Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36587/PP/M.XIV/99/2012
Jenis Pajak : Gugatan
Tahun Pajak 2005
Pokok Sengketa : bahwa Penggugat mengajukan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat Nomor:
KEP-1298/WPJ.24/2011 tanggal 09 Agustus 2011 tentang Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Nomor: 00537/107/05/621/10 tanggal 10 Agustus 2010 Masa Pajak Mei 2005;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Tergugat : bahwa Tergugat menerbitkan Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa penyerahan BKP dan/atau JKP Nomor 00537/107/05/621/10 Tanggal 10 Agustus 2010 Masa Pajak Mei 2005 diterbitkan berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Madiun Nomor berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak KPP Pratama Madiun Nomor:
LAP-397/WPJ.24/KP.0600/2010 tanggal 5 Agustus 2010, dengan perhitungan sebagai berikut:
No Uraian Jumlah Rupiah Menurut
Penggugat (Rp)
Tergugat (Rp)
1. Pajak harus dibayar/ditagih kembali 0 0
2. Telah dibayar 0 0
3. Kurang dibayar (1-2) 0 0
4. Sanksi Administrasi:
a. Denda Pasal 7 KUP b. Bunga Pasal 8 (2) KUP c. Bunga Pasal 8 (2a) KUP d. Bunga Pasal 9 (2a) KUP e. Bunga Pasal 14 (3) KUP f. Denda Pasal 14 (4) KUP g. Bunga Pasal 14 (5) KUP h. Jumlah sanksi administrasi (a+b+c+d+e+f+g)
0 0 0 0 0 18.620.566 0 18.620.566 5. Jumlah yang masih harus dibayar
(3+4.h)
0 18.620.566
bahwa atas STP tersebut, Penggugat mengajukan surat permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dengan surat nomor 05/stp.pjk/05/2010 tanggal 13 Oktober 2010 yang diterima KPP Pratama Madiun berdasarkan LPAD nomor:S- 5153/WPJ.24/KP/0603/2010 tanggal 15 Oktober 2010 dengan menyampaikan alasan kekhilafan/ketidaktahuan Penggugat;
bahwa atas permohonan Penggugat, telah diterbitkan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP- 1298/WPJ.24/2011 tanggal 09 Agustus 2011 dengan perincian sebagai berikut:
Uraian Semula
(Rp)
Dikurangkan/Dihapuskan (Rp)
Menjadi (Rp) Sanksi
Administrasi : - Kenaikan Pasal 14 (4) KUP
18.620.566,00 9.310.283,00 9.310.283,00
Jumlah Pajak Yang Masih Harus Dibayar
18.620.566,00 9.310.283,00 9.310.283,00
bahwa atas STP tersebut, Penggugat mengajukan surat permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dengan surat nomor 05/stp.pjk/05/2010 tanggal 13 Oktober 2010 yang diterima KPP Pratama Madiun berdasarkan LPAD nomor:S- 5153/WPJ.24/KP/0603/2010 tanggal 15 Oktober 2010 dengan menyampaikan alasan kekhilafan/ketidaktahuan Penggugat;
bahwa atas permohonan Penggugat, telah diterbitkan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP- 1298/WPJ.24/2011 tanggal 09 Agustus 2011 dengan perincian sebagai berikut:
Uraian Semula
(Rp)
Dikurangkan/Dihapuskan (Rp)
Menjadi (Rp) Sanksi
Administrasi : - Kenaikan Pasal 14 (4) KUP
18.620.566,00 9.310.283,00 9.310.283,00
Jumlah Pajak Yang Masih Harus Dibayar
18.620.566,00 9.310.283,00 9.310.283,00
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Terbanding : bahwa alasan Tergugat mengabulkan sebagian permohonan Penggugat diakui secara subjektif dengan alasan terdapat unsur kekhilafan Penggugat, atas kekhilafan tersebut dan untuk meningkatkan kepatuhan perpajakan pada masa yang akan datang terhadap Penggugat dapat diberikan pengurangan sanksi administrasi. Namun mengingat bahwa Penggugat adalah Wajib Pajak Badan yang seharusnya lebih mengetahui dan memahami tentang kewajiban dan ketentuan perpajakan yang berlaku, maka kepada Penggugat diberikan pengurangan sebesar Rp 9.310.283,00 dari sanksi administrasi yang dikenakan;
