Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penyusunan Laporan Kinerja
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Denpasar dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam rangka mewujudkan
menuhan amanat Peraturan
Akuntabilitas Kinerja Instansi
dan Keamanan Hasil Perikanan Denpasar Kinerja Tahun (Lkj) Tahun 20
Perjanjian Kinerja dan sekaligus sedang dan telah dilakukan dalam Denpasar.
LKj ini disusun sebagai pertanggungjawaban BKIPM Denpasar selama Tahun 2020. Kami ucapan terima kasih kepada seluruh pegawai lingkup Balai Karantina Ik Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Denpasar
pemikiran yang diberikan dalam rangka penyusunan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan Laporan Kinerja Tahunan (Lkj) Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Denpasar Tahun Anggaran 20
diselesaikan dengan baik.
mewujudkan akuntabilitas atas pencapaian sasaran strategis Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Instansi Pemerintah, Balai Karantina Ikan, Pengendali
Perikanan Denpasar (BKIPM) Denpasar menyusun Tahun 2020. Laporan kinerja ini disusun berdasarkan
sekaligus sebagai gambaran inisiatif dan kemampuan ya sedang dan telah dilakukan dalam menjalankan visi, misi, tugas dan
sebagai pertanggungjawaban BKIPM Denpasar selama Tahun Kami ucapan terima kasih kepada seluruh pegawai lingkup Balai Karantina Ik Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Denpasar atas waktu, tenaga dan pemikiran yang diberikan dalam rangka penyusunan LKj ni.
Denpasar, 5 Januari 202 Kepala Balai,
Ir. Anwar, M.Si
i Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan ) Balai Karantina Ikan Tahun Anggaran 2020
strategis danpe tentang Sistem Pengendalian Mutu Denpasar menyusun Laporan disusun berdasarkan hasil kemampuan yang fungsi BKIPM
sebagai pertanggungjawaban BKIPM Denpasar selama Tahun Kami ucapan terima kasih kepada seluruh pegawai lingkup Balai Karantina Ikan
atas waktu, tenaga dan
2021
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) Balai KIPM pada Triwulan IV (TW IV) TA. 2020 adalah sebesar 106% Nilai ini diperoleh dari pencapaian Sasaran Strategis (SS) dan target Indikator Kinerja Utama (IKU) Balai KIPM Denpasar yang telah ditetapkan dengan hasil sebagai berikut:
Dari 19 IKU yang targetnya telah ditetapkan pada awal tahun 2020, sebagian besar yang telah memenuhi target yang ditetapkan. Kinerja keuangan Balai KIPM Denpasar sampai akhir Tahun 2020 melalui program karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, dengan pagu alokasi anggaran sebesar Rp 12.821.723.000,-. Realisasi penyerapan anggaran Balai KIPM Denpasar TA. 2020 mencapai Rp.11.526.879.970 atau sebesar 90 %. PNBP sampai dengan akhir Tahun 2020 adalah sebesar. Rp.4.319.586.834,- dari target Rp. 5.165.000.000. atau 84.%
iii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan ... 2
BAB II RENCANA AKSI BALAI KIPM DENPASAR ... 3
2.1. Rencana Strategis ... 3
A. Sasaran, Indikator Dan Target Kinerja Sasaran, Indikator Dan Target Kinerja ... 3
BAB III EVALUASI KINERJA ... 5
3.1. Capaian Kinerja ... 5
3.2. Analisi Dan Evaluasi Capaian Kinerja ... 8
3.3. Realisasi Anggaran ... 34
BAB IV PENUTUP ... 35
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja BKIPM Denpasar Tahun 2020 ... 4
Tabel 3.1 Realisasi Imdikator Kinerja Balai KIPM Denpasar Triwulan IV TH. 2020 ... 5
Tabel 3.2 Target dan Realisasi IK 1 Tahun 2020 ... 8
Tabel 3.3 Target dan Realisasi IK 2 Tahun 2020 ... 9
Tabel 3.4 Target dan Realisasi IK 3 Tahun 2020 ... 10
Tabel 3.5 Target dan Realisasi IK 4 Tahun 2020 ... 12
Tabel 3.6 Target dan Realisasi IK 5 Tahun 2020 ... 13
Tabel 3.7 Target dan Realisasi IK 6 Tahun 2020 ... 14
Tabel 3.8 Target dan Realisasi IK 7 Tahun 2020 ... 15
Tabel 3.9 Target dan Realisasi IK 8 Tahun 2020 ... 15
Tabel 3.10 Target dan Realisasi IK 9 Tahun 2020... 17
Tabel 3.11 Target dan Realisasi IK 10 Tahun 2020 ... 18
Tabel 3.12 Target dan Realisasi IK 11 Tahun 2020 ... 19
Tabel 3.13 Target dan Realisasi IK 12 Tahun 2020 ... 20
Tabel 3.14 Target dan Realisasi IK 13 Tahun 2020 ... 21
Tabel 3.15 Target dan Realisasi IK 14 Tahun 2020 ... 22
Tabel 3.16 Target dan Realisasi IK 15 Tahun 2020 ... 23
Tabel 3.17 Target dan Realisasi IK 16 Tahun 2020 ... 24
Tabel 3.18 Target dan Realisasi IK 17 Tahun 2020 ... 26
Tabel 3.19 Target dan Realisasi IK 18 Tahun 2020 ... 27
Tabel 3.20 Target dan Realisasi IK 19 Tahun 2020 ... 28
Tabel 3.21 Target dan Realisasi IK 20 Tahun 2020 ... 33
v Tabel 3.22 Target dan Realisasi IK 21 Tahun 2020 ... 33 Tabel 3.23 Target dan Realisasi IK 22 Tahun 2020 ... 34 Tabel 3.24 Realisasi Anggaran Tahun 2020 ... 35
vi DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Strategis BKIPM Tahun 2020 - 2024 ... 3 Gambar 2.Dasboard Capaian IKU Pada SAPK ... 5
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Lampiran 1. Laporan Hasil Inspeksi dan verifikasi Suplier ... 37
Lampiran 2. Hasil Kegiatan Pemeriksaan Sampel Dekstruktuf Fishing Tahun 2020 ... 41
Lampiran 3. UUPI yang telah ditetapkan IKInyaTahun 2020 ... 42
Lampiran 4. Hasil Inspeksi dan Verifikasi HaCCP Tahun 2020 ... 46
Lampiran 5. UPI yang telah memiliki No Registrasi ke ne gara Mitra HaCCP Tahun 2020 ... 46
Lampiran 6 Laporan Hasil Pementauan HPI/HPIK lingkup Balai KIPM Denpasar Tahun 2020 ... 70
Lampiran 7. Hasil Pengujian Formalin Tahun 2020 ... 72
Lampiran 8 Hasil Treaceability Lingkup Balai KIPM Denpasar Tahun 2020 ... 73
Lampiran 9 Realisasi Anggaran Balai KIPM Denpasar Tahun 2020 ... 74
Lampiran 10 Rencana Aksi Balai KIPM Denpasar Tahun 2020 ... 75
1 I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Balai KIPM Denpasar merupakan salah satu UPT BKIPM - Kementerian Kelautan dan Perikanan. BKIPM mempunyai tugas menyelenggarakan perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKIPM dituntut untuk melaksanakan secara prudent, transparan, akuntabel, efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance, sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Salah satu asas penyelenggaraan good governance adalah asas akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelengara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku.
