HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara membagikan link kuesioner online dalam bentuk google form kepada responden di media sosial Instagram dan Whatsapp menggunakan teknik purposive sampling. Proses pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti pada tanggal 14 – 30 Oktober 2021. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 200 responden. Setelah responden mengisi kuesioner yang diberikan dan semua kuesioner terjawab dengan lengkap dan memenuhi kriteria kemudian data diolah dan dianalisis dengan menggunakan SPSS.
Karakteristik Responden
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Skincare MS Glow, merupakan followers dari celebrity influencer Skincare MS Glow, berusia minimal 17 tahun. Karakteristik responden dikelompokan berdasarkan usia, gender, pendidikan, dan pekerjaan
Karakteristik Berdasarkan Usia
Tabel 5 Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase (%)
17-23 Tahun 133 66,5%
Valid 24-39 Tahun 52 26%
40-55 Tahun 15 7,5%
Total 200 100%
Sumber: data primer 2021
Tabel 5 di atas menunjukan kriteria usia yang dipakai yaitu usia 17 tahun merupakan batas minimal yang digunakan untuk mengukur kedewasaan seseorang.
Penulis yakin bahwa pada usia tersebut responden sudah sangat matang dan memiliki keseriusan dalam pengisian kuesioner, hal ini untuk menanggulangi pengisian kuesioner yang kurang tepat. Pengelompokan rentang usia yang digunakan didasarkan pada 3 generasi, dimulai dari generasi Z dengan usia minimal 17 tahun yang dipakai dalam penelitian ini yaitu 17-23 tahun sebanyak 133 orang dari 200 responden dengan persentase 66,5%, selanjutnya generasi milenial dengan rentang usia 24-39 tahun sebanyak 52 orang dengan persentase 26% pada generasi, dan generasi X dengan rentang usia 40-55 tahun sebanyak 15 orang (7,5%) dari 200 responden.
arakteristik Berdasarkan Gender
Tabel 6 Responden Berdasarkan Gender
Gender Jumlah Persentase (%)
Pria 74 37%
Valid Wanita 126 63%
Total 200 100%
Sumber: Data primer diolah 2021
Tabel 6 menunjukan bahwa responden dengan jenis kelamin pria sebanyak 74 orang atau 37% dari 200 responden yang mengisi kuesioner dan responden dengan jenis kelamin wanita sebanyak 126 orang atau 63%. Berdasarkan tabel karakteristik responden berdasarkan gender wanita lebih mendominasi dari pada pria. Hal ini disebabkan karena kesadaran untuk melakukan perawatan kulit wajah lebih banyak dilakukan oleh kaum wanita. Walaupun perawatan kulit wajah merupakan hal yang sangat penting bagi pria maupun wanita, namun banyak dari kaum pria yang tidak terlalu memperhatikan dan melakukan perawatan kulit wajah.
Karakteristik Berdasarkan Pendidikan
Tabel 7 Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SMA/SMK 84 42%
Akademi/Pergu
Valid ruan Tinggi 110 55%
SMP 6 3%
Total 200 100%
Sumber: Data primer diolah 2021
Tabel 7 di atas menunjukan bahwa responden dengan pendidikan SMA/SMK sebanyak 84 orang dari 200 dengan persentase 42%, responden dengan tingkat pendidikan Akademi/Perguruan Tinggi sebanyak 110 orang atau 55%, dan responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 6 orang atau 3%
dari 200 responden. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh data paling banyak pada tingkat pendidikan akademi/perguruan tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak pula orang-orang yang sadar akan pentingnya merawat kesehatan
kulit. Kemudian pada tingkat pendidikan SMA/SMK juga diperoleh data yang tinggi pula hanya selisih sedikit dengan responden pada tingkat pendidikan akademi/ perguruan tinggi. Hal ini karena pada tingkat pendidikan SMA/SMK membutuhkan perawatan kulit terutama wajah dilakukan untuk menghindari dari berbagai gangguan kesehatan pada wajah. Selanjutnya pada tingkat pendidikan hanya sampai SMP saja, dimana responden juga membutuhkan perawatan wajah untuk menjaga kesehatan kulit.
Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 8 Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Mahasiswa/i 80 40%
PNS 4 2%
Wiraswasta 37 18,5%
Karyawan Swasta 28 14%
Valid Perawat 8 4%
Ibu Rumah
Tangga 23 11,5%
Pelajar 20 10%
Total 200 100%
Sumber: Data primer diolah 2021
Tabel 8 di atas pada karakteristik responden yang berdasarkan pekerjaan responden yang masih berstatus sebagai mahasiswa/i menunjukan bahwa responden sebanyak 80 orang dari 200 responden atau 40% , perolehan jumlah tersebut merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan pekerjaan yang lain seperti sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 4 orang atau 2%, responden dengan pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 37 orang atau 18,5%, responden dengan pekerjaan sebagai karyawan swasta sebanyak 28% atau 14%, responden dengan pekerjaan sebagai seorang perawat sebanyak 8 atau 4%, responden dengan status ibu rumah tangga sebanyak 23 orang atau 11,5%, dan responden dengan status masih menjadi pelajar sebanyak 20 orang atau 10% dari 200 responden.
Statistik Deskriptif
Tabel 9 Statistik Deskriptif
No Variabel Pernyataan Rata - rata Kategori 1 Celebrity
Influencer (X1)
Skincare MS Glow menggunakan celebrity influencer dengan
penyampaian pesan yang merupakan fakta
terpercaya
3,44 Tinggi
2 Pengalaman yang dimiliki
celebrity influencer tampil dengan percaya diri dalam mempromosikan Skincare MS Glow menarik
perhatian saya
3,44 Tinggi
3 Saya merasa celebrity
influencer pada Skincare MS Glow sukses
membangun kehangatan dengan audiens sehingga lebih dapat dipercaya
3,41 Tinggi
4 Celebrity influencer
Skincare MS Glow
mempunyai daya tarik fisik yang menarik perhatian saya
3,57 Tinggi
5 Kesan yang berkharisma 3,31 Sedang
dimiliki oleh celebrity influencer dapat menunjukan bahwa Skincare MS Glow yang direkomendasikan berkualitas
Rata – rata 3,43 Tinggi
1 Peer Influencer (X2)
Saya sering bertanya kepada teman tentang pendapat mereka untuk membantu keputusan saya dalam membeli Skincare MS Glow
3,81 Tinggi
2 Saya cenderung memilih
produk yang teman saya setujui
3,74 Tinggi
3 Saya memiliki persamaan usia dengan teman dan memiliki selera yang sama terutama dalam memilih Skincare
3,78 Tinggi
Rata – rata
3,77 Tinggi 1 Keputusan
Pembelian
Saya membutuhkan skincare untuk merawat kesehatan kulit
3,37 Sedang
2 (Y) Saya aktif mencari informasi terkait produk skincare sesuai dengan kebutuhan
3,41 Tinggi
3 Saya membeli Skincare
MS Glow karena produk aman dan sudah BPOM
3,53 Tinggi
4 Saya lebih memilih
membeli Skincare MS Glow daripada Skincare lainya
3,41 Tinggi
5 Saya akan membeli
kembali Skincare MS Glow ketika Skincare saya habis
3,40 Tinggi
6 Saya cepat memutuskan
untuk membeli Skincare MS Glow
3,38 Sedang
7 Saya membeli Skincare
MS Glow atas kemauan 3,51
sendiri Tinggi
8 Saya meluangkan waktu
untuk membeli Skincare MS Glow karena produk memiliki keunggulan
3,50
Tinggi
9 Saya yakin membeli
