GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd.
(Bayview & Millwood) Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792
Subway Stn:
Davisville Redaksi:
Angelina Hanapie Julian Wibowo Christine Budihardjo Randy Danurahardja
Novius Handy Penasehat:
Rm. J. Juliwan M. SCJ Alamat Redaksi:
c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd.
Toronto ON M6R 1M8
Email:
M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h
O K T O B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 4 W W W . U K I . C A U K I T O R O N T O
Give Give
T
T hanks hanks
304th Edition 304th Edition
Team Redaksi BERITA UKI
Pastor Pamong Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,
(647) 532.1318 [email protected]
Deacon Deacon Val Danukarjanto,
(416) 497.2274 [email protected]
DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Damianus Indyarta, (416) 284.4707 [email protected]
Sekretaris Christianita Kuswoyo,
(647) 774.3801 [email protected]
Bendahara Evy Patuwo, (647) 323.3525
[email protected] WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah
Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246 [email protected]
Seksi Liturgi
Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896 [email protected]
Seksi Bina Iman
Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338 [email protected]
Seksi Sosial Lusia Lie
[email protected], (416) 903.9718 Seksi Rumah Tangga Isabella Iman, (416) 838.6282
[email protected] Usher
Janto Dinoto, (416) 402.7106 [email protected] WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Michael Karta Lanson, (416) 917.3888 [email protected]
Seksi Liturgi Stephanus Limpi, (416)827.2800
[email protected] Seksi Bina Iman
Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901 [email protected]
Seksi Sosial
Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608 [email protected] Seksi Rumah Tangga Rica Hendra, (647) 994.7789
[email protected] Usher
Diana Lucas, (416) 824.4069 [email protected]
BIDANG KHUSUS Mudika, Felicia Wirahardja [email protected] PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected] Ketua Sakristan/Pembagi Komuni
Hendry Wijaya, (416) 450.6536 [email protected]
Ketua Altar Server Budiman Widjaja, (416) 250.1655
H A L A M A N 3
Bersambung ke halaman 4, O K T O B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 4
Rahmat yang mengagumkan
langkah baiknya jika kita selalu mempunyai kesempatan untuk menyadari akan Rahmat Tuhan yang senantiasa mengalir dan tercurah bagi kita. Rahmat diberikan Tuhan kepada kita semua secara cuma-cuma atau gratis. Ini sesuai dengan kata Rahmat yang berasal dari Bahasa Latin: Gratia, maka muncullah kata gratis.
Rahmat yang kita terima itu merupakan bantuan bagi perjalanan hidup kita agar kita mampu menjalankan kehidupan ini dengan lebih baik. Rahmat yang kita terima itu terus akan berkembang sehingga menjadikan diri kita sungguh luar biasa sebagai ciptaan Tuhan yang sangat baik. Mungkin kita tidak selalu menyadarinya, karena seringkali dianggap sudah normal dan semua berjalan seperti biasa, bahkan seperti otomatis saja.
Sejak awal kehidupan kita di dunia ini, Tuhan telah menyertai kita dengan RahmatNya. Kehadiran Rahmat Tuhan itu juga menjadi tanda kehadiran dan penyertaan Tuhan di dalam kehidupan kita. Oleh sebab itulah Rahmat itu sungguh mengagumkan bagi kita, ‘amazing grace’. Sebenarnya kita tidak perlu menunggu hal-hal yang luar biasa terjadi di dalam kehidupan kita. Setiap hari dan setiap saat mujijat itu selalu terjadi melalui setiap peristiwa kehidupan kita. Rahmat Tuhan tidak pernah berhenti bekerja bagi tiap orang yang percaya kepadaNya.
Kekaguman kita akan Rahmat Tuhan tentu tidak hanya keluar dalam bentuk kata, namun juga dalam sikap hidup kita.
Sebagaimana Tuhan selalu memperhatikan hidup kita dengan RahmatNya, maka kita pun selalu menerima Rahmat itu dengan sukacita, yang berarti kita menerima kehadiran Tuhan sendiri di dalam hidup kita.
Thanksgiving – Selalu bersyukur
Bulan Oktober selalu diwarnai dengan Perayaan
Thanksgiving, yang telah menjadi tradisi dalam kehidupan di Canada ini. Memang Thanksgiving menjadi pesta syukur atas panen dan mengawali juga datangnya Musim Gugur, yang menutup masa panen.
