• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KARAKTER TERTENTU BERDASARKAN ASPEK EKONOMI PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KABUPATEN KARO SKRIPSI OLEH: RIRIS ADRIATY PUTRI E SILALAHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN KARAKTER TERTENTU BERDASARKAN ASPEK EKONOMI PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KABUPATEN KARO SKRIPSI OLEH: RIRIS ADRIATY PUTRI E SILALAHI"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH:

RIRIS ADRIATY PUTRI E SILALAHI 160406076

DEPARTEMEN ARISTEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

(2)

KAJIAN KARAKTER TERTENTU BERDASARKAN ASPEK EKONOMI PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Umtuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

RIRIS ADRIATY PUTRI E SILALAHI 160406076

DEPARTEMEN ARISTEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

(3)

PERNYATAAN

(KAJIAN KARAKTER TERTENTU BERDASARKAN ASPEK EKONOMI PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KABUPATEN KARO)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dlam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kucuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 28 Januari 2021

(Riris Adriaty Putri E. Silalahi)

(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian untuk skripsi ini dengan judul “Kajian Karakter Tertentu Berdasarkan Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan di Kabupaten Karo” untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur Program, Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja karakter tertentu dan bagaimana karakter tertentu tersebut pada aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di objek-objek wisata Kabupaten Karo

.

Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memeberikan doa, semangat dan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada:

1. Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc., Ph.D., IPM sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, pengetahuan, dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc., IPM dan Ibu Amy Marisa, ST., MSc., PhD selaku Dosen Penguji Studi Perencanaan Lingkungan Binaan II yang telah memeberikan saran dan masukan untuk penelitian ini.

3. Ibu Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc., IPM selaku Ketua Departemen Teknik Arsitektur dan Ibu Beny O. Y. Marpaung, S.T., M.T., PhD., IPM selaku Sekretaris Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak dan Ibu staff pengajar dan seluruh pegawai Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5. Kedua orang tua, ayahanda Irianto Silalahi, SH dan ibunda Megaria Tarigan, SH serta kepada saudara kandung saya Raymond Putra Pratama Silalahi yang selalu memberikan doa, dukungan dan kasih sayang kepada penulis.

(8)

6. Teman- teman satu bimbingan tugas akhir, Melanie Siregar dan Syahputra Nadeak yang memberikan dukungan dan tempat bertukar pikiran selama proses pengerjaan skripsi ini.

7. Teman- teman stambuk 2016 yang selalu menjadi rumah selama 4 tahun dan motivasi bagi penulis.

Dengan selesainya tugas skripsi ini, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun bagi semua pihak.

Medan, 28 Januari 2021

Riris Adriaty P E Silalahi

(9)

ABSTRAK

Kajian karakter tertentu berdasarkan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Karo dibutuhkan mengetahui apa saja elemen karakter tertentu dan bagaimana elemen karakter tertentu tersebut pada aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di objek-objek wisata Kabupaten Karo. Aspek karakter tertentu pada penelitian ini adalah bangunan berkarakter khusus dan atraksi khas.

Sedangkan aspek ekonomi pariwisata berkelajutan adalah lapangan pekerjaan baru, peningkatan ekonomi lokal dan fasilitas yang ditawarkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil data menggunakan teknik observasi dan wawancara serta teknik analisa data dengan mengaitkan hasil analisa dengan kajian teori. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa yang menjadi karatkter tertentu pada kawasan penelitian adalah bangunan rumah adat atau budaya, makanan lokal, transportasi lokal, paroduk lokal dan acara tahunan yang masing-masing memiliki pengaruh terhadap ekonomi pariwisata berkelanjutan di kawasan penelitian. Aspek dari karakter tertentu ini memiliki pengaruh tinggi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat Kabupaten Karo.

Kata kunci : karakter tertentu, ekonomi pariwisata berkelanjutan, bangunan berkarakter khusus, atraksi khas, karo.

(10)

ABSTRACT

Particular character study based on the economic aspects of sustainable tourism in Karo Regency is needed to know what particular character elements are and how particular character elements are in the economic aspects of sustainable tourism in Karo Regency tourism objects. Particular character aspects in this study are buildings with special characteristics and distinctive attractions. Meanwhile, the economic aspects of sustainable tourism include new jobs, an increase in the local economy, and the facilities offered. This study uses qualitative methods by taking data using observation and interview techniques as well as data analysis techniques by linking the results of the analysis with theoretical studies. The results of the study found that particular characteristics in the study area were traditional or cultural houses, local food, local transportation, local products, and annual events, each of which had an influence on the sustainable tourism economy in the research area. This particular aspect of the character has high influence on the economic improvement of the people of Karo Regency.

Keywords: particular characters, sustainable tourism economy, buildings with particular characteristics, special attractions, karo.

(11)

i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Kerangka Berpikir ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 21

2.1 Karakter Tertentu ... 21

2.1.1 Bangunan berkarakter khusus ... 24

2.1.2 Atraksi Khas ... 25

2.2 Pariwisata Berkelanjutan ... 26

2.2.1 Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan ... 31

2.3 Karakter Tertentu Berdasarkan Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan. 33 BAB III METODE PENELITIAN... 36

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Variabel Penelitian ... 36

3.3 Populasi/ Sampel ... 44

3.4 Metoda Pengumpulan Data ... 44

3.4.1 Metoda Observasi ... 46

3.4.2 Metoda Wawancara ... 47

3.5 Metoda Analisa Data ... 48

BAB IV KAWASAN PENELITIAN ... 35

4.1 Gambaran Umum Kawasan ... 35

4.2 Pariwisata Kabupaten Karo ... 36

4.2.1 Desa Budaya Lingga ... 36

(12)

ii

4.2.2 Desa Peceren ... 38

4.2.3 Kawasan Pasar Buah Berastagi... 39

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

5.1 Temuan Karakter Tertentu pada Pariwisata Berkelanjutan di Kabupaten Karo ... 41

5.2 Kajian Bangunan Berkarakter Khusus pada Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan di Kabupaten Karo ... 43

5.2.1 Fasad ... 43

5.2.2 Atap ... 50

5.2.3 Ornamen ... 53

5.3 Kajian Atraksi Khas pada Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan di Kabupaten Karo ... 54

5.3.1 Makanan Lokal ... 55

5.3.2 Transportasi Lokal ... 57

5.3.3 Produk Lokal ... 58

5.3.4 Acara Tahunan ... 61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

6.1 Kesimpulan ... 64

6.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 71

(13)

iii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 3

Gambar 2. Kerangka Teori ... 17

Gambar 3. Metoda analisa dat ... 28

Gambar 4. Peta kawasan Kabupaten Karo ... 29

Gambar 5. Lokasi objek wisata ... 30

Gambar 6. Rumah adat Desa Budaya Lingga ... 31

Gambar 7. Rumah adat Desa Peceren ... 32

Gambar 8. Kawasan Pasar Buah Berastagi ... 34

Gambar 9. Variasi fasad rumah adat Desa Budaya Lingga ... 38

Gambar 10. Fasad rumah Adat Desa Peceren ... 39

Gambar 11. Fasad bangunan pada kawasan Pasar Buah Berastagi ... 40

Gambar 12. Fasilitas penunjang ... 41

Gambar 13. Fasad bangunan penunjang kawasan Pasar Buah Berastagi ... 42

Gambar 14. Variasi bentuk atap di Desa Budaya Lingga ... 43

Gambar 15. Atap rumah adat di Desa Peceren ... 44

Gambar 16. Atap bangunan kawasan Pasar Buah Berastagi... 44

Gambar 17. Atap bangunan fasilitas yang ditawarkan... 45

Gambar 18. Ornament pada objek penelitian ... 46

Gambar 19. Makanan lokal ... 48

Gambar 20. Sado dan kuda ... 50

Gambar 21. Produk lokal ... 51

Gambar 22. Obat-obatan ... 52

Gambar 23. Acara tahunan ... 54

(14)

iv DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakter tertentu ... 22

Tabel 2.2 Bangunan berkarakter khusus ... 8

Tabel 2.3 Atraksi khas... 9

Tabel 2.4Prinsip pengembangan pariwisata berkelanjutan ... 13

Tabel 2.5Aspek ekonomipariwisata berkelanjutan... 30

Tabel 2.6 Faktor karakter tertentu berdasarkan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan ... 16

Tabel 3.1 Variabel dan indikator karakter tertentu ... 32

Tabel 3.2 Variabel dan indikator aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan ... 20

Tabel 3.3 Variabel dan Indikator Penelitian ... 37

Tabel 3.4 Pengumpulan data ... 25

Tabel 3.5 Daftar observasi ... 44

Tabel 3.6 Daftar wawancara ... 46

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian tentang elemen karakter tertentu di suatu kawasan wisata memiliki pengaruh besar terhadap pengembangan pariwisata pada kawasan tersebut. Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang memperkirakan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa yang akan datang, menangani kebutuhan pengunjung, serta industri, lingkungan, dan masyarakat lokal (UNWTO, 2012). Pergeseran minat wisatawan saat ini berdampak pada munculnya sustainable tourism. Pariwisata dianggap sebagai langkah yang efisien untuk menurunkan kemiskinan (Croes, 2014). Pariwisata dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang beragam (World Tourism Organization, 2002).

