• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi Internal dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon di Era Pandemi Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Strategi Komunikasi Internal dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon di Era Pandemi Covid-19"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JMPK Vol. 1, No. 2, 2021 |

63

JMPK Jurnal Manajemen Pendidikan Kristen

[ e-ISSN: 2798-4761]

Vol. 1, No. 2, 2021, hal. 63-72

Submitted: 07 Desember 2021 Revised: 30 Desember 2021 Accepted: 31 Desember 2021

Strategi Komunikasi Internal dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon di Era Pandemi Covid-19

Jeremia Engelita Wakas1, Berdinata Massang2, Juanda Manullang3

1,2,3 Institut Agama Kristen Negeri Manado

email: juandamanullang@iakn-manado.ac.id

ABSTRACT. Internal communication is the key to the sustainability of an organization. Educational Institutions such as schools capable to maintain quality, even in the middle of the Covid-19 Pandemic.

Quality and grade is largely determined by the work motivation of teachers in the school. This research will examine the implementation of internal communication at SD GMIM IV in motivating teacher’s performance so it will remain productive, creative, and innovative in providing teaching and assistance to students, even in the midst of the Covid-19 pandemic. The purpose of this study to determine and understand the implementation of internal communication in increasing the work motivation of teachers at GMIM IV Tomohon Elementary School. This research used is a qualitative approach method with data collection techniques through in-depth interviews with three informants selected by purposive technique. The results showed that the implementation of internal communication at the Tomohon was able to increase teacher’s work motivation even during the Covid-19 pandemic. The researcher found various communication strategies employed by the principal to create effective vertical and horizontal communication. Group communication and interpersonal communication neither formally and informally can create an atmosphere of mutual assistance in the constraints of work and are open to receive input and suggestions that can increase the motivation of teachers' work.

Keywords: internal communication, motivation, covid-19

PENDAHULUAN

Komunikasi internal menjadi hal penting dalam keberlangsungan suatu organisasi.

Sekolah yang merupakan lembaga Pendidikan harus tetap mampu menjaga kualitas dan mutu meskipun di tengah pandemi Covid-19. Kebiasaan individu dalam berkomunikasi secara langsung tidak lagi menjadi keharusan ketika terjadi pandemi ini. Tetapi komunikasi secara langsung digantikan dengan menggunakan media digital atau virtual. Sudah pasti komunikasi menggunakan media digital tidak lebih efektif dibandingkan komunikasi secara langsung karena meningkatnya distorsi komunikasi. Sehingga diperlukan strategi komunikasi inovatif termasuk komunikasi yang dilakukan dalam internal organisasi.

Dalam organisasi sekolah, kepala sekolah sebagai pemimpin memainkan peranan penting dalam mengeluarkan kebijakan dan membentuk budaya organisasi di dalam sekolah.

(2)

JMPK Vol. 1, No. 2, 2021 |

64

Budaya organisasi dan gaya kepemimpinan pun berpengaruh terhadap pola komunikasi internal organisasi, baik secara vertikal, atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan maupun secara horizontal antara atasan dengan atasan dan bawahan dengan bawahan.

Komunikasi internal yang dilihat disini adalah komunikasi vertikal dan horizontal antar anggota organisasi baik secara interpersonal ataupun kelompok sehingga mampu meningkatkan motivasi kerja para guru.

SD GMIM IV Tomohon merupakan salah satu sekolah dasar Kristen di Kota Tomohon yang unggul dari segi prestasi dan kualitas mutu yang dibuktikan dengan predikat akreditasi A. Guru di SD GMIM IV Tomohon berjumlah 26 guru, dengan siswa berjumlah 582 siswa. Terlihat dari pantauan media sosial, para siswa SD GMIM IV aktif terlibat dalam pembelajaran baik daring (dalam jaringan) maupung luring (luar jaringan) di tengah pandemi Covid-19. Hal ini tentu didukung oleh pengajaran dan pendampingan para guru dengan bantuan orang tua siswa.

