• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa Tahun 1961-1989 T1 152009003 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa Tahun 1961-1989 T1 152009003 BAB II"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan menurut Luis Gottschalk dalam Muhammad Rifa’i

(2010:8) merupakan usaha sadar dan terencana untuk aktif mengembangkan

potensi dirinya dan masyarakatnya kemudian bisa mentransformasikan

pengetahuan tersebut ke generasi selanjutnya, berkaitan dengan aspek

spiritual, tata nilai, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan adalah salah

satu jalur utama yang harus ditempuh untuk mengembangkan anak muda

menjadi pejuang yang mewujudkan kebersamaan yang manusiawi (UU

Sisdiknas tahun 2003 Bab II, Pasal 3) dalam Jurnal Basis.

John Dewey dalam Tri Widiarto dan Ester Arianti, 2005:18-19

mendefinisikan pendidikan sebagai proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan semesta

manusia. Ki Hajar Dewantara dalam Tri Widiarto dan Ester Arianti ( 2005:

18-19 ) mendefinisikan pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat

yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota

masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

(2)

8

Pendidikan menurut Langeveld dalam H.A.R. Tilaar dan Riant

Nugroho (2008:16-19) didefinisikan sebagai proses melaksanakan segala

sesuatu secara sadar dan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tujuannya yaitu menjadikan anak didik atau peserta didik yang belum dewasa

menjadi seorang yang dewasa mampu bertindak sebagai orang yang

berkepribadian, sosial, etis.

Pendidikan menurut Umar Tirtarahardja (2008:33-35) berdasarkan fungsinya

yaitu:

a. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya yang diartikan sebagai

kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.

b. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi diartikan sebagai suatu

kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya

kepribadian peserta didik.

c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara diartikan sebagai

suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar

menjadi warga negara yang baik.

d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan

membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk

bekerja.

Berdasarkan uraian definisi di atas maka pendidikan adalah segala

proses belajar yang menuntun anak untuk menjadi dewasa secara

intelektual, kepribadian dan moralnya, serta membentuk

(3)

9

generasi. Sekolah Pendidikan Guru merupakan wadah masyarakat dalam

mendewasakan diri sebagai peserta didik seorang calon guru. Calon guru

yang dididik dalam Sekolah Pendidikan Guru tersebut guna agar menjadi

guru yang baik nantinya yaitu langkah mendapatkan pendidikan apa saja

yang akan diajarkan nantinya setelah menjadi seorang guru.

2. Sistem Pendidikan

Sistem menurut Tatang M. Amirin dalam Umar Tirtarahardja

(1992:10) didefinisikan sebagai suatu kebulatan keseluruhan yang

kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau

bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang

kompleks atau utuh. Selain itu sistem merupakan himpunan dari

komponen yang saling berkaitan dan bersama-sama berfungsi untuk

mencapai suatu tujuan.

Menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang dalam Dian

Lukitaningtyas (2012:11) sistem dalam pendidikan diartikan sebagai usaha

untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan akan

berjalan apabila usaha dalam pendidikan dapat dilaksanakan secara teratur,

terencana, dan terpadu. Pendidikan menurut Suparlan Suhartono dalam

Umar Tirtarahardja (2008:125-126) mempunyai tujuan yaitu untuk

mengembangkan bakat yang dimiliki peserta didik dengan memperhatikan

isi pendidikan, kualitas pendidik sistem pengawasan, dan ukuran

evaluasinya

Berdasarkan definisi diatas bahwa sebuah pendidikan terdapat suatu

(4)

10

dengan sistim pendidikan seperti halnya Sekolah Pendidikan Guru Mendut

di Ambarawa.

3. Pendidikan di Indonesia

3.1Pendidikan di Indonesia Masa Penjajahan

Indonesia menjadi negara jajahan bangsa- bangsa asing seperti

Portugis, Belanda, Inggris kemudian Belanda lagi dan akhirnya Jepang.

Dari bangsa – bangsa tersebut Belanda yang paling lama menjajah dan

dengan wilayah jajahan yang paling luas. Pada masa penjajahan,

pendidikan ada yang diselenggarakan oleh pihak lain, seperti kaum

rokhaniawan dan para tokoh masyarakat Indonesia. Ciri khas dari

pendidikan yang diselenggarakan pemerintahan kolonial yaitu bertujuan

tidak untuk kepentingan yang dididik, melainkan untuk kepentingan yang

mendidik (Sumarwoto, 2004:32)

3.2Pendidikan Pada Masa Penjajahan Bangsa Portugis

Bangsa Portugis pada saat itu hanya dapat menguasai wilayah

Indonesia bagian Timur, terutama Maluku dan Timor. Bangsa Portugis

menguasai Timor Timur selama satu abad yaitu tahun 1500 sampai tahun

1600 dan baru benar-benar terbebas pada tahun 1975.

