Lendy Priyanggono D 500 020 020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka memasuki pembangunan jangka panjang, pemerintah menitik
beratkan pembangunan nasional pada sektor industri. Dengan berbagai kebijakan
yang diambil, pemerintah terus berupaya untuk menciptakan iklim segar bagi
pertumbuhan industri kimia ini ditekankan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,
pemanfaatan sumber daya alam yang ada menciptakan lapangan pekerjaan,
mendorong perkembangan industri lain dan ekspor.
Etil asetat merupakan salah satu jenis solvent atau pelarut yang memiliki
rumus CH3COOC2H5. Cairan jernih tak berwarna dan berbau harum atau khas ini
mempunyai beberapa sifat antara lain larut dalam kloroform, alkohol serta eter,
mempunyai titik didih sebesar 77,1ºC pada tekanan 1 atm dan berat jenis
0,8945 gr/ml (25ºC)
Di Indonesia, etil asetat, produk turunan dari asam asetat ini memiliki pasar
yang cukup luas seperti industri tinta cetak, cat dan tiner, PVC film, serta banayak
industri penyerap lainnya seperti industri farmasi, dan sebagainya. Kendati industri-
industri penyerapnya di dalam negeri dewasa ini sedang kurang menggairahkan,
namun di masa mendatang diperkirakan mempunyai prospek yang cukup baik.
Etil asetat diproduksi PT. Sarasa Nugraha Tbk (yang dahulunya PT. Indo
Acidatama Chemical Industri Solo), dan ini merupakan satu-satunya pabrik di
Indonesia yang memproduksi etil asetat. Karena kebutuhan etil asetat dalam negeri
semakin meningkat, sedangkan hanya ada satu produsen yang menghasilkan etil
asetat dengan kapasitas 7.500 ton per tahun, maka kami merancang pendirian pabrik
Lendy Priyanggono D 500 020 020
Fungsi dari pendirian pabrik ini diantaranya adalah :
1. Menghemat sumber devisa negara
Agar produk-produk yang dihasilkan akan dapat memenuhi kebutuhan didalam
negeri, sehingga ketergantungan terhadap negara lain dapat dikurangi.
2. Proses alih teknologi
Dengan adanya produk-produk yang dihasilkan dengan teknologi modern
membuktikan bahwa para sarjana kita mampu menyerap ilmu serta teknologi
modern, dan menerapkan di bidang industri.
3. Membuka lapangan kerja baru
Dengan berdirinya pabrik etil asetat ini, akan menciptakan lapangan kerja baru,
memberikan kesempatan kerja, dan pemerataan tenaga kerja, sehingga dapat
mengurangi pengangguran.
1.2 Kapasitas Rancangan
Penentuan kapasitas pabrik suatu industri di upayakan dengan
memperhatikan segi teknis, financial dan ekonomis. Dari segi teknik, industri etil
asetat yang direncanakan harus memperhatikan peluang pasar, segi ketersediaan dan
kontinuitas bahan baku, selain itu juga fasilitas lain yang mempengaruhi seperti
sarana transportasi dan sebagainya.
Kebutuhan etil asetat dalam negeri selama ini sebagian masih dipenuhi
impor. Impor etil asetat ini didatangkan dari banyak negara. Namun dalam beberapa
tahun terakhir jumlah terbesar dipasok dari beberapa negara saja antara lain Jepang,
Korea, Taiwan dan Singapura.
Lendy Priyanggono D 500 020 020
Table 1.1 Impor etil asetat di Indonesia tahun 1998-2004
Tahun Jumlah (ton)
Sumber : Statistik Perdagangan Luar Negeri, Impor.
Dari tabel 1.1 menunjukan bahwa perkembangan impor etil asetat di
Indonesia tidak stabil, sering terjadi kenaikan dan penurunan. Kebutuhan etil asetat
pada tahun-tahun mendatang tergantung pada produksi cat dan tiner, tinta cetak, dan
industri-industri lainnya.
Table 1.2 Kapasitas produksi industri etil asetat yang ada
Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas produksi per tahun
Lendy Priyanggono D 500 020 020
Lee Chang Yung Chemical
Solo, Indonesia
Sumber: CIC No. 320, 16 juni 2001
Ditinjau dari segi ekonomi pendirian pabrik etil asetat dari etanol dan asam
asetat menguntungkan karena harga produk etil asetat lebih tinggi bila dibandingkan
dengan harga bahan baku.