Namun tentu saja Thanksgiving sekarang mempunyai arti yang lebih luas, yakni sebagai ungkapan syukur yang tidak hanya terbatas pada hasil panen. Pesta syukur yang bersamaan dengan berlalunya Musim Panas, yang menjadi kesempatan indah untuk berlibur dan menikmati panasnya mentari. Maka ucapan syukur ini juga meliputi semua bidang kehidupan lainnya. Perayaan Thanksgiving mengingatkan kita bahwa kita seharusnya selalu bersyukur atas semua yang telah kita terima dari Tuhan selama ini. Inilah kesempatan utuk membuka mata dan hati kita akan banyaknya Rahmat yang sudah kita terima sampai hari ini.
Dengan perayaan Thanksgiving ini kita disadarkan bahwa ada banyak hal dalam kehidupan harian kita yang perlu kita syukuri. Tentu saja bukan hanya hal-hal besar dan mengagumkan, namun juga semua hal kecil, yang juga mengagumkan, walau tampaknya biasa saja. Maka tidak ada satu hal pun yang dapat membuat kita sombong, karena semua yang dan yang kita miliki berasal dari Tuhan, yang telah dikembangkan oleh manusia.
Tentu saja Rahmat terbesar yang kita terima dari Tuhan adalah Rahmat kehidupan yang telah diterima di dalam kehidupan kita. Setiap pribadi yang sadar akan dirinya sebagai ciptaan dan Citra Allah, maka akan bersyukur. Manusia sebagai ciptaan yang sungguh sangat baik, menerima kepercayaan untuk mengolah semua yang ada di bumi ini. Maka semua perkembangan yang kita lihat di dalam dunia kita sekarang ini adalah hasil karya manusia yang dibantu oleh Rahmat Tuhan yang mencintai manusia. Dunia kita telah berkembang dengan pesatnya karena kepandaian manusia yang terus bekembang secara mengagumkan. Namun yang sangat disayangkan pada jaman sekarang ini adalah sebagian manusia sudah mulai tidak mau melihat Rahmat Tuhan yang bekerja di dalam dirinya.
Mereka itu merasa bahwa semua yang mereka lakukan dan perkembangan yang terjadi adalah hasil usaha mereka sendiri dan bukan karena bantuan Rahmat Tuhan. Tidak jarang kita juga menjumpai bahwa manusia sudah menyangkal Sang Pencipta dengan semua Rahmat yang telah dan masih terus diterimanya.
Inilah saatnya kita ingin bersyukur, yang kita tunjukkan
| Oleh Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ |
A
O K T O B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 4 Sambungan dari halaman 3, H A L A M A N 4
dengan pemberian diri kita kepada Tuhan. Tuhan tidak meminta ucapan syukur manusia, namun manusialah yang bergerak untuk mensyukuri semua yang telah diterima sampai pada hari ini.
Bagi Tuhan, syukur yang utama adalah pemberian diri kita sendiri dalam bentuk ketaatan dan kesetiaan kepadaNya. Oleh sebab itulah, Thanksgiving atau Ucapan Syukur ini harus dilakukan setiap saat dan bukan hanya sekali setahun. Setiap hari baru datang, kita bersyukur atas kehidupan kita yang masih terus berlanjut. Itulah Rahmat Tuhan yang luar biasa di dalam kehidupan kita.
Berbagi syukur
Rahmat terbesar yang kita terima dari Tuhan adalah Pribadi Yesus Kristus, yang merupakan anugerah istimewa dari Tuhan bagi keselamatan kita. Kita bersyukur atas keselamatan yang telah kita terima dari kemurahan Tuhan itu. Syukur dan terima kasih kita itu pula sekarang ini kita teruskan dan bagikan kepada sesama kita. Karena mengasihi Tuhan juga berarti mengasihi sesama kita, itulah Perintah Kasih yang menjadi bagian utama dalam iman kita. Dengan tegas Tuhan Yesus pernah mengatakan, semua yang kamu lakukan bagi saudaraKu yang paling hina, itu kamu lakukan untuk Aku. Ini berarti Tuhan Yesus menyamakan diriNya dengan kita, terutama dengan yang lemah dan menderita.
