commit to user
5 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Pencak Silat
Pencak silat adalah seni beladiri asli Indonesia yang terlahir dari budaya luhur bangsa indonesia untuk membela diri dari mempertahankan diri dalam keadaan yang dibutuhkan. Orang yang mempelajari atau menguasai pencak silat sering disebut dengan sebutan pesilat atau pendekar. Pencak silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela atau mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselamatan hidup guna peningkatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (PB.IPSI:2012)
Seiring dengan kemajuan dunia olahraga maka pencak silat menjadi salah satu cabang olahraga yang ikut berkembang kearah olahraga prestasi, yang telah dipertandingkan diberbagai event baik nasional maupun internasional. Adapaun dua kategori pertandingan pencak silat adalah kategori TGR (Tunggal, Gandan, Regu) dan kategori tanding
Pencak silat kategori tanding adalah pertandingan pencak silat yang menampilkan 2 (dua) orang pesilat dari tim yang berbeda, keduanya saling berhadapan dengan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu mengangkis/mengelak/mengena/menyerang sasaran, menjatuhkan lawan : penggunaan taktik dan tehnik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus dalam mendapatkan nilai terbanyak(Munas IPSI 2012:3)
Sedangkan kategori tanding itu sendiri juga masih dikelompokan menjadi beberapa kelas yang dibedakan dari segi usia, berat badan dan jenis kelamin pemain. Dalam hal ini Johansyah Lubis dan Henro Wardoyo (2016:55) menyatakan :
Pembagian kelas untuk kategori tanding didasarkan pada berat badan dengan penggolongan menurut umur dan jenis kelamin.
Golongan Usia Dini untuk putra dan putri, berumur 9 s/d 12 tahun.
Golongan PRA Remaja untuk putra dan putri, berumur 12 s/d 14 tahun. Golongan Remaja untuk putra dan putri, berumur 14 s/d 17 tahun. Golongan Dewasa untuk putra dan putri, berumur 17 s/d 35
commit to user
tahun dan tingkat pertandingan Golongan Master untuk putra dan putri, berumur diatas 35 tahun (Khusus Single Event)
Dalam pertandingan kategori tanding merupakan full body contact, dimana pertandingan pencak silat dilakukan dengan intensitas tinggi sehingga kemungkinan terjadinya cidera relatif besar. Pertandingan pencak silat dilakukan dalam tiga babak, setiap babak berlangsung selama selama 2 menit, dan waktu istirahat antara babak adalah 1 menit. Untuk itu jelas diperlukan kualitas kondisi fisik dan komponen biomotor yang baik.
Komponen biomotor yang diperlukan dalam pencak silat adalah kekuatan kecepatan, power, fleksibilitas, kelincahan dan koordinasi ( Awan Hariono.2007:72).
a. Manfaat Pencak Silat
Adapun manfaat pencak silat yang diutarakan oleh Sucipto didalam bukunya (2012:20) adalah 1) pencak silat sebagai pendidikan, 2) Pencak silat sebagai pendidikan jasmani. Jadi secara singkat manfaat pencak silat yang dikemukakan oleh Sucipto tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1) Pencak Silat Sebagai Pendidikan
Pencak silat merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia yang bernilai luhur. Nilai-nilai luhur pencak silat terkadang dalam jati diri yang meliputi 3 hal pokok sebagai satu kesatuan, yaitu : a) Budaya Indonesia sebagai asal dan coraknyab) Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaanyac) Pembinaan mental spiritual/budi pekerti, beladiri, seni, dan olahraga sebagai aspek integral dari substansinya.Pencak silat yang dihayati keseluruhan nilai-nilainya akan mempunyai manfaat yang besar, bukan saja bagi individu yang mempelajarinya tetapi juga bagi masyarakat.
Dengan perkataan lain pendidikan pencak silat mempunyai manfaat individual dan sosial. Pendidikan pencak silat dapat memberi sumbangan dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam rangka pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, serta merupakan character and nation. Pendidikan pada dasarnya adalah pembangunan sumberdaya manusia (human investmen, human resoure development). Pendidikan pencak silat yang berakar pada budaya indonesia serta mencangkup segi mental dan fisik secara integral diharapkan dapat membentuk manusia seutuhnya diantaranya:
a) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Berkepribadian dan mencintai budaya Indonesia.
commit to user c) Memiliki rasa percaya diri.
d) Menjaga martabat diri.
e) Mampu menguasai dan mengendalikan diri.
f) Mempunyai rasa tanggung jawab serta disiplin pribadi g) Senantiasa menegakan kebenaran kejujuran .
2) Pencak Silat sebagai Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan memanfaatkan kegiatan jasmani. Pencak silat yamg pada hakekatnya adalah kegiatan jasmani yang didalamnya terkandung aspek olahraga, juga merupakan wahana pendidikan jasmani yang memiliki tujuan tertentu. Tujuan pencak silat sebagai sarana pendidikan jasmani antara:
a) Tujuan untuk mencapai kesehatan, b) Tujuan rekreasi,
c) Tujuan prestasi.