Berdasarkan hasil pre-research yang dilakukan melalui wawancara dengan salah satu guru di SD GMIM IV Tomohon, menjelaskan bahwa para guru saling menyemangati dan membantu satu sama lain dalam menyajikan materi pembelajaran yang menarik selama pandei Covid-19 baik antara sesama guru maupun antara guru dengan pimpinan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor komunikasi internal sangat penting dalam peningkatan motivasi kerja. Sehingga perlu dikaji dan dianalisis komunikasi internal yang dilaksanakan di SD GMIM IV Tomohon meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Basthoumi Muslih dalam Jurnal Penelitian Manajemen Terapan Vol. 5, No. 1 dengan judul Urgensi Komunikasi dalam Menumbuhkan Motivasi di Era Pandemi Covid-19. Hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa dampak positif komunikasi dapat meningkatkan motivasi seseorang. Oleh karena itu, komunikasi membutuhkan ketelitian dan keterampilan agar terbentuk motivasi yang sama dengan tujuan yang akan dicapai. Masing-masing individu melengkapi diri dengan keterampilan dalam menyampaikan dan menerima pesan yang baik, dibandingkan memikirkan efek penerapan komunikasi tersebut (Muslih, 2020).

Penelitian ini menarik untuk ditinjaklanjuti di lembaga Pendidikan seperti sekolah, karena lembaga Pendidikan mendapatkan dampak pandemi Covid-19 yang mengharuskan para guru untuk melakukan pengajaran dan pendampingan kepada siswa melalui media digital.

Sehingga perlu melihat dan mengkaji komunikasi internal sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru.

Penelitian lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian Kusuma, Budiwibowo dan Amah (2016) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Komunikasi Internal Terhadap Efektivitas Kerja Guru Smk PGRI Wonoasri dalam jurnal ASSETS: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol. 5, No. 1. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh secara parsial komunikasi internal terhadap efektivitas Kerja Guru SMK PGRI Wonoasri. Komunikasi internal memiliki pengaruh yang signifikan kepada kemampuan kerja guru SMK PGRI Wonoasri. Dalam komunikasi internal terjadi interaksi antar sesama anggota organisasi terutama dalam pertukaran informasi dan ide-ide, sehingga jika komunikasi internal berjalan dengan baik, maka efektivitas kerja juga akan tinggi.

(3)

JMPK Vol. 1, No. 2, 2021 |

65

Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk melihat arus penyampaian informasi melalui komunikasi vertikal dan horizontal dalam organisasi sekolah terutama pada era pandemi Covid-19.

Komunikasi internal dalam meningkatkan motivasi kerja di SD GMIM IV Tomohon menarik untuk dikaji ditengah situasi pandemi Covid-19. Meskipun di tengah pandemi Covid-19, para guru SD GMIM IV Tomohon tetap memiliki semangat dan motivasi untuk berkerja terlihat dari pendampingan guru melalui media sosial kepada siswa-siswi yang belajar dari rumah. Selain itu juga, motivasai kerja para guru terlihat dalam memberikan pengajaran dan pendampingan yang inovatif dan kreatif melalui penggunaan media digital.

Sehingga penting untuk diketahui strategi komunikasi internal yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru di SD GMIM IV Tomohon.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan memahami pelaksanaan komunikasi internal dalam meningkatkan motivasi kerja para guru di SD GMIM IV Tomohon.

Komunikasi internal yang dilihat disini adalah komunikasi vertikal dan horizontal antar anggota organisasi baik secara interpersonal ataupun kelompok sehingga mampu meningkatkan motivasi kerja para guru.

Manfaat penelitian ini agar dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian, serta sumber bacaan tentang komunikasi internal sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja para guru, khususnya dalam lingkup manajemen pendidikan Kristen.

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan komunikasi internal dalam meningkatkan motivasi kerja guru di SD GMIM IV Tomohon, berikut akan diuraikan tinjauan komunikasi internal yang berfokus pada ruang lingkup komunikasi vertikal dan horizontal.

