• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pacar Air (Impatiens Balsamina L.) Terhadap Bakteri Streptococcus Pyogenes Dan Shigella Sonnei Serta Bioautografinya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pacar Air (Impatiens Balsamina L.) Terhadap Bakteri Streptococcus Pyogenes Dan Shigella Sonnei Serta Bioautografinya."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1   

Infeksi diderita hampir 30% orang di dunia dan angka kematian yang

disebabkan infeksi mencapai 40% (WHO, 2005). Agen penyebab infeksi antara

lain karena bakteri, jamur, dan virus (Sriyani et al., 2013). Lebih dari dua bakteri

penyebab infeksi antara lain Streptococcus pyogenes dan Shigella sonnei.

Streptococcus pyogenes adalah salah satu contoh bakteri Gram positif patogen

yang menginfeksi saluran pernafasan, menyebabkan demam rematik

(Cunningham, 2000), faringitis, dan glomerulonefritis (O’Loughlin et al., 2007).

Streptococcus pyogenes atau Group A Streptococcus (GAS) merupakan

kelompok Streptococcus β hemolitik spektrum luas yang banyak menginfeksi

anak-anak (Carapetis et al., 2005) serta bersifat imunomodulator pada manusia

(Johansson et al., 2010). Shigella ssp adalah bakteri Gram negatif patogen yang

dapat menyebabkan diare terutama pada balita dan gangguan saluran pencernaan

(Selvi & Atan, 2005). Di Amerika Serikat 60-80% gangguan Shigellosis

disebabkan oleh Shigella sonnei (Rudolph et al., 1996). Shigellosis adalah infeksi

saluran cerna yang ditandai dengan adanya darah pada saat buang air besar, perut

terasa nyeri dan tenesmus (Selvi & Atan, 2005). Di negara berkembang, diare

yang disebabkan oleh Shigella adalah masalah kesehatan yang sering dialami

(Ofoyo et al., 2002). Kondisi infeksi yang disebabkan bakteri diterapi dengan

menggunakan antibakteri (Depkes, 2005).

Antibakteri adalah suatu zat atau senyawa dengan konsentrasi yang kecil

bisa menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh dengan cara

mengganggu proses metabolisme dari bakteri tersebut (Permenkes, 2011). Namun

kasus resistensi terhadap antibakteri meningkat (Nascimento et al., 2000).

Penggunaan tanaman sebagai antibakteri yang efektif untuk infeksi bakteri kini

menjadi alternatif dari kasus resistensi antibakteri sintesis (Martin & Ernst, 2003).

Salah satu tanaman yang digunakan sebagai antibakteri herbal adalah pacar air

(2)

antifungi (Hotmauli, 2010). Ekstrak heksan, petroleum eter, aseton, dan metanol

dari tanaman pacar air mempunyai aktivitas antibakteri yang memiliki spektrum

luas, yaitu antibakteri yang mampu membunuh bakteri Gram positif dan Gram

negatif (John & Koperuncholan, 2012). Bunga tanaman pacar air mengandung

flavonoid kaemferol dan kuersetin yang memiliki aktivitas antijamur, antibakteri,

dan antioksidan (Yang et al., 2001). Ekstrak metanol daun pacar air bersifat

sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus (Gram positif) dan

Pseudomonas aerugenosa (Gram negatif) (Nurdin et al., 2013).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak

etanol daun pacar air terhadap Streptococcus pyogenes dan Shigella sonnei, dan

mengetahui senyawa yang bertanggungjawab terhadap aktivitas antibakteri

menggunakan uji bioautografi. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan

antibakteri yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati infeksi yang disebabkan

oleh bakteri Streptococcus pyogenes dan Shigella sonnei.

B.

Rumusan Masalah

Perumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut diatas antara

lain:

1. Apakah ekstrak etanol daun pacar air mampu menghambat pertumbuhan

bakteri yang ditandai adanya diameter zona hambat terhadap Streptococcus

pyogenes dan Shigella sonnei?

2. Apakah senyawa golongan antrakuinon yang terdapat pada ekstrak etanol daun

pacar air yang terdeteksi pada uji KLT memiliki aktivitas terhadap bakteri

Streptococcus pyogenes dan Shigella sonnei?

C.

