Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM BantenKantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM BantenKantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM BantenKantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM BantenKantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM BantenKantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM BantenKantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM BantenKantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM BantenKantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM BantenKantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM BantenKantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM BantenKantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM BantenKantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM BantenKantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM BANTEN
(DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI/ 013.06)
Laporan Keuangan Wilayah
Untuk Periode yang Berakhir Tanggal
31 Desember 2020
i
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Kementerian Hukum dan HAM RI yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Serang, 22 Februari 2020 Kepala Kantor Wilayah
Agus Toyib
NIP 196306171985031002
ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii
Daftar Isi ii
Pernyataan Tanggung Jawab iii iv Ringkasan 1
Ringkasan 1
I. Laporan Realisasi Anggaran 3 3
II. Neraca 4 4
III. Laporan Operasional 5
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6
V. Catatan atas Laporan Keuangan 7 5
A. Penjelasan Umum 7
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 19
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 26
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 40
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 46
F. Pengungkapan Penting Lainnya 50
VI. Lampiran dan Daftar
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM BANTEN
JL.KH SYAM’UN NO. 44D SERANG
TELEPON 0245. 223104, 0254 217029 FAXIMILE 0254 223104
iii
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Penggabungan Laporan Keuangan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) tingkat wilayah selaku UAPPA-W yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan Semester II Tahun Anggaran 2020 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami, sedangkan substansi Laporan Keuangan dari masing-masing Satuan Kerja merupakan tanggungjawab UAKPA.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi serta kinerja keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Serang, 22 Februari 2020 Kepala Kantor Wilayah
Agus Toyib
NIP 196306171985031002
1 +
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) Semester II Tahun 2020 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari 2020 sampai dengan 31 Desember 2020.
Realisasi Pendapatan Negara pada 31 Desember 2020 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp50.177.177,- atau mencapai 0 persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp0.
Realisasi Belanja Negara pada 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp 25.237.582.302,- atau mencapai 84 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp 29.949.330.000,-
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2020. Nilai Aset per 31 Desember 2020 dicatat dan disajikan sebesar Rp 42.630.384.031 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp 3.399.269.536; Aset Tetap (neto) sebesar Rp39.148.928.726; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp0; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp82.185.769,-
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp118.114.885,- dan Rp42.512.269.146. Jumlah kewajiban dan ekuitas Rp42.630.384.031,-
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,
surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional,
surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang
2
diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp44.668.219,-, sedangkan jumlah beban dari kegiatan operasional adalah sebesar Rp31.773.135.108,- sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai (Rp31.773.135.108); Surplus dari Kegiatan Non Operasional dan Defisit Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp63.519.924,- dan Rp0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar (Rp31.664.946.965)
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2020 adalah sebesar Rp45.716.062.250 ditambah Defisit-LO sebesar (Rp Rp(31.664.946.965) kemudian dikurang dengan koreksi-koreksi yang mengurangi ekuitas senilai (Rp1.509.024.489,-) dan Transaksi Antar Entitas senilai Rp29.970.178.350,- sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2020 adalah senilai Rp42.512.269.146.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan- pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.
Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk
Tahun 2020 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
- 3 -
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM BANTEN (013.06)LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2020 DAN 2019
(Dalam Rupiah)
31-Des-19
ANGGARAN REALISASI REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 - 50.177.177 0 142.137.694 JUMLAH PENDAPATAN - 50.177.177 0 142.137.694
BELANJA B.2.