Menurut Everet M. Rogers, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima, bertujuan untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, 2011, p.

69). Organisasi menurut Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization dikutip dalam Romli (2011, p. 1), mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui tingkatan kepangkatan, dan pembagian tugas. Sedangkan menurut Wiryanto (2005) komunikasi organisasi adalah pemberian dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal dan informal dari suatu organisasi (Romli, 2011, p. 2).

Komunikasi internal berarti komunikasi yang melibatkan anggota-anggota organisasi sebagai penerima pesan. Komunikasi internal berlangsung menurut mata rantai berjenjang dalam bentuk jaringan otoritas atau kewenangan. Komunikasi internal dikenal sebagai komunikasi instriktif, kontrol, dan koordinati yang integrative dan direktif ke arah tujuan (Hardjana, 2016, p. 55). Komunikasi internal organisasi sebagai proses pertukaran pesan di antara anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, diantaranya komunikasi pimpinan dan bawahan, antara sesama bawahan, dan sebagainya. Proses komunikasi internal bisa berwujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok (Romli, 2011, p. 6)

Menurut De Vito (2011) dalam jurnal Evelina dan Angeline (2014, p. 448) arus informasi dalam komunikasi organisasi terdiri dari komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah (vertikal) dan komunikasi lateral (horisontal). Dalam komunikasi vertikal: (1)

(4)

JMPK Vol. 1, No. 2, 2021 |

66

pimpinan memberikan informasi; (2) interuksi; (3) Petunjuk kepada karyawan dalam melakukan pekerjaan; (4) karyawan memberikan laporan kepada pimpinan; (5) memberikan saran; (6) memberikan pengaduan kepada pimpinan (Effendy, 2009, p. 122).

Dalam penelitian ini menggunakan lima jenis informasi atasan kepada bawahan dan bawahan ke atasan menurut Katz dan Kahn untuk menjadi bahan kajian pada pembahasan penelitian ini. Katz dan Kahn (Pace & Faules, 2015: 185) mengatakan terdapat lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan, yaitu: (1) informasi dalam melaksanakan pekerjaan; (2) informasi tentang dasar pemikiran dalam melaksanakan pekerjaan; (3) informasi tentang kebijakan dan praktek-praktek organisasi;

(4) informasi tentanf kinerja pegawai; dan (5) informasi dalam meningkatkan rasa memiliki tugas (sense of mission).

Komunikasi yang dilakukan oleh bawahan ke atasan, berisi informasi di antaranya:

(1) memberitahukan pekerjaan apa yang dilakukan bawaha, prestasi, kemajuan, dan rencana-rencana untuk waktu mendatang; (2) menyampaikan masalah-masalah kerja yang belum diselesaikan dan memerlukan bantuan; (3) memberikan saran dan ide dalam pembaharuan unit-unit dalam organisasi sebagai suatu keseluruhan; dan (4) menyampaikan bagaimana pikiran dan perasaan bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi (Pace & Faules, 2015: 190).

Komunikasi horizontal yaitu komunikasi di antara sesama anggota organisasi seperti bawahan kepada bawahan, atasan kepada atasan yang mempercepat pertukaran pengetahuan, pengalaman, masalah dan metode. Hal ini membantu organisasi dalam mencegah terjadi permasalahan dan pemecahan yang lainnya, serta meningkatkan semangat kerja dan kepuasan kerja (Romli, 2011, p. 6). Komunikasi horizontal mengarah pada bagaimana informasi untuk koordinasi tugas tim kerja, informasi mengenai rencana kegiatan, informasi untuk menengahi perbedaan pendapat, pemecahan masalah, dan diskusi.

Selain itu, aliran informasi horizontal mencakup informasi untuk mendukung dan memperkuat hubungan antarpersonal antara anggota dalam organisasi. (Alia, S. 2014).

Motivasi untuk bekerja sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas organisasi.

