• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI SMA N 1 SORKAM BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI SMA N 1 SORKAM BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND

SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI)

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN

FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI

SMA NEGERI 1 SORKAM BARAT

TAHUN PEMBELAJARAN

2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

FRISNAWATI SIBURIAN

NIM 2103111026

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Frisnawati Siburian. NIM 2103111026. Pengaruh Model Pembelajaran Think

Pair and Share (Berpikir, Berpasangan dan Berbagi) terhadap Kemampuan

Membedakan Fakta dan Opini Siswa Kelas XI SMA N 1 Sorkam Barat Tahun Pembelajaran 2013/2014. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/ S1 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran think pair and share terhadap kemampuan membedakan fakta dan opini. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 334 orang kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang yang diambil dengan proses cluster sampling. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah tes isian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”. Dari pengolahan data, diperoleh rata- rata pretes = 60,31, standar deviasi = 13,41, dan termasuk dalam empat kategori yaitu kategori sangat baik sebanyak 4 siswa atau 12,5 %, kategori baik sebanyak 10 siswa atau 31.25 %, kategori cukup sebanyak 8 siswa atau 25 %, kategori kurang sebanyak 6 siswa atau 18,75 %, dan kategori sangat kurang 4 siswa atau 12,5 %. Nilai rata-rata posttes = 83,13, standar deviasi = 11,02 dan termasuk dalam tiga kategori, yaitu sangat baik 16 siswa atau 50 %, kategori baik sebanyak 14 siswa atau 43,75 %, dan kategori cukup sebanyak 2 siswa atau 6,25 %.

Berdasarkan uji normalitas, hasil pretes dan posttes berdistribusi normal. Kemudian berdasarkan uji homogenitas dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, maka diketahuilah to sebesar 7,33. Selanjutnya t0 tersebut dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5% maupun 1% dengan dk = N-1, maka 32-1 = 31. Dari df = 31 diperoleh taraf signifikansi 5% sebesar 2,04 dan 1% sebesar 2,75. Maka diperoleh to> ttabel yakni 2,04 < 7,33 > 2,75. Dengan demikian hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran think pair and share terhadap kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat Tahun Pembelajaran 2013/2014.

(7)

iv

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

A. Kerangka Teoretis ... 9

1. Model Pembelajaran Think Pair and Share ... 9

2. Fakta dan Opini ... 17

3. Penerapan Model Think Pair and Share dalam Pembela- jaran Fakta dan Opini ... 20

B. Kerangka Konseptual ... 21

C. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III MEDOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 25

1. Lokasi Penelitian ... 25

2. Waktu Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

1. Populasi Penelitian ... 25

2. Sampel Penelitian ... 26

C. Metode penelitian ... 27

D. Desain Penelitian ... 28

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 29

(8)

G. Jalannya Eksperimen ... 31

H. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

1. Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini Siswa Sebelum menggunakan model... ... 37

2. Kemampuan membedakan fakta dan opini dengan model Think Pair And Share ... 43

3. Pengaruh Model Think Pair And Share terhadap Ke- mampuan Membedakan Fakta dan Opini Siswa SMA Negeri 1 Sorkam Barat ... 48

4. Temuan Penelitian ... 50

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Simpulan ... 57

B. Saran ... 58

(9)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Fakta dan Opini ... 18

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat Tahun Pembelajaran 2013/2014 ... 26

Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini ... 30

Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini ... 31

Tabel 3.4 Pembelajaran Sebelum Menggunakan Model ... 31

Tabel 3.5 Langkah-langkah Pembelajaran Membedakan Fakta dan Opini dengan Model Think Pair and Share ... 32

Tabel 4.1 Nilai Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini Siswa Sebelum Menggunakan Model Think Pair and Share ... 38

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest (X) ... 39

Tabel 4.3 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pretest(X) ... 41

Tabel 4.4 Uji Normalitas Hasil Pretest ... 41

Tabel 4.5 Nilai Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini Siswa Setelah Menggunakan Model Think Pair and Share ... 43