Tujuan Penelitian

Dari latar belakang yang telah dijabarkan serta perumusan masalah

tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui aktivitas penghambatan ekstrak etanol daun pacar air terhadap

(3)

2. Mengetahui apakah senyawa golongan antrakuinon yang terdapat pada

ekstrak etanol daun pacar air yang terdeteksi pada uji KLT yang memiliki

aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dan Shigella

sonnei.

D.

Tinjauan Penlitian

1. Tanaman pacar air (Impatiens balsamina L.)

a. Sistematika

Tanaman pacar air adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Sub kelas : Dialypetalae

Ordo : Balsaminales

Famili : Balsaminaceae

Genus : Impatiens

Spesies : Impatiens balsamina L. (Tjitrosoepomo, 2007)

b. Khasiat

Ekstrak daun pacar air berkhasiat sebagai antifungi dengan nilai MIC

(Minimal Inhibitor Concentration) sebesar 12,5% terhadap bakteri Gram positif,

Candida ATCC 10231 (Hotmauli, 2010). Ekstrak etanol daun pacar air memiliki

aktivitas antimikroba dengan nilai MIC 1,0 – 4,0 mg/mL terhadap bakteri Gram

positif seperti Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus, dan terhadap gram

negatif Klebsiella pneumonia, E. coli, S. thypi dan P. aeruginosa (Manikandan et

al., 2011). Tabel 1 menunjukkan khasiat bagian tanaman pacar air.

Tabel 1. Bagian tanaman pacar air dan aktivitasnya(Yang et al., 2001), (Hisae & Kyoko, 2002), (Oku & Ishiguro, 2001), (Fukomoto, Isoi, Ishiguro, Semma, & Yamaki, 1996), (Herrera et al., 2013)

Bagian tanaman Kegunaannya

Daun Antiinflamasi, gatal, dan dermatitis Bunga Antihistamin, antianafilaktik, antibodi,

antipiretik, antijamur, antibakteri, antipruritis, dan antitumor

(4)

c. Kandungan Kimia

Isolat ekstrak metanol daun tanaman pacar air mengandung senyawa

6-metoksi 7-hidroksi kumarin (Adfa, 2006). Daun pacar air mengandung senyawa

naftokuinon, turunan kumarin, tanin, flavonoid, steroid, saponin dan kuinon

(Panichayupakaranant, 2001). Isolat ekstrak pacar air yang dideteksi

menggunakan spektrum UV dan spektrum IR menghasilkan senyawa 2-methoxy

-1,4-naphthoquinone (Adfa, 2006).

2. Streptococcus pyogenes

Klasifikasi bakteri Streptococcus pyogenes adalah sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria

Fillum : Firmicutes

Kelas : Bacili

Ordo : Lactobacilales

Famili : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Species : Streptococcus pyogenes (Holt et al., 1994)

Streptococcus pyogenes adalah salah satu golongan bakteri Gram positif,

bersifat non-motil (tidak bergerak), tidak memiliki spora, berbentuk kokus,

berdiameter kurang lebih 0,1 mikrometer, dan merupakan bakteri fakultatif

anaerob (Cunningham, 2000). Karakteristik biokimia, bakteri Streptococcus

pyogenes merupakan bakteri asam laktat karena kemampuannya memfermentasi

pati secara langsung menjadi asam laktat (Putri et al., 2012). Infeksi terjadi karena

adanya interaksi antara faktor-faktor virulensi bakteri tersebut dengan sel

inangnya. Faktor virulensi tersebut antara lain streptokinase, hialuronidase,

proteinase dan protein permukaan Streptococcus pyogenes yaitu streptococcal C5a

peptidase (SCPa), protein M dan protein F (Todar, 2002). Pengatasan infeksi

digunakan antibiotik. Antibiotik yang umum digunakan adalah penisilin yang

dikombinasi dengan klindamisin (Lappin & Ferguson, 2009). Namun akhir-akhir

ditemukan kasus resistensi dan alergi terhadap penisilin. Streptococcus pyogenes

(5)

piperasilin-tazobaktam sebesar 67% (Mardiastuti et al., 2007) dan eritromisin (Tegtmeyer et

al., 2012).

