MANFAAT PEMBERIAN
SUPLEMEN
ZINC
TERI{ADAP
ENSEFALOPATI
HEPATIKT]M
PADA
PASIEN
SIROSIS
MPATIS
ARISMAN
PROGRAM
PENDII}IKAN
PROF'ESIDOI(TER
SPESIALIS
I
BAGIAN
ILI{U
PENTYAKTTDALAM
FAIruLTAS KEI}OKTERAN
UFTIYERSITASAI\II}ALASI
RSDR MJJAIVTIL PADAI{G
t':
MANFAAT PBMBERIAN
SUPLEMEN
ZINC
TERI{ADAP'
ENSEFALOPATT
I{EPATIKUM
.a
PADA
PASIEN
SIROSIS
HEPATIS
:
PROGRAM
PENDIDIKAN
PROFESIDOKTNR
SPESIALIS
I
.
BAGIAhI
ILMU
PEIIYAKIT DALAM
FAKT]LTAS
KEDOKTERAN UMWNSTIA,S
INPAUSI
:::'
RS.DR M.DJAMIL
PADAIYGARISMAN
: : .1
MANTAAT
PE*-IBfruAN$UPLEIIIEN
ZINC
?ERrunAP
.sNsErALSrATr
rrsrAlqq${
Pss*
p'&$raN
srRosrs
IIEPATTS
.::.,:,
i
,0I*,
.,
:
l firdtt r It
l
Tcsi$ *ni
untuh.iaemnuLi
s#l
;atu
ryfnt
S-Ercm€mperelek
gshr
Sp€sirns'Ilmu
Pcny*Ht'Drl*o
padr
Pmditihrn Profsi
DctsFr
Sprdetb
I
'
:,nir€tuirt,ol€t
:.
/l
ti
\/
Vr
t'\ t
*,/
L
t4
eY.tirrttryP'&R€s*
Fet{abhg
Pmf,Dr.dn
Nrrrt*
Sps.&'S€SS
dr'ffi't
SpFD.l{GIf
Penbixbhg
$&gya*n
x$-hf.Drdrl*rnan
Mcq{ Cpry'tg fm
KPS
PfDS ll,nrr Peuyr*$
FK.UNAFID
..j
fi
t,
tt
lJ,
'/
ttw
v-/
r
Srcf.Dr.dr.
Narryirlf,
tfor'SV&KC'EII"
U
I(efua
BrghnlSMF
Ilnu
Peryrkit
Ilalnm
KATA PENGAI{TAR
Puji
dan
syukur penulis
ucapkankehadirat
Allatl
SWT,
karenaberkat
rahmat
danNya
penulis dapat menyelesaikan tesisini
sebagaimanamestinya. Tesis
ini
diajukan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program PendidikanProfesi Dokter
I
Ilmu
Penyakit Dalamdi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/ RSDr.M. Djamil
Adapun
judul
tesis
ini
adalah
3' Manfaat
pcmbcrian suplemen
zinc
terhadap
lopati hepatikum
pada pasien sirosishepatis'
Pada
kesonpatan
ini
izinkanlah
penulis
mengucapkanterima kasih yang
sedalam-l.
Prof.Dr.dr. Asman Manaf, SpPD-I(EMD selaku KPS Pendidikan Profesi Dokter SpesialisIlmu
Penyakit Dalam (PPDS-l) yang
telah
memberikan
bimbingan
ilmu
dalampenguas&n
Ilmu
Penyakit Dalam.2.
Prof,Dr.dr
.
NasrulZubir
SpPD-KGEH-FINASIM
selaku kepala bagianIlmu
PenyakitDalam dan kepala sub bagian Gastroenterohepatologi sekaligus pembimbing yang telatr
banyak
meluangkan
waktu
dalam
membirn-bingpenelitian
ini
dan
memberikanbimbingan dalam penguasaan Ilmu Penyakit Dalam.
3.
Prof.dr.
Julius SpPD-KGEH selagai pembimbing utama yang telatr banyak meluangkanwaktu
membimbing penelitianini
dan memberikan bimbingan dalam penguasaanIlmu
4-
dr.
SyaifulAzrni,
SpPD-KGH,FINASIM
sebagai pembimbing yang telatr meluangkanwaktu membimbing penelitian
ini
dan memberikan bimbingan dalam penguasaanIlmu
Penyakit Dalam.
5- dr.
EvaDecroli,
SpPD-KEMD,FINASIM
selaku SPS yang telahbanyak
memberikanbimbingan dan nasehat kepada penulis selarna mengikuti pendidikan.
6.
Prof.dr.
Syafril
Syahbuddin, SpPD-KEMD,FINASIM
yang telah banyak memberikanbimbingan dan nasehat kepada penulis selama mengikuti pendidikan.
7.
Prof.
dr.
SatrarmanLeman,
DTM&H,
SpPDKKV yang telah
banyak
memberikanbimbingan dan nasehat kepada penulis selama mengikuti pendidikan.
8,
Prof.
dr.
Zulkarnain Arsyad, SpPD-KP yang telatr banyak memberikan bimbingan dannasehat kepada penulis selama mengikuti pendidikan
g.
Prof.
dr.
Nuzirwan
Acang,SpPD-KHOM,
FINASIM
yang telah banyak memberikanbimbingan dan nasehat kepada penulis selama mengikuti pendidikan.
10.
Seluruh staf Pengajar BagianIlmu
Penyakit Dalam yangtelah
mencurahkanilmunya
dalam proses pendidikan
penulis
:
dr.
Yerizal Kamni
SpPD,SpJP,FIHA, dr.
Akmal
M.Hanil
SpPD,MARS,
dr.
Syafrudin Tarnm
SpPD-KKV, dr. Najirman
SpPD-KR,dr.lna
Wahid,SpPDKHOM,
dr. Armen Ahmad, SpPD-KPTI, dr. Arnelis, SpPD-KGEH,dr. Raveinal
SpPD,
dr. Rose DindaMartini
SpPD,dr.
Arina Widya
Murni
SpPD-KPSi,dr. Sapino
Miro
SpPD, dr. Drajat Priyono,SpPD, dr. Hamavi Harun,SpPD,
dr. IskandarSpPD, dr. Sadeli Martinus SpPD, dr. Fauzar, SpPD.
11. Prof.Dr.dr. Rizanda Mahmud yang telah membimbing penulis dalam masalah statistik.
13.
Kepala
UPTD Balai
Laboratorium KesehatanProvinsi
SumateraBarat yang
telahmembantu
pmeriksaan
laboratorium pada penelitianini.
14. Seluruh rekan residen" paramedis, karyawan
di
BagianIlmu
Penyakit Dalam yang telahmemperrnudah penulis selama pendidikan dan melalnrkan penelitian.
Rasa
hormat
dan
terima kasih
penulis
sampaikan kepadakedua orang
tua
penulisAMul
Karim (alm)
dan
ibrurdaDametty)
yang telatr melahirkan,
membesarkandan selalu memberikan dorongan semangat dalam menjalani pendidikan.
Kepada
istri tercinta
Donna Octavia penulis ucapkan terima kasihtak
terhingga dalauri,
kesetiaaq
pengertian,
dan
memberi
dorongan semangat dalami pendidikan, serta anak- anak tersayang Fachri Adrian dan Ridha
Annisa
Kepada merhtao seluruh anggota keluarga dan sahabat yang
tidak
bisa disebutkan safupenulis
ucapkanterima kasih
atas perhatian, dorongan semangatdan
bantuanmoril
penulis selama mengikuti pendidikan.
Akhirnya
penulis
dengan
hati
terbuka
mengharaplcankdtik
dan
safim
dalamtesis
ini.
Semogahasil
penelitian
ini
bermanfaatbagi
pengembanganIlmu
dan terutama bagi penulis seirdiri.
Padang,
November
2010Penulis
DAFTAR
ISI
A PENGANTAR
AR
ISI
I
PENDAH{"ILUAhIl.
l.Latar
Belakang Penelitianl.2.Identifikasi
MasalahI.3.Tujuan Penelitian
1 -4. Manfaat Penelitian
l.5.Kerangka Konseptual
1.6. Keterangan kerangka pemikiran
tr
TINJAUAIN KEPUSTAKAA}I
2.1. Sirosis Hepatis
2.1.1. Definisi
2.1.2. Epidemiologi
2.1.3. Etiologi
2.1.4. Patogenesis
2.1.5. Gejala
klinis
2.1.5.1. Kegagalan hati
2.1 .5.2. Hipertensi portal
2.1 .6. Diagnosis Sirosis Hepatis 2.2. Ensefalopati Hepatikum
2.2.1.
