• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEDAH KASUS PELAKSANAAN PROGRAM JKN DI RUMAH SAKIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BEDAH KASUS PELAKSANAAN PROGRAM JKN DI RUMAH SAKIT"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Elsa Novelia

Kepala Departemen Manajemen Anti Fraud Rujukan

1

Disampaikan pada Kongres XIV PERSI Tahun 2016

BEDAH KASUS PELAKSANAAN

PROGRAM JKN DI RUMAH SAKIT

(2)

OUTLINE

I. PENDAHULUAN

II. POTENSI KECURANGAN PELAYANAN

KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN III. KASUS

IV. PENUTUP

(3)

OUTLINE

I. PENDAHULUAN

II. POTENSI KECURANGAN PELAYANAN

KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN III. STUDI KASUS

IV. PENUTUP

(4)

Strategic Purchasing

“Improving health care performance”

Membayarkan manfaat dengan efektif

(5)

Input Proses Output Outcome Peran BPJS Kesehatan

dalam Sistem Pelayanan Kesehatan

Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat

Indonesia Pelayanan

Kesehatan Yang Berkualitas dan

Terjangkau

⁻ Pendidikan Tenaga Kesehatan

⁻ Ketersediaan Tenaga Kesehatan

⁻ Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

⁻ Regulasi terkait

standardisasi Nakes, Faskes, Pelayanan Kesehatan, Remunerasi Nakes, Obat

⁻ Pelayanan

⁻ Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

⁻ Monitoring Evaluasi Pelayanan

Kesehatan

Kemkes

Kemendiknas

Pemerintah Daerah

Organisasi Profesi

⁻ Faskes

⁻ Kemkes

⁻ Lembaga Pembiayaan

⁻ Lembaga Konsumen

BPJS KESEHATAN

membeli

5

Seluruh Stakeholder dan penduduk Indonesia

KENDALI MUTU KENDALI BIAYA

UU 36 tahun 2009, UU 24 tahun 2011

(6)

“Check-and-balance mechanism”

Adaptasi dari : Krit Pongpirul, Courtland Robinson, 2013

(7)

Surat Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor: B-200/10-

15/01/2016, tanggal 13 Januari 2016, tentang Penyampaian Laporan Hasil Pemantauan Sistem Jaminan

Kesehatan Nasional

Tantangan BPJS Kesehatan

KPK mencatat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian,

agar BPJS Kesehatan : 1. Meningkatkan Kompetensi

petugas di lapangan dalam mencegah dan mendeteksi fraud di fasilitas kesehatan 2. Mempercepat pembangunan

sistem aplikasi deteksi fraud pada layanan di fasilitas kesehatan.

PEMANTAUAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

(8)

UPAYA UNTUK PENCEGAHAN KECURANGAN

PROSPEKTIF CONCURRENT

KONTRAK KERJASAMA DENGAN RS

Verifikasi

Audit Klaim, Feedback, Utilization Review RETROSPEKTIF

Fasilitas Kesehatan

BPJS Kesehatan

Auditor Eksternal

(9)

9

PERMENKES NO. 36 Tahun 2015

(10)

DEFINISI

PERMENKES NO. 36/ 2015 Pasal 1

Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada Sistem Jaminan Sosial Nasional yang selanjutnya disebut Kecurangan JKN adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh peserta, petugas BPJS Kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan, serta penyedia obat dan alat

kesehatan untuk mendapatkan keuntungan finansial dari program jaminan kesehatan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui

perbuatan curang yang tidak sesuai dengan ketentuan.

10

(11)

DASAR HUKUM

Permenkes No 36 Tahun 2015, Pasal 2 Kecurangan JKN dapat dilakukan oleh:

a. peserta

b. petugas BPJS Kesehatan

c. pemberi pelayanan kesehatan; dan/atau

d. Penyedia obat dan alat kesehatan

(12)

JENIS FRAUD

PERMENKES NO. 36/ 2015 PASAL 5

1. UPCODING (Penulisan kode diagnosis yang berlebihan) : merupakan pengubahan kode diagnosis dan/atau prosedur menjadi kode yang memiliki tarif yang lebih tinggi dari yang seharusnya.

2. CLONING (Penjiplakan Klaim dari pasien lain) : Klaim yang dibuat dengan cara menyalin dari Klaim pasien lain yang sudah ada.

