SKRIPSI
OLEH:
RIRIS ADRIATY PUTRI E SILALAHI 160406076
DEPARTEMEN ARISTEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021
KAJIAN KARAKTER TERTENTU BERDASARKAN ASPEK EKONOMI PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KABUPATEN KARO
SKRIPSI
Umtuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Dalam Departemen Arsitektur
Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh
RIRIS ADRIATY PUTRI E SILALAHI 160406076
DEPARTEMEN ARISTEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021
PERNYATAAN
(KAJIAN KARAKTER TERTENTU BERDASARKAN ASPEK EKONOMI PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KABUPATEN KARO)
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dlam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kucuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 28 Januari 2021
(Riris Adriaty Putri E. Silalahi)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian untuk skripsi ini dengan judul “Kajian Karakter Tertentu Berdasarkan Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan di Kabupaten Karo” untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur Program, Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja karakter tertentu dan bagaimana karakter tertentu tersebut pada aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di objek-objek wisata Kabupaten Karo
.
Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memeberikan doa, semangat dan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada:
1. Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc., Ph.D., IPM sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, pengetahuan, dan arahan selama penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc., IPM dan Ibu Amy Marisa, ST., MSc., PhD selaku Dosen Penguji Studi Perencanaan Lingkungan Binaan II yang telah memeberikan saran dan masukan untuk penelitian ini.
3. Ibu Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc., IPM selaku Ketua Departemen Teknik Arsitektur dan Ibu Beny O. Y. Marpaung, S.T., M.T., PhD., IPM selaku Sekretaris Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak dan Ibu staff pengajar dan seluruh pegawai Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
5. Kedua orang tua, ayahanda Irianto Silalahi, SH dan ibunda Megaria Tarigan, SH serta kepada saudara kandung saya Raymond Putra Pratama Silalahi yang selalu memberikan doa, dukungan dan kasih sayang kepada penulis.
6. Teman- teman satu bimbingan tugas akhir, Melanie Siregar dan Syahputra Nadeak yang memberikan dukungan dan tempat bertukar pikiran selama proses pengerjaan skripsi ini.
7. Teman- teman stambuk 2016 yang selalu menjadi rumah selama 4 tahun dan motivasi bagi penulis.
Dengan selesainya tugas skripsi ini, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun bagi semua pihak.
Medan, 28 Januari 2021
Riris Adriaty P E Silalahi
ABSTRAK
Kajian karakter tertentu berdasarkan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Karo dibutuhkan mengetahui apa saja elemen karakter tertentu dan bagaimana elemen karakter tertentu tersebut pada aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di objek-objek wisata Kabupaten Karo. Aspek karakter tertentu pada penelitian ini adalah bangunan berkarakter khusus dan atraksi khas.
Sedangkan aspek ekonomi pariwisata berkelajutan adalah lapangan pekerjaan baru, peningkatan ekonomi lokal dan fasilitas yang ditawarkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil data menggunakan teknik observasi dan wawancara serta teknik analisa data dengan mengaitkan hasil analisa dengan kajian teori. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa yang menjadi karatkter tertentu pada kawasan penelitian adalah bangunan rumah adat atau budaya, makanan lokal, transportasi lokal, paroduk lokal dan acara tahunan yang masing-masing memiliki pengaruh terhadap ekonomi pariwisata berkelanjutan di kawasan penelitian. Aspek dari karakter tertentu ini memiliki pengaruh tinggi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat Kabupaten Karo.
Kata kunci : karakter tertentu, ekonomi pariwisata berkelanjutan, bangunan berkarakter khusus, atraksi khas, karo.
ABSTRACT
Particular character study based on the economic aspects of sustainable tourism in Karo Regency is needed to know what particular character elements are and how particular character elements are in the economic aspects of sustainable tourism in Karo Regency tourism objects. Particular character aspects in this study are buildings with special characteristics and distinctive attractions. Meanwhile, the economic aspects of sustainable tourism include new jobs, an increase in the local economy, and the facilities offered. This study uses qualitative methods by taking data using observation and interview techniques as well as data analysis techniques by linking the results of the analysis with theoretical studies. The results of the study found that particular characteristics in the study area were traditional or cultural houses, local food, local transportation, local products, and annual events, each of which had an influence on the sustainable tourism economy in the research area. This particular aspect of the character has high influence on the economic improvement of the people of Karo Regency.
Keywords: particular characters, sustainable tourism economy, buildings with particular characteristics, special attractions, karo.
i DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Batasan Masalah ... 2
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
1.6 Kerangka Berpikir ... 4
1.7 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 21
2.1 Karakter Tertentu ... 21
2.1.1 Bangunan berkarakter khusus ... 24
2.1.2 Atraksi Khas ... 25
2.2 Pariwisata Berkelanjutan ... 26
2.2.1 Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan ... 31
2.3 Karakter Tertentu Berdasarkan Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan. 33 BAB III METODE PENELITIAN... 36
3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Variabel Penelitian ... 36
3.3 Populasi/ Sampel ... 44
3.4 Metoda Pengumpulan Data ... 44
3.4.1 Metoda Observasi ... 46
3.4.2 Metoda Wawancara ... 47
3.5 Metoda Analisa Data ... 48
BAB IV KAWASAN PENELITIAN ... 35
4.1 Gambaran Umum Kawasan ... 35
4.2 Pariwisata Kabupaten Karo ... 36
4.2.1 Desa Budaya Lingga ... 36
ii
4.2.2 Desa Peceren ... 38
4.2.3 Kawasan Pasar Buah Berastagi... 39
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
5.1 Temuan Karakter Tertentu pada Pariwisata Berkelanjutan di Kabupaten Karo ... 41
5.2 Kajian Bangunan Berkarakter Khusus pada Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan di Kabupaten Karo ... 43
5.2.1 Fasad ... 43
5.2.2 Atap ... 50
5.2.3 Ornamen ... 53
5.3 Kajian Atraksi Khas pada Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan di Kabupaten Karo ... 54
5.3.1 Makanan Lokal ... 55
5.3.2 Transportasi Lokal ... 57
5.3.3 Produk Lokal ... 58
5.3.4 Acara Tahunan ... 61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
6.1 Kesimpulan ... 64
6.2 Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
LAMPIRAN ... 71
iii DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 3
Gambar 2. Kerangka Teori ... 17
Gambar 3. Metoda analisa dat ... 28
Gambar 4. Peta kawasan Kabupaten Karo ... 29
Gambar 5. Lokasi objek wisata ... 30
Gambar 6. Rumah adat Desa Budaya Lingga ... 31
Gambar 7. Rumah adat Desa Peceren ... 32
Gambar 8. Kawasan Pasar Buah Berastagi ... 34
Gambar 9. Variasi fasad rumah adat Desa Budaya Lingga ... 38
Gambar 10. Fasad rumah Adat Desa Peceren ... 39
Gambar 11. Fasad bangunan pada kawasan Pasar Buah Berastagi ... 40
Gambar 12. Fasilitas penunjang ... 41
Gambar 13. Fasad bangunan penunjang kawasan Pasar Buah Berastagi ... 42
Gambar 14. Variasi bentuk atap di Desa Budaya Lingga ... 43
Gambar 15. Atap rumah adat di Desa Peceren ... 44
Gambar 16. Atap bangunan kawasan Pasar Buah Berastagi... 44
Gambar 17. Atap bangunan fasilitas yang ditawarkan... 45
Gambar 18. Ornament pada objek penelitian ... 46
Gambar 19. Makanan lokal ... 48
Gambar 20. Sado dan kuda ... 50
Gambar 21. Produk lokal ... 51
Gambar 22. Obat-obatan ... 52
Gambar 23. Acara tahunan ... 54
iv DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakter tertentu ... 22
Tabel 2.2 Bangunan berkarakter khusus ... 8
Tabel 2.3 Atraksi khas... 9
Tabel 2.4Prinsip pengembangan pariwisata berkelanjutan ... 13
Tabel 2.5Aspek ekonomipariwisata berkelanjutan... 30
Tabel 2.6 Faktor karakter tertentu berdasarkan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan ... 16
Tabel 3.1 Variabel dan indikator karakter tertentu ... 32
Tabel 3.2 Variabel dan indikator aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan ... 20
Tabel 3.3 Variabel dan Indikator Penelitian ... 37
Tabel 3.4 Pengumpulan data ... 25
Tabel 3.5 Daftar observasi ... 44
Tabel 3.6 Daftar wawancara ... 46
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian tentang elemen karakter tertentu di suatu kawasan wisata memiliki pengaruh besar terhadap pengembangan pariwisata pada kawasan tersebut. Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang memperkirakan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa yang akan datang, menangani kebutuhan pengunjung, serta industri, lingkungan, dan masyarakat lokal (UNWTO, 2012). Pergeseran minat wisatawan saat ini berdampak pada munculnya sustainable tourism. Pariwisata dianggap sebagai langkah yang efisien untuk menurunkan kemiskinan (Croes, 2014). Pariwisata dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang beragam (World Tourism Organization, 2002).