Definisi
2.2.2- Patogenesis
:
2.2 -3. Manifestasi
Hinis
22.4.Diagnosis
22.5. Pitihan tcrapi stardar Enscfalopati hepatikum
2.3. Kebutuhan
Zinc
2.3.l.Absorpsi Zinc
2.3.2. Metabolisme zinc 2.3.3.Ekslaesi zinc
2.3 A. Bioavaibilitas
Zinc
2.3.5. Peran zinc pada metabolisme amonia
2.3.6. Pe,ran zinc pada penyakit hati
2.3.7. Efektifitas suplemen zinc
M
METODEPENELITIA}I
3.1. SubjekPenelitian
3.2. Disain Penelitian
3.3. Tempat dan
waktupenelitian
3.4. Krit€ria
Inklusi
3.5. Kdteria Eksklusi
3.6. Parameter yang diamati
3.7. Definisi Operasional
3.8. Protokol Penelitian
3.9. Analisa Statistik
3. I 0. Kerangka Penelitian
BAB
IV. HASIL
PENELITTAN4. 1. Karakteristik sampel
42
Analisis kadarzinc4.3. Analisis kadar amonia
4.4. Analisis hasil
UHA
4.5.
Analisis
perbaikangnde
ensefalopati hepatikum4.6.
Amlisis
kadar albumin4.7 . Efek samping pemberian zinc
BAB
V.PEMBAHASAN
5.
l.
Karakteristik Subjek Penelitian5.1.1. Dishibusi
Umtn
5.1.2.
Distibusi
Jenis Kelamin5.2. Manfaatpemberian zinc terhadap kadar amonia
5.3. Manfaat pemberian zinc t€rhadap kadar zinc pasien sirosis
5.4. Manfaat zinc terhadap perbaikan
UHA
5.5. Manfaat zinc terhadap kadar alburnin
5.6. Efek samping zinc selama penelitian
5-7. Keterbatasan penelitian
BAB
VI.
KESIMPULAN
DAN
SARAhI6.1. Kesimpulan
6-2. Saran 54 54 58 59
6t
63 65 67 68 69 69 69 707t
73 74 75 76 77 77 78 vtDAIITAR GAMBAR
2.1.
Flappingtemor
22.
Absorpsi zinc secaraaktif danpasif
2.3. Metabolisne zinc
di
dalamafiuh
2.4.
Ekskresi zinc urin2.5.
Peran zinc sebagai pengatu OTC-
siklus urea2.6.
Kadar amonia,^rc
&
FISHER'S rasio4.1.
Perbaikao kadar zinc pada kelompok perlakuan dankonhol
sebelum terapi, 2 minggu dan 4 minggu setelah terapi 4
2.
Perbaikan kadar amonia pada kelompok perlakuan dankonfiol
sebelum, 2 minggu dan 4 minggu setelah terapi4.3.
PerbaikanUHA
pada kelompok perlakuan dan kontrol sebelum,2 minggu dan 4 minggu setelahterapi
4.4.
Perbaikan grade ensefalopati hepatikum pada kelompokperlakuan dan
konfiol
dengan grade ensefalopati hepatikumberdasarkan
nilai UHA
pada awal, 2 minggu dan 4 minggusetelah terapi
4.5.
Perubahan kadar albumin padakelompok perlakuan dankontool sebelum , 2 minggu dan 4 minggu setelah terapi
2t
34
37
40 40 40
59
6l
63
65
66
AL
23.
L1-
25-
L6-L7.
zt
L9.
3.1-{-t.
1A-DAFTAR
TABEL
Penilaian tingkat keadaan mental ensefalopati hepatikum
berdasarkan EEG
Tingkat kuantitas dari asteriksis
Gejala dan tanda ensefalopati hepatikum Tingkat kuantitas dari EEG
Tingkat hasil
uji
hubung angkaHarga normal
uji
hubung angka dengan koreksi umur dan lamanya pendidikanIlubrmgan ensefalopati hepatikum dengan amonia darah
Pilihan terapi pada ensefalopati hepatikum
Rekomendasi diet zinc
Jadwal penelitian
Kirakteristik
sampel kedua kelompok penelitian sebelum'pengobatan
Derajat ensefalopati hepatikum awal berdasarkan
nilai
UHA
Kadar rata-ratavariabel kelompok pedakuan pada saat sebelum, 2 minggu dan 4 minggu setelah terapi
Kadar rata-rata variabel kelompok kontrol pada saat sebelun,
2 minggu dan 4 minggu setelahterapi
DAFTARTAMPIRAN
tc
Itri
Hubwrg AngkaLolos
Kaji
Etik
Fenjelasan SEbelum Penetujuan
hr
Ikut
Penelitianklitian
Halaman
Larnp
I
Lamp 2
Lamp 3
Lamp 4
Lamp 5
Lamp 6
Lamp 7
BAB
I
PENDAHULUAN
Ll.
Latar
BelakangPcnolitian
Sirosis hepatis adatah penyakit yang merupakan stadium
akhir
penyakit hatiLlonis
dimanaterjadi
pengeftNandari hati. Istilatr
sirosis hepatisdiberikan
olehI^mnec
tatrun
1826yang
dari
kata
Htinos
yang
berarti kuning
orange(orange
yellow),
karena perubalran warna pada nodul- nodul yangterbentuk.
l2
Sirosis hepatis di
jumpai di
seluruh dunia termasukdi
Indonesia"tetapi belumada data resmi
nasional
tentang sirosis hepatisdi
Indonesia Namundari
beberapahporan rumah sakit umum pemerintah, berdasarkan diagnosis
klinis
saja didapatkanbahwa prevalensi sirosis hepatis yang dirawat
di
bangsal penyakit dalamumunnya
be*isar
antara
3,6
-
\Aa/o
di
Jawa dan
Sumater4
sedangdi
Sulawesi
dan Kalirnantan di bawahl%.
2Dalam
perjalanan
klinisnya penyakit sirosis
hati
lanjut
dapat
dijumpaikmplikasi-komplikasi seperti ensefalopati hepatikum,
peritonitis
bakterialisqnntan,
sindroma hepatorenal dan varises esophagus.3Ensefalopati
hepatikum (EH)
merupakan salah satukomplikasi
utama padasirosis hepatis
dekomperrsasidimana
merupakansuatu
sindroma.neuropsikiatrikLonpleks
yang reversibel, yang ditandai dengan gangguan kesadaran dan kelakuan,penrbatran kepribadian" gejala neurologik yang berfluktuasi, serta perubatnn nyata
lffi
Electroencephalograplry(EEG)
yang biasanya berhubungan dengan gangguanEnsefalopati
hepatikum
minimal terjadi
pada pasien sirosis
diperkirakandih
\V/o
dari dari populasi, halini
dapat menggangguhnlitas
hidup, kernampuanfrrysi
kehidupan sehari-haridan berlanjut menjadi
ensefalopatihepatikum
yangnyrra" Ensefalopati hepatikum
minimal
memiliki
dampak negatif pada kemampuanmgemudi
mobit
danmungkin
faktor
yang berarti dalam
kecelakaan kenderaanbsmotor.s
Penyebabnya adalatr kegagalan
fungsi
hepatoseluler,penurulan
kapasitaseoksifikasi
hati terhadap amonia dan toksin lainnya(
normal detoksifikasiamonia.
?lL8(P/o
)
disertai
adanya pintasanporto
sistemik
sehingga bahantoksik
tanpapcmbersihan
hati
langsung masukke
darahsistemik dan otak
dan menimbulkanwfalopati.
Gangguan fungsi hepatoselulerini
bisa reversibelbila
faktor
pencetusd+d
dihilangkan.3'a'6Pada penderita
penyakit
hati
menahun, ensefalopati biasanyadipicu
oleh:iffisi
akut,
pemakaian
alkohol,
terlalu
banyak makan
protein yang
akanmingta*an
kadar hasil pemecahan protein dalam darah, perdaratran pada saluranFcernaan,
misalnya pada varises esofageal,juga
bisa menyebabkan bertumpuknyatasil
pemecahanprotein yang se&ra
langsung
bisa
mengenai
otak,
obat-obatEtetru,
terutama obattidur,
obat peredanyeri
dandiuretik
(azotemiahipovolemia),obetipasi meningkatkan
produksi amonia,
absorpsiamonia
dan toksin
nitrogenhya.3'a'6
Meskipun
patogenesisyang tepat
tentangterjadinya
EH
belum
diketahuiryenuhnya
ftlmun
hipotesa-hipotesayang
ada menekankan p€ranandari
sel-sel14
diduga toksis
terhadapotak
tidak
dapat
dimetabolisir seperti
:
amoni4
-'&I*en,
danlain-lain
dapat menumpuk dan mencapaiotak. Faktor
lain
adatahtqldlcya
penrbahan@
neurofiansmiter, gangguan keseimbanganAsam Amino
lmt
(AAA)
dan AsarnAmino
Rantai
Cabang(AARC)
yang akhir-akhir
ini
frytk
dibicarakan.Selain
itu
perlu
disimak
perubahanyang
terjadi
pada
otakd&ya
edema dan peningkatan tekananintra kranial,
serta penrbahan-perubahanI
-r
ashosit terutama terjadi padaEH
akut (Fulminant Hepatic Failure).Hal
-
hal@ut
perlu
dicermati agar
pengelolaan penderita-penderitaEH
lebih
terarahegp
hasil optimat.6Amonia
merupakanzat
yang
sering
di
libatkan
dalam
patogenesisEH,
+rlrrgkan
metabolitlain
yang dapat berperan padaEH meliputi
mercaptans,sltort
fuU
fotty
acid,
nerrottansmitter palsu,GABA
dan benzodiazepin.6Pada umurnnya amonia
diproduksi
di
dalam usus halusakibat
pernecahantngen
dan proseskatabolism.