3. PHANTOM BILLING (Klaim palsu) : Klaim atas layanan yang tidak pernah diberikan.

4. INFLATED BILLS (Penggelembungan tagihan obat dan alkes) : Klaim atas biaya obat dan/atau alat kesehatan yang lebih besar dari biaya yang sebenarnya.

5. SERVICES UNBUNDLING OR FRAGMENTATION (Pemecahan episode pelayanan) : Klaim atas dua atau lebih diagnosis dan/atau prosedur yang seharusnya menjadi satu paket pelayanan dalam Episode yang sama atau menagihkan beberapa prosedur secara terpisah yang seharusnya dapat ditagihkan bersama dalam bentuk paket pelayanan, untuk mendapatkan nilai Klaim lebih besar pada satu Episode perawatan pasien.

12

(13)

JENIS FRAUD (2)

6. SELFS-REFERALS (Rujukan semu) : Klaim atas biaya pelayanan akibat rujukan ke dokter yang sama di fasilitas kesehatan lain kecuali dengan alasan fasilitas.

7. REPEAT BILLING (Tagihan berulang) : Klaim yang diulang pada kasus yang sama.

8. PROLONGED LENGTH OF STAY (Memperpanjang lama) : Klaim atas biaya pelayanan kesehatan yang lebih besar akibat perubahan lama hari perawatan inap.

9. TYPE OF ROOM CHARGE (Memanipulasi kelas perawatan) : Klaim atas biaya pelayanan kesehatan yang lebih besar dari biaya kelas perawatan yang sebenarnya.

10.CANCELLED SERVICES (Membatalkan tindakan yang wajib dilakukan) : Klaim atas diagnosis dan/atau tindakan yang tidak jadi dilaksanakan.

11.NO MEDICAL VALUE (Melakukan tindakan yang tidak perlu) : Klaim atas tindakan yang tidak berdasarkan kebutuhan atau indikasi medis.

13

PERMENKES NO. 36/ 2015

(14)

JENIS FRAUD (3)

12.STANDARD OF CARE (Penyimpangan terhadap standar pelayanan) : Klaim atas diagnosis dan/atau tindakan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan.

13.UNNECESSARY TREATMENT (Melakukan tindakan pengobatan yang tidak perlu) : Klaim atas tindakan yang tidak diperlukan.

14.Menambah panjang waktu penggunaan ventilator : Klaim yang lebih besar akibat penambahan lama penggunaan ventilator yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

15.PHANTOM VISIT (Tidak melakukan visitasi yang seharusnya) : Klaim atas kunjungan pasien palsu.

16.PHANTOM PROCEDURES (Tidak melakukan prosedur yang seharusnya) : Klaim atas tindakan yang tidak pernah dilakukan.

17.READMISI (Admisi yang berulang) : Klaim atas diagnosis dan/atau tindakan dari satu Episode yang dirawat atau diklaim lebih dari satu kali seolah-olah lebih dari satu Episode.

14

(15)

OUTLINE

I. PENDAHULUAN

II. POTENSI FRAUD PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN

III. STUDI KASUS

IV. PENUTUP

(16)

16

Jenis Kejadian Terindikasi Fraud pada FKRTL Tahun 2015 - 2016

Peiode sd Juli 2016 Peiode Tahun 2015

Sumber: Laporan Kejadian Terindikasi Fraud

Ket.:

1. Upcoding : 49,77%

2. Unbundling : 25,07%

3. Readmission : 6,03%

Ket.:

1. Upcoding : 30,83%

2. Unbundling : 21,53%

3. Readmission: 17,18%

(17)

17

DATA POTENSI FRAUD 5 TERBESAR TAHUN 2016

(18)

OUTLINE

I. PENDAHULUAN

II. POTENSI FRAUD PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN

III. STUDI KASUS

IV. PENUTUP

(19)

www.bpjs-kesehatan.go.id

19

APLIKASI DEFRADA, DETEKSI POTENSI FRAUD

(20)

Ada

penggantian tanggal dan bulan di

Resume Medis pasien

1. Phantom Billing

(21)

www.bpjs-kesehatan.go.id

21

1. Phantom Billing

CEK PESERTA

(22)

www.bpjs-kesehatan.go.id

22

1. Phantom Billing

CEK REKAM MEDIS

(23)

www.bpjs-kesehatan.go.id

23

2. Type of Room Charge

(24)

www.bpjs-kesehatan.go.id

24

3. Service Unbundling/Fragmentation

Tindakan Thermoplastic mask & tindakan simulasi area sebelum Radioterapi dilakukan pada hari yang berbeda dan ditagihkan sebagai 2 episode rawat jalan yang berbeda/terpisah walaupun tidak ada kode ICD 9-CM spesifik untuk kedua tindakan tersebut.

Terjadi peningkatan CBG-Prosedur Radioth/ 3X lipat sebanyak 1.470 kasus (bulan pembayaran Mei) di Klinik Utama Mata, dengan 99% diagnosa-nya merupakan diagnosa kode Z (kontrol-Z519) dengan penjelasan sbb:

Menurut Ketua Perhimpunan Onkologi Radioterapi Indonesia (PORI):

Tindakan thermoplastik mask dan tindakan simulasi area merupakan rangkaian tindakan radioterapi yang dapat dikerjakan dalam satu episode rawat jalan,

dimana masing-masing tindakan memerlukan waktu 15-30 menit sebelum

pelayanan radioterapi.

(25)

www.bpjs-kesehatan.go.id

25

4. Readmission

Pasien mendapatkan indikasi tindakan operasi usus buntu (tidak akut) dan dijadwalkan operasi tanggal 13 Januari 2016. Tanggal 12 Januari pasien sudah masuk ke ruang perawatan inap (RITL-I) dengan kadar gula darah 478 mg/dl

kemudian pasien dipulangkan terlebih dahulu. Tanggal 17 Januari 2016 pasien kembali masuk ruang perawatan untuk dilakukan operasi (RITL-II).

RS menagihkan klaim RITL pasien tsb dengan tindakan operasi usus buntu

sebanyak 2x .

(26)

www.bpjs-kesehatan.go.id

26

5. No Medical Value

Deteksi Inefisiensi via tools Defrada:

Pada Klinik Mata X, Bupel April 2016 :

1. terjadi peningkatan kasus RJTL Katarak sebanyak 348 Kasus dengan mayoritas diagnosa “senile cataract” (?)

2. Terjadi peningkatan kasus mata dengan prosedur lain-lain pada mata sebanyak 1.270 kasus dengan diagnosa kontrol Z961-presence of intraoculer lens (?) 3. Terdapat penggunaan CT Scan untuk

kasus senile cataract sejumlah 63 kasus (?)

Bupel Mei 2016:

1. Peningkatan kasus operasi katarak 2X lipat sejumlah 385 kasus katarak

dengan Dx/ mayoritas: Senile cataract 2. Peningkatan kasus prosedur lain-lain

3X lipat sejumlah 1.500 dengan mayoritas Dx/ Z098 (follow up after examination) & Z961(presecnce of IOL)  (?) ; dst.

(27)

www.bpjs-kesehatan.go.id

27

5. Up Coding

(28)

OUTLINE

I. PENDAHULUAN

II. POTENSI FRAUD PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN

III. STUDI KASUS

IV. PENUTUP

(29)
(30)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat mencapai target tersebut, tentunya Garudafood harus bekerja keras dalam membangun merek Leo, apalagi pasar makanan ringan terdiri dari beraneka ragam jenis, sehingga

Pada gambar 2.11 (a) adalah komponen-komponen yang akan digunakan untuk membaca data, yaitu dua TextField untuk membaca nama dan alamat, dua RadioButton untuk membaca

Diantara 14 genotipe jarak kepyar yang diamati, genotipe THAI-101,CIB-1, PON-2, dan PRO memiliki karakter morfologi kuantitatif pada batang dan daun, lebih baik daripada 10

umum adalah pemasukan bahan bakar dan udara (mesin bensin) atau udara saja (mesin diesel) ke dalam silinder dengan gerakan piston turun ke TMB (syaratnya saluran masuk

Kloning domba Dolly merupakan hasil kloning pertama yang telah berhasil dilakukan oleh Ian Wilmut pada tahun 1996. Domba Dolly merupakan domba hasil kloning yang

1) Orang tua dalam penelitian ini adalah informan memberikan fasilitas smartphone dan internet kepada anak dengan alasan agar anak tidak ketinggalan jaman.. dan

Berdasarkan Keputusan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 188.4/100/BPBD/2021 tentang Penetapan Kelulusan Seleksi

يميظنتلا لكيهلا ،ةيللاقتسلاا اهبلاطل ملاسلا دراوم ةسردملا اهتسرغ يتلا ةيوبرتلا ميقلا نم ةسردملا اهمظنت يتلا مهتايح ةرادإ يف اًيفاك اًءزج بلاطلا حنم متي ثيح