Pariwisata merupakan faktor penting dalam proses pembangunan identitas (Light, 2001).
Salah satu faktor dalam proses pembangunan identitas tempat adalah kekhasan atau distinctiveness. Distinctiveness merupakan 1 dari 4 aspek pembentuk identitas tempat (Ginting, 2018). Distinctiveness memiliki 4 aspek pembentuk, salah satunya adalah karakter tertentu. Karakter tertentu kawasan wisata dapat memberi manfaat ke tempat tersebut (Marpaung, 2016). Karakter tertentu suatu kawasan dapat dilihat dari fasad dengan elemen visual yang menghasilkan sebuah identitas sehingga mampu memikat wisatawan (Ginting dkk, 2016). Hal ini juga dapat dikaitkan dengan daya tarik dan frekuensi kunjungan wisatawan terhadap suatu kawasan wisata (Ujang, 2019). Maka dapat disimpulkan pariwisata dan karakter tertentu suatu tempat dapat saling berhubungan. Dengan adanya karakter tertentu dari suatu tempat atau daerah dapat menjadi penghubung khusus bagi seseorang. Sehingga hal ini dapat menjadi satu alasan bagi turis untuk berkunjung ketempat tersebut.
Berdasarkan literatur-literatur tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter tertentu dari suatu daerah dapat menjadi suatu daya tarik wisata yang berkesinambungan dengan pariwisata berkelanjutan. Dimana pariwisata
berkelanjutan merupakan sebuah konsep wisata berbasis aspek wisata alam, budaya, dan juga edukasi serta tidak melupakan lingkungan yang ada didalamnya.
Contoh karakter tertentu seperti bangunan bersejarah, makanan lokal, dan tempat menarik (Ginting & wahid, 2016).
Di Indonesia, khususnya di Kabupaten Karo memiliki banyak potensi wisata. Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi yang dikenal dengan dataran tinggi karo atau tanah karo. Tanah Karo ini juga merupakan destinasi wisata yang populer di Sumatera Utara. Berapa objek wisata yang menarik di kawasan ini adalah Gundaling, Pasar Buah Berastagi, Taman Alam Lumbini, Air terjun Sikulikap dan lainnya. Objek-objek wisata ini masing-masing memiliki ciri khas atau karakter tertentu yang dapat mempengaruhi aspek ekonomi keberlanjutan pariwisata kawasan Kabupaten Karo.
1.2 Rumusan Masalah
Masing-masing objek wisata di Kabupaten Karo memiliki ciri khas tertentu yang menjadi citra wisatanya. Karakter tertentu tersebut memiliki pengaruh terhadap aspek ekonomi keberlanjutan objek wisata. Maka dari itu dibutuhkan penelitian untuk melihat apa saja karakter tertentu dan mengkaji bagaimana karakter tertentu tersebut pada aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di objek- objek wisata Kabupaten Karo?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja karakter tertentu dan bagaimana karakter tertentu tersebut pada aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di objek-objek wisata Kabupaten Karo.
1.4 Batasan Masalah
Kajian pada penelitian ini dibatasi pada apa saja karakter tertentu dan analisa karakter tertentu terhadap aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan pada objek-objek wisata di Kabupaten Karo sebagai identitas tempat atau kawasan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis untuk dapat diaplikasikan sebagai upaya penerapan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan Kesawan Medan. Manfaat-manfaat teoritis dan praktis dijabarkan sebagai berikut.
a. Bagi civitas akademika, dapat memberikan kontribusi dibidang ilmu pengetahuan tentang elemen karakter tertentu pada pariwisata berkelanjutan di kawasan kajian.
b. Bagi pemerintah daerah, dapat memberikan rekomendasi dalam penerapan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan penelitian berdasarkan elemen karakter tertentu.
c. Bagi stakeholder, dapat memberikan acuan dalam peningkatan usaha yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan penelitian berdasarkan elemen karakter tertentu.
d. Bagi masyarakat lokal, dapat memberikan keuntungan dalam ekonomi dan sosial apabila hasil penelitian diterapkan dengan baik.
1.6 Kerangka Berpikir
Kajian karakter tertentu berdasarkan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Karo
LATAR BELAKANG
Pengembangan pariwisata berkelanjutan dengan memanfaatkan karakter tertentu suatu kawasan wisata agar karakter tertentu kawasan tersebut dapat menjadi daya
tarik tersendiri untuk menarik wisatawan dan aspek ekonomi pada kawasan penelitian
KAJIAN PUSTAKA
Karakter tertentu dan Pariwisata Berkelanjutan
LOKASI KAJIAN Kabupaten Karo
PENGUMPULAN DATA Observasi dan Wawancara TUJUAN MASALAH
untuk mengetahui apa saja karakter tertentu dan bagaimana karakter tertentu tersebut pada aspek ekonomi
pariwisata berkelanjutan di objek-objek wisata Kabupaten Karo.
METODE PENELITIAN Kualitatif
ANALISIS DATA
TEMUAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 1. Kerangka Berpikir Gambar 1
Gambar 1 1 Gambar 1 2 Gambar 1 3 RUMUSAN MASALAH
Objek wisata di Kabupaten Karo memiliki ciri khas tertentu yang menjadi citra wisatanya. Karakter tertentu tersebut memiliki pengaruh terhadap aspek ekonomi keberlanjutan objek wisata. Dibutuhkan penelitian untuk untuk melihat apa
saja karakter tertentu dan mengkaji bagaimana karakter tertentu tersebut pada aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di objek-objek wisata Kabupaten Karo
1.7 Sistematika Penulisan
Rancangan sistematika penulisan secara keseluruhan pada laporan penelitian ini terdiri dari 6 (enam) bab, uraian masing-masing bab adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tenteng latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi teori yang digunakan dalam penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Karakter Tertentu dan Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi jenis metodologi yang digunakan, variable penelitian, populasi/ sampel, metoda pengumpulan data dan metoda analisa data.
4. Bab IV Kawasan Penelitian
Bab ini berisi gambaran umum kawasan penelitian.
5. Bab V Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisikan hasil dan pembahasan kajian karakter tertentu
berdasarkan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Karo.
6. Bab VI Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil dan pembahasan pada bab v.
21 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakter Tertentu
Distinctiveness merupakan bagian penting dalam salah satu aspek yang membentuk identitas pada kawasan atau tempat (Ginting dan Wahid, 2016). Hal ini dikarenakan setiap objek wisata memiliki identitas yang berbeda (Wang & Xu, 2015). Suatu tempat dikatakan memiliki identitas apabila tempat tersebut mempunyai kekhasan atau keunikan yang dapat membedakannya dari tempat yang lain (Twigger-ross dan Uzzell, 1996). Tempat yang memiliki karakter tertentu dapat memberi pengalaman yang membentuk identitas khas bagi pengunjung (Ujang dan Zakariya, 2015). Pengalaman-pengalaman itu membentuk suatu keterikatan tempat dengan pengunjung sehingga memberi kontribusi pada pelestarian identitas tempat dan keberlanjutan budayanya (Ujang & Zakariyah, 2018). Keterikatan ini membentuk suatu ikatan atau perasaan khusus bagi pengunjung untuk dapat berkunjung kembali (Hidalgo & Hernandez, 2001).
Sehingga dengan karakter tertentu atau karakter tertentu tersebut kawasan wisata atau suatu tempat dapat memiliki identitas, citranya sendiri dan pengalaman serta keinginan dapat berkunjung kembali oleh wisatawan.