*T
amino sendiri.
Sumber amonialain
adalahtGrel
dari giqial
dan otot rangka. Pada keadaannomtal
amonia dimetabolismedi
hi
(diubah menjadi urea) dan dieksresikanmelalui
ginjal
ataukolon.
Selainitu
Foses detoksifikasi amonia juga melalui pembentukan glutamin dari glutamat
di
hatidn
otak. Pada gangguan fungsi hati, pintas porto-sistemik dan pengurangan massaffi
yang berlebihan akan mengakibatkan peningkatandari
kadar amoniadi
dalamdrah
pada pasien sirosis.TDalam
penatalaksanaan ensefalopatihepatikum
digunakanterapi
standarrmtrk
menurunkankadar amonia seperti laktulosa
dan
antibiotika .yang
sedikitSirosis
juga
menyebabkan kekuranganvitamin, mineral
dan mikronutrien.S{*
sahmya zincyaitu
kofaktor dalam siklus urea dan ditemukan dalam vesikulati
#gian
besar presynaptic
ternrinal
glutamatergic
yang
mempengaruhiGrtransmisi.
PenElitianterbanr
mengungkapkan suplemenzinc efektif
dalaml#laksanaan
ensefalopati pada sirosis hepatis yang mungkin ada hubungan antararb
dengan metabolisme arnoniaEMetabolisme zinc berhubungan dengan metabolisme amonia melalui aktivasi
ari
Eniein
transcarbamylase(
OTC
)
danmelalui
pengharnbatandari
adenosinerylosenarc
(AMP)
deaurinase. Pengurangankadar zinc
di
s€rum
dan
hatil''ldrngan
dengan penurunan aktifitas ornithin transcarbamylase dan peningkatank
amoniadi
plasma.Zinc
merupakan kofa}cor enzim siklus urea yang bisajadi
hfumg
pada pasien sirosis, khususnyabila
dihubungkan denganmalnutrisi
atauccfrlopati,
eRiggto dkk
(1992)
menunjukkan bahwa pada tikus model dengan sirosis hatiScrftan
karbon tetraklorida akan menyebabkan berkurangnya zrnc yangterlibat
Lddui
aktivitas
dari
OTC.loDefisiensi zinc
pda
pasien sirosis tampaknya karena rendahnya penyerapandr&hsi
di
urin yang tinggr karena pemakaiandiwetik
yang berlebihan. MenurutIltmi
dkk
(2008) defisiensi
zinc
sering pada pasien sirosis
dengansubklinis-ccftnpati
hepatikum, dimana pada pasien dengan subklinis-ensefalopati kadar zinchbftrendatr
dari tanpa ensefalopati dan dari kontrol.rrMenurut Yoshida
dkk
(2001)
suplemenzinc
memainkan peranan pentingReding
dkk
(1934) menggunakan terapi penggantian zinc untuk ensefalopatil trEn
Pemterian
zitw, asetat
600
mg/hari
selama
7
hari
memperbaikimopati
hepatikum
@apasien
dengan sirosis hati.l3Zinc didistibusikan
secara luaske
seluruh bagan tubuh, dalam bentukion
aduh
denganjumlah yang sedikit
(<
O.5o/o danitotal zinc
di
trrbuh)
danrp6i
di
dalam daratr. Lebih kurang 90% dan total zincdi
tubuh dijumpaidi
ototrglr
dm
tulang,
disampingitu
konsentrasizinc
yangtinggr
juga dijumpai
di
ra
dm jaringan
koroid
pada mata.
Znc
dieksresikan terutamadi
feses, danth
junlah
yang
lebih kecil
di
urine, keringat,
rambut,kulit
yang mengalami&*Enasi
dan semen. la'15R.ara-rata kehilangan
zinc
harian diperkirakan berkisar antara 2.2-
2.8
mg.Iffian
harian
zinc
yang direkomendasikan adalah15 mg/hmi
untuk
laki-laki
fu
dm
12 mg/hari untuk wanita dewasa.l6Defisiensi
zinc
dapatterjadi
apabila
asupanzinc
ke
dalam
tubuh
tidakwruhi
kebutuhan harian tubuh. Sebablain,
daya cernazinc
yangburuk
akibath*rlirgr
asurmfitat
sebagaiantinutrisi.
Penyerapanzinc
juga
diatur
secarailnrrcfasis,
yaitu meningkatkan penyerapannyadi
saat tubuh mengalami de{isiensib
munm
jika
konsumsinya berlebih.l4Pasien dengan sirosis he,patis sering mengalami penurunan cadangan hati dan
dryN
malabsorpsidad
usus.Ada
2
mekanisme yangdiajukan untuk
terjadinyaepsi
zinc padasirosis hepatisyaitu
: kerusakan pada mukosa usus halus danEgrygunya
fungsi eksokrin pankreasdiiringi
oleh pengurangan sintesis dari liganmcfabli$ne
trace elemen berdasarkan tak hanya pada asupan dietdri
trace elemen,@i
juga
ada variasi beberapa faktor seperti : absorpsi, transportasi ,penyimpanan,e&doesi, sintesis metaloprctein dan sintesis metaloenzim. Khususnya hipozincemia
pada pasien sirosis hepatis disebabkan
faktor
yangkompleks
seperti:
penrmrnanffip@
diet
zinc,
penunman absorpsizinc
di
usus, penumnan konsentrasi ikatanFot€in
zirrc daa pqdngkatsn ekskresi zinc di urin.r4Berdasrkan
latar
belakang
di
atas peneliti tertarik
untuk
melalnrkanpcoelitian
manfaat peurberian suplemenzinc
dalam
menurunkankadar
amoniakplma
dan perbaikan ensefalopatihepatilum
pada pasien sirosis hepatis danjuga
Sagai
tambahan
terapi
dalam
mernperbaiki ensefalopati
hepatikum
sebagai12.
Identifikasi
MasalahApakah pemberian suplerren
zinc
bermanfaattedndap
ensefalopati hepatikumpada pasien sirosis hepatis ?
13.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
Umum
:Untuk
mengetatruimanfaat pemberian
suplemenzinc
terhadap ensefalopatihepatikrrr
pada pasien sirosis hepatisTujuan
Khusus
l.
Mengetahui manfaat pemberian
strpleme,n
:anc terhadap
stadium ensefalopati hepatikum pasien sirosis hepatis2.
Mengetahui manfaat pemberian suplemenzinc
terhadapkadar
amonia plasma pada pasien sirosis hepatis3.
Mengetahui manfaat pemberian suplemenzinc
terhadap kadar albuminpada pasien sirosis hepatis
4.
Mengetahui efek samping pemberian suplemenzinc
pada pasien sirosis-
hepatisHipotesis
H0:
Tidak
terdapat manfaat suplemenzinc
terhadapensefalopati
hepatikum pada pasien sirosis hepatisHl
:
Terdapat manfaat pemberian suplemenzinc
terhdap
ensefalopati hepatikumpada pasien sirosis hepatis
1.4.
Manfaat
Penelitian
l.
Sebagai tambahan terapi pada terapi standar penatalaksaaaan ensefalopati hepatikum dengan memperbaiki kadarnnc
padapenderita sirosis hepatis2.
Sebagai
sumbangandata
ilmiah
untuk
penatalaksatraan ensefalopati1.5. Kemngkn
Konsepttal
-
-:T-IJ
Ct
re
1.6. Keterangan
Kerangka Konseptual
Pasien dengan sirosis hepatis sering mengalami penunman cadangan hati dan
adanya malabsorpsi
dari
usus.
Kekuranganzinc
pada sirosis
hepatis
adalah dianggap penururum absorpsi zincdi
usus, peningkatan kehilangan zinc melalui rnin,malnutrisi, hipoalbuminemia, portosystemic shunts dan penyusutan ekshaksi
zinc di
hati.
Hal-hal tersebut akan menimbulkan defisiensi zinc pada pasien sirosis.Di
hati
ztnc berperan dalam
metabolisme
amonia
melalui
omithinetranscarbamylase
(OTC) yang
berperan
dalam siklus urea.
Omithine
tanscarbamylase adalah enzim yang mengandung
zinc,
dimana berkurangnyazinc
menunjukkan berkurangnya
aktivitas
enzirnatik ornithine
transcarbamylur"paa.
siklus urea.
Hat
ini
akan
menyebabkanproduksi
amonia meningkat,
dimana selanjutnya akan meningkatkan amoniadi
portal dan pada pasien sirosisjuga
terjadishunting
dari
darahportal
ke
sistemik yang mengakibatkan amonia sistemikjuga
akan mengalami peningkatan.