Belanja Pegawai B.3 12.746.152.000 12.496.272.744 98 12.528.488.660 Belanja Barang B.4 15.705.434.000 12.085.822.558 77 11.411.174.726 Belanja Modal B.5 1.497.744.000 655.487.000 977.321.200 Belanja Bantuan Sosial B.6 - - 0 - JUMLAH BELANJA 29.949.330.000 25.237.582.302 84 24.916.984.586
% thd Angg CATATAN
URAIAN 31-Des-20
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
- 4 -
II. NERACA
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM BANTEN (013.06)NERACA
PER 31 DESEMBER 2020 dan 31 DESEMBER 2019
CATATAN 31-Des-20 31-Des-19
Kas Dibendahara Pengeluaran C1 - - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti RugiC2 -
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi -
Persediaan 3.399.269.536 4.357.733.556
Jumlah Aset Lancar 3.399.269.536 4.357.733.556
Tanah C.3 19.981.370.885 19.880.933.000
Peralatan dan Mesin C.4 33.655.858.387 32.645.671.956 Gedung dan Bangunan C.5 19.652.712.885 19.490.856.535 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.6 - - Aset Tetap Lainnya C.7 14.194.047 14.194.047 Kontruksi Dalam Pengerjaan 87.000.000 - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.8 (34.242.207.478) (30.564.197.689)
Jumlah Aset Tetap 39.148.928.726 41.467.457.849
PIUTANG JANGKA PANJANG
Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi C.9 - - Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti RugiC.10 - Jumlah Piutang Jangka Panjang - - ASET LAINNYA
Aset Tidak Berwujud C.9 1.056.641.493 1.049.475.355 Aset Lain-Lain C.10 1.907.292.429 817.001.060 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.11 (2.881.748.153) (1.787.301.377) Jumlah Aset Lainnya 82.185.769 79.175.038 JUMLAH ASET 42.630.384.031 45.904.366.443
Utang kepada Pihak Ketiga C.13 112.976.033 188.198.105 Pendapatan Dterima dimuka 5.138.852 - Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 118.114.885 188.198.105
118.114.885
188.198.105
Ekuitas C.14 45.512.269.146 45.163.473.553
JUMLAH EKUITAS 45.512.269.146 45.716.062.250 45.630.384.031
45.904.260.355 URAIAN
KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS ASET
ASET TETAP ASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS
(DalamRupiah) Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
- 5 -
III. LAPORAN OPERASIONAL
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM BANTEN (013.06) LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2020 DAN 31 DESEMBER 2019 (Dalam Rupiah)
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
CATATAN 31-Des-20 31-Des-19
Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 44.668.219 51.685.905 44.668.219
51.685.905
Beban Pegawai D.2 12.455.570.744 12.605.928.660
Beban Persediaan D.3 6.229.295.239 13.322.173.853
Beban Barang dan Jasa D.4 7.122.890.532 6.704.390.349
Beban Pemeliharaan D.5 2.229.988.996 1.931.878.989
Beban Perjalanan D.6 818.415.869 1.161.658.733
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 - -
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 2.916.973.728 3.536.767.381
Beban Penyisihan Piutang tak Tertagih D.9 - (68.975) 31.773.135.108
39.262.728.990 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (31.728.466.889) (39.211.043.085)
D.10 76.656.789
Surplus Pelepasan Aset Non lancar - 76.656.789 Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar - - Beban Pelepasan Aset Non Lancar - - Surplus/Defisit dari Kegiatan Non operasional lainnya 63.519.924 103.525.899 Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 1.995.372.756 287.452.601 Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 1.931.852.832 183.926.702 SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 63.519.924 180.182.688
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (31.664.946.965) (39.030.860.397)
D.12
Pendapatan PNBP - - Beban Perjalanan Dinas - - Beban Persediaan - - SURPLUS/DEFISIT LO (31.664.946.965) (39.030.860.397)
URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL
POS LUAR BIASA
KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN
- 6 -
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM BANTEN (013.06)LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2020 DAN 2019
(Dalam Rupiah)
URAIAN CATATAN 31-Dec-20 2019
EKUITAS AWAL E.1 46.716.062.250 46.234.769.106 SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (31.681.769.875) (39.030.860.397) PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN E.3 - - KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS (1.509.024.489) 531.667.984 PENYESUAIAN NILALI ASET - - DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR E.4 - - KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI
EKUITAS E - - KOREKSI NILAI PERSEDIAAN - - KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI - - KOREKSI ATAS BEBAN - - KOREKSI ATAS REKLASIFIKASI (7.764.250) (68.820.934) SELISIH REVALUASI ASET (1.794.667.000) 592.965.000 KOREKSI NILAI ASET NON REVALUASI 293.406.761 5.523.918 KOREKSI ATAS PENDAPATAN - - TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.5 29.970.178.350 37.980.485.557 KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS E.6 (3.320.616.014) (518.706.856) EKUITAS AKHIR E.7 42.495.446.236 45.716.062.250
- 7 -
A. PENJELASAN UMUMA.1. Profil dan Kebijakan Teknis Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten
Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis
Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. Nomor : 28 Tahun 2014 Tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi manusia R.I. , Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM. R.I. adalah Instansi Vertikal Kementerian Hukum dan HAM yang berkedudukan di Propinsi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Hukum dan HAM. R.I.