Peranan rohaniawan khususnya Katolik di bidang pendidikan

mengikuti pasukan tentara Portugis. Dari semua rohaniawan yang terkenal

adalah Fransiscus Xaverius. Penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada

ajaran Nasrani tentang Mengasihi Tuhan dan sesama manusia. Rakyat

(5)

11

Sebagai perwujudannya dengan meningkatkan taraf hidup melalui

pendidikan. Dalam pendidikan yang diselanggarakan bangsa Indonesia

diajarkan membaca, menulis, dan berhitung (dengan huruf latin) serta

agama (Sumarwoto,2004:33). Hal tersebut juga di ajarkan di SPG yaitu

membaca, menulis, berhitung dan agama.

3.3Pendidikan Pada Masa Penjajahan Bangsa Belanda Pertama

Masa penjajahan Belanda yang pertama, terbagi menjadi dua

periode pemerintahan, yaitu :

1. Masa pemerintahan VOC (Verenigde Oost – Indische

Compagnie) yaitu Persekutuan pengusaha India Timur. Pada

masa ini, Indonesia tidak diperintahkan langsung oleh

pemerintah Belanda di negeri Belanda tetapi diwakili oleh

VOC.

2. Masa pemerintahan Bataafsche Republiek ( 1800-1811). Pada

masa ini Indonesia di perintah langsung oleh pemerintah di

Negeri Belanda.

Penyelenggara pendidikan tersebut ada yang dilakukan oleh

pemerintah dan ada juga yang dilakukan oleh kaum rohaniawan dari

penganut agama Kristen.

Latar belakang pemerintah menyelenggarakan pendidikan untuk

rakyat tanah jajahan ialah: untuk mendapat tenaga terpelajar yang murah,

(6)

12

menyelenggarakan pendidikan. Masalah yang dihadapi pemerintah saat itu

yaitu:

a. Kurangnya tenaga pengajar

b. Bahasa pengantar yang dipergunakan di Indonesia

beraneka ragam dan belum menggunakan bahasa

Belanda.

c. Belum ada kesadaran akan pentingnya bersekolah atau

menyekolahkan anak.

Dorongan menyekolahkan anak mulai disadari bangsa Indonesia setelah

semua anak-anak yang bersekolah menjadi pegawai pemerintah yang dapat

meningkatkan taraf hidupnya. Pemerintahan VOC menyelenggarakan sekolah

bagi kaum pribumi. Sejak saat itu penyelenggaraan sekolah negeri mulai

didirikan.

Kegiatan pendidikan yang dilakukan VOC dipusatkan di bagian timur

Indonesia dimana pusat admisnistrasi kolonial. Di Jakarta sekolah pertama kali

didirikan tahun 1930 untuk mendidik anak Belanda dan Jawa. Kurikulum

sekolah-sekolah VOC bertalian erat dengan gereja. Menurut peraturan sekolah-sekolah 1643 tugas

guru ialah memupuk rasa takut terhadap Tuhan, mengajarkan dasar-dasar agama

Kristen, mengajarkan anak berdoa, bernyanyi, pergi ke gereja, mematuhi

orangtua, penguasa, dan guru-guru (Nasution, 2011: 4-5).

VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 sehingga tanah jajahan

diperintah langsung dari negeri Belanda dan pendidikan diutamakan di bidang

(7)

13

juga dibuka sekolah bidan. Penjajahan Belanda yang pertama berakhir pada

tahun 1811.

3.4Pendidikan Pada Masa Penjahahan Bangsa Inggris

Pada masa penjajahan Inggris pendidikan di Indonesia tidak

diperhatikan sehingga banyak sekolah yang terpaksa di tutup. Pada

masa penjajahan Inggris mengutamakan penggalian pengetahuan

tentang daerah jajahan antara lain yaitu : mempelajari tentang hukum

adat, aneka ragam tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

3.5Pendidikan Pada Masa Penjajahan Belanda Kedua.

