PENGARUH JAM H A Y A T I
U L A T
Diajukan U
FAKULTAS MA
JAMUR Bauveria bassiana SEBAGAI PENG I T E R H A D A P M O R T A L I T A S H T K A N T U N G ( M e t i s a p l a n a W a l k e
Oleh:
Uly Christina Sitompul NIM. 4103220046 Program Studi Biologi
SKRIPSI
an Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh G Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2014
GENDALIAN H A M A
k e r )
Gelar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Antara lain, Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan banyak masukan dalam penyusunan skripsi ini. Kepada BapakProf. Dr.rer.nat.Binari Manurung,M.Si, Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si dan Bapak Drs. Nusyirwan, M.Si, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan.
Kepada Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberi nasehat dan bimbingan selama masa perkuliahan. Serta kepada Ibu Riche selaku Tata Usaha yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan segala berkas-berkas dan kelengkapan skripsi. Serta kepada Bapak H. Manurung selaku Pembimbing penulis selama melakukan penelitian di PTPN II Tanjung Garbus Lubuk Pakam. Serta juga kepada Bapak D. Siahaan dan Bapak Nanang yang juga telah banyak membantu penulis dalam memberikan bimbingan dan dukunganselama melakukan penelitian.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman yang telah banyak membantu dalam melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini yaitu : (Susiyanti Sinaga, Siti Nurbaya Butarbutar, Sartika Siregar, Verawaty Purba, Meyta Rizcy Ginting, Tini Rosalia Gutom, Anjelia Siregar, Alfonsus Sitindaon serta Jannes RM Lumbantoruan). Serta kepada seluruh teman-teman Biologi Nonkependidikan 2010, serta seluruh teman-teman dan adik-adik stambuk yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada kita semua atas kebaikan dan kemurahan Bapak, Ibu, Sudara dan teman-teman semua. Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu penulis mengharapkan kritik yang konstruktif demi perbaikan di masa mendatang. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian Amin.
Medan, Juli 2014 Penulis,
PENGARUH JAMUR Bauveria bassiana SEBAGAI PENGENDALIAN HAYATI TERHADAP MORTALITAS HAMA
ULAT KANTUNG (Metisa plana Walker)
Uly C Sitompul (NIM 4103220046)
ABSTRAK
THE EFFECT OF FUNGI Bauveria bassiana AS A BIOLOGICAL CONTROL ON MORTALITY OF BAG WORM
(Metisa plana WALKER)
Uly C Sitompul (NIM 4103220046)
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak Bahasa Indonesia iii
Abstrak Bahasa Inggris iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel xii
Daftar Lampiran xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Manfaat Penelitian 3
1.5. Defenisi Operasional 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengendalian Hayati 4
2.1.1. Parasitoid 6
2.1.2. Predator 8
2.1.3. Mikroorganisme Patogen 9
2.1.4. Jamur 9
2.1.5. Dinamika Populasi 10
2.2. Biologi Ulat Kantung 11
2.2.1. Klasifikasi Ulat Kantung (Metisa plana) 12 2.2.2. Siklus Hidup Ulat Kantung (Metisa plana) 12
2.2.3. Gejala Serangan 15
2.3. Biologi Cendawan Bauveria bassiana 16
2.3.1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan Bauveria bassiana 16
2.3.1.1. Suhu 16
2.3.1.2. Kelembaban relatif 17
2.3.2.3. Intensitas Cahaya 17
2.3.1.4. Senyawa Kimia 17
2.4. Hipotesa Penelitian 19
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 20
3.1.1. Lokasi Penelitian 20
3.1.2. Waktu Penelitian 20
3.2. Alat dan Bahan 20
3.4. Teknik Pengumpulan Data 22
3.4.1. Pengambilan sampel 22
3.4.2. Pembuatan Suspensi Jamur 22
3.4.3. Prosedur Kerja 22
3.4.4. Teknik Analisis Data 23
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 27
4.1.1. Mortalitas Hama Ulat kantung (Metisa plana Walker) 27 4.1.2. Mortalitas Larva Ulat kantung (Metisa plana Walker) 31
4.1.3 Pembahasan 33
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 35
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Mortalitas Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) 24
Tabel 3.2. Tabel Sidik Ragam Non Faktorial 24
Tabel 4.1. Persentase mortalitas larva Metisa plana
pada pengamatan VII 27
Tabel 4.2. Transformasi data√y+0,5 28
Tabel 4.3. Daftar analisis sidik ragam Pengaruh Jamur
Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) pada pengamatan VII 28
Tabel 4.4. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pada Pengaruh
Jamur Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) pada pengamatan VII 29
Tabel 4.5. Rataan mortalitas larva Ulat kantung
(Metisa plana Walker) (%) 31
Tabel 6.1. Persentase mortalitas larva Metisa plana pada
pengamatan I 39
Tabel 6.2. Transformasi data√y+0,5 39
Tabel 6.3. Daftar Analisis Sidik Ragam Pengaruh Jamur
Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) Pengamatan I 42
Tabel 6.4. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pada Pengaruh