Motivasi para guru dalam memberikan pendampingan dan pengajaran meskipun melalui daring karena pandemi Covid-19 juga menjadi hal penting dalam keberlangsungan kualitas dan mutu sekolah. Tanpa adanya motivasi para guru maka visi yang di harapkan tidak akan tercapai. Menurut Hasibuan (1999) yang dikutip dalam buku Komunikasi Organisasi Lengkap (Romli, 2011, p. 72) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu pendorong keinginan dan daya penggerak semangat bekerja seseorang karena setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin digapai.

Penelitian ini menggunakan landasan konseptual komunikasi vertikal yang dikemukakan Katz dan Kahn dan komunikasi horizontal sebagai bagian dari komunikasi internal organisasi. Penelitian ini juga akan mengkaji bentuk komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok serta media yang digunakan dalam pelaksanaan komunikasi internal sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja para guru meskipun di tengah pandemi Covid- 19.

(5)

JMPK Vol. 1, No. 2, 2021 |

67

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengaggap perlu untuk mengkaji dan memahami komunikasi internal dalam meningkatkan motivasi kerja guru SD GMIM IV Tomohon di era pandemi Covid-19. Dari hasil penelitian ini kita dapat melihat komunikasi vertikal seperti apa yang dilaksanakan di SD GMIM IV Tomohon baik antara kepala sekolah dengan guru (downward communication) dan guru dengan kepala sekolah (upward communication) sehingga komunikasi internal dapat meningkatkan motivai kerja para guru.

Selain itu kita dapat melihat juga komunikasi horizontal antara pimpinan dengan pimpinan, guru dengan guru secara formal dan informal dalam meningkatkan motivasi kerja guru untuk melakukan pengajaran dan pendampingan kepada siswa-siswi di era pandemi Covid- 19.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Creswell (2014) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah proses menyelidiki atau memahami berdasarkan tradisi penyelidikan metodologis yang berbeda dalam mendalami masalah sosial dan manusia.

Prosedur pengumpulan data menggunakan dua sumber yaitu data primer yang akan didapatkan dari hasil wawancara dan data sekunder yang didapat dari studi Pustaka.

Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dalam penelitian ini dengan melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) kepada tiga narasumber yang dipilih dengan Teknik purposive. Narasumber atau informan merupakan orang yang memberikan informasi kepada orang yang mewawancarai. Seorang narasumber atau informan harus memiliki kredibilitas dan menguasai serta memahami data, informasi, dan fakta dari objek penelitian (Bungin, 2007: 108).

Tabel 1. Profil Informan

No. Nama Jabatan

1. RM Kepala Sekolah SD GMIM IV Tomohon

2. FM Wakil Kepala Sekolah SD GMIM IV Tomohon

3. LP Guru SD GMM IV Tomohon

Pemilihan narasumber Kepala Sekolah (nomor 1) karena narasumber merupakan pimpinan yang mengeluarkan kebijakan, merupakan informan untuk memperoleh data mengenai komunikasi internal yang dilaksanakan di SD GMIM IV Tomohon, komunikasi vertikal antara atasan dengan bawahan dan bawahan dengan atasan. Pemilihan narasumber (nomor 2 dan 3) dari internal organisasi yaitu Wakil Kepala Sekolah dan guru untuk memperoleh data terkait penelitian ini karena para narasumber merupakan orang yang terlibat dalam organisasi SD GMIM IV Tomohon dan melaksanakan komunikasi internal baik vertikal maupun horizontal.

Data yang didapat dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman dengan melalui proses secara interaktif yaitu berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan (Sugiyono, 2014:246).

HASIL DAN PEMBAHASAN

(6)

JMPK Vol. 1, No. 2, 2021 |

68

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi internal yang berfokus pada komunikasi vertikal dan horizontal yang dilaksanakan di SD GMIM IV Tomohon mampu meningkatkan motivasi kerja para guru di tengah pandemi Covid-19. Hal ini dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara mendalam kepada tiga narasumber yang diuraikan di bawah ini.

Pimpinan tertinggi di SD GMIM IV Tomohon dalam hal ini kepala sekolah mampu menciptakan komunikasi internal sekolah yang efektif di tengah pandemi Covid-19, antara kepala sekolah dengan para guru begitupun sebaliknya.

“Sejak Maret 2020, saya aktif mengawasi dan membangun komunikasi dengan para guru. Kami berkomunikasi lewat WA Group dan Zoom meeting. Karena guru ada 21 rombel saya bagi atas kelas tinggi dan rendah agar optimal dalam berkomunikasi dan bisa langsung ada umpan balik.

Jadi kami rutin membangun komunikasi lewat diskusi. Tetapi ada juga meeting secara keseluruhan. Hal-hal yang diinformasikan kepada para guru, pertama memberitahu dan menjelaskan kebijakan yang dikeluarkan dalam proses pembelajaran di tengah pandemi, program atau pekerjaan yang akan dilaksanakan di bulan berjalan, baik proses belajar mengajar maupun secara keseluruhan. Kedua, evaluasi terkait pembelajaran dan program yang telah dilakukan. Mulai dari kendala pembelajran daring maupun luring. Mengenai situasi dalam pembelajaran, kesulitan anak, cara-cara guru di dalam memberikan pembelajaran daring” (RM, wawancara, Tomohon, 10 Juli 2020).

Kepala sekolah SD GMIM IV Tomohon secara aktif membangun komunikasi dan memberikan informasi kepada para guru (downward communication). Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan dengan konsep komunikasi atasan kepada bawahan yang disampaikan oleh Katz dan Kahn (Pace & Faules, 2015: 185). Dimana kepala sekolah selaku atasan menyampaikan informasi mengenai pelaksanaan pekerjaan, informasi tentang dasar pemikiran untuk melaksanakan pekerjaan, informasi mengenai praktek-praktek dan kebijakan organisasi, informasi mengenai kinerja pegawai. Informasi-informasi yang disampaikan kepala sekolah kepada guru ini menunjukkan adanya rasa memiliki tugas (sense of mission) sehingga para guru mampu bertanggung jawab atas pekerjaan mereka.

Adanya rasa memiliki tugas dibuktikan dengan hasil wawancara dengan salah satu guru berikut ini.

“Kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada kami dengan baik lewat WA Group maupun lewat Chat WA pribadi. Baik ketika kami dalam kesulitan maupun saat kami menampilkan hasil belajar siswa. Kepsek sangat aktif menyampaikan informasi sehingga kami merasa termotivasi untuk melaksanakan tanggung jawab dengan baik” (LP, wawancara, Tomohon, 10 Juli 2020).

Para guru SD GMIM IV juga aktif dalam menyampaikan informasi kepada atasan (upward communication). Berikut penjelasan salah satu guru mengenai informasi yang disampaikan kepada atasan.

“Berbagai hal yang kami para guru sampaikan. Diantaranya, rencana kegiatan pembelajaran yg dibuat dan yang akan dibuat dalam dalam dua bentuk, yaitu daring dan luring (bagi yg tidak memiliki akses internet), kendala yang kami hadapi saat PJJ ini, dan juga hasil belajar siswa. Tapi, tidak semua hasil belajar kami laporkan, hanya sebagian yang kami buat dalam bentuk video (rangkuman hasil belajar) yang diunggah ke YouTube atau WA Group sehingga atasan bisa langsung melihat” (LP, wawancara, Tomohon, 10 Juli 2020).

Komunikasi yang dijalin oleh guru ke kepala sekolah sesuai dengan konsep

(7)

JMPK Vol. 1, No. 2, 2021 |

69

komunikasi ke bawah Katz dan Kahn (Pace & Faules, 2015: 190) yang berisi informasi di antaranya memberitahukan pekerjaan apa yang dilakukan bawahan, kemajuan, dan rencana-rencana untuk waktu mendatang. Menjelaskan persoalan-persoalan kerja atau kendala.