bahwa menurut Tergugat, mengenai besarnya pengurangan atau penghapusan sanksi STP adalah wewenang Tergugat sepenuhnya;
bahwa dasar kebijakan Tergugat dalam menentukan pengurangan 50% dari sanksi awal sesuai yang tertera pada LPK adalah sebagai berikut:
1. terhadap Penggugat sebelumnya sudah pernah dilakukan Pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB PPN, tetapi bagi Penggugat koreksi yang dilakukan Tergugat dari penyerahan tidak terutang PPN menjadi penyerahan terutang PPN adalah untuk pertama kali;
2. Penggugat terdaftar di KPP Pratama Madiun sejak tanggal 3 Pebruari 2004;
3. Penggugat belum pernah mengajukan permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi;
4. Penggugat tidak mempunyai hutang pajak;
bahwa dalam persidangan Tergugat mengakui bahwa penyerahan yang dilakukan Penggugat dibebaskan PPN namun Penggugat tidak mengajukan keberatan kepada Tergugat sehingga pokok pajaknya bukan materi gugatan yang dapat dibahas dalam persidangan dan dasar penerbitan Keputusan Tergugat adalah Pasal 36 ayat (1) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Penggugat : bahwa menurut Penggugat, Tergugat menetapkan pajak hanya berdasarkan asumsi dan pada saat closing conference Penggugat dianjurkan oleh Tergugat untuk menyetujui hasil Pemeriksaan, sedangkan untuk sanksinya dapat diajukan pengurangan/penghapusan;
bahwa karena ketidaktahuan Penggugat, penyerahan padi, jagung dan kedelai yang seharusnya dibebaskan PPN dikenakan PPN oleh Tergugat;
bahwa karena Penggugat sudah menyatakan setuju atas hasil Pemeriksaan dalam closing conference maka Penggugat tidak mengajukan keberatan, dan upaya yang ditempuh adalah mengajukan Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dengan surat Nomor: 05/stp.pjk/05/2010 tanggal 13 Oktober 2011;
bahwa Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dengan surat Nomor: 05/stp.pjk/05/2010 tanggal 13 Oktober 2011 tersebut telah dijawab Tergugat dengan Surat Keputusan Tergugat nomor KEP-1298/WPJ.24/2011 tanggal 09 Agustus 2011 dengan perincian sebagai berikut:
Uraian Semula
(Rp)
Dikurangkan/Dihapuskan (Rp)
Menjadi (Rp) Sanksi
Administrasi : - Kenaikan Pasal 14 (4) KUP
18.620.566,00 9.310.283,00 9.310.283,00
Jumlah Pajak Yang Masih Harus Dibayar
18.620.566,00 9.310.283,00 9.310.283,00
bahwa dalam pandangan Penggugat, seharusnya permohonan Penggugat dikabulkan seluruhnya yaitu:
Semula (Rp)
Dikurangkan/Dihapuskan (Rp)
Menjadi (Rp) Sanksi
Administrasi : - Kenaikan Pasal 14 (4) KUP
18.620.566,00 18.620.566,00 Nihil
Jumlah Pajak Yang Masih Harus Dibayar
18.620.566,00 18.620.566,00 Nihil
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Majelis bahwa dalam persidangan Tergugat mengakui bahwa penyerahan yang dilakukan Penggugat dibebaskan PPN namun Penggugat tidak mengajukan keberatan kepada Tergugat sehingga pokok pajaknya bukan materi gugatan yang dapat dibahas dalam persidangan dan dasar penerbitan Keputusan Tergugat;
bahwa menurut Tergugat mengenai besarnya pengurangan atau penghapusan sanksi STP adalah wewenang Tergugat sepenuhnya atas kuasa yang diberikan Pasal 36 ayat (1) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000;
bahwa alasan Tergugat mengabulkan sebagian permohonan Penggugat adalah terdapat unsur kekhilafan Penggugat, atas kekhilafan tersebut dan untuk meningkatkan kepatuhan perpajakan pada masa yang akan datang terhadap Penggugat dapat diberikan pengurangan sanksi administrasi, namun mengingat bahwa Penggugat adalah Wajib Pajak Badan yang seharusnya lebih mengetahui dan memahami tentang kewajiban dan ketentuan perpajakan yang berlaku, maka kepada Penggugat diberikan pengurangan sebesar Rp. 9.310.283,00 dari sanksi administrasi yang dikenakan;
