• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gus-Ji-Gang Dalam Praktik Bisnis: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus D 902012109 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gus-Ji-Gang Dalam Praktik Bisnis: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus D 902012109 BAB III"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Untuk memahami dan mendapat pengetahuan yang tepat dalam penelitian disertasi ini, peneliti membahas atau mengelaborasi beberapa perspektif teori tentang komunitas pengusaha IKBK sebagai aktor, serta bagaimana konteks ranah filosofi Gus-ji-gang sebagai keutamaan dagang masyarakat Kabupaten Kudus yang di dalamnya mengandung akulturasi nilai-nilai agama dengan moral budaya Jawa atau budaya lokal yang menurut pandangan Max Weber (1958) sebagai

”tranformasi struktural” sekaligus juga ”lintas struktural” antara dua

bidang yaitu agama dan ekonomi, yang pada dasarnya sebagai habitus atau dasar kekuatan pembentukan social capital dalam kegiatan bisnis keluarga masyarakat Kudus.

(2)

Berdasarkan isu tersebut di atas, maka dalam studi ini dapat didekati dengan berbagai disiplin ilmu dan pendekatan penelitian kualitatif1 yang paling tepat dengan menggunakan sistem

kompleksitas2. Lebih jauh sistem kompleksitas merupakan sistem yang

berusaha melihat secara holistik dan koherensi. Melihat kegiatan ekonomi sebagai sistem sosial yang dianggap sebagai sistem yang kompleks berarti melihat sistem sosial dalam dinamikanya secara evolusioner dan sifat-sifat tidak linier, dimana hubungan makro atau kolektivisme - mikro atau individualisme dalam level-level hierarkis masyarakat tersebut. Hal itu sangat wajar karena teori sosial terasa sangat individualistik secara ontologis3 atau individualistik

metodologis4, sementara ada yang terasa sangat makro atau bersifat

kolektif yang mengobservasi dalam terminologi struktur masyarakat dan sistem sosial itu sendiri (Situngkir, 2003).

Pendekatan kompleksitas ini dipilih karena kehidupan pengusaha IKBK bordir sebagai individu yang berdialektika dengan kehidupan masyarakat sebagai sistem sosial, melekat dua macam karakter perilaku bisnis IKBK bordir yaitu di satu sisi mengajarkan agar

manusia hidup “pasrah” dan “rela” menerima apapun pemberian dari

Tuhan sebagai etika hidup sak titahe dan rejeki paringane Gusti Allah

yang sesuai dengan konsep ”gus” dan “ji” dalam Gus-ji-gang dan itu merupakan kekuatan “spiritual” yang dilakukan masyarakat Kudus dalam menjaga kehidupannya. Sebaliknya di sisi lain kata “gang” yaitu dagang dalam Gus-ji-gang sebagai kegiatan bidang ekonomi yang identik dengan tindakan-tindakan rasional yang memiliki parameter yang terukur. Kedua karakter tersebut melekat pada diri masyarakat Kudus yaitu religius yang memiliki etos kerja yang ulet, hemat dan kuat. Namun akibat perkembangan teknologi informasi serta meningkatnya mobilitas sosial turut mempengaruhi kehidupan sosial (tekanan kapitalisme global) sehingga pergeseran sosial tidak bisa terbendung dan selalu terjadi, namun di sisi lain memiliki semangat untuk mempertahankan local asset dan local value.

(3)

menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu karena permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dan dikumpulkan dengan metode lainnya dan peneliti memiliki tujuan untuk memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis, dan teori. Karakter utama pendekatan kualitatif ini mengedepankan makna, konteks dan perspektif emic5, sehingga

kedalaman informasi lebih penting daripada cakupan penelitian. Berarti pendekatan emic berdasarkan pada penyikapan pada konsep yang digunakan untuk menegaskan difinitif tentang fenomena yang dikaji tidak lain dan seharusnya adalah fenomena yang menjadi persepsi subyek pelaku (pengusaha IKBK bordir). Sehingga informasi emic (pandangan informan) tidak dapat dipisahkan dari informasi etic (pandangan peneliti). Informasi emic yang disampaikan oleh informan akan kita terima, kemudian akan mengolah, menafsirkan, dan menganalisisnya menurut metode, teori, teknik, dan pandangan kita. Selanjutnya penelitian kita hasilnya pada suatu saat nanti juga merupakan hasil pemikiran peneliti, jadi bersifat etic.