Amonia
yangtinggi di
darah sistemik akan melewatisawar darah otak, selanjutnya akan menyebabkan terjadinya ensefalopati hepatikum.
Pemberian suplemen
zinc
akan memperbaikiaktifitas enzimatik
omithinetranscarbamylase
(OTC)
sehingga langkatrp"n"*"
dari
siklus ureadi
mitokondriaakan berjalan dan amonia akan dipecah memasuki siklus urea
di
sitosol dan hasilakhirnya benrpa
urea.
Dengan adanya
pemecahan
amonia
menjadi
urea menyebabkan kadar amoniadi
portal
dan sistemik menurun sehingga ensefalopatiBAB
II
TINJAUAII
PUSTAKA
2-ISIROSIS HEPATIS
LI.I.
DEFINISI
Istilah
Sirosis hepatis diberikan oleh Laennec tahun 1819, yang berasal darifu
Hinos
yang berartikuning
orange (orangeyellow),
karena perubahanwarrn
@
nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hepatis dapat dikatakan sebagaituftrs
yaitu suatu keadaan disorganisassi yang difuse darisruktur
hati yang normalSd
nodul regeneratif yangdikelilingi
jmingan mengalamifibrosis.r/
Sirosis hepatis adalah
penyakit hati
menahun yang ditandai dengan prosespdmgan,
nekrosis sel hati, usaha regenerasi dan penambatranjaringan ikat
difusdlFigrn terbentuknya nodul yang mengganggu susunan lobulus hati.lT
LlJ.
EPIDEMIOLOGI
Sirosis hepatis di jumpai
di
seluruh dunia termasuk di Indonesia, namun dataperatensi
secara nasionaldi
Indonesia belum ada. Hanya ada laporan dari beberapaps*
pendidikansaja. Di
RS Sardjito Yogyakartajumlah
penderita sirosis hepatisfuyak
4,lYo danjumlah
pasien yangdirawat
di
bagian PenyakitDalam
dalamhmn
waktu
I
tahun (2004),
sementaradi
Medan
dalamkurun waktu
4
tahundtryai
pasien sirosis hati sebanyak 819 pasien(4%)dari
seluruh pasien di bagianFerlakit
Dalam.rsSyaifulah
Noer
(1990) yang
melaporkan
perbandinganpenderita
sirosislrrpstis
laki-laki
dan perempuan adalah 1,5:
1, Tanjung dkk (1996) mendapatkan1,6
:
I
dan Tarigan(2001) mendapatkan2p.:1.rszot'r
Di
negaramei4
sirosis hepatis menrpakan penyebab kematian terbesar ketigapada pasien yang berusia 45
-
46 tahun (setelatr penyakit kardiovaskuler dan kanker).Diseluruh dunia sirosis
menempatiunrtan
ke tujuh
penyebabkematian.
Sekitar25.000 onmg meninggal setiap tahun akibat penyakit
ini.
Penderita sirosis hati lebihbmyak
dijumpai pada kaum laki-lakijika
dibandingkan dengan kaum wanita sekitar1,6
:
I
dengan umur rata-rata terbanyak antara golongan umur 30-
59 tahun dengantrmknya
sekitar 4A-
49 tahun.222.13.
ETIOIOGI
Penyebab dari sirosis hepatis bermacam-macam. Pada masa lalu penyakit hati
alkohol
merupakan penyebabsirosis yang
paling
menonjol
di
Amerika
Serikat.Athir-akhir
ini
hepatitisC
mulai
meningkatjumlatrnya
sebagaipenyeb
utamahpatitis
kronik
rnaupun
sirosis
hepatis
secaranasional.
Di
Indonesia
banyakpenelitian
menunjukkanbahwa hepatitis
B
dan
C
merupakan penyebab sirosishepatis yang
lebih
menonjol dari pada penyakit hatialkoholik.
Penyebab terbanyaksilosis
hepatisdi
Asia
Tenggara adalahvinrs
hepatitisB
danC.
Demikianjuga
di
Indonesia, pada penderita sirosis hepatis, prevalensi virus hepatitis B berkisar
212
-
46,9 yodan virus hepatitisC
38,7-
73,9yr.23'24IJA.PATOGENSIS
17'T9Infeksi virus hepatitis B dan C menimbulkan peradangan sel hati. Peradangan
-i
mcnyebabkan nekrosis yang meliputi daeratr yang luas, terjadi kolaps lobulus hatiln
fui memacu timbulnya jaringan kolagen.Tingkat awal yang tedadi adalatr septa yang pasif yang dibentuk oleh
jaringan
trrhm
penyangga yang mengalamikolaps
dan kemudian berubah bentukjadi
FiEn
parut.
Jaringanpanrt
ini
dapat menghubungkan daeratrporta yang
satufugFn
lainnya atau porta dengan senhal (bridqinq necrosis).Pada tahap berikut, kerusakan parenkirn dan peradangan yang terjadi pada sel
frlus,
sinusoid
dan
sel-sel
retikuloendotelial
didalam
hati
akan
melnacuqFdinya
fibrogenesisyang
akanmenimbulkan
septaaktif.
Sel limfosit
T
dan*ofag
juga
mungkin
berperan dengan sekresilimfokin
yang dianggap sebagaidiaor
dari fi brogenesis.Septa
aktif
ini
akan menjalar menuju kedalam parenkimhati
dan berakhirdi
kah
portal.
Pembentukan septatingkat kedua
ini
yang
sangat
menentukanpielaran
progresif sirosis hepatis. Padatingkat
yang bersamaan nekrosis jaringanFEnkim
akan memacu pula proses regenerasi sel-sel hati. Regenerasi yangtimbul
fu
mengganggupula
pembentukan su$rnanjaringan ikat tadi.
Keadaanini
yaituftogenesis
dan
regenerasisel
yang
terjadi
terus
menerusdalam
hubungannyaegan
peradangan dan perubahan vaskular intrahepatik serta gangguan kemampuanbd
bati,
pada akhirnya menghasilkan susunanhati
yang dapatdilihat
pada sirosisLr?aris.
Walaupunetiologinya
berbeda, gambaranhistologis
sirosishepatis
samarur
hmpir
sama.2.15. GE.IALA
KLINIS
25'6Gambaran
klinis
dart sirosis
hepatis, secara
umum
disebabkan
olehtagagalan hati/trepatoselular dan hipertensi portal.
Lfs.f
Kegagalanhati
(kegagalan hepatoselular)Dijumpai
gejalasubjektif
berupa lemah,berat
badan menurun, gembung,nnal
dan lain-lain. Pada pemeriksaanfisik
dijumpai :
spider nevi, eritema palmaris,si6s,
pertumbuhan rambut yang berkurang atrofi testis dan ginekomastia pada pria,ihenrs,
ensefalopati hepatik, hipoalbuminemia disertai terbaliknya ratio albumin dandohlin
serum.2J
5
2
Ilipertensi Portal
Hipertensi
portal
adalah sindromaklinik
umum yang
berhubungan denganpcryakit
hatikronik
dan mempunyai karalcteristik peningkatan tekananportal
yangptol,ogis.
Peningkatan tekananportal
karena peningkatan resistensivaskular
dandiran
darah portal yangmeningkat.
Peningkatan resistensi vascular karenamringkatnya
resistensi intrahepatik dan resistensi kolateral portosistemik. TekananFutal
normal
berkisar antara5-10 mmHg.
Hipertensiportal timbul bila
terdapatkcrsikan
tekanan dalam sistem portal yang sifatnya menetapdi
atas harga normal.Ilimh*
hipertensi portal bila tekanan portal lebih daril5
mmHg-LJ"S.DIAGNOSIS
SIROSISIIEPATTS'7
Dirctapkan
berdasarkan gambaranklinik,
data laboratorium
dan didukung
olehpcmeriksaan ultrasonografi (USG).
Kriteria
klinis
sirosishati
ditetapkan berdasarkankriteria
Soeharjono danEritemapalmaris
Spider naevi
Hepato-splenomegali
Hematemesis dan rnelena
Sirkulasi kolateral dan varises esofagus
Edema tungkai/asites
Ratio albrurin dan globulin terbalik
2.2.
ENSET'ALOPATI ITEPATIKUM
2.2.I.