Dalam Perayaan Thanksgiving, keluarga berkumpul untuk merayakannya dengan makan bersama. Namun demikian tidak semua orang dapat merasakan dan mengalami Perayaan Thanksgiving dengan makan bersama, karena mereka tidak mempunyai sesuatu untuk dimakan. Inilah saatnya bagi kita untuk berbagi sukacita dan berbagi syukur kepada semua orang yang menderita dan butuh perhatian kita. Dengan berbagi kepada mereka yang membutuhkan pada Perayaan Thanksgiving ini, maka kegembiraan dan syukur kita
akan menjadi lebih besar lagi. Dunia kita memerlukan perhatian dan kasih kita, karena siapa lagi yang bisa melakukannya jika bukan kita yang mempunyai Perintah Kasih ini.
Bunda Teresa dari Kalkuta, yang sekarang telah menjadi Santa, pernah mengatakan bahwa banyaknya penderitaan di dunia ini dengan berbagai bentuknya karena kekurangan kasih. Yang dikatakan itu memang benar, dunia kita sedang sakit dan membutuhkan kasih. Lihatlah di berbagai negara yang sudah melegalkan aborsi, bahkan disubsidi oleh pemerintah agar dapat melakukan aborsi dengan mudah. Begitu pula dengan berbagai perbuatan lain yang semakin menjauh dari Tuhan dan itu menunjukkan bahwa manusia tidak bersyukur atas Rahmat dan anugerah Hidup dan Keselamatan dari Tuhan.
Gereja terus berusaha keras, yang
berarti kita semua yang ada di dalamnya, untuk mengingatkan sesama manusia yang sudah tidak lagi menghidupi panggilannya sebagai Citra Allah. Semakin manusia berbicara tentang Hak Asasi Manusia atau Human Right, semakin manusia menghancurkannya karena tidak Human dan juga tidak Right!
Itulah yang sekarang kita saksikan di depan mata kita sendiri.
Saatnya kita semakin membuka mata, hati dan diri kita untuk selalu bersyukur atas Rahmat dan Kasih Tuhan dan membagikannya kepada sesama. Kita terus berjuang untuk memelihara kehidupan yang berasal dari Tuhan dan mengingatkannya kepada semua manusia dengan berbagai cara dan sikap yang kita tampilkan. Tuhan selalu ada bersama kita dan selalu berjuang bersama kita.□
O K T O B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 4 H A L A M A N 5
Bersambung ke halaman 10,
ekan-rekan yang budiman!
Satu ketika Yesus dimintai pendapat tentang membayar pajak kepada Kaisar: apakah hal ini diperbolehkan (Mat 22:15-21). Bila mengatakan boleh maka ia akan menyalahi rasa kebangsaan. Tetapi bila
mengatakan tidak, ia pun akan berhadapan dengan penguasa Romawi yang waktu itu mengatur negeri orang Yahudi. Para pengikut Yesus kerap dihadapkan ke masalah seperti itu.
Ada dua macam rumusan. Yang pertama terlalu
menyederhanakan perkaranya, dan bisanya berbunyi demikian:
"Bolehkah mengakui dan hidup menurut kelembagaan duniawi?" Gagasan ini kurang membantu. Kalau bilang "ya"
maka bisa dipersoalkan, lho kan orang beriman mesti hidup dari dan bagi Kerajaan Surga seutuhnya. Kalau bilang "tidak", apa maksudnya akan mengadakan pemerintahan ilahi di muka bumi? Pertanyaan ini sama dengan jerat yang diungkapkan murid-murid kaum Farisi. Untunglah, ada pertanyaan yang lebih cocok dengan inti Injil hari ini: Bagaimana Yesus sang
pembawa warta Kerajaan Surga melihat kehidupan di dunia ini?
Ia memakai pendekatan frontal? Atau pendekatan kerja sama?
Apa yang dapat dipetik dari cara pandangnya?
SEBUAH DISKUSI
Menurut kebiasaan kaum terpelajar Yahudi pada zaman Yesus, sebelum menanggapi pertanyaan yang rumit, orang berhak mengajukan sebuah pertanyaan guna menjernihkan perkaranya terlebih dahulu. Lihat misalnya pertanyaan dalam Mat 21:23-25 mengenai asal kuasa Yesus. Dalam perbincangan mengenai boleh tidaknya membayar pajak kepada Kaisar, Yesus mengajak lawan bicaranya memasuki persoalan yang sesungguhnya.
Demikian maka ia meminta mereka menunjukkan mata uang pembayar pajak dan bertanya gambar siapa tertera di situ.
Mereka tidak dapat menyangkal bahwa itu gambar Kaisar.