Dasar pelaksanaan kegiatan tahun 2020, mengacu kepada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang terdiri dari kebijakan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 dan Permen KP Nomor 8 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan 2016 serta Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 06/PERMEN- KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Denpasar (BKIPM Denpasar) merupakan salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mempunyai tugas menyelenggarakan perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKIPM Denpasar dituntut untuk melaksanakan secara prudent, transparan, akuntabel, efektif dan efisien sesuai dengan prinsip - prinsip good governance.
2 Laporan Evaluasi Rencana Aksi Kinerja BKIPM Denpasar Tahun 2020 Tahun 2020 merupakan salah satu komponen dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) yang memberikan informasi mengenai ketepatan rencana aksi dan target tahunan yang telah disusun terhadap capaian kinerja aktual secara berkala atau triwulanan.
1.2. Tujuan
Tujuan disusunnya Laporan Evaluasi Rencana Aksi Kinerja BKIPM Denpasar 2020, adalah:
1. Sebagai alat penilai keberhasilan rencana aksi berdasarkan target kinerja yang telah ditentukan dan sebagai wujud akuntabilitas, transparansi serta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi BKIPM Denpasar menuju terwujudnya good governance;
2. Sebagai sarana pengendalian dan untuk memacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan BKIPM Denpasar atas rencana aksi yang telah ditetapkan;
3. Sebagai umpan balik (Feedback) untuk perbaikan kinerja pada Tahun berikutnya atas capaian kinerja pada Tahun 2020.
3 II. RENCANA AKSI BKIPM DENPASAR TAHUN 2020
2.1. Rencana Strategis
A. Sasaran, Indikator Dan Target Kinerja
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran telah ditetapkan indikator sasaran sebagai ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutanberdasarkan target yang ditetapkan. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis. Dengan demikian, setiap tujuan yang ditetapkan memiliki indikator yang terukur.
Peta strategi, sasaran dan indikator kinerja BKIPM tahun 2020 ditunjukkan pada Gambar 1 dan Tabel 1 di bawah ini.
Gambar 1. Peta Strategi BKIPM tahun 2020
4 Tabel 2.1.Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja BKIPM Denpasar
Tahun 2020
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
2020 1 Industrialisasi KP yang
berdaya saing 1 Persentase ikan dan hasil perikanan memenuhi
syarat ekspor lingkup UPT Balai KIPM Denpasar % 98
2
Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang integratif
2 Persentase Penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya antar zona lingkup UPT
Balai KIPM Denpasar % 90
3 Persentase ikan dan hasil perikanan impor memenuhi persyaratan mutu dan bebas penyakit
lingkup UPT Balai KIPM Denpasar % 90
4 Persentase pencegahan impor, ekspor, antar area jenis ikan yang dilarang, dilindungi dan di
batasi lingkup UPT Balai KIPM Denpasar % 90
3
Sistem perkarantinaan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan yang sesuai standar
5 Jumlah sertifikat IKI/CKIB lingkup UPT Balai
KIPM Denpasar sertifikat 25
6 Jumlah lokasi monitoring dan surveilen penjaminan mutu perikanan domestik lingkup
UPT Balai KIPM Denpasar Lokasi 2
7 Parameter pengujian ikan dan hasil perikanan ekspor dan domestik tidak berasal dari destruktif
fishing Parameter 1
8 Pelaku usaha (UPI) yang menerapkan sistem
traceability lingkup UPT Balai KIPM Denpasar UPI 8 9 Sertifikasi HACCP hasil perikanan lingkup UPT
Balai KIPM Denpasar Sertifikat 100
10 Jumlah UPI yang memenuhi persyaratan ekspor UPI 25
11 Lokasi sebaran jenis ikan dilarang dan/ atau bersifat invasif yang diidentifikasi lingkup UPT
Balai KIPM Denpasar Lokasi 1
12 Penambahan ruang lingkup parameter uji yang
terakreditasi lingkup UPT Balai KIPM Denpasar Ruang
lingkup 1
13 Registrasi Unit Pengolahan Ikan di Negara
Tujuan Ekspor Registrasi 1
14 Supplier yang menerapkan Cara Penanganan
Ikan yang Baik (CPIB) Sertifikat 1
4
Pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan secara profesional dan partisipatif
15
Penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang
diselesaikan lingkup UPT Balai KIPM Denpasar % 95
16 Nilai PNBP lingkup UPT Balai KIPM Denpasar Juta
Rupiah 5.165
5
Tata Kelola Pemerintahan yang
Baik 17 Indeks profesionalitas asn lingkup UPT Balai
KIPM Denpasar % 72
18 Nilai Penilaian Mandiri SAKIP Satker Balai KIPM
Denpasar Nilai A(81)
19 Nilai rekonsiliasi kinerja satker Balai KIPM
Denpasar Nilai 85
20 Nilai IKPA UPT Balai KIPM Denpasar Nilai Baik (88)
20 Jumlah inovasi pelayanan publik UPT Balai
KIPM Denpasar Nilai 1
21 Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja
UPT Balai KIPM Denpasar (%) 82
5 III. EVALUASI RENCANA AKSI KINERJA
3.1. Capaian Kinerja
Capaian kinerja BKIPM Denpasar pada akhir tahun Tahun 2020 sudah baik, hal ini ditandai dengan capaian Nilai Pencapaian Sasaran Strategis(NPSS) sebesar 106%, berdasarkan pelaporan melalui sistem aplikasi pengelolaan kinerja (SAPK) di www.kinerjaku.kkp.go.id.
Nilai NPSS tersebut diperoleh dari pencapaian indikator kinerja berdasarkan target yang telah ditetapkan selama Tahun 2020. Pencapaian ini merupakan kontribusi seluruh satuan kerja BKIPM Denpasar dalam merealisasikan target kinerja yang diperjanjikan.