Namun mengenal ciri rekreasi ditinjau dari segi tujuanya yaitu:
(1) sebagai pelepas lelah,
(2) sebagai penyaluran dalam pengisian waktu luang, (3) sebagai imbangan kerja,
(4) sebagai pemenuhan dorongan untuk bergabung dengan kelompok.Berdasar pengelolaanya kita mengenal rekreasi sekolah (program ekstrakulikuler), rekreasi perusahaan (kegiatan untuk para pegawai), rekreasi komersial (diorganisasi untuk mencari keuntungan rekreasi perkumpulan, seperti klub hobi, organisasi remaja, dan sebagainya).
b. Gerak Dasar Pencak Silat
R. Kotot Slamet Hariyadi (2003:16) menjelaskan gerak-gerak dasar dalam pencak silat diantaranya :
1) Kuda-kuda : Ditinjau dari bobotnya yaitu kuda-kuda ringan, sedang dan kuda-kuda berat, ditinjau dari bentuknya kuda-kuda depan, belakang, tengah dan kuda-kuda samping.
2) Sikap Pasang : Kombinasi sikap tangan dan kuda-kuda maupun tanpa kuda-kuda disertain dengan kesiagaan mental dan indera secara total sikap pasang ternuka dan sikap pasang tertutup.
3) Langkah : teknik dalam pemindahan posisi untuk mendekati atau menjauhi lawan guna mendapatkan posisi yang lebih baik yang dikoordinasikan sikap tubuh dan sikap tangan.
4) Serangan Tangan : Diantaranya adalah pukulan depan, pukulan samping, pukulan sangkol/bandul, pukulan lingkar.
5) Dengkulan : Yakni serangan yang menggunakan lutut, dengkulan diantaranya dengkulan depan, dengkulan samping dalam, dengkulan samping luar.
commit to user
6) Tendangan : Diantaranya tendangan lurus depan, tendangan sabit, tendangan belakang, tendangan jejag, tendangan samping.
Sedangkan menurut Johansyah Lubis (2016:25) Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak, terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan yaitu aspek mental spiritual, aspek bela diri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya.Gerak-gerak dasar tersebut menurut Johansyah Lubis (2016:26) diantaranya :
1) Kuda-kuda : Teknik ini digunakan untuk mendukung sikap pasang pencak silat, kuda-kuda juga digunakan sebagai latihan dasar pencak silat untuk memperkuat otot-otot kaki.
2) Sikap Pasang : Sikap taktik untuk menghadapi lawan yang berpola menyerang atau menyambut, apabila ditinjau dari sistem beladiri sikap pasang berarti kondisi siap tempur yang optimal.
3) Pola Langkah : Merupakan teknik gerak kaki dalam pemindahan dan pengubahan posisi untuk mendekati atau menjauhi lawan guna mendapatkan posisi yang lebih baik atau menguntungkan yang dikombinasikan dan dikoordinasikan dengan sikap tubuh dan sikap tangan.
4) Serangan Tangan : Diantaranya adalah pukulan depan, pukulan samping, pukulan sangkol/bandul, tebasan, tusukan, dll.
5) Sapuan dan Dengkulan : Sapuan terdiri dari sapuan tegak, sapuan rebah, sabetan, beset. Dengkulan yakni serangan yang menggunakan lutut/dengkul sebagai alat penyerangan, dengan sasaran kemaluan dada dan pinggang belakang, dengkulan diantaranya dengkulan depan, dengkulan samping dalam, dengkul samping luar.
6) Serangan Kaki : Diantaranya tendangan lurus depan, tendangan samping, tendangan sabit, tendangan belakang, tendangan tusuk, tendangan kepret, tendangan jejag, tendangan gajul, tendangan taji.
c. Tendangan dalam Pencak Silat 1) Tendangan lurus
Menurut Erwin Setyo Kriswanto (2015:71) menyatakan bahwa : Tendangan lurus yaitu tendangan yang menggunakan ujung kaki dengan tungkai lurus. Tendangan ini mengarah kedepan pada sasaran dengan meluruskan sampai ujung kaki.
Bagian kaki yang kena saat menendang adalah pangkal bagian dalam jari-jari kaki. Posisi badan menghadap kesasaran.
commit to user
Sedangkan menurut Johansyah Lubis dan Hendro Wardoyo (2016:44) mengemukakan :
Tendangan lurus, serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasanya kearah depan dengan posisi badan menghadap kedepan, dengan kenaanya pangkal jari-jari kaki bagian dalam, dengan sasaran dada.
Gambar 2.1. Tendangan Lurus Pencak Silat (Sumber: Dokumen Pribadi)
2) Tendangan jejag
R Katot Slamet Haryadi (2003:78) mengemukakan bahwa:
tendangan jejag adalah tendangan dengan lintasan lurus kedepan, komponen serangan adalah tumit atau bisa juga telapak kaki.Menurut Erwin Setyo Kriswanto (2015:72) mengemukakan:Tendangan jejag disebut juga dorongan telapak kaki. Tendangan ini mengarah kedepan yang sifatnya mendorong kesasaran dada/perut dengan perkenaan telapak kaki penuh atau tumit. Tendangan jejag disebut juga tendangan gejos, dalam pencak silat dilakukan dengan mengangkat lutut setinggi mungkin dan kemudian mendorong tungkai ke depan sasaran.