(4)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sitem kompleksitas, yang diharapkan dapat mengungkap keunikan, proses-proses subyektif dan memahami makna-makna dengan paradigma “fenomenologi”6. Fenomenologi secara etimologis, berasal dari kata kerja bahasa Yunani, yaitu phanomai yang artinya menunjukkan atau menampakkan diri sendiri6 dan logos artinya kata,

ucapan, rasio, pertimbangan, dan bentuk jamaknya adalah phenomena, atau “gejala” yang diartikan sebagai tampilan suatu object, peristiwa kejadian ataupun kondisi-konsisi menurut persepsi (Littlejohn,2002); esensinya adalah pendekatan kualitatif terhadap gejala dan atau realita yang diteliti. Penelitian kulitatif dalam paradigma phenomenology berusaha memahami arti (mencari makna) dari peristiwa dan kaitan-kaitannya dengan orang-orang, bisa dalam situasi tertentu. Menurut Maleong (2005) ada beberapa ciri pokok phenomenology yaitu:1) phenomenologi cenderung mempertentangkannya dengan

“naturalism” yaitu yang disebut objektivisme dan positivisme, yang telah berkembang sejak jaman renaisans dalam ilmu pengetahuan modern dan teknologi; 2) secara pasti, phenomenologis cenderung memastikan kognisi yang mengacu pada apa yang dinamakan oleh Husserl sebagai “Evidenz” yang dalam hal ini merupakan kesadaran tentang sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang lainnya, dan mencakupi untuk sesuatu dari segi itu, dan 3) phenomenologi cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya.

(5)

segala macam latar belakang mindset, profesi, keahlian, kepentingan, harapan, dan tujuan. Tindakan ekonomi, juga merupakan bagian dari tindakan sosial.

Weber (Ritzer,2011)6 mengedepankan tindakan sosial itu

adalah tindakan yang memiliki arti”, yaitu tindakan seseorang yang mengandung makna subjective bagi diri orang itu yang ditujukan kepada orang lain. Untuk tindakan ekonomi yang ditujukan kepada pihak lain maka itu adalah tindakan sosial sekaligus sebagai tindakan ekonomi.

Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, gejala bersifat holistik atau menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan. Dengan demikian, menurut Sugiyono (2007), dalam menetapkan penelitian secara keseluruhan situasi sosial yang diteliti, meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergi. Namun, karena terlalu luasnya masalah, maka perlu dibatasi. Pembatasan masalah inilah yang kemudian dalam penelitian kualitatif disebut fokus penelitian dan fokus berhubungan dengan konteks. Dalam penelitian ini, konteks tidak hanya mencakup tempat dan waktu, tetapi, bahkan peristiwa penting yang menjadi setting penelitian ini.

(6)

Untuk menuntun penelitian ini, maka dapat dipahami analisis, statement di atas dalam proses penelitian diformulasi atas 3 fokus kajian:

1. Pengusaha IKBK bordir dalam melakukan kegiatan bisnis (proses produksi, transaksi, distribusi dan resiprositas) yang berinteraksi dengan berbagai pihak dalam memelihara kinerja ekonomi (mendapatkan keuntungan/kerugian dan memperluas skala usahanya) yang dilandasi keutamaan Gus-ji-gang sebagai etos kerja yang terkandung nilai-nilai moral budaya Jawa dan agama Islam. 2. Mekanisme kerja dan kebijakan pemegang otoritas (lembaga

terkait) dalam menjalankan regulasi dan pembinaan IKBK bordir di Kabupaten Kudus.

3. Proses hubungan sosialnya pada dasarnya searah dengan habitus dalam pemikiran Bourdieu sebagai dasar kekuatan social capital bagi perilaku pengusaha IKBK bordir dalam menjalankan bisnisnya guna meningkatkan kinerja ekonomi.

