• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

20 3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. PTK merupakan penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik (Mulyasa, 2010: 10).

Penelitian ini hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan mengajar, atau ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. PTK muncul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan/ perbedaan antara harapan dan kenyataan yaitu guru mengharapkan siswa mendapatkan hasil belajar yang baik namun pada kenyataannya hasil belajar siswa rendah, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal atau meningkatnya hasil belajar yang diperoleh siswa.

3.2 TEMPAT DAN SUBYEK PENELITIAN 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Patemon 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

3.2.3 Subjek Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas IV SD Negeri Patemon 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa 32 terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

(2)

3.3 VARIABEL PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2011: 62), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas yaitu unsur yang mengikat munculnya unsur lain, jadi variabel bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variabel terikat.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran discovery. Variabel bebas merupakan variabel perlakuan. Variable bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran discovery. Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran discovery benar-benar dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan penerapan metode pembelajaran discovery siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan melakukan suatu penemuan, sehingga konsep yang ditemukan oleh siswa akan lbih mudah dipahami dan akan lebih lama diingat oleh siswa.

b. Variabel terikat yaitu unsur yang diikat dengan adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Patemon 01. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Hasil belajar adalah hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat penilaian yaitu menggunakan tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai.

(3)

3.4 RENCANA TINDAKAN

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. Desain tindakan penelitian kelas menurut Kurt Lewin dalam Tampubolon (2013: 26,27) terdapat empat tahap, yaitu meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Gambar 3.2 berikut ini adalah tahapan penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin dalam Tampubulon (2013:26):

Pelaksanaan (Acting)

Perencanaan (Planning) Observasi (Observing)

Refleksi (Reflecting)

Gambar 3.1 Langkah Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin dalam Tampubulon (2014:26)

Melalui gambar 3.1 maka dapat dijelaskan secara rinci tentang langkah- langkah penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin. Berikut adalah

penjelasannya:

1. Siklus 1

3.1 Tahap Perencanaan (Planning)

a) Mempersiapkan materi pembelajaran yang akan digunakan

b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I dan II. RPP dibuat sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran discovery.

(4)

c) Mempersiapkan perangkat yang akan digunakan sebagai media saat proses pembelajaran.

d) Mempersiapkan soal-soal evaluasi yang akan digunakan pada setiap akhir siklus.

e) Mempersiapkan lembar observasi pembelajaran sebagai pedoman pengamatan sikap guru dan respon siswa selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran Discovery.

3.2 Tindakan (Acting)

Guru akan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dirancang dengan menggunaka sintak metode pembelajaran Discovery. Pada saat peneliti mengaplikasikan RPP yang dilakukan melalui guru kelas IV SD Negeri Patemon 01 dalam proses pembelajaran, observer melakukan pengamatan sesuai lembar observasi yang telah dibuat. Observer disini adalah guru kelas yang lebih senior dan memiliki pengalaman mengajar yang lebih banyak.

3.3 Pengamatan (Observing)

Pengamatan akan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, baik pada siklus I maupun pada siklus II. Kegiatan pengamatan dilakukan untuk melihat aktivitas guru dalam menerapkan pembelajaran dengan metode pembelajaran discovery, serta untuk melihat aktivitas siswa sebagai respon dari tindakan guru selama proses pembelajaran. Pedoman dalam pengamatan sesuai dengan lembar pengamatan yang sudah dibuat. Pengamatan dilakukan oleh guru lain yang lebih senior dan memiliki banyak pengalaman dalam proses belajar mengajar dikelas.

3.4 Refleksi (Reflecting)

Kegiatan refleksi dilakukan pada setiap akhir proses kegiatan belajar.

Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang dilakukan oleh

(5)

observer. Hasil dari kegiatan refleksi akan digunakan sebagai pengambilan keputusan dalam melaksanakan siklus berikutnya.

2. Siklus II

Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus II sama dengan tahap-tahap pada siklus I dengan berpedoman pada hasil refleksi pada siklus I begitupun seterusnya apabila akan diadakan siklus selanjutnya.

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini diambil dengan menggunakan beberapa teknik yaitu:

1. Observasi

Menurut Sanjaya (2013: 270) observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi. Dalam penelitian ini observasi dilakukan secara langsung, yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek langsung ditempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki (Margono, 2000: 158), serta menggunakan teknik observasi terbuka yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan diketahui oleh orang yang diamati (Musfiqon,2012: 121).

2. Dokumentasi

Dokumen adalah kumpulan fakta dan data yang tersimpan dalam bentuk teks atau artefak (Mustiqon, 2012: 131). Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk mencari data jumlah murid dan rekap nilai dari hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Matematika SD Negeri Patemon 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

3. Tes

Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran (Sanjaya, 2013: 251).