Sedangkan menurut Johansyah Lubis dan Hendro Wardoyo (2016:45) berpendapat bahwa: Tendangan jejag, serangan yang
commit to user
menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasan ke arah depan dengan posisi badan menghadap kedepan, dengan kenaanya telapak kaki penuh, sifatnya mendorong, dengan sasaran dada.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tendangan jejag adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasan lurus kedepan, perkenaan pada telapak kaki dengan sasaran ulu hati dan dagu.
Gambar 2.2. Tendangan Jejag Pencak Silat (Sumber : Dokumen Pribadi)
3) Tendangan belakang
Tendangan belakang adalah tendangan dengan terlebih dahulu melakukan putaran tubuh (berbalik) dari sikap pasang, sehingga berada dalam posisi membelakangi lawan, pantat dan punggung telah berada dalam posisi lurus dengan lawan (sasaran), kemudian dengan sedikit menekuk lutut dan tanpa memutar pinggul dorongan tungkai kearah lawan, perkenaan pada tumit. R Kotot Slamet Hariyadi (2003:78) sedangkan Menurut Erwin Setyo Kriswanto (2015:73) mengemukakan:Tendangan belakang adalah tendangan yang dilakukan dengan terlebih dahulu memutar tubuh dan sikap tubuh membelakangi lawan, dengan perkenaan pada telapak atau tumit. Tendangan ini bisa dilakukan dengan atau tanpa melihat sasaran.
commit to user
Sedangkan menurut Johansyah Lubis dan Hendro Wardoyo (2016:46) menyatakan bahwa:Tendangan belakang, yakni tendangan sebelah kaki dan tungkai dengan lintasan lurus kebelakang tubuh (membelakangi lawan), dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tendangan belakang merupakan tendangan dengan sebelah kaki dan tungkai yang terlebih dahulu melakukan putaran tubuh dengan lintasan lurus kebelakang, perkenaan pada tumit dan sasaranya seluruh bagian tubuh.
Gambar 2.3. Tendangan Belakang Pencak Silat (Sumber : Dokumen Pribadi)
4) Tendangan sabit
R Kotot Slamet Hariyadi (2003:75) berpendapat bahwa:
tendangan sabit adalah suatu teknik tendangan yang lintasan geraknya membentuk garis setengah lingkaran atau tendangan ini cara kerjanya mirip dengan sabit (arit atau celurit), yaitu diayun dari samping luar menuju samping dalam. Menurut Erwin Setyo Kriswanto (2015:74) menyatakan:Tendangan sabit dilakukan dalam lintasan setengah lingkaran. Tendangan sabit adalah tendangan yang dilakukan dengan lintasan dari samping
commit to user
melengkung seperti sabit/arit. Perkenaanya, yaitu bagian punggung telapak kaki atau pangkal jari telapak kaki.
Sedangkan menurut Johansyah Lubis dan Hendro Wardoyo (2016:47) mengungkapkan bahwa :
Tendangan sabit, tendangan yang lintasanya setengah lingkaran kedalam, dengan sasaran seluruh bagian tubuh, dengan punggung telapak kaki atau jari kaki.
Gambar 2.4. Tendangan Sabit Pencak Silat (Sumber : Dokumen Pribadi) 5) Tendangan Samping
Tendangan Samping adalah tendangan yang menggunakan kekuatan paha dan betis, Erwin Setyo Kriswanto (2015:73) menyatakan bahwa: Tendangan Samping biasanya digunakan untuk serangan samping dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
Tendangan dilakukan dengan posisi tubuh menyamping dan lintasan tendangan lurus kesamping (membentuk huruf “T”).
Perkenaanya adalah sisi bagian luar (bagian tajam telapak kaki).
Menurut R Kotot Slamet Hariyadi (2003:76) tendangan T yaitu dimana tubuh dan salah satu kaki yang menendang, berada pada posisi miring dengan tumpuan pada satu kaki.
commit to user
Sedangkan Johansyah Lubis dan Hendro Wardoyo (2016:46) mengemukakan: Tendangan T, serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasanya lurus kedepan dan kenaanya pada tumit, telapak kaki dan sisi luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk serangan samping, dengan sasaran seluruh bagian tubuh. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, prinsip dasar tendangan T pencak silat yaitu lutut kaki tendangan diangkat, kemudian ditendangkan kedepan dengan lintasan lurus, perkenaan pada tunit kaki. Berikut ilustrasi tendangan T :
Gambar 2.5. tendangan samping pencak silat (Sumber : Dokumen Pribadi)
2. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian belajar
Sudjana (2013:45) mengatakan bahwa, Hasil belajar adalah setiap golongan bisa diisi dengan bahan yang ditetapkan kurikulum sekolah. Dalam buku yang ditulis oleh Dimyati dan Mudjiono, (2009:25-29). Bloom menyatakan bahwa :
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar ranah kognitif adalah pengetahuan, pemaham, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi dan kreativitas.
Hasil ranah afektif adalah kepekaan, partisipasi, kesiapan dan penentuan sikap, organisasi, pembentukan pola hidup. Hasil belajar dari ranah psikomotor adalah presepsi, kesiapan, gerak terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan komples, penyesuaian dan kreativitas.
commit to user
Belajar adalah proses aktif internal individu, dimana melalui pengalamnya berinteraksi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku yang relatif permanen. Dalam proses belajar, unsur internal individu ini melibatkan unsur kognitif, afektif dan psikomotor, dalam hal ini dimana pesan dan kesan masuk kedalam sistem kognitif.