Ketika Belanda berkuasa kembali di Indonesia, keadaan semakin

sulit. Bangsa Belanda mengalami peperangan di Eropa dan

pemberontakan dari bangsa Indonesia. Akibat bangsa Inggris yang

tidak memperdulikan pendidikan banyak sekolah ditutup dan banyak

gedung sekolah yang rusak sehingga pemerintah Belanda berusaha

membenahi kembali dengan menyelenggarakan sekolah sederhana

dengan tenaga seadanya (Sumarwoto, 2004: 38).

Pendidikan di Indonesia sebelum pendudukan Jepang ialah sistem

pendidikan dualistis yaitu pendidikan bertahap (Vantenhouw,1977:16)

3.6 Pendidikan Pada Masa Penjajahan Jepang

Bangsa Jepang muncul sebagai negara kuat di Asia sehingga

mampu mengalahkan Belanda. Sejak Indonesia di kuasai Jepang

sekolah sekolah yang ada pada masa kekuasaan Belanda di gantikan

(8)

14

adalah diupayakan untuk kepentingan perang. Murid - murid pada

masa ini hanya mendapat pengetahuan sedikit. Kegiatan – kegiatan

yang dilakukan pada masa Jepang yaitu mengumpulkan batu, pasir

untuk kepentingan perang, membersihkan bengkel – bengkel, asrama –

asrama militer, menanam ubi – ubian, sayur – sayuran di pekarangan

sekolah untuk persediaan bahan makanan, menanam pohon jarak

untuk bahan pelumas.

Setiap hari murid harus mengucapkan sumpah setia kepada kaisar

Jepang kemudian di latih kemiliteran. Dalam sekolah Jepang berbeda

dengan sekolah pada masa pemerintahan Belanda. Sekolah pada

pemerintahan Belanda terbuka untuk semua golongan penduduk, lama

belajar 6 tahun, bahasa pengantarnya bahasa daerah dan bahasa

Melayu. Untuk sekolah menengah pada masa pemerintahan Belanda

dibagi menjadi dua yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Sekolah Menengah Tinggi (SMT) masing – masing lama pendidikan 3

tahun. Sedangkan untuk sekolah kejuruan di bagi dalam sekolah

pertukangan dan sekolah teknik menengah. Selain itu masa pemerintah

Belanda banyak didirikan sekolah guru. Sekolah guru ini menyiapkan

calon – calon guru yang bertugas tidak hanya mengajar, tetapi juga

menanamkan ideologi kepada murid – murid. Sedangkan pada masa

pemerintahan Jepang sekolah guru dibagi menjadi 3 macam yaitu:

a. Sekolah guru 2 tahun yaitu Sjootoo Sihan Gakko

(9)

15

c. Sekolah guru tinggi 6 tahun yaitu KootooSihan Gakko.

Pelajaran yang diberikan meliputi Sejarah Ilmu Bumi, Bahasa

Indonesia (Melayu), adat istiadat, bahasa Jepang, ideologi Jepang,

kebudayaan Jepang (Wasty Soemanto, 1983: 50-52).

3.7Pendidikan Masa Kemerdekaan

Perkembangan pendidikan pada masa kemerdekaan semakin

diutamakan, maka pemerintah membangun sekolah formal guna untuk

mengembangkan dan mendidik masyarakat supaya masyarakat

memiliki pemikiran yang cakap secara intelektual, sehingga pada masa

kemerdekaan (1945-1950) pemerintah membagi sistem pendidikan di

Indonesia yang terdiri dari 6 tingkatan,yaitu:

a. Pendidikan Rendah adalah Sekolah Dasar disebut Sekolah

Rakyat yang ada sejak awal kemerdekaan dengam lama

pendidikan semula 3 tahun menjadi 6 tahun, sekarang lebih

dikenal dengan pendidikan Sekolah Dasar (Helius Syamsudin,

1993:18).

b. Pendidikan guru yang terbagi atas Sekolah Guru Bawah (SGB),

Sekolah Guru Atas (SGA) sekarang dikenal dengan Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD). Dengan lama pendidikan 3-4

tahun. Sekolah Guru dilakukan dengan singkat karena saat itu

(10)

16

c. Pendidikan umum yang terbagi atas Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Tinggi (SMT) dengan

lama pendidikan 3 tahun.

d. Pendidikan kejuruan terbagi atas pendidikan ekonomi dan

pendidikan kewanitaan dengan lama pendidikan 3-4 tahun.

e. Pendidikan teknik dengan pendidikan 2-4 tahun.

f. Pendidikan Tinggi yaitu pendidikan tingkat Universitas dengan

lama pendidikan 4 tahun ( Sartono Kartodirjo, 1975 : 266).