Jamur Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) Pengamatan I 42
Tabel 6.5. Persentase mortalitas larva Metisa plana pada
Tabel 6.6. Transformasi data√y+0,5 44 Tabel 6.7. Daftar Analisis Sidik Ragam Pengaruh Jamur
Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) Pengamatan II 47
Tabel 6.8. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pada Pengaruh
Jamur Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) Pengamatan II 47
Tabel 6.9. Persentase mortalitas larva Metisa plana pada
pengamatan III 49
Tabel 6.10. Transformaasi data√y+0,5 49
Tabel 6.11. Daftar Analisis Sidik Ragam Pengaruh Jamur
Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) Pengamatan III 52
Tabel 6.12. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pada Pengaruh
Jamur Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) Pengamatan III 52
Tabel 6.13. Persentase mortalitas larva Metisa plana pada
pengamatan IV 54
Tabel 6.14. Transformasi data√y+0,5 54
Tabel 6.15. Daftar Analisis Sidik Ragam Pengaruh Jamur
Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) Pengamatan IV 57
Tabel 6.16. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pada Pengaruh
Jamur Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
Tabel 6.17. Persentase mortalitas larva Metisa plana pada
pengamatan V 59
Tabel 6.18. Transformasi data ke dalam√y+0,5 59 Tabel 6.19. Daftar Analisis Sidik Ragam Pengaruh Jamur
Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) Pengamatan V 62
Tabel 6.20. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pada Pengaruh
Jamur Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) Pengamatan V 62
Tabel 6.21. Persentase mortalitas larva Metisa plana pada
pengamatan VI 64
Tabel 6.22. Transformasi data√y+0,5 64
Tabel 6.23. Daftar Analisis Sidik Ragam Pengaruh Jamur
Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
(Metisa plana Walker) Pengamatan VI 67
Tabel 6.24. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pada Pengaruh
Jamur Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati
Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kantung
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Morfologi Ulat Kantung Instar III 13
Gambar 2.2. Ulat Kantung (Metisa plana Walker) 14
Gambar 2.3. Siklus Hidup Ulat Kantung (Metisa plana Walker) 15
Gambar 2.4. Konidia Bauveria bassiana 18
Gambar 2.5. Proses Infeksi Jamur Entomopagen 19
Gambar 3.1. Bagan Rancangan Percobaan 21
Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Mortalitas hama ulat kantung
(Metisa plana Walker) Pada Pengamatan VII 30
Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Rata-rata mortalitas hama
ulat kantung (Metisa plana Walker) pada tiap-tiap
pengamatan. 32
Gambar 6.1. Grafik perbandingan Mortalitas hama ulat kantung
(Metisa plana Walker) pada pengamatan I 43
Gambar 6.2. Grafik perbandingan Mortalitas hama ulat kantung
(Metisa plana Walker) pada pengamatan II 48
Gambar 6.3. Grafik perbandingan Mortalitas hama ulat kantung
(Metisa plana Walker) pada pengamatan III 53
Gambar 6.4. Grafik perbandingan Mortalitas hama ulat kantung
(Metisa plana Walker) pada pengamatan IV 58
Gambar 6.5. Grafik perbandingan Mortalitas hama ulat kantung
(Metisa plana Walker) pada pengamatan V 63
Gambar 6.6. Grafik perbandingan Mortalitas hama ulat kantung
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Analisis Varian pada Pengaruh Jamur
Bauveria bassiana Sebagai Pengendalian Hayati Terhadap
Mortalitas Hama Ulat kantung (Metisa plana Walker) pada
Pengukuran I-VI 40
Lampiran 2. Daftar Nilai Baku F pada taraf 0,05 dan 0,01 70
Lampiran 3. Daftar Nilai-Nilai untuk uji BNT 72
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian 73
Lampiran 5. Surat Persetujuan Dosen Pembimbing 76
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Kepala Laboratorium Biologi
FMIPA Unimed 77
Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian Kepala Laboratorium
FMIPA Unimed 78
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Perkebunan Kelapa Sawit
PTPN II Tanjung Garbus Lubuk Pakam 79
Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian Perkebunan Kelapa Sawit
BABB PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang
Hama (ests) didefenisikan sebagai segala organisme yang mengurangi ketersediaan, kualitas, atau nilai sumber daya yang dimiliki manusia (Flint dan Bosch, 98). Defenisi hama semakin berkembang seiring dengan keragaman cara hama memengaruhi manusia. Hama secara taksonomi, berasal mulai dari golongan mikroorganisme hingga mamalia.
Ada empat faktor yang menyebabkan sebuah spesies dapat menjadi hama yaitu: spesies hama harus berada pada tingkat perkembangan yang tepat, lingkungan mendukung, tanaman harus berada pada stadia yang tepat perkembangan dan pertumbuhan yang rentan dan ketiga faktor tersebut harus terjadi dalam waktu yang bersamaan (Purnomo, 200).
Ada banyak hama yang tergolong hama utama pada tanaman kelapa sawit, salah satunya adalah ulat kantong (Metisa lana Walker). Secara umum ulat kantong merupakan hama penting yang sering paling muncul disebabkan potensinya untuk mencapai titik puncak serangan. Adapun ambang batas untuk ulat kantong ini adalah 5 ulat per pelepah (Kok, 20).
Ulat kantong (Metisa lana Walker) merusak tanaman kelapa sawit dengan memakan daun tanaman untuk perkembangan tubuhnya dan untuk pembentukan kantongnya. Larva ulat memakan daun bagian atas sementara daun bagian bawah untuk menggantung dan membentuk kantong. Kerusakan pada tanaman kelapa sawit akan terlihat secara jelas ketika sudah terjadi defoliasi sebesar 50%. Kerusakan pada tingkat ini akan mengurangi hasil hingga 0 ton TBS/ha (Hanim, 20).
Pengendalian hayati pada dasarnya adalah pengendalian serangga hama dengan cara biologi, yaitu dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya (agen pengendali biologi), seperti predator, parasit dan patogen. Oleh karena kemampuannya membunuh sejak lama patogen digunakan dalam pengendalian hayati.
2
Kelompok jamur yang menginfeksi serangga disebut jamur entomopatogenik. Jamur entomopatogenik yang terkenal adalah Namurea rileyi, Metarizium anisoeliae dan Bauveria bassianna. Jamur Bauveria bassiana telah dicoba untuk mengendalikan hama wereng coklat dan hama penggerek buah kopi. Berdasarkan hasil penelitian Jauharlina (999), cendawan Bauveria bassiana pada konsentrasi 25 gram/L atau 47,2 × 06 konidia mL- hanya dapat menimbulkan
kematian seranggasebesar 36%.
Dampak negatif pestisida yang merugikan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup semakin menonjol. Munculnya resistensi, resurgensi, dan peledakan hama sekunder dapat mengurangi keuntungan ekonomi pestisida, dampak negatif inilah yang mendorong berkembangnya pengelolaan hama terpadu (PHT) (Untung, 2006).
Kelebihan dari pestisida alami antara lain bahan baku mudah diperoleh di dalam negeri, relatif aman terhadap hewan sasaran, mudah terurai sehingga tidak mengganggu lingkungan. Ini berbeda dengan pestisida kimiawi yang terbukti menimbulkan resistensi, resurgensi, dan peledakan hama sekunder serta mencemari lingkungan (Mahrub dan Mangoendiharjo, 990).
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilaksanakan penelitian untuk mengetahui penggunaan Bauveria basianna sebagai alternatif pemakaian pestisida kimia dalam mengurangi hama ulat kantung (Metisa lana Walker).
1.2. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
. Bagaimana pengaruh jamur Bauveria basianna sebagai agen hayati dalam pengendalian hama ulat kantong (Metisa lana Walker)?
3
1.3. TujuanPenelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
. Mengetahui pengaruh Jamur Bauveria basianna sebagai agen hayati dalam pengendalian hama ulat kantong (Metisa lana Walker).
2. Mengetahui tingkat kerapatan spora Bauveria basianna dalam pengendalian hama ulat kantong (Metisa lana Walker).
1.4.ManfaatPenelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
. Memberikan informasi bagi peneliti dan instansi terkait dalam rangka pengelolaan dan pengembangan teknik pengendalian hayati dalam penanganan hama pertanian.
2. Sebagai informasi data tentang agen hayati yang dapat digunakan sebagai bioinsektisida dalam hama pertanian.
1.5.DefenisiOperasional
. Bauveria bassiana:Merupakan cendawan jamur Entomopatogen yang dapat dimanfaatkan sebagai organisme pengendali hama dalam pengendalian hayati. Infeksi jamur ini ditandai dengan terbentuknya konidia putih pada tubuh serangga yang terinfeksi.
2. Ulat Kantung (Metisa lana): Merupakan salah satu hama dari tiga jenis ulat kantung yang penting pada perkebunan kelapa sawit. Hama ini termasuk ke dalam ordo serangga Lepidoptera dan family Psychidae.
5
A V KESIMPULAN 5.1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu:
1. Jamur auveria bassiana sebagai agen hayati berpengaruh dalam pengendalian hama ulat kantung hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah persentase kematian larva.
2. Jamur auveria bassiana efektif pada perlakuan kerapatan konidia sebesar 107 yaitu dengan persentase kematian larva hama ulat kantung (Metisa
plana Walker) sebesar 100%.
5.1.2 Saran
1. Dari hasil penelitian menggunakan jamur auveria bassiana disarankan untuk menggunakan jamur dengan kerapatan 107 sebagai insektisida hayati.
2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui pemberian jamur
auveria bassiana dengan menggunakan hama yang berbeda.