“Kami juga sering memberikan saran dan masukan ketika meeting lewat zoom atau WA Group terkait pembelajaran di tengah pandemi. Kepala sekolah sangat antusias dalam mendengarkan saran dan masukan yang disampaikan yang kemudian di bahas bersama- sama. Ibu kepsek dan kami para guru juga saling membantu, yang kurang paham mengenai penggunaan pembelajaran daring lewat WA grup dibantu oleh guru yang lebih paham” (FM, wawancara, Tomohon, 10 Juli 2020).

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa informasi-informasi yang disampaikan ke atasan juga mencakup beberapa konsep yang dikemukakan Katz dan Kahn diantaranya menyampaikan ide dan saran untuk perbaikan dalam unit-unit mereka atau dalam organisasi sebagai suatu keseluruhan. Para guru menyampaikan bagaimana perasaan dan pikiran mengenai pekerjaan mereka, dilihat dari saling membantu antara kepala sekolah dengan para guru ketika ada guru yang mengalami kendala dalam pekerjaan.

Selain komunikasi vertikal diantara atasan dengan bawahan yang aktif dan efektif, komunikasi horizontal antar sesama guru juga aktif dan saling mendukung dalam pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan guru di SD GMIM IV Tomohon.

“Informasi kepada sesama guru hampir sama dengan yg kami laporkan kepada atasan (kecuali rencana kegiatan pembelajaran hanya kepada sesama guru rombel yang sama) karena guru- guru tergabung dalam grup sekolah jadi kami sering membagikan hasil belajar siswa-siswa kami, begitu juga kendala yg kami hadapi dengan harapan atasan ataupun rekan-rekan guru dapat memberikan solusi” (LP, wawancara, Tomohon, 10 Juli 2020).

“Kami para guru saling melengkapi antar sesama guru yang kurang paham mengenai penggunaan pembelajaran daring lewat WA grup. Saling membantu dan juga saling berlomba untuk berinovasi dalam pembelajaran terutama pembelajaran daring” (FM, wawancara, Tomohon, 10 Juli 2020).

Dari kedua penjelasan di atas menunjukkan adanya saling menopang, membantu dan melengkapi dalam menghadapi kendala pekerjaan. Selain komunikasi formal, ada juga komunikasi informal yang tercipta antar sesama guru di WA Group selama masa pandemi.

“Selain berbicara mengenai pekerjaan, kami juga sering bergurai di WA Group. Kadang juga chat pribadi atau telpon antar sesama teman guru atau kepada kepala sekolah, saling menanyakan kabar, kesehatan, keluarga dan sebagainya” (FM, wawancara, Tomohon, 10 Juli 2020).

(8)

JMPK Vol. 1, No. 2, 2021 |

70

Penjelasan di atas menunjukkan adanya komunikasi horizontal maupun vertikal yang bersifat informal yang disampaikan melalui media digital, lewat WA dan telpon untuk saling menanyakan kabar, kesehatan dan keluarga. Informasi yang disampaikan sangat membantu untuk memperkuat dan mendukung hubungan antar pribadi atau interpersonal communication sesama guru terus terjalin, saling percaya, saling menopang sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja para guru. Berikut penjelasan kepala sekolah mengenai komunikasi yang dibangun dalam rangka memotivasi para guru di saat pandemi Covid-19.

“Saya selalu memotivasi para guru dengan memberikan kata-kata dukungan terutama bagi guru-guru yang sudah tua yang mengalami sedikit kesulitan dalam pembelajaran daring.

Saya selalu bilang bahwa ini masa kita belajar, dari tidak tau mari kita belajar bersama.

Sharing bersama untuk saling melengkapi. Ada yang sudah mau mencapai usia pensiun, maka guru muda yang menjadi mentor. Saling mendukung dan menopang, saling melengkapi. Mereka terlihat enjoy, kalau kesulitan mereka bertanya. Dengan situasi ini beberapa guru yang sebelumnya tidak terlalu mahir mengoperasikan laptop, kini sudah bisa. Membuat materi pembelajaran daring, video yang menarik dan sebagainya” (RM, wawancara, Tomohon, 10 Juli 2020).

