• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Volume, 1 Nomor 1 Maret Tahun 2022

Penerapan Model Pembelajaran Survey, Question, Read, Re- flect, Recite, Review (SQ4R) untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V

Abdul Halik1,Nur Ilmi2

1Program Studi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar

2Program Studi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar Email: 1abdul.halik@unm.ac.id

2nurilmi@unm.ac.id

Abstrak: Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 80 Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang terkait membaca pemahaman.

Pendekatan penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas.Hasil observasi aktivitas mengajar guru siklus I berada pada kategori cukup (C) siklus II berada pada kategori cukup (C) dan siklus III berada pada kat- egori baik (B). Aktivitas belajar siswa siklus I berada pada kategori kurang (K) siklus II berada pada kategori cukup (C) siklus III berada pada kategori baik (B). Hal ini ber- pengaruh pada hasil belajar siswa, siklus I berada pada kategori kurang (K) siklus II berada pada kategori cukup (C) siklus III berada pada kategori baik (B). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran Survey, Question, Read, Re- flect, Recite, Review (SQ4R) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang membaca pemahaman siswa kelas V SDN 80 Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

Kata kunci: Model Pembelajaran; Survey Question Red Reflect Recite; Hasil belajar Ba- hasa Indonesia

Abstract. The issue of this research is the low Indonesian Language learning outcomes re- lated to reading comprehension of fifth grade students at SDN 80 Mattiro Bulu, Pinrang Regency. This research used qualitative approach by using Classroom Action Research. The data analysis technique of the research is qualitative descriptive by grouping the data of teacher and student aspects. The results of the teacher teaching’s observation in cycle I is in sufficient category (C), cycle II is in sufficient category (C), and cycle III is in good cate- gory (B). In student learning activities observation, the first cycle showed poor category (K), cycle II showed sufficient category (C), whereas cycle III showed good category (B). This is affected on student learning outcomes. The first cycle is in the poor category (K), the second cycle is in sufficient category (C) the third cycle is in good category (B). The find- ing of this study is that by applying the Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) learning model, it can improve Indonesian Language learning outcomes in reading comprehension skill of fifth grade students at SDN 80 Mattiro Bulu, Pinrang Regency.

Keywords: Learning Model; Survey Question Red Reflect Recite ; Learning outcomes In- donesian Language

(2)

PENDAHULUAN

Saat ini dunia mengalami perkembangan dengan cepat sehingga standar kualitas pendidi- kan juga harus mengikuti perkembangan yang semakin mengarah ke perubahan yang lebih maju.

Sebagai penentu perubahan manusia harus memiliki potensi dan keterampilan yang dapat di- dayagunakan sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan. Aspek utama dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas adalah pendidikan. Secara garis besar pendidikan men- jadi penentu berkembangya suatu bangsa. Oleh karena itu, dalam pengimplementasiannya pen- didikan haruslah dijalankan dengan baik untuk dapat mencapai tingkat yang maksimal.

Belajar merupakan perilaku utama untuk mencapai hasil yang baik di sekolah. Wither- ington dalam Cucu (2014:7) bahwa “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang di- manifestasikan sebagai pola-pola respon baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Dalam proses belajar banyak aspek yang harus dikembangkan secara sejalan untuk mencapai hasil yang mengarah langsung pada peserta didik.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran Bahasa Indonesia menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar. Hal ini dapat terlihat dalam standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik yang meliputi kompetensi menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Segala jenis kompetensi tersebut harus dapat ditunjang dengan kemampuan membaca yang baik.

Membaca menjadi salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Hal ini didasari oleh aktivitas dalam kehidupan yang melibatkan kegiatan membaca. Nuning dan Haryanto (2016) menjelaskan bahwa kegiatan mencari dan memperoleh informasi dalam memahami makna bacaan adalah tujuan dari membaca. Selain itu, Sari, andi dan Tarman (2020) menjelaskan bahwa “Dalam membaca pemahaman pembaca dituntut untuk memahami isi bacaan”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan kegiatan yang bermaksud memperoleh informasi serta memaknai dan memahami isi bacaan.