(6)

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan jenis tes tertulis dalam bentuk tes objektif yang berupa pilihan ganda. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran discovery yang dilakukan pada setiap akhir siklus, yaitu pada akhir siklus I dan siklus II. Soal tes dalam penelitian ini dibuat dengan mengacu pada indikator yang diturunkan dari kompetensi dasar yang diajarkan pada setiap siklus.

3.6 Indikator Kinerja

Penggunaan metode pembelajaran discovery dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri Patemon 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan indikator sebagai berikut:

1. Meningkatkan rata-rata hasil belajar siswa dari sebelum tindakan ke sesudah tindakan.

2. Secara signifikan mengalami ketuntasan belajar siswa dengan nilai hasil belajar ≥70.

3.7 Indikator Proses

Indikator proses yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dapat meningkat karena menggunakan metode pembelajaran discovery dengan tahapan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pada proses pembelajaran matematika.

3.8 Indikator Hasil

Indikator hasil yang berkaitan dengan hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM menjadi meningkat sesuai dengan KKM yang sudah ditentukan yaitu 70 dan keberhasilan secara klasikal nantinya 95% siswa tuntas dalam pembelajaran matematika dengan nilai ≥70.

3.9 Teknik Analisi Data

Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam suatu penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian.

(7)

Dalam menganalisis data yang terkumpul dari peneliti ini, peneliti menggunakan teknik analisis kuantitatif dan menggunakan perhitungan statistik.

1. Analisis Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menganalisis tes sebagai instrumen dalam penelitian ini. Setelah instrumen dalam bentuk tes tersebut disusun kemudian diujicobakan dalam analisis. Alat ukur dikatakan baik jika syarat-syarat validitas dan realibilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk instrumen yang akan digunakan dalam alat pengumpulan data dan digunakan syarat pengujian hipotesis. Validilitas adalah satuan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas suatu tes atau instrumen adalah yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan di ukur. Validilitas suatu tes dapat diukur menggunakan SPSS 16 yaitu dengan Analyze – Correlete – Bevariate atau dapat menggunakan Analyze – Scale – Reliability Analysis kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat output hasil perhitungan, apabila nilai Corrected Item Total Correlation kurang dari 0,320 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan. Pedoman untuk memberikan intrepretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1

Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0, 399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono, 2014: 257

(8)

Instrumen soal yag digunakan pada siklus 1 dan siklus 2 dilakukan pengujian validitas terlebih dahulu. Pengujian validitas soal dilakukan di sekolah yang sama untuk penelitian yaitu SD Negeri Patemon 01, namun uji validitas soal dilakukan dikelas yang berbeda yaitu dikelas V dengan jumlah siswa 22. Tabel 3.2 dan 3.3 dibawah ini merupakan hasil analisis data dari butir soal yang valid dan boleh dipergunakan:

Tabel 3.2

Uji Validitas Soal Siklus 1

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item- Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 12.0417 33.868 .595 .920

VAR00002 11.8750 34.288 .673 .919

VAR00004 12.0000 34.000 .594 .920

VAR00007 12.0417 34.042 .562 .921

VAR00008 12.0833 34.341 .491 .923

VAR00010 12.0000 33.739 .645 .919

VAR00011 12.4167 34.601 .479 .923

VAR00013 12.0417 34.129 .546 .921

VAR00015 12.1667 33.014 .711 .918

VAR00016 12.0000 34.696 .461 .923

VAR00018 12.2083 33.042 .703 .918

VAR00019 12.0417 34.129 .546 .921

VAR00020 12.0000 34.435 .511 .922

VAR00021 12.0417 32.911 .776 .916

VAR00024 12.0000 34.000 .594 .920

VAR00025 12.1250 34.114 .521 .922

VAR00029 12.0833 33.558 .634 .919

VAR00036 12.1250 33.418 .646 .919

VAR00039 11.9583 33.520 .726 .918

(9)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item- Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 12.0417 33.868 .595 .920

VAR00002 11.8750 34.288 .673 .919

VAR00004 12.0000 34.000 .594 .920

VAR00007 12.0417 34.042 .562 .921

VAR00008 12.0833 34.341 .491 .923

VAR00010 12.0000 33.739 .645 .919

VAR00011 12.4167 34.601 .479 .923

VAR00013 12.0417 34.129 .546 .921

VAR00015 12.1667 33.014 .711 .918

VAR00016 12.0000 34.696 .461 .923

VAR00018 12.2083 33.042 .703 .918

VAR00019 12.0417 34.129 .546 .921

VAR00020 12.0000 34.435 .511 .922

VAR00021 12.0417 32.911 .776 .916

VAR00024 12.0000 34.000 .594 .920

VAR00025 12.1250 34.114 .521 .922

VAR00029 12.0833 33.558 .634 .919

VAR00036 12.1250 33.418 .646 .919

VAR00039 11.9583 33.520 .726 .918

VAR00040 12.2083 34.520 .442 .924

Tabel 3.3

Uji Validitas Soal Siklus 1I

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item- Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

soal1 15.8750 25.592 .510 .947

(10)

soal2 15.8750 25.418 .573 .946

soal3 15.9583 25.259 .451 .948

soal4 15.8750 25.332 .604 .946

soal5 15.9583 24.042 .788 .943

soal6 15.8750 25.853 .416 .948

soal7 15.9167 24.341 .802 .943

soal8 15.9583 23.520 .938 .940

soal9 15.8750 25.071 .700 .945

soal10 16.0000 24.435 .615 .946

soal11 15.8750 25.071 .700 .945

soal12 15.9167 24.254 .830 .942

soal13 16.0417 23.955 .688 .945

soal14 15.9583 24.650 .617 .946

soal15 16.0000 24.696 .548 .947

soal16 16.0000 24.174 .682 .945

soal17 16.0000 24.348 .637 .945

soal18 16.0417 23.259 .861 .941

soal19 15.9167 24.341 .802 .943

soal20 16.1250 23.418 .746 .944

Masing-masing siklus dipergunakan 20 soal yang valid untuk tes evaluasi pada penelitian tindakan kelas.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil dari pengukuran yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut dengan koefisien reliabilitas. Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas menurut Dwi Priyanto (2010: 32), berikut adalah kriteria nilai realibilitas menurut Dwi Priyanto:

(11)

Tabel 3.4

Kriteria Nilai Reliabilitas

Koefisien reliabilitas (α) Katagori

≤ 0,6 Reliabilitas kurang

0,7 Dapat diterima

≥ 0,8 Baik

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,6. Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan software 16 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis.

Tabel 3.5

Reliabilitas Instrumen Soal Siklus 1

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.924 20

Tabel 3.6

Reliabilitas Instrumen Soal Siklus 2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.947 20

Dari hasi uji reliabilitas pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 diatas ditunjukkan pada Cronbach’s Alpha menunjukkan 0,924 dan 0,947, hal ini membuktikan bahwa

(12)

soal sudah reliabel. Berdasarkan teknik alpha yang digunakan pada instrumen maka instrumen soal tes evaluasi siklus 1 dan siklus 2 sudah dapat digunakan dalam penelitian.

1.1.1. Uji Tingkat Kesukaran

Analisis uji kesukaran soal terdiri dari soal sukar, sedang dan mudah. Analisis kesukaran soal yang bertujuan untuk membedakan soal dalam katagori sukar, sedang, dan mudah. Untuk mengetahui hasil analisis kesukaran soal item instrumen digunakan rumus berikut ini:

Keterangan:

P = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimasukkan Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal tes evaluasi adalah dengan menggunakan rumus (Slameto dkk, 2012: 339) sebagai berikut:

Tabel 3.7

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang

0,76 – 1,00 Mudah

P =

(13)

Melalui tabel 3.6 maka diperoleh tingkat kesukaran soal untuk soal evaluasi pada siklus 1 dan siklus 2. Tingkat kesukaran tersebut dapat dilihat pada tabel 3.7 dan 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8

Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1 Tingkat

Kesukaran

Sukar Sedang Mudah

Nomor Soal 1,3,5,9,10,17 2,4,6,7,8,11,15 12,13,14,16,18,19,20

Tabel 3.8

Tingkat Kesukaran Soal Siklus 2

Tingkat Kesukaran Sukar Sedang Mudah

Nomor Soal 4,5,7,8,18,19 1,2,6,10,11,12,13 3,9,14,15,16,17,20

Gambar

Gambar 3.1 Langkah Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin  dalam Tampubulon (2014:26)

Referensi

Dokumen terkait

penulis lebih memfokuskan penelitian pada produk pembiayaan Mudharabah di Baitut Tamwil Muhamadyah Comal dan di Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami, karena akad Mudharabah

Bagi penduduk usia lanjut perlu mengupayakan untuk mengurangi pola-pola hidup yang kurang mendukung kesehatan seperti kurang tidur dan pola makan yang tidak

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kegiatan guru dalam proses pembelajaran pada penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode inkuiri

Perlakuan yang menggunakan ampas teh dengan air cucian beras sebagai nutrisi tanaman selada (Lactuca sativa L), terdiri dari:.. P1 = perlakuan dengan

Hal ini berarti ada hubungan yang nyata atau positif antara status sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi, yaitu makin tinggi status sosial ekonomi petani,

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil menggunakan metode purposive sampling dengan menggunakan beberapa kriteria yaitu: 1) Perusahaan manufaktur yang

Perangkat pembelajaran bangun ruang sisi datar dengan metode pembelajaran berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan komunikasi dan prestasi belajar matematika

Mekanisme sinergisme antar isolat dalam konsorsium disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: (1) salah satu dari genus bakteri mampu menyediakan satu atau