Dalam memenuhi kebutuhan pengajar maka pemerintah

membangun sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta. Sekolah

swasta didirikan oleh yayasan, yang salah satunya adalah Sekolah

Pendidikan Guru Mendut Ambarawa.

B. Guru

1. Pengertian Guru

Marno dan Idris dalam Kunandar (2008:16) mendefinisikan guru

sebagai orang yang dengan keluasan pengetahuan, keteguhan komitmen,

kebesaran hati dan pengaruh, serta keteladannya dapat mencerahkan

bangsa dari kegelapan. Guru bangsa dapat lahir dari berbagai macam yaitu

ulama atau agamawan, intelektual, pengusaha, pejuang, birokrat, dan

lain-lain. Istilah guru mengandung nilai, kedudukan, dan peranan mulia

Untuk menjadi guru yang professional seorang guru wajib menempuh

(11)

17

untuk menempuh pendidikan pada masa kemerdekaan saat itu adalah

Sekolah Pendidikan Guru.

2. Peran Guru

Peran guru yang utama adalah menyampaikan ilmu pengetahuan

sebagai warisan kebudayaan manusia masa lalu yang dianggap berguna

sehingga harus diwariskan. Guru memiliki peran sebagai sumber belajar

(learning resources) bagi siswa (Wina Sanjaya, 2005:147).

Menurut Gardner dan Naisbitt mendefinisikan peran guru adalah

sebagai knowledge agen dan learning agent, yang mendorong, membantu,

dan mengerahkan peserta didik untuk mengalami proses pembelajaran

sesuai dengan minat, bakat, potensi, perkembangan fisik, dan

psikologinya.

Peran menurut Wina Sanjaya (2005, 13-14) guru ada 4 antara lain

yaitu:

a. Peran guru sebagai perencana pembelajaran diartikan

keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh perencanaan

pembelajaran yang disusun oleh guru.

b. Guru sebagai pengelola pembelajaran diartikan untuk mencapai

tujuan utama yaitu terciptanya kondisi lingkungan belajar yang

menyenangkan bagi siswa. Peran guru menciptakan iklim atau

suasana yang kondusif, baik iklim sosial maupun iklim

(12)

18

c. Guru sebagai fasilitator yaitu bertugas membantu siswa

mempermudah siswa belajar.

d. Guru sebagai evaluator yaitu untuk melihat keberhasilan dalam

mengajar dan untuk menentukan ketercapaian siswa dalam

menguasai kompetensi sesuai dengan kurikulum.

Guru memiliki fungsi untuk mempersiapkan pribadi muda menuju

kearah kedewasaan. Selain itu guru sebagai anggota masyarakat juga

mengemban amanat sebagai penghubung antara anak didik dengan

lingkungan masyarakat yang lebih luas.

Peran guru sebagai evaluator, pengelola, fasilitator, perencana

sebagai calon guru yang sekolah di Sekolah Pendidikan Guru pada masa

kemerdekaan diajarkan dan diperoleh di Sekolah Pendidikan Guru melalui

kurikulum yang ada.

C. Sejarah Ambarawa

Ambarawa Masa Kemerdekaan

Ambarawa memiliki udara yang sejuk sehingga menarik minat

orang-orang Belanda untuk menetap disana. Banyak orang-orang-orang-orang Belanda yang

menetap disana maka di daerah Bandungan dibangun villa dan bungalau.

Selain itu Ambarawa mempunyai tanah yang subur. Oleh karena itu

didaerah Ambarawa juga terdapat perkebunan dan pertanian dengan

berbagai jenis tanaman. Ambarawa juga memiliki peranan dalam

penyebaran agama Kristen. Di sebelah barat daya kota Ambarawa,

terdapat sebuah gereja Katolik. Gereja itu dilengkapi dengan biara dan

(13)

19

mereka ikut menyebarluaskan pengetahuan yang diperoleh. Namun bangsa

Belanda yang berkuasa di Ambarawa bukan membawa kebaikan tetapi

untuk masyarakat Ambarawa justru membawa kesengsaraan.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir. Soekarno di

Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta yang menandai berdirinya Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berita Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia diterima oleh masyarakat Semarang melalui berita Domei dan

diteruskan melalui siaran Radio Semarang (Semarang Hosho Kyoku), khotbah Jum’at di masjid-masjid dan Harian Sinar Baru. Masyarakat

Ambarawa menyambut proklamasi dengan cara melakukan corat-coret,

pemasangan plakat dan Pengibaran Bendera Merah Putih, serta

mengumandangkan pekik “Merdeka” setiap kali berjumpa dengan

masyarakat Ambarawa (Soedarwo, dkk, 2005:13).