Yesus pun menyudahi pembicaraan dengan mengatakan,
"Berikanlah kepada Kaisar yang wajib kalian berikan kepada Kaisar dan kepada Allah yang wajib kalian berikan kepada Allah!" Dengan jawaban ini ia membuat mereka memikirkan sikap mereka sendiri baik terhadap "urusan kaisar" maupun keprihatinan mereka mengenai "urusan Allah" dan sekaligus menghindari jerat yang dipasang lawan-lawannya. Bagaimana penjelasannya?
PERPAJAKAN
Kaum Farisi memang bermaksud menjerat Yesus. Mereka menyuruh murid-murid mereka datang kepadanya bersama dengan para pendukung Herodes. Kedua kelompok ini
sebetulnya memiliki pandangan yang bertolak belakang. Orang- orang Farisi secara prinsip tidak mengakui hak pemerintah Romawi memungut pajak yang dikenal sebagai pajak "kensos", yakni pajak bagi penduduk, praktisnya sama dengan pajak hak milik tanah. Inilah pajak yang dibicarakan dalam petikan ini.
Tidak dibicarakan pajak pendapatan. Mereka yang warga Romawi tidak dikenai pajak penduduk, tapi mereka diwajibkan membayar pajak pendapatan kepada pemerintah. Orang Yahudi yang bukan warga Romawi diharuskan membayar pajak penduduk. Maklumlah, seluruh negeri telah diserap ke dalam
kedaulatan Romawi. Pemerintah Romawi tidak memungut pajak pendapatan orang Yahudi bukan warga Romawi. Tapi aturan agama juga mewajibkan mereka membayar pajak pendapatan dan hasil bumi yang dikenal dengan nama "persepuluhan"
kepada lembaga agama. Disebut pajak Bait Allah.
Kepengurusan Bait Allah akan mengatur pemakaian dana tadi bagi pemeliharaan tempat ibadat, menghidupi yatim piatu, janda, kaum terlantar serta keperluan sosial lain. Jadi orang Yahudi yang bukan warga Romawi yang memiliki tanah dan berpendapatan wajib membayar pajak ganda: kepada
pemerintah Romawi (pajak tanah), dankepada lembaga agama Yahudi sendiri (pajak persepuluhan).
MASALAH
Bagi orang Farisi, membayar pajak penduduk berarti mengakui kekuasaan Romawi atas tanah suci. Padahal dalam keyakinan mereka, tanah itu milik turun temurun yang diberikan Allah, dan tak boleh diganggu gugat, apalagi dipajak. Maka pungutan pajak penduduk dirasakan sebagai perkara yang amat melawan ajaran agama leluhur. Para penarik pajak yang orang Yahudi
dipandang sebagai kaum murtad dan melawan inti keyahudian sendiri. Mereka itu dianggap pendosa, sama seperti perempuan yang tidak setia.
Bagaimana sikap para pendukung Herodes? Yang dimaksud ialah Herodes Antipas, penguasa wilayah Galilea di bagian utara tanah suci. Pemerintah Romawi meresmikannya sebagai penguasa "pribumi" dan memberi wewenang dalam urusan sipil dan militer di wilayahnya. Tetapi di Yerusalem dan Yudea wewenang dipegang langsung oleh perwakilan Romawi, waktu itu Ponsius Pilatus. Herodes mengikuti politik Romawi dan merasa berhak menarik pajak penduduk di wilayahnya. Mereka yang disebut kaum pendukung Herodes dalam Mat 21:16 itu sebetulnya bukan mereka yang tinggal di Galilea, melainkan orang Yerusalem dan Yudea pada umumnya yang
menginginkan otonomi "pribumi" seperti Herodes di utara.
Mereka memperjuangkan pajak penduduk - pajak yang dibicarakan dalam petikan ini - tetapi bukan bagi pemerintah Romawi, melainkan bagi kas kegiatan politik mereka di Yudea dan Yerusalem. Jadi mereka berbeda paham dengan orang Farisi yang menganggap penarikan pajak penduduk dalam bentuk apa saja oleh siapa saja tidak sah dan melawan ajaran agama.
Bila Yesus menyetujui pembayaran pajak penduduk yang diklaim penguasa Romawi, ia akan berhadapan dengan mereka yang bersikap nasionalis dan akan dianggap meremehkan pandangan teologis bahwa tanah suci ialah hak yang langsung diberikan oleh Allah. Dan orang Farisi bisa memakainya untuk mengobarkan rasa tidak suka kepada Yesus. Tetapi bila ia mengatakan jangan, maka ia akan bermusuhan dengan para pendukung Herodes yang dibawa serta orang Farisi dan sekaligus melawan politik Romawi. Jawaban apapun akan membuat Yesus mendapat lawan-lawan baru. Memang itulah yang diinginkan oleh orang Farisi.
PEMECAHAN MASALAH
Ketika mengatakan berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib diberikan kepada Kaisar sebetulnya Yesus mengajak lawan
Membayar Pajak Kepada Kaisar?
| Oleh Prof. A.Gianto SJ |
R
O K T O B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 4 H A L A M A N 6
S
alam damai dan kasih untuk warga UKI – Toronto,Bazaar UKI 2017 telah terlaksana pada hari Sabtu, 30 September 2017.
Cuaca yang cerah, tanpa hujan setitikpun telah mengiringi kerja keras Pengurus, Panitia Bazaar, dan seluruh volunteers UKI untuk
mempersiapkan acara tahunan UKI ini.
Bersama ini Panitia bazaar UKI 2017 menghaturkan banyak terima kasih pada setiap daripada kita warga UKI yang telah memberi kontribusi dukungan, doa, dan segala bentuk bantuan demi
terselenggaranya bazaar UKI 2017 dengan baik. Panitia dan volunteers dalam berbagai seksi (Wajan, team nusuk sate UKI beserta team bakar sate dan dapur yang begitu cekatan dan sangat terorganisasi baik, marketing, penjual raffles dan coupon, dekorasi, sound system dan acara, kebersihan, dan keuangan) selama kurang lebih 3 bulan telah bekerja keras dengan penuh hati dan intensi baik untuk saling
membantu dan mendukung sebagai bentuk kebersamaan dan kesatuan.
Kerja sama yang berkesinambungan antara vendor, para donator makanan, pengunjung, dan sponsor hadiah-hadiah raffle, bersama Panitia Bazaar UKI 2017, memberikan hasil pendapatan yang baik yaitu $7,152.85. Puji dan syukur ya Tuhan…. Hanya karena
perkenananMu-lah kami dapat menyelesaikan satu acara besar di 2017 ini.
Tak lupa terima kasih untuk Romo Aegi atas doa dan restu dari Lampung, dan ‘keceriaan’ Romo Juliwan di sepanjang hari
berlangsungnya Bazaar UKI…..(diam-diam Romo Pamong UKI pintar in action juga di depan kamera ya!). Terima kasih juga kepada Dewan Pengurus UKI yang memberikan
kepercayaan penuh kepada kami, Panitia dan volunteers Bazaar UKI 2017.
Panitia juga memohon maaf kepada semua pihak apabila ada kesalahan kata atau perbuatan yang tidak dengan sengaja telah terjadi… Sekali lagi terima kasih….terima kasih…dan terima kasih seribu untuk kita dan semua!!
Sampai jumpa di Bazaar UKI 2018. Bravo UKI!
Panitia Bazaar UKI 2017
O K T O B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 4 H A L A M A N 7
O K T O B E R 2 0 1 7 / H A L A M A N 8
o you ever get the feeling you don’t really be-
long in this world? That you really belong in a
different time or place? While some reli- gious traditions accept the idea of reincarnation, Chris- tians and Christian saints
do not. But the saints would acknowledge the
feeling of estrangement is real.
“Our home is – Heaven,” says. St. John Marie Vianney, more commonly known as the Cure of Ars. “On earth we
are like travellers staying at a hotel. When one is away, one is always thinking of home.”
One indication that our real home is not this earth is the innate sense of justice and fairness all of us are born
with. Even the smallest children can be heart to say, that’s not fair, when someone cheats. How do we know what’s fair unless we have some instinctive knowledge of a place where everything is fair, where
justice reigns and where death and suffering are no more?
Each of us is born with a compass in our soul pointing not to magnetic north but to heaven. Like a celestial homing device, it’s always with us, reminding us we are indeed merely travellers on the earth and that our
real home, with its welcoming surroundings, awaits us at the end of our voyage.
Where do I feel the most peaceful? If I could be anywhere right now, where would I be?
I accept the reality that although I live on earth I am really a citizen of heaven.