Observasi dilakukan peneliti pada senin, 15 Januari 2018 sampai dengan kamis, 18 Januari 2018 dengan fokus penelitian yaitu guru dan siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang dil- akukan peneliti pada proses belajar mengajar di kelas V SDN 80 Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah.

Data hasil belajar dari 23 siswa kelas V hanya 9 siswa yang memperoleh nilai ≥75, jika ditinjau dari kategori keberhasilan, hanya 39% dari 23 siswa yang mencapai SKBM yaitu 75.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti mengkaji masa- lah tersebut dengan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran survey, question, read, reflect, recite, review (SQ4R) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 80 Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang”.

Menurut Abidin (2012:75) mengungkapkan bahwa “model pembelajaran adalah suatu konsep yang membantu menjelaskan proses pembelajaran, baik menjelaskan pola pikir maupun pola tindakan pembelajaran tersebut”. Sejalan yang dikemukakan oleh Joyce dan Weill dalam Huda (2016:73) mendeskripisikan bahwa “model pengajaran sebagai rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesain materi-materi instruksional, dan me- mandu proses pengajaran di ruang kelas atau setting yang berbeda”.

Suprijono (2016:5) menjelaskan bahwa “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Menurut Nawawi dalam Susanto (2013:5) “Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran disekolah dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”

Reber dalam Suprijono (2016:3) mengungkapkan bahwa “belajar adalah the process of acquiring knowledge atau dalam artian bahwa belajar merupakan sebuah proses mendapatkan pengetahuan”. Belajar sebagai konsep untuk memperoleh ilmu pengetahuan dalam peraktiknya banyak dianut oleh pelaku pendidikan. Dalam prosesnya guru yang bertindak sebagai pengajar akan berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik akan giat dalam mengumpulkan dan menerima ilmu pengetahuan tersebut. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Spears dalam Suprijono (2016:2) menjelaskan bahwa “learning is to observe,

(3)

to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengi- kuti arah tertentu.

Membaca menjadi suatu jalan yang utama dalam memperoleh pengetahuan. Sejalan yang dikemukakan oleh Farr dalam Dalman (2017:5) mengemukakan “membaca merupakan jantung pendidikan”. Tarigan dalam Dalman (2017:7) menjelaskan pula bahwa “membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis”.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas terkait dengan membaca, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses perubahan bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi wujud bunyi yang bermakna.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Maolani dan Cahyana (2016) mengungkap- kan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran”.

Penelitian ini difokuskan pada dua hal, yaitu : 1) Fokus proses, yaitu penerapan model pembelajaran survey, question, read, reflect, recite, review (SQ4R) dalam meningkatkan proses belajar pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 80 Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

2) Fokus hasil, yaitu peningkatan hasil belajar membaca pemahaman pelajaran Bahasa Indone- sia siswa kelas V SDN 80 Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang melalui penerapan model pem- belajaran survey, question, read, reflect, recite, review (SQ4R).

Penelitian ini mengggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus), Maolani dan Cahyana (2016:182) menjelaskan bahwa “secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaa, pengamatan, dan refleksi”.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. (Sugiyono, 2012) Teknik analisis data yang terbagi atas tiga komponen yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi indikator proses dan hasil dalam penerapan model SQ4R. : 1) Indikator proses. Proses dikatakan berhasil jika guru dan siswa melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran SQ4R dengan kualifikasi baik (≥76%). 2) Indikator keberhasilan. Hasil belajar dikatakan berhasil jika ≥76% dari siswa dalam kelas V yang telah mencapai SKBM.

HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus 1

Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Alokasi waktu yang digunakan dalam per- temuan adalah dua jam pelajaran (2 x 35 menit). taraf keberhasilan aktivitas mengajar guru hanya mencapai 61% dan berada pada kualifikasi cukup (C). Hal ini menggambarkan bahwa pelaksanaan proses mengajar yang dilakukan oleh guru masih belum baik karena belum men- capai indikator yang telah ditetapkan yaitu ≥76% dengan kualifikasi baik (B), sehingga masih dibutuhkan perbaikan dalam proses mengajar guru selanjutnya.

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I belum mencapai hasil yang diinginkan. Da- lam pelaksanaannya masih terdapat indikator-indikator yang masih belum terlaksana dengan baik, seperti yang terlihat dalam hasil observasi yang dilakukan oleh observer yaitu pada tahap survey dan tahap question, terlihat bahwa semua kelompok hanya memperoleh kategori cukup (C). Pada tahap read, 3 kelompok yang memperoleh kategori cukup (C) dan 1 kelompok yang memperoleh kategori kurang (K). Pada tahap reflect dan tahap recite, terlihat bahwa semua ke- lompok hanya memperoleh kategori kurang (K). Pada tahap review, semua kelompok hanya

(4)

memperoleh kategori cukup (C). Dari uraian tersebut, menunjukkan bahwa taraf keberhasilan aktivitas siswa pada siklus I yaitu 54% dengan kualifikasi kurang (K). Hasil tersebut meng- gambarkan bahwa aktivitas belajar siswa masih belum baik karena belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu ≥76% dengan kualifikasi baik (B).

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer pada proses pembelajaran yang terjadi baik dari aktivitas guru maupun aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran menun- jukkan hasil presentasi aktivitas guru yaitu 61% dengan kualifikasi cukup (C) sedangkan aktivi- tas siswa 54% dengan kualifikasi kurang (K). Hasil tersebut menunjukkan masih diper- lukannya perbaikan pada proses mengajar yang dilakukan guru dan aktivitas belajar dari siswa karena masih belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu ≥76% dengan kualifikasi baik (B).

Untuk hasil belajar siswa menunjukkan bahwa dari 22 siswa yang hadir dan menjadi subjek penelitian, terdapat 12 siswa atau 54% yang telah tuntas, sedangkan siswa yang belum tuntas yaitu 10 siswa atau 45% dengan rata-rata nilai siswa yaitu 69,45. Jika dikualifikasikan maka hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia berada pada kualifikasi kurang (K).

Melihat dari hasil proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yang dilakukan pada siklus I yang belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus berikutnya untuk mencapai indikator yang diharapkan.

Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Alokasi waktu yang digunakan dalam pertemuan adalah tiga jam pelajaran (3 x 35 menit). Hasil observasi dari aktivitas guru telah mengalami peningkatan yang lebih baik dari siklus I sebelumnya, namun dalam pelaksa- naannya masih terdapat indikator-indikator yang belum dilaksanakan oleh guru. Hal ini terlihat pada tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran survey, question, read, reflect, recite, review SQ4R seperti pada tahap question (menyusun pertanyaan), guru tidak memberikan pancingan kepada siswa dalam membuat pertanyaan sehingga terdapat kelompok yang kesulitan dalam membuat pertanyaan yang sesuai dengan isi bacaan. Pada tahap read (membaca teks cerita), guru tidak mengarahkan siswa untuk menutup teks bacaannya pada akhir pelaksanaan tahap read (membaca teks cerita). Pada tahap reflect (memberikan contoh) guru juga tidak mengarahkan siswa untuk mengungkapkan pengetahuan mereka terkait dengan contoh yang diberikan sehingga siswa kurang dalam memahami bacaan yang telah di baca karena siswa tidak diarahkan untuk mengungkapkan pengetahuan siswa. Pada tahap recite (menghapal jawaban), guru tidak mengarahkan kelompok untuk menentukan perwakilan kelompok yang akan tampil untuk mengungkapkan jawaban atas pertanyaan kelompok yang telah disusun sehinggan pada tahap siswa untuk tampil di depan kelas masih terdapat kelompok yang tidak ingin tampil untuk mengungkapkan jawabannya. Pada tahap review (meninjau kembali), guru tidak mengklarifikasi jawaban siswa yang belum sempurna. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa taraf keberhasi- lan aktivitas mengajar guru telah mengalami peningkatan hingga mencapai 72% dan berada pa- da kualifikasi cukup (C).