Dengan menetapkan fokus penelitian ini, segala sesuatu peristiwa di IKBK bordir, diperlukan pula fokus keterlibatannya dengan lingkungannya, dengan masa lalunya dan bahkan masa depannya usaha IKBK bordir, karena fenomena yang terjadi tidaklah bermakna secara sendiri, sekurang-kurangnya menemukan makna subyek pengusaha IKBK bordir dalam berinteraksi dengan subyek-subyek pengusaha lainnya.

Informan Penelitian

(7)

Dalam penelitian kualitatif yang lebih mengarahkan penelitian pada pengutamaan proses daripada produk, yang lebih mementingkan informasi dari pada keterwakilan populasi, maka untuk teknik penentuan informan menggunakan purposive dan snowball. Pengusaha IKBK bordir yang dijadikan informan dalam penelitian ini diseleksi dengan cara purposive (Creswell, 2007: 125) artinya informan yang dipilih adalah informan sebagai pelaku yang mengetahui, memahami, melakukan serta memiliki data penting yang dibutuhkan peneliti untuk menjawab persoalan-persoalan penelitian dan peranannya yang relevan dengan penelitian ini. Dengan menggunakan teknik ini, maka akan diperoleh peluang sepenuhnya pemahaman teori yang berkembang di lapangan yakni dengan sangat memperhatikan keadaan dan situasi setempat khususnya nilai-nilai Gus-ji-gang.

Dalam memilih responden atau informan yang dianggap paling tahu mengenai masalah penelitian dengan cara snowball (Creswell 2012; Sugiyono, 2011). Teknik snowball ini merupakan teknik pengambilan informan yang awalnya sedikit, tetapi lama-kelamaan bertambah banyak, tergantung pada sejauh mana informasi dan data yang diperoleh dari sumber pertama, kedua, dan seterusnya dapat diperoleh. Teknik ini, peneliti awalnya mengambil 2 orang sebagai informan kunci (Ibu Hj. Sri Murni‟ah dan Bapak H. Moch Anshori) terutama digunakan untuk menentukan pengusaha IKBK bordir lainnya yang dianggap tahu banyak tentang kehidupan IKBK bordir dan permasalahan yang dihadapi kaitannya dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Kudus serta diminta untuk menunjukkan orang lain untuk memberikan informasi, dan kemudian informan tersebut diminta pula menunjukkan orang lain dan seterusnya, sampai pada taraf ketuntasan dan jenuh, artinya informasi sudah dianggap cukup terhadap informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

(8)

a. Sumber data primer, yang dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu: Pertama, kelompok akademisi, sumber informasi dari kelompok akademisi, peneliti menentukan dua informan (Dr.Abdul Jalil.M.Ei dan Nur Said.S.Ag,.M.Ag) staf pengajar STAIN Kudus yang memiliki kapabilitas keilmuan yang tidak diragukan serta pemahaman budaya, sosial maupun nilai-nilai agama yang ada keterkaitanya dengan Gus-ji-gang. Kedua, kelompok pengusaha bordir, dalam mendapatkan Informan sekaligus sebagai subyek pelaku utama pengusaha Bordir di antara pengusaha bordir di Desa Padurenan, Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus ditentukan sebagai informan kunci, kemudian keterwakilan sumber informasi yaitu Ibu H.Sri

Murni‟ah dan Bapak H.Moch Anshori, dipilih sebagai informan

(9)

Keempat, kelompok masyarakat yang diminta sebagai nara sumber adalah tokoh masyarakat Desa Padurenan-Kecamatan Gebog dan Pengelola Yayasan Masjid dan Makam Sunan Kudus antara lain Bapak KH.Najib Hasan dan Denny Nur Hakim. b. Sumber data sekunder dihimpun melalui berbagai sumber

antara lain; hasil penelitian, review literatur, data statistik, dokumen lainnya yang relevan seperti informasi dari media massa, dokumentasi internet, arsip, foto, transkrip wawancara, dan sumber data sekunder lainnya yang relevan menangani filosofi Gus-ji-gang dan kegiatan industri kecil bordir di Kabupaten Kudus.

