EVALUASI PENGELOLAAN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
PT PERTAMINA (PERSERO) RU
-
IV CILACAP
disusun oleh:
Ayu Listiani
15311019
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
EVALUASI PENGELOLAAN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP
disusun oleh:
AYU LISTIANI (15311019)
Disusun sebagai salah satu syarat untuk lulus mata kuliah Kerja Praktik (TL-4098) pada Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:
Environmental Section Head
Herman Sumantri Nopek: 605826 Pembimbing Lapangan Rakhmat Ibnas Nopek: 747573 Mengetahui, HSE Manager Leodan Haadin Nopek: 734843
EVALUASI PENGELOLAAN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP
disusun oleh:
AYU LISTIANI (15311019)
Disusun sebagai salah satu syarat untuk lulus mata kuliah Kerja Praktik (TL-4098) pada Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:
Koordinator Kerja Praktik Dosen Pembimbing Kerja Praktik
Dr. Moch. Chaerul, ST., MT. Dr. Sukandar, S.Si., MT. NIP. 197409262008011006 NIP. 197311012006041001
Dalam proses produksi produk BBM dan non-BBM, PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap menghasilkan berbagai macam limbah B3 sebagai produk sampingan. Limbah B3 membutuhkan perlakuan khusus dan ketat dibandingkan dengan limbah non-B3 karena sifatnya yang berbahaya dan beracun bagi manusia dan lingkungan sehingga dibutuhkan pengelolaan yang tepat sebelum limbah-limbah B3 ini dikembalikan ke lingkungan. Limbah B3 yang dihasilkan oleh PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap mayoritas terdiri dari oil sludge, spent
catalyst, spent clay, mineral wool, tanah terkontaminasi dan berbagai kemasan
bekas produk B3. Pengelolaan limbah B3 yang saat ini dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap meliputi reduksi, pengemasan dan pewadahan, pelabelan, penyimpanan, pengangkutan serta pemanfaatan. Kegiatan pengolahan dan pemanfaatan belum mendapat izin dari KLH sehingga tidak dapat dijalankan, akan tetapi nyatanya PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap melakukan kegiatan pemanfaatan limbah B3. Semua limbah B3 dari PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap diserahkan pengolahannya ke pihak ketiga, termasuk kepada PT Holcim Indonesia Tbk. PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap memiliki nota kesepakatan (MoU) dengan PT Holcim Indonesia Tbk di mana PT Holcim Indonesia Tbk akan memanfaatkan limbah B3 dari PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap dengan metode co-processing. Dalam metode yang ramah lingkungan ini limbah B3 dibakar dengan tujuan untuk memanfaatkan limbah sebagai bahan bakar dan juga bahan baku alternatif sehingga tidak menimbulkan residu.
Kata kunci: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap, limbah B3, pengelolaan limbah B3, TPS limbah B3, metode co-processsing.
In a process production of fuel and non-fuel, PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap produces a wide range of hazardous waste (B3) as a byproduct. This hazardous waste has a specific and rigorous treatment compared with non-hazardous waste because its dangerous and toxic to humans and environment so we need proper management of this hazardous waste before it’s returned to the environment. Hazardous waste produced by PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap comprise the majority of oil sludge, spent catalyst, spent clay, mineral wool, contaminated soil and other packaging products ex hazardous materials. Hazardous waste management that currently carried out by PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap are reduction, packaging, labelling, storaging, transporting and also utilization. Hazardous waste processing and utilization hasn’t received permission from KLH so it can’t be done. In fact, PT Pertamina
(Persero) RU-IV Cilacap still doing hazardous waste utilization. All hazardous
waste from PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap is given to a third party to be processing, including to PT Holcim Indonesia Tbk. PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap has a memorandum (MoU) with PT Holcim Indonesia Tbk where PT Holcim Indonesia Tbk will utilize that hazardous waste with co-processing method. With this environmental friendly method, hazardous waste is burned with the aim of utilizing waste as a fuel and also alternative raw materials to avoid residues.
Keywords: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap, hazardous waste, hazardous waste management, Satellite Accumulation Point of hazardous waste, co-processsing method.
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat, karunia dan lindungan-Nya saya dapat melaksanakan kerja praktik serta menyelesaikan laporannya dengan lancar. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama masa kerja praktik dan penulisan laporan, yaitu kepada:
1. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan berupa doa, semangat dan materi;
2. Bapak Dr. Sukandar, S.Si., MT selaku dosen pembimbing yang telah memberi banyak ilmu, nasihat serta bimbingan selama kerja praktik dan penyusunan laporan;
3. Bapak Dr. Mochammad Chaerul, S.T., MT selaku Koordinator Kerja Praktik yang telah memberikan bimbingan dan informasi terkait pelaksanaan kerja praktik;
4. Bapak Dr. Herto Dwi Ariesyadi, S.T., MT., Ph.D. selaku Ketua Prodi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung yang telah mendukung kelancaran kegiatan kerja praktik;
5. Ibu Titi, Pak Yono beserta para staf Tata Usaha Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung yang telah membantu urusan administrasi terkait kerja praktik;
6. Bapak Leodan Haadin selaku Manager Health Safety and Environment PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap yang selalu ramah menyapa, berbagi ilmu dan sangat memperhatikan kami selama kerja praktik di tengah kesibukannya; 7. Bapak Herman Sumantri selaku Environment Head Section PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap yang selalu memberikan ilmu dan wawasan baru serta sering mengajak makan siang bersama Environment Section. Semoga sehat selalu ya Pak;
8. Bapak Dasiyo, Bapak Rakhmat Ibnas dan Ibu Nina Febriana Rahmadani selaku pembimbing lapangan atas segala data, tawa, cerita, ilmu dan
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 ii
pengalaman berharga serta ruangan dan meja kerja yang sangat membantu dalam penulisan laporan;
9. Bapak Warsanto selaku Kepala Gudang Penyimpanan Limbah B3 yang selalu sabar memberikan penjelasan, mengajak berjalan-jalan di area kilang dan telah membelikan nasi padang di kunjungan pertama ke gudang;
10. Pak Wahyu dan Environment Section lainnya serta Safety Section, Fire &
Insurance Section dan Occupational Health Section yang memberikan ilmu
serta semangat selama saya melaksanakan kerja praktik di sana;
11. Bapak Hery Harnoto dan Mas Andi dari bagian Diklat, Bapak Eko serta staf dari bagian Litsus dan Bapak Anggoro serta staf dari bagian HR yang sangat membantu dalam pembuatan kartu HSE serta badge kerja praktik;
12. Teman sekamar kost Budi Khairunnisa Solekha, yang setia berjuang bersama menjalani kerja praktik di Cilacap;
13. Teman-teman seperjuangan KP di Environment yang baru datang saat kami akan pulang, Riri, Nurul, Rio, Arga dari ITS, Yoyo dari UPN, Yona dan Awal dari UII, Hana, Yuanita, Veli dari Undip. Terima kasih atas segala cerita dan jalan-jalannya. Selamat berjuang!;
14. Dati dan Dihap, dua teman bimbingan dan diskusi yang sangat inspiratif!; 15. Teman-teman Cetar (Amay, Chissy, Uni, Ninis) yang selalu menghibur
dengan obrolannya di grup, semoga bisa segera ke Korea!;
16. Teman-teman Narayana penerus bangsa yang selalu meramaikan grup Line dengan obrolan yang maunya berbobot tapi malah sering tidak berbobot tapi menyenangkan, terima kasih atas hiburan dan kebersamaannya selama ini. Sayang kalian selalu!;
17. Swargalokanata, Askharadiva, Arkaniyata dan Wariga Sangkara serta semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu di sini yang juga turut membantu kelancaran kerja praktik dan penulisan laporan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri sebagai penulis dan juga para pembacanya.