Bersamaan dengan kejadian itu, para tokoh Ambarawa mengadakan

pertemuan. Tokoh-tokoh tersebut yaitu Dr. S. Wiroreno, Wedana

Ambarawa Abdulmutolib, Camat Ambarawa Utoyo, Dr. Marjuki dan

tokoh lainnya. Dalam pertemuan tersebut berhasil disusun Komite

Nasional Indonesia (KNI) Ambarawa. KNI yaitu badan yang

melaksanakan pemerintah Indonesia di Ambarawa. Badan KNI ini diketuai

oleh Dr. S. Wiroreno dengan menempati kantor di Kawedanan Ambarawa.

Para pemuda Ambarawa juga mengadakan pertemuan untuk

membahas upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pertemuan

(14)

20

S. Wiroreno. Dalam pertemuan kedua menghasilkan Angkatan Muda

Republik Indonesia (AMRI) Ambarawa yang diketuai oleh Muslimin.

Markasnya berada di rumah salah satu anggota yaitu Sudarto. Dalam

waktu yang singkat anggota AMRI bertambah banyak dan meluas ke

desa-desa. Sehingga rumah Sudarto semakin sempit yang membuat markas

AMRI harus dipindah ke gedung Among Darmo. AMRI mulai

meningkatkan kegiatannya. Mula-mula mereka menangkapi orang Belanda

yang berkeliaran dan dimasukan ke tahanan.

AMRI mulai meningkatkan kegiatannya yaitu bergerak menangkapi

orang-orang Jepang, mengambil senjata orang Jepang dengan cara baik

maupun secara kekerasan, melakukan tindakan penguasaan

gedung-gedung penting atau bekas rumah orang Belanda yang ditahan, menguasai

gudang persediaan makanan milik Jepang. Sampai akhirnya mereka juga

menguasai kendaraan Jepang. Selain itu setiap lalu lintas kendaraan yang

melalui Ambarawa diperiksa. Untuk mengurusi kendaraan-kendaraan

tersebut dibentuk organisasi Persatuan Sopir Montir Angkatan Muda

Ambarawa (PERSAMA).

Pada akhir bulan Agustus 1945 dilangsungkan perayaan menyambut

Proklamasi Kemerdekaan secara besar-besaran. Masyarakat berkumpul di

alun-alun, sementara beberapa tokoh pemuda berusaha menyusun

kekuatan tentara di Ambarawa dengan melaksanakan keputusan

Pemerintah Pusat di Jakarta tanggal 22 Agustus 1945 untuk membentuk

(15)

21

pernah mendapat latihan sebagai tentara PETA, Barisan Heiho, Keibondan

dan lain-lain. BKR Ambarawa diketuai oleh Moh. Hasyim. Dibawah

pimpinan Moh. Hasyim BKR berkembang pesat. Anggotanya mencapai

70 orang dan dibagi dalam tiga pos yaitu:

Pos 1 : berada di depan Klenteng Ambarawa di bawah pimpinan

Sungkono

Pos 2 : di depan Sekolah Meer Uitgebreid Onderwijs (MULO)

Sekolah SMP Pangudi Luhur di bawah pimpinan Badri

dan Hadi Ismoyo.

Pos 3 : berada di Gempol di bawah pimpinan Badrun dan Hardi.

Dengan keberhasilan BKR tersebut, maka senjata menjadi lengkap

untuk mempertahankan kemerdekaan (Syamsuar Said, 1984: 11-15). Pada

tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah Pusat di Jakarta meresmikan berdiri

TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dengan markas di Yogyakarta.

Selain TKR dan AMRI di Ambarawa juga terdapat organisasi

lainnya seperti Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (BPRI) dan

Hisbullah. Semua organisasi tersebut tujuannya untuk memperjuangkan

bangsa dan negara.