Berdasar beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui proses belajar yang mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat berupa pola-pola perbuatan, nilai- nilai pengetahuan, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan.
b. Jenis-jenis Belajar
Dalam melaksanakan kegiatan belajar sangat penting sekali untuk mengetahui jenis-jenis belajar agar guru dapat memilih jenis belajar apa yang paling tepat yang akan diberikan kepada peserta didik, karena masing-masing peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda.
Setiap negara mempunyai karakteristiknya orang yang berbeda sehingga cara belajarnya pun berbeda, otomatis jenis-jenis belajarnya pun menjadi berbeda. Menurut Slameto (2009:5-8) jenis-jenis belajar di Indonesia adalah :
1) Belajar bagian (part learning, fractioned learning) 2) Belajar dengan wawasan (learning by insight) 3) Belajar diskriminatif (discrimiatif learning)
4) Belajar global/keseluruhan (global whole learning) 5) Belajar insidental (incidental learning)
6) Belajar instrumental (instrumental learning) 7) Belajar intensional (intentional learning) 8) belajar laten (latent learning)
9) belajar produktif (productive learning) 10) belajar verbal (verbal learning)
c. Motivasi Belajar
Hasil belajar akan maksimal jika terdapat motivasi belajar yang tinggi, Dimyati & Mudjiono, (2009:94) menyatakan :
commit to user
Perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi akan menyebabkan suatu perubahan energi pada diri manusia, sehingga akan selalu berfikir tentang persoalan, yang kemudian menimbulkan perbedaan kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak dan melakukan sesuatu. Artinya motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menunjang hasil dari segala sesuatu yang dikerjakan tidak terkecuali dalam aspek belajar. Motivasi belajar yaitu keseluruhan daya untuk menggerakan diri peserta didik yang mengakibatkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan dari perilaku belajar bisa tercapai. Dalam motivasi terdapat penguat-penguat yang dapat mempengaruhi motivasi belajar.
Penganut motivasi-motivasi belajar tersebut berada ditangan guru/pendidik dan anggota masyarakat lain. Ada 3 komponen yang sangat penting yaitu : Ditangan guru/pendidik dimana guru sebagai pendidik memperkuat motivasi selama minimum 9 tahun pada usia wajib belajar. Orangtua bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat. Ulama sebagai pendidik juga bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat.
Penguat motivasi berasal dari berbagai sumber yang sangat berpengaruh gurunatau pendidik untuk pendidikan formal disekolah dalam jangka waktu dan usia sekolah. Orangtua dan masyarakat mempunyai tugas untuk memperkuat motivasi sepanjang hayat, karena selama itu orang tua dan masyarakat yang akan menjadi motivator selama seorang individu masih hidup dan berinteraksi di Dunia.
d. Prinsip-prinsip belajar
Belajar adalah sesuatu yang relatif dan prinsip belajar tergantung pada tujuanya jika tujuanya positif maka belajar akan menghasilkan sesuatu yang positif, namun jika belajar tujuanya untuk negatif maka hasilnya pun juga negatif pula, Dimyati & Mujiono, (2009:42-49) menyatakan :
Menurut penjelasanya dari berbagai teori belajar disebutkan bahwa dalam proses belajar mengikuti suatu prinsip tertentu.
Dimana secara harifah prinsip bisa diartikan sebagai sesuatu atau ketentuan yang selalu ada dalam suatu fenomena. Dengan demikian prinsip belajar adalah suatu keadaan yang selalu ada
commit to user
dalam suatu proses belajar. Prinsip belajar terdiri dari:
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, balikan dan penguatan, dan perbedaan individual.
Selain perubahan tingkah laku hasil belajar yang lain adalah prestasi dimana prestasi adalah salah satu hasil belajar yang dapat dijual dimasyarakat umum sebagai kebanggaan karena telah mendapat sebuah prestasi atau penghargaan yang akan meningkatkan derajat seseorang diantara orang lain. Prestasi belajar bisa berbentuk prestasi akademik yang berbentuk nilai, dan prestasi non akademik termasuk prestasi kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka, patroli, palang merah remaja (PMR).
Prinsip belajar yang mendidik adalah : 1) Perhatian dan motivasi
2) Keaktifan
3) Keterlibatan langsung atau berpengalaman 4) Pengulangan
5) Tantangan
6) Balikan dan pengulangan 7) Perbedaan individual e. Ciri-ciri belajar
Ciri-ciri belajar peserta didik atau individu adalah bersumber pada kebutuhan dan tujuan dari peserta didik tersebut. Peserta didik akan melakukan kegiatan belajar karena peserta didik tersebut mempunyai kebutuhan tertentu dan tujuan tertentu. Belajar bisa mengambil dari pengalaman-pengalaman yang dialaminya sebagai bahan belajar, karena pengalaman adalah guru yang paling baik.
Sunardi (2015, 12-13) mengemukakan bahwa beberapa ciri- ciri dari konsep belajar antara lain adalah sebagai berikut:
1) Perubahan yang bersifat fungsional. Perubahan yang terjadi pada aspek kepribadian seseorang mempunyai dampak pada perubahan selanjutnya. Karena belajar anak dapat membaca, karena belajar pengetahuan bertambah, karena pengetahuanya bertambah akan mempengaruhi sikap dan perilakunya.
2) Belajar adalah perubahan yang sudah mungkin sewaktu terjadinya prioritas. Yang bersangkutan tidak begitu menyadari namun demikian paling tidak dia menyadari setelah peristiwa itu berlangsung. Dia menjadi sadar apa yang dialaminya dan apa
commit to user
ddampaknya. Kalau orangtua sudah dua kali kehilangan tongkat, maka itu berarti dia tidak belajar dari pengalaman terdahulu.
3) Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. Belajar hanya terjadi apabila dialami sendiri oleh yang bersangkutan, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Cara memahami dan menerapkan bersifat individualistik, yang pada giliranya juga akan menimbulkan hasil yang bersifat pribadi.
4) Perubahan yang terjadi bersifat menyeluruh dan terintegrasi. Yang berubah bukan bagian-bagian dari diri seseorang, namun yang berubah adalah kepribadianya. Kepandaian menulis bukan dialokalosasi tempat saja. Terapi menyangkut aspek kepribadian lainya, dan pengaruhnya akan terdapat pada perubahan perilaku yang bersangkutan.
5) Belajar adalah proses interaksi. Belajar bukanlah proses penyerapan yang berlangsung tanpa usaha yang aktif dari yang bersangkutan. Apa yang dianjurkan guru belum tentu menyebabkan terjadinya perubahan, apabila yang belajar tidak melibatkan diri dalam situasi tersebut. Perubahan akan terjadi kalau yang bersangkutan memberikan reaksi terhadap situasi yang dihadapi.
6) Perubaha berlangsung dari yang sederhana kearah yang lebih komplek. Seorang anak baru akan dapat melakukan operasi bilangan kalau yang bersangkutan sedang menguasai simbol- simbol yang berkaitan dengan operasi tersebut.
f. Tujuan belajar
Proses belajar peserta didik menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan ajar. Tujuan dalam pembelajaran mempunyai tingkatan mulai dari tujuan ideal sampai tujuan khusus.
Tujuan belajar penting bagi guru dan peserta didik.
Menurut bloom dalam Aunurrahman, (2009:49-53) buku evaluasi hasil belajar mengatakan tujuan belajar terdiri dari :
1) Ranah kognitif, terdiri dari enam jenis perilaku :
a) Pengetahuan, meliputi kemampuan ingat terhadap sesuatu yang sudah dipelajari.
b) Pemahaman, yaitu kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu yang sudah dipelajari sebelumnya.
c) Penerapan, atau aplikasi yaitu kemampuan dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari.
d) Analisis, yaitu kemampuan memisahkan, membedakan, seperti merinci bagian-bagian, hubungan antara dan sebagainya.
commit to user
e) Sintesis, mempunyai arti kemampuan membentuk pola tertentu pada elemen-elemen yang berbeda sehingga membentuk kesatuan yang bermakna
f) Evaluasi, yaitu kemampuan memberikan pendapat atau menentukan baik tidaknya sesuatu dengan menggunakan suatu kriteria tertentu atau mampu menilai berdasarkan norma.
2) Ranah afektif, yaitu mencakup aspek-aspek antara lain : a) Penerimaan, yang mencangkup kepekaan tentang hal
tertentu dan kesedian memperhatikan hal tersebut.
b) Partisipasi, yang mencangkup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencangkup penerimaan terhadap suatu nilai.
d) Organisasi, yang mencangkup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
e) Pembentukan pola hidup, yang mencangkup kemampuan menghayati nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.
3) Ranah Psikomotor, yaitu mencangkup aspek-aspek antara lain :
a) Persepsi, yang mencangkup kemampuan memilah- milahkan sesutu secara khusus dan menyadari adanya perbedaan antara sesuatu.
b) Kesiapan, yang mencangkup kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkain gerak.
c) Gerakan terbimbing, mencangkup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan.
d) Gerakan terbiasa, yang mencangkup melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.
e) Gerakan kompleks, yang mencangkup kemampuan melakukan gerakan atau ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat.
f) Penyesuain, yang mencangkup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuain pola gerak dengan persyaratan khusus yang berlaku.
g) Kreativitas, yang mencangkup kemampuan melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri.
g. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
commit to user
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar bisa digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Menurut, Slameto (2009:54) menyatakan :
1) Faktor intern
Didalam faktor intern, dibagi menjadi tiga faktor yaitu : a) Faktor Jasmani
Faktor kesehatan, Cacat tubuh b) Faktor Psikologis
Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat, Motif, Kematangan, Kesepian.
c) Faktor kelelahan 2) Faktor Ekstern
a) Faktor keluarga
Cara orang tua mendidik, Relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
b) Faktor Sekolah
Metode mengajar, Kurikulum, Relasi guru dengan peserta didik, Relasi peserta didik dengan guru, Disiplin sekolah, Alat pelajaran, Waktu sekolah, Keadaan gedung, Metode belajar, Tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Kegiatan peserta didik dengan masyarakat, Media, Teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Prestasi belajar merupakan interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun dari faktor eksternal individu. Deni Kurniawan, (2014:14) menyatakan :
1) Faktor dari dalam diri atau faktor internal :
a) Faktor jasmani (fisiologi), baik yang bersifat bawaan maupun diperoleh.
b) Faktor psikologi, terdiri atas faktor intelektif (faktor potensial dan faktor kecakapan nyata) dan faktor non intelektif.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2) Faktor dari luar diri atau faktor eksternal : a) Faktor sosial yang terdiri atas :
(1) Lingkungan keluarga (2) Lingkungan sekolah (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok
commit to user
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
c) Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan.
Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dipakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran.
h. Hasil belajar
Menurut Winkel dalam buku evaluasi hasil belajar mengutarakan bahwa, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya Purwanto (2008:45). Pada hakikatnya belajar akan menghasilkan suatu perubahan yang positif namun bisa juga hasil belajar akan menjadi negatif, sesuai dengan apa yang dipelajarinya. Menurut Deni Kurniawan, (2014:10-13) bloom menyatakan bahwa :
Hasil belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehenshion(pemahaman,menjelaskan, meringkas), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasi, merencanakan), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberi respon), organization (organisasi), characterization (karakter).
Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencangkupketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, managerial dan intelektual.
i. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah situasi atau kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan oleh guru. Aunurrahman, (2009:34). Pembelajaran atau proses belajar sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana didalamnya terjadi interaksi guru dan peserta didik serta antara sesama peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yauitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik.
commit to user j. Komponen Pembelajaran
Setelah kita memahami apa itu pembelajaran maka kita juga perlu memahami komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran ada 5 (Rohman dan Sofan 2013) yaitu :
1) Tujuan
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa sumuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan standar isi dan kurikulum yang berlaku.
2) Materi Pelajaran
Materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran artinya sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi. Karena tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran.
3) Strategi/Metode
Strategi atau metode adalah komponen yang juga menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran tanpa strategi pembelajaran maka komponen yang lain tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.
4) Alat dan Sumber
Walaupun fungsinya sebagai alat bantu , namun memiliki peran yang tak kalah pentingnya dengan komponen yang lain. Dalam kemajuan teknologi seperti sekarang memungkinkan siswa dapat belajar dari mana saja dan kapan saja.
5) Evaluasi
Evaluasi berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran selain itu juga sebagai umpan balik bagi guru atas kinerja dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran.
k. Hasil belajar dalam proses pembelajaran.
Hasil belajar dapat dilihat dari proses pembelajaran, Aunurrahman, (2009:34-35), Menyatakan :
Dalam proses pembelajaran, hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh guru dengan memperhatikan
commit to user
berbagai prinsip yang telah terbukti keunggulanya secara empirik.
l. Upaya Pembelajaran
Menurut Aunurrahman, (2009:34) dalam buku yang berjudul
“Belajar dan Pembelajaran”. Menyatakan bahwa :
Pembelajaran berupa merubah masukan berupa peserta didik yang belum terdidik, menjadi peserta didik yang terdidik, peserta didik yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi peserta didik yang memiliki pengetahuan.
Demikian pula peserta didik yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang baik.
Dalam proses belajar, guru dituntut untuk mampu mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal.
Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada upaya peningkatan potensi peserta didik secara komperhensip, maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari kebutuhan internal peserat didik untuk belajar.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian media pembelajaran
Media pembelajaran adalah sesbuah perantara yang digunakan dalam pembelajaran untuk mengoptimalkan pesan yang disampaikan guru sehingga siswa dapat memahami materi yang diajarkan, (Waluyo 2013:94)
Menurut Hamdani (2011:243) mengutarakan bahwa:Media adalah sebuah sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujun atau mengandung maksud- maksud pengajaran.
commit to user
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan oleh pengajar sebagai perantara atau saluran dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi hasil dalam pembelajaran, efektifitas pembelajaran dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Hamdani (2011:224) Dalam kegiatan interaksi antara siswa dan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan kelebihan media :
1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2) Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar.
3) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
4) Membangkitkan motivasi belajar siswa.
5) Memper tinggi mutu belajar siswa.
c. Manfaat Media Pembelajaran sebagai Alat Bantu
Menurut Hujair A.H.Sanaky (2011:5) Mengemukakan bahwa : 1) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajaran sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui peraaturan kata-kata lisan pengajar, pembelajaran tidak bosan, dan tidak kehabisan tenaga.
4) Pembelajaran lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti : mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
d. Alat bantu pembelajaran
Alat bantu pembelajaran adalah suatu alat atu barang yang digunakan oleh pendidik untuk membantu atau pelengkap dalam
commit to user
pembelajaran untuk menapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Alat bantu berfungsi sebagai sarana peraga dalam pembelajaran untuk mempermudah pemahaman peserta didik. Azhar Arsyad (2014:9) menyatakan bahwa: alat peraga atau alat bantu adalah media alat bantu pembelajaran dan segala macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran yang bersifat abstrak, kemudian dikonkretkan dengan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat pula dipandang dan dirasakan.
Sedangkan Agus Kristiyanto (2010:129) menyatakan: alat bantu adalah alat0alat yang digunakan oleh pendidik dalammenyampaikan materi pembelajaran. Simak Yaumi dan Syafei (2012) yang dikutip Azhar Arsyar (2014:10) juga menyatakan bahwa: alat peraga ialah alat-alat yang digunakan guru yang berfungsi membentuk dalam proses mengajarnya dan membantu peserta didik dalam proses belajarnya.
Berdasarka pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa alat bantu adalah suatu alat-alat atau benda yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan dan memperagakan materi pembelajaran supaya dapat mempermudah proses pembelajaran.
4. Pembelajaran Tendangan depan Pencak Silat Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran.
Pada pembelajaran tendangan depan ada beberapa alat bantu pembelajaran yang digunakan guna meningkatkan teknik ketrampilan melakukan tendangan depan yaitu :
a. Kotak kardus
Kotak kardus yang dimaksud ialah kotak kardus yang disusu yang berfungsi sebagai penghalang dalam melakukan tendangan depan, berfungsing untuk menstimulasi peserta didik mengangkat lutut sebelum melakukan tendangan. Dalam penerapan alat bantu
commit to user
pembelajaran ini tinggi kotak kardus disesuaikan dengan tinggi pinggang peserta didik.
Dengan menggunakan kotak kardus, peserta didik diminta melakukan teknik tendangan depan dengan terlebih dahulu mengangkat lutut kemudian ditendangkan kedepan dengan lintasan lurus dan melewati kotak kardus tanpa menjatuhkan atau mengenai kotak kardus tersebut. Setelah tendangan teerbentuk sempurna, maka peserta didik harus menarik kaki yang digunakan untuk menendang kembali keposisi awal.
Mula-mula pembelajaran dengan alat bantu kotak kardus dapat dilakukan dengan tahap kecepatan lambat, tujuan yang ingin dicapai ialah mengembangkan kepekaan sensoris peserta didik agar terbiasa melakukan teknik tendangan dengan benar, selain itu pembelajaran ini juga akan mengembangkan pula keseimbangan tubuh dan otot-otot tungkai. Setelah hal-hal diatas sudah mampu dicapai oleh peserta didik, tingkatkan kecepatan dan tenaga yang digunakan bisa ditingkatkan. Namun dengan catatan, kesempurnaan gerak dalam melakukan tendangan tetap diutamakan.
Gambar alat bantu pembelajaran kotak kardus dan rangkain gerak tendangan depan dengan alat bantu pembelajaran kotak kardus :
commit to user
Langkah 1 Langkah 2
Langkah 3 Langkah 4
Gambar 2.6 Kotak kardus dan rangkaian gerak tendangan depan ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
b. Manekin Gantung
Cara untuk melatih teknik tendangan depan yang baik dan benar terutama untuk melatih tendangan tepat sasaran dengan perkenaan pada bagian ujung kaki tendangan depan dapat dilakukan dengan menggunakan manekin digantung. Dan tentunya tinggi dari pada manekin gantung harus disesuaikan dengan tinggi pinggang peserta didik.
Dengan alat bantu pembelajaran manekin gantung, peserta didik diminta melakukan teknik tendangan depan dengan terlebih dahulu mengangkat lutut kemudian tendangkan kaki kearah manekin
commit to user
gantung dengan perkenaan pada ujung kaki. Setelah tendangan terbentuk sempurna, maka peserta didik harus menarik kembali kaki yang digunakan untuk menendang kembali keposisi semula.
Mula-mula pembelajaran dengan alat bantu bola gantung dapat dilakukan dengan tahap kecepatan lambat, tujuan yang ingin dicapai ialah mengembangkan kepekaan sensorik peserta didik agar terbiasa melakukan teknik tendangan dengan benar, selain itu pembelajaran ini juga akan mengembangkan pula keseimbangan tubuh dan otot-otot tungkai. Setelah hal-hal diatas sudah mampu dicapai oleh peserta didik, tingkat kecepatan dan tenaga yang digunakan bisa ditingkatkan.
Namun dengan catatan, kesempurnaan gerak dalam melakukan tendangan tetap diutamakan.
Gambar alat bantu pembelajaran manekin gantung dan rangkaian gerak tendangan depan dengan alat bantu pembelajaran manekin gantung :
Langkah 1 Langkah 2
commit to user
Langkah 3 Langkah 4
Gambar 2.7 Manekin gantung dan rangkaian gerak tendangan depan ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )
c. Kotak Kardus dan Manekin Gantung
Alat bantu pembelajaran kotak kardus serta manekin gantung dapat juga digunakan dalam suatu rangkaian gerakan pembelajaran tendangan depan. Dengan menggabungkan kedua alat ini peserta didik diminta melakukan teknik tendangan depan dengan terlebih dahulu mengangkat lutut, kemudian tendangankan kaki melewati kotak kardus dan kearah manekin gantung dengan perkenaan pada ujung kaki. Setelah tendangan berbentuk sempurna, maka peserta didik harus menarik kembali kaki yang digunakan untuk menendang kembali keposisi semula.
Mula-mula pembelajaran dengan alat bantu kotak kardus serta manekin gantung dapat dilakukan dengan tahap kecepatan lambat, tujuan yang ingin dicapai ialah mengembangkan kepekaan sensorik peserta didik agar terbiasa melakukan teknik tendangan dengan benar, selain itu pembelajaran ini juga akan mengembangkan pula keseimbangan tubuh dan otot-otot tungkai. Setelah hal-hal diatas sudah mampu dicapai peserta didik, tingkat kecepatan dan tenaga yang digunakan bisa ditingkatkan. Namun dengan catatan, kesempurnaan gerak dalam melakukan tendangan tetap diutamakan.
commit to user
Gambar alat bantu pembelajaran kotak kardus serta manekin gantung dan rangkaian gerak tendangan depan dengan alat bantu pembelajaran kotak kardus serta manekin gantung :
Langkah 1 Langkah 2
Langkah 3 Langkah 4
Gambar 2.8. Kotak kardus-manekin gantung dan rangkaian gerak ( Sumber : Dokumentasi Peneliti )
commit to user d. Target Sasaran
Target sasaran yang dimaksud adalah target yang sudah diberikan gambar area sasaran tendangan guna mempermudah peserta didik untuk melakukan tendangan, benar lintasanya dan akurat sasaranya.
Pembelajaran tendangan depan dengan menggunakan target sasaran ini dilakukan secara berpasangan , salah satu peserta didik memegang target sasaran dengan kedua tangan didepan dada dan pasanganya melakukan tendangan depan yang baik dan benar, peserta didik mengawali tendangan dengan mengangkat lutut kemudian ditendangkan kedepan diarahkan pada gambar sasaran ditarget yang dipegang oleh pasanganya dengan perkenaan pada ujung kaki, setelah tendangan berbentuk sempurna peserta didik harus menarik kembali kaki yang digunakan untuk menendang kembali keposisi semula.
Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran ini melatih peserta didik untuk melakukan teknik tendangan depan dengan baik dan benar terutama untuk melatih tendangan agar tepat sasaran dengan perkenaan pada tumit kaki dan efisiensi gerak serta tenaga yang maksimal.
Gambar alat bantu pembelajaran target sasaran dan rangkaian gerak tendangan depan dengan alat bantu pembelajaran target sasaran
commit to user
Langkah 1 Langkah 2
Langkah 3 Langkah 4
Gambar 2.9 Target sasaran dan rangkaian gerak tendangan depan ( Sumber : Dokumentasi Peneliti )
commit to user B. Kerangka Berfikir
Peserta didik saat mengikuti pembelajaran pencak silat seringkali mengalami kejenuhan terutama dalam materi tendangan depan karena dirasa peserta didik sulit untuk melakukan tendangan tersebut, berbeda hal ketika materi pembelajaran pukulan, tendangan sabit maupun tendangan depan yang tidak begitu sukar bagi peserta didik itu sendiri. Untuk itu peserta didik untuk bisa melakukan tendangan depan agar bisa mencapai kriteria ketuntasan minimal.
Untuk belajar tendangan depan tidak cukup hanya belajar tanpa alat. Jarang sekali dalam pembelajaran pencak silat disekolah-sekolah guru menggunakan alat bantu untuk mendemonstrasikan kepada peserta didik.
Terdapat banyak sekali alat untuk mepermudah didalam pembelajaran tendangan depan atara lain adalah kotak kardus, manekin gantung dan target sasaran, alat-alat tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan untuk pembelajaran. Kelebihan alat-alat tersebut adalah mudah dicari dimana saja karna alat-alat itu sangat banyak ada disekeliling kita, sedangkan kekuranganya itu sendiri tentunya didalam penggunaanya alat-alat tersebut membutuhkan biaya untuk membelinya.
Alat bantu pembelajaran yang dirasa tepat untuk memecahkan masalah tersebut, karena jika dianalisis teknik gerak tendangan depan yang menstimulasi peserta didik mengangkat lutut, dilanjutkan dengan menendangkan kaki kedepan dengan perkenaan ujung kaki, maka dengan dengan alat bantu pembelajaran dirasa menjadi media yang tepat untuk melatih rangkaian gerak tendangan depan pencak silat. Selain itu alat bantu ini dirasa menarik sehingga membuat peserta didik tidak merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran pencak silat, peserta didik akan termotivasi dan tertantang untuk melakukan tendangan, pengunaan alat bantu ini juga membantu peserta didik lebih banyak atau sering melakukan gerakan dan bermacam variasi alat bantu membuat siswa tidak merasa jenuh dan lebih aktif sehingga hasil belajar akan lebih optimal.
commit to user
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.10. kerangka berfikir ( Sumber. Peneliti ) Kondisi
Awal
Hasil belajar peserta didik pada materi tendangan depan
pencak silat kurang memuaskan dari 35 peserta
didik hanya ada 13 yang mencapai KKM sisanya 22
tidak lulus KKM
peserta didik kurang tertarik dan cepat bosan
dengan materi tendangan depan serta
kurangnya alat bantu pembelajaran yang
mendukung
Tindakan
Menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan alat bantu
pembelajaran
Siklus I dan Siklus II: guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar tendangan depan
melalui alat bantu pembelajaran
Kondisi Akhir
Melalui penggunaan alat bantu pembelajaran kotak kardus, manekin
gantung dan target sasaran dapat meningkatkan hasil belajar tendangan depan
sesuai dengan target yang ditetapkan
Hasil belajar tendangan depan pencak silat telah sesuai dengan target yang
ditetapkan, yaitu 80%.