Gambar 2. Dashboard Capaian IKU Pada SAPK
Rekapitulasi capaian kinerja BKIPM Denpasar pada Tahun 2020 secara keseluruhan, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 3.1.Capaian Kinerja BKIPM Denpasar Tahun 2020
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2020 TARGET REALI %*
SASI 1 Industrialisasi KP 1 Persentase Ikan dan hasil
perikanan 98 98 100
Yang Berdaya Saing memenuhi syarat ekspor lingkup Balai KIPM Denpasar
2 Pengawasan Sumber 2 Persentase penyakit Ikan 90 90 100
Daya Kelautan dan karantina yang dicegah Perikanan Yang penyebarannya antar Zona Integratif zona lingkup UPT Denpasar
3 Keberterimaan ikan dan hasil perikanan dinegara tujuan ekspor
90 90 100
6
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA Tahun
2020 %*
TARGET REALISA SI 4 Persentase
pencegahan impor, ekspor, antar area jenis ikan yang dilarang, dilindungi dan dibatasi lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
90 100 110
3 Sistem
Perkarantinaan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Yang Sesuai Standar
5 Jumlah sertifikat IKI/CKIB lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
25 35 140
6 Jumlah Lokasi monitoring dan surveilen penjaminan mutu perikanan domestik lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
2 2 100
7 Parameter pengujian ikan dan hasil perikanan ekspor dan domestic tidak berasal dari destruktif fishing
1 1 100
8 Pelaku usaha (UPI) yang menerapkan sistem traceability lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
8 8 100
9 Sertifikasi HACCP hasil perikanan lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
100 213 213
10 Jumlah UPI yang memenuhi persyaratan ekspor
25 45 90
11 Lokasi sebaran jenis ikan dilarang dan/atau bersifat invasif yang diidentifikasi lingkup Balai KIPM Denpasar
1 1 100
12 Penambahan ruang lingkup parameter uji yang terakreditasi lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
1 1 100
7
SARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2020
TARGET REALISA %*
SI 13 Registrasi Unit
Pengolahan Ikan dinegara Tujuan
1 1 100
14 Suplier yang menerapkan Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB)
1 1 100
4 Pengendalian dan Pengawasan Sistem Perkarantinaan, Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Secara Profesional dan Partisipatif
15 Penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
95 95 100
16 Nilai PNBP lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
5.165 4.319 84
5 Tata kelola pemerintahan yang baik
17 Indeks profesionalitas asn lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
72 70,67 100
18 Nilai Penilaian mandiri SAKIP Satker Balai KIPM Denpasar
A (81) 81 100
19 Nilai rekonsiliasi kinerja satker Balai KIPM Denpasar
A(85) 85 100
20 Nilai IKPA UPT Balai KIPM Denpasar
88 88 100
21 Jumlah inovasi pelayanan publik UPT Balai KIPM Denpasar
1 1 100
22 Persentase rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja UPT
82 100 110
8 3.2. Analisis Dan Evaluasi
Sasaran Strategsi 1. Industrialisasi KP yang berdaya saing
IK1. Persentase Ikan dan hasil perikanan memenuhi syarat ekspor lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
Persentase ikan dan hasil Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor merupakan jumlah produk yang unit usahanya telah menerapkan prinsip-prinsip HACCP dan CKIB. Pada unit usaha yang menerapkan prinsip HACCP dilakukan verifikasi terhadap pelaksanaan SSOP/GMP dan penerapan HACCP minimal satu kali dalam setahun. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa UPI tersebut secara konsisten menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, sebagaimana diamanatkan pada Permen KP No.19/2010. Sedangkan unit usaha yang menerapkan prinsip CKIB adalah unit usaha yang telah melaksanakan manajemen kesehatan ikan berdasarkan standar biosekuriti untuk menjamin kesehatan ikan.
Indikator Persentase ikan dan hasil Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor diukur dengan menghitung jumlah UPI yang telah bersertifikasi HACCP dan unit usaha pembudidayaan ikan yang bersertifikasi CKIB. Realisasi indikator ini sampai dengan akhir Tahun 2020 mencapai 98% ikan dan hasil perikanan dari target sebanyak 98% atau terealisasi sebesar 100%, Target dan realisasi IK.1 pada akhir tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel. 3
Tabel 3.2.Target dan RealisasiI IK 1 pada Tahun 2020
Indikator Kinerja Utama Target Tahun 2020 % Thd Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Persentase Ikan dan hasil perikanan memenuhi syarat ekspor lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
98 98 98 100 100
Tercapainya realisasi Persentase ikan dan hasil Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor merupakan komitmen bersama antara BKIPM Denpasar dan stakeholder dalam rangka memenuhijaminan mutu dan melengkapi persyaratan ekspor dari negara tujuan sesuai dengan amanat perundang-undangan.
9 Sasaran Strategis 2. Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Yang Integratif
IK2. Persentase penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya antar zona lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
Persentase Penyakit Ikan Karantina yang dicegah penyebarannya antar zona lingkup UPT Balai KIPM Denpasar. Zona adalah wilayah kerja UPT KIPM dalam 1 (satu) pulau. Terdapat 12 (dua belas) jenis Penyakit Ikan Karantina yang sudah terdapat di wilayah tertentu di Negara Indonesia yang dicegah penyebarannya dari zona tidak bebas ke zona bebas, yaitu:
1. Infectious Hypodermal and Haematopoitic Necrosis Disease 2. Yellowhead disease (YHD)
3. Taura syndrome 4. White spot Disesase
5. Red Sea Bream Iridovirus Disease (RSIVD) 6. Nervous Necrosis Virus Disease
7. Koi Herpesvirus Disease 8. Infectious myonecrosis
9. Red Spot Disease/Sekiten-byo 10. Furunculosis/Carp erytrodermatitis 11. Enteric Septicaemia of Catfish (ESC) 12. Infection with Perkinsus olseni
N% = ( A+ B) X 100%
2 A: Jenis PIK yang sudah ada di Indonesia
B: Jenis PIK yang menyebar dari zona tidak bebas ke zona bebas
Indikator Persentase Penyakit Ikan Karantina yang dicegah penyebarannya antar zona lingkup UPT Balai KIPM Denpasar. Realisasi indikator ini sampai dengan akhir Tahun 2020 mencapai 100 %
Persentase Penyakit Ikan Karantina yang dicegah penyebarannya antar zona lingkup UPT Balai KIPM Denpasar dari target sebanyak 90% atau terealisasi sebesar 100% dari target 90 %, Target dan realisasi IK.2 pada akhir tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel. 4
Tabel 3.3.Target dan Realisasi IK2 pada Tahun 2020 Indikator Kinerja
Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Persentase Penyakit Ikan dan karantinan yang dicegah penyebarannya antar zona lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
90 90 100 110 110
10 Tercapainya realisasi Persentase Penyakit Ikan Karantina yang dicegah penyebarannya antar zona lingkup UPT Balai KIPM Denpasar dan stakeholder dalam rangka memenuhi jaminan mutu dan melengkapi persyaratan ekspor dari negara tujuan sesuai dengan amanat perundang-undangan.
IK3. Persentase ikan dan hasil perikanan impor memenuhi persyaratan mutu dan bebas penyakit lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
Persentase ikan dan hasil perikanan impor memenuhi persyaratan mutu dan bebas penyakit lingkup UPT Balai KIPM Denpasar. Memberikan perlindungan bagi usaha penangkapan ikan, usaha pembudidayaan ikan, dan usaha pengolahan ikan serta agar dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Menjamin keamanan hasil perikanan yang masuk ke Indonesia agar aman untuk dikonsumsi manusia serta memberikan perlindungan bagi usaha perikanan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.- Importir perikanan harus memenuhi persyaratan legalitas dan peraturan pemasukan ikan dan hasil perikanan ke dalam wilayah RI. Penanganan importasi ini dihitung berdasarkan importasi produk perikanan yang masuk ke wilayah RI yang dilapor.
% Importasi = A+ B+C N Keterangan:
A : Laporan Importasi (30%)
B : Verifikasi dokumen importasi dan atau supervisi impor (35%) C : Laporan evaluasi importasi produk perikanan (35%)
N : jumlah importasi produk perikanan yang masuk ke wilayah RI yang dilaporkan (per laporan impor)
Indikator Persentase ikan dan hasil perikanan impor memenuhi persyaratan mutu dan bebas penyakit lingkup UPT Balai KIPM Denpasar. Realisasi indikator ini sampai dengan akhir Tahun 2020 mencapai 100% ikan dan hasil perikanan dari target sebanyak 90% atau terealisasi sebesar 110%, Target dan realisasi IK.3 pada akhir Tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel. 5
Tabel 3.4.Target dan RealisasiI IK3 pada Tahun 2020 Indikator Kinerja
Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Persentase Ikan dan hasil perikanan impor yang memenhi persyaratan mutu dan bebas penyakit lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
90 90 100 110 110
11
X% = ( X1 +X 2 + X3 + X4)
X 100%
100% 4
X(1,2,3,4) = ( a - b)
X 100%
100% a
IK4. Persentase pencegahan impor, ekspor, antar area jenis ikan yang dilarang, dilindungi dan dibatasi lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
Persentase pencegahan impor, ekspor, antar area jenis ikan yang dilarang, dilindungi dan dibatasi lingkup UPT Balai KIPM Denpasar. Pencegahan jenis ikan yang dilarang, dilindungi dan dibatasi melalui pintu pemasukan dan pengeluaran (impor, ekspor, dan antar area dalam wilayah Republik Indonesia) yang telah ditetapkan, sebagai upaya dalam perlindungan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan.Jenis ikan dilarang adalah Jenis Ikan yang dilarang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau karena statusnya dilindungi penuh berdasarkan ketentuan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora dan/atau hukum internasional lain yang diratifikasi, termasuk telur, bagian tubuh, dan/atau produk turunannya (derivat). Jenis ikan Dilindungi adalah Jenis Ikan dilindungi yang dilakukan terhadap siklus hidupnya di habitat asli dan habitat buatan dan/atau seluruh bagian tubuhnya, termasuk telur, cangkang, dan produk turunannya. Jenis ikan dibatasi adalah jenis ikan dilindungi berdasarkan ukuran tertentu, wilayah sebaran tertentu, periode waktu tertentu dan/atau sebagian tahapan siklus hidup tertentu.
• Menghitung persentase pencegahan impor, ekspor, antar area jenis ikan Ikanyang
dilarang, dilindungi dan dibatasi dengan rumus tingkat capaian:
Untuk menghitung X1, X2, X3 dan X4 digunakan rumus:
Keterangan:
X pencegahan impor, ekspor, antar area jenis ikan yang dilarang, dilindungi dan dibatasi X1 pencegahan impor, ekspor, antar area jenis ikan yang dilarang, dilindungi dan dibatasi X2 pencegahan impor, ekspor, antar area jenis ikan yang dilarang, dilindungi dan dibatasi X3 pencegahan impor, ekspor, antar area jenis ikan yang dilarang, dilindungi dan dibatasi X4 pencegahan impor, ekspor, antar area jenis ikan yang dilarang, dilindungi dan dibatasi a Jumla jenis ikan yang dilarang, dilindungi Dan dibatasi
b jumlah jenis ikan yang dibatasi, dilindungi dan dilarang yang tidak dilengkapi dokumen persyaratan sesuai ketentuan yang *tidak dapat dicegah dipintu pemasukan yang ditetapkan
12 Indikator Persentase pencegahan impor, ekspor, antar area jenis ikan yang dilarang, dilindungi dan dibatasi lingkup UPT Balai KIPM Denpasar. Realisasi indikator ini sampai dengan akhir Tahun 2020 mencapai 90% ikan dan hasil perikanan dari target sebanyak 90% atau terealisasi sebesar 100%, Target dan realisasi IK.4 pada Tahun 2020 Tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel. 3.5
Tabel 3.5. Target dan RealisasiI IK4 pada Tahun 2020 Indikator Kinerja
Utama
Target Tahun 2020 % Thd Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Persentase Pencegahan Impor , ekspor antar area jenis ikan yang dilarang , dilindungi dan dibatasi lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
90 90 90 100 100
Sasaran Strategis 3. Sistem Perkarantinaan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Yang Sesuai Standar
IK5. Jumlah sertifikat IKI/CKIB lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
Landasan hukum berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : 9/PERMEN-KP/2019 tentang Instalasi Karantina Ikan, agar media pembawa yang dikenakan karantian di IKI tidak menyebarkan HPIK/HPI dipersyaratkan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, maka pengelolaan IKI dilakukan dengan Cara Karantina Ikan Yang Baik (CKIB). Petunjuk teknis penggunaan sistem sertifikasi instalasi karantina ikan (IKI) dan CKIB dapat di akses secara online yaitu : ckib.bkipm.kkp.go.id
Jumlah sertifikat IKI/CKIB unit usaha perikanan yang memenuhi standar dan menerapkan biosecurity lingkup UPT Balai KIPM Denpasar. Ikan (IKI) yang menerapkan prinsip Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB):
1. IKI telah ditetapkan kelayakannya (memiliki Sertifikat IKI);
2. IKI telah memenuhi prinsip-prinsip biosecurity;
3. IKI telah memenuhi persyaratan administrasi dan manajemen (pakta integritas, SOP, Rekaman Data).
IKI yang menerapkan CKIB kemudian diterbitkan sertifikat CKIB (SCKIB) oleh Pusat Karantina Ikan setelah melalui proses verifikasi dan evaluasi terhadap rekomendasi UPT KIPM atas penerbitan SCKIB. Menghitung sertifikasi unit usaha perikanan yang menerapkan Cara Karantina Ikan yang Baik: Unit Usaha Perikanan
13 yang menerapkan CKIB = Jumlah SCKIB yang telah diterbitkan oleh Pusat Karantina Ikan.
Indikator Persentase Jumlah sertifikat IKI/CKIB unit usaha perikanan yang memenuhi standar dan menerapkan biosecurity lingkup UPT Balai KIPM Denpasar.
Realisasi indikator ini sampai dengan akhir Tahun 2020 mencapai 35 UUPI dari target 25 atau terealisasi sebesar 140 %, Target dan realisasi IK.5 pada akhir Tri wulan IV Tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel. 3.6
Tabel 3.6. Target dan RealisasiI IK5 pada Tahun 2020 Indikator Kinerja
Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Jumlah Sertifikat IKI/CKIB
Lingkup Balai KIPM Denpasar 25 25 35 140 140
IK6. Jumlah Lokasi monitoring dan surveilen penjaminan mutu perikanan domestik lingkup UPT Balai KIPM Denpasar.
Jumlah lokasi monitoring dan surveilen penjaminan mutu perikanan domestik lingkup UPT Balai KIPM Denpasar.Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (Balai KIPM) Denpasar dalam implementasi Inpres No. 01 Tahun 2017 terkait dengan penyediaan pangan sehat bagi masyarakat Lokasi yang menjadi objek pengendalian penjaminan mutu hasil perikanan domestik antara lain:
Pelabuhan perikanan / Tempat Pendaratan Ikan/Pangkalan Pendaratan Ikan, Unit Pengumpul/Suplier dan Pasar di kabupaten/kota dengan tingkat konsumsi hasil perikanan dan kepadatan penduduk yang tinggi. Hasil perikanan yang menjadi obyek pengendalian meliputi ikan segar dan beku golongan demersal, pelagic, crustacea, cephalopoda, mollusca dan ikan hasil budidaya.
∑ lokasi yang menjadi objek pengendalian penjaminan mutu hasil perikanan domestik
Indikator Persentase Jumlah monitoring hasil perikanan yang memenuhi standar dan menerapkan biosecurity lingkup UPT Balai KIPM Denpasar. Realisasi indikator ini sampai dengan akhir Tahun 2020 mencapai 100% ikan dan hasil perikanan dari target sebanyak 2 Lokasi atau terealisasi sebesar 100%, Target dan realisasi IK.6 pada Tahun 2020 Tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel. 3.7
14 Tabel 3.7.Target dan RealisasiI IK6 pada Tahun 2020
Indikator Kinerja Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 TW IV Realisasi %
Jumlah Lokasi monitoring dan surveilen penjaminan mutu perikanan domestic Lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
2 2 2 100 100
IK. 7. Parameter Pengujian Ikan dan Hasil Perikanan Ekspor dan Domestik tidak berasal dari Dekstruktif Fishing
Untuk menghasilkan Komoditi hasil perikanan yang sehat dan bermutu diperlukan bahan baku yang baik. Hal ini dikarenakan konsumen semakin sadar perlunya komodi perikanan yang baik, sehat dan aman dikonsumsi. Untuk mencapai tujuan dimaksud maka nelayan dan pengusaha ikan di tuntut untuk menangkap dengan peralatan tangkap yang ramah lingkungan dan aman bagi ikan.
Dan tidak dibenarkan untuk menangkap ikan dengan bom ikan karena selain ikan akan rusak akan merusak biota lain disekitarnya seperti batu karang dan padang lamun yang menjadi habitat ikan karang.
Kegiatan pengambilan contoh uji baru dapat dilakukan pada bulan Agustus, Oktober, November dan Desember 2020, hal ini dikarenakan pandemic Covid 19 yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan contoh uji. Contoh uji berasal dari Benoa dan Singaraja. Pengujian dilakukan di BUSKIPM pada bulan September 2020 dan di Balai KIPM Denpasar pada bulan Oktober, November dan Desember 2020. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Test Kit. Adapun contoh uji yang di ambil sebanyak 6 ekor yang berupa ikan kerapu (Epinephelus sp), barramundi (Lates sp) dan padi padi putih (Gymnocranius sp.). Berdasarkan dari hasil pengujian didapat bahwa contoh uji yang diambil tidak mengandung Sianida, Thiosinat dan Nitrat.
Untuk itu Balai KIPM Denpasar berusaha untuk mencegah hal tersebut dengan melakukan pengujian ikan dari bahan berbahaya. Sampai dengan akhir Tahun 2020 telah tercapai 100 persen, meskipun pada pelaksanaannya terkendala pandemik Covid 19.
15 Tabel 3.8 Target dan Realisasi IK 7 pada TA. 2020
Indikator Kinerja Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 TW IV Realisasi %
Parameter pengujian ikan dan hasil perikanan ekspor dan domestic tidak
berasal dari destruktif fishing 1 1 1 100 100
IK8. Pelaku usaha (UPI) yang menerapkan sistem traceability lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
Sistem traceability merupakan bagian penting dalam sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai persyaratan internasional. Setiap produk hasil perikanan yang akan didistribusikan dari hulu ke hilir harus dapat ditelusuri melalui pemenuhan alur informasi dan basis data. Sistem traceability ditunjukan untuk mengendalikan produk apabila terjadi insiden keamanan pangan atau produk yang bermasalah akan mudah ditelusuri.
Indikator pelaku usaha (UPI) yang menerapkan sistem traceability diukur dengan menghitung jumlah UPI yang telah menerapkan sistem traceability melalui verifikasi penerapan sistem ketertelusuran hasil perikanan. Sampai akhir Tahun 2020, realisasi indikator ini sebesar 8 UPI dari target 8 UPI atau mencapai 100%.
Tabel 3.9. Target dan Realisasi IK8 pada Tahun 2020 Indikator Kinerja
Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Pelaku usaha (UPI) yang menerapkan sistem traceability lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
8 8 8 100 100
Beberapa kendala yang dihadapai dalam penerapan system traceability pada pelaku usaha perikanan antara lain:
1. Pemberlakuan aturan Seafood Import Monitoring Program (SIMP) oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang mewajibkan ketertelusuran (traceability) impor seafood dari negara mitra dagang AS mulai 1 Januari 2018.
16 2. Moratorium penerbitan approval number baru oleh UE menghambat
pengajuan ijin eksportir potensial.
3. Beberapa produk perikanan Indonesia dinilai belum memenuhi standar kualitas pasar jepang.
4. Belum terpenuhinya bahan baku UPI yang berkualitas sesuai permintaan negara tujuan ekspor sehingga permintaan beberapa negara tujuan ekspor belum dapat terpenuhi.
5. Semakin ketatnya persyaratan impor di beberapa negara tujuan utama, seperti jaminan keamanan produk perikanan dan non-IUU, sustainability dan tracebility.
Rekomendasi yang akan dilakukan ke depan, antara lain:
1. Capacity building mengenai SIMP kepada para pelaku usaha perikanan.
2. Melakukan update aturan dan monitor penerapan SIMP berkoordinasi dengan Asosiasi, internal KP, Kemlu, Kemdag dan Kedubes AS di Jakarta.
3. Koordinasi dengan Ditjen Perikaan Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya terkait percepatan tindak lanjut atas temuan Inspeksi DG SANTE dan penerbitan Approval Number EU baru.
4. Koordinasi dengan internal KKP (Ditjen Perikanan Budidaya, Ditjen Perikanan Tangkap) untuk mendorong penerapan Cara Penanganan Ikan yang Baik di atas kapal perikanan dan supplier, serta penerapan
Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB).
5. Upaya pemberantasan illegal fishing yang dilakukan KKP, diharapkan produk perikanan indonesia telah siap dengan standar SIMP.
6. Peningkatan mutu produk kelautan dan perikanan untuk komoditas ekspor yang bernilai ekonomis penting seperti udang, tuna, rajungan dll melalui pengembangan sistem rantai dingin, sertifikasi mutu, dan pemenuhan persyaratan dari negara pengimpor.
IK9. Sertifikasi HACCP hasil perikanan lingkup UPT BKIPM Denpasar
HACCP merupakan suatu sistem manajemen keamanan makanan yang sudah terbukti dan didasarkan pada tindakan pencegahan terhadap bahaya keamanan hasil perikanan yang untuk dikonsumsi manusia dari bahaya yang bersifat biologi, kimia dan fisik. Dengan penerapan sistem HACCP, identifikasi suatu yang mungkin akan muncul di dalam proses, tindakan pengendalian yang dibutuhkan akan dapat
17 ditempatkan sebagaimana mestinya sehingga pemantauan terhadap bahaya keamanan makanan akan mudah dilaksanakan. Hal ini untuk memastikan bahwa keamanan makanan memang dikelola dengan efektif dan untuk menurunkan ketergantungan pada metode tradisional seperti pengujian pada produk akhir (end product testing).
Sertifikat penerapan HACCP merupakan salah satu persyaratan mutlak dan wajib harus dimiliki oleh unit Pengolahan ikan, bila akan melakukan ekspor hasil produksi perikanannya. Sertifikasi penerapan HACCP mengacu kepada tata cara penerbitan HACCP sesuai Peraturan Kepala BKIPM Nomor PER.03/BKIPM/2011.
Indikator sertifikat penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan diukur dengan menghitung jumlah realisasi sertifikat HACCP yang diterbitkan pada tahun berjalan.
Sampai dengan akhir tahun 2020 telah diterbitkan sebanyak 213 sertifikat HACCP dari target 100 atau mencapai 213%.
Tabel 3.10.Target dan Realisasi IK 9 pada Tahun 2020 Indikator Kinerja
Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Pelaku usaha (UPI) yang menerapkan sistem traceability lingkup UPT Balai KIPM Denpasar
100 100 213 213 213
IK10. Jumlah UPI yang memenuhi persyaratan ekspor
Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor merupakan unit usaha yang telah menerapkan prinsip-prinsip HACCP dan CKIB. Pada unit usaha yang menerapkan prinsip HACCP dilakukan verifikasi terhadap pelaksanaan SSOP/GMP dan penerapan HACCP minimal satu kali dalam setahun. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa UPI tersebut secara konsisten menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, sebagaimana diamanatkan pada Permen KP No.19/2010. Sedangkan unit usaha yang menerapkan prinsip CKIB adalah unit usaha yang telah melaksanakan manajemen kesehatan ikan berdasarkan standar biosekuriti untuk menjamin kesehatan ikan.
18 Indikator Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor diukur dengan menghitung jumlah UPI yang telah bersertifikasi HACCP dan unit usaha pembudidayaan ikan yang bersertifikasi CKIB. Realisasi indikator ini sampai dengan Akhir Tahun 2020 mencapai 45 unit usaha perikanan dari target sebanyak 25 unit atau sebesar 180%, dari target tahun 2020. Target dan realisasi IK.10 tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel. 3.11
Tabel 3.11.Target dan RealisasiI K10 pada Tahun 2020 Indikator Kinerja
Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Jumlah Unit Usaha (UPI) yang
memenuhi persyaratan ekapor 25 25 45 180 180
Tercapainya realisasi unit usaha perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor merupakan komitmen bersama antara BKIPM Denpasar dan stakeholder dalam rangka memenuhi jaminan mutu dan melengkapi persyaratan ekspor dari negara tujuan sesuai dengan amanat perundang- undangan.
IK11. Lokasi sebaran jenis ikan dilarang dan/atau bersifat invasif yang Diidentifikasi
Salah satu ancaman utama terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem alam di seluruh dunia adalah introduksi spesies eksotik/ asing yang bersifat invasif.
Jenis ikan bersifat invasif dianggap sebagai penyebab kedua menurunnya keanekaragaman hayati global setelah perusakan habitat secara langsung.
Pemasukan, penyebaran dan penggunaan berbagai spesies asing baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja yang kemudian menjadi invasif telah menyebabkan kerugian ekologi, ekonomi, dan sosial yang cukup besar.
Pemetaan Sebaran Jenis Ikan Bersifat Invasif adalah proses inventarisasi jenis dan sebaran ikan bersifat invasif pada suatu wilayah Perairan Umum Daratan (PUD), sentra budidaya ikan, penjualan ikan hias dan ikan konsumsi serta tempat pemeliharaan ikan milik hobiis/kolektor di Indonesia. Ikan bersifat invasif adalah ikan asing/ introduksi yang mempunyai kecenderungan berdampak negatif terhadap kelestarian populasi ikan asli. Ikan invasif adalah jenis ikan asing yang telah nyata berdampak negatif terhadap populasi ikan asli.
19 Dalam rangka mencegah kerusakan terhadap keanekaragaman ikan dan lingkungan, Pemerintahan Indonesia telah melakukan beberapa upaya diantaranya:
1. Penetapan jenis-jenis ikan yang dilindungi melalui Peraturan Pemerintah maupun Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan;
2. Pelarangan Pemasukan Jenis ikan Berbahaya dari Luar Negeri ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri kelautan dan Perikanan (PERMEN KP) Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014; dan 3. Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan lainnya
yang mengatur tentang pemasukan dan pengeluaran ikan.
Akan tetapi pada kenyataannya peraturan tersebut masih belum bisa mencegah terjadinya kerusakan keanekaragaman ikan yang ada di Indonesia. Terdapat berbagai jenis ikan invasif yang sudah ada di Indonesia, kebanyakan didatangkan sebelum adanya peraturan tersebut terbentuk. Oleh karena itu diperlukan kegiatan untuk pendataan atau pemetaan jenis ikan yang bersifat invasif dan sekaligus melakukan kegiatan sosialisasi terhadap pemilik ikan tersebut. Dengan dilakukan kegiatan pemetaan sebaran JABI dan sosialisasi dapat mencegah dampak negatif yang dapat terjadi. Selain itu diharapkan masyarakat menjadi lebih sadar terhadap dampak negatif jika melakukan pelepasan ikan bersifat invasif tersebut ke perairan umum.
Masuknya spesies asing invasif merupakan salah satu penyebab menurunnya spesies lokal yang terdapat dalam suatu populasi. Penyebaran dan penggunaan baik secara sengaja maupun tidak dapat berakibat kerugian baik ekonomi maupun ekologi Oleh karena itu, dilakukan pemetaan yang bertujuan menginventarisasi agen hayati pada suatu wilayah perairan Indonesia untuk mengetahui sebaran agen hayati yang tergolong dilindungi, dilarang maupun yang bersifat invasif.
Indikatornya dilihat dengan jumlah lokasi perairan Indonesia (danau/ waduk/
rawa/ sungai/anak sungai) di wilayah kerja UPT BKIPM yang dipantau dan dipetakan.
Balai KIPM Denpasar pada Tahun 2020 mendapat target 1 lokasi. Dan sudah realisasi.
Tabel 3.12.Target dan Realisasi IK 11 pada Tahun 2020 Indikator Kinerja
Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Lokasi Sebaran jenis ikan dilarang dan/atau bersifat invasive yang diidentifikasi Lingkup Balai KIPM Denpasar
1 1 1 100 100
20 IK12. Penambahan ruang lingkup parameter uji pada laboratorium penguji
Laboratorium Balai KIPM Denpasar sebagai laboratorium penguji dipersyaratkan terakreditasi ISO 17025. Unsur penilaian dalam ISO 17025 meliputi persyaratan teknis dan persyaratan manajemen sesuai standar yang telah ditetapkan. Setelah pada tahun 2019 dilakukan reakreditasi dan berhasil mempertahankan status akreditasinya, pada tahun 2020 dijadwalkan kegiatan surveilen ISO 17025, Balai KIPM Denpasar mengajukan penambahan 1 (satu) ruang lingkup pengujian Organoleptik dan Sudah terealisasi pada akhir Tahun 2020.
Tabel 3.13.Target dan Realisasi IK12 pada Tahun 2020 Indikator Kinerja
Utama Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W VI Realisasi %
Lokasi Sebaran jenis ikan dilarang dan/atau bersifat invasive yang diidentifikasi Lingkup Balai KIPM Denpasar
1 1 1 100 100
IK 13. Registrasi Unit Pengolahan Ikan ke Negara Mitra
Dalam rangka penyerasian/harmonisasi sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan antara Indonesia dengan Negara - negara tujuan ekspor, maka masingmasing negara yang akan melakukan ekspor harus meregistrasi/mendaftarkan UPI yang telah bersertifi kat HACCP. Registrasi UPI ini bertujuan supaya UPI yang melakukan ekspor diakui oleh Otoritas Kompeten negara mitra, mempermudah penelusuran dan penyelesaian apabila UPI terkena kasus, dan mempermudah melakukan evaluasi terhadap UPI.
Indikator Unit Pengolahan Ikan yang teregistrasi di negara mitra diukur dengan menghitung jumlah UPI bersertifikat HACCP yang mendapatkan nomor registrasi dari Kepala BKIPM dan mendapat persetujuan (approval number) dari negara mitra. Sampai dengan Akhir Tahun 2020, BKIPM Denpasar telah mengusulkan beberapa UPI melalui Pusat Pengendalian Mutu telah melakukan pendaftaran ke negara mitra, dan sudah ada balasan dari Negara mitra Korea selatan dan Kanada.
21 Tabel 3.14.Target dan Realisasi IK13 pada Tahun 2020
Indikator Kinerja Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Registrasi Unit Usaha Pengolahan Ikan di Negara Tujuan Lingkup Balai KIPM Denpasar
1 1 2 200 200
IK 14. Suplier yang menerapkan Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) Supllier/Unit Pengumpul
Dalam rangka menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan telah ditetapkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52A/KEPMEN-KP/2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi. Keputusan tersebut mengatur tentang persyaratan dari hulu ke hilir termasuk di dalamnya Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) pada unit pengumpul/supplier sebagai bukti komitmen Otoritas Kompeten dalam rangka pengendalian jaminan mutu dan kemanan hasil perikanan. Untuk memastikan bahwa suatu unit pengumpul/suplier menerapkan system jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan terhadap sanitasi dan higiene penanganan ikan dengan berdasarkan prinsip-prinsip HACCP sesuai persyaratan yang telah ditentukan, maka Otoritas Kompeten melakukan pengendalian melalui kegiatan inspeksi terhadap unit pengumpul/suplier.
Dalam memberikan jaminan tersebut maka diperlukan kegiatan Inspeksi CPIB terhadap supplier sebagai pengendalian mutu dan keamanan (Quality and Safety Assurance) hasil perikanan yang diproduksi di Indonesia. Inspeksi CPIB terhadap Unit pengumpul/ Supplier dilaksanakan berdasarkan konsepsi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Hasil dari kegiatan Inspeksi CPIB pada Unit Pengumpul/Supplier berupa Sertifikat hasil inspeksi CPIB yang diterbitkan apabila suatu unit penanganan ikan memenuhi persyaratan standar yang berlaku sehingga aman untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut ataupun untuk dikonsumsi manusia.
Sampai dengan akhir Tahun 2020 sudah terealisasi 1 sertifikat CPIB dari 1 target yang ditetapkan atau 100% .
22 Tabel 3.15 Target dan Realisasi IK 14 pada TA. 2020
Indikator Kinerja Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Suplier yang menerapkan Cara Penanganan Ikan yang Baik
Lingkup Balai KIPM Denpasar 1 1 1 100 100
Sasara n Strategis 4. Pengendalian dan Pengawasan Sistem Perkarantinaan, Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Secara Profesional dan Partisipatif
IK15. Penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan
Indikator persentase penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan merupakan upaya yang dilakukan BKIPM Denpasar untuk menyelesaikan setiap pelanggaran perkaratinaan dan penolakan ekspor hasil perikanan yang terjadi. Untuk karantina, penanganan pelanggaran komoditas perikanan dilakukan dengan pengawasan, pengamatan, pencatatan, dan pengumpulan bahan keterangan (wasmatcapulbaket).
Wasmatcapulbaket dilanjutkan dengan: 1) diterbitkan Surat Perintah Penyidikan, jika kasus memenuhi unsur pidana UU Nomor 19 Tahun 2019; 2) serahkara, jika kasus memenuhi unsur pidana diluar UU Nomor 19 Tahun 2019; 3) pemusnahan atau penolakan, jika kasus tidak memenuhi unsur pidana UU Nomor 19 Tahun 2019 dan 4) pelepasliaran atau diserahkan ke BKSDA.
Sedangkan untuk mutu dan keamanan hasil perikanan, penanganan kasus merupakan upaya penyelesaian dan tindak lanjutterhadap notifikasi penolakan ekspor dariotoritas kompeten negara mitra. Proses kegiatan ini meliputi evaluasi kasus dan pemberian sanksi pelarangan ekspor sementara (internal suspend) kepada UPI;
investigasi ke UPI; perbaikan hasil investigasi oleh UPI; evaluasi terhadap perbaikan hasil investigasi; pembukaan sanksi; dan pengiriman informasi ke otoritas
Indikator kinerja Persentase penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan dan keamanan hayati ikan yang diselesesaikan, pada tahun 2020 ditetapkan target 95%, realisasi sampai dengan Tahun 2020 Tahun 2020 terealisasi 100% dan dapat diselesaikan semuanya 100% dengan bukti fisik Berita Acara Pulbaket.
23 Dengan demikian capaian indikator kinerja tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
• Jumlah kasus pelanggaran perkarantinaan ikan (A)
• Jumlah kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang diselesaikan (B)
• Persentase jumlah kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang diselesaikan (C);
C = (B / A) X 100 %
Tabel 3.16. Target dan Realisasi IK15 pada Tahun 2020 Indikator Kinerja
Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Persentase penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem
mutu yang diselesesaikan 95% 95 % 100 100 100
IK16. Nilai PNBP BKIPM Denpasar
Tarif PNBP karantina ikan dan mutu hasil perikanan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2015 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan. BKIPM Denpasar terus berusaha menggenjot penerimaan PNBP sehingga dapat meningkatkan PNBP kelautan dan perikanan secara keseluruhan.
Indikator nilai PNBP BKIPM Denpasar diukur dengan menghitung jumlah realisasi penerimaan PNBP periode tahun anggaran berjalan. Pada Tahun 2020 Tahun 2020, BKIPM Denpasar berhasil merealisasikan PNBP sebesar Rp.4.319 juta,- dari target Rp. 5.165 juta,- atau mencapai 84%.
Hal ini menunjukkan bahwa BKIPM Denpasar terus berupaya meningkatkan kinerja pengawasan dan pelayanan ekspor/impor/antar area terhadap komoditas perikanan yang dilalulintaskan walaupun dalam masa pandemik Covid 19, yang berdampak pada kesadaran dan kepatuhan pengguna jasa dalam melalulintaskan ikan dan produk perikanan melalui pintu pemasukan/ pengeluaran yang ditetapkan dan menggunakan dokumen resmi.
24 Tabel 3.17.Target dan Realisasi IK16 pada Tahun 2020
Indikator Kinerja Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Nilai PNBP Lingkup Balai KIPM Denpasar
5.165 5.165 4.319 84 84
Sasaran Strategis 5. Tata Kelola pemerintahan yang baik IK17. Indeks profesionalitas ASN
Profesionalitas adalah kualitas para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk melakukan tugas- tugasnya. Indeks Profesionalitas ASN adalah ukuran statistik yang menggambarkan kualitas ASN berdasarkan kesesuaian kualifikasi, kompetensi, kinerja dan kedisiplinan pegawai ASN dalam melaksanakan tugas jabatan (Permen PAN dan RB No. 38 Tahun 2018).
Nilai Indeks Profesionalitas ASN merupakan gambaran kualitas profesionalitas ASN KKP yang diukur setiap tahun oleh Biro SDMA, Sekretariat Jenderal dengan mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB No. 38 Tahun 2018 tentang Peraturan Indeks Profesionalitas Aparatur Sipil Negara. Untk menghitung indeks profesionalitas ASN ini digunakan rumus sebagai berikut:
1. Nilai diukur setiap tahun dengan menggunakan 4 (empat) dimensi, meliputi:
a. Kualifikasi c. Kinerja b. Kompetensi d. Disiplin
2. Kualifikasi diukur dari indikator riwayat Pendidikan formal terakhir yang telah dicapai,meliputi:
a. Pendidikan S-3 (Strata-Tiga) b. Pendidikan S-2 (Strata-Dua)
c. Pendidikan S-1 (Strata-Satu)/ D-4 (Diploma-Empat) d. Pendidikan D-3 (Diploma-Tiga)/ SM (Sarjana Muda)
e. Pendidikan D-1 (Diploma-Satu)/D-2 (Diploma-Dua)/ SLTA Sederajat f. Pendidikan di Dibawah SLTA
Formula sebaga berikut
Nilai Nama Kualifikasi *) Nilai Kualifikasi
5 Pendidikan S3 25
4 Pendidikan S2 20
3 Pendidikan S1 15
2 Pendidikan D III/SM 10 1 Pendidikan D II/D I/ SMA 5 0 Pendidikan SMP/ SD 1
25 3. Kompetensi diukur dari indikator riwayat pengembangan kompetensi yang telah dilaksanakan yang meliputi: Diklat Kepemimpinan, Diklat Fungsional / Diklat Teknis, Diklat 20 Jam Pelajaran (JP) satu tahun terakhir dan seminar/workshop/
Konferensi/S etara satu tahun terakhir dengan formula sebagai berikut:
Nilai Nama Kompetensi **) Nilai Kompetensi sesuai Jabatan Kompeten
si
Struktural
Kompetens i
Jabfung
Kompetensi Staf
Diklat Struktural 15 - -
1 Pernah ikut Diklat PIM pada levelnya 15 - - 0 Tidak pernah ikut Diklat PIM pada
levelnya
0 - -
Diklat Fungsional - 15 -
1 Pernah ikut Diklat Fungsional - 15 -
0 Tidak pernah ikut Diklat Fungsional - 0 -
Diklat 20 JP 15 15 22,5
1 Pernah ikut Diklat 20 JP dalam tahun
terakhir 15 15 22,5
0 Tidak Pernah ikut Diklat 20 JP dalam tahun
terakhir
0 0 0
Seminar 10 10 17,5
1 Pernah ikut Seminar 10 10 17,5
0 Tidak pernah ikut Seminar 0 0 0
Total Mengikuti Kompetensi 40 40 40
4. Kinerja diukur dari indicator penilaian prestasi kerja PNS, yang meliputi: a.
Sasaran Kerja Pegawai (SKP), dan b. Perilaku Kerja, dengan formula sebagai berikut:
No Keterangan Nilai SKP
Nilai SKP Nilai Kinerja 1 Sangat Baik 91 – ke atas 30
2 Baik 76 s.d 90 25
3 Cukup 61 s.d 75 15
4 Kurang 51 s.d 60 5
5 Buruk 50 s.d kebawah 1
5. Disiplin diukur dari indicator riwayat penjatuhan hukuman disiplin yang pernah dialami yang meluiputi: a. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin, dan b. Pernah dijatuhi hukuman disiplin (ringan, sedang, berat), dengan formula sebagai berikut:
Nilai Nama Hukuman Disiplin Nilai
Disiplin O Tidak pernah mendapatkan hukuman disiplin 5 R Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat ringan 3 S Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat sedang 2 B Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat berat 1
26 Sumber data pengukuran Indeks Profesionalitas ASN dapat diperoleh dari
beberapa sumber yang tervalidasi meliputi:
a. Kualifikasi, dihitung dari kondisi tingkat Pendidikan terakhir dari pegawai dengan ketentuan sesuai SK Pangkat Terakhir atau SK Pencantuman Gelar yang sudah di Up date pada aplikasi SIMPEG Online KKP.
b. Kompetensi, diolah datanya dari aplikasi SIMPEG Online KKP dengan ketentuan sebagai berikut:
Perhitungan nilai DIKLAT PIM, Diklat Fungsional/Teknis, Diklat 20 JP dan seminar diwajibkan sesuai tingkat jabatannya
Pejabat Struktural wajib sudah melaksanakan Diklat PIM sesuai dengan level terakhirnya, Diklat 20 JP dan Seminar dalam satu tahun terakhir dengan total bobot yaitu 40
Indikator indeks profesionalitas ASN BKIPM Denpasar dihitung dengan merata-ratakan nilai dari seluruh komponen. Capaian kinerja IK ini terealisasi di akhir Tahun 2020 sebesar 70,67% dari target 72 % atau Terealisasi 97%.
Tabel 3.18 Target dan Realisasi IK 17 pada Tahun 2020 Indikator Kinerja
Utama
Target Triwulan IIV % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Indeks profesionalitas ASN
BKIPM Denpasar 72% 72 % 70,67 97 97
IK18. Nilai penilaian mandiri SAKIP satker BKIPM Denpasar
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) merupakan penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada pencapaian outcomes dan upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Usaha- usaha penguatan akuntabilitas kinerja dan sekaligus peningkatannya, dilakukan antara lain melalui Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
Evaluasi dan penilaian SAKIP dilakukan atas komponen-komponen SAKIP sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
27 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pada kedua peraturan tersebut disebutkan bahwa komponen SAKIP terdiri dari rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja, dan reviu dan evaluasi kinerja. Sedangkan pada tingkat eselon I KKP, penilaian terhadap SAKIP dilakukan oleh Itjen KKP. Target indikator nilai SAKIP BKIPM Denpasar pada 2020 adalah 81 (kategori A/Memuaskan).
Realisasi capaian Nilai SAKIP pada Tahun 2020.
Tabel 3.19.Target dan Realisasi IK 18 pada Tahun 2020 Indikator Kinerja
Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Nilai penilaian mandiri SAKIP
satker BKIPM Denpasar A(85) 85 85 100 100
Rencana aksi untuk meningkatkan Nilai SAKIP pada tahun yang akan datang, yaitu:
1. melakukan perbaikan pengelolaan kinerja dari sisi perencanaan, pengukuran, pelaporan dan evaluasi
2. Meningkatkan peran serta BKIPM Denpasar dalam pengelolaan kinerja lingkup BKIPM
3. Melakukan pelaporan tepat waktu, dan melakukan reviu terhadap target maupun capaian yang tercapai ataupun tidak
4. Penyelarasan data dan informasi terkait dengan target atau capaian pada aplikasi kinerjaku dengan Renstra ataupun Renja sehingga dapat memberikan informasi yang lebih valid
5. Implementasi dari rencana aksi terhadap target-target yang tidak tercapai.
IK19. Nilai rekonsiliasi kinerja BKIPM Denpasar
Nilai yang menggambarkan kemampuan aparatur untuk merubah bentuk birokrasi menjadi lebih baik sehingga aparatur mampu bekerja secara lebih profesional, efektif, dan akuntabel dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Hasil penilaian Itjen sesuai lembar kerja evaluasi (LKE) berdasarkan PERMENPAN RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi dan Birokrasi Instansi Pemerintah. Realisasi sampai dengan periode Tahun 2020.
28 Tabel 3.20. Target dan Realisasi IK19 Tahun 2020
Indikator Kinerja Utama
Target Tahun 2020 % Thd
Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %
Nilai rekonsiliasi kinerja BKIPM
Denpasar A(85) 85 85 100 100
IK20. Nilai IKPA BKIPM Denpasar
IKPA adalah indikator yang telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Negara/ Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran, dan kepatuhan terhadap terhadap regulasi.
Nilai ini diperoleh dari data input dan output setiap Satuan Kerja lingkup BKIPM Denpasar didalam aplikasi OMSPAN Kementerian Keuangan. Cara menghitung indikator tersebut dengan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan No.
195/PMK.05/2018 tentang Monev Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L. Evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a Permenkeu 195/2018 diwujudkan dalam bentuk pengukuran kualitas kinerja menggunakan IKPA.
Realisasi indikator ini pada akhir Tahun 2020 adalah 95,35 % atau 120% dari target 87%. Target dan realisasi IK 20 dapat dilihat pada Tabel 29.
Pengukuran dan evaluasi kinerja. Pengukuran capaian Indikator Pelaksanaan Kegiatan Anggaran dilakukan atas penilaian dari berbagai aspek yaitu :
1. Revisi DIPA
1. Jenis revisi anggaran yang diperhitungkan adalah revisi dalam kewenangan pagu tetap (tidak masuk adalah revisi dalam kewenangan pagu berubah dan revisi administratif).
2. Frekuensi revisi hanya diperkenankan 1x dalam rentang triwulanan. Apabila dalam satu triwulan akan ada 2x revisi, maka revisi yang kedua agar diajukan 3. pada triwulan berikutnya.