bahwa menurut Penggugat, karena ketidaktahuan Penggugat, penyerahan padi, jagung dan kedelai yang seharusnya dibebaskan PPN dikenakan PPN oleh Tergugat dan Penggugat telah menyetujui pokok pajaknya pada saat closing conference sehingga tidak mengajukan banding;
bahwa Penggugat mengajukan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dengan surat Nomor: 05/stp.pjk/05/2010 tanggal 13 Oktober 2010 karena menurut Penggugat seharusnya sanksi administrasi dihapuskan seluruhnya dengan alasan bahwa pokok pajak terutang seharusnya tidak muncul apabila Tergugat mengetahui penyerahan padi, jagung dan kedelai dibebaskan dari pengenaan PPN;
bahwa Majelis berpendapat Surat Permohonan Gugatan Nomor: G-020/20.stp.pjk/2011, tanggal 07 September 2011 merupakan permohonan gugatan dengan berdasarkan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 yang berbunyi:
“Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap:
a. …;
b. …;
c. …;
d. Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 yang berkaitan dengan Surat Tagihan Pajak;
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan;”
bahwa Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 berbunyi:
Pasal 36 ayat (1)
“Direktur Jenderal Pajak dapat:
a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;
b. mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar;”
bahwa Majelis berpendapat kebijakan untuk menentukan besarnya pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi atas STP yang dikenakan kepada Penggugat adalah wewenang Tergugat sepenuhnya, namun Majelis dapat meninjau kembali penerbitan keputusan atas permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi atas STP yang dikenakan kepada Penggugat apabila terdapat kesalahan prosedur sebagaimana telah diatur dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang KUP dalam penerbitan Surat Tagihan Pajak ataupun Surat Keputusan Tergugat;
bahwa dalam gugatannya Penggugat hanya memohon kebijakan untuk dihapuskan atau dikurangkan sanksi administrasi berupa denda Pasal 14 (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang KUP yang dikenakan kepada Penggugat yang ditagih dengan Surat Tagihan Pajak PPN Masa Pajak Mei 2005 Nomor: 00537/107/05/621/10 tanggal 10 Agustus 2010;
bahwa berdasarkan penelitian dalam persidangan sebagaimana tersebut diatas Majelis berpendapat tidak ditemukan adanya sengketa atas prosedural penerbitan Surat Tagihan Pajak ataupun Surat Keputusan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi oleh Tergugat yang dapat disengketakan dan diajukan gugatan oleh Penggugat;
bahwa karenanya Majelis berpendapat sesuai dengan ketentuan Pasal 36 ayat (1) Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000, maka kebijakan untuk mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya adalah merupakan merupakan kewenangan Tergugat;
bahwa seterusnya Majelis berkesimpulan terdapat alasan yang cukup meyakinkan untuk menolak permohonan gugatan Penggugat terhadap Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP- 1298/WPJ.24/2011 tanggal 09 Agustus 2011;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang.undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;
Memutuskan : Menolak permohonan gugatan Penggugat atas sengketa pajak terhadap Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-1298/WPJ.24/2011 tanggal 09 Agustus 2011 tentang Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Nomor:
00537/107/05/621/10 tanggal 10 Agustus 2010 Masa Pajak Mei 2005, atas nama: CV .XXX