1.3 Lokasi Pabrik
Lokasi suatu pabrik sangat berpengaruh terhadap kelangsungan operasi
pabrik tersebut. Untuk itu sebelum pabrik berdiri perlu dilakukan studi kelayakan
untuk mempertimbangkan faktor-faktor penunjang yang mendukung kelangsungan
pabrik tersebut. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:
A. Penyediaan bahan baku
B. Penyediaan listrik dan bahan bakar
C. Penyediaan air
D. Pemasaran
E. Transportasi
F. Pembuangan limbah
Lendy Priyanggono D 500 020 020
Dengan mempertimbangkan factor-faktor tersebut diatas maka lokasi pabrik
etil asetat ditetapkan di daerah Semarang, Jateng. Dengan alasan sebagai berikut:
1. Penyediaan Bahan Baku
Untuk bahan baku dapat diperoleh dari PT. Sarasa Nugraha Tbk, Solo karena
pabrik ini memproduksi etanol dan asam asetat sebagai bahan baku pembuatan
etil asetat.
2. Penyediaan Listrik dan Bahan Bakar
Penyediaan listrik dan bahan bakar di Semarang sudah mencukupi mengingat
Semarang adalah daerah yang mempunyai prospek yang baik sebagai daerah
pengembangan industri, sehingga kebutuhan listrik dan bahan bakar tidak menjadi
masalah.
3. Penyediaan Air
Didaerah Semarang, air untuk proses cukup tersedia karena dekat dengan aliran
Laut Jawa yang dapat memenuhi kebutuhan pabrik. Atau dapat juga dengan
membuat sumur bor.
4. Pemasaran
Disekitar pabrik banyak berdiri pabrik tekstil yang menggunakan etil asetat
sebagai bahan baku dan dekat juga dengan Jawa Timur yang merupakan
konsumen terbesar.
5. Transportasi
Lokasi pabrik dekat dengan jalan raya, yaitu jalan raya utama Semarang-Solo di
mana kota Semarang tersebut memiliki pelabuhan untuk kegiatan ekspor-impor.
6. Pembuangan Limbah
Limbah dari pabrik diperoleh dari unit pengolahan limbah sampai mencapai
ambang batas yang diizinkan, langsung dibuang ke Laut Jawa yang selanjutnya
Lendy Priyanggono D 500 020 020
7. Tenaga Kerja
Tenaga kerja sebagian besar diperoleh dari masyarakat sekitar dan tenaga ahli
diperoleh dari lulusan Perguruan Tinggi sekitarnya yaitu Semarang, Yogyakarta,
dan Solo.
1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1. Macam-macam Proses
Ada 3 macam proses pembuatan etil asetat, dan 2 diantaranya merupakan
proses yang komersial, yaitu:
1. Proses Tischchenko
Reaksi yang terjadi:
2CH3CHO→CH3COOCH2CH3
Proses ini dikembangkan pertama kali oleh Tischchenko, dimana yield yang
didapat adalah 61 %. Bahan baku yang digunakan adalah Acetaldehyde
dengan menggunakan katalis alumunium etoksida pada T = -20ºC. Proses ini
berkembang pada industri di Eropa selama satu setengah abad di mana
acetaldehyde menjadi bahan bakunintermediet yang penting dibandingkan
dengan asetilen. (Mc Ketta, 1976)
2. Proses Esterefikasi Hoeschst A.G
Reaksi yang terjadi :
CH3COOH + CH3CH2OH → CH3COOCH2CH3 + H2O
Proses berlangsung pada suhu 100ºC dengan menggunakan katalis. Konversi
etil asetat yang diperoleh 99,7 %.( Faith and Keyes, 1957)
3. Etilen asetat dari Etilen dan Asam asetat.
Reaksi yang terjadi :
CH3COOH + C2H4 → CH3COOCH2CH3
Proses berlangsung dengan menggunakan katalis fungsto phosphoric acid,
Lendy Priyanggono D 500 020 020 1.4.2 Kegunaan Produk
Etil asetat adalah cairan tidak berwarna, merupakan senyawa yang mudah
terbakar dan mempunyai resiko peledakan (eksplosif). Adapun kegunaan Etil asetat
dalam industri adalah sebagai berikut :
a. Sebagai bahan pelarut cat dan bahn baku pembuatan plastik
b. Untuk kebutuhan industri farmasi
c. Sebagai bahan baku bagi industri tinta cetak, industri resin sintesis.
d. Sebagai reagen sintetik organik, misal pembuatan etil asetoasetat.
e. Sebagai bahan baku bagi pabrik parfum, flavor, kosmetik, dan minyak atsiri.
( Faith and Keyes, 1957)
1.4.3 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk Etil Asetat 1.4.3.1 Bahan Baku
A. Etanol
1. Sifat fisis
a. Berat molekul : 46,069
b. Boiling point : 78,32ºC (1 atm)
c. Flash point : 14ºC
d. Freezing point : -114,1ºC
e. Temperatur kritis : 243,1ºC
f. Tekanan kritis : 63 atm
g. Volume kritis : 167 cm3/mol
h. Density cair : 0,7893 gr/cm3
i. Kelarutan dalam air : sangat larut
j. Entalphy pembentukan (25ºC) cair : -277.69 kJ/mol
Entalphy pembentukan (25ºC) gas : -235,10 kJ/mol
k. Energi Gibbs pembentukan (25ºC) cair : -174,78 kJ/mol
Lendy Priyanggono D 500 020 020
2. Sifat Kimia
a) Ethanol adalah senyawa organik sintetis. Apabila mengalami dehidrasi
akan membentuk etilen.