Bilamana terdapat informasi dan persepsi dari pihak lain (pengusaha, konsumen, pemasok bahan baku dan pelanggan) atau pihak-pihak lain yang bukan aktor bila dipandang relevan sebagai sumber data untuk diungkap, maka dimungkinkan dapat dijadikan bagian kajian pembahasan lebih lanjut, sepanjang terdapat keterkaitan dengan interaksi kegiatan pengusaha IKBK bordir yang menjadi aktor penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi stándar data yang ditetapkan.

(10)

Padurenan dan dipertemukan dengan tokoh masyarakat yaitu Bapak Arif Chuzaimahtum (Kepala Desa Padurenan dan Ketua KSU Padurenan Jaya) dan Bapak H.Gufron, tokoh masyarakat Desa Padurenan.

Kemudian berdasarkan pertemuan tersebut dan wawancara secara mendalam, peneliti mendapat petunjuk untuk menemui sdr.Izan An Imi. S.Ag, seorang pengurus KSU Padurenan Jaya, setelah dipertemukan dan dilakukan wawancara dan diskusi yang mendalam, peneliti ditunjukkan dan diperkenalkan dengan informan kunci pengusaha bordir yang mengetahui dan memahami pertanyaan

penelitian yaitu Bapak H.Moch Anshori dan Ibu Hj.Sri Murni‟ah. Dari

2 informan kunci tersebut diminta untuk menunjuk orang lain untuk memberikan informasi, dan kemudian informan tersebut diminta pula menunjukkan orang lain dan seterusnya sampai peneliti mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian artinya sudah dianggap cukup terhadap informasi yang diperlukan.

Selama peneliti mengumpulkan informasi, mengamati dan ikut dalam kegiatan usaha bordir, peneliti diberikan kesempatan menginap berhari-hari dan diberikan fasilitas tidur di lantai 2 kantor KSU Padurenan Jasa, sedangkan di lantai 1 disamping untuk kantor administrasi, toko yang menyediakan bahan-bahan kebutuhan bordir dan konfeksi dan di belakang kantor ada bengkel bordir yang tersedia mesin bordir komputer 12 kepala sebanyak 3 unit, yang setiap hari menerima jasa bordir 24 jam bekerja.

(11)

informasi yang belum jelas, tidak lengkap maka dilakukan wawancara kembali dengan informan yang sama atau informan yang berbeda untuk melakukan klarifikasi data atau informasi yang telah diberikan, bahkan kadang-kadang mendapatkan informasi baru. Setiap mendapatkan hasil wawancara dengan satu sumber informan dipergunakan sebagai hipotesis sementara yang kemudian dikonfirmasikan pada sumber kedua dan seterusnya sampai sumber datanya jenuh dan terjadi generalisasi keseluruhan (Damin, 2002).

Metode observasi merupakan kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara beberapa aspek dalam suatu fenomena, agar mendapatkan pengamatan yang mendalam peneliti tinggal sementara untuk beberapa minggu di kawasan penelitian. Observasi ini sangat penting untuk dapat menggambarkan secara mendalam dan baik perilaku dan pemikiran para pegusaha bordir, yang akhirnya diiluminasi pula oleh teori-teori sosial yang ada ketika menyusun sintesa. Dengan demikian, sintesa yang disusun merupakan hasil kedekatan hubungan peneliti secara partisipatif dengan para pengusaha bordir dan stake holder yang diteliti sehingga muncul teori baru yang kontesktual. Setiap informasi yang diperoleh dirasakan sudah cukup, peneliti kemudian pulang untuk menata informasi yang telah didapat dan kembali lagi ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang masih perlu diklarifikasi kembali. Observasi dihentikan pada saat terjadi kejenuhan informasi, yaitu setelah tidak ada penambahan informasi baru pada fenomena yang diamati. Sepulang dari lokasi penelitian, terkadang para informan masih mengontak peneliti, atau sebaliknya untuk memberikan berbagai informasi di lapangan bila dirasa masih ada data yang tertinggal.

