Oleh Ricko Benardhi
Portal Hub LAPAN Covid - 19 Identifikasi Sebaran Coronavirus Manfaatkan Data
Penginderaan Jauh
Latar Belakang Portal LAPAN Hub Covid-19
Negara Indonesia saat ini mengalami Pandemi Covid 19 ( Coronavirus Disease - 2019 ).
Virus ini bersifat pandemik yaitu penyakit yang menyebar secara global meliputi geografi yang luas. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Pandemi tidak berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit, jumlah korban atau infeksi. Akan tetapi pandemi berhubungan dengan penyebaran secara geografis. Penyakit yang diduga muncul pertama kali di Wuhan, Tiongkok saat ini sudah menyebar ke segala penjuru dunia.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (Covid-19).
Portal LAPAN Hub Covid-19 adalah portal aplikasi penginderaan jauh (inderaja) dan
sistem informasi geospasial (SIG) untuk analisa sebaran risiko Covid-19 yang dibangun sebagai bentuk dukungan Deputi Bidang Penginderaan Jauh LAPAN dalam mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia melalui pemanfaatan data penginderaan jauh.
Berbagai data penginderaan jauh, baik yang diakuisisi di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh LAPAN di Parepare, Rumpin, dan Jakarta maupun yang diperoleh dari
sumber lain serta data terkait lainnya telah dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dan memperbaharui informasi fasilitas kesehatan, aksesibilitas, kepadatan bangunan,
kepadatan penduduk, dll.
Pengembangan Portal Hub LAPAN Covid-19
Portal Hub LAPAN Covid-19 dengan alamat website Covid - 19.lapan.go.id ini dikembangkan di Deputi Bidang Penginderaan Jauh LAPAN. Portal ini
dikembangkan oleh Tim satgas Covid-19 dari Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh yang di pimpin oleh Syarif Budhiman, S.Pi., M.Sc , Pusat Teknologi dalam Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh yang dipimpin oleh Ayom Widipaminto, S.T., M.T. dan ditambah dengan Tim ESRI. Pengembangan portal dimulai pada bulan Maret – April 2020.
Tim satgas Covid - 19 LAPAN mendapat data
distribusi Covid-19 terinfeksi Covid-19, Pasien dalam Pengawasan (PDP), dan Orang dalam Pemantauan (ODP) berasal dari pemerintah daerah. Tim satgas Covid - 19 LAPAN mendapatkan data dari semua wilayah di Indonesia, hanya saja yang terlengkap berasal dari wilayah Jakarta, Jabodetabek, Kota Bandung, dan Kota Surabaya.
Tim satgas Covid - 19 LAPAN menggunakan data inderaja yang berasal dari Data Mosaik Citra Satelit SPOT-6/7 reolusi spasial 1,5 meter, Data Mosaik Citra Satelit Landsat-8 Tahun 2019, dan Data Sentinel SP. Data ini diakuisisi di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh LAPAN di Parepare, Rumpin, dan Jakarta. Data yang diperoleh dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dan memperbaharui informasi fasilitas kesehatan, aksesibilitas, kepadatan
bangunan, kepadatan penduduk, dll.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) Pandemi tidak berhubungan
dengan tingkat keparahan penyakit, jumlah
korban atau infeksi. Akan tetapi pandemi
berhubungan dengan penyebaran
secara geografis.
“
“
Potensi Risiko Covid-19
Konsep penentuan risiko menggunakan pendekatan pengkajian risiko di mana pendekatan ini memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang ada.
Potensi dampak negatif itu dihitung dengan mempertimbangkan tingkat kerentanan dan kapasitas kawasan tersebut. Potensi dampak negatif ini menggambarkan potensi jumlah jiwa, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan yang terpapar oleh suatu
bencana. Secara umum risiko suatu bencana dapat diformulasikan dengan rumus: R = H*(V/C).
Penjelasannya, R : risk (resiko), H : hazard (ancaman bahaya), V : Vulnerability
kerentanan, C : Capacity (kapasitas). Dalam melakukan kajian risiko harus ditentukan dengan pendekatan tiga parameter yaitu ancaman, kerentanan, dan kapasitas.
Berkaitan dengan pandemik Covid-19 risiko dapat diturunkan menjadi Ancaman, Kerentanan, Kapasitas, dan Risiko.