Strategi yang dilakukan kepala sekolah untuk terus meningkatkan motivasi kerja para guru di tengah pandemi Covid-19 ini sangat menarik karena kepala sekolah memberikan perhatian dan dukungan kepada para guru untuk menjadikan situasi ini sebagai saat untuk belajar. Melihat penjelasan tersebut, bahwa komunikasi yang dibangun tidak kaku tetapi melakukan pendekatan-pendekatan interpersonal yang sangat membantu memberikan semangat dan dukungan dalam bekerja. Semangat dan motivasi dalam bekerja ini dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini.

“Sangat termotivasi karena saling berbagi ilmu. Justru ketika situasi dan kondisi seperti ini, disinilah kita belajar. Para guru menerima kebijakan dan keadaan dengan baik dan merasa tertantang untuk berinovasi dalam membuat pembelajaran daring menjadi lebih menarik bagi anak-anak” (FM, wawancara, Tomohon, 10 Juli 2020).

Pembelajaran daring dan luring di tengah pandemi Covid-19 tidak menyulitkan bagi sebagian besar guru-guru di SD GMIM IV Tomohon. Bahkan semakin meningkatkan semangat untuk berinovasi dan kreatif dalam pembelajaran. Berikut ini penjelasan guru terkait apakah merasa kesulitan dalam pembelajaran di tengah pandemi ini.

“Tidak juga. Karena kebetulan saya sudah terbiasa dengan penggunaan alat teknologi informasi saat ini walaupun tidak mahir. Saya merasa tidak kesulitan, bahkan saya merasa teknologi mempermudah saya dalam mengajar. Karna saya bisa membuat video pembelajaran sendiri, saya bisa membagikan materi pembelajaran dari YouTube sehingga bisa memudahkan siswa untuk belajar dari rumah. Jadi, saya sungguh berharap semua siswa bisa ikut PJJ secara daring” (LP, wawancara, Tomohon, 10 Juli 2020).

Motivasi dan semangat kerja para guru di SD GMIM IV Tomohon di tengah pandemi Covid-19 terlihat dari komunikasi internal baik komunikasi vertikal maupun komunikasi

(9)

JMPK Vol. 1, No. 2, 2021 |

71

horizontal yang terbangun antara guru dan kepala sekolah. Tidak hanya selalu bersifat formal tetapi juga bersifat informal dengan memanfaatkan penggunaan media digital.

Strategi komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dalam memotivasi para guru juga terlihat efektif karena melakukan pendekatan komunikasi interpersonal yang tepat dalam menyelsaikan kendala-kendala dalam pekerjaan dan memberikan solusi terhadap kebijakan-kebijakan yang kurang tepat. Dari hasil dan pembahasan di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi internal di SD GMIM IV Tomohon mampu meningkatkan motivasi kerja para guru meskipun di tengah pandemi Covid-19.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi internal baik secara vertikal maupun horizontal mampu meningkatkan motivasi kerja para guru di SD GMIM IV Tomohon meskipun di tengan pandemi Covid-19. Berbagai strategi dilakukan oleh kepala sekolah untuk terus membangun komunikasi yang aktif dan efektif melalui berbagai media digital dan media sosial seperti telepon, whatsapp, dan zoom karena membatasi pertemuan fisik di tengah pandemi. Meskipun melalui penggunaan media tetapi komunikasi dapat berjalan dengan efektif karena kepala sekolah dan guru selain melakukan komunikasi kelompok, juga melakukan komunikasi interpersonal yang bersifat formal dan informal.

Dari hasil penelitian ditemukan beberapa strategi komunikasi internal yang dilakukan kepala sekolah dalam lingkup komunikasi vertikal dan horizontal antara kepala sekolah dengan para guru. Diantaranya, mengeluarkan kebijakan untuk menjadikan guru berusia muda dan mahir teknologi sebagai mentor kepada guru yang tidak terlalu paham menggunakan media digital. Hal ini menciptakan kedekatan dan keeratan antara sesama guru dalam mengkomunikasikan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja. Kepala sekolah membuka ruang untuk mendengarkan masukan dan saran dari para guru terkait pekerjaan, kendala-kendala dalam pekerjaan dan melakukan evaluasi terkait pembelajaran daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Para guru memiliki sikap rasa memiliki tugas (sense of mission) yang membuat mereka saling berlomba menyajikan materi pembelajaran yang menarik tetapi juga saling mendukung untuk menjadi produktif, inovatif dan kreatif dalam mlakukan pengajaran dan pendampingan kepada siswa-siswi di tengah pandemi Coivid-19. Selain komunikasi secara formal, terbentuk juga komunikasi informal yang sangat membantu menjaga hubungan antar guru untuk saling membantu dan menopang dalam pekerjaan.

(10)

JMPK Vol. 1, No. 2, 2021 |

72

DAFTAR PUSTAKA

Alia, S., 2014, Analisis Aliran Informasi Vertikal dan Horizontal dalam Komunikasi Internal Melalui Gaya Kepemimpinan Pada Devisi Humas Inspektorat Jendral Kementerian Keuangan, Binus e-Thesis, 10 Juli 2020, eprints.binus.ac.id Bungin, B., 2007, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group Creswell, J. W., 2014, Research Design: Qualitative & Quantitative and Mix Methods

Approaches, USA: Sage Publication, Inc

Effendy, O, U., 2009, Dinamika Komunikasi, Bandung: PT Citra Sditya Bakti

Evelina, L, W., Angelina, M., 2014, ‘Komunikasi Vertikal dan Horizontal dan Membentuk Gaya Kepemimpinan Berbasis Kearifan Lokal: Studi Pada Binus University’, Jurnal Humaniora, Vol. 5, No. 1, hh. 445-454.

Hardjana, A., 2016, Komunikasi Organisasi Strategi dan Kompetensi, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

Kusuma, A., Budiwibowo, S., Amah, N., 2016, ‘Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Internal Terhadap Efektivitas Kerja Guru SMK PGRI Wonosari’, ASSETS: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan Vol. 5, No. 1, hh. 41-51.

Mulyana, D., 2011, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muslih, B., 2020, ‘Urgensi Komunikasi Dalam Menumbuhkan Motivasi di Era Pandemi

Covid-19’, Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN), Vol. 5, No. 1, hh.

57-65.

Pace, W.R., & Faules, D. F., 2015, Komunikasi Organisasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Romli, K., 2011, Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta: Grasindo

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

3) Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari, perubahan- perubahan signifikan dalam kondisi pasien semenjak asesmen dicatat dalam rekam medis pada saat

Dalam hal ini diperlukan jaringan trayek angkutan umum yang disesuaikan dengan peta dampak lumpur Lapindo dan perkembangan jaringan jalan yang sudah dan akan

Arahan pengembangan komoditas unggulan yang optimal di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek yang dilalui koridor JLS Jatim dengan konsep regional management berupa pembentukan

Sehubungan dengan hal tersebut, permasalahan yang dihadapi di berbagai daerah Indonesia adalah masih banyak diskriminasi terhadap kelompok minoritas baik etnis

Dalam gambar ukur sebagai hasil pengukuran sementara dibubuhkan catatan atau tanda yang menunjukkan bahwa batas-batas bidang tanah tersebut baru merupakan

Dengan catatan, pemohon membuat surat pernyataan kesanggupan untuk melunasi BHP Frekuensi dalam waktu 20 hari kerja yang harus disampaikan kepada Kominfo Cq.. Penyiaran dalam waktu

Refleksi diri dilakukan melalui lembar aktivitas yang berisi berbagai pertanyaan yang mengarahkan peserta untuk melihat pola aktivitasnya selama ini dan aktivitas

Hasil dari penelitian tersebut adalah sebuah pengembangan sistem informasi dengan tujuan untuk mempermudah melakukan proses pendataan para petani dan kelompok tani yang