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) mempunyai tugas melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM.
R.I. dalam wilayah propinsi berdasarkan kebijakan Menteri Hukum dan HAM.
R.I. dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Banten (013.06) berkedudukan di Serang- Banten. Rencana strategis Direktorat Jenderal Imigrasi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten yaitu menjaga pintu gerbang negara Republik Indonesia serta pengawasan Keimigrasian, merupakan salah satu tanggung jawab dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui perumusan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis dibidang Keimigrasian. Penegakan hukum dan pelayanan bidang keimigrasian menjadi “core bussiness” dari tugas fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia bidang keimigrasian.
Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Semester I Tahun 2019 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Banten (013.06). Laporan Keuangan ini dihasilkan melaui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
- 8 -
dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
Laporan Keuangan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Banten (013.06) Tahun 2018 ini merupakan laporan konsolidasi dari seluruh jenjang struktural di bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Banten (013.06) yang meliputi wilayah serta satuan kerja yang bertanggung jawab atas anggaran yang diberikan.
Jumlah satuan kerja di lingkup Kantor Wilayah Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Banten (013.06) adalah 4 satuan kerja. Rincian satuan kerja tersebut tersaji sebagai berikut:
Rekapitulasi Jumlah Satker UAPPA-W
No Kode
Wil Satker
Jumlah Jenis Kewenangan Jumlah
Satker
KP KD DK TP
1 2900 Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Ham Banten
- 1 - - 1
2 2900 Kantor Imigrasi Klas I
Tangerang - 1 - - 1
3 2900 Kantor Imigrasi Klas I
Serang - 1 - - 1
4 2900 Kantor Imigrasi Klas II
Cilegon - 1 - - 1
Jumlah - 4 - - 4
Basis Akuntansi A.3. Basis Akuntansi
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
- 9 -
diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar Pengukuran
A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.
Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kebijakan Akuntansi
A.5. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2017 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06). Di samping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) adalah sebagai berikut:
- 10 -
Pendapatan- LRA
Pendapatan- LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Pendapatan-LO Pendapatan- LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
- 11 -
Beban Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset
Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.
Aset Lancar a. Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.
Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal
Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya
- 12 -
penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:
Kualitas Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d.
tanggal jatuh tempo 0.5%
Kurang Lancar
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan
10%
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan
50%
Macet
1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
100%
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.
AsetTetap b. Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
- 13 -
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000 (satu juta rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp25.000.000 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.
PiutangJangkaP anjang
Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.
- 14 -
TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah.
Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.
Penyusutan Aset Tetap
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah;
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
- 15 -
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa anfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Piutang Jangka Panjang
d. Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.
Aset Lainnya
e. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
- 16 -
Kewajiban f. Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas g. Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Implementa si Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pertama Kali
h. Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali
Mulai tahun 2016 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan.
Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan
- 17 -
akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pada tahun 2016 adalah merupakan implementasi yang pertama.