Aktivitas belajar dari 23 jumlah siswa telah mengalami peningkatan dari siklus I sebe- lumnya, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat indikator-indikator yang masih belum terlaksana dengan baik, seperti yang terlihat dalam hasil observasi yang dilakukan oleh observer yaitu pada tahap survey masih terdapat 1 kelompok yang memperoleh kategori cukup (C). Pada tahap question terlihat bahwa 2 kelompok masih memperoleh kategori cukup (C). Pada tahap read semua kelompok hanya memperoleh kategori cukup (C). Pada tahap reflect terdapat 3 ke- lompok yang memperoleh kategori cukup (C). Pada tahap recite dan review semua kelompok hanya memperoleh kategori cukup (C).

Dari uraian tersebut, menunjukkan bahwa taraf keberhasilan aktivitas siswa pada siklus II yaitu 75% dengan kualifikasi cukup (C). Hasil tersebut menggambarkan bahwa aktivitas bela- jar siswa telah mengalami peningkatan yang baik dari siklus I sebelumnya, namun belum men- capai indikator yang telah ditetapkan yaitu ≥76% dengan kualifikasi baik (B) sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

(5)

Siklus III

Tindakan siklus III dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Alokasi waktu yang digunakan dalam pertemuan adalah tiga jam pelajaran (3 x 35 menit). Hasil observasi dari aktivitas guru telah mengalami peningkatan yang lebih baik dari siklus II sebelumnya.

Taraf keberhasilan aktivitas mengajar guru telah mengalami peningkatan yang baik hingga mencapai 88% dan berada pada kualifikasi baik (B). Hal ini menggambarkan bahwa pelaksa- naan proses mengajar yang dilakukan oleh guru telah mengalami perbaikan dari siklus II sebe- lumnya. Dari persentasi akhir tersebut menunjukkan bahwa persentasi aktivitas mengajar guru telah mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu ≥76% dengan kualifikasi baik (B).

Aktivitas belajar dari 23 jumlah siswa telah mengalami peningkatan dari siklus II sebe- lumnya. Taraf keberhasilan aktivitas siswa pada siklus III yaitu 84% dengan kualifikasi baik (B). Untuk hasil belajar siswa pada siklus III menunjukkan bahwa dari 23 siswa yang menjadi subjek penelitian, terdapat peningkatan yang baik dari siklus II sebelumnya yaitu siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar yaitu 19 siswa atau 82% dengan kualifikasi baik (B) dan 4 siswa atau 17% yang masih belum mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata nilai kelas 77,43.

Berdasarkan data dari hasil observasi dan tes evaluasi dapat disimpulkan bahwa selama pelaksanaan siklus I, siklus II, dan siklus III dengan menerapkan model pembelajaran survey, question, read, reflect, recite, review (SQ4R) terdapat perubahan pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada materi yang berkaitan dengan membaca pemahaman. Perubahan yang terjadi meliputi perubahan pada aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa.

Melalui penerapan model pembelajaran survey, question, read, reflect, recite, review (SQ4R), siswa mendapatkan pengalaman baru terhadap aktivitas belajarnya karena melaksanakan enam tahapan yaitu Survey (membaca sekilas), Question (menyusun pertanyaan), Read (membaca teks cerita), Reflect (memberikan contoh), Recite (menghapal jawaban), dan Review (meninjau kembali). Tahapan model pembelajaran SQ4R memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran seperti menyusun pertanyaan sendiri dan menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat serta adanya aktivitas menemukan hubungan antara contoh yang diberikan dengan bacaan yang telah di baca. Segala tahapan yang ada pada model pembelajaran SQ4R mengarahkan siswa untuk dengan mudah memahami suatu bacaan.

Hasil belajar siswa kelas V SDN 80 Mattiro Bulu kabupaten Pinrang juga mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran survey, question, read, reflect, recite, review (SQ4R) pada pelajaran Bahasa Indonesia terkait dengan membaca pemahaman. Hasil ini terlihat dari perbedaan hasil belajar siswa pada saat pra penelitian yang hanya mencapai 39%

dengan kualifikasi kurang (K), sedangkan dengan penerapan model pembelajaran SQ4R secara perlahan hasil belajar siswa mulai mengalami peningkatan hingga diakhir penerapan siklus III hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 82% dengan kualifikasi baik (B).