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest (Y) ... 44

Tabel 4.7 Identifikasi Kecenderungan Hasil Posttest(Y) ... 46

Tabel 4.8 Uji Normalitas Hasil Posttest ... 46

Tabel 4.9 Analisis Data Hasil Pretest (X) dan Hasil Posttest (Y)... 48

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 61

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pretest ... 62

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Posttest... ... 67

Lampiran 4 Lembar Kerja Pretest ... 72

Lampiran 5 Lembar Kerja Posttest... ... 74

Lampiran 6 Tajuk Rencana Rokok dan Pembunuhan Massal ... 76

Lampiran 7 Tajuk Rencana Berharap UN Jadi Solusi... .... 78

Lampiran 8 Nilai Pretest dan Posttest ... 80

Lampiran 9 Daftar Nilai Persentil untuk Uji F ... 82

Lampiran 10 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors ... 84

Lampiran 11 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z ... 85

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Bahasa umumnya didefenisikan berdasarkan cabang disiplin ilmu bahasa

(linguistik), seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan lainnya. Salah satu defenisi

bahasa menurut Ritonga (2013:43) adalah produk pikiran manusia yang

dihasilkan dan dikembangkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

dalam hal berinteraksi dan bertransaksi. Oleh karena bahasa itu sebagai produk

pikiran manusia, bahasa dimanfaatkan sebagai sarana berpikir ilmiah,

mempertukarkan pengalaman, pikiran, perasaan, dan tujuan (Ritonga, 2013:44).

Sementara itu, pembelajaran bahasa dan sastra diarahkan agar siswa terampil

berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan.

Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa,

juga meningkatkan kemampuan berfikir, mengungkapkan gagasan, perasaan,

pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa

dan kemampuan memperluas wawasan. Kemampuan memperluas wawasan

tersebut tidak terlepas dari kemampuan berbahasa, yakni menyimak, berbicara,

membaca dan menulis.

Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran bahasa Indonesia di

Sekolah Menengah Atas yang memegang peranan penting ialah pengajaran

membaca. Membaca merupakan kegiatan fisik dan mental, yang menuntut

(13)

2

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari informasi, isi bacaan dan

memahami makna bacaan (Tarigan, 2005:9). Oleh sebab itu, membaca

mendatangkan banyak manfaat terutama dalam meningkatkan pengetahuan.

Peningkatan pengetahuan tak lepas dari kurikulum yang diterapkan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang studi bahasa

Indonesia pada siswa kelas XI Semester II terdapat standar kompetensi no. 11

terdapat kegiatan memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan

membaca intensif dengan kompetensi dasar no. 11.2. yakni, membedakan fakta

dan opini pada editorial/tajuk rencana dengan membaca intensif. Berdasarkan

tuntutan kurikulum tersebut siswa diharapkan mampu membedakan fakta dan

opini dalam tajuk rencana yang dimuat di koran.

Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melaksanakan Praktek

Pengalaman Lapangan Terpadu (PPL-T), siswa masih sulit untuk membedakan

fakta dan opini. Nilai rata-rata membedakan fakta dan opini siswa 7,0. Nilai ini

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya

minat membaca siswa. Mereka menganggap membaca adalah kegiatan yang

membosankan dan membuang waktu. Mereka cenderung tidak konsentrasi dalam

membaca. Hal ini mengakibatkan banyak siswa yang sulit menemukan isi ataupun

ide yang terkandung dalam tajuk rencana. Siswa juga kesulitan ketika disuruh

membedakan fakta dan opini yang terdapat dalam tajuk rencana. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: 1) Siswa belum femeliar dengan

media/alat (surat kabar), 2) guru tidak menghadirkan media surat kabar sebagai

(14)

3

yang digunakan, 4) minimnya latihan dalam menggunakan media pembelajaran,

5) keterlibatan siswa dalam pemanfaatan media belum maksimal.

Kemampuan siswa membedakan fakta dan opini tergambar dari penelitian

yang dilakukan oleh Kurniati, NIM 0210310203 dengan judul, “Kemampuan

Membuat Fakta dan Opini melalui Kegiatan Menyimak Wacana oleh Siswa Kelas

X SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pembelajaran 2005/2006.” Penelitian tersebut

menekankan hubungan keterampilan berbahasa yaitu menyimak terhadap

kemampuan membuat fakta dan opini dan tidak menggunakan model.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Roulina Purba, NIM 071222110066

dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Berbasis Tugas terhadap

Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini oleh Siswa Kelas XI SMA Teladan

Tahun Pembelajaran 2010/2011.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kemampuan rata-rata siswa membedakan fakta dan opini adalah 79,25. Nilai

tersebut telah tercapai. Pertanyaannya adalah apakah situasi, kondisi, dan

perlakuan dalam kegiatan penelitian di atas berlaku sama dengan tempatnya

melakukan penelitian?

Paling tidak ada dua hal yang mendasari penelitian ini dilakukan. Pertama,

kemampuan membedakan fakta dan opini siswa masih tergolong kurang sehingga

perlu dikaji lagi dengan mencari faktor-faktor penyebabnya. Kedua, model yang

digunakan guru sewaktu mengajarkan fakta dan opini tidak menunjukkan hasil

belajar yang baik.

(15)

4

fakta dan opini dalam tajuk rencana. Dalam penelitian ini, peneliti menawarkan

sebuah model pembelajaran kooperatif, yaitu model Think Pair and Share

(Berpikir, Berpasangan dan Berbagi). Cooperative Learning merupakan suatu

model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman

dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan

bekerjasama diantara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi,

produktivitas dan perolehan belajar (Solihatin, 2008:5). Think Pair and Share

merupakan salah satu jenis dari pembelajaran kooperatif.

Arends (dalam Trianto, 2009: 81) menyatakan bahwa:

Model pembelajaran ini adalah suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair and share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.

Model pembelajaran think pair and share ini diharapkan tercipta suasana

belajar yang menyenangkan, guru memberikan atau mengajukan pertanyaan,

kemudian siswa diberikan kesempatan untuk berfikir dan berdiskusi dengan

pasangannya untuk mencari jawaban yang paling tepat dan saling membantu satu

sama lain. Hasil diskusi ini kemudian diungkapkan atau dibagikan dalam kelas,

kemudian dari diskusi itu, guru menyimpulkan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menjadikan

permasalahan tersebut sebagai topik yang akan diteliti. Adapun judul yang dipilih

sesuai dengan masalah tersebut yaitu “Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair

(16)

5

Membedakan Fakta dan Opini Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat

Tahun Pembelajaran 2013/2014.”

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

identifikasi masalahnya sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam membedakan fakta dan opini masih tergolong

kurang.

2. Siswa belum femeliar dengan media/alat (tajuk rencana dalam surat

kabar).

3. Guru tidak menghadirkan media surat kabar sebagai media dalam

pembelajaran.

4. Model yang digunakan belum sesuai dengan Kompetensi Dasar yang

digunakan.

5. Minimnya latihan dalam menggunakan media pembelajaran.

6. Keterlibatan siswa dalam pemanfaatan media belum maksimal.

C.Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada permasalahan rendahnya kemampuan

(17)

6

D.Rumusan Masalah

Sesuai dengan hal tersebut, rumusan masalah yang akan menjadi fokus

penelitian adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Sorkam Barat Tahun Pembelajaran 2013/2014 sebelum

menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share ?

2. Bagaimanakah kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Sorkam Barat Tahun Pembelajaran 2013/2014 setelah

menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share ?

3. Apakah model pembelajaran Think Pair and Share berpengaruh terhadap

kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI SMA Negeri 1

Sorkam Barat Tahun Pembelajaran 2013/2014?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diharapkan dapat tercapai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Untuk menggambarkan kemampuan membedakan fakta dan opini siswa

kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat sebelum menggunakan model Think

Pair and Share dalam proses pembelajaran.

2. Untuk menggambarkan kemampuan membedakan fakta dan opini siswa

kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat setelah menggunakan model Think

(18)

7

3. Untuk menggambarkan pengaruh penggunaan model Think Pair and Share

terhadap kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Sorkam Barat.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan bahan masukan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran

fakta dan opini, serta perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti

masalah yang relevan.

2. Manfaat secara Praktis

a. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan

membedakan fakta dan opini sehingga kualitas hasil belajar fakta dan opininya

semakin meningkat.

b. Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran fakta dan opini di kelas, sehingga siswa tidak merasa bosan

terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, dan dapat menjadi alternatif pemilihan

model pembelajaran membaca, sehingga keterampilan guru bahasa dan sastra

Indonesia semakin berkembang, khususnya dalam menerapkan pembelajaran

(19)

8

c. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan

meningkatkan prestasi belajar siswa pada kesempatan lainnya dalam pembelajaran

(20)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat

disimpulkan bahwa.

1. Kemampuan siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sorkam Barat dalam

membedakan fakta dan opini sebelum diterapkannya model pembelajaran

kooperatif tipe think pair and share (pretest) menunjukkan nilai minimal

sebesar 30, nilai maksimal sebesar 90, standar deviasi 13,41, standar eror

2,41 dan nilai rata-rata (mean) 60,31. Maka kemampuan membedakan

fakta dan opini siswa sebelum menggunakan model think pair and share

digolongkan dalam kategori cukup.

2. Kemampuan siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sorkam Barat dalam

membedakan fakta dan opini siswa setelah menggunakan model think pair

and share (posttest), yaitu: nilai minimal 60, nilai maksimal 100, standar

deviasi 11,02, standar eror 1,97 dan nilai rata-rata 83,13. Maka

kemampuan membedakan fakta dan opini siswa setelah menggunakan

model think pair and share digolongkan dalam kategori baik.

3. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa

to > ttabel yakni 7,33 > 2,04. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak

dan hipotesis alternative (Ha) diterima. Hal ini membuktikan bahwa

(21)

58

signifikan terhadap kemampuan membedakan fakta dan opini siswa SMA

Negeri 1 Sorkam Barat tahun pembelajaran 2013/2014.

B.Saran

1. Kemampuan siswa dalam membedakan fakta dan opini perlu ditingkatkan

agar memudahkan siswa untuk membedakan kenyataan dan pendapat yang

terdapat dalam tajuk rencana. Hal tersebut tentunya memerlukan model

pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah model pembelajaran think

pair and share.

2. Perlunya menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik, tidak

membosankan bagi siswa dan dapat mengembangkan keterampilan guru

bahasa dan sastra Indonesia.

3. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan

model pembelajaran yang digunakan di sekolah dalam pembelajaran

(22)

59

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Gunawan, Adi. 2011. Tangkas Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.

Haryati. 2008. Contextual Teaching Learning. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Kosasih, Endang. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Kusuma. 2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2, Tahun 2012; Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Wonosari Tahun Ajaran 2011/2012.Diakses tanggal 31 Januari 2014; Pukul 21:10.

Lie, Anita. 2010. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Ritonga, Mara Untung. 2013. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Medan: CV Bortang Jaya.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : CV. Alfabeta.

(23)

60

Sartika, dkk. 2013. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri C 164 -240; Kemampuan Membedakan Kalimat Fakta dan Opini Melalui Kegiatan Membaca Intensif Siswa Kelas X SMK-SMAK Padang. Diakses tanggal 31 Januari 2014; Pukul 21:38.

Solihatin, Etin. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudijono, Anas.2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suparno. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Tarigan, Henry Guntur. 2005. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Gambar

Gambar 2.1  Bagan Kerangka Konseptual ...............................................

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung melalui bermain kartu bilangan pada kelompok A di TK ABA Dengkeng Wedi Klaten Tahun Ajaran

Warna yang digunakan pada busana Tari Khadissiswa yaitu warna putih dan hijau, warna putih sebagai simbol kesucian, sedangkan warna hijau sebagai simbol kesuburan.Warna-warna

Pokja ULP PB-24/POKJA SKPD09pada Pemerintah Kabupaten Banjar akan melaksanakan Pelelangan Umumdengan pascakualifikasi secara elektronik untuk paket pekerjaan pengadaan barang

Perhatikanlah salah satu akar yang sudah diketahui adalah berupa bilangan irasional(bilangan bentuk akar), maka salah satu akar yang lainpun juga akan berupa bilangan irasional

Gambar 12d adalah tampialn saat aplikasi dan perangkat keras telah memulai penghitungan langkah kaki dan apa bila sistem measuki mode hemat daya maka akan muncul

Jadi dapat disimpulkan bahwa validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan ketepatan alat penilaian atau evaluasi dalam hal ini adalah instrument yang digunakan untuk

Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum

Keluarga klien merasa takut dan khawatir akan kelahiran klien terhadap prosedur invasif saat operasi SC yang akan dilakukan tidak lancar dan takut anaknya klien terjadi