B. LIKUIDASI SATUAN KERJA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM BANTEN
Latar
Belakang B.1 LATAR BELAKANG LIKUIDASI
1. Menindaklanjuti Kebijakan Restrukturisasi Program dan Kegiatan Kementerian Hukum dan HAM;
2. Meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan serta penatausahaan Barang Milik Negara (BMN);
3. Meningkatkan koordinasi yang lebih efektiv dan Efisien antara Unit Eselon 1 dengan Unit Pelaksana Teknis dibawahnya.
Dasar Hukum
B.2 DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang
- 18 -
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 198/PMK.05/2012 tentang Pelaksanaan Likuiditas Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Pada Kementerian Negara/Lembaga;
8. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
9. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH-03.PR.01.04 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan Penganggaran, Pengelolaan Keuangan, Dan Barang Milik Negara Serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia;
10. Surat Kepala Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Nomor SEK.3.KU.05.03-33 tentang Proses Likuidasi Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
B.3 Daftar Satuan Kerja Yang Terlikuidasi
NAMA SATUAN KERJA
Kantor Imigrasi Tangerang 013.01 613523 013.06 613524
Kantor Imigrasi Serang 013.01 652282 013.06 652283
Kantor Imigrasi Cilegon 013.01 408937 013.06 408938
KODE SEMULA (2014)
KODE MENJADI (2015)
- 19 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Selama periode berjalan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai berikut:
ANGGARAN ANGGARAN
AWAL SETELAH REVISI
Pendapatan
Pendapatan Jasa - - Pendapatan Lain-lain - - Jumlah Pendapatan - - Belanja
Belanja Pegawai 12.177.698.000 12.746.152.000
Belanja Barang 15.731.934.000 15.705.434.000
Belanja Bantuan Sosial - -
Belanja Modal 1.471.244.000 1.497.744.000
Jumlah Belanja 29.380.876.000 29.949.330.000
31-Des-20 Uraian
Realisasi Pendapatan Rp50.177.177,-
B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp50.177.177,- atau mencapai 0 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp0. Pendapatan dilingkup Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) berasal dari Pendapatan dari Pengelolaan BMN, Pendapatan Jasa dan Pendapatan Lain-lain. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya dapat dilihat sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2020
Pendapatan dari Pemindahtanganan
BMN Lainnya -
- Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan - 15.842.871 Pendapatan dari Pemanfaatan BMN Lainnya - 33.964.200 Pendapatan bunga, pengelolaan
rekening perbankan dan pendapatan
penyelesaian ganti rugi negara - Penerimaan kembali belanja
pegawai TAYL 370.106
Jumlah - 50.177.177 Uraian
31-Des-19
Anggaran Realisasi
Pendapatan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) terdiri dari :
1. Pendapatan Dari Satuan Kerja Kantor Imigrasi klas II Cilegon berupa Pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan Rp 14.415.817,00.
2. Pendapatan dari Satuan Kerja Kantor Imigrasi Klas I Tangerang berupa :
- 20 -
Pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan sebesar Rp1.427.054, pendapatan dari pemanfaatan BMN Lainnya sebesar Rp 33.964.200, dan Penerimaan kembali belanja pegawai TAYL sebesar Rp 370.100,00.
Perbandingan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2020 dan 2019
Pendapatan dari Pemindahtanganan
BMN Lainnya 76.656.789 -
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung,
dan Bangunan 15.842.871 17.721.705 - Pendapatan dari Pemanfaatan BMN
Lainnya 33.964.200 33.964.200 - Pendapatan bunga, pengelolaan
rekening perbankan dan pendapatan penyelesaian ganti rugi negara
13.795.000
- Penerimaan kembali belanja
pegawai tahun anggaran yang lalu 214
Penerimaan Kembali Belanja Barang
Tahun Anggaran yang lalu 370.106
6.770.000
JUMLAH 50.177.177 148.907.908 33,70 Naik (Turun)
Uraian 31-Des-20 31-Des-19 %
Realisasi Belanja Negara
Rp25.237.582.302,-
B.2. Belanja
Realisasi Belanja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) 31 Desember 2020 adalah Rp25.237.582.302,- atau 84% dari anggaran belanja sebesar Rp29.949.330.000,-. Rincian anggaran dan realisasi belanja 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja 31 Desember 2020
Belanja Pegawai 12.746.152.000 12.496.272.744 98,04 Belanja Barang 15.705.434.000 12.085.822.558 76,95 Belanja Bantuan Sosial - - - Belanja Modal 1.497.744.000 655.487.000
Total Belanja Kotor - - - Pengembalian - - - Jumlah 29.949.330.000 25.237.582.302 44,00
Uraian
31-Des-20
Anggaran Realisasi % Real
Angg.