DEFIIilSI
Menurut Corwin (2001)
definisi
ensefalopati
hepatikum adalah
suatukompleks ruatu gangguan susunan saraf pusat yang
dijumpai
padapenderita
gagalhati. Kelainan
ini
ditandai oleh gangguan memori dan perubahan kepribadian.2zMenurut Stein (2001)
ensefalopatihepatikum
(ensefalopatisistem
portal,koma hepatikum) adalah suatu kelainan dimana fuirgsi otak mengalami kemunduran
akibat z-at-z-at racun di dalam darah, yang
dalan
keadaan normal dibuang oleh hati. 2s Sedangkanmenurut
Blei
(1999)
ensefalopati
hepatikm adalal
suatusindroma neuropsikiatri yang memprmyai
spectum
klinis
yang luas, dapattimbul
akibat penyakit
hati
yangberal baik akut
rnaupunyang
menahunyang
ditandaiadanya gangguao
tingkah
laku,
gejala neurologis, astriksis, berbagai
derajatgangguan kesadaran sampai koma dan kelainan elektro ensefalografi.6
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.22. PATOGENESIS
Meskipun
patogenesisyang tepat
tentangterjadinya
EH
belum
diketahuinamun hipotesa-hipotesa
yang
da
menekankan perarurndari
sel-selparenkim hati yang rusak deirgan atau tanpa adanya
by
pass sehingga batran-bahanyang
diduga
to*sis
terhadapotak tidak
dapat dimetabolisir
seperti
:
ammoni4
merkaptan, dan
lain-lain
dapat menumpuk dan mencapaiotak. Faktor
lain
adalahterjadinya perubahan pada neutransmitter, gangguan keseimbangan
Asam Amino
-
Aromatik
(AAA)
danAsam
Amino
Rantai Cabang(AARC)
yang
alfiir-atlir
ini
banyak dibicarakan.6
Ensefalopati
hepatikum
(EH)
dapat dijelaskan sebagai suatu
bentukintosikasi otak yang disebabkan oleh
isi
usu{i yangtidak
di
metabolismeoleh
hati.Keadaan
ini
dapat terjadi bila terdapat kerusakan sel hati akibat nekrosis, atau adanyapirau
(patologis atau akibat pembedahan) yang memungkinkan adanya darah porramencapai sirkulasi sistemik dalam
jumlah
besar tanpa melewati hati .2eSebagian
besar
penelitian
menunjukkan
bahwa
EH
terdapat
hubungansirkulasi
porto
sistemik yang langsung tanpamelalui hati,
serta adanya kerusakandan gangguan
faal hati
yang berat. Kedua keadaanini
menyebabkan bahan-batrantosik
yang berasaldari
usustidak
mengalami metabolismedi
hati,
dan selanjutnyatertimbun
di
otak (blood brain banier)
pada
penderitaEH
yang
memudatrkan masuknya bahan-bahan tosik tersebut ke dalam susunan sarafpusat.30Ketika
pasien sirosis
hati
telah
mengalami
hipertensi
portal,
terbukakemungkinan
untuk
terjadinya pintasan
portosisternik,
yang
dapat
berakibatmasuknya neurotoksin yang berasal dari saluran cerna (merkaptan, amonia, mangan,
dll)
ke
dalamsirkulasi
sistemik. Pintasan portosistemik dapatjuga terjadi
akibattindakan bedah
anastomosisportokaval
atau
TIPS
(tiansjugular
intrahepaticpsiosys*emic stent shunt) yang dilakukan unhrk mengatasi hipertensi po*a1.30
Neurotoksin yang dapat menembus sawar darah otak akan berakurnulasi
di
d
de
menimbulkan gangguan pada metabolisme otak. Permeabilitas sawar darah-
ffik
menrangmengalami
pada pasien
sirosis
hati
dekompensasi,Fhfrngga lebih mudatr ditembus oleh metabolit seperti neurotoksin.30
Bcberapahipotesis yang paling sering dijadikan acuan penatalaksanaan
EH
adalah :l-
Hipotesis amoniaAmonia merupakan bahan yang paling banyak
diselidiki.
Zatin
berasal daripenguraian nitrogen oleh bakteri dalam usus,
di
sampingitu
dihasilkan oleh qinjal,jaringan otot perifer, otak dan
lambung. Padapenyakit
hati
kronik
ekan
terjadi
gangguan metabolisrneamonia
sehinggate.jadi
peningkatankadtr
anonia 5-10 kali lipat.S€card
teori
amonia
mengganggufaal
otak melalui
pengaruh
langsungterhadap membran neuron. Mempengaruhi metabolisme
otak melalui
sikluspeningtatan
sintesis
glutamin
dan
ketoglutarat,
kedua
batran
ini
mpengaruhi
siklusKreb
sehingga menyebabkan hilangnyamolekul ATP
1mg diperlukan untuk oksidasi sel.
Peneliti
lain
mendapatkan batrwakadar amonia yang
tinggi tidak
seiringdmgan
beratnya kelainan rekamanEEG. Dilaporkan
bahwa peran amoniada EH tidak
berdiri
sendiri, tetapibersama-samazatlan
seperti merkaptandar asam lemak rantai pendek.3l
2. Hipotesis neurotoksis sinergis
Asam amino neurotoksik (triptofan, metionin" dan merkaptan) .Triptopan dau
metabolitnya serotonin bersifat toksis terhadap susuftrn saraf pusat.
Metionin
dalam usus mengalami metabolisme
oleh bakteri
menjadi merkaptan yangtoksis terhadap
ssP.
Di
sampingitu
merkaptan dan asam lemak bebas akanbekerja sinergistik mengganggu detoksifikasi amonia
di
otak
danbersama-sama arnonia menyebabkan
timbulnya
koma
PadaEH
terdapat kenaikankadar asam lemak rantai pendek seperti asam
butirat,
valerat, oktanoat, dankaproat, diduga sebagai salah satu toksin serebral penyebab EH. Bahan-bahan
ini
bekerja dengan cara
menekan
sistem retikuler
otak,
menghambatdetoksifikasi amonia.3 I
Hipotesis
neurotransmitter
palsuNeurotrasmitter
palsu yang telah diketahui
adalah GammaAminobuj6ic
Acid
(GABA),
oktapamin,
histamiq
feniletanolamin,
dan
serotonin.Neurotransmitter palsu merupakan
inhibitor
kompetitif
dari
nenrotransmitersebenamya
(dopamin
dan
norepineprin) pada sinap
di
ujung
saraf
yangkadarnya menunm pada penderita
Portal
SystemicEnceplnlopthy-3z
Produksi nelrotransmitter palsu dalam jaringan otak berasal dari A./qA.
Pada sirosis
hati
Asam
Amino
Aromatik
(
AAA)
sepeni
metionirt
fenilalanin,
tirosin
meningkat
sehingga
timbul
EH
karena
kegagalan deaminasidi
hati,
sedangkanAsam Amino
Rantai Cabang(AARC)
sepertivalin,
leusitu dan isoleusin menurun akibat katabolismeprotein.di otot
danginjal
yangterjadi
hiperinsulinemia pada penyakithati kronik. Ratio
antaraAARC
danArL{
normal antara 3-3,5 akan menjadi lebih kecildari
1,0.AAA
ini
bersaing dengan
AARC
'ntuk
melewati
sawar
otalq
yangpermeabilitasnya berubah pada EH. 32
4.
Ilipotesis
GABA I
bcnzoiliazepineGangguan
keseimbangan
neurotansmitter (peningkatan
neuroinhibisiserotonin)
dan
peNrurunanneuroeksitasi
(glutama$
sebagai
akibatmeningkatnya amonia dan gama
aminobutirat
(GABA)
yang menghambattransmisi
impuls.
Penelitian
menuqiulJ<anbahwa
GABA
bekerja
secarasinergis
dengan benzodiazepinemembentuk suatu kompleks,
menempatireseptor
ionophore
chloride
di
otak, yang
disebut reseptor
GABA/B1
Pmgikatan reseptor tersebut akan menimbulkan hiperpolarisasi
sel otak, di
samping itu juga menekan fungsi korteks dan subkoneks, rangkaian peristiwa
tersebut
menyebabkan kesadaran
dan
koordinasi
motorik
tergangguHipotesis
ini
membukajalanunt'kpenelitian
lebihlanjut
3222.3. MANIF'ESTASI
KLINIS
30Manifestasi
klinis EH
biasanya didahului oleh dekompenmsi hati dan adanyafaktor pencetus yang berupa keadaan amoniaagenik seperti makan protein berlebih,
perdaratran
gasfointestinal atau program
obat
sedative.Mmifestasi
EH
adalahgabungan dari ganguan mental dan neurologik.
Gambaran
klinik
EH
sangat bervariasi, tergantung progresivitas penyakit,penyebab, ada tidaknya gangguan status mental, adanya
asteriksis,
kelainan EEG.Manifestasi neuropsikiatri pada
EH
dapatdibagi
atas beberapa stadium.Di
luar
itu
pada pemeriksaan EEG dan
/
ataupsikometik.
Coatohqii
piskometrik yang populerialah
NCT
(Number ConectionTes|
Uji
psikomotorik rmtuk deteksidini EH
subklinis
dengan syarat pasientidak buta hunrf,
sedcrhana,praktis, amaq
murah,bermanfaat
pula
rmtuk monitoring
dan
evaluasi
hasil
terapi, pasien
diminta
menyarrbung angka
secaraurut
no.1-25
secepatmungkin, ada korelasi
antaralamanya
waktu
yangdi
perlukanuntuk
menyelesaikanNCT (
Uji
Hubung Angka)dengan kondisi EH pasien ( makin lama
o
makinhruk)
dan pada kondisi baikuji ini
harus dapat
di
selesaikant
30
detik.Kelompok
inilah
yang digolongkan
sebagaiensefalopati hepatis subklinis atau laten (EHS).
