/PrakiraanAngin.bmkg diakses

tanggal 25 Mei 2011

www.http://lightingphilips.com.cn/apr/content/88/1464/8/ProductFamily_id.pdf

diakses tanggal 11 Mei 2011

(40)

Terima kasih..

Gambar

Diagram Alir Penelitian
Diagram Alir Penelitian  (lanjutan)
Tabel  Incompability Disposal

Referensi

Dokumen terkait

Pemanas air tanpa media penyimpan panas akan memiliki efisiensi yang lebih kecil dari pemanas air dengan media penyimpan panas, hal ini dikarenakan panas dari matahari

Line Fishing, merupakan teknik penangkapan ikan dengan menggunakan pancing, dengan istilah lainnya disebut hook and line atau angling yaitu alat

Dalam perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) perumahan yang disodorkan kepada calon pembeli/user tidak diatur mengenai pengadaan dan pengelolaan fasos dan fasum pada

Yang penting untuk senantiasa menjadi pegangan guru, terutama sekali guru-guru yang secara langsung menganjarkan tentang nilai-nilai moral adalah bahwa moralitas tidak

Pengolahan secara termal dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 yang memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3; atau Pengolah Limbah B3

Yang dimaksud dengan “pencampuran Limbah B3” adalah pencampuran Limbah B3 dengan media lingkungan, bahan, Limbah, dan/atau Limbah B3 lainnya, termasuk pengenceran dengan

Menyimpan limbah B3 di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS Limbah B3) dalam kemasan yang sesuai dengan karakteristik limbah B3 dan dilengkapi dengan simbol dan label