produk Skincare MS Glow 3,48 Tinggi
Rata – rata 3,44 Tinggi
Sumber: Data primer diolah 2021
Tabel 9 menjelaskan bahwa rata-rata variabel celebrity influencer sebesar 3,43 yang artinya bahwa persepsi responden terhadap celebrity influencer adalah sangat tinggi. Maka dari itu, dapat diinterpretasikan bahwa celebrity influencer merupakan penerapan strategi promosi yang efektif dalam upaya pemanfaatan sosial media marketing sebagai strategi penjualan. Jika dilihat dari rata-rata indikator celebrity influencer, seluruh indikator berada diatas nilai rata-rata yaitu
celebrity influencer Skincare MS Glow mempunyai daya tarik fisik yang menarik perhatian sebesar 3,57, Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki celebrity influencer tampil dengan percaya diri dalam mempromosikan Skincare MS Glow menarik perhatian sebesar 3,44, Skincare MS Glow menggunakan celebrity influencer dengan penyampaian pesan yang merupakan fakta terpercaya sebesar 3,44. Kemudian indikator dengan hasil dibawah rata-rata yaitu celebrity influencer pada Skincare MS Glow sukses membangun kehangatan dengan audiens sehingga lebih dapat dipercaya 3,41, Kesan yang anggun dan berkharisma dimiliki oleh celebrity influencer dapat menunjukan bahwa Skincare MS Glow yang direkomendasikan berkualitas sebesar 3,31.
Variabel peer influencer memiliki rata-rata sebesar 3,77 yang artinya bahwa persepsi responden terhadap peer influencer adalah tinggi sehingga dapat diinterpretasikan bahwa seluruh responden dapat mengetahui indikator peer influencer dengan baik. Indikator berada diatas nilai rata-rata yaitu sumber informasi yang membantu dalam proses keputusan pembelian sebesar 3,81, mempunyai persamaan usia dan persamaan dalam hal minat dengan teman sebaya sebesar 3,78, dan indikator dibawah nilai rata – rata yaitu sumber bertukar pendapat dalam proses keputusan pembelian 3,74.
Keputusan pembelian memiliki nilai rata-rata sebesar 3,44 yang artinya bahwa persepsi responden terhadap keputusan pembelian Skincare MS Glow tinggi. Indikator dengan nilai diatas rata-rata yaitu konsumen melakukan evaluasi terhadap keterangan yang ditemukan dari bermacam produk sebagai pemuas kebutuhan seperti kualitas produk skincare yang aman dan sudah BPOM sebesar 3,53, konsumen membeli Skincare MS Glow atas kemauan sendiri sebesar 3,51, konsumen meluangkan waktu untuk membeli Skincare MS Glow karena produk memiliki keunggulan sebesar 3,50, konsumen yakin yakin membeli produk Skincare MS Glow sebesar 3,48. Kemudian indikator dengan nilai dibawah rata- rata yaitu konsumen membutuhkan membutuhkan skincare untuk merawat kesehatan kulit sebesar 3,37, konsumen cepat memutuskan untuk membeli Skincare MS Glow sebesar 3,38, konsumen akan membeli kembali Skincare MS Glow ketika Skincare saya habis 3,40. Konsumen aktif mencari informasi terkait produk skincare sesuai dengan kebutuhan sebesar 3,41, dan konsumen lebih memilih membeli Skincare MS Glow daripada Skincare lainya sebesar 3,41.