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
- 21 -
- 2.000.000.000 4.000.000.000 6.000.000.000 8.000.000.000 10.000.000.000 12.000.000.000 14.000.000.000
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Modal
Anggaran Belanja
Perbandingan Realisasi Belanja 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
URAIAN 31-Des-20 31-Des-19 NAIK
(TURUN) % Belanja Pegawai 12.496.272.744 12.528.488.660 (0,26) Belanja Barang 12.085.822.558 11.411.174.726 5,91
Belanja Bantuan Sosial - -
Belanja Modal 655.487.000 977.321.200 - Jumlah 25.237.582.302 24.916.984.586 1,29
Belanja Pegawai Rp12.496.272.744,-
B.3 Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten (013.06) pada 3i Desember 2020 meliputi: Belanja Gaji dan Tunjangan PNS; dan Belanja Lembur. Realisasi Belanja Pegawai 31 Desember 2020 dan 2019 adalah masing-masing sebesar Rp12.496.272.744 dan Rp12.528.488.660
Perbandingan Belanja Pegawai 31 Desember 2020 dan 2019
URAIAN REALISASI 31 DES
2020
REALISASI 31 DES 2019
NAIK (TURUN)
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 12.472.252.744 12.482.899.660 %
Belanja Gaji dan Tunjangan Non PNS Belanja Honorarium
Belanja Lembur 24.020.000 45.589.000 Belanja Vakasi
Jumlah Belanja Kotor 12.496.272.744 12.528.488.660
Pengembalian Belanja Pegawai (368.014) (368.014)
Jumlah Belanja 12.496.272.744 12.528.488.660
Belanja Barang Rp12.085.822.558
B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp12.085.822.558,- dan Rp11.411.174.726,-.
.
Perbandingan Belanja Barang 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019
- 22 -
URAIAN REALISASI TA 2020 REALISASI TA 2019 NAIK (TURUN) %
Belanja Barang Operasional 2.729.556.105 2.437.586.835
Belanja Barang Non Operasional 2.496.529.867 2.233.554.878
Belanja Jasa 1.916.874.632 2.029.978.093 Belanja Pemeliharaan 2.243.299.993 1.936.797.209 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 818.415.869 1.161.658.733
Belanja Barang untuk diserahkan kepada Masy. 0
Belanja Barang Persediaan 1.881.146.092 1.611.598.978
Jumlah Belanja Kotor 11.411.174.726
Pengembalian Belanja - - Jumlah Belanja 12.085.822.558 11.411.174.726
Belanja Modal Rp655.487.000
B.5 Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2020 dan 2019 adalah masing-masing sebesar Rp655.487.000,- dan Rp0,-. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2020 dan 2019
URAIAN 31-Des-20 31-Des-19 NAIK
(TURUN) %
Belanja Modal Tanah 0 0 0,00
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 568.487.000 758.677.100 0,00 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 87.000.000 218.644.100 0,00
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00
Belanja Modal Lainnya
Jumlah Belanja Kotor 655.487.000 977.321.200 0,00
Pengembalian 0,00
Jumlah Belanja 655.487.000 977.321.200 67,07
Belanja Modal Tanah Rp0,-
B.5.1 Belanja Modal Tanah
Realisasi Belanja Modal Tanah 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp0,-. Tidak terdapat Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019.