(12)

jurnal-jurnal ilmiah yang ada kaitannya dengan topik penelitian tetap pula dilanjutkan selama penelitian berlangsung.

Validitas dan Reliabilitas Data

Validasi data (Miles dan Herman, 1999) dapat dilakukan bila informan yang ditetapkan dalam kondisi sendiri dan di tempat yang lain, ketika menjawab atau memberikan informasi yang sama kepada peneliti. Keyakinan peneliti terhadap kebenaran jawaban dari informan yang diwawancarai, juga merupakan bentuk validasi dan reliabilitas data dalam pendekatan penelitian kualitatif yang bersumber dari realita sosial yang diamati. Demikian juga untuk mendapatakan data yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi dapat digunakan triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat penggabungan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2007). Sedangkan, Andi Prastowo (2011) meminjam istilah Cohen dan Manion (1994) menyatakan bahwa triangulasi bisa dimaknai sebagai suatu teknik yang menggunakan dua atau lebih metode pengumpulan data dalam penelitian terhadap berbagai aspek perilaku manusia.

(13)

Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan aturan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankan oleh Maleong (2006). Secara umum, langkah-langkah pengolahan data analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Pohan (2007) adalah sebagai berikut:

Proses Pengolahan Data

Setiap selesai kunjungan untuk mendapatkan informasi dalam bentuk catatan, rekaman maupun gambar, kemudian langsung dibuat transkrip wawancara, mentransfer dokumentasi suara dan gambar, serta memformulasikan konsep-konsep yang muncul di lapangan, kemudian segera disusun dalam berbagai model tampilan informasi dalam bentuk matrik sehingga mempermudah peneliti untuk memahami. Apabila ada jawaban informan yang tidak dipahami dan diperlukan konfirmasi dan verifikasi terhadap beberapa yang tidak jelas ketika dilakukan wawancara maka peneliti akan berkunjung kembali untuk menanyakan kembali. Dari matrik yang telah dibuat kemudian diedit. Konsekuensi pendekatan kualitatif dalam mengumpulkan data pasti terkumpul sangat banyak dibandingkan dengan data yang benar-benar digunakan untuk membuat laporan dan analisis. Oleh karena itu analisis data dilakukan selama dan secara bersamaan dengan saat mengumpulkan data selesai saat itu juga.

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kembali terhadap jawaban-jawaban informan, hasil observasi, dokumen-dokumen, memilih foto, dan catatan-catatan lainnya. Tujuannya adalah untuk menghaluskan data dan selanjutnya adalah perbaikan kalimat dan kata, memberi keterangan tambahan, membuang keterangan yang berulang-ulang atau tidak penting, menerjemahkan ungkapan bahasa setempat ke bahasa Indonesia.

(14)

lagi menurut indikator tertentu seperti yang ditetapkan sebelumnya. Pengelompokan ini sama dengan menumpuk-numpuk data sehingga akan mendapatkan tempat dalam kerangka (outline) laporan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Analisis Data

Pada tahap ini, data yang sudah diberi kode kemudian diberi penafsiran. Hasilnya adalah pemaparan gambar tentang situasi dan gejala dalam bentuk pemaparan naratif. Dengan demikian, apa yang ditemukan pada data adalah konsep-konsep, hukum, dan teori yang dibangun dan dikembangkan dari data lapangan, bukan dari teori yang sudah ada. Prosesnya dimulai dari bawah, yaitu dari lapangan atau dari data yang tidak menyatu kemudian merumuskan konsep dari teori umum (induksi).

Analisis data menurut Milles dan Huberman (1999) dilakukan dengan reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah memilih hal-hal pokok temuan, dan selanjutnya dikembangkan sajian datanya secara naratif yang sesuai dengan fokus penelitian. Sajian data, dalam hal ini proses pengumpulan data dilajutkan, dan pembuatan data deskripsi, refleksi, reduksi data, dan sajiannya, sehingga data yang dibutuhkan dirasakan cukup lengkap. Reduksi data dan sajian data adalah dua komponen analisis yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Dengan menggunakan langkah ini, peneliti akan mampu menyusun analisis yang logis yang sesuai dengan arahan pokok permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini permasalahan pokok adalah: “Bagaimana filosofi Gus-ji-gang dapat dimanfaatkan sebagai keutamaan dagang masyarakat Kabupaten Kudus yang di dalamnya terkandung akulturasi agama dengan nilai-nilai moral budaya Jawa yang merupakan habitus sebagai landasan social capital guna meningkatkan kinerja ekonomi komunitas

IKBK bordir”.