D. Sekolah Missi

Menurut bnd. Ohm dalam David J. Bosch (1991:1) sejak tahun

1950-an, terjadi peningkatan dalam penggunaan kata Missi atau zending,

diantara orang Kristen maupun Katolik. Hal tersebut berjalan bersamaan

(16)

22

Sampai tahun 1950-an,”missi” mempunyai serangkaian makna yang cukup

terbatas yaitu pengiriman missionaris ke daerah tertentu, kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan oleh missionaris-missionaris tersebut, wilayah

geografis para missionaris bekerja, lembaga yang mengutus missionaris,

dunia non-Kristen atau “ lapangan missi” atau pusat daripada para

missionarisbekerja di “lapangan missi”.

Missi atau zending disebarluaskan melalui pendidikan yang dibangun

pemerintah dalam ajaran Katolik dan Kristen. Missi dari missionaris

-missionaris di jalankan oleh para suster, bruder, pendeta.

Sekolah yang dibangun oleh bangsa Portugis untuk menyebarkan

agama Katolik sehingga dari tujuan tersebut maka didatangkan para

missionaris ke Indonesia salah satunya adalah Fransiskus Xaverius yang

telah menyelesaikan studinya di Serikat Yesus, sehingga Fransiskus

Xaverius ini yang dianggap peletak dasar agama Katolik. Dan untuk

menyebarkan agama Katolik secara luas maka para missionaris ini

mendirikan sekolah-sekolah yang gunanya untuk mendidik calon-calon

missionaris atau pekerja agama (Muhammad Rifai, 2010:54-55).

E. Penelitian yang Relevan

1. Dian Lukitaningtyas “ Sekolah Guru B Di Salatiga (1950-1961)

(Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan

Sejarah, UKSW, 2008). Penelitian ini membahas pentingnya peran

dan pengaruhnya guru bagi perkembangan masyarakat dari perubahan

(17)

23

kemerdekaan Indonesia sehingga dibuka Sekolah Guru di Indonesia

khususnya di Salatiga. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan

penulis mengenai Sejarah Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru

Mendut di Ambarawa tahun 1961-1989 membahas peran dan

pengaruh guru untuk memenuhi kebutuhan pengajar bagi

sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah. Selain itu juga mengenai

kesadaran masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui

Sekolah Pendidikan Guru Mendut.

2. Athika Ony Soraya “ Sejarah Sekolah Menengah Pertama Stella

Matutina Salatiga Tahun 1970-2008” (Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Sejarah, UKSW, 2008).

Penelitian ini membahas mengenai perkembangan pendidikan di

sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Stella Matutina

Salatiga dan sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah SMP

Stellan Matutina Salatiga Tahun 1970 – 2008. Sedangkan dalam

penelitian yang dilakukan penulis mengenai Sejarah Perkembangan

Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa tahun 1961-1989

adalah mengenai perkembangan suatu pendidikan untuk guru dengan

kurikulum keguruan.

3. Podang Wulandari “ Pengaruh Masuknya Sistem Pendidikan Barat

Terhadap Timbulnya Semangat Nasionalisme Golongan Pribumi Pada

Masa Politik Etis ( 1900 – 1942) di Kota Salatiga (Fakultas Keguruan

(18)

24

2007). Penelitian ini membahas semangat nasionalisme bangsa

Indonesia timbul melalui pendidikan yang di bawa oleh bangsa Barat.

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan penulis mengenai Sejarah

Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa tahun

1961-1989 adalah mengenai kesadaran bangsa untuk meningkatkan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, sumber daya manusia atau pegawai dalam suatu perusahaan akan sangat berpengaruh dalam pencapaian efektivitas kerja karena sumber daya manusia adalah faktor

2) Permodalan: Koperasi Pegawai Negeri UNY, PT Telkom, PT Angkasa Pura, PT Pertamina, PT Jamsostek, dunia perbankan (BNI, BTN, Bank Mandiri, BPD-DIY), Gudang

mengenai keyakinan atas kemampuannya untuk mengontrol peristiwa atau situasi yang ia hadapi, pada aspek ini dapat dijelaskan dengan teori sosiometer oleh Leary, dkk.,

Hasil analisa data dalam penelitian ini menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara kematangan emosi dengan alienasi pada remaja (r = -0,515 dan p = 0,00), yang

[r]

Dalam hal terjadi atau diperhitungkan akan terjadi bencana yang mempunyai akibat kerugian harta benda maupun jiwa, Pemerintah berwenang mengambil tindakan-tindakan penyelamatan

Acara diawali dengan sambutan oleh Ali Mokhtar, lalu dilanjutkan dengan pembacaan surat keputusan pengunduran diri Sekertaris Jurusan Teknik Informatika dan surat keputusan

[r]