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Rp568.487.000,-
B.5.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp568.487.000,-.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal
- 23 -
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
URAIAN 31-Des 31-Des-19 NAIK (TURUN)
%
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 545.637.000 758.677.100 0,00
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Penanganan Pandemi 22.850.000
Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Peralatan dan Mesin 0 0 0,00
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 87.000.000 218.644.100
Belanja Modal Upah dan Honor Pengelola Peralatan dan Mesin 0 0 0,00
Jumlah Belanja Kotor 655.487.000 977.321.200 0,00
Pengembalian 0 0 0,00
Jumlah Belanja 655.487.000 977.321.200 0,00
Belanja Modal Gedung dan Bangunan Rp87.000.000,-
B.5.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp0,-.
URAIAN JENIS BELANJA 31-Des-20 30-Des-18 Naik
(Turun) %
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 87.000.000 37.000.000 0
Belanja Penambahan Nilai Gedung dan
Bangunan 0 181.644.100 0
Belanja Modal Pengurukan dan
Pematangan Tanah 0 0 0
Jumlah Belanja Kotor 87.000.000 218.644.100 0
Pengembalian Belanja Modal 0 0
Jumlah Belanja 87.000.000 218.644.100 0
Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp0,-
B.5.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp0,-. Tidak terdapat belanja modal Jalan, irigasi dan jaringan pada Tahun Anggaran 2019.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2020 dan 2019
URAIAN JENIS BELANJA 31-Des-20 31-Des-19 Naik
(Turun)
Belanja Penambahan Nilai Jaringan 0 0 0,00
Jumlah Belanja Kotor 0 0 0,00
Pengembalian Belanja Modal 0 0 0,00
Jumlah Belanja 0 0 0,00
Belanja Modal Lainnya Rp0,-
B.5.5 Belanja Modal Lainnya
- 24 -
Realisasi Belanja Modal Lainya 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp0,-. Tidak terdapat belanja Modal lainnya di Tahun Anggaran 2020
Rincian Belanja Modal Lainnya
Uraian Satker Nilai
Jumlah 0
Belanja Bantuan Sosial Rp0,,-
B.6 Belanja Bantuan Sosial
Realisasi Belanja Bantuan Sosial 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp0,-. Tidak terdapat realisasi Belanja Bantuan Sosial di Tahun Anggaran 2019.
`- 26 -
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA Kas di Bendahara
Pengeluaran Rp0,-
C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per
31 Desember 2020dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp0,- yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan berada di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggung-jawabkan atau belum disetorkan ke Rekening Kas Negara per tanggal neraca. Tidak terdapat saldo kas dibendahara pengeluaran pada tanggal pelaporan
Kas di Bendahara Penerimaan Rp0,-
C.2 Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal
31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019adalah sebesar masing-masing Rp0, dan Rp0. Kas di Bendahara Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di bank yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Tidak terdapat saldo kas dibendahara penerimaan pada tanggal pelaporan.
Kas Lainnya dan Setara Kas Rp0,-
C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal
31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp0,.
Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas pada bendahara
pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan
setara kas.
`- 27 -
Piutang BukanPajak Rp0,-
C.4 Piutang Bukan Pajak
Saldo Piutang Bukan Pajak per tanggal
31 Desember2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing adalah sebesar Rp0-, dan
Rp0,-. Piutang PNBP merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun belum diselesaikan pembayarannya.
Bagian Lancar Tagihan TP/TGR Rp0,-
C.5 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/
Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per tanggal 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0-, dan Rp0. Bagian Lancar TP/TGR merupakan TP/TGR yang belum diselesaikan pada tanggal pelaporan yang akan jatuh tempo dalam 12 (dua belas) bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Saldo Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang sebelumnya merupakan TGR dari satuan kerja Kantor Imigrasi Klas I Tangerang an. Saraswati yang belum terselesaikan disebabkan adanya selisih setoran pendapatan PNBP pada tahun 2012 sebesar Rp53.795.000,- sudah dibayarkan LUNAS. Surat keterangan pelunasan terlampir dalam Laporan Keuangan ini.
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Pendek
(Rp0,-)
C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih –Piutang Jangka Pendek