Pariwisata merupakan faktor penting dalam proses pembangunan identitas (Light, 2001).

Salah satu faktor dalam proses pembangunan identitas tempat adalah kekhasan atau distinctiveness. Distinctiveness merupakan 1 dari 4 aspek pembentuk identitas tempat (Ginting, 2018). Distinctiveness memiliki 4 aspek pembentuk, salah satunya adalah karakter tertentu. Karakter tertentu kawasan wisata dapat memberi manfaat ke tempat tersebut (Marpaung, 2016). Karakter tertentu suatu kawasan dapat dilihat dari fasad dengan elemen visual yang menghasilkan sebuah identitas sehingga mampu memikat wisatawan (Ginting dkk, 2016). Hal ini juga dapat dikaitkan dengan daya tarik dan frekuensi kunjungan wisatawan terhadap suatu kawasan wisata (Ujang, 2019). Maka dapat disimpulkan pariwisata dan karakter tertentu suatu tempat dapat saling berhubungan. Dengan adanya karakter tertentu dari suatu tempat atau daerah dapat menjadi penghubung khusus bagi seseorang. Sehingga hal ini dapat menjadi satu alasan bagi turis untuk berkunjung ketempat tersebut.

Berdasarkan literatur-literatur tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter tertentu dari suatu daerah dapat menjadi suatu daya tarik wisata yang berkesinambungan dengan pariwisata berkelanjutan. Dimana pariwisata

(16)

berkelanjutan merupakan sebuah konsep wisata berbasis aspek wisata alam, budaya, dan juga edukasi serta tidak melupakan lingkungan yang ada didalamnya.

Contoh karakter tertentu seperti bangunan bersejarah, makanan lokal, dan tempat menarik (Ginting & wahid, 2016).

Di Indonesia, khususnya di Kabupaten Karo memiliki banyak potensi wisata. Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi yang dikenal dengan dataran tinggi karo atau tanah karo. Tanah Karo ini juga merupakan destinasi wisata yang populer di Sumatera Utara. Berapa objek wisata yang menarik di kawasan ini adalah Gundaling, Pasar Buah Berastagi, Taman Alam Lumbini, Air terjun Sikulikap dan lainnya. Objek-objek wisata ini masing-masing memiliki ciri khas atau karakter tertentu yang dapat mempengaruhi aspek ekonomi keberlanjutan pariwisata kawasan Kabupaten Karo.

1.2 Rumusan Masalah

Masing-masing objek wisata di Kabupaten Karo memiliki ciri khas tertentu yang menjadi citra wisatanya. Karakter tertentu tersebut memiliki pengaruh terhadap aspek ekonomi keberlanjutan objek wisata. Maka dari itu dibutuhkan penelitian untuk melihat apa saja karakter tertentu dan mengkaji bagaimana karakter tertentu tersebut pada aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di objek- objek wisata Kabupaten Karo?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja karakter tertentu dan bagaimana karakter tertentu tersebut pada aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di objek-objek wisata Kabupaten Karo.

1.4 Batasan Masalah

Kajian pada penelitian ini dibatasi pada apa saja karakter tertentu dan analisa karakter tertentu terhadap aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan pada objek-objek wisata di Kabupaten Karo sebagai identitas tempat atau kawasan.

(17)

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis untuk dapat diaplikasikan sebagai upaya penerapan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan Kesawan Medan. Manfaat-manfaat teoritis dan praktis dijabarkan sebagai berikut.

a. Bagi civitas akademika, dapat memberikan kontribusi dibidang ilmu pengetahuan tentang elemen karakter tertentu pada pariwisata berkelanjutan di kawasan kajian.

b. Bagi pemerintah daerah, dapat memberikan rekomendasi dalam penerapan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan penelitian berdasarkan elemen karakter tertentu.

c. Bagi stakeholder, dapat memberikan acuan dalam peningkatan usaha yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan penelitian berdasarkan elemen karakter tertentu.

d. Bagi masyarakat lokal, dapat memberikan keuntungan dalam ekonomi dan sosial apabila hasil penelitian diterapkan dengan baik.

(18)

1.6 Kerangka Berpikir

Kajian karakter tertentu berdasarkan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Karo

LATAR BELAKANG

Pengembangan pariwisata berkelanjutan dengan memanfaatkan karakter tertentu suatu kawasan wisata agar karakter tertentu kawasan tersebut dapat menjadi daya

tarik tersendiri untuk menarik wisatawan dan aspek ekonomi pada kawasan penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Karakter tertentu dan Pariwisata Berkelanjutan

LOKASI KAJIAN Kabupaten Karo

PENGUMPULAN DATA Observasi dan Wawancara TUJUAN MASALAH

untuk mengetahui apa saja karakter tertentu dan bagaimana karakter tertentu tersebut pada aspek ekonomi

pariwisata berkelanjutan di objek-objek wisata Kabupaten Karo.

METODE PENELITIAN Kualitatif

ANALISIS DATA

TEMUAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 1. Kerangka Berpikir Gambar 1

Gambar 1 1 Gambar 1 2 Gambar 1 3 RUMUSAN MASALAH

Objek wisata di Kabupaten Karo memiliki ciri khas tertentu yang menjadi citra wisatanya. Karakter tertentu tersebut memiliki pengaruh terhadap aspek ekonomi keberlanjutan objek wisata. Dibutuhkan penelitian untuk untuk melihat apa

saja karakter tertentu dan mengkaji bagaimana karakter tertentu tersebut pada aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di objek-objek wisata Kabupaten Karo

(19)

1.7 Sistematika Penulisan

Rancangan sistematika penulisan secara keseluruhan pada laporan penelitian ini terdiri dari 6 (enam) bab, uraian masing-masing bab adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tenteng latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi teori yang digunakan dalam penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Karakter Tertentu dan Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi jenis metodologi yang digunakan, variable penelitian, populasi/ sampel, metoda pengumpulan data dan metoda analisa data.

4. Bab IV Kawasan Penelitian

Bab ini berisi gambaran umum kawasan penelitian.

5. Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisikan hasil dan pembahasan kajian karakter tertentu

berdasarkan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Karo.

6. Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil dan pembahasan pada bab v.

(20)

21 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakter Tertentu

Distinctiveness merupakan bagian penting dalam salah satu aspek yang membentuk identitas pada kawasan atau tempat (Ginting dan Wahid, 2016). Hal ini dikarenakan setiap objek wisata memiliki identitas yang berbeda (Wang & Xu, 2015). Suatu tempat dikatakan memiliki identitas apabila tempat tersebut mempunyai kekhasan atau keunikan yang dapat membedakannya dari tempat yang lain (Twigger-ross dan Uzzell, 1996). Tempat yang memiliki karakter tertentu dapat memberi pengalaman yang membentuk identitas khas bagi pengunjung (Ujang dan Zakariya, 2015). Pengalaman-pengalaman itu membentuk suatu keterikatan tempat dengan pengunjung sehingga memberi kontribusi pada pelestarian identitas tempat dan keberlanjutan budayanya (Ujang & Zakariyah, 2018). Keterikatan ini membentuk suatu ikatan atau perasaan khusus bagi pengunjung untuk dapat berkunjung kembali (Hidalgo & Hernandez, 2001).

Sehingga dengan karakter tertentu atau karakter tertentu tersebut kawasan wisata atau suatu tempat dapat memiliki identitas, citranya sendiri dan pengalaman serta keinginan dapat berkunjung kembali oleh wisatawan.

Karakter tertentu suatu tempat dapat menjadi identitas atau citra dari tempat tersebut (Lalli, 1992). Tempat yang memiliki keunikan atau karakter tertentu dapat lebih mudah dikenali dibanding dengan tempat lain (Wang & Xu, 2015).