Cilacap, 25 Juni 2014 Penulis
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. LATAR BELAKANG ... 1
1.2. TUJUAN KERJA PRAKTIK ... 2
1.2.1. TUJUAN UMUM ... 2
1.2.2. TUJUAN KHUSUS ... 2
1.3. RUANG LINGKUP ... 3
1.4. METODOLOGI ... 3
1.5. WAKTU DAN TEMPAT KERJA PRAKTIK ... 4
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN ... 4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6
2.1. SEJARAH PT PERTAMINA (PERSERO)... 6
2.2. VISI DAN MISI PT PERTAMINA (PERSERO) ... 8
2.2.1. VISI PT PERTAMINA (PERSERO) ... 8
2.2.2. MISI PT PERTAMINA (PERSERO) ... 8
2.3. LOGO PT PERTAMINA (PERSERO) ... 9
2.4. PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 10
2.5. VISI DAN MISI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP .. 13
2.5.1. VISI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 13
2.5.2. MISI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 13
2.6. DESKRIPSI KEGIATAN PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 14
2.6.1. KILANG MINYAK I (FOC I DAN LOC I) ... 15
2.6.2. KILANG MINYAK II (FOC II DAN LOC II) ... 17
2.6.3. KILANG PARAXYLENE COMPLEX ... 20
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 iv
2.6.5. DEBOTTLENECKING PROJECT CILACAP (DPC) ... 22
2.6.6. SARANA PENUNJANG ... 23
2.7. HEALTH SAFETY AND ENVIRONMENT (HSE) PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 24
2.7.1. FIRE INSURANCE (PENANGGULANGAN KEBAKARAN) ... 25
2.7.2. SAFETY (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)... 26
2.7.3. ENVIRONMENT (LINDUNGAN LINGKUNGAN) ... 27
2.8. STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 30
BAB III KONDISI EKSISTING PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 32
3.1. GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 32
3.2. REGULASI TERKAIT PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 32
3.3. IZIN TERKAIT PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 33
3.4. SUMBER DAN JENIS LIMBAH B3 YANG DIHASILKAN PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 34
3.5. PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP... 37
3.5.1. PENGURANGAN VOLUME LIMBAH B3... 37
3.5.2. PENGEMASAN DAN PEWADAHAN LIMBAH B3 ... 37
3.5.3. PELABELAN LIMBAH B3 ... 38
3.5.4. PENGANGKUTAN LIMBAH B3 ... 39
3.5.5. PENYIMPANAN LIMBAH B3 ... 40
3.5.6. PENGOLAHAN LIMBAH B3 ... 43
3.5.7. PEMANFAATAN LIMBAH B3 ... 44
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 v
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA ... 45
4.1. LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) ... 45
4.2. PERATURAN TERKAIT PENGELOLAAN LIMBAH B3 ... 49
4.3. IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI LIMBAH B3 ... 52
4.4. KARAKTERISTIK LIMBAH B3 ... 56
4.5. PRINSIP PENGELOLAAN LIMBAH B3 ... 60
4.5.1. KONSEP 3R PENGELOLAAN LIMBAH B3 ... 61
4.5.2. MEKANISME CRADLE TO GRAVE ... 62
4.6. PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI INDONESIA ... 65
4.6.1. PENGEMASAN LIMBAH B3 ... 66 4.6.2. PELABELAN LIMBAH B3 ... 67 4.6.3. PENYIMPANAN LIMBAH B3 ... 84 4.6.4. PENGANGKUTAN LIMBAH B3 ... 88 4.6.5. PENGOLAHAN LIMBAH B3 ... 90 4.6.6. PEMANFAATAN LIMBAH B3 ... 91
4.6.7. KONSEP DOKUMEN PERJALANAN LIMBAH B3... 91
4.7. NERACA LIMBAH B3 ... 95
4.8. PENGELOLAAN LIMBAH B3 PADA KEGIATAN PENGELOLAAN MINYAK ... 96
4.9. CO-PROCESSING ... 105
4.10. PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI JAMNAGAR REFINERY ... 107
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 111
5.1. IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI LIMBAH B3 ... 111
5.2. KUANTITAS LIMBAH B3 ... 118
5.3. EVALUASI KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3 ... 127
5.4. EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 ... 128
5.4.1. EVALUASI PEDOMAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ... 128
5.4.2. EVALUASI REDUKSI LIMBAH B3 ... 130
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 vi
5.4.3. EVALUASI PENGEMASAN DAN PEWADAHAN
LIMBAH B3 ... 131
5.4.4. EVALUASI PELABELAN LIMBAH B3 ... 137
5.4.5. EVALUASI PENYIMPANAN LIMBAH B3 ... 144
5.4.6. EVALUASI PENGANGKUTAN LIMBAH B3 ... 159
5.4.7. EVALUASI PENGOLAHAN LIMBAH B3 ... 163
5.4.8. EVALUASI PEMANFAATAN LIMBAH B3 ... 169
5.5. PERBANDINGAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP DENGAN JAMNAGAR REFINERY INDIA ... 173
BAB VI PENUTUP ... 175 6.1. SIMPULAN ... 175 6.2. SARAN ... 177 DAFTAR PUSTAKA ... 178 LAMPIRAN ... 180
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Proses-ProsesUtama Kilang PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap... 14
Tabel 2.2. Kapasitas FOC I ... 16
Tabel 2.3. Kapasitas LOC I ... 16
Tabel 2.4. Produksi Kilang I (FOC I dan LOC I) ... 17
Tabel 2.5. Kapasitas FOC II ... 18
Tabel 2.6. Kapasitas LOC II ... 19
Tabel 2.7. Produksi Kilang II (FOC II dan LOC II) ... 19
Tabel 2.8. Kapasitas LOC III ... 20
Tabel 2.9. Kapasitas Kilang Paraxylene Complex ... 21
Tabel 2.10. Produksi Kilang Paraxylene ... 21
Tabel 4.1. Karakteristik Limbah B3 menurut Peraturan di Indonesia, Eropa, dan Amerika ... 57
Tabel 4.2. Peletakan Simbol Limbah B3 ... 80
Tabel 4.3. Prinsip Dasar Co-processing Limbah B3 dan Limbah Lainnya pada Kiln Semen ... 106
Tabel 4.4. Jumlah Limbah B3 Jamnagar Refinery dan Cara Pengelolaannya .... 108
Tabel 5.1. Daftar Limbah B3 dari Sumber Spesifik di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ... 112
Tabel 5.2. Jenis Limbah B3 di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ... 115
Tabel 5.3. Identifikasi Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ... 116
Tabel 5.4. Neraca Limbah Form II PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap Periode Bulan Februari 2014 ... 120
Tabel 5.5. Denah Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Periode Bulan Juni 2014 ... 121
Tabel 5.6. Sebagian Neraca Limbah untuk Penilaian Proper (Juli 2013- Juni 2014) ... 123
Tabel 5.7. Jumlah Limbah yang Dihasilkan di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap Periode Juli 2013-Juni 2014... 124
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 viii
Tabel 5.8. Matriks Perbandingan Pengemasan Limbah B3 Menurut Peraturan dan
Realisasinya... 136
Tabel 5.9. MatriksPerbandingan Pelabelan Limbah B3 Menurut Peraturan dan
Realisasinya... 143
Tabel 5.10. Matriks Perbandingan Penyimpanan Limbah B3 Menurut
Peraturan dan Realisasinya ... 156 Tabel 5.11. Jenis Limbah dan Pengolahannya Selama Periode Juli 2013-Juni 2014 ... 166
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Lokasi PT Pertamina (Persero) ... 8
Gambar 2.2. Logo Lama PT Pertamina (Persero) ... 9
Gambar 2.3. Logo Baru PT Pertamina (Persero) ... 9
Gambar 2.4. Peta Lokasi Pabrik PT Pertamina (Persero)RU-IV Cilacap ... 12
