• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usia Jumlah Persentase (%) Tahun ,5% Valid Tahun 52 26% Tahun 15 7,5%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Usia Jumlah Persentase (%) Tahun ,5% Valid Tahun 52 26% Tahun 15 7,5%"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara membagikan link kuesioner online dalam bentuk google form kepada responden di media sosial Instagram dan Whatsapp menggunakan teknik purposive sampling. Proses pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti pada tanggal 14 – 30 Oktober 2021. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 200 responden. Setelah responden mengisi kuesioner yang diberikan dan semua kuesioner terjawab dengan lengkap dan memenuhi kriteria kemudian data diolah dan dianalisis dengan menggunakan SPSS.

Karakteristik Responden

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Skincare MS Glow, merupakan followers dari celebrity influencer Skincare MS Glow, berusia minimal 17 tahun. Karakteristik responden dikelompokan berdasarkan usia, gender, pendidikan, dan pekerjaan

Karakteristik Berdasarkan Usia

Tabel 5 Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase (%)

17-23 Tahun 133 66,5%

Valid 24-39 Tahun 52 26%

40-55 Tahun 15 7,5%

Total 200 100%

Sumber: data primer 2021

Tabel 5 di atas menunjukan kriteria usia yang dipakai yaitu usia 17 tahun merupakan batas minimal yang digunakan untuk mengukur kedewasaan seseorang.

Penulis yakin bahwa pada usia tersebut responden sudah sangat matang dan memiliki keseriusan dalam pengisian kuesioner, hal ini untuk menanggulangi pengisian kuesioner yang kurang tepat. Pengelompokan rentang usia yang digunakan didasarkan pada 3 generasi, dimulai dari generasi Z dengan usia minimal 17 tahun yang dipakai dalam penelitian ini yaitu 17-23 tahun sebanyak 133 orang dari 200 responden dengan persentase 66,5%, selanjutnya generasi milenial dengan rentang usia 24-39 tahun sebanyak 52 orang dengan persentase 26% pada generasi, dan generasi X dengan rentang usia 40-55 tahun sebanyak 15 orang (7,5%) dari 200 responden.

(2)

arakteristik Berdasarkan Gender

Tabel 6 Responden Berdasarkan Gender

Gender Jumlah Persentase (%)

Pria 74 37%

Valid Wanita 126 63%

Total 200 100%

Sumber: Data primer diolah 2021

Tabel 6 menunjukan bahwa responden dengan jenis kelamin pria sebanyak 74 orang atau 37% dari 200 responden yang mengisi kuesioner dan responden dengan jenis kelamin wanita sebanyak 126 orang atau 63%. Berdasarkan tabel karakteristik responden berdasarkan gender wanita lebih mendominasi dari pada pria. Hal ini disebabkan karena kesadaran untuk melakukan perawatan kulit wajah lebih banyak dilakukan oleh kaum wanita. Walaupun perawatan kulit wajah merupakan hal yang sangat penting bagi pria maupun wanita, namun banyak dari kaum pria yang tidak terlalu memperhatikan dan melakukan perawatan kulit wajah.

Karakteristik Berdasarkan Pendidikan

Tabel 7 Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SMA/SMK 84 42%

Akademi/Pergu

Valid ruan Tinggi 110 55%

SMP 6 3%

Total 200 100%

Sumber: Data primer diolah 2021

Tabel 7 di atas menunjukan bahwa responden dengan pendidikan SMA/SMK sebanyak 84 orang dari 200 dengan persentase 42%, responden dengan tingkat pendidikan Akademi/Perguruan Tinggi sebanyak 110 orang atau 55%, dan responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 6 orang atau 3%

dari 200 responden. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh data paling banyak pada tingkat pendidikan akademi/perguruan tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak pula orang-orang yang sadar akan pentingnya merawat kesehatan

(3)

kulit. Kemudian pada tingkat pendidikan SMA/SMK juga diperoleh data yang tinggi pula hanya selisih sedikit dengan responden pada tingkat pendidikan akademi/ perguruan tinggi. Hal ini karena pada tingkat pendidikan SMA/SMK membutuhkan perawatan kulit terutama wajah dilakukan untuk menghindari dari berbagai gangguan kesehatan pada wajah. Selanjutnya pada tingkat pendidikan hanya sampai SMP saja, dimana responden juga membutuhkan perawatan wajah untuk menjaga kesehatan kulit.

Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 8 Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Mahasiswa/i 80 40%

PNS 4 2%

Wiraswasta 37 18,5%

Karyawan Swasta 28 14%

Valid Perawat 8 4%

Ibu Rumah

Tangga 23 11,5%

Pelajar 20 10%

Total 200 100%

Sumber: Data primer diolah 2021

Tabel 8 di atas pada karakteristik responden yang berdasarkan pekerjaan responden yang masih berstatus sebagai mahasiswa/i menunjukan bahwa responden sebanyak 80 orang dari 200 responden atau 40% , perolehan jumlah tersebut merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan pekerjaan yang lain seperti sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 4 orang atau 2%, responden dengan pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 37 orang atau 18,5%, responden dengan pekerjaan sebagai karyawan swasta sebanyak 28% atau 14%, responden dengan pekerjaan sebagai seorang perawat sebanyak 8 atau 4%, responden dengan status ibu rumah tangga sebanyak 23 orang atau 11,5%, dan responden dengan status masih menjadi pelajar sebanyak 20 orang atau 10% dari 200 responden.

(4)

Statistik Deskriptif

Tabel 9 Statistik Deskriptif

No Variabel Pernyataan Rata - rata Kategori 1 Celebrity

Influencer (X1)

Skincare MS Glow menggunakan celebrity influencer dengan

penyampaian pesan yang merupakan fakta

terpercaya

3,44 Tinggi

2 Pengalaman yang dimiliki

celebrity influencer tampil dengan percaya diri dalam mempromosikan Skincare MS Glow menarik

perhatian saya

3,44 Tinggi

3 Saya merasa celebrity

influencer pada Skincare MS Glow sukses

membangun kehangatan dengan audiens sehingga lebih dapat dipercaya

3,41 Tinggi

4 Celebrity influencer

Skincare MS Glow

mempunyai daya tarik fisik yang menarik perhatian saya

3,57 Tinggi

5 Kesan yang berkharisma 3,31 Sedang

dimiliki oleh celebrity influencer dapat menunjukan bahwa Skincare MS Glow yang direkomendasikan berkualitas

Rata – rata 3,43 Tinggi

1 Peer Influencer (X2)

Saya sering bertanya kepada teman tentang pendapat mereka untuk membantu keputusan saya dalam membeli Skincare MS Glow

3,81 Tinggi

2 Saya cenderung memilih

produk yang teman saya setujui

3,74 Tinggi

(5)

3 Saya memiliki persamaan usia dengan teman dan memiliki selera yang sama terutama dalam memilih Skincare

3,78 Tinggi

Rata – rata

3,77 Tinggi 1 Keputusan

Pembelian

Saya membutuhkan skincare untuk merawat kesehatan kulit

3,37 Sedang

2 (Y) Saya aktif mencari informasi terkait produk skincare sesuai dengan kebutuhan

3,41 Tinggi

3 Saya membeli Skincare

MS Glow karena produk aman dan sudah BPOM

3,53 Tinggi

4 Saya lebih memilih

membeli Skincare MS Glow daripada Skincare lainya

3,41 Tinggi

5 Saya akan membeli

kembali Skincare MS Glow ketika Skincare saya habis

3,40 Tinggi

6 Saya cepat memutuskan

untuk membeli Skincare MS Glow

3,38 Sedang

7 Saya membeli Skincare

MS Glow atas kemauan 3,51

sendiri Tinggi

8 Saya meluangkan waktu

untuk membeli Skincare MS Glow karena produk memiliki keunggulan

3,50

Tinggi

9 Saya yakin membeli

produk Skincare MS Glow 3,48 Tinggi

Rata – rata 3,44 Tinggi

Sumber: Data primer diolah 2021

Tabel 9 menjelaskan bahwa rata-rata variabel celebrity influencer sebesar 3,43 yang artinya bahwa persepsi responden terhadap celebrity influencer adalah sangat tinggi. Maka dari itu, dapat diinterpretasikan bahwa celebrity influencer merupakan penerapan strategi promosi yang efektif dalam upaya pemanfaatan sosial media marketing sebagai strategi penjualan. Jika dilihat dari rata-rata indikator celebrity influencer, seluruh indikator berada diatas nilai rata-rata yaitu

(6)

celebrity influencer Skincare MS Glow mempunyai daya tarik fisik yang menarik perhatian sebesar 3,57, Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki celebrity influencer tampil dengan percaya diri dalam mempromosikan Skincare MS Glow menarik perhatian sebesar 3,44, Skincare MS Glow menggunakan celebrity influencer dengan penyampaian pesan yang merupakan fakta terpercaya sebesar 3,44. Kemudian indikator dengan hasil dibawah rata-rata yaitu celebrity influencer pada Skincare MS Glow sukses membangun kehangatan dengan audiens sehingga lebih dapat dipercaya 3,41, Kesan yang anggun dan berkharisma dimiliki oleh celebrity influencer dapat menunjukan bahwa Skincare MS Glow yang direkomendasikan berkualitas sebesar 3,31.

Variabel peer influencer memiliki rata-rata sebesar 3,77 yang artinya bahwa persepsi responden terhadap peer influencer adalah tinggi sehingga dapat diinterpretasikan bahwa seluruh responden dapat mengetahui indikator peer influencer dengan baik. Indikator berada diatas nilai rata-rata yaitu sumber informasi yang membantu dalam proses keputusan pembelian sebesar 3,81, mempunyai persamaan usia dan persamaan dalam hal minat dengan teman sebaya sebesar 3,78, dan indikator dibawah nilai rata – rata yaitu sumber bertukar pendapat dalam proses keputusan pembelian 3,74.

Keputusan pembelian memiliki nilai rata-rata sebesar 3,44 yang artinya bahwa persepsi responden terhadap keputusan pembelian Skincare MS Glow tinggi. Indikator dengan nilai diatas rata-rata yaitu konsumen melakukan evaluasi terhadap keterangan yang ditemukan dari bermacam produk sebagai pemuas kebutuhan seperti kualitas produk skincare yang aman dan sudah BPOM sebesar 3,53, konsumen membeli Skincare MS Glow atas kemauan sendiri sebesar 3,51, konsumen meluangkan waktu untuk membeli Skincare MS Glow karena produk memiliki keunggulan sebesar 3,50, konsumen yakin yakin membeli produk Skincare MS Glow sebesar 3,48. Kemudian indikator dengan nilai dibawah rata- rata yaitu konsumen membutuhkan membutuhkan skincare untuk merawat kesehatan kulit sebesar 3,37, konsumen cepat memutuskan untuk membeli Skincare MS Glow sebesar 3,38, konsumen akan membeli kembali Skincare MS Glow ketika Skincare saya habis 3,40. Konsumen aktif mencari informasi terkait produk skincare sesuai dengan kebutuhan sebesar 3,41, dan konsumen lebih memilih membeli Skincare MS Glow daripada Skincare lainya sebesar 3,41.

(7)

Uji Validitas

Setelah pengecekan kualitas data, dilakukan uji validitas dengan asumsi data dari hasil penelitian dikatakan valid apabila r hitung > r tabel dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%. Berikut merupakan hasil uji validitas data yang dikumpulkan dari 200 responden:

Tabel 10 Hasil Validitas

Variabel Item Pertanyaan R hitung R tabel Kesimpulan

Celebrity X1.1 0,603 0,138 Valid

Influencer X1.2 0,629 0,138 Valid

(X1) X1.3 0,637 0,138 Valid

X1.4 0,643 0,138 Valid

X1.5 0,609 0,138 Valid

Peer X2.1 0,882 0,138 Valid

Influencer X2.2 0,906 0,138 Valid

(X2) X2.3 0,863 0,138 Valid

Keputusan Y1 0,696 0,138 Valid

Pembelian Y2 0,599 0,138 Valid

(Y) Y3 0,723 0,138 Valid

Y4 0,703 0,138 Valid

Y5 0,621 0,138 Valid

Y6 0,639 0,138 Valid

Y7 0,667 0,138 Valid

Y8 0,700 0,138 Valid

Y9 0,778 0,138 Valid

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS

Berdasarkan Tabel 10 hasil uji validitas post-test diatas, dapat diketahui bahwa semua item pernyataan dalam kuesioner dapat dikatakan valid karena R hitung dari setiap variabel lebih besar dari R tabel (0,138). Artinya, bahwa butir pernyataan dalam kuesioner dapat mengukur variabel Celebrity Influencer (X1), Peer Influencer (X2), dan Keputusan Pembelian (Y) dengan tepat.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha instrumen dari masing-masing variabel yang diuji. Suatu variabel dikatakan

(8)

reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Berikut merupakan hasil uji validitas data yang dikumpulkan dari 200 responden:

Tabel 11 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Item

Pertanyaan

Cronbach’s Alpha

Batasan Kesimpulan

Celebrity Influencer (X1)

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5

0,607 0,6 Reliabel

Peer Influencer (X2)

X2.1 X2.2 X2.3

0,860 0,6 Reliabel

Keputusan Pembelian (Y)

Y1 Y2 Y3

0,856 0,6 Reliabel

Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel 11 Uji Reliabilitas diatas dapat diketahui bahwa semua instrumen variabel Celebrity Influencer (X1), Peer Influencer (X2), dan Keputusan Pembelian (Y) lolos uji reliabilitas karena cronbach alpha diperoleh hasil yang menunjukkan reliabilitas alpha masing-masing variabel lebih besar dari 0,6.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi memiliki residual distribusi normal atau tidak. Salah satu cara untuk mengetahui kenormalan distribusi data adalah dengan teknik Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Kriterianya dapat dinyatakan normal jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05

(9)

pada taraf signifikansi alpha 5%. Hasil uji normalitas disajikan berikut ini : Tabel 12 Hasil Uji Normalitas

Unstandardiz ed Residual N

Mean Normal Parametersa,b Std.

Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive

Negative Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

200 0E-7 6.56568036 .048 .047 -.048 .681 .742 Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa hasil kolmogorov smirnnov hitung sebesar 0,681 dengan probabilitas 0,742. Karena probabilitas 0,742 lebih besar dari 0,05 maka data dari instrumen penelitian adalah normal.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna antar variabel bebas. Untuk mendeteksinya yaitu dengan cara menganalisis nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Apabila nilai tolerance diatas 0,1 dan VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolinearitas disajikan berikut ini:

Tabel 13 Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Celebrity Influencer 0,951 1,051 Tidak terjadi multikolinearitas Peer Influencer 0,951 1,051 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai tolerance celebrity influencer adalah 0,951 dan VIF 1,051, peer influencer mempunyai nilai tolerance 0,951 dan VIF 1,051. Semua nilai tolerance > 0,1 dan semua nilai VIF < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk memastikan apakah terdapat ketidaksamaan antar variabel bebas (variabel X). Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

(10)

Tabel 14 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Signifikansi Keterangan

Celebrity Influencer 0,992 Tidak terjadi heteroskedastisitas Peer Influencer 0,367 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Data primer diolah dengan SPSS

Dari tabel 14 nilai signifikansi di atas, variabel celebrity influencer (X1) dan peer influencer (X2) menunjukan nilai diatas 0,05. Celebrity influencer 0,992, peer influencer 0,367. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas antar variabel bebas.

Uji Regresi Berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan analisis regresi linier berganda. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh celebrity influencer (X1) dan peer influencer (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 15 Hasil Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardize

d Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Beta

(Constant) 20.071 7.630 .000

1 Celebrity Influencer .416 .217 3.096 .002

Peer Influencer .333 .147 2.102 .037

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber: data primer diolah di SPSS

Dari tabel 15 diperoleh persamaan regresi berikut : Y = a + b1.X1 + b2.X2

= 20,071 + 0,217 + 0,147 Keterangan :

Y : Keputusan Pembelian

a : Konstanta sebesar 20,071 merupakan keadaan saat variabel keputusan pembelian belum dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel celebrity influencer (X1) dan variabel peer influencer (X2). Jika variabel independen tidak ada maka variabel keputusan pembelian tidak mengalami perubahan.

b1 : Nilai koefisien X1 sebesar 0,217. Menunjukan celebrity influencer (X1)

(11)

dapat memprediksi keputusan pembelian (Y) secara positif. Artinya, setiap kenaikan 1 persepsi responden terhadap celebrity influencer, peluang keputusan pembelian naik sebesar 0,416.

b2 : Nilai koefisien X2 sebesar 0,147. Menunjukan peer influencer (X2) dapat memprediksi keputusan pembelian (Y) secara positif. Artinya, setiap kenaikan 1 persepsi responden terhadap peer influencer, peluang keputusan pembelian naik sebesar 0,333.

Persamaan regresi berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Variabel independent Celebrity Influencer (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,002.

b. Variabel independent Peer Influencer (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,037.

Uji Hipotesis Uji T

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam mempengaruhi variabel dependen.

Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hasil uji hipotesis t dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 16 Hasil Uji T

Variabel T tabel T hitung Signifikansi Keterangan Celebrity

Influencer Peer Influencer

1,973 1,973

3,618 2,795

0,000 0,006

Positif dan signifikan Positif dan signifikan Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel 16 menunjukan bahwa nilai signifikansi celebrity influencer terhadap keputusan pembelian adalah 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung > t tabel sebesar 3,618 > 1,973. Berdasarkan hasil tersebut maka H1 yang menyatakan celebrity influencer berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dinyatakan diterima. Sementara H2 yang menyatakan peer influencer berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dinyatakan

(12)

diterima, karena signifikansi peer influencer terhadap keputusan pembelian adalah 0,006 < 0,05 dan nilai t hitung > t tabel sebesar 2,795 > 1,973.

Uji F

Terkait dengan pengujian kelayakan model atau uji f digunakan untuk menguraikan variabel terikat dapat dibuktikan dengan data empiris.Uji F dilakukan secara bersama-sama untuk memastikan hipotesis awal pengaruh variabel celebrity influencer (X1), peer influencer (X2), variabel terikat. Hasil uji hipotesis f dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17 Hasil Uji F

Variabel F tabel F hitung Signifikansi Keterangan Celebrity

Influencer Peer Influencer

3,04 3,04

8,868 8,868

0,000 0,000

Positif dan signifikan Positif dan signifikan Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel 17 menunjukan bahwa nilai signifikansi untuk variabel celebrity influencer (X1) dan peer influencer (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan f hitung sebesar 8,868 > f tabel 3,04. Hal tersebut membuktikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh celebrity influencer (X1) dan peer influencer (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) secara signifikan.

Uji Chi Square

Uji Chi Square dalam penelitian ini digunakan dengan pendekatan uji homogenitas, yang dipakai untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Celebrity Influencer (X1) dan Peer Influencer(X2) antar kategori karakteristik responden yang meliputi usia dan gender.

Dari Uji Chi Square dengan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Celebrity Influencer (X1) Ditinjau dari Usia

Dari hasil analisis dengan menggunakan bantuan komputer program spss mengetahui celebrity influencer (X1) berdasarkan karakteristik usia diperoleh uji chi square sebagai berikut.

(13)

Tabel 18 Hasil Chi Square Berdasarkan Usia

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Pearson Chi-

Square 8.133a 2 .017

Likelihood Ratio 8.342 2 .015

N of Valid Cases 200

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .37.

Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Melalui analisis Chi square, diperoleh hasil nilai Pearson Chi square sebesar 8,133 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017, karena tingkat signifikansi yang diperoleh kurang dari a= 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Celebrity Influencer (X1) antar kategori karakteristik usia responden.

2. Celebrity Influencer (X1) Ditinjau dari Gender

Dari hasil analisis dengan bantuan komputer program SPSS mengetahui celebrity influencer (X1) berdasarkan karakteristik gender yang terbagi menjadi 2 (dua) kategori meliputi kategori pria dan wanita diperoleh hasil uji chi square sebagai berikut.

Tabel 19 Hasil Chi Square Berdasarkan Gender

Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Pearson Chi-Square 1.716a 1 .190

Continuity

Correctionb 1.351 1 .245

Likelihood Ratio 1.713 1 .191

Fisher's Exact Test .238 .123

N of Valid Cases 200

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 32.56.

b. Computed only for a 2x2 table Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Dari analisis Chi square diatas, diperoleh hasil nilai Pearson Chi square sebesar 1,716 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,190, karena tingkat

(14)

signifikansi yang diperoleh lebih besar dari a= 0,05 maka H0 diterima. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel celebrity influencer (X1) antar kategori karakteristik responden gender.

3. Peer Influencer (X2) Ditinjau dari Usia

Dari hasil analisis dengan menggunakan bantuan komputer program spss mengetahui peer influencer (X2) berdasarkan karakteristik usia diperoleh uji chi square sebagai berikut.

Tabel 20 Hasil Chi Square Berdasarkan Usia Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 5.313a 2 .070

Likelihood Ratio 5.733 2 .057

Linear-by-Linear

Association 3.039 1 .081

N of Valid Cases 200

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .49.

Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Dari analisis Chi square diatas, diperoleh hasil nilai Pearson Chi square sebesar 5.313 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,070, karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari a= 0,05 maka H0 diterima. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel peer influencer (X2) antar kategori karakteristik responden usia.

4. Peer Influencer (X2) Ditinjau dari Gender

Berdasarkan analisis dengan bantuan komputer program SPSS mengetahui peer influencer (X2) berdasarkan karakteristik gender meliputi kategori pria dan wanita diperoleh hasil uji chi square sebagai berikut.

Tabel 21 Hasil Chi Square Berdasarkan Gender

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Pearson Chi-Square

Continuity Correctionb

6.904a 6.139

1 1

.009 .013

(15)

Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

6.862

6.869 200

1

1

.009

.009

.011 .007

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29.23.

b. Computed only for a 2x2 table Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Melalui analisis Chi square, diperoleh hasil nilai Pearson Chi square sebesar 6,904 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,009, karena tingkat signifikansi yang diperoleh kurang dari a= 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh peer influencer (X2) antar kategori karakteristik gender responden

Pembahasan

Pengaruh celebrity influencer terhadap keputusan pembelian

Hasil hipotesis pertama pada penelitian ini menunjukan bahwa celebrity influencer berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikansi 0,002 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa konsep celebrity influencer yang diterapkan pada Skincare MS Glow berjalan dengan baik. Celebrity influencer memiliki peran penting dalam penerapan strategi promosi yang dapat menimbulkan keputusan pembelian dalam upaya pemanfaatan sosial media marketing sebagai strategi penjualan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti dan Wahyuati (2016), dan Zukhrufani dan Zakiy (2019).

Berdasarkan pada pengujian Chi square dari variabel celebrity influencer (X1) antar kategori karakteristik responden yang meliputi usia dan gender diperoleh hasil uji Chi square sebagai berikut. Hasil uji chi square variabel celebrity influencer (X1) antar kategori usia menunjukan adanya pengaruh signifikan dari celebrity influencer (X1) antar kategori usia responden, dengan nilai Pearson Chi square sebesar 8,133 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017

< 0,05 karena tingkat signifikansi yang diperoleh kurang dari a= 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh celebrity influencer (X1) antar kategori karakteristik usia responden. Sedangkan pada variabel celebrity

(16)

influencer (X1) antar kategori gender tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari celebrity influencer (X2) antar kategori gender dengan perolehan nilai Pearson Chi square sebesar 1,716 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,190 > 0,05, karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari a= 0,05 maka H0 diterima.

Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel celebrity influencer (X1) antar kategori karakteristik responden gender.

Mayoritas responden berjenis kelamin wanita sebanyak 126 orang dari 200 responden atau 63% lebih mendominasi dari pada pria dalam melakukan keputusan pembelian perawatan kulit wajah .Hal ini disebabkan karena sampel pada penelitian ini didominasi oleh kaum wanita. Sikap konsumen terhadap celebrity influencer Skincare MS Glow berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Melalui celebrity influencer yang memiliki daya tarik fisik menarik cenderung memberikan dampak persuasi bagi orang yang melihatnya. Konsumen cenderung membentuk stereotypes atau meniru bintang iklan dengan daya pikat fisik tersebut (skor rata – rata 3,57). Berdasarkan hal diatas dapat dijelaskan bahwa celebrity influencer dapat berkorelasi positif terhadap keputusan pembelian.

Pengaruh Teman Sebaya (peer influencer) terhadap keputusan pembelian Variabel peer influencer berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikansi 0,037 < 0,05. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2017), dan Rosidi (2020) terdapat kontribusi yang positif dari teman sebaya terhadap keputusan pembelian.Variabel teman sebaya dapat menambah keyakinan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, dibuktikan dengan indikator peer influencer sebagai sumber informasi yang membantu dalam proses keputusan pembelian sebesar 3,81. Karena faktor kedekatan, konsumen bisa berdiskusi dengan teman sebaya sebelum konsumen memutuskan untuk membeli produk. Responden yang dikelompokan berdasarkan tingkat pendidikan akademi/perguruan tinggi sebanyak 55% dengan rentang usia 17-23 tahun dengan persentase 66,5% merasa bahwa persamaan usia dengan teman sebaya akan menimbulkan persamaan dalam hal minat dengan nilai rata – rata indikator 3,78. Tingkat persamaan usia dan keakraban yang dimiliki oleh teman sebaya akan menimbulkan kesamaan dalam berbagai hal yang dilakukan.

(17)

Dilihat dari pengujian Chi square dari variabel peer influencer (X2) antar kategori karakteristik responden yang meliputi usia dan gender diperoleh hasil uji Chi square sebagai berikut. Hasil uji chi square variabel peer influencer (X2) antar kategori usia menunjukan tidak adanya pengaruh signifikan dari peer influencer (X2) antar kategori usia responden, dengan nilai Pearson Chi square sebesar 5,313 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,070 > 0,05, karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari a= 0,05 maka H0 diterima. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel peer influencer (X2) antar kategori karakteristik responden usia. Sedangkan pada peer influencer (X2) antar kategori gender dengan hasil nilai Pearson Chi square sebesar 6,904 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,009 < 0,05 karena tingkat signifikansi yang diperoleh kurang dari a= 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh peer influencer (X2) antar kategori karakteristik gender responden.

Banyak orang lebih percaya pada teman dari pada seorang sales yang meskipun lebih memiliki pengetahuan tentang produk, tetapi orang ragu untuk membeli karena belum ada kepercayaan terhadapnya (Fauzan 2017). Melalui peer influencer menunjukan peranan penting dalam penerapan strategi promosi yang dapat menimbulkan keputusan pembelian Skincare MS Glow dengan persepsi konsumen yang cenderung memilih produk dengan persetujuan teman mempunyai nilai rata – rata statistik deskriptif sebesar 3,74. Berdasarkan hal diatas, dapat dijelaskan bahwa peer influencer dapat berkorelasi positif terhadap keputusan pembeli

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tabulasi silang antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan perawatan pemakai gigi tiruan lepasan menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan Akademi/PT

Besar kecilnya persaingan antara gulma dan tanaman pokok di dalam memperebutkan air, hara dan cahaya atau tinggi rendahnya hambatan terhadap pertumbuhan atau hasil tanaman pokok

e) Penyediaan alat / media edukasi yang dapat mendukung kesadaran, pengetahuan tentang manfaat pentingnya ASI Ekslusif bagi bayi, ibu dan keluarga bagi Ibu-Ibu di RT 16

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang peneliti maksud dalam skripsi ini adalah suatu penelitian untuk mengetahui gambaran tentang

Kita akan dibayar perklik iklan untuk member standard $0.001-0.01 menampilkan lebih dari 10-16 iklan perhari (tergantung dari keaktifan kita membuka program ClixSense, karena

Maksud dan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk; 1) Mengetahui sistem keuangan yang berjalan pada Apotek Pharm 24. 2) Melakukan pengolahan akuntansi pada Apotek Pharm 24

Dari hasil survey tersebut diketahui bahwa rata-rata produktivitas tanaman karet tua yang dimiliki pekebun yang belum meremajakan dengan rata-rata umur tanaman 28,46 tahun

Setelah dokumen – dokumen tersebut lengkap mulai mendaftarkan tanahnya ke Kantor Pertanahan, setelah didaftarkan mulai proses pengukuran tanah kemudian pembayaran BPHTB