Jika suatu tempat menarik dan dapat dikenali, maka karakter tertentu suatu tempat akan berbeda dengan tempat lain (Ginting dkk, 2017). Dari literatur diatas dapat disimpulkan melalui karakter tertentu yang menjadi ciri khas dari suatu kawasan atau daerah wisata dapat menjadi cara dalam pengenalan bagi wisatawan.

Sehingga kawasan tersebut memiliki citra tersendiri. Objek-objek wisata di Kabupaten Karo memiliki ciri khas yang menjadi karakter tertentu. Karakter tertentu tersebut memiliki pengaruh pada aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di objek wisata.

(21)

Karakter tertentu suatu tempat dapat lebih mudah dikenali melalui visual terhadap ciri fisik seperti bangunan yang memiliki karakter tertentu dan atraksi yang ada pada tempat tersebut (Amar, 2009). Suatu kawasan yang memiliki karakter tertentu seperti bangunan dan atau kegiatan serta atraksi khas dapat membantu seseorang untuk berorientasi dan mengakses suatu tempat (Hussain &

Ujang, 2014). Bangunan tertentu di suatu wilayah dapat menjadi karakter dari suatu daerah. Bangunan-bangunan tua serta yang memiliki ciri tertentu dan atraksi khas dalam suatu kawasan memiliki kontribusi dalam pengenalan identitas unik dari lingkungan pariwisata dan membawa karakteristik arsitektur dari periode yang dibangun yang menciptakan identitas dan meneruskannya ke generasi berikutnya (Yaldiz E, Aydin, D, Suramkaya, SB, 2014). Karakter tertentu dari sebuah kawasan dapat dilihat melalui bangunan dengan ciri tertentu seperti bangunan tua serta atraksi- atraksi yang hanya terdapat pada suatu kawasan (Ginting dkk, 2017).

Tabel 2.1 Karakter tertentu

Referensi Komponen Kesimpulan

Amar, 2009  Bangunan yang memiliki karakter khusus

 Atraksi yang ada pada tempat tersebut

 Bangunan berkarakter khusus

 Atraksi khas Hussain & Ujang,

2014

 Bangunan

 Kegiatan dan atraksi khas Yaldiz E, Aydin, D,

Suramkaya, SB, 2014

 Bangunan tua dan memiliki ciri tertentu

 Atraksi khas pada kawasan Ginting dkk, 2017  Bangunan dengan ciri

tertentu

 Atraksi yang ada pada kawasan

(22)

Adapun karakter tertentu dapat dilihat melalui keberadaan bangunan- bangunan berkarakter khusus seperti bangunan tua, bangunan adat dan bangunan dengan ciri tertentu. Selain itu dapat dilihat juga melalui atraksi khas yang hanya dapat ditemui di tempat tersebut. Karakter tertentu juga dapat menjadi alat bantu dalam orientasi tujuan wisata bagi wisatawan. Maka dari itu karakter tertentu dari suatu kawasan dapat dilihat dari keberadaan bangunan-bangunan berkarakter khusus seperti bangunan tua, bangunan adat dan bangunan dengan ciri tertentu.

Selain ciri atau karakter tertentubangunan, dapat dilihat juga melalui atraksi khas kawasan seperti tempat makan, produk lokal, transportasi lokal, objek penanda dan pengalaman unik yang hanya bisa didapat pada kawasan tersebut. Melalui unsur-unsur ini wisatawan dapat memiliki keterikatan atau pandangan khas terhadap objek wisata sehingga dapat membentuk keinginan untuk kembali berkunjung dan meningkatkaan intensitas kunjungan pada kawasan yang berhubungan dengan pariwisata berkelanjutan.

Karakter tertentu juga dapat memberi pengalaman yang unik bagi pengunjung. Untuk dapat memberikan pengalaman yang unik, haruslah terlebih dahulu mengidentifikasi dan menyoroti aspek paling signifikan dari budaya destinasi, sejarah, dan cara hidup lokal yang membedakannya dari yang lain (Kim, 2014). Produk lokal juga dapat menjadi ciri khas yang dapat menjadi bukti bahwa wisatawan pernah mengunjungi tempat tersebut (Kastenholz, 2016). Wisatawan akan mencari pengalaman perjalanan yang unik dan bermakna untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka (Hall & Weiler, 1992; Robinson & Novelli, 2005). Sejauh mana seseorang merasa terikat pada suatu tempat dapat dilihat dari seberapa baik tujuan dan kebutuhannya terpenuhi dan pengalaman positif yang didapatnya dari suatu tempat (Ujang & Zakariyah, 2019). Kelestarian karakter tertentu juga memiliki pengaruh terhadap wisata suatu tempat (Wang & Xu, 2015). Maka dapat disimpulkan bahwa selain melalui bangunan-bangunan berkarakter khusus, karakter tertentu dapat dilihat juga melalui atraksi khasnya yang dapat memberi pengalaman unik kepada wisatawan.

(23)

2.1.1 Bangunan berkarakter khusus

Karakter tertentu suatu kawasan dapat dilihat dari bangunan fasad dengan elemen visual yang menghasilkan sebuah identitas sehingga mampu memikat wisatawan (Ginting dkk, 2016). Bangunan berkarakter khusus merupakan salah satu ciri fisik karakter tertentu yang berfungsi sebagai patokan, acuan dan identitas suatu tempat (Bancin & Tamiami, 2018). Bangunan berkarakter khusus juga dapat mendorong terbentuknya jati diri kawasan sehingga dapat menambah potensi kawasan dalam ekonomi dan perkembangan budaya (Hernowo, B., 2007).

Deretan fasad bangunan memberikan kenyamanan visual di kawasan cagar budaya akan memengaruhi pembentukan identitas tempat. Fasad dengan elemen visual yang menghasilkan sebuah identitas mampu memikat wisatawan (Ginting dkk, 2016). Dapat disimpulkan bahwa bangunan berkarakter khusus dapat menjadi jati diri kawasan dan diikuti dengan fungsi lainnya seperti sebagai acuan atau patokan serta meningkatkan potensi ekonomi dan budaya.

Karakter tertentu pada bangunan yang paling mudah terlihat oleh para wisatawan dan menjadi karakter suatu kawasan adalah elemen fasad, atap, ornamen dan material bangunannya (Salura, 2013). Karakter khusus tentu dapat dilihat dari bagaimana bentuk atap dan fasad bangunan serta ornamen pada bangunan yang ada di kawasan tersebut. Karakter khusus pada elemen bangunan yaitu atap, fasad dan ornamen dapat mencerminkan kultur dan budaya yang ada di kawasan (Krier, 1997). Fasad, ornamen, atap dan material merupakan elemen arsitektural yang menjadi wajah dari suatu bangunan berkarakter khusus (Pujantara, R., 20013). Unsur atap, ornamen dan fasad yang berkarakter khusus adalah yang memiliki nilai budaya dan sejarah dan dapat dilihat melalui bentuknya (Hernowo, 2007).

Tabel 2.2 Bangunan berkarakter khusus

Referensi Komponen Kesimpulan

Salura, 2013

 Fasad

 Atap

 Ornamen

 Fasad

 Atap

 Ornamen

(24)

Referensi Komponen Kesimpulan

 Material bangunan Krier, 1997

 Atap

 Fasad

 Ornamen

Pujantara, R., 20013

 Fasad

 Ornamen

 Material

 Atap Hernowo, 2007

 Atap

 Ornamen

 Fasad

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bangunan yang berkarakter khusus dapat dilihat melalui bentuk atap, karakteristik fasad, dan ornamen pada bangunan. Fasad memiliki fungsi sebagai penanda atau patokan dari suatu bangunan (Sastra, M.S., 2013). Bangunan-bangunan tradisional dapat menjadi identitas karakter tertentu pariwisata dengan ciri arsitektural dan budaya yang berhubungan. Bangunan yang memiliki karakter khusus salah satunya adalah bangunan adat. Hal ini dikarenakan pada bangunan adat terdapat atribut bangunan yang memiliki nilai budaya seperti bentuk atap adan ornamen bangunan. (Ginting dkk, 2017).

2.1.2 Atraksi Khas

Masing-masing tempat memiliki sesuatu yang menarik seperti makanan lokal dan tranportasi lokal yang merupakan atraksi khas (Ginting, dkk., 2017).

Produk lokal yang khas akan menciptakan daya tarik yang dapat menunjang intensitas pariwisata (Jansen-Verbeke, 1986). Suatu tempat dapat memiliki makna tertentu atau pengalaman tertentu bagi wisatawan bahkan hanya melalui makanan khas kawasan tersebut (Doorne et al., 2003). Atraksi khas seperti pengalaman berbeda merupakan hal-hal yang dapat ditemukan di satu tempat dan tidak dapat

(25)

ditemukan dari tempat lainnya seperti festival budaya dan acara-acara yang dilakukan pada hari-hari tertentu (Ginting, dkk., 2017). Festival atau acara-acara tertentu yang mengekspresikan budaya setempat dapat menarik banyak wisatawan (Ujang, N dan Zakariah, K., 2015). Kegiatan atau acara tahunan yang terjadwal dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan (Orbasli, Aylin., 2000).

Tabel 2.3 Atraksi khas

Referensi Komponen Kesimpulan

Ginting, dkk., 2017

 Makanan lokal

 Transportasi lokal

 Makanan lokal

 Transportasi lokal

 Produk lokal

 Acara tahunan Jansen-Verbeke, 1986  Produk lokal

yang khas Doorne et al., 2003  Makanan lokal Ginting, dkk., 2017

 Festival budaya

 Acara tahunan Ujang, N dan Zakariah, K.,

2015

 Acara tahunan budaya setempat Orbasli, Aylin., 2000  Acara tahunan

Dari kutipan-kutipan diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi aspek dari atraksi khas adalah makanan lokal, tranportasi lokal, produk lokal dan acara tahunan.

2.2 Pariwisata Berkelanjutan

Pariwisata adalah salah satu sumber pemasukan bagi negara. Dengan program yang dapat menarik pengunjung ke daerah destinasi wisata di seluruh indonesa yaitu Pesona Indonesia Wonderful Indonesia mancanegara (Nugroho, R.A dkk, 2017). Pariwisata berkelanjutan memiliki konsep pariwisata yang tidak merusak lingkungan (Ginting & veronica, 2017). Konsep pariwisata berkelanjutan diperkenalkan oleh WCAD pada tahun 1987 yang menyatakan pariwisata berkelanjutan merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan. Konsep

(26)

tersebut tercapai jika nilai-nilai lingkungan, komunitas dan ekonomi seimbang dan diwujudkan melalui kerjasama dan kompromi untuk mencapai tingkat pariwisata berkelanjutan (Damanik, J., & Weber, H. F, 2006). Pariwisata berkelanjutan didefinisikan sebagai kegiatan pariwisata yang mengutamakan kegiatan saat ini dan juga dampaknya dimasa yang akan datang pada ekonomi, sosial, dan lingkungan dan memuaskan kebutuhan wisatawan, industri, lingkungan, dan masyarakat setempat (stakeholders) (Hawker R.W, 2006).

Pariwisata dengan konsep berkelanjutan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mampu menjaga kualitas lingkungan wisatawan lokal (Ginting dkk, 2017).

Berdasarkan literatur-literatur diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata dengan konsep mementingkan keadaan masa sekarang dan masa depan tanpa merusak, melainkan menjaga kualitas lingkungan serta mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakatnya.

Pariwisata berkelanjutan dapat diimplementasikan dalam destinasi wisata dengan mempertimbangkan empat dimensi, yaitu sebagai berikut: (1) aspek ekonomi, memastikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi para pemangku kepentingan, menciptakan lapangan kerja, layanan sosial bagi masyarakat, serta mengurangi kemiskinan, (2) aspek lingkungan, mempertimbangkan penggunaan sumber daya yang berasal dari alam dalam pengembangan pariwisata dengan tetap melakukan upaya-upaya pelestarian lingkungan yang tepat serta melindungi keragaman aspek lingkungan (3) aspek sosial-budaya, menghormati kekhasan budaya lokal, mempertahankan warisan budaya dan nilai-nilai tradisional masyarakat, dan mempromosikan toleransi dan pemahaman antara budaya yang berbeda, (4) manajemen pariwisata, pengembangan pariwisata berkelanjutan juga harus bisa menjaga kepuasan wisatawan, memastikan pelancong mendapatkan makna pengalaman melalui produk pariwisata berkelanjutan, meningkatkan kesadaran wisatawan tentang isu-isu terkait keberlanjutan, khususnya di bidang budaya atau kelestarian budaya. Pariwisata berkelanjutan menyiratkan bahwa sumber daya lingkungan akan digunakan dan dikembangkan untuk kenikmatan

(27)

wisatawan tetapi sumber daya ini akan dilestarikan untuk kepentingan wisatawan dan penduduk di masa depan (Wiwattan & To-im, 2014). Dalam buku yang berjudul “Pariwisata Berkelanjutan” ada tiga aspek pariwisata berkelanjutan, yaitu: 1) aspek ekonomi, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan peningkatan ekonomi dan bagaimana cara memajukan ekonomi dalam jangka waktu yang panjang dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekarang tanpa menganggu kemampuan alam, masyarakat dan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimasa depan; 2) Aspek sosial, memperngaruhi komunitas dalam interaksi, relasi dan interdepensi. Stabilitas penduduk, terpenuhnya kebutuhan dasar manusia, terjaganya keanekaragaman budaya dan partisipasi masyarakat lokal; 3) Aspek Lingkungan, sangat mempengaruhi pembangunan berkelanjutan dengan konsep suistainable design.

Hal ini dikarenakan lingkungan adalah aspek yang erat kaitannya dengan sumber daya alami yang ada pada kawawan penelitian (I Nyoman Sunarta &Sukma Arida, 2017).

Pada masa pandemi ini aspek ekonomi pariwisata menurun dan dapat dilihat pada daerah perbatasan yang ditutup, hotel tutup dan perjalanan udara turun drastis, wisatawan internasional menurun sebesar 56 persen dalam lima bulan pertama tahun 2020. Tidak ada negara yang bebas dari penurunan sektor pariwisatanya. Krisis ini memberikan pengaruh besar bagi ekonomi maju dan keadaan darurat bagi negara berkembang. Dampak pada negara berkembang, negara kurang berkembang (LDCS) dan banyak negara Afrika menjadi perhatian.

Lalu yang kedua berdampak pada lingkungan dan perubahan iklim. Penutupan kegiatan pariwisata berarti juga tidak adanya pendapatan dari pariwisata bagi banyak kawasan lindung dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya, banyak yang sangat bergantung pada wisata untuk bertahan hidup. Hilangnya pendapatan pariwisata semakin membahayakan kawasan lindung dan kawasan konservasi lainnya untuk keanekaragaman hayati, di mana sebagian besar pariwisata satwa liar berlangsung. Tanpa peluang alternatif, masyarakat dapat beralih mengeksploitasi secara berlebihan sumber daya alam, baik untuk konsumsi mereka sendiri atau untuk menghasilkan pendapatan. Pada saat yang sama, sektor

(28)

pariwisata memiliki jejak iklim dan lingkungan yang tinggi, membutuhkan banyak energi dan konsumsi bahan bakar serta memberikan tekanan pada sistem lahan. Aspek yang ketiga adalah aspek budaya. Dampak COVID-19 terhadap pariwisata semakin menekan pelestarian pusaka di sektor budaya, serta pada tatanan budaya dan sosial masyarakat, terutama masyarakat adat dan kelompok etnis. Misalnya, dengan penutupan pasar kerajinan tangan, produk, dan barang- barang lainnya, pendapatan perempuan adat menjadi sangat terpengaruh.

Organisasi budaya juga mengalami penurunan pendapatan.

Selama krisis, 90 persen negara menutup sepenuhnya atau sebagian situs Warisan Dunia, dan sekitar 85.000 museum ditutup sementara. Pariwisata, sebuah sektor yang dibangun di atas interaksi orang-ke-orang, adalah salah satu kendaraan utama untuk mempromosikan budaya dan memajukan dialog dan pemahaman antar budaya. Aspek keempat adalah peluang untuk bertransformasi.

Mendukung jutaan kehidupan yang bergantung pada sektor yang terpengaruh oleh ketidakaktifan selama berbulan-bulan, dan membangun pengalaman perjalanan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab bagi komunitas tuan rumah, pekerja dan pelancong adalah kunci untuk mempercepat kembalinya kondisi pariwisata.

Krisis ini juga merupakan peluang yang belum pernah ada sebelumnya untuk mengubah hubungan pariwisata dengan alam, iklim, dan ekonomi. Saatnya untuk memikirkan kembali bagaimana sektor ini berdampak pada sumber daya alam dan ekosistem kita, membangun pekerjaan yang ada pada pariwisata berkelanjutan;

untuk memeriksa bagaimana itu berinteraksi dengan masyarakat kita dan sektor ekonomi lainnya; untuk mengukur dan mengelola dengan cara lebih baik; untuk pemerataan distribusi manfaat dan untuk mempermudah kemajuan menuju ekonomi pariwisata.

Respons kolektif dan terkoordinasi oleh semua pemangku kepentingan dapat mendorong transformasi pariwisata, bersama dengan paket pemulihan ekonomi, dan investasi dalam ekonomi ramah lingkungan. Krisis COVID-19 adalah momen penting untuk menyelaraskan upaya mempertahankan mata pencaharian yang bergantung pada pariwisata dengan SDG (Suistainable Development Goal) dan memastikan masa depan yang lebih tangguh, inklusif,

(29)

netral karbon, dan sumber daya yang efisien. Memanfaatkan inovasi dan digitalisasi, merangkul nilai-nilai lokal, dan menciptakan pekerjaan yang layak untuk semua, terutama bagi kaum muda, perempuan dan kelompok paling rentan di masyarakat kita, dapat menjadi yang terdepan dan terpusat dalam pemulihan pariwisata. Untuk itu, sektor ini perlu memajukan upaya untuk membangun model baru yang mempromosikan kemitraan, menempatkan orang tuan rumah di pusat pembangunan, memajukan kebijakan berbasis bukti serta investasi dan operasi netral karbon (UNWTO, 2020).

Tabel 2.4 Prinsip pengembangan Pariwisata Berkelanjutan

Referensi Aspek Kesimpulan

Wiwattan dan To- im, 2014

Aspek Lingkungan

Aspek Ekonomi Aspek Lingkungan Aspek Sosial-budaya Aspek Ekonomi

Aspek Sosial-budaya Manajemen Pariwisata Sunarta, I Nyoman

dan Sukma Arida (2017)

Aspek Ekonomi Aspek Sosial Aspek Lingkungan

UNWTO (2020)

Aspek Ekonomi Aspek Lingkungan Aspek Budaya

Peluang untuk Transformasi

Berdasarkan literatur-literatur diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata berkelanjutan memiliki 3 aspek yang paling berkaitan adalah aspek ekonomi, lingkungan dan sosial-budaya. Namun dari ketiga aspek pariwisata berkelanjutan tersebut, dapat dilihat dengan mudah pada kawasan penelitian bahwa aspek ekonomi sangat memperngaruhi kualitas hidup masyarakat dan kualitas kawasan wisata dikarenakan memiliki pengaruh langsung untuk dapat mensejahterakan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kawasan yang memiliki ekonomi yang stabil dan kokoh adalah kawasan sehat, sehingga dapat menciptakan

(30)

lapangan pekerjaan baru dan memiliki dampak kepada peningkatan ekonomi pada kawasan tersebut (Setijawan, 2018). Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan jual beli jasa maupun barang pada kawasan penelitian. Tidak hanya pada masyarakat lokal, dampak positif dari konsep pariwisata berkelanjutan ini dapat dirasakan juga oleh wisatawan.

2.2.1 Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan

Pada pariwisata berkelanjutan, aspek ekonomi dapat memiliki kontribusi atau pengaruh langsung pada ekonomi lokal. Dalam hal ini yang menjadi indikator-indikatornya ada 3, yaitu 1) Lapangan kerja baru, dapat menyerap masyarakat lokal sebagai pekerja; 2) peningkatan pendapatan ekonomi lokal, masyarakat dapat menjual hasil kaya seni atau jasa, membuka penginapan, restoran dan menjadi pramuwisata; 3) meningkatnya pembangunan kawasan, seperti fasilitas yang tersedia, perbaikan akses dan ketersediaan akomodasi serta kebutuhan wisata lainnya (Sutiarso, 2018).

Aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan berkaitan dengan 1) Kenaikan harga fasilitas dan produk di daerah wisata, berkaitan dengan harga barang maupun fasilitas yang tersedia di tempat wisata; 2) Distribusi pendapatan, berkaitan dengan keuntungan yang didapat oleh orang-orang yang memiliki kepentingan dan juga pemerintahan daerah wisata; 3) Adanya lapangan pekerjaan baru yang muncul di daerah wisata, berkaitan dengan tuntutan terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat lokal maupun wisatawan didaerah wisata; 4) Penggunaan produk lokal yang khas, memanfaatkan produk lokal untuk kebutuhan di tempat wisata (Stuart Cottrell dkk, 2004). Ada beberapa indikator penilaian aspek ekonomi yaitu 1) Manfaat pariwisata terhadap komunitas setempat dan daerah wisata, berkaitan dengan banyaknya permintaan wisata ke kawasan wisata tersebut; 2) Kepuasan wisatawan, mempengaruhi jumlah wisatawan yang datang, apabila wisatawan puas maka semakin banyak yang akan datang kembali dan meningkatkan pendapatan keuntungan bagi kawasan wisata;

3) Kontrol pengembangan, perencanaan penggunaan lahan yang ada digunakan untuk peningkatan perekonomian pariwisata setempat; 4) Fasilitas pariwisata yang

(31)

ditawarkan, berkaitan dengan harga barang ataupun fasilitas yang di sediakan di tempat wisata; 5) kegiatan pariwisata musiman, agenda kegiatan yang dilakukan secara rutin setiap tahunnya di kawasan wisata; 6) Persentase kedatangan pengunjung; 7) Lapangan pekerjaan yang berkaitan dengan pariwisata (Macarena Lozano-oyola dkk, 2012).

Tabel 2.5 Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan

Referensi Indikator Kesimpulan

Sutiarso, M. Agus, 2018

Lapangan kerja baru

 Lapangan pekerjaan baru

 Peningkatan ekonomi lokal

 Fasilitas yang ditawarkan Peningkatan pendapatan

ekonomi lokal

Meningkatnya pembangunan kawasan

Stuart Cottrell, René van der Duim, Patricia Ankersmid and

Liesbeth Kelder, 2004

Kenaikan harga fasilitas dan produk di daerah wisata

Distribusi pendapatan dari pariwisata

Adanya lapangan pekerjaan baru yang muncul

Penggunaan produk lokal yang khas

Macarena Lozano- oyola dkk, 2012

Manfaat pariwisata terhadap komunitas setempat dan daerah wisata

Kepuasan wisatawan Kontrol pengembangan

Fasilitas pariwisata yang ditawarkan

Kegiatan pariwisata musiman Persentase kedatangan

(32)

Referensi Indikator Kesimpulan pengunjung

Lapangan pekerjaan yang berkaitan dengan pariwisata

Berdasarkan literature-literatur tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan memiliki 3 aspek yang akan digunakan pada penelitian yaitu lapangan pekerjaan baru, peninkatan ekonomi lokal dan fasilitas yang ditawarkan.

2.3 Karakter Tertentu Berdasarkan Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan

Aspek karakter tertentu dapat dilihat melalui sesuatu yang menjadi citra kawasan atau ciri khas dari suatu kawasan atau daerah. Karakter tertentu pada kawasan wisata menjadi suatu acuan orientasi bagi wisatawan dalam menemukan lokasi wisata. Bangunan warisan sering kali menjadi karakter tertentu dari suatu kawasan karena memiliki ciri khas yang menjadi citra dari kawasan. Sarana dan prasarana juga memiliki andil dalam pembentukan kawasan wisata yang menarik.

Sama halnya dengan masyarakat lokal juga memilki peran penting dalam pariwisata dalam suatu kawasan dengan bertindak sebagai tuan rumah dan terlibat langsung dalam pemenuhan kebutuhan kawasan wisata. Melalui aspek karakter tertentu suatu kawasan dikaitkan dengan pariwisata berkelanjutan akan menghasilkan kawasan pariwisata berkelanjutan yang mempunyai ciri tertentu dalam memajukan pariwisata kawasan tersebut.

Pada pariwisata berkelanjutan, masing- masing aspek dapat memiliki kontribusi atau pengaruh langsung pada keberlangsungan objek wisata.

Pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat didukung secara ekologis serta layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat (Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995). Pengembangan suatu obyek wisata dengan baik mampu menghasilkan ekonomi yang baik untuk komunitas setempat (Kurniawati, 2015). Objek wisata yang direncanakan dengan

(33)

baik, dapat memperbaiki taraf, kualitas dan pola hidup komunitas setempat (Hadinoto, 1996). Pada buku yang berjudul “The Tourism International Business”

menyatakan bahwa: “pariwisata dapat memberikan dampak positif yang menguntungkan bagi masyarakat maupun wisatawan dan dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan melalui ekonomi pada kawasan tersebut” (Mill, “The Tourism International Business” (2000, p.168-169)). Dapat disimpulkan bahwa dengan pengaruh karakter tertentu pada pariwisata berkelanjutan dapat membantu masyarakat untuk lebih maju, memberikan wisata yang baik sehingga dapat mensejahterakan masyarakat serta memberi pengetahuan juga pengalaman bagi wisatawan dan tetap menjaga lingkungan pada kawasan wisata.

Tabel 2.6 Faktor Karakter tertentu berdasarkan Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan

Aspek

Indikator Karakter tertentu Pariwisata

Berkelanjutan

Bangunan berkarakte r khusus

 Fasad

 Atap

 Ornamen

Ekono mi

 Lapangan pekerjaan baru

 Peningkatan ekonomi lokal

 Fasilitas yang ditawarkan

Fasad berpengaruh pada terbukanya lapangan pekerjaan baru

Atap mempengaruhi peningkatan penggunaan produk lokal

Ornamen mempengaruhi pengadaan fasilitas di kawasan objek wisata

Atraksi Khas

 Makanan lokal

 Transport asi lokal

 Produk lokal

Ekono mi

 Lapangan pekerjaan baru

 Peningkatan ekonomi lokal

Makanan lokal

berpengaruh pada terbukanya lapangan pekerjaan baru

Transportasi lokal mempengaruhi

(34)

 Acara tahunan

 Fasilitas yang ditawarkan

penggunaan produk lokal di kawasan objek wisata Produk lokal

mempengaruhi

pengadaan fasilitas di kawsan objek wisata

Acara tahunan

mempengaruhi

pengadaan fasilitas di kawsan objek wisata

Gambar 2. Kerangka Teori Gambar 2. Kerangka Teori

Gambar 2 1

Kajian elemen karakter tertentu berdasarkan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan

Bangunan berkarakter khusus

 Fasad

 Atap

 Ornamen

Atraksi Khas

 Transportasi lokal

 Makanan lokal/ tradisional

 Produk lokal

 Acara tahunan

KAJIAN ELEMEN KARAKTER TERTENTU BERDASARKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN di KABUPATEN KARO

Karakter tertentu

Aspek Ekonomi

 Lapangan pekerjaan baru

 Peningkatan ekonomi lokal

 Fasilitas yang ditawarkan

Pariwisata Berkelanjutan

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Kajian pariwisata berkelanjutan berdasarkan elemen karakter tertentu dikawasan wisata Berastagi bertujuan untuk mengetahui apa saja elemen karakter tertentu berdasarkan pariwisata berkelanjutan serta menerapkan aspek-aspek tersebut untuk mengembangkan pariwisata di kawasan tersebut.

Berdasarkan kajian pustaka mengenai metodologi penelitian maka jenis penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan dengan menggunakan cara observasi dan wawancara. Penelitian kualitatif merupakan penelitian deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang memiliki tujuan untuk mendeskripsikan secara runtut, faktual dan akurat berdasarkan fakta dan sifat suatu objek atau pipolasi tertentu (Sukaria, 2018). Observasi adalah mengamati secara terencana untuk melihat maslah yang terjadi. Sedangkan wawancara melakukan interview langsung kepada sumber tertentu untuk mendapatkan data. Penentuan metode ini merujuk pada penelitian terdahulu yang sejenis yang dilakukan oleh Tegar, dkk (2018) di Kesawan Medan, Sumatera Utara dan penelitian oleh Ujang, N., Zakariyah, K. (2018) di Kuala Lumpur, Malaysia.

Jenis penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang tepat untuk penelitian ini. Hal tersebut karena penelitian dengan metode penelitian kualitatif dapat memberi data secara faktual dan akurat sesuai dengan kondisi kawasan penelitian saat ini.

3.2 Variabel Penelitian

Untuk penentuan variabel penelitian, terlebih dahulu peneliti akan melakukan pengkajian pustaka mengenai aspek-aspek karakter tertentu dan pariwisata berkelanjutan untuk menemukan keterkaitan antara kedua aspek. Teori- teori yang dipilih akan menjadi landasan dalam mengkaji aspek-aspek karakter tertentu pada onjek wisata di kawasan Kota Berastagi.

(36)

Setelah menemukan indikator-indikator penelitian, indikator tersebut akan digunakan pada tiap variabel. Indikator tersebut merupakan intrpretasi terhadap telaah pustaka. Berdasarkan hal itu, penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu 1) variabel aspek karakter tertentu dan 2) variabel aspek pariwisata berkelanjutan (dapat dilihat pada tabel 2.6). Variabel pertama di dapat dari hasil kajian literatur mengenai aspek-aspek karakter tertentu, sedangkan variabel kedua di dapat dari hasil kajian literatur mengenai aspek-aspek pariwisata berkelanjutan. Indikator- indikator yang terdapat pada variabel pertama dan variabel kedua ditentukan berdasarkan parameter-parameter yang terdapat pada kajian pustaka yang telah di interpretasi oleh peneliti (dapat dilihat di Tabel 3.1 dan Tabel 3.2). Variabel- variabel yang telah dipilih akan menjadi dasar dalam mnciptakan variabel penelitian.

Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Karakter tertentu

Sub-Variabel Indikator Parameter

Bangunan berkarakter khusus

Fasad Tampilan fasad

mencirikan sesuatu yang khas seperti budaya dll

Atap Bentuk dari atap

mencirikan sesuatu yang khas seperti budaya dll

Ornamen Tampilan dan bentuk

ornamen mencirikan suatu budaya atau ciri khas

Atraksi khas

Makanan lokal Makanan yang menjadi ciri khas kawasan penelitian

Transportasi lokal Sarana transportasi yang hanya dapat ditemui pada kawasan penelitian Produk lokal Kerajinan tangan, buah

tangan dan benda-benda yang produksi oleh masyarakat di kawasan penelitian

Acara tahunan Kegiatan rutin khas yang dilakukan di kawasan penelitian

(37)

Tabel 3.2 Variabel dan Indikator Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan

Sub-Variabel Indikator Parameter

Ekonomi

Lapangan pekerjaan baru

Tersedianya lapangan pekerjaan baru terhadap pemenuhan kebutuhan pariwisata pada kawasan penelitian

Peningkatan ekonomi lokal

Pengaruh kegiatan pariwisata terhadap kenaikan pendapatan masyarakat kawasan penelitian

Fasilitas yang ditawarkan

Tersedianya fasilitas wisata seperti

akomodasi, agen wisata, tempat promosi dan pusat informasi.

Selanjutnya dari penemuan variabel karakter tertentu dan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan, peneliti merumuskan variabel yang akan digunakan untuk penelitian Kajian Elemen Karakter tertentuberdasarkan Pariwisata Berkelanjutan di Karo.

Tabel 3.3 Variabel dan Indikator penelitian No Sub-Variabel

Indikator Parameter Kode

1. Karakter Tertentu

Aspek Ekonomi Pariwisata Berkelanjuta n

2..

Fasad

Lapangan pekerjaan baru

Bangunan dengan fasad berkarakter tertentu menjadi objek wisata dan memunculkan lapangan

Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap

pemenuhan kebutuhan wisata

FE1

(38)

pekerjaan baru

3. Peningkatan

ekonomi lokal

Bangunan dengan fasad berkarakter tertentu menjadi objek wisata dan memberi

pengaruh terhadap peningkatan ekonomi

masyarakat lokal

Adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal

FE2

4. Fasilitas yang

ditawarkan

Bangunan dengan fasad berkarakter tertentu menjadi objek wisata dan memiliki fasilitas penunjang

disekitarnya

Adanya fasilitas- fasilitas

penunjang wisata pada bangunan berkarakter

khusus di

kawasan penelitian

FE3

5.

Atap

Lapangan pekerjaan baru

Bangunan dengan bentuk atap berkarakter

tertentu menjadi objek wisata dan memunculkan lapangan pekerjaan baru

Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap

pemenuhan kebutuhan wisata

AE1

6. Peningkatan

ekonomi lokal

Bangunan dengan atap berkarakter tertentu menjadi

Adanya peningkatan pendapatan

AE2

(39)

objek wisata dan memberi

pengaruh

sehingga dapat meningkatkan ekonomi lokal

masyarakat lokal

7. Fasilitas yang

ditawarkan

Bangunan dengan atap berkarakter tertentu menjadi objek wisata dan memunculkan lapangan pekerjaan baru

Adanya fasilitas- fasilitas

penunjang wisata pada bangunan berkarakter

khusus di

kawasan penelitian

AE3

8.

Ornamen

Lapangan pekerjaan baru

Bangunan dengan ornamen khas menjadi objek

wisata dan

memunculkan lapangan pekerjaan baru

Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap

pemenuhan kebutuhan wisata

OE1

9. Peningkatan

ekonomi lokal

Bangunan dengan ornamen khas menjadi objek wisata dapat memberi

pengaruh pada peningkatan ekonomi lokal

Adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal

OE2

(40)

10. Fasilitas yang ditawarkan

Bangunan dengan ornamen

berkarakter

tertentu menjadi objek wisata dan memiliki fasilitas penunjang

disekitarnya

Adanya fasilitas- fasilitas

penunjang wisata pada bangunan berkarakter

khusus di

kawasan penelitian

OE3

11.

Makanan lokal

Lapangan pekerjaan baru

Makanan lokal yang menjadi makanan khas pada kawasan menjadi salah satu tujuan wisata dan memunculkan lapangan

pekerjaan baru

Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap

pemenuhan kebutuhan wisata

ME1

12. Peningkatan

ekonomi lokal

Pengadaan dan penjualan

makanan lokal oleh masyarakat lokal

Adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal

ME2

13. Fasilitas yang ditawarkan

Tersedianya tempat atau fasilitas untuk pengadaan dan tempat

memperoleh makanan lokal

Adanya fasilitas- fasilitas

penunjang wisata pada bangunan berkarakter

khusus di

kawasan penelitian

ME3

(41)

14.

Transpor tasi lokal

Lapangan pekerjaan baru

Transportasi lokal menjadi ciri khas serta dapat menarik minat wisatawan dan memunculkan lapangan pekerjaan baru

Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap

pemenuhan kebutuhan wisata

TE1

15. Peningkatan

ekonomi lokal

Pengadaan

transportasi lokal untuk

meningkatkan ekonomi lokal

Adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal

TE2

16. Fasilitas yang ditawarkan

Fasilitas halte dan stasiun atau tempat

pemberhentian transportasi lokal

Adanya fasilitas- fasilitas

penunjang wisata pada bangunan berkarakter

khusus di

kawasan penelitian

TE3

17.

Produk lokal

Lapangan pekerjaan baru

Penyerapan tenagan kerja dalam produksi dan pemasaran produk lokal

Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap

pemenuhan kebutuhan wisata

PE1

18. Peningkatan

ekonomi lokal

Penjualan dan produksi produk lokal dapat meningkatkan

Adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal

PE2

(42)

ekonomi lokal 19. Fasilitas yang

ditawarkan

Fasilitas pusat pemasaran produk lokal

Adanya fasilitas- fasilitas

penunjang wisata pada bangunan berkarakter

khusus di

kawasan penelitian

PE3

20.

Acara tahunan

Lapangan pekerjaan baru

Penyerapan tenaga kerja untuk pengadaan dan persiapan acara tahunan

Adanya lapangan pekerjaan baru terhadap

pemenuhan kebutuhan wisata

NE1

21. Peningkatan

ekonomi lokal

Acara tahunan dapat memeberi dampak

meningkatnya ekonomi lokal

Adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal

NE2

22. Fasilitas yang ditawarkan

Fasilitas yang memadai saat acara tahunan digelar

Adanya fasilitas- fasilitas

penunjang wisata pada bangunan berkarakter

khusus di

kawasan penelitian

NE3

(43)

3.3 Populasi/ Sampel

Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti mempertimbangkan beberapa cara sampling pada penelitian-penelitian sebelumnya yang bersifat metode kualitatif.

Dalam metode penelitian ini, sampling dilakukan dengan teknik non- probability sampling, dikarenakan setiap sampel yang diambil berdasarkan kepada karakteristik khusus masing-masing populasi (Sinulingga, 2018). Kajian elemen karakter tertentu memerlukan persepsi dari orang-orang yang langsung memiliki pengaruh-pengaruh yang erat pada lokasi objek wisata. Data kualitatif akan dilakukan dengan cara wawancara dan observasi dalam bentuk gambar dan kata (non-metric data). Observasi dilakukan dengan langsung mengambil foto dari objek penelitian yang ada pada kawasan penelitian. Wawancara atau depth interview dengan para narasumber yang terpilih dengan kriteria :

 Pemerintah setempat yang pada kawasan penelitian dalam hal ini Dinas Pariwisata Kabupaten Karo

 Masyarakat lokal dalam hal ini tokoh masyarakat

 Pihak swasta dalam hal ini travel agent

 Pakar wisata dalam hal ini praktisi pariwisata

 Pelaku usaha

3.4 Metoda Pengumpulan Data

Variabel dan indikator penelitian yang telah di tetapkan menjadi acuan dalam menentukan metoda pengumpulan data. Metode pengumpulan data dilakukan melalui cara observasi dan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dengan masing-masing sektor pariwisata.

Tabel 3.4 Pengumpulan Data

Kode Parameter Metode

O W

FE1 Fasad bangunan dapat menjadi objek wisata sehingga

dapat memunculkan lapangan pekerjaan baru   FE2 Keberadaan fasad bangunan berkarakter khusus

berpengaruh pada peningkatan pendapatan masyarakat 

(44)

Kode Parameter Metode

O W

lokal

FE3 Fasilitas yang terdapat disekitar kawasan wisata  

AE1

Atap bangunan dapat menjadi objek wisata sehingga dapat

memunculkan lapangan pekerjaan baru  

AE2

Keberadaan bangunan berkarakter khusus dengan atap khas berpengaruh pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal

AE3 Fasilitas yang terdapat disekitar kawasan wisata   OE1 Bangunan dengan ornamen berkarakter tertentu

memunculkan lapangan pekerjaan baru  

OE2 Bangunan dengan ornamen berkarakter tertentu dapat

meningkatkan ekonomi lokal 

OE3 Fasilitas yang ada di sekitar bangunan dengan ornamen

berkarakter tertentu  

ME1 Makanan lokal dapat menjadi objek wisata sehingga dapat

memunculkan lapangan pekerjaan baru  

ME2 Pengadaan dan penjualan makanan lokal oleh masyarakat

lokal sehingga dapat meningkatkan ekonomi lokal   ME3 Tersedianya tempat atau fasilitas untuk pengadaan dan

tempat memperoleh makanan lokal  

TE1

Transportasi lokal dapat menjadi objek wisata dan menarik wisatawan untuk menggunakannya sehingga dapat memunculkan lapangan pekerjaan baru

 

TE2 Pengadaan transportasi lokal untuk meningkatkan ekonomi

lokal  

TE3 Fasilitas halte dan stasiun atau tempat pemberhentian

transportasi lokal  

PE1 Produk lokal dapat menjadi objek wisata sehingga dapat

memunculkan lapangan pekerjaan baru  

PE2 Penjualan dan produksi produk lokal dapat meningkatkan

ekonomi lokal  

PE3 Fasilitas pusat pemasaran produk lokal  

NE1 Acara tahunan dapat menjadi objek wisata sehingga dapat

memunculkan lapangan pekerjaan baru 

NE2 Acara tahunan dapat memeberi dampak meningkatnya

ekonomi lokal 

NE3 Fasilitas yang memadai saat acara tahunan digelar 

(45)

Keterangan:

O : Observasi W : Wawancara

3.4.1 Metoda Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam objek penelitian (Nawawi dan Martini, 1991).

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami secara faktual objek-objek yang akan ditelilti sesuai dengan konteks penelitian. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, objek, interaksi subjek dengan objek dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Adapun yang menjadi objek observasi adalah:

1. Space : Ruang dalam bentuk fisik 2. Actor : Orang yang andil pada objek 3. Activity : kegiatan yang dilakukan

4. Object : Benda-benda yang ada pada tempet penelitian 5. Act : Perlakuan

6. Event : acara atau kegiatan 7. Time : waktu kegiatan

8. Goal : hal yang dicapai dari kegiatan

9. Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang

Tabel 3.5 Daftar Observasi

No Kode Hal yang diperlukan

1. FE1 Fasad bangunan berkarakter khusus

2. FE3 Fasilitas disekitar bangunan berkarakter tertentu 3. AE1 Atap bangunan berkarakter khusus

4. AE3 Fasilitas disekitar bangunan dengan atap berkarakter tertentu 5. OE1 Ornamen bangunan berkarakter khusus

6. OE3 Fasilitas disekitar bangunan denganb ornamen berkarakter tertentu 7. ME1 Makanan lokal

8. ME2 Penjualan makanan lokal oleh masyarakat 9. ME3 Fasilitas pusat makanan lokal

(46)

3.4.2 Metoda Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dengan orang-orang tertentu yang memiliki data/informasi yang dibutuhkan. Orang-orang yang akan di wawancarai disebut responden. Dalam penelitian ini jumlah responden yang akan diwawancarai adalah 5 responden. 5 responden tersebut terdiri dari:

1. Pelaku usaha : pemilik penginapan, pemilik warung makan, pemilik toko souvenir

2. Pemerintah : Dinas Pariwisata Kabupaten Karo (Kabid Pengembangan Destinasi )

3. Tokoh warga lokal : Bpk Idaman Purba

4. Agensi travel : SIBAYAK TOUR & TRAVEL

5. Pakar wisata : Bpk Dikson Pelawi (Sibayak Tour & Travel) Tabel 3.6 Daftar Wawancara 10. TE1 Tranportasi lokal

11. TE2 Kegiatan pengunaan transportasi lokal oleh turis 12. TE3 Fasilitas halte, stasiun danpenunjang lainnya 13. PE1 Produk lokal

14. PE2 Produksi dan penjualan produk lokal oleh masyarakat serta kegiatan jual beli kepada wisatawan

15. PE3 Fasilitas pusat oleh-oleh

No Kode Hal yang diperlukan

1. FE1 Apakah fasad bangunan yang ada pada lokasi wisata memiliki karakter tertentu dan bagaimana pengaruhnya terhadap lagangan pekerjaan serta ekonomi lokal?

2. FE2

3. FE3 Fasilitas penunjang wisata apa saja yang terdapat disekitar lokasi wisata?

4. AE1 Apakah atap bangunan yang ada pada lokasi wisata memiliki karakter tertentu dan bagaimana pengaruhnya terhadap lagangan pekerjaan serta ekonomi lokal?

5. AE2

6. AE3 Fasilitas penunjang wisata apa saja yang terdapat disekitar lokasi wisata?

7. OE1 Apakah ornamen bangunan yang ada pada lokasi wisata memiliki karakter tertentu dan bagaimana pengaruhnya terhadap lagangan pekerjaan serta ekonomi lokal?

8. OE2

(47)

3.5 Metoda Analisa Data

Untuk penelitian ini, data diperoleh dengan melakukan observasi lapangan dan wawancara terhadap narasumber. Selanjutnya, data yang diperoleh akan dianalisa secara kualitatif. Analisa mengenai hubungan aspek-aspek karakter tertentu terhadap pariwisata berkelanjutan dilakukan dengan cara menghubungkan data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan kajian pustaka elemen karakter tertentu berdasarkan pariwisata berkelanjutan.

Selanjutnya, hasil-hasil yang didapat akan dikembangkan menjadi saran dalam peningkatan pariwisata melalui karakter tertentu dikawasan Berastagi.

9. OE3 Fasilitas penunjang wisata apa saja yang terdapat disekitar lokasi wisata?

10. ME1 Apa saja yang menjadi makanan lokal khas lokasi wisata dan apakah diproduksi dan dijual sendiri oleh masyarakat yang berpengaruh pada tersedianya lapangan pekerjaan baru dan peningkatan ekonomi lokal?

11. ME2

12. ME3 Apakah tersedia fasilitas untuk memperoleh makanan lokal dengan mudah?

13. TE1 Apa saja transportasi lokal yang ada di lokasi dan dengan adanya transportasi lokal ini dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan ekonomi lokal?

14. TE2

15. TE3 Apakah tersedia halte, stasiun dan fasilitas penunjang lain untuk transportasi lokal?

16. PE1 Apa saja yang menjadi produk lokal khas lokasi wisata dan dengan adanya produk lokal ini dapat menyerap tenaga kerja dalam hal produksi dan pemasaran sehingga dapat

meningkatkan ekonomi lokal?

17. PE2

18. PE3 Apakah tersedia fasilitas untuk tempat pengadaan dan pusat pemasaran produk lokal?

19. NE1 Acara tahunan apa saja yang ada di lokasi dan apakah dengan adanya acara tahunan tersebut dapat menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi lokal?

20. NE2

21. NE3 Apakah disekitar lokasi acara tahunan digelar terdapat fasilitas seperti akomodasi, pusat informasi, pusat makanan dan fasilitas penunjang lainnya?”

(48)

Analisa hubungan antara karakter tertentu dengan aspek pariwisata berkelanjutan

TEMUAN

Kajian karakter tertentu berdasarkan aspek ekonomi pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Karo

KESIMPULAN

Gambar 3. Metoda Analisa Data

(49)

35 BAB IV

KAWASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kawasan

Kabupaten karo adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Jumlah populasi di Kabupaten Karo per tahun 2019 yaitu 415.878 dengan jumlah laki-laki 206.395 jiwa dan perempuan 209.483 jiwa.

Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan dengan total luas kawasan 2.127,25 km2 dan kecamatan terluasnya adalah Kecamatan Mardinding.

Kabupaten Karo berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang di bagian utara, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Samosir di bagian timur, Kabupaten Dairi di bagian selatan dan Kabupaten Aceh Tenggara di bagian barat. Peta kawasan Kabupaten Karo dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Peta Kawasan Kabupaten Karo

(50)

Kawasan Kabupaten Karo merupakan kawasan pariwisata yang memiliki banyak destinasi wisata, baik wisata alam, wisata budaya dan wisata daerah dan cukup terkenal. Hal ini lah yang mendasari peneliti memilih Kabupaten Karo sebagai lokasi penelitian.

4.2 Pariwisata Kabupaten Karo

Dalam penelitian ini kawasan penelitian berfokus pada 3 objek wisata yaitu Desa Budaya Lingga yang terletak di Kecamatan Simpang Empat, Desa Peceren dan kawasan Pasar Buah Berastagi yang terletak di Kecamatan Berastagi (Gambar 5).

4.2.1 Desa Budaya Lingga

Desa Budaya Lingga (Lingga Cultural Village) terletak di Kecamatan Simpang Empat, lebih kurang 15 km dari Berastagi. Desa Lingga sendiri merupakan perkampungan karo yang memiliki rumah adat yang sudah berusia

Gambar 5. Lokasi Objek Wisata (sumber: Google Earth dan foto pribadi) a). Desa Budaya Lingga; b). Desa Peceren; c). Kawasan Pasar Buah Berastagi

a

b

c

(51)

ratusan tahun. Sekarang hanya ada 4 bangunan rumah adat yang masih bisa didatangi (Gambar 6). Dua rumah lain masih berdiri dengan kokoh dan masih digunakan oleh masyarakat. Satu rumah untuk objek wisata atau digunakan oleh mahasiswa-mahasiswa yang datang ke desa untuk KKN dan satu rumah lagi masih dipakai oleh masyarakat sebagai rumah tinggal.

Gambar 6. Rumah Adat yang masih digunakan sebagai objek wisata dan rumah tinggal

d c

a b

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Menurut pendapat masyarakat lokal, ekonomi kreatif yang mendorong pariwisata berkelanjutan di Simanindo ini adalah ekonomi kreatif di bidang kuliner (4,03),

Kajian Indikator Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Wisata Pantai Parangtritis Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.. Yogyakarta: Progran Studi Magister Kajian

Pemetaan Skor Keberlanjutan Dari Tipologi Rumah Berkelanjutan Pada Aspek Lingkungan dan Sosial .... Tipologi Rumah Berkelanjutan Pada Aspek Lingkungan dan

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah, melakukan suatu studi kelayakan untuk menentukan bentuk model organisasi CSIRTs yang sesuai pada perusahaan

Pembelajaran Akhlak Terhadap Perilaku Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Tarbiyah dan

Menurut Supranto (2010: 228), kualitas pelayanan adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan suatu yang harus dikerjakan dengan baik, dengan harapan pelanggan

Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah menjalankan proses monitoring dan evaluasi evaluasi internal dalam rangka proses penjaminan mutu yang bertujuan untuk memenuhi atau

Organisasi Pariwisata Dunia mendefinisikan wisatawan sebagai orang yang “perjalanan dan tinggal di tempat-tempat di luar lingkungan yang biasa mereka selama lebih dari 24 jam