Gambar 2.5. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ... 12
Gambar 2.6. Lokasi PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ... 12
Gambar 2.7. Tata Letak Kilang PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ... 13
Gambar 3.1. Kegiatan di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap dan Limbah B3 yang Dihasilkan ... 35
Gambar 3.2. Beberapa Limbah B3 yang Dihasilkan PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ... 36
Gambar 3.3. Pengemasan Limbah Cartridge Bekas dalam Drum Logam ... 38
Gambar 3.4. Pengemasan Limbah Sand Filter dalam Jumbo Bag ... 38
Gambar 3.5. Pengemasan Limbah Cair dalam IBC... 38
Gambar 3.6. Drum Wadah Limbah B3 yang Diberi Label Identitas Limbah B3 ... 39
Gambar 3.7. Label Simbol Limbah B3 (a) Korosif (b) Beracun ... 39
Gambar 3.8. Tong Plastik Wadah Limbah B3 yang Diberi Label Wadah Kosong ... 39
Gambar 3.9. Pengangkutan Eksternal Menuju Tempat Pengolahan ... 40
Gambar 3.10. Gudang TPS Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap... 41
Gambar 3.11. Layout Gudang TPS Limbah B3PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap... 41
Gambar 3.12. Sludge Pond PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ... 42
Gambar 3.13. Layout Sludge Pond PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ... 42
Gambar 3.14. Kondisi TPS Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap... 42
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 x
Gambar 3.16. Sludge pada Sludge Pond... 43
Gambar 4.1. Hierarki Pengelolaan Limbah ... 48
Gambar 4.2. Kaitan Komponen dalam Proses Industri ... 50
Gambar 4.3. Mata Rantai Perjalanan Limbah B3 dan Manifestasinya ... 64
Gambar 4.4. Kemasan Limbah B3 Cair (A) dan Sludge atau Padat (B) ... 67
Gambar 4.5. Bentuk Dasar Simbol Limbah B3 ... 69
Gambar 4.6. Simbol Limbah B3 Mudah Meledak ... 69
Gambar 4.7. Simbol Limbah B3 Berupa Cairan Mudah Menyala ... 70
Gambar 4.8. Simbol Limbah B3 Berupa Padatan Mudah Menyala ... 71
Gambar 4.9. Simbol Limbah B3 Reaktif ... 71
Gambar 4.10. Simbol Limbah B3 Beracun ... 72
Gambar 4.11. Simbol Limbah B3 Korosif ... 72
Gambar 4.12. Simbol Limbah B3 Infeksius ... 73
Gambar 4.13. Simbol Limbah B3 Berbahaya Terhadap Lingkungan ... 73
Gambar 4.14. Label Limbah B3 ... 74
Gambar 4.15. Label Limbah B3 Wadah dan/atau Kemasan Limbah B3 Kosong ... 75
Gambar 4.16. Label Limbah B3 Penandaan Posisi Tutup Wadah dan/atau Kemasan Limbah B3 ... 75
Gambar 4.17. Contoh Pelekatan Simbol Limbah B3 pada Tempat Penyimpanan dengan 2 Karakteristik Dominan (Predominan) ... 78
Gambar 4.18. Contoh Pelekatan Simbol Limbah B3 dan Label Limbah B3 ... 79
Gambar 4.19. Pola Penyimpanan Kemasan Drum ... 85
Gambar 4.20. Penyimpanan Limbah B3 dengan Rak ... 85
Gambar 4.21. Tempat Penyimpanan Limbah B3 Cair dalam Jumlah Besar ... 86
Gambar 4.22. Pola Sirkulasi Udara dalam Tempat Penyimpanan Limbah B3 .... 86
Gambar 4.23. Tata Ruang Gudang Penyimpanan Limbah B3 ... 88
Gambar 4.24. Skema Perjalanan Dokumen Limbah B3 ... 93
Gambar 4.25. Skema Penanganan Limbah untuk Usaha Eksplorasi dan Produksi... 97
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 xi
Gambar 5.1. Jumlah Timbulan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap Periode Juli 2013-Juni 2014 ... 125
Gambar 5.2. Jumlah Timbulan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap Tahun 2010-2014 ... 126
Gambar 5.3. Tong Sampah Limbah B3 dan Limbah non-B3 ... 131
Gambar 5.4. Berbagai Kemasan yang Digunakan untuk Mengemas Limbah B3 ... 132
Gambar 5.5. Kondisi Drum yang Penyok dan Berkarat ... 133
Gambar 5.6. Drum Minyak Pertamina ... 133
Gambar 5.7. Limbah Kaleng Bekas yang Belum di-Press ... 134
Gambar 5.8. Limbah Kaleng Bekas yang Sedang di-Press ... 134
Gambar 5.9. Limbah Kaleng Bekas yang Sudah di-Press ... 135
Gambar 5.10. Alat Press Kaleng ... 135
Gambar 5.11. Simbol Limbah B3 Berbahaya Terhadap Lingkungan ... 138
Gambar 5.12. Simbol Limbah B3 pada Kemasan ... 139
Gambar 5.13. Label Limbah B3 pada Kemasan ... 140
Gambar 5.14. Pengisian Label Limbah B3 dengan Data Logbook ... 140
Gambar 5.15. Pemasangan Simbol dan Label Limbah B3 pada Kemasan ... 140
Gambar 5.16. Pemasangan Simbol dan Label Limbah B3 pada Kemasan yang Salah ... 141
Gambar 5.17. Pemasangan Label pada Kemasan Limbah B3 Kosong ... 141
Gambar 5.18. Simbol Limbah B3 yang Dipasang di Gudang TPS Limbah B3 ... 142
Gambar 5.19. Simbol Limbah B3 Dipasang di Kendaraan Pengangkut Limbah B3 ... 143
Gambar 5.20. Posisi Gudang TPS Limbah ... 145
Gambar 5.21. Gudang TPS Limbah B3 ... 145
Gambar 5.22. Pintu Gerbang Gudang TPS Limbah B3 ... 146
Gambar 5.23. Papan Petunjuk di Depan Gudang TPS Limbah B3 ... 147
Gambar 5.24. Tanggul dan Ventilasi Gudang TPS Limbah B3 ... 147
Gambar 5.25. Papan Petunjuk Nama Limbah B3 ... 148
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 xii
Gambar 5.27. Pintu TPS Limbah B3 ... 149
Gambar 5.28. Lantai dan Saluran di TPS Limbah B3 ... 149
Gambar 5.29. Kotak P3K dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di TPS Limbah B3 ... 150
Gambar 5.30. Alat Komunikasi,Tangga dan Timbangan di TPS Limbah B3 ... 151
Gambar 5.31. Shower dan Eyewash pada TPS Limbah B3 ... 151
Gambar 5.32. Prosedur Tanggap Darurat di TPS Limbah B3 ... 152
Gambar 5.33. Sistem Blok Penyimpanan Limbah B3 di TPS ... 153
Gambar 5.34. Penyimpanan Kemasan Limbah B3... 154
Gambar 5.35. Sludge Pond ... 154
Gambar 5.36. Kelengkapan diSludge Pond ... 155
Gambar 5.37. Denah Sumur Pantau di Sludge Pond ... 155
Gambar 5.38. Alat Angkut Internal yang Digunakan PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ... 160
Gambar 5.39. Pengangkutan Limbah B3 dengan Transporter ... 161
Gambar 5.40. Truk Transporter dengan Simbol Limbah B3 ... 162
Gambar 5.41. Mata Rantai Perjalanan Limbah B3 dan Manifestasinya yang Dilakukan PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ... 164
Gambar 5.42. Pengolahan Limbah B3 oleh PT Holcim Indonesia Tbk ... 167
Gambar 5.43. Flowchart Sludge Oil Recovery ... 168
Gambar 5.44. Drum Bekas Katalis Digunakan sebagai Wadah Limbah B3 ... 170
Gambar 5.45. Tong Sampah dari Drum Bekas ... 171
Gambar 5.46. Alat Rotary Kiln dari Drum Bekas ... 171
Gambar 5.47. Pemanfaatan Drum Bekas sebagai Tong Sampah ... 171
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi adalah dasar penting dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Peningkatan kebutuhan energi di Indonesia yang kini sedang terjadi merupakan dampak dari kian bertambahnya jumlah penduduk dan kian berkembangnya kegiatan ekonomi. Kondisi tersebut makin didukung oleh berubahnya gaya hidup masyarakat yang semakin konsumtif. Negara Indonesia harus berjuang agar kebutuhan energi masyarakatnya selalu terpenuhi secara terus-menerus.
PT Pertamina (Persero) merupakan perusahaan negara yang bergerak di bidang energi dengan produk minyak, gas, energi baru dan energi terbarukan. Usaha tersebut dilakukan dari sektor hulu hingga ke hilir mulai dari kegiatan eksplorasi hingga pengolahan minyak mentah yang diikuti oleh pemasaran produk. Produk yang dihasilkan berupa produk BBM dan non-BBM seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, pelumas, aspal, Liquefied
Petroleum Gas (LPG), Paraxylene dan lain-lain. PT Pertamina (Persero) Refinery
Unit IV Cilacap merupakan unit yang memiliki kapasitas produksi terbesar di
Indonesia sejumlah 348.00 barrel/hari yang memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM untuk Pulau Jawa. Seiring dengan meningkatnya permintaan produk BBM dan non-BBM di Indonesia, maka optimalisasi produksi pun akan turut ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pasar.
Dengan produksi BBM dan non-BBM yang dioptimalkan ini tentunya juga akan dihasilkan limbah B3 dalam jumlah yang sangat besar. Pengelolaan limbah B3 memerlukan perhatian khusus dan utama sebelum dikembalikan ke lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif baik bagi lingkungan maupun bagi manusia. Pada UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 59 dijelaskan bahwa setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan terhadap limbah B3 yang dihasilkannya.
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 2
Menurut PP No. 18 tahun 1999 Jo. PP No. 85 tahun 1999, kegiatan pengelolaan dapat meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan. Tujuan utama pengelolaan limbah B3 tentunya adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.
Menurut PP No. 18 tahun 1999 Jo. PP No. 85 tahun 1999 dengan berbagai macam jenis limbah B3 yang dihasilkannya, maka PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap tentu memiliki kewajiban untuk mengelolanya sesuai peraturan yang ada. Proses pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap inilah yang menjadi fokus utama kerja praktik kali ini. Dari kondisi eksisting yang diperoleh selama melakukan kerja praktik akan dilakukan evaluasi terhadap kegiatan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap dengan mengacu pada berbagai peraturan yang berlaku.
1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktik
Maksud dan tujuan dari kerja praktik ini adalah:
Mengetahui jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan oleh PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
Mengadakan pengamatan dan evaluasi terhadap sistem pengelolaan limbah B3 di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
Mengetahui kinerja pengelolaan limbah B3 di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
Membantu memberikan saran terhadap sistem pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pelaksanaan kerja praktik ini adalah:
Identifikasi limbah B3 yang dihasilkan oleh PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
Evaluasi pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap meliputi reduksi, pengemasan dan pewadahan,
pelabelan, penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan serta
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 3
1.4. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam kerja praktik ini yaitu:
Observasi lapangan
Pengumpulan data-data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di area kilang PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
Wawancara
Melakukan pencarian data dan informasi dengan bertanya pada para pembimbing di bagian HSE serta pegawai lainnya di area kilang PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
Studi literatur
Melakukan pengambilan data dan informasi dari referensi berupa buku, jurnal, laporan dan website yang berhubungan dengan pengelolaan limbah B3 sebagai acuan untuk menganalisis dan mengevaluasi sistem pengelolaan limbah B3 di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap yang data-data kondisi eksistingnya diperoleh dari observasi dan wawancara.
1.5. Waktu dan Tempat Kerja Praktik
Kerja praktik ini dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap pada:
Periode pelaksanaan : 16 Juni – 20 Juli 2014
Alamat : Jalan Letjen MT Haryono No. 77 Lomanis,
Cilacap, Jawa Tengah.
Departemen : Health Safety and Environment
Contact Person : Rakhmat Ibnas – HSE Pertamina RU-IV Cilacap
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 4
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang penulis memilih “Pengelolaan Limbah B3 di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap” sebagai tema kerja praktek, tujuan yang ingin dicapai, ruang lingkup penelitian, metodologi yang digunakan dalam penelitian serta waktu dan tempat kerja praktik. Bagian ini disusun untuk menjadi gambaran awal tentang kegiatan kerja praktek yang dilakukan.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang dijadikan objek penelitian, yaitu PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap meliputi sejarah, visi dan misi, lokasi, kegiatan produksi, struktur organisasi perusahaan, serta informasi mengenai departemen Health Safety and Environment (HSE).
BAB III KONDISI EKSISTING
Bab ini berisi tentang kondisi eksisting pengelolaan limbah B3 di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap meliputi gambaran umum, sumber dan jenis limbah B3 yang dihasilkan, peraturan yang digunakan, fasilitas dan sistem pengelolaan limbah yang dilakukan.
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menganalisis kondisi eksisting pengelolaan limbah B3 di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap. Pada bab ini dibahas mengenai pengertian limbah B3, identifikasi limbah B3, peraturan terkait pengelolaan limbah B3, serta sistem pengelolaan limbah B3 menurut peraturan yang berlaku.
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 5
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisis dan pembahasan dari penulis terhadap pengelolaan limbah B3 di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap. Di bab ini akan dibandingkan antara kondisi eksisting dengan tinjauan pustaka sehingga dapat diberikan evaluasi dan saran terhadap pengelolaan limbah B3 yang dilakukan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran terkait keseluruhan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 6
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah PT Pertamina (Persero)
Berdasarkan UU No. 19 Tahun 1960 Tentang Pendirian Perusahaan Negara dan UU No. 44 Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, maka pada tahun 1961 dibentuk perusahaan negara sektor minyak dan gas bumi, PN Pertamina dan PN Permina, yang bergerak dalam usaha eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, serta pemasaran. Pada tahun 1971 kemunculan UU No. 8 Tahun 1971 menetapkan penggabungan kedua perusahaan tersebut menjadi PN Pertamina, sebagai pengelola tunggal dalam pemenuhan kebutuhan minyak dan gas bumi negara.
Sebagai upaya Pertamina dalam memenuhi kebutuhan minyak bumi, yang semakin meningkat tiap tahunnya, maka pada tahun 1974 dibangunlah kilang minyak yang dirancang untuk mengolah bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah, dengan tujuan selain untuk mendapatkan produk BBM juga untuk mendapatkan bahan dasar minyak pelumas dan aspal. Kemudian mengikuti UU No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, maka status PN Pertamina diubah menjadi Perusahaan Perseroan, yang sesuai dengan PP No. 31 Tahun 2003.
PT Pertamina (Persero) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Negara (Pertamina) Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)".
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 7
Sesuai akta pendiriannya, maksud dari perusahaan perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.
Adapun tujuan dari perusahaan perseroan adalah untuk:
1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perseroan secara efektif dan efisien.
2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya.
2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik perseroan. 3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan
produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG
4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.
Unit-unit pengolahan minyak dan gas bumi yang dikelola oleh PT Pertamina (Persero) terbagi atas tujuh lokasi, seperti yang ditunjukkan pada peta di Gambar 2.1. yaitu:
1. Refinery Unit I Pangkalan Brandan (Sumatra Utara), kapasitas 5.000
BPSD*.
2. Refinery Unit II Dumai dan Sungai Pakning (Riau), kapasitas 170.000
BPSD*.
3. Refinery Unit III Plaju dan Sungai Gerong (Sumatra Selatan), kapasitas
132.500 BPSD*.
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 8
5. Refinery Unit V Balikpapan (Kalimantan Timur), kapasitas 253.500
BPSD*.
6. Refinery Unit VI Balongan (Jawa Barat), kapasitas 125.000 BPSD*.
7. Refinery Unit VII Kasim (Papua Barat), kapasitas 10.000 BPSD*.
*dengan BPSD adalah barrel per stream day.
Gambar 2.1. Peta Lokasi PT Pertamina (Persero)
(Sumber: PT Pertamina (Persero))
2.2. Visi dan Misi PT Pertamina (Persero)
2.2.1.Visi PT Pertamina (Persero)
Visi dari PT Pertamina (Persero) adalah:
“Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.”
2.2.2.Misi PT Pertamina (Persero)
Misi dari PT Pertamina (Persero) adalah:
“Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru yang terbarukan secara
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 9
2.3. Logo PT Pertamina (Persero)
Setelah 35 tahun menggunakan logo seperti Gambar 2.2., PT Pertamina (Persero) mengganti logo menjadi seperti pada Gambar 2.3. pada akhir tahun 2005 ketika dipimpin Direktur Utama Widya Purnama.
Gambar 2.2. Logo Lama PT Pertamina (Persero)
(Sumber: PT Pertamina (Persero))
Gambar 2.3. Logo Baru PT Pertamina (Persero)
(Sumber: PT Pertamina (Persero))
Keterangan Gambar 2.3. :
1. Biru: Melambangkan kehandalan, dapat dipercaya dan bertanggungjawab. Sumber daya manusia sebagai mitra kerja yang loyal serta memiliki komitmen untuk berdedikasi.
2. Hijau : Melambangkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
Sumber daya lingkungan sebagai mitra kerja yang berorientasi pada pelayanan masyarakat.
3. Merah : Melambangkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam keadaan.
Sumber daya manusia sebagai sebagai mitra kerja yang tangguh dan pantang menyerah.
Pemikiran perubahan Logo sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadi krisis Pertamina pada saat itu. Pemikiran tersebut dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya dan diperkuat melalui Tim Restrukturisasi Pertamina tahun 2000 (Tim Citra) termasuk kajian yang mendalam dan komprehensif sampai pada pembuatan
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 10
TOR dan perhitungan biaya. Akan tetapi, program tersebut tidak sempat terlaksana karena adanya perubahan kebijakan/pergantian Direksi. Wacana perubahan logo tetap berlangsung sampai dengan terbentuknya PT Pertamina (Persero) pada tahun 2003. Pertimbangan yang mendorong adanya pergantian logo adalah untuk dapat membangun semangat/spirit baru, mendorong perubahan
Corporate Culture bagi seluruh pekerja, mendapatkan image yang lebih baik
diantara global oil & gas companies serta mendorong daya saing perusahaan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, antara lain :
Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi Perseroan.
Perubahan strategi perusahaan untuk menghadapi persaingan paska PSO serta semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru dibidang Hulu dan Hilir.
Dengan adanya perubahan logo PT Pertamina (Persero) sekaligus
meluncurkan slogan (band driver) SEMANGAT TERBARUKAN. Dengan slogan
tersebut cita-cita untuk menjadi penyedia energi global dapat diwujudkan melalui percepatan perubahan dan langkah nyata transformasi, guna menggapai visi menjadi perusahaan nasional kelas dunia.
2.4. PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap (Gambar 2.5.) merupakan Unit Operasi Direktorat Pengolahan tebesar dan terlengkap, dilihat dari hasil produksinya, di Indonesia. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Selain itu kilang ini menjadi satu-satunya kilang di Indonesia yang memproduksi aspal dan
base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur Indonesia.
Tujuan pembangunan kilang minyak di Cilacap adalah untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi masyarakat Pulau Jawa, mengingat secara geografis posisi kilang Cilacap di sentra Pulau Jawa atau dekat dengan konsumen terpadat penduduknya di Indonesia. Di samping itu juga untuk mengurangi ketergantungan impor BBM dari luar negeri dan sebagai langkah efisiensi karena memudahkan suplai dan distribusi.
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 11
PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap mempunyai suatu landasan yang disebut dengan “Tata Nilai Budaya”. Nilai dan budaya tersebut dikenal dengan 6C, yaitu:
1. Clean (Bersih)
2. Competitive (Kompetitif)
3. Confident (Percaya Diri)
4. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)
5. Commercial (Komersial)
6. Capable (Berkemampuan)
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap berlokasi di Jalan. MT.Haryono Nomor 77, Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah – Indonesia 53221 (Gambar 2.4. dan Gambar 2.6.). Kilang RU-IV dibangun di Cilacap dengan luas area total 526,71 Ha. Tata letak kilang minyak Cilacap (Gambar 2.7.) beserta sarana pendukung yang ada adalah sebagai berikut :
1.Area Kilang Minyak dan Kantor : 203,19 ha
2.Area Terminal dan Pelabuhan : 50,97 ha
3.Area Pipa Track dan Jalur Jalan : 12,77 ha
4.Area Perumahan dan Sarananya : 100,80 ha
5.Area Rumah sakit dan Lingkungannya : 10,27 ha
6.Area Lapangan Terbang : 70 ha
7.Area Paraxylene : 9 ha
8.Sarana Olah Raga / Rekreasi : 69,71 ha +
Total 526,71 ha
Beberapa pertimbangan dipilihnya Cilacap sebagai lokasi kilang adalah : 1. Studi kebutuhan BBM menunjukkan bahwa konsumen terbesar adalah
penduduk pulau Jawa.
2. Daerah Cilacap dan sekitarnya telah direncanakan oleh pemerintah sebagai pusat pengembangan produksi untuk wilayah Jawa bagian selatan. 3. Terdapat jaringan pipa Maos - Jogjakarta dan Cilacap - Padalarang
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 12
sehingga penyaluran produksi bahan bakar minyak menjadi lebih mudah. 4. Tersedianya sarana pelabuhan alami yang sangat ideal karena lautnya cukup
dalam dan tenang karena terlindung Pulau Nusakambangan.
Gambar 2.4. Peta Lokasi Pabrik PT Pertamina (Persero)RU-IV Cilacap (Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Gambar 2.5. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap (Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Gambar 2.6. Lokasi PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 13
Gambar 2.7. Tata Letak Kilang PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap (Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
2.5. Visi dan Misi PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2.5.1.Visi PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Visi dari PT Pertamina (Persero)RU-IV Cilacap adalah:
“Menjadi kilang minyak yang unggul di Asia Tenggara dan kompetitif pada tahun
2015.”
2.5.2. Misi PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Misi dari PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap adalah:
“Mengolah minyak bumi menjadi produk BBM dan NBM, dan petrokimia untuk
memberikan nilai tambah bagi perusahaan dengan tujuan memuaskan stakeholder melalui peningkatan kinerja perusahaan secara profesional,
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 14
2.6. Deskripsi Kegiatan PT Pertamina (Persero) RU- IV Cilacap
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap merupakan salah satu unit operasi dari Direktorat Hilir Pertamina dengan proses-proses utama kilang seperti pada Tabel 2.1.. Kegiatannya membawahi kilang minyak dan kilang Paraxylene. Kilang minyak Cilacap yang saat ini memiliki kapasitas 348.000 barrel/hari dibangun dalam 2 tahap, yaitu pada tahun 1974 dan 1981, sedangkan kilang
Paraxylene dibangun pada tahun 1990. Saat ini tengah dibangun kilang RFCC
(Residual Fluid Catalytic Cracking) untuk meningkatkan produksi gasoline, LPG
dan propylene. Pertamax yang saat ini telah diproduksi PT Pertamina (Persero)
RU-IV Cilacap, produksinya akan lebih efisien.
Kilang utama disebut dengan Fuel Oil Complex (FOC) dan kilang pelumas disebut dengan Lube Oil Complex (LOC). Bahan baku (minyak mentah) diolah di
FOC untuk menghasilkan bahan bakar minyak (BBM) sebagai produk utama dan
long residue sebagai bahan baku untuk LOC untuk diolah dan menghasilkan
bahan dasar minyak pelumas (Lube Oil Base Stock [LOBS]) dan asphalt
component.
Tabel 2.1.Proses-Proses Utama Kilang PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
No. Jenis Proses Unit Proses Tujuan Proses
1. Persiapan Desalter Menurunkan air,
menurunkan garam
2. Pemisahan Crude Distilling Unit (CDU)
High Vacuum Unit (HVU)
Pemisahan primer berdasar titik didih
3. Treating
Hydrotreating dan demetalisasi
(HDS, ARHDM, DHDT),
Amine Absorber
Pemurnian
4. Konversi
Hydrocracker, Fluid Catalytic
Cracking (FCC), RFCC,
Delayed Coker, Visbreaker,
Platforming, H2 plant
Perengkahan, pembentukan
(reforming)
5. Perbaikan kualitas Hydotreater (HDS) Perbaikan kualitas
6. Proses lain Polimerisasi, Isomerisasi
(Penex, Totaray), Wax
Polimerisasi, aromatisasi, filtrasi (Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 15
2.6.1.Kilang Minyak I (FOC I dan LOC I)
Kilang yang beroperasi sejak 24 April 1974 ini awalnya berkapasitas 100.000 BPSD. Kemudian karena adanya peningkatan kebutuhan konsumen maka pada tahun 1996 melalui Debottlenecking Project Cilacap kapasitasnya ditingkatkan menjadi 118.000 BPSD. Kilang ini dirancang untuk mengolah bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah dengan maksud selain mendapatkan produk BBM sekaligus untuk mendapatkan produk NBM yaitu bahan dasar minyak pelumas (lube oil base) dan aspal yang sangat dibutuhkan di dalam negeri. Minyak dari Timur Tengah dipilih karena karakter minyak dalam negeri yang tidak bisa menghasilkan bahan dasar pelumas dan aspal.
Dalam perkembangan selanjutnya, kilang ini tidak hanya mengolah Arabian
Light Crude (ALC) tetapi juga Iranian Light Crude (ILC) dan Basrah Light Crude
(BLC). Kilang Minyak I PT Pertamina (Persero)RU-IV Cilacap meliputi:
1. Fuel Oil Complex (FOC I), untuk memproduksi BBM (Premium,
Kerosene, ADI/IDO, dan IFO).
2. Lube Oil Complex (LOC I), menghasilkan produk non BBM (LPG, base
oil, Minarex, Slack Wax, Parafinic, dan aspal).
3. Utilities Complex (UTL), menyediakan semua kebutuhan dari unit-unit
proses seperti steam, listrik, angin instrumen, air pendingin serta fuel
system.
4. Offsite Facilities
Kapasitas pada FOC I (Area 10) dapat dilihat di Tabel 2.2. sedangkan unit-unit prosesnya meliputi:
1. Unit 11: Crude Distilling Unit (CDU) I 2. Unit 12: Naphta Hydrotreater I
3. Unit 13: Hydro Desulphurizer Unit (HDS) 4. Unit 14: Platformer Unit
5. Unit 15: Propane Manufacturer Unit (PMF) 6. Unit 16: Meroxtreater Unit
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 16
8. Unit 18: Nitrogen Plant
9. Unit 19: CRP Unit (Hg Removal)
Kapasitas pada LOC I (Area 20) dapat dilihat pada Tabel 2.3. sedangkan unit-unit prosesnya meliputi:
1. Unit 21: High Vacuum Unit (HVU) I
2. Unit 22: Prophane Deasphalting Unit (PDU) I 3. Unit 23: Fulfural Extraction Unit (FEU) I
4. Unit 24: Methyl Ethyl Keton (MEK) DewaxingUnit (MDU) I 5. Unit 25: Hot Oil System I
Tabel 2.2. Kapasitas FOC I
Unit Kapasitas Desain
TPSD BPSD CDU I 16.126 118.000 NHT I 2.805 25.600 Hydrodesulfurizer 2.300 17.000 Platformer I 1.650 14.900 Propane Manufacturing 43,5 - Merox Treater 2.116 15.700
Sour Water Stripper 780 -
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Tabel 2.3. Kapasitas LOC I
Unit Kapasitas Desain
(TPSD) HVU 2.574 PDU 538 FEU 478-573 MDU 226-337 Hydrotreating Unit -
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 17
Pada Tabel 2.4. dapat dilihat produksi yang dilakukan di Kilang I (FOC I dan LOC I).
Tabel 2.4. Produksi Kilang I (FOC I dan LOC I)
Unit Feed Produk
FOC I
Arabian Light Crude
Iranian Light Crude
Basrah Light Crude
Refinery Fuel Gas
Kerosene/Avtur
Industrial Diesel Oil
Gasoline/Premium
Automotif Diesel Oil
Industrial Fuel Oil
LOC I Long Residu FOC I
HVI 60 HVI 95 Slack Wax Asphalt Minarex A Minarex B
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
2.6.2.Kilang Minyak II (FOC II dan LOC II)
Kilang ini dibangun pada tahun 1981 dengan pertimbangan untuk dapat memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri yang terus meningkat. Kilang yang mulai beroperasi 4 Agustus 1983 ini berkapasitas awal 200.000 BPSD, yang kemudian ditingkatkan menjadi 238.000 BPSD setelah Debottlenecking Project
Cilacap. Kilang ini mengolah minyak “cocktail” yaitu minyak campuran dari
dalam maupun luar negeri.
Minyak mentah dalam negeri, yang memiliki kadar sulfur lebih rendah dari
Arabian Light Crude (ALC), merupakan campuran dengan komposisi 80% Arjuna
Crude dan 20% Attaka Crude yang pada perkembangan selanjutnya
menggunakan crude oil lain dengan komposisi yang menyerupai rancangan awal. Perluasan kilang dirancang oleh Universal Oil Product (UOP) untuk fuel oil
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 18
complex, Shell International Petroleum Maatschappij (SIPM) untuk lube oil
complex dan Fluor Eastern, Inc. untuk offsite facilities.
Unit-unit proses pada FOC II (Area 01) meliputi: 1. Unit 008: Caustic and Storage Unit
2. Unit 009: Nitrogen Plant
3. Unit 011: Crude Distillation Unit (CDU) II 4. Unit 012: Naphta Hydrotreater Unit (NHT) II
5. Unit 013: Aromatic Hydrogenation (AH) Unibon Unit
6. Unit 014: Continous Catalytic Regeneration (CCR) Platformer Unit
7. Unit 015: Liquified Petroleum Gas (LPG) Recovery Unit
8. Unit 016: Minimize Alkalinity Merchaptan Oxidation (Minalk Merox)
Treater Unit
9. Unit 017: Sour Water Stripper (SWS) II
10.Unit 018: Thermal Distillate Hydrotreater Unit
11.Unit 019: Visbreaker Thermal Cracking Unit
Unit-unit proses pada LOC II (Area 02) meliputi: 1. Unit 021: High Vacuum Unit (HVU) II
2. Unit 022: Prophane DeasphaltingUnit (PDU) II 3. Unit 023: Fulfural Extraction Unit (FEU) II
4. Unit 024: Methyl Ethyl Keton (MEK) DewaxingUnit (MDU) II 5. Unit 025: Hot Oil System II
Tabel 2.5. Kapasitas FOC II
Unit Kapasitas Desain
TPSD BPSD CDU II 30.680 230.000 NHT II 2.441 20.000 AH Unibon 3.084 23.000 Platformer II 2.441 20.000 LPG Rec 636 - Naphta Merox 1.311 11.100 SWS 2.410 - THDT 1.802 13.200 Visbreaker 8.390 55.600
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 19
Tabel 2.5. menunjukkan kapasitas FOC II, Tabel 2.6. menunjukkan
kapasitas LOC II, sedangkan Tabel 2.7. menunjukkan produksi kilang II yang terdiri dari FOC II dan LOC II. Kapasitas LOC III ditunjukkan pada Tabel 2.8..
Tabel 2.6. Kapasitas LOC II
Unit Kapasitas Desain
(TPSD) HVU 3.883 PDU 784 FEU 1.786-2.270 MDU 501-841 Hydrotreating Unit -
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Tabel 2.7. Produksi Kilang II (FOC II dan LOC II)
Unit Feed Produk
FOC II Arjuna Crude Attaka Crude Minas Crude SLC LPG Naphtha Gasoline/Premium Kerosene HDO/LDO IFO
LOC II Long Residu
FOC I HVI 95 HVI 160S HVI 650 Asphalt Minarex H Slack Wax
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Selain itu terdapat Kilang III dengan bahan baku distilat LOC I dan LOC II yang menghasilkan produk HVI 650, Propane Asphalt, Minarex, dan Slack Wax.
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 20
Tabel 2.8. Kapasitas LOC III
Unit Kapasitas Desain
(TPSD) HVU - PDU 784 FEU - MDU 501-841 Hydrotreating Unit 1.700
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
2.6.3.Kilang Paraxylene Complex
Berdasarkan pertimbangan adanya bahan baku Naphta dan sarana pendukung seperti tangki, dermaga, dan utilities, maka pada 1988 dibangunlah Kilang Paraxylene Complex (KPC) guna memenuhi kebutuhan bahan baku kilang
PTA (Purified Terephtalic Acid) di Plaju, sekaligus sebagai usaha meningkatkan
nilai tambah produk kilang BBM. Kilang yang beroperasi sejak 20 Desember 1990 ini menghasilkan produk NBM dan Petrokimia.
Kapasitas produksi KPC adalah 590.000 ton/tahun. Naptha yang kemudian diolah menjadi paraxylene 270.000 ton, LPG 17.000 ton, raffnate 92.000 ton,
heavy aromat 10.000 ton, fuel gas/excess 81.000 ton/tahun. Produk paraxylene
sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku ke pusat aromatic
Plaju dan sebagian lagi untuk diekspor. Sedangkan produk benzene
keseluruhannya diekspor dan produk yang lain digunakan untuk keperluan dalam negeri dan keperluan sendiri.
Unit-unit proses KPC (Area 80) meliputi: 1. Unit 81: Nitrogen Plant Unit
2. Unit 82: Naphta Hydrotreating Unit
3. Unit 84: CCR Platformer Unit
4. Unit 85: Sulfolane Unit
5. Unit 86: Tatoray Unit
6. Unit 87: Xylene Fractionation Unit
7. Unit 88: Paraxylene Extractination Unit
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 21
Kapasitas dan produksi kilang Paraxylene dapat dilihat pada Tabel 2.9. dan Tabel 2.10..
Tabel 2.9. Kapasitas Kilang Paraxylene Complex
Unit Kapasitas Desain (TPSD) NHT 1.791 CCR Platformer 1.791 Sulfolane 1.100 Tatoray 1.730 Xylene Fractionator 4.985 Parex 4.440 Isomar 3.590
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Tabel 2.10. Produksi Kilang Paraxylene
Unit Feed Produk
Paraxylene Naphtha
Paraxylene
Benzene
LPG
Toluene
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
2.6.4. Kilang LPG dan Sulphur Recovery Unit (SRU)
Kilang yang beroperasi sejak 27 Februari 2002 ini bertujuan untuk mendukung komitmen perusahaan terhadap lingkungan serta untuk memenuhi peraturan UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan Proyek Langit Biru. Kilang ini terdiri dari unit proses dan fasilitas penunjang. Proyek ini dapat mengurang emisi gas dari kilang Refinery Unit IV Cilacap, khususnya SO2 yang dapat direduksi menjadi sulfur sehingga emisi yang dibuang ke udara akan lebih ramah terhadap lingkungan. Dibangunnya kilang SRU dapat meningkatkan off gas sebagai refinery fuel gas maupun flare gas
sehingga dapat dijadikan bahan baku LPG dan Naphta (condensate) selain menghasilkan sulfur cair.
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 22
Unit-unit proses kilang ini (Area 90) meliputi: 1. Unit 90: Utilities Complex
2. Unit 91: Gas Treating Unit
3. Unit 92: LPG Recovery Unit
4. Unit 93: Sulphur Recovery Unit
5. Unit 94: Tail Gas Unit
6. Unit 95: Refrigerant Unit
2.6.5. Debottlenecking Project Cilacap (DPC)
Debottlenecking Project Cilacap (DPC) digagas untuk meningkatkan
kapasitas operasional PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap dengan modernisasi instrumentasi kilang yang meliputi unit pada FOC I, FOC II, Utilities I, Utilities
II, LOC I, dan LOC II. Modernisasi ini termasuk pengoperasian Utilities IIA yang dihubungkan dengan Utilities I dan Utilities II serta beroperasinya LOC III.
Proyek peningkatan kapasitas kilang minyak secara keseluruhan termasuk Kilang Paraxylene Complex dan pembuatan sarana pengolahan pelumas baru (LOC III) yang selesai pada Maret 1999. Proyek ini bertujuan untuk mengingkatkan kapasitas pengolahan FOC I dari 100.000 BPSD menjadi 118.000 BPSD, FOC II dari 200.000 BPSD menjadi 230.000 BPSD, LOC I dan LOC II dari 225.000 TPSD menjadi 286.800 TPSD, serta unit baru LOC III dapat memproduksi 141.200 TPSD lube base untuk semua grade. Proyek ini membuat total kapasitas kilang BBM naik dari 300.000 BPSD menjadi 348.000 BPSD, produksi bahan baku minyak pelumas (lube base oil) naik dari 255.000 TPSD menjadi 428.000 TPSD atau sebesar 69%, sedangkan produksi aspal naik dari 512.000 TPSD menjadi 720.000 TPSD atau sebesar 40,63%. Dengan TPSD adalah ton per stream day.
Pendanaan Debottlenecking Project Cilacap (DPC) berasal dari pinjaman dari 29 bank dunia yang dikoordinir oleh CITICORP dengan penjamin US Exim Bank. Dana yang dipinjam sebesar US$ 633 juta. Sedangkan sistem penyediaan dananya adalah Non Recourse Financing, di mana pengembalian pinjaman berasal dari hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh proyek sehingga dana
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 23
pinjaman tersebut tidak membebani anggaran Pemerintah maupun cash flow PT Pertamina (Persero)RU-IV Cilacap.
2.6.6.Sarana Penunjang
Sarana-sarana penunjang dalam mendukung kelancaran dari operasi kilang, baik kilang yang memproduksi BBM, Non BBM maupun Paraxylene antara lain: 1. Utilities
Utilities, yang menyediakan tenaga linstrik, uap, dan air untuk kebutuhan
industri maupun perkantoran, perumahan, rumah sakit, dan fasilitas lainnya. Untuk PT Pertamina (Persero)RU-IV Cilacap kapasitasnya sebagai berikut: a. Generator (pembangkit tenaga listrik): 102 MW
b. Boiler: 730 ton/jam
c. Sea water desalination (desalinasi air laut): 450 ton/jam
2. Laboratorium
Laboratorium yang telah mendapatkan sertifikat spesifikasi SNI 19-17025 berfungsi sebagai pengontrol spesifikasi dan kualitas bahan baku serta produk antara maupun produk akhir. Laboratorium ini dilengkapi dengan fasilitas penelitian dan pengembangan sehingga produk yang dihasilkan senantiasa terjaga kualitasnya agar tetap mampu bersaing di pasaran.
3. Bengkel pemeliharaan
Fasilitas bengkel dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan perawatan permesinan dan lain-lain. Fungsi bengkel ini tidak hanya sebagai sarana perbaikan peralatan, tetapi juga sebagai sarana pembuatan suku cadang pengganti yang diperlukan. Di samping itu juga melayani perbaikan dan pemeliharaan sarana permesinan bagi industri lainnya.
4. Pelabuhan khusus
Bahan baku minyak mentah PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap seluruhnya didatangkan melalui fasilitas kapal tanker. Hasil produksinya dijual tidak hanya melalui fasilitas perpipaan, mobil tangki dan tangki kereta api, tetapi juga melalui kapal. Pada saat ini PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap memiliki fasilitas pelabuhan dengan kapasitas 250.000 DWT yang terdiri dari pelabuhan
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 24
untuk bongkar minyak mentah dan membuat produk-produk kilang untuk tujuan domestik maupun manca negara lainnya.
5. Tangki penimbun
Tangki-tangki dibangun untuk menampung bahan baku minyak mentah, produk antara, produk akhir maupun untuk menampung air bersih. Semua ini untuk keperluan operasional. Jenis-jenis tangki yang dipakai:
a. Floating roof, untuk menyimpan minyak ringan dan mentah.
b. Fixed dome roof, untuk menyimpan minyak yang mempunyai flash point
kurang dari 160˚F.
c. Fixed cone roof, untuk menyimpan minyak yang mempunyai flash point
lebih dari 160˚F.
d. Bola, untuk menyimpan gas terutama LPG. 6. Sistem informasi dan komunikasi
Mendukung kelancaran operasional kilang, sistem informasi, dan komunikasi, PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap. Di instalasi kilang telah dilakukan otomatisasi dengan melengkapi sistem komputerisasi seperti OCS, MySAP, dan lain-lain. Untuk mempermudah komunikasi dipasang sarana radio, Public
Automatic Branch Exchange (PABX), dan peralatan elektronika lainnya.
2.7. Health Safety and Environment (HSE) PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Unit ini bertugas menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan dalam bidang Health Safety and Environment (HSE). Bidang HSE bertanggung jawab langsung kepada General Manager PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap. HSE memiliki tugas dan fungsi utama, yaitu:
1. Sebagai advisor body dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja, kebakaran (peledakan) dan pencemaran lingkungan.
2. Mengkoordinir kegiatan pengawasan dan monitoring lingkungan kerja untuk tercapainya kondisi operasi perusahaan yang aman, nyaman dan berwawasan lingkungan
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 25
3. Mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat dalam hal kebakaran, tumpahan minyak, kegagalan tenaga (black out) secara cepat dan tepat untuk meminimize kerugian.
4. Mengkoordinir kegiatan pelatihan dan pembinaan aspek HSE untuk seluruh pekerja dan mitra kerja, dan pembinaan karir / kompetensi pekerja fungsi HSE melalui kursus/pelatihan, safety talk, operation talk, dsb.
5. Menjalin kerjasama dengan Instansi/Institusi Pemerintah dalam hal penerapan peraturan Lindungan Lingkungan dan Keselamatan & Kesehatan Kerja.
6. Merencanakan dan menentukan garis kebijakan program PROPER, SMKP, SMK3, SMKK, SMT dan AMDAL sebagai bahan untuk pengambil keputusan oleh Top Manajemen.
7. Mengkoordinir tindakan penyelidikan kejadian yang berakibat fatal / lost time accident bersama dengan bidang / fungsi terkait.
Dalam melaksanakan tugasnya, bidang HSE dibagi menjadi tiga bagian.
2.7.1. Fire Insurance (Penanggulangan Kebakaran)
Fungsi unit Penanggulangan Kebakaran adalah mengkoordinasikan,
mengawasi, mengevaluasi serta memimpin kegiatan pencegahan dan
penanggulangan resiko serta tertib administrasi secara efektif dan efisien sesuai standar kualitas yang ditetapkan untuk mendukung keamanan dan kehandalan operasi kilang. Tugas dan fungsi Fire Insurance adalah:
1. Mencegah dan menanggulangi kebakaran/peledakan sekitar daerah operasi PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
2. Meningkatkan kehandalan sarana untuk penanggulangan kebakaran. 3. Meningkatkan kesiapsiagaan sarana untuk penanggulangan kebakaran. 4. Menyelidiki (fire investigation) setiap kasus terjadinya kebakaran.
5. Melaksanakan risk survey dan kegiatan pemantauan terhadap rekomendasi asuransi.
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 26
6. Melakukan fire inspection secara rutin dan berkala terhadap sumber bahaya yang berpotensi terhadap resiko kebakaran.
2.7.2.Safety (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Fungsi bagian ini adalah merencanakan, mengatur, menganalisis dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan kecelakaan dan penyakit akibat kerja guna tercapainya kondisi kerja yang sama, sesuai norma kesehatan untuk meminimalkan kerugian perusahaan. Adapun tugas dan fungsi Safety adalah:
1. Mencegah dan menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 2. Meningkatkan kehandalan sarana dan prasarana untuk pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan kerja.
3. Meningkatkan kesiapsiagaan personil dalam menghadapi setiap potensi terjadinya kebakaran.
4. Menyelidiki (accident investigation) setiap kasus terjadinya kecelakaan. 5. Melaksanakan pengawasan terhadap cara kerja aman melalui ijin kerja,
inspeksi KK, gas test, dsb.
6. Memantau dan mengukur kualitas lingkungan kerja.
7. Menangani hazard, yang mencakup bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomis.
8. Menyediakan dan mendistribusikan alat-alat pelindung diri (APD). 9. Melaksanakan pembinaan aspek HSE, safety talk, safety meeting, dsb. 10.Menerapkan Manajemen Keselamatan Proses (MKP) dan Sistem Manajemen Kesehatan Kerja (SMKK).
Dalam melaksanakan tugasnya, bagian Safety dibagi menjadi:
1. Occupational Health (Kesehatan Lingkungan Kerja [Keslingker])
2. Unit pemenuhan regulasi dan kesisteman KK