Reaksi :
C2H5OH 180ºC, H+ C2H4 + H2O
b) Etanol dapat dibuat dari etilen dengan katalis H2SO4
CH2 CH298% H2SO4 CH3CH2OSO3H H2O heat CH3CH2OH + H2SO4
c) Sifat kimia etanol terutama dalam hubungannya dengan gugus hidroksil
misalnya reaksi dehidrasi, dehidrogenasi, oksidasi dan esterifikasi. Atom
hidrogen ini dapat diganti dengan logam aktif misalnya natrium, kalsium
dan kalium, serta menghasilkan logam etoksida seperti pada reaksi berikut
ini :
2 C2H5OH + 2 M 2 C2H5OM + H2
B. Asam asetat
1. Sifat fisis
a. Berat molekul : 60,05
b. Boiling point : 118,1ºC
c. Melting point : 16,7ºC pada 1 atm
d. Kelarutan dalam : - air : sangat larut
- alkohol : sangat larut
- eter : sangat larut
2. Sifat Kimia
a. Asam asetat direaksikan dengan etanol menggunakan katalis asam kuat
(asam kuat yang digunakan sebagai katalisatornya dapat berupa larutan
asam sulfat) membentuk etil asetat yang fase zat pereaksi dan produk
adalah cairan.
Reaksi :
Lendy Priyanggono D 500 020 020
b. Dapat membentuk garam asetat jika direaksikan dengan Zn.
Reaksi :
2 CH3COOH + Zn ( CH3COO-)2 Zn++ + H2
c. Apabila bereaksi dengan benzoerichlorida dalam fase cair akan
membentuk Acetyl Chlorida.
Reaksi :
C6H5CCL3 + CH3COOH CH3COCl + C6H5COCl + HCl
d. Konversi ke klorida-klorida sam
3 CH3COOH + PCl3 50ºC 3 CH3COCl + H3PO3
Asetil klorida
e. Subsitusi dari Alkyl group
CH3COOH Cl2, P ClCH2COOH Cl2, P ClCHOOH Cl2, P Cl3CHCOOH
C. Etil asetat
1. Sifat fisis
a. Berat molekul : 88,1
b. Boiling point : 77,1ºC
c. Flash point : -5ºC
d. Melting point : - 82,4ºC
e. Temperatur kritis : 250,1ºC
f. Tekanan kritis : 37,8 atm
g. Specific grafity ( 20 ºC) : 0,883
h. Kelarutan dalam : - air : 8,5 cc (15ºC)
: - alkohol : sangat larut
: - eter : sangat larut
b. Sifat Kimia
Etil asetat adalah senyawa yang mudah terbakar dan mempunyai resiko
peledakan (eksplosif).
Lendy Priyanggono D 500 020 020
Reaksi:
CH3COOC2H5 + NH3 CH3CONH2 + C2H5OH
• Akan membentuk etil benzoil asetat bila bereaksi dengan etil benzoate
C6H6COOC2H5 + CH3COOC2H5 C6H6CO-CH2COOC2H5 +C2H5OH
1.5 Tinjauan Proses Secara Umum
Etil asetat adalah suatu ester yang diperoleh dengan cara esterifikasi antara
Etanol dan Asam Asetat dengan menggunakan katalisator butiran resin. Untuk
pembentukan senyawa ester dari asam organik, reaksi yang terjadi merupakan reaksi
substitusi hidrogen pada gugus karboksil dengan radikal sisa asam.
Rumus bangun senyawa ester tersebut secara umum adalah :
O
R - C – O – R’
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan, dimana kesetimbangan
reaksi tersebut akan lebih cepat tercapai dengan adanya ion H+. Reaksi esterifikasi
berifat reverrsible. Untuk memperoleh rendemen tinggi dari ester itu kesetimbangan
harus digeser kearah sisi ester. Satu teknik untuk mencapai ini adalah menggunakan
salah satu zat yang murah secara berlebihan. Teknik lain ialah membuang salah satu
produk dalam campuran reaksi ( misalnya dengan destilat air secara azeotrop).
Seperti kebanyakan reaksi lain, kecepatan esterifikasi menjadi dua kali lipat
setiap kenaikan temperatur 10 ºC. Oleh sebab itu panas digunakan untuk
mempercepat reaksi esterifikasi. Telah lama diketahui bahwa reaksi esterifikasi dapat
dipercepat dengan penambahan asam kuat seperti asam sulfurik atau hidroklorat.
Titik keseimbangan reaksi tidak berubah dengan adanya katalis, hanya laju