Para peneliti mendapatkan bahwa proporsi EHS jauh lebih besar daripada
EH
klinis
(akut maupunkronik), yaitu mencapu
70-80o/odari
seluruh kasus sirosis hatidengan hipertensi portal.
Beberapa sistim penilaian yang dipakai
untuk
menetapkantingkat
keadaanmental pasien ensefalopati hepatikum dimana salah satunya berdasarkan gejala
klinis
dan kelainan pada elektroensefalografi seperti yang ditunjukkan pada tabel
di
bawahberikut
ini.
Tabel2.l.
Penilaian
tingkat
keadaanmental
ensefalopatihepatikum
berdasarkan EEG
s
Gradrei Tingkat
kesadaran
Kcjiwran Tanda
Neurolori
Gangguan EEG
0 Nomral Nonnel Tidak ada Tidak ada
SuLklinis Normal Normal
Gangguan
tespsikometrik
Tidak ada
I
Gangguan
polatidur,gelisah
Lrp
Bingung Agitasi Iritabel Tremor Apraksia InkordinasiTidak
bisamenulis
Gelombang tiga
fse
(5 Hz)
2 Lethargt Respons lambat Disuientasi waktu Hilang harnbatan
Kelaknan tak
tertonfol
Asteriksis
Disarthria
Ataksia
Refleks hipoaktif
Gelombang tiga
fase (5 Hz)
3 Somnolence Confusion Dissienasi tempat Agresif Asteriksis
Kekakuan otot
Tanda
Babinsky-Refleks hioeraktif
Gelombang tiga
fase (5 rlz)
4 Koma Tidak ada Deserebrasi AIdifitas
gelombang
Delta/ hmbat
Asteriksis
atavflapping
tremor terjadi pada tingkat sebelum t€rjadi garrgguankesadaran, dimana
terjadi
kegagalansuatu kelompok
otot
untuk mernpertahank€mposisinya.
Hal
ini
terjadi
karena
gangguanaliran impuls
masuk
ke
sendi
dan asteriksisini
dapat terlihat bila penderita disuruh meluruskan lengan sambil membuatfleksi
pada sendi lengan bawah serta melebarkanjari-jari.
Tampak gerakanfleksi
ekstensi
yang
cepat,
tetapi
intermiten
pada
telapak tangan dan
jari-
Gerakanintermiten inilah yang membedakannya dengan tremor biasa. 3
Gambar
2.1. Flappinghemor
3Asteriksis
dapat dibagi 4 tingkatan seperti tabel dibawahini
:Tabel2.2.
Tingkat
kuantitas
dari
asteriksiss
Tingkat Gerakan flapping tremor
Tingkat 0 Tidak ada gerakan flapping tremor
Positif I Gerakan flapping tremor jarang 1t-Z tcati per fO Oetig
Positif2 Gerakan flapping ftemor mulai sering dan tidak tetdur/irreguler.
(34 kali per 30 detik)
Positif 3 Gerakan flapping rremor sangat frekuen ( 5-O lcali per 30 d€rft)
Positif 4 Gerakan flapping remor tenrs-menerus
Pengelompokkan gejala dan tanda-tanda pada ensepalopati hepatis seperti pada tabel dibawah berikut :
Tabel23.
Gejala dan tandadari
ensepalopatihepatikum
s
Stadium Keadaan mental-kepribadicr Keadaan Neuromuskuler
I
-
Pola
tingkahlaku
berlebihan (sikap,mental)
-
Pola tidur texbalik-
Penepsiberkurang-
Bingung intel€lfiral menunrn, eufori4gelisatr
-
Rasa cemas, agitasi, mudah tersinggungapatis
-
Inkoordinasi-
Flappingtremtr-
Gangguangerakan
halus (menulis)n
-
Kepnbadian jelas berubah-
Kontrol inhibisi be*urang-
Tingkahlahrtidaktepat-
Tidakbisa
mengftuti perintab reaksi lamban, disorientasi waktu, pelupa, letargi-
Asd$iq
ataksia-
Gerakan kaku-
Mukatanpa ekspresi-
Disaxti, sering menguap-
Mengedip mata dan meringis-
Tonus otot abnormal, pelawangerakan pasif NI
-
Tingkahlakusangatberubah-
Disorientasi tempat-
Delirium, paranoid, pemarah-
SomnolerU stupor-
Refleks fisiologis-
hiperakii{ reflex-
patologis (+)-
Ototkaku,kejang-
hiperpnea-
Hip€rt€nnia,inkontinensiaIv
a. Koma : masih ada reaksib. Koma : taapa teaksi
-
Reaksiekulosefalikdanokulovesf,ibuler, posisi desebrasi
2.2.4.Diagnosis
Diagnosis ensepalopati hepatikum ditegakkan berdasarkan gambaran
klinik
dan dibantu dengan beberapa pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang antara
lain:
l.
ElektroensefalognfiDengan pemeriksaaa
EEG
terlihat
peninggianamplitudo
dan rnenurunnyajumlah siklus
gelombangperdetik
.
Terjadi penuruftm frekuensi
dari
gelombangnormal alfa ( 8-12
Hr).tt
Tabel
2.4.TinS,at
kuantitas
dari
elekfroensefalografi (EEG)
33Tingkat ensefalopati Frekuensi gelombang EEG
Tingkat 0
Tingkat
I
Tingkat
II
Tingkat
III
Tingkat IV
Frekuensi alfa (8,5-12 sfiuddetik)
7-8 siklus/detik
5-7 sikluJdetik
3-5 siklus/detik
3 siklu#detik atau negatif
2.
Tes PsikometriCara
ini
dapat membantu menilai tingkat kernampuan intelektuat pasien yangmengalami
ensepalopati hepatissubklinik.
Penggunaannya sangat sederhana danmudatr melakukannya serta memberikan hasil dengan cepat dan tidak mahal. Tes
ini
pertama
kali
dipakai oleh
Reitan(
Reitan
Trail Ma6ng
Test) yang dipergunakan secara ltras pada ujian personilmiliter
kemudian dilakukanmodifikasi
darites
ini
yang disebutsebagai
Uji
HubungAngka
(tlHA)
atauNumber
ConnectionTest. Dengan
UIIA
tingkat
ensepalopatidibagi
atas4
kategori
sebagaimana yangtertera pada
tabel
6.
Tes psikometri
UHA
dapat dipakai
unhrk menilai
tinekatensepalopati hepatis terutama pada pasien sirosis hepatis yang rawat
jalan.tr':s
[image:35.456.16.422.51.401.2]Tebet
25, Tingkat
hasilUji
hubungangka ([IHA)
terdiri
etas 4tingkatan
35Tinglet ensefalopati Hasil qii hubung angka dalam detik
rngkat I
Tingkat
II
Tingkat
III
Tingkat IV
M€ningkat 15-30 detik diatas normal
Mednglat
3l{0
detik diatas normalMeninglat 6l-120 detik diatas normal
Meningkat >120 detik diatas norrnal
Perrlitian
Gitlin
(1986) menyatakan bahwates psikometriUji
HubungAngka
(UHA)
menrpakan salah satu cara terbaikuntuk
mendeteksi ensepalopati hepatisEutarnapadapenderita
sirosis yang rawatjul-.
"
Harga normal dari tes
UHA
menunrt beberapa peneliti dipengaruhi oleh umrndm
tingkat pendidikan. Para peneliti
tersebut
telah
mencoba
meminimalkanpengaruh
umur dan
pendidikan
ini
dengan melakukankoreksi, Dengan
koreksiutadap
umur dan
lamanya pendidikan didapatkanharga normal
dari
tes
UHA
Esebut
seperti terlihat dalam tabel berikut 37 :Tabel
2.6.
Harga
nomal
dari
hasil
pemeriksaan
Uji
Hubung Angka (UHA)
dengan
koreksi
umur
dan lamanya pendidikan.3TUmtn(tahun) Pendidikan LJHA (detik)
l&30 A B
c
25,ol82 22,1+6,03t4
A Bc
40,0 + 5,0 30,3 + 8,9 22,3
*42
4l-50 A
B
c
39,7 + 13,0
34,0+9,5
295+5.9
5l-60 A
B
c
40,0 + 10,0
364*.l0,g
4l,o+42
x0
AB
c
47,5
*
ll,3
34,7 +1,A 60,OA
:l,amapendidikan
sampai dengan 8 tahunB
: Lama pendidikan 9-12tahrn
C : Lama pendidikan 13-14 tahun
3.
Pemeriksaan amoniadarah
Amonia
merupakanhasil akhir
dari
metabolisme asamamino
baik
yangberasal dari dekarboksilasi protein maupun hasil deaminasi glutamin pada usus dari
hasil katabolisme protein otot. Dalam keadaan normal amonia dikeluarkan oleh hati
dengan pembentukan urea.