3. Shigella sonnei

Klasifikasi bakeri Shigella sonnei adalah sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria

Fillum : Proteobacteria

Kelas : Gamma proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Shigella

Species : Shigella sonnei (Karsinah et al., 1994)

Shigella adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang, tidak bergerak,

tidak memiliki kapsul (Gomez & Cleary, 2001) serta kemampuannya bertahan

pada suasana asam (Jawetz et al., 2001). Shigella menginvasi permukaan sel

epitel kolon (Dupont, 2000) sehingga sel epitel mengalami inflamasi dengan

menghasilkan eksotoksin yang dapat menyebabkan gejala demam, malaise, dan

nyeri otot (Behrman, 1994). Antibiotik yang digunakan untuk infeksi Shigella

sonnei adalah kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol (Nafianti & Sinuhaji,

2005). Senyawa alam derivat triterpen yang memiliki aktivitas antibakteri

terhadap Shigella sonnei adalah asam terminolik dan 6-hidroksi asiatik dengan

konsentrasi hambat minimal adalah 50 µg (Djoukeng et al., 2005).

4. Antibakteri

Antibakteri adalah suatu zat atau senyawa yang dengan konsentrasi

rendah bisa menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh dengan

cara mengganggu proses metabolisme dari bakteri tersebut (Madigan et al., 2000).

Antibakteri idealnya berbahaya bagi bakteri patogen tetapi aman untuk inang

(Jawetz et al., 2001). Mekanisme kerja antibakteri antara lain merusak dinding

sel, mengganggu permeabilitas membran, merusak molekul protein dan asam

nukleat, menghambat aktivitas enzim, dan menghambat sintesa protein (Nester et

(6)

5. Uji Antibakteri

Metode yang digunakan untuk uji antibakteri adalah sebagai berikut:

a. Metode Difusi

Metode yang umum digunakan untuk melihat aktivitas antibakteri adalah

metode difusi (Jawetz et al., 2001). Macam-macam uji antibakteri dengan metode

difusi antara lain adalah sebagai berikut:

1). Difusi Sumuran

Difusi sumuran dilakukan dengan membuat lubang sumuran kemudian

diisi dengan ekstrak yang akan diuji pada media agar padat yang diinokulasi

dengan bakteri. Efektivitas suatu antibakteri dapat dilihat dari zona terang atau

zona hambat yang dihasilkan (Kusmayati & Agustini, 2007)

2). Kirby Bauer

Cara Kirby Bauer dilakukan dengan cara sedikitnya 3-5 koloni terisolasi

baik dengan tipe morfologi yang sama dipilih dari kultur semalam pada media

MH (Mueller Hinton), diinkubasi pada suhu 37ºC sampai mencapai 0,5 Mc

Farland selama 3 jam. Kemudian suspensi ditamabah salin steril hingga

kekeruhan sesuai standart 0,5 Mc Farland. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam

suspensi kuman lalu ditekankan pada dinding tabung supaya tidak menetes dan

diusapkan pada permukaan media agar hingga rata. Kertas samir (disk) yang

mengandung antibiotik diletakkan di atas media, diinkubasi pada suhu 37ºC

selama 18-24 jam (Hermawan dkk, 2007).

Kemudian dibaca hasilnya:

a). Radical zone yaitu suatu daerah di sekitar disk yang tidak ditemukan adanya

pertumbuhan bakteri. Potensi bakteri diukur dengan menghitung diameter zona

radikal

b). Irradical zone yaitu suatu daerah di sekitar disk yang menunjukkan

pertumbuhan bakteri dihambat oleh antibiotik tersebut tetapi tidak dimatikan

(7)

3). Pour Plate

Suspensi bakteri yang telah ditambah akuades dan agar base, dituang

pada media agar MH, disk diletakkan di atas media. Hasilnya dibaca sesuai

standar masing-masing bakteri (Lorian, 1980).

b. Metode Dilusi

Metode dilusi adalah metode uji antibakteri pertama yang pernah

digunakan. Prinsipnya adalah pengenceran antibiotik hingga didapat beberapa seri

konsentrasi (Ericsson & Sherris, 1971). Tabung yang berisi seri konsentrasi

antibiotik ditanami bakteri dengan konsentrasi 1-5 x 105 CFU/mL dan diinkubasi

pada suhu 37ºC selama semalam. Efektivitas antibakteri dilihat dengan adanya

kekeruhan yang terjadi pada tabung seri konsentrasi (Balows, 1994). Pada

konsentrasi tertentu yang tidak terjadi kekeruhan, menandakan konsentrasi

minimal antibiotik untuk menghambat pertumbuhan bakteri.