Data tentang ancaman berkaitan dengan informasi dan lokasi dari jumlah terinfeksi Covid-19, jumlah PDP, serta ODP, yang selanjutnya dihitung sebagai zona bahaya sumber Covid-19. Proses analisis ancaman bahaya ini dilakukan dengan plot titik tengah atau center points pada setiap kelurahan / desa, yang selanjutnya dilakukan proses interpolasi spline pada jumlah sumber Covid-19. Tujuannya untuk mendapatkan informasi sebaran bahaya sumber Covid-19 secara spasial. Selanjutnya dilakukan proses standarisasi data dengan mengonversi menggunakan fungsi FSM (Fuzzy Set
Membership). Dengan pendekatan ini setiap parameter mempunyai batas keseragaman absolut dengan rentang minimal 0 dan maksimal 1.
Terdapat tiga parameter utama yang berkaitan dengan kerentanan. Yaitu zona kepadatan penduduk dan pemukiman, kepadatan akses jalan, dan lokasi strategis terhadap penyebar Covid-19. Zona
kepadatan penduduk dan pemukiman
diperoleh berdasarkan penggabungan informasi jumlah kepadatan suatu penduduk pada suatu lokasi di setiap kelurahan/desa dan informasi lokasi pemukiman. Zona kepadatan kondisi lingkungan akses jalan diperoleh berdasarkan informasi infrastruktur jalan di suatu lokasi yang selanjutnya
dikategorikan sebagai jalan tol, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan lokal, jalan setapak, dan jenis jalan lainnya. Zona lokasi strategis terhadap penyebaran Covid-19 diperoleh berdasarkan informasi lokasi-lokasi yang memungkinkan terjadi perkumpulan orang seperti pasar, mall, restoran, terminal,
stasiun, bandara, pelabuhan, tempat ibadah, rumah sakit, bank, dan fasilitas lainnya.
Untuk kapasitas, parameter ini menggunakan data daerah-daerah atau lokasi yang
menerapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) dan WFH (Work From Home) yang merupakan kunci keberhasilan sosial physical distancing, dengan beberapa kondisi atau asumsi apakah daerah tersebut melaksanakan kebijakan dengan baik.
Selanjutnya informasi tentang lokasi-lokasi tersebut diplot dalam kelurahan/desa.
Dengan fungsi FSM informasi-informasi dapat diturunkan sebagai zona kapasitas pelaksanaan PSBB.
Terdapat 4 (empat) skenario untuk
mengidentifikasi risiko Covid-19 berdasarkan keberhasilan pelaksanaan PSBB. Skenario tersebut yaitu: Kondisi risiko Covid-19 dengan PSBB berjalan dengan baik dan isolasi pasien terinfeksi, PDP, ODP berjalan dengan baik; Kondisi risiko Covid-19 dengan PSBB berjalan dengan baik dan isolasi pasien terinfeksi, PDP, ODP tidak berjalan dengan baik; Kondisi risiko Covid-19 dengan PSBB tidak berjalan dengan baik dan isolasi pasien terinfeksi, PDP, ODP berjalan dengan baik; serta Kondisi risiko Covid-19 dengan PSBB tidak berjalan dengan baik dan isolasi pasien terinfeksi, PDP, ODP tidak berjalan dengan baik.
Data yang Disajikan
Ada beberapa yang disajikan pada portal Hub LAPAN Covid - 19, antara lain sebagaimana penjelasan gambar di bawah.
Update kasus Covid-19 di Indonesia harian, Jabodetabek, Kota Bandung, dan Kota Surabaya
Informasi Rumah Sakit Rujukan dan jalan dan jalur kereta api
di wilayah DKI Jakarta
Zona Tingkat Kerentanan Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia
Zona Potensi Bahaya dan Zona Potensi Bahaya Total Covid-19 Harian per Kelurahan di
wilayah Jabodetabek, kota Bandung, dan kota Surabaya
Perbandingan Kualitas Udara - NO2 tahun 2019 dan 2020 di wilayah Pulau Jawa
Zona Potensi Risiko danZona Potensi Risiko Total Covid-19 di wilayah DKI Jakarta, kota Bandung, dan kota Surabaya
Pengembangan Portal Hub LAPAN Covid - 19
Saat ini akan dikembangkan untuk beberapa kota lainnya, namun sedang menunggu konfirmasi ketersediaan data, karena tidak semua wilayah kota terbuka (atau mau memberikan datanya) terkait dengan data sumber Covid-19. Data Sumber Covid-19 (jumlah data pasien POS, PDP, dan ODP) merupakan salah satu input yang digunakan dan dikombinasikan dengan data Kerentanan Covid-19 untuk penyusunan Potensi Risiko Covid-19 pada suatu wilayah. Apabila tidak terdapat ketersediaan data tersebut, perhitungan Potensi Risiko Covid-19 tidak bisa dilakukan.