• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG REFORMASI PERPAJAKAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG REFORMASI PERPAJAKAN INDONESIA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNTUK MENDUKUNG REFORMASI PERPAJAKAN INDONESIA

Siti Nurwahyuningsih Harahap

Seminar Nasional

“Perpajakan Indonesia di Era Teknologi dan Keterbukaan Informasi Keuangan: Tantangan bagi Profesi Akuntan”

Universitas Bunda Mulia, 10 November 2017

(2)

Sumber : Rainer, Prince, and Cegielski. Introduction to Information Systems: Supporting and Transforming Business, 5th ed. (2014)

INFORMATION SYSTEM WITHIN AN ORGANIZATION

(3)

INFORMATION SYSTEM WITHIN AN ORGANIZATION

Sumber : Rainer, Prince, and Cegielski. Introduction to Information Systems: Supporting and Transforming Business, 5th ed. (2014)

(4)

Porter’s Competitive Forces Model

(5)

https://hbr.org/video/3590615226001/the-explainer-porters-five-forces

(6)

David McKevitt’s Competitive Forces Model for Public Sector

Sumber : Open University. Strategic view of performance (2016)

www.open.edu/openlearn/money-management/management/human-resources/strategic-view-performance/content-section-0

(7)

REFORMASI BIROKRASI DAN TRANSFORMASI KELEMBAGAAN KEMENKEU

Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/wide/leaders-offsite-meeting-dan-penetapan-inisiatif

Penguatan kelembagaan DJP dilakukan melalui program REFORMASI PERPAJAKAN

serta menyesuaikan hasil pembahasan RUU terkait

(8)

REFORMASI PERPAJAKAN

• Keputusan Menteri Keuangan Nomor 885/KMK.03/2016 tentang Pembentukan Tim Reformasi Perpajakan, tertanggal 9 Desember 2016

• Reformasi Perpajakan : Perubahan sistem perpajakan yang menyeluruh,

termasuk di dalamnya adalah pembenahan administrasi perpajakan, perbaikan regulasi, dan peningkatan basis perpajakan.

• Diwujudkan melalui transformasi terhadap lima pilar perpajakan Indonesia:

organisasi, SDM, TI dan basis data, Proses Bisnis, Peraturan perundang-undangan

(sumber : FAQ Reformasi Perpajakan (Terbaru). 18 April 2017. http://www.pajak.go.id/reformasiperpajakan/faq)

(9)
(10)

Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi DJP

Sumber : Lampiran Peraturan DirJen Pajak No PER-46/PJ/2015 tentang Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi DJP

(11)

REFORMASI PERPAJAKAN

Bidang Teknologi Informasi, Basis Data dan Proses Bisnis kuartal pertama 2017

• E-billing : integrasi sistem billing dengan sistem penagihan, termasuk notifikasi jatuh tempo pembayaran dan pemberitahuan melalui outbound call

• Virtual assistant dan live chatting : fitur pelayanan tanya-jawab dalam website pajak.go.id yang terhubung dengan call center Kring Pajak

• E-Form 1770 dan 1770S : SPT elektronik untuk e-filing

• Prepopulated SPT OP Karyawan: data bukti potong WP OP karyawan otomatis muncul dalam e-form/e-filing

• E-Bukpot : bukti potong pajak elektronik untuk memudahkan administrasi data dan menjadi input bagi prepopulated SPT

• Platform Kartin1 : yaitu platform yang menggabungkan NPWP dengan kartu identitas lainnya

• Implementasi AKRAB (OJK)-AKASIA (Ditjen Pajak)

• Pengembangan core tax system;

(sumber : FAQ Reformasi Perpajakan (Terbaru). 18 April 2017. ttp://www.pajak.go.id/reformasiperpajakan/faq)

(12)

Sumber: https://news.microsoft.com/id-id/2017/02/28/direktorat-jenderal-pajak/

(13)
(14)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN (diisi

akumulasi jumlah penghasilan neto pada setiap formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 angka 14 yang dilampirkan atau Bukti Potong lain)

Angka 14 Jumlah Penghasilan Neto

(15)

KETERBUKAAN INFORMASI (AKASIA)

• Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang N0 1 Tahun 2017 tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan, didasarkan pada keikutsertaan Indonesia dalam pertukaran informasi keuangan secara otomatis (Automatic Exchange of Financial Account Information)

• Akses informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan meliputi akses untuk menerima dan memperoleh informasi keuangan dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang perpajakan dan pelaksanaan perjanjian internasional di bidang perpajakan

• Dirjen Pajak berwenang mendapatkan akses informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan dari lembaga jasa keuangan yang melaksanakan kegiatan di sektor perbankan, pasar modal,

perasuransian, lembaga jasa keuangan lainnya, dan/atau entitas lain yang dikategorikan sebagai lembaga keuangan sesuai standar pertukaran informasi keuangan berdasarkan perjanjian

internasional di bidang perpajakan.

• Lembaga jasa keuangan, lembaga jasa keuangan lainnya, dan/atau entitas lain sebagaimana dimaksud wajib menyampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak

(Sumber : Humas, Perppu No. 1/2017: Petugas Pajak Berwenang Peroleh Akses Informasi Perpajakan Dari Lembaga Jasa Keuangan. 17 May 2017.

http://setkab.go.id/perppu-no-12017-petugas-pajak-berwenang-peroleh-akses-informasi-perpajakan-dari-lembaga-jasa-keuangan)

(16)

• Akasia (Aplikasi Usulan Buka Rahasia Bank) digunakan untuk pengajuan usulan permintaan pembukaan rahasia bank secara elektronik menggantikan proses manual yang dilakukan selama ini

• Bank merupakan pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak dan terikat dengan kewajiban merahasiakan. Kewajiban merahasiakan itu ditiadakan melalui permintaan tertulis Menteri Keuangan kepada Ketua Dewan Komisioner OJK

• Permintaan tertulis itu berdasarkan usulan dari Dirjen Pajak dan dapat dilakukan melalui Akasia. Akasia diluncurkan agar memberikan kepastian hukum serta

mendorong percepatan dan meningkatnya efektivitas permintaan keterangan atau bukti dari pihak bank.

(sumber : Buka Kerahasiaan Bank, 26 Kantor Pajak Terapkan Akasia. 9 Pebruari 2017.

http://www.pajak.go.id/content/news/buka-kerahasiaan-bank-26-kantor-pajak-terapkan-akasia)

KETERBUKAAN INFORMASI (AKASIA)

(17)

CORE TAX SYSTEM

• Core tax system ini dibutuhkan mengingat sistem teknologi informasi yang dimiliki Ditjen Pajak saat ini (SIDJP) belum terintegrasi

• Core tax system : sistem teknologi informasi yang menyediakan dukungan

terpadu bagi pelaksanaan tugas DJP, termasuk otomasi proses bisnis mulai dari proses pendaftaran wajib pajak, pemrosesan surat pemberitahuan dan dokumen perpajakan lainnya, pemrosesan pembayaran pajak, dukungan pemeriksaan dan penagihan, hingga fungsi taxpayer accounting

• Diharapkan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi pelayanan, pengawasan, dan penegakan hukum oleh DJP

(Sumber : anonim, Pengembangan Core Tax System Masuki Fase Desain.16 Agustus 2017.

http://www.pajak.go.id/content/news/pengembangan-core-tax-system-masuki-fase-desain)

(18)

Sumber : Lampiran Peraturan DirJen Pajak No PER-46/PJ/2015 tentang Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi DJP

Gambaran Umum Arsitektur TI yang Diharapkan

(19)

Pilar-Pilar Pengembangan TIK DJP

1. Social Business Pilar : Social Business mengarahkan pengembangan TIK di DJP untuk membantu menggali perilaku dan kebiasaan hidup masyarakat secara

komprehensif. Contoh : mengambil informasi yang tersedia di berbagai media sosial untuk mencari tahu perilaku belanja, kebiasaan berlibur, dan berbagai sisi lain dalam kehidupan masyarakat yang relevan dengan proses penggalian potensi pajak. Pilar Social Business ini menegaskan bahwa data dan informasi yang

dibutuhkan oleh DJP tidak lagi terbatas pada sumber-sumber yang formal, tapi juga mencakup berbagai sumber informasi informal yang dapat diandalkan untuk menggali potensi pajak

(20)

2. Mobility Pilar Mobility mengarahkan pengembangan TIK di DJP untuk memiliki jangkauan yang lebih luas, khususnya terhadap anggota masyarakat yang lebih leluasa menggunakan perangkat mobile atau anggota masyarakat yang

pilihannya terbatas pada perangkat mobile. Pilar Mobility juga mengarahkan pengembangan TIK di DJP untuk berorientasi pada layanan mobile-first, yaitu aplikasi atau sistem informasi yang sejak awal dirancang untuk diakses melalui perangkat mobile, baik oleh WP maupun oleh pengguna di internal DJP. Pilar Mobility akan mengarahkan pengembangan TIK di DJP untuk mendukung

terwujudnya layanan kepada WP yang tidak dibatasi ruang dan waktu.

Pilar-Pilar Pengembangan TIK DJP

(21)

3. Pilar Cloud Computing mengarahkan pengembangan TIK di DJP untuk menjadi fleksibel dalam pengelolaan infrastruktur TIK, yaitu dengan menyerahkan

tanggung jawab pengelolaan infrastruktur TIK tersebut ke penyedia layanan cloud computing. Pilar tersebut mengarahkan pengembangan TIK di DJP menjadi agile (mudah beradaptasi terhadap perubahan) untuk memenuhi kebutuhan

infrastruktur TIK sehingga ketersediaan layanan TIK pun menjadi optimal. Sifat agile tersebut juga diterapkan dalam pengembangan aplikasi atau sistem

informasi di DJP sehingga ketersediaan layanan TIK di DJP dari hulu ke hilir dapat dengan mudah beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan.

Pilar-Pilar Pengembangan TIK DJP

(22)

4. Big Data Analytics Analytics merupakan proses yang tidak terpisahkan dari DJP, khususnya dalam penggalian potensi pajak dan pencegahan penggelapan pajak.

Pencanangan pilar Big Data Analytics bertujuan untuk memperkuat proses

analytics yang sudah dilakukan di DJP dengan menyediakan dan memanfaatkan big data, baik yang bersifat terstruktur, seperti basis data, maupun tidak

terstruktur, seperti data dari berbagai media sosial atau dari sumber data

eksternal (pihak ketiga). Dengan memperkuat analytics melalui pemanfaatan big data, semakin banyak pola dan korelasi yang dapat ditemukan di dalam data

perpajakan sehingga keberhasilan proses penggalian potensi pajak dan pencegahan penggelapan pajak pun semakin tinggi.

Pilar-Pilar Pengembangan TIK DJP

(23)

https://www.youtube.com/watch?v=TzxmjbL-i4Y

(24)

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)

• Data yang dikelola Ditjen Pajak diperkirakan telah melebihi dua miliar record

• Teknologi untuk analisis Big Data mulai digunakan di Ditjen Pajak di 2015

(Sumber : Moh Makhfal Nasirudin. Reformasi Teknologi Informasi Perpajakan. 30 Mei 2017.

http://www.pajak.go.id/content/article/reformasi-teknologi-informasi-perpajakan)

• DJP telah bekerja sama dgn ILAP (Instansi, Lembaga, Asosiasi, dan Pihak Lain) dalam rangka memperkuat basis data perpajakan. Data dan/atau informasi

terkait dengan perpajakan yang telah dimiliki oleh Kanwil DJP Jatim I saat ini antara lain Data Kendaraan Bermotor, Data PHR, Data Transaksi Jual Beli

Tanah/BPHTB, Data Perizinan, Data PNS, dan Data Kepemilikan Villa.

(sumber : anonim, Surabaya gandeng pers sambut keterbukaan informasi. 13 Juli 2017.

http://www.pajak.go.id/content/surabaya-gandeng-pers-sambut-keterbukaan-informasi)

Referensi

Dokumen terkait

a. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini

Atap kampung adalah jenis yang paling sederhana berdasar struktur dan dikenal sebagai tempat tinggal orang biasa; atap limasan merupakan ragam bentuk atap kampung

Beberapa organisasi yang berkembang antara lain Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), SEMA, UKM dan sebagainya.Organisasi ini berupaya

Pengaruh Bahan Pengemas dan Lama Simpan Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Wafer Pakan Komplit Berbasis Limbah Agroindustri. Pengaruh

Dari hasil uji kesesuaian Alat simulator dengan alat pembanding fetal doppler bistos dengan pengambilan data sebanyak 10 kali didapatkan nilai rata-rata yang

Bahkan jika ukuran QE dapat dimodifikasi pada setiap titik (pertemuan kebijakan moneter Riksbank hanya terjadi enam kali per tahun), keputusan kunci adalah untuk

Pendapat apapun yang disampaikan dalam laporan ini adalah untuk tujuan informasi saja dan dapat berubah tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan pendapat

Dari tabel tersebut terlihat bahwa diantara usia, jenis kelamin serta pendidikan yang memiliki hubungan terhadap tingkat kepatuhan adalah pendidikan dengan nilai p <