Peningkatan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran SQ4R dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu bacaan. Sudrajat dalam Sumiati (2017:14) menjelaskan bahwa “dengan SQ4R pembaca dapat terdorong untuk lebih aktif, kritis, sistematis, dan bertujuan dalam menghadapi bacaan, sehingga pembaca bisa lebih lama mengingat pokok suatu bacaan”. Selain itu, model pembelajaran SQ4R menjadi suatu model pembelajaran dengan proses belajar yang bermakna, sehingga hasil pembelajaran siswa yang telah diperolehnya akan melekat untuk periode waktu yang lebih lama (Shoimin, 2014).

Sesuai dengan uraian sebelumnya, perubahan yang terjadi pada guru dan siswa dapat dilihat dari peningkatan aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa pada setiap per- temuan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan, dapat disimpulkan dengan menerapkan

(6)

tahapan-tahapan model pembelajaran survey, question, read, reflect, recite, review (SQ4R) pada proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar guru dan aktivitas belajar siswa sela- ma proses pembelajaran di kelas V SDN 80 Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang. Perubahan proses pembelajaran yang terjadi mendorong pengingkatan hasil belajar siswa terkait dengan materi membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN 80 Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

Adapun beberapa saran yang perlu dipertimbangkan yaitu: 1) Bagi guru, agar menggunakan model pembelajaran survey, question, read, reflect, recite, review (SQ4R) dalam aktivitas pembelajaran membaca sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa serta kualitas pembelajaran. 2) Bagi peneliti berikutnya, agar lebih mengem- bangkan penelitian ini dengan menggunakan model SQ4R pada materi lainnya.

DAFTAR RUJUKAN

Abidin Yunus, 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Re- fika Aditama

Cucu, Suhana. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Dalman, 2017. Keterampilan Membaca. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Huda Miftahul, 2016. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sari, N.A., & Andi, T.A. 2020. Pengaruh Metode Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review (PQ4R) terhadap Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Inpres Tetebatu Ka- bupaten Gowa. Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan. Vol. 4, No.1 Hal 16-21.

Shoimin Aris, 20114. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media

Sugiyoni, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Insan Madani.

Suprijono Agus 2016. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Susanto, Ahmad. (2013). Teori belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Nuning, Wahyu B & Haryanto. 2016. Pengembangan Media Komik untuk Meningkatkan Moti- vasi Belajar

Dan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV. Jurnal Prima Edukasia. Vol. 4, No. 2 Hal 233-242.

Referensi

Dokumen terkait

SEKRETARIAT DPRD Pengadaan kendaraan dinas/operasional Pengadaan kendaraan dinas bermotor perorangan JB: Modal JP: Barang 1

PENGARUH PAJAK REKLAME DAN RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BANTUL.. Isti Dwi Utami dan Dewi

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana dari Program Studi Hubungan Internasional, Konsentrasi Ekonomi Politik Internasional di

Oleh karena itu , pada penelitian ini ditanamkan suatu perbaikan citra menggunakan retinex dengan harapan iluminasi pencahayaan yang merubah warna citra asli dapat terkurangi dan

Artinya jika remaja putri tidak puas dengan bentuk tubuhnya maka citra tubuh yang muncul adalah negatif yang akan mempengaruhi harga diri remaja menjadi rendah

Hal ini menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas tes termasuk dalam kategori (0,600- 0,800), maka instrumen dinyatakan memiliki reliabilitas yang sedang. Dengan demikian

Dapat disimpulkan bahwa pernyataan hipotesis 1 yang menyatakan bahwa gaji awal berpengaruh positif terhadap minat pemilihan pekerjaan di KAP dari mahasiswa

Jumlah Peserta yang masuk daftar pendek dan di undang untuk memasukan / upload dokumen penawaran sebanyak 5 (lima) perusahaan :1. Hasil enkripsi data rhs