From: 365 Saints by Woodeene Koenig-Bricker
St. John Marie Vianney 1786 - 1859
D
There is an old story about a farmer and a pig. The farmer took the little pig into the house, gave him a bath, brushed him really clean, rubbed him in with perfume and put a ribbon around his neck. Everybody who saw the little pig complimented the farmer. But one day the front door was open and the pig run out and jumped into the first puddle of mud he saw. Why?
Because the pig remained a pig, the farmer did not change his nature.
Is this not true with us, human beings? We can dress nicely,
sit in front row in church and pretend to be nice, but unless we take God into us, we have not really changed.
Let us pray: O Lord, in times I stray away and fall into mud again, take me out and clean me. Strengthen my faith in you, so I won’t fall into the mud again.
Banyak di antara kita jatuh karena tidak setia dan melupa- kan Allah, kemudian sadar untuk kembali kepada Allah.
Allah yang setia mengasihi manusia selalu menerima se- tiap orang yang berbalik dan bertobat. Namun banyak juga
di antara mereka yang dikuasai oleh kesombongan walaupun banyak kali mereka mendengarkan ajaran-ajaran Yesus. Semua yang telah diberikan Yesus tidak dapat mempengaruhi mereka, karena mereka merasa lebih baik dan lebih benar maka mereka tidak bertobat, hati mereka tetap tegar dan menolak warta keselamatan Tuhan.
Yesus selalu memberikan se- tiap kesempatan kepada kita untuk berjumpa dengan-Nya melalui bacaan Kitab Suci, renungan-renungan, perayaan Ekaristi, dan latihan rohani lainnya.
Christine Budihardjo]
K
asih Tuhantak pernah berakhir
Devotional Readings
by Njoo Tik Poen
Job 34: 21 – He Watches Every
Step We Take
H A L A M A N 9 O K T O B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 4
Bogota, Colombia 29 September 2017,
omo Juliwan selaku imam kepala UKI, Saudara Indy selaku Ketua Koordinator UKI, Badan pengurus UKI dan seluruh anggota keluarga besar UKI di Toronto yang saya kasih.
Salam damai sejahtera untuk semua!
Atas nama pribadi dan seluruh umat Paroki St. Mikael Nunang serta Pater Lamber SVD selaku Pastor Paroki, dengan suka cita yang mendalam saya mengabarkan kepada saudara semua bahwa hari ini, tanggal 29 September di hari Pesta St. Mikael (sebagai santo pelidung Paroki Nunang), GEDUNG GEREJA BARU ST. MIKAEL NUNANG telah diberkati melalui tangan Bapa Uskup Ruteng, Mgr. Hubertus Leteng, Pr.
Karena itu kami mengucapkan limpah terima kasih kepada kalian semua yang telah bersedia memberikan bantuan yang sangat berarti bagi pembangunan gedung gereja baru kami. Kerinduan dan doa seluruh umat Paroki Nunang selama kurang lebih 50 tahun sejak Paroki ini didirikan untuk memiliki Rumah Ibadah yang layak kini telah terjawab. Tuhan telah menjawab doa kami melalui usaha kami sendiri bersama Pater Lamber sebagai Pastor Paroki dan juga melalui kebaikan hati dari seluruh para penderma termasuk keluarga besar UKI.
Sekali lagi, terima kasih banyak dan semoga Tuhan selalu memberkati
kalian semua.
Salam dan doaku
P. Petrus Pitol, CS.
Terima Kasih Terima Kasih
R
H A L A M A N 1 0 O K T O B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 4 Sambungan dari halaman 5,
bicaranya memikirkan keadaan mereka sendiri, yakni dibawahkan pada kuasa Romawi. Jelas kaum Farisi dan para pendukung Herodes hendak menyangkalnya, tapi dengan alasan yang berbeda. Kaum Farisi menolak dengan alasan agama, sedangkan kaum pendukung dengan alasan kepentingan politik mereka sendiri. Di sini ada titik temu dengan permasalahan yang kadang-kadang dihadapi para pengikut Yesus di manapun juga seperti disebut pada awal ulasan ini. Bukan dalam arti
mengidentifikasi diri dengan pilihan orang-orang yang datang membawa masalah, melainkan belajar dari sikap Yesus dalam menghadapi persoalan tadi. Dengan mengatakan bahwa patutlah diberikan kepada Allah yang wajib diberikan kepada-Nya, Yesus hendak menekankan perlunya integritas batin. Bila kehidupan agama mereka utamakan, hendaklah mereka menjalankannya dengan lurus. Bila mau jujur, mereka mau tak mau akan memeriksa diri adakah mereka sungguh percaya atau sebetulnya mereka menomorsatukan kepentingan sendiri dengan memperalat agama.
Yesus juga membuat mereka yang datang kepadanya berpikir apakah ada pilihan lain selain memberikan
kepada Kaisar yang menjadi haknya. Bila ya, coba mana? Ternyata keadaan mereka tak memungkinkan. Mereka tidak mencoba menemukan kemungkinan yang lain. Mereka telah menerima status quo dan tidak
mengusahakan perbaikan kecuali dengan mengubahnya menjadi soal teologi. Padahal masalahnya terletak dalam kehidupan sehari- hari. Iman dan hukum agama mereka pakai sebagai dalih dan sebenarnya mereka permiskin. Yesus tidak mengikuti pemikiran yang sempit ini.
Pada akhir petikan disebutkan mereka "heran"
mendengar jawaban tadi. Dalam dunia Perjanjian Lama, para musuh umat tak bisa berbuat banyak karena Allah sendiri melindungi umat-Nya dengan tindakan- tindakan ajaib. Para lawan itu tak berdaya dan bungkam mengakui kebesaran-Nya. Inilah makna "heran" tadi. Mereka kini terdiam mengakui kebijaksanaan Yesus dan mundur.
Seperti penggoda di padang gurun yang terdiam dan mundur meninggalkannya.
KOMUNITAS ORANG BERIMAN
Ketika merumuskan pertanyaan mereka (Mat 21:16), murid-murid orang Farisi terlebih dahulu menyebut Yesus sebagai "orang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan tidak takut kepada siapa pun juga, sebab tidak mencari muka." Dalam bahasa sekarang, Yesus itu dikenal sebagai orang yang punya prinsip serta hidup sesuai dengan prinsip tadi secara transparan . Bukannya demi meraih keuntungan dan menjaga kedudukan. Orang yang mencobainya sebetulnya sudah melihat arah pemecahan masalah, yakni sikapnya yang terarah pada kepentingan Allah.
Pembicaraan selanjutnya menunjukkan bahwa sikap itu bukan sikap menutup diri terhadap urusan duniawi dan memusuhinya. Malah hidup dengan urusan duniawi itu juga menjadi
cara untuk membuat kehidupan rohani lebih berarti. Itulah kebijaksanaan Yesus. Itulah yang dapat dikaji dan diikuti para pengikutnya.
Gagasan pokok yang ditampilkan dalam petikan di atas dapat menjadi arahan bagi Gereja. Apakah Gereja sebagai lembaga rohani yang ada di muka bumi ini menemukan perannya juga?
Sebagai kelompok masyarakat agama, Gereja diharapkan dapat berdialog dengan kenyataan yang berubah-ubah dalam
masyarakat luas tanpa memaksa-maksakan posisi dan pilihan- pilihan sendiri. Pada saat yang sama disadari juga betapa pentingnya menjalankan perutusannya sebagai komunitas orang- orang yang mau menghadirkan Allah, yang memungkinkan urusan-Nya berjalan sebaik-baiknya di bumi ini. Petikan di atas mengajak orang menumbuhkan kebijaksanaan hidup dan menepati perutusan tadi.
Salam, A. Gianto
1 Tesalonika 4:14
“Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Kristus
akan dikumpulkan Allah bersama-sama Dia”
Telah berpulang ke rumah Bapa di surga:
Ibu Diana Della Kushwattono (usia 87 tahun)
Tutup usia di Surabaya, 12 Oktober 2017 Suami: Alm. Antonius Anwar Tjiptade
Anak / Menantu:
Almh. Nurhayati
Hermanto Tjiptade / Linda Otting (Toronto) Suciati Tjiptade / Alm. Herman Santoso
Alm. Budianto Tjiptade / Lilis Carmencita Indrawati Tjiptade Haryanto Tjiptade / Yuliana Halim
Beserta Cucu-cucu
Ibu Veronica Kristiningsih (usia 69 tahun)
Tutup usia di Toronto, 15 Oktober 2017 Suami: Anthonius Budiman
Anak / Menantu:
Yutta Rizelia (Toronto)
Yoan Rizelia / Shane Creamer (Australia) Yessica Rizelia (USA)
Cucu-cucu:
Liam Creamer Lea Creamer
Semoga Tuhan Maha Rahim memberikan keselamatan kekal dan damai di surga, serta kekuatan dan penghiburan bagi keluarga yang berduka.