6. Bioautografi

Bioautografi dilakukan untuk mengetahui senyawa yang

bertanggungjawab terhadap aktivitas antibakteri (Choma, 2005). Keuntungan

metode bioautografi antara lain hasilnya mudah diketahui, biaya murah serta

mudah dilakukan (Kusmayati & Agustini, 2007). Metode bioautografi dibedakan

menjadi tiga, yaitu:

a. Bioautografi Kontak

Bioautografi kontak dilakukan dengan meletakkan lempeng KLT

(Kromatografi Lapis Tipis) hasil elusi senyawa uji di atas media padat yang sudah

diinokulasi bakteri.

b. Bioautografi Imersi atau Bioautografi Agar Overlay

Bioautografi imersi atau bioautografi agar overlay dilakukan dengan

cara lempeng KLT dilapisi dengan agar cair yang sudah diinokulasi bakteri.

Setelah agar mengeras, lempeng KLT diinkubasi dan diwarnai dengan

(8)

c. Bioautografi Langsung

Bioautografi langsung dilakukan dengan menyemprot lempeng KLT

dengan bakteri uji dan diinkubasi. Zona hambat yang terbentuk divisualisasi

dengan menyemprot plat KLT dengan tetrazolium (Choma, 2005).

E.

Landasan Teori

Ekstrak metanol daun pacar air yang dianalisis menggunakan

kromatografi kolom menghasilkan senyawa kumarin sebanyak 6 mg (Adfa, 2006).

Isolat ekstrak daun pacar air yang dideteksi menggunakan spektrum UV dan

spektrum Infrared (IR) menghasilkan senyawa 2-methoxy-1,4-naphthoquinone

(Adfa, 2006). Senyawa 2-methoxy-1,4-naphthoquinone adalah golongan senyawa

antrakuinon yang memiliki aktivitas 0,6 kali lebih kecil dari tetrasiklin terhadap

bakteri Gram positif, Staphylococcus aureus dan Gram negatif, Bacillus cereus

(Adfa, 2008). Ekstrak daun pacar air memiliki aktivitas antibakteri terhadap

bakteri Gram positif golongan Streptococcus yaitu Streptococcus mutans dan

Gram negatif golongan Shigella yaitu Shigella epidermidis. Konsentrasi hambat

minimal ekstrak daun pacar air terhadap Streptococcus mutans adalah 1000

µg/mL dan terhadap Shigella epidermidis adalah 500 µg/mL

(Panichayupakaranan, tanpa tahun).

F.

Hipotesis

Dari tujuan percobaan, ditarik dugaan sementara adalah sebagai berikut:

1. Ekstrak etanol 70% daun pacar air mempunyai aktivitas antibakteri yang

ditandai dengan adanya zona hambat terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dan Shigella sonnei.

2. Ekstrak etanol daun pacar air mengandung senyawa golongan antrakuinon

memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dan

Shigella sonnei.

Gambar

Tabel 1. Bagian tanaman pacar air dan aktivitasnya(Yang et al., 2001), (Hisae & Kyoko, 2002), (Oku & Ishiguro, 2001), (Fukomoto, Isoi, Ishiguro, Semma, & Yamaki, 1996), (Herrera et al., 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis pada hasil bioautografi dilakukan dengan mengukur Rf zona hambat yang muncul kemudian dibandingkan dengan Rf bercak pada KLT untuk mengetahui golongan senyawa spesifik

rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pacar air (Impatiens balsamina L.) terhadap

Golongan senyawa apa yang terkandung dalam ekstrak etanol daun pacar kuku yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri terhadap Bacillus subtilis dan Shigella sonnei..

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun pacar kuku yang dilakukan terhadap Bacillus subtilis dan Shigella sonnei menunjukkan aktivitas antibakteri yang paling besar

Ervia, 2012 Cit Seidlein et al.2006, Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica charantia L.) dan Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap

Pada uji difusi disk zona hambat yang terbentuk menunjukkan ekstrak etanol daun pacar air mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli konsentrasi

Mengetahui apakah senyawa golongan antrakuinon yang terdapat pada ekstrak etanol daun pacar air yang terdeteksi pada uji KLT yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Tujuan penelitian untuk memahami berapa daya hambat dan konsentrasi optimum antibakteri dari ekstrak etanol daun pacar air terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan perlakuan