Uji Validitas
Setelah pengecekan kualitas data, dilakukan uji validitas dengan asumsi data dari hasil penelitian dikatakan valid apabila r hitung > r tabel dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%. Berikut merupakan hasil uji validitas data yang dikumpulkan dari 200 responden:
Tabel 10 Hasil Validitas
Variabel Item Pertanyaan R hitung R tabel Kesimpulan
Celebrity X1.1 0,603 0,138 Valid
Influencer X1.2 0,629 0,138 Valid
(X1) X1.3 0,637 0,138 Valid
X1.4 0,643 0,138 Valid
X1.5 0,609 0,138 Valid
Peer X2.1 0,882 0,138 Valid
Influencer X2.2 0,906 0,138 Valid
(X2) X2.3 0,863 0,138 Valid
Keputusan Y1 0,696 0,138 Valid
Pembelian Y2 0,599 0,138 Valid
(Y) Y3 0,723 0,138 Valid
Y4 0,703 0,138 Valid
Y5 0,621 0,138 Valid
Y6 0,639 0,138 Valid
Y7 0,667 0,138 Valid
Y8 0,700 0,138 Valid
Y9 0,778 0,138 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS
Berdasarkan Tabel 10 hasil uji validitas post-test diatas, dapat diketahui bahwa semua item pernyataan dalam kuesioner dapat dikatakan valid karena R hitung dari setiap variabel lebih besar dari R tabel (0,138). Artinya, bahwa butir pernyataan dalam kuesioner dapat mengukur variabel Celebrity Influencer (X1), Peer Influencer (X2), dan Keputusan Pembelian (Y) dengan tepat.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha instrumen dari masing-masing variabel yang diuji. Suatu variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Berikut merupakan hasil uji validitas data yang dikumpulkan dari 200 responden:
Tabel 11 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Item
Pertanyaan
Cronbach’s Alpha
Batasan Kesimpulan
Celebrity Influencer (X1)
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5
0,607 0,6 Reliabel
Peer Influencer (X2)
X2.1 X2.2 X2.3
0,860 0,6 Reliabel
Keputusan Pembelian (Y)
Y1 Y2 Y3
0,856 0,6 Reliabel
Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel 11 Uji Reliabilitas diatas dapat diketahui bahwa semua instrumen variabel Celebrity Influencer (X1), Peer Influencer (X2), dan Keputusan Pembelian (Y) lolos uji reliabilitas karena cronbach alpha diperoleh hasil yang menunjukkan reliabilitas alpha masing-masing variabel lebih besar dari 0,6.
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi memiliki residual distribusi normal atau tidak. Salah satu cara untuk mengetahui kenormalan distribusi data adalah dengan teknik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Kriterianya dapat dinyatakan normal jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05
pada taraf signifikansi alpha 5%. Hasil uji normalitas disajikan berikut ini : Tabel 12 Hasil Uji Normalitas
Unstandardiz ed Residual N
Mean Normal Parametersa,b Std.
Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive
Negative Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
200 0E-7 6.56568036 .048 .047 -.048 .681 .742 Sumber: data primer diolah dengan SPSS
Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa hasil kolmogorov smirnnov hitung sebesar 0,681 dengan probabilitas 0,742. Karena probabilitas 0,742 lebih besar dari 0,05 maka data dari instrumen penelitian adalah normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna antar variabel bebas. Untuk mendeteksinya yaitu dengan cara menganalisis nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Apabila nilai tolerance diatas 0,1 dan VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolinearitas disajikan berikut ini:
Tabel 13 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Celebrity Influencer 0,951 1,051 Tidak terjadi multikolinearitas Peer Influencer 0,951 1,051 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: data primer diolah dengan SPSS
Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai tolerance celebrity influencer adalah 0,951 dan VIF 1,051, peer influencer mempunyai nilai tolerance 0,951 dan VIF 1,051. Semua nilai tolerance > 0,1 dan semua nilai VIF < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk memastikan apakah terdapat ketidaksamaan antar variabel bebas (variabel X). Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 14 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Signifikansi Keterangan
Celebrity Influencer 0,992 Tidak terjadi heteroskedastisitas Peer Influencer 0,367 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Data primer diolah dengan SPSS
Dari tabel 14 nilai signifikansi di atas, variabel celebrity influencer (X1) dan peer influencer (X2) menunjukan nilai diatas 0,05. Celebrity influencer 0,992, peer influencer 0,367. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas antar variabel bebas.
Uji Regresi Berganda
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan analisis regresi linier berganda. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh celebrity influencer (X1) dan peer influencer (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 15 Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardize
d Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Beta
(Constant) 20.071 7.630 .000
1 Celebrity Influencer .416 .217 3.096 .002
Peer Influencer .333 .147 2.102 .037
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber: data primer diolah di SPSS
Dari tabel 15 diperoleh persamaan regresi berikut : Y = a + b1.X1 + b2.X2
= 20,071 + 0,217 + 0,147 Keterangan :
Y : Keputusan Pembelian
a : Konstanta sebesar 20,071 merupakan keadaan saat variabel keputusan pembelian belum dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel celebrity influencer (X1) dan variabel peer influencer (X2). Jika variabel independen tidak ada maka variabel keputusan pembelian tidak mengalami perubahan.
b1 : Nilai koefisien X1 sebesar 0,217. Menunjukan celebrity influencer (X1)
dapat memprediksi keputusan pembelian (Y) secara positif. Artinya, setiap kenaikan 1 persepsi responden terhadap celebrity influencer, peluang keputusan pembelian naik sebesar 0,416.
b2 : Nilai koefisien X2 sebesar 0,147. Menunjukan peer influencer (X2) dapat memprediksi keputusan pembelian (Y) secara positif. Artinya, setiap kenaikan 1 persepsi responden terhadap peer influencer, peluang keputusan pembelian naik sebesar 0,333.
Persamaan regresi berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Variabel independent Celebrity Influencer (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,002.
b. Variabel independent Peer Influencer (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,037.
Uji Hipotesis Uji T
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam mempengaruhi variabel dependen.
Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hasil uji hipotesis t dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 16 Hasil Uji T
Variabel T tabel T hitung Signifikansi Keterangan Celebrity
Influencer Peer Influencer
1,973 1,973
3,618 2,795
0,000 0,006
Positif dan signifikan Positif dan signifikan Sumber: data primer diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel 16 menunjukan bahwa nilai signifikansi celebrity influencer terhadap keputusan pembelian adalah 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung > t tabel sebesar 3,618 > 1,973. Berdasarkan hasil tersebut maka H1 yang menyatakan celebrity influencer berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dinyatakan diterima. Sementara H2 yang menyatakan peer influencer berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dinyatakan
diterima, karena signifikansi peer influencer terhadap keputusan pembelian adalah 0,006 < 0,05 dan nilai t hitung > t tabel sebesar 2,795 > 1,973.
Uji F
Terkait dengan pengujian kelayakan model atau uji f digunakan untuk menguraikan variabel terikat dapat dibuktikan dengan data empiris.Uji F dilakukan secara bersama-sama untuk memastikan hipotesis awal pengaruh variabel celebrity influencer (X1), peer influencer (X2), variabel terikat. Hasil uji hipotesis f dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17 Hasil Uji F
Variabel F tabel F hitung Signifikansi Keterangan Celebrity
Influencer Peer Influencer
3,04 3,04
8,868 8,868
0,000 0,000
Positif dan signifikan Positif dan signifikan Sumber: data primer diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel 17 menunjukan bahwa nilai signifikansi untuk variabel celebrity influencer (X1) dan peer influencer (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan f hitung sebesar 8,868 > f tabel 3,04. Hal tersebut membuktikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh celebrity influencer (X1) dan peer influencer (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) secara signifikan.
Uji Chi Square
Uji Chi Square dalam penelitian ini digunakan dengan pendekatan uji homogenitas, yang dipakai untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Celebrity Influencer (X1) dan Peer Influencer(X2) antar kategori karakteristik responden yang meliputi usia dan gender.
Dari Uji Chi Square dengan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut.
1. Celebrity Influencer (X1) Ditinjau dari Usia
Dari hasil analisis dengan menggunakan bantuan komputer program spss mengetahui celebrity influencer (X1) berdasarkan karakteristik usia diperoleh uji chi square sebagai berikut.
Tabel 18 Hasil Chi Square Berdasarkan Usia
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-
Square 8.133a 2 .017
Likelihood Ratio 8.342 2 .015
N of Valid Cases 200
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .37.
Sumber: data primer diolah dengan SPSS
Melalui analisis Chi square, diperoleh hasil nilai Pearson Chi square sebesar 8,133 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017, karena tingkat signifikansi yang diperoleh kurang dari a= 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Celebrity Influencer (X1) antar kategori karakteristik usia responden.
2. Celebrity Influencer (X1) Ditinjau dari Gender
Dari hasil analisis dengan bantuan komputer program SPSS mengetahui celebrity influencer (X1) berdasarkan karakteristik gender yang terbagi menjadi 2 (dua) kategori meliputi kategori pria dan wanita diperoleh hasil uji chi square sebagai berikut.
Tabel 19 Hasil Chi Square Berdasarkan Gender
Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided) Pearson Chi-Square 1.716a 1 .190
Continuity
Correctionb 1.351 1 .245
Likelihood Ratio 1.713 1 .191
Fisher's Exact Test .238 .123
N of Valid Cases 200
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 32.56.
b. Computed only for a 2x2 table Sumber: data primer diolah dengan SPSS
Dari analisis Chi square diatas, diperoleh hasil nilai Pearson Chi square sebesar 1,716 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,190, karena tingkat
signifikansi yang diperoleh lebih besar dari a= 0,05 maka H0 diterima. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel celebrity influencer (X1) antar kategori karakteristik responden gender.
3. Peer Influencer (X2) Ditinjau dari Usia
Dari hasil analisis dengan menggunakan bantuan komputer program spss mengetahui peer influencer (X2) berdasarkan karakteristik usia diperoleh uji chi square sebagai berikut.
Tabel 20 Hasil Chi Square Berdasarkan Usia Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 5.313a 2 .070
Likelihood Ratio 5.733 2 .057
Linear-by-Linear
Association 3.039 1 .081
N of Valid Cases 200
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .49.
Sumber: data primer diolah dengan SPSS
Dari analisis Chi square diatas, diperoleh hasil nilai Pearson Chi square sebesar 5.313 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,070, karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari a= 0,05 maka H0 diterima. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel peer influencer (X2) antar kategori karakteristik responden usia.
4. Peer Influencer (X2) Ditinjau dari Gender
Berdasarkan analisis dengan bantuan komputer program SPSS mengetahui peer influencer (X2) berdasarkan karakteristik gender meliputi kategori pria dan wanita diperoleh hasil uji chi square sebagai berikut.
Tabel 21 Hasil Chi Square Berdasarkan Gender
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided) Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
6.904a 6.139
1 1
.009 .013
Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
6.862
6.869 200
1
1
.009
.009
.011 .007
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29.23.
b. Computed only for a 2x2 table Sumber: data primer diolah dengan SPSS
Melalui analisis Chi square, diperoleh hasil nilai Pearson Chi square sebesar 6,904 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,009, karena tingkat signifikansi yang diperoleh kurang dari a= 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh peer influencer (X2) antar kategori karakteristik gender responden
Pembahasan
Pengaruh celebrity influencer terhadap keputusan pembelian
Hasil hipotesis pertama pada penelitian ini menunjukan bahwa celebrity influencer berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikansi 0,002 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa konsep celebrity influencer yang diterapkan pada Skincare MS Glow berjalan dengan baik. Celebrity influencer memiliki peran penting dalam penerapan strategi promosi yang dapat menimbulkan keputusan pembelian dalam upaya pemanfaatan sosial media marketing sebagai strategi penjualan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti dan Wahyuati (2016), dan Zukhrufani dan Zakiy (2019).
Berdasarkan pada pengujian Chi square dari variabel celebrity influencer (X1) antar kategori karakteristik responden yang meliputi usia dan gender diperoleh hasil uji Chi square sebagai berikut. Hasil uji chi square variabel celebrity influencer (X1) antar kategori usia menunjukan adanya pengaruh signifikan dari celebrity influencer (X1) antar kategori usia responden, dengan nilai Pearson Chi square sebesar 8,133 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017
< 0,05 karena tingkat signifikansi yang diperoleh kurang dari a= 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh celebrity influencer (X1) antar kategori karakteristik usia responden. Sedangkan pada variabel celebrity
influencer (X1) antar kategori gender tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari celebrity influencer (X2) antar kategori gender dengan perolehan nilai Pearson Chi square sebesar 1,716 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,190 > 0,05, karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari a= 0,05 maka H0 diterima.
Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel celebrity influencer (X1) antar kategori karakteristik responden gender.
Mayoritas responden berjenis kelamin wanita sebanyak 126 orang dari 200 responden atau 63% lebih mendominasi dari pada pria dalam melakukan keputusan pembelian perawatan kulit wajah .Hal ini disebabkan karena sampel pada penelitian ini didominasi oleh kaum wanita. Sikap konsumen terhadap celebrity influencer Skincare MS Glow berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Melalui celebrity influencer yang memiliki daya tarik fisik menarik cenderung memberikan dampak persuasi bagi orang yang melihatnya. Konsumen cenderung membentuk stereotypes atau meniru bintang iklan dengan daya pikat fisik tersebut (skor rata – rata 3,57). Berdasarkan hal diatas dapat dijelaskan bahwa celebrity influencer dapat berkorelasi positif terhadap keputusan pembelian.
Pengaruh Teman Sebaya (peer influencer) terhadap keputusan pembelian Variabel peer influencer berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikansi 0,037 < 0,05. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2017), dan Rosidi (2020) terdapat kontribusi yang positif dari teman sebaya terhadap keputusan pembelian.Variabel teman sebaya dapat menambah keyakinan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, dibuktikan dengan indikator peer influencer sebagai sumber informasi yang membantu dalam proses keputusan pembelian sebesar 3,81. Karena faktor kedekatan, konsumen bisa berdiskusi dengan teman sebaya sebelum konsumen memutuskan untuk membeli produk. Responden yang dikelompokan berdasarkan tingkat pendidikan akademi/perguruan tinggi sebanyak 55% dengan rentang usia 17-23 tahun dengan persentase 66,5% merasa bahwa persamaan usia dengan teman sebaya akan menimbulkan persamaan dalam hal minat dengan nilai rata – rata indikator 3,78. Tingkat persamaan usia dan keakraban yang dimiliki oleh teman sebaya akan menimbulkan kesamaan dalam berbagai hal yang dilakukan.
Dilihat dari pengujian Chi square dari variabel peer influencer (X2) antar kategori karakteristik responden yang meliputi usia dan gender diperoleh hasil uji Chi square sebagai berikut. Hasil uji chi square variabel peer influencer (X2) antar kategori usia menunjukan tidak adanya pengaruh signifikan dari peer influencer (X2) antar kategori usia responden, dengan nilai Pearson Chi square sebesar 5,313 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,070 > 0,05, karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari a= 0,05 maka H0 diterima. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel peer influencer (X2) antar kategori karakteristik responden usia. Sedangkan pada peer influencer (X2) antar kategori gender dengan hasil nilai Pearson Chi square sebesar 6,904 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,009 < 0,05 karena tingkat signifikansi yang diperoleh kurang dari a= 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh peer influencer (X2) antar kategori karakteristik gender responden.
Banyak orang lebih percaya pada teman dari pada seorang sales yang meskipun lebih memiliki pengetahuan tentang produk, tetapi orang ragu untuk membeli karena belum ada kepercayaan terhadapnya (Fauzan 2017). Melalui peer influencer menunjukan peranan penting dalam penerapan strategi promosi yang dapat menimbulkan keputusan pembelian Skincare MS Glow dengan persepsi konsumen yang cenderung memilih produk dengan persetujuan teman mempunyai nilai rata – rata statistik deskriptif sebesar 3,74. Berdasarkan hal diatas, dapat dijelaskan bahwa peer influencer dapat berkorelasi positif terhadap keputusan pembeli