Pada kerusakan
sel hati
seperti sirosis
hepatis,tedadi
peningkatan kadarammonia daratr karena gangguan
fungsi
hati
dalam mendetoksifikasi amonia sertaadanya pintas pono-sistemik. 37
[image:37.458.10.420.38.535.2]Tabel?-T.Irubungan
ensefalopatihepatikum
dengan amonia darahs
Tinglat emcfalopati Kadar amonia darah dalam pg/dl
Tingkd0
Tingkat I
Tingks2
Tingkat 3
T'sigk3'4
<150
l5l-200
201-250
2st-300
>300
4. Indeks
Portal
Systemik Ensepalopati(pSE)$
Indeks
ini
dibenhrk
dengan
menggabungkan5
macam
uji
meniadi I
pengukuran
kwantitatif
dari
ensepalopatisecara
global. Jadi
keadaan mental,astedksis,
EEG,
uHA
dan kadar amonia
(NH3)
digabung
ke
dalam
satupngukuran
(PSE Sum)
.
Keadaanmental
merupakan pemeriksaanyang
palingpenting dari kelima komponen dan diberi
nilai
faktor
3, sedangkan yanglain
diberinilai
faktor 1, dannilai
maksimal adalatr: 28PSE
indeks:
I
PSE SumNilai
MaksimalPSE efficacy: adalahhasil pengurangan PSE indeks sebeluur terapi dengan
PSE indeks setelah terapi
5.
Visuat Evoked Potensial (VEB3eDimana subjek
diberi
nmgsangan cahayakilat,
kemudiandibuat
rekamanpada garis tengah area oksipital Or
(
sistem internasional) dengan Central Cz. pasienditempatkan dalam numg yang semi gelap dan rekaman dilakukan saat mata tertutup.
Lampu
kilat
ditempatkan padajarak 30 crn
di
depanmata.
Setiapmata
diberirangsangan cahaya
kilat (
sedang mata yang lain tertutup) dan paline sedikit dua serirangsangan dfuekam pada masing-masing mata dan rcspon dari rangsangan tersebut
ratarata 32'64
kali.
Rangsangan dihantarkan dengan frekuensiI
Hz
filter
dibuatpada
2
Hz
dan 100
He
Respondari
rangsangandirekam
denganx-y
plotter
gelombangpositif
I
(Pl)
dan potensid yang mengikutinya (N2,p2,N3).
puncak rata,rata
gelombang tersembunyiuntuk
kedua mata
dihitung
secaraterpisah. Inisial
gelombang
negatif
(Nl)
dalam banyak kasus
sulit
ditemukandan
diidentifikasi
karena
itu
tidak
diperhitrmgkan. Gelombang tersembrmyilebih dari dua
standar deviasi (SD) diatas rata-ratakontrol
sehat dianggap abnormal. Sedangkan amplitudodan potensial tidak rnenjadi ukuran.
225.. Pilihan
terapi
standar pada ensefalopatihepatikum
Dalam
penatalaksanaan EnsefalopatiHepatikum
digunakanterapi
standarunttrk
menurunkankadar amonia seperti laktulosa
dan
antibiotika
yang
sedikitdiserap saluran cema.oo
Laktulosa merupakan disakarida
sintetik
yang manjur dan dapat ditoleransidengan baik,
tidak
diserap danmemplnyai
efek laksatif. Laktulosadi
kolon
akandi
pecah bakteri menjadi asam organic
(laktat, aseta! formiat) dan
pH
lumen
kolon
akan
turun,
penurunarpH
ini
berfungsi sebagai pencahar sekaligus mengeluarkanamoni4
mengembangkan pertumbuhanlaktobasilus, bakteriostatik usus.
Sebuahmeta-analisis
dari
22
studi yang mengevaluasi manfaat laktulosa dalam perawatanensefalopati
hepatikum versus plasebo
atau
tidak
ada intervensi.
Laktulosamenunjukkan kualitas yang lebih
baik
dalam
uji
coba dimana menunjukkan adanyaefek yang
bermakna padatingkat
ensefalopatihepatikum
ataumortalitas.
EfekAntibiotika Neomysin
/
antibiotika
yang
tidak
diserap adalatr
suatuantibiotika
golongan aminoglikosida obatpilihan
kedua
setelah laktulosa denganmekanisme
kerja
mengurangi/menekanpertumbuhan
bakteri usus.
Meskipunsebelumnya dianggap penggunaan
neomisin
diataslaktulos4
namun
Blanc
dkk
(1994) yang melakukan penelitian
konbol
plasebo secara acak telah menunjukkantidak
ada manfaat neomisin yaog diamati diatas plasebo, bahkan dalam kombinasidengan antibiotik
-
laktulosa .arObat-obat
lain,
misalnya
rifaximin (dosis
1200
mg
selama
7
hari), metronidazol atau vankomisin, ditoleransilebih
baik
daripada neomisin (ototoksisdan
nefrotoksis
pada
penggunaan
jangka
panjang),
tetapi
efektifitas
dankemungkinan pertumbuhan bakteri yang berlebih membatasi penggunaannya.a2
Sirosis
juga
menyebabkan kekuranganvitamin, mineral
dan mikronutrien.Salah satunya zinc
yaitu kofaktor
dalam siklus urea dan ditemukan dalam vesikuladari
sebagianbesar presynaptic
terminal
glutamatergic
yang
mempengaruhineuroiransmisi.
Penelitian terbaru
mengungkapkan suplemenzinc
efeltif
dalampenatalaksanaan ensefalopati pada sirosis hepatis yang mungkin ada hubrmgan antara
zinc dengan metabolisme ammonia.s
Tabel2.8.
Pilihan terapi
pada enscfalopatihepatikum
a
Hr*litc rgene: (Letal lFlJF3)
Lrcgtls* or LecritDl
Ac*e HE - mmar: 300 ml in I 000 ml elnry tu'u houru until rlinical imprwerrcnt
An*r HE - ora[ 45 rC exh hrqr until bourcl nrwtmcnt and dinicrl improvement.
Chrcnic HE - oral lF-{5 ml tid or bid continrnrs until tyro to t}re€ bo\rnl rrcffimrri$ p€r dr}
Sccond linc rgenE: (Level l-llli
Pihximin {Lerd l}
Chront HE - srh,f0f550 ilq po hd lleorrycin (Lad lll)
Arute HE - onh I g etery six hours for ry tc rir dryr
Chrsrk HE-orahl:LilW
Hetroriduolc {Level lll)
Chrsric HE - orah 150 mg bid
Tl$td line rga*r: {Level ll-}-lll)
Ssdfun benroetc {Le{el ll-3)
Chroaic HE - onh titnte rp to dinical improvenwn or r mrxiffum dose of 5 g bll
Ehmmtal rinc fttrn rinc gluconrte, rinc rulfete, rnd rinc ecetete {l-eel ll-3)
fhronic HE - orah I I rng in aduh mahs and I ng in aduh {enales every &y
lromccriptine (Led ll}
Clror* HE-orat 30 ng bid
Fourdr line agenur (Lerel ll-3)
Chronic HE - rurgical oblittntion of large rponturcor$ porhryrt€ffi( anatomff$. +lmk rtery enboliation or totrl cohctomt
Tlre IJS Prcrentirn ServicesTrrk Force *idence nnkirgl'
r
Lernl l: Evidence obbined frorn rt k !t o{rc pfoprrf de*gned ndonized contrcld trid..
Lercl ll- ll Evi&nce obtained fom well-derigned conrolled trials withcninrdsdratbn
E
.
Lwel ll-2: hidence obtrined liom well-de$gned cohort or crs*contnd gaftic rtudes, pr*nbly frsn rmrc drsr sp certrr or gerrh grurp.
L€,v€l ll'3: Evidense obtrirrd fom mdtiph tlme rerbl wi$ or widrout dre intervemion Dnnatic renJtr h tmcqrtp$ed ridr nfgtn d:o be reg'rrded at thir type of eddenct.r
Lsel llL Opinions d regected audrorities, bared on clinical erperierre, descrptilr rfi&r, or rEorts of eryert roruritteer.23.
KEBUTT'IIAN ZINC
Zinc
adralahmineral penting yang
terdapat padahampir
setiapsel.
Zinc
menstimulasi
aktifitas kurang
lebih
100enzim,
yaitu
substansiyang
mendukungreaksi-reaksi
biokimia
di
dalam tubuh.
Zinc
diperlukanjuga untuk
mendukungsistem
indera
perasadan
penciuman,serta diperlukan
untuk
sintesisDNA.
Zinc
juga
bergrna untuk
pettunbuhan
tubuh yang normal dan perkembangan manusia mulaidari masakehamilan, anak-anak dan dewasa.ais
Zinc
merupakantrace
elemvnl yang
esensialbagi
tubuh.
