BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanasi (explanatory research), yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Metode yang digunakan adalah survey, yaitu suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data (Singarimbun dan Effendi, 2008).
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).
Populasi dalam penelitian ini yaitu, semua orang yang telah membeli sepatu kasual merek Fladeo di Matahari Departement Store Malang Town Square.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Jumlah sampel yang diambil oleh peneliti berjumlah 100 responden dikarenakan populasi konsumen yang membeli sepatu kasual Fladeo tidak bisa dipastikan. Pada setiap penelitian, ukuran sampel yang layak adalah antara 30 sampai dengan 500 (Sugiyono, 2017).
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel (sampling) adalah cara peneliti mengambil sampel atau contoh yang representatif dari populasi yang tersedia. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Indriantoro dan Supomo, 2011). Definisi operasional variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu citra merek dan harga. Definisi operasional variabel penelitian ini kemudian diuraikan yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi
Operasional Indikator Citra Merek
(X1)
Sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen
Merek mudah diingat
Keterkenalan produk
Merek terpercaya
Keunikan merek (Setyani, 2020) Harga
(X2)
Sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa
Keterjangkauan harga
Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Daya saing harga
Variabel Definisi
Operasional Indikator
Kesesuaian harga dengan manfaat (Setyani, 2020) Keputusan Pembelian
(Y)
Tindakan yang dilakukan konsumen dalam menentukan pembelian terhadap sepatu kasual Fladeo.
Kemantapan pada produk
Kecepatan membeli produk
Sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
(Lestari, 2020)
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Sumber primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara penyebaran kuesioner atau angket kepada konsumen yang pernah membeli dan menggunakan produk sepatu kasual Fladeo, dengan rentang usia 17-30 tahun, dalam hal ini responden hanya menjawab dengan cara memberi tanda centang pada alternatif jawaban yang disediakan. Kuesioner berisikan pernyataan mengenai keputusan pembelian, citra merek dan harga.
E. Teknik Pengukuran Data
Teknik penskalaan data dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010). Skala likert jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2 Skala Likert
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Ragu-ragu 3
Setuju 4
Sangat Setuju 5
Sumber: Sugiyono (2010) F. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid atau tidaknya suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid atau sahih apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010). Pengujian validitas menggunakan rumus korelasi product moment dengan rumus:
rxy = n. ∑ XY − (∑ X). (∑ Y)
√n. ∑ X2− (∑ X)2. √n. ∑ Y2− (∑ Y)2
Keterangan:
rxy = Koefesien korelasi product moment n = Jumlah sampel
x = Skor butir y = Skor total
Pengujian validitas dalam penelitian menggunakan nilai koefisien Corrected Item-Total Correlation [r-hitung], dengan kriteria apabila nilai koefisien Corrected Item-Total Correlation [r-hitung] > r-tabel, maka
dinyatakan valid, dan apabila Corrected Item-Total Correlation [r-hitung] < r- tabel, maka tidak valid dan harus dihilangkan.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen dapat dikatakan reliabel jika instrumen tersebut dapat dipakai dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama dengan hasil pengukuran yang relatif konstan (Arikunto, 2010). Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach, yaitu:
rii = ( k
k-1) (1-∑ σb2 σt2 ) Keterangan:
rii = Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir pertanyaan
∑ σb2 = Jumlah varian butir σt2 = Variasi total
Arikunto (2010) menjelaskan bahwa keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika nilai Cronbach Alpha > 0.60 maka reliabel.
2) Jika nilai Cronbach Alpha < 0.60, maka tidak reliabel.
G. Teknik Analisis Data 1. Rentang Skala
Rentang skala digunakan untuk mengetahui bagaimana deskripsi atau gambaran citra merek, harga, dan keputusan pembelian sepatu kasual Fladeo.
Rentang skala ditentukan dengan menggunakan rumus:
Rs=n(m-1)
m =100(5-1)
5 =80
Sumber: Umar (2008)
Keterangan:
Rs = Rentang skala
m = Jumlah alternative jawaban item n = Jumlah responden
Rentang skala yang diperoleh berdasarkan perhitungan di atas sebesar 80, dengan demikian skala penelitian setiap kreteria dapat dituangkan pada Tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3 Rentang Skala
No. Skor Citra Merek Harga Keputusan
Pembelian 1 100-179 Sangat jelek Sangat tidak terjangkau Sangat tidak yakin
2 180-259 Jelek Tidak terjangkau Tidak yakin
3 260-339 Cukup baik Cukup terjangkau Cukup yakin
4 340-419 Baik Terjangkau Yakin
5 420-500 Sangat baik Sangat terjangkau Sangat yakin
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari suatu model regresi. Uji asumsi klasik yang digunakan antara lain:
a. Uji Normalitas
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (Sujianto, 2009). Salah satu metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi masalah normalitas yaitu: uji Kolmogorov-Smirnov yang digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal, dengan kreteria:
1) Jika nilai sign. > 0,05, maka residual berdistrubusi normal 2) Jika nilai sign. < 0,05, maka tesidual tidak berdistrubusi normal b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas timbul akibat adanya kausal antara dua variabel bebas atau lebih atau adanya kenyataan bahwa dua variable penjelas atau lebih bersama-sama dipengaruhi oleh variabel ketiga yang berada diluar model, untuk mendeteksi adanya multikolinearitas. Sujianto (2009) menyatakan jika nilai tolerance lebih besar 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari uji
multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi telah terjadi korelasi pada periode t dengan periode sebelumnya (t-
1). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi, dan untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Watson (DW). Santoso (2012), menjelaskan dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1) 0 < DW < dL maka ditolak, karena tidak ada autokorelasi positif 2) dL < DW < dU maka tidak terdapat keputusan, artinya tidak terdapat
autokorelasi positif
3) 4-dL< DW < 4 maka ditolak, karena tidak ada autokorelasi negatif 4) 4-dU < DW <4-dL maka tidak terdapat keputusan, artinya tidak
terdapat autokorelasi negatif
5) dU < DW < 4–dU maka diterima, artinya tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.
Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistic Durbin-Watson, dengan bergantung pada banyaknya observasi dan banyaknya variabel independen yang digunakan dalam penelitian.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2011). Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap
variabel independen. Hasil probabilitas dikatakan signifikan jika nilai signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisi regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan diantara variabel-variabel. Regresi linier berganda bertujuan untuk menganalisis pengaruh citra merek (X1) dan harga (X2) terhadap keputusan pembelian (Y). Model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y=a+b1X1+b2X2+e Sumber: Sujianto (2009)
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi X1 = Citra Merek X2 = Harga
e = Standar error 4. Uji Hipotesis
a. Uji t (Uji Secara Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas (X1) dan (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y). Uji t digunakan untuk menguji hipotesis 1 dan 2 pada penelitian ini.
Kriteria yang digunakan sebagai berikut:
Ho = Citra Merek dan Harga tidak berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian
Ha = Citra Merek dan Harga berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian
Hipotesis diterima atau ditolak dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Nilai thitung dapat diperoleh dengan rumus:
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑏𝑖 𝑆𝑏𝑖
Keterangan:
bi = Koefisien dari variabel bebas (penaksir koefisien) ke i
Sbi = Simpangan baku dari variabel bebas ke i
Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi (α) = 0,05 ditentukan sebagai berikut:
a) Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti citra merek dan harga tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian.
b) Jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, citra merek dan harga berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian.
b. Uji Dominan
Uji paling berpengaruh ditentukan dengan menggunakan coefficients beta standardized, dimana masing-masing nilai coefficients
beta tersebut dibandingkan dan diambil yang terbesar, maka variabel yang
mempunyai coefficients beta standardized terbesar adalah variabel yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Misalnya nilai koefisien beta untuk X1 > X2, maka dikatakan bahwa variabel citra merek adalah variabel yang dominan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen (Ghozali, 2011).