Karakter tertentu suatu tempat dapat menjadi identitas atau citra dari tempat tersebut (Lalli, 1992). Tempat yang memiliki keunikan atau karakter tertentu dapat lebih mudah dikenali dibanding dengan tempat lain (Wang & Xu, 2015).
Jika suatu tempat menarik dan dapat dikenali, maka karakter tertentu suatu tempat akan berbeda dengan tempat lain (Ginting dkk, 2017). Dari literatur diatas dapat disimpulkan melalui karakter tertentu yang menjadi ciri khas dari suatu kawasan atau daerah wisata dapat menjadi cara dalam pengenalan bagi wisatawan.
Sehingga kawasan tersebut memiliki citra tersendiri. Objek-objek wisata di Kabupaten Karo memiliki ciri khas yang menjadi karakter tertentu. Karakter tertentu tersebut memiliki pengaruh pada aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di objek wisata.
Karakter tertentu suatu tempat dapat lebih mudah dikenali melalui visual terhadap ciri fisik seperti bangunan yang memiliki karakter tertentu dan atraksi yang ada pada tempat tersebut (Amar, 2009). Suatu kawasan yang memiliki karakter tertentu seperti bangunan dan atau kegiatan serta atraksi khas dapat membantu seseorang untuk berorientasi dan mengakses suatu tempat (Hussain &
Ujang, 2014). Bangunan tertentu di suatu wilayah dapat menjadi karakter dari suatu daerah. Bangunan-bangunan tua serta yang memiliki ciri tertentu dan atraksi khas dalam suatu kawasan memiliki kontribusi dalam pengenalan identitas unik dari lingkungan pariwisata dan membawa karakteristik arsitektur dari periode yang dibangun yang menciptakan identitas dan meneruskannya ke generasi berikutnya (Yaldiz E, Aydin, D, Suramkaya, SB, 2014). Karakter tertentu dari sebuah kawasan dapat dilihat melalui bangunan dengan ciri tertentu seperti bangunan tua serta atraksi- atraksi yang hanya terdapat pada suatu kawasan (Ginting dkk, 2017).
Tabel 2.1 Karakter tertentu
Referensi Komponen Kesimpulan
Amar, 2009 Bangunan yang memiliki karakter khusus
Atraksi yang ada pada tempat tersebut
Bangunan berkarakter khusus
Atraksi khas Hussain & Ujang,
2014
Bangunan
Kegiatan dan atraksi khas Yaldiz E, Aydin, D,
Suramkaya, SB, 2014
Bangunan tua dan memiliki ciri tertentu
Atraksi khas pada kawasan Ginting dkk, 2017 Bangunan dengan ciri
tertentu
Atraksi yang ada pada kawasan
Adapun karakter tertentu dapat dilihat melalui keberadaan bangunan- bangunan berkarakter khusus seperti bangunan tua, bangunan adat dan bangunan dengan ciri tertentu. Selain itu dapat dilihat juga melalui atraksi khas yang hanya dapat ditemui di tempat tersebut. Karakter tertentu juga dapat menjadi alat bantu dalam orientasi tujuan wisata bagi wisatawan. Maka dari itu karakter tertentu dari suatu kawasan dapat dilihat dari keberadaan bangunan-bangunan berkarakter khusus seperti bangunan tua, bangunan adat dan bangunan dengan ciri tertentu.
Selain ciri atau karakter tertentubangunan, dapat dilihat juga melalui atraksi khas kawasan seperti tempat makan, produk lokal, transportasi lokal, objek penanda dan pengalaman unik yang hanya bisa didapat pada kawasan tersebut. Melalui unsur-unsur ini wisatawan dapat memiliki keterikatan atau pandangan khas terhadap objek wisata sehingga dapat membentuk keinginan untuk kembali berkunjung dan meningkatkaan intensitas kunjungan pada kawasan yang berhubungan dengan pariwisata berkelanjutan.
Karakter tertentu juga dapat memberi pengalaman yang unik bagi pengunjung. Untuk dapat memberikan pengalaman yang unik, haruslah terlebih dahulu mengidentifikasi dan menyoroti aspek paling signifikan dari budaya destinasi, sejarah, dan cara hidup lokal yang membedakannya dari yang lain (Kim, 2014). Produk lokal juga dapat menjadi ciri khas yang dapat menjadi bukti bahwa wisatawan pernah mengunjungi tempat tersebut (Kastenholz, 2016). Wisatawan akan mencari pengalaman perjalanan yang unik dan bermakna untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka (Hall & Weiler, 1992; Robinson & Novelli, 2005). Sejauh mana seseorang merasa terikat pada suatu tempat dapat dilihat dari seberapa baik tujuan dan kebutuhannya terpenuhi dan pengalaman positif yang didapatnya dari suatu tempat (Ujang & Zakariyah, 2019). Kelestarian karakter tertentu juga memiliki pengaruh terhadap wisata suatu tempat (Wang & Xu, 2015). Maka dapat disimpulkan bahwa selain melalui bangunan-bangunan berkarakter khusus, karakter tertentu dapat dilihat juga melalui atraksi khasnya yang dapat memberi pengalaman unik kepada wisatawan.
2.1.1 Bangunan berkarakter khusus
Karakter tertentu suatu kawasan dapat dilihat dari bangunan fasad dengan elemen visual yang menghasilkan sebuah identitas sehingga mampu memikat wisatawan (Ginting dkk, 2016). Bangunan berkarakter khusus merupakan salah satu ciri fisik karakter tertentu yang berfungsi sebagai patokan, acuan dan identitas suatu tempat (Bancin & Tamiami, 2018). Bangunan berkarakter khusus juga dapat mendorong terbentuknya jati diri kawasan sehingga dapat menambah potensi kawasan dalam ekonomi dan perkembangan budaya (Hernowo, B., 2007).
Deretan fasad bangunan memberikan kenyamanan visual di kawasan cagar budaya akan memengaruhi pembentukan identitas tempat. Fasad dengan elemen visual yang menghasilkan sebuah identitas mampu memikat wisatawan (Ginting dkk, 2016). Dapat disimpulkan bahwa bangunan berkarakter khusus dapat menjadi jati diri kawasan dan diikuti dengan fungsi lainnya seperti sebagai acuan atau patokan serta meningkatkan potensi ekonomi dan budaya.
Karakter tertentu pada bangunan yang paling mudah terlihat oleh para wisatawan dan menjadi karakter suatu kawasan adalah elemen fasad, atap, ornamen dan material bangunannya (Salura, 2013). Karakter khusus tentu dapat dilihat dari bagaimana bentuk atap dan fasad bangunan serta ornamen pada bangunan yang ada di kawasan tersebut. Karakter khusus pada elemen bangunan yaitu atap, fasad dan ornamen dapat mencerminkan kultur dan budaya yang ada di kawasan (Krier, 1997). Fasad, ornamen, atap dan material merupakan elemen arsitektural yang menjadi wajah dari suatu bangunan berkarakter khusus (Pujantara, R., 20013). Unsur atap, ornamen dan fasad yang berkarakter khusus adalah yang memiliki nilai budaya dan sejarah dan dapat dilihat melalui bentuknya (Hernowo, 2007).
Tabel 2.2 Bangunan berkarakter khusus
Referensi Komponen Kesimpulan
Salura, 2013
Fasad
Atap
Ornamen
Fasad
Atap
Ornamen
Referensi Komponen Kesimpulan
Material bangunan Krier, 1997
Atap
Fasad
Ornamen
Pujantara, R., 20013
Fasad
Ornamen
Material
Atap Hernowo, 2007
Atap
Ornamen
Fasad
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bangunan yang berkarakter khusus dapat dilihat melalui bentuk atap, karakteristik fasad, dan ornamen pada bangunan. Fasad memiliki fungsi sebagai penanda atau patokan dari suatu bangunan (Sastra, M.S., 2013). Bangunan-bangunan tradisional dapat menjadi identitas karakter tertentu pariwisata dengan ciri arsitektural dan budaya yang berhubungan. Bangunan yang memiliki karakter khusus salah satunya adalah bangunan adat. Hal ini dikarenakan pada bangunan adat terdapat atribut bangunan yang memiliki nilai budaya seperti bentuk atap adan ornamen bangunan. (Ginting dkk, 2017).
2.1.2 Atraksi Khas
Masing-masing tempat memiliki sesuatu yang menarik seperti makanan lokal dan tranportasi lokal yang merupakan atraksi khas (Ginting, dkk., 2017).
Produk lokal yang khas akan menciptakan daya tarik yang dapat menunjang intensitas pariwisata (Jansen-Verbeke, 1986). Suatu tempat dapat memiliki makna tertentu atau pengalaman tertentu bagi wisatawan bahkan hanya melalui makanan khas kawasan tersebut (Doorne et al., 2003). Atraksi khas seperti pengalaman berbeda merupakan hal-hal yang dapat ditemukan di satu tempat dan tidak dapat
ditemukan dari tempat lainnya seperti festival budaya dan acara-acara yang dilakukan pada hari-hari tertentu (Ginting, dkk., 2017). Festival atau acara-acara tertentu yang mengekspresikan budaya setempat dapat menarik banyak wisatawan (Ujang, N dan Zakariah, K., 2015). Kegiatan atau acara tahunan yang terjadwal dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan (Orbasli, Aylin., 2000).
Tabel 2.3 Atraksi khas
Referensi Komponen Kesimpulan
Ginting, dkk., 2017
Makanan lokal
Transportasi lokal
Makanan lokal
Transportasi lokal
Produk lokal
Acara tahunan Jansen-Verbeke, 1986 Produk lokal
yang khas Doorne et al., 2003 Makanan lokal Ginting, dkk., 2017
Festival budaya
Acara tahunan Ujang, N dan Zakariah, K.,
2015
Acara tahunan budaya setempat Orbasli, Aylin., 2000 Acara tahunan
Dari kutipan-kutipan diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi aspek dari atraksi khas adalah makanan lokal, tranportasi lokal, produk lokal dan acara tahunan.
2.2 Pariwisata Berkelanjutan
Pariwisata adalah salah satu sumber pemasukan bagi negara. Dengan program yang dapat menarik pengunjung ke daerah destinasi wisata di seluruh indonesa yaitu Pesona Indonesia Wonderful Indonesia mancanegara (Nugroho, R.A dkk, 2017). Pariwisata berkelanjutan memiliki konsep pariwisata yang tidak merusak lingkungan (Ginting & veronica, 2017). Konsep pariwisata berkelanjutan diperkenalkan oleh WCAD pada tahun 1987 yang menyatakan pariwisata berkelanjutan merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan. Konsep
tersebut tercapai jika nilai-nilai lingkungan, komunitas dan ekonomi seimbang dan diwujudkan melalui kerjasama dan kompromi untuk mencapai tingkat pariwisata berkelanjutan (Damanik, J., & Weber, H. F, 2006). Pariwisata berkelanjutan didefinisikan sebagai kegiatan pariwisata yang mengutamakan kegiatan saat ini dan juga dampaknya dimasa yang akan datang pada ekonomi, sosial, dan lingkungan dan memuaskan kebutuhan wisatawan, industri, lingkungan, dan masyarakat setempat (stakeholders) (Hawker R.W, 2006).
Pariwisata dengan konsep berkelanjutan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mampu menjaga kualitas lingkungan wisatawan lokal (Ginting dkk, 2017).
Berdasarkan literatur-literatur diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata dengan konsep mementingkan keadaan masa sekarang dan masa depan tanpa merusak, melainkan menjaga kualitas lingkungan serta mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakatnya.
Pariwisata berkelanjutan dapat diimplementasikan dalam destinasi wisata dengan mempertimbangkan empat dimensi, yaitu sebagai berikut: (1) aspek ekonomi, memastikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi para pemangku kepentingan, menciptakan lapangan kerja, layanan sosial bagi masyarakat, serta mengurangi kemiskinan, (2) aspek lingkungan, mempertimbangkan penggunaan sumber daya yang berasal dari alam dalam pengembangan pariwisata dengan tetap melakukan upaya-upaya pelestarian lingkungan yang tepat serta melindungi keragaman aspek lingkungan (3) aspek sosial-budaya, menghormati kekhasan budaya lokal, mempertahankan warisan budaya dan nilai-nilai tradisional masyarakat, dan mempromosikan toleransi dan pemahaman antara budaya yang berbeda, (4) manajemen pariwisata, pengembangan pariwisata berkelanjutan juga harus bisa menjaga kepuasan wisatawan, memastikan pelancong mendapatkan makna pengalaman melalui produk pariwisata berkelanjutan, meningkatkan kesadaran wisatawan tentang isu-isu terkait keberlanjutan, khususnya di bidang budaya atau kelestarian budaya. Pariwisata berkelanjutan menyiratkan bahwa sumber daya lingkungan akan digunakan dan dikembangkan untuk kenikmatan
wisatawan tetapi sumber daya ini akan dilestarikan untuk kepentingan wisatawan dan penduduk di masa depan (Wiwattan & To-im, 2014). Dalam buku yang berjudul “Pariwisata Berkelanjutan” ada tiga aspek pariwisata berkelanjutan, yaitu: 1) aspek ekonomi, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan peningkatan ekonomi dan bagaimana cara memajukan ekonomi dalam jangka waktu yang panjang dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekarang tanpa menganggu kemampuan alam, masyarakat dan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimasa depan; 2) Aspek sosial, memperngaruhi komunitas dalam interaksi, relasi dan interdepensi. Stabilitas penduduk, terpenuhnya kebutuhan dasar manusia, terjaganya keanekaragaman budaya dan partisipasi masyarakat lokal; 3) Aspek Lingkungan, sangat mempengaruhi pembangunan berkelanjutan dengan konsep suistainable design.
Hal ini dikarenakan lingkungan adalah aspek yang erat kaitannya dengan sumber daya alami yang ada pada kawawan penelitian (I Nyoman Sunarta &Sukma Arida, 2017).
Pada masa pandemi ini aspek ekonomi pariwisata menurun dan dapat dilihat pada daerah perbatasan yang ditutup, hotel tutup dan perjalanan udara turun drastis, wisatawan internasional menurun sebesar 56 persen dalam lima bulan pertama tahun 2020. Tidak ada negara yang bebas dari penurunan sektor pariwisatanya. Krisis ini memberikan pengaruh besar bagi ekonomi maju dan keadaan darurat bagi negara berkembang. Dampak pada negara berkembang, negara kurang berkembang (LDCS) dan banyak negara Afrika menjadi perhatian.
Lalu yang kedua berdampak pada lingkungan dan perubahan iklim. Penutupan kegiatan pariwisata berarti juga tidak adanya pendapatan dari pariwisata bagi banyak kawasan lindung dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya, banyak yang sangat bergantung pada wisata untuk bertahan hidup. Hilangnya pendapatan pariwisata semakin membahayakan kawasan lindung dan kawasan konservasi lainnya untuk keanekaragaman hayati, di mana sebagian besar pariwisata satwa liar berlangsung. Tanpa peluang alternatif, masyarakat dapat beralih mengeksploitasi secara berlebihan sumber daya alam, baik untuk konsumsi mereka sendiri atau untuk menghasilkan pendapatan. Pada saat yang sama, sektor
pariwisata memiliki jejak iklim dan lingkungan yang tinggi, membutuhkan banyak energi dan konsumsi bahan bakar serta memberikan tekanan pada sistem lahan. Aspek yang ketiga adalah aspek budaya. Dampak COVID-19 terhadap pariwisata semakin menekan pelestarian pusaka di sektor budaya, serta pada tatanan budaya dan sosial masyarakat, terutama masyarakat adat dan kelompok etnis. Misalnya, dengan penutupan pasar kerajinan tangan, produk, dan barang- barang lainnya, pendapatan perempuan adat menjadi sangat terpengaruh.
Organisasi budaya juga mengalami penurunan pendapatan.
Selama krisis, 90 persen negara menutup sepenuhnya atau sebagian situs Warisan Dunia, dan sekitar 85.000 museum ditutup sementara. Pariwisata, sebuah sektor yang dibangun di atas interaksi orang-ke-orang, adalah salah satu kendaraan utama untuk mempromosikan budaya dan memajukan dialog dan pemahaman antar budaya. Aspek keempat adalah peluang untuk bertransformasi.
Mendukung jutaan kehidupan yang bergantung pada sektor yang terpengaruh oleh ketidakaktifan selama berbulan-bulan, dan membangun pengalaman perjalanan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab bagi komunitas tuan rumah, pekerja dan pelancong adalah kunci untuk mempercepat kembalinya kondisi pariwisata.
Krisis ini juga merupakan peluang yang belum pernah ada sebelumnya untuk mengubah hubungan pariwisata dengan alam, iklim, dan ekonomi. Saatnya untuk memikirkan kembali bagaimana sektor ini berdampak pada sumber daya alam dan ekosistem kita, membangun pekerjaan yang ada pada pariwisata berkelanjutan;
untuk memeriksa bagaimana itu berinteraksi dengan masyarakat kita dan sektor ekonomi lainnya; untuk mengukur dan mengelola dengan cara lebih baik; untuk pemerataan distribusi manfaat dan untuk mempermudah kemajuan menuju ekonomi pariwisata.
Respons kolektif dan terkoordinasi oleh semua pemangku kepentingan dapat mendorong transformasi pariwisata, bersama dengan paket pemulihan ekonomi, dan investasi dalam ekonomi ramah lingkungan. Krisis COVID-19 adalah momen penting untuk menyelaraskan upaya mempertahankan mata pencaharian yang bergantung pada pariwisata dengan SDG (Suistainable Development Goal) dan memastikan masa depan yang lebih tangguh, inklusif,
netral karbon, dan sumber daya yang efisien. Memanfaatkan inovasi dan digitalisasi, merangkul nilai-nilai lokal, dan menciptakan pekerjaan yang layak untuk semua, terutama bagi kaum muda, perempuan dan kelompok paling rentan di masyarakat kita, dapat menjadi yang terdepan dan terpusat dalam pemulihan pariwisata. Untuk itu, sektor ini perlu memajukan upaya untuk membangun model baru yang mempromosikan kemitraan, menempatkan orang tuan rumah di pusat pembangunan, memajukan kebijakan berbasis bukti serta investasi dan operasi netral karbon (UNWTO, 2020).
Tabel 2.4 Prinsip pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Referensi Aspek Kesimpulan
Wiwattan dan To- im, 2014
Aspek Lingkungan
Aspek Ekonomi Aspek Lingkungan Aspek Sosial-budaya Aspek Ekonomi
Aspek Sosial-budaya Manajemen Pariwisata Sunarta, I Nyoman
dan Sukma Arida (2017)
Aspek Ekonomi Aspek Sosial Aspek Lingkungan
UNWTO (2020)
Aspek Ekonomi Aspek Lingkungan Aspek Budaya
Peluang untuk Transformasi
Berdasarkan literatur-literatur diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata berkelanjutan memiliki 3 aspek yang paling berkaitan adalah aspek ekonomi, lingkungan dan sosial-budaya. Namun dari ketiga aspek pariwisata berkelanjutan tersebut, dapat dilihat dengan mudah pada kawasan penelitian bahwa aspek ekonomi sangat memperngaruhi kualitas hidup masyarakat dan kualitas kawasan wisata dikarenakan memiliki pengaruh langsung untuk dapat mensejahterakan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kawasan yang memiliki ekonomi yang stabil dan kokoh adalah kawasan sehat, sehingga dapat menciptakan
lapangan pekerjaan baru dan memiliki dampak kepada peningkatan ekonomi pada kawasan tersebut (Setijawan, 2018). Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan jual beli jasa maupun barang pada kawasan penelitian. Tidak hanya pada masyarakat lokal, dampak positif dari konsep pariwisata berkelanjutan ini dapat dirasakan juga oleh wisatawan.
2.2.1 Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan
Pada pariwisata berkelanjutan, aspek ekonomi dapat memiliki kontribusi atau pengaruh langsung pada ekonomi lokal. Dalam hal ini yang menjadi indikator-indikatornya ada 3, yaitu 1) Lapangan kerja baru, dapat menyerap masyarakat lokal sebagai pekerja; 2) peningkatan pendapatan ekonomi lokal, masyarakat dapat menjual hasil kaya seni atau jasa, membuka penginapan, restoran dan menjadi pramuwisata; 3) meningkatnya pembangunan kawasan, seperti fasilitas yang tersedia, perbaikan akses dan ketersediaan akomodasi serta kebutuhan wisata lainnya (Sutiarso, 2018).
Aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan berkaitan dengan 1) Kenaikan harga fasilitas dan produk di daerah wisata, berkaitan dengan harga barang maupun fasilitas yang tersedia di tempat wisata; 2) Distribusi pendapatan, berkaitan dengan keuntungan yang didapat oleh orang-orang yang memiliki kepentingan dan juga pemerintahan daerah wisata; 3) Adanya lapangan pekerjaan baru yang muncul di daerah wisata, berkaitan dengan tuntutan terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat lokal maupun wisatawan didaerah wisata; 4) Penggunaan produk lokal yang khas, memanfaatkan produk lokal untuk kebutuhan di tempat wisata (Stuart Cottrell dkk, 2004). Ada beberapa indikator penilaian aspek ekonomi yaitu 1) Manfaat pariwisata terhadap komunitas setempat dan daerah wisata, berkaitan dengan banyaknya permintaan wisata ke kawasan wisata tersebut; 2) Kepuasan wisatawan, mempengaruhi jumlah wisatawan yang datang, apabila wisatawan puas maka semakin banyak yang akan datang kembali dan meningkatkan pendapatan keuntungan bagi kawasan wisata;
3) Kontrol pengembangan, perencanaan penggunaan lahan yang ada digunakan untuk peningkatan perekonomian pariwisata setempat; 4) Fasilitas pariwisata yang
ditawarkan, berkaitan dengan harga barang ataupun fasilitas yang di sediakan di tempat wisata; 5) kegiatan pariwisata musiman, agenda kegiatan yang dilakukan secara rutin setiap tahunnya di kawasan wisata; 6) Persentase kedatangan pengunjung; 7) Lapangan pekerjaan yang berkaitan dengan pariwisata (Macarena Lozano-oyola dkk, 2012).
Tabel 2.5 Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan
Referensi Indikator Kesimpulan
Sutiarso, M. Agus, 2018
Lapangan kerja baru
Lapangan pekerjaan baru
Peningkatan ekonomi lokal
Fasilitas yang ditawarkan Peningkatan pendapatan
ekonomi lokal
Meningkatnya pembangunan kawasan
Stuart Cottrell, René van der Duim, Patricia Ankersmid and
Liesbeth Kelder, 2004
Kenaikan harga fasilitas dan produk di daerah wisata
Distribusi pendapatan dari pariwisata
Adanya lapangan pekerjaan baru yang muncul
Penggunaan produk lokal yang khas
Macarena Lozano- oyola dkk, 2012
Manfaat pariwisata terhadap komunitas setempat dan daerah wisata
Kepuasan wisatawan Kontrol pengembangan
Fasilitas pariwisata yang ditawarkan
Kegiatan pariwisata musiman Persentase kedatangan
Referensi Indikator Kesimpulan pengunjung
Lapangan pekerjaan yang berkaitan dengan pariwisata
Berdasarkan literature-literatur tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan memiliki 3 aspek yang akan digunakan pada penelitian yaitu lapangan pekerjaan baru, peninkatan ekonomi lokal dan fasilitas yang ditawarkan.
2.3 Karakter Tertentu Berdasarkan Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan
Aspek karakter tertentu dapat dilihat melalui sesuatu yang menjadi citra kawasan atau ciri khas dari suatu kawasan atau daerah. Karakter tertentu pada kawasan wisata menjadi suatu acuan orientasi bagi wisatawan dalam menemukan lokasi wisata. Bangunan warisan sering kali menjadi karakter tertentu dari suatu kawasan karena memiliki ciri khas yang menjadi citra dari kawasan. Sarana dan prasarana juga memiliki andil dalam pembentukan kawasan wisata yang menarik.
Sama halnya dengan masyarakat lokal juga memilki peran penting dalam pariwisata dalam suatu kawasan dengan bertindak sebagai tuan rumah dan terlibat langsung dalam pemenuhan kebutuhan kawasan wisata. Melalui aspek karakter tertentu suatu kawasan dikaitkan dengan pariwisata berkelanjutan akan menghasilkan kawasan pariwisata berkelanjutan yang mempunyai ciri tertentu dalam memajukan pariwisata kawasan tersebut.
Pada pariwisata berkelanjutan, masing- masing aspek dapat memiliki kontribusi atau pengaruh langsung pada keberlangsungan objek wisata.
Pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat didukung secara ekologis serta layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat (Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995). Pengembangan suatu obyek wisata dengan baik mampu menghasilkan ekonomi yang baik untuk komunitas setempat (Kurniawati, 2015). Objek wisata yang direncanakan dengan
baik, dapat memperbaiki taraf, kualitas dan pola hidup komunitas setempat (Hadinoto, 1996). Pada buku yang berjudul “The Tourism International Business”
menyatakan bahwa: “pariwisata dapat memberikan dampak positif yang menguntungkan bagi masyarakat maupun wisatawan dan dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan melalui ekonomi pada kawasan tersebut” (Mill, “The Tourism International Business” (2000, p.168-169)). Dapat disimpulkan bahwa dengan pengaruh karakter tertentu pada pariwisata berkelanjutan dapat membantu masyarakat untuk lebih maju, memberikan wisata yang baik sehingga dapat mensejahterakan masyarakat serta memberi pengetahuan juga pengalaman bagi wisatawan dan tetap menjaga lingkungan pada kawasan wisata.
Tabel 2.6 Faktor Karakter tertentu berdasarkan Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan
Aspek
Indikator Karakter tertentu Pariwisata
Berkelanjutan
Bangunan berkarakte r khusus
Fasad
Atap
Ornamen
Ekono mi
Lapangan pekerjaan baru
Peningkatan ekonomi lokal
Fasilitas yang ditawarkan
Fasad berpengaruh pada terbukanya lapangan pekerjaan baru
Atap mempengaruhi peningkatan penggunaan produk lokal
Ornamen mempengaruhi pengadaan fasilitas di kawasan objek wisata
Atraksi Khas
Makanan lokal
Transport asi lokal
Produk lokal
Ekono mi
Lapangan pekerjaan baru
Peningkatan ekonomi lokal
Makanan lokal
berpengaruh pada terbukanya lapangan pekerjaan baru
Transportasi lokal mempengaruhi
Acara tahunan
Fasilitas yang ditawarkan
penggunaan produk lokal di kawasan objek wisata Produk lokal
mempengaruhi
pengadaan fasilitas di kawsan objek wisata
Acara tahunan
mempengaruhi
pengadaan fasilitas di kawsan objek wisata
Gambar 2. Kerangka Teori Gambar 2. Kerangka Teori
Gambar 2 1
Kajian elemen karakter tertentu berdasarkan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan
Bangunan berkarakter khusus
Fasad
Atap
Ornamen
Atraksi Khas
Transportasi lokal
Makanan lokal/ tradisional
Produk lokal
Acara tahunan
KAJIAN ELEMEN KARAKTER TERTENTU BERDASARKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN di KABUPATEN KARO
Karakter tertentu
Aspek Ekonomi
Lapangan pekerjaan baru
Peningkatan ekonomi lokal
Fasilitas yang ditawarkan
Pariwisata Berkelanjutan
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Kajian pariwisata berkelanjutan berdasarkan elemen karakter tertentu dikawasan wisata Berastagi bertujuan untuk mengetahui apa saja elemen karakter tertentu berdasarkan pariwisata berkelanjutan serta menerapkan aspek-aspek tersebut untuk mengembangkan pariwisata di kawasan tersebut.
Berdasarkan kajian pustaka mengenai metodologi penelitian maka jenis penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan dengan menggunakan cara observasi dan wawancara. Penelitian kualitatif merupakan penelitian deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang memiliki tujuan untuk mendeskripsikan secara runtut, faktual dan akurat berdasarkan fakta dan sifat suatu objek atau pipolasi tertentu (Sukaria, 2018). Observasi adalah mengamati secara terencana untuk melihat maslah yang terjadi. Sedangkan wawancara melakukan interview langsung kepada sumber tertentu untuk mendapatkan data. Penentuan metode ini merujuk pada penelitian terdahulu yang sejenis yang dilakukan oleh Tegar, dkk (2018) di Kesawan Medan, Sumatera Utara dan penelitian oleh Ujang, N., Zakariyah, K. (2018) di Kuala Lumpur, Malaysia.
Jenis penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang tepat untuk penelitian ini. Hal tersebut karena penelitian dengan metode penelitian kualitatif dapat memberi data secara faktual dan akurat sesuai dengan kondisi kawasan penelitian saat ini.
3.2 Variabel Penelitian
Untuk penentuan variabel penelitian, terlebih dahulu peneliti akan melakukan pengkajian pustaka mengenai aspek-aspek karakter tertentu dan pariwisata berkelanjutan untuk menemukan keterkaitan antara kedua aspek. Teori- teori yang dipilih akan menjadi landasan dalam mengkaji aspek-aspek karakter tertentu pada onjek wisata di kawasan Kota Berastagi.
Setelah menemukan indikator-indikator penelitian, indikator tersebut akan digunakan pada tiap variabel. Indikator tersebut merupakan intrpretasi terhadap telaah pustaka. Berdasarkan hal itu, penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu 1) variabel aspek karakter tertentu dan 2) variabel aspek pariwisata berkelanjutan (dapat dilihat pada tabel 2.6). Variabel pertama di dapat dari hasil kajian literatur mengenai aspek-aspek karakter tertentu, sedangkan variabel kedua di dapat dari hasil kajian literatur mengenai aspek-aspek pariwisata berkelanjutan. Indikator- indikator yang terdapat pada variabel pertama dan variabel kedua ditentukan berdasarkan parameter-parameter yang terdapat pada kajian pustaka yang telah di interpretasi oleh peneliti (dapat dilihat di Tabel 3.1 dan Tabel 3.2). Variabel- variabel yang telah dipilih akan menjadi dasar dalam mnciptakan variabel penelitian.
Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Karakter tertentu
Sub-Variabel Indikator Parameter
Bangunan berkarakter khusus
Fasad Tampilan fasad
mencirikan sesuatu yang khas seperti budaya dll
Atap Bentuk dari atap
mencirikan sesuatu yang khas seperti budaya dll
Ornamen Tampilan dan bentuk
ornamen mencirikan suatu budaya atau ciri khas
Atraksi khas
Makanan lokal Makanan yang menjadi ciri khas kawasan penelitian
Transportasi lokal Sarana transportasi yang hanya dapat ditemui pada kawasan penelitian Produk lokal Kerajinan tangan, buah
tangan dan benda-benda yang produksi oleh masyarakat di kawasan penelitian
Acara tahunan Kegiatan rutin khas yang dilakukan di kawasan penelitian
Tabel 3.2 Variabel dan Indikator Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan
Sub-Variabel Indikator Parameter
Ekonomi
Lapangan pekerjaan baru
Tersedianya lapangan pekerjaan baru terhadap pemenuhan kebutuhan pariwisata pada kawasan penelitian
Peningkatan ekonomi lokal
Pengaruh kegiatan pariwisata terhadap kenaikan pendapatan masyarakat kawasan penelitian
Fasilitas yang ditawarkan
Tersedianya fasilitas wisata seperti
akomodasi, agen wisata, tempat promosi dan pusat informasi.
Selanjutnya dari penemuan variabel karakter tertentu dan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan, peneliti merumuskan variabel yang akan digunakan untuk penelitian Kajian Elemen Karakter tertentuberdasarkan Pariwisata Berkelanjutan di Karo.
Tabel 3.3 Variabel dan Indikator penelitian No Sub-Variabel
Indikator Parameter Kode
1. Karakter Tertentu
Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjuta n
2..
Fasad
Lapangan pekerjaan baru
Bangunan dengan fasad berkarakter tertentu menjadi objek wisata dan memunculkan lapangan
Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap
pemenuhan kebutuhan wisata
FE1
pekerjaan baru
3. Peningkatan
ekonomi lokal
Bangunan dengan fasad berkarakter tertentu menjadi objek wisata dan memberi
pengaruh terhadap peningkatan ekonomi
masyarakat lokal
Adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal
FE2
4. Fasilitas yang
ditawarkan
Bangunan dengan fasad berkarakter tertentu menjadi objek wisata dan memiliki fasilitas penunjang
disekitarnya
Adanya fasilitas- fasilitas
penunjang wisata pada bangunan berkarakter
khusus di
kawasan penelitian
FE3
5.
Atap
Lapangan pekerjaan baru
Bangunan dengan bentuk atap berkarakter
tertentu menjadi objek wisata dan memunculkan lapangan pekerjaan baru
Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap
pemenuhan kebutuhan wisata
AE1
6. Peningkatan
ekonomi lokal
Bangunan dengan atap berkarakter tertentu menjadi
Adanya peningkatan pendapatan
AE2
objek wisata dan memberi
pengaruh
sehingga dapat meningkatkan ekonomi lokal
masyarakat lokal
7. Fasilitas yang
ditawarkan
Bangunan dengan atap berkarakter tertentu menjadi objek wisata dan memunculkan lapangan pekerjaan baru
Adanya fasilitas- fasilitas
penunjang wisata pada bangunan berkarakter
khusus di
kawasan penelitian
AE3
8.
Ornamen
Lapangan pekerjaan baru
Bangunan dengan ornamen khas menjadi objek
wisata dan
memunculkan lapangan pekerjaan baru
Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap
pemenuhan kebutuhan wisata
OE1
9. Peningkatan
ekonomi lokal
Bangunan dengan ornamen khas menjadi objek wisata dapat memberi
pengaruh pada peningkatan ekonomi lokal
Adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal
OE2
10. Fasilitas yang ditawarkan
Bangunan dengan ornamen
berkarakter
tertentu menjadi objek wisata dan memiliki fasilitas penunjang
disekitarnya
Adanya fasilitas- fasilitas
penunjang wisata pada bangunan berkarakter
khusus di
kawasan penelitian
OE3
11.
Makanan lokal
Lapangan pekerjaan baru
Makanan lokal yang menjadi makanan khas pada kawasan menjadi salah satu tujuan wisata dan memunculkan lapangan
pekerjaan baru
Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap
pemenuhan kebutuhan wisata
ME1
12. Peningkatan
ekonomi lokal
Pengadaan dan penjualan
makanan lokal oleh masyarakat lokal
Adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal
ME2
13. Fasilitas yang ditawarkan
Tersedianya tempat atau fasilitas untuk pengadaan dan tempat
memperoleh makanan lokal
Adanya fasilitas- fasilitas
penunjang wisata pada bangunan berkarakter
khusus di
kawasan penelitian
ME3
14.
Transpor tasi lokal
Lapangan pekerjaan baru
Transportasi lokal menjadi ciri khas serta dapat menarik minat wisatawan dan memunculkan lapangan pekerjaan baru
Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap
pemenuhan kebutuhan wisata
TE1
15. Peningkatan
ekonomi lokal
Pengadaan
transportasi lokal untuk
meningkatkan ekonomi lokal
Adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal
TE2
16. Fasilitas yang ditawarkan
Fasilitas halte dan stasiun atau tempat
pemberhentian transportasi lokal
Adanya fasilitas- fasilitas
penunjang wisata pada bangunan berkarakter
khusus di
kawasan penelitian
TE3
17.
Produk lokal
Lapangan pekerjaan baru
Penyerapan tenagan kerja dalam produksi dan pemasaran produk lokal
Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap
pemenuhan kebutuhan wisata
PE1
18. Peningkatan
ekonomi lokal
Penjualan dan produksi produk lokal dapat meningkatkan
Adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal
PE2
ekonomi lokal 19. Fasilitas yang
ditawarkan
Fasilitas pusat pemasaran produk lokal
Adanya fasilitas- fasilitas
penunjang wisata pada bangunan berkarakter
khusus di
kawasan penelitian
PE3
20.
Acara tahunan
Lapangan pekerjaan baru
Penyerapan tenaga kerja untuk pengadaan dan persiapan acara tahunan
Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap
pemenuhan kebutuhan wisata
NE1
21. Peningkatan
ekonomi lokal
Acara tahunan dapat memeberi dampak
meningkatnya ekonomi lokal
Adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal
NE2
22. Fasilitas yang ditawarkan
Fasilitas yang memadai saat acara tahunan digelar
Adanya fasilitas- fasilitas
penunjang wisata pada bangunan berkarakter
khusus di
kawasan penelitian
NE3
3.3 Populasi/ Sampel
Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti mempertimbangkan beberapa cara sampling pada penelitian-penelitian sebelumnya yang bersifat metode kualitatif.
Dalam metode penelitian ini, sampling dilakukan dengan teknik non- probability sampling, dikarenakan setiap sampel yang diambil berdasarkan kepada karakteristik khusus masing-masing populasi (Sinulingga, 2018). Kajian elemen karakter tertentu memerlukan persepsi dari orang-orang yang langsung memiliki pengaruh-pengaruh yang erat pada lokasi objek wisata. Data kualitatif akan dilakukan dengan cara wawancara dan observasi dalam bentuk gambar dan kata (non-metric data). Observasi dilakukan dengan langsung mengambil foto dari objek penelitian yang ada pada kawasan penelitian. Wawancara atau depth interview dengan para narasumber yang terpilih dengan kriteria :
Pemerintah setempat yang pada kawasan penelitian dalam hal ini Dinas Pariwisata Kabupaten Karo
Masyarakat lokal dalam hal ini tokoh masyarakat
Pihak swasta dalam hal ini travel agent
Pakar wisata dalam hal ini praktisi pariwisata
Pelaku usaha
3.4 Metoda Pengumpulan Data
Variabel dan indikator penelitian yang telah di tetapkan menjadi acuan dalam menentukan metoda pengumpulan data. Metode pengumpulan data dilakukan melalui cara observasi dan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dengan masing-masing sektor pariwisata.
Tabel 3.4 Pengumpulan Data
Kode Parameter Metode
O W
FE1 Fasad bangunan dapat menjadi objek wisata sehingga
dapat memunculkan lapangan pekerjaan baru FE2 Keberadaan fasad bangunan berkarakter khusus
berpengaruh pada peningkatan pendapatan masyarakat
Kode Parameter Metode
O W
lokal
FE3 Fasilitas yang terdapat disekitar kawasan wisata
AE1
Atap bangunan dapat menjadi objek wisata sehingga dapat
memunculkan lapangan pekerjaan baru
AE2
Keberadaan bangunan berkarakter khusus dengan atap khas berpengaruh pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal
AE3 Fasilitas yang terdapat disekitar kawasan wisata OE1 Bangunan dengan ornamen berkarakter tertentu
memunculkan lapangan pekerjaan baru
OE2 Bangunan dengan ornamen berkarakter tertentu dapat
meningkatkan ekonomi lokal
OE3 Fasilitas yang ada di sekitar bangunan dengan ornamen
berkarakter tertentu
ME1 Makanan lokal dapat menjadi objek wisata sehingga dapat
memunculkan lapangan pekerjaan baru
ME2 Pengadaan dan penjualan makanan lokal oleh masyarakat
lokal sehingga dapat meningkatkan ekonomi lokal ME3 Tersedianya tempat atau fasilitas untuk pengadaan dan
tempat memperoleh makanan lokal
TE1
Transportasi lokal dapat menjadi objek wisata dan menarik wisatawan untuk menggunakannya sehingga dapat memunculkan lapangan pekerjaan baru
TE2 Pengadaan transportasi lokal untuk meningkatkan ekonomi
lokal
TE3 Fasilitas halte dan stasiun atau tempat pemberhentian
transportasi lokal
PE1 Produk lokal dapat menjadi objek wisata sehingga dapat
memunculkan lapangan pekerjaan baru
PE2 Penjualan dan produksi produk lokal dapat meningkatkan
ekonomi lokal
PE3 Fasilitas pusat pemasaran produk lokal
NE1 Acara tahunan dapat menjadi objek wisata sehingga dapat
memunculkan lapangan pekerjaan baru
NE2 Acara tahunan dapat memeberi dampak meningkatnya
ekonomi lokal
NE3 Fasilitas yang memadai saat acara tahunan digelar
Keterangan:
O : Observasi W : Wawancara
3.4.1 Metoda Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam objek penelitian (Nawawi dan Martini, 1991).
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami secara faktual objek-objek yang akan ditelilti sesuai dengan konteks penelitian. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, objek, interaksi subjek dengan objek dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Adapun yang menjadi objek observasi adalah:
1. Space : Ruang dalam bentuk fisik 2. Actor : Orang yang andil pada objek 3. Activity : kegiatan yang dilakukan
4. Object : Benda-benda yang ada pada tempet penelitian 5. Act : Perlakuan
6. Event : acara atau kegiatan 7. Time : waktu kegiatan
8. Goal : hal yang dicapai dari kegiatan
9. Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang
Tabel 3.5 Daftar Observasi
No Kode Hal yang diperlukan
1. FE1 Fasad bangunan berkarakter khusus
2. FE3 Fasilitas disekitar bangunan berkarakter tertentu 3. AE1 Atap bangunan berkarakter khusus
4. AE3 Fasilitas disekitar bangunan dengan atap berkarakter tertentu 5. OE1 Ornamen bangunan berkarakter khusus
6. OE3 Fasilitas disekitar bangunan denganb ornamen berkarakter tertentu 7. ME1 Makanan lokal
8. ME2 Penjualan makanan lokal oleh masyarakat 9. ME3 Fasilitas pusat makanan lokal
3.4.2 Metoda Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dengan orang-orang tertentu yang memiliki data/informasi yang dibutuhkan. Orang-orang yang akan di wawancarai disebut responden. Dalam penelitian ini jumlah responden yang akan diwawancarai adalah 5 responden. 5 responden tersebut terdiri dari:
1. Pelaku usaha : pemilik penginapan, pemilik warung makan, pemilik toko souvenir
2. Pemerintah : Dinas Pariwisata Kabupaten Karo (Kabid Pengembangan Destinasi )
3. Tokoh warga lokal : Bpk Idaman Purba
4. Agensi travel : SIBAYAK TOUR & TRAVEL
5. Pakar wisata : Bpk Dikson Pelawi (Sibayak Tour & Travel) Tabel 3.6 Daftar Wawancara 10. TE1 Tranportasi lokal
11. TE2 Kegiatan pengunaan transportasi lokal oleh turis 12. TE3 Fasilitas halte, stasiun danpenunjang lainnya 13. PE1 Produk lokal
14. PE2 Produksi dan penjualan produk lokal oleh masyarakat serta kegiatan jual beli kepada wisatawan
15. PE3 Fasilitas pusat oleh-oleh
No Kode Hal yang diperlukan
1. FE1 Apakah fasad bangunan yang ada pada lokasi wisata memiliki karakter tertentu dan bagaimana pengaruhnya terhadap lagangan pekerjaan serta ekonomi lokal?
2. FE2
3. FE3 Fasilitas penunjang wisata apa saja yang terdapat disekitar lokasi wisata?
4. AE1 Apakah atap bangunan yang ada pada lokasi wisata memiliki karakter tertentu dan bagaimana pengaruhnya terhadap lagangan pekerjaan serta ekonomi lokal?
5. AE2
6. AE3 Fasilitas penunjang wisata apa saja yang terdapat disekitar lokasi wisata?
7. OE1 Apakah ornamen bangunan yang ada pada lokasi wisata memiliki karakter tertentu dan bagaimana pengaruhnya terhadap lagangan pekerjaan serta ekonomi lokal?
8. OE2
3.5 Metoda Analisa Data
Untuk penelitian ini, data diperoleh dengan melakukan observasi lapangan dan wawancara terhadap narasumber. Selanjutnya, data yang diperoleh akan dianalisa secara kualitatif. Analisa mengenai hubungan aspek-aspek karakter tertentu terhadap pariwisata berkelanjutan dilakukan dengan cara menghubungkan data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan kajian pustaka elemen karakter tertentu berdasarkan pariwisata berkelanjutan.
Selanjutnya, hasil-hasil yang didapat akan dikembangkan menjadi saran dalam peningkatan pariwisata melalui karakter tertentu dikawasan Berastagi.
9. OE3 Fasilitas penunjang wisata apa saja yang terdapat disekitar lokasi wisata?
10. ME1 Apa saja yang menjadi makanan lokal khas lokasi wisata dan apakah diproduksi dan dijual sendiri oleh masyarakat yang berpengaruh pada tersedianya lapangan pekerjaan baru dan peningkatan ekonomi lokal?
11. ME2
12. ME3 Apakah tersedia fasilitas untuk memperoleh makanan lokal dengan mudah?
13. TE1 Apa saja transportasi lokal yang ada di lokasi dan dengan adanya transportasi lokal ini dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan ekonomi lokal?
14. TE2
15. TE3 Apakah tersedia halte, stasiun dan fasilitas penunjang lain untuk transportasi lokal?
16. PE1 Apa saja yang menjadi produk lokal khas lokasi wisata dan dengan adanya produk lokal ini dapat menyerap tenaga kerja dalam hal produksi dan pemasaran sehingga dapat
meningkatkan ekonomi lokal?
17. PE2
18. PE3 Apakah tersedia fasilitas untuk tempat pengadaan dan pusat pemasaran produk lokal?
19. NE1 Acara tahunan apa saja yang ada di lokasi dan apakah dengan adanya acara tahunan tersebut dapat menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi lokal?
20. NE2
21. NE3 Apakah disekitar lokasi acara tahunan digelar terdapat fasilitas seperti akomodasi, pusat informasi, pusat makanan dan fasilitas penunjang lainnya?”
Analisa hubungan antara karakter tertentu dengan aspek pariwisata berkelanjutan
TEMUAN
Kajian karakter tertentu berdasarkan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Karo
KESIMPULAN
Gambar 3. Metoda Analisa Data
35 BAB IV
KAWASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kawasan
Kabupaten karo adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Jumlah populasi di Kabupaten Karo per tahun 2019 yaitu 415.878 dengan jumlah laki-laki 206.395 jiwa dan perempuan 209.483 jiwa.
Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan dengan total luas kawasan 2.127,25 km2 dan kecamatan terluasnya adalah Kecamatan Mardinding.
Kabupaten Karo berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang di bagian utara, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Samosir di bagian timur, Kabupaten Dairi di bagian selatan dan Kabupaten Aceh Tenggara di bagian barat. Peta kawasan Kabupaten Karo dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Peta Kawasan Kabupaten Karo
Kawasan Kabupaten Karo merupakan kawasan pariwisata yang memiliki banyak destinasi wisata, baik wisata alam, wisata budaya dan wisata daerah dan cukup terkenal. Hal ini lah yang mendasari peneliti memilih Kabupaten Karo sebagai lokasi penelitian.
4.2 Pariwisata Kabupaten Karo
Dalam penelitian ini kawasan penelitian berfokus pada 3 objek wisata yaitu Desa Budaya Lingga yang terletak di Kecamatan Simpang Empat, Desa Peceren dan kawasan Pasar Buah Berastagi yang terletak di Kecamatan Berastagi (Gambar 5).
4.2.1 Desa Budaya Lingga
Desa Budaya Lingga (Lingga Cultural Village) terletak di Kecamatan Simpang Empat, lebih kurang 15 km dari Berastagi. Desa Lingga sendiri merupakan perkampungan karo yang memiliki rumah adat yang sudah berusia
Gambar 5. Lokasi Objek Wisata (sumber: Google Earth dan foto pribadi) a). Desa Budaya Lingga; b). Desa Peceren; c). Kawasan Pasar Buah Berastagi
a
b
c
ratusan tahun. Sekarang hanya ada 4 bangunan rumah adat yang masih bisa didatangi (Gambar 6). Dua rumah lain masih berdiri dengan kokoh dan masih digunakan oleh masyarakat. Satu rumah untuk objek wisata atau digunakan oleh mahasiswa-mahasiswa yang datang ke desa untuk KKN dan satu rumah lagi masih dipakai oleh masyarakat sebagai rumah tinggal.
Gambar 6. Rumah Adat yang masih digunakan sebagai objek wisata dan rumah tinggal