Beberapajenis
enzim memerlukan
zinc
bagifungsiny4
bahkan ada enzim yang mengandung zincdalam struktur molekulnya.4'45
Zinc
dapatditemukan
di
berbagai macarn makanan.Tiram
mengandungpaling banyak zinc dibanding dengan makanan lainnya. Sumber makanan
lain
yangmengandung
zinc
adalah
biji-bijiaa
kacang-kacilgrtr,
beberapamakanan
laut tertentu, padi-padiandan
gandum, sereal danproduk
susu. Penyerapanzinc
lebihbanyak
jika
dietnya pada protein hewani dibanding pada protein dari tanaman. Zatplrytate yang
banyak ditemukan
di
roti-roti
gandum,
sffeal
dan
produk-produklainnya dapat menguzulgi penyerapan zinc.#,as
Zinc
didistribusikan secara luas ke'selurutr bagiantubuh
dalam bennrkion
intraselular
denganjumlah yang sedikit
G
a5%
dari total zinc
di
tubuh)
dandijumpai
di
dalam darah. Lebih kurang 90% dad' total zinc di tubuh dijumpaidi
ototZinc
dieksresikan tenrtamadi
feses dan dalamjumlah
yanglebih kecil di
urine, keringat,
rambut
kulit
yang mengalami deskuamasi;dan
semen. Rata-ratakehilangan
zinc
harian diperkirakan berkisar antara 2.2-2.8
mg. Kebutuhan harianzinc yang
direkomendasikanadalah
15 mg/hari untuk laki-laki
dewasadan
12mglhari untuk r*'anita dewasal6
Defisiensi zinc dapat dijumpai pada keadaan asupan yang inadekuat, seperti
pada
pasien-pasien dengan restriksi protein yang ketat dalamdie!
nutrisi
total
dengan supplementrnc yatg
inadekuat, absorpsi zine yang menunm, sepertipada
:
penyakit seliak,
'inflammutory boweldisease',
'short bowelsyndrome'
daninsufisiensi pancreas, kehilangan
zinc
yang meningkat, seperti pada:
diare, fistula"sirosis
alkoholik,
luka bakar, hiperkatabolik dan paska operasi, kebutuhan zinc yangmeningkat, seperti pada : periode perfumbuhan pada anak-anak" remaja, kehamilan,
laktasi dan penyakit kanker tertentu.4
Tanda-tanda
dari
kekurangan
zinc
biasanya
berupa
terhambahyapertumbuhan, rambut rontok, diare, kematangan seksual yang lambat dan
impotmsi,
luka
mata dankulit
dan hilangnya nafsu makan. Faktalain
adalahtumnnya
beratbadan, luka lama sembuh, ketidak normalan indra perasa, dan kelenran mental-g
Bentuk
keracunanzinc
dapatdilihat
dalamujud
kronis,. masukan 150 mghingga
450
mg
zinc
perhari
diindikasikan menyebabkan rendahnya stafus copperdalam
tubuh,
berubahnya
fungsi
zat
besi,
berkurangnya
sistem
imrm
dan berkurangnyaHDL.
Satu kasus pernah dilaporkan terjadinyamual
yang paratr danmuntah-muntah dalam waktu 30 menit bagi orang yang mengkonsumsi
4
gram zincgluconate (570 mg zinc elemen).aa
Samman dan Robert (1987) memberikan suplemen
zinc
150mg/hari
padasukarelawan sehat
2l
pria
dan26 wanita
selama6
minggu.Efek
samping sepertikram
peru!
mual dan muntah terjadi padaS4o/awanita danl8%
ptia.o6Pada tahun 2A0l Food and
Nutrition
Board menetapkan batas atas yang bisaditolerir dari
konsumsi z.ingbagi
bayl,
anak-anak danorang dewas4 yang tidak
menyebabkan efek-efek buruk kesehatan. Batas atas
ini
dikecualikanbagi individu
yang
sedangmer{alani terapi medis
denganzinc. Tetapi
bagi individu
yangmenjalani
terapi
medis-tersebut ada baiknyadia
selalu dalam pengawasan dokteryang akan memonitor efek-efek kesehatan yang bertentangan. Batas atas
dari Food
and
Nutrition
tahun 2001mtuk
penggunffm zinc pada oftmg dewasa adalah a8:Umur
19 tahun ke atas:+
Laki
dan Perempuan : 40 mg*
Hamil
dan Menyusui:40
mgTabel di bawah
ini
menunjukkan rekomendasi yang disarankan olehNational
Research Council
of
United States, 1989-8TABLE
2.9
:
Rckomendasidiet
penunjang
zinsyang
disarankan
the
National
Research Councilof
llnited
States,1989,
s
Inftnts
Children
I -
t0
years old Males>
l0
yearsold
Females>
10 years oldPregnant
Lactating women
5 m{day
l0
mg/day15 mg/day
12 mglday
l5
mg/day19 mg/day
[image:44.451.52.415.465.641.2]Kandungan
zinc
tubuhtotal
orang dewasa berkisar 1,5 sampai2,5
g
padahki-laki
dewasa. Kadar seniln zinc normal adalah 70-
150lrg/dL
atau 1O,7-
23mmol/L, tergantung teknik dan metoda laboratoriumnya.ae
Pasien dengan sirosis hepatis sering mengalami penunman cadangan hati dan
$nnyamalabsorpsi dari usus. Kekurangan zincpada sirosis hepatis adalah dianggap
pemrunan
absorpsi
zinc
di
usus, peningkatan kehilangan
zinc melalui
urin,malnutisi,
hipoalbuminemia"Wtosystemic
shunts dan penyusutan ekstraksizinc
di
hdi.
Ada
2
mekanisme terjadinya malabsorpsizinc
padasirosis
hepatisyaitu
:kerusakan pada
mukosa
usushalus dan
terganggunyafungsi
eksokrin
pankreasdiiringi
oleh pengurangan sintesis dmi ligan seperti asampicolinik
di hati.soMalnutrisi dimana kehilangan sebagian protein adalah umum ditemukan pada
pasien
sirosis hepatis
.
Banyak
faktor
yang
mengakibatkan berkembangnyamalnutrisi pada pasien sirosis. Penyebab utamanya adalah peningkatan pengeluaran
energi
dari
keadaan hiperkatabolilq
penguranganasupan
nutrisi oleh
karenaanoreksia atau kelainan pencenuum
6*
lelainan
absorpsi saluran cerna5lBrowning
dkk
(1998)
membuat hipotesa pada defisiensizinc
merangsangtimbulnya
anoreksia dimana hubungannya dengankadar
neuropeptidaY
(NPY)
suatu potensi perangsang selera makan di hipotalamus.s2
23.I.
ABSORPSI
Z.INCZinc
diserapdi
sepanjang usus halusmelalui
2
mekanismeyaitu
:
transportaktif
danpasil
hanya
sejumlahkecil zinc
diserapdi
lambung dan
usus besar.p€,ncemaan
yang
mengandungilrlrc.
Kandunganzinc
lumen
menurun
nyata di
jejenurn, diduga sekitar 3,3-5,0 mg zinc diserap pada 90 cm pertama jejenum.ae
Penyerapan
Zinc
teq&i
pada bagran atas usus halus. Dalam plasrna" sekitar3V/o
Znc
berikatan dengan2
alfa
makroglobulin" sekitar66%
berikakn
denganalbumin dan sekitar 27o memtrentuk senyawa kompleks dengan
histidin
dan sistein.Komplek
zinc-albumin disebutligan
zinc
makromolekul utama sedangkanligan
nikromolekul
adalah komplekszinc-histidin
dan zinc-sistein yang berfirngsi untukmenstansport
zinc
ke
seluruhjaringan
termasukke hati,
otak, dan
sel-sel darahmerah.53
Garnbat
ini
menunjukkan proses absorpsi zinc secaraaktif
dan pasifdi
usus halusmT€sftr€
,s
flrlldRt_t_i)
Eloo*
,F:
f$;"*r*r*
Erilo;:roo:
Rrrtrarptiot
5llr:tce
Ganbar 22.
Absorpsi
zincterjadi
secaratransport
aktif
dan pasifs
Zinc
diangkut oleh albumin dan transferin masuk kealiran darah dan dibawake hati.
Kelebihanzinc
akan disimpan dalamhati
dalam bentuk
metalotionein,sedangkan
yang
lainnya dibawa
ke
pankreasdan
jaringan tubuh lain.
Didalampankreas,
zinc
digunakanuntuk
membuatenzim
pencema:rn,yang pada
waktumaka
dikeluarkan kedalam saluran pencem&m. Dengandemikian
saluran cernan€miliki
2 sumber zinc, yaifu dari makanan dan cairan pencem:ran pancreas.s3Absorbsi
zinc
diatur oleh metalotionein yang disintesis didalam sel dindingsaluran pencemaan.
Bila
konsumsizinc tinggi,
didalam
sel dinding
cerna
akandiubah
me4iadi
metalotionein
sebagaisimpanaq
sehinggaabsorbsi
berkurang.Metalotionein
didalam
hati
mengikat
zinc
hingga
dibutuhkan
oleh
tubuh.Metalotionein diduga mempunyai peranan dalam mengafin kandungan