(15)

dilakukan peneliti untuk mencari pola, model, hubungan dan/atau persamaan dari hal-hal yang sering muncul di lapangan. Apabila kesimpulan dirasakan masih kurang memadai, peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan klarifikasi kembali di lapangan guna mengumpulkan data dengan sasaran yang sudah terfokus. Dengan demikian, kegiatan menganalisis data penelitian merupakan proses interaksi antara ketiga langkah analisis data tersebut, dan merupakan siklus sampai kegiatan penelitian selesai.

CATATAN-CATATAN KAKI

1 Metode penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu obyek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan tanpa ada pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketika hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dari fenomena yang diamati Andi Prastowo.”Metode Penelitian

Kualitatif:dalam perspektif Rancangan Penelitian.” (Jogyakarta: Ar-Ruzza Media, 2012,hlm.24).

2 Kompleksitas merupakan kajian atau studi terhadap sistem kompleks, kata

„kompleksitas‟ berasal dari kata latin compleexius yang artinya ”totalitas” atau “keseluruhan, sebuah ilmu yang mengkaji totalitas sistem dinamik secara keseluruhan,

Selanjutnya dibaca Dimintrov,Vladimir, 2003. ”A New Kind of Social Science: Study of

Selft-Organization in Human Dynamics”, Springer-Verlag, Berlin-Heidelberg. Sistem dikatakan kompleks jika sistem itu terdiri dari banyak komponen atau sub-unit yang saling berinteraksi dan mempunyai perilaku yang menarik, namun, pada saat yang bersamaan, tidak kelihatan terlalu jelas jika dilihat sebagai hasil interaksi antar sub-unit yang diketahui. Purwani,Rajesh, (2003). ”Complexity, publikasi on-line”,

URL.http:/ /staff. scirncr. nus.edu.sg/-parwani. Diakses 10 Nopember 2014.

3 Individualisme ontologis merupakan landasan epistemologis teori sosiologi yang mendasarkan diri pada individu manusia sebagai manusia sebagai pusat yang ada, sifat-sifat dan objek sosial masyarakat hanyalah bentuk kombinasi dari partisipasi individual di dalamnya.

4 Individualisme metodelogis merupakan landasan epistemologis yang berpendapat bahwa setiap kejadian sosiologis dapat diterangkan secara individual dan setiap hukum-hukum sosial dapat diterangkan dalam terminologi individual.

5 Memahami dan memaknai sesuatu teori, sesuatu fenomena ekonomi, sesuatu masalah ekonomi menurut perpektif persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan subyek pelaku ekonomi; bukan menurut perpektif peneliti. Berarti emik lebih memandang

(16)

Penelitian Kualitatif: dalam Perspektif Rancangan Penelitian”. (Jogyakarta:Ar-Ruzz Meia,2012.hlm.218-219).

Referensi

Dokumen terkait

undang Dasar Sementara Republik Indonesia telah menetapkan "Undang-undang Darurat tentang memperpanjang waktu masih terbukanya dinas tahun-anggaran 1950" (Undang-undang

” Analisis Nilai-Nilai Pendidikan pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”.. e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa

Penelitian ini berjudul Persepsi Mahasiswa Mengenai Go-Jek (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Persepsi Mengenail Layanan GO-Jek di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera

Download file pesanan sekolah yang sudah diupload dan pesanan dinas Mengirim pesanan ke penyedia.. Kirim

Mahasiswa bisa melakukan estimasi parameter atas beda mean dua populasi, estimasi proporsi populasi, dan estimasi beda proporsi..

Bangka Tengah, Komplek Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah Kabupaten Bangka i Tengah, Jl Raya By Pass No.. 1

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara