• Tidak ada hasil yang ditemukan

The evaluation of online bookstore’s disrtribution system in Universitas Terbuka.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The evaluation of online bookstore’s disrtribution system in Universitas Terbuka."

Copied!
269
0
0

Teks penuh

(1)

MINROHAYATI

H251100131

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

i

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Evaluasi efektivitas sistem

distribusi tokobuku online di Universitas Terbuka ini adalah karya saya dengan

arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, September2012

(3)

ii

MINROHAYATI.The evaluation of online bookstore’s disrtribution system in Universitas Terbuka.Under direction of H. MUSA HUBEIS and WILSON H. LIMBONG.

One of the disadvantages faced by UT as an institution with distance learning system is the difficulty of distributing materials to students who are spread throughout the country, in this case UT has applied model of learning materials distribution through online, or better known as online book stores TBO-UT. This study aims to describe the distribution system of TBO-UT. The results shows that, (1) UT’s distribution system is able to increase the level of service in providing the learning materials for students, (2) the current distribution system capable of reducing the cost for students in obtaining the learning materials, (3) the current distribution system could increase the sales volume of learning materials as shown by the increase sales of UT’s modules from time to time. The results of this study also shows that students still face an obstacles in obtaining UT’s modules, this is due to several factors, (1) the delivery of learning materials is usually late from the schedule, (2) students have trouble paying the cost of learning materials since Bank Mandiri is rarely available at their residence, (3) access to UT’s website often does not run smoothly. However for students who work full-time, the service of UT TBO is really helpful. But for students who are unable to access the internet, this would be a barrier in obtaining learning materials.

(4)

iii

MINROHAYATI. Evaluasi Efektivitas Sistem Distribusi Toko Buku Online Di Universitas Terbuka. Dibimbing oleh H. MUSA HUBEIS sebagai ketua dan WILSON H. LIMBONG sebagai anggota

Distribusi barang memainkan peranan yang amat penting dalam sistem

perekonomian.Kondisi Indonesia yang luas dan berbentuk kepulauan menjadikan

persoalan distribusi sebagai agenda penting yang harus ditangani secara

sungguh-sungguh dengan sistem yang selalu terkontrol.

Universitas Terbuka (UT) merupakan perguruan tinggi yang menerapkan pola

pendidikan jarak jauh (PJJ) dengan karakteristik tersendiri dan mempunyai

mahasiswa yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Salah satu kelemahan yang

dihadapi UT sebagai penyelenggara sistem belajar jarak jauh (SBJJ) adalah sulitnya

mendistribusikan bahan ajar kepada mahasiswa yang tersebar diseluruh tanah air,

dalam hal ini UT telah melakukan pengembangan model distribusi bahan ajar

berbasis onlineatau lebih dikenal toko buku online(TBO)-UT.

TBO-UT sebagai suatu sistem yang baru,maka dalam pelaksanaannya

diperlukan kesiapan seluruh komponen yang terlibat baik dari sumber daya, maupun

sarana yang akan menunjang keberhasilan dari sistem tersebut. Perlu disadari bahwa

sampai saat ini belum seluruh wilayah di Indonesia memiliki, atau tersedia sarana

jaringan internet. Disamping itu, tidak semua mahasiswa UT memiliki kompetensi

menggunakan komputer, terutama menggunakan internet.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat layanan sistem

distribusi bahan ajar melalui TBO-UT dalam penyediaan bahan ajar bagi mahasiswa

dan kepuasan mahasiswa dalam menggunakan fasilitas TBO-UT. Metode

pengambilan contoh adalah menggunakan purposive sampling, yaitu contoh

diambil berdasarkan ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkannya. Contoh

dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi di lima UPBJJ-UT, yaitu

Surabaya, Pontianak, Pangkal Pinang, Makasar dan Jayapura. Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan instrument kuesioner melalui e-mail kepada 553

(5)

iv

mahasiswa yang menggunakan fasilitas TBO.Analisis IPA digunakan untuk melihat

masalah apa yang harus dijadikan prioritas perbaikan dalam pelaksanaan TBO-UT,

terdiri dari delapan (8) dimensi, yaitu Pengenalan produk, Pencarian Informasi,

Keputusan pembelian, Kemudahan dan pemanfaatan, Kecepatan, Biaya, Penunjang

dan Pasca pembelian. Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT)

digunakan untuk melihat alternatif strategi yang akan diterapkan oleh pihak UT.

Hasil analisis tingkat kepentingan staf kinerja UT, mendominasi pada

pernyataan setuju 54,9%. Untuk Kepuasan mahasiswa, pada peubah kemudahan dan

pemanfaatan, lebih mendominasi pada pernyataan netral 59,2%. Analisis IPA

menunjukkan, bahwa prioritas utama (kuadran I) merupakan wilayah yang meliputi

faktor yang dianggap penting oleh pelanggan, tetapi pada kenyataannya

faktor-faktor tersebut belum sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen. Hasi lanalisis

IPA dalam pelaksanaan TBO-UT yang menjadi prioritas utama adalah perbaika

npelayanan yang diberikan petugas TBO-UT kepada mahasiswa. Sedangkan analisis

SWOT dalam mengembangkan empat (4) strategi alternatif yang dapat

diimplementasikan oleh pihak UT, yaitu pada Strategistrengths-opportunities(S-O)

adalah meningkatkan mutu pelayanan, menggunakan fasilitas teknologi dan

memberikan informasi kepada mahasiswa. Selanjutnya Strategi

weaknesses-opportunities (W-O) adalah dengan melakukan pelayanan prima, menciptakan kemudahan dalam transaksi pembelian modul dan mengadakan sosialisasi di

UPBJJ-UT setempat. Strategi streghth-threat(S-T) adalah menjaga kepercayaan mahasiswa,

memperbaharui strategi dan membuat kuesioner untuk mahasiswa. Strategi

Weaknesses-threats (W-T) adalah melakukan diskusi dengan pelanggan tentang pelayanan TBO-UT dan melakukan evaluasi dengan kelompok belajar (pokjar)

setiap daerah. Implikasi manajerial yang harus dilakukan dalam sistem TBO-UT

untuk meningkatkan mutu pelayanan adalah system distribusi bahan ajar melalui

TBO-UT perlu diperhatikan dan ditingkatkan lagi, terutama dalam keterlambatan

kedatangan modul kemahasiswa, karena keterlambatan modul dapat mengganggu

(6)

v

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(7)

vi

MINROHAYATI

TESIS

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Manajemen

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)

vii

NRP : H251100131

Disetujui

Komisi Pembimbing

Prof.Dr.Ir.H Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA

Ketua

Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, MS

Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi

Ilmu Manajemen

Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, MSc

Dekan

Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc, A.Gr

(9)

viii

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas karunia dan rahmat

yang telah dilimpahkan khususnya dalam penyusunan laporan penelitian ini. Tesis ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana, Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogordengan judul Evaluasi

Efektivitas Sistem Distribusi Toko BukuOnline Di Universitas Terbuka.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu penyelesaian tesis ini :

1. Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA dan Prof.Dr.Ir. Wilson H.

Limbong, MS selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan motivasi,

pengarahan dan saran dalam penyelesaian tesis ini.

2. Dr. Muhammad Syamsun, M.Sc selaku penguji luar yang telah bersedia menjadi

dosen penguji dan memberikan saran dalam penyelesaian tesis ini.

3. IlmanMartias (suami), anak-anakku, kedua orang tua dan ibu mertua serta

seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa.

4. Koperasi Karunika danTok oBuku Online (TBO) Universitas Terbuka yang

telah membantu penulis dalam penyelesaiantesis ini.

5. Rektor, Dekan Fakultas Ekonomi, serta unit PSDM Universitas Terbuka yang

telah membantu penulis untuk dapat melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan

di IPB

6. Seluruh teman-teman Pascasarjana Ilmu Manajemen angkatan empat

danteman-teman fakultasEkonomiUniversitas Terbuka yang selalu memberikan semangat

dan doa.

7. Terakhir pada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu dan mendukung selama perkuliahan dan penyusunan Tesis.

Semoga segala kebaikan dan keikhlasan mereka semua mendapatkan balasan

dari Allah SWT .

Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna.

(10)

ix

Bogor, September 2012

(11)

x

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21April 1980 dari pasangan Herman

danHarnisah. Penulis merupakan anak pertama dari empatbersaudara.

PenulismenyelesaikanSekolahDasarNegeriCiputat VI dan lulus tahun 1992.

KemudianpenulismelanjutkanpendidikankeSekolahLanjutan Tingkat

PertamaNegeriJombangSudimaradan lulus tahun 1995,

setelahitupenulismelanjutkanpendidikannya di SekolahMenengahUmumNegeri 2

PondokRanjijurusanIlmuPengetahuanSosial (IPS) dan lulus tahun 1998.

Penulis diterima di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Fakultas

EkonomiManajemenpada tahun 1998 dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

tahun 2003. Kemudian pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan program Magister

Sains di Sekolah Pascasarjana pada Program Studi Mayor Ilmu Manajemen,

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian

(12)

xi

2.1.3. Faktor distribusi yang memengaruhi pemilihan saluran………… 9

2.1.4 Saluran Distribusi……… 12

2.1.5 Jenis saluran distribusi……… 14

2.1.6 Fungsi utama saluran distribusi………... 18

2.1.7 Faktor penentu saluran distribusi yang optimal………... 18

2.1.8 Electronics Data Interchange... 19

2.1.9 Unsur-Unsur Penting Dalam Pemasaran……… 22

2.1.10 Perilaku Konsumen……….. 23

2.1.11 TBO-UT………... 25

2.1.12 Efektivitas……… 28

2.2. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan……… 28

2.3. Teori Pendekatan Analisis IPA……… 29

2.4. Teori pendekatan Analisis SWOT……… 32

3 METODE PENELITIAN……… 35

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian………. 35

3.2. Lokasi danWaktu Penelitian………... 36

3.3. Jumlah Contoh dan Perolehan Contoh……….. 36

3.4. Pengumpulan Data………... 37

3.5. Pengolahan dan Analisis Data……… 38

4 GAMBARAN OBYEK PENELITIAN……… 41

4.1. Gambaran Umum Perusahaan………. 41

4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Universitas Terbuka………. 41

4.1.2. Visi, Misi danTujuan UT………... 43

4.1.3. Visi, Misi danTujuan Fakultas Ekonomi UT………... 44

4.1.4. Sekilas Fakultas Ekonomi UT………... 45 4.1.5. Riwayat Singkat Program Studi yang dikembangkan oleh

Fakultas Ekonomi UT………

(13)

xii

4.1.9. Perkembangan layanan bantuan bag imahasiswa UT………... 52

5. HASIL DAN PEMBAHASAN………... 61

5.1. Karakteristik Responden………. 63

5.2.Alur proses pembelian bahan ajar melalui TBO-UT……….. 61

5.3. Analisis deskripsi distribusi TBO-UT……… 65

5.3.1. Kepentingan kinerja UT………... 65

5.3.2. Kepentingan pelanggan UT………... 73

5.3.3.Tingkat Kesesuaian Antara Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepuasan mahasiswa………. 81 5.4. Analisis IPA………... 83

5.5. Analisis SWOT………... 94

KESIMPULAN DAN SARAN………... 105

Kesimpulan………... 105

Saran……… 106

DAFTAR PUSTAKA……….. 107

(14)

xiii

1 Jumlah responden 36

2 Kisi-kisi instrument penelitian………. 38

3 Karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis kelamin………... 61

4 Karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis pekerjaan………. 62

5 Tingkat kesesuaian antara kinerja UT dan kepuasan mahasiswa……….. 81

6 Nilai rataan tingkat kepuasan mahasiswa dan tingkat kinerja UT…... 84

(15)

xiv

No Halaman

1 Model perilaku konsumen………... 24

2 Bentuk matrik importance performance analysis………... 31

3 Diagram analisis SWOT………. 34

4 Kerangka pemikiran penelitian………... 35

5 Struktur organisasi Fakultas Ekonomi UT……….. 51

6 Layanan bantuan bagi mahasiswa UT……… 53

7 Alur proses pembelian bahan ajar melalui TBO-UT……….. 64

8 Kinerja UT dimensi pengenalan produk………. 66

9 Kinerja UTdimensi pencarian informasi……… 67

10 Kinerja UTdimensi keputusan pembelian………... 68

11 Kinerja UTdimensi kemudahan dalam pemanfaatan.……… 69

12 Kinerja UT dimensi kecepatan……… 70

13 Kinerja UT dimensi biaya………... 71

14 Kinerja UTdimensi penunjang……….. 72

15 Kinerja UT dimensi pasca pembelian………. 73

16 Dimensi Pengenalan produk kepuasan konsumen………. 74

17 Dimensi pencarian informasi kepuasan konsumen………. 75

18 Dimensi keputusan pembelian konsumen………... 76

19 Dimensi kemudahan dan pemanfaatan kosumen……… 77

20 Dimensi kecepatan …………...……….. 78

21 Dimensi biaya ……….……… 79

22 Dimensi penunjang ……….……… 80

23 Dimensi pasca pembelian ……….……….. 81

(16)

xv

No Halaman

1 Kuesioner ………. 112

2 Rekapitulasi hasil distribusi frekuensi kepentingan kinerja UT……… 116

3 Rekapitulasi hasil distribusi frekuensi kepuasan mahasiswa………. 118

4 Tabel hasil pembobotan untuk kepentingan kinerja UT……… 120

5 Tabel hasil pembobotan untuk kepentingan pelanggan………. 122

6 Tabel rekapitulasi pembelian BMP melalui TBO-UT ……….. 124

7 Tabel tingkat kesesuaian……… 125

(17)

1.1. Latar Belakang

Sistem distribusi dalam suatu perusahaan mempunyai peranan penting

untuk menyalurkan barang atau jasa yang dihasilkan kepada konsumen. Panjang

pendeknya jalur distribusi sangat tergantung dari keadaan dan tipe komoditi yang

diperdagangkan. Kegiatan distribusi adalah suatu kegiatan yang berperan

menghubungkan kepentingan produsen dan konsumen, baik untuk produksi

primer, setengah jadi, maupun produk jadi. Melalui kegiatan tersebut produsen

memperoleh imbalan sesuai dengan volume dan harga produk per unit yang

berlaku saat terjadinya transaksi.

Distribusi barang memainkan peranan yang amat penting dalam sistem

perekonomian. Oleh karena itu sangat diperlukan jaringan distribusi yang tangguh

dan efisien diseluruh pelosok tanah air. Kondisi Indonesia yang luas dan

berbentuk kepulauan menjadikan persoalan distribusi sebagai agenda penting

yang harus ditangani secara sungguh-sungguh dengan sistem yang selalu

terkontrol.

Universitas Terbuka (UT) merupakan perguruan tinggi yang menerapkan

pola pendidikan jarak jauh (PJJ) dengan karakteristik tersendiri dan mempunyai

mahasiswa yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Penerapan PJJ dalam

sistem pembelajaran di UT menyebabkan mahasiswa harus belajar secara mandiri

melalui berbagai media bahan ajar yang tersedia, seperti media cetak maupun non

cetak.Berdasarkan hal itu, sebagai institusi yang menerapkan pendidikan jarak

jauh, UT juga menyediakan berbagai bahan ajar. Bahan ajar utama yang

digunakan di UT adalah berupa bahan ajar cetak, atau disebut dengan Buku

Materi Pokok (BMP). Pada sebagian besar BMP yang telah dikembangkan UT

dilengkapi dengan bahan ajar non cetak berupa video, video interaktif, computer

assisted instructioned(CAI), audio dan audio grafis.

UT telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam

sistem pembelajarnya. Pemanfaatan teknologi ini tidak hanya terbatas pada proses

belajar mahasiswa, misalnya tutorial online, tetapi juga untuk kelancaran sistem

(18)

sistem teknologi informasi (TI) UT telah melakukan pengembangan model

distribusi bahan ajar berbasis online, yang dikenal dengan Toko Buku Online

(TBO-UT) sebagai media bagi mahasiswa untuk memperoleh BMP. Penggunaan

sistem ini ditekankan untuk memberikan pelayanan prima bagi mahasiswa

sekaligus sebagai salahsatu cara pengelolaan keuangan yang transparan dan

akuntabel.

Padmo dan Anggoro (2004), menyatakan bahwa media yang sederhana

sekalipun, apabila digunakan sesuai dengan karakteristik dan kemampuan

mahasiswa dapat memberikan nilai pembelajaran yang tidak sedikit. Sebagai salah

satu revolusi dalam teknologi informasi (TI) yang diciptakan oleh manusia,

e-commercemembawa perubahan besar secara cepat dan berkembang pesat dalam dunia per-internetan, serta bagian dari mekanisme bisnis tersendiri yang sangat

menjanjikan (Bungin, 2006). Hal ini disebabkan E-commerce, dapat memberikan

manfaat(1) memperluas jangkauan pasar, meningkatkan layanan untuk

pelanggandan mengefisiensi operasi, (2) keuntungan yang diperoleh jauh lebih

besar, dan (3) mekanisme pembayaran yang digunakan dalam transaksi di internet

sangat mudah dan murah. Untuk perguruan tinggi jarak jauh, fasilitas e-commerce

dapat dimanfaatkan untuk mendistribusikan bahan ajar kepada mahasiswa, dan

sekaligus ajang promosi tanpa ada proteksi dari pemerintah atau pihak lain yang

mengatur mekanisme jual beli (Pangaribuan, 2005). E-commercedapat digunakan

sebagai media layanan distribusi bahan ajar yang cukup efektif dan efisien. Efektif

karena bahan ajar dapat diterima lebih cepat dan efisien, karena melalui

e-commerce mahasiswa tidak perlu datang pada suatu tempat tertentu, sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu.

Sejak didirikannya pada tahun 1984, pendistribusian bahan ajar UT kepada

mahasiswa dilakukan dengan cara penjualan langsung di Unit Program Belajar

Jarak Jauh (UPBJJ) yang tersebar di seluruh Indonesia. Seiring dengan

perkembangan TIK serta perbaikan sistem keuangan dalam hal penjualan BMP,

maka sejak tahun 2008 UT meluncurkan sistem TBO-UT, yaitu pembelian BMP

secara online melalui internet. Sebelum menerapkan TBO-UT, penyediaan bahan

(19)

dijual kepada mahasiswa dan masyarakat umum yang membutuhkan melalui unit

program belajar jarak jauh (UPBJJ).,

Institusi Pendidikan Tinggi Jarak Jauh (PTJJ) dianggap marginal, tetapi

belakangan ini beberapa PTJJ berkembang pesat menjadi pusat-pusat unggulan

institusi PTJJ dan mega universitas di dunia. Setidaknya, Jung (2005) mencatat

ada 11 mega universitas jarak jauh diseluruh dunia, dimana kesebelas mega

universitas tersebut tidak hanya dicirikan oleh besarnya jumlah mahasiswa (lebih

dari 100.000 mahasiswa) melainkan juga karena kemampuan menyediakan

fasilitas terpenting dalam sistem pendidikan jarak jauh, yaitu penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication

Technology, ICT).

Dari data yang diberikan Koperasi Karunika mengatakan bahwa

pembelian BMP dari tahun ke tahun meningkat nyata. Pada tahun 2008 jumlah

mahasiswa yang memesan modul melalui TBO sebanyak 4.838 orang dengan

jumlah modul terjual sebanyak 28.250. Jumlah pemesan dan modul terjual naik

cukup tajam pada tahun 2010 jumlah mahasiswa yang memesan modul sebanyak

23.383 orang dan modul yang terjual sebanyak 198.531. Melalui TBO-UT,

mahasiswa dapat memperoleh atau membeli BMP UT dari berbagai wilayah

tempat mahasiswa berada dengan syarat wilayah tersebut sudah tersedia jaringan

internet. Distribusi dan penjualan bahan ajar cetak melalui TBO-UT sepenuhnya dilakukan UT pusat dalam hal ini unit yang terlibat langsung adalah Koperasi

Karunika UT.

TBO-UT sebagai suatu sistem yang baru, maka dalam pelaksanaannya

diperlukan kesiapan seluruh komponen yang terlibat baik dari sumber daya,

maupun sarana yang akan menunjang keberhasilan dari sistem tersebut. Perlu

disadari bahwa sampai saat ini belum seluruh wilayah di Indonesia memiliki, atau

tersedia sarana jaringan internet. Disamping itu, tidak semua mahasiswa UT

memiliki kompetensi menggunakan komputer, terutama menggunakan internet.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah kesiapan Koperasi Karunika dalam

mengelola sistem ini, baik dari sisi ketersediaan maupun SDM. Untuk

pengiriman BMP kepada mahasiswa, Koperasi Karunika bekerjasama dengan

(20)

TBO-UT. Keberhasilan implementasi dari sistem TBO-UTdalam meningkatkan layanan

penyediaan bahan ajar cetak/BMP UT diukur dari kecepatan bahan ajar diterima

mahasiswa dan kemudahan dalam memperoleh BMP, serta biaya yang

dikeluarkanyang seyogyanya relatif semakin rendah.

Rowntree (1994) berpendapat bahwa pendistribusian bahan ajar dalam

pendidikan jarak jauh perlu memperhatikan paling tidak dua faktor, yaitu sasaran

didik dan lokasi dimana peserta didik menerima layanan bahan ajar. Disamping

itu, dari segi geografi, demografi, jadwal pengelolaan bahan ajar, keakuratan data

dan tujuan pengiriman penting juga menjadi pertimbangan (Soelaiman, 2005).

Model distribusi bahan ajar berbasis online melalui pemanfaatan TBO-UT dapat

menjadi suatu pilihan karena memiliki kemampuan yang sangat baik dalam

mendorong efisiensi pengelolaan layanan bahan ajar di masa mendatang,

mengingat TIK akan semakin mudah diakses.

1.2. Perumusan Masalah

Salah satu kebutuhan mahasiswa untuk menunjang proses pembelajaran

adalah bahan ajar. UT sebagaimana diutarakan terdahulu merupakan salah satu

perguruan tinggi yang menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh, mahasiswa

UT membutuhkan bahan ajar atau lazim disebut modul dalam proses

pembelajarannya. Mahasiswa UT tersebar di seluruh pelosok nusantara, maka

diperlukan sistem distribusi bahan ajar (modul) yang efektif agar bahan ajar

tersebut sampai kepada mahasiswa tepat waktu, sehingga tidak mengganggu

proses belajarnya.

Terobosan yang telah UT lakukan sejak tahun 2008 hingga saat ini adalah

dengan menerapkan sistem TBO. Dengan sistem tersebut mahasiswa dimana

berada dapat memesan bahan ajar yang dibutuhkan melalui akses internet.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut :

1. Apakah sistem distribusi yang dilakukan UT yang ada saat ini mampu

meningkatkan tingkat layanan dalam penyediaan bahan ajar bagi mahasiswa ?

2. Apakah sistem distribusi saat ini mampu mengurangi biaya yang dikeluarkan

(21)

3. Apakah sistem distribusi saat ini mampu meningkatkan volume penjualan

bahan ajar UT ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Mengevaluasi tingkat layanan sistem distribusi bahan ajar melalui

TBO-UTdalam penyediaan bahan ajar bagi mahasiswa.

2. Mengevaluasi tingkat atau jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh

mahasiswa dalam memperoleh BMP

3. Mengevaluasi dampak sistem TBO-UT terhadap peningkatan volume

penjualan bahan ajar.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk :

1. Memberikan rekomendasi usulan perbaikan dari sistem distribusi bahan ajar

UT, terutama dalam meningkatkan tingkat layanan yang diberikan UT

terhadap penyediaan bahan ajar cetak bagi seluruh mahasiswa.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar pengambilan

keputusan untuk mengembangkan sistem TBO-UT yang dapat digunakan oleh

pelanggan dengan cara yang lebih mudah dan aplikatif.

3. Mengetahui efisiensi berupa penghematan biaya distribusi dalam pengelolaan

sistem distribusi bahan ajar.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian tentang Evaluasi efektivitas sistem distribusi

toko buku online di Universitas Terbuka difokuskan pada ketiga (3) komponen

yang termasuk dalam sistem distribusi, yaitu tingkat layanan dalam penyediaan

bahan ajar bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi, biaya yang dikeluarkan mahasiswa

Fakultas Ekonomi dalam memperoleh bahan ajar, serta volume penjualan bahan

(22)
(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendekatan Teori 2.1.1. Strategi Persaingan

Dalam perusahaan baik perusahaan yang bergerak pada sektor industri

atau jasa, peran bidang operasi menjadi suatu hal yang penting. Menurut Heizer

and Render (2006), ada tiga hal yang dapat dilakukan oleh bidang operasi dalam

mendukung strategi perusahaan, yaitu (1) cost leadership, (2) perbedaan dan (3)

respon yang cepat. Dari tiga (3) kondisi ini, manajemen operasi dituntut untuk

mengantarkan barang dan jasa dengan (1) lebih baik, atau berbeda dengan yang

lain, (2) lebih murah dan (3) lebih cepat tanggap.

Bidang operasi harus dapat menerjemahkan konsep dari strategi yang

dipilih untuk menjadi tugas dan tanggungjawabnya.

a. Bersaing pada Perbedaan

Menurut Heizer dan Render (2006),perbedaan berhubungan dengan penyajian

suatu kekhasan dan keunikan dapat diciptakan melalui berbagai aktivitas

perusahaan. Perbedaan dapat juga diartikan dengan ciri fisik dan atribut jasa

yang mencakup segala sesuatu mengenai produk, atau jasa yang mempengaruhi

nilai dimana konsumen dapat mengartikan.

b. Bersaing pada Biaya

Salahsatu upaya yang dapat dilakukan dalam menurunkan biaya operasi adalah

melalui efektivitas penggunaan fasilitas yang tersedia.Dengan mengetahui

ukuran optimum, perusahaan dapat menyebarkan biaya pada unit-unit dengan

kapasitas belum optimal dalam menekan biaya produksi. Dalam hal ini

transportasi barang yang cepat dapat mengurangi biaya penyimpanan dan

proses pengantaran langsung dari produsen menghasilkan perputaran

persediaan tinggi dengan biaya rendah.

c. Bersaing pada Respon

Respon fleksibel dapat dianggap sebagai kemampuan untuk memenuhi

perubahan yang terjadi di pasar, dimana terjadi pembaruan rancangan dan

fluktuasi volume. Hal lain yang dapat dilakukan dalam meningkatkan respon

adalah melalui penjadwalan yang dapat diandalkan. Disamping itu, respon

(24)

produk, sehingga memungkinkan produk yang ditawarkan selangkah lebih

dahulu daripada produk lain.

2.1.2.Sistem Distribusi

Distribusi dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang diambil untuk

memindahkan dan menyimpan suatu produk dari tahapan pemasok sampai pada

tahapan konsumen (Guritno dan Harsasi, 2010). Pengertian lain, distribusi dapat

diartikan suatu proses penyampaian barang, atau jasa dari produsen ke konsumen

dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan.

Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu,

tempat dan pengalihan hak milik. Dalam menciptakan ketiga (3) faedah tersebut,

terdapat dua (2) aspek penting yang terlibat didalamnya, yaitu :

a. Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of

distribution/marketing channel).

b. Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution).

Distribusi di pengaruhi oleh beberapa faktor struktur penyusunan jaringan

distribusi yang dapat mengakibatkan tercapainya pelayanan yang baik untuk

konsumen. Menurut Chopra dan Meindl dalam Guritno dan Harsasi (2010), faktor

tersebut adalah :

a. Response time : berkaitan dengan waktu yang diperlukan untuk sampai pada konsumen

b. Product variety : banyaknya jenis produk yang ditawarkan oleh saluran distribusi tersebut, ketika jenis produk yang ditawarkan banyak, maka saluran

distribusi akan lebih rumit dan membutuhkan alat kontrol lain untuk

mendapatkan biaya efisien

c. Product availability : ketersediaan akan produk tersebut ketika permintaan pasar lebih tinggi dari permintaan yang telah diperkirakan

d. Costomer experience : kemudahan konsumen mendapatkan produk dan menggunakan produk tersebut.

(25)

2.1.3 Faktor - Faktor Distribusi Yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran

a. Produsen harus mempertimbangkan berbagai macam faktor yang sangat

berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusinya. Pemilihan saluran

distribusi yang efektif akan mampu mendorong peningkatan penjualan yang

diharapkan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin.

Faktor-faktor tersebut antara lain menyangkut :

1. Pertimbangan Pasar (Market Consideration)

Saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, oleh

karena itu keadaan pasar merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran

tersebut. Beberapa faktor pasar yang harus diperhatikan adalah:

a. Konsumen atau pasar industri, Apabila pasarnya berupa pasar industri, maka

pengecer jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dalam saluran ini. Jika

pasarnya berupa konsumen dan pasar industri, perusahaan akan

menggunakan lebih dari satu saluran.

b. Jumlah pembeli potensial, Jika jumlah konsumen relatif kecil dalam

pasarnya, maka perusahaan dapat mengadakan penjualan secara langsung

kepada pemakai.

c. Konsentrasi pasar secara geografis, Secara geografis, pasar dapat dibagi

kedalam beberapa konsentrasi seperti: industri tekstil, industri kertas, dan

sebagainya. Untuk daerah konsentrasi yang mempunyai tingkat kepadatan

yang tinggi maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri.

d. Jumlah pesanan, Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat

berpengaruh terhadap saluran yang dipakainya. Jika volume yang dibeli oleh

pemakai industri tidak begitu besar, atau relatif kecil, maka perusahaan

dapat menggunakan distributor industri.

e. Kebiasaan dalam pembelian, Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan

pemakai industri sangat berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan dalam

penyaluran. Termasuk dalam kebiasaan membeli ini, antara lain: Kemauan

untuk membelanjakan uangnya, Tertariknya pada pembelian dengan kredit,

lebih senang melakukan pembelian yang tidak berkali-kali, tertariknya pada

(26)

2. Pertimbangan Barang (Product Consideration)

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi barang ini antara lain:

a. Nilai unit, Jika nilai unit dari barang yang dijual relatif rendah, maka

produsen cenderung untuk menggunakan saluran distribusi yang panjang.

Tetapi sebaliknya, jika nilai unitnya relatif tinggi, maka saluran

distribusinya pendek atau langsung.

b. Besar dan berat barang, manajemen harus mempertimbangkan ongkos

angkut dalam hubungannya dengan nilai barang secara keseluruhan, dimana

besar dan berat barang sangat menentukan. Jika ongkos angkut terlalu besar

dibandingkan dengan nilai barangnya, sehingga terdapat beban yang berta

bagi perusahaan, maka sebahagian beban tersebut dapat dialihkan kepada

perantara. Jadi, perantara dapat menanggung sebagian dari ongkos angkut.

c. Mudah rusaknya barang, Jika barang yang yang dijual mudah rusak, maka

perusahaan tidak perlu menggunakan perantara. Jika ingin menggunakan

maka harus dipilih perantara yang memiliki fasilitas penyimpanan yang

cukup baik.

d. Sifat teknis, Beberapa jenis barang industri seperti instalasi, biasanya

disalurkan secara langsung kepada pemakai industri. Dalam hal ini produsen

harus mempunyai penjual yang dapat menerangkan berbagai masalah teknis

penggunaan dan pemeliharaannya. Mereka juga harus dapat memberikan

pelayanan, baik sebelum, maupun sesudah penjualan. Pekerjaan semacam

ini jarang sekali bahkan tidak pernah dilakukan oleh pedagang besar/grosir.

e. Barang standard dan pesanan, Jika barang yang dijual berupa barang

standard, maka dipelihara sejumlah persediaan pada penyalur. Demikian

sebaliknya, kalau barang dijual berdasarkan pesanan, maka penyalur tidak

perlu memelihara persediaan.

f. Luasnya product line, Jika perusahaan hanya membuat satu macam barang

saja, maka penggunaan pedagang besar sebagai penyalur adalah baik.

Tetapi, jika macam barangnya banyak, maka perusahaan dapat menjual

langsung kepada pengecer.

3. Pertimbangan Perusahaan (Company Consideration)

(27)

a. Sumber pembelanjaan, Penggunaan saluran distribusi langsung atau yang

pendek biasanya memerlukan jumlah dana yang lebih besar. Oleh karena

itu saluran distribusi pendek ini kebanyakan hanya dilakukan oleh

perusahaan yang kuat dibidang keuangannya. Perusahaan yang tidak kuat

kondisi keuangannya akan cenderung menggunakan saluran distribusi yang

lebih panjang.

b. Pengalaman dan kemampuan manajemen, Biasanya perusahaan yang

menjual barang baru, atau ingin memasuki pasaran baru, lebih suka

menggunakan perantara. Hal ini disebabkan karena umumnya cara

perantara sudah mempunyai pengalaman, sehingga manajemen dapat

mengambil pelajaran dari mereka.

c. Pengawasan saluran, Faktor pengawasan saluran kadang-kadang menjadi

pusat perhatian produsen dalam kebijaksanaan saluran distribusinya.

Pengawasan akan lebih mudah dilakukan jika saluran distribusinya pendek.

Jadi yang ingin mengawasi penyaluran barangnya cenderung memilih

saluran yang pendek walaupun ongkosnya tinggi.

d. Pelayanan yang diberikan oleh penjual, Jika produsen ingin memberikan

pelayanan yang lebih baik, seperti membangun ruang peragaan, mencarikan

pembeli untuk perantara, maka akan banyak perantara yang bersedia

menjadi penyalurnya.

4. Pertimbangan Perantara (Middle Consideration)

Dari segi perantara beberapa faktor yang pertu dipertimbangkan antara lain :

a. Pelayanan yang diberikan oleh perantara, Jika perantara ingin memberikan

pelayanan yang lebih baik, misalnya dengan menyediakan fasilitas

penyimpanan, maka produsen akan bersedia menggunakannya sebagai

penyalur.

b. Kegunaan perantara, Perantara akan digunakan sebagai penyalur, apabila ia

dapat membawa barang produsen dalam persaingan, dan selalu mempunyai

inisiatif untuk memberikan usul tentang barang baru.

c. Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen, Kalau perantara bersedia

menerima risiko yang dibebankan oleh produsen, misalnya resiko turunnya

(28)

memperingan tanggung jawab produsen dalam menghadapi berbagai

macam resiko.

d. Volume penjual, Dalam hal ini produsen cenderung memilih perantara yang

dapat menawarkan barangnya dalam volume yang besar untuk jangka

waktu yang lama.

e. Ongkos, Jika ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan dengan

digunakannya perantara, maka hal ini dapat dilaksanakan terus.

2.1.4. Saluran Distribusi

Menurut Winardi (Dansite.wordpress.com, 2009) yang dimaksud dengan

saluran distribusi adalah suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu

sama lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli .Sedangkan

menurut Kotler (Dansite.wordpress.com, 2009) mengemukakan bahwa saluran

distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam

proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau

dikonsumsi.

Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani

antara produsen dan konsumen. Perantara tersebut dapat digolongkan kedalam

dua (2) golongan, yaitu Pedagang perantara dan Agen perantara.Perbedaannya

terletak pada aspek pemilikan dan proses negoisasi dalam pemindahan produk

yang disalurkan tersebut. Proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang

mampu menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang

dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan

Menurut Kotler dalam Dansite.wordpress.com (2009),agar suatu kegiatan

penyaluran barang dapat berjalan dengan baik (efektif dan efisien), maka para

pemakai saluran pemasaran harus mampu melakukan sejumlah tugas penting,

yaitu:

a. Penelitian, yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk

perencanaan dan melancarkan pertukaran.

b. Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang persuasif

mengenai penawaran.

(29)

d. Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai dengan

permintaan pembeli, termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian dan

pengemasan.

e. Negoisasi, yaitu melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir

mengenai harga dan lain-lain sehubungan dengan penawaran, sehingga

pemindahan pemilikan, atau penguasaan dapat dilaksanakan.

f. Disrtibusi fisik, yaitu penyediaan sarana transportasi dan penyimpanan

barang.

g. Pembiayaan, yaitu penyediaan permintaan dan pembiayaan dana untuk

menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.

h. Pengambilan risiko, yaitu melakukan perkiraan mengenai risiko sehubungan

dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.

Kelima (5) tugas pertama membantu pelaksanaan transaksi dan tiga (3)

yang terakhir membantu penyelesaian transaksi.Semua tugas diatas mempunyai

tiga (3) persamaan, yaitu menggunakan sumber daya yang langka, dilaksanakan

dengan menggunakan keahlian yang khusus dan dapat dialih-alihkan diantara

penyalur. Apabila perusahaan/produsen menjalankan seluruh tugas diatas, maka

biaya akan membengkak dan akibatnya harga akan menjadi lebih tinggi.

Saluran distribusi yang akan dipakai, perusahaan/produsen perlu

menentukan jumlah perantara untuk ditempatkan sebagai pedagang besar atau

pengecer. Dalam hal ini produsen mempunyai tiga alternatif, yaitu:

1. Distribusi Intensif

Distribusi intensif ini dapat dilakukan oleh produsen yang menjual barang

konvenien.Perusahaan berusaha menggunakan penyalur, terutama pengecer

sebanyak- banyaknya untuk mencapai konsumen.Semua ini dimaksudkan

untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan konsumen.Makin cepat konsumen

terpenuhi kebutuhannya, mereka makin merasakan kepuasan. Sedangkan untuk

barang industri, distribusi intensif ini biasanya untuk jenis operating supplies

atau barang standard lainnya, seperti minyak pelumas, dan sebagainya.

2. Distribusi Selektif

Perusahaan yang menggunakan distribusi selektif ini berusaha memilih suatu

(30)

geografis tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memfokuskan pemasaran

produknya kepada konsumen tertentu, sehingga dapat menjamin produknya

sampai dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen

3. Distribusi Ekslusif

Distribusi ekslusif digunakan oleh perusahaan atau produsen dengan

menggunakan satu pedagang besar atau pengecer dalam daerah pasar

tertentu.Jadi perusahaan atau produsen hanya menjualkan barangnya kepada

satu pedagang besar ataupun pengecer saja.Hal ini dilakukan untuk

memudahkan pengawasan, terutama pengawasan terhadap tingkat harga eceran

yang dibebankan kepada konsumen, dan juga pada usaha kerja dengan

penyalur dalam periklanan. Dalam hal ini penyalur sendiri juga memiliki

keuntungan karena banyak pembeli yang akan membeli kepadanya. Pada

umumnya distribusi eksklusif ini banyak digunakan :

a. Untuk barang-barang special

b. Apabila penyalur bersedia membuat persediaan dalam jumlah besar,

sehingga pembeli lebih leluasa dalam memilih produk yakan dibelinya.

c. Apabila produk yang dijual memerlukan servis sesudah penjualan, seperti:

pemasangan, reperasi, dan sebagainya.

2.1.5. Jenis-Jenis Saluran Distribusi

Dalam perekonomian yang telah maju, para produsen tidak menjual hasil

produksi mereka secara langsung kepada pemakai akhir. Banyak cara yang dapat

digunakan untuk mendistribusikan barang dan juga kepada pembeli. Sebuah

perusahaan mungkin mendistribusikan barangnya secara langsung kepada

konsumen meskipun jumlahnya cukup besar, sedangkan perusahaan lain

mendistribusikan produknya lewat perantara. Dan tidak sedikit perusahaan yang

menggunakan beberapa kombinasi saluran distribusi untuk mencapai segmen

pasar yang berbeda.

Proses penyaluran produk sampai kepada pembeli akhir dapat panjang

ataupun pendek, sesuai dengan kebijaksanaan saluran distribusi yang dianut oleh

masing-masing perusahaan. Untuk itu, setiap perusahaan hendaknya dapat

(31)

perusahaan tertentu belum tentu tepat untuk perusahaan rang lain, begitu juga

sebaliknya. Mata rantai jalur distribusi itu akan menjadi panjang bilamana

sebelum jatuh ketangan pemakai, produk yang bersangkutan harus melalui

berbagai macam perantara. Sebaliknya, mata rantai jalur distribusi tadi dapat

rnenjadi pendek bilamana produsen secara langsung menghubungi pembeli akhir

untuk menawarkan produk mereka.

Ada beberapa alternatif jenis saluran yang dapat digunakan berdasarkan

jenis produk dan segmen pasarnya, yaitu:

1.Saluran Distribusi Barang Konsumsi, Penjualan barang konsumsi ditujukan

untuk pasar konsumen, dimana umumnya dijual melalui perantara. Hal ini

dimaksudkan untuk menekan biaya pencapaian pasar yang luas menyebar yang

tidak mungkin dicapai produsen satu persatu. Dalam menyalurkan barang

konsumsi ada lima jenis saluran yang dapat digunakan.

a. Produsen – Konsumen, Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan

yang paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen,

tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang

dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari

rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran distribusi

langsung.

b. Produsen - Pengecer – Konsumen, Seperti hainya dengan jenis saluran yang

pertama (Produsen - Konsumen), saluran ini juga disebut sebagai saluran

distribusi langsung. Disini, pengecer besar langsung melakukan pembelian

kepada produsen. Adapula beberapa produsen yang mendirikan toko

pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen. Namun

alternatif akhir ini tidak umum dipakai.

c. Produsen - Pedagang Besar - Pengecer – Konsumen, Saluran distribusi

semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai

saluran distribusi tradisional. Disini, produsen hanya melayani penjualan

dalam jumlah besar, kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada

pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian

(32)

d. Produsen - Agen - Pengecer – Konsumen, produsen memilih agen sebagai

penyalurnya. la menjalankan kegiatan perdagangan besar, dalam saluran

distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para

pengecer besar.

e. Produsen - Agen - Pedagang Besar - Pengecer – Konsumen, dalam saluran

distribusi, sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan

barangnya kepedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko

kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen

penjualan.

2. Saluran Distribusi Barang Industri, Karena karakteristik yang ada pada barang

industri berbeda dengan barang konsumsi, maka saluran distribusi yang

dipakainya juga agak berbeda. Saluran distribusi barang industri juga

mempunyai kemungkinan/kesempatan yang sama bagi setiap produsen untuk

menggunakan kantor/cabang penjualan. Kantor atau cabang ini digunakan untuk

mencapai lembaga distribusi berikutnya. Ada empat macam saluran yang dapat

digunakan untuk mencapai pemakai industri. Keempat saluran distribusi itu

adalah:

a. Produsen - Pemakai lndustri, Saluran distribusi dari produsen ke pemakai

industri ini merupakan saluran yang paling pendek, dan disebut sebagai

saluran distribusi langsung. Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh

produsen bilamana transaksi penjualan kepada pemakai industri relatif cukup

besar.Saluran distribusi semacam ini cocok untuk barang-barang industri

seperti kapal, lokomotif dan sebagainya (yang tergolong jenis instalasi).

b. Produsen - Distributor Industri - Pemakai Industri, Produsen barang-barang

jenis perlengkapan operasi dan kasesoris, dapat menggunakan distributor

industri untuk mencapai pasarnya. Produsen lain yang dapat menggunakan

distributor industri sebagai penyalurnya antara lain: produsen barang

bangunan, produsen alat-alat untuk bangunan, dan sebagainya.

c. Produsen - Agen - Pemakai lndustri, Biasanya saluran distribusi semacam ini

dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Juga

perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki

(33)

d. Produsen - Agen - Distributor lndustri - Pemakai lndustri, Saluran distribusi

ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan pertimbangan antara lain bahwa

unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung. Selain itu faktor

penyimpanan pada saluran perlu dipertimbangkan pula. Dalam hal ini agen

penunjang seperti agen penyimpanan sangat penting peranannya.

3. Saluran Distribusi Jasa, Konsep saluran distribusi juga tidak hanya terbatas

pada saluran distribusi barang berwujud saja. Produsen jasa juga menghadapi

masalah serupa yakni bagaimana hasil mereka dapat diperoleh sampai

ketangan konsumen. Bagi lembaga penyedia jasa, kebutuhan akan faedah

waktu dan tempat menjadi jelas. Jasa harus ditempatkan pada lokasi yang

mudah dicapai oleh pemakainya.

Secara tradisional kebanyakan jasa-jasa dijual langsung oleh produsen

kepada konsumen atau pemakai industrial. Tenaga perantara tidak digunakan jika

jasa-jasa tidak dapat dipisahkan dari penjual, atau jika jasa diciptakan dan

dipasarkan seketika itu juga. Pada tahun-tahun belakangan ini, beberapa

pengusaha menyadari bahwa ciri tak terpisahkan pada jasa bukan menjadi

halangan yang tak dapat ditanggulangi, sehingga jasa dapat disalurkan lewat

sistem distribusi penjual. Manajemen pemasaran jasa dapat meluaskan

distribusinya, contohnya dimulai dengan lokasi.

Lokasi penjualan jasa harus mudah dicapai pelanggan, oleh karena banyak

jasa yang tidak dapat dihantarkan.Pemasaran jasa perantara merupakan cara lain

untuk meluaskan distribusi. Beberapa pihak mengadakan pengaturan dengan

perusahaan agar gaji pegawainya dapat langsung dimasukkan dalam rekening

pegawai pada bank itu.Jadi majikan menjadi perantara dalam distribusi jasa bank.

Ciri tak teraba pada jasa berarti bahwa masalah distribusi fisik pada

dasarnya tidak ada pada kebanyakan produsen jasa.Akan tetapi tidak semua

produsen jasa bebas dari masalah distribusi fisik. Seperti hotel atau wisma

peristirahatan yang mempunyai kelebihan kamar (persediaan) yang dapat

(34)

2.1.6. Fungsi - Fungsi Utama Saluran Distribusi

Sebuah saluran pemasaran melakukan tugas memindahkan barang atau

jasa dari produsen ke konsumen.la mengatasi sepanjang waktu, tempat dan

kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari calon pemakainya. Anggota

saluran pemasaran melaksanakan sejumlah fungsi utama sebagai berikut:

a. Informasi, Pengurnpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai

pelanggan, pesaing dan pelaku lain,serta kekuatan dalam lingkungan

pemasaran yang potensial pada saat ini.

b. Promosi, Pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif mengenai

penawaran yang dirancang untuk menarik pelanggan.

c. Negosiasi, usaha untuk meneapai persetujuan akhir mengenai harga, dan

syarat lain sehingga transfer kepemilikan dapat dilakukan.

d. Pemesanan, Komunikasi terbaik dari anggota saluran pemasaran dengan

produsen mengenai minat untuk membeli.

e. Pembiayaan, perolehan dan alokasi dana yang dibutuhkan untuk membiayai

persediaan pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda.

f. Pengambilan resiko, asumsi resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan

fungsi saluran pemasaran tersebut.

g. Pemilikan fisik, kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk fisik

dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir.

h. Pembayaran, pembeli membayar tagihannya kepada penjual lewat bank dan

institusi keuangan lainnya.

i. Hak milik, transfer kepemilikan sebenarnya dari satu organisasi, atau orang ke

organisasi atau orang yang lain.

2.1.7. Faktor penentu saluran distribusi yang optimal

Saluran distribusi yang optimal tergantung pada karakteristik-karakteristik

produk terkait, misalnya kemudahan transportasi dan tingkat standarisasi,

kemampuan perusahaan untuk memenuhi pesanan melalui internet juga

(35)

a. Kemudahan transportasi, jika suatu produk dapat dengan mudah

ditarnsportasikan, saluran distribusi kemungkinan besar melibatkan pihak

perantara. Jika produk tidak ditarnsportasikan, produsen bisa mencoba untuk

menjual produk tersebut langsung ke pelanggan.

b. Tingkat standarisasi, produk-produk yang terstandarisasi memiliki

kemungkinan lebih besar untuk melibatkan perantara. Ketika spesifikasi

produk sedikit berbeda dari biasanya untuk tiap pelanggan, produsen harus

melakukan transaksi langsung dengan pelanggan.

c. Pesanan melalui internet, perusahaan yang memenuhi pesanan melalui

internet cenderung menggunakan saluran langsung. Internetmenghapus jarak antara produsen dan konsumen, sekaligus menghapus kebutuhan akan adanya

distributor dan peritel. Ketika perusahaan menjual produk-produknya secara

langsung kepada pelanggan tanpa memanfaatkan toko-toko maka perusahaan

dapat meningkatkan efesiensinya.

2.1.8.Electronics Data Interchange

Pemrosesan pesanan menjadi lebih otomatis melalui penggunaan teknologi

komputer yang dikenal dengan pertukaran data elektronik. Perpindahan data

melalui transmisi elektronik antar komputer disebut electronic data interchange

(EDI). Fasilitas EDI dapat digunakan untuk menghubungkan komputer di

produser dengan komputer milik pembeli. Dengan demikian pembeli dapat

mengetahui informasi terbaru dengan cepat dan akurat. Unsur EDI (Clarke, 2005)

adalah:

a. Penggunaan media transmisi elektronik. Dengan demikian, pengiriman

informasi tidak menggunakan media penyimpanan berbentuk fisik, melainkan

dengan penggunaan jaringan komputer, seperti jaringaninternet.

b. Pesan disampaikan dalam format baku yang disepakati. Hal ini berarti bahwa

pesan dapat diterjemahkan, diinterpretasikan dan diperiksa berdasarkan

kesesuaiannya dengan sejumlah ketentuan.

c. Pengiriman dokumen elektronik dari pengirim ke penerima dalam waktu

singkat.

(36)

Salahsatu keuntungan penggunaan EDI adalah kecepatan pemindahan data dan

berkurangnya kesalahan.Selain itu, EDI juga dapat mengurangi biaya dan

meningkatkan kecepatan dan mutu pelayanan (Clarke, 2005). Berman, et al,

(2003) menjelaskan fasilitas yang disediakan perusahaan untukmeningkatkan

kepuasan pelanggan ditentukan faktor jarak pelayanan dengan konsumen dan

semakin dekat fasilitas layanan disediakan bagi konsumen, maka peluang

kepuasannya semakin tinggi. Beberapa literatur mengenai kepuasan pelanggan

online banyak menyebutkan mengenai adanya beberapa faktor pendorong bagi

terbentuknya kepuasan pelanggan online. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh

Szymanski & Hise (2000) menunjukkan hasil bahwa kenyamanan, desain website,

dan keamanan keuangan dalam melakukan pembayaran berpengaruh terhadap

kepuasan online. Buskin (1998), Ernst & Young (1999) menggunakan tiga

kategori yang dapat mempengaruhi kepuasan belanja online yaitu faktor

teknologi, faktor pembelanjaan dan faktor produk individu. Faktor teknologi

meliputi kualitas websiteagar dapat memastikan bahwa pelanggan dapat dengan

mudah mengakses website tersebut, sekaligus mampu melakukan pembelian

melalui websitetersebut. Faktor pembelanjaan berkaitan dengan aspek-aspek yang

dirasakan pelanggan selama dan setelah melakukan pembelian. Faktor produk

berkaitan dengan kualitas produk atau jasa yang dijual.

Kepuasan pelanggan merupakan masalah yang cukup kritis untuk

mempertahankan hubungan jangka panjang dengan pelanggan (Patterson,

Johnson, dan Spreng, 1997) dan secara signifikan merupakan cara untuk

mempertahankan keuntungan bagi perusahaan. Kepuasan pelanggan merupakan

konsekuensi pengalaman-pengalaman selama tahap-tahap pembelian, yaitu (1)

kebutuhan akan sesuatu, (2) mendapatkan informasi mengenai kebutuhan tersebut,

(3) mengevaluasi alternatif-alternatif pembelian, (4) keputusan pembelian, dan (5)

perilaku pasca pembelian (Kotler, 2003). Selama masa mendapatkan informasi,

internet banyak sekali menawarkan keunggulan-keunggulan. Melalui internet,

pelanggan dapat mengurangi biaya mencari barang, meningkatkan kenyamanan,

memilih penjual, serta memilih produk yang beragam (Alba et al, 1997). Namun

demikian, pelanggan online sangat tergantung dengan informasi yang diperoleh

(37)

penjual. Hasilnya, pelanggan membuat kesimpulan mengenai produk berdasarkan:

(1) informasi yang disediakan oleh penjual, (2) elemen desain website seperti

navigasi yang mudah dan menarik (Wolfinbarger & Gilly, 2001).

Faktor teknologi meliputi kualitas website yang mewakili fungsi website

termasuk keamanan, privasi, dan kemudahan pemakaian atau desain website

(Jarvenpaa dan Todd, 1997). Faktor teknologi berkaitan dengan persepsi

pelanggan mengenai interaksi mereka dengan website serta tanggung jawab

penjual terhadap websitenya. Kalakota dan Whinston (1996) mendefinisikan

ancaman keamanan sebagai suatu keadaan, kondisi, ataupun kejadian yang

berpotensi untuk menyebabkan kerusakan data atau jaringan dalam bentuk

perusakan, penyingkapan data, modifikasi data, penolakan pemberian pelayanan,

penipuan, dan penyalahgunaan. Banyak pembeli masih enggan untuk melakukan

pembayaran menggunakan kartu kredit melalui internet dengan alasan sulitnya

mengawasi pengeluaran mereka. Penyedia jasa pembelian online banyak

memfokuskan pada biaya yang berkaitan dengan penipuan melalui internet. Untuk

mengurangi rasa ketidakamanan konsumen, beberapa penjual menyediakan

berbagai alternatif pembayaran, misalnya dengan pemesanan telepon atau dengan

menyediakan identitas personal (ID) dan password bagi setiap pembeli. Bélanger

et al (2002) menyatakan bahwa keamanan konsumen berkaitan dengan pembelian

online sangat penting bagi pembeli dan keamanan tersebut harus diimbangi dengan keamanan teknologi yang digunakan.

Navigasi, informasi produk, dan desain website sangat penting bagi

kepuasan pembeli online. Oleh karenanya, untuk menciptakan website yang

bermanfaat adalah dengan menciptakan mekanisme navigasi yang bagus. Salah

satu keunggulan internet adalah kemampuannya untuk melakukan interaksi

dengan pengguna atau pembeli sehingga pembeli terpengaruh oleh interaksi

tersebut. Jaringan internet yang cepat, interaktif, dan memiliki navigasi yang

mudah akan lebih disukai oleh pelanggan.

Faktor teknologi dibagi lagi menjadi tiga level yaitu keamanan, data diri

pembeli, dan desain website(Schaupp & Bélanger, 2005). Masing-masing level

tersebut terbagi lagi menjadi beberapa atribut. Untuk level keamanan dibagi

(38)

website mengharuskan pengguna untuk memasukkan ID dan password, dan (3) adanya layar konfirmasi setelah pengguna melakukan transaksi untuk memastikan

akurasi. Level data diri pembeli juga dibagi menjadi tiga atribut yaitu: (1) adanya

form data diri pembeli, (2) kebijakan penjual untuk memberi informasi mengenai

pelanggan kepada pihak ketiga, dan (3) penggunaan “cookies” untuk

mengumpulkan informasi personal. Level desain website dibagi menjadi

tigaatribut yaitu: (1) menyediakan kontak yang bersifat user friendly, (2) website

yang interaktif, dan (3) menekankan pada kapasitas pencarian yang memadai.

2.1.9.Unsur- unsur penting dalam pemasaran

Dalam implementasinya, organisasi menggunakan serangkaian alat

pemasaran yang dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix) yang

meliputi :

a. Produk (product) adalah apapun yang ditawarkan ke suatu pasar untuk

memenuhi kebutuhan atau keinginan manusia. Produk yang dapat di pasarkan

termasuk yang benda berbentuk secara fisik, jasa, pengalaman, kejadian, orang,

tempat, kepemilikan (properti), organisasi, informasi dan ide, produk terdiri

atas variasi produk, mutu, desain fitur, nama merek, kemasan, ukuran, layanan,

garansi dan retur.

b. Harga (price) merupakan satu satunya unsur bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, sedangkan tiga yang lain (produk,

distribusi, dan promosi) membebani sebagai biaya, harga terdiri atas harga

katalog, diskon, potongan khusus, periode pembayaran dan persyaratan kredit.

c. Promosi (promotion) merupakan hal yang dilakukan setiap perusahaan yang

berhubungan dengan pasarnya harus melakukan komunikasi dengan pasar,

promosi terdiri atas promosi penjualan, periklanan, personal selling, public

relationdan direct marketing

d. Tempat atau distribusi (Place) adalah serangkaian perusahaan yang ada

diantara produsen dan pengguna atau konsumen akhir. Program distribusi dan

penjualan dapat didefinisikan sebagai program yang terdiri atas berbagai

kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah

(39)

penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat

dan saat dibutuhkan).

Analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan

terhadap pembelian secara online ditekankan pada pengukuran tiga faktor

penentu, yaitu faktor teknologi, faktor pembelian, dan faktor produk (Schaupp dan

Bélanger, 2005). Beberapa penelitian mengenai perdagangan melalui internet

(e-commerce) telah dilakukan, antara lain oleh Jarvenpaa dan Todd (1997) yang menyatakan bahwa penjualan melalui internet terfokus pada faktor-faktor perilaku

manusia seperti persepsi terhadap produk, pengalaman berbelanja, serta pelayanan

pelanggan. Sementara itu, Szymanski dan Hise (2000) meneliti kepuasan

pelanggan online dari sisi perspektif pelanggan dan menemukan bahwa

kenyamanan, desain dan keuangan memberi dampak yang paling besar terhadap

kepuasan pelanggan.

2.1.10. Perilaku konsumen

Perilaku konsumen menurut beberapa para ahli dalam buku mereka

masing-masing.Mowen dan Minor dalam Umar (2003) mendefinisikan perilaku

konsumen sebagai suatu studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang

melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman dan

ide-ide. Lauden dan Bitta dalam Umar (2003) mendefinisikan perilaku konsumen

sebagai suatu proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik

yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau dapat

mempergunakan barang-barang dan jasa. Sementara itu, pendapat Nessim Hanna

dan Richard Wozniak adalah perilaku konsumen merupakan suatu bagian dari

aktivitas-aktivitas kehidupan manusia, termasuk segala sesuatu yang teringat

olehnya akan barang, atau jasa yang dapat diupayakan, sehingga akhirnya menjadi

konsumen. Berikut ini sebuah contoh model untuk memahami teori perilaku

(40)

Proses Pertukaran

Proses Pertukaran

Gambar 1 Model Perilaku Konsumen (Mowen dan Minor dalam Umar 2003)

Tiga Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Konsumen antara lain :

1. Konsumen Individu, Pilihan merek dipengaruhi olehKebutuhan konsumen,

Persepsi atas karakteristik merekdan Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan,

pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan

karakteristik personalia.

2. Pengaruh Lingkungan, lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh

Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), Kelas

sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), Grup tata

muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan Faktor menentukan

yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang

menggunakan mobil dan kalangan usaha).

3. Marketing strategy, merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan

usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen.

Variabel-variabelnya adalah barang, harga, Periklanan dan distribusi yang mendorong

konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus

(41)

pemasaran dalam pengembangan pemasaran.Kebutuhan ini digambarkan

dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan

konsumen dalam gambar 1 penelitian pemasaran memberikan informasi

kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang

karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran

kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.Ketika konsumen

telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu,

digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama

evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan

informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn

konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli

merek yang sama lagi.

2.1.11.TBO-UT

Toko bukuonline UT mulai berjalan sejak tahun 2008 yang ditujukan untuk

memberikan layanan penyedian bahan ajar cetak bagi mahasiswa UT dan pihak

lain yang memerlukannya. Untuk membeli buku, atau bahan ajar cetak, pembeli

terlebih dahulu harus terdaftar sebagai pelanggan TBO-UT. Sebagai pelanggan

toko buku online UT, mahasiswa memperoleh keuntungan : (1) dapat langsung

berbelanja bahan ajar cetak UT melalui internet dimanapun berada; (2) dapat

melakukan proses pembelian secara lebih cepat mengingat informasi pelanggan

telah tersedia; dan (3) dapat memperoleh informasi status terkini mengenai status

pesanan pembelian secara onlinekealamat email.

Pembelian bahan ajar UT secara online melaluijaringan internet harus

dilakukan dalam beberapa tahapan, berikut :

a. Mengakses jaringaninternet Toko Buku Online UT

b. Mendaftar menjadi pelanggan pada Toko Buku Online UT

c. Memilih bahan ajar yang akan dibeli

d. Memilih jenis jasa pengiriman

e. Menentukan jenis pembayaran

f. Mengkonfirmasi keseluruhan proses pembelian

(42)

Pada saat ini, pembayaran untuk pembelian melalui TBO-UT hanya dapat

dilakukan melalui bank Mandiri dengan cara transfer. Sebagai bukti. konfirmasi

pembayaran, pembeli diwajibkan memberitahukan penyedia layanan dengan cara

telepon, atau fax bukti transfer tersebut. Sementara itu, biaya yang dibebankan

pada pembeli berupabiaya harga buku dan biaya pengiriman yang dipilih pembeli

serta lokasinya. Penyedia layanan TBO-UT memberi batasan waktu pengiriman

selama 7-8 hari untuk pulau Jawa dan 8-14 hari untuk luar pulau Jawa (panduan

belanja TBO-UT).

Dilihat dari proses dan alat transaksi yang digunakan,TBO-UT dapat

digolongkan sebagai e-commerce atau perdagangan elektronik. Kalakota dan

Whinston dalam Zainur (2009) mendefinisikan E-Commerce dari beberapa

perspektif, yaitu:

a. Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman informasi,

produk/jasa, atau pembayaran melalui jaringan telepon, atau jalur komunikasi

lainnya

b. Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi teknologi menuju

otomatisasi transaksi bisnis dan work flow

c. Dari perspektif pelayanan, E-Commerce adalah alat yang digunakan untuk

mengurangi biaya dalam pemesanan dan pengiriman barang

d. Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk menjual

dan membeli produk, serta informasi melalui internet dan jaringan jasa online

lainnya. Sedangkan dari perspektif konsumen, ada delapan critical success

factors yang harus diperhatikan perusahaan dalam menyusun strategi bisnis di internet (Indrajit, 2001), yaitu:

a. menentukan target konsumen,

b. memperlakukan konsumen dengan baik

c. memperbaiki prosesbisnis,

d. memberikan akses secara lengkap

e. membiarkan konsumen memutuskan sendiri,

f. menolong konsumen melakukan transaksi,

g. melakukan layanan yang bersifat personal

Gambar

Gambar 1 Model Perilaku Konsumen (Mowen dan Minor dalam Umar 2003) Tiga Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Konsumen antara lain :
Gambar 3 Diagram Analisis SWOT                      Freddy Rangkuti dalam Prawitasari (2010)
Gambar 4 Kerangka pemikiran penelitian
Tabel 1 Jumlah Responden Berdasarkan Lokasi UPBJJ-UT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apakah Filsafat Informasi sendiri memenuhi syarat-syarat di atas? Langkah per- tama untuk memberi jawaban positif membutuhkan identifikasi lebih lanjut tentang pentingnya memahami

yang signifikan antara intensitas mengikuti kegiatan menghafal Al Qur’an dengan kemampuan kognitif anak didik dalam pembelajaran PAI di SD Islam. Cahaya

Adapun dari hasil bahwa pelanggaran hak siar dalam penyelesian perkara pidana dianggap sah karena pada hakikatnya yang terpenting dalam tindak pidana pelanggaran hak siar

(1) Tarip pelayanan rawat inap tingkat lanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 meliputi biaya untuk perawatan, pemeriksaan, pemberian obat standar yang termasuk dalam

PROBOLINGGO GKMI SEKAR KEDATON 457 LIHAYANATUL FAJRIYAH 15052002820156 MIS Miftahul Ulum Kuripan KAB.. PROBOLINGGO GKMI SEKAR KEDATON

N baris berikutnya berisi dua bilangan bulat yang dipisahkan dengan spasi, yaitu nilai P dan Q dari tumbuhan yang dimiliki Pak Chanek.. M baris berikutnya berisi dua bilangan

Hasil ini juga didukung oleh statistik deskriptif pada tabel 4, baik responden yang melakukan penghentian prosedur maupun yang tidak melakukan penghentian prosedur

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara